We Got Married Part 4 ( Well.. )
Jooyeon POV
ā Annie..oh ya coba kau berbalik ke belakang!ā perintahnya
tanpa mematikan panggilan. Perlahan aku membalikkan badanku seperti yang ia
perintahkan.ā Eunhyukā¦ā desisku saat melihat sesosok namja yang sedang
tersenyum padaku seraya melambaikan tangan kanannya. Jujur aku sangat terkejut dengan
keberadaannya yang tiba-tiba saja bisa ada disini. Ku lihat ia bangkit dari
bangkunya sambil mengangkat makanan dan minumannya. Perlahan berjalan ke
arahku. ā Lama tidak bertemu Hyuk..ā tegur Donghae pada Eunhyuk yang kini duduk
di sampingku.
ā Ne..bagaimana kabarmu Hae?ā sapa Eunhyuk sambil
menyunggingkan senyumnya. Entah kenapa aku jadi merasa risih dengan kehadiran
Donghae di sini. ā Baik..bagaimana denganmu? Ku dengar kau mulai meneruskan
perusahaan ayahmu.ā Balas Donghae yang menarik bangkunya agak merangsek ke
depan.
ā Begitulahā¦ā jawab Eunhyuk dengan menggedikkan bahunya sambil menyesap
chocolate latte-nya dengan penuh minat.
ā Oh ya..bagaimana kalian bisa kesini bersama?ā tanyanya
dengan nada yang amat menuntut. Sebenarnya aku tak masalah dan ku rasa dia juga
tak akan masalah kalau tahu,
Donghae yang mengajakku ke tempat ini.
ā Tadi aku yang mengajaknya ke sini. Kupikir makan siang
bersama akan lebih menyenangkan makanya aku menjemputnya di butik.ā Jawab Hae
dengan sangat amat jelas. Tiba-tiba ku dapatkan mata Eunhyuk yang sedang
beralih menatapku. Aku hanya mengerutkan keningku. Aku tak tahu harus bicara
apa. ā Arraseoā¦ā eunhyuk hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum samar.
Tangannya kembali meraih sedotan di gelasnya.
ā Ini ahgasshi!ā dengan ramah seorang pelayan wanita
meletakkan pesananku di atas meja. Iapun membungkukkan badannya saat semua
pesanan telah ia letakkan dengan rapih. Segera ku ambil segelas besar espresso
coffee penuh dengan tumpukan ice cream pesananku.
ā Kekanakan! Selalu saja penuh dengan ice cream! Apa kau
ingin pemilik cafƩ ini gulung tikar, karena kau meminta tambahan ice cream
sebanyak ini?ā ujar Eunhyuk yang lebih tepatnya sedang mengejekku. Ku lirik
dirinya memintanya untuk diam.
ā Aigooā¦kalian tidak pernah berubah bahkan sampai sekarang.ā
Ucap Donghae di sela-sela tatapan nanarku pada monyet di sebelahku. ā
Maksudmu?ā tanyaku dengan nada yang masih kesal karena monyet sialan ini.
Donghae tersenyum lagi dan membenarkan posisi duduknya. ā
Yaā¦kalian masih berhubungan dengan baik, meski tak jarang kalian bertengkar
tapi kalian bisa mengenal satu sama lain dengan baik.ā Tukasnya dengan senyum
lembut yang tak luntur dari bibirnya. Apa katanya? Mengenal satu sama lain
dengan baik? Cihhhā¦dia tak tahu saja yang sebenarnya.
Mendengar ucapan Donghae barusan hanya membuatku jadi mual.
Tapi tidak dengan orang di sampingku. Dia malah mencondongkan badannya lebih
dekat dengan pinggiran meja. Cengiran lebar terpatri di wajahnya mampu membuat
siapapun yang melihatnya akan merasa iba.
ā Memang bukankah itu yang diperlukan
dalam hubungan suami istri? Kalau mengenal satu sama lain dengan baik? Kurasa
aku sebagai suaminya beā¦ā
ā Nde? Suami?ā selak Donghae sambil mengerutkan keningnya.
Aigooā¦aku lupa menceritakan pada Donghae kalau monyet di sebelahku ini adalah
suamiku. Aigooā¦pasti dia sangat terkejut. Tapi dugaanku salah. Donghae malah
tertawa malah sangat terbahak-bahak. ā Aigooā¦kau itu senang sekali bercanda!
Dulu kau juga pernah membuatku geger dengan mengaku sebagai namjachingu-nya
Jooyeon dan ternyata kau hanya pura-pura agar Mirae tak terus mengejarmu. Tapi
untuk kali ini aku tak sebodoh itu Hyukā¦hahahaha.ā Racaunya yang membuatku dan
Eunhyuk menatap satu sama lain.
Aku berusaha untuk menjernihkan semuanya. Ku hirup udara
sebanyak yang kubisa, dalam benak ku rangkai semua kalimat yang ingin ku
katakan dengan rangkaian yang tertata rapih agar tak lagi meninggalkan
kesalahpahaman.
ā Kali ini memang benar Donghae-ah! Aku maksudku kami memang
sudah menikah sekitar dua minggu yang lalu.ā tegasku tanpa mengurangi atau
melebihkan fakta yang ada. Kini wajahnya perlahan melesu. Kenapa perubahan
ekspresi orang ini begitu cepat? Tadi dia tertawa dengan sangat lepas dan semenit
kemudian wajahnya bertekuk jadi sembilan.
Berulang kali ia menghela nafasnya dan sesekali mengaduk
minumannya. Kemudian menyeruput minumannya perlahan. Ku rasa ia belum
sepenuhnya percaya atau mungkin dia memang tak percaya?. Setelah cukup lama
menundukkan kepalanya, kini ia mengangkat wajahnya dan menatapku, walau setelah
itu kembali membalikkan bola matanya. ā Keuraeā¦aku duluan! Aku ada janji!
Kapan-kapan kita makan siang bersama lagi!ā dia bangkit dari kursinya dan tak
lama melangkahkan kakinya menjauh dari meja ini.
ā Sepertinya dia sangat terpukul!ā gumam Eunhyuk yang kini
tengah asyik dengan makanannya. ā Dia sangat aneh!ā tambahku. Tiba-tiba
kurasakan orang sebelahku menyentuh lenganku dengan penuh keraguan yang dapat
kurasakan dalam sentuhannya. Dia menatapku yang kini juga menatap dirinya.
ā Kau tahu kenapa dia seperti itu?ā
ā Karena dia pikir kita hanya bergurau seperti waktu SMP
dulu.ā menurut pendapatku memang seperti itu. aku ingat benar kalimat yang
barusan ku ucapkan dan seingatku tak ada yang lucu dalam kalimatku. Tapi tidak
dengan namja ini, dia malah tersenyum.
ā Bukan itu bodoh! Dia seperti itu karena dia masih
mengharapkanmu, berharap bisa bersamamu.ā
ā Hmmm? Benarkah?ā gumamku dengan penuh tanya. Aku memang
bukan gadis remaja yang begitu polos dan tidak mengetahui hal-hal sepele. Tapi
aku benar-benar tidak tahu kalau Donghae masih mengharapkanku. Bahkan setelah
kami berpisah bertahun-bertahun.
Kulirik orang sebelahku yang masih sibuk menyuapkan makanan
ke dalam mulutnya. Mendengar ucapannya tadi, membuatku berpikir apakah diaā¦.,
tidak mungkin! Itu bukan gayanya. Ia menghentikan kegiatannya dan menoleh ke
arahku. ā Cepat habiskan makananmu setelah itu akan kuantar kau ke
butik.āucapnya yang kemudian melanjutkan aktivitas sebelumnya.
..............
Eunhyuk POV
~ ~ At LeeSang
company ~ ~
Aku masih memainkan bolpoin dalam genggamanku sambil memutar
kursiku. Sebenarnya tak ada yang menarik dengan kegiatanku ini, hanya saja aku
merasa nyaman seperti ini. Entahlahā¦pikiranku sedang tak menentu. Ini bukan
karena tugas kantor yang menumpuk, bahkan hari ini sangatlah senggang daripada
kemarin. Tapi aku terus saja merasa gelisah. Tak jarang aku mengubah posisi
dudukku, karena perasaanku yang makin tak menentu.
Kuketuk-ketukan jemariku di atas meja. Mencoba mengalihkan
beban hati. Sebenarnya bukan beban, tapi apa ya?. Mungkin keresahan hati lebih
tepatnya. Aku mendegus kesal saat ku dapati fakta, kalau sampai sekarang aku belum
bisa tenang. Kulirik arloji yang kini melingkar apik di lengan kiriku. Jam
tujuh? Lebih baik aku pulang sekarang. Lagipula aku memang sudah tidak punya
tugas yang harus ku kerjakan.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
~ ~ At Eunhyuk Family
House ~ ~
ā Aigoo..tumben kau pulang lebih awal.ā Ujar eomma saat aku
melewati ruang tengah dimana ia sedang bercengkrama dengan pria yang umurnya
11-12 dengannya. Sepertinya mereka sedang menikmati waktu senggangnya. Lihatlah
bahkan mereka saling berpegangan tangan, padahal yang sedang mereka sedang
saksikan adalah berita kebakaran di daerah distrik Nowon-gu.
ā Hari ini tugasku tak begitu banyak, jadi aku memilih untuk
pulang lebih awal.ā Jawabku yang entah didengarkan atau tidak. Tapi sepertinya,
suaraku tadi didengar. Buktinya appa langsung menoleh ke arahku. Dia menatapku
sambil tersenyum aneh, kemudian menoleh ke arah eomma. ā Yahā¦memang seperti itu
kalau sudah menikah, rasanya ingin cepat-cepat pulang.ā Ujar appa yang diikuti
dengan kekehan eomma.
Ada apa dengan pasangan tua yang tak lain adalah kedua
orangtuaku ini? Kenapa mereka bersikap seolah-olah layaknya remaja?. Padahal
umur mereka saja sudah setengah abad. ā
Kau juga seperti itu sayang..ā balas eomma dengan bergelayut manja di pundak
appa. Cihh..apa mereka bisa menghentikan tindakan konyol mereka?. ā Itu kan
karena aku ingin bertemu dengan permaisuriku..ā balas appa sambil menatap eomma
dengan lekat. Bahkan mereka juga berpelukan sambil terus tertawa. Daripada
hanya jadi nyamuk lewat disini, lebih baik aku cepat-cepat masuk ke kamarku.
Melihat pasangan ini terlalu lama, hanya akan membuat sel-sel otakku rusak.
Jooyeon POV
Hahā¦rasanya pegal sekali!. Dari tadi pekerjaanku hanya duduk.
Itupun bukan karena keinginanku, melainkan sebuah keharusan agar semua
rancanganku bisa selesai sebelum akhir bulan. Apa yang harus kutorehkan? Sumpah
demi apapun aku kehabisan ide sekarang. Karena ada satu project-ku yang hingga
kini belum mendapat kejelasan. Padahal itu adalah project impianku. Ahā¦tapi aku
bingung dan aku juga belum tahu, apakah inspirasi akan datang sebelum akhir
bulan.
CEKLEK
Tanpa diperintah, kepalaku langsung menoleh ke arah pintu
yang baru saja terbuka. Dapat kulihat sosok Eunhyuk yang bahkan masih rapih
dengan setelan jas kerjanya. Ia berjalan menghampiriku. Kini kedua tangannya
bertumpu pada meja kerjaku yang tak sengaja membuatku berada di pelukannya
secara tak langsung. Berhadapan langsung dengan dada bidangnya, aku segera
memutar badanku, mengarahkannya seperti sebelumnya. Aigoo..kenapa aku jadi
merinding begini. Bahkan rasanya aku akan meleleh sebentar lagi. Deru nafasnya
yang hangat menyapu tengkukku. Dan seperti yang sudah ku katakan tadi, aku akan
benar-benar meleleh.
ā Kerjaanmu banyak sekali, apa butuh bantuanku?ā tanyanya
saat mengambil salah satu rancanganku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan
kirinya masih berada di posisi yang sama seperti tadi. Bisa kurasakan kalau
kepalaku tengah bersandar pada dada bidangnya, karena ia sedikit merunduk,
menyetarakan kepalanya dengan kepalaku. Kini ia menumpu
dagunya di atas bahuku. Rasanya aku mati rasa sekarang. Bahkan untuk meraih
bolpoin saja aku bergetar. Rasanya saraf sensorikku begitu peka, hingga
sentuhan seperti itu saja, berdampak sangat besar untukku.
ā Jooyeon? Aku tanya apa kau butuh bantuanku?ā tanyanya lagi
dengan nafas yang terus menyapu tdaerah tengkukku. ā Tidak perlu..Eungh..pasti
kau lelah, ya kan?ā ucapku sebisa mungkin dengan biasa saja. Sial! Kenapa dia
terus bernafas? Apa dia tidak tahu, kalau aku ia akan membunuhku kalau ia terus
bernafas?.
ā Bagaimana kalau aku buatkan hot chocolate?ā tawarnya
dengan kepala yang agak berputar. Kini deru nafasnya tak hanya menerpa
tengkukku bahkan kini menjalar ke wajahku. ā Boleh..kalau kā¦kau tak keberatan.ā
Jawabku layaknya sedang mengeja. Perlahan kurasakan wajahnya menjauh dan deru
nafas sialan itu menjauh. Kini aku bisa bergerak dengan leluasa lagi seperti
sedia kala. ā Baiklah! Aku buatkan dulu.ā Ujarnya sambil melepaskan jas biru
bludrunya dan tak lama keluar dari kamar. Ahā¦baguslah! Lebih baik ia keluar
yang lama.
ā¦ā¦ā¦..
Habis sudah hot chocolate buatan Eunhyuk. Tapi hingga kini,
pekerjaanku belum juga selesai. Walau sebenarnya ada beberapa yang sudah
rampung. Ku hela nafasku berat. Seakan melepas beban berat yang tengah bertumpu
dalam hatiku. Kulirik Eunhyuk yang kini sibuk sendiri di meja kerjanya. Entah apa
yang sedang ia lakukan, hanya saja yang ku tahu ia sedang berhadapan dengan
laptop kebanggaannya. Arghhā¦kenapa dia begitu santai! Sedangkan aku? Aku sedang
pusing sendiri.
ā ARRGGHHHHā¦ā teriakku sambil mengacak-acak rambutku, karena
begitu frustasinya. Ku senderkan punggung pada kepala kursi yang tengah
kududuki. Apa ya? Apa lagi yang harus kubuat?.
ā Apa ada yang bisa kubantu?ā segera ku tengadahkan
kepalaku. Kulihat sosok Eunhyuk yang tengah berdiri di samping kursiku. Mungkin
dia merasa terganggu dengan teriakanku tadi.
ā Eobseyeo.ā Jawabku sedikit malas. Bukan karena tak ingin
menjawab, hanya saja aku terlalu pusing dengan pekerjaanku. ā Katakanlah! Mungkin
saja aku bisa membantu.ā Sergahnya yang kini malah menjauh. Ternyata dia ingin
membawa kursinya dan meletakkannya di dekat kursiku.
ā Hah..aku tidak tahu, apa kau bisa membantu atau tidak. Yang
pasti aku sedang sangat bingung mencari inspirasi tentang rancangan terakhirku.
Padahal aku akan mengadakan pagelaran pada akhir bulan.ā Ucapku mengeluarkan
semua beban hatiku. Sejauh yang kulihat ia mendengarkan ucapanku tadi.
ā Apa kau akan merancang sebuah pakaian untuk musim panas?ā
tanyanya dengan serius. Bahkan aku baru pertama kali melihatnya seserius ini. Apa
setiap meeting di kantornya, ia selalu nampak seserius ini?. ā Ne..ā anggukku
yang membuatnya ikut mengangguk.
ā Kau tahu bagaimana musim panaskan?ā tanyanya lagi yang
malah memancing emosiku. Bagaimana bisa dia menanyakan hal itu? memang dia
pikir aku begitu bodoh apa?. segera saja kujitak kepalanya. Ia meringis dan
nampaknya agak kesal.
ā YAK! Kenapa kau malah memukul kepalaku,HAH?ā omelnya
sambil terus mengusap kepalanya. Bahkan ia terus menggerutu kesal. ā Habisnya
kau menanyakan hal bodoh seperti itu!ā jawabku tanpa sedikitpun menyiratkan
sebuah penyesalan.
ā Ckk..aku menanyakan hal itu, agar kita sama-sama bisa
membayangkan bagaimana musim panas itu bodoh!ā jelasnya sambil menoyor
kepalaku. Aku hanya mendengus kesal tanpa membalasnya, walau sebenarnya aku
sangat ingin. Kini ia membenarkan posisi duduknya dan kembali bersikap serius. Bahkan
kaki kanannya bertumpu pada kaki kirinya. Rasanya seperti di ruang meeting.
ā Musim panas, delapan puluh persen akan terasa sangat panas
dan hanya dua persen akan terasa dingin, benar?ā tukasnya sambil menoleh ke
arahku seolah meminta persetujuanku. Dengan cepat kuanggukkan kepalaku dan
menantikan kalimat selanjutnya yang akan ia katakan. ā Meskipun begitu musim
panas tidak bisa diprediksikan, kadang
panas, kadang hujan, kadang angin berhembus begitu kencang, bahkan tak jarang
terjadi badai.ā Dia telihat sangat serius menyampaikan setiap kalimatnya. Bahkan
tak jarang, tangannya ikut bermain, seolah sedang mempresentasikan sebuah
produk.
Tiba-tiba ia menjetikkan jarinya dan terlihat sangat senang.
Dia segera mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. ā Bagaimana kalau kau
membuat sebuah gaun santai saja.ā Ujarnya dengan raut cerah. Benar juga yaā¦kenapa
aku tidak memikirkannya. ā Eummmā¦kalau dilihat-lihat pengunjung butikmu tak
jarang berasal dari kalangan wanita muda, pekerja kantoran yang memiliki
aktivitas segudang, bagaimana kalau kau buat sebuah baju kerja yang kiranya
nyaman untuk digunakan pada musim panas. Baik modelnya, bahannya, bahkan
warnanya.ā Lanjutnya lagi yang membuatku tak habis pikir. Bagaimana bisa dia menelaah
sampai sedetail itu? aigoo..pantas saja abouji mempercayakan perusahaan
padanya. Tapi tak kusangka kalau dia begitu cerdas.
ā Ide bagus! Gomawo, Hyuk-ah! Sepertinya kau sudah mulai
pintar sekarang.ā Ucapku dengan sangat sumringah. Setidaknya aku sudah
mendapatkan gambaran untuk rancangan terakhirku itu.
A day later..
~ ~ At SimYeon
Boutique ~ ~
Hari ini banyak sekali yang datang untuk memesan gaun
pengantin. Dan kebanyakan meminta gaun yang agak sedikit simple namun tetap
anggun. Kalian tahu rasanya bagaimana? Rasanya sangatlah senang, dimana kita
bisa mendengarkan ide seseorang dan menuangkannya kedalam sebuah rancangan
serta mewujudkannya pada sebuah hasil karya. Itulah kenapa aku sangat mencintai
pekerjaanku. Bahkan aku sampai lupa, kalau aku belum sempat makan siang.
ā Annyeong haseyoā¦ā terdengar suara Soo Ah yang biasa ia
lontarkan setiap ada customer yang datang. Sepertinya aku harus mengurungkan
niatku untuk makan siang. ā Jooyeon! Suamimu datang!ā teriak Soo Ah, kali ini
begitu heboh. Tapi apa katanya? Suamiku? Eunhyuk maksudnya?. Segera kuletakkan
kertas rancanganku di atas meja kerjaku.
Entah kenapa aku sangat antusias. Bahkan aku sampai berulang kali merapihkan
bajuku, walau sebenarnya bajuku tak berantakan.
Kulihat Eunhyuk tengah berbincang dengan Soo Ah. Sesekali mereka
tertawa. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Segera ku hampiri Eunhyuk yang
sekarang tengah berdiri tegak dibaluk setelan jas warna hitam berkancing dua. ā
Ada apa kesini?ā tanyaku sambil mempertahankan gengsiku. Ia menoleh ke arahku,
kemudian tersenyum. ā Apa aku tidak
boleh menemui istriku sendiri.ā jawabnya yang disambut kekehan Soo Ah. Isshh..rasanya
sangat menggelikan mendengar kalimatnya barusan.
ā Cepat katakan apa maumu? Aku sedang sibuk!ā ketusku sambil
berkacak pinggang. Padahal aku sedang
kesal entah kenapa ia malah tertawa. ā Tapi kita tidak sibuk Yeon-ah.ā Celetuk
Soo Ah yang sontak membuat orang di depanku ini tersenyum puas.
ā See? Kau sedang free! Jadi aku boleh mengajakmu pergi.ā Iapun
menyambar lenganku dan menariknya pelan. ā Yak! Kau membawaku kemana?ā rontaku.
Ia menoleh kebelakang maksudnya ke arahku. ā Mengajakmu makan siang.ā Jawabnya enteng.
ā Apa kau tidak mau?ā tanyanya dengan wajah serius. Akupun mengangkat bahuku
serta menaikkan alisku. ā Baiklah..kalau kau memaksa.ā jawabku.
ā Soo Ah! Untuk sementara aku bawa temanmu yang bawel ini
dulu ya!ā ucap Eunhyuk sebelum membuka pintu butikku.
............
~ ~ At Lazoya
Restaurant ~ ~
Ini sungguh di luar dugaan. Bahkan aku sudah memprediksikan
kalau dia akan mengajakku ke cafƩ biasa. Tapi lihatlah. Ia malah mengajakku ke
sebuah restaurant mewah bergaya Italy yang lekat dengan nuansa romatis. Mataku terus
mengedar ke penjuru restaurant ini. Apa restaurant ini begitu mahal, sampai
pengunjungnya bisa dihitung dengan hitungan jari?. Yah..kalau dipikir-pikir
lebih baik makan bibimbap daripada makan makanan yang harga seporsinya bisa
membeli lima piring samgyupsal.
ā Ku dengar dari Soo Ah, tadi pagi Donghae datang ke
butikmu.ā Ucap Eunhyuk yang kini menopang dagunya sambil memandangku serius. ā
Neā¦dia mengantar kakak dan kakak iparnya untuk memesan pakaian pernikahan.ā Balasku
berdasarkan fakta yang ada.
wanna give you my heart
but you canāt be playinā cause
I don`t wanna be in love alone
see me falling,
Segera kuangkat panggilan yang kini mendera ponselku. Donghae. Setidaknya nama itulah yang
terpapar pada layar ponselku. Menilik sebentar pada Eunhyuk dan menghela nafas
kemudiannya. Ckk..kenapa aku jadi tidak enak?.
ā Yeobseyeo Donghae-ah.ā Sapaku mengawali percakapan.
āā¦ā¦ā¦ā¦ā
ā Hae..kau kenapa?ā kini aku agak panik saat mendengar suara
beratnya terdengar sedikit serak dan parau. Bahkan ia terdengar seperti habis
menangis.
āā¦ā¦..ā
ā Kau dimana sekarang?ā tanyaku dengan sangat amat menuntut.
ā ā¦ā¦ā
ā Baiklah, aku akan segera ke sana, arraseo?ā segera kuahiri
panggilannya dan memasukkan ponselku ke dalam tasku lagi.
ā Ada apa dengan Donghae?ā tanya Eunhyuk yang mungkin heran
dengan tingkah ku yang begitu terburu-buru.
ā Apa kau mau mengantarku?ā tanyaku yang bisa diartikan
sebagai jawaban atas pertanyaannya.
ā Mengantarmu menemui Donghae?ā aku mengangguk cepat. ā
Baiklahā¦ā
TBC
Hollaaā¦ā¦.aku balik!!!!
ada yang kangen ama ff ini?
Gaje ya? Maklumlahā¦ini udah yang paling maksimal
Kependekan gak? Eummmā¦kalau dibandingin ama part 1,2,3-nya, ini part
paling pendek.
Bayangin ini Cuma 13 pages ( Cuma cerita doang ).
Tadinya aku mau namatin My Prince dulu, ehā¦.karena lagi ada ide buat
nerusin ff ini, makanya aku ngetik ini dulu..
Ada yang berminat ama curhatan aku enggak?
Kalau mau, baca ya!
Masa aku pengen membinasakan Love need effort, gila gak?
Entahlahā¦mungkin karena mood yang hingga kini gak muncul untuk ff itu.
Baiklah kita abaikan dulu ff ituā¦
Oh..ya aku mau ngucapin SELAMAT buat Kangin oppa yang udah bebas dari
wajib militernyaā¦
Wahā¦semoga oppa bisa cepet-cepet ngumpul bareng oppadeul yang lain ya..
Kan aku liat ya, penjemputan kangin oppa yang dihadiri ama member super
junior ( kecuali Siwon,Shindong, ama Yesung ). Masa ada foto Kyu oppa yang
deket banget. Dan sumpah demi kegantengan Wookie oppa, Kyuppa benerā ganteng.
Tapi abis liat itu, aku ngeliat postingan yang judulnya
Istri super junior Kyuhyun menghadiri ss4 di Shanghai, katanya sih
Kyuppa yang ngundang si Lou Yi Xiao
Terus si Lou Yi Xiao ngunggah fotonya breng Kyuppa di akun weibonya,
jujur waktu baca postingannya agak sedikit heran.
Kok Kyuppa baek banget ya? Tapi aku gak khawatir lagi pas liat fotonya
Nih fotonya.
( Kyuppa senyumnya maksa banget..)
Sontak foto ini bikin bnyak orang komen frontal gitu deh..
Sumpah tuh komen bikin sakit mata.
Aku bukannya mau sok bener sendiri, tapi sebagai fans yang baik
seharusnya kita bisa menghormati orang lain ya kan?
Lagian dengan adanya fakta itu, bisa nunjukin kalau Kyuppa punya rasa
keprimanusiaan juga, ya gak?
Ehemmā¦apalagi ya? Udah deh segitu aja, aku bingung mau nulis apa lagi.
Ya udah sampe ketemu di ff berikutnya. Byeā¦.
Thanks
GSB
Comments
Post a Comment