Way To Love #6 (too hard)






03:29 KST
Yoo Hyun’s bedroom
Author POV



Yoo Hyun memegangi kepalanya yang sudah hampir meledak. Ini sudah nyaris pagi, tapi gadis itu belum juga  tidur. Ia merasa ada masalah di kepalanya yang sedari tadi tak berhenti berdenyut. Memikirkan satu hal tabu yang sampai sekarang belum ia dapatkan jawabannya. Pertanyaan yang terdengar sederhana tapi mampu membuat pergolakan batin dahsyat dalam tubuhnya, Apa ia juga mencintai namja itu? Mencintai Lee Chan Hee?


“anio, aku tak mencintainya. Aku hanya merasa nyaman berada disekitarnya dan itu bukan cinta” Yoo Hyun bergumam sendiri sambil meringkuk diranjangnya. Memorinya melayang jauh, rekaman kejadian beberapa jam yang lalu seolah diputar ulang dengan sangat jelas dikepalanya. Gadis itu hanya diam. Apakah lari dari gedung konser karena ditembak oleh salah satu member boyband adalah hal yang benar? Bukankah itu adalah hal yang paling didambakan oleh semua orang yang menamakan dirinya fans? Tapi kenapa gadis itu malah gelisah? Terlebih kenapa sekarang ia merasa ketakutan? Tapi hal apa yang membuatnya takut?


Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu, handycamnya. Dengan lemas, ia mengulurkan tangannya untuk menarik tas selempang kecil yang tersampir sembarangan, tak jauh dari posisinya saat ini. Ia membuka tas itu lalu menumpahkan semua barang didalamnya tepat dihadapannya.


Ia menyalakan handycam itu dan nafasnya mulai tercekat. “aku merekamnya saja? Hanya dia?” desis gadis itu tak percaya. Ia mulai membuka video-video lainnya, dan hasilnya sama saja. Dulu, ia terobsesi parah dengan C.A.P, setiap ia menghadiri acara music live yang menghadirkan Teen Top sebagai bintang tamunya, ia selalu membawa handycam ini dan selalu mengarahkan fokusnya kepada satu namja, pada C.A.P, tak perduli kalau sebenarnya ada lima orang lain yang ikut menyanyi dan menari disekelilingnya.

Ia hanya terpaku pada satu orang. Dan sekarang, wajah itu berganti. Semua rekamannya dipenuhi oleh satu namja, Lee Chan Hee. Seketika dadanya terasa sesak, ia merasa jantungnya mulai berdetak tak karuan dan gadis itu merasa sudah memahami semuanya. Bahwa mulai detik ini, ia sudah mengerti, ia juga merasakan hal yang sama dengan namja itu. Ia juga mencintainya. Senyum mulai menghiasi wajahnya, ia mulai merasa lega walau ia masih bisa merasakan rasa takut yang entah apa penyebabnya.


“jadi intinya, C.A.P oppa hanya idolaku dan namja yang kucintai adalah Channie oppa. Begitu saja? Sesederhana itu? Tapi kenapa gara-gara hal sekecil ini aku sampai tak tidur semalaman? Kenapa gara-gara ini aku sampai merasa sesak dan gelisah? Apa aku sebegitu bodohnya hingga rasanya sulit untuk dapat memahami perasaanku sendiri?” Ujar Yoo Hyun dengan perasaan yang lebih tenang. Ia melirik ponselnya, hati kecilnya sudah berteriak menyuruhnya untuk menghubungi namja itu. Tapi ia bingung, untuk apa? Minta maaf? Bukankah seharusnya namja itu yang minta maaf? Chunji sudah membuatnya syok setengah mati. Keluar dari gedung itu dengan selamat saja sudah merupakan keberuntungan maha besar untuk gadis itu.


Baiklah, mungkin ia akan menghubunginya besok saja. Mengatakan bahwa ia menerima tawaran menyenangkan yang diberikan namja itu semalam. Ng.. Mungkin sedikit terlambat tapi lebih baik dibanding tak mengatakan apa-apa sama sekali. Lebih baik daripada membisu seperti ini.


Yoo Hyun mulai membenarkan posisi tubuhnya agar bisa tidur dengan nyaman. Jadi hanya seperti ini? Semudah ini? Jadi sekarang masalahnya selesai? Apa mungkin secepat dan semudah ini? Apa mungkin dengan hanya menyadari perasaannya sendiri maka semuanya akan baik-baik saja? Jika itu yang gadis itu pikirkan maka ia salah besar. Gadis itu tersenyum, mencoba tidur dengan nyaman, mencoba menghiraukan rasa takut yang entah kenapa datang menghantuinya secara tiba-tiba. Mencoba berpikir positif bahwa kebahagiaan akan muncul saat ia membuka mata. Tak tau jika………………. Masalah yang lebih besar sudah menunggunya. Apa ia pikir seorang idola yang dengan tiba-tiba menyatakan cinta pada seseorang ditengah konser itu tak akan membuat sebuah malapetaka? Untuk artis itu sendiri dan untuk gadis tak berdosa yang mungkin saja akan menjadi terkenal tiba-tiba. Gadis tak berdosa yang mungkin saja akan menjadi bahan makian seluruh fans namja itu, tanpa ia tahu kesalahannya. Karena dicintai oleh seorang public figure yang sudah dianggap menjadi hak milik bersama itu adalah sebuah kesalahan juga dalam dunia seperti ini.



…………………………………………………………………….



After Teen Top’s Mini Concert
23:37 KST
Chunji POV



“Chunji-ya…….. Menurutmu apa yang kau lakukan? Kenapa kau bisa bertindak sebodoh itu?” Bentak Manager Ahn tepat dihadapanku.


“mianhae…. Aku…” aku sendiri terdiam. Tak tahu harus mengatakan apa, tak tau bagaimana cara membela diri. Aku bahkan merasa sangat bodoh sekarang. Bagaimana bisa aku mengatakan hal seperti itu diatas panggung? Oh.. Ya Tuhan, bahkan aku sudah merencanakan hal itu sebelumnya. Bagaimana bisa aku kehilangan kendali atas otakku sendiri? Aku menyesal. Bisa jadi ini adalah kesalahan terbesar yang kuperbuat dalam hidup.


Aku yakin besok pagi, semua channel infotainment akan beramai-ramai memberitakan tentang mini concert-ku, tentangku lebih tepatnya. Tentang seorang gadis yang kupanggil Hyun~a. Untunglah aku memakai panggilan itu, setidaknya takkan ada yang tahu selain aku dan Yoo Hyun. Geunde, apa gadis itu datang semalam? Kenapa ia tak naik ke atas panggung? Ah.. aku benar-benar sudah gila. Kalaupun ia datang dan berada dikerumunan angel, pastilah ia takkan mau naik ke atas panggung. Ia bisa jadi sasaran keamukan para fansku, lagipula untuk apa ia naik ke atas panggung? Toh yang ia inginkan bukan aku melainkan C.A.P hyung.


“TAK ADA PEMBELAAN HUH?” Bentak manager Ahn.
“Aku tau aku salah. Mungkin ini memang akan menjadi masalah tapi aku yakin takkan besar. Lagipula tak ada yang mengenal Hyun~a kan?” manager Ahn mengerang lalu menatapku bengis.


“kau pikir sesederhana itu?”
“memangnya apalagi? Toh setelah kejadian itu, mini konser kita tetap berjalan dengan baik. Tak ada masalah lagi”


“kau akan terlibat skandal, Chunji-ya” Niel yang sedari tadi hanya memperhatikan kini mulai angkat suara. Mungkin mereka semua juga bingung dengan jalan pikiranku. Sebenarnya aku juga menyesal, tapi ya.. Apa boleh buat? Semuanya sudah terjadi.


“masih ingat kontrak iklanmu? Kontraknya belum selesai kan?” seru Ricky sambil melemparkan handuk kecilnya ke sofa


“dan Chunji-ya… kalau kau terlibat skandal, kontrakmu terancam dibatalkan” sambung Changjo. Oh.. Ya Tuhan, Kontraknya! Bahkan aku benar-benar lupa tentang kontrak itu! Habislah Aku…


“lalu? Aku harus apa? Aku harus apa sekarang?” tanyaku frustasi. Tak ada jawaban. Semuanya terdiam sambil menatapku dengan tatapan iba. “ARRGGGHHHH” aku mengerang sambil mengacak rambutku. Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan? Kenapa aku melakukan itu? Ada apa denganku? Ada apa dengan otakku? Yaiks….. pertanyaan bodoh. Aku mencintainya. Mencintai gadis berisik yang baru kukenal itu. Aku melewati semua prosesnya, dari suka jadi sayang lalu cinta. Aku merasakan perbedaannya. Dan aku akui, aku jatuh cinta padanya. Terdengar bodoh, memuakkan dan terlalu dini untuk mengatakan bahwa aku mencintainya? Terserah. Yang aku tau saat ini hanyalah, satu fakta menarik bahwa ‘aku tergoda’ ya.. Demi Tuhan aku tergoda oleh seorang gadis yang bahkan tidak mencoba menggodaku, tidak mengharapkanku dan yang terburuk adalah mencintai hyungku. C.A.P hyung.


“hanya diam. Itu pilihan terbaik. Terlalu dini jika kau angkat bicara disaat seperti ini” L.Joe yang baru saja datang langsung mengutarakan pendapatnya.


“ne.. aku setuju. Lagipula kita harus melihat respon angel dulu. Kalau respon mereka tidak macam-macam ya berarti ini bukan masalah besar dan aku yakin masalah ini akan cepat berlalu. Tak ada masalah kan?”C.A.P hyung ikut mengiyakan.


“ya.. diam saja. Diam” ujar manager Ahn frustasi. Ia segera bangkit dari duduknya sambil mengacak rambut. Saat berdiri di ambang pintu, pria itu kembali menatapku dengan tatapan bengis lalu keluar dari ruang ganti. Manager Ahn membanting pintu ruangan ini dengan kencang sehingga menghasilkan debuman keras yang membuat kami semua refleks berjengit.


Changjo, C.A.P, L.Joe, Niel dan Ricky saling melempar pandang lalu akhirnya mengerubungiku. Aku mengerti apa yang mereka dan Manager Ahn pikirkan, masalah ini tak mungkin berhenti begitu saja. Mereka hanya tak ingin membuatku semakin terpuruk dan terus menyalahkan diri sendiri, mereka berusaha menguatkanku. Tapi tentu saja tak berhasil, aigoo….. mereka pikir aku sebodoh apa? Ya.. Tapi jujur saja, aku masih mengharapkan kemungkinan kecil itu. Kuharap tak ada yang ingat kejadian tadi, ah.. anigoya. Setidaknya, kuharap ini takkan menjadi masalah besar. Terlebih untuk Yoo Hyun.



Yoo Hyun’s bedroom
08:41 KST
Author POV



Yoo Hyun baru saja terbangun dari tidurnya dan sekarang, gadis itu memutuskan untuk ikut sarapan. Yoo Hyun melangkah gontai dengan mata yang masih setengah terpejam menuruni tangga, ia melirik orang tuanya yang sedang duduk santai sambil menonton tv di ruang keluarga.


“anyyeong, eomma, appa” sapa gadis itu sambil duduk disebelah eommanya.
“ya Tuhan….. Baru bangun?”
“semalam aku tak bisa tidur, eomma” jawab Yoo Hyun malas. Ia menyandarkan tubuhnya kembali ke sandaran sofa dan memejamkan mata. Ia hanya bisa mendengar suara tv yang terpotong-potong seiring dengan berpindahnya channel tv. Hingga kini suara itu berhenti, ya.. sepertinya tayangan di tv saat ini sudah mampu menarik perhatian kedua orang tuanya.


‘semalam, Teen Top sukses menggelar mini concertnya di pusat kota Seoul’
Yoo Hyun mengerjapkan mata saat suara yang berasal dari tv itu tertangkap pendengarannya.


‘mini konser tersebut berjalan dengan lancar, hingga salah satu member Teen Top, Chunji, mengejutkan fansnya’


Kini mata Yoo Hyun terbelalak lebar, Bagaimana bisa? Mengapa beritanya cepat sekali? Dan mengapa hal seperti itu dijadikan bahan berita?


‘siapakah gerangan sosok Hyun~a yang dimaksud? Sejauh ini Teen Top Chunji dan managementnya masih tak mau memberi komentar’


Seorang reporter wanita berpenampilan rapi dengan blazer hitam kini menjadi fokus utama, ia masih saja berbicara panjang lebar dan sukses membuat Yoo Hyun geram sendiri.


“Appa matikan tvnya”
“eh??”
“MATIKAN” Jerit Yoo Hyun sambil merebut remot di tangan appanya. Ia segera menekan tombol merah disana lalu menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sementara itu, kedua orang tuanya menatap putrinya itu dengan tatapan bingung, sama sekali tak mengerti.


“Yoo Hyun. Kau kenapa?” Yoo Hyun mengangkat kepalanya lalu menggeleng dengan ekspresi kebingungan. Ia tak tau kenapa, tapi ia merasa sangat ketakutan.


“aku ke kamar dulu, eomma, appa” ucap yeoja itu lemah, lalu segera beranjak dari ruang tengah.


Dengan langkah yang tidak fokus, Yoo Hyun memasuki kamarnya. Ia menutup pintu dengan tenaga yang masih tersisa lalu menyandarkan tubuhnya disana. Mendadak dadanya terasa sesak, ‘mereka tak akan tau siapa Hyun~a itu kan? Ah… tak mungkin! Mereka tak mungkin tau’ Yoo Hyun menenangkan dirinya sendiri. Ia merasa seperti buronan sekarang. Ia merasa tidak tenang.


“Ah… ya Tuhan…. Yoon Yoo Hyun! Apa yang kau pikirkan? Yang tau panggilan itu hanya aku dan Channie oppa,… Yang lain tak ada yang tau”


“ah.. mungkin berendam di air hangat bisa memulihkan kerja otakku” ucap yeoja itu kemudian, lalu melangkah ke kamar mandi.



1 hour later………………………………..



Yoo Hyun turun ke lantai bawah masih dengan handuk yang melilit di kepalanya.
“eomma…… aku lapar”
“ya.. makanlah! Setelah itu, temani eomma belanja”
“ck,.. kenapa aku?” Yoo Hyun mendecakkan lidahnya sambil melepas handuk yang melilit kepalanya.
“lalu siapa? Sudah sana, cepat makan. Banyak yang harus kita beli”
“bagaimana kalau aku tak mau?”
“jangan harap kau bisa mendapat makan siang” ancam wanita setengah baya itu sambil menyeringai puas.
“YAAA…… EOMMA”



12:50 KST
Yoo Hyun POV



Ya Tuhan, melelahkan sekali. Aku membawa 2 paper bag besar yang entah apa isinya ini sendirian. Omoona…. Eomma. Apa eomma tak kasihan padaku? Aku berjalan lambat-lambat dibelakang eomma sambil memasang ekspresi sekarat. Tapi sepertinya eomma tak terlalu memusingkannya. Ia berjalan begitu saja dengan tas belanja kecil yang menyampir dilengannya.


Yah… tinggal 1 tikungan lagi, aku akan sampai di rumah. Sabarlah Yoon Yoo Hyun, sabar. Aku menghela nafas penuh wibawa lalu kembali terseok-seok mengikuti langkah besar eomma.


Sekarang, eomma sudah menghilang di balik tikungan, sedangkan aku masih jauh tertinggal di belakang. Ah.. jangan-jangan eomma sudah sampai di rumah. Aku bisa membayangkan wajah eomma yang sedang meminum teh dengan riang saat ini.



Author POV



Yoo Hyun terdiam beberapa saat begitu melewati tikungan dan melihat rumahnya sendiri. Terdapat sekumpulan orang yang menyesaki rumahnya, sebagian membawa kamera besar, sebagian membawa papan penuh tulisan dan sisanya memakai baju rapi. Seorang reporter. Ya.. gadis itu sudah hafal benar, bagaimana kostum seorang wartawan maupun reporter dan sekarang mereka semua bergerombol didepan rumahnya. Ada yang sibuk memotret, berteriak tak jelas, dan sebagai-sebagainya. Tapi ia juga mendengar kata-kata cacian dari sana. Sebenarnya ada apa?


Yoo Hyun memberanikan diri mendekati rumahnya dengan pandangan heran.


“apa yang kalian lakukan di rumahku?” tanya Yoo Hyun dengan ekspresi terancam. Seketika segerombolan itu saling berpandangan lalu sedetik kemudian langsung mengerubungi Yoo Hyun.


‘benarkah anda adalah Hyun~a? gadis yang disukai oleh Teen Top Chunji?’

‘sejauh mana hubungan anda dengan Teen Top Chunji?’

‘apa anda adalah kekasih dari Teen Top Chunji?’


Sekumpulan mic tau-tau tersodor tepat didepan wajahnya. Suara pengang, terdesak, tak bisa nafas, pusing, semuanya benar-benar membuat Yoo Hyun mau mati. Yoo Hyun bahkan tak bisa berteriak saat merasakan kakinya terinjak, rambutnya dijengut dari belakang, wajahnya dicakar, entah oleh siapa. Ia juga bisa merasakan cahaya menyilaukan yang seolah berniat membutakan matanya itu kini semakin menyala. Tiba-tiba saja semua suara itu menjadi tidak terdengar jelas, ia hanya bisa mendengar suara dengungan keras-keras tepat disebelah telinganya. Nafas gadis itu semakin terengah-engah, aniya…. Bahkan ia sudah tak bisa mengambil nafas sama sekali. Mereka semua mendesaknya dengan kata-kata kasar dan pertanyaan yang ia tak mengerti sama sekali. Mereka semua benar-benar ingin membuatnya gila. Paper bagnya pun sudah terlepas dari genggamannya dan mungkin saja sekarang isinya sudah keluar lalu terinjak-injak. Jadi tak ada gunanya ia ke super market.


Yoo Hyun tak kuat lagi, ia akhirnya berteriak. Tapi sayang, suara teriakan yang seharusnya menggelegar itu malah terendam oleh suara bising disekitarnya. Yoo Hyun semakin bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia hanya mampu menutup mata dan telinganya rapat-rapat. Hingga dengan tiba-tiba, kedua orang tuanya datang menyelamatkannya.




Yoo Hyun POV



Appa dan eomma membawa sapu lidi lalu memukul semua orang disekitarku dengan semangat.


“jangan ganggu putriku”
“menjauhlah dari putriku” akhirnya mereka semua mengambil satu langkah mundur dan beberapa dari mereka mengerang terkena pukulan sapu. Appaku masih sibuk memukuli mereka semua, sedangkan eomma sekarang sudah merangkulku dan membawaku masuk ke dalam rumah cepat-cepat.


“yeobo….. palli-ya” eomma kembali ke ambang pintu lalu mengibas-ngibaskan tangannya ke arah appa, menyuruhnya segera masuk.

Dan BUUMMM

Tepat setelah appa masuk, pintu itu ditutup cepat sehingga menghasilkan debuman keras.


“Okey…. Yoon Yoo Hyun. Kau dalam masalah sekarang! Katakan, sebenarnya apa yang terjadi?” appa berbalik menghadapku dengan tatapan murka.
“naneun mollayo, appa. Naneun mollayo”
“mana mungkin kau tidak tau?”
“appa! Jebal! Jangan memojokkanku seperti ini” air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Ketakutan yang selama ini kurasakan kini benar-benar terbukti. Jujur saja aku masih tak habis pikir, hanya dengan panggilan Hyun~a di atas panggung, bagaimana mungkin mereka bisa menemukanku? Bahkan secepat ini? Channie oppa baru mengatakannya semalam dan sekarang, semua orang sudah mengetahui siapa Hyun~a itu? Yang benar saja.



Author POV



Entah apa yang ada dipikiran Yoo Hyun saat ini. Bukannya menutup mata dan telinga rapat-rapat, ia malah penasaran sendiri sudah sejauh mana dirinya terkenal. Ia membuka internet dan membaca semua artikel tentang dirinya, membaca komentar negatif maupun positif dibawah artikel itu sambil memakan tteokpoki dengan lahap. Ia bersikap seolah-olah komentar itu tidak ditujukan untuk dirinya.


Hah……. Dia tidak cantik. Apa yang dia perbuat sampai Chunji oppa menyatakan cintanya di atas panggung?

a… andwaeeee!!! Aku tidak setuju! Kalau perlu aku akan menghabisi nyawa gadis itu dengan tanganku sendiri!

Hei,.. ada apa dengan kalian semua? Jika kalian fansnya harusnya kalian mendukung keputusan yang dibuat oleh idola kalian. Kenapa kalian semua malah menyalahkan Hyun~a? Setauku dia tidak berbuat apa-apa.


“siapa yang tidak cantik, huh? Wartawannya saja yang bodoh. Tidak bisa memotretku dengan baik” dumel Yoo Hyun dengan mulut penuh. Ia lantas kembali menaikkan kursornya ke atas, mengamati foto wajahnya yang terpampang jelas diatas tulisan artikel itu.


“hah…. Sepertinya mereka sengaja mengclose-up wajahku sedekat itu. Mereka ingin membuatku terlihat jelek, begitu? Kurang ajar sekali! Aku punya banyak foto yang menarik. Kenapa mereka tak meminta baik-baik saja padaku?” Yoo Hyun menggebrak meja belajarnya kesal, lalu dengan semangat kembali meneruskan membaca komennya.


Sejenak ia merasa bersalah pada orang-orang yang sudah memberikan komentar baik tentangnya, mereka semua malah dikira ‘Hyun~a yang sedang menyamar’


kenapa kau malah membelanya? Jangan-jangan kau Hyun~a!
Yoo Hyun menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin.


Jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan kini didepan rumahnya sudah tak banyak lagi orang yang berkerubung. Hanya ada beberapa kameramen kurang berita.


“ah.. download-an nya selesai” Seru Yoo Hyun girang. Ia baru saja mendownload lagu sekaligus mv terbaru Teen Top, To You. Dan ia langsung jatuh cinta dengan wave dance mereka. Ia memutar lagu itu kencang-kencang sambil meniru gaya wave dance mereka dengan heboh. Sikapnya malam ini benar-benar tak menunjukkan seorang gadis yang sedang dalam masalah besar. Bukankah seharusnya ia terpuruk dan menangis meraung-raung sekarang?


“AIGOO….. C.A.P oppa! Bagaimana bisa ia setampan ini! Aigoo… aigooo… L.Joe oppa! Eits…. Ricky oppa juga tampan”


“omo… omo…. Channie oppa…… tampan sekali namja ini. Eh.. Niel oppa dan Changjo oppa juga keren. Omoona…….. semuanya mempesona” Yoo Hyun menatap layar komputernya penuh minat sambil menyunggingkan senyum lebar.


Sementara itu, di ruang keluarga, orang tua Yoo Hyun tampak khawatir dengan keadaan putrinya saat ini. Yoo Hyun tak keluar kamar dari tadi, dan mereka berpikir gadis itu sedang menenangkan dirinya yang kacau balau. Padahal………………. Gadis itu sedang menggila dengan download-an miliknya sekarang



……………………………………………………………………………



Keesokan paginya, bencana pun muncul. Entah bagaimana bisa, foto-fotonya saat sedang bersama Chunji terungkap. Dan tak tanggung-tanggung, fotonya terpampang jelas di beberapa cover majalah. Mendadak Yoo Hyun teringat, dulu saat ia pertama kali mengenal Chunji, banyak paparazzi yang mengikutinya, mungkin beberapa dari mereka sudah mendapatkan foto mereka tapi sengaja menyimpannya hingga mendapat lebih banyak bukti. Gadis itu sekarang baru menyadari, Chunji benar-benar seorang artis terkenal. Bahkan beritanya sampai seheboh ini?




Ini sudah 3 hari sejak dirinya mendadak terkenal dan seperti pagi-pagi terakhir, ia dibangunkan oleh teriakan-teriakan fans labil yang merasa cemburu. Aigoo…… Apa mereka tak pergi ke sekolah? Kenapa malah berdiri dan berteriak-teriak didepan rumah orang lain?


Yoo Hyun tak dapat melanjutkan tidurnya lagi. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyalakan komputernya. Gadis itu mendapati belasan artikel tentang dirinya, dengan judul-judul aneh yang menggelitik perutnya.


Mini album Teen Top `ARTIST` dirilis. Benarkah Hyun~a hanya strategi pemasaran?

Semua bungkam. Fans Teen Top Chunji geram.

Keselamatan Hyun~a mulai terancam.


Yoo Hyun menatap layar komputernya dengan tatapan nanar. Kenapa sekarang ia malah membenci nama itu? Kenapa sekarang ia benci dipanggil Hyun~a?


Mungkin gadis itu merasa sangat kuat hingga memaksakan diri membaca semua komentar di masing-masing artikel yang ia buka. Berbeda dengan hari pertama, kali ini kubu pembela dan penentangnya semakin jelas terlihat. Komentar yang diberikanpun ia rasa sudah kelewat batas. Komentarnya benar-benar menusuk, ia merasa hatinya dihunus dengan pedang bermata dua.


Perempuan tak tau diri. Ia pikir siapa dia? Apa yang ia lakukan hingga Chunji oppa melakukan hal seperti itu? Jika aku bertemu dengannya, kupastikan aku akan membunuh perempuan berengsek itu

Ia bukan wanita yang baik untuk Chunji oppa. Aku tidak setuju sama sekali. Bisakah Chunji oppa mencari wanita yang jauh lebih baik daripada perempuan yang tidak jelas seperti itu?

Kenapa malah Hyun~a-nya yang diserang? Memangnya dia salah apa? Kalian semua hanya cemburu. Menurutku dia gadis yang manis.


Entah kenapa, dadanya sesak. Ia memandang layar komputernya dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa sendirian. Tak ada yang membantunya. Bisa dibilang, perbandingan pembenci dan pembelanya adalah 100:1. Kenapa Chunji tak menolongnya? Ia membutuhkan namja itu sekarang. Kenapa namja itu malah diam saja? Menghubunginya pun tidak. Apa namja itu tak perduli? Apa namja itu hanya ingin menyalakan api lalu meninggalkannya? Kini api itu semakin besar hingga gadis itu terperangkap didalamnya. Dan benarkah tak ada yang mau menolongnya? Bisa dibilang, hanya semut-semut kecil yang bersedia menolongnya dan itu tak berguna sama sekali, tapi walaupun begitu, Yoo Hyun merasa sedikit nyaman karena adanya beberapa komentar positif tentangnya, setidaknya ia merasa masih ada orang baik di luar sana.


Yoo Hyun menghapus air matanya kasar. Ia hanyalah gadis berumur 18 tahun asal Daegu, baru saja tamat SMA 4 bulan yang lalu. Tapi kenapa ia sudah harus menerima tantangan hidup seberat ini? Gadis itu menghela nafas keras sambil mematikan komputernya. Suara riuh yang tak terdengar jelas masih setia menusuk telinganya, sepertinya mereka semua benar-benar punya niatan untuk membuatnya tuli.


Yoo Hyun keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah, ia melihat kedua orang tuanya sedang mengintip dibalik jendela dengan tatapan mata ketakutan. Sejenak, gadis itu merasa bersalah, gara-gara dia, kedua orang tuanya menjadi seperti ini. Dikekang, diteror dan dibuat cemas. Ia semakin merasa tidak berguna.


“Eomma…….. Appa……….. Mianhaeyo!” Ujar Yoo Hyun. Air mata sudah membanjiri pipinya. Ia sangat menderita. Jika diperbolehkan, ia ingin bunuh diri saja. Lama-lama ia malu pada dirinya sendiri. Walau sebenarnya, ini semua bukan kesalahannya tapi Yoo Hyun sendiri tak mau mengatakan ini semua salah Chunji. Ia lebih menerima jika ini semua disebut ketidaksengajaan. Ia merasa ini adalah kesalahan yang manusiawi. Apa ia sudah benar-benar jatuh cinta hingga mengabaikan rasa sakitnya? Apa ia sudah benar-benar jatuh cinta hingga sebegitu mudahnya ia memaafkan orang yang sudah membuat hidupnya menderita?


TBC


Annyeong! Sebelumnya, saengil chukkahae Teuk oppa. Beneran deh hr ini tuh ibarat 2 perayaan besar buat ELF. ulang tahun uri leader n rilisnya 6jib. Saking excitednya ampe pengen banting laptop kl perlu banting encung. #andwae#.


Part selanjutnya! Nanti pas lagi puasa! Ok! Anyyeong Reader!

Comments

Popular Posts