We Got Married Part 3 ( Why?? )
Author POV
Dengan kasar Jooyeon menghempaskan tubuhnya begitu saja ke
atas ranjang. Seperti yang dapat kita lihat sekarang, kini Jooyeon berada di
kamarnya tepatnya kamar yang baru saja ia tempati kemarin. Setelah menyaksikan
kejadiaan tadi, Jooyeon memutuskan untuk segera pulang ke rumah, iapun
membatalkan janjinya dengan nyonya Hong. Entah sudah berapa banyak airmata yang
ia keluarkan sejak tadi, yang pasti itu semua mampu membuat matanya bengkak dan
seakan kehabisan persediaan airmata.
Berulang kali ia menyalahkan dirinya sendiri atau berulang
kali juga memaki dirinya. Entah ada rasa apa yang membuatnya sekacau ini.
Keadaan ini tak seperti biasanya, tak seperti Jooyeon pada normalnya. Biasanya
walau apapun masalah yang ia hadapi, Jooyeon tetap bekerja dengan professional
tapi sekarang? Bahkan untuk menenangkan dirinya saja rasanya begitu sulit.
Waktu terus berjalan, tapi Jooyeon tetap tak bergeming
rasanya ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Lelahā¦mungkin itulah
yang ia rasakan. Matanya pun lelah, perlahan mata indah itu menutup kedua
sisinya. Dan membiarkan sang pemilik berada jauh di alam bawah sadar yang
membuatnya tenang untuk sejenak.
Eunhyuk POV
Aku kembali ke ruanganku setelah tak berhasil menghentikan Jooyeon.
Ku lihat Lyra masih bisa duduk dengan tenang tanpa memikirkan kesalahan yang
telah ia perbuat tadi. Sebenarnya ini bukan yang pertama kali dia
bermanja-manja padaku tapi baru kali inilah yang membuatku begitu geram padanya.
Rasanya ingin sekali ku layangkan tangan ini untuk menampar pipinya.
ā Sajangnim..apa kau ingin makan siang?ā tanyanya tanpa ada
rasa bersalah. Aku hanya menatapnya dengan kesal sambil berlalu ke meja kerjaku
tanpa menjawab pertanyaannya itu.
ā Kau belum makan, nanti kau sakit.ā Lanjutnya dengan penuh
perhatiaan tapi tetap saja bukan ini yang ku inginkan. Kenapa dia tak pernah
mengerti? Aku tak pernah menyukainya bahkan berpikir untuk menyukainya saja tak
pernah. Tapi kenapa dia selalu memperlakukanku secara berlebihan?. Baik..mungkin
itu kesalahanku karena tak pernah tegas padanya, tapi itu semua ada alasannya.
Lyra..dia adalah anak dari mendiang sahabat karib appa-ku.
Setelah appa-nya meninggal, Lyra hanya tinggal bersama kakaknya karena eommanya
telah memiliki keluarga baru. Dan karena itu kedua orang tuaku sangat
menyayanginya, bahkan tak jarang eomma-ku mengundangnya makan malam bersama.
awalnya aku tak pernah mempermasalahkan keberadaannya, tapi perlahan
keberadaannya sungguh menggangguku. Dan puncaknya adalah saat appa menjadikan
dia sebagai sekretaris pribadiku.
ā Aku ingin keluar, setelah jam makan siang bukankah kita
akan mengadakan pertemuan dengan Levarth Production? Kalau begitu aku harap kau
bisa mengatur jadwalnya.ā Ujarku sambil memakai jasku. Tak lupa akupun membawa
tas kerja, ponsel, dan kunci mobilku.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Setelah menandatangani kontrak dengan Levarth Production,
akupun bergegas untuk pulang ke rumah. Tapi tidakkah lebih baik aku pergi ke
butik Jooyeon dulu?. Keurae..lebih baik aku menelponnya terlebih dulu. Kenapa
tak diangkat? Jooyeon-ah apa kau sangat marah padaku?.
ā Bagaimana kalau kita makan malam bersama?ā tanya Lyra
seraya menggelayuti tanganku. Dengan segera kulepaskan tangannya seakan sinyal
penolakanku.
ā Aku ingin segera pulang.ā Jawabku dingin sambil berlalu
begitu saja darinya. Akupun membuka knop pintu mobilku, dan dengan segera
kupacu mobilku dengan kecepatan standar.
Jooyeon POV
Ku kira setelah tidur tadi aku akan merasa lebih baik, tapi
ternyata sama saja. Bahkan setelah mandipun aku tak merasakan perbedaan apapun
pada perasaanku. Aigoo..bukankah ini sudah waktunya makan malam?. Dengan segera
aku menuju dapur dan menyiapkan makan malam, yahā¦kali ini aku merasa seperti
seorang istri yang sebenarnya. itupun aku lakukan karena aku sudah lapar dan
lagipula bibi Jung tadi izin pulang beberapa hari untuk menemani anaknya yang
sakit, jadi terpaksa aku melakukannya sendiri.
Kimbab, samgyupyal dan bulgeogi rasanya cukup. Dengan cekatan
ku letakkan semua makanan itu di atas meja makan tanpa lupa menata piring,
gelas dan juga mangkuk nasi. Semuanya sudah lengkap, empat piring serta empat
gelas telah kusiapkan. Kenapa sampai saat ini mereka belum pulang? Bahkan sejak
tadi pagi aku tak melihat abouji dan eomonim. Dan diaā¦sudahlah Jooyeon tidak
usah pikirkan dia, mungkin saja dia sudah makan bersama sekretaris cantiknya
itu.
ā Kau sudah pulang?ā tanya seseorang saat aku sedang
menuangkan air. Saat ku tolehkan kepalaku ternyata dia, ya dia sudah pulang dan
sepertinya aku tak tahu harus bersikap seperti apa.
ā Makanlah..ā ujarku seraya melanjutkan kegiatanku kembali.
Diapun langsung duduk di kursi utama.
ā Apa kau masih marah?ā tanyanya seperti berbisik.
ā Makanlahā¦nanti makanannya dingin.ā Aku tak menghiraukan
pertanyaannya karena aku tak mau membahas hal itu lagi. Aku pun duduk di
sampingnya.
ā Mianhaeā¦tapi..ā segera kuselak perkataannya.
ā Bisakah kita mulai makan sekarang?ā
ā Baiklah..ā jawabnya mengalah.
ā Eommonim dan abouji kapan mereka pulang?ā tanyaku dengan
berusaha bersikap senormal mungkin.
ā Aku lupa memberitahu-mu kalau dalam waktu seminggu ini
mereka akan berada di Ulsan.ā Jawabnya yang sedang mengambil makanan.
Setelah menanyakan hal itu, rasanya lidah-ku kelu bahkan
untuk sekedar menanyakan kabarnya atau basa-basi sebangsanya. Dan beginilah
makan malamku, hening, canggung bercampur rasa kesal dalam benakku. Sungguh ini
tak nyaman, tapi keadaan saat ini tak memungkinkan untuk kami bercanda atau
bertengkar seperti biasanya.
Author POV
Seusai makan malam, kedua makhluk itupun kembali dengan diri
mereka masing-masing. Eunhyuk yang langsung menuju kamarnya, sedangkan Jooyeon
masih sibuk membareskan meja makan serta tak lupa mencuci piring. Berbeda
dengan Jooyeon, Eunhyuk hanya duduk di tepi ranjang dalam diam tanpa ada niat
untuk berganti posisi, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mandi sebelum
akhirnya ia terlelap.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Jooyeon-pun pergi
menuju kamarnya. Rasanya lelah baik jiwa maupun raga. Rencananya adalah ia
ingin segera tidur saat sampai di kamarnya nanti, tapi semuanya pupus saat ia
melihat sosok namja yang mampu membuatnya kacau seharian ini. Niatnya terurung
begitu saja meski dirinya sangat menginginkan istirahat. Iapun mengambil
beberapa lembar kertas dan berjalan menuju meja kerjanya. Dengan perasaan
layaknya berada dalam ambang melayang, ia menorehkan garis-garis tak menentu
pada kertasnya. Entah untuk apa semua torehan itu, yang pasti itulah yang ia
sedang nikmati.
Jooyeon POV
Ku kerjapkan mataku saat merasa terganggu dengan sinar
matahari yang menerpa penglihatanku. Perlahan akupun membuka mataku sambil
sesekali menstabilkan cahaya yang masuk. Aigooā¦sudah pagi rupanya, tapi..tapi
kenapa aku bisa disini? Seingatku aku tidak tidur di atas ranjang semalam, yang
aku ingat adalah aku mencorat-coret kertas dan itupun aku lakukan di meja
kerjaku. Dan yang berbeda juga adalahā¦tidak ada Eunhyuk di sebelahku. Aku
mencarinya bukan karena aku merindukannya. Hanya saja aku merasa heran.
Ku tengok jam weker yang berdiri manis di meja kecil di
samping ranjang. Omona sudah jam setengah sembilan pagi? Pantas saja monyet itu
sudah tak ada disini. Tapi kenapa dia tak membangunkanku, dan yang terpenting
kenapa dia memindahkanku ke ranjang. Ku lihat ada secarik kertas yang terletak
di bawah jam weker. Ku ambil kertas itu dan ku baca.
Maaf saat kau bangun
aku sudah tak ada
Maaf karena aku tak
membangunkanmu
Dan maaf untuk
kejadian kemarin, tapi aku
harap kau tidak tidur
meja lagi karena kejadian itu.
aku tak beharap kau
bisa memaafkanku atas kejadian kemarin,
yang pasti aku hanya
minta agar kau tak mendiamkanku,
aku lebih memilih kau
marahi daripada seperti ini
baiklah..hanya itu
pesanku dan untuk sarapan kau bisa langsung memakannya, karena sudah aku
siapkan semua.
Lee Hyukjae.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang tanpa tahu apa yang
harus kuubah setelah membaca surat ini. Kenapa selalu ini yang dia katakan?
Kenapa? Dan anehnya kata-kata itu bagai mantra untukku. Baiklah..apapun itu aku
tak peduli. Tunggu..bukankah hari ini aku akan ada janji dengan nyonya Hong?
Aigooā¦bagaimana bisa aku lupa? Tapi rancanganku? Bukankah masih ada padanya?.
Ya ampun Lee Jooyeon kenapa kau bisa seceroboh ini?.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Akupun segera bergegas ke kantor Eunhyuk menggunakan taksi.
Sepanjang perjalanan entah sudah berapa kali aku mewanti-wanti diriku untuk
siap dengan apapun yang akan kulihat disana nanti. Yang pasti meskipun kejadian
kemarin itu terjadi lagi, aku tak kan peduli karena tujuanku kesana adalah untuk
mengambil rancanganku.
Dan akhirnya akupun sampai di kantornya. Taksipun berhenti
tepat di depan Leesang Company. Setelah membayar ongkos, akupun segera keluar
dari taksi itu dan dengan terburu-buru memasuki gedung tinggi itu. Tempat
pertama yang kudatangi adalah meja receptionist untuk menanyakan keberadaan
monyet itu. Tak henti-hentinya aku dihujani sapaan hormat para karyawan di sini
yang membuatku harus menjaga sikapku.
Seperti biasa dan seperti yang selalu ku lakukan saat datang
ke ruangannya, aku tak pernah mengetuk pintunya. Karena ketukan pintu itu akan
membuat orang di dalam sana akan menyadari keberadaanku dan itu membuatku tak
bisa melihat kegiataan yang sebenarnya sedang dilakukan olehnya. Kubuka pintu
itu perlahan sehingga bisa ku lihat sesosok namja tengah berkutat dengan
beberapa kertas seraya memainkan sebuah pulpen. Sejauh ini aku tak melihat
keberadaan makhluk yang selalu menempel dengannya.
Akupun menghampirinya dan sebisa mungkin tak membuat suara
sedikitpun. Aigoo..apa dia sangat konsentrasi? Atau aku yang begitu pandai
mengendap-endap? Kenapa dia tak menyadari keberadaanku.
ā Apa kau sibuk?ā tanyaku yang mampu membuatnya meletakkan
semua perabotnya.
ā Eh? Kau? Sejak kapan?ā tanyanya gelagapan.
ā Sejak kau membaca kertas itu dan beralih pada kertas yang
lain.ā Jawabku sambil duduk di hadapannya. Sesekali aku mengedarkan pandanganku
mencari sosok yeoja yang tak bisa ku deskripsikan itu.
ā Kau sedang mencari apa?ā tanyanya yang menghentikan mataku
yang sedang bergerilya.
ā Ah..anni..ā elakku sambil mengibas-ngibaskan tanganku.
ā Jinjja? Lalu apa kau tidak mencari ini?ā iapun
mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya. Dan ternyata itu adalah map-ku, map
berisi kertas rancanganku. Dengan segera ku rebut map yang ada dalam genggamannya
itu.
ā Katanya tidak..ā katanya terpotong saat aku menatapnya
tajam.
ā Baiklah kalau begitu aku pergi dulu.ā Pamitku dan berlalu
begitu saja tanpa banyak basa-basi.
ā Yak..apa yang kau lakukan?ā aku terkejut saat ia menggenggam
tanganku dan membawaku untuk mengikutinya.
ā Akan ku antar.ā Jawabnya.
ā Baiklah kalau kau memaksa.ā Tanggapku.
ā Annyeong sajangnim, Nyonya Leeā sapa beberapa karyawan
saat aku dan Eunhyuk keluar dari ruangannya.
ā Annyeong..aku duluan.ā Sapaku balik tanpa lupa memberi
senyum terbaikku. Sedangkan orang yang menarik tanganku ini, hanya
menganggukkan kepalanya. Sebenarnya inilah salah satu alasanku kenapa tak
memberontak digenggam oleh si monyet ini. Di sini kami bak sepasang artis yang
ketahuan sedang kencan dan menimbulkan perhatian yang hanya tercurah pada kami.
Dan kalian tahukan kalau aku tidak mungkin berlaku kasar pada Eunhyuk disini,
karena itu sama saja menghancurkan image-ku sendiri.
ā Sepertinya kau sangat menikmati status nyonya Lee-mu itu,
berarti kau memang bahagia menjadi istriku.ā Ujarnya yang membuat tanganku
mendadak gatal ingin menjitaknya.
ā Yakā¦sebelum jadi istrimu nama margaku memang Lee.ā Jawabku
sedikit merengut karena tak bisa meluapkannya dengan sebuah jitakan.
ā Sajangnim..istrimu cantik sekali.ā Puji salah satu namja
yang juga karyawan disini. Tak hanya itu yang ku dengar, mereka juga memuji
keserasian kami. Aigoo..sepertinya yang bicara seperti itu perlu dipertanyakan
kesehatan matanya.
In Eunhyukās Car
Tak seperti kemarin pagi, kini keadaan di mobil Eunhyuk
terasa jauh lebih baik. Diapun banyak sekali bicara dan juga menjadikanku bahan ledekannya. Dan seperti
ini, maksudku seperti ini jauh lebih baik. Sebenarnya aku ingin sekali
menanyakan sesuatu padanya, tapi aku tak tahu akan menaruh mukaku dimana
setelah menanyakan pertanyaan itu.
ā Eunhyukā¦ā
ā Wae?ā
ā Sekretarismu maksudku Lyra..ā kalimatku menggantung begitu
saja. jujur bukan karena ingin membuat dia penasaran, hanya saja aku bingung
bagaimana memulai pertanyaannya. Ku rasakan dia menepikan mobilnya dan ku
pandang ke sekitarku, tapi ini belum sampai butikku. Kulirik ia yang tertunduk
dengan tangan masih memegang kendalinya, dia hanya diam.
ā Dia hanya sekretarisku. Waktu itu kau pernah bertanya
apakah dia menyukaiku, dan jawabannya adalah iya. Iya dia menyukaiku.ā Ucapnya
sambil menatapku serius.
ā Aku tak tahu kenapa tapi aku tak ingin kau salah paham.ā
lanjutnya lalu kembali melanjutkan perjalanan. Setelah itu kini suasana kembali
tidak nyaman. Ini salahku karena menanyakan hal itu, dan lihatlah sekarang dia
jadi diam.
ā Oh yaā¦besok malam kita diundang di acara reuni SMP.ā
Ucapnya.
ā Jinjja?ā tanyaku semangat.
ā Ne..apakah kau bisa datang?ā
ā Pasti..ā jawabku dengan antusias.
ā Siapa yang mengundangmu?ā tanyaku.
ā Hyora.ā
ā Apa kau masih berhubungan dengannya?ā selidikku.
ā Annioā¦apa kau pikir aku gila? Bagaimana bisa aku
berhubungan dengan wanita yang telah memiliki suami?.ā Jawabnya tak terima.
Tapi entah kenapa ada yang mengganjal. Dia bilang dia tak berhubungan dengan
Hyora karena Hyora telah bersuami, tapi dia tak mengatakan juga karena dia
telah memiliki seorang istri.
ā Mungkin sajaā jawabku dengan acuh tak acuh.
ā Lalu kau? Apa kau masih berhubungan dengan Donghae?ā
tanyanya.
ā Hmmmā¦.aku sudah tak berhungan dengannya saat ia memutuskan
kuliah di New York.ā Jawabku.
ā Jinjja? Berarti kau sangat beruntung, karena sepertinya
kau bisa bertemu dengannya besok.ā Akupun langsung menoleh kearahnya, seolah
meminta konfirmasi atas ucapannya.
ā Ahhā¦rasanya aku tak sabar untuk reuni besok.ā Seruku
sambil kembali ke posisiku. Bertemu dengan Lee Donghae, yah..dia adalah mantan
pacarku saat SMA. Dan entah kenapa aku merasa sangat senang akan bertemu
dengannya.
ā Baiklah sudah sampai.ā Ujarnya seraya menghentikan laju
mobilnya.
ā Keuraeā¦sampai jumpa dirumah.ā Seruku saat ingin keluar.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
Author POV
Layaknya kemarin, hari ini Jooyeon kembali menyiapkan makan
malam sendiri. tapi tak seperti kemarin, kali ini dia hanya menyiapkan dua
porsi saja. Tak lama Eunhyuk-pun pulang dan tanpa diperintah langsung
bertengger di kursi meja makan.
ā Kemana bibi Jung?ā tanya Eunhyuk pada Jooyeon yang masih
sibuk bolak-balik.
ā Dia izin untuk menemani anaknya yang sakit.ā Jawab
Jooyeon.
ā Ini kau yang memasak atau kau beli di restaurant?ā tanya
Eunhyuk mengintrogasi.
ā Aku yang memasaknya.ā Jawab Jooyeon dengan jutek.
ā Mashita..ā seru Eunhyuk. Jooyeon hanya menatap Eunhyuk
dengan heran karena namja di hadapannya ini sangat ekspresif.
ā Apa kau telah menunjukkan rancanganmu itu?ā tanya Eunhyuk
antusias.
ā Eh? Sudahā¦kenapa kau bisa tahu kalau map itu berisi
rancangan? Ahā¦apa kau membukanya?ā tuduh Jooyeon sambil mengarahkan garpunya ke
depan wajah Eunhyuk.
ā Aku hanya membukanya sekali.ā Jawab Eunhyuk.
ā Tapi tetap saja kau membukanya.ā Sungut Jooyeon.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Jooyeon POV
Aku masih sibuk membereskan ranjangku sekaligus mengatur
batas kekuasan masing-masing sesuai dengan kesepakatan awal kami. Baiklah
siapā¦dua guling telah berada di tengah sebagai tanda pembatas. Tak lama Eunhyuk
keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju tidur yang melekat di tubuhnya.
ā Apa aku boleh tidur disini?ā tanyanya yang masih berdiri
di samping ranjang.
ā Neā¦dan ingat! Kau tidak boleh melewati batas yang telah
kubuat, atau tidak, dengan senang hati aku akan menendangmu keluar dari kamar
ini.ā Terangku yang membuatnya membelalak kaget.
ā Selamat tidur.. Oh ya jangan lupa matikan lampunya!ā
akupun langsung membaringkan tubuhku membelakangi guling pembatas itu. Dengan
tujuan saat aku bangun nanti, aku tidak akan melihat wajah si monyet itu.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Author POV
Jooyeon yang telah selesai bersiap untuk pergi ke acara reuni,
kini tengah duduk termangu menunggu kedatangan suaminya. Karena sesuai janji,
mereka akan pergi bersama. Tapi sampai sekarang Eunhyuk tak kunjung pulang.
Kekhawatiran menjalar dalam benak Jooyeon, yang ia pikirkan adalah kemungkinan
kalau Eunhyuk lupa dengan janji hari ini.
DRRRTDRRTT
Tiba-tiba ponsel Jooyeon bergetar, tanda ada sebuah pesan
yang baru saja masuk. Dengan lihai jari-jarinya memainkan papan tombol
ponselnya, sehingga ia dapat membaca sebuah pesan yang ternyata berasal dari
Eunhyuk.
From: Eunhyuk
Mian..mungkin aku masih dalam perjalanan dan mungkin aku
akan terlambat, lebih baik kau pergi ke sana duluan saja, nanti aku akan
menyusul.
Dengan cekatan Jooyeon-pun membalas pesan itu.
To: Eunhyuk
Keurae aku pergi duluan, hati-hati.
Jooyeon POV
Dengan amat terpaksa akupun berangkat sendiri dengan
menggunakan taksi. Andai saja appa membawakan mobilku ke rumah Eunhyuk, pasti
sekarang aku tak usah repot-repot naik taksi. Akupun memberikan perintah sang
supir untuk berhenti tepat di depan sebuah gedung yang berhias lampu terang.
Banyak juga yang keluar masuk entah sendiri atau bersama pasangannya. Akupun
turun dari taksi dan segera memasuki gedung itu. setelah mengisi buku tamu,
akupun disambut oleh beberapa temanku.
ā Jooyeon-ahā¦kau sendiri?ā tanya Soo Ah.
ā Eunhyuk mana?ā tanya Chaeri sambil mengedarkan
pandangannya.
ā Dia masih di perjalanan.ā Jawabku singkat. Merekapun
mengajakku masuk dan bertemu beberapa temanku yang lain. Tidak sedikit aku
terlibat perbincangan, entah sekedar menanyakan kabar atau membicarakan masa
sekolah dulu.
ā Kau tahu tidak kalau Shinhye baru saja melahirkan?ā tanya
Soo Ah.
ā Tidakā¦aku saja tidak tahu kalau dia hamil.ā Jawabku
seadanya. Aigooā¦aku kan memang tak terlalu dekat dengan Shinhye, jadi mana aku
tahu.
ā Dia baru saja melahirkan kemarin, anaknya itu perempuan.ā
Sahut Eunseo.
ā Jooyeon..ā sapa seseorang yang menghampiriku.
ā Hyora apa kabar?ā sapaku kepada seorang yeoja yang
tepatnya bernama Hyora.
ā Baik..oh ya Eunhyuk eodisseo?ā tanyanya.
ā Dia masih di jalan.ā Jawabku tanpa menghilangkan senyumku.
ā Keuraeā¦aku ke sana dulu ya.ā Ujarnya.
Hahā¦dia menyapaku hanya untuk menanyakan keberadaan Eunhyuk?
Jinjja!. Bukankah dia sudah memiliki suami? Kenapa dia masih mencari suami
orang?.
ā Wae? Kau cemburu?ā ujar Chaeri yang membuatku ingin sekali
menginjak kakinya.
ā Mwo? Apa kau bilang? Cemburu? Cishh..ā gerutu tak terima.
ā Sudahlah..biarkan saja dia mempertahankan gengsinya itu
dan kita lihat sampai kapan ia bertahan.ā Ucap Eunseo.
ā Neā¦tinggal kita tunggu saja.ā timpal Soo Ah. Kenapa mereka
senang sekali meledekku? Dan kenapa bahan ledekannya selalu sama? Selalu saja
meledekku cemburu pada Hyora.
ā Sudah lama tidak bertemu.ā Ucap seseorang yang baru saja
menepuk bahuku. Ku balikkan badanku dan ternyata sosok yang sudah hampir 7
tahun lamanya tak ku temui kini berdiri tepat di hadapanku.
ā Donghae..ā gumamku saat melihat sosoknya yang tengah
berdiri di hadapanku. Dan tak ada yang berubah darinya, apalagi senyumnya.
ā Bogoshipeo..āujarnya yang langsung memeluk tubuhku. Tak
lama iapun melepaskan pelukannya dan menatap mataku lekat.
ā Yak..kau mau membawaku kemana?ā tanyaku panik saat ia
menarik lenganku.
ā Aku hanya ingin melepas rinduku saja, apa kau tak rindu
padaku?ā
ā Bukan seperti itu.ā elakku.
ā Bagaimana keadaanmu sekarang?ā tanyanya sambil menatap
keluar jendela ruangan ini.
ā Seperti yang bisa kau lihat, aku baik-baik saja.ā jawabku.
ā Dan kau bagaimana dengan dirimu? Kalau ku lihat sepertinya
kau sudah menjadi seorang CEO muda.ā Tanyaku padanya. Ia hanya tersenyum sambil
mengacak rambutku pelan.
Eunhyuk POV
Aku baru saja sampai tapi aku belum juga melihat keberadaan
Jooyeon. Apakah ia belum sampai?. Sedangkan mataku masih sibuk mencari
sosoknya, kurasakan ada yang merangkulku dari belakang.
ā Yakā¦kenapa terlambat!ā seru Kyuhyun.
ā Neā¦kenapa kau membiarkan istrimu pergi sendiri?ā kini
giliran Siwon yang ambil bagian.
ā Ah..aku baru saja pulang dari kantor, jadi aku menyuruhnya
untuk datang lebih awal.ā Jelasku yang membuat mereka hanya mengangguk-angguk.
Tapi tunggu! Mereka tahu kalau Jooyeon pergi sendiri, berarti mereka sudah
melihat Jooyeon.
ā Jooyeon eodisseo?ā tanyaku sambil berkeliling bersama
mereka.
ā Tadi kulihat ia bersama Soo Ah dan temannya yang lain.ā
Jawab Siwon. Tak lama Kyuhyun datang dengan membawakan minuman untukku dan
Siwon.
ā Bagaimana?ā tanya Kyuhyun dengan sorot mata jahilnya.
Jujur aku tak mengerti dengan pertanyaannya. Bagaimana apanya?.
ā Maksudmu?ā tanyaku balik.
ā Bagaimana kehidupanmu setelah menikah?ā tanya Kyuhyun
dengan pertanyaan yang lebih jelas.
ā Biasa saja tak ada yang berubah.ājawabku sekenanya. Aku
sendiri juga tak tahu pasti dengan kehidupanku sekarang.
ā Sudah pasti berubah Hyuk, hanya saja kau belum
menyadarinya.ā Sahut Siwon sambil menenggak minumannya.
ā Pasti ada sesuatu yang berubah, tapi karena kau tak pernah
merencanakannya, jadi kau tak begitu menyadari perubahan itu.ā lanjut Siwon
yang sepertinya sudah sangat paham.
ā Mungkinā¦ā aku hanya menggedikkan bahuku.
Tak lama, kulihat sosok Soo Ah yang tengah bercengkrama
dengan teman lainnya. Ku teliti satu persatu orang-orang yang ada di
sekitarnya, tapi tak ku temukan sosok Jooyeon diantara kerumunan yeoja itu.
ā Aku mau mencari Jooyeon dulu..ā pamitku pada kedua temanku
dan beralih menghampiri Soo Ah. Ku tepuk bahunya dengan maksud mengalihkan
pandangannya.
ā Eunhyuk? Wae?ā kagetnya saat melihat sosokku.
ā Jooyeon mana?ā tanyaku.
ā Kalau tidak salah dia sedang bersama Donghae, tapi aku tak
tahu mereka kemana.ājawabnya yang membuatku jengkel.
Akupun segera melangkahkan kakiku mencarinya. Entah kenapa
tapi aku tak ingin membiarkannya bersama Donghae. Dan selalu alasan ini yang
ada di benakku dari dulu sampai saat ini. Mungkin ini semua kulakukan agar aku
tak kehilangan dirinya, yah..dulu aku memang sering mengacaukan pertemuan
Donghae dan Jooyeon dan itupun karena aku tak ingin Jooyeon melupakanku yang
notabenenya adalah sahabatnya.
Kuedarkan pandanganku berusaha menemukan sosok yang ingin
sekali ku bawa pergi dari sosok namja yang sedang bersamanya. Apa mereka masih
berada di ruangan ini? Kenapa aku tak kunjung menemukan sosoknya? Aigooā¦dibawa
kemana istriku itu oleh si ikan mokpo?.
ā Apa kau lihat Jooyeon?ā tanyaku pada siapa saja yang ada
di depanku.
ā Jooyeonā¦tadi dia keluar bersama Donghae.ā Jawab yeoja itu
yang langsung berlalu.
Apa katanya? Keluar bersama Donghae? Kenapa dia mau?. Akupun
berniat untuk meninggalkan tempat ini dan segera pulang ke rumah untuk
menunggunya pulang.
Author POV
Berulang kali Eunhyuk memanggil nama sang istri sesampainya
ia di rumah. Tapi nihil, tak ada jawaban dan tanda-tanda keberadaannya.
Eunhyukpun memutuskan untuk segera mandi. Seusai mandi tetap saja ia tak
menemukan sang istri. Dalam benaknya amat kacau, sebenarnya ia tak mau
memikirkan hal ini, hanya saja pikiran itu sendiri yang datang tanpa dipinta.
Kenapa harus selalu
seperti ini? Kenapa selalu Donghae yang menjadi pusat perhatianmu? Kenapa kau
pergi tanpa memberi kabar apapun?. Dan
pada akhirnya kau akan menceritakan semua kegiatanmu bersama namja itu, dan
ternyata itu tak pernah berubah, bahkan sampai kini, sampai aku telah sah
sebagai suamimu baik secara hukum ataupun agama. Hhhhā¦ternyata dengan statusku
sekarang, tetap saja tak bisa merubah semuanya. Pikir Eunhyuk dalam
benaknya. Kini mungkin raganya tengah berkutat dengan tugas kantor, tapi tetap
saja pikirannya sedang melayang entah kemana.
Ceklek
Pintu kamar terbuka dan munculah sesosok yeoja yang sedari
tadi memenuhi benak Eunhyuk. Tak ada kalimat sapaan yang Eunhyuk berikan, ia
tetap saja tak menghiraukan keberadaan yeoja itu, meski sebenarnya ia ingin
sekali bercengkrama dengan yeoja itu.
ā Kau sudah pulang.ā Ucap Jooyeon sembari meletakkan tasnya.
ā Seperti yang bisa kau lihat.ā Jawab Eunhyuk dingin. Tak
ada kontak mata atau sekedar menatap lawan bicaranya, Eunhyuk tetap saja
berkutat dengan pekerjaannya.
ā Apa tadi kau datang?ā tanya Jooyeon lagi.
ā Tidakā¦lagipula tidak ada yang menarik disana, jadi untuk
apa aku datang.ā Jawab Eunhyuk yang menyulut emosi Jooyeon. Merasa begitu
lelah, Jooyeonpun hanya bisa mendengus kesal dan berlalu menuju kamar mandi.
Jooyeon POV
Kenapa dia begitu menyebalkan? Aku hanya bertanya dan itupun
secara baik-baik, tapi kenapa dia menjawabnya seperti itu? membuat orang kesal
saja. seusai mandi, kulihat Eunhyuk masih berkutat dengan pekerjaannya. Apa dia
tak pegal sedari tadi duduk dengan posisi seperti itu?. Akupun langsung
bergegas ke dapur untuk membuat sesuatu yang mungkin saja bisa membantunya.
ā Igo..ā akupun memberikan segelas coklat hangat untuknya.
Akupun menarik kursi meja kerjaku dan meletakkannya berhadapan dengan posisi
eunhyuk sekarang. Dia tetap tak bergeming, bahkan menyentuh gelas sajapun
tidak.
ā Minumlah..ā suruhku. Dia tetap tak bereaksi, akupun
menenggak minumanku dengan kesal. Apa dia tak bisa menghargaiku? Setidaknya dia
mencicipi sedikit.
ā Apa kau telah bertemu dengan Donghae?ā tanyanya sambil
mengangkat kepalanya yang dari tadi hanya fokus dengan pekerjaannya.
ā Ne..tadi dia juga yang mengantarku pulang.ā Jawabku sambil
menyesap coklatku.
ā Jeongmal? Pantas saja kau sangat bahagia.āucapnya lalu
menyeruput coklat buatanku.
ā Harusnya tadi kau datang, pasti kau akan bertemu dengan
Hyora.āseruku yang hanya mendapatkan delikkan matanya.
ā Apa ada masalah?ā tanyaku yang heran dengan tingkahnya.
ā Tidak..ā jawabnya singkat yang malah mengundang rasa
penasaranku.
ā Lalu, kenapa kau..ā belum selesai aku berbicara, dia sudah
beranjak dari tempatnya.
ā Sebenarnya kau kenapa? Kenapa kau senang sekali
berubah-ubah? Itu sungguh membuatku tak bisa mengerti dirimu!ā kesalku yang
membuatnya berbalik.
ā Maaf nona Lee Jooyeon, tapi aku tak pernah memintamu untuk
mengerti diriku. Jadi kau tak perlu repot-repot menanyakan keadaanku ataupun
masalahku!ā ujarnya yang tak kalah kesal. Tapi kenapa? Kenapa dia yang kesal? Bahkan
aku tak membuat kesalahan apapun, tapi kenapa dia sungguh menyebalkan?.
ā Apa salah kalau aku ingin mengerti suamiku sendiri?ā
akupun tersulut emosi dan berteriak lebih keras darinya.
āTckā¦aku mungkin suamimu yang sah di mata hukum maupun
agama, tapi di matamu aku hanya seorang yang tak lebih sebagai penghalang
untukmu dengannya. Jadi kusarankan jangan paksakan dirimu nyonya Lee!ā jawabnya
yang mampu membuat nafasku tercekat. Kenapa dia bisa bicara seperti itu?. aku
tahu bahkan aku sangat tahu, kalau kami menikah atas perjodohan, tapi aku tak
pernah menganggap pernikahan ini sebagai mainan.
ā Kenapa kau bicara seperti itu? sekalipun aku tak pernah
berpikir seperti itu!ā teriakku lagi.
ā Kenapa kau suka sekali mengambil kesimpulan sendiri, hah?ā
ujarku lagi. Dia hanya menghela nafasnya panjang.
ā Sudahlah tidak usah bahas lagi, aku lelah!ā ucapnya yang
langsung berlalu menuju ranjang.
Eunhyuk POV
Tidurku tadi malam tak begitu nyenyak, entah kenapa aku
merasa sangat bersalah karena sudah membentaknya semalam, tapi di satu sisi aku
tak bisa mengendalikan diriku. Kulihat ia sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi.
Tak ada perbincangan diantara kami, dia hanya bersuara untuk menyuruhku makan
dan setelah itu tak ada lagi yang ia ucapkan.
ā Aku duluan.ā Ujarnya seraya bangkit dari kursinya.
ā Chakkaman..ā ucapku yang membuatnya berhenti.
ā Kajja kita berangkat bersama.ā akupun bangkit dan berlalu.
In Eunhyukās Car
Kulirik ia melalui ekor mataku, ia hanya memainkan
ponselnya. Dan tak ada niatan sedikitpun untuk mengajaknya bicara dalam
benakku. Aku hanya ingin menenangkan diriku untuk saat ini, lagipula aku juga
tak tahu apa yang harus ku katakan..
ā Gomawo..ā ucapnya sebelum keluar dari mobilku. Aku tak
bereaksi sama sekali, aku hanya mengalihkan pandanganku ke arah lain.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
~ ~ At Obushi CafƩ ~
~
Seperti biasa saat jam makan siang tiba, aku selalu datang
kesini, meski tak jarang aku juga datang ke tempat lain. Ini adalah tempat
kenangan untukku dimana aku bisa mengenang masa kecilku bersama Jooyeon.
Disinilah tempat kami biasa kunjungi setelah pulang sekolah dulu. Aku juga
sudah tak tahu sudah berapa kali kami menghabiskan waktu kami disini.
ā Ini ahgasshi!ā ucap seorang pelayan sembari meletakkan
pesananku.
ā Gamsahamnida.ā Ucapku. Tiba-tiba mataku menangkap sesosok
yang tak asing lagi dengan indera penglihatanku. Dia maksudku Jooyeon sedang duduk
di bangku yang letaknya dekat dengan jendela, bersamanya ada seorang namja yang
rasanya juga pernah kulihat sebelumnya. kupicingkan mataku untuk memastikan
jati diri namja itu. Dan tepat! Dia adalah Donghae. Bagaimana bisa
merekaā¦.Arghhh..
Ku keluarkan ponselku dan dengan cepat ku tekan panggilan
cepat yang tepatnya untuk menghubungi Jooyeon.
ā Eodisseo?ā tanyaku tanpa basa-basi.
ā Aku sedang makan siang di Obushi cafĆ©, wae Eunhyuk-ah?ā
jawabnya sekaligus bertanya. Bagusā¦ternyata dia tak berbohong.
ā Annie..oh ya coba kau berbalik ke belakang!ā perintahku
tanpa mematikan panggilan. Perlahan iapun membalikkan badannya dan ekspresi
terkejut amat kentara meski tak berlebihan.
ā Eunhyukā¦ā desisnya yang bisa kudengar melalui ponselku.
TBC
Annyeong yeorebeunā¦ā¦
Aku balik lagi! Dan lagi-lagi dengan membawa kelanjutan FF ini.
Pertama aku mau minta maaf sama readers yg nungguin Love need effort,
karena aku belum bisa lanjutin sekarang. Jujur aku lagi gak dapet feel
buat ngetiknya.
Tapi tenang aja kok!! Kalau ada mood+ide, pasti aku tulis.
Gimana ya? Hmmmā¦yang pasti begitu. Aku bingung mau ngomong apa lagi.
Ya udahlah ff ini aku persembahin buat siapa aja yg bersedia baca.
Okā¦sampai disini dulu ya..
Annyeongā¦.
Thanks
GSB
eunhyuk pengertian banget sama jooyeon...tp jooyeon kurang peka sama perasaan eunhyuk..
ReplyDeletehohoho...biarin aja eunhyuk berjuang dpetin jooyeon..*tawaevilbrgkyuhyun*
Delete