We Got Married Part 2 ( With Him )













Cast:
  • Lee Jooyeon
  • Lee Hyukjae









Jooyeon POV



Aigoo…rasanya lelah sekali setelah seharian berdiri menyapa para tamu yang tadi datang. Kenapa banyak sekali tamu yang datang? Rasanya kakiku pegal sekali, dari tadi aku berkeliling menyapa para tamu dan juga terlibat obrolan basa-basi yang mengharuskanku untuk terus tersenyum. Untungnya pesta pernikahanku telah usai, dan sekarang waktunya untukku pulang.







“ Baik-baik disana! Perlakukan mereka dengan baik! Bagaimanapun mereka orangtua-mu juga sekarang!” ucap eomma tiba-tiba sambil mengelus punggungku saat kami semua ingin bersiap pulang meninggalkan ballroom hotel ini. Ku tatap eomma-ku dengan rasa heran, kenapa eomma-ku terlihat sedih? Sebenarnya apa yang terjadi?.
“ Yak eomma…wae geurae?” tanyaku khawatir. Perlahan tangan eomma menggenggam kedua tanganku dengan erat.
“ Jadilah istri yang baik bagi suamimu dan jangan lupa untuk menghilangkan sifatmu yang suka merengek itu!” ucap eomma dengan nada menuntut, tapi…tapi kenapa aku jadi sedih mendengar apa yang baru saja eomma katakan.






“ Eomma….” Aku tak kuat, rasanya seperti akan kehilangan eomma saja. padahal aku hanya akan pindah ke rumah keluarga Eunhyuk. Ya..untuk sementara aku akan tinggal disana sampai rumah yang dijanjikan abouji selesai dibangun.
“ Jangan menangis Jooyeon! Kau bukan anak kecil lagi , kau sudah menjadi seorang istri sekarang!. Dan ingat pesan eomma, seberat apapun ujian yang akan kau hadapi nanti, berjanjilah untuk tidak mudah menangis!”terang Eomma seraya memelukku. Akupun mengeratkan pelukanku pada eomma, memeluk sepuasku. 




“ Sudahlah yeobo! Jangan membuatnya semakin cengeng!” ucap appa yang entah sejak kapan berada disini. Perlahan eomma melepaskan pelukannya, pelukan yang selalu membuatku tenang, pelukan yang selalu eomma berikan saat aku menangis.
“ Jooyeon-ah! Jadilah istri yang baik dan ingatlah jangan hanya mengurusi perkejaanmu saja, karena kini kau sudah mempunyai suami yang harus kau urus juga, arachi?”perintah appaku.






“ Eonnie….aku tak menyangka kau akan tinggal dirumah suamimu! Eonnie…jangan lupa untuk sering berkunjung ke rumah, meskipun sekarang kau istri seorang Lee Hyukjae tapi ingat kau juga putri seorang Lee Byunghee!” serunya yang langsung menghambur ke pelukanku. Pasti ini akan sangat berat! Tinggal di rumah Eunhyuk, berarti juga meninggalkan appa, eomma, dan juga Cheonsa.
“ Kau juga harus ingat untuk menyelesaikan skripsimu! Jangan sampai karena eonnie tidak di rumah kau jadi bermalas-malasan, arachi?” nasihatku padanya sambil melepaskan pelukanku.
 “ Jeosonghamnida”





Eunhyuk POV



“ Jeosonghamnida.”ucapku sambil membungkuk saat abouji menyadari keberadaanku. Dari tadi aku disini menyaksikan semuanya, menyaksikan momen yang amat mengharukan ini. Melihat kejadian seperti ini aku merasa begitu jahat telah mengambil anak gadis orang.
Mereka semua menoleh ke arahku secara bersamaan, akupun berjalan menghampiri mereka yang masih mengulas senyumnya untukku, yah..kecuali Jooyeon. Bisa kutebak pasti dia masih marah karena aku menciumnya tadi. Kekekekk…ekspresinya masih saja sama. Pasti dia akan terlihat sangat menggemaskan saat marah seperti itu.





“ Eunhyuk-ah…abouji harap kau bisa menjaga Jooyeon dengan baik dan satu hal lagi yang aku pinta, kau juga harus bisa memahami sikapnya, arachi?” pinta ayah mertuaku sambil merangkulku. Aku hanya bisa mengangguk pelan, mencoba untuk mengingat nasihat ini dengan baik.
“ Ne…walaupun dia terlihat dewasa, tapi terkadang dia sangat manja.” Tambah ibu mertuaku seakan meledek putrinya yang semakin merengut.
“ Eomma…” rengek Jooyeon yang tak terima dengan ucapan eomma-nya tadi. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang belum pernah kulihat sebelumnya.






“ Kalian disini?” tanya seseorang di belakangku.
“ Tenang saja kawan! Anakku pasti akan menjaga anakmu dengan baik, kalau sampai dia menyakiti Jooyeon, ku pastikan dia tidak akan menerima sepeserpun harta warisanku.” Celetuk appa-ku yang kini ikut bergabung bersama kami. Aigooo…apa katanya tadi? Tidak mendapatkan harta warisan?. Mendengar celetukan appa yang menurutku lebih mirip dengan sebuah ancaman, mereka semua tertawa, bahkan Jooyeon yang daritadi menekuk wajahnya, kini ikut tertawa. Neomu yeppeoda!!.





