My True Love Is You Part 3






Yuri POV

Sekarang aku berdiri di tengah banyak namja, ada yang merangkulku, menyemggolnya, atau pura-pura terjatuh agar bisa dekat denganku. Dia merasa begitu risih ingin sekali rasanya aku menghabisi namja-namja ini, tapi mau bagaimana lagi? kondisinya tidak memungkinkan. Sampai akhirnya ada yang menarik tanganku dan membebaskannya dari namja-namja gila tadi, "Ayo." ajaknya dingin. Aku tidak dapat melihat wajah orang yang menarik tanganku, karena kondisi di bus ini begitu sesak dan padat. Aku dapat melihat tubuhnya dari belakang, kulihat dari atas hingga bawah, "Isshhh.. dasar otak mesum! Sungguh menjijikkan sikap mereka itu!" hardik namja yang menarik tanganku. Saat kuperhatikan baik-baik ternyata namja yang sedang menarik tanganku adalah Kyuhyun. 

Aku tak menyangka dia akan menyelamatkanku lagi, entah kenapa belakangan ini dialah yang selalu menolongku disaat aku butuh bantuan, padahal yang kusukai bukan dia tapi Siwon. Sampai akhirnya dia menyuruhku duduk di kursi yang kosong,  
"Hei..ayo turun! HEH.. apa kau mau menginap di sini?" teriaknya ketus membangunkanku sambil mendorong bahuku.
"Bisakah kau pelankan sedikit suaramu? aku tidak tuli tau!"omelku.  


"ISSHH.. dasar yeoja jelek! sudah jelek, jorok lagi!" ucapnya kesal, "Memangnya aku kenapa?" tanyaku heran. 
"Itu...hhahhahah, ahahahah sepertinya kau tidur begitu nyenyak"celetuk Siwon sambil menertawaiku, aku makin heran dengan yang mereka maksud "Memangnya ada yang salah, tapi apa? kenapa mereka menertawaiku seperti itu?" tanyaku dalam hati.   
"Chagiya.. jahat sekali kau menertawainya!" ucap Tiffany kesal dengan Siwon 
"Heh Kwon Yuri! cepat bersihkan air liurmu itu!" omel Kyuhyun.
" Hah? liur?" kagetku dengan sangat malu, dengan segera aku membersihkannya. 

Kini kami sibuk mencari buku masing-masing,akupun sedang bingung mana novel yang harus ku beli. Terdengar sekali suara senda gurau Siwon dan Tiffany, mendengarnya aku jadi kesal apalagi dari tadi aku hanya mencari buku dalam kesendirian. Aku pikir dengan ikutnya Kyuhyun, membuatku merasa lebih nyaman tapi ternyata tidak. Kyuhyun sedang asyik kencan bersama PSPnya itu. 

Setelah menemukan novel yang kuinginkan, aku pun bergegas untuk membayarnya. Siwon dan Tiffany juga sudah selesai, jadi kami berempat memutuskan untuk makan malam di kedai pizza dekat toko buku. 


"Hmmm.. kenyang!!"seru Kyuhyun sambil memegang perutnya, 
" jadi berapa semuanya?" tanya Kyuhyun kepada seorang pramusaji sambil mengeluarkan dompetnya. 


"YAAA!! jangan belaga kau!! apa kau pikir aku tak bisa membayarnya, HAH?" teriakku kesal. 
" Terserahlah kalau kau mau bayar sendiri" jawabnya datar. Aku pun langsung membuka dompetku, tapi saat ku buka, dompetku kosong melompong. Bingung, panik, malu apalagi kalau Kyuhyun tahu, "Hmmm.. aku permisi ke toilet dulu yah!!" pamitku kepada mereka. Di toilet aku memirkan cara untuk membayar makanan yang telah kumakan tadi, "Aishh.. kwon yuri kenapa kau begitu pabo!!" omelku sambil menatap diriku sendiri di cermin.  Otakku buntu, aku tak tahu lagi harus bagaimana, apa aku harus? "Ah.. apa kau mau merendahkan harga dirimu di hadapan Kyuhyun? terus bagaimana pandagan Siwon terhadapku?" tanyaku dalam hati. 


Meskipun belum mendapatkan solusi, aku memutuskan untuk keluar dari toilet. Saat aku kembali ke meja di mana kami berempat tadi makan, Siwon dan Tiffany tidak ada di tempatnya.
" Heh.. mana Siwon dan Tiffany?" tanyaku heran. 
" Mereka sudah pulang." jawabnya datar. 
" Terus kenapa kau masih di sini, kenapa kau tak pulang saja bersama mereka?" tanyaku kesal. 
" Aku pulang atau tidak, itu bukan urusanmu!" jawabnya ketus. 
" Apa kau menungguku? hahaha apa kau khawatir padaku?" ledekku dengan begitu percaya dirinya. 
" Cihh.. mana sudi aku menunggumu! sudah sana bayar makananmu, kalau tidak aku tidak boleh pulang!" jawabnya sambil memainkan PSP-nya itu. 
" Jadi karena itu" jawabku pelan, sekejap pikiranku kembali tegang. 
" Yaa! cepat sana bayar!!" ucapnya keras yang membuatku semakin panik.  Akupun duduk di depan Kyuyun, sambil membenamkan kepalaku. Aku bingung harus bagaimana, terlebih aku tak memiliki uang sepeserpun. 

" Kenapa masih di sini? cepat sana bayar?" tanyanya yang membuatku kesal, akupun tak menjawabnya. 
" Huftt.. ya sudahlah kalau kau masih ingin di sini, aku pulang duluan ya!" pamitnya sambil bangkit dari kursi. 
" Kyu.." panggilku sambil menarik lengannya. 
" Wae?" jawabnya datar. 
" Aku..aku hmm.." jawabku terbata-bata. 
" Kau kenapa?" tanyanya heran.


" Aku tak punya uang lagi untuk membayar makananku." jawabku sambil menahan tangisan malu. 
" Mwo? hahahahahh sudah kuduga!" ejeknya. 
" Jadi.." jawabku terpotong olehnya. 
" Ya dari tadi aku sudah tahu, makanya aku ingin membayar semuanya agar kau tidak kehilangan muka di hadapan Siwon dan Tiffany, yah.. tapi kau malah menolaknya." jawabnya sambil menatap diriku yang konyol. Diapun melepaskan genggamanku dan pergi, aku hanya membenamkan kembali kepalaku di meja. 

" Ayo!" ajak seseorang sambil menarik tanganku. Saat aku mengangkat kepalaku, kulihat orang yang menarik tanganku adalah Kyuhyun. Kulihat dia berdiri tepat di depanku, sambil menenteng sebuah kantong plastik dan juga menenteng tasku. 
" Yaaa! jebal!! apa kau mau bermalam di sini?" tanyanya yang membuyarkan pikiranku. 
Akupun mengikutinya keluar, saat di luar dia melepaskan genggamannya, diapun berjalan mendahuluiku. Jalannya sangat cepat, aku masih jauh dibelakangnya " Hah.. apa si evil ini tidak mempedulikanku? setidaknya apa dia bisa berjalan lebih pelan? " gerutuku dalam hati.  
" Heh siput!! lama sekali sih jalannmu!" omelnya yang dari tadi menungguku, aku pun kaget melihatnya yang dari tadi menungguku. 
" Kwon Yuri, jebal!! apa kau tak mau pulang?" lanjutnya dengan nada yang sama. Rasanya lelah sekali untuk melangkahkan kakiku ini, aku pun menghampinya dan duduk di pinggiran jalan. 

" Kau lelah?" tanyanya khawatir, " Minum coklat panas ini, meskipun aku tak yakin kalau ini masih panas." lanjutnya sambil menyodorkanku segelas coklat. 
" Bagaimana apa sudah lebih baik?" tanyanya sambil duduk di sebelahku.GYURRRRR.. hujanpun turun dengan derasnya. 



Kyuhyun POV

" Kau lelah?" tanyaku khawatir, " Minum coklat panas ini, meskipun aku tak yakin kalau ini masih panas." lanjutku sambil menyodorkannya segelas coklat. 
" Bagaimana apa sudah lebih baik?" tanyaku sambil duduk di sebelahnya. Tiba-tiba rintik-rintik hujan turun dan semakin deras. Kami pun berlari untuk mencari tempat berteduh, sekejap aku melihat sebuah kotak telepon yang terletak tak jauh dari keberadaan kami sekarang. Tanpa banyak berpikir aku langsung menarik tangannya, dan memasuki kotak telepon itu.

Saat di dalam, dia terduduk lemas sambil memegangi tubuhnya yang kedinginan dan lelah, dan juga wajahnya kelihatan pucat. Akupun memegang keningnya, saat kupegang suhu tubuhnya lumayan tinggi. Dengan segera aku mengambil jaketku di dalam tas, lalu ku selimuti dia menggunakan jaket itu. Diapun tertidur begitu pulas, yah mungkin karena dia begitu lelah. Hujanpun tak kunjung reda, jujur saja aku sudah ngantuk, lelah, dan juga bosan, apalagi PSP-ku mati, lengkap sudah penderitaanku ini.Tapi mau bagaimana lagi aku tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada kami, kupandangi dia yang masih nyenyak dengan tidurnya, saat melihatnya aku sangat kesal padanya karena dia begitu merepotkanku hari ini tapi di satu sisi aku juga kasihan dengan keadaannya sekarang.
" Yuri-ah, nyenyak sekali kau! apa kau tau, aku sangat menderita sekarang!" gerutuku sambil menatapnya yang masih tertidur pulas. Akupun terus terjaga dalam derasnya hujan yang tak kunjung reda.


Yuri POV  

"Hoahh.." 
" Hemm,,Hoaahhh.. dimana aku?" ucapku yang masih setengah sadar, aku pun mengingat kejadian semalam.  Tapi dimana Kyuhyun? apa dia meninggalkanku begitu saja disini?, akupun bangun dari dudukku sambil meregangkan otot-ototku. Aku masih celingak-celinguk mencari Kyuhyun, " Sekali Evil tetep saja evil, buktinya dia meninggalkan disini sendiri." gerutuku kesal dan aku pun sadar dari tadi aku memakai jaketnya kyu. Saat aku keluar dari kotak telepon untuk mencarinya, aku melihat sepasang kaki manusia tergeletak di samping kotak telepon, " Kaki siapa itu? jangan-jangan korban mutilasi!" gurauku sambil mendekatinya. 
" Omo!!" pekikku begitu kaget begitu mengetahui  pemilik kaki itu.  








 TBC..

Gimana? gaje ya? yah maklum lagi seret ide, jadi mohon commentnya yah..!


Yours 

GSB



Comments

Popular Posts