Love Isn't Just A Story part 4


"kurasa Donghae oppa sebentar lagi pulang. Aku harus memasak makan malam untuknya" ucapku sambil berdiri dan hendak berjalan pulang, tapi ia meraih tanganku membuatku menghentikan langkahku dan berbalik menghadapnnya.

"apa kau masih mencintai Soo hyun?"  tanyanya tak kuduga sambil tetap membulatkan tangannya dipergelangan tanganku



"kenapa kau menanyakan itu?" tanyaku sambil menaikkan sebelah alisku.
"jebal! jawablah" ia memohon padaku
"aniyo! aku rasa aku sudah tidak menyukainya" ucapku berbohong.
"jincayo?" tanyanya tak percaya.
"ne.. bagaimana caranya membuatmu percaya Geun seok ssi?" tanyaku menekankan namanya.
"aku menyukaimu Ji eun. Aku sangat menyanyangimu" ucapnya melepaskan genggamannya dari tanganku.
"ne..arasseoyo! aku juga menyanyangimu" ucapku sambil menepuk pundaknya.
"aniyo! kau tidak mengerti! bukan sayang seperti itu tapi aku..........." ucapnya terputus, suasana menjadi hening

"tapi kau apa?" tanyaku mulai tak sabar
"saranghae! maukah kau menjadi yeojachinguku?" ucapnya sambil menatapku seperti meminta harapan besar padaku.


"ah.. aku  aku tak bisa menjawabnya sekarang. Dapatkah kau memberiku waktu?" tanyaku bimbang
"ne.. besok sepulang sekolah temui aku di tempat ini! aku ingin mendengar jawabanmu" ucapnya sambil menarik nafas panjang, sepertinya ia sudah lama memendam perasaanya padaku. Mungkin ia merasa lega sekali telah mengucapkan itu. Aku mengangguk dan meninggalkannya sendirian ditaman.

..............

Aku benar-benar bingung sekarang. Apa aku harus menerimanya? tapi aku sama sekali tidak mencintainya. Aku hanya menyanyanginya sebagai sahabatku, tidak pernah lebih. Tapi aku tak mau membuatnya kecewa, lagipula apa yang kucari sekarang? Soo hyun? Dia sudah milik yeoja lain! sadarlah Ji eun! Jangan mengharapkan yang bukan-bukan! Kini aku juga sangat membuthkan seseorang untuk membantuku melupakan Soo hyun. Mungkin sekarang aku belum mencintai Geun seok tapi mungkin saja cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu? siapa tau?

.........

"apa jawabanmu Ji eun? aku tak dapat menunggu lebih lama lagi" ucapnya memecahkan keheningan diantara kami. Aku berbalik menghadapnya dan menganggukan kepalaku.

"apa salahnya kita mencoba?" ucapku sambil tersenyum menatapnya
"jinjja? apa aku bermimpi? kau adalah yeojachinguku sekarang?" tanyanya tak percaya. Aku menganggukan kepalaku mengiyakan. Senyumnya mengembang. Ya.. sekarang Geun seok adalah namjachinguku harusnya aku merasa senang karena ini pertama kalinya aku berpacaran tapi yang terjadi malah sebaliknya. Aku tak merasakan apapun, semua benar-benar biasa dimataku. Aku tak begitu yakin ia bisa menggantikan posisi Soo hyun dihatiku.

...........

Hari-hari berlalu, perlakuan Geun seok padaku semakin lama semakin baik, ia sangat perhatian dan sabar menghadapiku. Perlakuannya sangat manis bahkan terlalu manis untukku, lama-lama aku mulai risih dengan semua sikapnya. Aku tak suka diperlakukan seperti itu. Lagipula perasaanku terhadapnya tak ada kemajuan sedikitpun bahkan sepertinya mengalami kemunduran, yang tadinya aku masih mau ia temui dirumah atau menemaninya jalan-jalan sekarang aku sangat anti dengan itu semua.

.........

3 bulan berlalu, perasaanku? tak ada yang berubah. Sedikitpun tak ada, hati dan otakku sudah penuh akan Soo hyun, sedangkan Geun seok...... ah entahlah aku tak tau.

Aku belum keluar kamar sampai siang ini, aku masih sibuk dengan laptopku. Mencari-cari artikel untuk tugas akhirku. Beberapa minggu lagi aku lulus dari high schoolku dan akan melanjutkan kuliahku di Jepang. Yup... Jepang, aku mendapat beasiswa disana.

"Ji eun... turunlah Geun seok datang" ucap Donghae oppa sambil mengetuk pintu kamarku berkali-kali.
"ish... tiap libur ia selalu datang! apa yang ia inginkan" gerutuku pelan dikamar. Aku membuka pintu dengan perlahan.

"oppa... seperti biasa" ucapku memicingkan mataku.
"ah.. aniyo! aku tak mau berbohong lagi!" ucapnya kesal menolakku
"oppa jebal! ini yang terakhir aku janji" ucapku mengangkat telunjuk dan jari tengahku bersamaan.
"ah.. kemarin kau bilang juga begitu" ucapnya kesal
"jincayo?" tanyaku mengingat-ingat
"sudahlah! jangan membuatnya menunggu! Kajja" ucapnya sambil menarik tanganku.
"oppa... jebal! Ia selalu merangkulku, memegang tanganku dan memanggilku chagiya! apakah kau tak khawatir?" tanyaku sambil menahan tarikannya.

"yak... Ji eun! dia itu namjachingumu" ucapnya sambil terus mencoba menarikku yang sekarang sedang berpegangan erat dipintu.

"oppa" ucapku lirih, Donghae oppa mulai melepaskan tanganku
"baiklah! ini yang terakhir! Setelah ini kau harus berjanji akan mengatakan perasaanmu yang sebenarnya padanya jika tidak ia akan semakin terluka. Jangan menggantungnya seperti ini. Dia namja tersabar yang pernah kutemui" ucapnya dan mulai menuruni tangga meninggalkanku yang masih termenung mendengar ucapannya.

Aku memasuki kamar dan menutup pintu, aku duduk sebentar diatas ranjang dan mendengar suara mesin mobil dinyalakan,aku segera beranjak mendekati jendela kamarku dan melihat mobil Geun seok mulai melaju. Sudah cukup sering aku melakukan ini. Sebelum dia menjadi namjachinguku, aku cukup merasa nyaman atas perhatiannya tapi sekarang kurasa ia sungguh berlebihan

..........

"chagiya! ayo kita makan ice cream! sekalian ada yang ingin kubicarakan padamu" Geun seok menghampiriku di kelas.

"kebetulan sekali! aku juga mau mengatakan sesuatu padamu" ucapku sambil memasukkan buku kimiaku kedalam tas.

"jeongmal? apa itu kejutan?" tanyanya penuh semangat.
"kau akan sangat terkejut mendengarnya" ucapku lirih dan berjalan didepannya.
"ah.. aku tak yakin. Kau akan lebih terkejut melihat kejutanku" ucapnya sambil mempercepat langkahnya agar bisa berjalan berdampingan bersamaku. Sepanjang perjalanan aku berfikir keras, apakah aku harus mengatakannya sekarang? tidakkah itu akan membuatnya sedih?

..............

"chagiya, kau pesan apa?" tanyanya membuyarkan lamunanku.
"samakan saja denganmu" ucapku
"chocholate ice cream nya jadi 2 ya noona" ucapnya pada pelayan wanita itu sopan. Onnie itu mencatat pesanan kami dan dengan cepat chocholate ice cream itu tersaji dihadapan kami

"gomapta noona" ucap Geun seok pada pelayan itu. Onnie itu tersenyum meninggalkan kami. Aku masih sibuk memasukkan chocholate ice cream itu kemulutku ketika ia mengambil sebuah kotak kecil ditasnya. Kotak kecil itu tepat berada dihadapanku sekarang, ia akan membukanya tepat didepan wajahku. Aku menatapnya bingung. Ia hanya membalas tatapan bingungku dengan senyuman dan perlahan membuka kotak itu. Dan ternyata isinya adalah sebuah cincin.

"ige mwoya?" tanyaku bingung. Cincin? jangan-jangan ia mau melamarku!
"sekarang ini milikmu. Eomma menyuruhku memberikan cincin ini pada yeoja yang aku cintai. Dan kurasa yeoja itu kau chagiya" ucapnya sambil menyodorkan cincin itu kepadaku. Ia menggenggam tangan kananku dan mencoba memasukkan cincin itu kejari manisku tapi aku langsung menarik tanganku kembali.

"a.. ak..aku tak pantas" ucapku gugup.
"wae? apa kau tak mencintaiku chagiya?" tanyanya tak percaya.
"mianhae Geun seok. tapi apa yang kau katakan itu benar. Aku tak pernah mencintaimu" ucapku sambil terisak. Suasana hening sejenak, hanya terdengar isakanku yang tak dapat kutahan.

"tapi kenapa kau mau menjadi yeojachinguku?" tanyanya dengan polos membuatku takut menatap matanya. Terlihat jelas tatapan kecewa dimatanya.

"sejujurnya, aku memang membutuhkan seseorang untuk menemaniku dan membantuku melupakan Soo hyun. Aku kira perlahan bisa mencintaimu tapi ini sudah lebih dari 3 bulan dan tak ada yang terjadi Geun seok! aku tak bisa mencintaimu" ucapku terus membenamkan wajahku dikedua tanganku. Aku benar-benar tak mampu menatapnya dan sekarang kulihat tangannya mengepal sangat kencang dan makin kencang. Mungkin untuk melampiaskan rasa kesal dan kecewanya.

"gomawo telah jujur padaku" ucapnya mengangkat daguku dengan telunjuknya. Memang sejak tadi aku hanya menuduk tanpa berani mengangkat kepalaku

"kau tak marah padaku kan? kau tetap menjadi chinguku kan?" tanyaku berurai air mata.
"Aku akan tetap menyayangimu, cha.. Ji eun" ucapnya dengan tatapan tulusnya, ia benar-benar namja yang baik tapi apa daya kurasa ini memang yang terbaik untukku dan untuknya. Aku yakin tadi ia ingin memanggilku chagiya tapi cepat-cepat ia memanggil namaku. Rindu sekali mendengarnya memanggilku Ji eun, selama 3 bulan ini ia selalu memanggilku chagiya.

..............

Kini aku sudah benar-benar lulus dari Senior high schoolku, Tae hee dan teman-temanku yang lain masih sibuk mendaftarkan diri pada universitas tujuan mereka masing-masing sedangkan aku hanya tinggal menunggu jadwal keberangkatanku ke Jepang.

.............

Aku menyeret koper besarku dan membalikkan badanku untuk mengucapkan salam terakhirku. Kini aku sudah berada di Incheon airport, eomma dan appaku datang jauh-jauh dari Busan hanya untuk mengantarku dan Donghae oppa tidak masuk kerja hari ini juga karena ingin melihat adik manisnya ini pergi dan tak lupa kedua sahabatku Tae hee dan Geun seok mereka juga tak mau melewatkan waktu terakhir mereka bersamaku sebelum aku pergi ke Jepang dan yang tak kusangka namja yang sangat kucintai Soo hyun benar-benar datang setelah semalaman ini aku sibuk sms-an dengannya.

FLASHBACK

From : Soo hyun

hai Ji eun! kau sudah tidur?

To : Soo hyun

belum! tumben sekali malam-malam sms. Ada apa?

benarkah besok kau akan pergi ke Jepang?

ne.. kau tau darimana?


Tae hee... mengapa kau tak memberitahuku? aku janji besok aku akan datang ke Incheon airport.

untuk apa?

mengantarmu tentu saja. Kau itu spesial Ji eun

Spesial? baiklah! Awas kalau kau tak datang. Jangan lupa mengajak Joo hyun! Bahkan sejak kalian menjadi sepasang sekasih kau tak pernah benar-benar mengenalkanku padanya

back to story....



Setelah itu, ia tak menjawab smsku lagi dan aku mulai meragukan janjinya. Tapi ternyata ia benar-benar datang, ia datang sendiri, tak ada Joo hyun disampingnya. Tapi tentu saja aku senang, terasa lebih lega melihatnya tanpa Joo hyun. Walau aku menyuruhnya mengajak Joo hyun tapi sebenarnya aku tak benar-benar bermaksud seperti itu. Inilah yang lebih kusuka tapi bagaimana aku bisa melupakan namja itu jika ia selalu datang tiap aku sedang bersusah payah melupakannya?

"baik-baiklah disana. Jangan lupa kabari eomma jika kau sudah sampai" ucap eomma membuyarkan lamunanku.

"ah.. ne eomma!" jawabku sambil memeluknya. Setelah puas memeluk eommaku, aku memeluk appa dan lanjut ke Donghae oppa. Lalu aku menyalami Geun seok dan memeluk Tae hee yang daritadi menangis.

"cepatlah pulang Ji eun" isak Tae hee sambil memelukku erat
"pulang? aku saja belum jalan malah kau suruh cepat pulang?" ucapku sambil tersenyum menatapnya, mencoba menghilangkan kesedihannya. Lalu mataku tertuju pada Soo hyun yang sudah menunggu gilirannya. Tae hee mulai melepaskan pelukannya, dan aku membelokkan badanku kearah Soo hyun
"kau benar-benar datang" ucapku tersenyum

"Geurae! Josimhae Ji eun" ucapnya dengan senyum manisnya yang membuat wajahku memerah
"ya.. dimana yeojachingumu itu?" tanyaku sambil mengedarkan pandanganku.
"siapa? Joo hyun? dia...." ucapannya terputus saat seorang petugas bandara memintaku masuk kedalam pesawat sekarang juga karena pesawat menuju Tokyo akan segera lepas landas. Aku melambaikan tanganku cepat pada keluarga dan teman-temanku dan segera menyeret kembali koper besarku mengikuti petugas itu kedalam pesawat.

..............

TBC

Makasih bagi yang udah nyempet-nyempetin waktu buat baca ff gaje ini...
semoga bisa bikin yang lebih ya
tunggu part akhirnya plis!!!

Comments

Popular Posts