Your New Face - part 4
cast : Lee Donghae, Im Yoon Ah, Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Seorang yeoja dan dua orang namja baru saja
pergi meninggalkan bandara. Mereka baru saja sampai, dan langsung pergi menuju
hotel dimana mereka akan menginap untuk dua minggu kedepan.
“yeppeo...” gumam yeoja itu yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari
namja yang duduk tepat didepannya.
Sepertinya yeoja itu mengetahui bahwa namja
dihadapannya sedang menatapnya sinis, ia pun buru-buru membalas tatapan namja
itu dengan tatapan yang tak kalah sinisnya.
“tsk...”
Namja itu tak menjawabnya. Ia malah langsung
keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada laki-laki itu.
“arghhh... dasar namja sombong.” geram yeoja
itu pelan.
“sudahlah, ayo kita turun. gamsahamnida
ahjussi...” ucap namja lain yang duduk disamping yeoja itu.
“selamat datang... ada yang bisa saya bantu?”
sambut resepsionis itu ketika ketiga orang itu berjalan menghampirinya.
“nama ku Lee Donghae...” ucap namja itu
angkuh.
“nde?” tanya resepsionis itu yang sepertinya
tidak mengerti maksud ucapan namja yang bernama Lee Donghae itu.
“sudah biar aku saja. begini, kami telah
memesan tiga kamar atas nama Lee Donghae.” ucap namja berambut blonde itu
menengahi.
“tunggu sebentar....” ucap resepsionis itu ramah.
“ehm... atas nama tuan Lee Donghae. mari ikut
aku...” ucapnya dan berjalan lebih dulu.
“pwa! namja itu benar-benar gila. dia
benar-benar namja tersombong yang pernah ku temui.” gerutu yeoja itu.
“sudahlah, tak usah diperpanjang lagi. kita
kan kesini untuk bersenang-senang. jadi lupakanlah kemarahan mu terhadapnya
untuk sejenak saja.” bijak namja itu sembari memukul pelang punggung yeoja yang
berjalan disampingnya.
“huft... ne. demi liburan ku.”
“sudah sampai..” ucap resepsionis itu tepat
saat mereka berhenti didepan kamar yang langsung menghadap ke pantai.
“gamsahamnida....”
“ne. semoga tuan dan nona senang menginap di
hotel kami.”
“ne..” balas yeoja itu lagi.
“kalau begitu saya permisi dalu. annyeonghasaeyo...”
Setelah kepergian resepsionis itu, namja yang
bernama Lee Donghae itu dengan cepat berjalan menuju ke kamarnya tanpa
mengindahkan seoarang namja dan yeoja yang masih disibukan dengan panorama yang
disajikan oleh hotel itu.
Yoona POV
Ku rapihkan sedikit rambut ku sebelum aku
beranjak pergi. Malam ini adalah malam pertama ku di Jaeju. Dan malam ini, aku
akan makan malam dengan Eunhyuk dan juga devil itu. Devil yang selalu menjadi
mood breaker ku. Ku pasang tali high heels dan mulai bangkit meninggalkan
kamar.
~ Dinner Place ~
Aku mulai memasuki tempat yang telah
disiapkan oleh pihak hotel sebagai salah satu pelayanan mereka. Ku lihat
sekeliling ku. Hanya ada satu ruangan ditempat ini. Dan dapat ku pastikan bahwa
tempat ini adalah tempat super VVIP. Lihat saja. Seluruh peralatan yang ada
disini, dapat dikategorikan sebagai peralatan mahal. Mulai dari pintu, yang
terbuat dari kayu khusus. Serta, terdapat ukiran yanng sangat detail yang
mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membuatnya. Dinding-dinding
yang dilapisi dengan cat serta wallpaper yang tak kalah mahal.
Aish.... lupakan super VVIP atau apalah itu.
Kembali kejalan cerita ku.
Ku telusuri sepanjang koridor ini. Setelah
hampir lima menit aku menelusuri koridor yang super duper panjang ini, aku pun
berhasil menemukan sebuah ruangan yang dikatakan oleh pelayan hotel yang memberitahu ku tadi. Ku
langkahkan kaki ku dan mulai membuka knop pintu itu secara perlahan. Ku
munculkan sedikit kepala ku, berharap aku tak menemukan sosok devil itu disana.
SIAL... aku hanya berhasil menangkap sosok devil itu. Kemana Eunhyuk? Apakah
dia tidak ikut makan? Tapi.... tak mungkin. Diakan namja yang tak akan pernah
melewati acara yang berbau dengan makanan. Kalau tidak ada Eunhyuk, berarti
hanya aku dan devil terkutuk itu. Aigoo.... bagaimana ini? Apakah aku tak jadi
saja? Tetapi, perut ku ini tak dapat berkompromi. Argghhhh.... ottokhae?
“ehem.....”
Ku dengar suara dehaman yang membuat ku
kembali terfokuskan dengan apa yang sedang aku lakukan. Aku pun dengan cepat
melihat kearah orang yang menimbulkan suara itu. OMONAAA... suara itu...
suara.. devil itu. Bagaimana bisa? Kenapa dia bisa mengetahui keberadaan ku?
Apakah aku terlalu kencang membuka pintunya? Ehm... tidak. Aku dapat pastikan
bahwa tadi aku membuka pintu ini dengan super-super pelan. Lalu... kenapa dia
bisa menyadari ku? Arghh... itu pasti karena dia devil.
“apakah kau masih ingin berada didepan
pintu?”
“ah.. nde?”
“apakah kau masih ingin berada disana?”
Mwo... ada apa dengan devil itu? Kenapa
bicaranya menjadi lembut seperti itu? Apakah dia baru saja tersambar oleh
petir, atau dia baru saja terbentur dan otaknya mengalami pergeseran? 하하하... tetapi ini
lebih baik. Setidaknya... dia tidak akan menjadi mood breaker ku untuk malam
ini.
“yasudah kalau kau masih ingin disana, aku
akan makan duluan.”
“ya. aku juga ingin makan..” pekik ku
diiringi dengan derapan langkah menghampiri meja dimana beberapa jenis makanan
telah tersaji dengan sangat cantik.
Selama kami menikmati makanan-makanan yang
lezat ini. Tak ada satu pun dari kami yang membuka mulutnya untuk mengawali
percakapan. Kami pun terhanyut oleh keheningan yang berhasil menguasai seisi
ruangan ini. Hanya suara semilir angin serta desiran ombak yang menemani
dikeheningan yang amat hening ini, sampai seluruh makanan yang telah tersaji
telah habis tak tersisa. Aku lebih memilih diam tak membuka mulut ku, dari pada
nanti dia akan kembali menjadi devil yang menyebalkan. Satu menit... Dua
menit..... Lima menit....... Sepuluh menit.......... Dan sekarang sudah hampir
lima belas menit. Tetapi tak ada satu pun dari kami yang mengeluarkan sepatah
dua patah kata atau bahkan menghela nafasnya untuk sedikit mencairkan suasana.
Devil itu malah masih asik dengan pemandangan pantai yang sedari tadi ia lihat.
Sedangkan aku... masih terduduk dengan manis tanpa ada gerakan hingga membuat
tulang ku rasanya ingin patah akibat terus duduk.
“apakah kau tidak ingin bertanya?” tanya
devil itu dengan mata yang masih terfokuskan dengan panorama pantai yang berada
dihadapannya. Dan pertanyaan itu pulalah yang berhasil membuat tulang-tulang ku
tidak jadi remuk akibat terlalu lama duduk tanpa ada gerakan lain yang ku
lakukan.
“huh? nde?”
“ne. apakah tidak ada yang ingin kau
tanyakan?”
“oh.. ada.”
“apa? kau ingin menanyakan apa?” tanya nya
sembari membalik tubuhnya menghadap kearah ku.
“ehm.... Eunhyuk. Eunhyuk eoddiseo? kenapa
dia tidak ikut makan dengan kita?”
“apakah kau hanya menanyakan itu?”
“ne. memang apa lagi yang harus aku
tanyakan?” jawab ku yang membuatnya kembali menghadapkan tubuhnya kearah
pantai.
Nyaris dua menit ia tak bergeming dengan
pertanyaan ku. Padahal ia yang menawarkan ku untuk bertanya kepadanya.
Aisshhh... dasar devil. Sampai sekarang pun kelakuan mu tetap sama seperti
devil.
Author POV
Matahari telah kembali menyinari seisi bumi.
Panorama sang surya itu, membuat seluruh umat di bumi tak pernah mau tertinggal
untuk menyaksikannya ketika ia baru akan menyinari bumi. Udara yang bersih
serta sejuk menambah kegembiran bagi orang-orang yang sedang menyaksikan sang
matahari yang mulai menunjukan cahayanya itu. Suara desiran ombak serta suara
burung yang mulai bernyanyi pun semakin menambah deretan daftar panjang dari
keindahan alam di tempat itu.
“yeppeo...” gumam seorang yeoja yang memiliki
sepasang kaki yang jenjang itu.
Ia sepertinya nampak menikmati suasana yang
tersaji di tempat itu, sehingga membuatnya tetap bertahan berdiri menikmati
suasana pagi dihari liburnya.
“ternyata kau berada disini...”
“ah... ne..” jawab yeoja itu tanpa ada
sedikit niat untuk melihat lawan bicaranya.
“tumben kau sudah bangun. biasanya kau paling
enggan untuk membuka mata mu sepagi ini.. apakah kau sudah berubah?” tanya laki-laki
itu dengan nada yang agak meledek sosok yeoja yang berdiri disampingnya.
“annie.. aku tidak berubah. aku akan kembali
seperti dulu, malas untuk bangun pagi, ketika aku berada di Seoul.” jawab yeoja
itu ringan tanpa merasa sedikit tersinggung dengan celetukan yang dilontarkan
oleh namja disampingnya.
“aish... dasar Im Yoon Ah..” balas namja itu
sembari mengacak-acak pelan puncak kepala yeoja yang bernama Im Yoon Ah itu.
- the other side -
“apakah itu
benar kau? wae? kenapa kau berbeda? kau nampak asing. kau
bukan seperti yang ku kenal. apakah karena dia? waeyo? kenapa dia? kenapa
harus dia? tidak bisakah kau kembali seperti waktu itu?”
bukan seperti yang ku kenal. apakah karena dia? waeyo? kenapa dia? kenapa
harus dia? tidak bisakah kau kembali seperti waktu itu?”
Yoona POV
Hari ini adalah hari pertama liburan ku di
pulau yang yeppeo ini. Tak sabar rasanya untuk menginjakan kaki ku diberbagai
macam tempat wisata yang ada. Menikmati makanan-makanan yang tersedia. Dan
mengabadikan seluruh kegiatan ku dengan berbagai macam ekspresi. Aku pun mulai
bersiap-siap untuk memulainya. Mulai dari mempersiapkan camera, pakaian, sepatu,
dan lain-lain yang akan aku kenakan. Tak ketinggalan adalah i-pod ku. Itu
adalah barang terpenting yang harus selalu berada didalam tas ku. Karena kalau
tiba-tiba mood ku sedang tidak baik, i-pod inilah yang selalu mengembalikan
mood ku. Setelah ku rasa semua yang aku butuhkan sudah siap, dengan cepat ku
raih knop pintu dan mulai berjalan meninggalkan kamar hotel.
Hari ini rencananya aku akan mengunjungi sebuah
kebun raya yang merupakan kebun raya terbesar di Asia. Bersam siapa? Ya...
siapa lagi kalau tidak dengan Eunhyuk, sahabat monyet ku itu. Dan mengenai
devil itu... entahlah. Terserah dia saja. Kalau dia mau ikut, aku tidak
keberatan. Tetapi.. kalau dia tidak ikut, sepertinya itu lebih baik.
Aku berjalan riang menuju tempat tunggu
hotel. Tempat ini begitu nyaman hingga membuat ku betah duduk berlama-lama
disini. Bagaimana tidak. Disini aku dapat menyaksikan sebuah aquarium dinding
yang memang sengaja dibuat untuk menghiasi tempat tunggu hotel ini. Hampir
sepuluh menit aku duduk ditempat ini ditemani dengan ikan-ikan yang
bermain-main ria didalam aquarium. Tak lama berselang, terdengar suara dua
orang namja yang dapat aku kenali suaranya. Yap.. pemilik suara-suara itu
adalah Eunhyuk dan devil itu.
“kau sudah lama Yoong?”
“annie. oh iya Hyukkie-ah, semalam kau
kemana?”
“oh itu, memangnya Donghae tidak
mengatakannya pada mu?”
Aku hanya menggelengkan kepala ku sebagai
jawaban atas pertanyaannya. Sementara itu, ku lihat wajah devil itu yang mulai
aneh ketika aku menggelengkan kepala ku. Ia pun berlalu begitu saja
meninggalkan ku dan juga Eunhyuk.
“kenapa devil itu?”
“entahlah...”
~ Kebun Raya Yeomiji ~
Aku berjalan terlebih dahulu meninggalkan
kedua sosok namja yang berajalan dibelakang ku. Tempat ini begitu cantik,
bahkan sangat cantik untuk dilewatkan. Tempat yang dipenuhi dengan berbagai
nancho tropis. Ehm... walaupun aku, yah... dapat dikatakan aku adalah tipikel
yeoja yang tidak terlalu menyukai bunga, tetapi tempat ini berhasil menarik
perhatian ku.
Kaki ku masih asik membawa tubuh ku
mengelilingi tempat yang yeppeo ini. Dan tiba-tiba saja mata ku terhenti pada
sebuah tempat yang terdapat beberapa kuda disana. Sepertinya kuda-kuda itu
merupakan kuda-kuda yang disewakan untuk mengitari tempat ini. Karena baru saja
aku melihat seorang yeoja turun dari kuda coklat yang ditumpanginya. Merasa
sangat tertarik, aku pun berjalan menghampiri kuda-kuda itu. Samar-samar
terdengar suara Eunhyuk yang memanggil ku, tetapi aku tak menggubrisnya dan
tetap berjalan menghampiri kuda-kuda itu.
“annyeonghaseyo...” sapa ku pada dua orang
ahjussi dan juga seorang ahjumma.
“annyeonghaseyo.. ada yang bisa saya bantu?”
“ehm... begini, apakah kuda-kuda ini ahjussi
sewakan? karena tadi saya melihat seorang yeoja baru saja turun dari kuda
coklat ini..”
“ne.. kuda-kuda ini memang sengaja kebun ini
persiapkan untuk para wisatawan yang ingin berkeliling tanpa berjalan kaki..”
“oh jinjja? kalau begitu bisakah saya menyewa
kuda putih itu untuk berkeliling kebun ini?”
“tentu, mari saya antar...” ucap ahjussi itu
ramah.
Ia pun berjalan mendahului ku menghampiri
sebuah kuda putih yang tadi aku tunjuk.
“Yoong, kau mau kemana?” tanya Eunhyuk yang
berhasil menahan langkah ku.
“oh Hyukkie-ah.., aku ingin berkeliling
dengan menggunakan kuda. apakah kau mau?”
“kuda?”
“ne kuda. aku akan berkeliling dengan
menggunakan kuda putih ini.”
“tapi... kau kan tidak bisa menunggangi
kuda?”
“tak apa, kami juga menyediakan seorang
pengawas jika diperlukan.”
“jinjja ahjussi?”
“ne..
kalau begitu saya panggilkan pengawasnya dulu.. permisi..” ucap ahjussi
itu sembari berjalan pergi.
“pwa. akan ada pengawas yang mengawasi ku,
jadi kau tak perlu khawatir Hyukkie-ah..”
“huh... ne.. ne..”
“oh iya, bagaimana kalau kalian ikut juga.
sepertinya akan lebih menarik jika bersama-sama...” cetus ku pada Eunhyuk dan
juga... huhh... sudahlah, aku enggan untuk menyebutkan namanya.
“ehm... sepertinya itu ide yanng bagus.
bagaimana Donghae-ah?”
“terserah
kau saja lah...”
Buya? Apa-apaan devil itu. Kenapa dia
menjawabnya begitu dingin. Padahal Eunhyuk sudah berbaik hati bertanya kepadanya.
Aishh.. dasar devil tak tahu diri.
“permisi... ini pengawas yang akan mengawasi
nona...” ujar ahjussi tadi disela-sela pembicaraan kami.
“ne.. gamsahamnida ahjussi..”
“ne cheonmaneyo.. ngomong-ngomong apakah
namja tampan ini kekasih nona?”
“nde? Eunhyuk maksud ahjussi?” tanya ku
sembari menunjuk namja yang berdiri tepat disamping ku.
“ne...”
“namja ini? 하하하... annie ahjussi..”
“oh
begitu, saya kira namja ini kekasih nona. soalnya ia terlihat mengkhawatirkan
nona... mianhae atas kelancangan saya..”
“annie
ahjussi. tak apa...”
- the other side -
“pwa. orang lain
saja mengira seperti itu.. ku mohon.. jangan seperti ini. ini terlalu
menyakitkan...”
Author POV
Sinar
mentari telah berganti menjadi sinar rembulan. Angin yang dingin kembali
berhembus disepanjang malam yang panjang ini. Tetapi itu semua tak membuat beberapa wisatawan berdiam diri di tempat
penginapan mereka. Mereka malah memilih untuk berjalan-jalan disekitar pantai,
walaupun hawa dingin menyergap tubuh mereka.
Berbeda
dengan Lee Donghae. Namja itu masih betah berada didalam kamarnya sejak sekembalinya
mereka dari menikmati tempat wisata di pulau ini.
“kemana
devil itu? apakah dia tidak ikut makan dengan kita?” tanya Yoona saat mereka
akan memasuki lift.
“entahlah,
sejak tadi ia belum keluar dari kamarnya..” jawab Eunhyuk apa adanya.
“ehm..
bisakah kau periksa ke kamarnya?”
“nan? kenapa
tidak kau saja?”
“ya! pabo!
apakah kau lupa, selama ini aku dan dia selalu bertengkar. apakah kau mau
melihat kami diusir oleh security karena membuat keributan didalam hotel?”
“aish..
ye.. ye.. aku akan melihatnya. oh iya, tumben sekali kau perhatian dengannya. ada angin apa? atau kau
mulai menyukainya?”
“ya! Lee
Hyuk Jae! apa yang kau katakan? nan? menyukai devil itu? namu hajima! aku hanya
takut kalau-kalau ia sakit, itu akan menghancurkan rencana liburtan ku. sudah
cepat sana..” pekik Yoona sembari mendorong tubuh Eunhyuk.
“ne.. Im
Yoon ah..”
Ia
melayangkan tangannya kearah pintu kamar yang sejak tadi tertutup rapat. Tiga
kali ia mengetuk pintu itu, tetapi sang pemilik kamar tak juga menanggapi
ketukan itu. Mulai terlihat raut khawatir pada wajahnya. Ia pun kembali
mengetuk pintu itu. Tetapi tetap, tak ada balasan dari dalam kamar. Raut
wajahnya lambat laun mulai berubah menjadi raut wajah ketakutan. Ia kembali
mengetuk pintu kamar itu, tetapi ketukannya kali ini lebih keras. Hampir enam
kali ia mengetuk pintu itu, tetapi tetap ia tak mendapatkan jawaban apa pun. Ia
kembali akan mencoba untuk mengetuk pintu kamar itu. Dan baru saja ia akan
mengetuknya, pintu kamar pun terbuka. Dengan cepat ia berjalan memasuki kamar itu.
“Donghae-ah
gwencana?” tanya nya sembair memeriksa tubuh namja yang bernama Donghae itu.
“ya!
Eunhyuk-ah! kenapa kau?” pekik namja itu sembari menghempaskan tangan Eunhyuk
dari tubuhnya.
“kau baik-baik
saja. syukurlah..”
“ya.
memangnya aku kenapa?”
“ sejak
tadi aku mengetuk pintu kamar mu, tetapi kau tak juga membukakannya. jadi ku
kira kau....”
“mati
maksud mu? ya. Eunhyuk-ah. dasar pabo. tadi aku sedang mandi, jadi aku tak bisa
membukakan pintu.” pekik namja itu sembari melayangkan tangannya keatas kepala
Eunhyuk.
“ya.
Donghae-ah.. sakit..” pekik Eunhyuk yang tak terima atas pukulan yang ia
terima.
“itu
sebagai pelajaran untuk mu supaya kau tidak berfikiran yang aneh-aneh lagi.”
ujar namja bernama Donghae itu sembari meninggalkan Eunhyuk yang masih terpaku
didepan pintu.
“oh iya,
ada apa kau kesini?” tanya namja itu sembari menekan tombol remot tv yang
berada diatas meja.
“ehm..
itu, tadi Yoona meminta ku untuk memeriksa mu.”
“Yoona?”
“hem..”
“oh...”
“oh iya,
apakah kau tidak lapar? ayo kita makan, sepertinya Yoona sudah menunggu kita.”
“annie aku
tidak lapar..”
“jinjja?
sejak siang tadi kau kan belum makan?”
“aku
katakan aku tidak lapar, ya tidak lapar.”
“baiklah-baiklah...
kalau begitu aku keluar dulu, kasihan Yoona menunggu terlalu lama..” ucap
Eunhyuk sembari berjalan menuju pintu kamar.
“changkkaman
Eunhyuk-ah.”
“nde?”
“bisakah
kita bicara sebentar?”
Yoona POV
Aku masih
menunggu makanan yang ku pesan datang. Sudah hampir tiga puluh menit aku
menunggu makanan ku, tetapi Eunhyuk belum juga muncul. Kemana dia? Masa melihat
devil itu saja sampai selama ini. Tak lama berselang, makanan yang ku pesan pun
tiba.
“selamat
makan..” ucap pelayan itu ramah.
“gamsahamnida...”
Kemana si
monyet itu. Makanan ku sudah tiba, tetapi ia belum juga muncul. Aish... apa
jangan-jangan ini ulah devil itu. Dasar devil gila...
Saat aku
akan menyuapkan suapan pertama kedalam mulut, terlihat seorang namja yang
sedari tadi ku nantikan kehadirannya. Eunhyuk. Akhirnya ia datang juga. Tapi
tunggu.. diamana devil itu? Kenapa Eunhyuk hanya datang sendiri? Aish.. ada apa
dengan mu Im Yoon Ah? Kenapa kau jadi memikirkan devil itu. Argghhh...
lupakan-lupakan..
“kau sudah
lama?”
“ah? ne..”
“mianhae..,
tadi ada yang aku dan Donghae bicarakan.”
“tak apa.
ngomong-ngomong diamana Donghae? dia tidak ikut makan dengan kita?”
“annie.
katanya dia tidak lapar..”
“oh..,
yasudah lebih baik kau pesan makanan dulu...” suruh ku sembari memasukan
sesendok makanan kedalam mulut ku.
Tunggu...
tadi Eunhyuk bilang apa? Ada yang ia dan devil itu bicarakan? Tuh kan benar,
gara-gara devil itu Eunhyuk jadi telat. Aishh... jangan-jangan hal yang
dibicarakan antara Eunhyuk dan devil itu adalah aku. Jangan-jangan devil itu
menghasut Eunhyuk dan mengatakan hal yang tidak-tidak mengenai diri ku. Arghh..
lihat saja kalau sampai itu benar. Aku akan menghabisis mu Lee Donghae.
Author POV
Matahari
telah kembali menyinari seisi bumi dengan sinarnya yang terik. Dan pagi ini,
Yoona berencana untuk menghabiskan hari keduanya di Jaeju Island dengan
mengunjungi air terjun Jeongbang. Air terjun yang merupakan satu dari tiga air
terjun utama di Jaeju Island.
“semua
sudah siap. lebih baik aku turun sekarang, sebelum devil itu mengomel karena
aku terlalu lama berada didalam kamar.” ucap Yoona sembari mengenakan tasnya
dan berjalan keluar kamar.
Yoona
berjalan keluar lift dengan headset yang ia kenakan. Dan lankahnya terhenti,
tatkala ia melihat sosok devil itu sedang duduk dengan wajah seramnya.
Berkali-kali Yoona menelan air liurnya sendiri, dan berkali-kali juga ia
memutar otaknya agar devil itu tak mengomelinya di pagi yang cerah ini. Setelah
beberapa kali ia menghembuskan nafasnya, dengan mantap ia berjalan menghampiri
devil itu dan juga sahabatnya Eunhyuk yang sepertinya sudah lama menunggu
kedatangannya.
“ya Yoona,
kau sudah datang..”
“ne..
mian.......”
“kau sudah
datang. kajja...” potong devil itu sembari berjalan meninggalkan Yoona dan
Eunhyuk yang masih diam terpaku memperhatikan sikapnya yang aneh.
“kenapa
lagi dengan devil itu? tumben ia tidak memarahi ku karena aku telah membuatnya
menunggu..”
“molla....”
jawab Eunhyuk seadanya.
Selama
perjalanan menuju air terjun Jeongbang, tak henti-hentinya Yoona mengucapkan
kata Yeppeo. Entah sudah berapa kali kata itu terlontar dari bibirnya. Tetapi
anehnya, Donghae tak bergeming sedikit pun. Berbeda dengan saat mereka baru
saja tiba di Jaeju Island. Baru sekali Yoona mengucapkan kata yeppeo, Donghae
sudah habis menyindirnya dan memberikan tatapan sinisnya hingga membuat Yoona
geram dan nyaris melayangkan tangannya keatas kepala Donghae. Tapi untunglah
Eunhyuk berada disana, setidaknya ada pembatas yang membatasi perkelahian
antara Yoona dan juga Donghae.
~ Air Terjun Jeongbang ~
Mobil yang
ditumpangi ketiganya baru saja sampai di area air terjun. Yoona yang sudah tak
sabar pun langsung berhambur keluar mobil dan mengambil beberapa gambar disana.
Melihat tingkah Yoona, Eunhyuk hanya tersenyum kecil. Sedangkan Donghae, ia
lebih memilih berjalan terlebih dahulu meninggalkan Yoona dan juga Eunhyuk.
“kenapa
lagi dia? perasaan baru kemarin malam ia berperilaku layaknya manusia. dan
sekarang ia telah kembali mejadi devil..” batin Yoona saat melihat Donghae
berlalu begitu saja tanpa mengucapkan apa pun padanya maupun Eunhyuk.
“Yoong..
kajja..” panggil Eunhyuk saat melihat Yoona hanya berdiam diri memandangi
kepergian Donghae.
“ha? ne..”
Ketiga
anak manusia itu terlihat sangat menikmati pemandangan yang disajikan di tempat
ini. Yoona, semenjak ia menginjakan kakinya di tempat ini, ia tidak henti-hentinya
mengambil beberapa foto dirinya dan juga tempat ini. Eunhyuk, namja itu masih
asik memperhatikan sekeliling air terjun. Mungkin dengan memperhatikan air
terjun itu, ia dapat menemukan inspirasi untuk membuat gerakan dance yang baru.
Sedangkan Donghae, raut wajahnya tak dapat dideskripsikan, antara menikmati dan
enggan.
Matahari
semakin bersinar dengan terik. Tetapi ketiga anak manusia itu masih tetap
dengan aktivitas masing-masing. Yoona dengan camera nya, Eunhyuk dengan seluk
beluk air terjun itu, dan Donghae.. ehm.... entahlah.
Yoona POV
Tempat ini
begitu yeppeo. Aku tak pernah melihat tempat secantik ini. Begitu indah. Pantas
saja Jaeju Island menjadi bagian dari keajaiban dunia. Hah... untung waktu itu
eomma menyetujui liburan ini, kalau tidak aku pasti akan menyesal seumur hidup.
“YYYYAAAAAAAAAAAAAAA................”
To Be Continued ^^,
yeorobeun annyeong...:) Your New Face returned after one month. mianhae for readers's long wait time. but i remain hopeful, readers still like this fanfiction...감사합니다 ^^
Comments
Post a Comment