My True Love Is You Part 4

 


                                                                                           



Yuri POV

" Kaki siapa itu? jangan-jangan korban mutilasi!" gurauku sambil mendekatinya.
" Omo!!" pekikku begitu kaget begitu mengetahui siapa pemilik kaki itu.  
" Apakah benar itu dia? apa yang dia lakukan disitu?" pertanyaan tak kunjung usai dalam benakku, yang kupikirkan apa anak ini masih waras? akupun melihatnya dari dekat, dia tampak sangat lelah dan nyenyak dalam tidurnya.  Aku terus memandanginya dengan terus berpikir apa sepanjang malam dia tidur disini? dan membiarkanku tidur didalam?. 

Diapun mulai membuka matanya, dia memandangku meski aku tahu nyawanya belum kumpul betul. 
"  Hei ..Yul, kau sudah bangun! bagaimana keadaanmu? apa sudah lebih baik?" tanyanya yang masih setengah sadar 
" Hmm,, iya. ngomong-ngomong apa tadi malam kau tidur disini?" tanyaku balik. 
" Wae? memangnya kau mau kita tidur di satu ruangan yang sama, hah?", dia selalu saja menghancurkan image baiknya di mataku, padahal aku sudah terharu dengan pengorbanannya itu. 


" ISHHH..aku hanya bertanya! lagipula aku hanya tidak ingin disalahkan jika kau sakit karena tidur luar seperti ini!" jawabku tak kalah nyolot.
" YA..jam berapa sekarang??" dengan nada datar khas seorang Kyuhyun. 
" Hmmm..MWO? sudah jam 10?" aku begitu panik setelah mengetahui sekarang sudah jam 10 pagi , meskipun aku tahu orang tuaku tidak ada di rumah karena mereka sedang ke rumah kerabat di Namsan, tapi aku takut dengan beatiful oppa-ku. Entah apa yang diperbuatnya nanti saat aku pulang, apalagi kalau dia tahu aku bermalam dengan kyuhyun.

" Bagaimana ini? mati saja aku?" gumamku sambil mondar-mandir tak jelas, sambil menggigiti kuku dengan cemas. 
" YAAA..bisakah kau tidak mondar-mandir di depan ku?" omelnya yang sama sekali tak kugubris. Aku tetap mondar-mandir layaknya setrikaan, dia hanya heran sambil terus mengomel. 
" Kyu, aku harus bagaimana? kalau aku pulang pasti oppa akan menguburku hidup-hidup, apalagi kalau dia tahu semalaman aku bersama seorang namja.."dengan paniknya aku berkeluh kesah padanya. 

" Ya makanya jangan sampai dia tahu! gitu aja kok repot!!" dia beranjak dari duduknya dan menempeleng kepalaku seenaknya.
" Kau!!" tunjukku sambil menatapnya dengan kesal, tapi sebaliknya dia malah menatapku dengan tatapan seolah-olah melecehkanku. 
" Hah.. sudahlah! malas bertengkar denganmu dasar yeoja bodoh!" sambil berlalu begitu saja ke kotak telepon tadi.  

BUKKK!! 

Tiba-tiba ada sebuah benda tepat mengenai kepalaku, saat kuselidiki ternyata benda tadi adalah tasku    " Kenapa kau masih diam? apa kau tak mau pulang" tanyanya dengan ekspresi datar yang begitu menyebalkan. 
" ISSSHHH...telingamu tidak tulikan?" ekspresinya berubah menjadi kesal dengan kelakuan ini, tapi kenapa dia marah?, padahal yang harusnya marahkan aku. 
" YAA.. apa kau masih mau disini? jawab aku!" teriaknya dengan meluapkan kejengkelannya padaku. 
" Kau mau pulang? ya sudah sana pulang! apa kau pikir aku tidak bisa pulang sendiri, HAH?" jawabku tak kalah kesalnya. 


" Ya sudah kalau begitu! Oh ya, tapi ingat kalau ada sesuatu yang buruk terjadi padamu jangan pernah salahkan aku!!" dengan entengnya dia berlenggang pergi meninggalkanku. 
" Sudah sana pulang!! apa kau pikr aku takut? oh ya satu hal lagi! Aku tidak butuh bantuan apapun darimu!" teriakku yang sontak membuat orang-orang di sekitar sini menatapku aneh, berbeda dengannya yang terus saja berjalan tanpa mempedulikanku. Punggungnya masih dapat kulihat sekarang, tapi lama-kelamaan punggungnya menjauh dan menghilang. 


Sekarang aku benar-benar sendiri, tiba-tiba kalimatnya tadi terbesit di benakku
" Ya sudah kalau begitu! Oh ya, tapi ingat kalau ada sesuatu yang buruk terjadi padamu jangan pernah salahkan aku". 
" Ahh.. bagaimana kalau ada hal buruk terjadi padaku?" gumamku semakin gelisah.
Tanpa banyak pikir lagi aku memutuskan untuk menyusulnya, yang siapa tahu masih berada tak jauh dari sini. Sudah jauh ku melangkah, tapi tak juga ku temukan sosok seorang Cho Kyuhyun,
" Cepat sekali sih hilangnya" sambil mengedarkan pandanganku untuk menemukan sosoknya.


Rasanya sia-sia saja aku mencarinya, nampaknya dia sudah sangat jauh dari sini, dengan sedikit kecewa aku melanjutkan perjalananku.  Ku arahkan kakiku langkah demi langkah, rasanya letih dan pegal sekali tubuhku. Tiba-tiba aku terpaku tepat di depan rumah makan yang menyajikan bibimbap, aromanya menyeruak keluar yang menggodaku untuk menyantapnya. Dengan langkah pasti aku berjalan menuju rumah makan itu, tapi langkahku terhenti saat ku sadari tak sepeser uangpun ku miliki. Jadi dengan sangat terpaksa, aku lanjutkan saja perjalananku, meski lelah, lemas, ditambah perutku yang keroncongan.
" Ah.. rumahku masih sangat jauh lagi!" keluhku dengan keadaan yang begitu menyedihkan. Aku terus berjalan dengan mengandalkan tenagaku yang masih tersisa, tubuhku terasa seperti melayang.

BUKKK!!!

" Jeosonghamnida ahjumma!" ucapku sambil membantunya memungut barang-barangnya yang terjatuh.
" Gomawo, gwenchanayo?" tanyanya dengan khawatir.
" Gwenchana.." jawabku sambil menyunggingkan senyumku, dapat kulihat ekspresinya yang begitu panik, ku rasakan kepalaku begitu pusing, dan penglihatanku semakin buram dan makin lama semuanya menjadi gelap.



Kyuhyun POV

" Darimana saja kau? kenapa baru pulang? apa kau ketiduran di cafe game lagi? apa kau tahu, eomma sangat mengkhawatirkanmu! Sudah untung aku tidak memberitahu appa, kalau appa tahu, mati saja kau!!" baru saja masuk ke dalam rumah, aku sudah dihujani pertanyaan oleh si nenek sihir ini.
" YA.. noona! apa kau tak lihat, adikmu sangat lelah! setidaknya biarkan aku istirahat dulu!" jawabku kesal.
" ISSSHHH.. bocah ini!!" sambil menjewer telingaku.
" A..A..A..A, Awww.. sakit noona!" ringisku sambil mengusap-usap telingaku.
Aku pun berlalu menuju kamar, sambil terus menggerutu.


" Galak kali sih dia, macam kak ros di kartun upin&ipin saja"
" YAA...apa tadi kau bilang?" teriaknya yang sedari tadi berada di belakangku.
" Hmmmm.. aku hanya.."jawabku menggantung.
" Hanya apa?" tanyanya dengan jutek.
" Aku hanya bilang, kau itu sangat galak! pantas saja tidak satupun namja tertarik padamu!" ledekku, sambil berlari menghindarinya.

" Ahhh.. selamat!" ku baringkan tubuh ke atas ranjang, sambil menatap langit-langit kamarku yang berwarna putih bersih, sebersih hatiku. Ketenanganku tiba-tiba terusik, aku teringat dendan yeoja bodoh itu.


Flashback


"  Hei ..Yul, kau sudah bangun! bagaimana keadaanmu? apa sudah lebih baik?" tanyaku yang masih setengah sadar waktu itu.
" Hmm,, iya. ngomong-ngomong apa tadi malam kau tidur disini?" tanyanya dengan ekspresi yang nampak sedang mengkhawatirkanku.
" Wae? memangnya kau mau kita tidur di satu ruangan yang sama, hah?", jawabku ketus, yang sukses merusak moodnya.

" ISHHH..aku hanya bertanya! lagipula aku hanya tidak ingin disalahkan jika kau sakit karena tidur luar seperti ini!" jawabnya tak kalah nyolot.
" YA..jam berapa sekarang?" tanyaku dengan nada datar. 
" Hmmm..MWO? sudah jam 10?" dia begitu panik setelah mengetahui sekarang sudah jam 10 pagi , meskipun aku tidak tahu pasti apa yang sedang dipikirkannya, tapi bisa kutebak pasti dia takut diomeli orangtuanya . 

" Bagaimana ini? mati saja aku?" gumamnya sambil mondar-mandir tak jelas yang cukup mengganggu kenyamananku.
" YAAA..bisakah kau tidak mondar-mandir di depan ku?" omelku yang sama sekali tak  ia gubris. Dia terus mondar-mandir layaknya setrikaan, aku hanya heran sambil terus menggerutu. 
" Kyu, aku harus bagaimana? kalau aku pulang pasti oppa akan menguburku hidup-hidup, apalagi kalau dia tahu semalaman aku bersama seorang namja.."dengan paniknya dia bertanya padaku. 



" Ya makanya jangan sampai dia tahu! gitu aja kok repot!!" aku beranjak dari dudukku, sambil menempeleng kepalanya, habisnya aku geregetan dengannya, apa otaknya tidak berguna apa?.
" Kau!!" dia menunjukku sambil menatapku dengan kesal, tapi sebaliknya aku malah menatapnya, dengan ekspresi menahan ketawa.
" Hah.. sudahlah! malas bertengkar denganmu dasar yeoja bodoh!" kataku sambil berlalu begitu saja ke kotak telepon tadi.  


Di dalam kotak telepon ku beresi barang-barangku, dan ku masukkan ke dalam tas. Tiba-tiba aku teringat nasib benda kesayanganku, yaph! apalagi kalau bukan PSP. Dengan segera ku check PSP-ku,   " Sepertinya PSP-ku rusak" dengan menggenggamnya erat. 
" PSP-ku sayang bertahanlah! Tidak lama lagi kau akan mendapat perawatan, maka dari itu bertahanlah!" sambil memeluknya. 
Akupun menghampiri yeoja bodoh itu tanpa lupa membawakan tasnya juga, kulihat dari belakang dia terus menggerutu tak jelas, mungkin tepatnya dia bukan yeoja bodoh tapi dia yeoja gila 

Tiba-tiba jiwa evilku bangkit melihatnya, dengan cepat ide jahil melintas di pikiranku.

BUKKK!! 

Aku melempar tasnya tepat mengenai kepalanya yang bodoh itu. Dia begitu kaget, tapi dia hanya diam sambil megelus-elus kepalanya.
" Kenapa kau masih diam? apa kau tak mau pulang" tanyaku dengan ekspresi datar. 
" ISSSHHH...telingamu tidak tulikan?" sekarang ekspresiku berubah menjadi kesal dengan kelakuannya ini.
" YAA.. apa kau masih mau disini? jawab aku!" teriakku  kesal yang sukses membuatnya bicara. 
" Kau mau pulang? ya sudah sana pulang! apa kau pikir aku tidak bisa pulang sendiri, HAH?" jawabnya dengan begitu menyebalkan. 


" Ya sudah kalau begitu! Oh ya, tapi ingat kalau ada sesuatu yang buruk terjadi padamu jangan pernah salahkan aku" balasku sambil berlenggang pergi meninggalkannya, sebenarnya aku hanya bercanda, mana mungkin aku tega meninggalkannya, apalagi rumahnya sangat jauh dari sini.
" Sudah sana pulang!! apa kau pikir aku takut? oh ya satu hal lagi! Aku tidak butuh bantuan apapun darimu!" teriaknya yang membuatku mengurungkan niat untuk kembali menghampirinya.  

end flashback


" Kyu.. kau tidak salah!  dia sendiri yang bilang tidak membutuhkan bantuanmu lagi, jadi tenanglah dia pasti baik-baik saja" kataku sambil menenangkan pikiranku.  
" Baik-baik saja?,," tanyaku balik, dan betapa paniknya aku setelah mengingat bahwa dia tidak memiliki uang sepeserpun. 
" Bagaimana ini? bagaimana kalau dia mati? pasti hantunya akan menggentayangiku!!" pikirku melayang yang semakin ngawur. 


Sekarang aku sangat stress, apalagi yeoja bodoh itu tidak menghilang juga dari pikiranku.
Ku tarik nafasku dalam-dalam dan ku hembuskan perlahan-lahan, berulang kali aku melakukannya, tapi tetap saja kepalaku terasa pusing karenanya. Kucoba lagi dengan cara yang berbeda kali ini aku berusaha memasuki alam bawah sadarku secara lebih dalam, dalam, dan semakin dalam. 


" HOAHHH" sambil mengucek mataku, kulirik jam dinding yang terpasang kokoh di kamarku. 
" Jam 3?" rupanya aku benar-benar terlelap, ku regangkan tubuhku yang tadi terasa begitu pegal. Bagaimana tidak? bayangkan saja saat bersamanya aku tidur di semak-semak dekat kotak telepon, yang hanya beralaskan aspal dan sebuah batu sebagai teman. Aku langsung menuju kamar mandi, setelah mandi aku langsung menuju ruang makan. 
" Kemana mereka semua?" sambil celingak-celinguk dengan keadaan rumahku yang sepi dan hening ini. 
" Noona..noona..eomma..eomma" panggilku seperti anak ayam yang sedang mencari induknya. 


" Eh..bocah malas ini sudah bangun rupanya, kenapa memanggilku? kau rindu padaku, ya?" sahut seseorang, yang suaranya sudah tak asing lagi untukku. 
" Aishhh..percaya diri sekali kau ini!", " Ya...noona!" aku begitu kaget melihat penampilannya yang seperti yeoja, ( Bukannya Ahra noona memang seorang yeoja?), penampilannya sangat berbeda dengan biasanya, sekarang dia nampak anggun dan feminim. 
" Jangan melihatku seperti itu! aku tahu kalau aku cantik tapi jangan memandangku berlebihan sepeti itu!" ucapnya seolah-olah aku terpesona dengan penampilannya saja. 


" Cantik? ISSSHH.. oh ya eomma mana?" 
" Eomma sedang menghadiri rapat ibu-ibu PKK se-korea selatan!" terangnya.
" Pantas saja aku tidak melihatnya dari tadi, terus kapan eomma pulang?" lanjutku. 
" Mungkin besok!" jawabnya, aku pun mengangguk pelan. 
" Oh ya kyu, aku ada urusan sebentar jadi jaga rumah baik-baik!" perintahnya dengan serius. 


" Kau mau kemana, apa tak bisa kau saja yang jaga rumah, aku mau men-service PSP-ku!" perintahku balik. 
" Tidak bisa! pokoknya kau harus tetap di rumah! jangan kemana-mana!" omelnya yang membuat telingaku panas. 
" Memang sepenting apa sih urusanmu?" tanyaku yang membuatnya semakin naik darah. 
" ISHHHH.. sekali saja Kyu, kau turuti perintahku, apa tidak bisa?" dia kelihatan sangat depresi menghadapiku kali ini. 
" Ne..ne..ne ya sudah sana pergi!" ucapku mengalah dengannya, dia pun berjalan menuju pintu yang 
diikuti olehku. 


" Ya sudah aku pergi dulu ya!!" pamitnya sambil membuka pintu mobilnya. 
" Noona!" teriakku, diapun menengok ke arahku. 
" Wae?" tanyanya ketus.
" Apa kau bisa masak sesuatu untukku? sebentar saja!!!! aku lapar!" keluhku yang disambut gelengan kepalanya. 
" Isshh.. sudah sana masuk! aku sudah memasak jjajangmyeon kesukaanmu, sudah sana!" jawabnya. 
" Jinja?? AHH.. ya sudah kalau begitu kau bisa pergi sekarang", aku langsung menuju ruang makan dan melahap habis makanan kesukaanku ini. 
" Ternyata ada gunanya juga dia jadi noonaku" gumamku memuji masakan noona-ku yang lezat ini, setelah ku sikat bersih jjajangmyeon, aku langsung menuju kamarku unutuk memainkan kaset game yang baru ku beli, minggu kemarin. 


Yuri POV

Ku buka mataku perlahan-lahan, ku jelajahi setiap sudut ruangan ini dengan pandanganku, kepalaku masih sedikit pusing dan tubuhku masih sangat lemas. 
" Yul.. bagaimana keadaanmu?" tanya seseorang yang suaranya sangat ku hafal, aku pun mencari sosok itu, dan betapa kagetnya aku setelah mengetahui orang itu adalah Heechul oppa. 
" Op..Oppa!" 
" Sepertinya kau masih sakit" sambil memegang dahiku. 
" Oppa.. kenapa aku bisa di sini?" tanyaku dengan suara yang sangat lemah. 
" Oh itu.. kemarin ada seorang ahjumma yang membawamu dalam keadaan pingsan." terangnya jelas. 
" Kemarin? berarti sekarang sudah hari senin dong?" tanyaku khawatir. 


" Memangnya kenapa?" tanyanya lembut. 
" Aduh bagaimana sih oppa ini! Hari ini kan aku sekolah!!" jawabku. 
" Ya aku tahu, tapi apa kau pikir kau bisa sekolah dengan keadaan seperti ini?" jawabnya. 
" Tapi.." ucapku terpotong olehnya. 
" Tapi apa? pokoknya kau harus istirahat di rumah! aku sudah minta izin dengan gurumu" lanjutnya dengan penuh perhatian. Aku heran kenapa oppa tak memarahiku? dia malah menjaga dan memberikan banyak perhatian kepadaku, harusnya kan dia marah!! 
" Ishhh.. bagaimana sih kau ini! harusnya kau bersyukur , apa kau mau beautiful oppa-mu jadi monster yang mengerikan?" batinku. 


bwara Mr. Simple, Simple, geudaeneun geudaeneun geudaero meotjyeo
bwara Miss Simple, Simple, geudaeneun geudaero yeppeo (S J Call!)
bwara Mr. Simple, Simple, geudaeneun geudaeneun geudaero meotjyeo
bwara Miss Simple, Simple, geudaeneun geudaero yeppeo (S J Call!) 


Tiba-tiba handphonenya berdering, dengan cekatan dia langsung mengangkatnya.
" Yeobseyo,," sapa Heechul oppa pada seseorang di seberang sana.
" Ne..ne..ne" dengan menganggukkan kepalanya. 
" Ya sudah sebentar lagi aku ke sana." ucapnya mengakhiri pembicaraanya ditelepon. 

" Yul.. aku berangkat kuliah dulu ya, kau tidak apa-apa kan kutinggal sendiri?" tanyanya khawatir. 
" Ya sudah sana berangkat! aku bisa mengurus diriku sendiri kok.." jawabku memahaminya. 
" Oh.. ya aku lupa! adikku ini kan sudah remaja.." ledeknya sambil berlalu, tiba-tiba langkahnya terhenti dan berbalik badan menatapku. 
" Jangan lupa kunci pintu, oh ya jangan lupa makan terus minum obat, terus banyak istirahat!" makin lama dia ini seperti dokter saja. 
" Ya..iya aku tahu!"
" Aku pergi ya.." sambil meninggalkan kamarku. 


Sudah sesore ini oppa belum juga pulang, padahal semua yang dia perintahkan sudah aku kerjakan. 
Aku bosan sekali, apalagi tidak ada acara tv yang menarik. Aku pun kembali kamarku, dan ku berniat untuk mendengarkan musik di handphone. Ku ambil handphone di tas yang ternyata lowbat, langsung ku charge handphone-ku dengan segera. Ku nyalakan handphoneku yang masih di charge, betapa kagetnya aku setelah melihat banyaknya panggilan tidak terjawab dan sms yang berasal dari oppa, sooyoung, seohyun, dan yoona. "Wah,, ternyata mereka begitu m






engkhawatirkan aku" ucapku senang. 




Neomu neomu meotjyeo nooni nooni busyeo
Sumeul moht shigesseo tteollineun geol

Gee gee gee gee baby baby baby
Gee gee gee gee baby baby baby

Handphoneku berdering, dan kulihat " deer yoong calling"
" YAAA... Kwon yuri! kemana saja kau kemarin kenapa tidak pulang hah?" baru saja aku mengangkatnya, telingaku sudah mau pecah mendengar suaranya yang cempreng itu. 
" Yoong, bisakah kau kecilkan suaramu? telingaku hampir tuli tahu!" keluhku.
" Habisnya kau menghilang tanpa memberi kabar, memangnya kemana saja sih kau ini?" lanjutnya dengan volume yang sedikit lebih kecil. 
" Panjang ceritanya, besok saja di sekolah aku ceritakan!" saranku, karena sebenarnya aku malas menceritakannya. 
" Bener ya?" tanyanya meminta kepastian. 
" ya" jawabku datar.
" Oh ya, saat kau menghilang oppa-mu menelponi aku, seohyun , dan sooyoung terus. Dia menanyakan tentang keberadaanmu, padahal kami sendiri tidak tahu."  lanjutnya. 
" Terus kalian jawab apa?" tanyaku penasaran. 
" Ya berhubung kami bertiga ini pintar, yah kami jawab saja kalau kau sedang berada di rumah Seohyun dalam keadaan sakit, dan dia percaya" terangnya. 
" Hah? pantas saja aku sakit!! dasar mulut gagak!!" sahutku kesal. 
" Kau sakit? memangnya seorang Kwon yuri bisa sakit juga" ledeknya. 
" Bisalah, aku ini kan juga seorang manusia" tiba-tiba aku mendengar suara mobil, langsung kulihat dari jendela kamarku, ternyata itu mobil oppa. 
" Yoong.. sudah dulu ya!! besok kita lanjutkan lagi.. Byee!!"
" Bye.." jawabnya sambil mengakhiri pembicaan kami.


Dengan segera ku rebahkan tubuhku ke ranjang sambil ku tutup mataku, tak lama kemudian pintu kamarku terbuka. 
" Kau sudah tidur" tanyanya sambil mengelus kepalaku lembut. 
" Oppa.. sudahlah sepertinya dia sudah sangat lelap" kata seorang yeoja. Dengan perlahan aku membuka mataku, dan dapat kulihat wajah yeoja tadi. 
" Yul, kau sudah bangun.." seru oppa sambil tersenyum padaku. 
" Oh.. ya yul, hari aku mengajak Jessica ke sini untuk memeriksamu, kebetulan dia kan mahasiswi kedokteran." lanjut oppa. 
" Annyeong..yul!!" sapa Jessica onnie ramah.
" Ya sudah Sica, kau bisa memeriksanya sekarang!" kata oppa mempersilahkannya memeriksaku. 

" Oppa.. sepertinya dia demam dan maag" kata Sica onnie. 
" Apakah parah?" tanyaku penasaran. 
" Yah.. demamnya sih tidak, tapi maag-nya bisa makin parah kalau kau telat makan" terangnya lagi. 
" Tapi apa besok aku boleh masuk sekolah?" tanyaku lagi. 
" Boleh saja, asal kau tidak kecapekan" jawabnya menenangkanku. 
" Tuh dengar! kalau disuruh makan, cepat makan!" seru oppa menasihatiku. 
" Ya aku tahu" jawabku datar. 
" Yang penting kau harus banyak istirahat dan jangan telat makan" kata Sica onnie menasihatiku. 
" Ya sudah kalau begitu aku pamit pulang dulu ya" lanjutnya berpamitan.  
" Sica.. biar aku antar!" tawar Heechul oppa. 
" Ahh,, tidak usah oppa! lagipula rumahku tak jauh dari sini" tolak Sica onnie. 
" YA..onnie! biarkan saja oppa-ku mengantarmu pulang, inikan sudah malam, Oppa-ku mana tega membiarkanmu pulang sendiri" sahutku sambil tersenyum. 
" Hmmm.. ya sudahlah!" angguknya setuju. 
" Oh ya jangan lupa pesanku tadi, otte? aku pulang dulu ya yul!" lanjutnya sambil meninggalkan kamarku, yang diikuti Heechul oppa. 
" Oppa Hwaiting!" desisku menyemangatinya. 


Kyuhyun POV 

Alarmku telah berbunyi, dengan segera aku langsung mandi. Setelah semuanya beres, aku langsung menuju ruang makan untuk sarapan. 
" Selamat pagi noona!" sapaku. 
" Selamat pagi Kyu!" memang hanya ada kami berdua di rumah. Eomma dan appa sedang ada kegiatan untuk beberapa hari. 
" Noona,, hari ini aku ikut mobilmu, ya?" tanyaku dengan penuh harapan. 
" Ya.." jawabnya sambil menegak segelas air putih. 


" Kyu.. belajar yang benar!" ucapnya menasihatiku sebelum keluar dari mobil. 
" Ya aku tahu! memang kau pikir aku ini anak kecil apa?" sahutku. 
" Bye" ucapnya sambil melambaikan tangannya. 

Aku berjalan memasuki kelasku, seperti biasa yeoja-yeoja di sini terpana oleh wajahku yang tampan ini. Aku terus melangkah penuh percaya diri, tapi mood-ku ini berubah drastis saat mendengar suara tawa yang begitu menyebalkan. 

" Kyu.. tumben datang sepagi ini!" sapa Siwon. 
" Ya.. aku memang selalu datang pagi tahu!" jawabku kesal, sambil duduk di bangkuku. Tiba-tiba suara tadi terdengar lagi.

" Ahahahahha.. jinja? itu sangat lucu.." 
Suara siapa sih tuh? keluhku kesal. 
" Tapi yang lebih lucu.. saat dia tahu kalau kau tidak punya uang untuk membayar pizza yang kau makan!, kalau aku jadi kau, aku sudah tidak tahu harus menaruh wajahku dimana. ahahahah" 
" Kau benar soo.. itu memang yang paling lucu..hahhahahhhaha" 
Saat ku dengar baik-baik ternyata suara itu adalah suara Yoona dan Sooyoung, mendengar pembicaraan mereka aku jadi ingat sesuatu. 


" Tapi apa benar kau bermalam dengannya yul?" lanjut Seohyun yang membuatku mengingat kejadian ku bersama yeoja bodoh itu. Apa dia menceritakan semuanya pada tiga sahabatnya yang gila itu?  gelisahku dalam hati. Aku khawatir berita ini menyebar kemana-mana dan takutnya banyak yang salah paham. 
" Seo.. pelankan sedikit suaramu!" suruh Yuri dengan hati-hati. 
" Ahhh kacau!" sahut Yoona.
" Wae yoong?" tanya Sooyoung. 
" Apa kalian tidak sadar orang yang sedang kita bicarakan, sudah datang dari tadi!" jawab Yoona hati-hati, yang masih bisa ku dengar. 


Yuri POV
" Apa kalian tidak sadar orang yang sedang kita bicarakan, sudah datang dari tadi!" jawab Yoona. 
" Mwo?" jawabku, Seo, dan Soo berbarengan. 


Leeteuk saesongnim masuk ke kelas dan memulai pelajaran dengan mengabsen muridnya terlebih dahulu. 
" Kwon Yuri" panggilnya. 
" Hadir" jawabku sambil mengacungkan tanganku. 


...

Tak terasa waktu istirahatpun tiba, dengan segera aku langsung bergegas menuju ke kantin bersama ketiga sahabatku. 
" Yul,, aku masih tak menyangka dengan kejadian yang kau alami itu!" seru Sooyoung ditengah makanku. 
" Ya.. aku setuju denganmu Soo! dan rasanya benar-benar keajaiban seorang Cho K..." sahut Yoona terpotong, karena ku bekap mulutnya. 
" Ssstttt.. disini banyak orang! bagaimana kalau mereka tahu!" suruhku serius sambil terus melanjutkan makanku. 


Setelah semua mata pelajaran usai, aku langsung membereskan barang-barangku dan bergegas pulang. 
" Yul.. mian sepertinya aku tak bisa pulang bersamamu" seru Yoona. 
" Memangnya kenapa?" tanyaku. 
" Aku ada latihan dance bersama Hyoyeon dan Victoria" terangnya yang diikuti anggukkan kepalaku. 
" Ya sudah kami pulang duluan ya Yoong" pamitku dan Sooyoung. 
" Ada aja sih halangannya untuk kita pulang bersama, tadi Seo di jemput, sekarang Yoona latihan, nanti apalagi.." keluh Sooyoung, sambil membelalakkan matanya melihat pujaan hatinya tepat berada di depannya. 
" Sepertinya, sebentar lagi kau Soo" sindirku menyudahi tatapan antara pasangan raja monyet dan ratu makan ini
" Hei yul!" sapa Eunhyuk salah satu teman sekolahku, yang merupakan HTS-nya sooyoung. 
" Kau mau pulang bersama Sooyoung?" tanyaku dengan blak-blakan yang membuatnya salah tingkah. 
" Eheh.. kok tahu" sambil menggaruk-gatuk kepalanya yang aku yakn tidak gatal. 
" Ya sudah bawa saja nih.." kataku sambil mendorong Sooyoung. 
" Makasih ya yul.." serunya sambil senyum-senyum gak jelas. 
" Ah..yul, mian!" sambil memasang wajah menyesal Sooyoung meminta maaf pada ku.
" Yaiya.. ya udah sana pulang!" seruku dengan nada tinggi, yang membuat mereka pergi dengan wajah yang gitu deh.

Aku berjalan menyusuri pintu gerbang sekolahku, aku berjalan sambil melamuni hal-hal yang tidak penting. 
TIIN-TIIN-TIIN-TIIN.
" Ishhh.. siapa sih? gak nyantai banget!" gerutuku sambil menoleh ke asal suara, betapa kagetnya aku setelah menemukan sosoknya. Dia hanya tertawa kecil melihat ekspresi kesalku, tapi tertawanya seakan-akan aku seperti hal yang sangat lucu. 
" YAAA!! Kenapa kau masih di situ? Cepat minggir"  



TBC


Aduh..akhirnya part 4nya jadi juga!! gak sia-sia meres otak sampe kering gini,,( lebay mode on)
makanya jangan lupa baca, dan comment yawww!!


Thanks 

GSB




Comments

Popular Posts