My True Love Is You Part 8 ( Farewell )











Yuri POV


“ Bisa bicara sebentar?” segeraku tengadahkan kepalaku dan mendapati sosok yang selama dua bulan terakhir ini tak pernah kusapa. Ku tundukkan lagi kepalaku dan memfokuskan diriku kembali pada novel yang dari tadi sedang ku baca. Aku terus membacanya tanpa menanggapi ucapan orang di depanku, karena menurutku tak ada lagi yang perlu dibicarakan.  

“ Diam ku anggap kau setuju.” Ujarnya yang kini menarik lenganku. Sontak aku yang tadinya duduk, ikut terbangun karena tarikannya. Tak ingin menuruti keinginannya, aku memukul lengan kanannya cukup keras, tapi percuma saja, biar bagaimanapun tenagaku tak sebanding dengan tenaganya.
“ Lepaskan aku Kyuhyun-ssi!” rontaku yang kini mulai emosi karena perbuatannya. Dia hanya melirikku sekilas, kemudian kembali melangkahkan kakinya, yang pastinya ikut menyeret langkahku.


“ Ku bilang lepaskan!” teriakku lagi sambil terus berusaha melepaskan cengkramannya. Tapi dia tetap tak menggubris. Terpaksa aku mengikuti saja apa yang ia lakukan. Karena percuma saja aku menegaskan opiniku yang sampai kapanpun tak akan didengar olehnya.


“ Lepaskan dia!” suara interupsi tiba-tiba terdengar. Terdengar begitu berat dan dingin. Bahkan suara itu mampu menghentikan langkah Kyuhyun. yang kini memutar balik badannya untuk mencari pemilik suara tadi. Dan ternyata orang itu adalah.
.Yesung.


Tatapan tajamnya begitu lekat terarah pada Kyuhyun yang mengiringi setiap derap langkahnya. Hingga kini ia menatap Kyuhyun dalam jarak yang amat dekat. Tiba-tiba saja ku rasakan tangan kiriku yang bebas dari cengkraman Kyuhyun, kini beralih dalam cengkraman Yesung. Aigooo…ada apa dengan kedua namja ini?.


“ Aku sudah bilang lepaskan dia.” Ujar Yesung dengan menekankan kalimatnya. Mata sipitnya yang kini beradu tatapan dengan Kyuhyun, memancarkan kilatan yang mengerikan.
“ Kalau aku tidak mau bagaimana?” seolah menantang Kyuhyun tersenyum kecut tanpa memalingkan tatapannya dari Yesung. Dan baru ku sadari kalau kami bertiga menjadi bahan tontonan hampir semua orang di kelas ini.


“ Aku akan tetap memaksamu, karena dia adalah yeojachinguku!” jawab Yesung sambil menunjukku. Aku jadi bergidik ngeri mendengar perbincangan diantara dua namja ini. Tapi apa katanya? Aku yeojachingunya?. Persetan dengan perasaan kesalku karena pengakuan Yesung tadi, sekarang ada hal yang lebih menyeramkan di hadapanku, yaitu kedua namja ini. Mereka saling menatap tajam, menggunakan intonasi tinggi serta penekanan dalam penyampaian kalimat mereka. dan yang lebih parah kenapa harus bawa-bawa aku.


“ Kau!” pekik Kyuhyun yang kurasa semakin emosi. Bahkan bisa kulihat berulang kali ia mendengus kesal. Tapi tidak dengan Yesung. Dia malah tersenyum yang terlihat seperti senyuman licik?.
“ Kenapa? Apa kau bermasalah? Ah…aku lupa dia ini kan yeojachingu-mu, ya kan?”
“ Hhh..tapi sayangnya hanya yeojachingu palsu, benarkan Cho Kyuhyun?” lanjut Yesung yang sukses membuat mataku terbelalak kaget. Kesal juga tentunya. Tapi bagaimana bisa dia mengetahui hal itu?. Perlahan kurasakan Kyuhyun mengendurkan cengkramannya. Kepalanya tertunduk, bahkan aura emosional itu tak terpancar lagi sekarang.



Author POV



“ Kenapa kita harus ke sini Yoong? Bukankah harusnya kita tetap di dalam?” racau Seohyun yang tak mengerti dengan tingkah temannya. Seharusnya kita tetap di dalam dan meminta penjelasan Yuri pikir Seohyun.
“ Dan membuat Yuri semakin kesal? Begitu maumu?” sahut Yoona sambil berkacak pinggang. Keluar dari kelas, bukan karena ia tak peduli dengan Yuri. Tapi membiarkan Yuri menyelesaikan masalahnya dulu tanpa mencampurinya. Ia tahu benar apa yang baru saja ia dengar di kelas tadi. Bahkan ia sangat ingin menanyakan langsung pada Yuri, tapi dia jauh lebih mengerti dengan keadaan yang sedang berkembang.
“ Geundae…benar kata Yoona. Lebih baik kita biarkan dulu. Dan setelah suasananya sudah membaik, baru kita tanyakan, otte?”lerai Sooyoung yang tak ingin ketegangan diantara kedua temannya berlarut. 



Sedangkan ketiga yeoja muda ini sedang mengitari taman sekolahnya sambil sesekali berbincangan atau bahkan melontarkan gurauan. Ada seorang namja dan yeoja yang tengah berbincang di bangku panjang taman. Awalnya Yoona, Seohyun dan Sooyoung tak menyadari keberadaan kedua orang itu. tapi setelah berjalan lebih jauh, kini mereka melihat kedua orang itu. bahkan mereka juga mengenali kedua sosok yang tengah bersandar manja satu sama lain.


“ Kau tahu? Sanghyun oppa, kakakku itu menyukai Yoona, bahkan dia sengaja menjemputku agar bisa bertemu dengannya. Sebenarnya aku tak masalah dengan hal itu, tapi lama-lama aku jadi kesal. Kenapa banyak sekali namja yang menyukai Yoona? Bahkan oppa-ku termasuk salah satunya.” tutur sang yeoja dengan penuh beban. Padahal kalau dilihat, apa yang baru saja ia katakan,  bukan-lah sebuah masalah.


Perlahan namja yang duduk di sampingnya, mengelus pelan puncak kepala gadis itu. bahkan ia menyunggingkan senyumannya. Sedangkan kedua orang ini masih sibuk dengan dunianya, Yoona, Sooyoung, dan Seohyun pun begitu. Sibuk menyaksikan kedua orang di hadapan mereka. terlebih Yoona, yang namanya sedang terlibat dalam perbincangan itu. 


“ Tenanglah Rin-ah, dibandingkan dengan kau, dia tak ada apa-apanya. Mungkin namja yang menyukainya buta, karena menyukai yeoja tomboy dan kasar sepertinya.” Ujar sang namja yang kini memutar posisi duduknya, agar bisa menatap wajah yeoja yang ia panggil dengan sebutan Rin-ah tadi.


Sontak ucapan namja tadi yang tak lain adalah Donghae, membuat Yoona kesal dan geram. Kini kedua teman Yoona, yaitu Sooyoung dan Seohyun langsung melirik Yoona yang tengah dirundung amarah. Keduanya sudah tak habis pikir dengan apa yang akan Yoona lakukan nanti.


“ Benar kata Donghae Kim Ae Rin, kau harusnya tidak perlu berlebihan seperti itu. mungkin namja yang menyukaiku itu sedang khilaf. Bagaimana bisa mereka menyukai yeoja tomboy, kasar, menyebalkan seperti aku, ya kan Hae?” Ujar Yoona sembari merapat pada pasangan sejoli itu. sontak kedua orang itu hampir mati kaku, setelah tahu orang yang mereka perbincangkan telah mendengar semuanya. Terlebih Donghae yang kaget bukan main. Bahkan ia bisa melihat jelas amarah yang ada apa pada diri Yoona sekarang.



Setelah selesai menyampaikan opininya, kini Yoona berbalik dan meninggalkan tempat yang harusnya tak ia datangi tadi. Meskipun begitu, ia tak sedikitpun merasa menyesal. Bahkan ia merasa sangat bersyukur. Seolah mengerti, Sooyoung dan Seohyun langsung mengekori Yoona, tanpa banyak bertanya.  Dan Donghae? Dia masih diam termangu memandangi langkah Yoona yang bahkan sudah tak terlihat lagi sekarang.



………..




“ Mianhae Kyu..ini semua gara-gara aku!” sesal Tiffany setelah mendengar penjelasan panjang dari Kyuhyun. memang setelah mendengar kenyataan frontal yang dilontarkan Yesung, hampir semua teman dekat Kyuhyun, mendesak agar ia menjelaskan semuanya.


Mungkin bagi beberapa orang seperti Sungmin, Donghae, dan Sunny apa yang dibeberkan oleh Kyuhyun tak semenyedihkan  seperti yang Tiffany pikirkan. Bahkan mereka sempat tersenyum, walau awalnya Donghae sempat kesal karena telah dibohongi.


“ Sudahlah itu bukan salahmu Fany-ah! Mungkin aku saja yang terlalu bodoh sampai-sampai melakukan hal seperti itu.” ucap Kyuhyun tak ingin temannya terus merasa bersalah. Tak jauh berbeda dengan Kyuhyun, Siwonpun ikut menenangkan yeojachingu-nya.


“ Lalu apa kau menyesalinya?” tanya Sungmin yang dengan serius memandang wajah Kyuhyun.
 “ Menyesal? Kurasa antara tidak dan iya.” Jawab Kyuhyun sambil tersenyum samar yang menarik perhatian teman-temannya untuk mendengar lebih banyak lagi.
“ Maksudmu?” tanya Victoria yang tak mengerti dengan jawaban Kyuhyun. tentu pertanyaan Victoria membuat Kyuhyun mau tak mau mesti berpikir sejenak guna memilih kalimat yang tepat agar semua sahabatnya mengerti. Sampai akhirnya ia mulai membuka mulutnya lagi.



“ Menyesal… menyesal karena aku sudah membohongi banyak orang, dan tidak karena….” Jawab Kyuhyun menggantung, bukan untuk membuat teman-temannya penasaran, hanya saja ia sedang berpikir. Akan tetapi meski berulang kali berpikir, ia tetap saja tak tahu kenapa ia tak menyesalinya.


Melihat keterpojokan temannya, Donghae yang sepertinya sudah sangat paham dengan hal semacam itu, kini tersenyum jahil. “ Tidak karena kau telah jatuh cinta padanya Kyu.” Ucap Donghae yang membuat semua orang beralih menatapnya.

“ Ya..akuilah kalau kau memang jatuh cinta padanya, memang kau kira aku itu bodoh?” cibir Donghae yang kini jadi pertanyaan besar bagi Kyuhyun yang notabene-nya belum pernah jatuh cinta. Ia tak tahu apa yang dikatakan Donghae itu benar atau tidak.  Dan kalau itu memang benar, entah harus bagaimana dirinya sekarang.


Seolah mengerti dengan diamnya Kyuhyun, Donghae mulai beranjak dari tempatnya dan duduk merapat di samping Kyuhyun.” Tenanglah..kami semua akan membantumu.” Ujar Donghae seraya merangkul temannya. Mendengar pernyataan Donghae barusan, Kyuhyun kembali terjebak oleh perasaan bingung. Karena jujur ia sendiri tidak tahu, bantuan semacam apa yang ia butuhkan dari teman-temannya.



………..




Yuri POV


Aku masih tak habis pikir dengan orang di sebelahku. Bagaimana bisa dia sampai selancang itu?. biarlah..biar saja aku terus diam tanpa membuka percakapan. Toh..dia yang membawaku ke taman ini. Duduk diam menerawang pemandangan taman belakang sekolah. Itulah yang kulakukan. Sebenarnya aku ingin memaki orang yang duduk di sebelahku ini. Tapi percuma saja. meskipun aku melakukannya tak akan bisa merubah apapun, ya kan?.



“ Mianhae Yul..aku tidak bermaksud..”
“ Sudahlah…tak usah dibahas lagi.” Potongku yang malas mendengar kalimatnya. Jujur aku sangat kesal padanya. Setelah lama aku berusaha tak mengingat semuanya, sekarang dia malah membeberkannya pada orang banyak.


“ Waktu itu aku mengikuti kalian yang pergi ke taman. Dan dari situlah aku mengetahui semuanya. Maafkan aku, kukira dengan mengetahui kenyataan itu, aku bisa membuatmu bahagia. Jujur aku sangat kesal saat melihatmu menangis karenanya.”

Tanpa dipinta indera pendengaranku sedang menyimak ucapan Yesung dengan cermat. Kini kumiringkan posisi dudukku agar lebih nyaman saat mendengarkan ceritanya. Huftt…jadi dia mendengarnya. Bahkan dia melihat aku menangis. Tapi benarkah apa yang ia katakan kalau aku menangis untuknya? Untuk namja itu?. tidak..aku menangis karena merasa dirugikan. Benar pasti karena itu.



“ Aku tak ingin membiarkannya menyakitimu, meski aku sendiri tidak tahu apa yang sudah ia lakukan padamu.” Sambungnya lagi dengan nada yang amat menyesal. Mungkin egois, kalau aku tetap berkeras hati tak mau memaafkannya. Meski berat tapi aku harus memaafkannya.
“ Jangan terus disesali, aku pikir apa yang kau lakukan ada baiknya juga. Sekarang semua orang sudah tak perlu salah paham lagi, ya kan?” ujarku mencoba mengubur rasa bersalahnya. Dia pun menoleh padaku, sambil tersenyum lebar. Sepertinya beban di hatinya sudah meringan.


Entahlah…yang pasti aku tak ingin orang ini terus merasa bersalah. Sepertinya semenjak aku pernah menyakitinya dulu, aku jadi agak canggung padanya. Bukan karena aku menyukainya, tapi karena aku merasa bersalah.

……..



Author POV


Kini semuanya telah bersiap dengan busana wisuda masing-masing. Menantikan detik-detik kelulusan mereka, serta kebebasan yang telah lepas dengan sebutan ‘anak SMA’. Semuanya begitu berdebar, bagaimanapun juga ini momen yang sangat penting bagi mereka. Tapi rasa gugup, takut, atau keinginan untuk buang air kecil itu sirna begitu saja saat satu persatu nama mereka dipanggil dan dinyatakan lulus.

“ Chukae…Yul!” seru Heechul sambil menghampiri adik kesayangannya. Kini ia memeluk adiknya tanpa mempedulikan pasokan oksigen adiknya mulai menipis. “ Oppa lepaskan.” Ronta Yuri sambil memukul pelan dada bidang kakak lelakinya yang otomatis membuat heechul kesal sambil mengerucutkan bibirnya. Sontak membuat Yuri dan kedua orang tua mereka tergeleng melihat kelakuan yang tak pantas dilakukan oleh pria usia 25 tahun. “ eomma..aku kesana dulu ya.” Pamit Yuri seraya menunjuk ke arah dimana terdapat ketiga sahabatnya.



…………




Baru juga dua minggu bebas dari status anak SMA-nya, kini Yuri kembali sibuk. Sibuk untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Meski begitu, bukan berarti ia tidak punya waktu bermain dengan teman-temannya. Lihat saja sekarang. Sekarang ia sedang berkumpul bersama ketiga temannya di sebuah café yang biasa mereka kunjungi.  Keempat gadis muda itu terlihat begitu gembira. Rasanya beban yang mereka punya terlupakan begitu saja, saat berbagai lelucon ditujukan pada satu sama lain. 


“ Sooyoung-ah, jadi kau sudah melupakan monyet gunung itu?” ledek Yoona menanggapi ulasan yang baru saja ia dengar dari Sooyoung. Sontak mereka semua tertawa, kecuali Sooyoung yang seorang diri merasa kesal dengan ungkapan Yoona barusan.
“ Yah..kalau dipikir-pikir Jung Yunho memang seratus kali lebih baik dari manusia monyet itu.” sahut Yuri yang langsung disambut ledakan tawa dari Yoona dan Seohyun. Sedangkan Sooyoung hanya bisa menanggapinya dengan kesal sambil menggerutu sendiri.


“ Ishh…Kwon Yuri berhentilah tertawa dan pikirkan saja hubunganmu dengan Kim Yesung!” protes Sooyoung kesal. Mendengar hal itu yuri pun langsung menghentikan tawanya. Malah ekspresi wajahnya langsung berubah aka da. Kwon Yuri yang baru saja tertawa lepas, kini dengan cepatnya berganti menjadi lemas.

“ Ne…bagaimana perkembangan hubunganmu dengannya? Apa telah menunjukkan kemajuan?” tanya Seohyun dengan sedikit mencondongkan tubuhnya. Mungkin tak hanya Seohyun seorang yang begitu penasaran dengan kelanjutan kisah Yuri, kalau bisa dibilang, semua orang yang menyaksikan apa yang terjadi selama beberapa waktu belakangan ini pun begitu.


Layaknya sepasang kekasih, Yesung sering mengantar jemput Yuri, menghabiskan waktu bersama, dan tak jarang, Yesung datang ke rumah Yuri. Selama semua itu berlangsung, aka da kepastian di dalamnya. Bagi Yuri, Yesung hanyalah seorang teman, tak lebih. Tapi bukannya Yuri tak tahu kalau Yesung menginginkan dirinya lebih dari seorang teman, tapi entah mengapa ia belum mampu untuk membuka hatinya. Rasanya begitu berat mengosongkan hatinya dan mengisinya dengan cinta yang Yesung berikan untuknya.


“ Yul..kau harus tegas, jangan menggantungkan perasaan orang lain. Dengan tak memberikannya kepastian, kau hanya memposisikannya pada suatu tempat yang tak bisa ia pijaki.” Terang Yoona sambil mengelus pelan tangan Yuri.
“ Aku tidak menggantung perasaannya, hanya saja aku memerlukan waktu.” Sahut Yuri lemah. Kini ketiga temannya hanya bisa menoleh satu sama lain. Mereka tahu benar kalau sahabatnya ini belum mampu memberikan perasaannya untuk Yesung.


………..




Kyuhyun menatap lekat-lekat selembar surat dalam genggamannya. Berbagai rasa timbul setelah membaca isi dari surat tersebut. Antara senang, bangga, lega, dan…bimbang?. Mendapat beasiswa di salah satu universitas terkemuka di Jepang, bukanlah hal mudah yang bisa diraih semua orang. Masuk universitas itu adalah impiannya dan pastinya akan membuat orang tuanya bangga. Tapi perasaan manusia begitu kompleks hingga sulit untuk dimengerti. Begitupun dengan Kyuhyun yang harusnya sedang bersenang ria dengan kabar tersebut, kini ia malah merasa terbebani, seperti ada sebuah batu kecil yang mengganjal di hatinya.


Hatinya ingin segera pergi ke Jepang dan mewujudkan cita-citanya selama ini, tapi ada bagian terdalam di hatinya yang menyatakan keberatan untuk hal itu. Dia merasa ada sesuatu yang kurang, merasa bahwa harus ada hal yang ia lakukan sebelum dirinya pergi. Tak mendapat pencerahan apapun, lelaki jangkung itu hanya bisa menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang tamu di rumahnya sambil memejamkan kedua matanya.


Tidakkah ini bodoh? Aku menghawatirkan sesuatu yang aku sendiri tidak mengerti. Pikir Kyuhyun dalam diamnya.



…….



Saturday, 13.55 KST

~ ~ At Star Avenue Restaurant ~ ~


Aura ketegangan begitu lekat menyelimuti santap siang Donghae dan Yoona. Kedua manusia itu terus mendumel dalam hatinya, karena biar bagaimanapun berada di tempat yang sama bahkan sampai duduk berhadap-hadapan seperti sekarang ini, bukanlah keinginan mereka. Bisa dibilang mereka baru saja masuk dalam perangkap yang tak sengaja terjadi akibat adanya misscommunication. Tentu saja jika bukan karena Siwon yang menyuruhnya datang kemari, mungkin Donghae tidak akan di tempat ini.


“ Ehmmm…karena sudah berada di sini makanya aku sekarang makan, jadi…jangan salah paham. aku makan disini bukan karena ingin makan bersamamu, melainkan untuk mengisi perutku.” Ujar Donghae dingin meski sebenarnya ia hanya ingin menutupi ketegangannya yang saat ini tengah menderanya. Sementara Yoona tak menanggapi ucapan Donghae dengan serius,menurutnya memperhatikan apapun yang dilakukan oleh seorang Lee Donghae adalah sebuah kebodohan besar. Jadi Yoona lebih memilih untuk meneruskan kegiatan makannya ketimbang untuk sekedar melirik ke arah Donghae.


Alhasil kedua orang ini kembali diam dan lebih memilih untuk terlarut dalam dunia masing-masing. Yoona masih sibuk menyuapkan makanan di piringnya ke dalam mulutnya, begitupun dengan Donghae. Meski terkadang ia melirik Yoona secara diam-diam. Walau sebenarnya lelaki itu menginginkan lebih dari mencuri pandang, lebih tepatnya ia menginginkan untuk bisa menatap Yoona tanpa intimidasi dari siapapun.

“ Hmm…bagaimana keadaan Yuri sekarang?”

Seolah mendapat sebuah seruan untuk menghentikan aktivitasnya, Yoona-pun menghetikan kegiatan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Dia berpikir sejenak, bahkan dia berpikir terlalu berat sampai kemungkinan terburuk hadir menggerayangi pikirannya.

“ Apa itu penting bagimu?” sahut Yoona tertahan. Tertahan karena ia memang sedang menahan perasaannya yang tiba-tiba bergejolak tak menentu. Namun bukan Yoona namanya kalau mudah dipermainkan oleh perasaannya sendiri. karena sebisa mungkin  ia menyikapi ucapan Donghae tadi dengan sedingin mungkin.
“ Apa…dia sudah mempunyai kekasih?” kini dugaan terburuk Yoona semakin kuat. Bahkan keinginan untuk tak menanggapi Donghae, kini pupus. Pertahanannya roboh karena mendapat sentakan dari kuatnya gejolak dalam hatinya. Kini Yoona mengarahkan pandangannya ke arah Donghae.

“ Kenapa memangnya kalau dia belum mempunyai kekasih, hah? Kau ingin mengencaninya?” tenang tapi begitu tepat sasaran. Karena nyatanya Donghae sampai merasa tersendir dengan apa yang Yoona katakan.

“ KAU….”

Kepalan tangan Donghae yang semakin mengeras membuktikan betapa kesalnya lelaki itu. bahkan matanya yang selalu memancarkan aura kelembutan kini berubah menjadi sorot mata yang begitu tajam saat ia memandang gadis di hadapannya.
“ Ini uang untuk membayar makananku. Maaf aku duluan.” Yoona mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya di atas meja. Iapun segera menenteng tasnya, kemudian bangkit dari kursinya. Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Donghae semakin naik darah.  Donghaepun menggeser kursinya dan lantas bangkit dari duduknya.


Gengsi yang selama ini tertahan kini seperti luluh lantah tak berarti. Pertahanan yang mulanya diusung kuat oleh Donghae kini runtuh. Donghae kini mensejajari langkah Yoona, kemudian meraih lengan Yoona saat ia cukup mampu menggapai lengan kecil itu.

Flashback

Lagi-lagi gadis kelas dua SMA bernama Yoona mendapatkan sebuah surat kecil di dalam loker miliknya. Bahkan jari lentiknya sudah hafal betul bagaimana harus bertindak terhadap surat tersebut. Dibukanya perlahan amplop yang menyelimuti surat itu. Untuk kesekian kalinya senyum di wajah cantik gadis itu mengembang seusai membaca setiap kata pada surat itu. Kurang lebih sudah satu bulan ia menemukan surat semacam itu di dalam lokernya. Namun kali ini isi surat itu sedikit berbeda karena pada akhir surat itu, sang Secret Admirer –begitulah orang tersebut memanggil dirinya- meminta Yoona untuk datang ke taman belakang sekolah setelah pulang sekolah.


Singkat cerita, Yoonapun pergi ke taman sekolah. Ia datang sendiri bahkan ia tak memberi tahu siapapun, termasuk teman-temannya. Pandangannya terus mengedar mengitari taman itu. sungguh ia sangat penasaran dengan wujud orang yang selama ini mengiriminya surat. Tak bisa dipungkiri perasaannya kini begitu gugup. Bahkan tak terhitung sudah berapa kali ia menggigit bibir bawahnya untuk sekedar menutupi perasaannya itu.


“ Kau datang?” tiba-tiba terdengar sebuah suara yang begitu mengagetkan. Yoona bahkan menghentikan langkahnya karena tiba-tiba saja persendiannya kaku. Mungkin bisa dibilang ia lupa bagaimana cara untuk bergerak.

Tapi Yoona tak perlu repot-repot untuk membalikkan badannya, karena si empunya suara tadi dengan senang hati menghampiri dan berdiri tepat di hadapan Yoona. Mata sendu yang begitu meneduhkan kini beradu pandangan dengan kedua mata Yoona. Mata itu menatap Yoona seolah sedang berbicara mengekspresikan perasaannya saat ini melalui manik matanya.


“ Tentu kau tahu kenapa aku  berada di sini. Hmmm… akulah pengirim surat misterius itu. Aku tak tahu kapan tepatnya aku mempunyai perasaan seperti itu, namun yang ku ingat adalah kapan aku berani memutuskan untuk membuat surat untukmu. Menulisnya pada malam hari seusai belajar, lalu esok harinya meletakkan surat itu ke dalam lokermu, kemudian bersembunyi di saat kau datang dan diam-diam memperhatikan setiap ekspresimu setelah membaca suratku, dan terus berlanjut hingga akhirnya hari ini aku memutuskan untuk keluar dari persembunyianku. Walau sebenarnya aku sudah cukup bangga pada diriku karena sudah berani menulis surat sebanyak itu, namun tetap saja aku hanya sekedar pengecut yang takut akan perasaannya sendiri kalau aku tidak kunjung menyatakannya langsung padamu.” Tutur namja yang tak lain adalah Lee Donghae. Barang sedetikpun matanya tak henti menatap mata Yoona.

“ D..D..Donghae…”
“ Ya..aku Lee Donghae, apa di luar dugaanmu? Apa tidak sesuai dengan yang kau harapkan? Hem…aku memang tak bisa membeberkan seberapa besar perasaanku, tapi satu yang perlu kau ketahui bahwa perasaanku selalu bertambah besar di setiap harinya dan aku terus begitu hingga waktu yang aku sendiri tidak tahu.” Yoona hanya terdiam seolah terhanyut dalam setiap kata yang di ucapkan oleh Donghae, sampai ia tak sempat mengedipkan matanya, untuk sekedar merileks-kan bagian yang merupakan panca indera pada tubuhnya itu.
“ Aku menyukaimu Yoona.”


……..


Tanpa diketahui siapapun Yoona dan Donghae menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tak ada seorangpun yang mengetahuinya bahkan untuk berprasangka saja tidak ada. Dan memang itulah komitmen yang telah mereka sepakati, atau lebih tepatnya syarat yang Yoona ajukan pada Donghae. Mengingat dari ketiga temannya hanya ia yang sudah mempunyai kekasih, Yoonapun menutupi kenyataan tersebut. Maka Yoona-pun memilih untuk menyembunyikan statusnya dengan Donghae.

Awalnya semua tak menjadi masalah untuk Donghae, namun seiring berjalannya waktu ia mulai jengah. Ia mulai berpikir kalau Yoona sebenarnya malu mengakui dirinya sebagai kekasih. Prasangka buruk mulai hilir mudik dalam pikirannya, mulai dari kemungkinan bahwa sebenarnya Yoona tak menyukai dirinya. Semua semakin buruk saat desas-desus kedekatan Yoona dengan sahabatnya sendiri, yaitu Siwon. Mulanya ia tak menaruh kesal karena kedekatan Yoona dengan Siwon hanya sebatas kedetakan antar sesama anggota pengurus OSIS, namun lambat laun kesabarannya habis.


Hingga akhirnya ia tak mempedulikan lagi hubungannya dengan Yoona. Ia memilih untuk bergonta ganti kekasih tanpa sepengetahuan Yoona. Lalu bagaimana dengan Yoona? Mungkin tak sepenuhnya dugaan Donghae itu salah kalau sebenarnya Yoona tidak menyukai dirinya, karena sebelum Yoona menjadi kekasih Donghae, gadis itu sudah terlebih dulu menyukai Siwon. Dan…untuk bagaimana perasaan gadis itu sekarang? Tak ada yang mengerti, karena Yoona sendiri-pun tak mengerti.


Dan sebuah insiden tak terduga terjadi. Di tengah-tengah suasana kelas yang begitu riuh, tepatnya saat jam kosong. Semua murid dengan bebasnya melakukan apapun, misalnya makan. Begitupun yang terjadi di kelas Yoona. Sangat berisik dan tak terkendali.


“ Lee Donghae kemarilah!” seru Kyuhyun kesal karena sebelumnya ia sudah berulang kali memanggil nama itu, namun yang dipanggil tetap tak kunjung datang. Seolah ingin menggoda temannya, Donghae tetap tak bergeming dari tempatnya yang berada di samping Park Min Rin.
“ Ikan! Palliwa kemari! Kau ini!” desak Sungmin yang tak kalah kesal. Mungkin kalau saja Donghae tidak mengunci laptop Kyuhyun dengan kode unik, mungkin saja kedua orang itu tak perlu memanggil dirinya sampai sekesal itu.


“ Isshh…sirreo! Keurae..park minrin dengan huruf kecil semua.” Teriak Donghae dari tempatnya.
“ MWO?” pekik Kyuhyun sembari bangkit dari kursinya dan menoleh ke belakang tepat dimana Donghae berada.
“ Wae? Bukankah itu tujuanmu memanggilku dari tadi?” balas Donghae tanpa merasa bersalah.
“ Tapi..Kenapa harus namanya?” sahut Kyuhyun tak terima.
“ Karena itu nama yeojachinguku.” Jawab Donghae sambil berdiri.


Sontak suasana kelas hening dan semua perhatian berpusat pada Donghae yang baru saja mengungkapkan hal di luar dugaan. Seisi kelas menoleh ke arah Donghae tak terkecuali Yoona. Perlahan tubuh mungil gadis itu kaku bagai habis disiram air dingin dari kutub utara.

“ Tapi kan kau bisa menggunakannya di laptopmu bukan di laptopku!”
“ Ckkk…biarkan saja. itu wujud rasa banggaku memiliki kekasih sepertinya.” Sahut Donghae lagi-lagi dengan wajah tak bersalahnya. Namun sepersekian detik kemudian mata Donghae menangkap pandangan mata Yoona yang sedang mengarah padanya. Iapun tersenyum pahit sambil mengalihkan pandangannya.



……


“ Kau…apa maksudnya itu?” tanya Yoona geram sembari memojokkan Donghae di sebuah batang pohon besar yang terletak di taman belakang sekolah.
“ Itu yang mana? Ah…yang di kelas tadi? Kurasa otakmu masih berfungsi dengan baik untuk mengartikan kejadian tadi.” Tak ada tatapan teduh maupun kata-kata manis kali ini, yang ada hanya kalimat sinis diringi dengan senyuman kecut dari Donghae. 

“ Jadi kau dengan Minrin…tapi kita…” ucap Yoona gemetar.

Gadis itu seperti enggan mengucapkan kalimatnya sampai tuntas dan lebih memilih untuk menggantungnya. Dia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan bahwa apa yang ia katakan benar adanya. Namun namja di depannya bagai tak peduli dengan perasaan dirinya, dan malah terus menatap dirinya dengan tatapan sengit.

“ Kita apa? yang kau maksud dengan kita itu adalah kau dan aku? Memangnya ada apa diantara kita?” sontak Yoona langsung mengarahkan pandangannya tepat pada mata Donghae. Ditatapnya Donghae dengan tak percaya. Namun bukan keteduhan yang ia dapatkan, melainkan tatapan sinis yang tak bersahabat.
“ Donghae…tapi kita…kita belum..”
“ Belum berakhir? Baiklah kalau begitu sekarang kita akhiri dan satu lagi! Lupakan semua! Lupakan jika aku pernah mengatakan kalimat menjijikkan waktu itu padamu dan juga lupakan tentang surat-surat sampah yang pernah kau temui di lokermu. Ku kira kau gadis pintar namun ternyata kau begitu bodoh hingga mudah untuk ku bodohi.” Tandas Donghae tanpa keraguan sedikitpun. Ia menatap mata Yoona lekat, seolah sedang menantang dan memutar balikkan keadaan. Hingga akhirnya ia menyeringai seolah tak menyesali apa yang telah ia perbuat. tanpa rasa bersalah sedikitpun, laki-laki langsung memutar balik tubuhnya dan berjalan meninggalkan gadis itu mematung.

Flashback End


“ Lepaskan!” pekik Yoona. Tanpa membuang waktu banyak Yoona berhasil melepaskan genggaman Donghae. Dan Donghaepun tak ada usaha sedikitpun untuk menarik Yoona kembali. Dan pada akhirnya ia hanya bisa memandangi punggung Yoona yang semakin menjauh. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain membiarkan Yoona pergi, toh mengejarnya sekalipun tak akan berhasil membuat Yoona tetap tinggal.


Lelaki itu kembali ke mejanya dan mendudukkan dirinya pada posisi yang sama sebelum gadis tadi pergi. Kini kedua tangannya berbaring lurus di atas meja beserta kepalanya yang tertunduk lemas seolah beban di dalam kepalanya begitu berat. Helaan nafas panjang lolos begitu saja dari mulutnya. Namun sedetik kemudian kepala itu terangkat kembali hingga ia mampu menatap lurus pemandangan di depannya.


……..




Yoona POV

Saturdat, 15.15 KST
~ ~ At Bistro Café ~ ~


Kulipat kedua tanganku di depan perutku. Pandanganku berpaling ke luar jendela di sampingku, tepat dimana aku bisa menyaksikan hiruk pikuk masyarakat Seoul. Perasaanku benar-benar kesal aku hari ini. Coba saja kalau tadi aku tidak menuruti perintah Sooyoung pasti aku tidak akan bertemu dengan namja sialan itu. Hah…padahal Sooyoung bilang orang yang akan ku temui adalah Siwon. Tadinya kami juga akan pergi bersama, namun karena ada satu masalah Sooyoung jadi tidak bisa menemaniku. Sebenarnya aku juga tidak masalah kalau sampai disana orang ku temui bukanlah Siwon, lagipula tujuanku datang kesana untuk membicarakan masalah Kyuhyun dan Yuri. Tapi saat aku sampai disana, yang aku dapatkan bukan Siwon melainkan orang menyebalkan itu. mana mungkin Siwon berubah jadi pendek begitu.

“ Sudah lama?” kepalaku menoleh dengan sendirinya saat kudengar suara yang begitu familiar, menyeruak masuk ke dalam telingaku. Dan benar saja, pemilik suara tadi bukanlah orang asing lagi untukku, melainkan sosok yang amat ku kenal, sosok jangkung dengan kaki seperti sumpit.

Sosok tinggi itu kini duduk di kursi depanku. Cihh…siapa yang menyuruhnya duduk? Padahal aku belum menyuruhnya duduk. Menyebalkan sekali sih gadis ini. Dan lihatlah dia malah bertingkah seolah tak berbuat kesalahan.

“ Bagaimana?” tanyanya sambil melirikku. Jujur aku sangat kesal pada anak ini, tapi karena sikapnya yang seperti ini membuatku merasa lebih dari kesal.
“ Apanya yang bagaimana?”
“ Tentu saja pertemuan tadi. Kau ini bagaimana sih!” omelnya sembari mencebikkkan mulutnya. Cihh..harusnya aku yang kesal, bukan dirimu nona Choi Sooyoung.

“ Tentu saja berantakan. Bahkan aku pulang sebelum perbincangan dimulai.” Jawabku enteng. Gadis di hadapanku ini begitu kesal mendengar jawabanku, hingga membuatnya melebarkan matanya sambil mendengus kesal.
“ KAU…ahh…kau ini benar-benar tidak bisa diandalkan! Dan yang paling penting kau sudah membuatku malu! Bagaimana bisa kau pergi begitu saja padahal kalian belum membicarakan apapun? Sungguh tidak sopan!” omelnya tanpa jeda.

Anak ini….coba saja dia ada di posisiku! Ahh…minimal tadi dia ikut bersamaku, pasti dia bisa merasakan rasanya bertemu dengan orang itu. ku akui dari awal pertemuan aku memang sudah berniat pulang, tapi aku tahan dan akupun berusaha setenang mungkin tanpa memancing keributan.

“ Jangan salahkan aku! Salahkan saja namja pendek itu! coba saja kalau dia bersikap lebih sopan, mungkin aku akan memperhitungkannya.” Balasku tak terima ia terus menyalahkanku begitu saja.
“ Pendek? Jadi maksudmu bukan Siwon yang datang? Lalu siapa? Donghae?” tanyanya bertubi-tubi.
“ Kurang lebih seperti itu.” jawabku acuh tak acuh.

Lagi-lagi dia mencebikkan bibirnya tanda kalau ia sedang kesal. Ia juga menggeleng-geleng kepalanya atas jawabanku tadi. Baiklah Choi Sooyoung sepertinya hari ini kau akan ku buat kesal dengan segala macam tingkahku.

“ Memangnya kenapa kalau Donghae? Aku heran denganmu, sebenarnya ada masalah apa antara kau dengannya?” dia menatapku frustasi namun menuntut.


……


Author POV


Di tengah-tengah hamparan rerumputan hijau yang membalut tanah sebuah taman kecil yang tak begitu ramai, seorang gadis cantik berambut hitam panjang dengan sedikit bergelombang sedang membeku. sedetik yang lalu ia baru saja dihadapkan dengan sebuah pernyataan yang mungkin juga akan bermuara pada sebuah pertanyaan yang menuntutnya untuk menyuarakan jawabannya.

“ Mungkin kau sudah mengetahuinya, namun aku ingin kembali menegaskan bahwa aku sangat mencintaimu Yuri.”

Kalimat itu terus berputar-putar dalam benaknya. Hingga untuk memikirkan apa yang harus ia tanggapi dari penyataan itu saja begitu sulit. Benar kata namja itu, Yuri memang sudah mengetahui bagaimana perasaan namja itu. hanya saja Yuri terlalu gamang untuk mengambil keputusan yang memang seharusnya ia ambil.

Namja itu mulai beranjak dari tempatnya dan memutuskan untuk melangkah lebih dekat ke arah gadis di hadapannya, yang tak lain adalah Yuri. Dengan sabarnya pria itu menatap Yuri, tanpa adanya paksaan meski sebenarnya ada sebuah harapan yang menggenang di hatinya. Namun sebisa mungkin, pria itu berusaha untuk tidak membuat gadis di depannya merasa tidak nyaman.


“ Arraseo…”

Jawaban singkat yang terdengar begitu lirih terlontar dari bibir tipis Yuri. Gadis itu menegakkan kepalanya kembali setelah sebelumnya ia tundukkan. Tanpa ada rasa takut, ia menatap Yesung –pria di depannya- yang kemudian berjalan lebih dekat ke arah orang itu.

“ Lalu…apa kau mengizinkanku untuk menjadi satu-satunya pemilik hatimu? Apa kau bersedia bersandar padaku?” tanya Yesung.

Tak ada jawaban yang terlontar. Hanya beberapa gimik wajah yang mampu menyiratkan jawaban dari pertanyaan Yesung barusan. Yuri terus terdiam sembari menudukkan kepalanya lagi. Ditatapnya beberapa daun kering yang beterbangan dari satu sisi ke sisi yang lain akibat terhempas oleh hembusan angin. Meski sebenarnya ia tidak benar-benar menginginkan kegiatan seperti itu, namun apalagi yang harus ia lakukan sekarang?.

“ Maaf..aku..aku tak bermaksud memberatkanmu, Hmmm..lupakan saja. anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa.” ucap laki-laki itu merasa menyesal dengan apa yang baru saja ia katakan.

“ Tidak…bagaimana bisa seperti itu?”

Yuri kembali buka suara setelah sebelumnya terdiam membisu. Wajahnya terlihat begitu serius bahkan untuk memandang orang di depannya sajapun begitu. Seolah tak ingin memperpanjang sebuah ketidakpastian, Yuri menekan segala kerisihan dalam hatinya.

Kening pria itu berkerut sembari menegaskan pandangannya pada Yuri. Ia begitu terperangah dengan jawaban Yuri tadi yang menurutnya menyisakan beberapa tanda tanya dalam benaknya. Terus menerus ia menatap Yuri seakan sedang mencari-cari kejelasan atas ucapan yang diucapkan oleh gadis itu.

“ Sekarang..aku tanya. Apa kau bersedia memahami segala kekuranganku?” tanya Yuri mantap.

Untuk kedua kalinya gadis itu berhasil membuat Yesung kelimpungan untuk mengartikan setiap perkataannya. Namun tak lama kemudian, Yesung tersenyum bahagia setelah ia rasa mengerti apa yang dimaksud gadis di depannya. Yesung begitu bahagia hingga ia memberanikan dirinya untuk meraih dan menggenggam tangan Yuri.

“ Pasti!” jawab Yesung tanpa keraguan sedikitpun.





…….


Yoona POV


Aigoo….coba saja aku tidak ceroboh, mungkin saja sedang pergi bersama yang lainnya sekarang. Ya…coba saja aku tidak meninggalkan dompetku di sembarang tempat, pasti aku tidak perlu repot-repot datang ke café ini.

Sebenarnya aku juga tidak tahu pasti dimana aku meninggalkan dompetku, hanya saja aku baru menyadarinya kemarin dan malamnya ada seseorang yang mengahubungi telah menemukan dompet milikku. Dari suaranya aku bisa tebak dia adalah seorang laki-laki, namun suaranya tidak terdengar begitu jelas. Yah…sepertinya orang itu sedang memiliki gangguan tenggorokan. 

Ah…kembali pada nasibku sekarang yang sedang duduk sendirian menunggu seseorang yang tak jelas. Kalau saja tidak ada hal-hal penting seperti kartu tanda penduduk, credit card maupun kartu atm, aku juga tidak akan datang. Tapi kali ini berbeda, banyak sekali benda-benda berharga di dalamnya, meski tidak ada terlalu banyak uang di dalam dompetku.


Harus berapa lama lagi aku menunggunya? Padahal kami sudah berjanji akan bertemu pada pukul dua siang, tapi sudah empat puluh menit berlalu dan orang itu belum kunjung datang. Aishhh…apa jangan-jangan orang itu hanya mempermainkanku saja? ahhh…entahlah!

Aku paling benci menunggu apalagi kalau menunggu dalam konteks yang tidak jelas seperti ini. Baiklah tenang Im Yoon Ah… sabar! Kau bisa segera pergi setelah orang itu mengembalikan dompetmu. Bagaimana kalau sekarang ini lupakan orang itu sejenak dan bermainlah dengan ponselmu dulu untuk sementara waktu? Keurae…. Sepertinya bermain dengan ponsel dan mengecheck account pribadi bukan saran yang buruk.


Dengan lihai jemariku menari diatas layar sentuh ponsel tipis berwarna hitam dalam genggamanku. Mulai dari mengaktifkan program jejaring sosial, hingga mengetikkan beberapa kata sebagai aktifitas kelanjutannya, benar-benar membuatku terhanyut. Ah…banyak sekali orang-orang yang baru saja memperbarui account-nya. Mataku terus terpaku pada setiap kalimat atau bahkan foto-foto yang terpampang di layar ponselku sembari jariku terus bergerak seolah menggerakkan kursor ke atas dan ke bawa.


“ Sepertinya sangat menyenangkan.”

Persendianku menegang sekejap saat tiba-tiba mendengar suara seseorang. Dengan perlahan ku tegakkan penglihatan dan menanggalkan kegiatanku yang sebelumnya untuk sementara. Dia? Lagi-lagi tubuhku menegang saat tahu orang yang duduk di depanku adalah….Donghae. dia menatapku datar kemudian memperhatikan diriku baik-baik.  tapi yang menjadi pertanyaan adalah sudah berapa lama ia berada di depanku?.

“ Langsung saja ke inti permasalahan, aku datang ke sini untuk mengembalikan dompetmu yang tertinggal tempo hari yang lalu.” Ucapnya datar. Dia sedikit bergerak seperti sedang merogoh saku celananya, hingga akhirnya ia mengeluarkan dompetku dan meletakkannya di atas meja. Dengan cepat aku meraih benda kecil berwarna hitam itu. ku rentangkan kedua sisi dompet itu sehingga aku bisa mengecheck bagian isinya. Semuanya masih sama seperti biasanya, tapi….foto. yah…dengan panik aku mencari foto itu di dalam dompetku. Ini dia… tapi apa dia menemukan foto ini? Aishh…jangan sampai! Kau ini bodoh Im Yoon Ah seharusnya kau membuang foto ini sejak dulu. Aigoo…bagaimana kalau ternyata dia sudah melihatnya?.

“ Apa kau membuka dompetku?” berondongku yang terkesan begitu menuntut.
“ Tentu…” jawabnya singkat. Meski singkat jawabannnya barusan sungguh membuatku panik bukan main, ini benar-benar gawat.
“ Tenang saja, aku tidak mengambil apapun dari dompetmu. Kau pikir benda-benda di dalam dompetmu begitu berharga? Cihh…kartu atm, kartu kredit, kartu penduduk, uang, dan….”

“ Dan…” aku mencondongkan tubuhku agar lebih dekat dengannya. Jujur aku sangat takut kalau kata selanjutnya adalah ‘ dan fotoku ‘. Bukankah aku harus mengantisipasinya? Semua bisa saja terjadikan?.

Aku masih menunggu kalimat selanjutnya dari namja itu, namun dia terus terdiam seperti enggan untuk meneruskannya. Bahkan dia enggan untuk menatapku , dia lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya sambil menumpu dagunya dengan tangannya. Ayolah Lee Donghae! katakan yang jelas! Jangan membuatku terus menerka-nerka dalam ketakutan.

“ Yoona….aku harap apapun masalah yang pernah terjadi diantara kita, tidak membuatmu enggan bicara denganku. Apalagi kalau menyangkut Yuri.” Dia mendelik lemah ke arahku sambil meluruskan tangannya yang tadi ia gunakan untuk menumpu dagunya.

Apa ini maksudnya? Menyangkut Yuri? Jangan bilang kalau dia menyukai Yuri dan memintaku untuk membuatnya dekat dengan Yuri!. Tidak..tidak…tidak! apapun yang akan ia lakukan bukanlah urusanmu Yoona, lagipula kalau memang benar seperti itu, memangnya kenapa? Dia bukanlah siapa-siapamu. Tapi…sekuat apapun aku mengelak dari ketakutan ini, tetap saja ada dorongan balik yang memaksaku untuk tidak melarikan diri dari perasaan aneh ini.


“ Maaf…aku..aku ada urusan lain. terimakasih sudah mengembalikan dompetku.” Aku beranjak dari kursiku dan dengan cepat membalikkan tubuhku tanpa berpikir untuk menoleh ke arahnya. Tidak…aku tidak boleh lemah.
“ Kau tega membiarkan temanmu menemukan kebahagiannya?” langkahku terhenti begitu saja, kala suara tegasnya menyeruak ke dalam indera pendengaranku.
“ Kyuhyun harus pergi ke Jepang untuk memulai kuliahnya di sana, tapi sebelum ia pergi kurasa ia perlu bertemu dengan Yuri.” Ucapnya penuh penuntutan.

Langsung saja aku membalikkan badanku dan mendapatinya yang juga sedang berdiri di tempatnya. Jadi…semua prasangkaku salah?. Ku hela nafasku panjang setelah sebelumnya aku merasakan sesak di dalam dadaku. Seraya meyakinkan diri, kakiku perlahan melangkah menghampirinya yang masih berada di tempat yang sama. Tatapan itu. semakin dekat aku menatapnya, semakin nyata juga tatapan itu kembali.

“ Temanku begitu bodoh untuk melakukan semua itu dengan usahanya sendiri. Jangankan untuk melakukannya, berinisiatif untuk mengambil tindakanpun tidak. meski dia tidak pernah mengatakan ingin bertemu dengan Yuri namun aku mengenal dirinya dengan baik. Aku tahu pasti dia ingin menemui temanmu itu. Jadi..maukah kau membantuku?” tuturnya dengan amat sungguh-sungguh. Tak ada lagi Donghae menyebalkan seperti tempo hari yang lalu,  yang ada hanya adalah seorang namja yang begitu tulus dan sungguh-sungguh.
“ Membantumu mempertemukan mereka berdua?” Dia hanya menggangguk dan menarik sedikit sudut bibirnya yang selama ini tak pernah ku lihat lagi setelah kejadian itu. ini benar-benar di luar dugaan, aku tak pernah membayangkan hal seperti ini terjadi.



…….


3 days Later…
.

Seperti yang sudah kami rencanakan, kini aku dan Donghae berada di sebuah café dengan nuansa tenang yang begitu kentara akan kesan kaula muda. Tepat di depan kami sudah duduk seorang namja yang merupakan alasan kenapa aku dan Donghae berada di sini. Yaph…dia adalah Cho Kyuhyun. Laki-laki itu –Kyuhyun- seperti tak mengorangkan keberadaanku dan Donghae, dia malah terus terfokus pada benda mati berukuran kecil yang sedang berada dalam genggamannya.

“ Katakan sebenarnya ada apa kalian memintaku datang ke sini?” tanyanya dengan acuh tak acuh. Tak sedikitpun bocah itu melepaskan benda berwarna hitam yang dikenal dengan nama PSP itu dari genggamannya, bahkan saat jelas-jelas ia sedang bertanya pada orang lain.
“ Ada yang ingin kami bicarakan padamu Kyu.” Jawab Donghae santai sedangkan aku hanya mengangguki saja, meski sebenarnya bocah bernama Kyuhyun itu juga tidak akan melihat anggukanku.

“ Aku tahu. Maksudku apa yang ingin kalian katakan?”
“ Kyu…apa kau benar-benar..”

“ YOONG…!” kalimat donghae terhenti begitu ada suara nyaring yang menyerukan namaku. Sontak aku dan Donghae langsung menemukan siapa pemilik suara memekakkan telinga.

Gadis itu lebih tepatnya Yuri, berjalan mendekat ke tempatku berada. Tapi…ternyata dia tidak sendiri, ada orang lain di belakangnya. Orang itu….. orang yang sebenarnya tidak diharapkan datang ke sini setidaknya untuk sekarang ini. Aigoo…ottokhae? Apa aku harus mengusir orang itu dan menyuruhnya untuk membiarkan Yuri tetap disini?.

“ Bagaimana ini?” Desis Donghae sambil menyikut lenganku. Namun tak ada reaksi yang terlalu berarti yang dapat ku berikan padanya.

“ YES!!” jantungku kembali dibuat tak normal saat tiba-tiba saja orang di depanku ini berdiri sambil berteriak girang. Aigoo…bisa-bisa lemah jantung aku kalau terus seperti ini. Sebelumnya aku begitu terkejut dan dibuat panik saat melihat Yuri datang bersama Yesung, namun belum juga jantungku kembali normal, tiba-tiba saja bocah ini bereaksi begitu heboh.

“ Kau…” entah bagaimana caranya yang pasti kini Kyuhyun menemukan sosok Yuri yang berada tak jauh darinya dan tentunya sosok Yesung yang berada beberapa langkah dari tempat Yuri.


Seolah sedang menonton sebuah drama remaja, aku dan Donghae hanya duduk termangu menyaksikan tanpa berbuat apapun. Yang jelas aku juga tidak tahu harus melakukan apa, tapi membiarkan mereka yang bertindak merupakan pilihan tepat. Setidaknya membiarkan mereka yang menentukan apa yang selanjutnya akan terjadi, tidak akan memperkeruh suasana.

“ Kenapa dia harus mengajak Yesung?” bisik Donghae pelan. Aku hanya menggeleng untuk menanggapi pertanyaannya.

“ Hmm..Yoong sebenarnya ada apa?” tanya Yuri kaku. Mendengar pertanyaannya aku hanya bisa menghela nafas kemudian meringis pelan. Haruskah aku menjawabnya dengan jujur?. Haruskah aku bilang kalau tujuanku memintanya datang adalah untuk mempertemukannya dengan Kyuhyun?.

“ Kau habis darimana? Kenapa ada Yesung juga?” tanyaku balik. entah ini terdengar bodoh atau tidak, yang jelas aku terlalu bingung untuk menjawab pertanyaannya. Yah…jadi pilihan satu-satunya adalah mengalihkan pertanyaan.
“ Aku…aku..”
“ Tadinya kami ingin pergi ke suatu tempat, tapi karena kau menyuruhnya datang kesini, jadi aku mengantarnya kemari.” Selak Yesung tak lupa menyunggingkan senyumnya seusai penuturannya.

Aigoo…lagi-lagi detak jantungku makin tak karuan karena ketiga orang ini. Padahal yang sedang ku hadapi bukan masalahku, tapi kenapa jadi aku yang khawatir?. Ayolah…ini bukan saat yang tepat untuk mengumbar hubungan tidak jelas kalian!.

Tatapanku beralih pada Kyuhyun yang entah kenapa memutuskan untuk kembali duduk di tempatnya. Dia malah bersikap seolah tak peduli dengan apa yang sedang terjadi dan kembali memainkan PSP-nya. Suara backsound sebuah game kemabli menyeruak mengisi kekosongan yang entah harus ku isi dengan apa.

“ Apa kalian sedang berkencan?” tanya Donghae. sontak aku langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya lekat-lekat, memintanya untuk diam. Biar bagaimanapun, tidak seharusnya dia menanyakan hal semacam itu.
“ Ya..bisa dibilang seperti itu.” jawab Yesung santai.

Mataku terbelalak  hingga rasanya ingin keluar dari tempatnya. Ada apa ini? Kenapa begitu tiba-tiba? Ok..baiklah mungkin ini salahku yang hampir satu bulan ini tak bisa bertemu dengan Yuri karena kesibukan kuliahku yang begitu mendera banyak waktuku. Tapi…sepertinya ini tidak mungkin. Tidak mungkinkan Kwon Yuri?. Kualihkan tatapanku ke arah Kyuhyun yang tak bereaksi sama sekali, dia masih terpaku dengan mainannya sambil terus menekan-nekan tombol PSP-nya.

“ Ah…keurae, kalau begitu ayo duduk!” ujarku mempersilahkan keduanya duduk. Merekapun duduk di dua kursi kosong di sebelah Kyuhyun. Yuri duduk di sebelah Kyuhyun dan Yesung duduk di kursi paling pinggir.

“ Hmm..jadi sejak kapan kalian meresmikan hubungan kalian?”

Segera ku senggol kaki Donghae dengan kakiku. Lagi-lagi namja itu melempar pertanyaan frontal yang sukses membuatku harus bekerja dua kali lebih berat untuk sekedar mengatur sistem pernapasanku. Namun namja di samping ku ini hanya tersenyum sok manis, memintaku untuk tak mencegahnya.

“ Sejak…dua minggu yang lalu.”
“ APA?????” kali ini aku benar-benar terkejut, sampai-sampai aku tak bisa mengendalikan reaksiku itu. dua minggu? Kenapa aku bisa tidak mengetahuinya?.
“ Sahabat macam apa kau sampai tidak mengetahuinya?” umpat Donghae pelan sembari menoleh ke arahku.

“ Kau begitu sibuk Yoong… bahkan untuk sekedar pergi bersamaku, makanya aku belum sempat memberitahumu.” Ucap Yuri sambil memegangi tengkuknya.

Hah…lelucon macam apa ini? Aku tidak tahu kalau sahabatku sendiri sudah memiliki namjachingu hanya karena tidak mempunyai cukup waktu untuk bertemu?. Dan ekspresi macam apa itu? bukankah harusnya dia kaget atau setidaknya menoleh ke orang sebelahnya. Tapi apa? dia malah sibuk dengan kegiatannya yang masih sama seperti sebelumnya. aku jadi sangsi kalau manusia bernama Cho Kyuhyun itu memiliki keinginan untuk bertemu dengan Yuri.


“ Kau kan bisa memberitahu lewat telepon atau paling tidak, dengan mengirimiku pesan.” Koarku frustasi.
“ Maaf Yoong tapi..”
“ Apa Sooyoung dan Seohyun sudah mengetahuinya?” selakku masih dengan semangat berkobar. Bukannya menjawab gadis itu malah meringis sambil terkekeh pelan. Jadi…hanya aku satu-satunya orang yang tidak mengetahui hal ini?.

“ Hahh…” belum juga rasa kesalku mereda, tiba-tiba Kyuhyun mendengus kesal sembari merubah posisi duduknya. Bocah itu mulai menegakkan duduknya dan melepaskan kontaknya dengan benda kecil yang dari tadi menjadi pusat perhatiannya. Iapun melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya, kemudian menyimpan mainannya itu ke dalam saku celananya.
“ Bukannya kita harus ke tempat Victoria?” tanyanya pada Donghae.
“ Ah…kau duluan saja nanti aku menyusul.” Jawab Donghas singkat. Iapun menganggukkan kepalanya dan lantas bangkit dari tempat duduknya.

“ Baiklah Im Yoon Ah aku harus segera pergi, jadi kapan-kapan saja kita bicara. Keurae..aku duluan.” Pamitnya sambil memandangku kemudian Donghae, namun tidak pada Yuri maupun Yesung. Setelahnya juga namja itu melenggang pergi begitu saja tanpa sedikitpun menoleh ke arah Yuri. Seolah orang yang berada di sini hanya aku dan Donghae.


……..


Yuri POV


Jemariku terus bergerak memainkan gantungan ponsel berbandul tokoh kartun kesukaanku, Mickey mouse. Dengan perasaan tak beraturan ku goyang-goyangkan benda kecil yang hingga kini masih kusimpan dan bahkan masih ku pasang di ponselku. Meski sekarang ini sedang ku lepas karena aku sedang ingin memainkannya.

Setiap kali aku melihat benda ini, pikiranku terus berputar hingga terkadang , membuatku terjebak dalam dunia imajinasi yang begitu liar. Mungkin bohong jika aku mengatakan aku ingin membuang benda ini, karena pada kenyataannya aku tidak akan pernah membiarkan benda ini hilang. Berlebihan…bisa dibilang seperti itu.Namun memang itulah yang aku rasakan. Tidak membiarkan benda ini hilang meski sebenarnya jika benda ini benar-benar hilang, aku masih bisa membeli yang serupa.  

“ Apa dia masih menyimpan gantungan yang sama denganku?” tanyaku pada diriku sendiri.

Namun dengan cepat akal sehatku menemui sebuah jawaban atas pertanyaan yang ku buat sendiri. dia tidak mungkin masih menyimpan benda seperti ini, biar bagaimanapun hanya pria bodoh yang menyimpan gantungan ponsel berbandul mickey mouse! Apalagi untuk ukuran namja seperti Kyuhyun, itu sangat mustahil.

Menyebut namanya aku jadi teringat pertemuanku dengannya beberapa hari lalu, meski aku juga tidak tahu kenapa dia bisa berada di tempat yang sama pada saat itu. Namun saat itu dia tidak meninggalkan kesan apapun, dia malah bersikap seperti tidak mengenalku atau mungkin tidak melihatku. Yang pasti dia sama sekali tidak menoleh ke arahku meski aku duduk di sebelahnya. Begitupun saat ia pergi, ia sama sekali tak mengucapkan apapun padaku.



……..


At SiFanny’s Party

Saturday, 19.35 KST

Dengan ditemani Sooyoung akhirnya aku sampai di sebuah taman yang disulap menjadi tempat indah dimana Siwon dan Tiffany merayakan hari jadi mereka. Acara ini tidak dirancang menjadi sebuah pesta mewah atau pesta dansa semacamnya, hanya sebuah pesta kecil yang lebih mirip dengan reuni. Karena banyak sekali teman-teman SMA yang ku temui di sini. 

Setelah mengucapkan selamat pada Siwon dan Tiffany, aku langsung menghampiri Seohyun yang sedang berbincang dengan Yoona sembari mengambil beberapa kue. Ide jahilpun berkeliaran di kepalaku. Dengan langkah perlahan, ku hampiri mereka berdua dan mengagetkan keduanya dari belakang.

“ YAK!” pekik Yoona kesal namun tertahan, sedangkan aku hanya bisa menertawai tampangnya yang begitu buruk.
“ Darimana saja kalian kenapa baru datang?” aku berhenti tertawa dan berniat menjawab pertanyaan Seohyun yang lebih mirip dengan sebuah ejekan.

“ Tentu sudah menjadi rahasia umum kalau seorang Kwon Yuri itu lambannya bukan main, maka jadilah kami berdua baru sampai.” Sahut Sooyoung dengan penuh penekanan di setiap katanya. Aku tahu memang akulah penyebab keterlambatan kami, tapi itu juga bukan sepenuhnya salahku. Kesalahan terbesar ada pada Heechul oppa, kalau saja dia tidak memintaku untuk membelikannya sebuah kado yang tentunya untuk pujaan hatinya, aku juga tidak akan datang setelat ini.

“ Harusnya kau tinggalkan saja dia!” seru Yoona yang membuatku kesal.
“ Diam kau!” perintahku yang hanya ditanggapi dengan ekspresi wajahnya yang begitu meledek. Cihh…kalau bukan karena banyak orang di tempat ini, sudah ku jenggut rambutmu Im Yoon Ah!.

“ Mana berani aku meninggalkannya, bisa-bisa dia mengadu pada namjachingu-nya.”
“ Memangnya kemana Yesung?” tanya Seohyun sembari menyuapkan sepotong kue ke dalam mulutnya.
“ Dia sedang sibuk mengerjakan tugas dari dosennya.” Jawabku datar.


Obrolan kami terus berlanjut hingga tak jarang bermuara pada kegiatan saling mengejek. Entah aku, Yoona, Sooyoung, maupun Seohyun secara bergantian menjadi korban akibat ulah kami sendiri. Tapi kegiatan kami terhenti saat seorang namja datang dan memutuskan berada di antara kami. Siapa lagi kalau bukan Donghae?. sesekali ia berbincang denganku, Seohyun, Sooyoung, maupun Yoona. Tapi kalau bisa diperjelas dalam kasus ini dia sedang berbincang dengan kami berempat, hanya saja aku tidak begitu memperhatikannya. Karena perhatianku sedang tersita pada sesosok yang entah kapan berada di tempat ini juga.


Bisa kulihat jelas dari sini, bahwa gadis itu, maksudku Victoria sedang bercengkrama dengan beberapa temannya. Namun ada satu sosok yang kurasa sangat asing untukku. Sosok itu terus berada di samping Victoria dan tak jarang ia juga berinteraksi dengan Sungmin ataupun Siwon. Sebenarnya siapa sosok itu? sosok pria tegap tinggi itu?.

“ Victoria tidak datang bersama Kyuhyun?” celetukku sembari menoleh ke arah Donghae. Diia terlihat begitu bingung dengan perkataanku barusan. Untuk beberapa saat dia mengerutkan dahinya, setelah akhirnya ia berkacak pinggang sambil mengalihkan pandangannya ke arah Victoria.

“ Kalau bisa datang dengan Changmin untuk apa dia datang dengan yang lain?” jawab Donghae. Ia mengalihkan pandangannya ke arahku, hingga kebingungan kini malah menderaku.

“ Maksudmu?”

Tanya Yoona. Donghae memutar sedikit kakinya hingga ia bisa menghadap Yoona dengan leluasa. “ Bukankah datang bersama pasangan sendiri lebih menyenangkan?.” Ucap Donghae.

Rentetan pertanyaan di dalam kepalaku kini terus berputar-putar hingga rasanya aku sangat pening. Apa maksudnya? Datang bersama pasangan sendiri? Apa maksudnya pria bernama Changmin itu kekasih Victoria? lalu Kyuhyun?. dengan tak sabaran aku menarik lengan baju Donghae yang sukses membuatnya berbalik badan sambil menatapku kesal.

“ Apa??” tanyanya seolah ingin menelanku hidup-hidup.
“ Jadi….maksudmu orang yang bernama Changmin itu kekasihnya Victoria?”
“ Ya…memangnya kenapa?”


Aku hanya bisa tercengang mendapati kenyataan seperti ini. Tentu ini sama sekali bukan urusanku, menyangkut siapapun yang menjadi kekasih Victoria memang bukan masalah untukku. Tapi…aku merasa begitu tersentak begitu Donghae dengan santai mengumbar jawabannya.

“ Kyuhyun…bukankah…ia dan Victoria…”
“ Jika kau ingin mengatakan kalau Kyuhyun dan Victoria adalah sepasang kekasih, ku sarankan lebih baik kau tidak berbicara seperti itu. karena dugaanmu benar-benar salah.” Selak Donghae sebelum aku meneruskan ucapanku kembali.

Aku hanya bisa terdiam seperti orang bodoh. Tanpa mengetahui alasan apa yang membuatku menjadi begini. Aku bingung…aku benar-benar seperti dipermainkan oleh dunia. Kalau memang apa yang selama ini kukira itu tidak benar, terus…apa aku berhak menjadikan itu sebagai alasan kenapa aku menjadi seperti ini?. Tapi kenapa? Seharusnya dengan ada ataupun tidaknya alasan, seharusnya aku tidak boleh seperti ini!

“ Yul…Apa kau baik-baik saja?”
“ Aku ingin pulang.”



………





Author POV


In Donghae’s Car



Sesekali Donghae melirik Yuri dari spion tengah mobilnya. Sepanjang perjalanan gadis itu terus terdiam sambil memandang pemandangan di luar mobil. Tak jauh berbeda dengan Donghae, Yoona terus memperhatikan sosok yang berada di sebelahnya yang hingga kini tak bergeming, meski sebenarnya ia sudah berulang kali mengajaknya berbicara.

  Maaf…aku sudah merepotkan kalian.” Ucap yuri pelan namun begitu serius. Gadis itu sedikit menggeser posisi duduknya hingga kini ia bisa dengan leluasa berhadapan dengan Yoona. 

“ Sebenarnya ada apa denganmu, Yul?” tanya Yoona sembari menggenggam tangan Yuri.
“ Mollayo…”
“ Aku sendiri tidak mengerti apa yang sedang ku rasakan sekarang, bahkan aku juga tidak tahu kenapa aku bisa seperti ini.” Lanjut Yuri.

Yoona semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Yuri, seolah dengan begitu ia bisa meringankan sedikit beban yang sedang ditanggung temannya. Dengan sabar Yoona terus memandangi Yuri tanpa menuntut orang itu untuk bercerita lebih banyak padanya.

Tanpa diketahui dua gadis yang sedang duduk di kursi penumpang, Donghaepun menepikan mobilnya di dekat halte. Mobilnya pun berhenti hingga membuat kedua gadis itu sadar bahwa mobil yang sedang mereka tumpangi sudah tidak melaju lagi.

Dengan cekatan Donghae melepas sabuk pengaman yang sepanjang perjalanan melilit tubuhnya, kemudiaan ia membalik tubuhnya hingga pandangannya dapat menghadap langsung ke kursi penumpang, tepat dimana dua gadis itu berada. Donghae menatap salah satu dari dua gadis itu dengan serius seperti sedang berpikir apa yang harus ia lakukan terhadap gadis itu.

“ Apa karena Kyuhyun?” tanya Donghae menuntut.
“ Aku tanya padamu apa yang membuat seperti ini adalah Kyuhyun?” ulang Donghae.
“ Donghae…sudahlah.” Ucap Yoona tak ingin Donghae terus mendesak temannya. 

Akhirnya Donghae kembali merapihkan duduknya dengan mendengus kesal. Tanpa mengatakan apapun lagi, Donghae kembali melajukan kendaraannya. Ia tak habis pikir dengan Yuri yang begitu lama untuk sekedar menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’. meski sebenarnya ini bukan urusannya, Donghae merasa ia perlu campur tangan dalam masalah ini.

“ Aku tak tahu apakah ini penting atau tidak untukmu, yang jelas kau juga tidak akan menyesal mendengarnya.”Setelah sekian lama saling terdiam, Donghaepun buka suara meski terdengar begitu datar. Apa yang diucapkan Donghae seolah menjadi magnet yang menarik perhatian Yuri maupun Yoona.

“ Kyuhyun…..”





TBC


I’m back!!!!!!!!
Perhatian my true love is you balik….
Gak nyangka setelah waktu berlalu cukup lama, akhirnya aku bisa nerusin ff ini lagi
Seneng sih karena seenggaknya masih bisa ngelanjutin, Cuma aku ngerasa pesimis kalo ff ini masih bisa diterima. Gimana enggak? FF ini tuh udh menghilang cukup lama, mungkin readers juga udh pada lupa kali ama jalan ceritanya.


Ya udah deh itu aja..
Aku lagi bingung mau ngomong apa, yang pasti aku gak maksa untuk komen, Cuma kalo emg kalian bisa komen,  leave comment for me ya…
Jujur di part ini aku butuh komen buat mengevaluasi tulisanku, jadi kedepannya aku bisa memperbaiki kekurangan di sana sini. Alright…aku juga mohon kemaklumannya atas typo yang bertebaran (aku males ngedit), bahasanya berantakan ( belakangan ini kemampun menyusun kataku lagi kacau), terus maaf juga kalau ceritanya malah jadi semakin ngaco dan gak asik (tapi mau gimana lagi? Karena ff ini berawal dari sebuah cerita yg gaje, jadi nya sampe sekarangpun aku nulis alurnya gaje).


Baiklah saudara-saudara sekalian, cukup sampai disini ya…
Semoga pada seneng, sekali lagi maaf karena ceritanya jadi berantakan.
Terakhir…

HAPPY FASTING!!!!!



Thanks


GSB

Comments

  1. wah ud nunggu skian lama ampe berbulan2 tlh trlewati akhrnya ff ni dtg jg . hehe
    mkin seru ajh ni , bhsa yg dgunkn jg kyna gg amatiran gtu .bkn ky cerpen tp lbh k novel . daebak

    trnyata ad yoonhae jg, asik bnyk crta ni . krain vic am nikun ,hehe
    soo-yun couple bru ni . seo msi jmblo dung ? haha

    yes sbr ya nunggu yul dgn prsaan ny yg tdk menentu .
    np kyuri ni gg mau trus trng si . wktu ktmu jg np kyu diam ajh , bkn greget dh .
    lanjutan ny jgn lma ya . pnasaraan ni am ap yg bkal diomongin hae ttg kyu .

    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kira-kira udah lima bulan ff ini ngilang, heheheheh...
      semua udah ada pasangannya, kecuali seo soalnya aku bingung mau dipasangin ama siapa.
      betul...semoga abng yesung diberi kesabaran oleh allah swt,yah..
      klo kyuhyun, mungkin dia lagi sakit gigi makanya diem aja..


      hehehe...btw makasih buat komennya ya chingu...
      sabar-sabar ya nunggu kelanjutannya, aku kan anaknya males binti labil, jadi susah buat mastiin kapan nulisnya..
      tapi klo bisa aku usahain secepetnya..

      Delete
  2. authorrrrrrrrr.. Ngilangya lama amat siih...
    Tapi gpp deh.. KYURI!!!!
    Part selanjutnya cepet cepet cepet di publish.. Makin penasaran..
    Novia.. :)

    ReplyDelete
  3. authorrrrrrrrr.. Ngilangya lama amat siih...
    Tapi gpp deh.. KYURI!!!!
    Part selanjutnya cepet cepet cepet di publish.. Makin penasaran..
    Novia.. :)

    ReplyDelete
  4. ya nih..maaf kelamaan..
    next part aku usahain secepetnya,
    makasih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts