Get Crazy #6 (I just did)


Seoul University
Author POV



“L.Joe?”



Kontan kepala Hyo Jin terangkat. Rasa kantuknya lenyap tanpa bekas. Entah kenapa, hanya karena nama ‘L.Joe’ disebut, ada debaran yang tak biasa di dadanya. Ani… dia berdebar bukan karena gugup, tapi lebih karena ‘BAGAIMANA BISA?’


Jangan bilang dia ada disini. Atau jangan bilang dia ikut-ikut kuliah disini. Mungkin ini terdengar mengada-ada. Tapi setelah mengenalnya beberapa hari, Hyo Jin tahu benar kalau seseorang seperti L.Joe sanggup membuat sesuatu yang terdengar mengada-ada menjadi sesuatu yang benar-benar ada.


“sejak kapan aku punya murid dengan nama seluar biasa ini?” dosennya menggumam dengan cukup keras, sementara Hyo Jin masih terlalu sibuk menyusuri setiap inci kelasnya untuk menemukan pria itu. Sambil menghela napas, sang dosen meneliti tulisan tangan di kertas itu dan “eee…… aku tahu tulisan ini! Park Hyo Jin” Hyo Jin yang tengah menengadah ke kanan kiri langsung meluruskan kepalanya ke depan. “kau sudah mendapat kertas ujianmu?” Hyo Jin menunduk melihat mejanya yang bersih lalu menggeleng.


“coba kesini!” gadis itu membutuhkan waktu sekitar sepuluh detik untuk mencerna dua kata sederhana dari sang dosen sebelum akhirnya benar-benar berdiri. Apa aku salah menulis nama? Saat ujian kemarin aku memang tak bisa berkonsentrasi karena ia terus menghubungiku, tapi…. apa aku benar-benar menulis namanya di kertas ujianku?


Selama berjalan ke depan, Hyo Jin merasa harus meletakkan tangannya di pinggang karena nyaris seluruh manusia di kelas itu menatapnya seolah sedang menonton peragaan busana. Tapi disisi lain, ia juga sudah mempersiapkan hatinya untuk tidak terlalu malu jika saja kertas bertuliskan ‘L.Joe’ itu benar-benar miliknya.


Secarik kertas langsung disodorkan oleh dosennya begitu mereka berhadap-hadapan. Tanpa buang waktu, Hyo Jin melihat isi kertas itu dan seketika tubuhnya menjadi kaku. Kertas itu miliknya, dan nama ‘L.Joe’ yang tertera besar-besar dengan tinta merah di kolom nama itu juga adalah hasil karyanya. Ia lalu menggeser arah pandangnya sedikit ke samping, ada huruf ‘F’ yang tidak kalah besar disana. Hyo Jin merasa seperti balon yang lepas sebelum sempat diikat. Ia merasa dirinya sedang dihempas dari kapal pesiar yang tinggi dan jatuh ke dasar samudra. Ini memang bukan pertama kalinya dia mendapat nilai F, tapi entah kenapa inilah ‘saat mendapat nilai F’ yang paling menyedihkan dalam hidupnya. Nilai F dan nama L.Joe terlihat sangat serasi di kertas itu. Haruskah aku memberikan kertas ini pada L.Joe dan bilang kalau ini hasil ujiannya saja?


“jangan memikirkan namja jika sedang ujian! Lihat hasilnya” sang dosen memukul kepala Hyo Jin dengan penggaris kayu yang lebih besar dari lengan manusia. Hyo Jin mencoba menghindar namun ternyata dosennya jauh lebih lihai. Gadis itu akhirnya kembali ke tempat duduk dengan perasaan malu. Dan tepat saat ia melewati kursi Jessica, “L.Joe? jadi kau suka dia sekarang?”


“suka? Aku mendapat nilai F dan kepalaku dipukul penggaris gara-gara dia? Mana mungkin aku suka?”


Tunggu!  Ada apa ini? Aku masih berani mengatakan ‘mana mungkin aku suka?’ dengan intonasi yang sangat yakin disaat aku bahkan menuliskan namanya di kertas ujianku tanpa sadar. Yaa…..Bisa jadi ini karena dia yang saat itu memang sedang membuatku pusing, tapi bukan hal mustahil juga jika sebenarnya ini terjadi karena aku yang mulai terus menerus memikirkannya belakangan ini. ~~



***********



Hyo Jin POV



Sepertinya pergi ke dorm sekumpulan anak yang merasa akan terus remaja itu akan menjadi rutinitas harianku mulai sekarang. Saat ini, aku yang baru saja pulang kuliah langsung pergi ke dorm TEEN TOP. Ne….. TEEN TOP…… aku baru memikirkannya saat berada di kelas tadi, tapi pemikiran ini benar-benar mengusikku sampai lagi-lagi tak bisa berkonsentrasi. Maksudku….. TEEN TOP, kenapa mereka harus menggunakan kata TEEN di nama group-nya? Mereka pikir mereka akan terus menjadi TEEN sampai tua? Bagaimana jika semua member-nya nanti sudah lebih dari 20 tahun dan mulai menjadi pria dewasa? Lalu apa yang akan mereka lakukan? Bertahan dengan nama konyol itu atau ganti nama? Jadi apa? ADULT TOP?



***********



TEEN TOP’s Dorm
14:04 KST
Author POV



Hyo Jin duduk di ruang tengah dorm sambil mengecek ponsel yang sejak tadi mendekam dalam tasnya. Dan benar saja….. Manager Ahn, Chunji dan tak ketinggalan L.Joe sudah menghubunginya masing-masing sekali. Lalu ada juga 1 pesan masuk. Ia cepat-cepat membuka pesan itu dan mendesah setelahnya.



From : L.Joe



Kami sedang siaran radio Kim Shin Young, mungkin baru akan pulang jam setengah tiga. Manager Ahn bilang kalau kau mau, kau boleh tidak ke dorm……



Pesan itu sudah masuk sejak 2 jam yang lalu dan ia baru melihatnya sekarang. ah… dasar! Harusnya aku dapat libur hari ini!



To : L.Joe



Kapan kau pulang? Aku sudah di dorm



Bertepatan dengan pesan yang terkirim, pintu di belakang gadis itu terbuka dan seketika suasana yang hening berubah menjadi sangat berisik. Hyo Jin menoleh dan langsung berdiri. “kau disini?” L.Joe menunjuknya dengan ekspresi takjub.


“kukira kau akan mengambil liburmu” lanjutnya sambil berjalan semakin dekat pada Hyo Jin. Gadis itu diam, lebih tepatnya enggan menjawab. Hei… jika aku membaca pesan ini sedikit lebih cepat, aku juga pasti akan dengan senang hati mengambil liburku.


“sejak kapan kau disini?” tanyanya lagi.
“aku baru sampai” sahut gadis itu pelan. “apa TEEN TOP ada acara lain hari ini?”
“ne.. nanti malam ada siaran radio lagi….. wae?”
“aku mau pulang”
“uh? pulang? Aku…… jangan tanyakan padaku…… “
“Hyo Jin” panggil seseorang, refleks membuat keduanya menoleh. “Ne.. manager”
“Andy memintaku ke perusahaan, bisakah kau temani mereka ke acara radio Younha?” Diam. Hyo Jin tak menjawab untuk beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk dengan sangat berat. Tak ada pilihan lain, inilah pekerjaannya. “sekarang kau ikut aku! aku akan menjelaskan jadwal mereka untuk seminggu kedepan padamu”


“ah.. hyung! Kenapa kau selalu………..” Hyo Jin dan Manager Ahn kontan menoleh saat mendengar L.Joe merajuk, namun namja itu terlebih dahulu sadar dan langsung menghentikan ucapannya. “selalu apa?”


“ani” Manager Ahn menggeleng menatap L.Joe, lantas mengirimkan isyarat pada Hyo Jin agar gadis itu mengikutinya. Hyo Jin mengangguk dengan sangat patuh lalu mulai melangkah meninggalkan ruang tengah.



One hour later…………..



“eh… Park Hyo Jin! Kemari” gadis itu menghela napas, ia baru saja terlepas dari Manager Ahn dan sekarang ada lagi orang yang memanggilnya. Gadis itu berjalan setengah hati menuju ruang tengah, lebih tepatnya ke arah sofa panjang yang tengah ditempati oleh seorang namja bertopi. Perlukah kusebut namanya? Huruf depannya adalah L dan di belakangnya ada kata ‘Joe’. Okay….. got it?


“apa?”                                             
“sekarang kau sebutkan jadwalku seminggu ke depan”
“hah? Apa? tck…. kenapa kau……….. ahhh…. Kau bisa baca sendiri kan? ige kuberikan kertasnya!”
“BA-CA! sebagai Manager kau seharusnya………….”                           
“sebagai namja kau seharusnya…………..”
“heh! Tidak usah menceramahiku! Kau cuma harus membacakannya!” ujar L.Joe sambil memberikan tatapan tidak ingin didebat.


“tck,…. Bagaimana bisa namja sepertimu eksis didunia ini! ah… gila! Bahkan aku bekerja denganmu!”
“hyaaaa bawel! Cepat lakukan apa yang harus kau lakukan!”
“dasar diktator”
“YAAA!!!”
“ARA…… ARA….. aku bacakan! Sekarang kau tutup mulutmu dan dengar baik-baik!” L.Joe mengangguk puas saat Hyo Jin berteriak, lantas meluruskan kakinya di sofa. Gadis yang tengah berdiri di belakang namja itu membuka kertas yang ia pegang, lantas mengatur nafasnya yang penuh emosi. Ayolah….. dia bisa baca sendiri kalau benar-benar ingin tahu.


“Younha starry night radio show hari ini jam 10 malam, lalu besok siaran untuk Shim Shim Ta Pa dan Kim Changryul old school radio show. Kemudian untuk tanggal 7 Maret, ada siaran 2 O’clock Cultwo radio show dan…..”


“ah… kau sudah mulai? Aku sedang pakai headset….. harusnya kau bilang kalau mau bicara! Sekarang ulangi lagi dari awal” L.Joe melepas headset dan menoleh ke arah Hyo Jin dengan ekspresi terganggu, seolah ini semua adalah kesalahan gadis itu. Lantas kembali bersandar nyaman dan menekan ujung topi yang ia pakai hingga menutupi sebagian wajahnya, menyembunyikan senyuman puas yang mulai datang.


Sementara itu, Hyo Jin masih terenyuh di posisinya, ia hanya mampu balik menatap L.Joe penuh kepasrahan. Pria ini pasti sedang mempermainkanku…. Hyo Jin akhirnya cuma menghela napas berat dan kembali melihat kertasnya. Entah kenapa ia tidak ingin berteriak-teriak untuk hari ini. Moodnya sedang sangat tidak baik. Mungkinkah ini karena aku mendapat nilai F?


“hari ini jam 10 ma……” ucapan Hyo Jin terputus saat Manager Ahn yang sudah siap meninggalkan dorm menyenggol lengannya. Tanpa sepengetahuan L.Joe, pria itu mengambil alih kertas jadwal di tangan Hyo Jin, membuatnya menjadi gulungan besar dan tanpa basa-basi memukul L.Joe dengan itu.


“YAA! PARK HYO……….. aish.. HYUNG~~”
“sejak kapan seorang Lee Byunghun perduli jadwal huh?” Manager Ahn kembali memukulkan gulungan kertas ditangannya pada L.Joe yang langsung menghindar. “kau tidak boleh memukulku hyung! Angel-ku akan marah jika melihat namjanya kesakitan”


“ish…. Dimana Angel-mu hah? Mana?” pukulan namja itu justru semakin menjadi-jadi. “yaaa…… hyung! Berhenti memukulku!”


“kau kenapa senang sekali menggoda Hyo Jin?”
“aku tidak menggodanya! Bukankah memberitahu jadwal adalah tugas manager juga?” sahut L.Joe tak mau kalah. Sementara Hyo Jin hanya diam dan menjadi pendengar yang baik di belakang Manager Ahn. “kalau begitu kenapa kau tidak memintaku saja, aku Managermu yang sebenarnya. Dan tugas Hyo Jin hanya membantuku”


“ah…. Itu…… aku……..ng……..tapi bagaimanapun juga Hyo Jin adalah manager, dan itu artinya dia bertugas mengurusku”


“apa?” pekik Hyo Jin.
“maksudku mengurus TEEN TOP” ralat L.Joe tepat setelah mendengar pekikan tak terima gadis itu.
“ei…. Kau benar-benar berbahaya! Hyo Jin, menjauhlah darinya! Jika dia menyuruhmu yang aneh-aneh tak usah dikerjakan, ara?”


“HYUNG! Kenapa kau mengajarkan manager Park hal-hal yang tidak baik”
“aku justru sedang menyelamatkan Hyo Jin dari hal-hal yang tidak baik” tandas pria itu, membuat L.Joe mendengus. “geumanhae, aku harus pergi sekarang…….. Hyo Jin~a…. kau bergabunglah dengan staff yang lain! Jangan berkeliaran disini sendirian”


“ne..” angguk Hyo Jin, ia membungkuk dalam pada Manager Ahn dan juga L.Joe, lantas berlalu dari ruang tengah. “tck…. Hyung! Kau~ cih..” racau L.Joe begitu melihat Hyo Jin pergi. “kau benar-benar pengganggu ya..” tambahnya.


“kenapa kau manja sekali pada gadis itu huh?” sahut Manager Ahn sambil terkekeh.
“manja? Ani….. aku hanya…..”
“aku tak perduli kau mau manja dengannya atau dengan yeoja manapun yang kau mau, tapi kumohon jangan berkencan di dorm”


“apa? hyung! Aku cuma menyuruhnya membacakan jad…..”
“jelaskan pada tembok! Aku harus pergi sekarang! Anyyeong”
“cih….. jinjja! HYUNG….”



***********



Sebuah vehicle melaju membelah jalanan kota Seoul yang masih tetap ramai. Lebih dari sebagian orang yang berada di dalam kendaraan itu sudah terlelap dalam tidurnya. Di kursi depan penumpang, tampak seorang gadis tengah membulak-balik buku pelajarannya dengan serius. Sesekali gadis itu membenarkan posisi duduknya, menggeleng menahan kantuk atau menoleh ke luar untuk memastikan lokasi mereka sekarang. Suasana di dalam van detik ini memang sedang sangat tenang, benar-benar suasana sempurna untuk tidur.


“ahjussi…… di depan ada persimpangan jalan, tolong belok ke kanan” kepala gadis itu langsung terangkat begitu mendengar suara namja di kursi belakang. Ia memperhatikan jalan di depannya dengan bingung, lalu menoleh ke pria yang tadi bicara dan mengernyit. “setahuku kita masih harus lurus, L.Joe~ssi” ujar gadis itu dengan nada professional. L.Joe tak menjawab, bahkan sama sekali tak merespon. Ia menyenderkan badannya kembali dan langsung menoleh ke luar jendela. Seolah tak mendengar. Gadis itu meniup poninya melihat sikap L.Joe, lantas kembali membalik badan ke depan dan membuka buku kembali dengan kesal. Baiklah,… terserah….. kau mau kita tersesat? Silahkan!


“ahjussi…….. tolong berhenti disini” seketika mobil yang mereka naiki berhenti. Gadis yang tengah membaca buku itu langsung mengalihkan pandangnya dari buku menuju ke jalanan. Matanya terbelalak, secara refleks ia membalik badan ke belakang. Ia tak bisa membuka mulutnya dan hanya menatap pria itu penuh keterkejutan. “turunlah…… “ sahut L.Joe dengan dingin, ia bahkan tak menatap gadis itu. “tapi aku…… maksudku….. aku harus mengantar kalian ke radi….”


“pergi tidur! Jangan sampai terlambat bangun dan belajar yang benar! Mengerti manager?” namja itu akhirnya menolehkan kepalanya menatap Hyo Jin. Suasana jusru malah semakin hening setelahnya, Hyo Jin tak kunjung turun dan hanya menatap L.Joe dengan senyum tak percaya. Ia bahkan tak bisa mengucapkan ‘terimakasih’ saking terharunya. “Park Hyo Jin, kau mendengarku kan?”


“ne.. ne… aku dengar… …L.Joe~aa gomawo…..gomawo….. jeongmal…..gomawoyo….” namja itu hanya tersenyum dan mengangguk singkat. Hyo Jin buru-buru memasukkan bukunya ke dalam tas lalu membuka pintu, “Hyo Jin~aa….. “


“ne”
“jangan katakan pada manager Ahn” Hyo Jin mengangguk pasti. “aku akan mengunci mulutku” ucap Hyo Jin sambil meletakkan tangannya di dekat mulut dengan gerakan mengunci.



***********



3 days later…..



12:25 KST, March 8th 2013
Incheon airport
Hyo Jin POV



Sesak. Ya Tuhan…. Aku benar-benar bisa mati jika begini caranya. Bandara internasional Incheon yang sangat luas terasa benar-benar pengap detik ini. Dengan susah payah, akhirnya aku bisa berjalan menembus kerumunan fans yang berdesakan menunggu idolanya di bandara Incheon. Setelah cukup jauh menyeret koper di dalam bandara, aku akhirnya memutuskan untuk duduk dan menelfon L.Joe. Baru saja aku menekan tombol panggil, ponselku langsung ditarik paksa dari belakang. Dengan cepat kepalaku menoleh, hendak memaki saat………


“kenapa lama sekali? pesawatnya akan berangkat kurang dari sepuluh menit lagi…. Ayo cepat!” pria yang mau kutelfon justru telah berdiri dibelakangku dan menyambutku dengan dingin. “kau tahu kan aku harus menemui dosenku dulu….. jadinya……”


“shttt…… siapa yang menyuruhmu menjelaskan? Kajja! Kau mau ketinggalan pesawat?” aku mendengus pendek, lalu berdiri dan mengikutinya dari belakang. “kau bisa jalan lebih cepat?” desis pria itu sambil menoleh sedikit. Aku berjalan tergopoh-gopoh di belakangnya. Menggeleng tanpa tenaga sebagai jawaban. Namja itu mendesah, lalu berjalan menghampiriku dan merebut koper yang kubawa. Sebelah tangannya ia ulurkan didepan wajahku, membuatku membatu “kau selalu menyebutku pria kasar! Sekarang giliran aku menawarkannya baik-baik kau malah diam saja” aku yang tak mengerti dengan maksud ucapannya lagi-lagi hanya diam dan menatapnya kebingungan. Lalu tiba-tiba saja, “tck” namja itu mendecak dan langsung saja meraih lenganku, menggenggamnya kuat-kuat. Lantas kembali melangkah, kali ini lebih cepat dari sebelumnya, membuatku terseret-seret dibelakang.


“mana yang lain?”
“sudah di dalam pesawat”
“dan kau? kau menungguku?”
“wae? sebaiknya kau jangan terlalu cepat mengambil keputusan…. Jangan terlalu percaya diri! Aku menunggumu hanya karena kalah main dengan member lain. Tidak ada alasan lain. Ara?” aku memutar mata mendengar jawabannya. Siapa yang terlalu percaya diri? Aku kan cuma bertanya. Cih…



***********



In airplane



L.Joe baru melepas tanganku saat tiba di pintu keberangkatan. Koperku sudah diurus oleh petugas dan sepertinya sudah aman di bagasi pesawat. Dan sekarang, aku yang berjalan dibelakang L.Joe tengah melangkah melewati kursi-kursi pesawat. Dan saat itulah aku baru menyadari sesuatu….


“kita satu pesawat dengan Super Junior?” desisku sambil mencengkram jumper L.Joe.
“ne…” seketika senyuman langsung mengembang di wajahku. Dengan muka berbinar, aku melempar pandang ke kanan kiri, mencari member Super Junior lain yang kukenal. Tadi aku sempat melihat Kyuhyun dan Sungmin di salah satu kursi. Dan sekarang, aku bisa melihat mereka semua dengan jelas dan dari jarak yang sangat dekat. OMOOOO…… Mimpi apa aku semalam?


“SHINee….? Kita juga satu pesawat dengan SHINee?” aku kembali mendesis antusias dan menggoyang-goyangkan bahu L.Joe dari belakang. “sshhttt….. iya-iya…. disini ada Super Junior dan SHINee…... berhenti menarikku!”


“kenapa kau tidak memberitahuku dari kemarin-kemarin sih?” L.Joe menarik napas berat mendengar ocehanku yang menggebu-gebu. “kita duduk dimana? Apa aku tidak bisa duduk disini saja? sepertinya masih ada yang kosong”


“kau duduk di belakang” ucap L.Joe dengan nada final. Aku meniup poniku dengan kesal, dan di detik berikutnya aku tak sengaja melihat Manager Ahn tengah duduk sendiri selisih tiga kursi dibelakang kursi yang ditempati Super Junior Eunhyuk dan Donghae. Kugerakkan badanku dengan gesit dan duduk disamping Manager Ahn yang terkejut. L.Joe yang masih berdiri langsung menoleh cepat padaku, “manager harus duduk dengan manager” sahutku sebelum namja itu sempat berkomentar, lalu memalingkan wajah pada manager Ahn dan melambaikan tangan sambil mengucapkan ‘hai’ tanpa suara. “bolehkah aku duduk dipinggir? Aku mau duduk di samping kaca!” dengan suara yang dibuat sangat memelas dan tatapan mata kucing yang entah terlihat semenggelikan apa, akhirnya manager Ahn mau bertukar posisi denganku.


Aku yang sudah duduk dengan nyaman langsung menoleh ke belakang, lantas menghembuskan napas ringan saat melihat pria itu, maksudku L.Joe, sudah duduk disamping Niel. 


“Manager Ahn”
“ne?”
“aku boleh tidur kan?”
“tidur? Pesawatnya bahkan belum lepas landas….. nanti saja tidurnya! Lebih baik kau temani aku mengobrol” tch….. mengobrol katanya? Kita ini beda generasi….. pembicaraan kita tak mungkin sejalan. Aku langsung pura-pura tertarik dengan pemandangan di luar jendela, dan terus-menerus melihat kesana dengan tampang senang yang dibuat-buat. Ya.. pesawatnya masih menempel di aspal…….. mau tahu pemandangan macam apa yang tersaji didepanku? Silahkan dipikir sendiri.



***********



Author POV



“sebenarnya kapan pesa……… KAU!” Hyo Jin memekik tak percaya saat menoleh dan mendapati orang di sebelahnya berganti wajah. Namja yang gadis itu teriaki menoleh dengan sangat tenang ke arahnya.


“wae?”
“bagaimana bisa? Tadi…. Bukannya……… manager……..AH~ Dwasseo! Manager Ahn eoddiseo?” L.Joe menunjuk ke belakang dengan dagunya. Hyo Jin segera menoleh ke belakang. Mereka bertukar tempat.


“sejak kapan? Dan bagaimana bisa aku tidak sadar?”
“Berisik”
“sebagai manager, aku memerintahkanmu untuk pindah! Kita tidak boleh duduk bersama”
“kenapa?”
“walaupun di kabin ini ada segudang orang terkenal yang menarik banyak perhatian, tapi tetap saja kau juga tergolong artis… dan berdasar fakta itu, bisa saja disini ada orang yang mengambil foto kita dan memberitakan yang tidak-tidak”


“seperti?” L.Joe mengeluarkan ekspresi menggoda pada Hyo Jin yang langsung terlihat tidak nyaman.
“eum….. berkencan mungkin?” jawab gadis itu sembari mengangkat bahunya. L.Joe terkekeh pelan mendengar jawaban Hyo Jin, sementara gadis itu sendiri langsung membuang muka ke arah jendela, menyesali setiap suku kata yang barusan keluar dari mulutnya.


“Kau pikir kau sudah cukup cantik untuk mempunyai skandal denganku?”
“apa kau bilang?”
“jangan suka berkhayal, oke?”
“heh! Kau pikir kau sangat tampan huh? Kau itu cuma terlihat keren di waktu-waktu tertentu saja, selebihnya kau itu hanyalah orang aneh tanpa karisma. Sedangkan aku, oke… aku bukan artis, tapi kupastikan sekali orang melihatku mereka pasti akan berpikir kalau aku......”


“sinting”


“HYAAAAAAAAAAAAAAA”


Hyo Jin merasa sedang ditampar dengan sangat keras saat menyadari suasana macam apa yang tengah memenuhi kabin pesawat yang mereka tumpangi sekarang. Teriakannya membuat seluruh kegiatan orang-orang terhenti, mereka semua menghentikan aktivitas masing-masing untuk sekedar memberikan tatapan penasaran pada Hyo Jin. Gadis itu sadar. Sangat amat sadar, kalau suara yang barusan keluar dari tenggorokannya sangat melengking dan mengganggu.


Ia bisa melihat Yesung, Sungmin dan banyak lagi orang-orang juga telah membalik badan dan memperhatikan tingkah super abnormalnya. Hyo Jin benar-benar ingin berubah menjadi debu, lalu terhisap keluar sekarang juga. Ia memang sering sekali merasa malu karena pebuatannya sendiri, tapi ia rasa kejadian ini akan menjadi kejadian paling tidak terlupakan dalam hidupnya. Pelan-pelan tangan yang tengah terangkat tinggi itu ia turunkan. Ia melirik L.Joe, pria itu merendahkan posisi duduknya dan tengah tersenyum geli di balik topi. Hyo Jin mendengus sebal, lalu membenarkan posisi duduknya dengan sangat tidak nyaman. Hei, kalian semua!!… sampai kapan kalian akan memperhatikanku? Aku memang ingin diperhatikan oleh banyak orang, tapi…. TIDAK DI MOMEN SEPERTI INI!! HYAAAAA, EOMMMA. T_T selamatkan putri kecilmu ini!


Sementara itu, disisi lain…..“apa kubilang hyung? Kenapa kau malah pindah kesini sih?” Ucap Niel sambil menggeleng-gelengkan kepala.


“L.Joe yang minta! Kau tahu kan bocah kecil itu bisa jadi bringas kalau permintaannya tidak dituruti”



***********



Suara pengumuman dari seorang pramugari terdengar nyaring memenuhi kabin. “pesawatnya akan lepas landas” ujar L.Joe, sementara gadis disebelahnya hanya mengangguk pelan. “buka mulutmu” Hyo Jin yang tak mengerti menolehkan kepalanya pada L.Joe. Pria itu tengah mengulurkan permen yang sudah ia buka bungkusnya tepat didepan Hyo Jin, “buka mulutmu” ulang L.Joe dengan nada yang sangat sabar. Hyo Jin membuka mulutnya, dan kini permen itu sudah berpindah tempat ke dalam sana.


“kau sudah pernah naik pesawat sebelumnya?” Hyo Jin tak menjawab, ia malah memperhatikan L.Joe yang tengah membuka bungkus permen yang lain. “kalau pesawat sedang lepas landas atau mendarat, tekanan udaranya menjadi lebih tinggi, jadinya telinga kita akan berdengung. Itu benar-benar mengganggu, rasanya seperti tuli mendadak” L.Joe memasukkan permennya ke dalam mulut, lalu menoleh lagi pada Hyo Jin yang juga tengah memperhatikannya. “dengan mengunyah sesuatu, dengungannya tidak akan terlalu terasa” pria itu tersenyum tipis usai memberi penjelasan, lalu kembali menoleh ke depan. Hyo Jin yang masih memperhatikan L.Joe ikut tersenyum tanpa sadar, ia lantas membalik wajahnya ke arah jendela dan tersenyum lagi. idiot memang, tapi aku mulai berpikir kalau pria ini manis juga. Hyo Jin mengecap permen dimulutnya. Lebih manis dari permen ini.



***********



23:36 WIB
Hotel



Hyo Jin menerima kunci kamar yang diberikan manager Ahn, “kau sekamar dengan tiga staf wanita yang lain” gadis itu mengangguk, lalu melirik beberapa staf TEEN TOP yang biasa mengurus bagian make up dan wardrobe. Ia melemparkan kuncinya pada salah seorang dari mereka yang langsung sigap menangkapnya, “kalian duluan saja! aku akan menyusul nanti” serunya. Gadis itu lantas mengikuti Manager Ahn. “besok rehearsal dimulai pukul 11 siang. Aku tak mau kita kena macet dan yang paling penting aku benci keterlambatan! Jadi, bangunkan mereka sepagi mungkin, ara?”


“Changkaman! Maksudmu aku yang membangunkan mereka?” seru Hyo Jin syok. Manager Ahn menghela napas, menghentikan langkah, kemudian berbalik menghadap Hyo Jin yang langsung terhuyung ke belakang. “tenang saja. Membangunkan mereka tidak sesusah itu kok! Hanya saja…… aish.. Bang Minsoo….. “ Hyo Jin yang belum begitu akrab dengan nama asli para member menajamkan ingatannya, mencoba mengais-ngais informasi samar yang tanpa sengaja ikut masuk ke dalam otaknya. Hingga….. Ah~ Maksudnya C.A.P kan?:)


“mungkin khusus untuk membangunkan namja itu, aku bolehkan kau menaruh bom atom atau apalah disamping kepalanya” ucap Manager Ahn dengan nada jengah, sukses membuat gadis didepannya tertawa sambil mengangguk-angguk mengerti.


“kuncinya ada di Chunji! Kalau kau bisa membangunkan dia, yang lain pasti akan bangun juga. Chunji akan membantumu membangunkan mereka semua dengan sangat mudah” Manager Ahn menjelaskan dengan ekspresi yang sangat serius. “ah~ tapi apa aku tak boleh minta bantuan yang lain, maksudku…………….”


“Changjo selalu menyalakan alarm, kupastikan dia sudah bangun  saat kau datang” Walaupun masih sangat tidak setuju dengan tugas yang diterimanya, Hyo Jin tetap memaksakan diri untuk mengangguk.



***********


07:42 WIB



“hai” sapa Hyo Jin cerah.
“YA! Darimana kau masuk?”
“pintu” jawab gadis itu dengan cerdasnya. Hyo Jin lantas duduk di samping pria yang baru ia sapa itu dan menyodorkan kunci padanya. “bangunkan yang lain sana…. kalian harus rehearsal siang ini!”


“yang disuruh kau, kan?” balas namja itu tak perduli. Ia kembali menggerakkan pisau ditangannya dan mengupas apel.


“Changjo~aa…. Aku ini yeoja! Mana boleh masuk ke kamar pria begitu saja?”
“tch….tapi…..”
“Changjo~~ jebal”
“aah…. Ne… arasseo! Aku akan bangunkan mereka semua”
“bagus”
“tapi nanti, kalau apelku sudah habis. Oke?”
“ani!”
“aish…. Noona…..”
“aku potongkan untukmu! Sekarang kau bangunkan mereka dulu”
“tch…..” Changjo mendecak, tapi tidak mendebat gadis itu sama sekali. Ia meletakkan apel dan pisaunya dengan berat, lalu berdiri. “ige…. ini kunci untuk kamar Niel, Ricky dan yang ini C.A.P, Chunji”


“iya..iya… aku tahu!”
“yang cepat ya!”
“hmm” Hyo Jin terkekeh mendengar respon cepat yang pria itu berikan. Lantas mengambil alih pisau dan apel milik Changjo, ia mengupas kulitnya sedikit, dipotong memanjang, lalu memakannya sendiri. Terus begitu hingga ia mendengar suara pintu terbuka di belakangnya.


“kau? disini? Sejak kapan?” Hyo Jin hanya menoleh dan tersenyum sebagai jawaban. “pagi” sapanya sambil memotong apel dan memasukkannya lagi ke dalam mulut. L.Joe berjalan mendekat dan duduk dikursi yang tadi ditempati Changjo, kursi putar tinggi yang berhadapan langsung dengan sebuah meja bar panjang.


“mana Changjo?”
“membangunkan yang lain”
“itu tugasmu kan?”
“aku minta tolong baik-baik kok” L.Joe tersenyum miring, jelas sedang meledek. Mana mungkin seorang gadis sepertinya meminta tolong dengan baik-baik? “terserah” lanjut Hyo Jin kesal.


“Manager! Aku lapar! Buatkan sarapan”
“heh jenius! aku manager, bukan pembantu”
“jadi kau tak mau membuatkanku sarapan?”
“ani”
“then you gonna be my breakfast” Hyo Jin terkekeh kecil, lalu menyuapkan potongan apelnya pada L.Joe. “jangan, aku akan minta manager Ahn untuk membawakan makanan. Tapi jika kau benar-benar seorang kanibal, harus kuakui seleramu bagus juga” kali ini gantian L.Joe yang tertawa, lantas menerima suapan apel Hyo Jin dengan senang hati. Di detik selanjutnya pintu masuk tiba-tiba terbuka. Hyo Jin dan L.Joe spontan menoleh. “sudah! Mereka semua sudah kubangunkan” seru pria itu sambil menutup pintu kembali. Hyo Jin mengangguk puas lalu meletakkan pisaunya di meja. “kalau begitu aku akan kembali ke kamarku” ucap gadis itu sambil berdiri.


“eh…. Changkaman! Mana apelku?”
“aa….apel? ”
“ne.. apel! Jangan pura-pura lupa ya..”
“Aigoo…..” lirih Hyo Jin.
“ah! Noonaaaaaaaaaaaaaa! Kau janji mau memotongnya untukku!!!”
“aku lupa! Sungguh”



***********



Music Bank World Tour backstage
21:34 WIB



Suasana sibuk menyelimuti backstage malam itu, nyaris semua manusia yang lewat dihadapannya berjalan dengan sangat terburu-buru. Mata pria yang sudah siap dengan setelan kemeja serba hitam itu tertuju lurus pada seorang gadis, Park Hyo Jin. Ia dengan Manager Ahn tengah berjalan kesana-kemari untuk memastikan penampilan kolaborasi spesial artisnya untuk kali ini berjalan dengan benar. Ya.. tadi saat TEEN TOP tampil memang terjadi kesalahan teknis yang membuat mereka harus mengulang penampilan. Walaupun para member sudah bilang ‘kami tidak apa-apa’ Manager mereka masih saja merasa sangat kesal. Sebagai Manager, ia merasa harus bersikap professional untuk melindungi hak artisnya, namja itu benar-benar tak bisa mentolerir kesalahan sefatal itu terlebih di acara sebergengsi ini. Dan sekarang, Manager Ahn dibantu Hyo Jin memutuskan untuk turun langsung guna memastikan seluruh pekerjaan stafnya berada di jalur yang benar.


L.Joe masih memandang lurus pada Hyo Jin yang sedang menatap sebuah monitor kecil. Sesekali gadis itu menggeleng dan melontarkan beberapa kata pada namja bertopi yang bertugas di depan monitor. Hingga akhirnya yeoja itu tersenyum puas dan mengangkat jempolnya pada si pria bertopi. Satu tugas selesai, dan kini Hyo Jin sudah beranjak lagi untuk memeriksa audio. L.Joe cepat-cepat berdiri sambil menarik dasi merah di lehernya hingga terlepas. Lantas setengah berlari menghampiri Hyo Jin dan menarik lengannya.


“pasangkan dasiku” Hyo Jin menoleh sebentar dan menatap benda merah panjang di tangan L.Joe, “itu bukan tugasku” ucapnya sambil menggeleng pendek, lantas kembali memalingkan kepala ke depan dan bersiap melangkah. L.Joe dengan cepat kembali menahannya, memaksa tangan gadis itu menggenggam dasi merah yang ia bawa lalu merendahkan kepalanya menghadap Hyo Jin. Gadis itu tak berkutik untuk beberapa saat, terlalu terkejut dengan gerakan L.Joe yang begitu tiba-tiba.


Hyo Jin akhirnya mendecak, mau tak mau mengalungkan dasi pada L.Joe yang tengah menunduk di hadapannya. Pria itu lantas menaikkan kepalanya kembali, memperhatikan Hyo Jin yang tengah serius membuat simpul dasi di lehernya. “kau hanya membuang waktuku” Hyo Jin menghela napas dan menggeleng tak habis pikir. “kau kekanakan. Harusnya kau meminta staf lain untuk melakukan ini. aku punya pekerjaan lain. Aku harus memeriksa audio dan………..”


“Semua akan berjalan lancar, manager” sela L.Joe tenang. “bisakah kau berhenti berjalan kesana kemari huh? Kau membuatku pusing” tambahnya.


“aku harus memastikan semuanya berjalan dengan benar dulu, baru aku bisa berhenti” L.Joe tersenyum tipis lalu mengangkat kepalanya dan menatap Hyo Jin intens, “semuanya sudah kau pastikan, dan semuanya sudah benar. Jadi tak ada alasan untuk bergerak sok sibuk dan mengacuhkanku”


Hyo Jin mempererat simpul dasinya, lantas gerakan tangan gadis itu terhenti. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat, hingga……………. “ehem….. haruskah kuingatkan kalau ini tempat umum?” seru seorang namja, entah sejak kapan sudah berdiri ditengah-tengah mereka berdua. Mendadak kedua orang itu tersadar dan saling menjauh satu sama lain.


“apa maksudmu? Manager Park hanya sedang memakaikan dasi padaku” bela L.Joe canggung.
“jinjjayo? Bukankah tadi make up noona sudah memakaikan dasimu? Kau buka lagi ya? Aigoo…. ” Namja itu, Ricky, terkekeh melihat wajah L.Joe yang langsung berubah. Malu.


“Ricky~aa…. Dasimu miring, sini aku rapikan” Ucap Hyo Jin kikuk. “ne.. Ricky~aa, itu miring! Manager Park tolong rapikan dasinya” ujar L.Joe dengan bahasa yang sangat formal. Ia mendorong Ricky kearah Hyo Jin dan segera mungkin berlalu dari sana.



***********



March 12th 2013
TEEN TOP’s dorm
Hyo Jin POV



Pria itu tengah duduk di ruang tengah, melepas kacamata yang sejak tadi ia pakai selama fansign lalu menekan ujung matanya sembari meringis kecil. Aku sedang berdiri di ambang pintu dapur sembari menggenggam segelas air, “L.Joe~aa kemana yang lain?”


“beli makanan”
“benarkah? Tumben sekali kau tidak menyuruhku masak” sindirku, lantas berbalik lagi menuju dapur sembari meneguk sisa air dalam gelasku. Selama mencuci, aku menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang. Kenapa namja itu diam saja?


Aku mengeringkan tanganku dengan handuk kecil lalu secepat mungkin mengayun langkah menghampirinya. Setelah kembali sampai di ambang pintu, kakiku mendadak berhenti. Aku hanya diam disana dan memperhatikan pria yang masih sibuk memijat-mijat ujung matanya itu “Park Hyo Jin! Kemari” aku tersadar, lalu mengangguk bingung dan segera mendekat padanya. “wae?”


“lihat mataku!”
“nde?”
“merah tidak?”
“oh”
“kau kenapa sih?” serunya sinis. Jelas tak mengerti dengan sikapku yang tiba-tiba menjadi sangat kaku. Tapi salah siapa coba? Dia tiba-tiba bilang, ‘lihat mataku!’ dengan gerakan seperti itu. Jadi bukan salahku dong kalau aku malah memikirkan hal yang lain.


“iya merah…. Kau tidak biasa pakai kacamata ya?”
“ah~~ lalu aku harus apa? ini sakit!”
“sebentar,….. aku ambilkan obat”
“ani! Kata manager hyung aku tidak boleh pakai sembarang obat”
“heh! Ini cuma obat oles. Kau mau besok pagi fans-fansmu melihat mata idolanya bengkak? Lagipula aku tidak sebodoh itu kok! Aku tak mungkin memberimu obat batuk hanya karena ujung matamu sedikit memar” L.Joe tak menjawab, pria itu cuma mendengus pendek menyatakan ketidaksukaannya.


Tak lama kemudian, aku kembali dengan sebotol obat dan duduk disampingnya. “awas tanganmu!” seruku, membuat namja itu terpaksa menurunkan tangannya yang sejak tadi berkutat disekitar mata. “jangan sampai kena mata”


“iya.. aku tahu” dengan hati-hati, telunjukku mulai bergerak di ujung matanya yang merah. “kalau tahu sakit, kenapa kacamatanya tidak dibuka dari tadi sih?”


“aku baru sadar kalau mataku sakit saat sampai di dorm. Ini fansign pertama sejak comeback, mungkin aku terlalu senang sampai tidak sadar”


“AW! PARK HYO JIN!”
“mian….mian…. aigoo… jangan manja!”
“kau pikir tidak perih huh?”
“ ini salahmu! Makanya jangan banyak bergerak, matamu yang mengenai tanganku, bukan aku yang mengenai matamu”


“haah? Yang benar saja? bagaimana bisa?”
“shttt,… kalau kau bicara lagi, kucolok matamu dengan ini” ancamku sambil menaikkan botol obat yang kupegang. “kejam” desisnya pelan, lantas memejam. Aku kembali fokus pada kulit disekitar matanya yang memerah, mengoleskan cairan gel berwarna bening itu dengan sangat hati-hati. Hingga tiba-tiba saja matanya yang tertutup itu terbuka secara perlahan, mendadak membuat seluruh sel tubuhku berhenti ditempat. Tanpa sadar, mataku justru balik menatapnya dengan gugup. Ia tak bicara, tak tersenyum, tak memberikan ekspresi apa-apa, hanya menatapku dengan cara ‘menatap’ paling sederhana di dunia. Tapi itu sudah kelewat cukup untuk membuat jantungku berdegup dengan sangat cepat.


“you know what?”
“euh?” responku dengan ekspresi yang mungkin saja terlihat sangat dungu. Sejenak kehilangan fokus dan membuat bola mataku bergerak-gerak memandangi matanya yang memabukkan itu dari jarak yang amat dekat.


“right now……. You’re…..”
“ye.. wae?” sahutku cepat, dengan nada yang jelas menyatakan rasa penasaran.


“blushing”  

seketika napasku tercekat, kontan menunduk sedalam-dalamnya untuk menutupi pipiku yang katanya memerah. Sial. Kukira dia akan bilang aku cantik, manis, baik, perhatian atau apalah…. Bukannya membuatku kehilangan muka begini. Sekarang pria itu tengah tertawa geli sambil merendah-rendahkan kepalanya untuk melihat wajahku. Aku terus menghindari tatapan matanya, namun pria itu masih saja tertawa-tawa dengan sangat bahagia. Ia mengambil helaian rambutku, lalu menyelipkannya di belakang telinga. “am I that handsome, hm?” aku menutup mata dalam-dalam dan… “CUKUP” Secepat mungkin aku menarik tanganku dari wajahnya, kemudian berdiri. “Changkaman” namja itu menarik tanganku. “Hyo Jin~aa”


“ddo wae? apa lagi sekarang huh?”
“mata kiriku juga sakit sepertinya” ujarnya sembari menunjuk sebelah matanya yang nampak baik-baik saja.


“kalau begitu, ini! pakai semuanya! Aku punya banyak di rumah” aku berseru sembari melempar botol obat di tanganku tepat ke badannya, membuat pria itu kontan melepas tanganku dan mengaduh kesakitan.



***********



Bedroom, Teen Top’s dorm
10:24 KST
Author POV



Pintu kamar mandi terbuka, Changjo keluar dari sana dan meringis melihat banyak sekali manusia di kamarnya. “kenapa dia tidur disini?” protes namja berstatus maknae itu sambil menunjuk sang leader yang tengah berbaring nyaman di kasurnya. “Chunji hyung! Kau juga, apa yang kau lakukan di kamarku?”


“jinjjaa…… Choi Jonghyun! Berhenti berteriak-teriak pada hyungmu! Kau harusnya ikut Ricky ke sekolah, bukannya bertingkah tua dan menguasai dorm”


“eeee……. Urus saja kuliahmu dulu, hyung”
“wae? kenapa kuliahku?”


“Aigooo….. dimana anak itu?” desis seorang namja dengan volume yang sangat pelan, Chunji dan Changjo mendadak menghentikan adu mulut mereka, lantas menoleh spontan pada namja itu, L.Joe. Pria itu tengah duduk di ranjang dengan kepala yang bersandar di tembok, mata namja itu tertuju gelisah pada layar ponsel miliknya. “Hyo Jin noona lagi?” Niel memutar kursinya menghadap L.Joe, lalu tersenyum meledek sembari menggeleng-gelengkan kepala.


“huh?” L.Joe menoleh dan mendapati tiga pasang namja tengah menatapnya dengan tatapan mata yang sama.


“jadi kapan Park Hyo Jin akan menjadi pacarmu?” seru Chunji, melemparkan senyum penuh arti pada L.Joe yang langsung terdiam di tempatnya.


“ne..  sampai kapan mau begini terus?” tambah Changjo.
“tch… apa yang kalian bicarakan?” Pria itu mengubah posisi duduknya dengan canggung.
“kau bahkan tak mau jujur pada membermu sendiri? Memangnya kau pikir kau bisa menyembunyikannya dari kami, hyung?” ucap Niel. L.Joe kali ini tak bisa mengelak, ia menggaruk tengkuknya dan memandangi tiga orang itu dengan tatapan ‘lalu aku harus bagaimana?’


“sebelum keduluan oleh seseorang, lebih baik kau bergerak cepat hyung!” ujar Changjo sambil membalik badannya menghadap cermin. Namja itu tersenyum memperhatikan pantulan bayangan tangan kekarnya. “siapa yang bisa menolak pesona Choi Jonghyun?” tambahnya sambil mengencangkan otot tangannya dengan ekspresi bangga.


“apa? maksdumu……. Aish…Hyo Jin kan bukan tipe-mu” L.Joe menegakkan badannya. Hanya karena mendengar ucapan Changjo barusan, emosinya tersulut dengan sangat cepat. Ini tak bisa dibiarkan. Aku yang pertama melihatnya. Dia milikku. Apa aku harus membuat territory line disekitar Hyo Jin? Apa aku harus memberikan stampel ‘MENJAUH! INI MILIK L.Joe’ pada gadis itu untuk menjelaskan ia milikku? haruskah?


“ne.. Hyo Jin memang bukan tipeku, tapi kuakui ia memang noona yang sangat cantik. Dan lagi….. hanya pria bodoh yang tak mau dengannya”


“setuju” sambut Chunji semangat, lantas berhigh-five ria sambil tertawa puas.
“ei.. L.Joe memerah,  sebentar lagi dia akan meledak” Niel berdiri dengan panik dari kursinya dan menghampiri Chunji Changjo yang sudah merapat ke dekat C.A.P yang masih tidur. “Hyo Jin naekko  (Hyo Jin milikku)” seru ketiganya sengaja. Belum puas jika belum melihat L.Joe berteriak-teriak marah atau melakukan tindakan kriminal lain.


“YAAA!! HENTIKAN”
“Manager Park naekko! Naekko! Naekko” setelah mendengar teriakkan L.Joe, mereka justru malah semakin semangat menyulut emosi pria itu. “Chunji hyung~~ kau sudah dieleminasi dalam kompetisi ini, kau sudah punya Yoo Hyun noona, dan Niel hyung……kau dengan Ricky saja….  dan kau L.Joe hyung, kau tenang saja, aku janji akan menjaga Hyo Jin noona dengan baik” ucap Changjo dengan raut yang sangat serius.


“ANI” teriak L.Joe. Entah sejak kapan namja itu sudah berdiri di kasurnya dan melempar guling pada pria itu.


“kenapa aku dengan Ricky?” protes Niel sambil memukul Changjo.
“oh… kau mau dengan C.A.P hyung?” balas pria itu sambil menunjuk Niel dengan tatapan meledek.
“yaaa…… aku namjaaaa”
“sshhhtt….. jangan bertengkar dulu! Kita belum berhasil membuat L.Joe meledak” bisik Chunji, menginterupsi perdebatan lain yang nyaris saja dimulai.


“L.Joe hyung, sebenarnya Hyo Jin noona bilang ia suka dengan namja yang bisa bernyanyi dengan baik, dan kemampuan menyanyimu sangat amat dibawah standar seorang penyanyi” Niel mulai mengeluarkan ucapan-ucapan tak berdasar yang memang menjadi keahliannya.


“aku rapper”
“intinya kau tidak bisa bernyanyi” jelas Changjo dengan nada yang tidak bisa diganggu gugat.
“aku bisa” jawab L.Joe tak yakin.
“menyerahlah…. Hyo Jin punya mata, dan aku visualnya”
“aku punya fans lebih banyak”
“kubilang aku visualnya”
“benarkah? Kurasa sekarang aku yang harusnya menjadi visual”
“YAAAAA!!!! AKU VISUAL”
“aigoo….. kita sedang memperebutkan Hyo Jin! Tolong diingat!” Niel memperingati.
“oke… kau boleh jadi visual, tapi Hyo Jin untukku” sahut Chunji. “ani ani ani….. bagaimanapun juga kau visual” balas L.Joe dengan gerakan mempersilakan. “ah~~ ini tak bisa dibiarkan, kita harus bertanding sebagai pria” ujar Changjo tiba-tiba, kemudian langsung memilih-milih bantal yang paling keras. “oke” sahut Niel, dengan cepat mengambil guling terdekat yang mampu ia jangkau.


L.Joe dan Chunji mengikuti…. Hana… dul…. Set….. perang bantal seru terjadi selama kurang lebih 10 detik sebelum entah kenapa semua orang malah dengan kompak mengganti objek lawannya menjadi C.A.P. “YAYAYAYA!!!”


“kami sedang bermain”
“BERMAINLAH DILUAR”
“kau saja yang tidur diluar” respon Chunji enteng. “ah~ JINJJA!” C.A.P menelungkup dan menutupi kepalanya dengan bantal. Lalu setelahnya keempat orang itu kembali berperang dan berteriak-teriak dengan sangat keras.


“kalian mau petugas keamanan datang lagi? sudah berapa kali kita ditegur? Belum puas juga?” C.A.P yang sudah tidak tahan akhirnya bangkit dari posisi berbaringnya.


“dan Hyo Jin? Kau mau menembaknya L.Joe~a?” sambung pria itu.
“huh? Aku? hmm…. Molla”
“aku hanya memberi ide, nanti malam akan ada pertunjukkan kembang api di pusat kota, kurasa itu tempat yang tepat untuk melakukan apa yang harus kau lakukan”

TBC



Garing…. Krik…. Gaje…..? biarin!




Berhubung aku buat part ini dalam kondisi mood yang sangat baik, jadi kali ini aku g bakal ngomong panjang-panjang. Cuma mau ngasih info kalo part 7 akan menjadi part terakhir GET CRAZY T_T semoga ga mengecewakan….. ga kerasa udah enam part. Yup…. Enam part yang sangat datar tapi sangat menyenangkan proses pembuatannya. Mulai dari blushing sendiri, senyum-senyum sendiri, gila sendiri. Ga tau deh penggantinya get crazy nanti apa…. belom ada ide… semoga bisa cepet dapet ide deh! THXJ

Comments

  1. aaahhhh mereka lucu sekaliii,. >.<
    Ljoe kau sungguh manja eoh,. :D wkwkwkwk

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts