Way To Love #6 (too hard)
03:29 KST
Yoo Hyunās bedroom
Author POV
Yoo Hyun memegangi kepalanya yang sudah hampir meledak. Ini
sudah nyaris pagi, tapi gadis itu belum juga
tidur. Ia merasa ada masalah di kepalanya yang sedari tadi tak berhenti
berdenyut. Memikirkan satu hal tabu yang sampai sekarang belum ia dapatkan
jawabannya. Pertanyaan yang terdengar sederhana tapi mampu membuat pergolakan
batin dahsyat dalam tubuhnya, Apa ia juga
mencintai namja itu? Mencintai Lee Chan Hee?
āanio, aku tak mencintainya. Aku hanya merasa nyaman berada
disekitarnya dan itu bukan cintaā Yoo Hyun bergumam sendiri sambil meringkuk
diranjangnya. Memorinya melayang jauh, rekaman kejadian beberapa jam yang lalu
seolah diputar ulang dengan sangat jelas dikepalanya. Gadis itu hanya diam.
Apakah lari dari gedung konser karena ditembak oleh salah satu member boyband
adalah hal yang benar? Bukankah itu adalah hal yang paling didambakan oleh semua
orang yang menamakan dirinya fans?
Tapi kenapa gadis itu malah gelisah? Terlebih kenapa sekarang ia merasa
ketakutan? Tapi hal apa yang membuatnya takut?
Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu, handycamnya. Dengan
lemas, ia mengulurkan tangannya untuk menarik tas selempang kecil yang
tersampir sembarangan, tak jauh dari posisinya saat ini. Ia membuka tas itu
lalu menumpahkan semua barang didalamnya tepat dihadapannya.
Ia menyalakan handycam itu dan nafasnya mulai tercekat. āaku
merekamnya saja? Hanya dia?ā desis gadis itu tak percaya. Ia mulai membuka
video-video lainnya, dan hasilnya sama saja. Dulu, ia terobsesi parah dengan
C.A.P, setiap ia menghadiri acara music live yang menghadirkan Teen Top sebagai
bintang tamunya, ia selalu membawa handycam ini dan selalu mengarahkan fokusnya
kepada satu namja, pada C.A.P, tak perduli kalau sebenarnya ada lima orang lain
yang ikut menyanyi dan menari disekelilingnya.
Ia hanya terpaku pada satu orang. Dan sekarang, wajah itu
berganti. Semua rekamannya dipenuhi oleh satu namja, Lee Chan Hee. Seketika
dadanya terasa sesak, ia merasa jantungnya mulai berdetak tak karuan dan gadis
itu merasa sudah memahami semuanya. Bahwa mulai detik ini, ia sudah mengerti,
ia juga merasakan hal yang sama dengan namja itu. Ia juga mencintainya. Senyum
mulai menghiasi wajahnya, ia mulai merasa lega walau ia masih bisa merasakan
rasa takut yang entah apa penyebabnya.
ājadi intinya, C.A.P oppa hanya idolaku dan namja yang
kucintai adalah Channie oppa. Begitu saja? Sesederhana itu? Tapi kenapa gara-gara
hal sekecil ini aku sampai tak tidur semalaman? Kenapa gara-gara ini aku sampai
merasa sesak dan gelisah? Apa aku sebegitu bodohnya hingga rasanya sulit untuk
dapat memahami perasaanku sendiri?ā Ujar Yoo Hyun dengan perasaan yang lebih
tenang. Ia melirik ponselnya, hati kecilnya sudah berteriak menyuruhnya untuk
menghubungi namja itu. Tapi ia bingung, untuk apa? Minta maaf? Bukankah
seharusnya namja itu yang minta maaf? Chunji sudah membuatnya syok setengah
mati. Keluar dari gedung itu dengan selamat saja sudah merupakan keberuntungan
maha besar untuk gadis itu.
Baiklah, mungkin ia akan menghubunginya besok saja.
Mengatakan bahwa ia menerima tawaran menyenangkan yang diberikan namja itu
semalam. Ng.. Mungkin sedikit terlambat tapi lebih baik dibanding tak
mengatakan apa-apa sama sekali. Lebih baik daripada membisu seperti ini.
Yoo Hyun mulai membenarkan posisi tubuhnya agar bisa tidur
dengan nyaman. Jadi hanya seperti ini? Semudah ini? Jadi sekarang masalahnya
selesai? Apa mungkin secepat dan semudah ini? Apa mungkin dengan hanya
menyadari perasaannya sendiri maka semuanya akan baik-baik saja? Jika itu yang
gadis itu pikirkan maka ia salah besar. Gadis itu tersenyum, mencoba tidur
dengan nyaman, mencoba menghiraukan rasa takut yang entah kenapa datang menghantuinya
secara tiba-tiba. Mencoba berpikir positif bahwa kebahagiaan akan muncul saat
ia membuka mata. Tak tau jikaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Masalah yang lebih besar sudah
menunggunya. Apa ia pikir seorang idola yang dengan tiba-tiba menyatakan cinta
pada seseorang ditengah konser itu tak akan membuat sebuah malapetaka? Untuk
artis itu sendiri dan untuk gadis tak berdosa yang mungkin saja akan menjadi
terkenal tiba-tiba. Gadis tak berdosa yang mungkin saja akan menjadi bahan
makian seluruh fans namja itu, tanpa ia tahu kesalahannya. Karena dicintai oleh
seorang public figure yang sudah dianggap menjadi hak milik bersama itu adalah
sebuah kesalahan juga dalam dunia seperti ini.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
After Teen Topās Mini
Concert
23:37 KST
Chunji POV
āChunji-yaā¦ā¦.. Menurutmu apa yang kau lakukan? Kenapa kau
bisa bertindak sebodoh itu?ā Bentak Manager Ahn tepat dihadapanku.
āmianhaeā¦. Akuā¦ā aku sendiri terdiam. Tak tahu harus
mengatakan apa, tak tau bagaimana cara membela diri. Aku bahkan merasa sangat
bodoh sekarang. Bagaimana bisa aku mengatakan hal seperti itu diatas panggung?
Oh.. Ya Tuhan, bahkan aku sudah merencanakan hal itu sebelumnya. Bagaimana bisa
aku kehilangan kendali atas otakku sendiri? Aku menyesal. Bisa jadi ini adalah
kesalahan terbesar yang kuperbuat dalam hidup.
Aku yakin besok pagi, semua channel infotainment akan
beramai-ramai memberitakan tentang mini concert-ku, tentangku lebih tepatnya.
Tentang seorang gadis yang kupanggil Hyun~a. Untunglah aku memakai panggilan
itu, setidaknya takkan ada yang tahu selain aku dan Yoo Hyun. Geunde, apa gadis
itu datang semalam? Kenapa ia tak naik ke atas panggung? Ah.. aku benar-benar
sudah gila. Kalaupun ia datang dan berada dikerumunan angel, pastilah ia takkan
mau naik ke atas panggung. Ia bisa jadi sasaran keamukan para fansku, lagipula
untuk apa ia naik ke atas panggung? Toh yang ia inginkan bukan aku melainkan
C.A.P hyung.
āTAK ADA PEMBELAAN HUH?ā Bentak manager Ahn.
āAku tau aku salah. Mungkin ini memang akan menjadi masalah
tapi aku yakin takkan besar. Lagipula tak ada yang mengenal Hyun~a kan?ā
manager Ahn mengerang lalu menatapku bengis.
ākau pikir sesederhana itu?ā
āmemangnya apalagi? Toh setelah kejadian itu, mini konser
kita tetap berjalan dengan baik. Tak ada masalah lagiā
ākau akan terlibat skandal, Chunji-yaā Niel yang sedari tadi
hanya memperhatikan kini mulai angkat suara. Mungkin mereka semua juga bingung
dengan jalan pikiranku. Sebenarnya aku juga menyesal, tapi ya.. Apa boleh buat?
Semuanya sudah terjadi.
āmasih ingat kontrak iklanmu? Kontraknya belum selesai kan?ā
seru Ricky sambil melemparkan handuk kecilnya ke sofa
ādan Chunji-yaā¦ kalau kau terlibat skandal, kontrakmu
terancam dibatalkanā sambung Changjo. Oh.. Ya Tuhan, Kontraknya! Bahkan aku
benar-benar lupa tentang kontrak itu! Habislah Akuā¦
ālalu? Aku harus apa? Aku harus apa sekarang?ā tanyaku
frustasi. Tak ada jawaban. Semuanya terdiam sambil menatapku dengan tatapan
iba. āARRGGGHHHHā aku mengerang sambil mengacak rambutku. Ya Tuhan, apa yang
telah aku lakukan? Kenapa aku melakukan itu? Ada apa denganku? Ada apa dengan
otakku? Yaiksā¦.. pertanyaan bodoh. Aku mencintainya. Mencintai gadis berisik
yang baru kukenal itu. Aku melewati semua prosesnya, dari suka jadi sayang lalu
cinta. Aku merasakan perbedaannya. Dan aku akui, aku jatuh cinta padanya.
Terdengar bodoh, memuakkan dan terlalu dini untuk mengatakan bahwa aku
mencintainya? Terserah. Yang aku tau saat ini hanyalah, satu fakta menarik
bahwa āaku tergodaā ya.. Demi Tuhan aku tergoda oleh seorang gadis yang bahkan
tidak mencoba menggodaku, tidak mengharapkanku dan yang terburuk adalah
mencintai hyungku. C.A.P hyung.
āhanya diam. Itu pilihan terbaik. Terlalu dini jika kau
angkat bicara disaat seperti iniā L.Joe yang baru saja datang langsung mengutarakan
pendapatnya.
āne.. aku setuju. Lagipula kita harus melihat respon angel
dulu. Kalau respon mereka tidak macam-macam ya berarti ini bukan masalah besar
dan aku yakin masalah ini akan cepat berlalu. Tak ada masalah kan?āC.A.P hyung
ikut mengiyakan.
āya.. diam saja. Diamā ujar manager Ahn frustasi. Ia segera
bangkit dari duduknya sambil mengacak rambut. Saat berdiri di ambang pintu,
pria itu kembali menatapku dengan tatapan bengis lalu keluar dari ruang ganti.
Manager Ahn membanting pintu ruangan ini dengan kencang sehingga menghasilkan
debuman keras yang membuat kami semua refleks berjengit.
Changjo, C.A.P, L.Joe, Niel dan Ricky saling melempar
pandang lalu akhirnya mengerubungiku. Aku mengerti apa yang mereka dan Manager
Ahn pikirkan, masalah ini tak mungkin berhenti begitu saja. Mereka hanya tak
ingin membuatku semakin terpuruk dan terus menyalahkan diri sendiri, mereka
berusaha menguatkanku. Tapi tentu saja tak berhasil, aigooā¦.. mereka pikir aku
sebodoh apa? Ya.. Tapi jujur saja, aku masih mengharapkan kemungkinan kecil
itu. Kuharap tak ada yang ingat kejadian tadi, ah.. anigoya. Setidaknya,
kuharap ini takkan menjadi masalah besar. Terlebih untuk Yoo Hyun.
Yoo Hyunās bedroom
08:41 KST
Author POV
Yoo Hyun baru saja terbangun dari tidurnya dan sekarang,
gadis itu memutuskan untuk ikut sarapan. Yoo Hyun melangkah gontai dengan mata
yang masih setengah terpejam menuruni tangga, ia melirik orang tuanya yang
sedang duduk santai sambil menonton tv di ruang keluarga.
āanyyeong, eomma, appaā sapa gadis itu sambil duduk
disebelah eommanya.
āya Tuhanā¦.. Baru bangun?ā
āsemalam aku tak bisa tidur, eommaā jawab Yoo Hyun malas. Ia
menyandarkan tubuhnya kembali ke sandaran sofa dan memejamkan mata. Ia hanya
bisa mendengar suara tv yang terpotong-potong seiring dengan berpindahnya
channel tv. Hingga kini suara itu berhenti, ya.. sepertinya tayangan di tv saat
ini sudah mampu menarik perhatian kedua orang tuanya.
āsemalam, Teen Top
sukses menggelar mini concertnya di pusat kota Seoulā
Yoo Hyun mengerjapkan mata saat suara yang berasal dari tv
itu tertangkap pendengarannya.
āmini konser tersebut
berjalan dengan lancar, hingga salah satu member Teen Top, Chunji, mengejutkan
fansnyaā
Kini mata Yoo Hyun terbelalak lebar, Bagaimana bisa? Mengapa
beritanya cepat sekali? Dan mengapa hal seperti itu dijadikan bahan berita?
āsiapakah gerangan
sosok Hyun~a yang dimaksud? Sejauh ini Teen Top Chunji dan managementnya masih
tak mau memberi komentarā
Seorang reporter wanita berpenampilan rapi dengan blazer
hitam kini menjadi fokus utama, ia masih saja berbicara panjang lebar dan
sukses membuat Yoo Hyun geram sendiri.
āAppa matikan tvnyaā
āeh??ā
āMATIKANā Jerit Yoo Hyun sambil merebut remot di tangan
appanya. Ia segera menekan tombol merah disana lalu menundukkan kepalanya
dalam-dalam. Sementara itu, kedua orang tuanya menatap putrinya itu dengan
tatapan bingung, sama sekali tak mengerti.
āYoo Hyun. Kau kenapa?ā Yoo Hyun mengangkat kepalanya lalu
menggeleng dengan ekspresi kebingungan. Ia tak tau kenapa, tapi ia merasa
sangat ketakutan.
āaku ke kamar dulu, eomma, appaā ucap yeoja itu lemah, lalu
segera beranjak dari ruang tengah.
Dengan langkah yang tidak fokus, Yoo Hyun memasuki kamarnya.
Ia menutup pintu dengan tenaga yang masih tersisa lalu menyandarkan tubuhnya
disana. Mendadak dadanya terasa sesak, āmereka tak akan tau siapa Hyun~a itu
kan? Ahā¦ tak mungkin! Mereka tak mungkin tauā Yoo Hyun menenangkan dirinya
sendiri. Ia merasa seperti buronan sekarang. Ia merasa tidak tenang.
āAhā¦ ya Tuhanā¦. Yoon Yoo Hyun! Apa yang kau pikirkan? Yang
tau panggilan itu hanya aku dan Channie oppa,ā¦ Yang lain tak ada yang tauā
āah.. mungkin berendam di air hangat bisa memulihkan kerja
otakkuā ucap yeoja itu kemudian, lalu melangkah ke kamar mandi.
1 hour
laterā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
Yoo Hyun turun ke lantai bawah masih dengan handuk yang
melilit di kepalanya.
āeommaā¦ā¦ aku laparā
āya.. makanlah! Setelah itu, temani eomma belanjaā
āck,.. kenapa aku?ā Yoo Hyun mendecakkan lidahnya sambil
melepas handuk yang melilit kepalanya.
ālalu siapa? Sudah sana, cepat makan. Banyak yang harus kita
beliā
ābagaimana kalau aku tak mau?ā
ājangan harap kau bisa mendapat makan siangā ancam wanita
setengah baya itu sambil menyeringai puas.
āYAAAā¦ā¦ EOMMAā
12:50 KST
Yoo Hyun POV
Ya Tuhan, melelahkan sekali. Aku membawa 2 paper bag besar
yang entah apa isinya ini sendirian. Omoonaā¦. Eomma. Apa eomma tak kasihan
padaku? Aku berjalan lambat-lambat dibelakang eomma sambil memasang ekspresi
sekarat. Tapi sepertinya eomma tak terlalu memusingkannya. Ia berjalan begitu
saja dengan tas belanja kecil yang menyampir dilengannya.
Yahā¦ tinggal 1 tikungan lagi, aku akan sampai di rumah.
Sabarlah Yoon Yoo Hyun, sabar. Aku menghela nafas penuh wibawa lalu kembali
terseok-seok mengikuti langkah besar eomma.
Sekarang, eomma sudah menghilang di balik tikungan,
sedangkan aku masih jauh tertinggal di belakang. Ah.. jangan-jangan eomma sudah
sampai di rumah. Aku bisa membayangkan wajah eomma yang sedang meminum teh
dengan riang saat ini.
Author POV
Yoo Hyun terdiam beberapa saat begitu melewati tikungan dan
melihat rumahnya sendiri. Terdapat sekumpulan orang yang menyesaki rumahnya,
sebagian membawa kamera besar, sebagian membawa papan penuh tulisan dan sisanya
memakai baju rapi. Seorang reporter. Ya.. gadis itu sudah hafal benar,
bagaimana kostum seorang wartawan maupun reporter dan sekarang mereka semua
bergerombol didepan rumahnya. Ada yang sibuk memotret, berteriak tak jelas, dan
sebagai-sebagainya. Tapi ia juga mendengar kata-kata cacian dari sana.
Sebenarnya ada apa?
Yoo Hyun memberanikan diri mendekati rumahnya dengan
pandangan heran.
āapa yang kalian lakukan di rumahku?ā tanya Yoo Hyun dengan
ekspresi terancam. Seketika segerombolan itu saling berpandangan lalu sedetik kemudian
langsung mengerubungi Yoo Hyun.
ābenarkah anda adalah
Hyun~a? gadis yang disukai oleh Teen Top Chunji?ā
āsejauh mana hubungan
anda dengan Teen Top Chunji?ā
āapa anda adalah
kekasih dari Teen Top Chunji?ā
Sekumpulan mic tau-tau tersodor tepat didepan wajahnya.
Suara pengang, terdesak, tak bisa nafas, pusing, semuanya benar-benar membuat
Yoo Hyun mau mati. Yoo Hyun bahkan tak bisa berteriak saat merasakan kakinya
terinjak, rambutnya dijengut dari belakang, wajahnya dicakar, entah oleh siapa.
Ia juga bisa merasakan cahaya menyilaukan yang seolah berniat membutakan
matanya itu kini semakin menyala. Tiba-tiba saja semua suara itu menjadi tidak
terdengar jelas, ia hanya bisa mendengar suara dengungan keras-keras tepat
disebelah telinganya. Nafas gadis itu semakin terengah-engah, aniyaā¦. Bahkan ia
sudah tak bisa mengambil nafas sama sekali. Mereka semua mendesaknya dengan
kata-kata kasar dan pertanyaan yang ia tak mengerti sama sekali. Mereka semua
benar-benar ingin membuatnya gila. Paper bagnya pun sudah terlepas dari
genggamannya dan mungkin saja sekarang isinya sudah keluar lalu terinjak-injak.
Jadi tak ada gunanya ia ke super market.
Yoo Hyun tak kuat lagi, ia akhirnya berteriak. Tapi sayang,
suara teriakan yang seharusnya menggelegar itu malah terendam oleh suara bising
disekitarnya. Yoo Hyun semakin bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia
hanya mampu menutup mata dan telinganya rapat-rapat. Hingga dengan tiba-tiba,
kedua orang tuanya datang menyelamatkannya.
Yoo Hyun POV
Appa dan eomma membawa sapu lidi lalu
memukul semua orang disekitarku dengan semangat.
ājangan ganggu putrikuā
āmenjauhlah dari putrikuā akhirnya mereka semua mengambil
satu langkah mundur dan beberapa dari mereka mengerang terkena pukulan sapu.
Appaku masih sibuk memukuli mereka semua, sedangkan eomma sekarang sudah
merangkulku dan membawaku masuk ke dalam rumah cepat-cepat.
āyeoboā¦.. palli-yaā eomma kembali ke ambang pintu lalu
mengibas-ngibaskan tangannya ke arah appa, menyuruhnya segera masuk.
Dan BUUMMM
Tepat setelah appa masuk, pintu itu ditutup cepat sehingga
menghasilkan debuman keras.
āOkeyā¦. Yoon Yoo Hyun. Kau dalam masalah sekarang! Katakan,
sebenarnya apa yang terjadi?ā appa berbalik menghadapku dengan tatapan murka.
ānaneun mollayo, appa. Naneun mollayoā
āmana mungkin kau tidak tau?ā
āappa! Jebal! Jangan memojokkanku seperti iniā air mata
mulai menggenang di pelupuk mataku. Ketakutan yang selama ini kurasakan kini
benar-benar terbukti. Jujur saja aku masih tak habis pikir, hanya dengan
panggilan Hyun~a di atas panggung, bagaimana mungkin mereka bisa menemukanku?
Bahkan secepat ini? Channie oppa baru mengatakannya semalam dan sekarang, semua
orang sudah mengetahui siapa Hyun~a itu? Yang benar saja.
Author POV
Entah apa yang ada dipikiran Yoo Hyun saat ini. Bukannya
menutup mata dan telinga rapat-rapat, ia malah penasaran sendiri sudah sejauh
mana dirinya terkenal. Ia membuka internet dan membaca semua artikel tentang
dirinya, membaca komentar negatif maupun positif dibawah artikel itu sambil
memakan tteokpoki dengan lahap. Ia bersikap seolah-olah komentar itu tidak
ditujukan untuk dirinya.
Hahā¦ā¦. Dia tidak
cantik. Apa yang dia perbuat sampai Chunji oppa menyatakan cintanya di atas
panggung?
aā¦ andwaeeee!!! Aku tidak setuju! Kalau perlu aku akan
menghabisi nyawa gadis itu dengan tanganku sendiri!
Hei,.. ada apa dengan kalian semua? Jika kalian fansnya
harusnya kalian mendukung keputusan yang dibuat oleh idola kalian. Kenapa
kalian semua malah menyalahkan Hyun~a? Setauku dia tidak berbuat apa-apa.
āsiapa yang tidak cantik, huh? Wartawannya saja yang bodoh.
Tidak bisa memotretku dengan baikā dumel Yoo Hyun dengan mulut penuh. Ia lantas
kembali menaikkan kursornya ke atas, mengamati foto wajahnya yang terpampang
jelas diatas tulisan artikel itu.
āhahā¦. Sepertinya mereka sengaja mengclose-up wajahku
sedekat itu. Mereka ingin membuatku terlihat jelek, begitu? Kurang ajar sekali!
Aku punya banyak foto yang menarik. Kenapa mereka tak meminta baik-baik saja
padaku?ā Yoo Hyun menggebrak meja belajarnya kesal, lalu dengan semangat
kembali meneruskan membaca komennya.
Sejenak ia merasa bersalah pada orang-orang yang sudah
memberikan komentar baik tentangnya, mereka semua malah dikira āHyun~a yang
sedang menyamarā
kenapa kau malah
membelanya? Jangan-jangan kau Hyun~a!
Yoo Hyun menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin.
Jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan kini
didepan rumahnya sudah tak banyak lagi orang yang berkerubung. Hanya ada
beberapa kameramen kurang berita.
āah.. download-an nya selesaiā Seru Yoo Hyun girang. Ia baru
saja mendownload lagu sekaligus mv terbaru Teen Top, To You. Dan ia langsung
jatuh cinta dengan wave dance mereka. Ia memutar lagu itu kencang-kencang
sambil meniru gaya wave dance mereka dengan heboh. Sikapnya malam ini
benar-benar tak menunjukkan seorang gadis yang sedang dalam masalah besar.
Bukankah seharusnya ia terpuruk dan menangis meraung-raung sekarang?
āAIGOOā¦.. C.A.P oppa! Bagaimana bisa ia setampan ini! Aigooā¦
aigoooā¦ L.Joe oppa! Eitsā¦. Ricky oppa juga tampanā
āomoā¦ omoā¦. Channie oppaā¦ā¦ tampan sekali namja ini. Eh.. Niel
oppa dan Changjo oppa juga keren. Omoonaā¦ā¦.. semuanya mempesonaā Yoo Hyun
menatap layar komputernya penuh minat sambil menyunggingkan senyum lebar.
Sementara itu, di ruang keluarga, orang tua Yoo Hyun tampak
khawatir dengan keadaan putrinya saat ini. Yoo Hyun tak keluar kamar dari tadi,
dan mereka berpikir gadis itu sedang menenangkan dirinya yang kacau balau.
Padahalā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Gadis itu sedang menggila
dengan download-an miliknya sekarang
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Keesokan paginya, bencana pun muncul. Entah bagaimana bisa,
foto-fotonya saat sedang bersama Chunji terungkap. Dan tak tanggung-tanggung,
fotonya terpampang jelas di beberapa cover majalah. Mendadak Yoo Hyun teringat,
dulu saat ia pertama kali mengenal Chunji, banyak paparazzi yang mengikutinya,
mungkin beberapa dari mereka sudah mendapatkan foto mereka tapi sengaja
menyimpannya hingga mendapat lebih banyak bukti. Gadis itu sekarang baru
menyadari, Chunji benar-benar seorang artis terkenal. Bahkan beritanya sampai
seheboh ini?
Ini sudah 3 hari sejak dirinya mendadak terkenal dan seperti
pagi-pagi terakhir, ia dibangunkan oleh teriakan-teriakan fans labil yang
merasa cemburu. Aigooā¦ā¦ Apa mereka tak pergi ke sekolah? Kenapa malah berdiri
dan berteriak-teriak didepan rumah orang lain?
Yoo Hyun tak dapat melanjutkan tidurnya lagi. Akhirnya, ia
memutuskan untuk menyalakan komputernya. Gadis itu mendapati belasan artikel
tentang dirinya, dengan judul-judul aneh yang menggelitik perutnya.
Mini album Teen Top `ARTIST`
dirilis. Benarkah Hyun~a hanya strategi pemasaran?
Semua bungkam. Fans
Teen Top Chunji geram.
Keselamatan Hyun~a
mulai terancam.
Yoo Hyun menatap layar komputernya dengan tatapan nanar.
Kenapa sekarang ia malah membenci nama itu? Kenapa sekarang ia benci dipanggil
Hyun~a?
Mungkin gadis itu merasa sangat kuat hingga memaksakan diri
membaca semua komentar di masing-masing artikel yang ia buka. Berbeda dengan
hari pertama, kali ini kubu pembela dan penentangnya semakin jelas terlihat.
Komentar yang diberikanpun ia rasa sudah kelewat batas. Komentarnya benar-benar
menusuk, ia merasa hatinya dihunus dengan pedang bermata dua.
Perempuan tak tau diri. Ia pikir siapa dia? Apa
yang ia lakukan hingga Chunji oppa melakukan hal seperti itu? Jika aku bertemu
dengannya, kupastikan aku akan membunuh perempuan berengsek itu
Ia bukan wanita yang baik untuk Chunji oppa. Aku tidak setuju sama
sekali. Bisakah Chunji oppa mencari wanita yang jauh lebih baik daripada
perempuan yang tidak jelas seperti itu?
Kenapa malah Hyun~a-nya yang diserang?
Memangnya dia salah apa? Kalian semua hanya cemburu. Menurutku dia gadis yang
manis.
Entah kenapa, dadanya sesak. Ia memandang layar komputernya
dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa sendirian. Tak ada yang membantunya. Bisa
dibilang, perbandingan pembenci dan pembelanya adalah 100:1. Kenapa Chunji tak
menolongnya? Ia membutuhkan namja itu sekarang. Kenapa namja itu malah diam
saja? Menghubunginya pun tidak. Apa namja itu tak perduli? Apa namja itu hanya
ingin menyalakan api lalu meninggalkannya? Kini api itu semakin besar hingga
gadis itu terperangkap didalamnya. Dan benarkah tak ada yang mau menolongnya?
Bisa dibilang, hanya semut-semut kecil yang bersedia menolongnya dan itu tak
berguna sama sekali, tapi walaupun begitu, Yoo Hyun merasa sedikit nyaman
karena adanya beberapa komentar positif tentangnya, setidaknya ia merasa masih
ada orang baik di luar sana.
Yoo Hyun menghapus air matanya kasar. Ia hanyalah gadis
berumur 18 tahun asal Daegu, baru saja tamat SMA 4 bulan yang lalu. Tapi kenapa
ia sudah harus menerima tantangan hidup seberat ini? Gadis itu menghela nafas
keras sambil mematikan komputernya. Suara riuh yang tak terdengar jelas masih
setia menusuk telinganya, sepertinya mereka semua benar-benar punya niatan
untuk membuatnya tuli.
Yoo Hyun keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah, ia
melihat kedua orang tuanya sedang mengintip dibalik jendela dengan tatapan mata
ketakutan. Sejenak, gadis itu merasa bersalah, gara-gara dia, kedua orang
tuanya menjadi seperti ini. Dikekang, diteror dan dibuat cemas. Ia semakin
merasa tidak berguna.
āEommaā¦ā¦.. Appaā¦ā¦ā¦.. Mianhaeyo!ā Ujar Yoo Hyun. Air mata
sudah membanjiri pipinya. Ia sangat menderita. Jika diperbolehkan, ia ingin
bunuh diri saja. Lama-lama ia malu pada dirinya sendiri. Walau sebenarnya, ini
semua bukan kesalahannya tapi Yoo Hyun sendiri tak mau mengatakan ini semua
salah Chunji. Ia lebih menerima jika ini semua disebut ketidaksengajaan. Ia
merasa ini adalah kesalahan yang manusiawi. Apa ia sudah benar-benar jatuh
cinta hingga mengabaikan rasa sakitnya? Apa ia sudah benar-benar jatuh cinta
hingga sebegitu mudahnya ia memaafkan orang yang sudah membuat hidupnya
menderita?
TBC
Annyeong! Sebelumnya, saengil chukkahae Teuk oppa. Beneran deh hr ini tuh ibarat 2 perayaan besar buat ELF. ulang tahun uri leader n rilisnya 6jib. Saking excitednya ampe pengen banting laptop kl perlu banting encung. #andwae#.
Part selanjutnya! Nanti pas lagi puasa! Ok! Anyyeong Reader!
Comments
Post a Comment