We Got Married Part 3 ( Why?? )




















Author POV





Dengan kasar Jooyeon menghempaskan tubuhnya begitu saja ke atas ranjang. Seperti yang dapat kita lihat sekarang, kini Jooyeon berada di kamarnya tepatnya kamar yang baru saja ia tempati kemarin. Setelah menyaksikan kejadiaan tadi, Jooyeon memutuskan untuk segera pulang ke rumah, iapun membatalkan janjinya dengan nyonya Hong. Entah sudah berapa banyak airmata yang ia keluarkan sejak tadi, yang pasti itu semua mampu membuat matanya bengkak dan seakan kehabisan persediaan airmata.






Berulang kali ia menyalahkan dirinya sendiri atau berulang kali juga memaki dirinya. Entah ada rasa apa yang membuatnya sekacau ini. Keadaan ini tak seperti biasanya, tak seperti Jooyeon pada normalnya. Biasanya walau apapun masalah yang ia hadapi, Jooyeon tetap bekerja dengan professional tapi sekarang? Bahkan untuk menenangkan dirinya saja rasanya begitu sulit.







Waktu terus berjalan, tapi Jooyeon tetap tak bergeming rasanya ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Lelah…mungkin itulah yang ia rasakan. Matanya pun lelah, perlahan mata indah itu menutup kedua sisinya. Dan membiarkan sang pemilik berada jauh di alam bawah sadar yang membuatnya tenang untuk sejenak.








Eunhyuk POV





Aku kembali ke ruanganku setelah tak berhasil menghentikan Jooyeon. Ku lihat Lyra masih bisa duduk dengan tenang tanpa memikirkan kesalahan yang telah ia perbuat tadi. Sebenarnya ini bukan yang pertama kali dia bermanja-manja padaku tapi baru kali inilah yang membuatku begitu geram padanya. Rasanya ingin sekali ku layangkan tangan ini untuk menampar pipinya.





“ Sajangnim..apa kau ingin makan siang?” tanyanya tanpa ada rasa bersalah. Aku hanya menatapnya dengan kesal sambil berlalu ke meja kerjaku tanpa menjawab pertanyaannya itu.
“ Kau belum makan, nanti kau sakit.” Lanjutnya dengan penuh perhatiaan tapi tetap saja bukan ini yang ku inginkan. Kenapa dia tak pernah mengerti? Aku tak pernah menyukainya bahkan berpikir untuk menyukainya saja tak pernah. Tapi kenapa dia selalu memperlakukanku secara berlebihan?. Baik..mungkin itu kesalahanku karena tak pernah tegas padanya, tapi itu semua ada alasannya.








Lyra..dia adalah anak dari mendiang sahabat karib appa-ku. Setelah appa-nya meninggal, Lyra hanya tinggal bersama kakaknya karena eommanya telah memiliki keluarga baru. Dan karena itu kedua orang tuaku sangat menyayanginya, bahkan tak jarang eomma-ku mengundangnya makan malam bersama. awalnya aku tak pernah mempermasalahkan keberadaannya, tapi perlahan keberadaannya sungguh menggangguku. Dan puncaknya adalah saat appa menjadikan dia sebagai sekretaris pribadiku.







“ Aku ingin keluar, setelah jam makan siang bukankah kita akan mengadakan pertemuan dengan Levarth Production? Kalau begitu aku harap kau bisa mengatur jadwalnya.” Ujarku sambil memakai jasku. Tak lupa akupun membawa tas kerja, ponsel, dan kunci mobilku.









…………………………………………………………………………………………………………………………………






Setelah menandatangani kontrak dengan Levarth Production, akupun bergegas untuk pulang ke rumah. Tapi tidakkah lebih baik aku pergi ke butik Jooyeon dulu?. Keurae..lebih baik aku menelponnya terlebih dulu. Kenapa tak diangkat? Jooyeon-ah apa kau sangat marah padaku?.




“ Bagaimana kalau kita makan malam bersama?” tanya Lyra seraya menggelayuti tanganku. Dengan segera kulepaskan tangannya seakan sinyal penolakanku.
“ Aku ingin segera pulang.” Jawabku dingin sambil berlalu begitu saja darinya. Akupun membuka knop pintu mobilku, dan dengan segera kupacu mobilku dengan kecepatan standar.








Jooyeon POV





Ku kira setelah tidur tadi aku akan merasa lebih baik, tapi ternyata sama saja. Bahkan setelah mandipun aku tak merasakan perbedaan apapun pada perasaanku. Aigoo..bukankah ini sudah waktunya makan malam?. Dengan segera aku menuju dapur dan menyiapkan makan malam, yah…kali ini aku merasa seperti seorang istri yang sebenarnya. itupun aku lakukan karena aku sudah lapar dan lagipula bibi Jung tadi izin pulang beberapa hari untuk menemani anaknya yang sakit, jadi terpaksa aku melakukannya sendiri.






Kimbab, samgyupyal dan bulgeogi rasanya cukup. Dengan cekatan ku letakkan semua makanan itu di atas meja makan tanpa lupa menata piring, gelas dan juga mangkuk nasi. Semuanya sudah lengkap, empat piring serta empat gelas telah kusiapkan. Kenapa sampai saat ini mereka belum pulang? Bahkan sejak tadi pagi aku tak melihat abouji dan eomonim. Dan dia…sudahlah Jooyeon tidak usah pikirkan dia, mungkin saja dia sudah makan bersama sekretaris cantiknya itu.







“ Kau sudah pulang?” tanya seseorang saat aku sedang menuangkan air. Saat ku tolehkan kepalaku ternyata dia, ya dia sudah pulang dan sepertinya aku tak tahu harus bersikap seperti apa.
“ Makanlah..” ujarku seraya melanjutkan kegiatanku kembali. Diapun langsung duduk di kursi utama.
“ Apa kau masih marah?” tanyanya seperti berbisik.
“ Makanlah…nanti makanannya dingin.” Aku tak menghiraukan pertanyaannya karena aku tak mau membahas hal itu lagi. Aku pun duduk di sampingnya.







“ Mianhae…tapi..” segera kuselak perkataannya.
“ Bisakah kita mulai makan sekarang?”
“ Baiklah..” jawabnya mengalah.
“ Eommonim dan abouji kapan mereka pulang?” tanyaku dengan berusaha bersikap senormal mungkin.





“ Aku lupa memberitahu-mu kalau dalam waktu seminggu ini mereka akan berada di Ulsan.” Jawabnya yang sedang mengambil makanan.
Setelah menanyakan hal itu, rasanya lidah-ku kelu bahkan untuk sekedar menanyakan kabarnya atau basa-basi sebangsanya. Dan beginilah makan malamku, hening, canggung bercampur rasa kesal dalam benakku. Sungguh ini tak nyaman, tapi keadaan saat ini tak memungkinkan untuk kami bercanda atau bertengkar seperti biasanya.









Author POV






Seusai makan malam, kedua makhluk itupun kembali dengan diri mereka masing-masing. Eunhyuk yang langsung menuju kamarnya, sedangkan Jooyeon masih sibuk membareskan meja makan serta tak lupa mencuci piring. Berbeda dengan Jooyeon, Eunhyuk hanya duduk di tepi ranjang dalam diam tanpa ada niat untuk berganti posisi, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mandi sebelum akhirnya ia terlelap.








Setelah selesai dengan pekerjaannya, Jooyeon-pun pergi menuju kamarnya. Rasanya lelah baik jiwa maupun raga. Rencananya adalah ia ingin segera tidur saat sampai di kamarnya nanti, tapi semuanya pupus saat ia melihat sosok namja yang mampu membuatnya kacau seharian ini. Niatnya terurung begitu saja meski dirinya sangat menginginkan istirahat. Iapun mengambil beberapa lembar kertas dan berjalan menuju meja kerjanya. Dengan perasaan layaknya berada dalam ambang melayang, ia menorehkan garis-garis tak menentu pada kertasnya. Entah untuk apa semua torehan itu, yang pasti itulah yang ia sedang nikmati.







Jooyeon POV






Ku kerjapkan mataku saat merasa terganggu dengan sinar matahari yang menerpa penglihatanku. Perlahan akupun membuka mataku sambil sesekali menstabilkan cahaya yang masuk. Aigoo…sudah pagi rupanya, tapi..tapi kenapa aku bisa disini? Seingatku aku tidak tidur di atas ranjang semalam, yang aku ingat adalah aku mencorat-coret kertas dan itupun aku lakukan di meja kerjaku. Dan yang berbeda juga adalah…tidak ada Eunhyuk di sebelahku. Aku mencarinya bukan karena aku merindukannya. Hanya saja aku merasa heran.








Ku tengok jam weker yang berdiri manis di meja kecil di samping ranjang. Omona sudah jam setengah sembilan pagi? Pantas saja monyet itu sudah tak ada disini. Tapi kenapa dia tak membangunkanku, dan yang terpenting kenapa dia memindahkanku ke ranjang. Ku lihat ada secarik kertas yang terletak di bawah jam weker. Ku ambil kertas itu dan ku baca.









Maaf saat kau bangun aku sudah tak ada
Maaf karena aku tak membangunkanmu
Dan maaf untuk kejadian kemarin, tapi aku
harap kau tidak tidur meja lagi karena kejadian itu.
aku tak beharap kau bisa memaafkanku atas kejadian kemarin,
yang pasti aku hanya minta agar kau tak mendiamkanku,
aku lebih memilih kau marahi daripada seperti ini
baiklah..hanya itu pesanku dan untuk sarapan kau bisa langsung memakannya, karena sudah aku siapkan semua.





Lee Hyukjae.










Aku hanya bisa menghela nafas panjang tanpa tahu apa yang harus kuubah setelah membaca surat ini. Kenapa selalu ini yang dia katakan? Kenapa? Dan anehnya kata-kata itu bagai mantra untukku. Baiklah..apapun itu aku tak peduli. Tunggu..bukankah hari ini aku akan ada janji dengan nyonya Hong? Aigoo…bagaimana bisa aku lupa? Tapi rancanganku? Bukankah masih ada padanya?. Ya ampun Lee Jooyeon kenapa kau bisa seceroboh ini?.







………………………………………………………………………………………………………………………………………








Akupun segera bergegas ke kantor Eunhyuk menggunakan taksi. Sepanjang perjalanan entah sudah berapa kali aku mewanti-wanti diriku untuk siap dengan apapun yang akan kulihat disana nanti. Yang pasti meskipun kejadian kemarin itu terjadi lagi, aku tak kan peduli karena tujuanku kesana adalah untuk mengambil rancanganku.







Dan akhirnya akupun sampai di kantornya. Taksipun berhenti tepat di depan Leesang Company. Setelah membayar ongkos, akupun segera keluar dari taksi itu dan dengan terburu-buru memasuki gedung tinggi itu. Tempat pertama yang kudatangi adalah meja receptionist untuk menanyakan keberadaan monyet itu. Tak henti-hentinya aku dihujani sapaan hormat para karyawan di sini yang membuatku harus menjaga sikapku.  








Seperti biasa dan seperti yang selalu ku lakukan saat datang ke ruangannya, aku tak pernah mengetuk pintunya. Karena ketukan pintu itu akan membuat orang di dalam sana akan menyadari keberadaanku dan itu membuatku tak bisa melihat kegiataan yang sebenarnya sedang dilakukan olehnya. Kubuka pintu itu perlahan sehingga bisa ku lihat sesosok namja tengah berkutat dengan beberapa kertas seraya memainkan sebuah pulpen. Sejauh ini aku tak melihat keberadaan makhluk yang selalu menempel dengannya.







Akupun menghampirinya dan sebisa mungkin tak membuat suara sedikitpun. Aigoo..apa dia sangat konsentrasi? Atau aku yang begitu pandai mengendap-endap? Kenapa dia tak menyadari keberadaanku.
“ Apa kau sibuk?” tanyaku yang mampu membuatnya meletakkan semua perabotnya.
“ Eh? Kau? Sejak kapan?” tanyanya gelagapan.
“ Sejak kau membaca kertas itu dan beralih pada kertas yang lain.” Jawabku sambil duduk di hadapannya. Sesekali aku mengedarkan pandanganku mencari sosok yeoja yang tak bisa ku deskripsikan itu.
“ Kau sedang mencari apa?” tanyanya yang menghentikan mataku yang sedang bergerilya.
“ Ah..anni..” elakku sambil mengibas-ngibaskan tanganku.









“ Jinjja? Lalu apa kau tidak mencari ini?” iapun mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya. Dan ternyata itu adalah map-ku, map berisi kertas rancanganku. Dengan segera ku rebut map yang ada dalam genggamannya itu.
“ Katanya tidak..” katanya terpotong saat aku menatapnya tajam.
“ Baiklah kalau begitu aku pergi dulu.” Pamitku dan berlalu begitu saja tanpa banyak basa-basi.
“ Yak..apa yang kau lakukan?” aku terkejut saat ia menggenggam tanganku dan membawaku untuk mengikutinya.
“ Akan ku antar.” Jawabnya.
“ Baiklah kalau kau memaksa.” Tanggapku.








“ Annyeong sajangnim, Nyonya Lee” sapa beberapa karyawan saat aku dan Eunhyuk keluar dari ruangannya.
“ Annyeong..aku duluan.” Sapaku balik tanpa lupa memberi senyum terbaikku. Sedangkan orang yang menarik tanganku ini, hanya menganggukkan kepalanya. Sebenarnya inilah salah satu alasanku kenapa tak memberontak digenggam oleh si monyet ini. Di sini kami bak sepasang artis yang ketahuan sedang kencan dan menimbulkan perhatian yang hanya tercurah pada kami. Dan kalian tahukan kalau aku tidak mungkin berlaku kasar pada Eunhyuk disini, karena itu sama saja menghancurkan image-ku sendiri.








“ Sepertinya kau sangat menikmati status nyonya Lee-mu itu, berarti kau memang bahagia menjadi istriku.” Ujarnya yang membuat tanganku mendadak gatal ingin menjitaknya.
“ Yak…sebelum jadi istrimu nama margaku memang Lee.” Jawabku sedikit merengut karena tak bisa meluapkannya dengan sebuah jitakan.
“ Sajangnim..istrimu cantik sekali.” Puji salah satu namja yang juga karyawan disini. Tak hanya itu yang ku dengar, mereka juga memuji keserasian kami. Aigoo..sepertinya yang bicara seperti itu perlu dipertanyakan kesehatan matanya.







In Eunhyuk’s Car






Tak seperti kemarin pagi, kini keadaan di mobil Eunhyuk terasa jauh lebih baik. Diapun banyak sekali bicara dan juga  menjadikanku bahan ledekannya. Dan seperti ini, maksudku seperti ini jauh lebih baik. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan sesuatu padanya, tapi aku tak tahu akan menaruh mukaku dimana setelah menanyakan pertanyaan itu.




“ Eunhyuk…”
“ Wae?”
“ Sekretarismu maksudku Lyra..” kalimatku menggantung begitu saja. jujur bukan karena ingin membuat dia penasaran, hanya saja aku bingung bagaimana memulai pertanyaannya. Ku rasakan dia menepikan mobilnya dan ku pandang ke sekitarku, tapi ini belum sampai butikku. Kulirik ia yang tertunduk dengan tangan masih memegang kendalinya, dia hanya diam.








“ Dia hanya sekretarisku. Waktu itu kau pernah bertanya apakah dia menyukaiku, dan jawabannya adalah iya. Iya dia menyukaiku.” Ucapnya sambil menatapku serius.
“ Aku tak tahu kenapa tapi aku tak ingin kau salah paham.” lanjutnya lalu kembali melanjutkan perjalanan. Setelah itu kini suasana kembali tidak nyaman. Ini salahku karena menanyakan hal itu, dan lihatlah sekarang dia jadi diam.
“ Oh ya…besok malam kita diundang di acara reuni SMP.” Ucapnya.
“ Jinjja?” tanyaku semangat.
“ Ne..apakah kau bisa datang?”
“ Pasti..” jawabku dengan antusias.









“ Siapa yang mengundangmu?” tanyaku.
“ Hyora.”
“ Apa kau masih berhubungan dengannya?” selidikku.
“ Annio…apa kau pikir aku gila? Bagaimana bisa aku berhubungan dengan wanita yang telah memiliki suami?.” Jawabnya tak terima. Tapi entah kenapa ada yang mengganjal. Dia bilang dia tak berhubungan dengan Hyora karena Hyora telah bersuami, tapi dia tak mengatakan juga karena dia telah memiliki seorang istri.









“ Mungkin saja” jawabku dengan acuh tak acuh.
“ Lalu kau? Apa kau masih berhubungan dengan Donghae?” tanyanya.
“ Hmmm….aku sudah tak berhungan dengannya saat ia memutuskan kuliah di New York.” Jawabku.
“ Jinjja? Berarti kau sangat beruntung, karena sepertinya kau bisa bertemu dengannya besok.” Akupun langsung menoleh kearahnya, seolah meminta konfirmasi atas ucapannya.









“ Ahh…rasanya aku tak sabar untuk reuni besok.” Seruku sambil kembali ke posisiku. Bertemu dengan Lee Donghae, yah..dia adalah mantan pacarku saat SMA. Dan entah kenapa aku merasa sangat senang akan bertemu dengannya.
“ Baiklah sudah sampai.” Ujarnya seraya menghentikan laju mobilnya.
“ Keurae…sampai jumpa dirumah.” Seruku saat ingin keluar.








………………………………………………………………………………………………………………..









Author POV





Layaknya kemarin, hari ini Jooyeon kembali menyiapkan makan malam sendiri. tapi tak seperti kemarin, kali ini dia hanya menyiapkan dua porsi saja. Tak lama Eunhyuk-pun pulang dan tanpa diperintah langsung bertengger di kursi meja makan.




“ Kemana bibi Jung?” tanya Eunhyuk pada Jooyeon yang masih sibuk bolak-balik.
“ Dia izin untuk menemani anaknya yang sakit.” Jawab Jooyeon.
“ Ini kau yang memasak atau kau beli di restaurant?” tanya Eunhyuk mengintrogasi.
“ Aku yang memasaknya.” Jawab Jooyeon dengan jutek.







“ Mashita..” seru Eunhyuk. Jooyeon hanya menatap Eunhyuk dengan heran karena namja di hadapannya ini sangat ekspresif.
“ Apa kau telah menunjukkan rancanganmu itu?” tanya Eunhyuk antusias.
“ Eh? Sudah…kenapa kau bisa tahu kalau map itu berisi rancangan? Ah…apa kau membukanya?” tuduh Jooyeon sambil mengarahkan garpunya ke depan wajah Eunhyuk.
“ Aku hanya membukanya sekali.” Jawab Eunhyuk.
“ Tapi tetap saja kau membukanya.” Sungut Jooyeon.









………………………………………………………………………………………………………………………………………………………









Jooyeon POV





Aku masih sibuk membereskan ranjangku sekaligus mengatur batas kekuasan masing-masing sesuai dengan kesepakatan awal kami. Baiklah siap…dua guling telah berada di tengah sebagai tanda pembatas. Tak lama Eunhyuk keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju tidur yang melekat di tubuhnya.








“ Apa aku boleh tidur disini?” tanyanya yang masih berdiri di samping ranjang.
“ Ne…dan ingat! Kau tidak boleh melewati batas yang telah kubuat, atau tidak, dengan senang hati aku akan menendangmu keluar dari kamar ini.” Terangku yang membuatnya membelalak kaget.
“ Selamat tidur.. Oh ya jangan lupa matikan lampunya!” akupun langsung membaringkan tubuhku membelakangi guling pembatas itu. Dengan tujuan saat aku bangun nanti, aku tidak akan melihat wajah si monyet itu.





……………………………………………………………………………………………………………………………………….







Author POV






Jooyeon yang telah selesai bersiap untuk pergi ke acara reuni, kini tengah duduk termangu menunggu kedatangan suaminya. Karena sesuai janji, mereka akan pergi bersama. Tapi sampai sekarang Eunhyuk tak kunjung pulang. Kekhawatiran menjalar dalam benak Jooyeon, yang ia pikirkan adalah kemungkinan kalau Eunhyuk lupa dengan janji hari ini.



DRRRTDRRTT
Tiba-tiba ponsel Jooyeon bergetar, tanda ada sebuah pesan yang baru saja masuk. Dengan lihai jari-jarinya memainkan papan tombol ponselnya, sehingga ia dapat membaca sebuah pesan yang ternyata berasal dari Eunhyuk.





From: Eunhyuk


Mian..mungkin aku masih dalam perjalanan dan mungkin aku akan terlambat, lebih baik kau pergi ke sana duluan saja, nanti aku akan menyusul.


Dengan cekatan Jooyeon-pun membalas pesan itu.


To: Eunhyuk


Keurae aku pergi duluan, hati-hati.





Jooyeon POV





Dengan amat terpaksa akupun berangkat sendiri dengan menggunakan taksi. Andai saja appa membawakan mobilku ke rumah Eunhyuk, pasti sekarang aku tak usah repot-repot naik taksi. Akupun memberikan perintah sang supir untuk berhenti tepat di depan sebuah gedung yang berhias lampu terang. Banyak juga yang keluar masuk entah sendiri atau bersama pasangannya. Akupun turun dari taksi dan segera memasuki gedung itu. setelah mengisi buku tamu, akupun disambut oleh beberapa temanku.





“ Jooyeon-ah…kau sendiri?” tanya Soo Ah.
“ Eunhyuk mana?” tanya Chaeri sambil mengedarkan pandangannya.
“ Dia masih di perjalanan.” Jawabku singkat. Merekapun mengajakku masuk dan bertemu beberapa temanku yang lain. Tidak sedikit aku terlibat perbincangan, entah sekedar menanyakan kabar atau membicarakan masa sekolah dulu.






“ Kau tahu tidak kalau Shinhye baru saja melahirkan?” tanya Soo Ah.
“ Tidak…aku saja tidak tahu kalau dia hamil.” Jawabku seadanya. Aigoo…aku kan memang tak terlalu dekat dengan Shinhye, jadi mana aku tahu.
“ Dia baru saja melahirkan kemarin, anaknya itu perempuan.” Sahut Eunseo.
“ Jooyeon..” sapa seseorang yang menghampiriku.
“ Hyora apa kabar?” sapaku kepada seorang yeoja yang tepatnya bernama Hyora.
“ Baik..oh ya Eunhyuk eodisseo?” tanyanya.
“ Dia masih di jalan.” Jawabku tanpa menghilangkan senyumku.
“ Keurae…aku ke sana dulu ya.” Ujarnya.







Hah…dia menyapaku hanya untuk menanyakan keberadaan Eunhyuk? Jinjja!. Bukankah dia sudah memiliki suami? Kenapa dia masih mencari suami orang?.
“ Wae? Kau cemburu?” ujar Chaeri yang membuatku ingin sekali menginjak kakinya.
“ Mwo? Apa kau bilang? Cemburu? Cishh..” gerutu tak terima.
“ Sudahlah..biarkan saja dia mempertahankan gengsinya itu dan kita lihat sampai kapan ia bertahan.” Ucap Eunseo.
“ Ne…tinggal kita tunggu saja.” timpal Soo Ah. Kenapa mereka senang sekali meledekku? Dan kenapa bahan ledekannya selalu sama? Selalu saja meledekku cemburu pada Hyora.







“ Sudah lama tidak bertemu.” Ucap seseorang yang baru saja menepuk bahuku. Ku balikkan badanku dan ternyata sosok yang sudah hampir 7 tahun lamanya tak ku temui kini berdiri tepat di hadapanku.
“ Donghae..” gumamku saat melihat sosoknya yang tengah berdiri di hadapanku. Dan tak ada yang berubah darinya, apalagi senyumnya.
“ Bogoshipeo..”ujarnya yang langsung memeluk tubuhku. Tak lama iapun melepaskan pelukannya dan menatap mataku lekat.
“ Yak..kau mau membawaku kemana?” tanyaku panik saat ia menarik lenganku.







“ Aku hanya ingin melepas rinduku saja, apa kau tak rindu padaku?”
“ Bukan seperti itu.” elakku.
“ Bagaimana keadaanmu sekarang?” tanyanya sambil menatap keluar jendela ruangan ini.
“ Seperti yang bisa kau lihat, aku baik-baik saja.” jawabku.
“ Dan kau bagaimana dengan dirimu? Kalau ku lihat sepertinya kau sudah menjadi seorang CEO muda.” Tanyaku padanya. Ia hanya tersenyum sambil mengacak rambutku pelan.







Eunhyuk POV





Aku baru saja sampai tapi aku belum juga melihat keberadaan Jooyeon. Apakah ia belum sampai?. Sedangkan mataku masih sibuk mencari sosoknya, kurasakan ada yang merangkulku dari belakang.


“ Yak…kenapa terlambat!” seru Kyuhyun.
“ Ne…kenapa kau membiarkan istrimu pergi sendiri?” kini giliran Siwon yang ambil bagian.
“ Ah..aku baru saja pulang dari kantor, jadi aku menyuruhnya untuk datang lebih awal.” Jelasku yang membuat mereka hanya mengangguk-angguk. Tapi tunggu! Mereka tahu kalau Jooyeon pergi sendiri, berarti mereka sudah melihat Jooyeon.







“ Jooyeon eodisseo?” tanyaku sambil berkeliling bersama mereka.
“ Tadi kulihat ia bersama Soo Ah dan temannya yang lain.” Jawab Siwon. Tak lama Kyuhyun datang dengan membawakan minuman untukku dan Siwon.
“ Bagaimana?” tanya Kyuhyun dengan sorot mata jahilnya. Jujur aku tak mengerti dengan pertanyaannya. Bagaimana apanya?.
“ Maksudmu?” tanyaku balik.
“ Bagaimana kehidupanmu setelah menikah?” tanya Kyuhyun dengan pertanyaan yang lebih jelas.







“ Biasa saja tak ada yang berubah.”jawabku sekenanya. Aku sendiri juga tak tahu pasti dengan kehidupanku sekarang.
“ Sudah pasti berubah Hyuk, hanya saja kau belum menyadarinya.” Sahut Siwon sambil menenggak minumannya.
“ Pasti ada sesuatu yang berubah, tapi karena kau tak pernah merencanakannya, jadi kau tak begitu menyadari perubahan itu.” lanjut Siwon yang sepertinya sudah sangat paham.
“ Mungkin…” aku hanya menggedikkan bahuku.







Tak lama, kulihat sosok Soo Ah yang tengah bercengkrama dengan teman lainnya. Ku teliti satu persatu orang-orang yang ada di sekitarnya, tapi tak ku temukan sosok Jooyeon diantara kerumunan yeoja itu.
“ Aku mau mencari Jooyeon dulu..” pamitku pada kedua temanku dan beralih menghampiri Soo Ah. Ku tepuk bahunya dengan maksud mengalihkan pandangannya.
“ Eunhyuk? Wae?” kagetnya saat melihat sosokku.
“ Jooyeon mana?” tanyaku.
“ Kalau tidak salah dia sedang bersama Donghae, tapi aku tak tahu mereka kemana.”jawabnya yang membuatku jengkel.







Akupun segera melangkahkan kakiku mencarinya. Entah kenapa tapi aku tak ingin membiarkannya bersama Donghae. Dan selalu alasan ini yang ada di benakku dari dulu sampai saat ini. Mungkin ini semua kulakukan agar aku tak kehilangan dirinya, yah..dulu aku memang sering mengacaukan pertemuan Donghae dan Jooyeon dan itupun karena aku tak ingin Jooyeon melupakanku yang notabenenya adalah sahabatnya.








Kuedarkan pandanganku berusaha menemukan sosok yang ingin sekali ku bawa pergi dari sosok namja yang sedang bersamanya. Apa mereka masih berada di ruangan ini? Kenapa aku tak kunjung menemukan sosoknya? Aigoo…dibawa kemana istriku itu oleh si ikan mokpo?.






“ Apa kau lihat Jooyeon?” tanyaku pada siapa saja yang ada di depanku.
“ Jooyeon…tadi dia keluar bersama Donghae.” Jawab yeoja itu yang langsung berlalu.
Apa katanya? Keluar bersama Donghae? Kenapa dia mau?. Akupun berniat untuk meninggalkan tempat ini dan segera pulang ke rumah untuk menunggunya pulang.









Author POV





Berulang kali Eunhyuk memanggil nama sang istri sesampainya ia di rumah. Tapi nihil, tak ada jawaban dan tanda-tanda keberadaannya. Eunhyukpun memutuskan untuk segera mandi. Seusai mandi tetap saja ia tak menemukan sang istri. Dalam benaknya amat kacau, sebenarnya ia tak mau memikirkan hal ini, hanya saja pikiran itu sendiri yang datang tanpa dipinta.







Kenapa harus selalu seperti ini? Kenapa selalu Donghae yang menjadi pusat perhatianmu? Kenapa kau pergi  tanpa memberi kabar apapun?. Dan pada akhirnya kau akan menceritakan semua kegiatanmu bersama namja itu, dan ternyata itu tak pernah berubah, bahkan sampai kini, sampai aku telah sah sebagai suamimu baik secara hukum ataupun agama. Hhhh…ternyata dengan statusku sekarang, tetap saja tak bisa merubah semuanya. Pikir Eunhyuk dalam benaknya. Kini mungkin raganya tengah berkutat dengan tugas kantor, tapi tetap saja pikirannya sedang melayang entah kemana.





Ceklek




Pintu kamar terbuka dan munculah sesosok yeoja yang sedari tadi memenuhi benak Eunhyuk. Tak ada kalimat sapaan yang Eunhyuk berikan, ia tetap saja tak menghiraukan keberadaan yeoja itu, meski sebenarnya ia ingin sekali bercengkrama dengan yeoja itu.






“ Kau sudah pulang.” Ucap Jooyeon sembari meletakkan tasnya.
“ Seperti yang bisa kau lihat.” Jawab Eunhyuk dingin. Tak ada kontak mata atau sekedar menatap lawan bicaranya, Eunhyuk tetap saja berkutat dengan pekerjaannya.
“ Apa tadi kau datang?” tanya Jooyeon lagi.
“ Tidak…lagipula tidak ada yang menarik disana, jadi untuk apa aku datang.” Jawab Eunhyuk yang menyulut emosi Jooyeon. Merasa begitu lelah, Jooyeonpun hanya bisa mendengus kesal dan berlalu menuju kamar mandi.









Jooyeon POV





Kenapa dia begitu menyebalkan? Aku hanya bertanya dan itupun secara baik-baik, tapi kenapa dia menjawabnya seperti itu? membuat orang kesal saja. seusai mandi, kulihat Eunhyuk masih berkutat dengan pekerjaannya. Apa dia tak pegal sedari tadi duduk dengan posisi seperti itu?. Akupun langsung bergegas ke dapur untuk membuat sesuatu yang mungkin saja bisa membantunya.







“ Igo..” akupun memberikan segelas coklat hangat untuknya. Akupun menarik kursi meja kerjaku dan meletakkannya berhadapan dengan posisi eunhyuk sekarang. Dia tetap tak bergeming, bahkan menyentuh gelas sajapun tidak.
“ Minumlah..” suruhku. Dia tetap tak bereaksi, akupun menenggak minumanku dengan kesal. Apa dia tak bisa menghargaiku? Setidaknya dia mencicipi sedikit.
“ Apa kau telah bertemu dengan Donghae?” tanyanya sambil mengangkat kepalanya yang dari tadi hanya fokus dengan pekerjaannya.








“ Ne..tadi dia juga yang mengantarku pulang.” Jawabku sambil menyesap coklatku.
“ Jeongmal? Pantas saja kau sangat bahagia.”ucapnya lalu menyeruput coklat buatanku.
“ Harusnya tadi kau datang, pasti kau akan bertemu dengan Hyora.”seruku yang hanya mendapatkan delikkan matanya.
“ Apa ada masalah?” tanyaku yang heran dengan tingkahnya.







“ Tidak..” jawabnya singkat yang malah mengundang rasa penasaranku.
“ Lalu, kenapa kau..” belum selesai aku berbicara, dia sudah beranjak dari tempatnya.
“ Sebenarnya kau kenapa? Kenapa kau senang sekali berubah-ubah? Itu sungguh membuatku tak bisa mengerti dirimu!” kesalku yang membuatnya berbalik.
“ Maaf nona Lee Jooyeon, tapi aku tak pernah memintamu untuk mengerti diriku. Jadi kau tak perlu repot-repot menanyakan keadaanku ataupun masalahku!” ujarnya yang tak kalah kesal. Tapi kenapa? Kenapa dia yang kesal? Bahkan aku tak membuat kesalahan apapun, tapi kenapa dia sungguh menyebalkan?.






“ Apa salah kalau aku ingin mengerti suamiku sendiri?” akupun tersulut emosi dan berteriak lebih keras darinya.
“Tck…aku mungkin suamimu yang sah di mata hukum maupun agama, tapi di matamu aku hanya seorang yang tak lebih sebagai penghalang untukmu dengannya. Jadi kusarankan jangan paksakan dirimu nyonya Lee!” jawabnya yang mampu membuat nafasku tercekat. Kenapa dia bisa bicara seperti itu?. aku tahu bahkan aku sangat tahu, kalau kami menikah atas perjodohan, tapi aku tak pernah menganggap pernikahan ini sebagai mainan.








“ Kenapa kau bicara seperti itu? sekalipun aku tak pernah berpikir seperti itu!” teriakku lagi.
“ Kenapa kau suka sekali mengambil kesimpulan sendiri, hah?” ujarku lagi. Dia hanya menghela nafasnya panjang.
“ Sudahlah tidak usah bahas lagi, aku lelah!” ucapnya yang langsung berlalu menuju ranjang.








Eunhyuk POV




Tidurku tadi malam tak begitu nyenyak, entah kenapa aku merasa sangat bersalah karena sudah membentaknya semalam, tapi di satu sisi aku tak bisa mengendalikan diriku. Kulihat ia sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi. Tak ada perbincangan diantara kami, dia hanya bersuara untuk menyuruhku makan dan setelah itu tak ada lagi yang ia ucapkan.



“ Aku duluan.” Ujarnya seraya bangkit dari kursinya.
“ Chakkaman..” ucapku yang membuatnya berhenti.
“ Kajja kita berangkat bersama.” akupun bangkit dan berlalu.








In Eunhyuk’s Car





Kulirik ia melalui ekor mataku, ia hanya memainkan ponselnya. Dan tak ada niatan sedikitpun untuk mengajaknya bicara dalam benakku. Aku hanya ingin menenangkan diriku untuk saat ini, lagipula aku juga tak tahu apa yang harus ku katakan..



“ Gomawo..” ucapnya sebelum keluar dari mobilku. Aku tak bereaksi sama sekali, aku hanya mengalihkan pandanganku ke arah lain.







……………………………………………………………………………………………………………………………..








~ ~ At Obushi Café ~ ~





Seperti biasa saat jam makan siang tiba, aku selalu datang kesini, meski tak jarang aku juga datang ke tempat lain. Ini adalah tempat kenangan untukku dimana aku bisa mengenang masa kecilku bersama Jooyeon. Disinilah tempat kami biasa kunjungi setelah pulang sekolah dulu. Aku juga sudah tak tahu sudah berapa kali kami menghabiskan waktu kami disini.






“ Ini ahgasshi!” ucap seorang pelayan sembari meletakkan pesananku.
“ Gamsahamnida.” Ucapku. Tiba-tiba mataku menangkap sesosok yang tak asing lagi dengan indera penglihatanku. Dia maksudku Jooyeon sedang duduk di bangku yang letaknya dekat dengan jendela, bersamanya ada seorang namja yang rasanya juga pernah kulihat sebelumnya. kupicingkan mataku untuk memastikan jati diri namja itu. Dan tepat! Dia adalah Donghae. Bagaimana bisa mereka….Arghhh..






Ku keluarkan ponselku dan dengan cepat ku tekan panggilan cepat yang tepatnya untuk menghubungi Jooyeon.
“ Eodisseo?” tanyaku tanpa basa-basi.
“ Aku sedang makan siang di Obushi café, wae Eunhyuk-ah?” jawabnya sekaligus bertanya. Bagus…ternyata dia tak berbohong.
“ Annie..oh ya coba kau berbalik ke belakang!” perintahku tanpa mematikan panggilan. Perlahan iapun membalikkan badannya dan ekspresi terkejut amat kentara meski tak berlebihan.
“ Eunhyuk…” desisnya yang bisa kudengar melalui ponselku.








TBC




Annyeong yeorebeun……
Aku balik lagi! Dan lagi-lagi dengan membawa kelanjutan FF ini.
Pertama aku mau minta maaf sama readers yg nungguin Love need effort,
karena aku belum bisa lanjutin sekarang. Jujur aku lagi gak dapet feel buat ngetiknya.





Tapi tenang aja kok!! Kalau ada mood+ide, pasti aku tulis.
Gimana ya? Hmmm…yang pasti begitu. Aku bingung mau ngomong apa lagi.
Ya udahlah ff ini aku persembahin buat siapa aja yg bersedia baca.
Ok…sampai disini dulu ya..
Annyeong….




Thanks



GSB

Comments

  1. eunhyuk pengertian banget sama jooyeon...tp jooyeon kurang peka sama perasaan eunhyuk..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hohoho...biarin aja eunhyuk berjuang dpetin jooyeon..*tawaevilbrgkyuhyun*

      Delete

Post a Comment

Popular Posts