Time Part 2 - Unexpected Tradition






 




~  O  O  O  ~







Langkahnya begitu tegas menyusuri koridor yang menghubungkan ruangannya dengan ruangan yang akan menjadi tanggung jawabnya. Wajahnya begitu kaku, sekaku tubuhnya yang berdiri dengan sangat tegap dengan terus memandang lurus ke depan. Auranya membuat setiap ruangan yang ia lewati mendadak sunyi, tak ada suara sekecil apa pun yang terdengar menghiasi ruangan tersebut. Padahal sebelumnya suara pekikan pun masih terdengar hingga membahana keluar ruangan.


Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna coklat yang di atasnya tergantung papan bertuliskan angka satu dan huruf A. Seringainya mulai ia tunjukkan saat tangan kekarnya melayang kegagang pintu. Ia tekan gagang tersebut hingga menimbulkan suara decitan yang membuat seisi ruangan tersebut tak ada yang bergeming satu pun. Tatapan mereka langsung teralihkan ke pintu yang tiba-tiba saja terbuka. Seketika aura hitam mulai merasuk memenuhi ruangan tersebut. Raut-raut pucat mulai terlihat jelas seiringan dengan sosok tersebut yang telah berdiri di depan mereka dengan menyorotkan tatapan yang tak dapat dideskripsikan.


“selamat datang, dan selamat bergabung dengan Cheonjae High School...” Ucapnya memecahkan aura buruk yang sempat menghinggapi seisi ruang tersebut.


“saya Kyuhyun seosangnim, dan saya yang akan menjadi wali kelas kalian. mohon kerja samanya.” Ucap sosok tersebut sembari merundukkan badannya.



---------  (^^,)  ---------



Suara nyaring bell menghentikan seluruh kegiatan di dalam kelas. Serempak seluruh pintu langsung terbuka dan menampakkan seluruh murid yang dengan sangat gembiranya berjalan keluar dari ruangan dimana mereka menuntut ilmu. Berbondong-bondog mereka berjalan menghampiri sebuah ruang yang langsung berhadapan dengan taman sekolah. Ruangan yang selalu diselimuti dengan berbagai macam bau yang membuat perut mereka berbunyi kencang.


“Yoona.....” Langkahnya begitu terburu-buru membuat sosok yang ia panggil langsung menatapnya bingung. Ia sedikit menyeka keringatnya sebelum bibirnya menyampaikan sebuah kabar yang membuatnya harus berlari dan nyaris membuatnya kehilangan nafas.


“waeyo Amber-ah? apakah terjadi kebakaran hingga membuat mu berlari menghampiri ku seperti itu?” Tanya Yoona dengan nada suara yang terdengar seperti tengah meledek sosok bernama Amber itu.


“aish aku serius. ini menyangkut hidup dan mati mu...” Ucap Amber dengan nafas yang masih sedikit terengah.


“ya. kau jangan berlebihan Amber-ah, aku hanya bercanda.”


“tsk... kali ini kau tak bisa bercanda. ini serius, ini semua menyangkut kelanjutan hidup mu.” Tuturnya lagi semakin sarkatis, membuat Yoona, yeoja yang awalnya terlihat tak tertarik dengan kabar yang dibawa Amber seketika langsung terlihat panik.


“memangnya ada apa?” Tanyanya dengan sorot mata yang menatap Amber dengan cemas.


“em.... Donghae, Donghae sunbea mencari mu. dan wajahnya..... wajahnya terlihat sangat kesal.”


Yoona tertegun. Dalam sekejap raut panik diwajahnya semkain terlihat jelas. Dan kini, hormon adrenalinnya pun telah membuat jantung serta aliran darahnya bekerja dua kali lipat dari saat keadaan normal.


“kau... kau tak bercanda kan?”


“annio, lagi pula untuk apa aku bercanda. sebaiknya kau segera menemuinya, ia menunggu mu di ruang khusus locker.”


“ah... aku? sendiri? shirreo!!” Tolak Yoona.


“yak! kau ingin cari mati. sudahlah, temui saja dia. kau ingin masalah ini semakin panjang hanya karena kau tak ingin menemuinya. ingat. kita tengah dalam masa pelaksanaan tradisi, dan kau tahu kan tradisinya..”


Yoona terlihat menimbang-nimbang apa yang diucapkan Amber. Walaupun dalam hatinya ia ingin sekali tak menuruti apa yang dikatakan Amber, tetapi semua yang dikatakan yeoja itu benar dan memang tak ada pilihan lain lagi selain melakukannya. Dengan berat hati, Yoona pun mau menurutinya.



Yoona melangkahkan kakinya dengan lemah ke sebuah ruangan yang terletak di ujung koridor lantai tiga. Tangannya terus terkepal sepanjang jalan yang ia lalui hingga kaki jenjangnya terhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna putih. Ia dapat mendengar dengan jelas bagaimana jantungnya berdetak, dan juga bagaimana deru nafasnya terhembus. Perlahan, tangannya ia layangkan ke atas gagang pintu. Menekan serta membukanya dengan sangat hati-hati. Ia munculkan kepalanya disela-sela pintu yang terbuka. Mengedarkan matanya mencari sosok yang telah memanggilnya ke tempat itu.


“apakah Amber mengerjai ku? tak ada satu orang pun di ruangan ini.” Gumam Yoona saat retinanya tak menangkap satu sosok orang pun di ruangan tersebut, yang ada hanyalah deretan locker-locker yang bertuliskan nama setiap murid.


“haruskah aku masuk dan mencarinya?”


                                                                 
“kau ingin masalah ini semakin panjang hanya karena kau tak ingin menemuinya. ingat. kita tengah dalam masa pelaksanaan tradisi, dan kau tahu kan tradisinya..”



“tsk... kenapa ucapannya selalu terngiang-ngiang di telinga ku? baiklah-baiklah.. aku akan masuk.”




Yoona POV


Entah kenapa, rasanya semakin berjalan masuk ke dalam tubuh ku semakin terasa panas. Dan jantung ku.... jantung ku..... argghhhh... jantung ku ini kenapa detakkannya semakin cepat saja? Hhuuhhh..... sebaiknya aku segera pergi meninggalkan tempat ini. Ku rasa Amber hanya mempermainkan ku. Pwa! Sudah sejauh ini aku melangkah masuk, tetapi aku tak menemukannya.




Author POV


Merasa apa yang harus ia temui tak ditemukannya, Yoona pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya dan meninggalkan ruangan terebut. Dengan wajah yang terlihat lebih rileks dari sebelumnya, ia memutar tubuhnya dan berjalan pergi keluar. Tetapi, belum sempat kakinya melangkah satu langkah pun, tubuhnya telah lebih dulu mematung. Suara hantaman pun terdengar beriringan dengan tubuh kaku Yoona yang terhempas ke salah satu pintu locker milik seorang siswa.


“kenapa kau baru datang?” Ucap lembut seorang namja yang tiba-tiba saja muncul dihadapan Yoona dan langsung mendorong tubuhnya agar menempel pada pintu locker.


Yoona terlihat sangat terkejut. Bahkan untuk menelan air ludahnya pun terasa begitu sulit baginya, seperti ada sebuah batu besar yang menghalangi kerongkongannya. Ia tak mengira bahwa hal itu akan terjadi, bahkan otaknya pun tak pernah sekali pun terbayangkan akan hal itu.


“mi... mian, sun.. bea..... sebenarnya ada apa?” Ucap Yoona gugup. Tubuhnya pun bergetar seiringan dengan pergerakkan jari jemari namja itu yang menyentuh wajahnya.


“kenapa kau tadi tak menunggu sunbea? bukankah hari ini pelaksanaan tradisinya dimulai. apakah kau lupa? atau mungkin.......”


“annie annie. jeongmal mianhaeyo sunbeanim. tadi pagi... em.......”


“hahahah..... Donghae-ah, junior mu ini sangat polos sekali. lihat saja, ia sampai menganggap ini serius.”




Yoona POV



“hahahah..... Donghae-ah, junior mu ini sangat polos sekali. lihat saja, ia sampai menganggap ini serius.”


“kau lucu Yoona-ssi..”


“pantas saja Donghae mau bertanggung jawab atas mu, ternyata kau secantik ini.”


“kulit mu juga putih dan bersih. sepertinya, kita akan sering bermain-main ke kamar mu...”



Aaaaaaaaaaa..................... wae? Haruskah aku membunuh diri ku sekarang? Aku sudah tak sanggup melanjutkannya. Semakin lama keadaannya semakin membuat ku gila. Semua ini terjadi karena dua yeoja terkutuk itu. Kalau mereka tak mengatakan yang sebenarnya di depan sunbea-sunbea itu, mungkin aku akan dapat dengan mudahnya menjalani tradisi konyol ini.


Kenapa di dunia ini masih ada tradisi sekonyol dan sebodoh itu? Tradisi yang mengharuskan senior laki-laki dengan junior perempuan serta senior perempuan dengan junior laki-laki untuk saling berhubungan selama dua minggu. Apakah menurut kalian itu tak konyol? Bagaimana bisa sekolah ini membiarkan tradisi konyol itu terus berlanjut. Terlebih, pasangannya bukanlah sesama jenis tetapi berbeda jenis. Mereka diharuskan menjalin hubungan yang lebih dari seorang senior dan juga junior. Bagaimana bisa? Sedangkan nyatanya, kami baru saja bertemu. Aaaaaa...... otak ku tak dapat memikirkan hal itu.



   Tok... tok.... tok....



Tsk... siapa lagi?! Aku baru saja merasa tenang ketika yeoja-yeoja terkutuk itu memutuskan untuk pergi keluar. Dan sekarang, siapa lagi yang datang?



   Tok... tok.... tok.....



Ah... arra arra. Demi siapa pun yang mengetuk pintu itu, aku akan membukakannya. Dan langsung membuatnya menderita jika orang yang mengetuk pintu itu adalah kedua yeoja terkutuk itu.



   Tok... tok... tok....



“ya, changkkaman......”


Tidak bisakah dia bersabar. Aku butuh waktu untuk sampai ke depan pintu dan membukakannya.


“nu.......”  Lidah ku langsung mengkelu, tubuh ku mengaku tak dapat digerakkan. Sepertinya saraf pusat ku telah terpukul oleh benda tumpul yang menybabkan seluruh tubuh ku menjadi lumpuh.


“kau tak keluar?”


“ah... em..... annie sunbea.”


“kalau begitu kebetulan, bagaimana kalau kita bermain-main di kamar mu?”


Nde? Mwo? Bo? Apakah mereka bercanda? Bermain disini? Mereka?


“tapi sunbea, Sooyoung dan Seohyun sedang pergi keluar.”


“tak apa. memang tujuan kami datang hanya diri mu.”


Mwoya? Apakah mereka semua gila? Bagaimana bisa seorang yeoja berada di dalam satu ruangan dengan, hana.. dul.... mwoya tujuh. Tujuh orang namja!!!!!


“bagaimana? apakah kami boleh masuk?”


“em... mi........”


“tentu saja, Yoona kan selalu berlaku baik pada seniornya. iyakan Yoong....”


Jinjjayo Donghae sunbea!!!!! Kau benar-benar membuat ku selalu kehabisan kata-kata dan tak bisa melawan mu!!!!!!!!



---------  (^^,)  ---------



Memperhatikan mereka yang tengah asyik dengan pembicaraan yang menurut ku sangat tak penting, yang dapat ku lakukan. Berdiri di depan lemari dengan tak mengerti, membuat ku kini terlihat seperti orang bodoh. Terlalu bodoh hingga membuat ku tak mampu mempertahankan apa yang menjadi hak ku. Kamar ini. Ya! Ini kamar ku, tetapi mereka dengan seenaknya memperdayai ku.


Aarrgghhhhh.... Im Yoon Ah pobo!!!!!!!


“apakah kau ingin terus berdiri disana Yoona-ssi?”


Aku kembali tersadar dari lamunan yang hanya membuat ku semakin merasa kesal. Ku tolehkan kepala ku, melihat siapa pemilik suara yang baru saja melayangkan pertanyaan yang langsung membuat ku sedikit merasa tercekat.


“ah.. annie. aku ha........” Aku menghentikan ucapan ku, beralih menatap sosok namja yang kini tengah menarik ku dengan rasa terkejut yang bercampur dengan rasa takut yang tiba-tiba saja menyeruak di dalam tubuh.


“kau duduk saja disini.” Ucapnya yang langsung membuat ku melirik kesekitar ku. Omona?? Aku... Ya! Bagaimana bisa??? Mereka semua sudah merencanakan ini! Mereka memperdayai ku, lagi!!!! Ya YOONAAAA!!!!!!!!!!!!!


Waeyo? Kenapa saraf motorik ku tak segera bergerak? Yoona sadar! Mereka semua telah memperalat mu. Pwa! Sekarang kau berada dimana? Berada ditengah-tengah kerumunan namja tak tahu diri itu. Kau duduk ditengah-tengah mereka Yoona. DI-TE-NG-AH!!!


“bagaimana menurut mu? apakah hari pertama mu berjalan dengan lancar?”


“nde? n-ne Yunho-nim.”


“apakah ada yang mengganggu mu Yoona-ssi? kalau ada, katakan saja pada kami. kami siap melindungi hoobae sebaik dan secantik diri mu.”


Mwoya? Apakah ia tengah menggoda ku? Sungguh, kalimatnya membuat ku ingin muntah dan pergi sejauh mungkin agar tak bertemu lagi dengan namja-namja penggoda ini.


“ya Eunhyuk-ah! berhenti mengucapkan kalimat menjijikan itu. dan satu lagi, jangan ganggu Yoong ku. ia hanya milik ku seorang.” Ucap Donghae sunbea yang semakin membuat ku ingin pergi jauh, atau lebih baik aku bunuh saja mereka semua. Bukankah kalau mereka mati kesempatan ku untuk kembali bertemu dengan namja-namja menjijikan ini semakin kecil bahkan tak ada kesempatan lagi.


Dan Donghae sunbea, kenapa ia memanggil ku Yoong? Darimana ia tahu nama itu? Huuhhh... pasti ini ada hubungannya dengan dua yeoja terkutuk itu. Kemana mereka? Kenapa tak kunjung kembali? Apakah ini juga bagian dari rencana mereka? Arrghhhhh.... aku bisa gila kalau terus seperti ini. Tuhan..... selamatkan aku..............



   Drrttt..... drrrttt......



Suara getar ponsel ku berhasil membuat ku terbebas dari kepungan namja-namja itu. Setidaknya walau hanya sebentar, tetapi mampu membuat detakan jantung ku sedikit membaik dari sebelumnya.


Baru saja kaki ku akan melangkah menaiki anak tangga, sosok namja yang sejak awal telah mengusik hidup ku kini kembali melakukan hal yang membuat ku kembali tercengang bahkan semakin murka akan dirinya. Dengan tubuhnya yang besar, ia menghadang ku tepat disaat kaki ku baru saja akan menginjak anak tangga pertama.


“em... mian sunbeanim. aku ingin mengambil ponsel ku di atas.” Ucap ku mencoba selembut dan sesopan mungkin. Setidaknya sebelum aku benar-benar memakinya atas apa yang telah ia perbuat selama ini terhadap ku.


“tak usah. aku yang akan mengambilkan ponsel mu. tunggu disana....” Aku kembali berjalan ke tempat dimana tadi aku duduk seiringan dengan tangannya yang mendorong tubuh ku. Aish... kenapa aku mau saja kembali ke tempat ini. Setidaknya aku harus bisa berpindah dari sofa yang mulai ikut terkutuk ini.


“igeo.....”


“gamsahamnida sunbea...” Balas ku saat ia menyodorkan benda berwarna putih itu pada ku. Tetapi belum sempat benda itu jatuh ditangan ku, ia lebih dulu menariknya dan membiarkan berbagai pertanyaan serta rasa khawatir muncul dibenak ku.


“semua harus ada bayarannya nona Im...” Ujarnya dengan senyum yang sangat membuat ku takut. Ia tersenyum tetapi bukan senyum yang membuat ku senang. Senyumnya membuat nyali ku yang awalnya sedikit bertambah kini kembali hilang tak bersisa.


“ye. di dunia ini tak ada yang cuma-cuma. semua ada imbalannya..”


“maksud sunbea apa?” Tanya ku benar-benar merasa bingung dengan mereka. Wae? Imbalan? Memangnya aku yang meminta Donghae sunbea untuk mengambilkan ponsel ku? Annie. Aku tidak memintanya. Dia sendiri yang menawarkan dirinya dan juga menyuruh ku untuk tetap duduk di tempat ini. Lalu,kenapa harus aku yang membayar imbalannya? Yak! Mereka tak adil.


“kau harus memberikan nomor mu pada kami, iya kan Hae-ah?”


“ne. tak hanya pada Donghae saja, tetapi pada ku, Sungmin, Siwon, Eunhyuk, Yoochun, dan juga Yunho.”


“ta.......”


“kalau kau ingin ponsel mu kembali, kau harus turuti apa yang kami katakan. arraseo?”



---------  (^^,)  ---------



Aaaaa.... kapan mereka akan pergi? Sudah berapa lama mereka berada disini? Apakah mereka sudah menganggap ruangan ini adalah kamarnya? Aaaaa shirreo!! Aku tak mau! Kalau mereka menganggap seperti itu, berarti akan ada hal yang lebih buruk yang akan terjadi pada ku. Aku tak mau. Aku sudah tak sanggup jika harus menghadapi kelakuan mereka yang lebih buruk dari ini.


Sekarang saja jantung ku sudah ingin meloncat keluar tiap kali aku melakukan satu hal yang menurut ku wajar tetapi tidak bagi mereka. Mereka selalu menatap ku dengan tatapan yang sangat ku benci, mereka seperti tengah menatap seorang yeoja yang bekerja untuk mereka. Yang dengan senang hati melakukan apa pun yang mereka perintahkan. Ya.. kalian pasti tahu, yeoja macam apa itu. Tetapi aku bukan yeoja seperti itu! Aku yeoja baik-baik. Aku tak pernah  melakukan hal yang lebih dari sebuah ciuman, tetapi itu juga ku lakukan bersama dengan kekasih ku bukan dengan orang sembarangan.


“Eunhyuk-ah, sepertinya Yoona sangat menikmati keberadaan kita  disini? lihat saja, ia sampai tak berpindah tempat sama sekali.”


“ye Yunho-ah, sepertinya ia sangat senang dengan kedatangan kita ke kamarnya.”


Mwoya? Nugu? Nan? Kalian gila?! Aku merasa senang? Apakah kalian buta? Apakah kalian tak bisa melihat bagaimana kesalnya aku saat melihat wajah-wajah terkutuk kalian di depan pintu? Seandainya aku mempunyai pilihan, aku akan terlebih dulu mengusir kalian sebelum pintu kamar ku terbuka untuk orang-orang seperti kalian.


Aku segera menolehkan kepala ku tepat disaat aku merasa ada yang tengah menyentuh kulit wajah serta tangan ku. Dan seketika itu juga seluruh tubuh ku mulai menegang. Jantung ku berpacu dengan sangat cepat, paru-paru ku seperti sudah kehabisan oksigen hingga membuat ku merasa sesak, dan tangan ku bergetar. Lidah ku yang awalnya dalam keadaan yang sangat baik, kini ikut menjadi kelu dan menyebabkan aku tak dapat mengeluarkan satu huruf pun. Ditambah lagi, kerongkongan ku yang sepertinya sangat sulit untuk menelan air liur hingga membuat ku harus bersusah payah untuk menelannya.


“apakah kau mau kami menemani mu sampai kau tertidur lelap?”


“em.. kami rela kok tidur dengan posisi duduk, asalkan kami berada di satu ranjang dengan mu.”


“atau, kau ingin kami memeluk mu hingga besok pagi?”



   Tok... tok... tok....



Ketukan pintu? Aku berharap kali ini Sooyoung dan Seohyun yang mengetuk pintu itu.


“em.. mian sunbea. aku harus membuka pintu dulu.” Ucap ku ragu. Aku pun segera bangkit dari posisi ku dan mencoba melangkah menjauh dari mereka. Tetapi baru saja aku melangkah, aku langusng terhenti dan terhempas kembali ke atas sofa.


“tak usah. biarkan saja.”


“tapi Jaejoong sunbea, mungkin itu Sooyoung dan juga Seohyun.” Ujar ku sembari mencoba untuk bangkit, dan tetap saja pada akhirnya aku tetap terduduk di atas sofa terkutuk ini.


“tak usah, toh kini kau telah bersama kami. kami yang akan menemani mu hingga besok pagi.”



   Tok... tok... tok.......



“tapi sunbea, mereka kan.......”


“sudahlah, lepaskan dia, kasihan. pwa! wajahnya sudah pucat pasih.”


“tsk.. ya! Siwon-ah. kau merusak feel kami.”


“ne Siwon-ah. ini belum sampai dipuncak, tetapi  kau sudah merusak semuanya.”


“yak! kenapa kalian menyalahkan ku. aku mengatakan yang sebenarnya. lihat sudah jam berapa sekarang. jam sepuluh. apakah kalian tak kasihan pada junior kesayangan kalian itu, dan tentunya kedua temannya yang sepertinya sedang menenggu di luar. sudahlah, lanjutkan saja besok.”


“aish... baiklah baiklah tuan Choi. oh ya Yoong, besok kami akan datang dan kembali bermain dengan mu. jadi jangan sampai kau tertidur, jika kau tertidur kami akan benar-benar menemani mu hingga besok pagi di ranjang mu.”


“dan satu lagi. besok kami juga akan menjemput mu.”


Aku masih tak dapat menyempurnakan kerja otak ku. Semuanya telah membuat ku seperti mayat hidup. Tak dapat  bergerak dan tak dapat berpikir dengan baik. Terlebih ucapan mereka semua yang sepertinya menganggap ku seperti yeoja yang... argghhh.... aku tak dapat membayangkannya.


“sampai bertemu besok..”


Aku tak menjawabnya. Kini yang aku pikirkan selain perlakuan mereka adalah, darimana namja terkutuk itu bisa tahu nama ku, Yoong. Apakah aku harus menanyakannya? Tetapi, memang itu yang harus ku lakukan. Dan sepertinya, sekarang adalah saat yang tepat. Mereka akan pergi meninggalkan kamar ini.


“Donghae sunbea..” Panggil ku pelan, tetapi sepertinya suara ku tak sepelan yang telah ku rencanakan. Karena keenam namja yang lain juga ikut menoleh kearah ku.


“waeyo? apakah kau ingin aku menemani mu malam ini?” Ujarnya yang langsung membuat ku seperti terhantam sebuah batu besar untuk kesekian kalinya.


“ya! kenapa hanya Donghae saja Yoona-ssi? kami juga ingin menemani mu.” Ujar Sungmin sunbea yang membuat tubuh ku kembali menegang.


“em.. annie. bukan itu maksud ku. em..... begini sunbea. aku ingin bertanya satu hal pada mu.”


“apa?”


“em.... darimana kau tahu nama Yoong? sepertinya aku tak pernah mengatakannya pada mu.”


“itu, kau benar ingin tahu?”


Aku mengangguk. Walau hal itu tak terlalu penting, tetapi rasa penasaran ku telah membuat kepala ku mengangguk begitu saja.


“em....... rahasia. aku akan mengatakannya pada mu, tetapi kau harus melakuakn sesuatu hal terlebih dahulu. kalau begitu, sampai bertemu besok. annyeong.....”


“yak Im Yoon Ah! kenapa.............., sunbea?”


Rasakan itu. Kalian berteriak tepat disaat namja-namja terkutuk itu yang membukakan pintunya. Ya... walaupun sedari tadi aku menderita, tetapi melihat mereka seperti itu aku merasa sedikit senang.


“oh annyeonghaeseyo Sooyoung-ssi Seohyun-ssi.”




Author POV


Tubuhnya masih terbaring bahagia di atas ranjang. Tak tersirat sedikit pun rasa kesal diwajahnya, hanya tentram dan damai yang tampak disana. Perlahan, tubuhnya mulai bereaksi atas berkas sinar yang baru saja datang dan langsung menghujani tubuhnya. Ia menggeliatkan tubuhnya ringan. Perlahan membuka kelopak matanya yang telah disinari oleh terangnya sinar mentari.


“hoam........ selamat pagi dunia. jadilah hari ku untuk hari ini saja. setidaknya aku ingin merasa tenang walau hanya satu hari.”



---------  (^^,)  ---------



Jari jemarinya dengan lihai mengaitkan satu demi satu tali yang terpasang disepatu itu menjadi sebuah pita. Senyum nya terus terpasang dengan cantik diwajahnya. Ia masih terus berharap bahwa hari itu merupakan hari nya. Dengan cepat, tangannya meraih tas yang terletak di sampingnya. Berjalan keluar kamar meninggalkan kedua temannya yang masih setia menatapnya dengan penuh tanya.


“ada apa dengannya? apakah ia kerasukan setan?”


“annio. nan molla. mungkin ia memang tengah dirasuki setan anti telat, atau setan kepagian.”




Yoona POV


Semoga tak ada sunbea-sunbea itu di cafetaria dorm. Aku tak mungkin tak sarapan lagi pagi ini. Aku sudah tak memiliki sisa tenaga lagi. Semua sudah terkuras habis begitu saja karena ulah ketujuh sunbea terkutuk itu. Eh.. tapi Siwon sunbea tak melakukan apa pun. Ia hanya duduk, dan dia juga yang telah menolong ku dari keenam namja terkutuk itu. Haaaaahhhh.... sudahlah lupakan Yoona lupakan. Yang penting sekarang kau harus makan. Yap... makan.


Dengan segera, aku langsung memasuki sebuah ruangan yang dari luar pun telah tercium bau harum yang mampu membuat selera makan ku bertambah. Berbagai macam makanan telah tersaji di atas meja, dan hal itu sanggup membuat otak ku memikirkan makanan apa yang akan aku santap pagi ini. Perlahan kaki ku melangkah mendekati meja tersebut. Memperhatikan beberapa makanan yang mampu menarik perhatian ku. Dan sepertinya untuk pagi hari ini pilihan ku jatuh pada makanan-makanan itu. Satu porsi bokkumbap serta extra pajeon. Em... sepertinya itu sangat lezat. Baiklah, sekarang saatnya memesan.


“annyeongha...... su-sun..bea....”


“oh Yoona-ssi. kau sudah datang. kau ingin makan apa?”


“em... bokkumbap dan pajeon. em........ sunbea kenapa berada disitu?”


“oh, kau tak tahu ya. aku yang bertugas di dapur dorm selama masa tradisi.”


“nde? Sunny sunbea? sendiri?”


“annie annie. kau tak perlu khawatir, aku bersama dengan Sungmin oppa.”


“nde? Su-sung..min sun..bea?” Seketika aku seperti sulit untuk menelan. Sepertinya kerongkongan ku sudah terbiasa seperti ini ketika mendengar nama namja-namja itu. Aish... bagaimana ini? Aku kan sengaja bangun lebih pagi agar tak bertemu dengan mereka, tetapi.. ah.... semua tak terduga. Tempat ini.. argghhhhh.......


“Yoona... apakah kau baik-baik saja?”


“ah.. ne. sunbea, ka.......”


“oh Yoona-ssi. kau datang pagi sekali.”


“ah.. annyeonghaeseyo sunbea. em.. kalau begitu, aku makan dulu sunbea.” Pamit ku dan segera pergi menuju ke pojok ruangan yang sepertinya tempat itulah yang paling aman untuk ku saat ini.



---------  (^^,)  ---------



Semoga saja Sungmin sunbea tak mengatakan apa pun pada teman-temannya. Bisa gawat bila hal itu sampai terjadi. Entah kejadian tak mengenakkan apa lagi yang akan menimpa ku. Dan akan membuat hari ku ini menjadi hari terburuk bahkan paling buruk yang harus segera ku hapus dari kehidupan ku.



“Im Yoon Ah.”



Arghh... aku sudah tak sanggup lagi. Otak ku sudah tak mampu membayangkan apa lagi yang akan terjadi pada ku. Mengingat kelakuan mereka yang selalu membuat ku merasa risih, terganggu, bahkan membuat ku merasa takut yang teramat takut, mungkin kali ini aku akan langsung terkena serangan jantung yang maha dahsyatnya.



“Yoona.”



Tuhan..... tolonnglah hamba mu ini. Buatlah masa tradisi ini berakhir dalam hitungan detik. Aku sudah tak mampu lagi menjalani masa tradisi ini.



“IM YOON AH!!!!!!”



     Pletakk......



Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa............ kepala ku. Siapa yang melempar ku de.......


“IM YOON AH!!!! SEDANG APA KAU DISANA?!”


“nde? Kyuhyun-saem. jeosonghamnida seosangnim...” Aku langsung merunduk saat ku dapati wajah Kyuhyun-saem yang tengah menatap ku dengan kesal. Aish.... pasti ini karena aku tak berkonsentrasi pada pelajarannya. Argghhhh.... Im Yoon Ah kau memang yeoja terbodoh di dunia ini.


“cepat kau kemari dan kerjakan soal di depan.”


“nde? sa-saya..?”



---------  (^^,)  ---------



“HAHAHAHA....................”


Tawa mereka serempak membuat ku tak dapat berkata apa pun. Semua yang akan aku katakan pun pada akhirnya akan berakhir pada tawa mereka yang mungkin akan lebih menyayat hati.


“sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan? kau kan tahu bagaimana wali kelas kita itu.” Tanya Seohyun yang membuat ku semakin merasa dendam dengan guru matematika itu. Setidaknya untuk hari ini.


“sudahlah tak usah membahasnya. aku sedang tak bersemangat untuk memperpanjang masalah itu.” Tolak ku begitu melihat Jonghyun yang sepertinya akan mengeluarkan beberapa kalimat yang sama sekali tak ingin ku dengar sekarang.


“oh iya, ku dengar tadi kau berangkat lebih awal dari yang lainnya. bahkan sangat awal. wae? apakah ada yang terjadi?”


Cihhh... kenapa Changmin bisa tahu? Tsk... pasti ini ulah kedua yeoja terkutuk itu. Lihat saja, pembalasan dari seorang Im Yoon Ah akan lebih kejam dari apa yang telah mereka perbuat pada ku.


“yak! bisakah kalian berhenti bertanya. aku sedang tak berniat untuk membahasnya dan juga tak ada hasrat untuk meladeni pertanyaan-pertanyaan kalian.”


“sayangnya kami sangat penasaran akan hal yang bersangkutan dengan mu belakangan ini.”


Mwoya? Mereka?! Ya Tuhan..... bagaimana bisa aku memiliki teman seperti mereka, yang hanya bisa membuat temannya dalam keadaan susah, dan tanpa memiliki niatan untuk membantunya.


“yak! ini semua juga ulah kalian. semua karena kalian! aku menjadi pusat perhatian senior karena kalian! aku dihukum oleh Kyuhyun-saem juga karena kalian. dan aku berangkat lebih pagi, itu juga karena ka.........”


“jadi, tadi pagi kau berangkat meninggalkan senior mu?”


Tanpa ada yang mengaba-abakan, kepala ku langsung menoleh kearah suara yang tiba-tiba saja muncul di belakang ku. Dan seketika itu juga, bulu kuduk ku langsung berdiri. Kerongkongan ku terasa sakit hingga membuat ku sulit untuk menelan. Dan seluruh tubuh ku juga ikut mengaku.


“su-sun...  bea.....” Ucap ku pelan dan terbata. Aku selalu menjadi seperti ini, tak dapat berbicara ketika senior-senior ini muncul dihadapan ku.


“jadi kau sengaja datang pagi-pagi ke cafetaria dorm hanya untuk menghindari Donghae.”


“wae? apakah kau membenci ku?”


“tak ku sangka ternyata kau seperti ini Yoona-ssi. ku kira kau hoobae yang baik.”


“ckckck... tak ku sangka bahwa masalah ini akan menjadi rumit seperti ini.”


M-mwo? Kenapa jadi aku yang disalahkan? Kenapa aku yang dianggap jahat? Kenapa mereka menganggap bahwa Donghae sunbea lah yang menderita? Kenapa harus aku? Apakah di dunia ini hanya aku yang dapat mereka salahkan? Tak adakah orang lain selain aku? Apakah aku terlalu bodoh sehingga untuk membela diri saja aku tak bisa?


Dan bahkan, teman-teman ku saja kini menatap ku dengan tatapan membunuh mereka. Apakah mereka tak mempercayai ku? Apakah kini mereka berada di pihak ketujuh sunbea ini? YA! Kalau seperti ini lebih baik kalian bunuh saja aku saat ini juga. Ku rasa aku akan rela jika sampai hal itu terjadi. Bahkan S-A-N-G-A-T R-E-L-A! Setidaknya jika aku mati aku tak akan menderita tiap kali ketujuh orang ini datang, dan fisik ku juga tak akan terluka tiap kali aku bersama teman-teman ku yang sepertinya sudah tak pantas ku jadikan teman.


“kenapa kalian menyalahkan ku? aku lah korban se..............”


“sudahlah, aku sudah tak ingin melanjutkannya. aku sudah sangat merasa kecewa pada mu Yoong.”


“kau sungguh jahat Yoona-ssi.”


“m-mwo? ta... tapi.............”


“Yoona! kau keterlaluan! kenapa kau tega melakukan hal kejam seperti itu pada Donghae sunbea? aku tahu kau tak menyukai masa tradisi ini, tetapi kenapa kau melakukannya? kau sangat jahat Yoong!”


“YAK CHOI SOOYOUNG!! KENAPA KAU MALAH MEMBELA MEREKA?!”


“YA! DISINI KAU LAH YANG SALAH! JADI JANGAN SEKALI-KALI KAU MEMBENTAK KU!!!”


“argghhhh kalian in..................”


“sudah. aku sudah tak ingin berbicara lagi pada mu! Seohyun-ah kajja, aku sudah tak berselera lagi.”


“sebenarnya, aku ingin membela mu. tetapi sepertinya kau memang sudah keterlaluan Yoong.”


“yak! Changmin-ah.....”


“mian.....”


“Jonghyun-ah.......”


Argghhh.... kenapa menjadi seperti ini? Kenapa sekarang semuanya menjadi salah ku? Apakah aku memang sudah keterlaluan? Apakah aku sudah sangat berlebihan? Tetapi apa nya yang berlebihan. Bukankah mereka yang telah berlaku berlebihan. Memeluk, menggoda, argghhhh.... sungguh sangat menjijikan.




To Be Continue...





i just wanna say thanks for the poster to GSB. and also sorry for all of you who waited this part. jinjja mianhaeyo guys...
but i hope this part can make you satisfied.....감사합니다 ^^

Comments

  1. yoona dikeliling cowok2 ganteng........
    lanjut thor

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya.. Yoong eonni dikelilingi cowok-cowok yang teramat tampan.
      oke ditunggu aja ya kelanjutan ceritanya :)

      Delete

Post a Comment

Popular Posts