Wounded Memories


\




Cast : Alexa Jung
           Kris Wu

Previous Story : Rain Over Me




~***~




Suasana tenang tak pernah hilang dari kamar bercat putih yang tengah ditempati seorang wanita cantik. Kedua matanya terpejam dalam kedamaian, ia sama sekali tidak terusik dengan beberapa orang yang silih berganti memasuki kamarnya. Nafasnya sangat teratur terlihat dari dadanya yang mengembang dan mengempis sesuai tempo. Sudah lima hari ia terbaring di salah satu kamar rumah sakit dan sampai hari ini, ia belum juga menunjukkan perkembangan pada kondisinya. Berbagai alat medis menempel di tubuhnya, ada jarum infus yang menembus kulit tangannya, alat bantu pernafasan dan juga beberapa kabel yang tersambung untuk mendeteksi detak jantungnya.



Alexa…begitulah ia sering dipanggil. Ialah wanita yang memiliki mimpi menyelami laut-laut terdalam yang ada di dunia, tapi detik ini untuk membuka matanya saja ia tidak mampu. Ia koma.



Rupanya ia mendapatkan apa yang ia inginkan sebelum kecelakaan naas itu terjadi, akhirnya ia bisa tertidur dengan tenang, yah….ia bisa beristirahat tanpa gangguan atau usikan sekarang. Itu hal yang menyenangkan, harusnya. Tapi tidak dengan sekarang, nyatanya wanita itu sudah tertidur selama lima hari. Sekarang ini ia terkulai tak berdaya di atas ranjang putih, ia tak lebih dari sebuah raga hidup yang mati. 



Selama lima hari para dokter dan suster tak pernah absen untuk memeriksa keadaannya, mencatat seberapa pesat perkembangan pemulihan tubuhnya. Tak ada fakta yang terlalu memuaskan selain kenyataan bahwa Alexa berhasil melalui masa-masa kritis setelah melakukan serangkaian operasi di kepalanya.  Dan empat hari yang lalu, polisi berhasil menghubungi Kris. Setelah melakukan berbagai penelusuran, akhirnya mereka menemukan identitas Kris pada berkas-berkas dalam mobil yang dikendarai Alexa saat kecelakaan terjadi.



Tak berapa lama setelah mendapat laporan dari kantor polisi, Kris langsung menuju rumah sakit tempat Alexa dirawat. Pikirannya kacau begitu mendapat kabar Alexa mengalami kecelakaan. Airmatanya tak berhenti mengalir saat kedua tangannya mendingin, sekujur tubuhnya mengejang hebat kala itu. Rasanya sesak saat tahu wanita yang dincintainya dalam kondisi kritis. Yah…setelah malam dimana Alexa pergi, ia sama sekali tidak bisa tidur. Ia tidak bisa merasa tenang atau bernafas dengan semestinya, hidupnya berantakan.



Ia tak bisa berhenti menyumpahi dirinya sendiri. Kris tidak bisa mengendalikan penyesalannya dan kesakitannya. Jiwanya kosong begitu Alexa meninggalkannya, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa ia merasa seperti itu karena ia takut kehilangan sosok Angel atau memang karena ia tidak ingin berpisah dari Alexa. Sungguh…itu membuatnya gila. Seharian penuh ia berada di kamarnya, duduk menyendiri di samping ranjangnya dengan keadaan kacau dan tidak beraturan. Sorot matanya menyiratkan jiwanya yang lelah. Rambutnya benar-benar berantakan, ia tidak kelihatan seperti Kris Wu yang sempurna. Tidak…ia bahkan tidak bisa berdiri dengan kekuatan kakinya sendiri. 



“ Kalau tidak salah, putri tidur akan bangun setelah seorang pangeran menciumnya. Kau tidak ingin bangun karena ingin aku menciummu kan?”



Sepanjang hari beginilah kegiatan Kris, menemani Alexa, mengajak wanita itu bicara walau ia tahu ia tidak akan mendapat tanggapan apapun dari wanita itu. Hari ini sebelum pergi ke kantor, Kris memutuskan untuk menjenguk Alexa. Seperti biasa ia membawakan sebuket bunga anyelir berwarna merah. Ia meletakkan bunga-bunga itu ke dalam sebuah vas di meja kecil samping ranjang Alexa. Seperti hari sebelumnya, Kris mengganti bunga yang lama dengan bunga yang ia bawa.



Pria itu tersenyum miris. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Alexa yang masih tenggelam dalam kedamaiannya. Bibirnya mengecup dahi itu cukup lama. Kris membiarkan dirinya berada dalam posisi seperti itu, untuk sekali saja ia ingin mencurahkan perasaannya. Airmatanya mengalir perih saat matanya memandangi wajah Alexa yang semakin hari semakin pucat. “ Kau harus bangun untukku. Aku menginginkanmu, aku membutuhkanmu.” Kris menarik nafasnya dengan berat. “ Aku mencintaimu Alexa.”





****




Kris tidak bisa mengendalikan ekspresi bahagianya setelah mendapat kabar sadarnya Alexa. Ia langsung meninggalkan ruang kerjanya dan melesat ke rumah sakit. Paru-parunya seakan membesar begitu mendapat kabar itu, udara-udara segar langsung terhirup. Ia benar-benar sumringah dengan kenyataan itu, ia benar-benar tidak sabar untuk menemui Alexa dan memeluk wanita itu.



Jantungnya berdebar kencang melihat sosok wanita yang tengah terduduk di atas ranjangnya. Ia berjalan perlahan sambil meniti sedikit demi sedikit raga yang hampir satu minggu itu hanya terbaring tanpa membuka matanya. Senyum senang tak luput begitu mata indah itu menemui matanya.




“ Kris.” Ia menghampiri Alexa yang tengah menatapnya bingung.



“ Akhirnya kau sadar. Aku benar-benar merindukanmu.” Kris langsung memeluk Alexa. Mendekap wanita yang tanpa ia sadari sudah memasuki relung hatinya.



Namun kebahagiaan itu tidak dirasakan Alexa. Oke…ia memang bahagia karena ia sudah sadar dari tidur panjang yang katanya hampir satu minggu, ia juga senang saat Kris memeluk tubuhnya dengan erat. Tapi ini sedikit aneh, ia merasa ada yang janggal. Alexa menarik tubuhnya menjauh dari Kris yang membuat pria itu menatapnya dengan heran. “ Kris…sebenarnya kenapa aku bisa ada di sini? Benarkah aku mengalami kecelakaan? Sebenarnya apa yang sebelumnya terjadi?”



Kris menatap Alexa sambil menepis kemungkinan buruk yang melintas di kepalanya. “ Terus, dimana Angel? Kenapa ia tidak menjengukku? Apa dia tidak tahu kalau aku kecelakaan?”



DEG



Tidak mungkinkan? Tidak mungkin Alexa kehilangan ingatannya? Kris tercenung dengan kenyataan itu. Alexa tidak mengingat kalau Angel sudah meninggal empat tahun yang lalu, dan itu berarti wanita itu pun tidak ingat kalau ia sudah menikah. “ Alexa berapa umurmu sekarang?”




“ Duapuluh dua tahun Kris. Jangan bilang kau tidak tahu itu, umurku kan sama dengan Angel.”



Dadanya berasa habis ditimpa jutaan batu yang tak hanya membuatnya nyeri tapi juga remuk dan hancur. Ia menggeleng cepat, ia tidak mau percaya dengan kenyataan pahit ini. Inikah hukuman yang Tuhan berikan atas apa yang ia lakukan dulu?.



“ Dan..kau, kenapa tidak ke sini mengajak Angel sekalian, Huh?” 



Kris memejamkan matanya sambil menghela nafas. “ Dia sudah meninggal, mana mungkin aku mengajaknya.” Ucap Kris berbisik.



Apa? Angel sudah meninggal? Alexa langsung menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Angel meninggal! Sebenarnya apa yang terjadi?.



Alexa masih bergelut dalam ingatannya yang rumpang dan rumit, seingatnya beberapa hari yang lalu ia baru saja menghabiskan waktu bersama Angel. Sebenarnya apa saja yang sudah terjadi selama ia tertidur,? Peristiwa hebat apa saja yang sudah ia lewatkan?.






****





Ia masih belum bisa menerima segala kenyataan yang ia dengar dari Kris. Semuanya terdengar sangat tidak masuk akal untuknya, sebenarnya berapa lama ia tertidur?. Ia tidak mengerti dengan kenyataan yang bergulir, ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Angel meninggal sejak empat tahun yang lalu, ia juga tak habis pikir begitu Kris mengatakan bahwa umurnya duapuluh enam tahun dan yang lebih mengejutkannya lagi, ia dan Kris sudah menikah.




Alexa menatap pintu kayu di depannya dengan ragu, ia sudah tidak asing lagi dengan pemandangan di sekitarnya. Ini rumah Kris, sebelumnya ia juga pernah berkunjung ke tempat ini bersama Angel tapi ia tak bisa percaya jika hampir satu tahun ini ia tinggal di dalam rumah megah ini. Ia menoleh ke arah Kris yang masih setia menunggunya.



“ Kris…kenapa kita bisa menikah?”



“ Karena kita mencintai satu sama lain.” jawab Kris tenang. Mencintai satu sama lain? benarkah? Yah…Alexa juga tahu bagaimana kondisinya saat ini. Kemarin sebelum dokter memperbolehkannya pulang, dokter menjelaskan kondisinya saat ini. ia mengalami amnesia, dimana ingatannya kembali pada saat ia berusia duapuluh dua tahun. Ya..ia tahu. Ia juga masih ingat kalau dirinya mencintai pria di sampingnya, tapi kenapa sedikitpun ia tidak bisa mengingat jika Kris juga mencintainya?. Justru ini terdengar aneh untuknya, bukankah Kris mencintai Angel? Bukankah pria itu tunangan kakaknya?.




Segala tanya dan kejanggalan yang ia rasakan bertambah besar. Harusnya ia tidak boleh mengingat terlalu keras, dokter menganjurkan untuk mencoba mengingat secara perlahan. Tapi ia tidak bisa mengendalikan jutaan rasa ingin tahunya yang membuat kepalanya pusing.




Kris! Hentikan!




Sebuah suara histeris penuh ketakutan terngiang di telinganya. Sekejap nafasnya langsung memburu. Entah kenapa ia mendengar suara-suara aneh yang membuat sekujur tubuhnya mengejang. Jantungnya berdetak waspada seiring dengan langkah kakinya yang terus menapaki lantai marmer rumah Kris.



Hentikan brengsek!



Alexa langsung membalikkan tubuhnya, ia menatap ke seluruh penjuru ruangan dengan cemas. Kenapa ia mendengar suara itu? kenapa tiba-tiba ia merasa seluruh tubuhnya gemetar? kenapa perasaan seperti ini sudah tidak asing lagi? Sebenarnya ada apa?.



Maafkan aku angel




Ia menolehkan kepalanya pada Kris yang sedang menatapnya dengan cemas. Sejurus dengan hal itu, ia langsung bergerak mundur. Itu terjadi begitu saja, entah kenapa begitu menatap mata Kris, tubuhnya langsung bereaksi mundur. Kris benar-benar khawatir, ia melangkah mendekati Alexa namun wanita itu kembali menghindar. Tunggu…kenapa wanita itu kelihatan ketakutan?.



“ Kepalaku sakit Kris.” Alexa memejamkan matanya berusaha mengenyahkan rasa sakit yang maha dahsyat di kepalanya.






****





Sudah satu minggu Alexa menetap di rumah besar itu namun hingga detik ini ia belum bisa mengingat apapun. Ia hanya bisa mengingat sekelebat kejadian mengerikan yang tergambar tidak cukup jelas, ia tak mengerti dengan itu semua. Yang ia tahu, setelah hal itu melintas di kepalanya ia akan merasa sakit, takut, cemas, dan penuh keringat dingin.




Sesungguhnya Alexa berpikir kenapa ia terus berusaha mengingat apa yang tidak bisa ia ingat. Bukankah hidupnya saat ini sudah menyenangkan? Ia menikah dengan pria yang sangat ia cintai. Tapi kenyataan itu justru menjadi alasan utama dari usaha kerasnya beberapa hari ini. Semuanya terdengar janggal, pasti ada suatu alasan yang membuat Kris memutuskan untuk menikahinya. Walau beberapa hari yang lalu Kris sudah mengatakan bahwa mereka berdua saling mencintai, namun alasan itu tak mampu dipercayai Alexa. Ia yakin bukan itu alasannya.




Seperti biasa, seperti hari-hari sebelumnya. Ia hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah seorang diri selama Kris berada di kantor. Sebenarnya Alexa ingin sekali pergi keluar, mencari udara segar untuk sekedar membuang rasa bosannya, tapi Kris melarangnya karena katanya ia masih harus banyak beristirahat.




Alexa berjalan memasuki ruang perpustakaan yang berada di lantai yang sama dengan kamarnya. Ia memperhatikan deretan buku yang berjejer rapih dalam lemari, kemudian beralih menatap meja kerja Kris, matanyapun berhenti pada kursi di sudut ruangan yang terlihat lebih tenang dari bagian lainnya. Ia tak tahu kenapa kakinya bergerak begitu yakin, entah apa yang pernah ia lakukan sebelumnya disini.



Ia duduk dengan tenang merasakan kedamaian kecil yang tidak bisa ia dapatkan di ruang tengah. Matanya menatap sebuah pot besar dengan tumbuhan setinggi hampir satu setengah meter di samping kursi yang sedang ia duduki. Tanpa diperintah, tangannya langsung menggali tanah yang menutupi akar tumbuhan itu. sesuatu yang padat menyentuh tangannya. Ternyata buku, tanpa ragu Alexa memungut buku itu. Ia sisihkan tanah-tanah yang menempel pada badan buku kecil itu.





It’s Alexa Jung




Ia memiringkan kepalanya, sempat tak percaya kalau benda ini miliknya. Ia membalik halaman selanjutnya begitupun seterusnya. Tangannya terus bergerak membalik setiap lembaran buku itu seolah ia memang sangat mengenal benda itu. 




2013 March 23,

Dia kembali berubah menjadi monster, ia kembali menyakitiku dan mengakhirinya dengan minta maaf. Kenapa aku harus memaafkannya? Bahkan ia bukan meminta maaf padaku, ia meminta maaf pada Angel! Jelas-jelas ia tidak menyebut namaku, ia menyebut nama Angel!. Aku benci Kris, aku sangat membencinya!. 



Tangannya bergetar, Alexa merasa ada sesuatu yang membuatnya sesak. Entah apa itu, namun yang jelas itu benar-benar menyiksanya. Sekejap ia merasa suhu di sekitarnya panas, ia merasa kepalanya pening. Ketakutan, kecemasan dan penolakan. Ia merasakan ketiganya tiba-tiba saja. Ia berusaha mengenyahkan perasaan itu, ia bangkit dari kursinya kemudian menoleh ke sekitar dengan waspada. Ia merasa takut, hingga ia hanya bisa berteriak histeris sambil memeluk buku diarynya.




“ Pergi!!!!” 







****






Sudah berulang kali Kris mengetuk pintu kamar Alexa, ia juga sudah mencoba untuk membuka pintu kamar itu. Tapi tidak bisa karena Alexa menguncinya dari dalam. Tadinya Kris ingin mengajak Alexa makan malam bersama, tapi begitu ia membuka pintu di depannya, pintu itu tidak bisa dibuka. Sekejap kecemasannya memuncak karena wanita itu tak kunjung menjawab panggilannya. Kris sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada Alexa, wanita itu kehilangan ingatan dan terus mencoba mengembalikan ingatannya, Kris takut wanita itu melakukan sesuatu yang berbahaya.





“ Alexa jawab aku!!” Kris menggeram. Sepertinya tidak ada gunanya ia terus menggedor pintu itu. ia segera masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil kuncin cadangan  kamar Alexa yang ia letakkan di meja kecil samping ranjangnya. Kris memasukkan batang kunci dengan tidak sabaran.




“ Alexa!” Kris tercekat melihat kondisi menyedihkan istrinya yang tengah terduduk di lantai dengan gemetaran. Wanita itu kelihatan begitu ketakutan dan terus meremas tangannya.



Di luar sedang hujan lebat, suara petir menyambar terdengar memenuhi kamar Alexa yang tak lebih dari ruangan menakutkan yang tidak memiliki penerangan. Kris menghampiri Alexa yang terduduk sambil memeluk erat kakinya. Kris mengusap puncak kepala Alexa yang membuat wanita itu menatapnya.




Hatinya benar-benar tak karuan saat menyadari mata Alexa yang sembab dan lelah. Namun saat ia hendak mendekap tubuh itu, Alexa justru menjauh. Mata wanita itu tak lepas menatapnya dengan penuh ketakutan. Kris hendak mengelus pipi Alexa. “ Hentikan…Hentikan brengsek!” setelahnya hanya terdengar suara deru nafas tak beraturan dari mulut Alexa yang terus bergetar.




Kris menatap tak percaya. “ Aku sudah mengingatnya, aku sudah mengingat semuanya.” Desis Alexa yang kembali memeluk kakinya.




Kali ini Kris tidak tahu apa yang harus ia rasakan, haruskah ia merasa senang atau justru merasa sedih karena Alexa sudah mengingat semuanya. Tentu bukan hal yang menyenangkan bisa mengingat kenangan menyakitkan itu.



“ Aku…aku sangat mencintaimu, aku tidak tahu kenapa tuhan justru membiarkanmu mencintai Angel daripada aku, orang pertama yang kau temui. Aku…aku benar-benar iri padanya, jadi saat kau melamarku waktu itu, aku sangat senang sampai tidak pernah menanyakan alasanmu menikahiku. Lucu kan? Sangat lucu sampai rasanya sakit sekali!” gumam Alexa yang sudah tak berdaya.




Seharian ini ia membaca buku diary-nya dan mengunci diri dalam kamar. Di setiap kalimat yang ia baca, selalu ada potongan kejadian yang terputar dan membuatnya hampir gila. Seharian ini ia berteriak, mengamuk, dan akhirnya ia bisa mengingat semuanya. Semuanya bahkan kejadian di malam sebelum ia mengalami kecelakaan.




Ia lelah karena memorinya terus dipaksa untuk mengeluarkan ingatan-ingatan buruk yang membuat sekujur tubuhnya ngilu. Ia tidak bisa melakukan apapun selain memeluk tubuhnya sendiri untuk menekan rasa ngilu yang entah kenapa tak kunjung pergi.




Kris masih menatap miris keadaan Alexa yang sangat menyedihkan. Jujur ia merasa sakit, hatinya terasa diremas melihat wanita itu seperti orang setengah gila. Kris mendekap tubuh lemah Alexa, kemudian menghirup udara di sela-sela helaian rambut panjang wanita itu.




“ Tidak apa-apa Kris, kau tidak perlu merasa bersalah.”




Pria itu mempererat dekapannya membiarkan rasa perih dan sakitnya melebur kemudian hilang. Ia juga berharap luka dan semua derita yang ia berikan pada Alexa bisa melenyap bersama helaan nafasnya yang berat.




“ Aku ingin bercerai… Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa menjadi Angel.” Airmata mengalir dengan pilu dari mata Alexa, sebenarnya ia tidak pernah ingin berpisah dari Kris tapi ia juga tidak ingin menjadi bayangan wanita lain. Ia ingin Kris menatapnya sebagai Alexa, bukan Angel atau wanita manapun.



Kris merasakan dadanya sesak. Kepalanya menggeleng begitu Alexa menyatakan keinginannya untuk berpisah. Tidak…jangan tinggalkan dirinya. Ia tidak akan sanggup jika kali ini Alexa benar-benar meninggalkannya. Kris menenggelamkan kepalanya di bahu Alexa, ia menghirup udara sebanyak-banyaknya disana sambil membaui aroma lily yang menguar dari kulit wanita itu.



“ Aku mencintaimu Alexa.” Lirih Kris, ia menatap serius kedua bola mata di depannya. Ia berharap wanita itu bisa menemukan ketulusannya, ia ingin wanita itu bisa mempercayai kesungguhannya. Tapi lagi-lagi hatinya  terenyuh melihat kepala Alexa yang menggeleng. Sesulit itukah untuk mempercayai perasaannya?.




“ Tidak Kris…Kau mencintai Angel, bukan aku.”




Kris menghembuskan nafasnya. Ia ingin meyakinkan wanita di hadapannya, tapi kenapa wanita itu tidak bisa mencoba untuk yakin padanya? Setabu itukah perasaannya untuk Alexa?. Kris menggerakkan tangannya menyentuh pipi Alexa, mengusap pelan kulit lembut itu. “ Dengar.. aku memang pernah mencintai Angel, tapi sekarang dan nanti aku mencintaimu Alexa.” Ucap Kris yakin.




Matanya mencoba menampakkan segala kesungguhan untuk membuat Alexa percaya. Ia membiarkan wanita itu menelusuri bola matanya, ia memberikan kebebasan pada wanita itu untuk menjelajahi rasa cinta yang terpancar di matanya.




Alexa menatap Kris tanpa bersuara, ia tidak yakin dengan apa yang dilihat oleh matanya, ia juga tidak mempercayai apa yang didengar telinganya. Sentuhan hangat tangan Kris di wajahnya justru membuatnya semakin bingung, ia tidak ingin dipermainkan untuk kesekian kalinya.




Waktu berjalan begitu lambat saat Kris memajukan wajahnya, ia berusaha untuk meyakinkan Alexa dengan segala cara yang ia bisa. Ia terus mendekatkan wajahnya, membuatnya bisa merasakan helaan nafas yang menyentuh kulitnya. Tangannya kembali mengelus pipi Alexa, sebelum akhirnya ia menempelkan bibirnya di atas bibir wanita itu.




Suara nafas tertahan terdengar jelas begitu Kris melumat lembut bibir Alexa. Wanita itu semakin tak mengerti dengan perasaannya dan juga perasaan Kris. Ia bisa merasakan sentuhan lembut dan sabar pada bibirnya. Kali ini tidak ada paksaan, nafsu atau apapun yang membuatnya takut. Ia menyukainya, ia menyukai saat Kris menyentuhnya seperti ini. Tidak…tapi ini tetap tidak benar.




Alexa langsung menjauhkan tubuhnya, tangannya menahan dada Kris. “ Siapa yang sedang kau lihat Kris?” ia setengah takut menanyakan hal itu pada Kris. Ia khawatir Kris akan menyebutkan nama selain namanya.




“ Kau..”




Yah…Kris memang benar. Pria itu melihat dirinya, tapi sebagai siapa pria itu memandangnya? Angel atau Alexa?.




“ Kris…siapa yang kau lihat?”



Mengerti dengan kecemasan yang menyelimuti Alexa, Kris kembali mengusap wajah itu. “ Aku melihatmu..Alexa..” untuk sesaat Kris menatap Alexa. Berbagai ketakutan dan keresahan benar-benar terpancar dari mata itu. Sesulit itukah mempercayaiku, Alexa?.




Jemari Kris bergerak lincah menyapu kulit pipi Alexa. “ Aku memang bisa melihat Angel dari sini…” Kris memberi jeda dan juga memberi jutaan beban di hati Alexa. “ Tapi aku sadar betul siapa yang berada di depanku, dan aku juga hanya melihat satu orang dari sini. Aku hanya melihat Alexa Wu.”




Kecupan manis kembali diberikan Kris begitu pengakuannya terucap. Jutaan rantai yang membelenggu hatinya seperti terputus dan menghilang. Ia merasa sangat lega saat ini. Begitupun dengan Alexa, walau ia tidak tahu bagaimana caranya Kris mencintainya atau sejak kapan pria itu mencintai dirinya. Namun apapun jawabannya mulai hari ini ia akan terus berusaha agar Kris mencintainya dengan cara apapun. 



“ Jangan pergi dariku…ku mohon. Aku mencintaimu.” Ucap Kris sambil mencium Alexa kembali.



Alexa tak menjawab iya ataupun tidak. Wanita itu hanya mengangguk kemudian mengalungkan kedua tangannya pada leher Kris yang membuat pria itu tersenyum. Mulai detik ini Kris berjanji tidak akan membiarkan setetespun airmata lolos dari mata Alexa, ia juga akan mencintai wanita itu dengan sepenuh hatinya. Ia ingin menunjukkan betapa indah dan damainya cinta itu pada Alexa dan menunjukkan pada wanita itu seberapa besar cinta yang ia miliki untuknya.







END  



Kali ini tamat beneran lohh…
Dapet gak feelnya? sumpah ni aku nulisnya ngebut karena takut idenya ngilang. Pas nyelesaiin Rain Over Me, aku tuh dapet ide buat bikin lanjutannya. Cuma karena udh sangat malem jdi aku g tulis terus yah pas siangnya aku tulis dan Alhamdulillah bisa kelar dalam kurun waktu 3-4-5 jam aku lupa. Pokoknya ini kilat bgt…


Piuuhhh…sebenernya aku pengen bikin lanjutannya dua macem, jadi konsepnya kaya mv-nya boa yg disturbance. Yah…tapi berhubung karena aku udh pegel bgt, jdi males… Yah…buat yg gak suka liat Kris-Alexa bersatu, anggep aja Alexanya mati pas kecelakaan.


Oke deh readers yg baik dan unyu, semoga pada terhibur dan gak kapok bacain ff super abstrak, ancur, aneh dan ga jelas buatan aku. Oh ya…bagi siapapun yg punya ide, kritik dan saran jangan sungkan untuk ninggalin buah pikiran kalian di kolom komen. Tpi klo g punya y udah….sering” nongkrongin gigsent yeh…





Salam, Sapa, Senyum


GSB & Suho

Comments

  1. Akhirnya~ Selesai juga ya, Thor-ssi?? Pendeskripsian karakternya lewat narasi keren

    Semangat buat nulis fanfic-fanfic selanjutnya ya, Author-ssi
    Hwaiting~ *\(^0^)/*

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe..makasih komennya..
      yaph...semoga aku bisa nulis lebih banyak lagi^^

      Delete
  2. akhirnya kris bisa menerima kenyataan bahwa yang ada dihadapannya adalah alexa bukan angel..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya...akhirnya kris nyadar, klo enggak ya udh END aja
      heheheh..makasih ya udh baca^^

      Delete
  3. Hoahhhhh akhirx mereka bersatu lg, senengx :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yeyaa....*authornya sarap*
      yah...aku juga seneng mereka bersatu lg..

      Delete
  4. Hiks.. sedih tp akhirnya mrk baikan. :) bagus thor sequelnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya..emg sedih tpi tetep bahgiakan?
      kan bersenang" dulu baru bahagia kemudian...
      makasih..

      Delete
  5. makasih dah ditamatin...
    dapet ceritanya,,,sedih,,,hehe..
    keep writing ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih juga udh komen^^
      ne...aku usahain untuk trus nulis
      makasih sekali lagi..

      Delete
  6. Dapet ko feelnya. Kereen!

    ReplyDelete
  7. Aaaa><akhirnya happy ending :) seneng deh akhirnya alexa ga kesiksa lagi(?)
    Gabisa ngomong banyak pokoknya daebak buat author!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaa...*ikutan tereak*
      yah....akhirnya happy ending...coz aku lgi baek jdi dibikin bahagia deh..
      g usah ngomong byk" nanti cpek lgi, hehehe makasih^^

      Delete
  8. Whoa udah end beneran ya ?
    Hehe crtanya menarik, prangkaian kt2, bhasa, klimat2 (apalah itu jenisnya ya, ,) KERRREEEN beud, , q suka,
    ada konflik, tp akhirnya slesai jg konfliknya, :-)
    awalnya q mau protes d part 1 npa tba2 END z, pdhlkn mnurut q msh gntung bgt crtnya, ,eh trnyta ada sequely', lngsung z dc q klik link nya, nyasar ksni dc, ,hehe
    q tnggu trus ya krya2 slnjty' ya thor,
    tetap semangat :-) !

    ReplyDelete
    Replies
    1. udh end beneran kok..
      whoa...makasih bgt yah reviewnya!! kamu memang hebaattt!!!
      oke...makasih yah udh baca+komen! sng bgt bacanya...

      Delete
  9. Feelnya dapet kok thor,.
    akhirnyaaaa kriss sadar dan mau mencintai alexa dengan tulus,. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts