Please Be Mine part 3




2 days later



Yesung POV



Hari ini adalah hari minggu, aku memutuskan untuk kembali ke toko buku itu lagi, aku ingin bertemu dengan yeoja cantik itu lagi.



..........



"ada yang bisa saya bantu?"  tanya seorang pramuniaga
"ah.. aku mencari So eun-ssi"
"mianhae tuan, ini hari minggu dia libur" huft... ternyata dia tak ada, lalu sekarang apa? aku tak mau datang kesini sia-sia
"hey,, dapatkah kau membantuku?"
"bantu apa tuan?"
"Ceritakan sedikit tentang So Eun"



.................


`````in Jong woon's office`````




“HAHAHA! Jeongmalyo? Kau benar-benar memintanya menikahimu? Hhahhaha”
Eunhyuk tertawa terpingkal-pingkal mendengar ceritaku. Bruk… ia terjatuh berkali-kali dari bangkunya, ia kehilangan konsentrasi karena tawanya yang meledak-ledak itu.
“YAK! Apakah sebegitu lucunya! Berhentilah tertawa! Aku tak suka mendengarnya! Kurasa wajar saja aku melamarnya, aku mencintainya. Lagipula dia itu yeoja paling sempurna yang pernah kutemui, kalau aku terlambat sedikit saja mungkin ia akan menjadi milik namja lain”
“kau bilang wajar? Dasar namja aneh! Hhahaha” ia kembali tertawa
“sudahlah! Aku mau pergi” ucapku sambil memakai jasku
"kemana?"
"Toko buku"
"bagaimana jika yeoja itu tak ada?"
“aku sudah punya jadwal kerjanya”
“Aigoo.. jeongmalyo? Apalagi yang kau tau tentangnya?”
“namanya Kim So Eun, umurnya 22 tahun, ia adalah seorang yatim piatu, orang tuanya meninggal karena kecelakaan 10 tahun yang lalu, sejak itu dia diurus oleh neneknya di Mokpo”

“lalu, kenapa sekarang dia di Seoul?” tanyanya bingung
“dia mendapat beasiswa di Universitas Nasional Seoul, dan dikota ini dia tinggal sendirian”
“Jeongmalyo? Lalu bagaimana neneknya?” Ish… kenapa ia malah menanyakan neneknya
“Molla! Yang kutahu neneknya itu tinggal sendirian juga! Dan kurasa So Eun juga pasti sangat berat meninggalkan neneknya itu!”
“apa dia punya pekerjaan lain selain menjadi pramuniaga di toko buku itu?” tanyanya menginterogasi

"ANIO! Hanya itu saja! pasti pekerjaan itu sangat berarti baginya, satu-satunya cara ia bertahan hidup di Seoul adalah pekerjaan itu dan gara-garaku dia ditegur oleh atasannya!"
"wae?"
"saat aku membuka gulungan rambutnya, ia berteriak membentakku! Ya.. dia melanggar peraturan disana.  HARUS SOPAN TERHADAP PELANGGAN"
"Baiklah! Sana temui yeoja itu!"
Aku membuka pintu ruanganku dan segera berlalu ke toko buku itu. Nama tokonya adalah LeeBooks Store, Lee karena nama pendirinya bermarga Lee. Tak kusangka aku tau banyak tentang itu.


………………



Aku membuka pintu toko buku itu

“Annyeong haseyo” aku disambut dengan sapaan ramah dari para pramuniaga disini
“annyeong haseyo”
Aku tersenyum singkat, dan berlalu kepojok ruangan, yup bagian novel dijaga oleh So Eun.


Cukup lama aku disini tapi yeoja itu tak menghiraukanku bahkan sepertinya ia merasa sangat risih dengan kehadiranku. Dia tak menjawab satupun pertanyaanku, tak menatapku sama sekali bahkan senyumnya seakan hilang setelah kehadiranku, apa aku begitu mengganggu? Aku terus membulak-balik halaman demi halaman novel yang kuambil asal, terdengar sangat membosankan? Kurasa tidak, aku tak benar-benar membaca buku itu, tujuanku datang kesini adalah So Eun, aku mengamatinya yang sedari tadi tersenyum ramah pada pelanggan, kecuali aku tentunya, bercanda dengan sesama pramuniaga, melihat senyumnya saja rasanya waktu seakan berhenti, hanya aku dan yeoja itu saja yang bisa bergerak.


