Best Friends 1 of 2
Main Cast : Kwon Yu-Ri
Nichkhun Buck Horvejkul
Park Sun Young
Minor Cast : Lee Sungmin
Genre : Friendship, romance
Length : Twoshots
Author : Salsa
Yu-Ri POV
Bagaimana perasaan kalian bila melihat orang yang kalian sayangi bahagia?
Bagaimana perasaan kalian bila harus berkorban demi kebahagiaan orang itu?
Bagaimana perasaan kalian bila harus tersenyum padahal kalian menderita? Yahā¦
itulah yang kulakukan untuk kedua sahabatku! Dan inilah ceritakuā¦ā¦ā¦
`````Yu-Riās
bedroom`````
21:06 KST
Kuambil beberapa kertas dimeja belajarku. Kuamati satu persatu
laluā¦ā¦ Ah mungkin ini bukan awal yang tepat untuk memulai ceritaku.. sebaiknya aku memperkenalkan diriku dulu pada
kalian! Namaku Yu-Ri, Kwon Yu-Ri, aku adalah seorang siswi SMA Kelas 3, aku
sangat menyukai dunia perjurnalistikan, aku suka menjelajah di Internet untuk
mencari informasi baru. Oh.. aku lupa! Aku punya 2 orang sahabat, satu yeoja
dan satu namja, dan mereka adalah Sun Young dan Nichkhun. 2 Sahabat terbaik
sepanjang masa. Kami sudah bersahabat belasan tahun, dan itu membuat kami
sangat amat dekat. Kami sekolah disekolah yang sama bahkan dikelas yang sama.
Dan tadi pagi, mereka berdua menemaniku ke beberapa universitas terkemuka di
Seoul, yahā¦ ini untuk keperluan madingku, aku akan mencari beberapa universitas
dengan fasillitas terbaik di Seoul. Eh? Apa? Aku bodoh? Norak? Tak tau
internet! Bukan! Bukan karena itu! Namun aku hanya ingin terjun langsung saja,
aku tak ingin hanya duduk dirumah dan membrowsing di internet dan Tadaā¦.. semua
selesai! Aku bukan tipe yeoja seperti itu! Aku lebih suka mencari sebuah
informasi dengan caraku sendiri! Agar aku benar-benar yakin dengan itu!
āAh.. akhirnya selesai juga!ā Ucapku tersenyum puas , Kupandangi 3
lembar kertas berisi observasiku mengenai universitas dengan fasilitas terbaik.
Tiba-tiba saja 2 cahaya yang berasal dari 2 arah yang berbeda memantul ditembok
kamarku, membuat senyumanku makin melebar, dengan cepat aku mengambil senter
dan 2 buah kertas, yang satu berisi sandi yang kami buat dan yang satunya lagi
kosong. Dan setelah itu aku segera membuka pintu balkon kamarku, dan kudapati 2
sahabatku dibalkon rumahnya masing-masing, Nichkhun didepanku dan Sun Young
disamping kananku, kami bertiga membawa sebuah senter dan sebuah kertas kosong,
Sun Young mengarahkan senternya kearahku dan aku segera bersiap dengan kertas
dan pulpenku.
āM...A...D...I...N...Gā Gumamku sambil menuliskan huruf dari sandi
senter buatan kami. Setelah itu aku segera membalasnya kuarahkan senter itu
kearah Sun Young sambil memegang kertas berisi sandi, aku memang belum terlalu
hafal sandi itu, padahal sudah hampir 9 bulan kami menggunakannya, Omoonaā¦..
daya ingatku ini! Ishā¦ Jinjja! Dulu, sebelum kami menggunakan sandi ini, kami
berkomunikasi dengan sms atau saling berteriak satu sama lain, tapi keduanya
memiliki kekurangan masing-masing, dengan sms, bagaimana jika salah satu
diantara kami tak punya pulsa? ah.. sungguh menyebalkan! Dengan
berteriak-teriak? Belasan pot bunga tak berbentuk dan juga beberapa sepatu tanpa
pasangan sudah berhasil kami kumpulkan, akibat lemparan kemarahan para tetangga
yang kesal dengan suara ribut kami bertiga. Bayangkan saja pukul 9 malam, 3
orang remaja saling berteriak-teriak dari balkon rumahnya masing-masing. Dan
akhirnya dengan susah payah kami membuat sandi senter ini, dan hasilnyaā¦ā¦ā¦..
sedikit merepotkan memang tapi kuakui ini sangat menyenangkan.
'S...L...S...A...I' Maksudku adalah, madingnya sudah selesai.
Baiklahā¦ā¦. Kurang lebih 3 jam kami bercanda ria menggunakan
senter, kegiatan wajib bagi kami setiap malamnya. Sampai akhirnya Nichkhun
memutar senternya kearahku lalu Sun Young, oh.. aku lupa beritau! Memutar
senter itu artinya selamat malam! Sampai jumpa esok! Yahā¦ pokoknya itu adalah
akhir dari komunikasi kami untuk malam ini.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
In The Morning
7:10 KST
āNe eomma! Aku berangkat!ā Ucapku sambil mencium pipi eommaku
kilat, kulangkahkan kakiku keluar rumah dan tepat saat itu juga aku melihat seorang
namja melakukan hal yang sama denganku, ia sedang menutup pintu pagar rumahnya
yang berada tepat didepan rumahku. Kami saling tersenyum satu sama lain lalu
berjalan mendekat, sampai kami berhadapan tepat ditengah jalan.
āJadi Sun Young terlambat lagi?ā Tanyanya tak jelas sambil memegang
tengkuknya
āYahā¦ kurasa begitu!ā
Ucapku sambil tersenyum aneh. Ya.. memang ada yang ganjil disini.
Setiap kami hanya berdua, kami akan merasa canggung satu sama lain, sama persis
seperti orang yang baru kenal, padahal aku sudah mengenalnya belasan tahun,
yahā¦ mungkin itu karenaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Aku Menyukainya! Terserah apa yang kalian
pikirkan, namun aku sungguh-sungguh, entah sejak kapan aku merasakannya, namun
setiap hari perasaan itu semakin dalam padanya. Entah aku masih bisa disebut
sahabatnya atau tidak! Tak ada seorangpun yang tau tentang perasaanku, hanya
sebuah diary kecil saja yang tau apa isi hatiku sebenarnya. Mungkin ini tak
baik untukku namun aku bukanlah tipe yeoja yang terbuka, bahkan pada sahabat
ataupun orang tuaku sendiri. Kalau Nichkhun? Aku tak tau kenapa ia juga
ikut-ikut canggung seperti itu, tapi sepertinya itu hanya karena sikapku saja,
bila aku canggung maka iapun begitu. Entahlahā¦. Itu hanya teoriku saja! Dan
suasana akan kembali nyaman apabila Sun Young sudah berada ditengah-tengah kami.
āKYAAAAAAAAAā¦ā¦ā¦ā¦.. 10 MENIT LAGI BELā Jerit seorang yeoja yang
sudah sangat amat kuhapal, suaranya memekik kencang, ia baru saja keluar dari
rumahnya sambil menenteng sepatunya, ia memakainya terburu-buru lalu berlari
kearah kami dan menarik tangan kami mengikuti derap langkahnya. Yahā¦ memang
benar! 10 menit lagi bel sekolah kami berbunyi.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
`````At
Classā¦ā¦. Gwang-Mun High School`````
O7:29 KST
āYAK! Apa harus seperti ini tiap paginya?ā keluh Nichkhun dengan
nafas tersengal saat baru saja sampai dikelas. Ya.. seperti biasa keberuntungan
selalu menyertai kami, untuk kesekian kalinya kami tak terlambat.
āISHā¦ jangan menyalahkanku seperti itu!ā Seru Sun Young kesal
sambil meletakkan tasnya dimeja yang terletak tepat dibelakang meja Nichkhun
dan aku mengambil posisi tepat disamping Sun Young.
āBesok pagi jangan sampai seperti ini lagi! Aku benar-benar
lelah!ā sambungku sambil membuka sebuah gulungan berisi 3 lembar kertas untuk
madingku.
āNe.. Mianhae! Hmmā¦. Yuri-ya! Itu apa? Lembar untuk mading?ā Tanya
Sun Young sambil membuka gulungan kertas itu
āNe.. Gomawo sudah mau membantuku untuk menyelesaikannya!ā Ucapku
kepada mereka berdua, Nichkhun membalik badannya kearah kami sambil tersenyum.
āsini! Biar aku yang menempelkannya di papan mading!ā Ucap
Nichkhun sambil mengambil 3 lembar kertas itu
āAh.. gomawo! Memang aku juga sangat lelah sekarang! Jadi tolong
ya..!ā Balasku sambil menyandarkan tubuhku kekursi. Nichkhun mengangguk singkat
lalu berlalu sambil mengamati tulisan-tulisan dikertas itu.
Tak lama kemudian, Sungmin yang duduk bersebelahan dengan
Nichkhun, ah.. mungkin lebih tepatnya duduk tepat didepanku, membalikkan
badannya kearahku juga Sun Young, dan dengan cepat Sun Young langsung
mengalihkan pandangannya,ia terlihat sangat risih dengan Sungmin. Ya.. itu
karena, Sungmin adalah pengagumnya, ah.. apa ya kata yang tepat untuk
menjelaskannya? Hmmmā¦. Begini saja! Akan kuceritakan! Jadi sejak kami masih
kelas 1 SMA, Sungmin sudah jatuh hati pada Sun Young, walau sudah ditolak
berkali-kali namun Sungmin tak pernah putus asa, ia mengejar cinta Sun Young
sampai sekarang. Dan menurutku itu sangat hebat, usahanya untuk mendapatkan
hati Sun Young itu sangatlah besar, namun sayangnya cintanya pada Sun Young
bertepuk sebelah tangan.
āAigoooā¦.. gadis manis! Kau kenapa cantik?ā Goda Sungmin pada Sun
Young yang sukses membuatku terkekeh.
āYAKKKKKKā¦ā¦.. KAU! BERHENTI MEMANGGILKU SEPERTI ITU!ā Pekik Sun
Young kesal sambil mengarahkan telunjuknya tepat kewajah Sungmin dengan
ekspresi murka. Omoonaā¦.. anak ini!
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
`````Gwang-Munās
Cafetaria`````
09:56 KST
Aku dan Sun Young sedang asik mengobrol dikantin sekolah,
sementara Nichkhun sedang sibuk dengan club basketnya, selalu seperti ini tiap
kali jam istirahat pertama datang, dan mungkin kami akan kembali bertiga saat
jam istirahat kedua. Kami berdua mulai tenggelam dalam obrolan ringan yang kami
lakukan. Obrolan hangat dipagi hari yang
benar-benar menyenangkan, namun semuanya berubah saat Sun Young mengeluarkan
pernyataan yang sangat mengejutkan. Dia mengatakan bahwaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.. Dia Menyukai
Nickhkun.
āBagaimana pendapatmu? Apa menurutmu dia juga menyukaiku?ā
Tanyanya antusias sambil mengguncangkan tubuhku yang mendadak lemas.
āAh.. kurasa begitu!ā Jawabku sekenanya
āHmmā¦ Yuri-ya! Maukah kau membantuku? Membantuku untukā¦ā¦.. yah..
.. kau tau!ā Ucapnya sedikit kikuk, namun aku mengerti dengan jelas maksudnya,
ia ingin aku membantunya untuk menjadikan Nichkhun sebagai namjachingunya.
āAku pasti membantumu Sun Youngie!ā Ucapku sambil tersenyum seraya
mencubit kedua pipi yeoja didepanku itu. Jujur aku tercekat, rasanya sesak
sekali mendengar kenyataan itu! Bahwa aku dan Sun Young menyukai namja yang
sama, dan namja itu adalah sahabat kami sendiri. Aku tersenyum namun hatiku
terluka, seperti ada sebuah besi tajam yang menghujamku. Satu-satunya alasanku
untuk membantunya adalah karena mereka adalah sahabatku, tak ada yang lebih
menyenangkan didunia ini selain melihat mereka bahagia. Tak perduli bagaimana
perasaanku! Kucoba membuang rasa egoisku jauh-jauh dan itu demi sahabatku! Aku
tipe yeoja yang sulit bergaul dan sulit pula untuk akrab dengan seseorang. Tapi
jika aku sudah menemukan seseorang yang membuatku nyaman, akan kupastikan aku
akan sangat menyayanginya, menyayanginya seperti keluargaku sendiri,
Baiklah! Hampir 1 minggu penuh aku menjalankan misiku, aku sedikit
lebih dekat pada Nichkhun daripada biasanya, dan itu semata-mata kulakukan
untuk Sun Young. Dan itu memang tak terlalu sulit untukku karena memang
situasinya sangat memungkinkan, aku dan Nichkhun seringkali mengikuti lomba
matematika bersama, dan dalam setiap kesempatan aku selalu memuji-muji
kelebihan Sun Young didepannya. Dengan harapan, rencanaku berhasil dan aku tak
mengecewakan Sun Young, entahlahā¦. Tapi membuat Sun Young bahagia sudah seperti
sebuah keharusan untukku. Mungkin Karena aku terlalu menyayanginya, terlebih
Sun Young itu mudah rapuh, hatinya mudah terluka dan aku tak mau melihat
sahabatku sedih terlebih menangis dan aku akan melakukan apapun deminya.
Apapun.
āJadi bagaimana?ā tanyaku dengan mata berbinar-binar. Aku sudah
mengatakan apa yang ia ingin dengar. Tadi ia memintaku menyebutkan alasan baginya
untuk menjadikan Sun Young sebagai yeojachingunya dan tentu saja aku menurut,
aku mengatakan apapun yang menurutku benar.
āAku tak yakin!ā Ucapnya tak acuh
āAish! Ah.. mulutku sudah berbusa seperti ini tapi kau malah
bilang tak yakin!ā kesalku
āHAHA.. Berlebihan!ā Ucapnya sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya.
āTerserah! Tapi aku tak mau tau besok kau harus meminta Sun Young
menjadi yeojachingumu!ā Ucapku sambil bersedekap dan menatapnya tajam
āheiā¦ kau bilang ia menyukaiku, kenapa jadi aku yang harus
menembaknya?ā Protesnya
āYAK! PABO! Kau ingin menjatuhkan harga dirinya? Aishā¦ jadi namja
pengecut sekali!ā Omelku
āAra.. araā¦ kau tunggu saja!ā Ucapnya lalu berlalu dari hadapanku.
Dan saat itu, saat dimana tak ada satupun orang yang melihatku, aku mulai
menunjukkan betapa rapuhnya aku, kutatap rerumputan disekitarku yang seolah
tertawa melihat tingkah bodohku! Meminta namja yang kusukai untuk menembak
yeoja lain? Apa ada yang lebih bodoh dari itu?
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
`````Yu-Riās
Bedroom`````
At Nightā¦ā¦..
21:37 KST
Kurebahkan tubuhku keatas kasur setelah berjam-jam aku menguras
otakku, yahā¦ aku habis melanjutkan penulisan novelku. Hmmā¦. Tak terasa sudah
hampir 1 minggu aku menekuni hobi baruku dan kini 41 lembar halaman Microsoft
Word sudah penuh dengan hasil pemikiranku. Tak lama kemudian sebuah cahaya
senter memantul ditembok kamarku, kali ini hanya dari satu arah, yaitu arah
depan rumahku. Kalian sudah tau siapa kan? Yupā¦. Nichkhun. Dengan cepat aku
bangkit dari tempat tidurku dan berlari kearah meja belajar, tempatku menyimpan
senter beserta kertas sandi+kertas kosong. Kubuka pintu balkonku, dan aku
mendapati namja itu sedang berdiri sambil memainkan senternya. Tak serepot aku pastinya, ia tak membutuhkan kertas sama
sekali. Ia sudah hafal sandi-sandi membingungkan itu diluar kepala.
Ia tersenyum manis kala melihatku keluar dan aku membalas
senyumnya, kutolehkan kepalaku kearah kanan, tepatnya kearah rumah Sun Young
namun aku tak mendapatinya. Kulihat lampu kamarnya sudah tak menyala lagi
pertanda ia sudah terlelap dalam mimpinya.
Aku kembali menjadikan namja itu sebagai fokusku, kuarahkan
senterku padanya
āK..E..M..A..N..A..
S..U..N.. Y..O..U..Nā¦G..???ā
Tanyaku menggunakan sandi senter
āM..O..L..Lā¦.Aā
āO..T..T..O..K..H..A..E?ā tanyaku lagi. Kali ini aku bertanya
padanya apakah ia sudah menembak Sun Young, dan jawabannya adalah sebuah
anggukan kecil yang bisa kulihat jelas dari sini
āS...U...Dā¦Aā¦H?ā Tanyaku ingin meyakinkan penglihatanku, aku benar
kan? Tadi ia mengangguk kan? Ia kembali menganggukan kepalanya lalu mengarahkan
senternya kearahku
āN...E...ā Jawabnya. Entah mengapa sekujur tubuhku lemas,
sampai-sampai aku tak dapat mengangkat senterku sedikitpun, yang kulakukan
sekarang hanya tersenyum kearahnya, aku tersenyum namun mataku memanas hingga
tetes demi tetes cairan bening keluar dari sana, keluar begitu saja tanpa
sebuah isakan sedikitpun. Yahā¦ aku menangis dalam senyumku, untungnya ia takkan
melihat air mataku ini, karena lampu balkon kami berdua sama-sama kami matikan,
dengan tujuan cahaya senter kami bisa lebih jelas terlihat. Mungkin ia melihat
aku sedang tersenyum, namun aku yakin matanya tak setajam elang hingga bisa
melihat air mataku.
Ia mengarahkan senternya tepat kewajahku, mungkin karena aku tak
meresponnya sama sekali dari tadi, sudah kubilang tanganku lemas kan? Dan tepat
saat cahaya senter itu mengenai wajahku, dengan segera kubalikkan badanku, aku
tak mau! Aku tak mau jika ia melihatku menangis, seumur-umur baru sekali ia
melihatku menangis dan kuharap itu tak terulang lagi! Ia melihatku menangis
saat umurku masih 8 tahun dan itu juga karena aku terjatuh. Aku tak mau
terlihat lemah dihadapan siapapun.
Masih membelakanginya, kuputar senterku kearahnya, menandakan aku
mengakhiri percakapan nonverbal kami. Lalu aku berlalu memasuki kamarku, tanpa
melihat bagaimana ekspresinya sekarang. Omoonaā¦. Apa yang aku lakukan? Mengapa
aku harus menangis? Bukannya aku yang meminta namja itu melakukannya? Kwon
Yu-Ri, sadarlah! Harusnya kau senang sekarang!
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
5 Months
laterā¦ā¦ā¦.
Perlukah aku ceritakan bagaimana kehidupan persahabatan kami
selama 5 bulan belakangan ini? Tak ada yang berubah! Yaā¦ Mungkin hanya Sun
Young saja yang sedikit lebih manja pada Nichkhun dari biasanya, namun kurasa
itu wajar melihat status mereka sekarang. Kalau Nichkhun, tak ada sedikitpun
yang berubah darinya, ia tetap memberikan perhatian yang sama padaku juga Sun
Young. Hmmā¦. Apa lagi ya? Ah.. Sungmin! Ne.. Sungmin itu namja yang baik,
setelah ia tau Sun Young, yeoja pujaannya menjadi namjachingu teman
sebangkunya, ia jadi tak seagresif dulu! Ia menghargai hubungan mereka berdua!
Yahā¦ Itu baik! Lalu siapa lagi? Aku? Ah.. kurasa kalian tau! Tentu saja, aku
berusaha untuk kuat, mengubur dalam-dalam rasa cintaku pada Nichkhun! Dan
mengedepankan rasa solidaritasku terhadap kedua sahabatku itu dan sejauh yang
kulihat mereka bahagia. Dan aku tak mau tiba-tiba menjadi perusak kebahagiaan
mereka. Aku tak pernah menjauh, walau sebenarnya dengan menjauh aku bisa
mengurangi sedikit rasa sakitku tapi mungkin inilah aku, entah kenapa aku itu
senang sekali membuat diriku sendiri menderita.
`````At
Class`````
Persetan dengan apa yang Ji Hee sonsengnim jelaskan didepan
kelasku, mataku lurus memandang kearah Nichkhun, posisiku yang menyerong
dengannya benar-benar memudahkanku untuk menatapnya tanpa diketahui siapapun,
yahā¦ aku sengaja memilih posisi ini, aku tak mau berada tepat dibelakang namja
itu seperti posisi duduk Sun Young, karena dari sana aku hanya bisa melihat
punggungnya, dan itu sangat menjengkelkan untukku.
Ji Hee sonsengnim masih saja sibuk menuliskan rumus-rumus aneh
fisika dipapan tulis, dan sesekali ia berbicara menjelaskan apa yang
ditulisnya. Namun aku tak terlalu memperdulikannya karena kurasa namja didepan
Sun Young itu jauh lebih menyenangkan untuk diperhatikan daripada rumus-rumus
aneh yang tertera dipapan. Tenang saja! Nilaiku takkan hancur tiba-tiba hanya
karena aku tak memperhatikan pelajaran, aku sudah sering melakukan ini dan aku
masih mampu mengejar ketinggalanku hanya dengan berlatih soal secara mandiri
dirumah.
Teng! Teng! Teng!
Bel sekolah berbunyi dengan nyaringnya, menandakan sudah waktunya
kami istirahat pertama, dan seperti biasa aku dan Sun Young berbincang-bincang
dikantin sedangkan Nichkhun bersama club basketnya
`````Gwang-Munās
Cafetaria`````
Setelah hampir beberapa menit kami bercanda ria, tiba-tiba ia
kembali meminta bantuanku, sebuah permintaan yang cukup membuatku sesak namun
pasti kulakukan.
āNe Yuri-ya! 5 bulan aku berpacaran dengannya namun ya.. sekalipun
ia tak pernah mengajakku kencan!ā Keluhnya sambil mengaduk-aduk milkshake
didepannya dengan frustasi
āSekalinya jalan-jalan juga pasti ia tak mau melewatkanmu! Tapi
kan kalau bertiga bukan kencan namanya!ā Lanjutnya dengan ekspresi kesal yang
persis seperti anak berusia 4 tahun, Omoonaā¦ā¦ Membuatku terkekeh mendengar
semua pernyataan dari bibir mungilnya
āAh.. mianhaeyo Sun Young sayang! Aku pasti sangat mengganggu
ya..ā Ucapku sambil merangkulnya
āHuftā¦. Namja itu! Ish Jinjja! Apa kau bisa berbicara padanya?
Suruhlah ia untuk mengajakku kencan sekali-kali!ā Ucapnya dengan ekspresi yang
sama, namun kali ini, ekspresi lucunya itu tak mampu membuatku terkekeh bahkan
tersenyum sedikitpun.
āOttokhaeyo? Kau mau membantuku tidak?ā Tanyanya, membuatku
menghilangkan semua bayangan-bayangan yang berkecamuk dipikiranku. Seperti
sebuah jeritan yang meneriakkan bahwa aku tak kuat lagi dan juga seperti sebuah
bisikan yang menyuruhku untuk berhenti menyiksa hatiku sendiri. Namun mungkin
aku adalah seorang yeoja munafik, aku tak mampu berkata jujur bahkan pada
sahabatku sendiri, kuucapkan apapun yang menurutku akan membuatnya senang tanpa
sedikitpun kupikirkan perasaanku. Aku tersenyum kearahnya laluā¦..
āKeurae! Aku akan bicara padanya! Dan kupastikan padamu malam ini
ia akan mengajakmu kencan!ā Tegasku sambil tersenyum manis padanya.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
āMWO? Kencan? Pasti Sun Young kan yang menyuruhmu mengatakan ini
padaku!ā Tebak Nichkhun tepat sasaran
āAnio! Sun Young tak pernah menyuruhku seperti itu! Aku hanya
khawatir saja dengan hubungan kalian itu! Masa ia 5 bulan pacaran belum pernah
kencan!ā
āTapi itu bukan gayaku! Kwon Yu-Ri manis!ā Tekannya
āYAK! Ini demi yeojachingumu! Sesekali membuatnya senang tak apa
kan?ā Sungutku
āIsh! Harusnya ia juga bisa membuatku senang! Bukankah begitu?ā
āOmoonaā¦.. sudahlah! Turuti saja apa mauku!ā Bentakku
āBaiklah! Aku mengalah! Aku akan mengajaknya kencan malam ini!ā
Ucapnya pasrah dan spontan membuat senyuman dibibirku tersungging
āTapi kau ikut!ā Lanjutnya yang kali ini malah tersenyum lebar
menggantikan ekspresi pasrahnya.
āMWO? AKU? IKUT? Kalau aku ikut namanya bukan kencan lagi
Nichkhunku yang PABO!ā Kesalku
āARA.. ARAā¦ ! Aku ikuti perintahmu tuan putri!ā Ucapnya sambil
merunduk ala pengawal kerajaan yang sedang berbicara dengan seorang putri raja,
membuatku terkekeh melihat tingkah berlebihannya. Hmmā¦.. masalah kecanggungan
bila kami hanya berdua? Kurasa teoriku benar! Jika aku terlihat canggung, ia
akan ikut canggung dan bila aku merasa nyaman, iapun begitu, kalau begini kami
lebih terlihat sebagai seorang sahabat kan?
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
At Nightā¦ā¦
āAigooā¦. Tidurlah Kwon Yu-Ri!ā Sugestiku pada diriku sendiri,
Omoonaā¦. Bahkan sudah hampir setengah jam aku berbaring dikasurku namun rasa
kantuk itu tak kunjung datang. Akhirnya aku menyerah, kusandarkan kepalaku ke
sandaran tempat tidur sambil mengacak rambutku frustasi, dari tadi
pikiran-pikiran tak penting mengganggu sistem otakku. Kalian tau apa yang
kupikirkan sekarang? Yahā¦ tepat sekali! Kencan antara Nichkhun dan Sun Young!
Apa yang sedang mereka lakukan? Apa mereka bersenang-senang? Dimana mereka
sekarang? Aishā¦ā¦ā¦. Jika terus menerus begini aku bisa gila!
Aku bangkit dari tempat tidurku dan mengarah ke meja belajar,
tadinya niatku kesana adalah mengambil laptopku lalu melanjutkan novelku, namun
bukan laptop yang kuambil melainkan sebuah benda disampingnya. Sebuah senter. Kuambil
senter merah kecil itu lalu aku berlalu kebalkon. Kunyalakan senter itu, namun
tak sedikitpun ada niatan untuk mengarahkannya kerumah siapapun baik itu
Nichkhun ataupun Sun Young, kumainkan senter itu gelisah hingga aku tak kuat
lagi, aku mengarahkannya ke arah depanku, tepatnya rumah Nichkhun.
āS..A..R..A..N..Gā¦Hā¦.Aā¦.Eā¦ā Tanganku bergetar setelah itu, itulah
pernyataan cinta pertamaku, bukan dengan lisan melainkan sebuah sandi. Sandi
yang bahkan hanya 3 orang saja yang tau didunia ini! Kutundukan kepalaku meratapi
hidup yang bahkan aku yang mempersulitnya sendiri. Kutarik nafas panjang-panjang,
mencoba menguatkanku sendiri.
Namun sebuah pemandangan tak menyenangkan meruntuhkan
pertahananku, kumatikan senterku cepat kala melihat Nickhun dan Sun Young
sedang berjalan beriringan pulang. Entah mereka melihat cahaya senterku atau
tidak! Namun Kuharap tidak! Dengan segera aku kembali kedalam kamarku, kukunci
balkonku lalu kumatikan lampu kamarku. Mencoba untuk kembali tidur!
TBC
Gimana? Yah... seperti biasa mksh buat yg udah baca
konflik di ff ini rada pasaran ya? iya sih sejujurnya ga terlalu berharap besar dari sini!
Anggep aja ini cuma sebagai pengisi kekosongan
tau kan kalo Author disini rata-rata pada moody?
ini buktinya! udah seminggu lebih tapi blm ada yang publish
Okey... Sekarang aku mau nanya..
kalo ada yang udah terlanjur baca, kalian maunya gimana?
Nichkhun ama Yuri? Atau Nickhun ama Sun Young?
Atau Nickhun ama Sungmin? *PLAKK/////*
ya ampun kasian banget yuri demi persahabatan milih ngalah
ReplyDeletenickhun keliatannya suka sama yuri
ditunggu kelanjutannya ^^
Yurinya payah nih!
Deleteudah ada ko lanjutannya..