Love Isn't Just A Story part 3 (broken heart)




gomawo. Selamat ya.. kau dan Joo hyun menang    (aku)

 ne.. besok kan libur apa kau mau menemaniku jalan-jalan? ada sesuatu yang ingin aku beli mungkin kau bisa membantuku (Soo hyun)

ne aku mau! sampai jumpa esok! lebih baik sekarang kau tidur
(mana mungkin aku menolaknya bukan?

selamat tidur (Soo hyun)



................

Pagi ini, aku sibuk sekali. Kamarku hancur seperti habis terkena bom, bajuku bertebaran dimana-mana.
"Ji eun-ah apa yang terjadi dengan kamarmu?" teriak Donghae oppa melihat kamarku dari muka pintu.
"oppa... aku bingung apa yang harus aku pakai? aku akan jalan-jalan bersama Soo hyun hari ini?" ucapku dengan tampang lesu. Aku berdiri di depan cermin.

"ish... betapa merepotkannya kau ini Ji eun!! apa bajupun juga harus aku yang mencarikan?" tanya oppa yang kini mulai memasuki kamarku. Aku melirik jamku dan..

"aigoo... 1 jam lagi ia akan menjemputku. Oppa soal baju aku serahkan padamu ya.. Aku mau mandi dulu!" aku segera melesat ke kamar mandi. Sepertinya sekarang oppa sedang mendengus kesal dikamarku.

...

Selesai mandi, aku memasuki kamarku dan betapa terkejutnya aku melihat kamarku yang seperti sudah terkena bom itu kembali rapi seperti semula. Aku melihat kearah dress putih selutut tanpa lengan diatas ranjangku, disampingnya ada higheels ungu dengan pita cantik ditengahnya lengkap dengan segala aksesoris seperti cincin, gelang, anting dan bando berbentuk pita yang semuanya berwarna ungu. Ya.. ungu adalah warna kesukaanku. Aku memakai semua yang telah oppaku siapkan. Aku menghadap ke cermin besar dihadapanku. Aku tersenyum pada pantulan bayanganku yang kini terpampang jelas didepan cermin.
Donghae oppa kaulah yang terbaik.. kini aku terlihat begitu sempurna.

"bagaimana huh? bukankah oppamu ini sangat jenius?" ucap Donghae oppa yang sepertinya sudah cukup lama memerhatikanku dari ambang pintu.

"oppa... jadilah penasehat fashionku!" ucapku sambil tersenyum manis.

TIN...TIN.... terdengar suara klakson mobil.


"Soo hyun!" teriakku sambil berlari menuruni anak tangga.

"oppa aku jalan" aku kembali berteriak sambil menutup pintu luar rumahku. Aku melihat Soo hyun didalam mobil, ia membuka kaca pintunya dan memberi isyarat padaku untuk segera masuk ke mobilnya.

"kemana kau akan membawaku?" tanyaku sambil menoleh kearah namja tampan disampingku yang masih terfokus dengan jalanan didepannya.

"bagaimana cara mendapatkan hati seorang yeoja?" tanyanya tiba-tiba yang sontak membuatku kaget.
"eh.. mwo? hati yeoja? aku tak tau aku tak pernah mendapatkan hati seorang yeoja! harusnya kau bertanya pada Donghae oppa" ucapku polos

"argh.. Ji eun! katanya kau akan membantuku! Aku akan buat ini lebih mudah. Jika kau seorang yeoja dan...."

"mwo? jika aku seorang yeoja? aku memang yeoja!!!" teriakku menyelak ucapan anehnya.
"ah.. ne.. kau yeoja! dan seorang namja akan menyatakan perasaannya padamu! Apa yang kau inginkan? maksudku maumu dengan cara apa namja itu menyatakan perasaanya?" ucapnya panjang lebar dan mungkin ia berfikir aku adalah yeoja terbabo didunia karena nada suaranya saat berkata padaku seperti seorang guru TK yang sedang mengajar seorang anak autis.

"jika kau bertanya padaku aku hanya minta ketulusan saat ia mengungkapkan rasa cintanya padaku walaupun begitu tentu saja aku akan tetap senang jika ia memberikan sesuatu padaku" ucapku sambil tersenyum

"sesuatu ? seperti apa?" tanyanya sesekali menoleh padaku. Tentu saja sesekali jika sepanjang perjalanan ia menoleh padaku, maka mungkin mobil ini sudah masuk jurang.

"yang aku impikan selama ini adalah kalung! Dengan inisial nama! ah.. manis sekali" ucapku sambil menepuk kedua tanganku dan meletakkannya didepan dadaku.

"hmm... kalung inisial ya? kenapa tak pernah terfikir?" ucapnya dengan senyum yang mulai mengembang.
"gomawo Ji eun" ucapnya tersenyum manis padaku.
"cheonmaneyo" aku membalas senyumannya.
"SJ!" desis namja itu dan desisan itu sampai ketelingaku. Aku merenungkannya beberapa saat! SJ? S sudah pasti Soo hyun dan J siapa J? tiba-tiba terlintas sesuatu dikepalaku aku membekap mulutku dengan tanganku karena tak percaya dengan apa yang kupikirkan sekarang! mungkinkah J itu aku? Ji eun? Soo hyun dan Ji eun? sepanjang perjalanan bahkan sampai aku masuk kedalam sebuah toko perhiasan aku memasang senyum indah diwajahku.

.....

"onnie dapatkah aku memesan kalung dengan inisial SJ? tanya Soo hyun pada penjaga toko perhiasan.
"wah... tuan anda beruntung sekali! anda tak perlu memesan karena ada 3 kalung dengan inisial SJ yang masih tersedia ditoko kami. Silahkan dipilih! Semuanya cantik-cantik" ucap onnie itu sambil memberikan 3 kotak dengan kalung yang menawan disetiap kotaknya.

"Ji eun! aku tak pandai memilih! tolong pilihkan ya.." Ucap Soo hyun sambil menarik sebuah bangku dan mendudukinya. Tak butuh waktu lama aku memilih.

"Soo hyun, bagaimana dengan yang ini? aku suka dengan motif inisialnya. Indah sekali" ucapku sambil memperlihatkan kalung itu padanya. Ia tersenyum melihat kalung itu sepertinya ia juga menyukainya. Iapun berdiri dan pergi kekasir untuk membayarnya.

.....

"Ji eun, sebentar ya! ada sesuatu yang ingin aku beli! jika pesanannya sudah datang, kau makan duluan saja tak usah menungguku. Aku takkan lama kok" ucapnya lalu berlari ke arah pintu keluar restoran jepang. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Pesananku belum datang dan Soo hyun baru saja keluar, tak ada yang dapat kulakukan, aku membuka ponselku dan melihat-lihat foto-foto Soo hyun yang aku ambil diam-diam kurang lebih selama sebulan ini. Ya ternyata memang baru sebulan aku mengaguminya walau sudah bertahun-tahun aku mengenalnya. Sesekali aku tersenyum melihat foto diponselku itu, aku begitu fokus akan benda digenggamanku itu sekarang, hingga tak kusadari Soo hyun sedang berlutut disampingku sekarang. Menyadari namja itu disampingku, aku menoleh dan mengubah posisi dudukku menjadi menghadap namja itu.

"Saat pertama aku melihatmu jujur tak ada cinta yang aku rasakan, tapi saat mengenalmu aku mulai merasa nyaman denganmu dan saat suatu situasi memaksa kita untuk menjalani beberapa hari bersama aku merasakan getaran itu ada walau terasa lambat namun getaran itu menguat tiap harinya dan ketika ku menyadari waktu kita bersama tak lama lagi aku mulai merasakan perasaan itu timbul semakin dalam dan menyebabkanku takut kehilanganmu, takut tak dapat menatap matamu dan takut tak dapat melihat senyumanmu. Dapatkah aku memiliki hatimu?" ucap namja itu fasih, dia menyodorkanku seikat mawar yang cantik dan mengalungkanku kalung berinisial SJ yang tadi kami beli bersama dileherku. Aku seperti kehabisan oksigen. Dadaku terasa sangat sesak, ini pertama kalinya seorang namja menyatakan perasaannya terhadapku.

"a.. ak... aku.." ucapku gugup hendak menggenggam bunga yang ia sodorkan padaku, namun belum sempat aku mengambilnya namja itu bangkit dari posisinya. Aku benar-benar kebingungan saat ini. Apa yang namja ini mau?

"bagaimana? apakah semuanya benar?" ucapnya enteng sambil kembali duduk dihadapanku.
"apanya yang benar?"tanyaku semakin bingung.
"aigoo. apa aku lupa memberitahumu?" ucapnya sedikit lebih kencang.
"apa?" tanyaku sambil menggenggam kalung yang menggantung indah dileherku dengan senyum yang tak lepas dari wajahku.

"besok....... aku akan..... menyatakan perasaanku pada Joo hyun" ucapnya sambil tersenyum.
"Joo..... joo ... joo hyun?" bibirku bergetar menyebut nama yeoja itu, genggamanku lepas dari kalung itu, aku berusaha membendung air mataku. Tapi sulit sekali, seketika butiran itu jatuh membasahi pipiku.

"aku ke toilet dulu!" ucapku sambil berlari meninggalkan Soo hyun. Aku menangis sejadi-jadinya ditoilet restoran yang sepi itu, aku melepaskan kalung yang ada dileherku. Mengapa aku terlalu percaya diri? ini kedua kalinya aku mempermalukan diriku sendiri. Rasanya seperti dijatuhkan dari awan. Kukira ia benar-benar menyatakan cintanya padaku tapi ternyata ia hanya ingin memberitahuku, ia hanya ingin tahu apakah caranya sudah benar? apakah ia sebodoh itu sampai tak menyadari yeoja didepannya itu sudah melayang mendengar ucapan manisnya?. Ah.. aku tak sanggup kembali ke meja itu lagi. Aku mengeluarkan ponselku dan menelfon Donghae oppa.

"oppa jemput aku sekarang. Aku di restoran jepang dekat sekolah. Cepatlah oppa! jika kau terlambat sedetik saja aku bisa mati" ucapku asal dan langsung menutup telfonnya. Aku merapikan pakaianku dan menghapus air mataku. Aku kembali ke meja Soo hyun.

"aku ada urusan lain! Aku harus pergi sekarang" ucapku sambil meletakkan kalung inisial itu tepat didepannya.

"baiklah. Aku antar!" ucapnya sambil berdiri.
"aniyo! Donghae oppa telah menjemputku. Ia ada didepan sekarang" ucapku dengan cepat menolaknya.
"arasseoyo" ucapnya agak bingung dengan sikapku, sepertinya ia sudah tidak berani berkata apa-apa lagi padaku saat ini. Aku melangkah keluar dan kulihat sebuah mobil berwarna hitam mengkilat yang aku kenal sedang melaju dengan kecepatan tinggi kearahku dan berhenti tepat disampingku, membuat orang-orang yang berada disekitarku memperhatikanku. Tanpa buang waktu aku segera menaiki mobil itu.

"Ya Ji eun!!!!!! Apa maksudmu kau bisa mati hah? kau tau betapa paniknya aku? rasanya jantungku ingin keluar mendengar ucapan menyeramkanmu tadi" bentak oppa sambil terus menatapku

"Jalankan mobilnya!" teriakku. Donghae oppa mulai menginjak gas dan mobil itu mulai melaju.
"yak... Ji eun! mengapa jadi kau yang membentakku hah? Ada apa sebenarnya? tadi kau pergi dengan senyum yang merekah-rekah dan sekarang mengapa matamu sembap seperti itu?" Tanya oppa heran. Tangisku kembali pecah, kini malah semakin deras.

"ya.. ya... ya.. kenapa kau menangis? apa oppa tampanmu ini salah bicara?" tanya oppa khawatir.
"aniyo oppa! Soo hyun..." ucapanku terputus.
"ada apa dengan namja itu?" tanya Donghae oppa mengernyitkan dahinya. Aku menceritakan semuanya pada oppa.

"arrgggh.... Namja Pabo!!! apa matanya buta sampai ia tak bisa melihat betapa manisnya adikku ini? aku ingin lihat seperti apa wajah yeoja yang ia sukai itu! Siapa tadi?  ahhh... Joo hyun"  ucap Donghae oppa mati-matian membelaku. Aku mengeluarkan ponselku dan mencari foto Joo hyun lalu kuperlihatkan pada Donghae oppa.

"wah... neomu yeopo!!! pantas saja namja itu menyukainya" ucap oppa tersenyum saat melihat foto Joo hyun.

"OPPA!!!!" teriakku sambil menatap oppa tajam.
"aniyo!!! kau tetap lebih manis darinya Ji eun!!!!" ucap oppa sambil mengusap kepalaku. Aku hanya mendengus kesal lalu aku memperhatikan Donghae oppa.

"oppa! Kenapa kau berpakaian seperti itu? apa ada gempa bumi dirumah kita?" tanyaku menahan tawa. Aku memperhatikannya dari ujung rambut sampai kaki, ia hanya memakai kaus putih tipis tanpa lengan, celana pendek, rambut berantakan dan tanpa alas kaki.

"ya.. Ji eun! ini semua ulahmu! saat kau menelfon, aku baru saja bangun tidur! Lihatkan betapa sayangnya aku padamu? tanpa memikirkan diriku sendiri aku langsung berlari ke mobil! Hei! kenapa kau bilang kau bisa mati? mataku langsung terbelalak mendengar kata-kata mengerikan itu" ucapnya mulai menatapku kesal.
"mianhae oppa! aku tak bisa berfikir jernih saat itu dan Gomawo atas kasih sayangmu" ucapku sambil tersenyum.

.............

Soo hyun menghampiriku saat waktu istirahat tiba.
"hai Ji eun" sapanya hangat.
"hai" senyumku
"sebenarnya ada apa denganmu kemarin? aku khawatir sekali" ucapnya lembut.
"ah! lupakan saja! mianhae meninggalkanmu kemarin! bagaimana dengan Joo hyun? jadi kan?" tanyaku dengan jiwa besar.

"ne.. nanti sepulang sekolah aku akan menyatakan perasaanku padanya!" ucap namja itu sambil tersenyum.
"fighting" ucapku memberi semangat dan mengangkat kepalan tanganku keatas.
"ne.. fighting" ucapnya tersenyum mengikuti gerakan tanganku. Lalu ia pergi meninggalkanku sepertinya ingin ke kantin, sebelumnya ia sudah mengajakku tapi aku menolaknya dan sekarang aku sendirian dikelas.

Setelah Soo hyun keluar kelas, aku menundukkan kepalaku mencoba menahan air mata yang membendung dimataku, bagaimana bisa aku menyemangati namja yang aku sukai untuk menyatakan perasaannya pada yeoja lain. Kurasa aku sudah mulai gila.

......

Keesokan harinya, aku mendengar kabar itu, kabar bahwa Soo hyun dan Joo hyun resmi berpacaran. Hari-hari berlalu walau Soo hyun tak merubah sikapnya padaku tapi aku terus mencoba untuk menjaga jarak dengannya, aku tak mau membuat Joo hyun cemburu melihat kedekatan kami. Tak dipungkiri aku membutuhkan seseorang untuk membantuku melupakan Soo hyun. Donghae oppa sibuk dengan kuliahnya, Tae hee sibuk mencari universitas di Seoul, memang 4 bulan lagi kami akan lulus dari senior high school kami.

Hanya Geun seok yang menemaniku, setelah kompetisi dance selesai, Geun seok sering datang ke kelasku, mengajakku ke kantin dan melindungiku. Melindungi? ya.. seperti saat kami sedang berjalan dilorong sekolah, aku melihat Soo hyun dan Joo hyun sedang bercanda bersama. Tiba-tiba saja Geun seok menutup mataku dan mengalihkan perhatianku, aku tahu maksudnya, sebenarnya ia hanya tak ingin melihatku menangis. Dia benar-benar baik dan perhatian padaku. Meskipun begitu besar perhatiannya, aku tak pernah mempunyai perasaan yang lebih padanya, sepertinya Soo hyun telah menguasai hatiku sepenuhnya sehingga benar-benar tak ada tempat untuk namja lain.

............

Aku mengambil ponselku.
"ah.. bagaimana aku bisa melupakan namja itu jika wallpaper ponselku ini adalah wajah tampannya?" gerutuku diruang tamu rumahku. Aku membuka galeri fotoku.

"bahkan aku belum menghapus foto-fotonya!" ucapku. Rasanya tanganku kram saat ingin menekan tombol delete. Krreeek... terdengar suara pintu terbuka.

"Donghae oppa!! kau sudah pulang?" tanyaku sambil mendekatinya.
"ne,, aku lelah sekali! aku mandi dulu ya" ucapnya setelah mengusap kepalaku.
"oppa tunggu! dapatkah kau membantuku" ucapku mengehentikan langkahnya.
"wae?" tanyanya sambil membalikkan badan kembali kearahku.
"tolong hapuskan semua foto namja ini oppa" pintaku sambil menyodorkan ponselku padanya.
"tekan saja tombol deletenya" ucap oppa enteng dan kembali melanjutkan langkahnya.
"bukan itu maksudku! aku tau cara menghapusnya hanya saja aku tak sanggup menghapusnya" ucapku yang kini membuat Donghae oppa menghentikan langkahnya untuk kedua kalinya.

"kalau begitu tak usah dihapus" ucapnya yang membuatku kesal.
"oppa! jebal!" ucapku memelas.
"ish... jangan pasang wajah seperti itu! Ne.. akan aku hapuskan! Tapi nanti setelah aku mandi" ucapnya sambil mengambil ponselku.

............

"ini ponselmu" ucap Donghae oppa sambil mengembalikan ponselku
"siapa namja itu? sepertinya kau sangat menyukainya?" tanya oppa sambil sibuk menyiapkan sarapan.
"Soo hyun! aku pengagum beratnya! Tapi sekarang ia sudah punya yeojachingu! Aku tak mau berharap lebih padanya" ucapku sambil mengoleskan selai kacang ke rotiku. Donghae oppa hanya mengangguk mendengarkanku. Aku membuka ponselku dan...

"oppa... kenapa wallpapernya harus wajahmu?" ucapku sambil menatap layar handphoneku.
"kenapa? kau tak suka? ganti saja!" ucapnya sambil terus sibuk memakan sarapannya. Aku membuka galeri fotoku. Ah.. kemana foto-fotoku? kenapa satupun tak ada? mengapa hanya foto oppa dan teman-temannya saja yang ada?

"oppa! apa yang kau lakukan?" tanyaku menatap tajam ke arahnya.
"mianhae... Semalam oppa ngantuk sekali dan tak sengaja menekan tombol delete all. Akhirnya semua fotomu hilang!!! melihat memorimu yang kosong dan menyedihkan itu aku langsung mengirim semua foto yang kupunya keponselmu. Jenius kan?" ucapnya dengan senyum tanpa dosa. Aku hanya bisa pasrah punya oppa sepertinya. Tak ada gunanya aku menarik uratku untuk mengomelinya. Dia sudah kebal akan omelanku.

...................

"jadi kalian harus selalu mengingat rumus-rumus kimia yang ibu tuliskan! jangan sekali-kali melupakannya! kau akan,.............." ucap bu Min ah panjang lebar.

"uh.. cerewet" bisik Tae hee. Aku hanya terkekeh pelan mendengarnya. Sesekali aku melihat ke meja Soo hyun, dari tadi kuperhatikan ia sibuk sekali dengan ponselnya. Mungkin ia sedang mengirim pesan pada yeojachingunya Joo hyun. Aku melihat ekspresinya serius sekali menatap layar ponselnya. Ia terlihat sangat tampan sampai tak terasa senyuman manis telah mengembang dibibirku.

..........

"Ji eun! temani aku jalan-jalan ya! Ada yang ingin aku katakan padamu" ucap Geun sepulang sekolah.
"ayo! aku juga ingin jalan-jalan" ucapku mengiyakan

..........

"wah... udara disini segar sekali! Gomawo sudah mengajakku kesini!!" ucapku sambil menghirup udara segar di taman ini dalam-dalam.

"aku juga sangat menyukai taman ini. Jika aku sedang sedih, senang atau ada sesuatu yang spesial pasti aku selalu kesini" ucapnya memasang senyum menawannya. Aku mengangguk mengerti.

"kau bilang ada yang ingin kau katakan padaku. Apa itu?" tanyaku sambil mendekatinya yang sedang duduk di sebuah kursi kayu panjang dibawah pohon yang rindang ditengah-tengah suasana taman yang sangat menyegarkan. Dia menarik nafas panjang, kukira dia akan mengucapkan sesuatu yang penting tapi

"apa... apa... apa kau sudah makan?" tanyanya tidak penting.
"yak Geun seok kau membawaku kesini hanya untuk menanyakan itu?" ucapku bingung.
"ehm,,, ehm,... be beg begini" ucapnya membuatku bingung.
"kurasa Donghae oppa sebentar lagi pulang. Aku harus memasak makan malam untuknya" ucapku sambil berdiri dan hendak berjalan pulang, tapi ia meraih tanganku membuatku menghentikan langkahku dan berbalik menghadapnnya

TBC


wait the next part ok!!!
kata yang sama tiap selesai bikin part
"JANGAN BOSEN-BOSEN YA"

Comments

Popular Posts