Way To Love #7 (I Hate Choices)




`````Living room, Yoon family’s house`````


13:08 KST
Author POV



Yoo Hyun menekan segala perasaannya. Sebenarnya ia ingin sekali menangis, tetapi ia harus menahan diri. Ia sudah terlalu sering menangis akhir-akhir ini, lagipula jika ia menangis pasti kedua orang tuanya pun akan ikut sedih. Jadi beginilah Yoo Hyun sekarang, berusaha tegar, sendirian. Saat ini Yoo Hyun sedang duduk diam diruang tengah, kedua telinganya sengaja ia ganjal dengan earphone. Matanya menatap lurus pada televisi dengan layar hitam polos, dimatikan. Pikirannya kosong. Wajahnya tak menampilkan ekspresi apa-apa. Mungkin orang yang melihatnya akan mengira gadis itu mengalami depresi berat hingga akhirnya gila.



Alunan musik yang mengalir ditelinganya tanpa sadar membuatnya memejamkan mata. Menikmati percampuran suara dari enam namja yang ia idolakan. Tanpa harus disebutpun, sudah terlalu jelas bukan? Saat ini To You slow version sedang mengalun ditelinganya.


Yoo Hyun kembali membuka mata dan saat melihat tv didepannya, ia refleks menyeringai. Teringat berita pagi ini, mantan pacarnya masuk tv. Yoo Hyun masih mengingat jelas ekspresi menggelikan pria itu saat bercerita tentangnya, bercerita? Ya.. bercerita atau bisa dibilang membual dan mengarang bebas tentangnya. Yang benar saja, dulu mereka hanya berpacaran 15 hari dan jelas pria itu belum tau banyak tentangnya. Pria itu mengatakan Yoo Hyun adalah gadis manja dan cerewet. Ia suka memerintah seenaknya dan tidak terlalu cantik. Bagaimana bisa ia berkata seperti itu didepan tv? Membuat imagenya yang sudah buruk menjadi semakin buruk saja. Ia berlaku seolah-olah ia adalah namja yang sangat perhatian, sangat baik, sangat sempurna untuk gadis itu. Yoo Hyun menghela nafas, ia menyesal sedalam-dalamnya karena pernah mengenal orang semacam itu. Bahkan pernah terpuruk karena putus darinya. Cih..



20:03 KST
Author POV



“Ini gila. Bagaimana bisa skandalmu menjadi sangat menarik untuk diberitakan?” ucap Manager Ahn sambil melempar beberapa eksemplar majalah ke atas meja. Semua majalah itu menggunakan foto Chunji dan Yoo Hyun sebagai cover depannya. Chunji mendengus lalu mengambil salah satu majalah yang berada ditumpukan paling atas. Ia memperhatikan covernya lekat-lekat, ia benar-benar tak habis pikir, ternyata ada juga yang berhasil mendapatkan foto mereka berdua saat sedang berjalan-jalan di Insa-dong lebih dari sebulan yang lalu. Melihat gambarnya yang diambil dari jarak dekat dan tidak terlalu jelas, bisa dipastikan kalau gambar itu bukanlah dari kamera profesional, ia yakin 100% kalau itu adalah hasil bidikan kamera handphone. Entahlah, mungkin seorang fans. Tapi bagaimana bisa fansnya sendiri menjual fotonya pada sebuah majalah? Fans model apa itu? Sial.


“sudah kubilang dari awal diam bukanlah ide yang bagus. Siapa yang menyarankan ide untuk diam? Jinjja!” Lanjut manager Ahn, sukses membuat Niel, C.A.P, Changjo dan Ricky menoleh pada L.Joe secara bersamaan.


“YAA!!! Kenapa semuanya menoleh padaku?” seru L.Joe tak terima.
“karena memang kaulah yang mengusulkan ide untuk diam” sahut Niel yang langsung diangguki oleh member lain.


“ish… tapi C.A.P hyung juga ikut setuju dengan ide itu. Ia kan Hyung?” L.Joe langsung menoleh kearah pria yang ia sebut namanya itu, mencari pembelaan.


“keuraeyo? kapan ya?” tanya C.A.P dengan ekspresi berpikir yang dibuat-buat, jelas tak mau ikut disalahkan dalam masalah ini.


“YAK! KAU PU……..”
“Bisakah kalian diam?” bentak manager Ahn sambil menggebrak meja, kepalanya sudah berdenyut kencang memikirkan masalah ini dan sekarang harus ditambah lagi dengan ocehan namja-namja berisik didepannya.


“lalu aku harus apa sekarang?” Tanya Chunji dengan raut wajah putus asa yang berusaha ia tutupi, namun jelas tak berhasil. Manager Ahn langsung menyeringai seperti biasa padanya, “kau belum bisa memutuskan apa-apa tapi sudah berani menembak seorang gadis? Pintar sekali” sindir pria berusia awal 30-an itu dengan tampang meledek. Chunji menghela nafas tak berdaya lalu kembali melirik orang yang menyindirnya itu. Seolah berkata ‘Ya.. sindirlah sepuasmu. Aku memang yang paling salah disini’


“Bagaimana…………..”
“siapa yang bilang aku butuh ide? Untuk kali ini akulah yang menentukan” Changjo langsung menutup mulutnya rapat-rapat begitu Manager Ahn bicara.


“kurasa jalan terbaik hanyalah konferensi pers” lanjut Manager Ahn kemudian.
“konferensi pers? Atas nama Teen Top?” tanya Ricky serius.
“keurae. Nama Teen Top juga terseret cukup jauh dalam kasus ini. Pandangan masyarakat mengenai mini album ketiga kita menjadi sangat buruk. Mereka semua bahkan lebih fokus pada skandal Chunji dibanding mini album kita. Ini benar-benar parah” Manager Ahn terlihat sangat fokus saat menjelaskan masalah yang mereka hadapi sekarang. Mungkin bisa dibilang, pria itu sama lelahnya dengan Chunji. Ia juga harus memikul semua masalah ini walau bukan secara langsung.


“Chukae Chunji-ssi, Kau mendapat skandal pertamamu. Beritamu bahkan lebih heboh dari member lain” pria itu kembali menyindir, sama sekali tak dapat memahami bahwa namja yang sedang ia sindir sebenarnya sedang depresi berat. Saat ini pikirannya bercabang-cabang, banyak hal yang mengganggu otaknya, salah satunya adalah Yoo Hyun. Ia ingin menemui gadis itu dan menenangkannya tapi tentu saja itu terlalu mustahil mengingat sepanas apa berita mereka sekarang. Skandal itu malah semakin tak terkontrol setiap harinya, sepertinya saat ini berita mereka sudah mencapai klimaks. Semoga saja skandal ini bisa cepat menghilang dan terlupakan. Bukankah teorinya adalah sesuatu yang naik dengan cepat akan turun dengan cepat pula? Semoga saja teori itu tak salah.


“baiklah. Jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku pulang.” Ucap Chunji sambil bangkit dari posisi duduknya.


“kau tau apa yang harus kau katakan di konferensi pers itu?” Manager Ahn berkata tanpa mendongak sedikitpun, ia lebih memilih mengambil satu eksemplar majalah lalu tersenyum sinis menatap covernya. Tidakkah pria ini terlalu menyebalkan untuk dijadikan sebagai seorang Manager? Aish…


“aku tau. Aku hanya perlu minta maaf pada semua pihak yang sudah dirugikan karena perlakuanku saat itu. Dan menjelaskan siapa Hyun~a sebenarnya” jawab Chunji tenang, sukses membuat pria yang menjadi lawan bicaranya terkekeh sambil menggeleng dengan raut wajah seperti sedang mengolok-olok.


“bukan. Bukan itu” ujar Manager Ahn sambil berdiri. Ia menyelipkan jemarinya ke dalam saku celana lalu menatap Chunji serius. “katakan didepan pers bahwa kau tidak mengenal gadis itu” tekan Manager Ahn.


“nde? Kau memintaku untuk berbohong?” Chunji langsung membulatkan matanya dan berkata dengan nada tidak percaya, sedangkan pria didepannya hanya mengangkat bahu dengan tatapan ‘apa boleh buat?’-nya  


“aniya! Lupakan saja konferensi pers itu!” Ucap Chunji sambil menggeleng tidak setuju.
“oke! Lupakan saja! Dan buatlah teman-temanmu kehilangan impiannya” ujar Manager Ahn dengan nada tinggi, Chunji langsung terdiam. Ia menoleh kearah lima orang dibelakang managernya lalu menunduk. “pilihan ada padamu. Kau pilih gadis itu atau Teen Top?”


“apa maksudmu?” tanya Chunji dengan mata menyipit. Kenapa Teen Top?
“jika kau memilih gadis itu, kau akan kehilangan kontrak iklan pertamamu dan….” Manager Ahn menarik nafas berat lalu menoleh kearah member Teen Top yang lain, “tinggalkan Teen Top”


Chunji langsung terpaku ditempatnya, sementara kelima member lainnya refleks berdiri, sama tidak percayanya.


“kau bebas memilih, Chunji-ssi”



Chunji POV



“Tinggalkan Teen Top” seketika otakku langsung kosong, tak dapat memikirkan apapun. Aku hanya merasakan hantaman keras-keras didadaku, seolah ingin menghancurkan jantungku detik itu juga dan membiarkanku mati. Meninggalkan Teen Top? Ini gila. Aku tak melakukan kejahatan apa-apa. Kenapa aku harus meningalkan Teen Top? Dan apa katanya tadi? Aku harus bilang aku tidak mengenal Yoo Hyun? Tentu saja itu tak mungkin.


“Kau bebas memilih, Chunji-ssi”
“Kau bercanda! Kenapa aku harus meninggalkan Teen Top? Kesalahanku tak sebesar itu”
“jadi kau ingin memperbesar kesalahanmu?” sahut Manager Ahn sambil menatapku geram.
“aniya……….. tapi, kenapa harus meninggalkan Teen Top? Kau harus memberiku alasan yang masuk akal untuk ini. Bukankah skandal dikalangan artis itu biasa?”


“biasa? Biasa bagi artis lain, tapi tidak dengan Teen Top. Dari awal debut, kita sudah berkomitmen untuk menjadikan nama Teen Top besar karena karya bukan skandal. Arasseo?”
“aku yakin skandal ini akan segera berakhir”


“oh ya? Siapa yang bisa menjamin itu semua?” balas Manager Ahn sambil menyedekapkan tangannya dengan angkuh dan untuk kedua kalinya, ia membuatku tak berkutik. “tidakkah mengorbankan satu orang lebih baik daripada kehancuran yang semakin tak bisa diredam? Ingat! Jika kau masih bersikeras mempertahankan gadis itu, kau akan kehilangan banyak kesempatan. Kau masih sangat muda, mana mungkin kau membiarkan hidupmu hancur secepat ini? Terlebih hanya karena seorang gadis yang baru kau kenal? Ayolah, berpikir lebih dewasa sedikit”


“Chunji~ya Anggap saja ini balasan atas perbuatanmu. Jangan pernah lakukan hal bodoh seperti itu lagi. Menyatakan cinta dihadapan ribuan orang! Itu memang terdengar keren, tapi lihatlah apa yang kau dapatkan sekarang”  Changjo menambahkan ucapan Manager Ahn.  Entah kenapa, aku merasa mereka semua sangat mengkhawatirkan keputusan yang akan kuambil nantinya. Apa dimata mereka aku sebegitu kekanakannya? Aku bisa mengambil keputusanku sendiri.


“tapi………….”
“Chunji~ya…. Maaf jika aku terkesan ikut campur tapi menurutku kau memang harus melepaskannya, kau bahkan pernah bilang kalau gadis itu sebenarnya tak menyukaimu jadi apa gunanya kau bertahan?” selak Niel sambil melangkah mendekat kearahku.


“ne.. aku setuju dengan Niel. Yoo Hyun pasti juga merasa sangat tertekan dengan pemberitaan ini. Ia mendadak terkenal dan dibenci oleh banyak orang padahal dia tidak melakukan apa-apa. Dengan kata lain, dia harus menanggung masalah yang telah kau perbuat” sambung C.A.P hyung. Baiklah, sekarang aku benar-benar disudutkan disini. Aku masih ingat ekspresi mereka semua saat menyemangatiku, saat mereka menenangkanku dan berkata ‘tenanglah, tidak akan terjadi hal yang buruk’ dan sekarang? Dengan mudahnya mereka berbalik arah. Aku bukan bermaksud egois tapi tidak adakah jalan keluar lain yang lebih baik? Meninggalkan Teen Top dan kontrakku atau meninggalkan Yoo Hyun? Pilihan model apa itu? Aku tak akan bisa memilih.


“hei… apa kalian tak berpikir? Pasti akan sangat menyakitkan bagi Yoo Hyun jika setelah semua yang kita lakukan bersama, aku mengatakan dihadapan semua orang bahwa aku tak mengenalnya. Lagipula sudah banyak foto kebersamaan kami yang beredar. Lalu kalian pikir orang-orang akan percaya?” ucapku geram. Apa mereka semua tak memikirkan perasaan Yoo Hyun? Aku sudah terlalu jauh menyakitinya dan aku tak mau menambahnya lagi.


“kau tak perlu memikirkan itu. Semuanya sudah ada yang mengurus. Kau hanya perlu menghadiri acara konferensi pers itu dan katakan apa yang ingin fans-fansmu dengar” jawab Manager Ahn setelah sebelumnya diam dan membolak-balik lembaran artikel mengenai skandalku.


“kau mau menjadikanku sebagai boneka?” seruku tak terima
“Kenapa kau tak paham juga? Ini industri hiburan. Di dunia ini, terkadang kau harus mengatakan apa yang ingin didengar orang lain dan mengesampingkan keinginan pribadimu” Manager Ahn kembali tersulut emosi dan sekarang berbicara dengan nada menjengkelkan itu lagi.


“Chunji~ya….. memang menyakitkan untuk mengatakan selamat tinggal pada seseorang yang tak ingin kau lepaskan tapi lebih sakit lagi untuk bertahan jika ia memang ingin pergi” sahut Ricky. Kukira ia tak mau ikut campur dalam masalah ini. Ternyata mereka semua sama saja.


“belum tentu ia memang ingin pergi” balasku ketus
“setelah semua yang kau perbuat padanya, kau yakin ia masih mau berhubungan denganmu? Kau telah menghancurkan hidupnya. Kau pernah membaca komentar-komentar pedas yang ditujukan padanya di artikel internet? Nyaris semua orang membelamu dan menyudutkannya padahal jelas yang salah itu kau bukan dia. Hanya orang gila yang mau bertahan setelah disakiti sebegitu dahsyatnya” lagi-lagi Manager Ahn. Kenapa dia selalu berhasil membuatku berpikir ulang? Membuat keyakinanku berantakan.


Manager Ahn berjalan mendekat lalu meletakkan tangannya diatas bahuku “terkadang kebahagiaan harus diraih dengan pengorbanan, Chunji~ya” aku menatapnya sebentar lalu menyeringai melihat tatapan matanya yang seolah mengasihaniku, aku benar-benar tak membutuhkan tatapan mata seperti itu. Aku lebih senang ia mengataiku bodoh atau sejenisnya daripada dikasihani seperti ini.“tapi setiap pengorbanan belum tentu membawa kebahagiaan, Manager” tandasku sambil balas menatapnya dengan tatapan yang sama lalu pergi meninggalkan mereka semua.


“Chunji~ya….. pikirkan baik-baik. Jangan sampai kau salah memilih” teriak Manager Ahn jauh dibelakangku.



Author POV



“Chunji~ya….. pikirkan baik-baik. Jangan sampai kau salah memilih” Seru Manager Ahn sambil menghela nafas, ia sendiri sudah sangat geram dengan sikap kekanakan namja itu. Aish…… jika saja waktu bisa diulang.


“Manager, kau serius dengan ‘meninggalkan Teen Top’?” tanya L.Joe hati-hati
Manager Ahn tersenyum penuh arti kepada sekumpulan pria dengan wajah tegang didepannya lalu“namja keras kepala sepertinya harus digertak, bukan?” layaknya intruksi, perkataan Manager Ahn barusan langsung disambut dengan helaan nafas lega oleh semua member.


“kau benar-benar membuatku kaget, hyung” seru Changjo sambil menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.
“ne. Apa jadinya kalau Teen Top tanpa Chunji. Kami berenam itu sudah menjadi member mutlak, tak bisa diganggu gugat. Benar kan?” sambut C.A.P sambil ber high-five ria dengan Ricky yang berada disampingnya.



………………………..



21:04 KST



Chunji menghentikan audynya tepat didepan sebuah minimarket. Ia melirik bangunan yang sudah tampak lengang itu lalu memutuskan untuk membeli minuman kaleng disana. Sambil menghela nafas, pria itu membuka laci dashboard mobil dan mengambil masker seperti biasa, merepotkan. Dengan cepat, Chunji memasukkan dompet kedalam saku jaketnya lalu membuka pintu mobil dan masuk ke minimarket itu.


Didalam minimarket, ia langsung mengambil sekaleng minuman ringan lalu meletakkannya di meja kasir.
“1000 won, tuan” Ucap penjaga kasir itu sambil tersenyum ramah. Chunji mengeluarkan kartu debit lalu menyodorkannya pada gadis penjaga kasir didepannya.


Gadis penjaga kasir itu langsung merengut menatap benda tipis berbentuk persegi panjang yang tersodor didepan wajahnya, “ini hanya 1000 won, tuan” tekan gadis itu sambil menatap Chunji heran. Chunji mendecakkan lidahnya lalu mengambil dompet disaku jaketnya, ia melirik penjaga kasir yang sedang memperhatikan tingkahnya dengan mulut yang tak berhenti bergerak, mengeluarkan dumelan kecil yang masih bisa didengar pria itu. Serentetan kata penghinaan seperti, ‘sombong sekali’, ‘ini hanya 1000 won?’, ‘namja norak. Memakai debit untuk sekaleng minuman?’


Dibalik masker, Chunji sudah menggertakkan giginya. Ya Tuhan, ternyata penjaga kasir jaman sekarang kelakuannya seperti ini? Ia membuka dompetnya dengan mata yang masih menatap penjaga kasir menyebalkan itu. Ia ingin sekali membalas semua hinaan dari si kasir itu, tapi sayangnya ia takut jika ia bersuara gadis bodoh didepannya bisa mengenalinya. Ayolah, tidakkah ia begitu terkenal? Chunji Teen Top, The Power of Voice. Ah.. aniya… kali ini mungkin ia lebih dikenal sebagai Teen Top Chunji sipemilik skandal.


Chunji menghela nafas ringan lalu menunduk menghadap dompetnya yang kini sudah terbuka lebar. Seketika namja itu terpaku pada posisinya, diam sambil memandang lurus kearah dompet. Sudah lama sekali ia tak membuka dompet itu dan sekarang setelah sekian lama, photostickernya bersama Yoo Hyun yang diambil di Insa-dong dulu kembali ia lihat. Tanpa ia sadari, wajah Yoo Hyun sudah melayang-layang dikepalanya lengkap dengan pose konyolnya saat dibox foto dulu. Ia merindukan gadis itu. Sangat. Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah diancam banyak orang, mulai dari ibunya, manager Ahn, bahkan kemarin CEO-nya juga ikut-ikut mengancamnya, lalu besok siapa? Presiden Korea Selatan? Mereka semua bilang jangan berkomunikasi apalagi menemui Yoo Hyun, itu semua hanya akan membuat skandal ini menjadi makin panas dan tidak bisa diredam.


“jeogiyo, tuan kau punya uang tidak?” suara itu. Ia langsung mendongak dan menatap gadis didepannya dengan tatapan tersadis yang bisa ia berikan, sukses membuat si penjaga kasir itu langsung berjengit.


“NEO……” bentak Chunji akhirnya, ia menatap si kasir sambil menggerakkan telunjuknya didepan hidung gadis itu, bukannya takut dan merasa terancam, si penjaga kasir malah balik menunjuk Chunji lalu teriak memekikkan namanya, “kau TEEN TOP CHUNJI KAN? IA KAN????” Ujar gadis itu histeris. Chunji hanya memutar bola mata lalu mengambil uang sembarangan dari dompetnya dan dengan cepat meletakkan uang itu di meja kasir keras-keras, “ambil kembaliannya” Ucap Chunji tanpa melihat uangnya sedikitpun. Ia mengambil kaleng minumannya lalu beranjak keluar dari minimarket itu.



Chunji POV



Aku kembali ke mobil lalu langsung meraih ponselku. Menimang beberapa saat sambil mengetuk-ngetukan jemariku didashboard. Kalian tau pikiran model apa yang sedang berkecamuk di otakku? Mungkin sejak awalpun aku memang egois, dan kali inipun aku rasa aku akan kembali bersikap egois. Harusnya aku menurut pada semuanya, pada manager hyung, pada manager priba……. Ng.. maksudku pada eommaku dan pada orang-orang yang sudah meluangkan waktunya untuk repot-repot menyembunyikanku dari paparazzi buas yang haus berita. Tapi…. Aku benar-benar tak tahan. Demi Tuhan, aku ingin menemui gadis itu. Demi Tuhan.


Tapi disisi lain, jika aku menemuinya dengan cara yang baik-baik saat ini, ia akan tetap merasa sakit hati di hari kemudian. Mengerti maksudku? Kalian ingat apa yang harus kukatakan di konferensi persku? Ya.. tidakkah itu akan semakin membuatnya terpuruk. Ayolah, aku menerbangkannya sekarang lalu menghempaskannya begitu saja. Lalu…. Bagaimana pilihan terbaik? Menyakitinya dari awal? Atau menyuruhnya bersiap-siap? Atau melarangnya untuk sakit hati? Tapi jujur saja, aku masih ingin mempertahankan keduanya. Yoo Hyun dan popularitas. Kenapa selalu ada pilihan dalam hidup? Aku benci memilih.


Sambil menghela nafas, akhirnya aku menyerah juga. Keinginanku untuk menemuinya terlalu kuat. Aku menuliskan beberapa karakter diponselku dengan yakin. Biarlah, hal buruk sudah terjadi sejak kemarin-kemarin, dan karena fakta itu, aku jadi tak terlalu takut jika saja skandalku semakin tak terkendali. Ah.. chakkaman, apa ini bisa lebih besar lagi? Lalu apa kabarnya artis-artis lain? Mengapa semua infotainment memajang fotoku? Ah… baiklah! Skandal pertama dan terakhir! Kupastikan itu!


Aku menghela nafas kasar sambil menekan tombol send diponselku. Lalu didetik berikutnya menyalakan mesin mobil dan dalam sekejap audyku melaju menembus malam ditengah jalan yang kelewat hening. Tck, lalu sikap seperti apa yang harus kutunjukkan didepannya? Sikap tak perduli? Atau malah sikap lembut penuh kasih sayang? Baiklah,kupikirkan nanti.



Yoo Hyun’s bedroom
Author POV
21:39 KST



Ya.. kebiasaan nyaris setiap malam. Duduk tenang didepan komputer. Matanya menatap lurus kearah layar, nyaris tak berkedip. Ia tersenyum puas begitu melihat artikel yang memuat tentang keberhasilan mini album ‘ARTIST’. Ia kira gara-gara dirinya, mini album kali ini menjadi tak diminati. Tapi ternyata ia salah besar.



[NEWS] Paket eksklusif untuk album Teen Top terjual habis di 19 negara berbeda!




Album terbaru mereka paling banyak terjual di antara Negara-negara bagian Amerika Selatan seperti Chile, Peru dan lainnya. Tanpa sadar Yoo Hyun sudah berdecak kagum sambil bertepuk tangan riang. Sebagai fans, tentu saja ia merasa bangga. Bahkan orang-orang di luar sana juga mendengarkan lagu Teen Top. Itu keren!


Ia kemudian membuka artikel lainnya dan mendengus begitu melihat isinya. Ya.. berita dia lagi. Berita tentang Hyun~a lagi. Cih… dia bisa mati bosan jika begini caranya. Kenapa harus tentangnya lagi? Apa di Korea saat ini benar-benar tak ada yang bisa diberitakan selain skandal Teen Top Chunji dan Hyun~a? Memang berita mereka sudah tak segencar hari pertama, kedua dan ketiga tapi tetap saja tak bisa dikatakan mereda. Toh, ruang gerak keduanya masih sangat terbatas karena semua paparazzi psycho yang memata-matai mereka tanpa ampun itu.


Wartawan tak ada kerjaan yang biasanya menunggu didepan rumah gadis itu memang sudah tak terlihat lagi wujudnya, tapi Yoo Hyun yakin 100% mereka semua masih berkeliaran disekitar rumah. Kalau tidak, bagaimana bisa semua foto kesehariannya tersebar? Tch…. Dia masih memandang foto-fotonya yang terlihat sangat memprihatinkan itu dengan tatapan menyesal. Harusnya setiap detik ia memakai gaun. Lihat saja,… fotonya saat memakai kaus oblong setengah basah mengerikan itu dipajang besar-besar dibawah judul artikel ‘KESEHARIAN HYUN~A’ Berita model apa itu? Hanya orang gila yang mau membacanya dan Yoo Hyun sendiri termasuk dalam kategori itu. Foto tersebut diambil oleh paparazzi iseng saat ia sedang menjemur pakaian. Jinjja! Lalu ada juga fotonya yang sedang melongok dibalik jendela kamar, terlihat seperti maling saja. Ah.. lupakan mengenai itu semua. Ada yang lebih parah lagi. Biasanya di internet hanya ada fakta-fakta artis atau orang terkenal saja kan? Namun sekarang, ia menemukan fakta HyunJi. Ya.. bahkan orang-entah-siapa sudah memberikan nama couple untuk mereka. disgusting. HyunJi?????? Isinya? Hanya hal-hal tidak penting yang terkesan dipaksakan. Satu-satunya fakta yang benar dari rentetan kalimat tidak bermutu itu hanyalah ‘memakai merk ponsel yang sama’.


Gadis itu mulai kelelahan dan mematikan komputernya. Ia masih duduk diatas kursi putar dan menggerak-gerakkan kakinya seperti anak kecil. Matanya menatap lurus kebenda elektronik berbentuk persegi panjang yang tergeletak asal di atas meja. Kenapa namja itu belum menemuinya juga? Ah.. aniya! Setidaknya menelfonnya saja! Atau sms saja juga boleh. Gadis itu hanya perlu secuil perhatian, tidak lebih. Ia benar-benar butuh obat penenang diantara kelimbungannya ini dan satu-satunya manusia yang ia nobatkan sebagai obat penenang pribadinya hanyalah Lee Chan Hee.


Yoo Hyun menggerakkan tangannya untuk meraih ponsel, lalu kembali tersenyum tanpa alasan untuk kesejuta kalinya saat menatap layar ponsel itu. Ya.. foto namja itu lagi. Ya Tuhan, bagaimana bisa sebuah foto membuat kewarasan seseorang menghilang? Mungkin orang lain akan muak jika melakukan hal ini terus menerus tapi tidak dengannya, Yoo Hyun menggerakkan jari-jarinya dan membuka galeri foto, tempat dimana ia bisa menemukan lebih banyak lagi foto namja itu. Ratusan foto yang Chunji masukkan sendiri diponselnya. Ratusan foto eksklusif, karena jelas hanya ia sendiri yang punya.


Gadis itu menghela nafas lalu beranjak dari posisi duduknya, menyibakkan tangan untuk membersihkan meja belajar dari setumpuk majalah fashion langganannya. Beruntung gadis itu belum mendaftar kuliah, kalau sudah ia yakin hidupnya akan lebih buruk dari sekarang. Maksudnya, bisa dibayangkan berapa banyak buku paket yang berserakan dimejanya, selain itu, bisa dibayangkan bagaimana gadis itu belajar dan pergi kuliah disaat semua mata sedang tertuju padanya? Bahkan sampai detik ini, Yoo Hyun masih tak mengerti pasti bagaimana bisa semua orang itu tau bahwa ia adalah Hyun~a……… seorang Hyun~a dari jutaan orang bernama Hyun. Sial. Dia benar-benar sial.


“ini semua gara-gara kau, Lee Chan Hee! Kuharap aku bisa membecimu!” gerutunya sambil membuka laci meja dan menyurukkan semua majalah ditangannya sembarangan. Ia menghela nafas ringan lalu menoleh ke laci di sisi yang lain, ia masih cukup ingat benda apa saja yang ia masukkan ke laci itu dan dengan hati-hati ia membukanya. Seketika nafasnya tertahan. Ternyata bayangan diotaknya tadi sama persis dengan apa yang ada didepan matanya sekarang.


Disana, dua buah lembar photosticker dan sebuah cincin perak palsu dengan harga minim ditambah diskon besar-besaran yang ia beli di Insa-dong entah berapa lama yang lalu -Yang pasti sebelum kehidupannya berubah jadi suram begini- bertumpuk rapi. Yoo Hyun mengambil photostickernya terlebih dahulu, memperhatikannya baik-baik lalu menghela nafas penuh sesak. Ia melemparkan tatapannya kearah laci yang terbuka itu lagi, menggigit bibir bawahnya sendiri lalu mengambil cincin yang tersimpan disana. Ia mengangkat cincin itu sampai sejajar dengan matanya, memperhatikannya dari beberapa sisi lalu meletakkannya kembali diatas meja sambil mendesah frustasi.


Drrttt…. Drrtttt…. Drrttt…..


Refleks gadis itu menoleh, mengamati handphonenya yang berkedip-kedip. Nomor handphonenya belum diketahui banyak orang, dan hanya dengan mendengar getarannya saja, Yoo Hyun sudah yakin sepenuh hati bahwa yang mengiriminya sms adalah ‘costumer service’ cih…


Dengan tatapan menghina gadis itu meraih ponselnya, membuka kunci layar dan menjerit didetik berikutnya.


From : Handsome Guy


Tatapan sebelumnya langsung berganti dengan tatapan penuh binar harap, ia berusaha membuka pesan itu, tapi saking senangnya berkali-kali jarinya tergelincir dilayar ponsel hingga salah tekan tombol sana sini. Bahkan tak sengaja menekan tombol ‘call’ di layarnya. Entah siapa yang sempat ia telfon beberapa detik itu. Oh,.. soal nama kontaknya, ia memang sama sekali tak mengganti nama itu sejak Chunji memberikannya sendiri. Bahkan nada deringnya pun masih sama. Nada dering gila itu. Masih ingat kan?


Bisa datang ke sungai Han? Tempat terakhir kita bertemu secara normal, ingat? Saat ini juga. Aku ingin bicara.


Hanya pesan singkat, tanpa embel-embel emotion dan terkesan dingin, namun mampu membuat gadis labil itu melonjak kegirangan, berlarian mengitari kamarnya sambil membaca sms itu berulang-ulang dengan wajah yang kelewat gembira. Yoo Hyun menoleh kearah jam dinding dan meratap begitu melihat angka yang ditunjuk oleh jarum jam itu, jam 10 malam bahkan lebih, nyaris setengah sebelas. Sial. Bagaimana caranya ia keluar semalam ini?


“ah.. terserah!” gerutu gadis itu pada dirinya sendiri. Lupakan soal peraturan ‘tak boleh keluar malam’-nya. Sekarang gadis itu sudah sibuk dengan ponselnya sambil menoleh keluar jendela. Syukurlah, keadaan luar rumahnya aman. Hening. Jangkrikpun sedang tidak mood bersuara. Malam yang indah.


Setelah memesan taksi, ia segera berganti pakaian. Tak butuh waktu lama untuk berias. Ia tak perlu terlihat sangat cantik didepan namja itu, toh dari awal penampilannya didepan Chunji selalu terkesan biasa. Lalu atas dasar apa ia harus bermake-up habis-habisan? Hanya bedak tak kentara saja yang menghiasi wajahnya dan menurutnya itu sudah lebih dari cukup. Ia hanya ingin terlihat normal didepan namja itu. Ia ingin terlihat seperti gadis tanpa masalah. Gadis biasa yang tak pernah diberitakan disana-sini. Tidak dikaitkan dengan kasus artis siapapun itu.


 Yoo Hyun menatap pantulan bayangannya dicermin, dan tanpa sengaja melihat cincin perak itu lagi. Dengan ragu, ia memasangkan kembali cincin itu di jari manisnya dan entah kenapa darahnya langsung berdesir. Tapi gadis itu tak begitu memperdulikannya lagi, ia malah mengambil jepitan rambut kesukaannya lalu menjepit rambutnya dengan hati yang berdebar. Cih… barusan ia berpikir, ia hanya ingin terlihat biasa-biasa saja, tapi sekarang……… ia ingin terlihat sempurna. Menyusahkan.


Setelah semuanya selesai, ia kembali menoleh ke cermin dan terkejut bukan main begitu melihat pantulan bayangannya. Ya Tuhan, apa waktu baru saja diulang? Penampilannya persis sama dengan sebulan yang lalu. Acara tour insa-dong bersama chunji-nya! Ingat? Aigoo…… cincin, jepitan rambut, heels. Ini kebetulan yang terlalu, ng…. apa ya? Mengasyikkan?


Hah… masa bodo! Toh ini semua tak disengaja! Akhirnya tanpa berpikir lebih lama lagi, Yoo Hyun segera berlalu meninggalkan kamarnya. Tentu setelah sebelumnya pamit pada poster C.A.P, namja yang sampai detik ini masih ia nobatkan sebagai idolanya.



TBC

Comments

Popular Posts