Best Friends 1 of 2




Main Cast   :  Kwon Yu-Ri
                      Nichkhun Buck Horvejkul
                      Park Sun Young
Minor Cast :  Lee Sungmin
Genre         :  Friendship, romance
Length       :  Twoshots
Author       :  Salsa



Yu-Ri POV



Bagaimana perasaan kalian bila melihat orang yang kalian sayangi bahagia? Bagaimana perasaan kalian bila harus berkorban demi kebahagiaan orang itu? Bagaimana perasaan kalian bila harus tersenyum padahal kalian menderita? Yah… itulah yang kulakukan untuk kedua sahabatku! Dan inilah ceritaku………




`````Yu-Ri’s bedroom`````


21:06 KST



Kuambil beberapa kertas dimeja belajarku. Kuamati satu persatu lalu…… Ah mungkin ini bukan awal yang tepat untuk memulai ceritaku..  sebaiknya aku memperkenalkan diriku dulu pada kalian! Namaku Yu-Ri, Kwon Yu-Ri, aku adalah seorang siswi SMA Kelas 3, aku sangat menyukai dunia perjurnalistikan, aku suka menjelajah di Internet untuk mencari informasi baru. Oh.. aku lupa! Aku punya 2 orang sahabat, satu yeoja dan satu namja, dan mereka adalah Sun Young dan Nichkhun. 2 Sahabat terbaik sepanjang masa. Kami sudah bersahabat belasan tahun, dan itu membuat kami sangat amat dekat. Kami sekolah disekolah yang sama bahkan dikelas yang sama. Dan tadi pagi, mereka berdua menemaniku ke beberapa universitas terkemuka di Seoul, yah… ini untuk keperluan madingku, aku akan mencari beberapa universitas dengan fasillitas terbaik di Seoul. Eh? Apa? Aku bodoh? Norak? Tak tau internet! Bukan! Bukan karena itu! Namun aku hanya ingin terjun langsung saja, aku tak ingin hanya duduk dirumah dan membrowsing di internet dan Tada….. semua selesai! Aku bukan tipe yeoja seperti itu! Aku lebih suka mencari sebuah informasi dengan caraku sendiri! Agar aku benar-benar yakin dengan itu!



“Ah.. akhirnya selesai juga!” Ucapku tersenyum puas , Kupandangi 3 lembar kertas berisi observasiku mengenai universitas dengan fasilitas terbaik. Tiba-tiba saja 2 cahaya yang berasal dari 2 arah yang berbeda memantul ditembok kamarku, membuat senyumanku makin melebar, dengan cepat aku mengambil senter dan 2 buah kertas, yang satu berisi sandi yang kami buat dan yang satunya lagi kosong. Dan setelah itu aku segera membuka pintu balkon kamarku, dan kudapati 2 sahabatku dibalkon rumahnya masing-masing, Nichkhun didepanku dan Sun Young disamping kananku, kami bertiga membawa sebuah senter dan sebuah kertas kosong, Sun Young mengarahkan senternya kearahku dan aku segera bersiap dengan kertas dan pulpenku.


“M...A...D...I...N...G” Gumamku sambil menuliskan huruf dari sandi senter buatan kami. Setelah itu aku segera membalasnya kuarahkan senter itu kearah Sun Young sambil memegang kertas berisi sandi, aku memang belum terlalu hafal sandi itu, padahal sudah hampir 9 bulan kami menggunakannya, Omoona….. daya ingatku ini! Ish… Jinjja! Dulu, sebelum kami menggunakan sandi ini, kami berkomunikasi dengan sms atau saling berteriak satu sama lain, tapi keduanya memiliki kekurangan masing-masing, dengan sms, bagaimana jika salah satu diantara kami tak punya pulsa? ah.. sungguh menyebalkan! Dengan berteriak-teriak? Belasan pot bunga tak berbentuk dan juga beberapa sepatu tanpa pasangan sudah berhasil kami kumpulkan, akibat lemparan kemarahan para tetangga yang kesal dengan suara ribut kami bertiga. Bayangkan saja pukul 9 malam, 3 orang remaja saling berteriak-teriak dari balkon rumahnya masing-masing. Dan akhirnya dengan susah payah kami membuat sandi senter ini, dan hasilnya……….. sedikit merepotkan memang tapi kuakui ini sangat menyenangkan.



'S...L...S...A...I' Maksudku adalah, madingnya sudah selesai.


Baiklah……. Kurang lebih 3 jam kami bercanda ria menggunakan senter, kegiatan wajib bagi kami setiap malamnya. Sampai akhirnya Nichkhun memutar senternya kearahku lalu Sun Young, oh.. aku lupa beritau! Memutar senter itu artinya selamat malam! Sampai jumpa esok! Yah… pokoknya itu adalah akhir dari komunikasi kami untuk malam ini.




………………………………



In The Morning
7:10 KST



“Ne eomma! Aku berangkat!” Ucapku sambil mencium pipi eommaku kilat, kulangkahkan kakiku keluar rumah dan tepat saat itu juga aku melihat seorang namja melakukan hal yang sama denganku, ia sedang menutup pintu pagar rumahnya yang berada tepat didepan rumahku. Kami saling tersenyum satu sama lain lalu berjalan mendekat, sampai kami berhadapan tepat ditengah jalan.


“Jadi Sun Young terlambat lagi?” Tanyanya tak jelas sambil memegang tengkuknya
“Yah… kurasa begitu!”
Ucapku sambil tersenyum aneh. Ya.. memang ada yang ganjil disini. Setiap kami hanya berdua, kami akan merasa canggung satu sama lain, sama persis seperti orang yang baru kenal, padahal aku sudah mengenalnya belasan tahun, yah… mungkin itu karena………………………. Aku Menyukainya! Terserah apa yang kalian pikirkan, namun aku sungguh-sungguh, entah sejak kapan aku merasakannya, namun setiap hari perasaan itu semakin dalam padanya. Entah aku masih bisa disebut sahabatnya atau tidak! Tak ada seorangpun yang tau tentang perasaanku, hanya sebuah diary kecil saja yang tau apa isi hatiku sebenarnya. Mungkin ini tak baik untukku namun aku bukanlah tipe yeoja yang terbuka, bahkan pada sahabat ataupun orang tuaku sendiri. Kalau Nichkhun? Aku tak tau kenapa ia juga ikut-ikut canggung seperti itu, tapi sepertinya itu hanya karena sikapku saja, bila aku canggung maka iapun begitu. Entahlah…. Itu hanya teoriku saja! Dan suasana akan kembali nyaman apabila Sun Young sudah berada ditengah-tengah kami.



“KYAAAAAAAAA………….. 10 MENIT LAGI BEL” Jerit seorang yeoja yang sudah sangat amat kuhapal, suaranya memekik kencang, ia baru saja keluar dari rumahnya sambil menenteng sepatunya, ia memakainya terburu-buru lalu berlari kearah kami dan menarik tangan kami mengikuti derap langkahnya. Yah… memang benar! 10 menit lagi bel sekolah kami berbunyi.



…………………………….



`````At Class……. Gwang-Mun High School`````



O7:29 KST



“YAK! Apa harus seperti ini tiap paginya?” keluh Nichkhun dengan nafas tersengal saat baru saja sampai dikelas. Ya.. seperti biasa keberuntungan selalu menyertai kami, untuk kesekian kalinya kami tak terlambat.
“ISH… jangan menyalahkanku seperti itu!” Seru Sun Young kesal sambil meletakkan tasnya dimeja yang terletak tepat dibelakang meja Nichkhun dan aku mengambil posisi tepat disamping Sun Young.
“Besok pagi jangan sampai seperti ini lagi! Aku benar-benar lelah!” sambungku sambil membuka sebuah gulungan berisi 3 lembar kertas untuk madingku.
“Ne.. Mianhae! Hmm…. Yuri-ya! Itu apa? Lembar untuk mading?” Tanya Sun Young sambil membuka gulungan kertas itu
“Ne.. Gomawo sudah mau membantuku untuk menyelesaikannya!” Ucapku kepada mereka berdua, Nichkhun membalik badannya kearah kami sambil tersenyum.
“sini! Biar aku yang menempelkannya di papan mading!” Ucap Nichkhun sambil mengambil 3 lembar kertas itu
“Ah.. gomawo! Memang aku juga sangat lelah sekarang! Jadi tolong ya..!” Balasku sambil menyandarkan tubuhku kekursi. Nichkhun mengangguk singkat lalu berlalu sambil mengamati tulisan-tulisan dikertas itu.



Tak lama kemudian, Sungmin yang duduk bersebelahan dengan Nichkhun, ah.. mungkin lebih tepatnya duduk tepat didepanku, membalikkan badannya kearahku juga Sun Young, dan dengan cepat Sun Young langsung mengalihkan pandangannya,ia terlihat sangat risih dengan Sungmin. Ya.. itu karena, Sungmin adalah pengagumnya, ah.. apa ya kata yang tepat untuk menjelaskannya? Hmmm…. Begini saja! Akan kuceritakan! Jadi sejak kami masih kelas 1 SMA, Sungmin sudah jatuh hati pada Sun Young, walau sudah ditolak berkali-kali namun Sungmin tak pernah putus asa, ia mengejar cinta Sun Young sampai sekarang. Dan menurutku itu sangat hebat, usahanya untuk mendapatkan hati Sun Young itu sangatlah besar, namun sayangnya cintanya pada Sun Young bertepuk sebelah tangan.



“Aigooo….. gadis manis! Kau kenapa cantik?” Goda Sungmin pada Sun Young yang sukses membuatku terkekeh.
“YAKKKKKK…….. KAU! BERHENTI MEMANGGILKU SEPERTI ITU!” Pekik Sun Young kesal sambil mengarahkan telunjuknya tepat kewajah Sungmin dengan ekspresi murka. Omoona….. anak ini!



……………………..



`````Gwang-Mun’s Cafetaria`````



09:56 KST



Aku dan Sun Young sedang asik mengobrol dikantin sekolah, sementara Nichkhun sedang sibuk dengan club basketnya, selalu seperti ini tiap kali jam istirahat pertama datang, dan mungkin kami akan kembali bertiga saat jam istirahat kedua. Kami berdua mulai tenggelam dalam obrolan ringan yang kami lakukan.  Obrolan hangat dipagi hari yang benar-benar menyenangkan, namun semuanya berubah saat Sun Young mengeluarkan pernyataan yang sangat mengejutkan. Dia mengatakan bahwa……………….. Dia Menyukai Nickhkun.



“Bagaimana pendapatmu? Apa menurutmu dia juga menyukaiku?” Tanyanya antusias sambil mengguncangkan tubuhku yang mendadak lemas.
“Ah.. kurasa begitu!” Jawabku sekenanya
“Hmm… Yuri-ya! Maukah kau membantuku? Membantuku untuk…….. yah.. .. kau tau!” Ucapnya sedikit kikuk, namun aku mengerti dengan jelas maksudnya, ia ingin aku membantunya untuk menjadikan Nichkhun sebagai namjachingunya.
“Aku pasti membantumu Sun Youngie!” Ucapku sambil tersenyum seraya mencubit kedua pipi yeoja didepanku itu. Jujur aku tercekat, rasanya sesak sekali mendengar kenyataan itu! Bahwa aku dan Sun Young menyukai namja yang sama, dan namja itu adalah sahabat kami sendiri. Aku tersenyum namun hatiku terluka, seperti ada sebuah besi tajam yang menghujamku. Satu-satunya alasanku untuk membantunya adalah karena mereka adalah sahabatku, tak ada yang lebih menyenangkan didunia ini selain melihat mereka bahagia. Tak perduli bagaimana perasaanku! Kucoba membuang rasa egoisku jauh-jauh dan itu demi sahabatku! Aku tipe yeoja yang sulit bergaul dan sulit pula untuk akrab dengan seseorang. Tapi jika aku sudah menemukan seseorang yang membuatku nyaman, akan kupastikan aku akan sangat menyayanginya, menyayanginya seperti keluargaku sendiri,




Baiklah! Hampir 1 minggu penuh aku menjalankan misiku, aku sedikit lebih dekat pada Nichkhun daripada biasanya, dan itu semata-mata kulakukan untuk Sun Young. Dan itu memang tak terlalu sulit untukku karena memang situasinya sangat memungkinkan, aku dan Nichkhun seringkali mengikuti lomba matematika bersama, dan dalam setiap kesempatan aku selalu memuji-muji kelebihan Sun Young didepannya. Dengan harapan, rencanaku berhasil dan aku tak mengecewakan Sun Young, entahlah…. Tapi membuat Sun Young bahagia sudah seperti sebuah keharusan untukku. Mungkin Karena aku terlalu menyayanginya, terlebih Sun Young itu mudah rapuh, hatinya mudah terluka dan aku tak mau melihat sahabatku sedih terlebih menangis dan aku akan melakukan apapun deminya. Apapun.



“Jadi bagaimana?” tanyaku dengan mata berbinar-binar. Aku sudah mengatakan apa yang ia ingin dengar. Tadi ia memintaku menyebutkan alasan baginya untuk menjadikan Sun Young sebagai yeojachingunya dan tentu saja aku menurut, aku mengatakan apapun yang menurutku benar.
“Aku tak yakin!” Ucapnya tak acuh
“Aish! Ah.. mulutku sudah berbusa seperti ini tapi kau malah bilang tak yakin!” kesalku
“HAHA.. Berlebihan!” Ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Terserah! Tapi aku tak mau tau besok kau harus meminta Sun Young menjadi yeojachingumu!” Ucapku sambil bersedekap dan menatapnya tajam
“hei… kau bilang ia menyukaiku, kenapa jadi aku yang harus menembaknya?” Protesnya
“YAK! PABO! Kau ingin menjatuhkan harga dirinya? Aish… jadi namja pengecut sekali!” Omelku
“Ara.. ara… kau tunggu saja!” Ucapnya lalu berlalu dari hadapanku. Dan saat itu, saat dimana tak ada satupun orang yang melihatku, aku mulai menunjukkan betapa rapuhnya aku, kutatap rerumputan disekitarku yang seolah tertawa melihat tingkah bodohku! Meminta namja yang kusukai untuk menembak yeoja lain? Apa ada yang lebih bodoh dari itu?






…………………………



`````Yu-Ri’s Bedroom`````


At Night……..
21:37 KST



Kurebahkan tubuhku keatas kasur setelah berjam-jam aku menguras otakku, yah… aku habis melanjutkan penulisan novelku. Hmm…. Tak terasa sudah hampir 1 minggu aku menekuni hobi baruku dan kini 41 lembar halaman Microsoft Word sudah penuh dengan hasil pemikiranku. Tak lama kemudian sebuah cahaya senter memantul ditembok kamarku, kali ini hanya dari satu arah, yaitu arah depan rumahku. Kalian sudah tau siapa kan? Yup…. Nichkhun. Dengan cepat aku bangkit dari tempat tidurku dan berlari kearah meja belajar, tempatku menyimpan senter beserta kertas sandi+kertas kosong. Kubuka pintu balkonku, dan aku mendapati namja itu sedang berdiri sambil memainkan senternya. Tak serepot  aku pastinya, ia tak membutuhkan kertas sama sekali. Ia sudah hafal sandi-sandi membingungkan itu diluar kepala.



Ia tersenyum manis kala melihatku keluar dan aku membalas senyumnya, kutolehkan kepalaku kearah kanan, tepatnya kearah rumah Sun Young namun aku tak mendapatinya. Kulihat lampu kamarnya sudah tak menyala lagi pertanda ia sudah terlelap dalam mimpinya.



Aku kembali menjadikan namja itu sebagai fokusku, kuarahkan senterku padanya



“K..E..M..A..N..A..    S..U..N..  Y..O..U..N…G..???” Tanyaku menggunakan sandi senter
“M..O..L..L….A”
“O..T..T..O..K..H..A..E?” tanyaku lagi. Kali ini aku bertanya padanya apakah ia sudah menembak Sun Young, dan jawabannya adalah sebuah anggukan kecil yang bisa kulihat jelas dari sini
“S...U...D…A…H?” Tanyaku ingin meyakinkan penglihatanku, aku benar kan? Tadi ia mengangguk kan? Ia kembali menganggukan kepalanya lalu mengarahkan senternya kearahku
“N...E...” Jawabnya. Entah mengapa sekujur tubuhku lemas, sampai-sampai aku tak dapat mengangkat senterku sedikitpun, yang kulakukan sekarang hanya tersenyum kearahnya, aku tersenyum namun mataku memanas hingga tetes demi tetes cairan bening keluar dari sana, keluar begitu saja tanpa sebuah isakan sedikitpun. Yah… aku menangis dalam senyumku, untungnya ia takkan melihat air mataku ini, karena lampu balkon kami berdua sama-sama kami matikan, dengan tujuan cahaya senter kami bisa lebih jelas terlihat. Mungkin ia melihat aku sedang tersenyum, namun aku yakin matanya tak setajam elang hingga bisa melihat air mataku.



Ia mengarahkan senternya tepat kewajahku, mungkin karena aku tak meresponnya sama sekali dari tadi, sudah kubilang tanganku lemas kan? Dan tepat saat cahaya senter itu mengenai wajahku, dengan segera kubalikkan badanku, aku tak mau! Aku tak mau jika ia melihatku menangis, seumur-umur baru sekali ia melihatku menangis dan kuharap itu tak terulang lagi! Ia melihatku menangis saat umurku masih 8 tahun dan itu juga karena aku terjatuh. Aku tak mau terlihat lemah dihadapan siapapun.


Masih membelakanginya, kuputar senterku kearahnya, menandakan aku mengakhiri percakapan nonverbal kami. Lalu aku berlalu memasuki kamarku, tanpa melihat bagaimana ekspresinya sekarang. Omoona…. Apa yang aku lakukan? Mengapa aku harus menangis? Bukannya aku yang meminta namja itu melakukannya? Kwon Yu-Ri, sadarlah! Harusnya kau senang sekarang!





…………………………………





5 Months later……….



Perlukah aku ceritakan bagaimana kehidupan persahabatan kami selama 5 bulan belakangan ini? Tak ada yang berubah! Ya… Mungkin hanya Sun Young saja yang sedikit lebih manja pada Nichkhun dari biasanya, namun kurasa itu wajar melihat status mereka sekarang. Kalau Nichkhun, tak ada sedikitpun yang berubah darinya, ia tetap memberikan perhatian yang sama padaku juga Sun Young. Hmm…. Apa lagi ya? Ah.. Sungmin! Ne.. Sungmin itu namja yang baik, setelah ia tau Sun Young, yeoja pujaannya menjadi namjachingu teman sebangkunya, ia jadi tak seagresif dulu! Ia menghargai hubungan mereka berdua! Yah… Itu baik! Lalu siapa lagi? Aku? Ah.. kurasa kalian tau! Tentu saja, aku berusaha untuk kuat, mengubur dalam-dalam rasa cintaku pada Nichkhun! Dan mengedepankan rasa solidaritasku terhadap kedua sahabatku itu dan sejauh yang kulihat mereka bahagia. Dan aku tak mau tiba-tiba menjadi perusak kebahagiaan mereka. Aku tak pernah menjauh, walau sebenarnya dengan menjauh aku bisa mengurangi sedikit rasa sakitku tapi mungkin inilah aku, entah kenapa aku itu senang sekali membuat diriku sendiri menderita.




`````At Class`````




Persetan dengan apa yang Ji Hee sonsengnim jelaskan didepan kelasku, mataku lurus memandang kearah Nichkhun, posisiku yang menyerong dengannya benar-benar memudahkanku untuk menatapnya tanpa diketahui siapapun, yah… aku sengaja memilih posisi ini, aku tak mau berada tepat dibelakang namja itu seperti posisi duduk Sun Young, karena dari sana aku hanya bisa melihat punggungnya, dan itu sangat menjengkelkan untukku. 



Ji Hee sonsengnim masih saja sibuk menuliskan rumus-rumus aneh fisika dipapan tulis, dan sesekali ia berbicara menjelaskan apa yang ditulisnya. Namun aku tak terlalu memperdulikannya karena kurasa namja didepan Sun Young itu jauh lebih menyenangkan untuk diperhatikan daripada rumus-rumus aneh yang tertera dipapan. Tenang saja! Nilaiku takkan hancur tiba-tiba hanya karena aku tak memperhatikan pelajaran, aku sudah sering melakukan ini dan aku masih mampu mengejar ketinggalanku hanya dengan berlatih soal secara mandiri dirumah.



Teng! Teng! Teng!




Bel sekolah berbunyi dengan nyaringnya, menandakan sudah waktunya kami istirahat pertama, dan seperti biasa aku dan Sun Young berbincang-bincang dikantin sedangkan Nichkhun bersama club basketnya




`````Gwang-Mun’s Cafetaria`````



Setelah hampir beberapa menit kami bercanda ria, tiba-tiba ia kembali meminta bantuanku, sebuah permintaan yang cukup membuatku sesak namun pasti kulakukan.


“Ne Yuri-ya! 5 bulan aku berpacaran dengannya namun ya.. sekalipun ia tak pernah mengajakku kencan!” Keluhnya sambil mengaduk-aduk milkshake didepannya dengan frustasi
“Sekalinya jalan-jalan juga pasti ia tak mau melewatkanmu! Tapi kan kalau bertiga bukan kencan namanya!” Lanjutnya dengan ekspresi kesal yang persis seperti anak berusia 4 tahun, Omoona…… Membuatku terkekeh mendengar semua pernyataan dari bibir mungilnya
“Ah.. mianhaeyo Sun Young sayang! Aku pasti sangat mengganggu ya..” Ucapku sambil merangkulnya
“Huft…. Namja itu! Ish Jinjja! Apa kau bisa berbicara padanya? Suruhlah ia untuk mengajakku kencan sekali-kali!” Ucapnya dengan ekspresi yang sama, namun kali ini, ekspresi lucunya itu tak mampu membuatku terkekeh bahkan tersenyum sedikitpun.
“Ottokhaeyo? Kau mau membantuku tidak?” Tanyanya, membuatku menghilangkan semua bayangan-bayangan yang berkecamuk dipikiranku. Seperti sebuah jeritan yang meneriakkan bahwa aku tak kuat lagi dan juga seperti sebuah bisikan yang menyuruhku untuk berhenti menyiksa hatiku sendiri. Namun mungkin aku adalah seorang yeoja munafik, aku tak mampu berkata jujur bahkan pada sahabatku sendiri, kuucapkan apapun yang menurutku akan membuatnya senang tanpa sedikitpun kupikirkan perasaanku. Aku tersenyum kearahnya lalu…..
“Keurae! Aku akan bicara padanya! Dan kupastikan padamu malam ini ia akan mengajakmu kencan!” Tegasku sambil tersenyum manis padanya.




………………………..




“MWO? Kencan? Pasti Sun Young kan yang menyuruhmu mengatakan ini padaku!” Tebak Nichkhun tepat sasaran
“Anio! Sun Young tak pernah menyuruhku seperti itu! Aku hanya khawatir saja dengan hubungan kalian itu! Masa ia 5 bulan pacaran belum pernah kencan!”
“Tapi itu bukan gayaku! Kwon Yu-Ri manis!” Tekannya
“YAK! Ini demi yeojachingumu! Sesekali membuatnya senang tak apa kan?” Sungutku
“Ish! Harusnya ia juga bisa membuatku senang! Bukankah begitu?”
“Omoona….. sudahlah! Turuti saja apa mauku!” Bentakku
“Baiklah! Aku mengalah! Aku akan mengajaknya kencan malam ini!” Ucapnya pasrah dan spontan membuat senyuman dibibirku tersungging
“Tapi kau ikut!” Lanjutnya yang kali ini malah tersenyum lebar menggantikan ekspresi pasrahnya.
“MWO? AKU? IKUT? Kalau aku ikut namanya bukan kencan lagi Nichkhunku yang PABO!” Kesalku
“ARA.. ARA… ! Aku ikuti perintahmu tuan putri!” Ucapnya sambil merunduk ala pengawal kerajaan yang sedang berbicara dengan seorang putri raja, membuatku terkekeh melihat tingkah berlebihannya. Hmm….. masalah kecanggungan bila kami hanya berdua? Kurasa teoriku benar! Jika aku terlihat canggung, ia akan ikut canggung dan bila aku merasa nyaman, iapun begitu, kalau begini kami lebih terlihat sebagai seorang sahabat kan?





………………………..



At Night……




“Aigoo…. Tidurlah Kwon Yu-Ri!” Sugestiku pada diriku sendiri, Omoona…. Bahkan sudah hampir setengah jam aku berbaring dikasurku namun rasa kantuk itu tak kunjung datang. Akhirnya aku menyerah, kusandarkan kepalaku ke sandaran tempat tidur sambil mengacak rambutku frustasi, dari tadi pikiran-pikiran tak penting mengganggu sistem otakku. Kalian tau apa yang kupikirkan sekarang? Yah… tepat sekali! Kencan antara Nichkhun dan Sun Young! Apa yang sedang mereka lakukan? Apa mereka bersenang-senang? Dimana mereka sekarang? Aish………. Jika terus menerus begini aku bisa gila!



Aku bangkit dari tempat tidurku dan mengarah ke meja belajar, tadinya niatku kesana adalah mengambil laptopku lalu melanjutkan novelku, namun bukan laptop yang kuambil melainkan sebuah benda disampingnya. Sebuah senter. Kuambil senter merah kecil itu lalu aku berlalu kebalkon. Kunyalakan senter itu, namun tak sedikitpun ada niatan untuk mengarahkannya kerumah siapapun baik itu Nichkhun ataupun Sun Young, kumainkan senter itu gelisah hingga aku tak kuat lagi, aku mengarahkannya ke arah depanku, tepatnya rumah Nichkhun.



“S..A..R..A..N..G…H….A….E…” Tanganku bergetar setelah itu, itulah pernyataan cinta pertamaku, bukan dengan lisan melainkan sebuah sandi. Sandi yang bahkan hanya 3 orang saja yang tau didunia ini! Kutundukan kepalaku meratapi hidup yang bahkan aku yang mempersulitnya sendiri. Kutarik nafas panjang-panjang, mencoba menguatkanku sendiri.



Namun sebuah pemandangan tak menyenangkan meruntuhkan pertahananku, kumatikan senterku cepat kala melihat Nickhun dan Sun Young sedang berjalan beriringan pulang. Entah mereka melihat cahaya senterku atau tidak! Namun Kuharap tidak! Dengan segera aku kembali kedalam kamarku, kukunci balkonku lalu kumatikan lampu kamarku. Mencoba untuk kembali tidur!


TBC


Gimana? Yah... seperti biasa mksh buat yg udah baca
konflik di ff ini rada pasaran ya? iya sih sejujurnya ga terlalu berharap besar dari sini!
Anggep  aja ini cuma sebagai pengisi kekosongan
tau kan kalo Author disini rata-rata pada moody?
ini buktinya! udah seminggu lebih tapi blm ada yang publish 
Okey... Sekarang aku mau nanya..
kalo ada yang udah terlanjur baca, kalian maunya gimana?
Nichkhun ama Yuri? Atau Nickhun ama Sun Young?
Atau Nickhun ama Sungmin? *PLAKK/////*

Comments

  1. ya ampun kasian banget yuri demi persahabatan milih ngalah
    nickhun keliatannya suka sama yuri
    ditunggu kelanjutannya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yurinya payah nih!

      udah ada ko lanjutannya..

      Delete

Post a Comment

Popular Posts