I Choose You (4th Story)
Soo Bin sepertinya tak akan peduli soal tanggung jawab atau apa pun. Ia meminta perceraian, ya.. ini memang sudah kesekian kalinya. Dan kali ini, ia benar-benar memintanya.
“Jadi kau mengerti? Status kita hanya berlaku didepan orang tua
masing-masing! Selebihnya kita tak ada ikatan apa-apa. Kita tinggal
menandatangani surat perceraian ini. Dan semua masalah kita selesai. Kita bisa
bebas seperti dulu lagi.” Heechul membanting punggung ke sandaran kursi, lalu
menghela nafas.
“bagaimana jika aku tak mau?”
“YA! Jangan bercanda! Cepat tanda tangan”
“shireo” Ucap Heechul pelan sambil menatap gadis didepannya dengan
tatapan yang sulit dimengerti. Seperti ingin bicara dapatkah kau berhenti menyiksaku? Tadinya, namja itu yakin bisa
melanjutkan kehidupan pernikahannya dengan lebih baik, tapi sekarang benteng
kesabarannya terasa runtuh seketika saat dengan tiba-tiba Soo Bin
membangunkannya dipagi buta dengan wajah berbinar dan memberikan secarik kertas
idiot yang ia harus tanda tangani.
“Kenapa tidak mau?” Tanya Soo Bin, menyadarkan Heechul.
“Aku tanya, kenapa tidak mau?” Soo Bin mengulang tanpa diminta.
Heechul meliriknya. “Beri aku waktu”
“Waktu? Buat apa? Tak akan ada yang dirugikan. Percayalah” kata
Soo Bin seraya menyodorkan pena pada namja didepannya. Heechul meliriknya tidak
suka. “bukan. Bukan itu maksudku”
“tck… lalu apa?” decak Soo Bin yang mulai kehilangan kesabaran.
“aku butuh waktu, ng… untuk……. Membuatmu……….. mencintaiku?
Mungkin?”
………………………….
Ryeowook’s
Car
Gadis berisik disebelah Ryeowook masih saja bercerita tentang
game, sebuah topik yang sebenarnya tidak begitu dipahami oleh namja itu.
Ryeowook hanya mengangguk, tersenyum atau menanggapi Yoora seadanya.
Satu-satunya hal yang membuat namja itu bertahan dalam perbincangan tak
berujung ini adalah berbagai macam ekspresi yang ditunjukkan Yoora. Bagaimana
cara ia tersenyum, bagaimana cara ia tertawa, Bagaimana cara ia menarik nafas
sebelum melanjutkan ocehannya. Semuanya. Semuanya bahkan sampai didetail
terkecil, seperti saat ia berkedip sekalipun. Semuanya terlalu sempurna untuk
namja itu. Bahkan jika ada kata yang lebih dari kata sempurna, maka kata itulah
yang cocok untuk mendeskripsikannya. Namja itu nyaris tak menemukan celah untuk
tidak menyukai seorang Lee Yoora. Apapun yang ia lakukan, mungkin takkan ada
satu yeojapun yang bisa melakukan segala hal sebaik gadis itu, memang gadis itu
berisik, menyebalkan, tak bisa masak, plin-plan dan sepertinya mengalami
masalah serius dengan daya ingatnya yang benar-benar menakjubkan. Punya masalah
dengan cara berpikir dan juga punya masalah dengan matanya . Aigoo….. tak bisa
membedakan bumbu dapur adalah masalah serius bagi seorang wanita berusia
seperlima abad.
“Oh.. dan temanku! Namanya Leeteuk, dia itu bodoh sekali, dia tak
pernah menang melawanku. Hahaha…. Aku benar-benar hebat” Ryeowook terkekeh
sambil menggelengkan kepalanya mendengar pernyataan gadis disampingnya,
sepertinya ia harus menambahkan satu hal lagi tentang Yoora, gadis itu kelewat
narsis. Mana ada orang yang memuji dirinya sendiri? Aku benar-benar hebat?
Mungkin karena tak ada orang yang memujinya jadi ia memuji diri sendiri.
Lampu lalu lintas berwarna merah menyala, sebuah interupsi yang
mengharuskan pengguna kendaraan berhenti. Ryeowook kembali terdiam, Ia tak tahu
harus berbuat apa selain memandang gadis disampingnya.
“kenapa dari tadi diam saja?” seru Yoora begitu mobil berhenti.
“Yak! Jawab aku! Kenapa dari tadi memandangku seperti itu?
Jangan-jangan …………” Yoora mengedarkan pandangannya dengan wajah meledek “kau
menyukaiku” Yoora tersenyum lebar setelahnya, gadis itu memang frontal, tapi
kefrontalannya itu hanya sebatas untuk candaan saja dan ia benar-benar tak
berpikir akan menerima jawaban gamblang dari bibir namja itu.
“ne, aku menyukaimu”
“MWO?”Mata Yoora membulat seketika, ia hanya bercanda dan
benar-benar tidak siap jika harus menerima ucapan seperti itu.
“aku serius! Aku menyukaimu! Ada masalah? Menyukai seseorang itu
manusiawi kan?”
“kau menyukaiku?” Yoora menatap Ryeowook yang masih setia
tersenyum sembari memandangnya.
“Ne.. Aku menyukai Lee Yoora”
“Tapi aku…….”
“Sudah punya namjachingu? Kata hyungku, direbut saja. Mudah kan?”
“MWO?” pekik Yoora syok. Ryeowook hanya terkekeh pelan lalu
kembali mengarahkan pandangan pada lampu lalu lintas yang sudah berubah warna
menjadi hijau. Ia mulai kembali melajukan mobil itu, tujuan mereka hari ini
adalah supermarket, mereka akan membeli beberapa keperluan restoran.
Yoora melayangkan pandangan ke luar jendela, benar-benar tak tau
harus bagaimana. Pandangan gadis itu mulai tak terarah dan sedikit meremang
saat Ryeowook menggenggam tangannya.
“Ya Tuhan. Yoora-ya! Kau kenapa? Kenapa tanganmu dingin sekali?”
“Oppa”
“Arasseo! Kau tenang saja! Aku hanya bercanda tadi. Kau pikir aku
serius huh? Mana mungkin aku menyukaimu? Kau kan berisik, plin-plan, tak bisa
masak. Apa yang patut dibanggakan? Tenang saja aku takkan merebutmu dari
namjachingu pujaanmu itu”
“Ya Tuhan. Oppa, kau benar-benar membuatku takut” Seru Yoora
kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk melayangkan jitakan keras di kepala
namja yang sudah membuatnya nyaris mati ditempat itu.
“YAK” Pekik Ryeowook sambil menangkis tangan Yoora. “Jinjja” Seru
gadis itu sekali lagi, sebelum akhirnya kembali pada posisi duduknya semula
dengan perasaan yang lebih tenang.
“Apa sebegitu menyeramkannya jika aku menyukaimu?”
“hmm? Aku….”
“ah.. sudah! Tak usah dijawab” Ucap Ryeowook sambil tersenyum
miris, merutuk dirinya sendiri dalam hati.
…………………….
Heechul tahu bahwa kali ini dia tidak bisa membantah gadis itu.
Inilah langkah awal Heechul untuk membuat istrinya jatuh cinta padanya. Diluar
perkiraan, Soo Bin mengajak Heechul berbelanja, salah satu hal yang paling
dibenci oleh namja itu. Terutama belanja urusan dapur seperti ini, mungkin jika
ada pilihan antara dipenjara atau berbelanja, maka bisa dipastikan namja itu
memilih penjara dengan senang hati. Dan dalam waktu 5 bulan, Soo Bin sudah
cukup tahu tentang hal itu. Mungkin ini semacam siksaan yang sengaja diberikan
oleh Soo Bin pada namja yang sudah berani menolak surat perceraiannya
mentah-mentah itu, KIM HEECHUL.
”chul~a! Carikan cabe merah!”
“apa? Chul~a????? Panggil aku oppa!”
“YAK! Perjanjiannya apa? Aku hanya memanggilmu oppa didepan orang tua
kita masing-masing”
“persetan dengan perjanjian tolol itu! Kita tetap suami istri.
Aratchi?”
“Terserah kau saja” Ujar Soo Bin sambil menarik nafas berat.
“coba bilang! Heechul oppa, carikan cabe merah”
“Aish…. Carikan cabe merah. Palli. Dasar jelek”
“YAKKKK” Pekik namja itu membuat seisi supermarket gempar dan
menjadikan mereka berdua sebagai pusat perhatian. Benar-benar pusat perhatian.
Semua orang diam sembari menatap kedua orang yang ikut terdiam itu.
“A..A…A…CHAGIYA! KAU PANDAI SEKALI BERCANDA HUH?” Ucap Heechul
keras-keras sambil memeluk Soo Bin yang segera memberontak. Gadis itu
menundukkan kepalanya dalam-dalam, sementara Heechul tertawa keras walau dengan
nada terpaksa yang terlalu kentara. Mungkin Heechul berusaha terlihat normal,
namun yang terjadi malah sebaliknya. Perbuatannya itu malah membuat mereka
semakin dihujani dengan tatapan heran dari nyaris seisi supermarket.
“Kau puas, bodoh?” Gumam Soo Bin sambil mendelik pada Heechul yang
masih senang memeluknya.
“AH… NE SAYANG! AKU AKAN AMBILKAN CABE MERAH. KAU MAU CABE MERAH
YANG SEPERTI APA? YANG WARNANYA MERAH?” masih dengan suara yang
dikencang-kencangkan, Heechul menatap gadis yang berada dalam kuasanya itu
penuh minat.
“CARIKAN AKU CABE MERAH WARNA BIRU” Jerit Soo Bin tepat ditelinga
Heechul lalu melepas pelukannya dalam satu gerakan memutar. Ia lantas pergi
sambil mendorong trolinya menjauh dari pria sakit jiwa itu.
Soo Bin sedang sibuk mencari-cari keperluan masak lainnya saat
mendengar suara ribut dari seorang namja yang cukup ia kenal.
“Cabe merah itu pasti warna merah?” tanya seorang yeoja dengan
tampang polos
“kalau masih muda, warnanya hijau” jawab namja didepannya sambil
memilih-milih beberapa buah-buahan. Dahi yeoja itu terlihat kusut, “jadi kalau
masih muda disebut cabe hijau, begitu?” tanyanya sesaat kemudian, membuat Soo
Bin yang hanya berjarak 1,5 meter dibelakangnya terkekeh pelan.
“Anio. Tetap disebut cabe merah” jawab namja itu dengan nada yang
sangat sabar dan nada itu sangat amat dia kenal,. Adik iparnya. Kim Ryeowook.
“LAH?” Seru gadis disamping Ryeowook kencang dengan ekspresi
bingung yang sangat kentara. Benar-benar tak terima dengan pernyataan Ryeowook
barusan.
“Yak! Yeoja berisik!” Ucap Ryeowook sambil mendelik pada Yoora
yang senang sekali berteriak sesukanya. Ia pikir ini hutan??
“Tapi oppa! Kenapa bisa begitu? Mana bisa sesuatu yang jelas-jelas
warnanya hijau diberi nama merah?” namja itu tiba-tiba berbalik menghadap Yoora
lalu meletakkan kedua tangannya dibahu gadis itu.
“Ya Tuhan! Nona Lee yang kelewat jenius! Aku akan memberimu privat
lanjutan mengenai bumbu dapur, tapi kurasa tidak sekarang. Jadi bisakah kau
diam?”
“Kau tak butuh bantuanku? Bumbu-bumbu ini kan untuk direstoranku?”
“aku tau bukan kau yang biasa belanja. Dan aku yakin akan lebih
baik jika kau diam dan berdiri disampingku. Itu sudah sangat membantu” Ryeowook
mulai kembali menghadap tumpukan buah mangga disampingnya.
“Jadi aku tak ada gunanya?”
“jangan bilang seperti itu. Sini bantu aku mencarikan buah mangga
yang manis” Ucap Ryeowook sambil menarik lengan gadis itu lebih dekat.
“bagaimana kau bisa tau yang mana yang manis dan yang mana yang
tidak?” tanya Yoora sembari menatap buah-buahan didepannya frustasi.
“Ish! Mulai lagi kan? Kumohon diamlah sebentar nona Lee. Nanti aku
akan menjawab semua pertanyaanmu dimobil. Aratchi?”
“tck… menyebalkan”
Soo Bin menghela nafas dan akhirnya memutuskan untuk menghampiri
adik iparnya itu.
“Ryeowook?” Panggil Soo Bin, membuat namja itu berbalik. Yoora
yang juga mendengar panggilan itu, ikut berbalik.
“Soo Bin noona. Dengan siapa kesini? Hyungku atau…………”
“hyungmu” selak Soo Bin cepat.
“Dimana namja tengil itu?” Tanya Ryeowook sambil mengedarkan
pandangannya. “namja tengil itu sedang mencari cabe merah” jawab Soo Bin.
“Jinjja? Warna apa?” Yoora mendekat satu langkah pada Soo Bin
dengan raut wajah antusias. “YAK! YOORA-YA! Membuat malu saja” Ryeowook segera
menarik lengan Yoora, mencegah yeoja itu untuk beranjak dan akhirnya
menginterogasi kakak iparnya dengan pertanyaan idiot dengan tema yang tidak ada
bagus-bagusnya ‘CABE MERAH’
“Mianhae noona…… gadis ini mempunyai kadar kegilaan yang hampir
sama dengan suamimu itu” Ryeowook
mengadu, membuat sang kakak ipar mengangguk-angguk sambil tersenyum.
“Geunde, kau belum mengenalkan gadis ini padaku” Soo Bin menatap
Yoora yang tengah asik dengan pikirannya sendiri, entah memikirkan apa. Mungkin
cabe merah lagi.
“Ah.. ne.. aku lupa. Kenalkan, ini Yoora, dia……… temanku”
“ANIO” Tiba-tiba saja suara
menggelegar terdengar tak jauh dari mereka, kira-kira berjarak 2 meter dari
ketiga orang yang sedang bercengkrama itu. Ryeowook dan Soo Bin enggan menoleh,
mereka sudah sangat amat hapal siapa pemilik keanehan itu. Sedangkan Yoora refleks
menoleh dan mendapati seorang namja dengan raut wajah datar tanpa ekspresi
sedang menatap lurus kearah mereka bertiga.
“Itu Heechul oppa” Ucap Yoora saat melihat namja yang ia baru
sebut namanya itu sedang berjalan ke arahnya. Heechul berhenti tepat disamping
Soo Bin lalu menggeleng kearah Ryeowook. “Tidak! Bukan begitu! Soo Bin~a,
dengar baik-baik. Namja ini (nunjuk Ryeowook) menyukai
yeoja ini (nunjuk Yoora) tapi yeoja ini (masih nunjuk Yoora) tak cukup pintar untuk
menyadari ketertarikan adikku padanya”
“YAK HYUNG” Pekik Ryeowook sambil menginjak kaki namja didepannya
keras. Membuat Heechul berjengit sambil memegangi kaki kirinya yang refleks
terangkat. Ryeowook segera menggandeng Yoora dan menjauh dari hyung pembawa
masalahnya itu. “YAK ADIK KURANG AJAR!” Teriak Heechul masih mengaduh.
“huft…. Kau ini! Makanya jaga ucapanmu itu. Kau membuatnya malu”
“tapi memang begitu kenyataannya” Ucap Heechul yang sudah
menegakkan tubuhnya kembali.
“mana cabe merahnya?”
“aku tak dapat”
“huh?”
“ne.. aku sudah marah-marah tadi. Mereka semua bilang tak ada cabe
merah warna biru”
“Warna biru?”
“tadi kau bilang warna biru kan? Mereka semua bilang tak ada!
Sepertinya barang-barang yang dijual di super market ini tidak lengkap. Kajja!
Cari supermarket lain”
“YAK! BODOH. KAU BENAR-BENAR PERCAYA DENGAN UCAPANKU?”
“Kau membohongiku?”
“Ah.. molla” Soo Bin menyeret kakinya dengan kesal, Jinjja! Namja
gila! Dia benar-benar mencari cabe merah warna biru? Dasar gila.
……………………………
“tak usah dipikirkan! Hyungku itu sakit jiwa” Yoora mengerutkan
keningnya, tak tau harus percaya pada siapa. Sekarang mereka sudah berada diluar
supermarket dengan kantong plastik besar dalam genggaman masing-masing.
Ryeowook sudah memasukkan barang belanjaannya dijok belakang dan
mengambil kantong plastik ditangan Yoora.
“kau masih memikirkan ucapan hyungku?”
“eh? Anio” Jawab gadis itu, baru tersadar dari lamunanannya.
Ryeowook meletakkan kantong plastik yang ia ambil dari tangan Yoora ke jok
belakang lalu membukakan pintu penumpang untuk gadis disampingnya, Yoora
tersenyum singkat dan hendak memasuki mobil, namun ponsel disaku blazernya
berdering, membuat Yoora mengalihkan perhatiannya sejenak dan mengambil ponsel
itu. Menahan diri untuk masuk dan akhirnya berdiri tegap didepan pintu. Setelah
menekan tombol answer, Ia mendekatkan speaker ponselnya ketelinganya.
“Yeoboseo. Ada apa oppa?”
“hei…
malam ini ada acara tidak? Ayo makan malam bersama”
“Ah… jongmal??? Tentu saja aku mau! Kau mau menjemputku atau kita
langsung bertemu direstoran?”
“aku tak
bisa menjemput! Jadi kita bertemu direstoran biasa saja! Aratchi?”
“Tunggu! Kau yang bayar kan?”
“Ne..
Yoora-ya! Kau bebas pesan apa saja malam ini”
“ah.. oppa! Baiknya……
jangan sampai terlambat”
“tenang
saja! Aku takkan membuatmu menunggu. Sudah dulu ya.. Kim sajangnim datang. Aku
harus kembali bekerja”
“ne.. sampai jumpa, oppa” Yoora memutuskan sambungan teleponnya
sambil tersenyum lalu mendongak dan bertemu pandang dengan Ryeowook yang masih
diam tak bergeming.
“kau mau pergi malam ini?” tanya namja itu dengan suara tercekat.
Ada perasaan sedih yang terpancar dengan sangat jelas dari matanya, membuat
Yoora untuk sesaat terpaku dan tidak dapat menemukan konsentrasinya yang
mendadak buyar.
“Ne! Aku akan makan malam dengan Leeteuk oppa”
“ng…. temanmu? Yang kau bilang selalu kalah bermain game jika
melawanmu?”
“hmmm……….. lebih tepatnya, Namjachinguku”
“bukannya tadi kau bilang ia temanmu?” Ujar namja itu dengan suara
pelan, tapi masih ditangkap dengan baik oleh Yoora. Yeoja itu menoleh, menatap
Ryeowook lekat-lekat.
“mungkin aku salah bicara tadi. Yang pasti statusnya untuk saat
ini adalah namjachinguku” Kali ini Yoora tersenyum lalu dengan segera
merundukkan kepalanya memasuki mobil. Ryeowook mendesah berat lau menutup pintu
itu, ia berjalan mengitari mobil menuju pintu kemudi lalu menaikinya.
Mobil itupun melaju ditengah keheningan. kedua orang didalamnya seolah
membeku, sama-sama menunggu satu sama lain untuk memulai percakapan terlebih
dahulu.
“Yang Heechul hyung katakan benar! Aku mencintaimu” gumam Ryeowook lirih, tapi tak mendapat reaksi
apapun dari Yoora. Gadis itu diam tanpa sedikitpun menggerakkan kepalanya untuk
menoleh.
“Yoora-ya! Kau dengar? Aku mencintaimu!” ulang namja itu lagi.
Wajahnya tampak sangat serius dan matanya menyorot tajam, seolah hidupnya
bergantung pada gadis disampingnya itu.
“aku dengar”
“lalu? Kenapa kau tak meresponku?”
“untuk apa? Paling beberapa menit lagi kau akan bilang, Anio Yoora-ya! Aku hanya bercanda!”
Jawab Yoora sinis . Dia melirik namja disampingnya dan bergegas memasang
earphone ketelinganya.
To Be Continued
maaf baru baca FF ini...
ReplyDeletewwkwkkwkw lucu,,,,masa ada cabe warna biru....aduh heechul ada2 aja nih....