I Choose You (Last Story)
Jung’s Family house
Author POV
“APA KAU BILANG? KAU MENIKAHI PUTRIKU KARENA TARUHAN
SEKONYOL ITU?” Heechul menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tak tau harus apa
lagi. Ia sudah menjelaskan semuanya dan tak perlu menjadi orang jenius untuk dapat
mengetahui respon apa yang akan ia terima setelahnya. Pria itu menghela
nafasnya sesaat. “mianhae”
“MIANHAE? KAU KIRA DENGAN KATA ITU SEMUA MASALAH AKAN
SELESAI?” Ya… itu benar. Tidak akan semudah itu. “lalu apa yang harus
kulakukan?”
Appa Soo Bin mengerutkan keningnya geram sembari menoleh
pada anaknya yang masih tertunduk lemas. “ceraikan Soo Bin” Soo Bin terperangah
dan refleks mengangkat kepalanya, ia merasa kehilangan oksigen saat itu juga.
Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak setuju. Ia ingin bicara, ia ingin
berteriak menyuarakan ketidaksetujuannya. Tapi sayangnya ia tak mampu, bahkan
saat ini untuk bernafas saja ia merasa perlu bantuan. Ia bahkan bisa merasakan
tangannya yang gemetaran, hingga……
“shireo” Heechul melayangkan tatapan tenang pada ayah Soo
Bin, tak sadar jika perlakuannya malah membuat pria paruh baya itu semakin naik
darah.
“Aku takkan
menceraikannya. Dengan atau tanpa seizin anda, Soo Bin akan tetap bersamaku”
Ujar Heechul sambil mengeratkan genggaman tangannya pada Soo Bin.
“KAU BENAR-BENAR.........” Appa Soo Bin bangkit dari tempat duduknya dan
mengangkat tangannya tinggi-tinggi, hendak melayangkan sebuah tamparan pada
Heechul namun dengan cepat Soo Bin bangkit dan berdiri didepan Heechul.
“APPA!........... A..ANDWAE” Ucap gadis itu dengan nafas
tersengal-sengal diiringi dengan air mata yang mulai meleleh menghiasi pipinya,
Soo Bin melebarkan tangannya tepat didepan Heechul, melindungi namja itu, membuat
tangan appanya tertahan di udara.
Heechul ikut berdiri dan menarik tubuh Soo Bin
kebelakangnya. Harusnya memang seperti ini. Harusnya ialah yang melindungi
yeoja itu, bukan sebaliknya.
“satu-satunya tujuan kami kesini adalah mengakhiri
kebohongan yang kami pendam lima bulan ini. Bukan untuk mengakhiri pernikahan.
Aku berjanji akan menjaga Soo Bin dengan baik”
“aku tak perduli. Aku benar-benar tak sudi jika putriku
hidup dengan namja bengis sepertimu. Soo Bin~a……. mulai sekarang jauhi namja
berengsek ini. Jangan melindunginya” Soo Bin melangkah mendekat pada appanya,
masih dengan uraian air mata dipipinya. “kenapa membohongi appa?” Tanya namja
paruh baya itu sambil mengelus puncak kepala anaknya. “kau tau betapa senangnya
hati appa saat tau kau akan menikah dulu?”
“ Tapi kenapa harus seperti ini?” lanjut Appa Soo Bin masih
memandang lekat anaknya yang kini berada tepat dihadapannya.
“DAN KAU! KELUAR DARI RUMAHKU! JANGAN PERNAH DEKATI PUTRIKU
LAGI” Heechul terdiam, ucapan pria didepannya itu hanya ia anggap angin lalu.
Kurang ajar kah? Ya.. memang begitu! Lalu apa? Ia harus apa? Mengikuti ucapan
mertuanya dan membuat hidupnya tak bisa disebut hidup? Ah… baiklah! Bahkan
kematian terdengar lebih menyenangkan daripada menjauh dari istrinya.
Soo Bin dengan tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan
memeluk kaki appanya. “jebal appa! Aku tak bisa hidup seperti ini. YA.. Memang
itulah alasan pernikahan kami pada awalnya tapi sekarang…………… tapi
sekarang………………… aku…………… aku mencintainya”
DEG……… Kalimat cinta pertama yang diucapkan oleh Soo Bin.
Heechul merasakan tubuhnya lemas seketika, ia terpaku ditempatnya. Tak bisa
bergerak, bahkan sekedar untuk berkedip atau menarik nafas. “Aku menyayanginya.
Aku yakin dia bisa menjagaku dengan baik. Appa ingin melihatku bahagia kan?
Satu-satunya cara membuatku bahagia adalah dia. Bagaimana bisa aku bahagia jika
rasa bahagiaku appa suruh menjauh dariku?” Ucap Soo Bin terengah-engah.
Tangisan yang tadi sempat mereda itu kembali menggema bahkan semakin mengeras.
Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam di kaki appanya. Mengharapkan hati appanya
akan luluh.
“Soo Bin~a…………” Appa Soo Bin meraih pundak anaknya, membantu
gadis itu berdiri. “appa mau memaafkan kami kan? Appa boleh memberikan hukuman
apapun pada kami. Apapun kecuali perceraian. Aku takkan bercerai dengannya. Tak
akan” Appa Soo Bin menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dengan perlahan, matanya
terlihat menerawang, tentu saja memikirkan rangkaian kata yang akan ia ucapkan.
Rangkaian kata yang bisa merubah hidup orang yang ia sayangi.
Soo Bin membalikkan tubuhnya pada Heechul, menatap pria itu
dalam-dalam sambil terisak. Ia tak pernah mencintai seseorang sampai sejauh
ini. Dan parahnya, ia mencintai namja yang pernah ia benci setengah mati, namja
yang berusaha keras ia ceraikan dan kini semua keadaannya berbalik. Ia malah
berusaha mati-matian menentang perceraian.
“ne.. kalian takkan bercerai” Ucap seseorang dari arah
tangga.
“eomma” Soo Bin berbalik dan menatap eommanya yang sedang
tersenyum. Yeoja paruh baya itu sedang sakit dan seharusnya tak mendengar
berita buruk ini. Berita yang pastinya akan membuat kondisinya semakin
memburuk.
“eomma yakin kalian serius dengan ucapan kalian. Datang
kesini dan memberitahukan rahasia sebesar ini sudah lebih dari cukup untuk
membuktikan keseriusan kalian” appa Soo Bin mengangkat kepalanya lalu menatap
Soo Bin dan Heechul dengan tatapan kecewa. Tentu saja! Ia merasa sudah
dibohongi bahkan oleh anaknya sendiri.
“Yeobo……….. berilah mereka kesempatan sekali lagi” Ucap Soo
Bin eomma sambil melangkah perlahan kearah suaminya yang terlihat putus asa.
“abouji. Aku juga sadar telah melakukan kesalahan besar yang
tak bisa ditoleransi. Aku menggantungkan masa depan putrimu. Tapi tolong beri
aku kesempatan untuk memulai semuanya dari awal. Bukankah intinya, mempunyai
masalah dan belajar dari masalah itu?” Appa Soo Bin menyentuh tangan Heechul,
meminta pria itu diam. Dia memegangi kepalanya yang mendadak terasa pusing dan
berdenyut nyeri. Dia tak bisa memberikan maaf secepat itu, tapi demi istri dan
anaknya maka…….. “Aku memberimu kesempatan Heechul-ssi! Buat anakku bahagia
atau kau berurusan denganku” Heechul menghela nafas lega, senyum lebar
tersungging diwajahnya. “ne.. aku pastikan dia bahagia bersamaku”
………………………………………
`````Heechul’s Car`````
21:29 KST
Heechul menepikan mobilnya tepat didepan sebuah bangunan.
“ini dimana?” Soo Bin melayangkan tatapannya ke bangunan itu
sesaat lalu kembali menoleh pada Heechul yang sudah mengulurkan tangannya.
“mau menikah denganku?”
“MWO?”
“Kutanya, mau menikah denganku?”
“kita kan sudah menikah”
“kau tak ingat aku bilang apa tadi? Kubilang aku akan
mengulang semuanya dari awal”
“Jadi kita menikah ulang? Begitu?”
“ne”
“kau benar-benar Kim Heechul kan?”
“Tentu saja! Dan satu hal lagi,…….. dengarkan baik-baik.
Jika kau tak mendengarnya, kujamin kau akan menyesal seumur hidup. Aku tak
berjanji bisa mengatakan hal semacam ini lagi” Namja itu memberi jeda sesaat
sebelum melanjutkan ucapannya “Soo Bin~a……..” ia kembali terdiam, mengumpulkan
nafasnya lalu menatap Soo Bin intens “Saranghae!” Soo Bin tersenyum lembut
setelah mendengarnya, entahlah….. dia hanya tak sanggup mempercayainya.
“Aku tak bisa memastikan segalanya akan baik-baik saja! Aku
tak bisa menjanjikan apapun yang kau mau akan terpenuhi. Aku bukan namja
sempurna dan kurasa kau sudah tau itu. Ah… sudah cukup! Aku muak mendengar
ucapanku sendiri. Aku tau kau juga sudah mual kan? HAHH….. Sepertinya kita
memang tak pantas menjadi pasangan romantis”
“Tak perlu jadi romantis untuk membuatku menyukaimu, oppa!
Aku bahkan mencintai kegilaanmu. Jadi jangan waras tiba-tiba seperti ini, kau
malah membuatku takut” Ujar Soo Bin sambil tergelak.
“HAHAHA….. Arasseo! Ayo turun dari mobil, kita menikah” Soo
Bin kembali tertawa kencang, aigoo……. Apa begini cara seorang Kim Heechul
mengajak seorang wanita untuk menikah. Baiklah….. Ini Gila! Tapi Soo Bin
menyukainya, mungkin akan mustahil baginya untuk mendapatkan sosok namja
seperti Kim Heechul. Seorang namja yang
mempunyai tingkat keromantisan….. ala kadarnya……
Soo Bin-ssi, I Choose you because a lot of
things happen since I saw you. Still Choose You although someday you wouldn’t
look as perfect as now and always Choose You because…… you are…….. Everything I
need in my live
***
Lee’s Family House
19:04 KST
Yoora’s POV
Aku berjalan memasuki pekarangan rumah, dengan setumpuk
business file di jinjingan tanganku. Hari ini benar-benar melelahkan. Aku
memang tak pandai memasak jadi inilah pekerjaanku di restoran. Menghitung
pemasukan dan pengeluaran bulanan. Dan itu benar-benar pekerjaan yang
membosankan dan pastinya sukses membuatku pusing. Terlebih hari ini, pikiranku
sedang kacau balau. Yah.. kalian tau sendiri!…….. hari ini namja itu bersikap
sangat aneh padaku. Ah… aku jadi ingat kejadian tadi siang, apa maksudnya?
Mengapa dia menjauh dariku seperti itu? Aku salah apa? Dia ada di taman, tapi
untuk apa? Dia memperhatikanku dari jauh, begitu? Ah.. Molla, aku tak mau
memikirkan itu dulu.
Dengan langkah pelan, aku menaiki undangan menuju pintu utama, tapi telingaku menangkap suara dari arah ruang tamu, seketika aku menghentikan langkahku, berusaha mendengar suara itu lebih jelas. Suara kedua orang tuaku dan seorang namja. Ini aneh, aku bahkan bisa menebak pemilik suara itu. Di telingaku, suara itu terdengar tidak asing.
Benarkah itu dia? Ya Tuhan, apa aku sedang berhalusinasi? Jika ia, otakku benar-benar sedang kacau sekarang.
Kulangkahkan kakiku dengan cepat menuju pintu masuk dan berhenti tepat didepannya. Aku mendorong pintu itu hingga terbuka dan kulihat eomma dan appaku sedang berbincang dengan seorang namja yang
duduk membelakangiku, aku jadi tak bisa melihat wajahnya. Tapi, entah mengapa, rasanya aku mengenalnya. Untuk kali ini, aku yakin 100 % tebakanku benar. Tapi bagamana bisa dia disini? mau apa? Bukankah dia sedang berusaha
menjauh dariku?
Pria itu membalikkan badannya dan sukses membuatku lupa caranya bernafas untuk sesaat. Oksigen seperti tak terjamah dihidungku.
“Yoora. Sudah pulang?,” namja itu menyapaku sambil memberikan senyum manisnya, aku tak mampu menjawab, aku hanya terdiam laksana orang idiot didepan pintu.
“Yoora? Kenapa kau malah melamun begitu? Ayo masuk. Ryeowook
datang kesini untuk menemui”
“emm” Konsentrasiku buyar seketika. Aku tak bisa berpikir dengan benar, aku hanya memasrahkan badanku bergerak dengan sendirinya dan duduk seperti orang linglung disamping eommaku. Bahkan aku tidak bisa merasakan nafasku sendiri, mungkin sebentar lagi aku akan mati.
"bicaralah berdua. Kami tinggal dulu” Ujar appaku sambil beranjak meninggalkan kami. Eomma tersenyum ramah ke arah Ryeowook oppa lalu menepuk pundakku perlahan. Ia mengikuti langkah appa, keluar dari ruangan ini.
“mau apa?” Dengan suara yang tidak terlalu terdengar jelas, aku mengeluarkan sebuah pertanyaan langsung. Aku tak henti-hentinya menelan ludahku sendiri, berusaha menghilangkan rasa haus yang tiba-tiba datang.
“melamarmu”
“APA?”
“Melamarmu Lee Yoora-ssi,” Ulang Ryeowook oppa lagi, kali ini ia memperlambat ucapannya, diperjelas dengan nama lengkapku yang ia sisipkan diakhir kalimatnya. Ia tersenyum melihatku yang masih belum percaya sepenuhnya.
“melamarku?” aku bergumam, mungkin untuk waktu yang belum bisa ditentukan, aku akan mengalami kesulitan untuk sekedar bicara. Pria ini benar-benar sukses membuatku gila.
“semuanya sudah kupikirkan baik-baik. Aku mencintaimu dan
aku tak mau kehilanganmu, kurasa inilah cara paling tepat untuk membuatmu tetap
disampingku. Tak perduli dengan statusmu sekarang”
“Tunggu dulu. Memangnya statusku apa?” Namja itu enggan menjawab, ia malah membuang
pandangannya ke arah lain.
“Oppa…… aku dan Leeteuk oppa sudah tidak pacaran lagi” Aku
tersenyum sambil memiringkan kepalaku padanya. Pada namja yang kini sudah
membulatkan matanya tak percaya.
“Jinjja-yo?”
“Ne.. aku mencoba untuk memberitahumu siang ini, tapi kau
malah menjauhiku”
“bukan menjauh. Aku hanya tak siap. Aku tak tau rasanya
melamar seseorang akan seperti ini, ini pertama kalinya dan maaf jika caranya
salah”
“Aku juga tak tahu caranya benar atau salah. Ini pertama
kalinya aku dilamar. Bagaimana sikap orang tuaku tadi? Mereka tak mengatakan
hal-hal buruk tentangku kan?” Ryeowook oppa tertawa kecil dan menggeleng.
“Anio! Memangnya apa lagi kebiasaan buruk yang belum aku tau
tentangmu, Lee Yoora-ssi?”
“ah.. lupakan! Seingatku, aku tak punya kebiasaan buruk”
“ah ya,… kau bisa katakan apapun yang kau mau malam ini”
“mengenai lamaran. Orang tuaku bilang apa?”
“mereka menyambutku dengan baik dan mereka bilang semua
keputusan ada ditanganmu” Ryeowook oppa menatapku dengan tatapan lembutnya, berusaha membuatku lebih tenang mungkin
“santai saja, kau masih 20 tahun dan kau pasti butuh waktu yang cukup untuk
menjawab, terlebih kita belum lama kenal! Aku bersedia bersabar tapi aku tak
mau kau menolak lamaranku”
“Kalau aku tak diberikan pilihan lain selain menerima
lamaranmu mengapa harus memberiku waktu?”
“jadi kau mau menjawabnya sekarang?” Aku terdiam, membuat
namja itu tersenyum. Ia segera berdiri dan mengulurkan tangannya “ayo antar
calon suamimu ke mobil?”
“Kau bawa mobil?”
“Kau tak melihatnya?” Tanyanya syok. “memangnya ada?” aku
malah balik bertanya dengan polosnya, membuat pria itu tersenyum lalu
menggeleng frustasi. Ah… terserahlah….
Tangannya masih mengulur tepat didepan wajahku. Aku menatap
tangan itu beberapa saat sebelum akhirnya menyerahkan tanganku begitu saja padanya, membiarkan lengan pria itu menggenggam tanganku lantas berjalan beriringan menuju halaman.
“kau membuatku nyaris gila hari ini!”
“tapi menyenangkan
bukan?”
“apanya yang menyenangkan? Tiba-tiba datang ke rumahku dan
melamarku setelah sebelumnya menghilang, tak ada kabar”
“menghilang apanya? Kita bertemu beberapa jam yang lalu”
“ne.. dalam keadaan kau kabur dariku”
“itu yang membuatku yakin kalau kau mencintaiku. Kau sudah terbiasa dengan kehadiranku disekitarmu. Jadi intinya, kau juga meninginkanku. Bukankah begitu?” aku mendecak tak terima mendengar nada suaranya yang menyebalkan. Seperti bertanya dan memberi pernyataan dalam satu waktu.
Langkah namja itu terhenti tepat disamping mobilnya, ia menghela nafas sejenak lalu berbalik menghadapku.
“kau menerima lamaranku tidak?”
“lamaran yang mana ya?” Tanyaku sambil mengeluarkan ekspresi berfikir yang dibuat-buat. Menggoda dan membuatnya kesal adalah salah satu hal yang aku suka. Itu menyenangkan.
Ryeowook oppa terlihat tak ambil pusing, ia malah menyandarkan tubuhnya di badan mobil lalu menatapku seolah sedang menilai. "sini" suruhnya sambil menarikku. Dalam posisi saling berhadapan ia melingkarkan tangannya disekeliling pinggangku.
Ia menarik wajahku semakin dekat lalu membenamkan jarinya disela-sela rambutku. Menggerakkan jari-jari itu untuk mengusap tengkukku, benar-benar membuatku sesak nafas.
“Yoora-ya! menikahlah denganku" Ucap Ryeowook oppa dengan suara serak.
“Bagaimana kalau aku tidak mau?”
“Aku akan memaksamu”
“oh ya? Caranya?”
“nanti kutanya dulu pada Heechul hyung” Kami berdua tertawa
kecil beberapa saat lalu saling bertatapan. “Jadi bagaimana? Apa jawabannya?”
“emm……… sepertinya tak ada alasan kuat bagiku untuk menolak
lamaranmu” namja itu tersenyum mendengar jawabanku. “Tapi bersabarlah”
Lanjutku, membuatnya merengut. “tunggu sampai aku lulus. Ya… 2 tahun lagi. Tak
apa-apa kan?”
“aku akan bersabar kalau begitu” Ucapnya sambil menekan tengkukku kearahnya, menciumku.
“ne.. sabar 2 tahun lagi
ya… chagi!” balasku setelah ia melepaskan ciumannya. Ia terkekeh pelan lalu mengangguk.
Yoora : Choose One… Wait me
for 2 years or find another girl……………
Ryeowook : Lee
Yoora, Please look at yourself, is there any girls like you in this world? So
because of that, I CHOOSE YOU….
END
Wiiiw….. akhirnya IChooseYou END……… SAUDARA-SAUDARA FF INI END…. END…. END
*Teriak histeris*
Yah………. Panjangan bagian Heechul lagi ya? Mian… Mian…. Mian, padahal
udah punya rencana bikin part WookRa lebih banyak dari ChulBinnya, eh………. Jdnya
malah begini.
Readers, kl misalnya END-nya aneh, ngeselin, bikin enek dan bla bla
bla/……. Aku g tanggung jawab…… *lepas tangan* jangan tereak-tereak histeris
karena kecewa sama ceritanya………*abaikan*
MAKASIH BUAT SEMUA YG UDAH BACA IChooseYou dari part 1-abis. GOMAWO.
GOMAWO. GOMAWO *jumpalitan* Project selanjutnya? G tau ya… yg pasti pengen
nyoba pake cast selain anak suju……. Tp blm tau juga sih…….*mulai plin-plannya*
SEKALI LAGI, GOMAWO READERS………………… *Sebar permen*
Please leave a comment n Reaction for me…
endingnya sweet...aku suka...
ReplyDeletekeren...gomawo..^^
makasih^^
Delete