Argh… kurasa aku benar-benar sudah gila, gila karena kau So Eun, itulah aktivitasku hingga Tiba waktunya pulang, aku mengikutinya terang-terangan dari belakang, tapi dia tak menggubrisku, dia mengacuhkanku begitu saja, seakan menganggapku tak ada, dari tadi dia tak sedikitpun menegur atau setidaknya tersenyum padaku, kenapa aku mengikutinya? Ada 2 alasan pertama aku ingin memastikannya aman sampai dirumah dan yang kedua aku ingin mengetahui dimana yeoja manis ini tinggal



…………..



Hari pertama, dia menghiraukanku, Hari kedua sama saja, Hari ketiga tak jauh beda, Hari keempat ada kemajuan, ia menjawab pertanyaanku


“jadi… kau selalu menjaga bagian novel?” tanyaku basa-basi
“ne”
jawabnya datar dan singkat tanpa melihatku. Setidaknya ia menjawab pertanyaanku kan? Namja aneh, namja gila mungkin itulah panggilan yang tepat untukku, setiap hari sebelum aku pergi kerja aku pergi kerumahnya, menunggunya diluar dan mengikutinya hingga ketoko buku dan sepulang kerja aku juga menyempatkan diri kesana, mengamatinya dan mengikutinya sampai kerumahnya, memastikan keamanannya. Dan satu lagi, setiap pagi aku selalu menempelkan secarik kertas dijendela kamarnya, aku menempelkan kertas itu dari luar, bunyinya “GOOD MORNING MY BEAUTIFUL GIRL” setiap hari aku menempelkannya dan setiap hari pula ia merobek kertas itu hingga berujung ditempat sampah.


Tapi aku tak pernah putus asa, kuyakin tak ada yang sia-sia.



……………



2 bulan berlalu, rutinitasku tak berubah, hanya Kim So Eun yang bisa membuatku segila ini. Tapi sekarang dia sudah mulai melunak, bukan So Eun yang tak memperdulikanku lagi, bahkan kami sudah sering bercanda atau jalan-jalan bersama.



So Eun POV




Aku mengganti seragam kerjaku dengan baju santai, lalu bersiap pulang,



"aneh… dimana Jong Woon? Biasanya jam segini dia sudah datang" gumamku
"Aigoo… sepertinya ada yang mulai jatuh cinta" Ji ah menyenggolku sambil tersenyum
"Ish… Ji Ah-ya!"
"baiklah! Aku duluan ya.. Jangan lupa kau kunci pintunya" ucap Ji ah mengingatkan, ia adalah teman kuliah sekaligus pramuniaga disini. Mengenai kunci, Tuan Han memang sangat mempercayai kami, bahkan kunci toko buku ini pun kami yang memegang. Ia berlalu meninggalkanku.



Aku mengunci pintu Leebooks, "Omoona.. keras sekali!" keluhku sambil terus mencoba memutar kunci itu,
KREEK... "syukurlah! Berhasil juga" aku memasukkan kunci itu ke sakuku. Aku membalikkan badanku dan tepat saat aku membalikkan badanku pandanganku terhalang oleh banyak balon warna-warni tepat didepanku, balon-balon itu menutupi pandanganku sehingga aku tak dapat melihat apapun kecuali warna-warni balon itu, sang pemilik balon mengarahkan balonnya kesamping, memperlihatkan wajahnya


"mian, aku terlambat! Ini untukmu" ucapnya sambil mengarahkan balon-balon itu kearahku
"ISH… kau fikir aku ini anak kecil?" tanyaku sambil meraih semua tali balon-balon itu.
"katanya bukan anak kecil?" sindir namja yang sudah 2 bulan ini, selalu berada disekitarku.
"memang bukan! Tapi aku tau dimana tempat yang tepat untuk semua balon ini" ucapku sambil melihat balon-balon dalam genggamanku.
"ayo!" aku menarik tangannya. Aku tau akan dibawa kemana semua balon ini. Ke panti asuhan, aigoo… sudah lama sekali aku tidak kesana, sudah hampir 3 bulan, lagipula aku belum pernah mengajak Jong woon kesana. Aku berjalan dengan semangat.




Yesung POV





"katanya bukan anak kecil?" sindirku melihatnya menerima semua balon-balon itu. Biasanya aku sudah berada disini sebelum dia selesai bekerja, tapi hari ini aku ada meeting, jadi aku berinisiatif membeli semua balon-balon itu sebelum kesini.
"ayo!”
yeoja itu menarik tanganku dan mulai berjalan, entah dia akan membawaku kemana. Kami berbincang sepanjang perjalanan, setiap kesini aku tak pernah membawa mobil karena jika aku membawa mobil, aku takkan bisa berjalan berdampingan dengannya, dia itu mempunyai gengsi yang tinggi, ia tak pernah mau menaiki mobilku.
"sebenarnya kau akan membawaku kemana?” tanyaku sambil terus berjalan mengikutinya.
"ke tempat pertama kali kau melihatku!” ucapnya sambil tersenyum manis kearahku
"restoran prancis?”

“anio! Sudahlah diam saja!”
cih… kemana yeoja cantik ini akan membawaku? Aku kembali memfokuskan pandanganku pada jalan didepanku. Tapi tiba-tiba saja Seo Joon masuk kedalam pikiranku.
“Hei! Kau tak pernah benar-benar menganggapku sudah memiliki anak, kan?”
tanyaku begitu saja. Pertanyaan yang masih mengganjal difikirankku, aku menatapnya serius, menginginkan jawaban memuaskan darinya, aku takut selama ini ia menganggapku sudah mempunyai anak, ia menghentikan langkahnya, membalikkan badannya kearahku dan tertawa terpingkal-pingkal.


“KYahaahahha… HAHAHhaahah……., kau ini lucu sekali”
“YA… aku serius!” ucapku
“tentu saja tidak!” ucapnya sambil kembali berjalan


“ah.. syukurlah! Seo Joon itu bukan anakku tapi keponakanku”
“ne.. Joon sudah memberitau itu semua padaku”
“MWO? Joon mengatakan itu?” tanyaku tak percaya
“apa Joon tak memberitaumu?” aku menggeleng singkat
“saat itu, kalian sudah keluar dari toko buku lalu tiba-tiba Seo Joon masuk lagi dan mengatakan bahwa dia itu bukan anakmu tapi keponakanmu, lalu dia memintaku untuk tidak membencimu” terangnya
“Jeongmalyo?”

“ne.. dia bilang walaupun kau ini adalah namja yang kekanakan dan memiliki pikiran yang sempit tapi kau itu adalah namja yang baik dan dia sangat menyayangimu” ucapnya sambil tertawa kecil
“kekanakan? Pikiran yang sempit? Ish! Jinjja!” rutukku
“tapi kurasa ia benar, kau lihat ini?” ucapnya sambil mengangkat tali-tali balon digenggamannya
“apalagi kalau bukan kekananakan? Seorang namja umumnya memberikan bunga untuk minta maaf, tapi kau malah memberikan balon-balon ini! Pasti sekarang aku terlihat seperti penjual balon” lanjutnya dengan nada bercanda
“kurasa ini jauh lebih romantis daripada bunga” ucapku innocent

“itu! Kita sudah sampai!” ucap yeoja itu menunjuk-nunjuk objek didepannya sambil berlari. Aku mengejarnya dari belakang.


…………..


“chakkaman” ucapku sambil berlari mengejarnya, ia berhenti mendengar teriakanku
“larimu itu cepat sekali” ucapku sambil memegang lututku lelah, aku melihat ke sekitar tempat itu, dan ternyata
“hei… aku ingat! Dulu aku hampir tertabrak truk karenamu disitu” ucapku sambil menunjuk jalanan disebrang kami
“karenaku? Jangan salahkan aku! Kau saja yang berlebihan” cibirnya
“terserah kau saja! Lalu…. Setelah itu aku kehilanganmu, kau kemana huh?” tanyaku sambil meluruskan badanku

“kesana” ucapnya sambil menunjuk bangunan tepat didepan kami
“panti asuhan?” tanyaku sambil mengangkat sebelah alisku bingung
“ayo!” ia kembali menarik tanganku dan berlari. Kenapa yeoja ini senang sekali berlari?



…………..



“eomma…” ia segera memeluk ajumma didepannya. Eomma? Bukannya eommanya sudah tak ada? Dan apa yang ia lakukan disini?
“mianhae! Sudah hampir 3 bulan aku tak berkunjung kesini! Aku sangat merindukanmu dan anak-anak” lanjutnya masih memeluk ajumma itu
“eomma juga merindukanmu Eunie” ajumma itu mengusap punggung So Eun halus. Dan aku? Aku seperti patung, tak ada yang menghiraukanku
“omoona… tampannya! Nuguya? Pasti namjachingumu!” ajumma itu melepas pelukannya saat menyadari keberadaanku. Aku hanya tersenyum mendengarnya, andai kau tau ajumma, itu yang kuharapkan. Dia sudah mengetahui perasaanku tapi aku tak tau bagaimana perasaannya padaku.
“ah.. anio eomma! Dia hanya chinguku” Sergah So Eun



“Kim Jong Woon imnida!” aku membungkukkan badanku pada ajumma itu
“aigoo… marga kalian sama rupanya” aku menganggukkan kepalaku membenarkan
“Jong Woon, ini ibu kepala panti asuhan ini, dia sudah kuanggap seperti eommaku sendiri”
“Lee Nae Rin, kau bebas memanggilku apa” ucap ajumma itu ramah, aku melirik So Eun yang sedang asik memainkan balon digenggamannya
“bolehkah aku memanggilmu eomma?” tanyaku, So Eun segera menatapku sambil tersenyum senang



“oh… keurae! Sepertinya aku punya tambahan 1 anak lagi” ucap Lee ajumma sambil terkekeh pelan.
“eomma… dimana anak-anak? Aku membawakan ini untuk mereka” ucap So Eun sambil mengangkat tali-tali pengikat balon ditangannya
“omoona…. Banyak sekali balon itu”
“ne.. ini dari Jong woon! Dimana anak-anak?”
“sepertinya dilapangan! Kau langsung saja kesana”



"ne… aku kesana ya eomma… Ayo" ia kembali menarikku. Kami tiba disebuah lapangan, disana banyak anak-anak sedang bermain
"saat kau bilang melihatku beberapa bulan yang lalu itu, aku kesini! Membacakan buku cerita untuk anak-anak" aku mengangguk-anggukan kepalaku mendengarnya.
"HYA….. SEMUA!!!! AKU DATANG" teriak So Eun tiba-tiba yang membuat kupingku pengang. Semua anak-anak disana terlihat sangat senang melihat So Eun, mereka segera berlari menghampiri So Eun dan mengerubunginya, membuatku sedikit menjauh dari So Eun
"onnie… kami merindukanmu! Onnie kemana saja?"
"mian! Ada tugas yang tak bisa kutinggalkan!" ucap So Eun lembut sambil mengusap rambut anak perempuan didepannya  pelan.




“noona… balon itu buat kami?” Tanya seorang anak laki-laki dengan polosnya sambil menunjuk balon digenggaman So Eun.
“tentu saja… ayo semuanya berbaris! Kalau sudah rapi kakak akan bagikan” aku mengamatinya mengatur anak-anak itu dan membagikan balon-balonnya, ia terlihat sangat akrab dengan anak-anak itu dan terlihat jelas ia sangat menikmati aktivitasnya.
“otokhae? Semua suka?” tanyanya
“ne….” jawab mereka serempak





TBC


please comment!
i need ur comment, chingu!

Comments

  1. seruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu................
    bagussssssssssssssssssssss...............
    amat sgt menikmati membacanya.
    next part................

    ReplyDelete
  2. sip... silahkan lanjut baca part 4 nya!!! :))

    ReplyDelete
  3. yeee akhirnya mereka jadi dekat.
    penasaran ama hubungan mereka selanjutnya..

    baca next part eon

    ReplyDelete
  4. Yeyeye... Akhirnya sso nanggepin yesung juga...

    Hua yesungnya lucu... Klakuanny aneh bin ajaib...hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts