Without You I'm Nothing - the last chapter




Yoona POV

Hari sabtu  yang sangat cerah. Aku tengah bersiap-siap untuk pergi. Hari ini rencananya aku ingin menemui Hae oppa, aku ingin mengucapkan terimakasih kepadanya karena dia sudah menolong ku.
“ehmmm... apakah dia ada di cafe nya ya?” kata ku sembari memasukan handphone dan beberapa barang lainnya kedalam tas ku.
Aku kembali termenung. Aku merasa ada sesuatu yang terlupakan. Tetapi aku tak dapat mengingatnya.
“apa yah? sepertinya ada yang kurang.” batin ku sembari meletakkan kepalaku diatas tangan layaknya orang jenius yang sedang berfikir. Memang aku sedang berfikir, tetapi kata-kata jenius itu yang membuat ku tertawa sendiri.
Cukup lama aku berusaha untuk mengingatnya. Selama itu juga, aku terus berjalan mondar-mandir tanpa henti.
“aishh.... sebenarnya apa? aku tidak dapat mengingatnya.” kesal ku.
“kalau seperti ini, aku bisa terlambat menemui Hae oppa.” sambung ku dan kemudian melanjutkan aktifitas ku  berjalan mondar-mandir.
Aku menghentikan langkah ku..
“Hae oppa...? ah ne Hae oppa....” kata ku sembari beranjak menuju laci meja belajar ku.
“nah... ini yang aku cari. Kau membuat ku seperti orang gila, hanya untuk mengingat mu... 하하하.” Tawa ku saat aku berhasil menemukan barang yang sempat membuat ku kalang kabut itu.
Aku terus memperhatikan barang yang sekarang sudah ada di genggaman tangan ku itu.
"kau memang sangat mirip oppa..." gumam ku dan kemudian memasukkan barang itu kedalm tas ku.
“aishhh sudah pukul berapa ini? aku terlambat...” pekik ku saat menyadari bahwa sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10.00 a.m.
Aku segera berhambur keluar.
“Yoong kau mau kemana?” tanya Jjong oppa yang melihat ku  berlari dengan terburu-buru.
“aku ingin pergi sebentar oppa.” jawab ku dengan keras. Aku tak memperdulikan apakah Jjong oppa mendengarnya atau tidak, yang aku pikirkan sekarang adalah aku sudah terlambat.

Aku segera menghentikkan taxi yang kebetulan sedang melintas didepan ku. Entah mungkin Dewi Fortuna sedang ada disamping ku, sampai-sampai ada taxi yang melintas dikomplek rumah ku ini. Karena dapat aku pastikan bahwa komplek ini seperti komplek terpencil, jarang sekali taxi yang lewat paling hanya mobil pribadi seseorang yang rumahnya berada dikomplek ini sama seperti ku. Memang komplek rumah ku tidak terlalu jauh dari jalan raya, hanya saja memang jarang sekali taxi yang melintas didaerah ini, aku pun tak tahu kenapa ini bisa terjadi.
Lupakan masalah taxi itu. Sekarang aku sedang berada di taxi yang akan mengantar ku menemui Hae oppa. Aku kembali mencari barang itu, barang yang akan aku berikan kepada Hae oppa sebagai ucapan terimakasih. Memang kalau difikir-fikir, barang ini tidak sesuai dengan apa yang telah Hae oppa lakukan kepada ku. Tetapi mau bagaimana lagi, hanya ini yang dapat aku berikan. Bukan berarti aku tak punya uang, tetapi karena bagi ku barang yang diberikan secara tulus lebih berharga daripada barang mahal sekalipun, dan karena Hae oppa anak orang kaya juga pasti semua yang ia inginkan sudah terpenuhi, jadi buat apa aku membelikannya lagi.
Tak terasa kini taxi yang aku tumpangi sudah sampai didepan cafe.
“gamsahamnida ahjussi.” kata ku sembari membayar ongkos taxi itu.
“cheonmaneyo.” balasnya dan kemudian melajukan taxinya meninggalkan cafe.

Aku pun berjalan masuk kedalam cafe. Ku edarkan mata ku untuk mencari sosoknya. Tak berapa lama, aku berhasil menemukan sosoknya. Seorang namja yang duduk membelakangi ku, dengan mengenakan t-shirt berwarna putih serta celana jeans dan sepatu yang senada. Itu membuatnya terlihat sangat cool. Aku segera berjalan menghampirinya.
“mianhae oppa aku terlambat.” kata ku sembari mengambil posisi duduk didepannya.
“apakah oppa sudah lama?” sambung ku lagi.
“annie, aku baru saja sampai. Oh ya, kau ingin pesan apa?”
“ehm... vanilla late.” Jawab ku sembari meletakkan tas yang ku bawa keatas kursi yang berada disamping ku.
“kalau begitu oppa pesankan dulu...” katanya sembari memesan kepada pelayan.
Suasana menjadi hening untuk beberapa saat. Baik aku maupun Hae oppa hanya terhanyut dalam kesunyian yang merajai diantara kami. Sampai saat seorang pelayan yang datang mengantarkan pesanan ku.
“ini..” katanya sembari meletakkannya didepan ku.
“gamsahamnida..” kata ku pada pelayan itu.
“cheonmaneyo nona.”
“oh iya, kau sangat serasi dengan sajangnim kami 하하하...” tambahnya lagi sebelum ia pergi.
“ya.... kau.” bentak Hae oppa pada anak buahnya itu.
Aku hanya diam. Aku tak dapat mengungkapkan perasaan ku kini. Rasanya detak jantung ku berdetak sepuluh kali lipat lebih cepat dari biasanya.
“mianhae, dia memang seperti itu.” kata Donghae oppa membuat detak jantung ku sembari berdegup kencang.
“ne oppa, tak apa.” jawab ku tanpa memandang kearahnya.
Walaupun Hae oppa adalah pemilik cafe ini, tetapi ia menganggap bawahannya sebagai teman, jadi tak asing lagi bila mereka dapat berkata seperti tadi kepada sajangnim mereka.
“oh iya, aku sampai lupa. Ini oppa untuk mu..” kata ku sembari memberikann sebuah barang yang aku siapkan untuknya.
“apa ini?”
“gantungan...” jawab ku santai.
“oppa tahu ini gantungan, tetapi kenapa kau memberikannya?”
“ehmm... itu sebagai ungkapan terimakasih ku karena oppa sudah menolong ku selama ini.” kata ku dengan menatapnya.
“apakah oppa menyukainya?” tanya ku dengan perasaan harap-harap cemas.
“tentu, ini sangat bagus. Gomawo Yoong.” Katanya sembari memasang gantungan itu di ponselnya.
“oppa, kenapa kau tidak bertanya kenapa aku memberikan gantungan berbentuk ikan?”
“memangnya kenapa?” tanya nya bingung.
“itu karena nama mu oppa. Lee Donghae ㅋㅋㅋㅋ.” ledek ku.
“aisshhh... kau ini.” gerutunya.

Kami pun kembali terdiam untuk beberapa saat.
“oh iya, bagaimana ceritanya?” tanya Hae oppa membuat suasana hening disekitar kami menghilang sekejap.
“cerita apa?” tanya ku bingung.
“itu, mengenai appa dan eomma mu.”
“oh itu, oppa ingatkan rencana ku untuk mempertemukan mereka.”
Donghae oppa hanya menganggukkan kepalanya merespon perkataan ku.
“aku menghubungi Jjong oppa dan memintanya bertemu disebuah restaurant. Dan ia menyetujuinya. lalu aku mengajak eomma dan juga Key, awalnya mereka sempat bertanya-tanya kenapa aku mengajak mereka tetapi akhirnya mereka mau untuk pergi bersama ku. ketika sampai di restaurant, tentu saja Jjong oppa, eomma, dan juga Key terkejut karena tiba-tiba saja mereka dipertemukan ditempat itu. Jjong oppa bertanya kepada ku, tetapi aku hanya diam. lalu tiba-tiba appa datang, dan membuat keadaan semakin tak terkendali. awalnya Jjong oppa ingin pergi dari tempat itu, tetapi aku menahannya dan eomma pun ikut menahannya. Lalu eomma memberikan appa kesempatan untuk menjelaskannya.”
“lalu bagaimana reaksi mereka setelah mereka tahu yang sebenarnya?” tanya Hae oppa antusias akan cerita ku.
“awalnya hanya ada keheningan saat appa berpamitan. tak berapa lama setelah appa beranjak dari  kursinya, tiba-tiba saja eomma memanggilnya dan membuat langkah appa terhenti. seketika itu juga eomma berlari dan memeluk appa. sepertinya eomma masih sangat menyayangi appa, melihat itu aku ikut berlari menghampiri appa dan eomma. tetapi tidak dengan Key dan juga Jjong oppa, mereka masih saja duduk diam layaknya patung, ku kira mereka tak bisa memaafkan appa tetapi tiba-tiba saja Key berlari memeluk appa sembari menangis, sedangkan Jjong oppa hanya mengangkat sedikit kepalanya lalu ia meminta maaf kepada appa atas perbuatannya terhadap appa sebelumnya.”
“lalu?”
“ya... semua kembali seperti semula lagi. appa masih berhubungan dengan Sora ahjumma tetapi hanya sebagai seorang bawahan dan atasan. Jjong oppa sudah kembali kerumah. hubungan appa dan eomma sudah kembali romantis seperti sedia kala. dan ini semua berkat mu oppa, kalau saja saat itu aku tidak bertemu dengan mu dan kau tidak menasihati ku pasti ini tidak akan terjadi dan mungkin hal buruk yang akan terjadi, eomma dan appa malah akan bercerai.”
“sudahlah lupakan saja. itu hanya kebetulan saja. sepertinya cuaca sangat cerah hari ini, bagaimana kalau kita pergi berkeliling.” ajak Hae oppa.
“kemana oppa?”
“kemana saja. sebagai perayaan keluarga mu. apakah kau mau?” tanya nya memastikan.
“tentu. kajja oppa.” kata ku tak kalah antusias dengannya.


Taeyeon POV

Kegiatan ku tak ada yang berubah, tetap sama seperti sedia kala. Aku tetap melakukan tugas ku sebagai seorang istri dan seorang ibu dengan tiga orang anak. Pagi ini adalah hari pertama sekolah bagi ketiga anak ku setelah masa yang sangat memberatkan mereka. rencananya aku akan memasakan sarapan yang istimewa untuk mereka. aku melihat kearah jam yang terpasang didinding kamar.
“pukul 05.00.” kata ku dan kemudian aku beranjak menuju dapur.
Selama hampir setengah jam aku berkutat di dapur. Mulai dari memasak untuk makan meraka hingga membuatkan meraka minum. Tak terasa aku telah menghabiskan waktu hampir satu jam untuk membuat sarapan ini. Dan sepertinya Jung Soo oppa dan ketiga ani ku sudah siap untuk mulai beraktivitas, segera aku meletakkan semua yang telah aku buat di meja makan.
“eomma masak apa?” tanya Key yang baru saja turun dari lantai dua.
“ini, eomma buatkan sarapan istimewa untuk kalian.” jawab ku sembari menuangkan jus segar yang baru aku buat kedalam gelas.
“annyeong...”
“ayo kalian juga duduk. eomma sudah buatkan sarapan.” kata ku sembari tetap menuangkan jus.
“eomma dimana appa? kenapa dia tidak turun? aku sudah lapar eomma..” kesal Key.
“tunggu sebentar eomma panggilkan dulu.” kata ku sembari berjalan menuju kamar ku dan juga Jung Soo oppa.
“oppa, apakah kau masih lama? sepertinya anak-anak sudah sangat lapar.” kata ku sembari masuk dan menutup pintunnya.
“ne, sebentar lagi.” katanya sembari mengenakan dasi.
Dengan segera aku bantu dia mengenakan dasinya.
“gomawo Taeng.” katanya saat aku telah selesai mengenakan dasinya.
“itu sudah menjadi tugas ku oppa, kau tidak usah berterima kasih kepada ku.”
“mianhae.. aku telah melanggar janji kita terdahulu.” katanya sembari menggenggam tanngan ku.
“ne oppa. aku juga minta maaf, karena aku sempat tidak memberikan mu kesempatan untuk menjelaskan semuanya.” kata ku tertunduk.
“yasudah lupakan masa lalu. kita bina lagi keluarga ini bersama seperti dulu.” kata Jung Soo oppa sembari memeluk ku.
“ne oppa..”
Jung Soo oppa melepaskan pelukannya.
“Taeng bagaimana kalau kita mengadakan pesta kecil-kecilan. kita  undang teman-temannya Jjong, Yoona, Key, dan juga Heechul dan Jessica dan beberapa partner kerja ku?”
“ehmm... sepertinya itu ide yang bagus oppa. hari ini kan hari pertama mereka sekolah setelah masa yang sulit itu, dan besokkan juga weekend.”
“yasudah nanti kita kasih tahu mereka saja.”
“kalau begitu, ayo kita  keluar oppa. sepertinya mereka sudah menunggu kita dimeja makan.”

Ruang makan.
“eomma.. appa kenapa kalian lama sekali. aku sudah lapar.” protes Key saat kami baru saja keluar dari kamar.
“ne mianhae Key-ah. yasudah ayo kita makan.” kata ku sembari duduk.
“oh iya, besok appa dan eomma ingin mengadakan pesta kecil-kecilan dirumah.”
“benarkah itu?” tanya Key antusias.
“ne. dan kalian juga bisa mengundang teman dekat kalian, oh iya appa juga mengundang Heechul dan juga Jessica.” tambah Jung Soo oppa.
“mwo? Heechul ahjussi dan Sica ahjumma?” kata Yoona terlihat terkejut.
Jung Soo oppa hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Yoona tadi.
“yasudah kalian lanjutkan makannya, nanti kalian bisa terlambat.” perintah ku kepada ketiga ani itu.


Author POV

Jonghyun tengah memarkirkan mobilnya, bersamaan dengan itu Donghae dan Eunhyuk baru juga sampai.
“annyeong..” sapa Eunhyuk saat ketiga kakak beradik itu baru saja turun dari mobil.
“annyeong sunbea..” jawab Key.
Yoona terlihat salah tingkah saat ia melihat Donghae yang baru keluar dari mobilnya.
“annyeong..” sapa Donghae.
“annyeong..” jawab Key dan Yoona serempak.
“Hyukkie oppa...” teriak seseorang yang membuat kelima orang itu langsung mencari sumber suara.
Yoona sangat terkejut ketika ia mengetahui bahwa suara itu berasal dari temannya Hyoyeon.
“mwo? Hyoyeon?” batinnya.
“ah annyeong...” sapa Hyoyeon diikuti oleh Yuri.
“ya Hyoyeon-ah apa yang baru kau katakan tadi? kau memanggil Enhyuk sunbea dengan sebutan Hyukkie oppa?” tanya Yoona bingung.
Hyoyeon menjadi salah tingkah. ia hanya menunduk malu tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun, padahal Yoona dan juga Yuri sahabatnya terlihat sangat bingung dengan panggilan yang ia lontarkan.
“ehm.. begini..” kata Hyo gugup.
dengan segera Eunhyuk berjalan menghampiri Hyoyeon dan merangkul pundaknya.
“bo?”
“Eunhyuk-ah?” kata Donghae dan Jonghyun terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.
Sahabat mereka merangkul mesra seorang dongsaeng.
“tenanglah.. kalian jangan berfikir yang tidak-tidak.” kata Eunhyuk yang mengetahui maksud tatapan kedua temannya itu.
“aku bisa jelaskan.” tambahnya lagi.
“cepat jelaskan semuanya Hyo.” perintah Yuri.
“begini, sebenarnya aku dan Eunhyuk oppa sudah resmi menjadi sepasang kekasih sejak seminggu yang lalu.” kata Hyo tertunduk malu.
“BUYA?” kaget Yoona dan Yuri berbarengan.
“mianhae aku tidak bermaksud merahasiakan ini dari kalian. ketika aku ingin mengatakannya, pada saat itu kau terlihat lesu Yoong jadi kuputuskan nanti saja memberitahu kalian.” jelas Hyo lagi.
“lalu bagaimana dengan mu Hyukkie-ah? kenapa kau tidak memberitahu kami? apakah kau berencana untuk merahasiakannya?”
“ne. apa jangan-jangan kau tidak memberitahu kami karena kau tidak ingin mentraktir kami?”
Tanya Donghae bertubi-tubi dan dilanjutkan dengan sangkaan Jonghyun.
“annio. aku tidak memberitahu kalian karena bagi ku tidak tepat saja waktunya.”
“lagi pula sekarangkan kalian sudah tahu, jadi jangan tuduh aku yang tidak-tidak lagi.” tambah Eunhyuk.
“aishh... baiklah. tetapi kau harus tetap mentraktir kami.” kata Donghae dan dianggukan oleh Jonghyun.
“mwo?” kaget Eunhyuk yang mendengar tuntutan dari kedua sahabatnya itu. Sedangkan Yoona, Yuri, Hyoyeon, dan juga Key hanya tertawa menyaksikan tingkah ketiga sunbea mereka.

Kelas 11.
Yoona, Yuri, dan Hyoyeon masih asik berbincang sejak tadi. Entah apa saja yang mereka sudah bicarakan. Mulai dari bagaimana Hyoyeon bisa berpacaran dengan Eunhyuk, masalah keluarga Yoona, dan juga tentang kedekatan Yoona dan Donghae.
“aku dan Hyukkie oppa kan satu kelas dance, jadi kami sering bertemu dan berlatih bersama. dan karena itu kami jadi dekat dan sekarang kami berpacaran.” jelas Hyo panjang lebar.
“oh iya Yoong, ku dengar kau sedang dekat dengan Hae sunbae?” kata Hyo mengalihkan pembicaraan, agar kedua sahabatnya itu tidak lagi bertanya mengenai bagaimana ia bisa berpacaran dengan Eunhyuk.
“ah annie.” sangkal Yoona cepat.
“ya. kau jangan berbohong Yoong. kau tidak dapat membohongi ku. kau tahu kan, aku itu dapat melihat perasaan seseorang hanya dari melihat matanya 하하하.” bangga Hyo.

Yoona yang sudah diujung tanduk pun hanya dapat memalingkan pandangannya saja. Ia tak berani menatap kedua sahabatnya itu. Dia tidak tahu harus mengatakan apa atas tuduhan itu. Disisi lain memang benar, dia sedang dekat dengan Donghae tetapi itu tidak lebih dari seorang dongsaeng dan seorang oppa sama seperti dirinya dengan Jonghyun. Tetapi disisi lain ia tahu arti dari pertanyaan Hyoyeon tadi.
“kau kenapa Yoong? kenapa kau jadi salah tingkah? jangan-jangan.....”
“ya. annie.. annie...” potong Yoona cepat sebelum Yuri menyelesaikan kata-katanya.
“ha... kau jangan bohong Yoong... aku dapat melihatnya kok. kau menyukai Hae sunbea kan..” ledek Hyo lagi.
Yuri pun mulai menjaili Yoona dengan menyenggol lengan Yoona. Yoona yang sudah sangat terdesak pun tak dapat mengelak lagi. Walaupun ia bilang tidak pasti kedua sahabatnya itu akan tetap memojokkannya.
“ne.. ne.. aku memang menyukai Hae oppa..” belom sempat Yoona menyelesaikan perkataannya, dengan cepat Hyoyeon memotongnya.
“oppa? jadi kau sudah memanggil Hae sunbea dengan panggilan oppa? Yoong...”
“aishhh... sepertinya aku salah berbicara..” gerutu Yoona dalam hati.
“Yoong...”
“aishh.. sudahlah.” kata Yoonna kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.
하하하 mianhae.. mianhae... ayo lanjutkan lagi cerita mu...” bujuk Yuri.
“melanjutkan apa?” tanya Yoona bingung. Ia tidak tahu apa yang harus ia ceritakan.
“ya mengenai kau dengan Donghae sunbea.” jelas Yuri.
“sudah kubilangkan, aku tidak ada hubungan special dengannya. aku dekat dengannya karena ia membantu ku untuk menyelesaikan masalah ku.”
“ahh... yang benar?” pojok Hyo.
“terserah kalian sajalah..” kata Yoona yang sudah sangat enggan untuk melanjutkan ceritanya.

“oh iya hampir saja lupa. appa dan eomma ku mengadakan pesat kecil-kecilan dirumah, dan mereka membolehkan ku untuk mengundang kalian. apakah kalian mau ikut?” tanya Yoona sekaligus untuk mengalihkan topik pembicaraan yang sebelumnya tertuju pada dirinya.
“benarkah? wah.. tentu aku akan datang.” kata Yuri semangat.
“lalu kau Hyo?” tanya Yoona pada Hyoyeon yanng sejak tadi hanya diam tak menjawab pertanyaannya.
“ehm... sebenarnya aku ingin ikut. tapi....”
“Eunhyuk sunbea?” tebak Yoona cepat.
Hyoyeon hannya diam dan menganggukkan kepalanya.
“tenang saja. Jjong oppa pasti mengundangnya. karena tak mungkin ia tak mengundang temannya sedangkan aku dan Key mengundang sahabat kami.” jelas Yoona.
“kalau begitu aku akan ikut..” kata Hyoyeon senang.
“tunggu, kalau Jjong sunbea mengajak sahabatnya pasti ia akan mengajak Eunhyuk sunbea dan juga Donghae sunbea kan?”
“ne.” jawabb Yoona.
“lalu jika Jjong sunbea mengajak Eunhyuk dan Donghae sunbea. lalu aku dengan siapa?” tambah Yuri yang terlihat semakin frustasi.
“maksudmu?” tanya Yoona semakin bingung dengan arah perkataan Yuri.
“yah... maksud ku kalau ada Donghae dan Eunhyuk sunbea, pasti kau Hyo kau akan bersamanya sedangkan kau Yoong, kau pasti akan bersama Donghae sunbea. lalu bagaimana dengan ku...” kata Yuri  yanng terlihat sangat-sangat frustasi.
ㅋㅋㅋㅋ.” tawa Yoona dan Hyoyeon serempak.

Kelas 12
Eunhyuk, Jonghyun, dan Donghae tengah asik melakukan kegiatan mereka masing-masing. Eunhyuk masih terus melihati wallpaper handphone nya, yang terpasang fotonya dengan yeojachingu nya Hyoyeon. Jonghyun masih asik dengan novel nya, sedangkan Donghae masih asik memperhatikan gantungan yang tergantung diponselnya. Eunhyuk dan Jonghyun merasa aneh dengan tingkah Donghae, jarang sekali atau bahkan bisa di bilang Donghae tidak pernah mengenakan gantungan di ponselnya. Tetapi lain dengan kali ini, ia menggunakan gantunngan dengan bentuk ikan. Karena rasa penasarannya yang begitu besar, akhirnya Eunhyuk menghentikan kegiatannya yang bisa dikategorikan kegiatan yang tidak ada gunanya sama dengan kegiatan Donghae.
“Donghae-ah..” panggil Eunhyuk. Tetapi tidak ada respon dari sang pemilik nama. Eunhyuk menatap kearah Jonghyun, Jonghyun yang mengetahui maksud tatapan itu dengan cepat menghentikan kegiatannnya.
“Donghae-ah..” kini Jonghyun mencoba memanggil Donghae tetapi tetap masih tidak ada respon dari sang pemilik nama.
“YA LEE DONGHAE!!!!” teriak Jonghyun dan Eunhyuk serempak.
“ya! kenapa kalian berteriak.” kesal Donghae yang diteriaki oleh kedua sahabatnya itu.
“lagi kau, sudah ku panggil berkali-kali tetapi kau hanya diam saja.” kata Eunhyuk.
“ah memangnya iya?” tanay Donghae tak percaya.
Sedangkan Jonghyun dan Eunhyuk hanya memalingkan pandangannya.
“mianhae.. mianhae.. tadi aku tidak mendengar.” kata Donghae polos setelah melihat reaksi dari kedua sahabatnya itu.
“ya kalian jangan marah. memangnya ada apa?” sambungnya lagi.
“hari ini kau aneh sekali Hae-ah.  kau tidak fokus dan anehnya lagi kau memakai gantungan diponsel mu.” jelas Jonghyun.
“memangnya gantungan itu dari siapa? soalnya sejak tadi kau terus saja memperhatikan gantunngan itu. apakah itu dari yeojachingu mu?” tanya Eunhyuk.
“ah annie...”
“lalu dari siapa?” tanya Eunhyuk dengan nada seperti orang yang mengintrogasi.
“ah... ini dari....”
“dari siapa?” tanya Jonghyun dan Eunhyuk penasaran.
“dari..... dari Yoona..” jawab Donghae pelan.
“mwo? Yoona? Park Yoon Ah dongsaeng ku?” tanya Jonghyun tak percaya. Sementara Donghae hanya diam sembari menganggukkan kepalanya.
“untuk apa dia memberikan ini? apa kau dan Yoona....”
“annie.. annie.. dia memberikan ini sebagai ucapan terima kasih.” potong Donghae cepat sebelum Jonghyun semakin jauh menerka-nerka.
“benarakah itu?” tanya Eunhyuk meledek Donghae.
“aishh... kau ini.” jawab Donghae kesal.
“sudahlah mengaku saja kau Lee Donghae. kau menyukainya kan?” tuduh Eunhyuk. Donghae hanya diam, dia tidak merespon sama sekali tuduhan Eunhyuk.
“tuh lihat Jjong-ah, dia menyukai dongsaeng mu...” kata Eunhyuk mencoba memanas-manasi Jonghyun.
“ya Lee Hyuk Jae.. kau jangan membuat gosip.” pekik Donghae kesal.
“ya. kau janngan berbohong lagi. aku punya buktinya. aku pernah mendengar kalau kau menyukainya sejak dia duduk di kelas sepuluh. dan ketika Jjong mengenalkannya kepada kita, mimik wajah mu berubah drastis sangat drastis. awalnya ku kira kau hanya mengaguminya tetapi semakin lama kau terlihat seperti sangat menyukainya. sampai-sampai kau mau mengantar Yoona menemui appa nya pada malam itu..” jelas Eunhyuk panjang lebar.
“mwo? menemui appa ku?” kaget Jonghyun.
 “ne. waktu itu aku sedang pergi bersama Hyoyeon dan ketika melewati cafe mu Hae-ah, aku melihat kau dan juga Yoona menaiki mobil mu. akhirnya aku dan Hyo mengikuti kalian dan kami tahu kalau kalian pergi ke kantor Park ahjussi.” tambahnya lagi.
“benarkah itu Hae-ah?” tanya Jonghyun.
“ne. aku yang mengantarnya karena....”
“gomawo Donghae-ah. aku tak tahu harus berkata apa kepada mu, karena kau Yoona berhasil mempersatukan kami lagi. dan karena kau pula Yoona tidak terjerumus karena kau selalu ada didekatnya ketika ia sangat terpuruk.” kata Jonghyun.
“kau tidak marah Jjong-ah?” tanya Donghae yang masih terlihat bingung dengan kata-kata Jonghyun tadi.
“annie. buat apa aku marah. aku  malah senang kalau kau benar-benar menyukai Yoona dongsaeng ku itu. oh iya, besok akan ada pesta kecil-kecilan dirumah ku. apakah kalian mau ikut?”
“kalau yeojachingu ku ikut aku pasti akan ikut.” jawab Eunhyuk.
“Hyoyeon? tenang saja, dia pasti ikut. dan kau Hae-ah kau harus ikut tidak boleh tidak.” kata Jonghyun pasti.


Taeyeon POV

Seperti biasa, aku tengah menghabiskan waktu ku di dapur. Aku berencana untuk membuatkan makan malam yang istimewa untuk Jung Soo oppa dan ketiga ani kami. Rencananya aku akan memasakkan makanan kesukaan mereka, mulai dari bulgogi, ramhyun, hingga yang terpenting adalah kimchi. Dan aku hampir ssaja menyelesaikan semuanya ini.

   ting.. tong..

Terdengar suara bel rumah ku berbunyi. Aku segera menghentikan kegiatan ku dan beralih menuju pintu depan.
“kalian sudah pulang? bagaimana di sekolah?” tanya ku.
“baik eomma.” jawab Key sembari meletakkan sepatunya.
“yasudah kalian lekaslah ganti baju. sebentar lagi appa pulang lalu kita makan malam bersama. eomma sudah siapkan makanan istimewa untuk kalian.”
“ne eomma.” jawab mereka.

Hari semakin larut. Kini kami tengah makan malam bersama. Menyantap makanan yang sengaja aku buat untuk mereka. Sudah lama aku tidak merasakan kebahagiaan seperti ini sejak kejadian itu. Kejadian yang hampir membuat ku seperti ingin mati. Kejadian dimana aku harus berpura-pura dalam keadaan baik-baik saja padahal nyatanya aku tidak baik sangat-sangat tidak baik. Kejadian dimana ketiga ani ku harus mengalama shock yang mendalam karena mereka tahu appa nya berselingkuh. Kejadian dimana aku hanya bisa bertahan karena mereka, ketiga ani ku. Ani yang membuat ku berfikir kalau ini bukanlah akhir dari segalanya. Aku tak boleh kalah dari ego ku maupun ego Jung Soo oppa. Kejadian yang memberikan ku sebuah pelajaran yang besar dan sangat berarti bahwa sebenarnya keluarga sangatlah penting. Keluarga tidak akan pernah tergantikan oleh apa pun. Kehilangan satu saja anggota keluarga membuat keluarga itu menjadi pincang. Dan karena merekalah aku ada disisni, dan dapat merasakan kebahagian yang tak dapat diukur ini.
Tak disangka, ternyata air mata ku mengalir begitu saja membasahi kedua mata ku. Dengan segera aku menyekahnya, aku tak ingin mereka mengira aku menangis karena aku sedih. Tetapi aku tak dapat menghentikannya, air bening ini terus saja mengalir setiap kali aku menghapusnya.
“eomma kenapa menangis?” tanya Yoona yang sepertinya melihat ku meneteskan air mata.
“annie. eomma tidak menangis.”
“lalu kenapa air bening itu mengalir terus dari kedua mata mu Taeng?” kini Jung Soo oppa yang bertanya. Terlihat raut khawatir pada matanya. Aku dapat mengartikan bahwa raut khawatir itu addalah raut  ketakutan Jung Soo oppa akan perasaan ku.
“annie. eomma baik-baik saja. air bening ini sebagai tangisan bahagia. tidak lebih dan juga tidak kurang.” jelas ku sembari memegang tanga Jung Soo oppa.
“benarkah itu?” tanya Jung Soo oppa sedikit ragu.
“ne. aku bahagia sekarang. tak ada orang yanng lebih bahagia disdunia ini selain diri ku.” kata ku sembari tersenyum.
“aku juga. aku sangat bahagia sekarang. kita kembali berkumpul seperti ini.” kata Yoona sembari memeluk ku.
“nado eomma..” seru Key dan segera beranjak memeluk ku.
“apakah kalian tidak sayang appa? kenapa hanya eomma yang kalian peluk.” kata Jung Soo oppa dengan nada manja nya.
“kami juga sayang appa kok.” tambah Yoona lagi dan sekarang ia beranjak memeluknya.

“Jjong-ah.,” panggil ku pada ani sulung ku itu.
“ne.”
“apakah kau tidak senang? sejak tadi kau hanya diam?” tanya ku khawatir dengan sikapnya. Apakah dia masih marah dengan Jung Soo oppa. Itulah yang aku takutkan sekarang. Jika itu terjadi, apa yang harus aku lakuakan.
“annie eomma. aku sangat senang bahkan bahagia. hanya saja....”
“hanya saja apa?” kini Jung Soo oppa yang terlihat sangat takut mendengar jawaban Jjong.
“ehm... aku....”
“katakan saja. jangan kau pendam.” kata ku sembari mencoba menenangkan perasaan ku yang aku sendiri tak dapat memahaminya.
“ehm... aku.... aku sangat bahagia karena akhirnya masalah ini dapat terselesaikan. hanya saja aku merasa bersalah pada appa, sangat merasa bersalah. mianhae appa... jengmal mianhae.. aku tak bermaksud berlaku kasar pada mu waktu itu. aku hanya....”
“annie Jjong-ah. ini bukan salah mu. appa mengerti perasaan mu pada saat itu, kau sangat marah pada appa. seharusnya appa yang memita maaf kepada mu dan kepada semuanya. karena ulah appa keluarga kita hampir saja berantakkan. mianhae.. jeongmal mianhae..” kata Jung Soo oppa. Terdengar sekali nada penyesalan pada saat ia mengucapkan kalimat itu.
Tiba-tiba Jung Soo oppa beranjak dari tempatnya dan memeluk Jjong. Jonghyun pun berdiri dan membalas pelukan appa nya.Jjong terlihat meneteskan air mata. Baru pertama kali aku melihatnya menangis selain ketika ia masih bayi. Dia tidak pernah menangis sebelumnya. Ia selalu menutupi kesedihannya, walau ku tahu sebenarnya dia sedang bersedih atau senang.
 “gamsahamnida tuhan, karena kau telah memberikan ku keluarga yang sedemikian sempurna seperti ini.” batin ku.

Keesokan harinya.
Aku dan Jung Soo oppa tengah bersiap-siap untuk pergi membeli kebutuhan untuk acara nanti malam. Sengaja aku tidak mengajak ketiga ani ku, karena ini masih pagi dan aku hanya ingin pergi berdua saja dengannya. Memang terdengar seperti kekanak-kanakan. Hanya saja itulah yang aku rasakan sekarang.
“Taeng.. apakah kau sudah siap?”
“ne oppa tunggu sebentar.” kata ku sembari berjalan keluar kamar.
“eomma., appa kalian mau kemana?” tanya Key saat melihat aku dan Jung Soo oppa sudah berpakaian rapih dan hendak pergi.
“appa dan eomma ingin berbelanja untuk acara nanti malam.” jelas Jung Soo oppa.
“aku ingin ikut eomma appa. boleh kan?” pinta nya.
“annie.. annnie.. kau dirumah saja Key-ah. biar appa dan eomma saja yang pergi.” larang Jung Soo oppa.
“waeyo appa? aku kan ingin pergi dengan kalian. sudah lama kan aku tidak pergi hanya bertiga dengan eomma dan appa..”
“annie Key-ah.. kau di rumah saja. nanti kau lelah.” kata ku asal.
“lelah.  aku kan seorang namja eomma, mana bisa lelah hanya karena aku ikut kalian berbelanja. ayolah izinkan aku iikut...” rengek Key lagi.
“sudahlah Key kau dirumah saja bersama kami.” kata Jjong yang baru saja keluar dari kamarnya.
“ne Key. apakah kau tidak tahu, kenapa dari tadi appa melarang mu ikut? itu karena appa hanya ingin pergi berdua dengan eomma saja. jadi biarkan mereka pergi berdua saja. iyakan appa?” kata Yoona dengan nada sedikit meledek kami.
“ah... annie. tidak seperti itu kok Yoong..” elak Jung Soo oppa. Sedangkan aku hanya tertawa pelan melihat tingkah Jung Soo oppa yang seperti seorang remaja sedang jatuh cinta.
“ah appa.. tidak usah bohong... yasudah appa dan eomma cepatlah pergi sebelum kami berubah pikiran dan ikut pergi bersama kalian..” tambah Yoona lagi sembari tersenyum senang karena ia  berhasil membuat appa nya menjadi terlihat seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta lagi.

Malam pun tiba. Aku tengah menyiapkan hidangan yang akan dihidangkan di pesta malam ini. Setelah ku rasa cukup, aku pun pergi ke kamar ku untuk bersiap-siap sebelum seluruh tamu datang. Tak berapa lama aku massuk ke dalam kamar, terdengar suara bell rumah berbunyi. Segera aku keluar dan membuka pintu rumah.
“selamat datang..” sambut ku pada mereka.
“annyeong ahjumma.” kini mereka balas memberikan salam pada ku.
“oh kalian, silahkan masuk. ahjumma panggilkan Jjong dan juga Yoona dulu yah..” kata ku mempersilahkan keempat teman ani ku masuk.
“ne ahjumma. gamsahamnida.” kata salah satu meraka yang tidak lain addalah Donghae teman dekat Jjong dan sekaligus seseorang yang membantu Yoona untuk menyelamatkan keluarga ini dari kehancuran. Aku merasa sangat berhutang pudi padanya.
Aku pun beranjak pergi meninggalkan mereka untuk memanggil Jjong dan juga Yoona.

“Jjong... Yoong...” panggil ku.
“ne eomma. wae?” sahut Jjong beberapa saat setelah aku memanggilnya.
“itu Donghae dan juga Eunhyuk sudah datang. oh iya, tolong katakan pada Yoona juga kalau Hyoyeon dan juga Yuri juga sudah tiba. eomma ingin menyiapkan makanan dulu..” kata  ku sembari beranjak pergi.
Aku pun turun kelantai satu menghampiri keempat teman ani ku itu. Aku berbincang-bincang bersama mereka. Menanyakan bagaimana Jjong dan juga Yoona ketika mereka di sekolah.
“oh iya Donghae-ah, ahujumma sangat berterima kasih kepada mu. karena kau telah membantu Yoona.”
“ah tak apa ahjumma. lagi pula hanya itu yanng dapat aku lakuakan untuk membantunya. dan lagi pula Jjong juga teman ku.” jawab nya sopan.
“oh iya, ahjumma juga ucapkan terima kasih kepada kalian, karena kalian selalu ada untuk Jjong dan juga Yoona.”ucap ku kepada Hyoyeon, Yuri, dan juga Eunhyuk.
“ne ahjuma. cheonmaneyo. lagi pula Yoona kan teman kita, sudah wajar kira selalu ada disampingnya.” jawab Yuri.
 Tak lama setelah itu, Jjong, Yoona, dan juga Key turun dari lantai dua dan menghampiri kami yang sedang asik berbincang-bincang diruang tengah.
“kalian sudah datang?” kata Jjong sembari mengambil posisi duduk disamping ku.
“ahjumma tinnggal dulu yah, sepertinya Jessica dan Heechul sudha tiba.” kata ku sembari beranjak meninggalkan mereka.


Yoona POV

“Key-ah, kau tidak mengundang teman mu?” tanya ku yang bingung, karena aku tidak melihat satu orang teman Key pun disini.
“annie eonni. aku mengundang teman dekat ku, walau hanya seorang.”
“siapa?” tanya Jjong oppa.
“Minho.”
“mwo? Minho?” kaget Yuri yang membuat aku, Jjong oppa, Hae oppa, Eunhyuk sunbea, Hyoyeon, dan juga Key yang merupakan teman Minho langsung menatapnya aneh.
“ah mianhae...” katanya sembari tertunduk. Karena merasa aneh, aku dan Hyoyeon pun menariknya menjauh dari tempat itu.

“kau kenapa?” tanya ku saat kami berada diluar rumah.
“annie.”
“jangan bohong? apakah kau.....”
“annio. aku tidak menyukai Minho.” potong Yuri cepat.
ㅋㅋㅋㅋ.” tawa ku dan Hyo berbarengan.
“kenapa kalian tertawa?” tanya nya bingung.
“lagi kau yanng mengelak kau juga yang memberitahu ㅋㅋㅋㅋ.” tawa Hyo lagi dan kali ini semakin menjadi-jadi.
“maksud kalian apa?”
“tadi Hyo tidak mengatakan apa-apa, tetapi kau malah memotongnya dan mengatakan kalau  kau  tidak menyukai Minho. padahal nyatanya aku dan Hyo tidak tahu.” jeals ku lagi.
“aishhh.... aku terjebak.” gerutunya tetapi masih dapat aku dengar.
“tenang saja Yul, kami akan membantu mu untuk dekat dengannya.” kata Hyo sembari merangkul pundak Yuri.
“ayo kita kembali masuk.” ajak ku pada kudeua sahabat ku itu.

“kemana saja kalian?” tanya Eunhyuk sunbea saat kami kembali.
“annie jagi. hanya yeoja yang boleh tahu..” kata Hyo dengan manja.
“aisshhh... baiklah. hanya yeoja yang boleh tahu.” kesal Eunhyuk sunbea.
“Key-ah, apakah Minho tidak jadi datang?” tanya ku.
“aku tak tahu eonni.” jawabnya. Tak berapa lama setelah itu Minho pun datang.
“annyeong...”
“annyeong..” jawab kami serempak.
“mian aku terlambat.”
“tidak apa-apa.  oh iya Minho-ah silanhkan duduk disini.” kata ku sembari menyerahkan tempat ku kepada Minho.
“ne eonni. gamsahamnida.” katanya sembari duduk ditempat ku yang tidak lain berada disamping Yuri. Terlihat wajahnya berubah merah.
“ehem..... jangan salah tingkah yah..” ledek Hyo yang duduk disamping Yuri. Sedangkan yang menjadi korban ledekan hanya menundukkan kepalanya saja.
“Yoong....” panggil Hae oppa yang membuat ku langsung mengalihka pandangan ku.
“ne. wae?”
“bisakah kau ikut aku sebentar?”
Aku hanya menganggukkan kepala ku dan beranjak mengikuti Hae oppa yang telah berjalan lebih dulu didepan ku. Saat aku hendak pergi, terdengar suara Hyo dan Yuri yang meledeki ku.
“ehemm.... jangan lupa dengan kami yah Yoong...” ledek Hyo.
“ne. kau harus mentraktir kami.” sambung Yuri lagi.
Mendengar ledekan kedua sahabat ku itu, aku langsung mempercepat langkah ku mengikuti Hae oppa.

Ternyata Hae oppa mengajak ku ke taman belakang rumah. Ia duduk di ayunan yang sengaja appa pasang untuk ku. Aku pun ikut duduk disampingnya. Kami hanya diam, keheningan berhasil menguasai tempat ini. Tak ada satu pun yang berbicara diantara kami. Saling menatap pun tidak. Sebenarnya aku bingung untuk apa Hae oppa mengajak ku ke taman. Aku pun memberanikan diri untuk mengawali pembicaraan sekaligus menghancurkan keheningan yang sudah meraja lela ini.
“ada apa Hae oppa?”
“mian kalau ini membuat mu bertanya-tanya.”
Sekarang Hae oppa malah duduk dengan menghadap ku. Aku menjadi gugup. Detak jantung ku berdetak dengan sangat cepat. Dan aku tak dapat mengendalikannya. Detakkan ini semakin cepat ketika Hae oppa menggenggam tangan ku. Perasaan ku semakin tak karuan.
“Yoong, sebenarnya.....”
“sebenarnya apa Hae oppa?”
“sebenarnya....” ia menghentikan kalimatnya lagi.
“Apakah ia ingin menyatakan perasaannya kepada ku?” batin ku. Aku semakin gugup. Jika itu benar, apa yang harus aku katakan padanya. Aku sangat suka padaya tetapi aku tak berani mengungkapkannya.
“sebenarnya oppa sudah memiliki perasaan ini sangat lama, sejak kau menjadi murid baru di sekolah. itu sekitar satu tahun yang lalu. sejak saat itu oppa terus saja mememdamnya. oppa tak berani mengungkapkannya. ketika bersama dengan mu, kata-kata yang telah oppa rangkai hilang begitu saja. oppa tak bisa mengatur perasaan oppa sendiri.” tuturnya.
Detak jantung ku semakin tidak beraturan ketika mendengar tuturannya.
“Yoong.....”
“ne oppa.”
“saranghaeyo Yoong... apakah kau mau menjadi yeojachingu ku?” tanya nya membuat aku tersentak seketika. Aku tak dapat berfikir sekarang bernafas pun terasa sangat susah. Aku sangat menyukai mu Hae oppa, tetapi sulit bagi ku untuk mengeluarkan kata-kata itu.
“Yoong...” panggilnya lagi.
“ah... ne....”
“kau kenapa? apakah kau tidak menyukai ku?”
“ah annie oppa.”
“lalu kenapa kau diam?”
“ehmmm... nado oppa.” jawab ku pelan.
“mwo? kau mengatakan apa? aku tak dapat mendengarnya.”
“ehm.. nado oppa.” kata ku dengan mengeraskan sedikit suara ku.
“mwo? apa?”
“aisshhh... kau tidak dengar apa pura-pura tidak dengar.” kesal ku.
“mianhae. oppa memang tidak mendengarnya. kau berbicara sangat pelan. mau kah kau mengulanginya..”
“hem baiklah... nado oppa. nado saranghae...”
“benarkah itu?” tanya nya tak percaya.
Aku pun hanya mengangguk pelan.
"gomawo Yoong.." kata Hae oppa sembari memeluk ku.
"oppa, lepaskan. malu nanti jika ada yang melihat kita." kata ku mencoba melepaskan pelukannya. Tapi apa daya, kekuatan ku dengan kekuatannya sangatlah berbeda.
"annie. biarkan saja mereka melihatnya. kenapa harus malu, kau  kan memang yeojachingu ku." katanya tanpa melepaskan pelukannya, malah ia semakin mengeratkan pelukannya.


Author POV

Ketika Yoona dan Donghae sedang berpelukan, tanpa mereka sadari semua mata tamu sedang tertuju pada mereka. Jung Soo dan Taeyeon yang tersenyum bahagia melihat ani yeoja satu-satunya telah menemukan pasangan yang sesuai. Jonghyun yang sangat senang dengan kedekatan dongsaeng dan temannya. Key yang tersenyum jail karena ia berfikir bahwa ia dapat meledek noona nya itu. Hyoyeon yang tengah bergandengan mesra dengan Eunhyuk pun tak kalah senang. Yuri yang sekarang sudah bisa lebih akrab dengan Minho pun tak kalah senang, tetapi ia tetap terlihat jealous ketika melihat moment itu. Dan juga bawahan Jung Soo yaitu Heechul dan Jessica yangikut merasakan kebahagian keluarga itu.

"ya Donghae-ah.." panggil Eunhyuk yang membuat kedua insan yang tengah dimabuk cinta itu pun tersadar dan segera melepaskan pelukan mereka.
"oppa, bagaimana ini?" tanya Yoona pelan.
"bagaimana apanya?"
"kita ketahuan.."
"bbiarkan saja. toh kita memang sekarang sudah resmi menjadi sepasang kekasih kan.." kata Donghae sembari menggenggam tangan Yoona dan menariknya menghampiri orang-orang yang sedari tadi sudah menonton adegan mesra mereka.
"Yoong... chukae..." kata Hyo dan Yuri sembari memeluk Yoona.
"chukae Hae-ah.." kata Eunhyuk.
"chukae. ingat Hae-ah dia dongsaeng ku, kau harus menjaganya, kau jangan menyakitinya. kalau kau sampai berani membuat dia menangis, kau akan tanggung sendiri akibatnya." kata Jonghyun sedikit meledek Donghae.
"chukae Yoona noona Hae hyung..." kata Key dan Minho serempak.
"Yoong..." panggil Taeyen sembari menyekah air matanya.
Ia terlihat senang melihat ani nya sudah menemukan pasangan yang pas.
"chukae Yoong, eomma dan appa sangat senang." kata Taeyeon sembari memeluk ani nya itu.
"gomawo eomma.. gomawo appa..."

"Yoona chukae..." kini giliran pasangan HeeSica yang memberikan ucapan celamat kepada Yoona.
"ne. gomawo Sica ahjumma Heechul ahjussi..." kata Donghae dan Yoona berbarengan.
"oh iya, kalau tidak salah inggu depan kalian akan melangsungkan pernikahan kan?" kata Yoona.
"ne." jawab Sica yang terlihat sedikit tersipu malu.
"wah chukae... ahjumma ahjussi... semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia yah..." kata Yoona sembari beranjak memeluk Jessica.

"kini semua sudah kembali seperti semula. tak ada lagi kesedihan dan air mata, hanya ada tawa, canda, dan kegembiraan. aku berharap ini tidak akan pernah pudar sampai kapan pun. gamsahamnida tuhan atas apa yang telah kau berikan kepada ku. keluarga yang sangat aku cintai dan tidak akan pernah aku sia-siakan lagi..." batin Jung Soo.



 The End ^^

gomawo untuk reader yang udah setia baca FF ini.. see you in the other fanfiction...감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts