We Got Married Part 4 ( Well.. )










 

Jooyeon POV





“ Annie..oh ya coba kau berbalik ke belakang!” perintahnya tanpa mematikan panggilan. Perlahan aku membalikkan badanku seperti yang ia perintahkan.“ Eunhyuk…” desisku saat melihat sesosok namja yang sedang tersenyum padaku seraya melambaikan tangan kanannya. Jujur aku sangat terkejut dengan keberadaannya yang tiba-tiba saja bisa ada disini. Ku lihat ia bangkit dari bangkunya sambil mengangkat makanan dan minumannya. Perlahan berjalan ke arahku. “ Lama tidak bertemu Hyuk..” tegur Donghae pada Eunhyuk yang kini duduk di sampingku.



“ Ne..bagaimana kabarmu Hae?” sapa Eunhyuk sambil menyunggingkan senyumnya. Entah kenapa aku jadi merasa risih dengan kehadiran Donghae di sini. “ Baik..bagaimana denganmu? Ku dengar kau mulai meneruskan perusahaan ayahmu.” Balas Donghae yang menarik bangkunya agak merangsek ke depan. 
“ Begitulah…” jawab Eunhyuk dengan menggedikkan bahunya sambil menyesap chocolate latte-nya dengan penuh minat.




“ Oh ya..bagaimana kalian bisa kesini bersama?” tanyanya dengan nada yang amat menuntut. Sebenarnya aku tak masalah dan ku rasa dia juga tak akan masalah kalau tahu,
Donghae yang mengajakku ke tempat ini.




“ Tadi aku yang mengajaknya ke sini. Kupikir makan siang bersama akan lebih menyenangkan makanya aku menjemputnya di butik.” Jawab Hae dengan sangat amat jelas. Tiba-tiba ku dapatkan mata Eunhyuk yang sedang beralih menatapku. Aku hanya mengerutkan keningku. Aku tak tahu harus bicara apa. “ Arraseo…” eunhyuk hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum samar. Tangannya kembali meraih sedotan di gelasnya.




“ Ini ahgasshi!” dengan ramah seorang pelayan wanita meletakkan pesananku di atas meja. Iapun membungkukkan badannya saat semua pesanan telah ia letakkan dengan rapih. Segera ku ambil segelas besar espresso coffee penuh dengan tumpukan ice cream pesananku.



“ Kekanakan! Selalu saja penuh dengan ice cream! Apa kau ingin pemilik café ini gulung tikar, karena kau meminta tambahan ice cream sebanyak ini?” ujar Eunhyuk yang lebih tepatnya sedang mengejekku. Ku lirik dirinya memintanya untuk diam.


“ Aigoo…kalian tidak pernah berubah bahkan sampai sekarang.” Ucap Donghae di sela-sela tatapan nanarku pada monyet di sebelahku. “ Maksudmu?” tanyaku dengan nada yang masih kesal karena monyet sialan ini.




Donghae tersenyum lagi dan membenarkan posisi duduknya. “ Ya…kalian masih berhubungan dengan baik, meski tak jarang kalian bertengkar tapi kalian bisa mengenal satu sama lain dengan baik.” Tukasnya dengan senyum lembut yang tak luntur dari bibirnya. Apa katanya? Mengenal satu sama lain dengan baik? Cihhh…dia tak tahu saja yang sebenarnya.




Mendengar ucapan Donghae barusan hanya membuatku jadi mual. Tapi tidak dengan orang di sampingku. Dia malah mencondongkan badannya lebih dekat dengan pinggiran meja. Cengiran lebar terpatri di wajahnya mampu membuat siapapun yang melihatnya akan merasa iba.



“ Memang bukankah itu yang diperlukan dalam hubungan suami istri? Kalau mengenal satu sama lain dengan baik? Kurasa aku sebagai suaminya be…”



“ Nde? Suami?” selak Donghae sambil mengerutkan keningnya. Aigoo…aku lupa menceritakan pada Donghae kalau monyet di sebelahku ini adalah suamiku. Aigoo…pasti dia sangat terkejut. Tapi dugaanku salah. Donghae malah tertawa malah sangat terbahak-bahak. “ Aigoo…kau itu senang sekali bercanda! Dulu kau juga pernah membuatku geger dengan mengaku sebagai namjachingu-nya Jooyeon dan ternyata kau hanya pura-pura agar Mirae tak terus mengejarmu. Tapi untuk kali ini aku tak sebodoh itu Hyuk…hahahaha.” Racaunya yang membuatku dan Eunhyuk menatap satu sama lain.




Aku berusaha untuk menjernihkan semuanya. Ku hirup udara sebanyak yang kubisa, dalam benak ku rangkai semua kalimat yang ingin ku katakan dengan rangkaian yang tertata rapih agar tak lagi meninggalkan kesalahpahaman.





“ Kali ini memang benar Donghae-ah! Aku maksudku kami memang sudah menikah sekitar dua minggu yang lalu.” tegasku tanpa mengurangi atau melebihkan fakta yang ada. Kini wajahnya perlahan melesu. Kenapa perubahan ekspresi orang ini begitu cepat? Tadi dia tertawa dengan sangat lepas dan semenit kemudian wajahnya bertekuk jadi sembilan.





Berulang kali ia menghela nafasnya dan sesekali mengaduk minumannya. Kemudian menyeruput minumannya perlahan. Ku rasa ia belum sepenuhnya percaya atau mungkin dia memang tak percaya?. Setelah cukup lama menundukkan kepalanya, kini ia mengangkat wajahnya dan menatapku, walau setelah itu kembali membalikkan bola matanya. “ Keurae…aku duluan! Aku ada janji! Kapan-kapan kita makan siang bersama lagi!” dia bangkit dari kursinya dan tak lama melangkahkan kakinya menjauh dari meja ini.





“ Sepertinya dia sangat terpukul!” gumam Eunhyuk yang kini tengah asyik dengan makanannya. “ Dia sangat aneh!” tambahku. Tiba-tiba kurasakan orang sebelahku menyentuh lenganku dengan penuh keraguan yang dapat kurasakan dalam sentuhannya. Dia menatapku yang kini juga menatap dirinya.



“ Kau tahu kenapa dia seperti itu?”
“ Karena dia pikir kita hanya bergurau seperti waktu SMP dulu.” menurut pendapatku memang seperti itu. aku ingat benar kalimat yang barusan ku ucapkan dan seingatku tak ada yang lucu dalam kalimatku. Tapi tidak dengan namja ini, dia malah tersenyum.
“ Bukan itu bodoh! Dia seperti itu karena dia masih mengharapkanmu, berharap bisa bersamamu.”




“ Hmmm? Benarkah?” gumamku dengan penuh tanya. Aku memang bukan gadis remaja yang begitu polos dan tidak mengetahui hal-hal sepele. Tapi aku benar-benar tidak tahu kalau Donghae masih mengharapkanku. Bahkan setelah kami berpisah bertahun-bertahun.




Kulirik orang sebelahku yang masih sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Mendengar ucapannya tadi, membuatku berpikir apakah dia…., tidak mungkin! Itu bukan gayanya. Ia menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arahku. “ Cepat habiskan makananmu setelah itu akan kuantar kau ke butik.”ucapnya yang kemudian melanjutkan aktivitas sebelumnya.





..............






Eunhyuk POV



~ ~ At LeeSang company ~ ~



Aku masih memainkan bolpoin dalam genggamanku sambil memutar kursiku. Sebenarnya tak ada yang menarik dengan kegiatanku ini, hanya saja aku merasa nyaman seperti ini. Entahlah…pikiranku sedang tak menentu. Ini bukan karena tugas kantor yang menumpuk, bahkan hari ini sangatlah senggang daripada kemarin. Tapi aku terus saja merasa gelisah. Tak jarang aku mengubah posisi dudukku, karena perasaanku yang makin tak menentu.



Kuketuk-ketukan jemariku di atas meja. Mencoba mengalihkan beban hati. Sebenarnya bukan beban, tapi apa ya?. Mungkin keresahan hati lebih tepatnya. Aku mendegus kesal saat ku dapati fakta, kalau sampai sekarang aku belum bisa tenang. Kulirik arloji yang kini melingkar apik di lengan kiriku. Jam tujuh? Lebih baik aku pulang sekarang. Lagipula aku memang sudah tidak punya tugas yang harus ku kerjakan.




………………..





~ ~ At Eunhyuk Family House ~ ~



“ Aigoo..tumben kau pulang lebih awal.” Ujar eomma saat aku melewati ruang tengah dimana ia sedang bercengkrama dengan pria yang umurnya 11-12 dengannya. Sepertinya mereka sedang menikmati waktu senggangnya. Lihatlah bahkan mereka saling berpegangan tangan, padahal yang sedang mereka sedang saksikan adalah berita kebakaran di daerah distrik Nowon-gu.



“ Hari ini tugasku tak begitu banyak, jadi aku memilih untuk pulang lebih awal.” Jawabku yang entah didengarkan atau tidak. Tapi sepertinya, suaraku tadi didengar. Buktinya appa langsung menoleh ke arahku. Dia menatapku sambil tersenyum aneh, kemudian menoleh ke arah eomma. “ Yah…memang seperti itu kalau sudah menikah, rasanya ingin cepat-cepat pulang.” Ujar appa yang diikuti dengan kekehan eomma.




Ada apa dengan pasangan tua yang tak lain adalah kedua orangtuaku ini? Kenapa mereka bersikap seolah-olah layaknya remaja?. Padahal umur mereka saja sudah setengah abad.  “ Kau juga seperti itu sayang..” balas eomma dengan bergelayut manja di pundak appa. Cihh..apa mereka bisa menghentikan tindakan konyol mereka?. “ Itu kan karena aku ingin bertemu dengan permaisuriku..” balas appa sambil menatap eomma dengan lekat. Bahkan mereka juga berpelukan sambil terus tertawa. Daripada hanya jadi nyamuk lewat disini, lebih baik aku cepat-cepat masuk ke kamarku. Melihat pasangan ini terlalu lama, hanya akan membuat sel-sel otakku rusak.




Jooyeon POV




Hah…rasanya pegal sekali!. Dari tadi pekerjaanku hanya duduk. Itupun bukan karena keinginanku, melainkan sebuah keharusan agar semua rancanganku bisa selesai sebelum akhir bulan. Apa yang harus kutorehkan? Sumpah demi apapun aku kehabisan ide sekarang. Karena ada satu project-ku yang hingga kini belum mendapat kejelasan. Padahal itu adalah project impianku. Ah…tapi aku bingung dan aku juga belum tahu, apakah inspirasi akan datang sebelum akhir bulan.




CEKLEK




Tanpa diperintah, kepalaku langsung menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka. Dapat kulihat sosok Eunhyuk yang bahkan masih rapih dengan setelan jas kerjanya. Ia berjalan menghampiriku. Kini kedua tangannya bertumpu pada meja kerjaku yang tak sengaja membuatku berada di pelukannya secara tak langsung. Berhadapan langsung dengan dada bidangnya, aku segera memutar badanku, mengarahkannya seperti sebelumnya. Aigoo..kenapa aku jadi merinding begini. Bahkan rasanya aku akan meleleh sebentar lagi. Deru nafasnya yang hangat menyapu tengkukku. Dan seperti yang sudah ku katakan tadi, aku akan benar-benar meleleh.




“ Kerjaanmu banyak sekali, apa butuh bantuanku?” tanyanya saat mengambil salah satu rancanganku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya masih berada di posisi yang sama seperti tadi. Bisa kurasakan kalau kepalaku tengah bersandar pada dada bidangnya, karena ia sedikit merunduk,




menyetarakan kepalanya dengan kepalaku. Kini ia menumpu dagunya di atas bahuku. Rasanya aku mati rasa sekarang. Bahkan untuk meraih bolpoin saja aku bergetar. Rasanya saraf sensorikku begitu peka, hingga sentuhan seperti itu saja, berdampak sangat besar untukku.




“ Jooyeon? Aku tanya apa kau butuh bantuanku?” tanyanya lagi dengan nafas yang terus menyapu tdaerah tengkukku. “ Tidak perlu..Eungh..pasti kau lelah, ya kan?” ucapku sebisa mungkin dengan biasa saja. Sial! Kenapa dia terus bernafas? Apa dia tidak tahu, kalau aku ia akan membunuhku kalau ia terus bernafas?. 




“ Bagaimana kalau aku buatkan hot chocolate?” tawarnya dengan kepala yang agak berputar. Kini deru nafasnya tak hanya menerpa tengkukku bahkan kini menjalar ke wajahku. “ Boleh..kalau k…kau tak keberatan.” Jawabku layaknya sedang mengeja. Perlahan kurasakan wajahnya menjauh dan deru nafas sialan itu menjauh. Kini aku bisa bergerak dengan leluasa lagi seperti sedia kala. “ Baiklah! Aku buatkan dulu.” Ujarnya sambil melepaskan jas biru bludrunya dan tak lama keluar dari kamar. Ah…baguslah! Lebih baik ia keluar yang lama.




………..



Habis sudah hot chocolate buatan Eunhyuk. Tapi hingga kini, pekerjaanku belum juga selesai. Walau sebenarnya ada beberapa yang sudah rampung. Ku hela nafasku berat. Seakan melepas beban berat yang tengah bertumpu dalam hatiku. Kulirik Eunhyuk yang kini sibuk sendiri di meja kerjanya. Entah apa yang sedang ia lakukan, hanya saja yang ku tahu ia sedang berhadapan dengan laptop kebanggaannya. Arghh…kenapa dia begitu santai! Sedangkan aku? Aku sedang pusing sendiri.




“ ARRGGHHHH…” teriakku sambil mengacak-acak rambutku, karena begitu frustasinya. Ku senderkan punggung pada kepala kursi yang tengah kududuki. Apa ya? Apa lagi yang harus kubuat?.
“ Apa ada yang bisa kubantu?” segera ku tengadahkan kepalaku. Kulihat sosok Eunhyuk yang tengah berdiri di samping kursiku. Mungkin dia merasa terganggu dengan teriakanku tadi.




“ Eobseyeo.” Jawabku sedikit malas. Bukan karena tak ingin menjawab, hanya saja aku terlalu pusing dengan pekerjaanku. “ Katakanlah! Mungkin saja aku bisa membantu.” Sergahnya yang kini malah menjauh. Ternyata dia ingin membawa kursinya dan meletakkannya di dekat kursiku.




“ Hah..aku tidak tahu, apa kau bisa membantu atau tidak. Yang pasti aku sedang sangat bingung mencari inspirasi tentang rancangan terakhirku. Padahal aku akan mengadakan pagelaran pada akhir bulan.” Ucapku mengeluarkan semua beban hatiku. Sejauh yang kulihat ia mendengarkan ucapanku tadi.




“ Apa kau akan merancang sebuah pakaian untuk musim panas?” tanyanya dengan serius. Bahkan aku baru pertama kali melihatnya seserius ini. Apa setiap meeting di kantornya, ia selalu nampak seserius ini?. “ Ne..” anggukku yang membuatnya ikut mengangguk.




“ Kau tahu bagaimana musim panaskan?” tanyanya lagi yang malah memancing emosiku. Bagaimana bisa dia menanyakan hal itu? memang dia pikir aku begitu bodoh apa?. segera saja kujitak kepalanya. Ia meringis dan nampaknya agak kesal.




“ YAK! Kenapa kau malah memukul kepalaku,HAH?” omelnya sambil terus mengusap kepalanya. Bahkan ia terus menggerutu kesal. “ Habisnya kau menanyakan hal bodoh seperti itu!” jawabku tanpa sedikitpun menyiratkan sebuah penyesalan.





“ Ckk..aku menanyakan hal itu, agar kita sama-sama bisa membayangkan bagaimana musim panas itu bodoh!” jelasnya sambil menoyor kepalaku. Aku hanya mendengus kesal tanpa membalasnya, walau sebenarnya aku sangat ingin. Kini ia membenarkan posisi duduknya dan kembali bersikap serius. Bahkan kaki kanannya bertumpu pada kaki kirinya. Rasanya seperti di ruang meeting.





“ Musim panas, delapan puluh persen akan terasa sangat panas dan hanya dua persen akan terasa dingin, benar?” tukasnya sambil menoleh ke arahku seolah meminta persetujuanku. Dengan cepat kuanggukkan kepalaku dan menantikan kalimat selanjutnya yang akan ia katakan. “ Meskipun begitu musim panas  tidak bisa diprediksikan, kadang panas, kadang hujan, kadang angin berhembus begitu kencang, bahkan tak jarang terjadi badai.” Dia telihat sangat serius menyampaikan setiap kalimatnya. Bahkan tak jarang, tangannya ikut bermain, seolah sedang mempresentasikan sebuah produk.






Tiba-tiba ia menjetikkan jarinya dan terlihat sangat senang. Dia segera mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. “ Bagaimana kalau kau membuat sebuah gaun santai saja.” Ujarnya dengan raut cerah. Benar juga ya…kenapa aku tidak memikirkannya. “ Eummm…kalau dilihat-lihat pengunjung butikmu tak jarang berasal dari kalangan wanita muda, pekerja kantoran yang memiliki aktivitas segudang, bagaimana kalau kau buat sebuah baju kerja yang kiranya nyaman untuk digunakan pada musim panas. Baik modelnya, bahannya, bahkan warnanya.” Lanjutnya lagi yang membuatku tak habis pikir. Bagaimana bisa dia menelaah sampai sedetail itu? aigoo..pantas saja abouji mempercayakan perusahaan padanya. Tapi tak kusangka kalau dia begitu cerdas.






“ Ide bagus! Gomawo, Hyuk-ah! Sepertinya kau sudah mulai pintar sekarang.” Ucapku dengan sangat sumringah. Setidaknya aku sudah mendapatkan gambaran untuk rancangan terakhirku itu.





A day later..


~ ~ At SimYeon Boutique ~ ~





Hari ini banyak sekali yang datang untuk memesan gaun pengantin. Dan kebanyakan meminta gaun yang agak sedikit simple namun tetap anggun. Kalian tahu rasanya bagaimana? Rasanya sangatlah senang, dimana kita bisa mendengarkan ide seseorang dan menuangkannya kedalam sebuah rancangan serta mewujudkannya pada sebuah hasil karya. Itulah kenapa aku sangat mencintai pekerjaanku. Bahkan aku sampai lupa, kalau aku belum sempat makan siang.





“ Annyeong haseyo…” terdengar suara Soo Ah yang biasa ia lontarkan setiap ada customer yang datang. Sepertinya aku harus mengurungkan niatku untuk makan siang. “ Jooyeon! Suamimu datang!” teriak Soo Ah, kali ini begitu heboh. Tapi apa katanya? Suamiku? Eunhyuk maksudnya?. Segera kuletakkan kertas rancanganku di atas meja kerjaku.  Entah kenapa aku sangat antusias. Bahkan aku sampai berulang kali merapihkan bajuku, walau sebenarnya bajuku tak berantakan.





Kulihat Eunhyuk tengah berbincang dengan Soo Ah. Sesekali mereka tertawa. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Segera ku hampiri Eunhyuk yang sekarang tengah berdiri tegak dibaluk setelan jas warna hitam berkancing dua. “ Ada apa kesini?” tanyaku sambil mempertahankan gengsiku. Ia menoleh ke arahku, kemudian tersenyum.  “ Apa aku tidak boleh menemui istriku sendiri.” jawabnya yang disambut kekehan Soo Ah. Isshh..rasanya sangat menggelikan mendengar kalimatnya barusan.





“ Cepat katakan apa maumu? Aku sedang sibuk!” ketusku sambil berkacak pinggang. Padahal aku sedang  kesal entah kenapa ia malah tertawa. “ Tapi kita tidak sibuk Yeon-ah.” Celetuk Soo Ah yang sontak membuat orang di depanku ini tersenyum puas.





“ See? Kau sedang free! Jadi aku boleh mengajakmu pergi.” Iapun menyambar lenganku dan menariknya pelan. “ Yak! Kau membawaku kemana?” rontaku. Ia menoleh kebelakang maksudnya ke arahku. “ Mengajakmu makan siang.” Jawabnya enteng. “ Apa kau tidak mau?” tanyanya dengan wajah serius. Akupun mengangkat bahuku serta menaikkan alisku. “ Baiklah..kalau kau memaksa.” jawabku.





“ Soo Ah! Untuk sementara aku bawa temanmu yang bawel ini dulu ya!” ucap Eunhyuk sebelum membuka pintu butikku.  





............





~ ~ At Lazoya Restaurant ~ ~




Ini sungguh di luar dugaan. Bahkan aku sudah memprediksikan kalau dia akan mengajakku ke café biasa. Tapi lihatlah. Ia malah mengajakku ke sebuah restaurant mewah bergaya Italy yang lekat dengan nuansa romatis. Mataku terus mengedar ke penjuru restaurant ini. Apa restaurant ini begitu mahal, sampai pengunjungnya bisa dihitung dengan hitungan jari?. Yah..kalau dipikir-pikir lebih baik makan bibimbap daripada makan makanan yang harga seporsinya bisa membeli lima piring samgyupsal.





“ Ku dengar dari Soo Ah, tadi pagi Donghae datang ke butikmu.” Ucap Eunhyuk yang kini menopang dagunya sambil memandangku serius. “ Ne…dia mengantar kakak dan kakak iparnya untuk memesan pakaian pernikahan.” Balasku berdasarkan fakta yang ada.




Idon’t wanna be in love alone
wanna give you my heart
but you can’t be playin’ cause
I don`t wanna be in love alone
see me falling,





Segera kuangkat panggilan yang kini mendera ponselku. Donghae. Setidaknya nama itulah yang terpapar pada layar ponselku. Menilik sebentar pada Eunhyuk dan menghela nafas kemudiannya. Ckk..kenapa aku jadi tidak enak?.





“ Yeobseyeo Donghae-ah.” Sapaku mengawali percakapan.

“…………” 

“ Hae..kau kenapa?” kini aku agak panik saat mendengar suara beratnya terdengar sedikit serak dan parau. Bahkan ia terdengar seperti habis menangis.
 
“……..”

“ Kau dimana sekarang?” tanyaku dengan sangat amat menuntut.
“ ……”

“ Baiklah, aku akan segera ke sana, arraseo?” segera kuahiri panggilannya dan memasukkan ponselku ke dalam tasku lagi.




“ Ada apa dengan Donghae?” tanya Eunhyuk yang mungkin heran dengan tingkah ku yang begitu terburu-buru.
“ Apa kau mau mengantarku?” tanyaku yang bisa diartikan sebagai jawaban atas pertanyaannya.
“ Mengantarmu menemui Donghae?” aku mengangguk cepat. “ Baiklah…”





TBC




Hollaa…….aku balik!!!!
ada yang kangen ama ff ini?
Gaje ya? Maklumlah…ini udah yang paling maksimal
Kependekan gak? Eummm…kalau dibandingin ama part 1,2,3-nya, ini part paling pendek.
Bayangin ini Cuma 13 pages ( Cuma cerita doang ).
Tadinya aku mau namatin My Prince dulu, eh….karena lagi ada ide buat nerusin ff ini, makanya aku ngetik ini dulu..




Ada yang berminat ama curhatan aku enggak?
Kalau mau, baca ya!
Masa aku pengen membinasakan Love need effort, gila gak?
Entahlah…mungkin karena mood yang hingga kini gak muncul untuk ff itu.


Baiklah kita abaikan dulu ff itu…
Oh..ya aku mau ngucapin SELAMAT buat Kangin oppa yang udah bebas dari wajib militernya…
Wah…semoga oppa bisa cepet-cepet ngumpul bareng oppadeul yang lain ya..
Kan aku liat ya, penjemputan kangin oppa yang dihadiri ama member super junior ( kecuali Siwon,Shindong, ama Yesung ). Masa ada foto Kyu oppa yang deket banget. Dan sumpah demi kegantengan Wookie oppa, Kyuppa bener” ganteng.




Tapi abis liat itu, aku ngeliat postingan yang judulnya
Istri super junior Kyuhyun menghadiri ss4 di Shanghai, katanya sih Kyuppa yang ngundang si Lou Yi Xiao
Terus si Lou Yi Xiao ngunggah fotonya breng Kyuppa di akun weibonya, jujur waktu baca postingannya agak sedikit heran.
Kok Kyuppa baek banget ya? Tapi aku gak khawatir lagi pas liat fotonya
Nih fotonya. 



 ( Kyuppa senyumnya maksa banget..)


Sontak foto ini bikin bnyak orang komen frontal gitu deh..
Sumpah tuh komen bikin sakit mata.
Aku bukannya mau sok bener sendiri, tapi sebagai fans yang baik seharusnya kita bisa menghormati orang lain ya kan?
Lagian dengan adanya fakta itu, bisa nunjukin kalau Kyuppa punya rasa keprimanusiaan juga, ya gak?



Ehemm…apalagi ya? Udah deh segitu aja, aku bingung mau nulis apa lagi.
Ya udah sampe ketemu di ff berikutnya. Bye….



Thanks


GSB








Comments

Popular Posts