“ Keurae..kalau begitu kami puluang duluan! Titip anakku ya kawan!” pamit abouji seraya memeluk appa. Eomonim dan eomma juga ikut berpeluk ria, sedangkan Jooyeon sedang memeluk adiknya.
“ Eonnie..ingat yang ku katakan tadi, arrachi?” tanya Cheonsa sambil memainkan telunjuknya. Tapi kedengarannya, si Cheonsa lebih seperti sedang memberi peringatan.
“ Issshhh..kau ini! Arraseo!!” jawab jooyeon mungkin agak kesal.





“ Baiklah…kami pulang!” seru abouji sambil mengambil langkah maju pertama mengomandoi anak dan istri yang ada di belakangnya.
“ Keurae…sekarang waktunya kita pulang!” seru appa yang diangguki eomma. Kulihat Jooyeon juga menyetujuinya, lihat saja wajahnya sekarang. Wajahnya begitu senang seakan mendapat sebuah solusi terbaik. Eomma dan appa sudah mendahului, sedangkan aku dan Jooyeon masih tertinggal di belakang. Lagipula aku akan pulang dengan mobilku sendiri, jadi untuk apa aku berjalan terlalu terburu-buru?. Tapi sebenarnya kalau aku mau, aku bisa saja berjalan mendahului kedua orang tuaku, tapi karena aku masih punya hati makanya aku memperlambat langkahku. Bayangkan saja, kami semua masih menggunakan pakaian pesta dan belum sempat menggantinya, dan kalian juga tahukan baju seperti apa yang Jooyeon gunakan? Yaph…dia menggunak sebuah gaun panjang dengan potongan bawahnya agar megar, ditambah lagi dengan heels yang ia gunakan, semakin membuat dirinya sulit untuk berjalan.






“ Eunhyuk-ah! Tunggu aku!”teriak Jooyeon yang sepertinya sedang sibuk dengan gaunnya yang menyebalkan itu. Akupun menghampirinya, dia hanya melihatku heran.
“ Wae?” ketusnya sambil terus mengangkat sedikit gaunnya.
“ Kau tadi minta aku untuk menunggumu, kan?” jawabku sekenanya, dia hanya mendengus kesal. Tanpa aba-aba dia jalan mendahului diriku, sedangkan aku hanya mengekori dirinya tanpa ingin berjalan lebih dulu. Sebenarnya dia bukan perempuan yang tak pernah memakai high heels, dia juga bukan orang yang pertama kali mencoba sebuah gaun, hanya saja karena faktor lelah dan kantuk membuatnya agak terganggu.






Kapan sampainya kalau dia berjalan seperti itu? Aigoo…bisa-bisa kami pulang besok, kalau dia lamban seperti itu!. Aku tahu dia lelah, tapi aku juga lelah, apa dia tidak memikirkan aku?. Rasanya badanku sudah sangat lelah, kakiku juga sudah sangat pegal ditambah kondisi mataku yang sudah tak bisa diajak kompromi. Dengan langkah yang kupercepat, akupun meraih tangan wanita di depanku ini yang membuatnya mau tak mau membalikkan badannya.




“ Waeyo?” tanyanya yang sudah sangat kacau.
“ Kau tunggu disini saja, jangan kemana-mana! Aku akan segera kembali!” perintahku.
“ Yak…kau mau kemana? Kenapa aku harus menunggumu disini? Kita kan mau pulang Eunhyuk-ah!” tanyanya bertubi-tubi yang membuatku semakin frustasi.
“ Sudah aku putuskan, kita akan bermalam di hotel ini. Lagipula dengan keadaan seperti ini, aku tidak yakin bisa mengendarai mobil dengan benar.” Jelasku yang membuatnya terdiam dengan ekspresi datar, tidak senang danj juga tidak marah. Akupun meninggalkannya dan bergegas turun ke tempat receptionist yang letaknya berada di lobby utama.





Jooyeon POV



Katanya dia akan segera kembali, tapi mana? Sampai sekarang dia belum juga menampakkan dirinya. Meski aku juga tidak tahu pasti sudah berapa lama aku menunggu disini, tapi yang pasti aku sudah sangat lelah. Dari posisi berdiri, jongkok, sampai duduk pasrah di lantai sudah aku lakukan, tapi monyet menyebalkan itu belum juga datang.





“ Jooyeon-ah kajja!” dengan lembut seseorang menggenggam tanganku dan membantuku untuk bangkit dari dudukku. Ternyata Eunhyuk! Akhirnya monyet ini datang juga. Dia masih menuntunku sambil mengedarkan pandangannya, mungkin dia sedang mencari nomor kamarnya. Kamipun berhenti di depan kamar 403, dengan segera dia mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya.





“ Masuklah!” suruhnya dengan suara yang pelan.
“ Lalu kamarmu dimana?” tanyaku.
“ Ini kamarku.” Jawabnya santai dan masuk ke dalam kamar mendahuluiku.
“ MWO? Dan kita maksudku kita tidur di kamar yang sama?” tanyaku menggebu pada dirinya yang sedang duduk di tepi ranjang seraya melepaskan jas yang melekat di tubuhnya.





“ Wae? Kau tidak mau? Kalau begitu, sana sewa sendiri kamar untukmu! Dan ingat satu hal aku tidak membawa uang sepeserpun, jadi jangan harap aku mau membayar tagihan hotelmu nanti!” sungutnya sambil sibuk melepas sepatunya.
“ Isshh..”aku hanya bisa mendengus kesal dan menutup pintu kamar ini dengan kesal. Bayangkan saja, mala mini aku harus tidur di kamar yang sama dengan si monyet itu. Dan lihatlah dirinya sekarang! Dia benar-benar tidak respek pada perempuan. Bagaimana bisa seorang pria dengan enaknya merebahkan dirinya di kasur yang sangat nyaman, sedangkan di satu sisi ada wanita yang tengah berdiri kelelahan dengan menggunakan gaun yang bobotnya hampir satu kilogram?.





“ Eunhyuk-ah! Irreona!”teriakku sambil mengguncangkan tubuhnya. Dia sedikit kesal tapi setelah itu langsung bangkit dan duduk.
“ Wae?” tanyanya ketus.
“ Kalau kau tidur di situ aku tidur dimana?” tanyaku dengan memelas.
“ Kau bisa tidur disampingku kalau kau mau.” Jawabnya santai sambil memasang wajah innocent. Melihat tampangnya yang seperti itu, rasanya ingin sekali aku menjambak rambutnya dan menendangnya keluar dari kamar ini.




“ Yak…aku tidak mau tidur denganmu!!”
“ Kalau kau tidak mau kau bisa tidur di sofa, di kamar mandi atau tidak di lantai. Bukankah kamar ini sangat luas? Ku rasa kau tidur dimana saja asalkan tidak di kasur ini.” Jawabnya dengan santai dan kembali merebahkan tubuhnya.





Ku hela nafasku dalam-dalam mencoba untuk bersabar menghadapi makhluk yang kini tengah terkapar di atas ranjang yang begitu nyaman.
“ Oh..ya, bagaimana caranya kau bisa mendapatkan kamar ini dengan cuma-cuma? Apa pemilik hotel ini temanmu?” tanyaku yang kini duduk di atas sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang tempat si monyet menyebalkan itu berada.





“ Annio..aku malah tidak kenal dengan pemilik hotel ini! Tadi saat aku ingin menyewa kamar, sang receptionist menanyakan padaku apakah aku adalah orang yang tadi menggelar pernikahan di hotel ini, setelah kujawab ia langsung memberikan sebuah kunci dan ia bilang ini adalah hadiah istimewa yang hotel berikan pada pengantin yang menggelar pernikahannya disini.” Terangnya yang kini duduk sambil menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang.




TOK TOK TOK

“ Service room..” sapa orang di balik pintu sana. Dengan cekatan Eunhyuk langsung membuka pintunya.
“ Selamat malam ahgashi! Jeosonghamnida mengganggu malam kalian.”
“ Ah..gwenchana, ada apa?” tanya eunhyuk.
“ Kami ingin mengantarkan makanan dan juga baju tidur!.”
“ Ah…ye!” Eunhyuk-pun menyingkir dari depan pintu dan memberikan jalan pada beberapa pelayan. Mereka masuk dengan mendorong sebuah kereta dorong yang di atasnya terdapat banyak sekali makanan dan ada juga diantara mereka membawa tumpukan baju dan meletakkannya di atas ranjang.




“ Baiklah…semua sudah kami letakkan, apa ada lagi yang bisa kami bantu ahgashi?” tanya salah satu diantara mereka.
“ Ah…tidak ada! Gamsahamnida!” jawab Eunhyuk dengan ramah.
“ Baik..kalau kalian memerluka sesuatu kalian bisa langsung telepon saja! kami permisi!” merekapun membungkuk dan setelah itu keluar dari ruangan ini. Eunhyuk segera menutup pintu dan menghampiriku yang masih duduk di sofa.





“ Ayo kita makan.”serunya sambil membuka tudung penutup makanan. Tanpa basa basi segera ku lahap makanan itu dengan penuh minat. Tak bisa ku bohongi kalau aku sangat lapar, dan kelihatannya Eunhyuk juga begitu.
“ Kau mau kemana?” tanyaku saat melihat Eunhyuk berdiri.
“ Aku ingin mandi.”
“ Kau juga…setelah makan, mandilah dan setelah itu pergi tidur, arrachi?” lanjutnya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.





Aku hanya termangu dan meletakkan mangkuk serta sumpit yang tadi berada dalam genggamanku. Pikiranku melayang memikirkan sesuatu, sebenarnya aku belum sepenuhnya yakin dengan pernikahan ini, tapi di sisi lain aku merasa ini bukan pilihan yang buruk. Dan selalu saja seperti ini, aku selalu larut dalam permainannya, tanpa adanya beban.





Setelah cukup lama berada dalam kamar mandi, kini Eunhyuk keluar lengkap dengan baju tidur yang dibawa pelayan tadi. Dia menghampiriku dengan tangannya yang masih sibuk mengeringkan rambutnya.
“ Mandilah..” suruhnya. Akupun langsung bergegas ke kamar mandi dan tak lupa membawa handuk dan baju tidur.





Author POV




Setelah merasa cukup membersihkan tubuhnya, Jooyeon-pun keluar dengan pakaian yang setidaknya lebih nyaman untuk ia gunakan saat tidur. Ia berjalan menghampiri sofa, yang rencana akan menjadi tempat pembaringannya untuk mala mini. Seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat, ia berjalan semakin dekat, dan berjongkok tepan di depan Eunhyuk yang tengah terlelap di atas sofa. Tanpa pikir panjang ia langsung mengambil selimut dan menyelimuti pria itu yang kini adalah suaminya.
“ Gomawo..” desis Jooyeon sebelum akhirnya dia bergegas naik ke atas ranjang.






…………………………………………………………………………………………………………………………………………





“ Eunghh…” perlahan Eunhyuk menggeliatkan badannya dan tak lama ia membuka matanya. Dengan raga yang belum sepenuhnya siap untuk bangun, Eunhyuk langsung bangkit menghampiri jendela dan membuka tirai yang membuat cahaya mentari menelusup masuk melalui celah yang ia buat sendiri. Setelah itu kembali menghampiri sofa tadi, tapi langkahnya terhenti saat melihat sosok wanita yang masih tidur dengan damainya. Langkahnyapun kini mengarah wanita itu. Dilihatnya wanita itu dengan tatapan lembut tanpa sedikitpun rasa ingin menyakiti wanita itu. Setelah puas melihat wajah damai sang wanita, Eunhyuk kini kembali ke sofanya. Ia pun menyalahkan Televisi yang notabene-nya berada tak jauh di depannya.






“ Kau sudah bangun?” tanya seseorang yang tak lain adalah Jooyeon.
“ Eh..ne.” jawab Eunhyuk sambil menoleh Jooyeon sekilas dan kembali beralih pada tayangan berita yang sedang ia saksikan.
Dengan langkah gontai Jooyeon menghampiri Eunhyuk dan duduk di sebelahnya. Iapun ikut terlarut menyaksikan tayangan berita yang juga tengah Eunhyuk saksikan.






“  Kapan kita akan pulang?” tanya Jooyeon seraya menyerongkan tubuhnya.
“ Kau mau pulang sekarang?” tanya Eunhyuk balik tanpa memalingkan wajahnya dari televisi.
“ Ne..”jawab Jooyeon dengan mantap.
“ Baiklah..kita pulang sekarang!” seru Eunhyuk yang langsung mematikan televisi. Ia segera beranjak dan merapihkan setelan jas yang tadi malam ia kenakan. Sedangkan Jooyeon hanya diam mematung memperhatikan gerak-gerik Eunhyuk.






“ Kau serius mau pulang dengan pakaian seperti ini?” tanya Jooyeon sambil mengerutkan keningnya. Dalam benaknya ia merasa aneh jika keluar dari hotel ini dengan menggunakan pakaian tidur seperti yang sedang ia kenakan sekarang.
“ Kalau tidak memakai pakaian ini, apa kau mau menggunakan gaun-mu yang menyebalkan itu?”
“ Lebih baik kau segera rapihkan gaun-mu dan setelah itu kita pulang.” Lanjut Eunhyuk.
Setelah selesai melipat pakaiannya Eunhyuk menghampiri Jooyeon sampai sekarang belum selesai dengan gaunnya.





“ Ini..” Jooyeon hanya menatap Eunhyuk heran, karena tiba-tiba saja pria di hadapannya ini menyodorkan setelan jasnya.
“ Kau bawa ini, biar aku yang membawa gaun-mu.” Tanpa babibu atau sebangsanya, Eunhyuk langsung menyerah setelah jas yang telah ia lipat rapih pada Jooyeon. Meski ia tak melipat gaun Jooyeon sampai menjadi bagian paling kecil, tapi setidaknya, dengan lipatan seperti ini Eunhyuk bisa menyampirkan gaun berbobot satu kilogram itu pada lengan kirinya.






Jooyeon POV



Berhubung jalan kota Seoul sedang tidak macet, akhirnya sekarang kami sudah sampai di rumah Eunhyuk. Dia memimpin perjalanan dan aku tetap di belakangnya, walau aku istrinya, aku tidak boleh masuk ke rumah orang dengan seenaknya. Dia membuka pintu rumahnya dan tanpa terduga ada eomma dan appa-ku yang sedang berkumpul bersama eommonim dan abouji.





“ Kami pulang!” seru Eunhyuk. Menyadari suara Eunhyuk, mereka semua langsung menghampiri kami dengan penuh semangat.
“ Kemana saja kalian semalam?” tanya eommonim
“ Kenapa tidak pulang?” kini giliran eomma-ku yang ikut bertanya dan paniknya tak kalah dengan eommonim.







“ Kami menginap di hotel eomma..” jawabku sambil menenangkan eomma dan eommonim.
“ Dasar anak nakal! Kenapa tak memberi kabar?” tanya abouji pada Eunhyuk.
“ Kami tidak membawa ponsel dan semalam kami sangat lelah setelah menyapa tamu sebanyak itu, jadi mana mungkin kami ingat untuk menghubungi kalian.” Jawab Eunhyuk.
“ Biarkan saja Hyunie…lagipula mereka inikan sudah besar!” ucap appa-ku seraya merangkul abouji.
“ Ya sudah kami ke kamar dulu,ya.” Seru Eunhyuk yang langsung ku ikuti.





At Eunhyuk’s Room




Aigoo…apakah ini benar-benar kamarnya? Kenapa bisa serapih ini? Malah ini lebih rapih dibandingkan kamarku yang bertebaran majalah dimana-dimana. Lihatlah semua tertata sangat rapih disini, kulihat mataku tertuju pada sebuah meja etalase, di dalamnya terdapat beberapa dasi yang tersusun sangat rapih. Tak cukup sampai disitu, mataku kembali bergerilya ke etalase satunya lagi yang berisi beberapa jam tangan dan juga kaca mata miliknya. Aigoo…apa aku menikahi seorang yeoja?.





“ Berapa banyak pembantu yang merapihkan semua ini?” tanyaku pada drinya yang masih sibuk bolak-balik entah sedang apa.
“ Kau pikir ini semua dirapihkan oleh pembantu? Ini kamarku jadi akulah yang merapihkan kamar ini.” Jawabnya dengan nada datar.
“ Mwo? Aishhh..jangan bohong padaku Lee Hyukjae-ssi!” protesku, karena tak mungkin ia serapih ini.
“ Terserah kau saja, yang pasti aku tidak suka orang lain menyentuh barang-barangku dengan sembarangan.” Jawabnya yang tak lama kemudian menghilang dari balik pintu.






Eunhyuk POV



Baru kutinggal sehari kamarku ini, tapi lihatlah ada beberapa koper besar yang diletakkan dengan sembarangan. Dan yang paling mengejutkan adalah bertambah lemari baju dan juga meja kerja di dalam kamarku.
“ Annyeong…” sapaku pada kedua orang tuaku dan mertuaku yang tengah berbincang ria di ruang keluarga.
“ Eomma…koper milik siapa itu yang ada di kamarku?” tanyaku setelah ku rasa berada cukup dekat dengan eomma.
“ Dan..untuk apa ada lemari dan meja baru?” belum juga eomma menjawab pertanyaanku yang tadi, tapi aku kembali bertanya.





“ Koper-koper itu milik istrimu dan lemari serta meja itu juga untuknya.” Jawabku yang hanya bisa mengangguk ria.
“ Eunhyuk-ah kau sudah makan?” tanya ibu mertuaku.
“ Belum eommonim..tapi sebentar lagi aku akan makan.”jawabku dengan sesopan mungkin.
“ Baiklah…aku ke atas dulu.” Ucapku lagi sambil membungkuk pada mereka.




At Eunhyuk’s Room


Kulihat jooyeon masih menjelajahi sluruh sudut kamarku, dan sepertinya dia sangat tertarik pada etalaseku. Lihat saja! saat aku keluar dari kamar ini sampai aku kembali lagi, hanya etalaselah yang dari tadi ia lihat.





“ Eunhyuk-ah, kau…maksudku kau yang merapihkan semua ini?” tanya sambil membalikkan badannya menatapku yang tengah duduk di pinggir ranjang.
“ Ne…Wae? Kau masih tak mempercayainya?” mendengar jawabanku barusan dia hanya menggedikkan bahunya dan kembali fokus memandangi etalaseku.
“ Kalau begitu maukah kau membantuku?” tanyanya.
“ Membantu apa?” tanyaku balik.
“ Bekerjalah di butik-ku bagaimana? Ku rasa kau sangat tepat bekerja disana, pasti kau bisa menata barang-barang dengan baik, yak an?”
“ Yak..kau pikir aku ini pembantu? Ingat aku ini adalah direktur di sebuah perusahaan besar!” protesku kesal. Bagaimana bisa aku yang seorang direktur turun pangkat menjadi pegawai butik? Aigoo..gadis ini.




“ Cisshh..sombong sekali kau!”
“ Oh..ya! itu semua kopermu dan itu lemari pribadimu jadi cepat rapihkan jangan sampai mengubah apapun dari kamarku, arachi?” jelasku seraya menunjuk barang-barangnya, dia hanya menatapku tajam sembari mendengus kesal.







Jooyeon POV


Ahh..segarnya! Setelah memasukkan semua pakaian-ku ke dalam lemari tadi, Eunhyuk menyuruhku untuk mandi dan bersiap-bersiap karena dia ingin mengajakku ke suatu tempat. Dan ketika aku keluar dari kamar mandi, aku tak melihat sosoknya yang menyebalkan itu. Mengingat perintahnya tadi aku segera bergegas dan tak lupa membawa tas-ku.




Saat aku turun, rumah ini sangat sepi seperti tak berpenghuni. Ditambah rumah ini yang begitu besar, membuat rumah ini kian hampa. Aigoo…kemana perginya semua orang?. Dan yang terpenting kemana perginya monyet menyebalkan itu?.



“ Hei..kau sudah siap!” seru orang di belakangku.
“ Igo..” dia memberikanku sebuah benda kecil yang rasanya sudah tidak asing lagi untukku. Ini…bukankah ini ponselku? Kenapa bisa ada padanya?.
“ Tadi eomma-mu yang memberikannya.” Jawab Eunhyuk seakan mengerti apa yang kupikirkan.
“ Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?” ketusku saat menyadari kalau sedari tadi Eunhyuk menatapku dengan lekat.
“ Annio..kajja! kita pergi sekarang!” dengan seenaknya ia langsung menarik tanganku.





“ Yak…siapa yang mengizinkanmu untuk menarik tanganku? Dan ingat..jangan berani menyentuhku, arrachi?” protesku sambil melepaskan genggaman tangannya.
“ Aigoo..uri Jooyeon menyeramkan.” Ledeknya diiringi kekehan yang amat menyebalkan.
“ Akhhh…appoo!!” ringisnya sambil berloncat-loncatan memegangi kaki kirinya yang baru saja ku injak dengan heelsku.
“ Rasakan! Makanya jangan macam-macam denganku!” akupun berlalu meninggalkan dirinya yang masih menggerutu tak jelas.






Eunhyuk POV


In Eunhyuk’s Car




“ Lyra maksudku Park Lyra sekretarismu itu, apa dia menyukaimu?” tanyanya sambil mengubah posisi duduknya.
“ Wae? Kau cemburu?” tanyaku balik. Walau sebenarnya aku tak ingin terus menggodanya, tapi entah kenapa ada kepuasan sendiri saat melihatnya kesal.
“ Isshh..jangan terlalu percaya diri kau! Untuk apa kau menyukai orang sepertimu?”
“ Aku tak bilang kau menyukaiku, aku hanya bilang kau cemburu. Aigoo..apa jangan-jangan uri Jooyeon telah menyukaiku?” celetukku dan entah kenapa aku ingin tertawa sepuasnya.






“ Akh…hentikan Jooyeon-ah! Kau ingin kita mati, hah? Lepaskan Jooyeon-ah!” racauku saat dia menjambak rambutku dengan penuh emosi. Aigoo…apa dia akan membunuhku nanti saat aku menggodanya lagi?.
“ Kau…aku hanya bercanda, kenapa kau sampai seperti itu?”tanyaku saat dia sudah melepaskan rambutku.
“ Aku juga hanya bercanda Lee Hyukjae!” jawabnya dengan acuh tak acuh.



“  Berapa banyak nyawa yang melayang kalau cara bercandamu seperti itu?”tanyaku.
“ Belum ada tapi mungkin orang di sebelahku akan menjadi korban pertamaku.”
“ Yak…kau mau membunuh suamimu sendiri?”
“ Entahlah…lihat saja nanti!”





………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….






Jooyeon POV



Hari ini sangat melelahkan sekaligus menyenangkan walau sedikit menyebalkan karena ulah Eunhyuk yang menyebalkan. Seharian ini kami pergi berkunjung ke beberapa tempat rekreasi di Seoul, seperti taman kota. Dan waktu yang cukup lama tadi, menambah deret panjang pengetahuanku tentang Lee Hyukjae. Yaitu fakta tentang dia yang tak merokok. Apakah benar yang dikatakan Cheonsa, semua yang terjadi padaku sekarang adalah sebuah proses? Baiklah apapun itu namanya, biarlah semua berjalan dengan apa adanya. Memikirkan hal ini membuat diriku mengantuk, dan memang lebih baik aku tidur sekarang. Tapi baru saja aku ingin memejamkan mata, kurasakan orang di sebelahku ini selalu bergerak dan tak bisa diam. Ku balikkan tubuhku dan ku dapati wajahnya dengan mata yang terpejam tepat di depan wajahku.







“ Yakkkkkkkk……jauh-jauh dariku!!!!!” teriakku seraya memukuli lengannya.
“ Lee Jooyeon..sudahlah ini sudah malam, aku sedang tak ingin bertengkar denganmu.” Jawabnya tanpa membuka matanya sedikitpun. Akupun kembali memukuli lengannya agar ia lekas bangun dan kembali menaati peraturan yang telah ku buat.
“ Kau..kau sudah melewati daerah kekuasaanku, Hyukjae!!” omelku lagi.
“ …………………………..” dia hanya diam tanpa mengucapkan apapun, aigoo..apa dia sangat kelelahan?. Baiklah karena aku sangat berkeprimanusiaan, jadi kuputuskan untuk memberinya toleransi untuk hari ini.





……………………………………………………………………………………………………………………………………………..





Author POV




Hari telah pagi tapi belum juga ada sebuah peperangan atau tidak adu mulut yang menghiasi kamar itu. Kini dua penghuni kamar itu masih terlelap dalam kedamaian yang tidak akan mereka dapatkan saat mata masing-masing terbuka dan terjaga.




Perlahan pintu kamar mereka terbuka dan tampak seorang wanita berusia 49 tahun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dimana sang putra dan istrinya berada. Sebenarnya ia hanya masih terbawa dengan kebiasan lamanya, yaitu membangunkan sang putra saat bujangan dulu. Tapi semakin jaraknya semakin dekat dengan ranjang anaknya, semakin mengembang pula senyum di wajahnya.
“ Aigoo…mesra sekali mereka.” gumam nyonya Soobin, saat melihat sepasang anak manusia tengah lelap dengan posisi saling berpelukan.
“ Kalau seperti ini terus, sepertinya aku punya tontonan menyenangkan di setiap hari.” Diapun terkekeh sendiri. karena takut membangunkan anak dan menantunya, ia pun meninggalkan kamar itu.





“ Eunghhh….” Jooyeon menggeliat dan dalam benaknya, ia belum ingin segera bangkit karena ia amat menikmati posisinya ini. Dia merasa nyaman dan hangat yang membuatnya malas untuk segera membuka matanya. Tapi karena teringat hari apa sekarang matanya langsung dan terbuka dan bisa dipastikan ia sangat terkejut dengan posisinya sekarang.





“ Hyukjae….” Teriaknya yang sukses membuat orang yag sepanjang malam memeluk tubuhnya itu bangun.
“ Yak ada ap…” tanya Eunhyuk yang langsung terhenti saat ia menyadari apa yang sedang terjadi. Tak ingin mengalami penyiksaan seperti sebelumnya, iapun langsung melepaskan pelukannya dan duduk menyadarkan pada kepala ranjang.  Dia hanya diam dan mencoba untuk menghindari tatapan Jooyeon yang amat mematikan itu.








“ Apa yang telah kau perbuat padaku, hah?” tanya Jooyeon pada Eunhyuk yang tengah keringat dingin.
“ Anni…”jawab Eunhyuk apa adanya.
“ Terus kenapa kau memelukku tadi?” tanya Jooyeon kesal.
“ Molla…lagipula saat itu aku sedang tidur, jadi kalau aku memelukmu itu bukan salahku.” Jawab Eunhyuk tak mau disalahkan.








“ ISSHHHH….” Gerutu Jooyeon yang terlihat kacau dan frustasi, bukan hanya kesal pada Eunhyuk, tapi dia juga kesal dengan dirinya sendiri. walau bagaimanapun dia sangat menikmati pelukan itu, dan sekarang dia sangat menyesalinya.
“ Sudahlah…bukankah itu wajar kalau suami memeluk istrinya?” ujar Eunhyuk yang hanya mendapat tatapan tajam oleh Jooyeon.
“ Jangan sesali..lagipula sepertinya kau sangat menikmatinya, ya kan?” celetuk Eunhyuk yang langsung melenyap ke dalam kamar mandi.






Eunhyuk POV




Baiklah…sepertinya aku aman sekarang, aku bisa berkeliaran dengan perasaan lega. Karena sepertinya Jooyeon masih berada di kamar mandi. Untung saja ada dua kamar mandi disini, kalau tidak pasti Jooyeon masih disini dan mencekikku sampai mati. Aigoo…sampai kapan dia bersikap seperti ini padaku? Kalau dulu dia bersikap seperti ini aku masih bisa memakluminya, tapi sekarang? Sekarang aku adalah suaminya.







“ Dimana Eomma dan appa?” tanyaku pada bibi Jung, asisten rumah tangga di rumah ini.
“ Tadi tuan dan nyonya bilang mereka akan pergi ke Ulsan untuk satu minggu, tuan muda.” Jawab bibi Jung. Ulsan? Apakah untuk proyek terbaru itu? Kenapa appa memaksakan dirinya? Bukankah aku sudah bilang biar aku saja yang kesana? Aku takut appa kelelahan dan jatuh sakit.






Akupun menghampiri meja makan yang telah dipenuhi beragam menu makanan untuk sarapanku kali ini. Tapi kenapa sampai sekarang dia belum turun juga? Apa dia bunuh diri karena telah kupeluk?. Ternyata dugaanku salah, lihatlah kini sosoknya semakin mendekat. Aku berusaha untuk pura-pura mengacuhkannya, tapi wujudnya seperti memiliki magnet tersendiri. Kalau aku duduk di kursi kepala keluarga biasa gunakan, sekarang ia duduk dimana para istri gunakan.






Dia membisu meski raga tubuh lainnya bergerak. Ada apa dengan yeoja ini? Bukankah dia gemar sekali teriak-teriak? Kenapa sekarang dia diam tak berkata apapun?. Ku pandangi sosoknya yang masih sibuk mengambil makanan dan meletakkan di piringnya. Dan diam itulah yang kami lakukan sepanjang sarapan pagi ini, tak ada yang bicara atau sekedar memecah keheningan. Sampai akhirnya aku selesai sarapan lebih awal darinya. Akupun meninggalkan dirinya dan aku sendiri segera memanaskan mobilku.







Jooyeon POV




Akupun meninggalkan ruang makan tak lama setelah Eunhyuk. Akankah setiap pagi akan seperti ini? Aku akan bangun dalam pelukan orang menyebalkan itu? dan aku juga akan sarapan di maja makan yang sama dengannya?. Kulihat mobil Eunhyuk masih terparkir di depan rumah, apakah dia belum berangkat?. Kaca jendelanya perlahan terbuka yang membuatku dapat melihat sosoknya.






“ Kajja masuk!” suruhnya dengan nada dingin yang tak seperti biasa ia gunakan. Apa dia marah padaku? Bukankah aku yang seharusnya marah?.
“ Yak..palliwa!” suruhnya lagi yang membuatku mau tak mau menurutinya. Aku pun segera mengenakan seat bealt saat masuk ke dalam mobilnya.





Diam sama seperti di ruang makan tadi, hanya saja kali ini begitu aneh dan sikapnya yang seperti ini malah membuatku tidak nyaman. Sepanjang perjalanan ia hanya fokus pada kendalinya, tak sepatah katapun ia katakan.




Bwara Mr simple simple
Geudaeneun geudaeneun geudaero meotjyeo
Bwara Mr simple simple




Tak ingin membuat dirinya terganggu lebih lama,akupun segera mengangkat ponselku.
“ Yeoseyeo..” sapaku pada penelepon di ujung sana.
“ Ne? oh..ye” jawabku.
“ Coba aku periksa dulu” akupun memeriksa tumpukan draft yang kini berada di pangkuanku
“ Ne…annyeong..”




Mobilpun berhenti dan kupandangi ke sekelilingku dan ternyata kami sudah sampai di depan butikku. Ia tak mengatakan apapun, bahkan mengatakan ‘sudah sampai, kau bisa turun sekarang’ saja tidak. Kenapa dia? Apa dia marah padaku? Tapi kan aku tak berbuat salah padanya. Akupun melepaskan seatbealt dan membuka pintu mobilnya.
“ Aku pergi dulu, hati-hati” ucapku sebelum keluar dari mobilnya. Dia tak menjawab atau sekedar menoleh padaku.







Author POV




At 12.00

~ ~ In SimYeon Boutique ~ ~



Keadaan di butik Jooyeon sangatlah sibuk, apalagi banyaknya pembeli yang datang. Ada juga yang datang untuk mengukur baju atau sekedar berkonsultasi pada Jooyeon.
“ Jooyeon-ah kau sudah membawa rancangan untuk gaun putrinya nyonya,kan?” Tanya Soo Ah pada Jooyeon yang tengah merapihkan beberapa pakaian.
“ Sudah..” jawab Jooyeon tanpa menghentikan aktivitasnya.
“ Benarkah? Apa aku boleh melihatnya?” tanya Soo Ah. Kini Jooyeon menoleh ke arah Soo Ah yang tengah memasang puppy eyes-nya. “ Baiklah.” Desis Jooyeon sambil menghampiri meja kerjanya. Dengan lincahnya ia mengobarak abrik beberapa file di meja kerjanya, tapi hasilnya nihil. Ia tak menemukan rancangannya itu.





“ Wae?” tanya Soo Ah yang menyadari temannya tengah frustasi dan panik.
“ Rancanganku tertinggal, sepertinya di mobil Eunhyuk.” Jawab Jooyeon yang kini mencari nomor seseorang di ponselnya.
“ Aigoo…kenapa kau bisa seceroboh itu Jooyeon-ah? 30 menit lagi nyonya Hong akan kemari.” Tanggap Soo Ah yang ikut panik.




Dapat..akhirnya Jooyeonpun menemukan nomor Eunhyuk. Setelah mencoba menelponnya beberapa kali, tak satupun panggilannya yang mendapatkan Jooyeon.
“ Bagaimana?” tanya Soo Ah.
“ Tidak dingkat, baiklah aku akan ke sana.” Ujar Jooyeon sambil bergegas mengambil tasnya dan keluar dari butiknya.





…………………………………………………………………………………………………………..





Ponsel Eunhyuk yang sengaja ditinggal oleh pemiliknya di dalam ruang pribadi saat ia meeting, tanpa terduga berdering, tanpa seorangpun yang tahu kecuali Park Lyra, sekretaris Eunhyuk. Saat ponsel itu berdering, ia hanya membaca nama penelponnya saja tanpa ada keinginan untuk mengangkatnya dan membiarkan ponsel itu berdering hingga tiga kali. Setelah ponsel itu tak berdering lagi, Lyrapun menghapus data panggilan tidak terjawab yang datangnya dari Jooyeon itu.





“ Sajangnim..”sapa Lyra saat Eunhyuk memasuki ruangannya.
“ Bagaimana dengan rapatnya sajangnim? Apa telah mencapai kesepakatan?” tanya Lyra pada Eunhyuk yang kini sedang duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerjanya.
“ Ne…” jawab Eunhyuk senang, karena akhirnya proyek ini menemui titik terang.
“ Lyra-ssi, selama aku rapat apa ada yang menelponku?” tanya Eunhyuk pada Lyra.
“ Tidak ada sajangnim.” Dusta Lyra. Lyra yang tadi berada di meja kerja Eunhyuk, kini berjalan menghampiri sofa. Ia pun duduk di sebelah Eunhyuk yang tengah duduk dengan merentangkan tangannya sambil menutup matanya. Lyrapun duduk dalam jarak yang amat dekat dan bisa dikatakan itu adalah jarak yang tidak pantas untuk atasan dan bawahan.




“ Apa kau lelah? “ tanya Lyra yang kini makin mendekat. Eunhyuk hanya diam ataupun bereaksi, itu bukan karena ia merasa nyaman dengan perlakuan Lyra padanya. Tapi sekarang ini dia amatlah lelah untuk membentak atau menasihati sekretarisnya itu. Dia lelah, dalam benaknya menumpuk banyak pikiran yang tengah menderanya, mulai dari pekerjaannya sampai masalah Jooyeon. Tak mendapat penolakan dari Eunhyuk, Lyrapun semakin berlebihan. Sekarang ia menyandarkan kepalanya di atas dada bidang Eunhyuk.




BRAAKKKKKKK




Suara pintu terbuka terdengar begitu kasar, sepertinya sang pembuka pintu itu sengaja menghempaskan pintu itu begitu saja. Suara itu juga membuat Lyra maupun Eunhyuk bangkit dari posisinya. Hanya satu titik fokus mereka, yaitu Jooyeon orang yang membuka pintu dengan kasar. Mata Eunhyuk kini bertaut dengan mata Jooyeon yang menatapnya dengan penuh amarah. Berbeda dengan Eunhyuk yang merasa bersalah, Lyra malah menyeringai seperti mendapat kemenangan.




“ Maaf aku mengganggu kalian.” Karena tak tahu apa yang harus ia lakukan, Jooyeonpun memutuskan untuk pergi dari ruangan ini secepatnya.
“ Chakamman.” Tahan Eunhyuk yang langsung menghampiri jooyeon. Eunhyuk meraih lengan istrinya untuk menghentikan langkahnya itu.




Dengan kasar Jooyeon menghempaskan tangan Eunhyuk, tanpa peduli seberapa menyesalnya laki-laki di hadapannya itu. “ Lepaskan!”. Jooyeonpun keluar dengan amarah yang bergejolak rasanya kesal tapi bukan seperti saat Eunhyuk menggodanya.



“ Kau..” geram Eunhyuk saat menoleh pada sosok Lyra yang masih bisa santai setelah apa yang ia perbuat. Eunhyukpun mengejar Jooyeon tanpa menyerah, meski ia tahu apa yang akan ia terima saat bisa mendapatkan Jooyeon. Rasanya bersalah dan entah kenapa ia tak ingin Jooyeon salah paham padanya.



TBC



Wahhh…udah dateng lagi aja nih FF. Ada yang nunggu enggak?
Gimana? Seru gak?
Klo enggak…ya mian, untuk part slnjutnya bakal aku perbaiki.
Entah kenapa, setiap aku nulis nih ff aku ngerasa enjoy bgt
Pokoknya ngalir gitu aja yah meskipun harus mikir ulang lagi.




Buat kelanjtannya, aku gak tahu kapan
Yang pasti klo ada inspirasi pasti aku tulis..
Dan ff ini aku persembahin buat author salsa ‘ciee’,
Yang katanya mau part 2 secepatnya. Nih aku kasih…




Mau komen, komen. Kalo enggak terserah
Yang penting kalian suka ff ini dan ff ini menghibur, aku udh seneng
Udah dulu ya annyeong……………..



Thanks


GSB

Comments

Popular Posts