Please Be Mine part 5 (we are so different)


So Eun POV

`````So Eun's House`````

Drrttt.... (1 pesan diterima).

from Ji Ah

So Eunie! Bagaimana keadaanmu? Aku sangat khawatir

To Ji Ah

Ne Ji Ah-ya.. Aku baik! Mianhae membuatmu khawatir

kau terlihat sangat menyeramkan pagi ini! Kuharap besok kau bisa kembali ceria So Eunie

menyeramkan? Ne.. aku sangat emosi pagi ini! Kuharap besok lebih baik!

Arraseo! Geunde apa kau sudah bertemu dengan Yesung?




Diam! itu yang kulakukan setelah membaca pesan terakhir dari Ji Ah, sejujurnya aku merasa sangat bersalah pada namja itu tapi tingkahnya itu menyebalkan sekali, aku tau niatnya hanya membantu tapi tidak senekat itu juga, Dia pikir aku tidak memikirkan keselamatannya, sebenarnya bisa saja aku mengatakan yang sebenarnya pada Tuan Han, tapi aku takut Tuan Han marah besar padanya, Tuan Han itukan sangat tegas dan disiplin, bisa saja ia membawa Jong woon ke kantor polisi, dan jika hal itu terjadi aku takkan memaafkan diriku sendiri. pikiranku terus melayang memikirkan namja aneh itu hingga Ji Ah kembali mengirimiku pesan.

From Ji Ah

Mianhae! Mungkin kau belum mau membicarakannya untuk sekarang, tapi kuharap kau mau memaafkannya, ia hanya ingin membantumu So Eunnie

"tenanglah Ji Ah-ya..... Aku sudah memaafkannya! Aku hanya tinggal mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya" ucapku sambil menatap layar ponselku.

Keesokan paginya.......

Srreeetttt..... aku membuka gorden kamarku
"ternyata ia benar-benar tak melakukannya lagi" gumamku sambil menatap kosong kearah jendela kamarku yang bersih tak terhalang sehelai kertaspun. Aku benar-benar tak menyangka ternyata kemarin adalah hari terakhirku mendapat kertas itu.
"Ish... So Eun! Apa yang kau fikirkan? bukankah ini bagus? kau sendiri yang memintanya! Pabo!" rutukku sambil memukul-mukul kepalaku pelan. Aku segera mandi dan bersiap ke toko buku.

"Yang mana ya? pink atau biru? Argh... aku bingung! Aku menyukai keduanya" aku mengangkat kedua sepatu yang kugantungkan ditanganku. Ish.... selalu seperti ini! Apa aku minta pendapatnya saja? ah... ide bagus! Aku segera berlari kecil keluar rumahku, mungkin seperti biasanya ia sedang menungguku diluar dan duduk dikursi depan.
"Jong...." ucapanku terhenti melihat kursi itu kosong, Aigoo..... dasar Pabo!
"PABO!PABO!PABO! Mana mungkin namja itu mau datang setelah kubentak seperti kemarin? Ish.... kenapa aku bodoh sekali" rutukku berkali-kali.
"Lagipula jika ia ada disinipun, seharusnya aku tak perlu lagi meminta pendapatnya, aku sudah tau jawabannya!"

FLASHBACK

"Yesung! yang mana menurutmu yang cocok? sepatu yang pink atau yang biru? aku bingung! keduanya sangat menarik" ucapku antusias sambil mengangkat kedua sepatu yang kugantungkan ditanganku.
"menarik? apanya yang menarik? aku tak suka keduanya" ucapnya tanpa melihatku, ia menunduk dan mencari sepatu lain dirakku.
"nah... ini saja! ini terlihat sangat cocok untukmu" ucapnya sambil mengambil sebuah sepatu berwarna merah.
"Mwo? merah? aku tak suka warna merah! sampai kapanpun aku takkan memakainya!"
"lalu untuk apa kau beli?" ucapnya sinis.
plleeettttaaaaakkkkkk....... kujitak kepalanya.
"beli? kau ini hilang ingatan, huh? satu-satunya sepatu merah yang kupunya itu darimu! aku takkan pernah membelinya walau harganya 1 won sekalipun"
"lalu kapan kau akan memakai sepatu dariku?" tanyanya sambil mengusap-usap kepalanya.
"jika ada hujan badai yang membuat semua sepatuku hanyut dan hanya menyisakan sepatu merah itu, mungkin aku akan memakainya" ucapku sambil mengangguk-anggukan kepala.
"terserah kau saja! Tapi kau harus tau arti warna kesukaanku ini"
"memangnya apa?"
"merah itu menggambarkan perjuangan, keberanian, kehangatan bahkan cinta" ucap namja itu sambil tersenyum.
"sayangnya aku tak menyukainya dan takkan pernah menyukai warna buruk itu" ucapku sinis
"tak ada warna yang buruk didunia ini So Eunie! Semua warna dibuat untuk saling melengkapi"
"akan lebih baik jika tak ada warna merah didunia ini dan satu lagi jangan bertingkah seperti seorang halmeoni cerewet! Pemikiranmu itu terlalu tua untuk namja seumurmu"

Back to story

`````Leebooks store````

"So Eunie! Gwenchana? kau terlihat sangat murung hari ini! kan sudah kubilang kau harus ceria"  ucap Ji Ah yang sedang membantuku memasukkan beberapa buku ke rak.
"gwenchanayo Ji Ah-ya..... aku hanya merasa bersalah pada Jong Woon! Kurasa aku terlalu keras padanya!" jawabku lesu.
"apa kau sudah bertemu dengannya?" tanya Ji Ah penasaran sambil mencondongkan wajahnya yang bulat kearahku.
"ani! Aku belum bertemu dengannya sejak kemarin!" Aku mulai menghentikan aktivitasku dan berdiri membelakangi rak-rak besar itu.
"lalu bagaimana? kalian tak mungkin seperti ini selamanya kan?" Ji Ah menarik kursi terdekat dan duduk nyaman disana.
"molla! Tapi aku benci sekali dengan sifat pengecutnya itu! Dia tak mau mengakui kesalahannya sama sekali! Yesung Pabo!" rutukku
"kurasa aku harus memberitaumu So Eun" Ji Ah menunduk
"beritahu apa?"
"setelah kau pergi kemarin, Jong Woon memasuki ruangan tuan Han, entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti itu yang membuatmu tak jadi dipecat! Jadi, lebih baik kau telan kembali ucapanmu itu! Jong Woon bukan namja yang pengecut seperti itu"
"Jeongmal? tapi kenapa Manager Han tidak mengatakan itu padaku?"
"Jong Woon yang memintanya! Sebenarnya aku juga tak boleh mengatakan ini padamu! Tapi kurasa lebih baik kau mengetahuinya! Dia itu namja yang baik! dia takut jika kau tau dia yang melakukannya, kau tak mau menerima pekerjaan ini lagi! Dia tau persis betapa tingginya gengsimu  itu"
"Omoona....... aku harus meminta maaf padanya! Walau sebenarnya semua ini murni salahnya, tapi kurasa aku tak boleh sekasar itu juga padanya! Kau benar Ji Ah-ya...... Dia hanya ingin membantuku! Tapi bagaimana caranya? Aku tak tau dimana rumahnya, aku tak tau dimana bisa menemuinya, Aigoo..... aku yakin dia takkan mau bertemu denganku lagi dan Hmmppphhhh........" ucapanku terputus karena Ji Ah membekap mulutku dengan sebuah kartu nama.
"Ish! Ji Ah-ya! Apa yang kau lakukan, huh? cuih... we,...." aku mengusap mulutku berkali.
"Hahaha......habis kau ini cerewet sekali! pelan-pelan saja So Eun!" Ji Ah menertawaiku, Aigoo... senang sekali yeoja ini melihat sahabatnya menderita. Tunggu dulu.... 
"Ya... ini kartu namanya! Darimana kau mendapatkannya?" teriakku kaget
"aku sudah lama memilikinya! Dia yang memintaku menyimpannya! Katanya untuk keperluan darurat!" Ji Ah mengangkat bahunya.
"Kyyaaa.... Gomawo Ji Ah-ya! Gomawo! Gomawo! Gomawo!" ucapku sambil mengajaknya melompat-lompat bersamaku.
"apa lebih baik kutelfon saja?" tanyaku bimbang
"ani... kurasa nomor ini sudah tidak aktif, disini tertera alamat perusahaannya! Coxon Digital Company! Lebih baik langsung kesini saja. Bukankah lebih baik bicara langsung? Hmmm.... kau mau kuantar?" tawarnya
"keurae! tapi kapan ya? hmm,,,,,, bagaimana kalau nanti? sepulang kerja saja!"
"ne.. apa sih yang tidak untuk sahabatku!" godanya diiringi tawa bahagia kami.

"MWO?" Teriak Ji Ah tiba-tiba
"Wae?"
"sepatumu" ia menunjuk sepatuku
"apa ada yang salah?" tanyaku yang membuatnya menempelkan punggung tangannya dikeningku
"kau tidak sakit kan?" tanyanya serius.
"ish... ada apa?" tanyaku bingung sambil menepis tangannya dari keningku.
"warnanya merah? sejak kapan kau mau memakai warna merah? bukannya itu warna yang paling kau tak suka?"
"Aigooo... kau ini! berlebihan sekali!"
"tapi sejak kapan kau mau memakai benda berwarna merah seperti ini?" tanyanya tak habis fikir.
"entahlah! Kurasa aku mulai menyukainya! Seorang namja aneh pernah berkata padaku kalau Merah itu melambangkan perjuangan, keberanian, kehangatan dan cinta. Oh... aku lupa! Dia juga bilang tak ada warna yang buruk didunia ini, semua warna dibuat untuk saling melengkapi" jawabku sambil tersenyum dan membuat Ji Ah menatap ngeri kearahku. Perubahan drastis dari seorang Kim So Eun.

..............

"So Eunie! Mianhae! Jeongmal mianhae!" ucap Ji Ah menyesal
"ne.. gwenchanayo Ji Ah-ya! Lebih baik kau jalan sekarang! Junsu pasti sudah menunggumu! Aku bisa kesana sendiri"
"jeongmalyo? kau benar tidak apa-apa?" tanyanya memastikan
"keurae!" ucapku yakin
"kalau begitu aku pergi dulu So Eun-ah!Hati-hati ya.. Jagbyol!" ia melambaikan tangannya kearahku
"jangan lupa sampaikan salamku pada namdongsaengmu itu" ucapku sambil membalas lambaian tangannya. Ia pun pergi meninggalkanku, sebenarnya kami sedang menuju Coxon Digital Company, perusahaan milik keluarga Jong Woon dan rencananya ia akan menemaniku untuk meminta maaf pada Yesung. Tapi ditengah jalan, Junsu, namdongsaeng Ji Ah menelfon, ia minta dijemput disekolahnya karena tidak enak badan. Omoona...... mungkin aku sudah ditakdirkan untuk kesana sendiri.

..................

"Coxon Digital Company! Tak salah lagi..." gumamku sambil memasuki gedung besar itu. Aku mendekat ke meja receptionist.
"permisi! Bisakah aku bertemu dengan Kim Jong Woon-ssi? Direktur pemasaran disini!" tanyaku sopan
"ah.. mianhae nona! Tuan Kim sedang rapat! Mungkin selesai setengah jam lagi! Kalau boleh saya tahu anda ini siapa?"
"aku chingunya!"
"Oh... baiklah! sekarang tolong tulis nama jelas anda disini!"
"nama jelasku? untuk apa?"
"ini daftar kunjungan nona! silahkan diisi" ucap receptionist itu ramah sambil memberikan pulpen hitam padaku.
"ah.. ne.." ucapku. Aku mencoba menuliskan namaku tapi ternyata tintanya habis.
"Tintanya habis ya? tunggu sebentar!" receptionist itu menyuruh seorang namja yang sepertinya adalah office boy diperusahaan ini untuk mengambil sekotak pulpen.
"sebentar ya nona" ia tersenyum kearahku.
"ne.."

"maaf nona, boleh saya bertanya pada anda?" tanya receptionist itu serius
"ada apa?"
"nona ini kan temannya tuan Kim Jong Woon, apa nona mengenal seorang yeoja bernama Kim So Eun?" Mwo? itu kan aku! sebenarnya ada apa denganku? mengapa ia bisa mengenalku?
"Kim siapa? Kim So Eun? aku tak mengenalnya!" ucapku bohong
"Ish... aku sangat membenci yeoja itu!" Aigoo.. salah apa aku sampai ia membenciku? seingatku aku belum pernah bertemu dengan yeoja ini sebelumnya.
"membencinya? wae?" selidikku
"Jadi begini nona, beberapa bulan belakangan ini tuan Jong Woon dekat dengan yeoja bernama So Eun itu dan sekarang sepertinya ada masalah dengan mereka! Kau tau nona? tadi pagi tuan Jong Woon terlihat sangat menyedihkan! entah apa yang yeoja itu perbuat sampai ia benar-benar sedih"
"sedih? kasihan sekali" ucapku tidak jelas. Aku bingung, apa yang harus kukatakan? perasaanku sekarang menjadi tak karuan. Ada rasa kesal, bingung dan bersalah.
"ne.. jika aku bertemu dengan yeoja itu, aku akan memukulnya dengan high heelsku ini! Dasar yeoja tak tahu diri! padahal yeoja itu hanya seorang pramuniaga toko buku, bukan dari keluarga terpandang seperti tuan Kim Jong Woon! Sebagai fansnya aku merasa sangat tidak setuju dengan kedekatan mereka berdua" Jujur aku sangat takut mendengar semua ucapan dari mulutnya. Jika ia tau siapa aku sebenarnya, aku pasti akan ditelan hidup-hidup. Tapi ucapannya itu benar-benar membuatku sakit, rasanya seperti ada pedang yang tertancap diperutku. Apakah ini yang dipikirkan setiap orang tentangku? Apa benar aku ini tak lebih dari yeoja hina yang tak tau diri? Aku berusaha menguatkan hatiku dan mendengarkan semua ocehan menyakitkannya.
"benarkah itu? hanya seorang pramuniaga ya?" ucapku berusaha untuk senormal mungkin.
"Ne.. yeoja itu benar-benar tak menyadari statusnya! yeoja yang memalukan! Harusnya dia itu menjauhi tuan Kim! Dia itu tak pantas disandingkan dengan seorang Kim Jong Woon! Direktur pemasaran Coxon Digital Company bersanding dengan seorang pramuniaga toko buku? sangat menggelikan bukan?"
"aku setuju denganmu" ucapku sedikit tertahan. Sungguh, rasanya aku ingin berteriak sekarang.
"keurae!" ucapnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya, tepat saat ia mengakhiri ucapannya, namja yang tadi ia suruh mengambilkan pulpen datang. "gomawoyo" ucap receptionist cerewet itu pada namja tadi.
"mianhae nona! Aku bicara terlalu lama! ini pulpennya! maaf, membuat anda lama menunggu"
"ah.. kurasa aku harus pergi! mungkin lain waktu, aku kesini lagi! Permisi" ucapku sesegera mungkin, aku tak bisa lebih lama disini, aku sudah tak kuat menahan air mata yang sudah membendung ini. Dan benar saja air mataku tumpah tepat saat aku keluar dari gedung itu.

......................

`````Leebooks store`````

"otokhae? Yesung memaafkanmu?" baru saja aku membuka pintu masuk Leebooks, suara nyaring Ji Ah sudah menggema ditelingaku.
"Ji Ah-ya! Kumohon jangan pernah tanyakan namja itu lagi padaku! Aku tak mau hidup dibawah bayang-bayangnya! Anggap saja aku dan namja itu tak pernah bertemu sebelumnya" ucapku lantang. Sudah cukup air mataku terkuras karenanya dan aku sudah memikirkan matang-matang semuanya, aku tak mau menjadi yeoja tak tau diri, receptionist itu benar, kurasa ini yang terbaik untuk Jong woon.
"Apa yang kau bicarakan, huh? mengapa kau jadi seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi disana? Apa kau sudah bertemu dengan Jong Woon?" Ji Ah terus memberondongku dengan pertanyaan yang membuatku semakin sedih.
"Tolong Ji Ah-ya! Berhentilah menanyakan hal itu! Aku sudah lelah!" ucapku. Aku segera meninggalkan Ji Ah yang masih memandangku khawatir. Mianhae Ji Ah-ya, mungkin untuk sekarang lebih baik hanya aku yang mengetahui semuanya, tapi aku janji akan menceritakan padamu jika semuanya sudah lebih baik.

A few days later.....

Hyuk Jae POV

````` In Jong Woon's Office````` 

"Aigoo..... Jong woon-ssi! Sampai kapan kau seperti ini? Aku benci melihatnya!" ucapku kesal. Tapi ia tak menghiraukanku sama sekali, ia tak memalingkan sedikitpun wajahnya dari layar laptopnya. Terlihat sangat menyebalkan. Aku segera mendekatinya dan menutup laptop yang menjadi objek utamanya.
"Yak! apa yang kau lakukan? Aku sedang memeriksa data pemasaran!" ucap namja itu kesal.
"jika aku sedang bicara dengarkan! jangan sibuk sendiri! Pabo!"
"LEE HYUK JAE! Sopanlah sedikit pada atasanmu ini!"
"aku akan sopan padamu jika kau berhenti bersikap seperti ini. 2 minggu aku tak melihat kau tertawa bahkan tersenyum! 2 minggu kau seperti pekerja rodi yang tak pernah sedikitpun beristirahat! Kau sering lembur sampai sangat larut atau bahkan tidak pulang! Aku benar-benar tak habis fikir dengan apa yang ada diotakmu!" Ucapku kesal sangat kesal bahkan, aku tak mau melihat sahabatku kehilangan semangat hidup seperti ini, bahkan hanya karena seorang yeoja? Kim So Eun sudah benar-benar mempengaruhinya hidupnya.
"lalu apa yang harus kulakukan? aku tak tau harus berbuat apa!" ia menghela nafas panjang.
"kalau kau inginkan yeoja itu, kejarlah ia! jangan berhenti hanya karena ia menyuruhmu berhenti!" Jujur aku bingung dengan sikap berlebihannya, mengapa dia begitu terobsesi dengan seorang Kim So Eun? sebegitu menariknya kah dia hingga jong woon tak pernah mau mengenalkannya padaku? ah.. mungkin dia takut kalah saing denganku.
"tapi aku sangat menyayanginya, aku akan melakukan apapun yang ia inginkan asalkan dia bahagia"
"apa kau sudah meminta maaf padanya?"
"tentu saja! Aku minta maaf saat itu juga!"
"saat ia dipecat?" tanyaku tak percaya dengan tingkah bodoh atasanku ini. Dia mengangguk cepat tanpa ada rasa bersalah.
"Pabo! Mana mungkin ia mau memaafkanmu disaat seperti itu?"
"wae?" pertanyaaan yang menurutku sangat bodoh. Mengapa dia sangat bodoh dalam urusan seperti ini?
"perasaannya pasti sedang tak karuan saat itu! Harusnya kau minta maaf setelah pikirannya sudah tenang!"
"tapi kurasa semua sudah terlambat dan mungkin ini lebih baik untuknya!"
"ini takkan menyelesaikan masalah Yesung-ssi! Lebih baik kau menemuinya" nasihatku
"aku ingin tapi ia tak menginginkan kehadiranku!"
"So Eun sedang emosi saat itu dan biasanya seseorang yang sedang emosi itu hanya mengatakan segala sesuatu yang ada diotaknya bukan dihatinya! Percayalah padaku!"
"tapi aku belum siap menemuinya! Aku takut ia semakin membenciku"
"kalau begitu, tak usah menemuinya secara langsung! Kau bisa melihatnya dari jauh dulu! Lihat bagaimana sikapnya saat jauh darimu! Aku yakin dia pasti merasa sangat kesepian! Nah... setelah kau siap untuk menemuinya baru kau temui ia secara langsung! Setidaknya melihatnya dari jauh pun sudah bisa mengobati rasa rindumu itu kan?"
"apakah aku bisa?"
"tentu saja Yesung-ssi! Ayolah! Aku merindukan semangatmu yang dulu"
"Kau benar! Aku juga lelah seperti ini terus! Ia seperti air bagiku, jika ia tak ada aku takkan bisa hidup! Gomawo Hyukie!" ucap Yesung yang mulai menampakkan senyumnya.
"Hei.... aku melihat seorang yeoja cantik beberapa hari yang lalu, ah ani kurasa sudah 2 minggu yang lalu! Ia sangat cantik bahkan seperti bidadari kurasa. Aku yakin jika kau bertemu dengannya kau bisa melupakan So Eun dengan cepat!" ucapku. Aku serius, aku benar-benar melihat seorang yeoja yang sangat cantik saat itu tapi ia terlihat sangat terburu-buru keluar dari gedung ini dan saat kutanya receptionist ternyata mereka tak tau siapa yeoja itu. Sebenarnya sudah lama aku ingin membicarakan ini pada Jong Woon tapi mana mungkin aku menanyakannya tentang seorang yeoja disaat ia sedang patah hati?
"Aish.... apa yang kau bicarakan, huh?" tanyanya kesal.

 So Eun POV

Keesokan paginya.......

Sudah hampir 10 menit aku berdiam diri dikamarku, menatap kosong kearah jendela. Aku mengambil box kecil disamping tempat tidurku dan membukanya, aku mengambil semua kertas bertuliskan kalimat yang sama disana.
"`good morning my beautiful girl` aku tak percaya aku benar-benar merindukannya!" ucapku lirih sambil melihat kertas-kertas itu satu persatu. Aku mengambil pulpen dan salah satu kertas itu lalu kutulis dibelakangnya `i miss you my boy` Baru 2 minggu tak melihatnya saja aku sudah segelisah ini, aku tak yakin bisa melanjutkan hari-hariku tanpanya.
"andai aku bisa menemuimu! 1 kali saja!" gumamku. Aigoo.....  apa yang baru saja kukatakan? menemuinya? ingat statusmu Kim So Eun-ssi. Aku segera menghilangkan fikiran anehku dan bergegas ke toko buku. Baru saja aku membuka pintu rumahku, aku mendapati rangkaian bunga mawar berwarna merah lengkap dengan secarik kertas di sampingnya, aku menunduk untuk mengambilnya. Aku meletakkan mawar yang sangat indah itu dipelukanku dan mulai membaca kertas itu

Mianhae Kim So Eun-ssi
jeongmal mianhae
aku tak pernah bermaksud untuk membuatmu susah
tak ada niat lain selain membantumu
kuharap kau menerima permintaan maafku
memang ini sudah sangat terlambat untuk minta maaf
tapi mau bagaimana lagi?
aku tak bisa menjalani hidup seperti ini
aku menyayangimu
                                 Kim Jong Woon

Jong Woon? Mengapa ia datang disaat seperti ini? aku takkan bisa melupakanmu jika begini caranya! Andai kau tau  aku juga tak bisa menjalani hidup seperti ini. Tapi percayalah padaku, inilah yang terbaik untuk kita, aku takut perasaan sayangku ini tumbuh semakin dalam hingga aku tak sanggup melepasmu. Selagi semua ini belum terlambat, cara inilah yang terbaik Yesungie. Dan sekarang apa yang harus kulakukan dengan bunga dan surat ini? ingin rasanya aku membawa kedua benda ini kemanapun aku pergi, tapi aku yakin namja itu sedang mengamatiku sekarang. Ah.. ini cara yang bagus untuk membuatnya yakin bahwa aku sudah melupakannya. Omoona.... tapi apa aku bisa melakukan ini? aku sangat ragu! Aku tak mau menyakiti hatinya lagi! Tapi............ ini yang terbaik, tanganku bergetar sebelum akhirnya kulempar bunga dan kertas itu.
"Apa yang namja ini mau? mengapa ia selalu hadir dikehidupanku? Mengapa ia selalu membuatku susah?" Ucapku dengan volume suara yang kukencangkan dengan tujuan namja itu mendengarnya. Aku tak tau dimana ia sekarang, tapi aku yakin dia ada disekitar sini! Pasti ia sedang mengamatiku. Aku segera berlalu menuju toko buku, aku mengepalkan tanganku kencang dan semakin kencang untuk menahan semua emosiku, aku tak kuat lagi menahan rasa amarah pada diriku sendiri, bagaimana bisa aku sejahat itu? Tapi tak ada lagi yang bisa kuperbuat! Kumohon Jong Woon bencilah aku dan menjauhlah dariku! Kau terlalu sempurna untuk yeoja miskin sepertiku. Mengapa aku baru menyadari ini semua sekarang? saat aku mulai merasa nyaman dengannya. Saat aku mulai merasa......... Aku membutuhkannya.

Yesung POV

Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang kulihat! Kini aku sedang berada didepan rumah So Eun tapi tentu saja ditempat ia tak bisa menjangkauku namun aku tetap bisa mendengar semua yang ia katakan dengan jelas dari sini. Ia membuang bunga dan surat dariku padahal sebelumnya aku melihat dengan mata kepalaku ia memeluk bunga mawar itu dengan senang. Apa karena ia baru menyadari bunga itu pemberianku? Apakah sebesar itu rasa bencinya padaku? padahal kurasa masalah ini sudah selesai, dia tidak jadi dipecat dan akupun sudah minta maaf. Sebenarnya apa yang membuatnya seperti ini? Ah.. baiklah! Mungkin ini adalah akhir dari perjuangan kerasku mendapatkan hatinya. Selamat tinggal So Eunie! Saranghaeyo dan sampai kapanpun rasa ini takkan berubah. Tapi tunggu dulu, apa itu? aku melihat ia sedang berjalan dan tentu saja aku tau kemana ia akan pergi, kemana lagi kalau bukan Leebooks? Tapi bukan itu yang menarik perhatianku, yang membuatku membulatkan mataku tak percaya adalah SEPATUNYA! MWO? DIA MEMAKAI SEPATU PEMBERIANKU? kerasukan setan apa anak itu sampai mau memakai sepatu dariku? Apa hujan badai benar-benar terjadi dirumahnya? Lee Hyuk Jae! Aku setuju denganmu! Mulut dan perilaku bisa bohong tapi hatimu tak akan berbohong So Eun sayang. Dia sampai rela memakai sepatu dengan warna yang paling ia benci hanya karena sepatu itu pemberianku? Kyyaaa.... aku takkan menyerah! aku akan terus memberimu bunga dan puisi sampai hatimu kembali luluh padaku. Baiklah....... ini hanya permainan waktu Jong Woon-ssi. Kita lihat sampai kapan yeoja itu mampu menghindar dariku.

So Eun POV 

Aish! Hati Yesung itu sebenarnya terbuat dari apa si? Mengapa ia tak bosan-bosannya mengirimiku bunga dan puisi? Sudah hampir 1 minggu ia melakukan itu padaku. Jujur aku sangat menyukainya tapi aku akan tetap bersikap seperti ini. Aku yakin ia pasti akan menyerah atau tidak tunggu saja sampai mawar di dunia ini habis.

TBC




Comments

  1. bguz bgt aku suka cpt dilnjutin jgn lama lama

    ReplyDelete
  2. makasih kyussoloverz
    pasti aku lanjutin
    yg sabar ya..:)
    *

    ReplyDelete
  3. buat author jgn ngerasa klu hsl karyanya jelek, menurut q ceritanya bagus banget,q suka ama ceritanya, menarik. jd author fighty............
    next............

    ReplyDelete
  4. thx! Selalu semangat kok wat bikin couple ni..

    ReplyDelete
  5. yee hwaiting yesung...

    makin seruFFnya

    ReplyDelete
  6. Yeyeye...

    Yesung ah ayo trs prjuangkan sso... Q mndukungmu... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts