[One-Shoot] This is Crazy
Cast :
- Kris Wu / Wu Yi Fan
- Lee Haera (OC)
- Oh Sehun
- Kim Jong In / Kai
- Lee Naeun (OC)
- Byun Baekhyun
- Cho Dahyun (OC)
- Xi Luhan
- Kim Jisun (OC)
Note : Before you read this fanfiction. Firstly, I want to announce you the ratting of this
fanfiction. This is for PG 16+. But this fanfic isn't referred to a yadong
fanfic!!
And, why I announce you about the ratting? The answer is.....
You can find when you read this fanfiction.
Once again, I want to emphasize that this fanfiction isn't a NC fanfiction!!!!
Happy reading, and enjoy...
Ku lirik jam tangan berwarna abu-abu yang mengikat manis
dipergelangan kiri ku. Tujuh kurang sepuluh? Ya... setidaknya aku masih
memiliki sisa waktu sepuluh menit untuk berjalan menuju kelas. Mengingat kelas
ku yang berada dilantai tiga, satidaknya waktu itu cukup untuk aku sampai
disana, asalkan saat ini aku tak bertemu
dengan sahabat-sahabat ku. Tetapi sepertinya itu mustahil! Karena kini, saat
aku belum melangkah satu langkah pun, mata ku sudah menangkap keberadaan mereka
yang tengah.. ya.... melakukan ritual mereka dikala bertemu. Dan itu sungguh
membuat ku merasa jijik.
Dengan sangat terpaksa, dan mengingat waktu yang telah
mendesak ku, aku mulai melangkahkan kaki ku menuju koridor kampus dimana mereka
tengah berada. Tepat lima lingkah dibelakang mereka, aku menghentikan langkah
ku. Sungguh rasanya aku ingin mengikat mereka satu persatu dan mendorong mereka
kedalam jurang agar mereka tak melakukan ritual konyol nan mejijikan itu.
āHaera-ah....ā
Aku sedikit terkejut karena suara panggilan memekikkan
yang berhasil membuyarkan lamunan yang tak akan pernah terjadi. Dan saat
ini juga, aku merasa bahwa mereka tengah menatap ku dengan tatapan yang sangat
ku benci.
āannyeong....ā Sapa ku mencoba untuk tak mengindahkan
tatapan menyeramkan mereka. Kini bulu
kuduk ku telah berdiri dan membuat ku merasa sedikit bergetar karena
ulah mereka.
āhi.. Lee Haera, apakah tidur mu nyenyak?ā
āhari ini kau terlihat sangat yeppeo dan.. err... sangat
memikat ku.ā
āyak! kalian menjijikan. lepaskan aku!ā Pekik ku saat kedua
namja gila ini telah membuat ku tak dapat bergerak. Kris, namja berambut pirang
ini telah meletakkan tangannya di bahu ku. Yak! Apakah ia tak tahu, seberat apa
tangannya yang ia letakkan di bahu ku? Melihat bagaimana postur tubuhnya,
bagaikan aku seekor hamster dan ia kucingnya. Dan Sehun, apakah ia gila?
Bagaimana bisa ia merangkul pinggang ku seperti ini? Aaahhh bisa-bisa sebentar
lagi aku akan mati berdiri di tempat ini karena ulah mereka.
āhahaha... makanya lekaslah punya kekasih seperti kami.
setidaknya dengan itu kau akan terbebas dari kedua namja keparat itu.ā
Sontak aku langsung menatap tajam pada seorang Lee Naeun
karena ucapannya yang membuat ku langsung tak berkutik. Menatapnya sama saja dengan
melihat ritual konyol mereka. Aish... ya Tuhan... kenapa aku bisa memiliki
sahabat seperti mereka semua??!!
āyak kalian! hentikan ritual menjijikan itu. sudah saatnya
kita masuk kelas.ā Ucap ku dengan intonasi yang masih sama seperti sebelumnya,
sembari mencoba melepaskan diri ku dari perangkap kedua kucing menjijikan ini.
ātenanglah Haera-ah, kau tak ingat Naeun lah pemilik sekolah
ini. jadi kau cukup berdiri disana dengan kedua namja mu itu sembari melihat
kami melakukan ritual yang kau bilang menjijikan ini.ā Ujar Kai, namja yang
merupakan kekasih Naeun , dengan tangannya yang masih ia lingkarkan di
pinggang yeoja nya itu yang semakin ia eratkan saja rangkulannya.
Aiish...melihat Naeun dan Kai, itu sudah cukup memberikan gambaran untuk ku apa
yang tengah dilakukan seorang Cho Dahyun dengan Baekhyun kekasihnya, dan juga
seorang Kim Jisun dengan Xi Luhan yang juga kekasihnya.
KRRRIIIINNNGGGGGG
Mwoya? Bel nya? Aish... aku harus segera pergi dari tempat
terkutuk ini. Aku tak mau menjadi bahan perguncingan oleh Sica-saem karena
telat masuk ke kelasnya. Sedangkan mereka? Aku tak peduli. Toh.. ada Naeun sang
pemilik sekolah ini.
Tunggu.. apakah mata
ku tak salah lihat. Itu.. itu.. namja itu... Lay. Apakah ini pertolongan Tuhan? Aish.. apa pun
itu. Aku harus segera mengejarnya.
āyak! lepaskan!ā Pekik ku lagi sembari mencoba menyingkirkan
tangan-tangan menjijikan ini dari tubuh ku.
āannie, kami tidak akan melepaskannya.ā
āyak Oh Sehun. apakah kau tak mendengar bel telah
berbunyi?!ā Maki ku lagi dengan tetap mencoba untuk menyingkirkan tangan-tangan
ini. Dan berhasil. Aku berhasil melepaskan diri ku dari perangkap terkutuk itu.
Dan sekarang saatnya aku untuk pergi.
āaku ke kelas dulu...ā Pamit ku dan langsung berlari
menghampiri Lay yang sepertinya juga akan menuju ke kelas. Lay... mimpi apa aku
semalam? Saat ini aku bertemu dengannya dan mungkin dalam beberapa langkah
lagi, aku akan berjalan bersamanya menuju kelas, bersama dengan seorang namja
yang ku kagumi. Sangat ku kagumi.
*****^.^*****
Aku langsung menghempaskan tubuh ku saat bel nyaring itu
telah berbunyi sangat nyaring. Akhirnya... setelah hampir tiga jam aku terus
duduk dan memperhatikan seorang Jessica Jung, guru yang paling ku hindari
karena ke killerannya, kini kebebasan telah berdiri didepan mata ku. Dan kini
saatnya aku untuk sedikit meregangkan otot-otot ku dan mengisi perut ku dengan
makanan-makanan yang lezat.
āya Lee Haera. kau mau kemana?ā
āaku ingin makan.ā Jawab ku singkat dan langsung melesat
pergi meninggalkan ketiga sahabat ku itu. Dapat ku tebak, apa yang akan mereka
lakukan saat ini. Menunggu kekasih-kekasih mereka serta kedua temannya yang
akan datang ke kelas ku.
*****
Semangkuk ramyun dan segelas juice jeruk telah habis ku
makan. Dan kini saatnnya aku untuk merilekskan tubuh ku setelah makan. Huuhhh....
ini baru namanya surga. Tak ada kedelapan manusia menjijikan itu disini. Jadi
aku tak perlu memaksa otak ku untuk memikirkan rencana pembebasan diri dari
mereka.
āhai.. bolehkah aku bergabung dengan mu disini?ā Aku sedikit
terkejut saat mendapati siapa orang yang tengah mengajak ku berbicara. Sesaat
rasanya seperti aku tak dapat menghembuskan nafas ku. Bahkan mungkin aku lupa
bagaimana caranya untuk bernafas.
āah? e.. em... ne.ā Jawab ku setelah memastikan bahwa ini bukanlah
mimpi. Ini benar-benar nyata. Kenyataan yang selalu aku harapkan.
ākau sendiri? tumben sekali. dimana teman-teman mu yang
lain?ā
āem.. mereka, sepertinya berada di kelas. yah... kau tahu
sendirilah bagaimana mereka.ā
Huuuhhh... kini dentuman di jantung ku telah membuat ku
merasa tak nyaman karena aku tak dapat mengontrolnya. Setiap berada didekatnya,
aku selalu seperti ini. Aish... Lee Haera cepat normalkan keadaan mu
ini. Jangan permalukan diri mu sendiri.
Lambat laun aku mulai dapat mengontrol jantung ku. Yah..
walaupun perlu waktu lama untuk menormalkannya, tetapi setidaknya kini aku telah
berhasil melakukan hal itu. Dan disaat aku tengah menikmati kebersamaan ku
dengannya, aku merasa ada yang menarik lengan ku hingga membuat ku berdiri dari
kursi yang tengah ku duduki.
Kris? Namja ini. Apa yang ia lakukan?
āikut aku.ā Ucapnya dingin dan langsung menarik ku pergi
meninggalkan Lay yang sepertinya tengah menatap ku bingung.
āyak! lepaskan aku!ā
Tak ada jawaban. Ia hanya terus menarik ku dengan wajahnya
yang begitu dingin. Sungguh, rasanya ingin sekali aku membunuh namja ini.
Kenapa bisa ada manusia seperti dia di muka bumi ini??!!!
āyak! lepaskan!!ā Ucap ku lagi dengan mencoba menghentikan
langkah kami. Tapi sepertinya itu hanya sia-sia, megingat sekekar apa tubuhnya,
dan sekecil apa tubuh ku.
Kami berhenti tepat didepan lamborghini sesto elemento miliknya.
Dan saat itu juga mata ku menangkap sosok ketujuh sahabat ku yang lain, dan
tunggu tak hanya mereka saja. Tetapi hampir seluruh mahasiswa di kampus ku. Dan
temaksud Lay? Lay ada disana, diantara kerumunan orang-orang itu. Yak! Apa yang
ingin mereka lakukan?!
āperhatian. kami meminta kalian kesini untuk mengumumkan
satu hal.ā
āne. kami ingin memberitahu kalian bahwa...... Lee Haera,
yeoja ini adalah milik kami. ia adalah kekasih ku, Oh Sehun dan juga Wu Yi Fan
atau kalian mengenalnya Kris Wu. jadi jangan sekali-kali mencoba untuk
merebutnya dari kami. karena kalian akan
tahu apa akibatnya.ā
āYAK!! APA YANG......ā
Aku menggantungkan
ucapan ku, saat samar-samar telinga ku menangkap beberapa ucapan yang sedikit
membuat ku tercengang. Bahkan dapat dibilang, aku tak dapat mempercayainya.
āmwoya? mereka
berpacaran dengan seorang yeoja yang sama?ā
ābagaimana ini?
harapan ku untuk memiliki salah satu diantara mereka pupus sudah.ā
āya! bagaimana bisa
seorang Lee Haera mau menjalin hubungan dengan namja seperti Kris dan juga
Sehun?ā
āhentikan pemainan konyol kalian ini!ā Bisik ku pada kedua
manusia terkutuk ini.
āini bukan permainan konyol. sejak saat ini, kau kekasih
kami.ā Jawab Kris begitu santai bahkan sangat santai hingga membuat amarah ku
benar-benar terbakar olehnya.
āoh iya, ini kartu mahasiswi mu. kami akan memegangnya,
sebagai jaminan selama tiga hari ini kau akan mengikuti kemauan mereka.ā
āyak Lee Naeun! kembalikan kartu mahasiswi ku sekarang!ā
Perintah ku kepada sosok yeoja yang masih dengan setia berada didalam rangkulan
seorang Kai.
āannie. kami tidak akan mengembalikannya sebelum kau
menyetujui semua ini.ā
ākau gila Dahyun-ah! aku tak mau!!ā
ākalau kau tak mau, ya... dengan sangat terpaksa kami tak
mengembalikan kartu mahasiswi mu ini.ā Ucap Jisun yang begitu tenang, membuat
ku tak dapat berfikir lagi dan langsung mengiyakan keinginan mereka. Sungguh bodoh
kau Lee Haera!!!!!
ābagus. kalau begitu, hari ini kau bersama ku. ayo masuk...ā
Aku kembali menatap Kris yang kini telah membukakan pintu mobilnya untuk ku.
Arrgghhh.. apakah aku harus masuk?
ākau tidak mau masuk? berarti ucapkan selamat tinggal pada
kartu mu ini.ā
āaish baik-baik, aku masuk.ā Jawab ku yang langsung memasuki
mobil mewah milik Kris ini. Sungguh, aku akan menghabisi mu Byun Baekhyun
karena ucapan mu tadi.
*****
Selama perjalanan yang entah kemana, tak ada satu pun kata
yang terlontar dari bibir ku. Walau nyatanya banyak sekali pertanyaan yang
ingin ku tanyakan padanya. Tetapi melihat ekspresinya yang begitu dingin dan membunuh, nyali ku
hilang begitu saja. Aish... kepala ku benar-benar pusing sekarang. Aku masih memiliki
satu kelas lagi, tetapi kini aku sudah tak berada dilingkungan kampus.
Argghhhh... aku ingin mati rasanya.
āapakah kau ingin terus berada disana?ā Aku menoleh sekilas
dan ku dapati Kris telah membukakan
pintu untuk ku. Apakah sedari tadi aku melamun? Tentu saja Haera pabo. Sedari
tadi kau hanya melamun dan tak menyadari dibawa kemana kau oleh namja ini.
Aish... matilah sudah.
ākita dimana?ā Tanya ku saat kami tengah berjalan memasuki
sebuah rumah mewah yang sanggup membuat ku tercengang. Sangat tercengang.
Seorang wanita yang mengenakan pakian yang sepertinya
merupakan seragamnya menyambut kedatangan kami. Ia merundukkan tubuhnya tanpa
menghilangkan sebuah lengkungan di bibirnya.
ātuan muda, semua sudah siap.ā
Tuan muda? Kenapa pelayan itu menyebut Kris tuan muda?
āne. Haera-ah kau tunggu disini sebentar. nanti pelayan ku
akan mengantarkan mu.ā Ujarnya yang lansung beranjak pergi dan tanpa memberikan
ku kesempatan untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Tsk, namja ini benar-benar
membuat ku kesal.
ānona mari ikut saya.ā
Ku anggukan kepala ku perlahan dengan senyum yang ku
paksakan pada pelayan tersebut. Layaknya orang bodoh, sembari berjalan aku
terus saja mengedarkan arah pandang ku memperhatikan ruangan demi ruangan yang
pelayan itu tunjukkan pada ku. Rumah ini begitu mewah, bahkan sangat mewah untuk
orang semacam Kris. Aish... apakah pelayan ini tidak membohongi ku?
āsudah sampai. nona silahkan masuk.ā Ujar pelayan itu yang
membuat ku langsung menghilangkan semua fikiran-fikiran tak berguna itu. Aku
mengangkat sedikit alis ku. Menatap sebuah pintu besar yang berada tepat
didepan ku. Tempat apa lagi ini?
āapakah anda tidak masuk?ā Bodoh. Pertanyaan macam apa itu Lee Haera?!
Lihat wajah pelayan itu. Ia terlihat terkejut mendengar pertanyaan mu.
āannie. aku hanya bertugas untuk mengantarkan nona. mari nona,
silahkan masuk.ā Ujarnya lagi, dan kali ini dengan gerakan tangannya yang
membukakan pintu tersebut untuk ku. Dengan sangat berat hati, aku melangkahkan
kaki ku masuk kedalam ruangan ini.
Baru saja pintu ini tertutup, namun aku sudah terlebih dulu
terkejut ketika mendapati sosok Kris yang telah berganti pakaian dengan sebuah kemeja
putih yang dua kancing teratasnya tidak terkancing, serta setelan jas berwarna
hitam. Ia bangkit dari duduknya, berjalan kearah ku dengan tatapan yang membuat
ku langsung menundukkan kepala. Takut? Tentu aku merasa takut. Berada
diruangan yang sama dengan namja mengerikan ini membuat siapa pun yang
bersamanya pasti akan takut.
Ia semakin berjalan maju kearah ku. Dan hal itu langsung
membuat ku melangkah mundur hingga kini tubuh ku sudah tertempel dengan daun
pintu. Aish... Lee Haera! Kau benar-benar pabo! Kenapa kau berjalan mundur?
Rungan ini luas. Kau bisa saja menghindar kesisi lain.
Aku sedikit mengangkat kepala ku. Dan mata ku langsung
menangkap sebuah seringai mengerikan yang ditunjukkan oleh namja mengerikan
ini. Aku tahu ia sahabat ku, tetapi melihatnya seperti ini membuat ku langsung
membuang jauh-jauh pemikiran mengenai dia yang merupakan sahabat ku. Dentuman
di jantung ku kembali bertambah cepat saat ia meletakkan kedua tangannya di kedua
sisi tubuh ku, mengunci ku hingga membuat ku tak dapat bergerak sesuka hati ku.
ākenapa kau menunduk? apakah kau takut?ā
Booddddoooohhhhh. Kenapa kau malah menanyakan hal yang sudah
jelas-jelas memang tengah terjadi?
ān-ne. bi... bisakah kau menying.......ā Belum sempat aku
menyelesaikan ucapan ku, ia telah lebih dulu mengunci bibir ku dengan bibirnya.
Otak ku tak dapat berfikir dengan baik. Hingga membuat ku lupa tentang
bagaimana caranya untuk mendorong tubuh seseorang.
Semakin lama, aku merasa kian merendah kebawah. Dan kembali,
tanpa ku sadari lagi kini tubuh ku telah berada dibawah tubuhnya.
āhe.. henti.. kan.....ā Ucap ku dengan susah payah karena
bibirnya yang terus melumuti bibir ku.
Ia menghentikan ciumannya. Sepertinya ia mendengar ucapan aneh
ku tadi.
āwae?ā Tanya nya yang masih berada diatas tubuh ku. Dan aku
yang masih berada dibawahnya, serta tangan ku yang ku letakkan didadanya
bermaksud untuk mendorong tubuhnya, tetapi aku sama sekali tak dapat melakukan
hal itu.
Aku hanya diam. Aku tak tahu jawaban apa yang harus aku
berikan padanya. Aku hanya ingin ia menghentikan aktivitas menjijikannya ini
tanpa ada jawaban apa pun.
ākau diam, berarti kita akan lanjutkan lagi.ā Ucapnya yang
langsung menyambar bibir ku tanpa memberikan jarak waktu untuk aku melontarkan
satu kata pun. Ia kembali menyapu bibir ku lembut, hingga membuat ku tak dapat
berkutik. Aku mulai terbawa permainannya. Tanpa sadar, sedikit demi sedikit aku
mulai membalas ciumannya. Walau aku tak membalas ciumannya sepenuhnya.
Ia kembali menjauhkan bibirnya dari bibir ku. Dan mungkin
ini saatnya untuk aku bangkit dan mengakhiri hal aneh ini. Tetapi, baru saja
aku akan mendorong tubuhnya menjauh dari ku. Ucapannya langsung membuyarkan
semuanya, lagi.
ākau belum membalas sepenuhnya. aku ingin kau membalas
sepenuhnya.ā Ucapnya yang langsung kembali menyapu bibir ku. Dan untuk kali
ini, aku benar-benar sudah terhipnotis oleh dirinya. Aku benar-benar melakukan
apa yang ia katakan. Sungguh, perbuatan bodoh ku ini tak dapat ku maafkan. Tetapi
aku benar-benar tak berkutik dibuatnya.
Aku mengalungkan kedua tangan ku pada lehernya. Tanpa sadar,
aku benar-benar sudah terperangkap didalam permainannya. Contohnya, membalas
ciumannya ini.
Ia mengakhirinya. Pipi ku langsung terasa panas saat mata
kami bertemu. Sepertinya aku harus benar-benar mengakhiri nya. Tanpa aba-aba,
aku langsung mendorong tubuhnya dan bangkit dari posisi ku. Aku menatapnya
dengan kesal, tetapi ia malah tersenyum. Sungguh, rasanya aku ingin langsung
membenuhnya. Namun aku tak mungkin melakukan hal itu.
āganti pakaian mu.ā
ānde?ā
āne. ganti pakaian mu. aku telah menyiapkannya.ā Dalam
kebingungan yang ku rasakan, ia mendorong tubuh ku menuju kamar mandi yang
berada didalam ruangan ini. Aish... apa lagi yang ia rencanakan???!!!!
*****^.^*****
Gaun yang cantik. Tetapi untuk apa ia menyuruh ku mengganti
pakaian ku dengan gaun ini? Aish.. sudahlah. Lebih baik aku segera keluar dan
mengakhiri semua ini agar aku segera mendapatkan kembali kartu mahasiswi ku.
Author POV
Haera membuka pintu kamar mandi tersebut dan langsung disambut
oleh Kris yang telah menunggunya. Sedikit terkejut, tetapi ia mencoba untuk
menyembunyikan rasa keterkejutannya itu. Ia pun melangkahkan kakinya
menghampiri Kris.
āneomu yeppeo. kau cantik dengan gaun ini.ā Ucap Kris yang
sedikit membuat lengkungan tipis dibibir Haera terbentuk. Tetapi ia segera
menghilangkan lengkungan itu sebelum namja dihadapnnya menyadarinya.
ālalu untuk apa kau menyuruh ku memakai gaun ini?ā
āuntuk berdansa.ā Ucap Kris yang langsung menarik tangan
Haera mengikuti langkahnya.
*****
āaku tak bisa berdansa Kris.ā Ucap Haera saat Kris tengah
mempersiapkan beberapa piringan hitam yang akan mengiringi mereka.
ātak apa. toh ini bukan ajang pencarian bakat. kita hanya
akan bersenang-senang disini.ā Jawab Kris dan langsung menuntun Haera mengikuti
gerakannya.
*****
Alunan musik yang kian melambat, menandakan bahwa sebentar
lagi mereka harus menghentikan kegiatan mereka. Semakin lambat, semakin lambat,
dan tap, alunan musik telah benar-benar berhenti. Walaupun musik telah tak
terdengar lagi, Kris, namja itu masih saja merangkulkan tangannya pada pinggang
ramping Haera. Dan itu sanggup membuat Haera kembali merasakan panas disekujur
tubuhnya.
āem... bisakah kau melepaskan ku?ā Ucap Haera ragu tetapi
masih tetapi ia utarakan.
āannie. aku tak akan melepaskannya.ā
Kris mengangkat salah satu tangannya. Ia gerakkan tangannya
untuk mengenyampingkan rambut panjang milik Haera yang terurai. Sedangkan
Haera, tubuhnya telah terlebih dulu menunjukkan reaksi atas rasa takut yang
masih menggelayuti benaknya.
Kris, namja itu kini mendekatkan wajahnya pada pundak milik
Haera. Menyesapi aroma tubuh yeoja itu yang terkuar begitu saja. Perlahan ia
dekatkan bibirnya pada pundak bagian kanan yeoja itu. Membuat sang pemilik pundak
merasakan sensasi aneh disekujur tubuhnya.
āhe.. hentikan Kris...ā Ujar Haera masih dengan tubuh yang
begetar.
ātenang saja. aku tak akan melakukan hal yang lebih dari
ini. aku hanya ingin membuat tanda ditubuh mu sebagai bukti bahwa kau hanya
milik ku.ā Ujar Kris masih dengan melakukan aktifitasnya yang kini telah
beralih dengan leher jenjang Haera. Perlahan ia mulai menciumi leher yeoja itu,
hingga menyebabkan sang pemilik leher tersebut harus menahan sekuat tenaga rasa
takut yang kian menggelayuti dirinya. Aktifitas namja itu berhenti tepat ketika
suara erangan pelan sang pemilik leher yang terlontar begitu saja. Ia tersenyum
puas saat melihat sebuah tanda yang berhasil ia buat dileher yeoja yang masih
berada didalam rangkulannya itu.
*****^.^*****
Matahari telah menyinarkan sinarnya. Burung-burung pun telah
menyumbangkan suara indah mereka untuk menghiasi pagi itu. Seorang yeoja masih
terus berdiri tepat didepan bangunan bertingkat yang merupkan universitas nya,
tanpa ada niatan untuk masuk kedalam. Ia menatap sekilas pakaian yang tengah
dipakainya. Ia merasa aneh ketika melihat syal yang menutupi lehernya. Tetapi
tak ada pilihan lain, mengingat sesuatu telah terjadi pada leher jenjangnya, ia
harus tetap memakai syal itu.
Dengan hati yang berat, ia melangkahkan kakinya menyusuri
koridor bangunan tersebut. Sepanjang
koridor yang ia lewati, tak terlihat satu mahasiswa pun disana. Jelas saja,
kini waktu telah menunjukkan pukul tujuh
lebih lebih lima, tak mungkin masih ada mahasiswa yang berkeliaran pada saat
itu. Terkecuali kedelapan orang yang merupakan temannya.
Dari jarak yang tak terlalu jauh, ia dapat melihat apa yanng
tengah dilakukan teman-temannya itu. Ya.. apalagi kalau bukan melaksanakan
ritual pagi hari mereka.
āitu Haera..ā Ujar seorang namja yang langsung membuat
seluruh pasang mata langsung beralih menatap sosok yeoja yang masih berdiri
terpaku menatap kearah mereka.
āya Tuhan.. kenapa Luhan melihat kearah ku?ā Geram yeoja bernama
Haera itu yang lebih terdengar seperti
rutukan putus asa. Dengan bersusah payah, ia memaksakan kakinya untuk
melangkah menghampiri teman-temannya.
āada apa dengan mu? apakah kau sedang sakit?ā
āsakit? kau bercanda Jisun-ah? tak mungkin seorang Lee Haera
akan dengan mudahnya sakit.ā
ālalu, kenapa kau memakai syal di musim yang tak dingin
ini?ā
āya Baekhyun-ah! kau bodoh atau pura-pura bodoh, eo?ā
āaish.. apa maksud mu Kai-ah. aku tak mengerti.ā
Perdebatan kecil yang terjadi membuat Lee Haera, yeoja yang
menjadi topik perdebatan itu merasa geram. Rasanya ingin sekali ia membuang
teman-temannya itu keluar angkasa. Namun belum sempat fikirannya
terealisasikan, seorang yeoja telah lebih dulu menarik Haera dan melepaskan
syal yang dikenakannya dengan paksa.
ācepat lepas syal mu..ā
Dalam hitungan detik, leher jenjang nan putih milik Haera
telah terekspos seutuhnya didepan teman-temannya. Dan tepat dileher bagian
kanannya, sebuah tanda berwarna merah langsung menarik perhatian ketujuh
teman-temannya, terkecuali seorang namja yang hanya tersenyum senang mendapati
hasil karyanya yang ia anggap sangat memuaskan itu.
āapakah ini kau yang buat Kris-ah?ā Tanya seorang namja
berkulit putih yang berdiri tepat disamping namja yang ia panggil Kris itu.
Sebuah anggukan kepala oleh Kris menjadi jawaban atas pertanyaan yang diarahkan
kepadanya. Sontak, seluruh pasang mata itu langsung beralih menatap Haera,
yeoja yang sedari tadi hanya mampu menundukkan kepalanya.
āberarti kini giliran ku. kajja Lee Haera..ā Sosok namja
yang bediri disamping Kris itu kini
menarik lengan Haera pergi. Haera nampak bingung saat sosok namja itu membukakan
pintu mobilnya untuk Haera.
ākita mau kemana Sehun-ah? kau tahukan aku ada kelas pagi
ini?ā
āsekali-kali tak masuk tak apa kan? ayo masuk..ā Ujar namja
bernama Sehun itu sembari mendorong pelan tubuh Haera masuk kedalam mobil mewah
miliknya.
Dalam sekejap mata, McLaren putih tersebut telah melaju meninggalkan area parkir
universitas.
*****^.^*****
Sebuah mobil mewah baru saja terparkir tepat didepan sebuah
boutique terkenal. Sang pengemudi segera turun dan membukakan pintu untuk seorang
yeoja yang berada di mobil tersebut.
ākenapa kita kesini?ā Tanya yeoja itu saat pintu mobil
tersebut baru saja ditutup.
ākita akan mencari gaun untuk mu. kajja...ā Ucap namja itu
sembari kembali menarik tangan yeoja tersebut.
āannyeonghasaeyo tuan Sehun.. kami telah mempersiapkan
pesanan anda. mari ikut saya...ā Sambut pelayan boutique itu saat melihat
kedatangan mereka. Dengan segera, pelayan tersebut langsung berjalan menuju satu
ruangan yang telah dipenuhi beberapa gaun cantik yang juga dapat dibilang sexy,
karena sebagian besar gaun tersebut merupakan gaun yang mengekspos lengan yeoja
yang akan memakainya.
Sehun, namja itu langsung menyusuri ruangan tersebut.
Melihat-lihat berbagai macam gaun cantik yang dipajang disana. Langkahnya
terhenti tepat didepan sebuah manekin yang
mengenakan sebuah gaun berwarna merah muda yang cantik dan juga cukup dikategorikan
sexy. Sebuah gaun yang mengekspos pungggung yeoja yang akan mengenakannya.
Ia meraih gaun tersebut dan memberikannya pada sosok yeoja
yang sedari tadi hanya termangu melihat gaun-gaun cantik tersebut. Tetapi ia
kembali dibuat terkejut saat melihat gaun yang diberikan Sehun padanya. Matanya
membulat tak percaya ketika melihat gaun yang kini telah berpindah tangan ke tangannya.
āharuskah aku memakai gaun ini?ā
āne. cepat ganti pakaian mu. aku akan tunggu disini.ā
Mengingat kartu mahasiswi yang masih berada di tangan
teman-temannya, ia pun dengan pasrah menuruti apa yang dikatakan namja
tersebut. Dengan berat hati, ia harus merelakan punggungnya terekspos begitu
saja.
*****
Ia pandangi pantulan dirinya di cermin. Gaun yang cantik
membuat seulas senyum sedikit mengembang dibibirnya. Namun ketika ia memutar
tubuhnya, senyum itu berganti menjadi gurat pasrah pada wajahnya.
Haera POV
Kalau bukan karena kartu mahasiswi ku, aku tak akan mau
mengenakan gaun bodoh seperti ini. Gaun macam apa ini? Apakah designer nya
sudah tak mempunyai ide lagi, sampai-sampai membuat gaun tak sempurna seperti
ini? Atau, apakah ia tak memiliki uang untuk membeli bahan untuk melengkapi
karya nya, eo? Aaahhhh.... aku sudah benar-benar dibuat gila oleh mereka semua.
āigeo..ā
Aku melirik sekilas pada pelayan tersebut dan juga namja
gila ini. Sehun benar-benar sudah gila. Kenapa ia rela mengeluarkan uangnya
demi gaun bodoh seperti ini.
āne gamsahamnida...ā
Sampai kapan aku akan menjadi budak teman-teman ku
sendiri!?? Jika saja aku menjadi budak seperti budak pada umumnya, setidaknya
rasa takut ku tak akan sebesar ini. Argghhh... kenapa aku bisa berteman dengan
orang-orang seperti mereka?!!!
*****
*****
āya!!!ā Pekik ku. Aku menatapnya kesal. Bagaimana tidak kesal? Ia kembali
menarik ku pergi keluar dari boutique sesuka hatinya.
ākita mau kemana lagi?ā Tanya ku saat mobil mewahnya ini
telah melaju meninggalkan boutique.
āke rumah ku. wae?ā
āmwoya? ke rumah mu?ā
āne. bukankah kemarin kau bersama dengan Kris di rumahnya. jadi
kini giliran mu berada di rumah ku.ā
Author POV
Sehun menuntun Haera memasuki rumah mewah yang merupakan
miliknya. Baru beberapa langkah mereka berjalan kedalam, seorang pelayan wanita
telah menyambut kedatangan mereka.
āselamat datang tuan...ā
ātolong kau antarkan dia.ā
āne tuan. nona mari ikut saya..ā Ucap pelayan itu ramah pada
Haera. Ia pun mengikuti langkah pelayan tersebut. Walaupun rasa bingung masih menggelayuti dirinya,
tetapi pada akhirnya ia harus mengubur rasa itu karena ia tahu tak ada jawaban
apa pun yang akan ia terima dari bibir namja tersebut.
Saat otaknya masih terus memikirkan sesuatu yang tak penting, kakinya telah melangkah masuk kedalam sebuah ruangan yang hanya dalam hitungan detik langsung membuatnya takjub dan melupakan semua yang sebelumnya tengah ia fikirkan. Warna putih yang mendominasi ruangan
tersebut mampu membuat matanya tak berkedip untuk beberapa detik. Dimulai dari ranjang, sofa, dinding, hingga ornamen-ornamen kecil pun semuanya berwarna putih.
ānona silahkan tunggu disana.ā Ucap pelayan itu membuyarkan
lamunan Haera dalam sekejap.
ādisana?ā Tanya Haera tak percaya pada pelayan tersebut.
āne. kalau begitu saya permisi..ā Pamit pelayan tersebut.
Masih dengan rasa takjub dan rasa bingung nya, Haera
memperhatikan seisi ruangan tersebut. Namun aktivitasnya terhenti saat suara
namja yang ia kenali terdengar olehnya. Ia membalikkan tubuhnya, menatap sosok
namja yang kini tepat berdiri dihadapannya. Dengan kemeja yang belum
terkancingkan semua, sosok itu berhasil membuat rasa gugup hinggap dibenaknya.
ātolong kancingkan kemeja ku..ā Ucap namja tersebut tepat
ditelinga Haera. Membuat sang pemilik telinga refleks bergerak mundur
kebelakang hingga langkahnya terhenti saat kakinya menyentuh pinggir ranjang yang
ada didalam ruangan tersebut.
āke-kenapa tak kau kancing....ā
āsssttttt kau ingin kartu mahasiswi mu kembali kan. kalau
begitu cepat lakukan..ā
Dengan sangat berat hati, Haera melakukan apa yang
diperintahkan Sehun padanya. Mengancingkan satu persatu kancing yang tertempel
di kemeja yang melekat di tubuhnya. Namun, belum sempat Haera mengancingkan
satu kancing pun, Sehun, namja itu telah lebih dulu menautkan bibirnya pada
bibir mungil milik Haera. Sontak, Haera menggerakkan tangannya mendorong tubuh Sehun.
Tetapi semua itu gagal karena Sehun telah lebih dulu melingkarkan salah satu
tangannya pada pinggang Haera, dan juga meletakkan tangan yang satu nya pada
tengkuk Haera.
āhe.. henti.....ā Ujar Haera yang tak terselesaikan
disela-sela ciuman mereka.
Perlahan Sehun mendorong tubuh Haera hingga jatuh keatas
ranjang tanpa sekali pun melepaskan ciuman mereka. Berkali-kali Haera mencoba
untuk mengakhiri ciuman itu, tetapi Sehun tak kunjung memberikan kesempatan
untuk Haera. Hingga semakin lama, Haera mulai menikmati apa yang tengah dilakukannya
bersama dengan Sehun.
ākau belum sepenuhnya membalas ciuman ku...ā Ucap Sehun yang
membuat Haera sedikit terkejut, dan membuat rona merah muncul dikedua pipinya.
āpipi mu memerah, apakah kau malu?ā
Haera tak menjawabnya. Dentuman di jantungnya telah membuat
otaknya tak mampu berfikir dengan baik.
ākalau begitu mari kita lanjutkan lagi.ā Sehun kembali
menyapu lembut bibir yeoja yang berada dibawahnya. Semakin lama pertahanan yang
dibuat oleh yeoja tersebut runtuh begitu saja. Dan pada akhirnya, Haera, yeoja itu
membalas ciuman Sehun sepenuhnya.
āakhirnya kau membalas ciuman ku. gomawo Haera-ah....ā
āk-kau yang.. membuat ku membalasnya.ā Ucap Haera gelagapan
karena smirk yang tiba-tiba saja ditunjukkan oleh Sehun tepat didepan wajahnya.
Haera POV
Tak ku sangka, ternyata dari kamar ini aku dapat melihat
taman yang begitu cantik. Oh iya ngomong-ngomong.. dimana Sehun? Kenapa ia belum juga
kembali?
Yak! Apa yang kau fikirkan Lee Haera. Bukankah jika ia tak
ada kau akan tenang. Ya.. setidaknya jantung mu tak akan dibuatnya berpacu
dengan sangat kencang.
Aish... lupakan lupakan. Tak selayaknya kau memikirkan hal
itu sekarang.
āapakah kau tengah memikirkan ku?ā
Deg... suara ini. Sentuhan ini. Ya Tuhan... baru saja jantung
ku kembali berdetak dengan normal.
Tetapi sekarang kenapa kau biarkan namja ini datang, dan.... argghhhh... kenapa
ia menyentuh punggung ku??!!
āsing... singkir........ā
āssssstttttttt... tenang saja, aku hanya ingin menikmati harum
tubuh mu. tak lebih.ā
Author POV
Sehun menyentuh lembut punggung yeoja dihadapannya. Membuat
sensasi-sensasi aneh hinggap dibenak yeoja itu. Ia juga tak lupa mengalungkan
satu tangannya pada pinggang ramping yeoja tersebut. Perlahan, tangannya mulai
beralih menyentuh pundak yeoja itu. Membuat yeoja tersebut merasakan rasa geli di
tubuh nya.
āSehun-ah.. henti.....ā
Lagi-lagi, Sehun memotong ucapan yeoja itu dan tanpa
memberikannya kesempatan untuk menyelesaikan ucapnnya.
āssstttttt... tenanglah Haera-ah. sama hal nya dengan Kris,
aku juga ingin membuat tanda pada tubuh mu sebagai bukti bahwa kau milik ku.ā
Ucap Sehun tepat ditelinga yeoja yang ia panggil Haera itu.
Ia melepaskan rangkulannya dan menuntun Haera menuju sofa
yang berada dibelakang mereka. Tak ada yang bergeming satu pun diantara mereka.
Hanya diam dan saling tatap yang terjadi saat itu.
Sehun mulai mendekatkan wajahnya pada pundak bagian kiri
Haera. Ia menyesapi aroma parfum yang selalu dipakai Haera. Perlahan sasarannya
berubah menuju leher jenjang yeoja itu. Ia mulai menciumi leher yeoja itu,
hingga membuat pemiliknya harus merasakan banyak sensasi yang timbul karena
perbuatannya.
Aktifitas yang tengah dilakukan Sehun tersebut sontak
meloloskan satu erangan pelan oleh Haera. Mendengar erangan itu tak membuat
Sehun mengakhiri kegiatannya, ia kini beralih pada pundak Haera yang masih
bersih. Sehun mulai menciuminya, hingga membuat Haera merasakan rasa geli yang
menyebabkan tubuhnya sedikit bergetar. Tak butuh waktu lama untuk Sehun membuat
tanda pada pundak yeoja itu. Karena tak lama setelah itu, ia mengakhiri
kegiatannya saat warna merah telah terlihat jelas pada pundak yeoja tersebut.
āmianhae telah membuat mu takut..ā Bisik Sehun tepat ditelinga
Haera.
Haera POV
Ku pandangi pantulan wajah ku dicermin yang ku bawa.
Haruskah aku mengenakana syal lagi? Tak bisakah tanda ini menghilang dalam
hitungan detik? Ya Tuhan... apa yang harus aku lakukan?!
ānona, sudah sampai.ā Suara Park ahjussi berhasil membuat ku
langsung menepiskan impian bodoh ku itu. Mana mungkin tanda-tanda ini akan
hilang dalam hitungan detik.
āne, gamhasamnida ahjussi..ā Ucap ku berterimakasih padanya sebelum
berjalan pergi menuju koridor kampus.
Selama menyusuri koridor, aku terus menundukkan kepala ku.
Huuuhhh... aku berharap pagi ini, saat ini, aku tak bertemu dengan mereka. Aku
ingin menenangkan diri ku untuk beberapa saat. Menyiapkan mental ku untuk
menghadapi keusilan mereka.
āitu Haera..ā
Suara itu, suara Cho Dahyun. Hhhaaaa... sepertinya harapan
ku hanya harapan semu.
āckckck.. ada apa dengan gaya berpakaian mu? kenapa kau masih
memakai style seperti ini? hoodie abu-abu disertai dengan syal?ā
Aku hanya mampu menghembuskan nafas ku. Rasanya seperti
tubuh ku tengah melayang-layang, dan tak menapaki tanah sedikit pun. Aku yakin, sebentar lagi pasti akan ada yang
melepaskan syal ku secara paksa.
āsudahlah lepaskan syal mu.ā Kai, namja itu kini menarik
lengan ku hingga aku berpindah kedekatnya. Dan benar saja, tak lama setelah ia mengetakan kalimat itu, syal ku telah
berpindah ke tangannya.
āmwo? Haera-ah leher mu..ā Suara keterkejutan Baekhyun
membuat ku menatap kearahnya. Apakah ia bodoh? Atau ia sengaja? Bagaimana bisa
ia melontarkan kalimat seperti itu dengan nada bicara yang aarrggghhhhh???!!!!
ācoba ku lihat.ā Tangan dinginnya langsung menarik ku
kedalam dekapannya. Ia singkirkan rambut ku kesatu sisi, dan sedikit
memiringkan wajah ku.
āehm.... tunggu. apa ini?ā Ia tarik leher hoodie ku sedikit.
Dan saat itu hembusan nafasnya mengenai pundak ku, dan membuat rasa geli
kembali menghinggapi ku.
āSehun-ah apa ini?ā Tanya nya sembari memperlihatkan tanda
merah yang terletak di pundak kiri ku.
ākiss mark? waeyo?ā
āya! aku hanya membuatnya di leher. kenapa kau membuatnya
dia dua tempat?!ā
āckckck aku baru melihat mu seperti ini Kris. sudahlah.., tak usah
diperpanjang. toh kalau kau iri, kau tinggal buat saja tanda lagi di pundak
sebelahnya..ā
Aku langsung menatap Luhan kesal. Apa yang baru saja ia
katakan? Mudah sekali ia mengatakan hal itu. Aaarrgghhhh aku benar-benar.......
ākalau begitu aku akan membuatnya sekarang!ā
ānde?ā Kini mata ku langsung berbalik menatapnya. Sorotan
tak terima langsung ku tunjukkan padanya. Tapi sepertinya ia tak memperdulikan
itu. Ia malah semakin mengeratkan genggamannya pada lengan kiri ku.
āsini kemarikan pundak mu yang sebelah kanan.ā
ām-mwo.. mwo... mwoya??ā
āsudah diam saja. aku hanya akan meminjam pundak mu. kalau
kau tak mau, aku akan kembali melakukan apa yang kita lakukan tempo hari
disini, di tempat ini.ā Ancamnya yang langsung membuat ku terdiam tak berkutik.
Aku dapat merasakan bagaimana nafasnya terhembus, dan tak
lama kemudian bibirnya telah menempel di pundak ku. OMONAA!!!! Dia benar-benar
melakukannya!!!!!
Selama ia melakukan hal itu, selama itu pula aku mencoba
untuk menormalkan detakan jantung ku. Dan selama itu pula paru-paru ku tak
dapat bekerja dengan baik. Membuat ku harus terus memburu nafas ku.
āehem.... sepertinya sudah ada yang terbiasa dengan keadaan
seperti ini.ā
āne. dan sepertinya tak akan ada lagi yang akan mengganggu ritual
kita di pagi hari.ā
Ku lirikan mata ku pada Naeun dan juga Luhan. Ya, dua orang
itulah yang baru saja mengucapkan kalimat itu. Kalimat yang sedikit membuat ku
berfikir tentang hal ini. Apakah yang mereka katakan benar? Tetapi kenapa bisa?
Tiba-tiba saja semau fikiran-fikiran yang tengah ku
fikirkan hilang begitu saja, saat sebuah erangan pelan lolos dari bibir ku
bersamaan dengan Kris yang mengakhiri kegiatannya di pundak ku.
āaaaaaaaa...ā
"selesai. dan kini berarti kau telah resmi menjadi milik ku."
"dan itu berarti, tidak akan ada namja lain selain kami berdua. dan jika kau melanggarnya, maka kau akan mendapatkan hukuman. dan hukuman mu adalah......." Sehun menggangtungkan kalimatnya. Tetapi aku tak memiliki hasrat untuk mengetahuinya. Karena aku yakin hukuman yang mereka maksud adalah hukuman yang...... ah aku bingung untuk menjelaskannya. Yang jelas, mendengarnya saja bulu kuduk ku telah berdiri.
"kau harus menuruti apa yang kami perintahkan." Ucap Sehun dan Kris bersamaan.
"mwoya?" Ku sorotkan tatapan tak terima ku pada mereka. Bagaimana bisa hukuman yang ku terima seperti itu? Aaaaahhhhh ini benar-benar gila.
"sssttttt sudahlah. kau tak usah membantah. lebih baik kita masuk ke kelas sekarang, sebelum kita akan berakhir di ruang guru."
Dengan sangat putus asa, mengingat waktu yang telah membuat ku tak dapat membantah mereka, aku langsung menyetujui usulan Sehun untuk segera menuju ke kelas. Dan melupakan semua bantahan-bantahan yang telah ku buat. Karena saat ini aku telah benar-benar terikat dengan mereka.
"selesai. dan kini berarti kau telah resmi menjadi milik ku."
"dan itu berarti, tidak akan ada namja lain selain kami berdua. dan jika kau melanggarnya, maka kau akan mendapatkan hukuman. dan hukuman mu adalah......." Sehun menggangtungkan kalimatnya. Tetapi aku tak memiliki hasrat untuk mengetahuinya. Karena aku yakin hukuman yang mereka maksud adalah hukuman yang...... ah aku bingung untuk menjelaskannya. Yang jelas, mendengarnya saja bulu kuduk ku telah berdiri.
"kau harus menuruti apa yang kami perintahkan." Ucap Sehun dan Kris bersamaan.
"mwoya?" Ku sorotkan tatapan tak terima ku pada mereka. Bagaimana bisa hukuman yang ku terima seperti itu? Aaaaahhhhh ini benar-benar gila.
"sssttttt sudahlah. kau tak usah membantah. lebih baik kita masuk ke kelas sekarang, sebelum kita akan berakhir di ruang guru."
Dengan sangat putus asa, mengingat waktu yang telah membuat ku tak dapat membantah mereka, aku langsung menyetujui usulan Sehun untuk segera menuju ke kelas. Dan melupakan semua bantahan-bantahan yang telah ku buat. Karena saat ini aku telah benar-benar terikat dengan mereka.
Dan karena.... apa yang mereka katakan sepertinya benar. Aku mulai
terbiasa dengan keadaan ini. Keadaan yang dulu sempat ku anggap menjijikan dan
juga konyol. Mungkin ini gila, tunggu tunggu.. ini bukan mungkin, tetapi ini
memang gila. Benar-benar gila. Nampaknya aku mulai menyukainya. Menyukai apa
yang Naeun dan Kai lakukan, Dahyun dengan Baekhyun, dan juga Jisun dengan
Luhan. Dan kini, semua yang biasanya mereka lakukan sudah ku alami. Hhaaa..
semua ini karena kegilaan seorang Wu Yi Fan dan juga Oh Sehun. Mereka yang
membuat ku melakukannya dan membuat ku menjadi menyukainya. Hingga membuat ku
tak memperdulikan lagi kartu mahasiswi ku yang masih berada di tangan mereka.
The End ^^,
annyeonghasaeyo yeorobeun....
finally, this shocking and disgusting fanfiction that i succesfully completed. mian for made readers surprised by the stories like this. honestly, i made this fanfiction after read some fanfictions with the character of the cast like that, so the point is i made this fanfiction because the character of the cast from the other fanfiction.
but i still hope that readers entertained with my fanfiction... yah although this fanfiction is strange.
oh yeah by the way, this is my first fanfiction with the main cast are from members of EXO! *happy? proud?* *scratching neck*
seems i have to go out, before it gets to be long and it will disturb readers.
i'll see you next time:)
annyeong.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
sesuai dengan judulnya crazy...bener2 crazy...aku jd merinding bacanya...hehehe...
ReplyDeletetp ceritanya bagus..beda dengan yang lain...kreatif banget..^^
Hahaha iya ini emang crazy bangettt.. aku aja yang buat sampe pusing sendiri pas lagi ngedit..
DeleteAhai makasih loh pujiannya.. aku hampir aja menghilang di awan. Untung aja ada Lay oppa yang nolongin *loh??* sekali lagi makasih.. :))
good ku suka
ReplyDeletehohoho makasih yaa... :)
DeleteIts so crazy but i like it wkwkwk
ReplyDeleteyess it's really crazy!!! tapi kamu enggak ikutan menggilakan setelah baca ini?? hehehe
Deletemakasih lohh udah nyempetin untuk baca :))
Nggaaak donggg buehehehee
DeleteYaaa samaa samaa. Lain kl bwt yg lbih crazy yaa#buseett wkwkwkwk
Mwehehehe..
DeleteYang lebih crazy ya??? Hmmm gimana ya???
Kayaknya ditunggu aja deh, soalnya aku enggak tau bisa bikin yang lebih crazy dr ini apa enggak hehehe..
Tapi kalo mau yang setipe, baca aja sequelnya. Kamu bisa search crazy relationship sama no craziness. Itu sama2 crazy kok wkwkwk *ceritanya promosi*
Makasih ya.. udah mau baca ff crazy ini