Misunderstanding Love Part 1 ( Sequel My Bad Brother )









Cast:   
  • Im Yoon Ah as Park Yoon Ah
  • Choi Minho as Park Minho
  • Lee Donghae
  • Kwon Yuri
  • Choi Sooyoung 
  • Seo Joo Hyun
  • Tiffany Hwang
  • Jessica Jung
  • Park Jiyeon
·     



Seperti hari biasanya, pagi-pagi benar aku sudah sampai di sekolah, tidak seperti saat SMP, sekarang ini aku sampai ke sekolah lebih awal dari Sooyoung ataupun Tiffany, yah…setidaknya itu tak membuat mereka selalu menganggapku sebagai orang yang tak pernah tepat waktu.

“ Annyeong!!” sapaku dengan begitu ceria ketika aku memasuki ruang kelasku. Ku lihat Seohyun sudah datang lebih awal yang sedang sibuk mengotak-atik handphonenya.
“ Yoong…kau sudah sampai.” Ujar Seohyun saat aku menaruh tasku di kursi.



Author POV


“ Hmmm..Yoong aku ingin bercerita sesuatu padamu!” mendengar hal itu, Yoona pun menghampiri Seohyun yang sepertinya sangat membutuhkan dirinya.
“ Mau cerita apa Seo?” tanya Yoona seraya merangkul sahabatnya yang nampak sedang galau.
“ Yoong…coba kau baca ini!” Seohyunpun memberikan handphonenya pada Yoona.




“ Jadi…Yonghwa memutuskanmu?” tanya Yoona setelah membaca sms di handphone Seohyun, tak ada jawaban yang terlontar dari mulut lawan bicaranya, yang ada hanya anggukan kecil beserta tatapan hampa dari Seohyun yang sudah cukup membuat Yoona mengerti.


“ Hai…” sapa Tiffany yang baru datang, merasa aneh dengan tingkah Seohyun yang begitu menyedihkan, Tiffanypun menanyakannya pada Yoona.



 “ Ada apa denganya?” tanya Tiffany mendesis pada Yoona, tanpa memberi jawaban, Yoonapun memberikan handphone milik Seohyun pada Tiffany.
“ Menyebalkan sekali sih namja ini! Memang dia pikir dirinya itu sangat keren apa? Aishhh…jinjja!!” decak Tiffany kesal setelah selesai membaca sms di handphone Seohyun.
“ Aigooo…Fany-ah! Pagi-pagi seperti ini sudah berisik sekali!” ujar Sooyoung yang baru sampai.



“ Bagaimana tidak kesal? Coba kau lihat saja sendiri!” jawab Tiffany kesal sambil menyodorkan handphone Seohyun pada Sooyoung. Tak seperti Tiffany yang mendecak kesal setelah membaca sms itu,  setelah membacanya, Sooyoung segera merangkul seohyun yang telah berlinangan airmata sedari tadi.


“ Sudahlah Seo! Untuk apa kau menangisi orang seperti dia?” ujar Tiffany menasihati Seohyun yang masih bersedih.
“ Kau tak mengerti Fany, aku sangat mencintainya..” jawab Seohyun lirih.
“ Ne..aku juga setuju dengan Fany! Untuk apa kau menangisi orang yang selalu menggantungkan perasaanmu? Hmmm..lebih baik kau perjuangkan saja cintamu yang sudah benar-benar jelas di depan mata!” timpal Yoona sambil senyum-senyum aneh.



“ Maksudmu siapa Yoong?” merasa tak mengerti dengan maksud Yoona, Sooyoungpun bertanya dengan penuh rasa penasaran.
“ Isshh..siapa lagi kalau bukan dia!” jawab Yoona sambil mengarahkan kepalanya ke arah meja Chansung.
“ Tapi…” belum juga Seohyun menyelesaikan kalimatnya, Sooyoung telah terlebih dulu menyelaknya.



“ Sudahlah…lagipula kau juga menyukai Chansung, kan? Jadi lebih baik kau perjuangkan saja cintamu dengannya!” ujar Sooyoung menggoda Seohyun.


Merasa sudah terpojok Seohyun hanya bisa diam, dan membiarkan ketiga temannya tertawa puas, lagipula dia tidak bisa mengelak apapun, karena memang benar dia menyukai Yonghwa dan juga Chansung.


Yoona POV


Rasanya otakku sudah mengebul, karena hari ini aku menggunakannya untuk berpikir yang terlalu berat. Bagaimana tidak? Bayangkan saja, hari ini Kyuhyun Seosangnim memberikan ulangan mendadak tanpa memberitahu dulu sebelumnya, tak segan-segan dia memberikan 50 soal sekaligus.

“ Hei..apa kalian sudah tahu?” tanya Seohyun menggantung saat kami berempat sedang menyantap makan siang mereka.
“ Tahu apa? Bicaralah yang jelas Seo Joo Hyun!!!” omel Sooyoung dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Aishh..anak ini! Sebenarnya dia perempuan atau bukan sih?.



“ Hehehehe..maksudku, apa kalian sudah tahu kalau hari rabu nanti Jessica akan merayakan ulang tahunnya?” tanya seohyun lagi dengan kalimat yang sudah jelas.
“ Annie..aku belum tahu!” jawabku sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutku.
“ Aku juga! Kau?” jawab Sooyoung sekaligus bertanya pada Tiffany.


“ Sudah..!” jawab Tiffany singkat dan langsung melanjutkan aktivitasnya lagi.
 “ Hai Girls!!” sapa seorang yeoja yang dibelakangnya ditemani beberapa temannya.

Yaph..dia adalah Jessica atau yang biasa dipanggil Sica, dia adalah salah satu teman sekelasku, tapi sebenarnya, Jessica adalah teman kami juga semasa SMP, tapi berhubung kami berempat tidak begitu menyukainya, maka hubungan kami dengannya tidak terlalu akrab.


“ Ah..Sica! wae?” ujar Tiffany sambil mengedarkan pandangannya ke  arah Jessica dan gerombolannya.
“ Ini! Aku harap kalian berempat bisa datang!” jawab Jessica sambil menyodorkan empat buah kartu undangan.
“ Ulang tahun? Siapa saja yang akan datang?” tanya Seohyun yang sedang membaca kartu itu.



“ Hmmm..teman-teman kita di SMP.” Jawab Jessica dengan girangnya. Aneh! Kenapa ice princess seperti dirinya bisa girang seperti itu.
“ Hanya teman- teman SMP? Apa kau tak mengundang teman-teman disini?” sekarang giliran Sooyoung yang bertanya.


“ Annie…aku juga mengundang mereka! Hanya saja khusus untuk hari rabu itu khusus untuk teman-teman SMP, dan pada hari kamisnya baru aku mengundang teman-teman disini.” Jelas Jessica yang dibalas anggukan dari ketiga temanku.



“ Ribet sekali! Kenapa tak dijadikan satu hari saja?” merasa benar-benar aneh dengan dirinya, kini giliran aku yang sekarang bertanya.
“ Hmmm..memang! tapi itu semua kulakukan agar lebih seru! Lagipula jika aku menyamakannya dalam satu hari, pasti teman-teman SMP dan SMA-ku akan merasa canggung!” jelas Sica.



“ Tapi dengan begitu aku tak bisa melihat Lee Donghae, sica-ah!. Padahal aku sangat penasaran dengan sosok Lee Donghae yang selama ini sering kau ceritakan pada kami!” ujar Hara yang merupakan salah satu teman sekelompok Jessica.
“ Ne..aku juga!” timpal Gyuri yang merasa sependapat dengan Hara.
“ Tenang saja!! Kalian berdua juga boleh datang ke pestaku yang hari rabu kok! Jadi dengan begitu, kalian bisa melihat yang namanya Donghae itu!” jawab Sica dengan senyum yang merekah di bibirnya.




 Minho POV


Tak kusangka hari ini aku bertemu lagi dengan sahabat kecilku, Park Jiyeon, yang selama ini tinggal di Jepang. Sekarang ini orang tuanya sudah kembali ke Korea dan kini dia bersekolah di sekolah yang sama denganku, ahhh… senangnya! Akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan Jiyeon-ku.

“ Minho…” panggil Jiyeon sambil menghampiriku yangsedang duduk bersama Yuri di kantin.
“ Hei…” sapanya saat berada di depanku.
“ Duduklah Jiyeon! Oh ya..Yul, kenalkan ini Jiyeon, Park Jiyeon, sahabat kecilku yang sering ku ceritakan itu.” Ucapku mengenalkan Jiyeon pada Yuri, yah..maklum, meskipun satu sekolahan, aku dan Yuri tidak satu kelas, jadi pasti Yuri belum mengenal sahabatku yang satu ini.


“ Kwon Yuri imnida! Tapi kau bisa memanggilku Yuri ataupun Yul!” ujar Yuri mengenalkan dirinya.
“ Salam kenal! Semoga kita bisa berteman dengan baik!” ujar Jiyeon dengan gaya khasnya, gaya cerewet dan hangatnya.


Yoona POV


Sebenarnya aku tak terlalu berminat untuk datang ke pesta ulang tahun Jessica, tapi karena ketiga temanku mengancam, mereka juga tidak akan datang ke pesta itu kalau aku tidak datang, jadi mau tidak mau aku juga akan datang.

“ Yoona!!! Jawab aku! Apa kau akan datang?” tanya Sooyoung dengan berteriak. Isshh..apa dia pikir suaranya itu enak di dengar apa? Seenak-enaknya saja dia berteriak, apa dia mau memecahkan gendang telingaku?.
“ Ya aku ikut…kalian puas?” jawabku kesal, karena sebenarnya aku malas pergi ke acara itu.



“ Jinjja? Aigoo….gomawo Yoong!” sorak Sooyoung kegirangan.
“ Aishh…kau memang sangat baik Yoong!” ledek Tiffany. Memang dia pikir selama ini aku jahat apa?.
“ Pokoknya kau tidak akan menyesal deh datang ke sana!”ujar Seohyun yang aku sendiri masih mencoba mencerna maksud dari ucapannya itu.
“ Betul tuh!” timpal Sooyoung dan Tiffany sambil menyeringai aneh memandang satu sama lain, sepertinya aku mencium rencana tidak bagus akan terjadi nanti.  



At Home


Seperti biasa ketika malam tiba, kehangatan di rumah kami begitu terasa, kedua orang tuaku beserta adikku yang playboy itu berkumpul bersama di ruang TV. Senda gurau, canda tawa menyelimuti keakraban dalam kebersamaan keluarga kami.

“ Eomma, apa eomma masih ingat Jiyeon?” tanya Minho mengawali pembicaraan diatara kami.
“ Park Jiyeon? Anaknya Yoochun ahjussi?” balas eomma yang tak kalah antusias.
“ Ne...apa eomma tahu? Sekarang dia satu kelas denganku di sekolah!” jelas Minho.
“ Jadi dia telah kembali dari Jepang? Aigoo…kenapa Yoochun oppa tidak memberitahu kita ya?” ujar eomma menanyakan hal itu pada suaminya, yang duduk tepat di sampingnya.



“ Molla!! Mungkin dia sangat sibuk jadi belum sempat untuk memberitahu kita.” Jawab appa.
“ Oh ya..eomma! besok aku ada undangan ulang tahun dirumah temanku, apa aku boleh ikut?” ucapku meminta izin orang tuaku.
“ Tentu! Tapi jam berapa?” tanya eomma balik.
“ jam 7 malam.” Jawabku yang penasaran dengan jawaban dari kedua orang tuaku nanti.



“ Boleh..asal jangan pulang terlalu malam, otte?” jjawab appa, yang tak kusangka dengan jawabannya. Padahal biasanya dia tidak akan mengizinkanku pergi kalau waktunya terlalu malam.
“ Mwo? Tumben sekali appa mengizinkanku!” ujarku yang masih bingung dengan appa-ku, apa dia salah minum obat tadi?.



“ Wae? Apa ada yang salah? Yoong..kau ini kan sudah cukup besar, jadi appa pikir kau juga perlu kebebasan untuk bergaul, kan tak baik kalau appa dan eomma melarangmu terus.” Jawab appa yang kubalas dengan anggukan kecil kepalaku. Lega..  akhirnya appa mengizinkanku dan aku bisa pergi bersama teman-temanku besok.. rasanya sudah sangat tidak sabar menunggu hari esok. Hoahh…rasanya ngantuk sekali..lebih baik aku tidur sekarang.



Author POV

.....Morning At 7 am.......

“ Yoong…bangun! Palli irreona!! Mau berangkat jam berapa, HAH?” teriak Taeyeon yang sudah kehilangan kesabaran untuk membangunkan anak perempuannya itu.
“ Hoaammm…eomma! Aku masih ngantuk!! 10 menit lagi yah..” rajuk Yoona yang masih larut dalam kantuknya.
“ Yak! Park Yoon Ah! Palli ireona!” teriak eomma lagi, mendengar nada bicara eomma-nya yang mulai meninggi, dengan mata yang masih sangat ngantuk Yoona-pun memaksakan dirinya untuk bangun.


………………………………………………………………………....................................................



“ Noona!” desis Minho memanggil Yoona yang sedang menyantap sarapannya.
“ Wae?” tanya Yoona dengan nada sinis.
“ Noona sepulang sekolah nanti, kau mau ke toko kado, kan?”tanya Minho sambil menaik-turunkan alisnya.
“ Terus?” tanya Yoona sambil mengoles rotinya dengan selai.



“ Hmmm..aku titip sesuatu yah… kau tahu, besok anniversary aku dan Yuri yang ke  2 tahun, jadi aku mau memberikannya sebuah hadiah. Mau kan noona?” sekarang Minho menatap noonanya dengan penuh harapan.
“ Annie..lagipula aku tidak tau apa yang harus kubeli.” Tolak Yoona tanap menatap adiknya sedikitpun.
“ Noona…aku mohon! Please.. help your brother.ok?” rajuk Minho sambil memegangi tangan noona-nya, merasa  terganggu dengan tingkah laku dongsaeng-nya, dengan sangat amat terpaksa, iapun setuju.


……………………………………………………………………………………………………….

At Gift Shop



Tak seperti ketiga temannya yang sudah selesai memilih barang yang akan dibeli, Yoona masih sibuk mencari-cari benda yang tepat untuk ia beli. Sebenarnya dia sudah menemukan benda yang akan dia berikan untuk Jessica, tapi kali ini, dia sedang mencari benda yang tepat sesuai dengan pesanan sang adik.



“ Yoong..masih berapa lama lagi sih?” ujar Sooyoung mengeluh.
“ Memangnya kau mau beli apa lagi sih?” tanya Seohyun sambil menghampiri Yoona.
“ Seo…benda apa yang kau inginkan kalau hari ini hari anniversary-mu?” tanya Yoona yang sudah sangat bingung.
“ Aisshh..kau lupa ya? Aku ini kan sudah putus dengan Yonghwa!” decak Seohyun kesal.



“ Yak…jawab saja!” sekarang Yoona benar-benar frustasi.
“ Memangnya kau mau beli untuk siapa?” tanya Tiffany sambil mengusap punggung Yoona.
“ Aku membelikannya untuk Minho, tadi pagi dia titip kado untuk diberikan pada yeojachingunya..” jawab Yoona sambil mengerucutkan bibirnya.


 “ Bagaimana kalau ini?” tanya Sooyoung sambil membawa sebuah boneka teddy bear di tangannya. Sekejap mata Yoona berbinar saat melihat boneka teddy bear di tangan Sooyoung, senyum merekah saat rasa penatnya mencari kado yang dari tak kunjung ketemu.



“ Ah…Youngie!!! Ini bagus!! Gomawo!” tanpa banyak cakap, Yoona langsung memeluk sahabatnya dengan sangat erat.
“ Yak…lepaskan! Aku tidak bisa napas!” protes Sooyoung dengan segera Yoonapun melepaskan pelukannya.



……………………………………………………………………………………................................




Yoona POV


Entah kenapa aku begitu bingung mau memakai baju apa? Padahal sudah hampir semua baju telah kucoba, tapi tak ada satupun yang menurutku cocok untuk kupakai.Argghh...bisa gila aku! hanya karena sebuah baju!!.



“ Yoong apa kau… yak! Kenapa kau belum siap?” tanya eomma saat melihat diriku yang belum kunjung siap.
“ Eomma..aku bingung harus pakai baju apa!!” ucapku merengek, eomma beranjak menghampiri lemari bajuku.


“ Kenapa kau tak memakai gaun ini saja?” tanya eomma sambil membawa sebuah gaun warna peach berlengan pendek dengan panjang dibawah lutut serta terdapat pita kecil di bagian pinggangnya. Ku pakai gaun itu di padu dengan gelang rantai emas putih dengan bandul di setiap rantainya, ku biarkan rambutku tergerai lurus tanpa ku beri apapun, ah siap!!.



“ Aigoo..anak eomma cantik sekali!!” seru eomma yang terpukau akan kecantikan anaknya ini.
“ Cepatlah kebawah! Temanmu sudah menunggu dirimu dari tadi!” suruh eomma.

Ku susuri setiap anak tangga dengan perlahan, kulihat semua orang disini begitu terpukau dengan pesonaku, aigoo..apa aku sangat cantik?. Tapi kalau aku memang cantik, apakah mereka harus mengangan seperti itu saat melihatku? Aigoo..Yoona-ya, sepertinya kau itu memang sangat cantik!.



“ Omo!! Tumben sekali anak appa berdandan seperti yeoja!” decak appa saat aku menghampirinya, sontak ketiga temanku terkekeh mendengar pernyataan appa-ku ini.
“ Appa..Yoona noona memang yeoja? Tapi setengah yeoja! Kekekekk.” Ujar Minho membuat semua orang disini makin tertawa puas.
“ Yak!! Apa maksudmu? Aku ini yeoja tulen tahu!!” protesku tak terima.



“ Sudah..sudah…jangan bertengkar. Ya sudah Yoong cepat sana kalian berangkat, nanti kalian telat!” suruh eomma.
“ Ya sudah kalau begitu, kami pergi dulu ya eomma appa!” pamitku pada kedua orang tuaku.
“ ahjussi ahjumma kami pergi dulu ya!” pamit ketiga temanku.
“ Hati-hati di jalan ya!!” ujar Eomma saat kami masuk kedalam mobil Seohyun.



Berhubung Seohyun bisa dan diizinkan mengendarai mobil, jadi kami putuskan untuk pergi bersama Seohyun dengan menggunakan mobilnya. Yah.. kalau dilihat-lihat Seohyun tidak begitu buruklah untuk dijadikan supir,kekekekk.



……………………………………………………………………………………….......................




Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya kami sampai juga di rumah Jessica. Awalnya aku ragu kalau rumah yang ada di depan kami adalah rumah Jessica, tapi setelah menemukan sosok Siwon, salah satu teman kami semasa SMP, akhirnya kami yakin untuk masuk ke dalam rumah itu. Melihat sosok kami, annie! Maksudku melihat sosok Tiffany, Siwon langsung menghampiri ke arah kami, yang tak kalah menyita perhatian adalah entah mengapa wajah Tiffany mendadak menegangs saat Siwon berjalan menghampiri kami, aigoo..mereka lucu sekali.



“ Kalian juga datang? Ya sudah, ayo kita masuk bersama!”ajak Siwon dengan ramah, yah setidaknya dia masih ingat kalau mempunyai teman seperti kami.
“ Hai….” Sapa yeoja dengan suara khas miliknya yang tak asing lagi untukku, siapa lagi kalau bukan Jessica, si empunya pesta.
“ Kalian berangkat bersama?” tanya Sica.



“ Ne..kami berangkat bersama.” Jawab Sooyoung membenarkan.
“ Annie..maksudku, kalian berangkat bersama Siwon?” tanya Sica lagi.
“ Oh..annie..tadi kami bertemu di depan.” Jawab Siwon.
“ Ya sudah aku tinggal dulu yah!” ucap Siwon pamit, dia pergi menghampiri teman-temannya yang lain.



“ Ayo cepat ke sana! Yang lain sudah di sana semua!” ajak Sica dengan sangat antusias. Kami ikuti Jessica dari belakang, dapat kulihat memang sudah banyak orang di sini.
“ Hei Yoong! Kau datang!” ujar seseorang yang tak ku ketahui siapa, karena disini sangat ramai. Ku edarkan pandanganku mencari asal suara yang tadi menyapa.
“ Cari siapa?”tanya seseorang sambil mencolek bahuku, ku tolehkan wajahku kearah orang itu, dan ku temukan sesosok namja berdiri dihadapanku sekarang.




“ D…D…Donghae!” sontak aku terpukau melihat dirinya dengan setelan kemeja dengan jas santai, omo…kalau  tidak ada orang disini pasti aku sudah berteriak sekarang. Aisssh..sadar Park Yoon Ah, jaga sedikit image-mu di hadapannya.
“ Wae? Apa ada yang salah denganku?” tanya Donghae sambil memmperhatikan bajunya.
“ A..Annie…” elakku dengan gagap.




“ Yoong.. ku kira kau tak akan datang. Kau tahu? Aku sangat senang bisa bertemu denganmu disini.” Ucapnya diiringi senyuman indahnya. DEG!! Sumpah demi apapun, kerja jantungku mulai tak beres dalam sekejap, dia berdetak begitu kencang, sampai-sampai aku takut kalau jantungku akan melompat keluar dari tubuhku.




“ Hmmmm…” padahal aku sangat menunggu kalimat yang akan ia ucapkan selanjutnya, tapi tiba-tiba Jessica datang.
“ Donghae-ah ternyata kau disini! Ayo ikut aku, aku ingin memperkenalkanmu pada dua teman baruku, eh Yoong aku ke sana dulu ya!” ucap Jessica seraya menarik tangan Donghae.


“ Hmmm..Yoona sebentar, aku akan kembali!” ucap Donghae sebelum akhirnya ia pergi bersama Sica. Apa maksudnya dengan aku akan kembali? Memang siapa yang mau menunggu dirinya? Isshhh.. ternyata pesta ini membuatku hampir gila.



“ Kemana sih mereka?” gumamku kesal saat mencari ketiga sahabatku yang menghilang ditelan bumi.
“ Hayo..cari siapa?” tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkanku dari belakang.
“ Yak..Seo!! kau mau buat aku mati?” ucapku kesal tapi dia hanya terkekeh, ku rasa pesta ini memang membuat gila setiap orang yang datang ke sini.
“ Ehem…jadi..ada yang abis bertemu dengan pangerannya nih?” ucap Seohyun dengan nada yang menjengkelkan.




“ Siapa sih? Donghae? Aku kan sudah bilang aku tidak ada hubungan apapun dengannya!” ucapku menjelaskan padanya.
“ Donghae? Memang tadi aku bilang Donghae? Tadi aku kan bilang pangeranmu, jadi sekarang Donghae itu pangeranmu?” tanyanya yang semakin menjengkelkan.
“ Hmmm..Tiffany dan Sooyoung mana?” tanyaku mengalihkan suasana yang dari tadi memojokkan diriku.



“ Yah…Tiffany tuh lihat aja! Dia sedang bersenang-senang dengan Siwon!.” Jawab Seohyun sambil menunjuk ke arah Tiffany dengan dagunya.


“ Perhatian semua! Selamat datang di acara ulang tahun teman kita Jessica!” ujar seseorang menggunakan Microphone yang menarik semua perhatian dari seluruh tamu disini. Tapi yang menarik di sini adalah orang yang berlaku sebagai MC-nya yang tak lain dan tak bukan Eunhyuk dan salah satu sahabatku, siapa lagi kalau bukan Choi Sooyoung.



“ Ne…Eunhyuk! Pada hari ini Jessica merayakan hari jadinya yang ke 17 tahun. Baiklah acara selanjutnya adalah peniupan lilin!” seru Sooyoung, tanpa waktu lama, kue tart yang cukup besar dengan lilin angka 17 di atasnya datang di bawa oleh seseorang menggunakan meja dorong.
Nyanyian penuh kegembiraan menggema di ruangan ini sebelum akhirnya Jessica meniup lilinya, tapi sebelum meniup lilinnya Eunhyuk meminta Jessica untuk make a wish terlebih dahulu.



“ Kalau boleh tahu, apa harapanmu tadi?” tanya Eunhyuk penasaran tak hanya dia, kurasa semua tamu disini juga merasakan hal yang sama.


“ Hmmm..aku berharap, semoga aku bisa bersama orang yang mencintaiku!”

Jawab Jessica girang, senyumnya pun tak pernah luput dari wajahnya sekarang, tapi bukan itu yang menarik perhatian semua orang di sini. Semua orang disini begitu  heboh saat Jessica mengucapkan harapannya seraya menatap ke arah Donghae dan Donghaepun membalasnya dengan senyuman dan anggukan kacil. Apa maksudnya ini? Apa orang yang Sica cintai adalah Donghae? Dan apakah Donghae juga mencintai Sica?.




“ Sepertinya ada yang cemburu!” desis Seohyun tepat di depan telingaku. Ah…apa maksudnya cemburu? Aku cemburu? Tidak mungkin! Bahkan aku tidak pernah menyukai Lee Donghae, jadi untuk apa aku cemburu?.



“ Potong kuenya…potong kuenya!” sorak semua tamu disini begitu antusias, Jessicapun memotong kuenya dan menaruh di atas piring kertas.
“ Untuk siapa potongan kue pertama itu, Sica?” tanya Sooyoung.
“ Hmmm..kue ini aku persembahkan untuk Donghae!” jawab Jessica sambil menyuapi kue itu ke mulut Donghae. Arghhh…rasanya aku benar-benar akan gila kalau terus ada di tempat ini.



“ Nah…Sooyoung ini adalah acara yang paling kita tunggu-tunggu!” seru Eunhyuk berimprovisasi pada partner MC-nya.
“ Apa Itu?” tanya Sooyoung penasaran.
“ Ini dia yang paling kita tunggu-tunggu! Pesta dansa!” ujar Eunhyuk yang sontak membuat semua tamu disini bersorak sorai.



Arrghhh… acara ini hanya membuat kesal saat menyaksikan berpasang-pasang orang berdansa mengikuti irama lagu yang begitu romantis. Yang membuatku semakin sesak adalah saat Tifany juga ada dalam kawanan orang-orang yang sedang terhanyut dalam melodi yang begitu indah, tapi tunggu! Tak hanya Tiffany rupanya!.



Ternyata Sooyoung juga ikut bergabung dalam kerumunan itu, tapi siapa namja yang berdansa dengannya? OMO!! Bukankah itu Shim Changmin?. Terus kemana Seohyun ya? Tidak mungkinkan kalau dia ikutan berdansa juga?. Tapi ternyata dugaanku salah, Seohyun sedang menari di lantai dansa bersama….Sungmin?. Ahhh…kenapa hanya aku yang bernasib malang seperti ini? Kalau tahu begini, lebih baik aku di rumah saja main game.




“ Membosankan! Coba saja aku bawa PSP-ku!” gumamku kesal meratapi keadaanku yang benar-benar membosankan.
“ Jadi kau juga bosan?” tanya seseorang, ku dongakkan kepalaku untuk melihat sosok lawan bicaraku itu.
“ Kau? Mau apa?” tanyaku ketus saat ku temukan sosok Lee Donghae,yang tanpa persetujuanku duduk tepat di sebelahku.




“ Yak!! Kau mau apa?”tanyaku tak kalah ketus dari sebelumnya. Bukannya pergi orang di sebelahku malah tersenyum sambil menatap lurus ke depan. Ah..sepertinya dugaanku benar! Pesta ini memang membuat gila setiap tamu yang datang ke sini.
“ Aku kan sudah bilang, kalau aku akan kembali, apa kau lupa?” dia membalikkan posisinya, sehingga saat ini mata kami saling bertemu. “ Kajja!” ujarnya seraya menarik lenganku dengan lembut, tapi dia mau membawaku kemana?.




“ Dansa?” gumamku yang sepertinya masih dapat terdengar olehnya.
“ Ne…” diapun membalikkan posisiku, sehingga sekarang kami saling berhadapan.


Dia menatapku begitu dalam, entah apa itu memang ciri khasnya atau karena aku saja yang berlebihan, tatapannya itu begitu menghinotisku, rasa kesal dan jengkel yang biasa aku luapkan saat bertemu dengannya, kini tak mampu ku keluarkan. Ya tuhan! Lindungilah aku! Semoga aku tetap waras seperti sebelum datang ke pesta ini.



Dia mendekat ke arahku membuat jarak diantara kami begitu kecil, dia memulai dansa yang tanpa kusadari aku juga terhanyut dalam gerakan ini. Padahal sebelumnya aku belum pernah berdansa, tapi entah mengapa, kali ini mudah sekali bagiku mengikuti setiap gerakannya. Sampai tak terasa, akhirnya music sudah selesai, diapun menghentikan gerakannya, tapi dia masih menatapku dengan tatapan yang tak pernah aku lihat sebelumnya dari Lee Donghae, maklum biasanya aku lebih sering bertengkar atau mengomelinya daripada menatap matanya dalam jarak sedekat ini.



OMO!! Kenapa lagi jantungku? Kenapa sekarang jantung berdetak begitu cepat,  bahkan bisa kurasakan detakannya jauh lebih kencang daripada sebelumnya.  Tak ingin mati karena jantungku lompat dari tempatnya, aku segera menyudahi tatapan yang menurutku…aku sendiri juga tidak tahu artinya.



“ Ah…mianhae! Hmmm..ayo ikut aku!” ucapnya yang sama seperti tadi sambil menarik tanganku, tanpa persetujuanku sebagai pemilik tangan yang sedang ia tarik. Kenapa keluar dari rumah Sica? Sebenarnya dia mau kemana sih?.



“ Untuk apa kita ke sini?” tanyaku heran saat kami berdua sampai di sebuah taman yang tak jauh dari rumah Sica.
“ Duduklah dulu! Apa kau selalu seperti itu?” suruhnya sambil bertanya.
“ Maksudmu?” aku benar-benar bingung dengan kalimatnya yang terakhir itu.
“ Hhhh…kau lucu!” ucapnya sambil tersenyum. Aku tahu dia memang murah senyum, tapi apakah harus dia tersenyum terus?.




“  Wah…disini sangat nyaman, apalagi ada kolam dan juga ini malam hari, jadi kita bisa menikmati bulan dan juga bintang.” Ucapku antusias saat menyadari bahwa tempat ini jauh lebih nyaman dari tempat pesta tadi.
“ Kau juga suka tempat ini? Kalau begitu kau juga boleh menjadikannya sebagai tempat favoritmu!.” Ujarnya seolah-olah taman ini miliknya saja.




“ Yak!!! Apa yang kau lakukan!” omelku saat ia memasukkan headset ke telinga kananku.
“ Diam dan dengarkan!” ucapnya tanpa mempedulikanku yang sedang kesal dengannya, perlahan ku dengar alunan lagu yang terdengar sangat indah menemaniku menikmati pemandangan ditempat ini.
Aku hanya memakai satu headset di telinga kananku, karena yang satu lagi terpasang di telinga sebelah kirinya. Ku perhatikan wajahnya, nampaknya dia begitu menikmati lagu,pemandangan dan semua yang ada di sini.




“ Wae? Apa aku lebih indah dari pemandangan disini, sampai-sampai kau tak bisa berhenti menatapku?” ucapnya yang membuatku tersadar, kalau dari tadi aku begitu menikmati saat memandang wajahnya.
“ Issshhh…” decakku kesal tapi dia hanya tertawa puas, pasti sekarang dia berpikir kalau aku menyukai dirinya.




Benar-benar tak pernah ku bayangkan sebelumnya, sekarang aku berada di tempat yang sama dengan Lee Donghae, namja yang selalu membuatku kesal bahkan tak jarang kami bertengkar karena ulahnya yang begitu menjengkelkan. Ya tuhan…ada apa dengan diriku? Kenapa aku sangat menikmati waktu saat bersamanya? Bahkan,, kalau boleh aku ingin berlama-lama di sini, Yak Yoona!! Apa kau sudah tak waras?.


Remember me
I'm in Da-Da-Danger Pinocchio
Remember me
Eodiboja ilgeoboja nae mameul teoreoboja emeraldeu 
humchyeobwa geu nundongja seureukseureuk  
Meoributeo balkkeutkkaji seukaenhae


Tiba-tiba handphoneku berdering, dengan segera kuu ambil handphone-ku yang dari tadi kusimpan dalam saku gaunku, #jadi ceritanya, gaunnya Yoona itu ada saku di dekat pinggangnya#. Ku baca nama eomma-ku terpampang di layar handphone-ku, tak ingin membuatnya cemas, aku segera mengangkat telepon darinya.


“ Yeobseyo..” sapaku pada eomma yang berada di ujung sana.
“ Ne…sebentar lagi aku pulang!” jawabku sambil mengangguk.
“ Ne…ya sudah ya eomma, dah!!” ucapku mengakhiri pembicaraan kami di telpon.



Aku segera beranjak dari dudukku untuk kembali ke rumah Jessica dan menemui ketiga kawanku yang masih di sana. Saat aku berdiri ada sebuah tangan yang menarik tanganku, siapa lagi coba kalau Lee Donghae yang menarik lenganku.



“ Kau mau pulang?” tanyanya tanpa melepaskan tanganku. Yak..kenapa hari ini dia sangat suka menarik tanganku sih?.
“ Kalau begitu ayo kita pulang bersama!” sekarang dia beranjak dari duduknya dan menuntunku untuk mengikutinya.


Sepanjang perjalanan kembali ke rumah Jessica, tak ada yang kami bicarakan, yang ada hanya tangannya yang masih menggenggam tanganku. Sebenarnya aku tidak masalah dia menarik tanganku, tapi yang jadi masalah sekarang adalah, jantungku berdetak makin kencang saat ku rasakan hangat tangannya saat menggenggam tanganku.



Ku lihat rumah Jessica sudah sepi tak terlihat keramaian lagi seperti sebelumnya. Aku menatap ke rah Donghae dengan amat heran, merasa mengerti dengan maksud dari tatapanku, dia hanya menggidikkan bahunya.



“ Kalian masih disini?” tanya Jessica yang baru keluar dari rumahnya setelah Donghae mengetuk pintu rumahnya.
“ Hmmm..Sica, apa mereka masih di dalam?” tanyaku balik sambil menerawang ke dalam rumahnya.
“ Siapa? Oh..maksudmu Tiffany, Sooyoung, dan Seohyun?” ujarnya yang kubalas dengan anggukan kecil.



“ Mereka sudah pulang dari tadi!” jawab Jessica yang membuat aku terlonjak kaget. Ahh… jahat sekali mereka meninggalkanku sendiri.
“ MWO? Dari tadi? Aisshhh..ya sudahlah kalau begitu pulang dulu!” dengan perasaan yang sedikit kesal, aku berpamitan pulang dan berlalu tanpa menghiraukan Donghae.



Kususuri jalanan komplek perumahan tempat dimana rumah Jessica, untuk menemukan kendaraan umum. Setelah aku sudah sampai di jalan raya, sudah jarang sekali kendaraan umum yang lewat, tentu saja sudah jarang, sekaarng itu sudah pukul 9 malam. Beruntung aku adalah anak yang sabar, jadi tanpa putus asa, tetap kutunggu bus yang lewat.



TIIN TIIN TIIN



Bunyi suara klakson mobil menggelegar tepat di depan halte, norak sekali sih dia! Apa dia baru punya mobil?. Pemilik mobil itu memberhentikan mobilnya di depan halte, kaca pintu mobilnya terbuka yang membuatku dapat melihat sosok pemilik dari mobil itu.



“ Ayo masuk!”  suruh namja yang berada dalam mobil itu.  Untuk apa dia menyuruhku masuk ke mobilnya?.
“ Andwae!! Aku bisa pulang sendiri!” tolakku ketus sambil menyilangkan tangan  di depan dadaku.
“ Yak jangan keras kepala! Ayo cepat masuk!” suruhnya dengan menaikkan nada bicaranya.



“ Andwae!!! Sudah kau pulang duluan saja!” kali ini aku setengah berteriak.
Merasa kesal denganku yang masih bersikeras tidak mau ikut dengannya, kini dia keluar dari mobilnya dan menutup pintunya dengan sedikit kasar. Dia berjalan menghampiriku dengan ekspresi kesal, untuk apa dia kesal?memangnya aku ini anaknya apa?yang harus selalu menuruti perintahnya.



“ Kajja!!” lagi-lagi dia menarik tanganku, tapi kali ini tak selembut seperti sebelumnya, sekarang ini dia menarik tanganku dengan sangat memaksa dan terasa sakit di tanganku karena bisa dibilang dia menyeretku.
“ Masuk..” suruhnya dengan nada dingin. Tak ingin membuatnya tambah kesal, aku langsung menururtinya untuk masuk ke mobilnya. Sebenarnya aku sangat kaget melihatnya marah seperti itu, karena sebelumnya dia itu belum pernah marah, yah..setidaknya tidak menyeramkan seperti sekarang.




Tak ada kata yang terucap dari mulut kami masing-masing, sekarang suasana dalam mobil begitu dingin, dia maksudku Donghae masih menatap lurus melajukan mobilnya dengan penuh konsentrasi, sedangkan aku hanya mengelus-elus lenganku yang terasa sakit karena ditarik-tarik olehnya.



“ Mian…aku tak bermaksud kasar.” Ucapnya sambil menengok ke arahku singkat karena pasti dia membutuhkan konsentrasi dalam mengemudi. Aku tak menjawab apapun, karena aku sendiri juga bingung harus menjawab apa.



“ Apa kau marah? Aku seperti tadi, karena aku tak mau hal buruk terjadi padamu nanti kalau kau pulang sendiri!” Jelasnya sambil sesekali menatapku.
“ Waktu itu Jessica juga pernah menunggu di halte bus sendirian dan hampir saja ia menjadi santapan lelaki hidung belang kalau aku tak segera menemuinya.” Ucapnya panjang lebar. Oh…jadi sebenarnya dia ingat Jessica, aku kira dia memang benar-benar peduli padaku.



“ Yoong..apa kau masih marah?” tanyanya dengan nada yang jauh lebih lembut dari pada tadi saat dia memaksaku masuk ke mobilnya.
“ Annie…aku hanya lelah!” jawabku sekedarnya, entah mengapa aku jadi tidak mood lagi saat di mengucapkan nama Jessica. Apalagi kelihatannya dia begitu melindungi Jessica.
“ Rumahmu lewat mana?” tanyanya. Aku lupa, diakan tidak tahu alamatku.
“ Lurus terus belok kanan!” ucapku menginstruksikan arah padanya.




“ Nah…berhenti!” seruku saat mobil yang kami naiki sampai di depan rumahku.
“ Aku pulang dulu ya! Sebelumnya terimakasih sudah mengantarku pulang!” ucapku seraya melepas seat belt yang melilit tubuhku.
“ Hati-hati di jalan!” ujarku sambil melambaikan tanganku sebelum ia melajukan mobilnya. Setelah mobilnya pergi menjauh, akupun masuk ke dalam rumah.




“ Cieee…diantar siapa tuh!!” ujar Minho saat aku baru saja masuk ke dalam rumah. Dengan segera ku bungkam mulutnya dengan tanganku, aku tak mau mulut sialnya ini membawa kehebohan, apalagi kalau sampai appa dan eomma tahu. Dengan masih membungkam mulutnya, kugiring dia menuju kamarku.



“ Yak..noona!  apa kau mau membunuh adikmu yang tampan ini!” omelnya saat aku melepaskan tanganku di mulutnya.
“ Ssstttt!! Kau bisa diam tidak sih!” ucapku dengan kesal.
“ Noona…apa yang tadi mengantarmu itu Donghae hyung?” tanyanya dengan nada jahilnya.



“ Isshhh…sudahlah itu bukan urusanmu!” omelku kesal.
“ Keurae…oh ya noona! Mana hadiah yang ku titip itu?” tanya Minho penasaran dengan hadiahnya.
“ Igo! Dan cepat keluar dari kamar ku!” ucapku sambil memberikan sebuah boneka teddy bear padanya, dan mendorongnya keluar dari kamarku.
Haah…rasanya lelah sekali aku hari ini, jadi kuputuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya aku tidur karena aku sudah ngantuk.


Author POV

Seperti pagi pagi sebelumnya, pagi hari ini, Taeyeoh sedang tarik urat membangunkan putri sulungnya yang masih terlelap. Setelah mengeluarkan jurus andalannya, akhirnya Yoona berhasil ia bangunkan, setelah itu ia segera menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya.



“ Aigoo..untuk apa kau membawa boneka ke sekolah?” tanya Taeyeon kaget melihat anak lelakinya membawa-bawa sebuah boneka.
“ Ssssttt..eomma, jangan berisik!” ucap Minho sambil menaruh jari telunjuknya ke bibirnya.
“ Ya sudah cepat sana makan sarapanmu!” suruh Taeyeon pada anaknya itu.
“ Eomma…bungkuskan saja sarapanku ke tempat makan! Aku harus cepat pergi sekolah!” ucap Minho, dengan segera Taeyeon meletakkan makanan itu kedalam kotak makan.




“ Ya sudah eomma aku pergi dulu!” pamit Minho setelah menerima kotak bekalnya.
“ Ne…hati-hati!” seru Taeyeon.
Tak lama kemudian appa turun dari kamarnya menuju ruang makan, diikuti Yoona di belakangnya.
“ Minho mana? Apa dia masih tidur?” tanya appa menghampiri istrinya.




“ Annie…dia sudah berangkat duluan tadi.” Jawab eomma yang masih sibuk menata makanan di atas meja makan.
“ Bersemangat sekali sih anak itu! Kerasukan apa dia semalam?” ujar Yoona yang sedang mengolesi rotinya.
“ Bukankah itu bagus? Harusnya kau mencontoh semangat adikmu itu Yoong!” ucap appa menasihati putrinya itu.
“ Appa…” ujar Yoona tak terima harus dibandingkan dengan adiknya.
“ sudahlah memang itu benar!” ujar eomma sambil terkekeh pelan meihat tingkah putrinya sekarang.



Minho POV



Hari ini aku sengaja berangkat lebih awal dari sebelumnya, karena aku tak ingin Yuri tahu kalau aku membawakan boneka untuknya. Dengan segera ku masukkan  boneka yang tak terlalu besar itu ke dalam lokerku.


“ Minho!!” sapa Jiyeon mengagetkanku.
“ Jiyeonie…kau sudah sampai? Ayo kita ke kelas bersama!” ajakku langsung menuju ke kelas.
Sesampainya di kelas, suasana sudah sangat gaduh, grasak grusuk terjadi di setiap sudut. Ada yang sedang kelabakan mencari contekan PR, ada yang sedang kejar-kejaran, atau sekedar berbincang dengan teman sebangkunya.



“ Sudah berapa lama kau dengan Yuri?” tanya Jiyeon yang sekarang duduk di sebelahku.
“ Hmmm…kira-kira dua tahun, kalau tidak salah!” jawabku salah tingkah.
“ Dan hari adalah anniversary kami yang ke dua tahun!” seruku sangat antusias, setelah mendegarnya Jiyeon-pun tak kalah antusiasnya denganku.



“ Jinjja? Chukkae minho-ah!” ucap Jiyeon memberikanku selamat, dia memelukku dengan amat riang, mendepat pelukan darinya, akupun membalasnya sambil kegirangan. Yah…aku memang sudah biasa berpelukan dengannya, terlebih kami sering melakukannya dulu sewaktu kami kecil.
“ Kau sangat beruntung Minho, bisa mendapatkan gadis secantik dia!” ucap Jiyeon tersenyum seraya melepas pelukannya.
“ Yak…. Aku ini kan tampan jadi aku pantas mendapatkan gadis secantik dia!” ujarku sambil mengacak rambutnya.




“ Minho….apa yang kau lakukan?” ucap seorang yeoja dengan lirih, akupun mengedarkan pandanganku ke arahnya, betapa kagetnya aku menemukan sosok yeoja yang berdiri tak jauh dengan keberadaanku sekarang. Kulihat airmata telah mengalir deras membasahi pipinya, belum juga aku mengejarnya, tapi dia sudah pergi duluan tanpa membiarkanku menjelaskan apapun padanya.
“ Tunggu..aku bisa jelaskan semuanya!”


……..To Be Continued……..


Horeee…akhirnya kelar juga nih FF!!! Segala puji dan syukur kepada allah swt, serta tak lupa pada nabi Muhammad saw. Halo…halo!! Hmmm.. author gaje datang lagi dengan membawa ff terbarunya nih!!..Hmm..pasti pada bingung atau ngerasa ada yang beda antara ff ini dengan ff My Bad Brother, ya kan?. Yah pasti kalian ngerasa beda karena penulis ff ini dengan ff pertamanya itu beda, jadi maklum yah…kalau sequelnya ini gak lebih bagus atau malah lebih ancur dari ff awalnya. Oh ya…aku mau ngucapin terimakasih buat semua readers yang selalu setia baca ff” di blog ini dan tak lupa terimakasih untuk kedua seniorku yang selalu jadi inspirasi buat aku dalam menulis ff. Tapi aku mau minta maaf sama salah satu seniorku, Kim Dhira, penulis ff My Bad Brother sebelumnya, kalau sequel yang aku tulis ini gak bagus malah mendekati kata ancur. Pokoknya aku minta maaf banget yah..senior!!  Hah…yang aku bisa harapin sekarang, semoga kalian suka dengan ff ini, dan kalau part satunya ini gak terlalu bagus, aku usahain untuk part 2-nya aku akan berusaha lebih baik lagi dalam menulis ff. Okelah kalau begitu,, sekian bacotanku kali ini.


Thanks

GSB

Comments

Popular Posts