My True Love Is You Part 8 ( Farewell )
Yuri POV
ā Bisa bicara sebentar?ā segeraku tengadahkan kepalaku dan
mendapati sosok yang selama dua bulan terakhir ini tak pernah kusapa. Ku
tundukkan lagi kepalaku dan memfokuskan diriku kembali pada novel yang dari
tadi sedang ku baca. Aku terus membacanya tanpa menanggapi ucapan orang di
depanku, karena menurutku tak ada lagi yang perlu dibicarakan.
ā Diam ku anggap kau setuju.ā Ujarnya yang kini menarik
lenganku. Sontak aku yang tadinya duduk, ikut terbangun karena tarikannya. Tak
ingin menuruti keinginannya, aku memukul lengan kanannya cukup keras, tapi
percuma saja, biar bagaimanapun tenagaku tak sebanding dengan tenaganya.
ā Lepaskan aku Kyuhyun-ssi!ā rontaku yang kini mulai emosi
karena perbuatannya. Dia hanya melirikku sekilas, kemudian kembali melangkahkan
kakinya, yang pastinya ikut menyeret langkahku.
ā Ku bilang lepaskan!ā teriakku lagi sambil terus berusaha
melepaskan cengkramannya. Tapi dia tetap tak menggubris. Terpaksa aku mengikuti
saja apa yang ia lakukan. Karena percuma saja aku menegaskan opiniku yang
sampai kapanpun tak akan didengar olehnya.
ā Lepaskan dia!ā suara interupsi tiba-tiba terdengar.
Terdengar begitu berat dan dingin. Bahkan suara itu mampu menghentikan langkah
Kyuhyun. yang kini memutar balik badannya untuk mencari pemilik suara tadi. Dan
ternyata orang itu adalah.
.Yesung.
Tatapan tajamnya begitu lekat terarah pada Kyuhyun yang mengiringi
setiap derap langkahnya. Hingga kini ia menatap Kyuhyun dalam jarak yang amat
dekat. Tiba-tiba saja ku rasakan tangan kiriku yang bebas dari cengkraman
Kyuhyun, kini beralih dalam cengkraman Yesung. Aigoooā¦ada apa dengan kedua
namja ini?.
ā Aku sudah bilang lepaskan dia.ā Ujar Yesung dengan
menekankan kalimatnya. Mata sipitnya yang kini beradu tatapan dengan Kyuhyun,
memancarkan kilatan yang mengerikan.
ā Kalau aku tidak mau bagaimana?ā seolah menantang Kyuhyun
tersenyum kecut tanpa memalingkan tatapannya dari Yesung. Dan baru ku sadari
kalau kami bertiga menjadi bahan tontonan hampir semua orang di kelas ini.
ā Aku akan tetap memaksamu, karena dia adalah
yeojachinguku!ā jawab Yesung sambil menunjukku. Aku jadi bergidik ngeri
mendengar perbincangan diantara dua namja ini. Tapi apa katanya? Aku
yeojachingunya?. Persetan dengan perasaan kesalku karena pengakuan Yesung tadi,
sekarang ada hal yang lebih menyeramkan di hadapanku, yaitu kedua namja ini. Mereka
saling menatap tajam, menggunakan intonasi tinggi serta penekanan dalam
penyampaian kalimat mereka. dan yang lebih parah kenapa harus bawa-bawa aku.
ā Kau!ā pekik Kyuhyun yang kurasa semakin emosi. Bahkan bisa
kulihat berulang kali ia mendengus kesal. Tapi tidak dengan Yesung. Dia malah
tersenyum yang terlihat seperti senyuman licik?.
ā Kenapa? Apa kau bermasalah? Ahā¦aku lupa dia ini kan
yeojachingu-mu, ya kan?ā
ā Hhh..tapi sayangnya hanya yeojachingu palsu, benarkan Cho
Kyuhyun?ā lanjut Yesung yang sukses membuat mataku terbelalak kaget. Kesal juga
tentunya. Tapi bagaimana bisa dia mengetahui hal itu?. Perlahan kurasakan
Kyuhyun mengendurkan cengkramannya. Kepalanya tertunduk, bahkan aura emosional
itu tak terpancar lagi sekarang.
Author POV
ā Kenapa kita harus ke sini Yoong? Bukankah harusnya kita
tetap di dalam?ā racau Seohyun yang tak mengerti dengan tingkah temannya. Seharusnya kita tetap di dalam dan meminta
penjelasan Yuri pikir Seohyun.
ā Dan membuat Yuri semakin kesal? Begitu maumu?ā sahut Yoona
sambil berkacak pinggang. Keluar dari kelas, bukan karena ia tak peduli dengan
Yuri. Tapi membiarkan Yuri menyelesaikan masalahnya dulu tanpa mencampurinya.
Ia tahu benar apa yang baru saja ia dengar di kelas tadi. Bahkan ia sangat
ingin menanyakan langsung pada Yuri, tapi dia jauh lebih mengerti dengan
keadaan yang sedang berkembang.
ā Geundaeā¦benar kata Yoona. Lebih baik kita biarkan dulu.
Dan setelah suasananya sudah membaik, baru kita tanyakan, otte?ālerai Sooyoung
yang tak ingin ketegangan diantara kedua temannya berlarut.
Sedangkan ketiga yeoja muda ini sedang mengitari taman
sekolahnya sambil sesekali berbincangan atau bahkan melontarkan gurauan. Ada
seorang namja dan yeoja yang tengah berbincang di bangku panjang taman. Awalnya
Yoona, Seohyun dan Sooyoung tak menyadari keberadaan kedua orang itu. tapi
setelah berjalan lebih jauh, kini mereka melihat kedua orang itu. bahkan mereka
juga mengenali kedua sosok yang tengah bersandar manja satu sama lain.
ā Kau tahu? Sanghyun oppa, kakakku itu menyukai Yoona,
bahkan dia sengaja menjemputku agar bisa bertemu dengannya. Sebenarnya aku tak
masalah dengan hal itu, tapi lama-lama aku jadi kesal. Kenapa banyak sekali
namja yang menyukai Yoona? Bahkan oppa-ku termasuk salah satunya.ā tutur sang
yeoja dengan penuh beban. Padahal kalau dilihat, apa yang baru saja ia katakan,
bukan-lah sebuah masalah.
Perlahan namja yang duduk di sampingnya, mengelus pelan puncak
kepala gadis itu. bahkan ia menyunggingkan senyumannya. Sedangkan kedua orang
ini masih sibuk dengan dunianya, Yoona, Sooyoung, dan Seohyun pun begitu. Sibuk
menyaksikan kedua orang di hadapan mereka. terlebih Yoona, yang namanya sedang
terlibat dalam perbincangan itu.
ā Tenanglah Rin-ah,
dibandingkan dengan kau, dia tak ada apa-apanya. Mungkin namja yang menyukainya
buta, karena menyukai yeoja tomboy dan kasar sepertinya.ā Ujar sang namja yang
kini memutar posisi duduknya, agar bisa menatap wajah yeoja yang ia panggil
dengan sebutan Rin-ah tadi.
Sontak ucapan namja tadi yang tak lain adalah Donghae,
membuat Yoona kesal dan geram. Kini kedua teman Yoona, yaitu Sooyoung dan
Seohyun langsung melirik Yoona yang tengah dirundung amarah. Keduanya sudah tak
habis pikir dengan apa yang akan Yoona lakukan nanti.
ā Benar kata Donghae Kim Ae Rin, kau harusnya tidak perlu
berlebihan seperti itu. mungkin namja yang menyukaiku itu sedang khilaf.
Bagaimana bisa mereka menyukai yeoja tomboy, kasar, menyebalkan seperti aku, ya
kan Hae?ā Ujar Yoona sembari merapat pada pasangan sejoli itu. sontak kedua
orang itu hampir mati kaku, setelah tahu orang yang mereka perbincangkan telah
mendengar semuanya. Terlebih Donghae yang kaget bukan main. Bahkan ia bisa
melihat jelas amarah yang ada apa pada diri Yoona sekarang.
Setelah selesai menyampaikan opininya, kini Yoona berbalik
dan meninggalkan tempat yang harusnya tak ia datangi tadi. Meskipun begitu, ia
tak sedikitpun merasa menyesal. Bahkan ia merasa sangat bersyukur. Seolah
mengerti, Sooyoung dan Seohyun langsung mengekori Yoona, tanpa banyak
bertanya. Dan Donghae? Dia masih diam
termangu memandangi langkah Yoona yang bahkan sudah tak terlihat lagi sekarang.
ā¦ā¦ā¦..
ā Mianhae Kyu..ini semua gara-gara aku!ā sesal Tiffany
setelah mendengar penjelasan panjang dari Kyuhyun. memang setelah mendengar
kenyataan frontal yang dilontarkan Yesung, hampir semua teman dekat Kyuhyun,
mendesak agar ia menjelaskan semuanya.
Mungkin bagi beberapa orang seperti Sungmin, Donghae, dan
Sunny apa yang dibeberkan oleh Kyuhyun tak semenyedihkan seperti yang Tiffany pikirkan. Bahkan mereka
sempat tersenyum, walau awalnya Donghae sempat kesal karena telah dibohongi.
ā Sudahlah itu bukan salahmu Fany-ah! Mungkin aku saja yang
terlalu bodoh sampai-sampai melakukan hal seperti itu.ā ucap Kyuhyun tak ingin
temannya terus merasa bersalah. Tak jauh berbeda dengan Kyuhyun, Siwonpun ikut
menenangkan yeojachingu-nya.
ā Lalu apa kau menyesalinya?ā tanya Sungmin yang dengan
serius memandang wajah Kyuhyun.
ā Menyesal? Kurasa antara
tidak dan iya.ā Jawab Kyuhyun sambil tersenyum samar yang menarik perhatian
teman-temannya untuk mendengar lebih banyak lagi.
ā Maksudmu?ā tanya Victoria yang tak mengerti dengan jawaban
Kyuhyun. tentu pertanyaan Victoria membuat Kyuhyun mau tak mau mesti berpikir
sejenak guna memilih kalimat yang tepat agar semua sahabatnya mengerti. Sampai
akhirnya ia mulai membuka mulutnya lagi.
ā Menyesalā¦ menyesal karena aku sudah membohongi banyak
orang, dan tidak karenaā¦.ā Jawab Kyuhyun menggantung, bukan untuk membuat
teman-temannya penasaran, hanya saja ia sedang berpikir. Akan tetapi meski
berulang kali berpikir, ia tetap saja tak tahu kenapa ia tak menyesalinya.
Melihat keterpojokan temannya, Donghae yang sepertinya sudah
sangat paham dengan hal semacam itu, kini tersenyum jahil. ā Tidak karena kau
telah jatuh cinta padanya Kyu.ā Ucap Donghae yang membuat semua orang beralih
menatapnya.
ā Ya..akuilah kalau kau memang jatuh cinta padanya, memang
kau kira aku itu bodoh?ā cibir Donghae yang kini jadi pertanyaan besar bagi
Kyuhyun yang notabene-nya belum pernah jatuh cinta. Ia tak tahu apa yang
dikatakan Donghae itu benar atau tidak. Dan kalau itu memang benar, entah harus
bagaimana dirinya sekarang.
Seolah mengerti dengan diamnya Kyuhyun, Donghae mulai
beranjak dari tempatnya dan duduk merapat di samping Kyuhyun.ā Tenanglah..kami
semua akan membantumu.ā Ujar Donghae seraya merangkul temannya. Mendengar
pernyataan Donghae barusan, Kyuhyun kembali terjebak oleh perasaan bingung.
Karena jujur ia sendiri tidak tahu, bantuan semacam apa yang ia butuhkan dari
teman-temannya.
ā¦ā¦ā¦..
Yuri POV
Aku masih tak habis pikir dengan orang di sebelahku.
Bagaimana bisa dia sampai selancang itu?. biarlah..biar saja aku terus diam
tanpa membuka percakapan. Toh..dia yang membawaku ke taman ini. Duduk diam
menerawang pemandangan taman belakang sekolah. Itulah yang kulakukan.
Sebenarnya aku ingin memaki orang yang duduk di sebelahku ini. Tapi percuma saja.
meskipun aku melakukannya tak akan bisa merubah apapun, ya kan?.
ā Mianhae Yul..aku tidak bermaksud..ā
ā Sudahlahā¦tak usah dibahas lagi.ā Potongku yang malas
mendengar kalimatnya. Jujur aku sangat kesal padanya. Setelah lama aku berusaha
tak mengingat semuanya, sekarang dia malah membeberkannya pada orang banyak.
ā Waktu itu aku mengikuti kalian yang pergi ke taman. Dan
dari situlah aku mengetahui semuanya. Maafkan aku, kukira dengan mengetahui
kenyataan itu, aku bisa membuatmu bahagia. Jujur aku sangat kesal saat
melihatmu menangis karenanya.ā
Tanpa dipinta indera pendengaranku sedang menyimak ucapan
Yesung dengan cermat. Kini kumiringkan posisi dudukku agar lebih nyaman saat
mendengarkan ceritanya. Hufttā¦jadi dia mendengarnya. Bahkan dia melihat aku
menangis. Tapi benarkah apa yang ia katakan kalau aku menangis untuknya? Untuk
namja itu?. tidak..aku menangis karena merasa dirugikan. Benar pasti karena
itu.
ā Aku tak ingin membiarkannya menyakitimu, meski aku sendiri
tidak tahu apa yang sudah ia lakukan padamu.ā Sambungnya lagi dengan nada yang
amat menyesal. Mungkin egois, kalau aku tetap berkeras hati tak mau
memaafkannya. Meski berat tapi aku harus memaafkannya.
ā Jangan terus disesali, aku pikir apa yang kau lakukan ada
baiknya juga. Sekarang semua orang sudah tak perlu salah paham lagi, ya kan?ā
ujarku mencoba mengubur rasa bersalahnya. Dia pun menoleh padaku, sambil
tersenyum lebar. Sepertinya beban di hatinya sudah meringan.
Entahlahā¦yang pasti aku tak ingin orang ini terus merasa
bersalah. Sepertinya semenjak aku pernah menyakitinya dulu, aku jadi agak
canggung padanya. Bukan karena aku menyukainya, tapi karena aku merasa
bersalah.
ā¦ā¦..
Author POV
Kini semuanya telah bersiap dengan busana wisuda masing-masing.
Menantikan detik-detik kelulusan mereka, serta kebebasan yang telah lepas
dengan sebutan āanak SMAā. Semuanya begitu berdebar, bagaimanapun juga ini
momen yang sangat penting bagi mereka. Tapi rasa gugup, takut, atau keinginan
untuk buang air kecil itu sirna begitu saja saat satu persatu nama mereka
dipanggil dan dinyatakan lulus.
ā Chukaeā¦Yul!ā seru Heechul sambil menghampiri adik
kesayangannya. Kini ia memeluk adiknya tanpa mempedulikan pasokan oksigen
adiknya mulai menipis. ā Oppa lepaskan.ā Ronta Yuri sambil memukul pelan dada
bidang kakak lelakinya yang otomatis membuat heechul kesal sambil mengerucutkan
bibirnya. Sontak membuat Yuri dan kedua orang tua mereka tergeleng melihat
kelakuan yang tak pantas dilakukan oleh pria usia 25 tahun. ā eomma..aku kesana
dulu ya.ā Pamit Yuri seraya menunjuk ke arah dimana terdapat ketiga sahabatnya.
ā¦ā¦ā¦ā¦
Baru juga dua minggu bebas dari status anak SMA-nya, kini
Yuri kembali sibuk. Sibuk untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Meski
begitu, bukan berarti ia tidak punya waktu bermain dengan teman-temannya. Lihat
saja sekarang. Sekarang ia sedang berkumpul bersama ketiga temannya di sebuah
cafƩ yang biasa mereka kunjungi. Keempat
gadis muda itu terlihat begitu gembira. Rasanya beban yang mereka punya
terlupakan begitu saja, saat berbagai lelucon ditujukan pada satu sama
lain.
ā Sooyoung-ah, jadi kau sudah melupakan monyet gunung itu?ā
ledek Yoona menanggapi ulasan yang baru saja ia dengar dari Sooyoung. Sontak
mereka semua tertawa, kecuali Sooyoung yang seorang diri merasa kesal dengan
ungkapan Yoona barusan.
ā Yah..kalau dipikir-pikir Jung Yunho memang seratus kali
lebih baik dari manusia monyet itu.ā sahut Yuri yang langsung disambut ledakan
tawa dari Yoona dan Seohyun. Sedangkan Sooyoung hanya bisa menanggapinya dengan
kesal sambil menggerutu sendiri.
ā Ishhā¦Kwon Yuri berhentilah tertawa dan pikirkan saja hubunganmu
dengan Kim Yesung!ā protes Sooyoung kesal. Mendengar hal itu yuri pun langsung
menghentikan tawanya. Malah ekspresi wajahnya langsung berubah aka da. Kwon
Yuri yang baru saja tertawa lepas, kini dengan cepatnya berganti menjadi lemas.
ā Neā¦bagaimana perkembangan hubunganmu dengannya? Apa telah
menunjukkan kemajuan?ā tanya Seohyun dengan sedikit mencondongkan tubuhnya.
Mungkin tak hanya Seohyun seorang yang begitu penasaran dengan kelanjutan kisah
Yuri, kalau bisa dibilang, semua orang yang menyaksikan apa yang terjadi selama
beberapa waktu belakangan ini pun begitu.
Layaknya sepasang kekasih, Yesung sering mengantar jemput
Yuri, menghabiskan waktu bersama, dan tak jarang, Yesung datang ke rumah Yuri.
Selama semua itu berlangsung, aka da kepastian di dalamnya. Bagi Yuri, Yesung
hanyalah seorang teman, tak lebih. Tapi bukannya Yuri tak tahu kalau Yesung
menginginkan dirinya lebih dari seorang teman, tapi entah mengapa ia belum
mampu untuk membuka hatinya. Rasanya begitu berat mengosongkan hatinya dan
mengisinya dengan cinta yang Yesung berikan untuknya.
ā Yul..kau harus tegas, jangan menggantungkan perasaan orang
lain. Dengan tak memberikannya kepastian, kau hanya memposisikannya pada suatu
tempat yang tak bisa ia pijaki.ā Terang Yoona sambil mengelus pelan tangan
Yuri.
ā Aku tidak menggantung perasaannya, hanya saja aku
memerlukan waktu.ā Sahut Yuri lemah. Kini ketiga temannya hanya bisa menoleh
satu sama lain. Mereka tahu benar kalau sahabatnya ini belum mampu memberikan
perasaannya untuk Yesung.
ā¦ā¦ā¦..
Kyuhyun menatap lekat-lekat selembar surat dalam
genggamannya. Berbagai rasa timbul setelah membaca isi dari surat tersebut.
Antara senang, bangga, lega, danā¦bimbang?. Mendapat beasiswa di salah satu
universitas terkemuka di Jepang, bukanlah hal mudah yang bisa diraih semua
orang. Masuk universitas itu adalah impiannya dan pastinya akan membuat orang
tuanya bangga. Tapi perasaan manusia begitu kompleks hingga sulit untuk
dimengerti. Begitupun dengan Kyuhyun yang harusnya sedang bersenang ria dengan
kabar tersebut, kini ia malah merasa terbebani, seperti ada sebuah batu kecil
yang mengganjal di hatinya.
Hatinya ingin segera pergi ke Jepang dan mewujudkan
cita-citanya selama ini, tapi ada bagian terdalam di hatinya yang menyatakan
keberatan untuk hal itu. Dia merasa ada sesuatu yang kurang, merasa bahwa harus
ada hal yang ia lakukan sebelum dirinya pergi. Tak mendapat pencerahan apapun,
lelaki jangkung itu hanya bisa menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang tamu di
rumahnya sambil memejamkan kedua matanya.
Tidakkah ini bodoh? Aku menghawatirkan sesuatu yang aku sendiri tidak
mengerti. Pikir Kyuhyun dalam diamnya.
ā¦ā¦.
Saturday, 13.55 KST
~ ~ At Star Avenue
Restaurant ~ ~
Aura ketegangan begitu lekat menyelimuti santap siang
Donghae dan Yoona. Kedua manusia itu terus mendumel dalam hatinya, karena biar
bagaimanapun berada di tempat yang sama bahkan sampai duduk berhadap-hadapan
seperti sekarang ini, bukanlah keinginan mereka. Bisa dibilang mereka baru saja
masuk dalam perangkap yang tak sengaja terjadi akibat adanya misscommunication. Tentu saja jika bukan
karena Siwon yang menyuruhnya datang kemari, mungkin Donghae tidak akan di
tempat ini.
ā Ehmmmā¦karena sudah berada di sini makanya aku sekarang
makan, jadiā¦jangan salah paham. aku makan disini bukan karena ingin makan
bersamamu, melainkan untuk mengisi perutku.ā Ujar Donghae dingin meski
sebenarnya ia hanya ingin menutupi ketegangannya yang saat ini tengah
menderanya. Sementara Yoona tak menanggapi ucapan Donghae dengan serius,menurutnya
memperhatikan apapun yang dilakukan oleh seorang Lee Donghae adalah sebuah
kebodohan besar. Jadi Yoona lebih memilih untuk meneruskan kegiatan makannya
ketimbang untuk sekedar melirik ke arah Donghae.
Alhasil kedua orang ini kembali diam dan lebih memilih untuk
terlarut dalam dunia masing-masing. Yoona masih sibuk menyuapkan makanan di
piringnya ke dalam mulutnya, begitupun dengan Donghae. Meski terkadang ia
melirik Yoona secara diam-diam. Walau sebenarnya lelaki itu menginginkan lebih
dari mencuri pandang, lebih tepatnya ia menginginkan untuk bisa menatap Yoona
tanpa intimidasi dari siapapun.
ā Hmmā¦bagaimana keadaan Yuri sekarang?ā
Seolah mendapat sebuah seruan untuk menghentikan
aktivitasnya, Yoona-pun menghetikan kegiatan menyuapkan makanan ke dalam
mulutnya. Dia berpikir sejenak, bahkan dia berpikir terlalu berat sampai
kemungkinan terburuk hadir menggerayangi pikirannya.
ā Apa itu penting bagimu?ā sahut Yoona tertahan. Tertahan
karena ia memang sedang menahan perasaannya yang tiba-tiba bergejolak tak
menentu. Namun bukan Yoona namanya kalau mudah dipermainkan oleh perasaannya
sendiri. karena sebisa mungkin ia
menyikapi ucapan Donghae tadi dengan sedingin mungkin.
ā Apaā¦dia sudah mempunyai kekasih?ā kini dugaan terburuk
Yoona semakin kuat. Bahkan keinginan untuk tak menanggapi Donghae, kini pupus.
Pertahanannya roboh karena mendapat sentakan dari kuatnya gejolak dalam
hatinya. Kini Yoona mengarahkan pandangannya ke arah Donghae.
ā Kenapa memangnya kalau dia belum mempunyai kekasih, hah? Kau
ingin mengencaninya?ā tenang tapi begitu tepat sasaran. Karena nyatanya Donghae
sampai merasa tersendir dengan apa yang Yoona katakan.
ā KAUā¦.ā
Kepalan tangan Donghae yang semakin mengeras membuktikan
betapa kesalnya lelaki itu. bahkan matanya yang selalu memancarkan aura
kelembutan kini berubah menjadi sorot mata yang begitu tajam saat ia memandang
gadis di hadapannya.
ā Ini uang untuk membayar makananku. Maaf aku duluan.ā Yoona
mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya di atas meja. Iapun segera
menenteng tasnya, kemudian bangkit dari kursinya. Mendapat perlakuan seperti
itu, membuat Donghae semakin naik darah. Donghaepun menggeser kursinya dan lantas
bangkit dari duduknya.
Gengsi yang selama ini tertahan kini seperti luluh lantah
tak berarti. Pertahanan yang mulanya diusung kuat oleh Donghae kini runtuh.
Donghae kini mensejajari langkah Yoona, kemudian meraih lengan Yoona saat ia
cukup mampu menggapai lengan kecil itu.
Flashback
Lagi-lagi gadis
kelas dua SMA bernama Yoona mendapatkan sebuah surat kecil di dalam loker
miliknya. Bahkan jari lentiknya sudah hafal betul bagaimana harus bertindak
terhadap surat tersebut. Dibukanya perlahan amplop yang menyelimuti surat itu. Untuk
kesekian kalinya senyum di wajah cantik gadis itu mengembang seusai membaca
setiap kata pada surat itu. Kurang lebih sudah satu bulan ia menemukan surat
semacam itu di dalam lokernya. Namun kali ini isi surat itu sedikit berbeda
karena pada akhir surat itu, sang Secret Admirer ābegitulah orang tersebut
memanggil dirinya- meminta Yoona untuk datang ke taman belakang sekolah setelah
pulang sekolah.
Singkat cerita,
Yoonapun pergi ke taman sekolah. Ia datang sendiri bahkan ia tak memberi tahu
siapapun, termasuk teman-temannya. Pandangannya terus mengedar mengitari taman
itu. sungguh ia sangat penasaran dengan wujud orang yang selama ini
mengiriminya surat. Tak bisa dipungkiri perasaannya kini begitu gugup. Bahkan
tak terhitung sudah berapa kali ia menggigit bibir bawahnya untuk sekedar
menutupi perasaannya itu.
ā Kau datang?ā
tiba-tiba terdengar sebuah suara yang begitu mengagetkan. Yoona bahkan
menghentikan langkahnya karena tiba-tiba saja persendiannya kaku. Mungkin bisa
dibilang ia lupa bagaimana cara untuk bergerak.
Tapi Yoona tak perlu
repot-repot untuk membalikkan badannya, karena si empunya suara tadi dengan
senang hati menghampiri dan berdiri tepat di hadapan Yoona. Mata sendu yang
begitu meneduhkan kini beradu pandangan dengan kedua mata Yoona. Mata itu
menatap Yoona seolah sedang berbicara mengekspresikan perasaannya saat ini
melalui manik matanya.
ā Tentu kau tahu
kenapa aku berada di sini. Hmmmā¦ akulah
pengirim surat misterius itu. Aku tak tahu kapan tepatnya aku mempunyai
perasaan seperti itu, namun yang ku ingat adalah kapan aku berani memutuskan
untuk membuat surat untukmu. Menulisnya pada malam hari seusai belajar, lalu
esok harinya meletakkan surat itu ke dalam lokermu, kemudian bersembunyi di
saat kau datang dan diam-diam memperhatikan setiap ekspresimu setelah membaca
suratku, dan terus berlanjut hingga akhirnya hari ini aku memutuskan untuk
keluar dari persembunyianku. Walau sebenarnya aku sudah cukup bangga pada
diriku karena sudah berani menulis surat sebanyak itu, namun tetap saja aku
hanya sekedar pengecut yang takut akan perasaannya sendiri kalau aku tidak
kunjung menyatakannya langsung padamu.ā Tutur namja yang tak lain adalah Lee
Donghae. Barang sedetikpun matanya tak henti menatap mata Yoona.
ā D..D..Donghaeā¦ā
ā Ya..aku Lee
Donghae, apa di luar dugaanmu? Apa tidak sesuai dengan yang kau harapkan?
Hemā¦aku memang tak bisa membeberkan seberapa besar perasaanku, tapi satu yang
perlu kau ketahui bahwa perasaanku selalu bertambah besar di setiap harinya dan
aku terus begitu hingga waktu yang aku sendiri tidak tahu.ā Yoona hanya terdiam
seolah terhanyut dalam setiap kata yang di ucapkan oleh Donghae, sampai ia tak
sempat mengedipkan matanya, untuk sekedar merileks-kan bagian yang merupakan
panca indera pada tubuhnya itu.
ā Aku menyukaimu
Yoona.ā
ā¦ā¦..
Tanpa diketahui
siapapun Yoona dan Donghae menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tak ada
seorangpun yang mengetahuinya bahkan untuk berprasangka saja tidak ada. Dan
memang itulah komitmen yang telah mereka sepakati, atau lebih tepatnya syarat
yang Yoona ajukan pada Donghae. Mengingat dari ketiga temannya hanya ia yang
sudah mempunyai kekasih, Yoonapun menutupi kenyataan tersebut. Maka Yoona-pun
memilih untuk menyembunyikan statusnya dengan Donghae.
Awalnya semua tak
menjadi masalah untuk Donghae, namun seiring berjalannya waktu ia mulai jengah.
Ia mulai berpikir kalau Yoona sebenarnya malu mengakui dirinya sebagai kekasih.
Prasangka buruk mulai hilir mudik dalam pikirannya, mulai dari kemungkinan
bahwa sebenarnya Yoona tak menyukai dirinya. Semua semakin buruk saat
desas-desus kedekatan Yoona dengan sahabatnya sendiri, yaitu Siwon. Mulanya ia
tak menaruh kesal karena kedekatan Yoona dengan Siwon hanya sebatas kedetakan
antar sesama anggota pengurus OSIS, namun lambat laun kesabarannya habis.
Hingga akhirnya ia
tak mempedulikan lagi hubungannya dengan Yoona. Ia memilih untuk bergonta ganti
kekasih tanpa sepengetahuan Yoona. Lalu bagaimana dengan Yoona? Mungkin tak
sepenuhnya dugaan Donghae itu salah kalau sebenarnya Yoona tidak menyukai
dirinya, karena sebelum Yoona menjadi kekasih Donghae, gadis itu sudah terlebih
dulu menyukai Siwon. Danā¦untuk bagaimana perasaan gadis itu sekarang? Tak ada
yang mengerti, karena Yoona sendiri-pun tak mengerti.
Dan sebuah insiden
tak terduga terjadi. Di tengah-tengah suasana kelas yang begitu riuh, tepatnya
saat jam kosong. Semua murid dengan bebasnya melakukan apapun, misalnya makan.
Begitupun yang terjadi di kelas Yoona. Sangat berisik dan tak terkendali.
ā Lee Donghae
kemarilah!ā seru Kyuhyun kesal karena sebelumnya ia sudah berulang kali
memanggil nama itu, namun yang dipanggil tetap tak kunjung datang. Seolah ingin
menggoda temannya, Donghae tetap tak bergeming dari tempatnya yang berada di
samping Park Min Rin.
ā Ikan! Palliwa
kemari! Kau ini!ā desak Sungmin yang tak kalah kesal. Mungkin kalau saja
Donghae tidak mengunci laptop Kyuhyun dengan kode unik, mungkin saja kedua
orang itu tak perlu memanggil dirinya sampai sekesal itu.
ā Isshhā¦sirreo!
Keurae..park minrin dengan huruf kecil semua.ā Teriak Donghae dari tempatnya.
ā MWO?ā pekik
Kyuhyun sembari bangkit dari kursinya dan menoleh ke belakang tepat dimana
Donghae berada.
ā Wae? Bukankah itu
tujuanmu memanggilku dari tadi?ā balas Donghae tanpa merasa bersalah.
ā Tapi..Kenapa harus
namanya?ā sahut Kyuhyun tak terima.
ā Karena itu nama
yeojachinguku.ā Jawab Donghae sambil berdiri.
Sontak suasana kelas
hening dan semua perhatian berpusat pada Donghae yang baru saja mengungkapkan
hal di luar dugaan. Seisi kelas menoleh ke arah Donghae tak terkecuali Yoona.
Perlahan tubuh mungil gadis itu kaku bagai habis disiram air dingin dari kutub
utara.
ā Tapi kan kau bisa
menggunakannya di laptopmu bukan di laptopku!ā
ā Ckkkā¦biarkan saja.
itu wujud rasa banggaku memiliki kekasih sepertinya.ā Sahut Donghae lagi-lagi
dengan wajah tak bersalahnya. Namun sepersekian detik kemudian mata Donghae
menangkap pandangan mata Yoona yang sedang mengarah padanya. Iapun tersenyum
pahit sambil mengalihkan pandangannya.
ā¦ā¦
ā Kauā¦apa maksudnya
itu?ā tanya Yoona geram sembari memojokkan Donghae di sebuah batang pohon besar
yang terletak di taman belakang sekolah.
ā Itu yang mana?
Ahā¦yang di kelas tadi? Kurasa otakmu masih berfungsi dengan baik untuk
mengartikan kejadian tadi.ā Tak ada tatapan teduh maupun kata-kata manis kali
ini, yang ada hanya kalimat sinis diringi dengan senyuman kecut dari
Donghae.
ā Jadi kau dengan
Minrinā¦tapi kitaā¦ā ucap Yoona gemetar.
Gadis itu seperti
enggan mengucapkan kalimatnya sampai tuntas dan lebih memilih untuk
menggantungnya. Dia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan bahwa apa yang ia
katakan benar adanya. Namun namja di depannya bagai tak peduli dengan perasaan
dirinya, dan malah terus menatap dirinya dengan tatapan sengit.
ā Kita apa? yang kau
maksud dengan kita itu adalah kau dan aku? Memangnya ada apa diantara kita?ā
sontak Yoona langsung mengarahkan pandangannya tepat pada mata Donghae.
Ditatapnya Donghae dengan tak percaya. Namun bukan keteduhan yang ia dapatkan,
melainkan tatapan sinis yang tak bersahabat.
ā Donghaeā¦tapi
kitaā¦kita belum..ā
ā Belum berakhir?
Baiklah kalau begitu sekarang kita akhiri dan satu lagi! Lupakan semua! Lupakan
jika aku pernah mengatakan kalimat menjijikkan waktu itu padamu dan juga
lupakan tentang surat-surat sampah yang pernah kau temui di lokermu. Ku kira
kau gadis pintar namun ternyata kau begitu bodoh hingga mudah untuk ku bodohi.ā
Tandas Donghae tanpa keraguan sedikitpun. Ia menatap mata Yoona lekat, seolah
sedang menantang dan memutar balikkan keadaan. Hingga akhirnya ia menyeringai
seolah tak menyesali apa yang telah ia perbuat. tanpa rasa bersalah sedikitpun,
laki-laki langsung memutar balik tubuhnya dan berjalan meninggalkan gadis itu
mematung.
Flashback End
ā Lepaskan!ā pekik Yoona. Tanpa membuang waktu banyak Yoona
berhasil melepaskan genggaman Donghae. Dan Donghaepun tak ada usaha sedikitpun
untuk menarik Yoona kembali. Dan pada akhirnya ia hanya bisa memandangi
punggung Yoona yang semakin menjauh. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain
membiarkan Yoona pergi, toh mengejarnya sekalipun tak akan berhasil membuat
Yoona tetap tinggal.
Lelaki itu kembali ke mejanya dan mendudukkan dirinya pada
posisi yang sama sebelum gadis tadi pergi. Kini kedua tangannya berbaring lurus
di atas meja beserta kepalanya yang tertunduk lemas seolah beban di dalam
kepalanya begitu berat. Helaan nafas panjang lolos begitu saja dari mulutnya.
Namun sedetik kemudian kepala itu terangkat kembali hingga ia mampu menatap
lurus pemandangan di depannya.
ā¦ā¦..
Yoona POV
Saturdat, 15.15 KST
~ ~ At Bistro CafƩ ~
~
Kulipat kedua tanganku di depan perutku. Pandanganku berpaling
ke luar jendela di sampingku, tepat dimana aku bisa menyaksikan hiruk pikuk
masyarakat Seoul. Perasaanku benar-benar kesal aku hari ini. Coba saja kalau
tadi aku tidak menuruti perintah Sooyoung pasti aku tidak akan bertemu dengan
namja sialan itu. Hahā¦padahal Sooyoung bilang orang yang akan ku temui adalah
Siwon. Tadinya kami juga akan pergi bersama, namun karena ada satu masalah
Sooyoung jadi tidak bisa menemaniku. Sebenarnya aku juga tidak masalah kalau
sampai disana orang ku temui bukanlah Siwon, lagipula tujuanku datang kesana
untuk membicarakan masalah Kyuhyun dan Yuri. Tapi saat aku sampai disana, yang
aku dapatkan bukan Siwon melainkan orang menyebalkan itu. mana mungkin Siwon
berubah jadi pendek begitu.
ā Sudah lama?ā kepalaku menoleh dengan sendirinya saat
kudengar suara yang begitu familiar, menyeruak masuk ke dalam telingaku. Dan
benar saja, pemilik suara tadi bukanlah orang asing lagi untukku, melainkan
sosok yang amat ku kenal, sosok jangkung dengan kaki seperti sumpit.
Sosok tinggi itu kini duduk di kursi depanku. Cihhā¦siapa
yang menyuruhnya duduk? Padahal aku belum menyuruhnya duduk. Menyebalkan sekali
sih gadis ini. Dan lihatlah dia malah bertingkah seolah tak berbuat kesalahan.
ā Bagaimana?ā tanyanya sambil melirikku. Jujur aku sangat
kesal pada anak ini, tapi karena sikapnya yang seperti ini membuatku merasa
lebih dari kesal.
ā Apanya yang bagaimana?ā
ā Tentu saja pertemuan tadi. Kau ini bagaimana sih!ā omelnya
sembari mencebikkkan mulutnya. Cihh..harusnya aku yang kesal, bukan dirimu nona
Choi Sooyoung.
ā Tentu saja berantakan. Bahkan aku pulang sebelum
perbincangan dimulai.ā Jawabku enteng. Gadis di hadapanku ini begitu kesal
mendengar jawabanku, hingga membuatnya melebarkan matanya sambil mendengus
kesal.
ā KAUā¦ahhā¦kau ini benar-benar tidak bisa diandalkan! Dan
yang paling penting kau sudah membuatku malu! Bagaimana bisa kau pergi begitu
saja padahal kalian belum membicarakan apapun? Sungguh tidak sopan!ā omelnya
tanpa jeda.
Anak iniā¦.coba saja dia ada di posisiku! Ahhā¦minimal tadi
dia ikut bersamaku, pasti dia bisa merasakan rasanya bertemu dengan orang itu.
ku akui dari awal pertemuan aku memang sudah berniat pulang, tapi aku tahan dan
akupun berusaha setenang mungkin tanpa memancing keributan.
ā Jangan salahkan aku! Salahkan saja namja pendek itu! coba
saja kalau dia bersikap lebih sopan, mungkin aku akan memperhitungkannya.ā
Balasku tak terima ia terus menyalahkanku begitu saja.
ā Pendek? Jadi maksudmu bukan Siwon yang datang? Lalu siapa?
Donghae?ā tanyanya bertubi-tubi.
ā Kurang lebih seperti itu.ā jawabku acuh tak acuh.
Lagi-lagi dia mencebikkan bibirnya tanda kalau ia sedang
kesal. Ia juga menggeleng-geleng kepalanya atas jawabanku tadi. Baiklah Choi
Sooyoung sepertinya hari ini kau akan ku buat kesal dengan segala macam
tingkahku.
ā Memangnya kenapa kalau Donghae? Aku heran denganmu,
sebenarnya ada masalah apa antara kau dengannya?ā dia menatapku frustasi namun
menuntut.
ā¦ā¦
Author POV
Di tengah-tengah hamparan rerumputan hijau yang membalut
tanah sebuah taman kecil yang tak begitu ramai, seorang gadis cantik berambut
hitam panjang dengan sedikit bergelombang sedang membeku. sedetik yang lalu ia
baru saja dihadapkan dengan sebuah pernyataan yang mungkin juga akan bermuara
pada sebuah pertanyaan yang menuntutnya untuk menyuarakan jawabannya.
ā Mungkin kau sudah mengetahuinya, namun aku ingin kembali menegaskan
bahwa aku sangat mencintaimu Yuri.ā
Kalimat itu terus berputar-putar dalam benaknya. Hingga
untuk memikirkan apa yang harus ia tanggapi dari penyataan itu saja begitu
sulit. Benar kata namja itu, Yuri memang sudah mengetahui bagaimana perasaan
namja itu. hanya saja Yuri terlalu gamang untuk mengambil keputusan yang memang
seharusnya ia ambil.
Namja itu mulai beranjak dari tempatnya dan memutuskan untuk
melangkah lebih dekat ke arah gadis di hadapannya, yang tak lain adalah Yuri.
Dengan sabarnya pria itu menatap Yuri, tanpa adanya paksaan meski sebenarnya
ada sebuah harapan yang menggenang di hatinya. Namun sebisa mungkin, pria itu
berusaha untuk tidak membuat gadis di depannya merasa tidak nyaman.
ā Arraseoā¦ā
Jawaban singkat yang terdengar begitu lirih terlontar dari
bibir tipis Yuri. Gadis itu menegakkan kepalanya kembali setelah sebelumnya ia
tundukkan. Tanpa ada rasa takut, ia menatap Yesung āpria di depannya- yang
kemudian berjalan lebih dekat ke arah orang itu.
ā Laluā¦apa kau mengizinkanku untuk menjadi satu-satunya
pemilik hatimu? Apa kau bersedia bersandar padaku?ā tanya Yesung.
Tak ada jawaban yang terlontar. Hanya beberapa gimik wajah
yang mampu menyiratkan jawaban dari pertanyaan Yesung barusan. Yuri terus
terdiam sembari menudukkan kepalanya lagi. Ditatapnya beberapa daun kering yang
beterbangan dari satu sisi ke sisi yang lain akibat terhempas oleh hembusan
angin. Meski sebenarnya ia tidak benar-benar menginginkan kegiatan seperti itu,
namun apalagi yang harus ia lakukan sekarang?.
ā Maaf..aku..aku tak bermaksud memberatkanmu, Hmmm..lupakan
saja. anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa.ā ucap laki-laki itu merasa
menyesal dengan apa yang baru saja ia katakan.
ā Tidakā¦bagaimana bisa seperti itu?ā
Yuri kembali buka suara setelah sebelumnya terdiam membisu.
Wajahnya terlihat begitu serius bahkan untuk memandang orang di depannya
sajapun begitu. Seolah tak ingin memperpanjang sebuah ketidakpastian, Yuri
menekan segala kerisihan dalam hatinya.
Kening pria itu berkerut sembari menegaskan pandangannya
pada Yuri. Ia begitu terperangah dengan jawaban Yuri tadi yang menurutnya
menyisakan beberapa tanda tanya dalam benaknya. Terus menerus ia menatap Yuri
seakan sedang mencari-cari kejelasan atas ucapan yang diucapkan oleh gadis itu.
ā Sekarang..aku tanya. Apa kau bersedia memahami segala
kekuranganku?ā tanya Yuri mantap.
Untuk kedua kalinya gadis itu berhasil membuat Yesung
kelimpungan untuk mengartikan setiap perkataannya. Namun tak lama kemudian,
Yesung tersenyum bahagia setelah ia rasa mengerti apa yang dimaksud gadis di
depannya. Yesung begitu bahagia hingga ia memberanikan dirinya untuk meraih dan
menggenggam tangan Yuri.
ā Pasti!ā jawab Yesung tanpa keraguan sedikitpun.
ā¦ā¦.
Yoona POV
Aigooā¦.coba saja aku tidak
ceroboh, mungkin saja sedang pergi bersama yang lainnya sekarang. Yaā¦coba saja
aku tidak meninggalkan dompetku di sembarang tempat, pasti aku tidak perlu
repot-repot datang ke cafƩ ini.
Sebenarnya aku juga tidak tahu
pasti dimana aku meninggalkan dompetku, hanya saja aku baru menyadarinya kemarin
dan malamnya ada seseorang yang mengahubungi telah menemukan dompet milikku.
Dari suaranya aku bisa tebak dia adalah seorang laki-laki, namun suaranya tidak
terdengar begitu jelas. Yahā¦sepertinya orang itu sedang memiliki gangguan
tenggorokan.
Ahā¦kembali pada nasibku sekarang
yang sedang duduk sendirian menunggu seseorang yang tak jelas. Kalau saja tidak
ada hal-hal penting seperti kartu tanda penduduk, credit card maupun kartu atm,
aku juga tidak akan datang. Tapi kali ini berbeda, banyak sekali benda-benda
berharga di dalamnya, meski tidak ada terlalu banyak uang di dalam dompetku.
Harus berapa lama lagi aku
menunggunya? Padahal kami sudah berjanji akan bertemu pada pukul dua siang,
tapi sudah empat puluh menit berlalu dan orang itu belum kunjung datang.
Aishhhā¦apa jangan-jangan orang itu hanya mempermainkanku saja? ahhhā¦entahlah!
Aku paling benci menunggu apalagi
kalau menunggu dalam konteks yang tidak jelas seperti ini. Baiklah tenang Im
Yoon Ahā¦ sabar! Kau bisa segera pergi setelah orang itu mengembalikan dompetmu.
Bagaimana kalau sekarang ini lupakan orang itu sejenak dan bermainlah dengan
ponselmu dulu untuk sementara waktu? Keuraeā¦. Sepertinya bermain dengan ponsel
dan mengecheck account pribadi bukan saran yang buruk.
Dengan lihai jemariku menari
diatas layar sentuh ponsel tipis berwarna hitam dalam genggamanku. Mulai dari mengaktifkan
program jejaring sosial, hingga mengetikkan beberapa kata sebagai aktifitas
kelanjutannya, benar-benar membuatku terhanyut. Ahā¦banyak sekali orang-orang
yang baru saja memperbarui account-nya. Mataku terus terpaku pada setiap
kalimat atau bahkan foto-foto yang terpampang di layar ponselku sembari jariku
terus bergerak seolah menggerakkan kursor ke atas dan ke bawa.
ā Sepertinya sangat menyenangkan.ā
Persendianku menegang sekejap saat tiba-tiba mendengar suara
seseorang. Dengan perlahan ku tegakkan penglihatan dan menanggalkan kegiatanku
yang sebelumnya untuk sementara. Dia? Lagi-lagi tubuhku menegang saat tahu
orang yang duduk di depanku adalahā¦.Donghae. dia menatapku datar kemudian
memperhatikan diriku baik-baik. tapi
yang menjadi pertanyaan adalah sudah berapa lama ia berada di depanku?.
ā Langsung saja ke inti permasalahan, aku datang ke sini
untuk mengembalikan dompetmu yang tertinggal tempo hari yang lalu.ā Ucapnya
datar. Dia sedikit bergerak seperti sedang merogoh saku celananya, hingga
akhirnya ia mengeluarkan dompetku dan meletakkannya di atas meja. Dengan cepat
aku meraih benda kecil berwarna hitam itu. ku rentangkan kedua sisi dompet itu
sehingga aku bisa mengecheck bagian isinya. Semuanya masih sama seperti
biasanya, tapiā¦.foto. yahā¦dengan panik aku mencari foto itu di dalam dompetku.
Ini diaā¦ tapi apa dia menemukan foto ini? Aishhā¦jangan sampai! Kau ini bodoh Im
Yoon Ah seharusnya kau membuang foto ini sejak dulu. Aigooā¦bagaimana kalau
ternyata dia sudah melihatnya?.
ā Apa kau membuka dompetku?ā berondongku yang terkesan
begitu menuntut.
ā Tentuā¦ā jawabnya singkat. Meski singkat jawabannnya
barusan sungguh membuatku panik bukan main, ini benar-benar gawat.
ā Tenang saja, aku tidak mengambil apapun dari dompetmu. Kau
pikir benda-benda di dalam dompetmu begitu berharga? Cihhā¦kartu atm, kartu
kredit, kartu penduduk, uang, danā¦.ā
ā Danā¦ā aku mencondongkan tubuhku agar lebih dekat
dengannya. Jujur aku sangat takut kalau kata selanjutnya adalah ā dan fotoku ā.
Bukankah aku harus mengantisipasinya? Semua bisa saja terjadikan?.
Aku masih menunggu kalimat selanjutnya dari namja itu, namun
dia terus terdiam seperti enggan untuk meneruskannya. Bahkan dia enggan untuk
menatapku , dia lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya sambil menumpu
dagunya dengan tangannya. Ayolah Lee Donghae! katakan yang jelas! Jangan
membuatku terus menerka-nerka dalam ketakutan.
ā Yoonaā¦.aku harap apapun masalah yang pernah terjadi
diantara kita, tidak membuatmu enggan bicara denganku. Apalagi kalau menyangkut
Yuri.ā Dia mendelik lemah ke arahku sambil meluruskan tangannya yang tadi ia
gunakan untuk menumpu dagunya.
Apa ini maksudnya? Menyangkut Yuri? Jangan bilang kalau dia
menyukai Yuri dan memintaku untuk membuatnya dekat dengan Yuri!.
Tidak..tidakā¦tidak! apapun yang akan ia lakukan bukanlah urusanmu Yoona,
lagipula kalau memang benar seperti itu, memangnya kenapa? Dia bukanlah
siapa-siapamu. Tapiā¦sekuat apapun aku mengelak dari ketakutan ini, tetap saja
ada dorongan balik yang memaksaku untuk tidak melarikan diri dari perasaan aneh
ini.
ā Maafā¦aku..aku ada urusan lain. terimakasih sudah
mengembalikan dompetku.ā Aku beranjak dari kursiku dan dengan cepat membalikkan
tubuhku tanpa berpikir untuk menoleh ke arahnya. Tidakā¦aku tidak boleh lemah.
ā Kau tega membiarkan temanmu menemukan kebahagiannya?ā
langkahku terhenti begitu saja, kala suara tegasnya menyeruak ke dalam indera
pendengaranku.
ā Kyuhyun harus pergi ke Jepang untuk memulai kuliahnya di
sana, tapi sebelum ia pergi kurasa ia perlu bertemu dengan Yuri.ā Ucapnya penuh
penuntutan.
Langsung saja aku membalikkan badanku dan mendapatinya yang
juga sedang berdiri di tempatnya. Jadiā¦semua prasangkaku salah?. Ku hela
nafasku panjang setelah sebelumnya aku merasakan sesak di dalam dadaku. Seraya
meyakinkan diri, kakiku perlahan melangkah menghampirinya yang masih berada di
tempat yang sama. Tatapan itu. semakin dekat aku menatapnya, semakin nyata juga
tatapan itu kembali.
ā Temanku begitu bodoh untuk melakukan semua itu dengan
usahanya sendiri. Jangankan untuk melakukannya, berinisiatif untuk mengambil
tindakanpun tidak. meski dia tidak pernah mengatakan ingin bertemu dengan Yuri
namun aku mengenal dirinya dengan baik. Aku tahu pasti dia ingin menemui
temanmu itu. Jadi..maukah kau membantuku?ā tuturnya dengan amat
sungguh-sungguh. Tak ada lagi Donghae menyebalkan seperti tempo hari yang
lalu, yang ada hanya adalah seorang
namja yang begitu tulus dan sungguh-sungguh.
ā Membantumu mempertemukan mereka berdua?ā Dia hanya
menggangguk dan menarik sedikit sudut bibirnya yang selama ini tak pernah ku
lihat lagi setelah kejadian itu. ini benar-benar di luar dugaan, aku tak pernah
membayangkan hal seperti ini terjadi.
ā¦ā¦.
3 days Laterā¦
.
Seperti yang sudah kami rencanakan, kini aku dan Donghae
berada di sebuah cafƩ dengan nuansa tenang yang begitu kentara akan kesan kaula
muda. Tepat di depan kami sudah duduk seorang namja yang merupakan alasan
kenapa aku dan Donghae berada di sini. Yaphā¦dia adalah Cho Kyuhyun. Laki-laki
itu āKyuhyun- seperti tak mengorangkan keberadaanku dan Donghae, dia malah
terus terfokus pada benda mati berukuran kecil yang sedang berada dalam
genggamannya.
ā Katakan sebenarnya ada apa kalian memintaku datang ke
sini?ā tanyanya dengan acuh tak acuh. Tak sedikitpun bocah itu melepaskan benda
berwarna hitam yang dikenal dengan nama PSP itu dari genggamannya, bahkan saat
jelas-jelas ia sedang bertanya pada orang lain.
ā Ada yang ingin kami bicarakan padamu Kyu.ā Jawab Donghae
santai sedangkan aku hanya mengangguki saja, meski sebenarnya bocah bernama
Kyuhyun itu juga tidak akan melihat anggukanku.
ā Aku tahu. Maksudku apa yang ingin kalian katakan?ā
ā Kyuā¦apa kau benar-benar..ā
ā YOONGā¦!ā kalimat donghae terhenti begitu ada suara nyaring
yang menyerukan namaku. Sontak aku dan Donghae langsung menemukan siapa pemilik
suara memekakkan telinga.
Gadis itu lebih tepatnya Yuri, berjalan mendekat ke tempatku
berada. Tapiā¦ternyata dia tidak sendiri, ada orang lain di belakangnya. Orang
ituā¦.. orang yang sebenarnya tidak diharapkan datang ke sini setidaknya untuk
sekarang ini. Aigooā¦ottokhae? Apa aku harus mengusir orang itu dan menyuruhnya
untuk membiarkan Yuri tetap disini?.
ā Bagaimana ini?ā Desis Donghae sambil menyikut lenganku.
Namun tak ada reaksi yang terlalu berarti yang dapat ku berikan padanya.
ā YES!!ā jantungku kembali dibuat tak normal saat tiba-tiba
saja orang di depanku ini berdiri sambil berteriak girang. Aigooā¦bisa-bisa
lemah jantung aku kalau terus seperti ini. Sebelumnya aku begitu terkejut dan
dibuat panik saat melihat Yuri datang bersama Yesung, namun belum juga jantungku
kembali normal, tiba-tiba saja bocah ini bereaksi begitu heboh.
ā Kauā¦ā entah bagaimana caranya yang pasti kini Kyuhyun
menemukan sosok Yuri yang berada tak jauh darinya dan tentunya sosok Yesung
yang berada beberapa langkah dari tempat Yuri.
Seolah sedang menonton sebuah drama remaja, aku dan Donghae
hanya duduk termangu menyaksikan tanpa berbuat apapun. Yang jelas aku juga
tidak tahu harus melakukan apa, tapi membiarkan mereka yang bertindak merupakan
pilihan tepat. Setidaknya membiarkan mereka yang menentukan apa yang
selanjutnya akan terjadi, tidak akan memperkeruh suasana.
ā Kenapa dia harus mengajak Yesung?ā bisik Donghae pelan.
Aku hanya menggeleng untuk menanggapi pertanyaannya.
ā Hmm..Yoong sebenarnya ada apa?ā tanya Yuri kaku. Mendengar
pertanyaannya aku hanya bisa menghela nafas kemudian meringis pelan. Haruskah
aku menjawabnya dengan jujur?. Haruskah aku bilang kalau tujuanku memintanya
datang adalah untuk mempertemukannya dengan Kyuhyun?.
ā Kau habis darimana? Kenapa ada Yesung juga?ā tanyaku
balik. entah ini terdengar bodoh atau tidak, yang jelas aku terlalu bingung
untuk menjawab pertanyaannya. Yahā¦jadi pilihan satu-satunya adalah mengalihkan
pertanyaan.
ā Akuā¦aku..ā
ā Tadinya kami ingin pergi ke suatu tempat, tapi karena kau
menyuruhnya datang kesini, jadi aku mengantarnya kemari.ā Selak Yesung tak lupa
menyunggingkan senyumnya seusai penuturannya.
Aigooā¦lagi-lagi detak jantungku makin tak karuan karena
ketiga orang ini. Padahal yang sedang ku hadapi bukan masalahku, tapi kenapa
jadi aku yang khawatir?. Ayolahā¦ini bukan saat yang tepat untuk mengumbar
hubungan tidak jelas kalian!.
Tatapanku beralih pada Kyuhyun yang entah kenapa memutuskan
untuk kembali duduk di tempatnya. Dia malah bersikap seolah tak peduli dengan
apa yang sedang terjadi dan kembali memainkan PSP-nya. Suara backsound sebuah game
kemabli menyeruak mengisi kekosongan yang entah harus ku isi dengan apa.
ā Apa kalian sedang berkencan?ā tanya Donghae. sontak aku
langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya lekat-lekat, memintanya untuk diam.
Biar bagaimanapun, tidak seharusnya dia menanyakan hal semacam itu.
ā Ya..bisa dibilang seperti itu.ā jawab Yesung santai.
Mataku terbelalak hingga rasanya ingin keluar dari tempatnya.
Ada apa ini? Kenapa begitu tiba-tiba? Ok..baiklah mungkin ini salahku yang
hampir satu bulan ini tak bisa bertemu dengan Yuri karena kesibukan kuliahku
yang begitu mendera banyak waktuku. Tapiā¦sepertinya ini tidak mungkin. Tidak
mungkinkan Kwon Yuri?. Kualihkan tatapanku ke arah Kyuhyun yang tak bereaksi
sama sekali, dia masih terpaku dengan mainannya sambil terus menekan-nekan tombol
PSP-nya.
ā Ahā¦keurae, kalau begitu ayo duduk!ā ujarku mempersilahkan
keduanya duduk. Merekapun duduk di dua kursi kosong di sebelah Kyuhyun. Yuri
duduk di sebelah Kyuhyun dan Yesung duduk di kursi paling pinggir.
ā Hmm..jadi sejak kapan kalian meresmikan hubungan kalian?ā
Segera ku senggol kaki Donghae dengan kakiku. Lagi-lagi
namja itu melempar pertanyaan frontal yang sukses membuatku harus bekerja dua
kali lebih berat untuk sekedar mengatur sistem pernapasanku. Namun namja di
samping ku ini hanya tersenyum sok manis, memintaku untuk tak mencegahnya.
ā Sejakā¦dua minggu yang lalu.ā
ā APA?????ā kali ini aku benar-benar terkejut, sampai-sampai
aku tak bisa mengendalikan reaksiku itu. dua minggu? Kenapa aku bisa tidak
mengetahuinya?.
ā Sahabat macam apa kau sampai tidak mengetahuinya?ā umpat
Donghae pelan sembari menoleh ke arahku.
ā Kau begitu sibuk Yoongā¦ bahkan untuk sekedar pergi
bersamaku, makanya aku belum sempat memberitahumu.ā Ucap Yuri sambil memegangi
tengkuknya.
Hahā¦lelucon macam apa ini? Aku tidak tahu kalau sahabatku
sendiri sudah memiliki namjachingu hanya karena tidak mempunyai cukup waktu
untuk bertemu?. Dan ekspresi macam apa itu? bukankah harusnya dia kaget atau
setidaknya menoleh ke orang sebelahnya. Tapi apa? dia malah sibuk dengan
kegiatannya yang masih sama seperti sebelumnya. aku jadi sangsi kalau manusia
bernama Cho Kyuhyun itu memiliki keinginan untuk bertemu dengan Yuri.
ā Kau kan bisa memberitahu lewat telepon atau paling tidak,
dengan mengirimiku pesan.ā Koarku frustasi.
ā Maaf Yoong tapi..ā
ā Apa Sooyoung dan Seohyun sudah mengetahuinya?ā selakku masih
dengan semangat berkobar. Bukannya menjawab gadis itu malah meringis sambil
terkekeh pelan. Jadiā¦hanya aku satu-satunya orang yang tidak mengetahui hal
ini?.
ā Hahhā¦ā belum juga rasa kesalku mereda, tiba-tiba Kyuhyun
mendengus kesal sembari merubah posisi duduknya. Bocah itu mulai menegakkan
duduknya dan melepaskan kontaknya dengan benda kecil yang dari tadi menjadi
pusat perhatiannya. Iapun melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya,
kemudian menyimpan mainannya itu ke dalam saku celananya.
ā Bukannya kita harus ke tempat Victoria?ā tanyanya pada
Donghae.
ā Ahā¦kau duluan saja nanti aku menyusul.ā Jawab Donghas
singkat. Iapun menganggukkan kepalanya dan lantas bangkit dari tempat duduknya.
ā Baiklah Im Yoon Ah aku harus segera pergi, jadi
kapan-kapan saja kita bicara. Keurae..aku duluan.ā Pamitnya sambil memandangku
kemudian Donghae, namun tidak pada Yuri maupun Yesung. Setelahnya juga namja
itu melenggang pergi begitu saja tanpa sedikitpun menoleh ke arah Yuri. Seolah
orang yang berada di sini hanya aku dan Donghae.
ā¦ā¦..
Yuri POV
Jemariku terus bergerak memainkan gantungan ponsel berbandul
tokoh kartun kesukaanku, Mickey mouse. Dengan perasaan tak beraturan ku
goyang-goyangkan benda kecil yang hingga kini masih kusimpan dan bahkan masih
ku pasang di ponselku. Meski sekarang ini sedang ku lepas karena aku sedang
ingin memainkannya.
Setiap kali aku melihat benda ini, pikiranku terus berputar
hingga terkadang , membuatku terjebak dalam dunia imajinasi yang begitu liar.
Mungkin bohong jika aku mengatakan aku ingin membuang benda ini, karena pada
kenyataannya aku tidak akan pernah membiarkan benda ini hilang. Berlebihanā¦bisa
dibilang seperti itu.Namun memang itulah yang aku rasakan. Tidak membiarkan benda
ini hilang meski sebenarnya jika benda ini benar-benar hilang, aku masih bisa
membeli yang serupa.
ā Apa dia masih menyimpan gantungan yang sama denganku?ā
tanyaku pada diriku sendiri.
Namun dengan cepat akal sehatku menemui sebuah jawaban atas
pertanyaan yang ku buat sendiri. dia tidak mungkin masih menyimpan benda
seperti ini, biar bagaimanapun hanya pria bodoh yang menyimpan gantungan ponsel
berbandul mickey mouse! Apalagi untuk ukuran namja seperti Kyuhyun, itu sangat
mustahil.
Menyebut namanya aku jadi teringat pertemuanku dengannya
beberapa hari lalu, meski aku juga tidak tahu kenapa dia bisa berada di tempat
yang sama pada saat itu. Namun saat itu dia tidak meninggalkan kesan apapun,
dia malah bersikap seperti tidak mengenalku atau mungkin tidak melihatku. Yang
pasti dia sama sekali tidak menoleh ke arahku meski aku duduk di sebelahnya.
Begitupun saat ia pergi, ia sama sekali tak mengucapkan apapun padaku.
ā¦ā¦..
At SiFannyās Party
Saturday, 19.35 KST
Dengan ditemani Sooyoung akhirnya
aku sampai di sebuah taman yang disulap menjadi tempat indah dimana Siwon dan
Tiffany merayakan hari jadi mereka. Acara ini tidak dirancang menjadi sebuah
pesta mewah atau pesta dansa semacamnya, hanya sebuah pesta kecil yang lebih
mirip dengan reuni. Karena banyak sekali teman-teman SMA yang ku temui di
sini.
Setelah mengucapkan selamat pada
Siwon dan Tiffany, aku langsung menghampiri Seohyun yang sedang berbincang
dengan Yoona sembari mengambil beberapa kue. Ide jahilpun berkeliaran di
kepalaku. Dengan langkah perlahan, ku hampiri mereka berdua dan mengagetkan
keduanya dari belakang.
ā YAK!ā pekik Yoona kesal namun
tertahan, sedangkan aku hanya bisa menertawai tampangnya yang begitu buruk.
ā Darimana saja kalian kenapa
baru datang?ā aku berhenti tertawa dan berniat menjawab pertanyaan Seohyun yang
lebih mirip dengan sebuah ejekan.
ā Tentu sudah menjadi rahasia
umum kalau seorang Kwon Yuri itu lambannya bukan main, maka jadilah kami berdua
baru sampai.ā Sahut Sooyoung dengan penuh penekanan di setiap katanya. Aku tahu
memang akulah penyebab keterlambatan kami, tapi itu juga bukan sepenuhnya
salahku. Kesalahan terbesar ada pada Heechul oppa, kalau saja dia tidak
memintaku untuk membelikannya sebuah kado yang tentunya untuk pujaan hatinya,
aku juga tidak akan datang setelat ini.
ā Harusnya kau tinggalkan saja dia!ā
seru Yoona yang membuatku kesal.
ā Diam kau!ā perintahku yang
hanya ditanggapi dengan ekspresi wajahnya yang begitu meledek. Cihhā¦kalau bukan
karena banyak orang di tempat ini, sudah ku jenggut rambutmu Im Yoon Ah!.
ā Mana berani aku meninggalkannya,
bisa-bisa dia mengadu pada namjachingu-nya.ā
ā Memangnya kemana Yesung?ā tanya
Seohyun sembari menyuapkan sepotong kue ke dalam mulutnya.
ā Dia sedang sibuk mengerjakan
tugas dari dosennya.ā Jawabku datar.
Obrolan kami terus berlanjut
hingga tak jarang bermuara pada kegiatan saling mengejek. Entah aku, Yoona,
Sooyoung, maupun Seohyun secara bergantian menjadi korban akibat ulah kami
sendiri. Tapi kegiatan kami terhenti saat seorang namja datang dan memutuskan
berada di antara kami. Siapa lagi kalau bukan Donghae?. sesekali ia berbincang
denganku, Seohyun, Sooyoung, maupun Yoona. Tapi kalau bisa diperjelas dalam
kasus ini dia sedang berbincang dengan kami berempat, hanya saja aku tidak
begitu memperhatikannya. Karena perhatianku sedang tersita pada sesosok yang
entah kapan berada di tempat ini juga.
Bisa kulihat jelas dari sini,
bahwa gadis itu, maksudku Victoria sedang bercengkrama dengan beberapa
temannya. Namun ada satu sosok yang kurasa sangat asing untukku. Sosok itu
terus berada di samping Victoria dan tak jarang ia juga berinteraksi dengan
Sungmin ataupun Siwon. Sebenarnya siapa sosok itu? sosok pria tegap tinggi
itu?.
ā Victoria tidak datang bersama
Kyuhyun?ā celetukku sembari menoleh ke arah Donghae. Diia terlihat begitu
bingung dengan perkataanku barusan. Untuk beberapa saat dia mengerutkan
dahinya, setelah akhirnya ia berkacak pinggang sambil mengalihkan pandangannya
ke arah Victoria.
ā Kalau bisa datang dengan
Changmin untuk apa dia datang dengan yang lain?ā jawab Donghae. Ia mengalihkan
pandangannya ke arahku, hingga kebingungan kini malah menderaku.
ā Maksudmu?ā
Tanya Yoona. Donghae memutar
sedikit kakinya hingga ia bisa menghadap Yoona dengan leluasa. ā Bukankah
datang bersama pasangan sendiri lebih menyenangkan?.ā Ucap Donghae.
Rentetan pertanyaan di dalam
kepalaku kini terus berputar-putar hingga rasanya aku sangat pening. Apa
maksudnya? Datang bersama pasangan sendiri? Apa maksudnya pria bernama Changmin
itu kekasih Victoria? lalu Kyuhyun?. dengan tak sabaran aku menarik lengan baju
Donghae yang sukses membuatnya berbalik badan sambil menatapku kesal.
ā Apa??ā tanyanya seolah ingin
menelanku hidup-hidup.
ā Jadiā¦.maksudmu orang yang
bernama Changmin itu kekasihnya Victoria?ā
ā Yaā¦memangnya kenapa?ā
Aku hanya bisa tercengang
mendapati kenyataan seperti ini. Tentu ini sama sekali bukan urusanku,
menyangkut siapapun yang menjadi kekasih Victoria memang bukan masalah untukku.
Tapiā¦aku merasa begitu tersentak begitu Donghae dengan santai mengumbar
jawabannya.
ā Kyuhyunā¦bukankahā¦ia dan
Victoriaā¦ā
ā Jika kau ingin mengatakan kalau
Kyuhyun dan Victoria adalah sepasang kekasih, ku sarankan lebih baik kau tidak
berbicara seperti itu. karena dugaanmu benar-benar salah.ā Selak Donghae
sebelum aku meneruskan ucapanku kembali.
Aku hanya bisa terdiam seperti
orang bodoh. Tanpa mengetahui alasan apa yang membuatku menjadi begini. Aku
bingungā¦aku benar-benar seperti dipermainkan oleh dunia. Kalau memang apa yang
selama ini kukira itu tidak benar, terusā¦apa aku berhak menjadikan itu sebagai alasan
kenapa aku menjadi seperti ini?. Tapi kenapa? Seharusnya dengan ada ataupun
tidaknya alasan, seharusnya aku tidak boleh seperti ini!
ā Yulā¦Apa kau baik-baik saja?ā
ā Aku ingin pulang.ā
ā¦ā¦ā¦
Author POV
In Donghaeās Car
Sesekali Donghae melirik Yuri
dari spion tengah mobilnya. Sepanjang perjalanan gadis itu terus terdiam sambil
memandang pemandangan di luar mobil. Tak jauh berbeda dengan Donghae, Yoona
terus memperhatikan sosok yang berada di sebelahnya yang hingga kini tak bergeming,
meski sebenarnya ia sudah berulang kali mengajaknya berbicara.
ā
Maafā¦aku sudah merepotkan kalian.ā Ucap yuri pelan namun begitu serius.
Gadis itu sedikit menggeser posisi duduknya hingga kini ia bisa dengan leluasa
berhadapan dengan Yoona.
ā Sebenarnya ada apa denganmu,
Yul?ā tanya Yoona sembari menggenggam tangan Yuri.
ā Mollayoā¦ā
ā Aku sendiri tidak mengerti apa
yang sedang ku rasakan sekarang, bahkan aku juga tidak tahu kenapa aku bisa
seperti ini.ā Lanjut Yuri.
Yoona semakin mengeratkan genggamannya
pada tangan Yuri, seolah dengan begitu ia bisa meringankan sedikit beban yang
sedang ditanggung temannya. Dengan sabar Yoona terus memandangi Yuri tanpa
menuntut orang itu untuk bercerita lebih banyak padanya.
Tanpa diketahui dua gadis yang sedang
duduk di kursi penumpang, Donghaepun menepikan mobilnya di dekat halte.
Mobilnya pun berhenti hingga membuat kedua gadis itu sadar bahwa mobil yang
sedang mereka tumpangi sudah tidak melaju lagi.
Dengan cekatan Donghae melepas
sabuk pengaman yang sepanjang perjalanan melilit tubuhnya, kemudiaan ia membalik
tubuhnya hingga pandangannya dapat menghadap langsung ke kursi penumpang, tepat
dimana dua gadis itu berada. Donghae menatap salah satu dari dua gadis itu
dengan serius seperti sedang berpikir apa yang harus ia lakukan terhadap gadis
itu.
ā Apa karena Kyuhyun?ā tanya
Donghae menuntut.
ā Aku tanya padamu apa yang
membuat seperti ini adalah Kyuhyun?ā ulang Donghae.
ā Donghaeā¦sudahlah.ā Ucap Yoona
tak ingin Donghae terus mendesak temannya.
Akhirnya Donghae kembali
merapihkan duduknya dengan mendengus kesal. Tanpa mengatakan apapun lagi,
Donghae kembali melajukan kendaraannya. Ia tak habis pikir dengan Yuri yang
begitu lama untuk sekedar menjawab āyaā atau ātidakā. meski sebenarnya ini
bukan urusannya, Donghae merasa ia perlu campur tangan dalam masalah ini.
ā Aku tak tahu apakah ini penting atau tidak untukmu, yang
jelas kau juga tidak akan menyesal mendengarnya.āSetelah sekian lama saling
terdiam, Donghaepun buka suara meski terdengar begitu datar. Apa yang diucapkan
Donghae seolah menjadi magnet yang menarik perhatian Yuri maupun Yoona.
ā Kyuhyunā¦..ā
TBC
Iām back!!!!!!!!
Perhatian my true love is you balikā¦.
Gak nyangka setelah waktu berlalu cukup lama, akhirnya aku bisa nerusin
ff ini lagi
Seneng sih karena seenggaknya masih bisa ngelanjutin, Cuma aku ngerasa
pesimis kalo ff ini masih bisa diterima. Gimana enggak? FF ini tuh udh
menghilang cukup lama, mungkin readers juga udh pada lupa kali ama jalan
ceritanya.
Ya udah deh itu aja..
Aku lagi bingung mau ngomong apa, yang pasti aku gak maksa untuk komen,
Cuma kalo emg kalian bisa komen, leave
comment for me yaā¦
Jujur di part ini aku butuh komen buat mengevaluasi tulisanku, jadi
kedepannya aku bisa memperbaiki kekurangan di sana sini. Alrightā¦aku juga mohon
kemaklumannya atas typo yang bertebaran (aku males ngedit), bahasanya
berantakan ( belakangan ini kemampun menyusun kataku lagi kacau), terus maaf
juga kalau ceritanya malah jadi semakin ngaco dan gak asik (tapi mau gimana
lagi? Karena ff ini berawal dari sebuah cerita yg gaje, jadi nya sampe
sekarangpun aku nulis alurnya gaje).
Baiklah saudara-saudara sekalian, cukup sampai disini yaā¦
Semoga pada seneng, sekali lagi maaf karena ceritanya jadi berantakan.
Terakhirā¦
HAPPY FASTING!!!!!
Thanks
GSB
wah ud nunggu skian lama ampe berbulan2 tlh trlewati akhrnya ff ni dtg jg . hehe
ReplyDeletemkin seru ajh ni , bhsa yg dgunkn jg kyna gg amatiran gtu .bkn ky cerpen tp lbh k novel . daebak
trnyata ad yoonhae jg, asik bnyk crta ni . krain vic am nikun ,hehe
soo-yun couple bru ni . seo msi jmblo dung ? haha
yes sbr ya nunggu yul dgn prsaan ny yg tdk menentu .
np kyuri ni gg mau trus trng si . wktu ktmu jg np kyu diam ajh , bkn greget dh .
lanjutan ny jgn lma ya . pnasaraan ni am ap yg bkal diomongin hae ttg kyu .
:)
iya kira-kira udah lima bulan ff ini ngilang, heheheheh...
Deletesemua udah ada pasangannya, kecuali seo soalnya aku bingung mau dipasangin ama siapa.
betul...semoga abng yesung diberi kesabaran oleh allah swt,yah..
klo kyuhyun, mungkin dia lagi sakit gigi makanya diem aja..
hehehe...btw makasih buat komennya ya chingu...
sabar-sabar ya nunggu kelanjutannya, aku kan anaknya males binti labil, jadi susah buat mastiin kapan nulisnya..
tapi klo bisa aku usahain secepetnya..
authorrrrrrrrr.. Ngilangya lama amat siih...
ReplyDeleteTapi gpp deh.. KYURI!!!!
Part selanjutnya cepet cepet cepet di publish.. Makin penasaran..
Novia.. :)
authorrrrrrrrr.. Ngilangya lama amat siih...
ReplyDeleteTapi gpp deh.. KYURI!!!!
Part selanjutnya cepet cepet cepet di publish.. Makin penasaran..
Novia.. :)
ya nih..maaf kelamaan..
ReplyDeletenext part aku usahain secepetnya,
makasih