Misunderstanding Love Part 2- End ( Sequel My Bad Brother )
Masih ada yang inget
sama ff inikan? Kalau udah lupa coba obrak-abrik dan baca part 1-nya lagi
deh..ini pertama kalinya aku bikin twoshoots, jadi semoga gak mengecewakan.
Happy reading!!!
Yuri POV
Berulang kali aku mencoba untuk terus menekan segala kecurigaanku
pada gadis itu dan mempercayai kalau hubungan mereka tak lebih dari sekedar
sahabat. Tapi apa yang kudapat? Yang kudapat hanyalah guratan luka di hatiku
karena melihat kebersamaan mereka yang begitu membahagiakan. Ditambah lagi
Minho selalu tertawa lepas kala bersama Jiyeon, apakah aku harus melepaskannya
dan membiarkannya bersama Jiyeon?. Bukankah aku akan menjadi orang yang paling
jahat, kalau aku terus mempertahankan Minho dan menjadi penghalang hubungan
antara mereka berdua?.
ā Yulā¦tolong dengarkan aku dulu!ā kini nada bicaranya
meninggi dan terkesan membentak, iapun menarik lenganku agar aku mau
mendengarkan penjelasan darinya.
ā Sudahlah Minho! Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi! Ini
semua sudah lebih dari cukup untuk membuatku mengerti!ā ucapku sambil
melepaskan tangannya yang masih menggenggam lenganku. Akupun berlalu dari
arahnya, ya! Hanya berlalu dan terus berlalu tanpa adanya rasa ragu meski
berkali-kali dia memanggil namaku untuk membuat langkahku terhenti dan menoleh
ke arahnya.
Yoona POV
Menjengkelkan! Entah ada angin apa, kini Lee Donghae jadi
perbicangan hangat di kelasku sekarangā¦ Issshhhā¦benar-benar menyebalkan!
apalagi saat Hara dengan centilnya memuji Donghae bersama temannya yang tak
kalah centil, siapa lagi kalau bukan Gyuri?. Rasanya telingaku tak nyaman
mendengar nama Donghae berulang kali disebut, apalagi saat kalimat pujian
terlontar dari Minyoung, Jin Ah, Hye Mi dan yang lainnya saat Hara
memperlihatkan beberapa lembar foto Donghae pada mereka.
ā Mereka berisik sekali sih? Tidak tahu apa kalau aku sangat
terganggu? Menyebalkan!ā gerutuku sambil mencoret-coret bukuku sebagai luapan
ekspresi kekesalanku.
ā Sudahlah Yoong! Mungkin baru kali ini mereka melihat namja
setampan Donghae!ā ujar Sooyoung yang duduk di hadapanku. Apa-apaan? Tampan?
Issshā¦ aku rasa mereka saja yang terlalu
berlebihan!.
ā Tapi apa harus berlebihan seperti itu?ā tanyaku kesal.
ā Issshhā¦mereka seperti itu karena mereka semua NORMAL!ā
timpal Seohyun dengan penekanan di kata terakhir dari ucapannya. Apa maksudnya?
Apa dia menyindirku tak normal?.
ā Neā¦aku setuju! Lagipula mereka berlebihan atau tidak itu
bukan urusanmu Yoong!ā seru Tiffany dengan nada sedikit protes.
ā Kau ini pabo ya? Bagaimana bisa itu bukan urusannya?
Sedangkan namja yang sedang para gadis itu bicarakan adalah pangerannya!ā seru
Sooyoung menanggapi ucapan Fany. Mwo? Apa yang dia bilang? Pangeranku? Isshhhā¦
aku tidak sudi!!.
ā Yak!!! Apa maksudmu?ā teriakku kesal sambil mendaratkan
satu jitakan penuh hasrat tepat di kepala Sooyoung, si shikshin menyebalkan.
ā Appoā¦āringisnya sambil terus mengelus kepalanya. Rasakan!
Lagipula siapa suruh dia bicara seperti itu?.
ā Hmmmā¦Yoong?ā tanya Tiffany yang kuyakin dengan sangat
berhati-hati agar tak mendapat āhadiahā dariku, seperti apa yang baru saja aku
berikan untuk Sooyoung.
ā Wae?ā sahutku tanpa memalingkan pandanganku dari buku yang
sedang ku coret-coret.
ā Apa kau ā¦.Issshā¦Seo! Kau saja yang tanya padanya!ā dari
nada bicaranya dia nampak amat gugup, sampai-sampai dia harus menyuruh Seohyun.
Sebenarnya apa sih yang ingin dia katakan?.
ā Yoong..ā
ā Apa?ā
ā Yoong! Lihat aku!ā protes Seohyun yang membuatku mau tak
mau membalikkan posisiku. Kulihat dia terlihat begitu gugup, meremas tangannya,
menggigit bibir bawahnya, sebenarnya apa sih yang ingin mereka tanyakan?.
ā Yak! Seo lama sekali sih!ā omel Sooyoung diikuti protes
dari Seo yang merasa kesal.
ā Sabar dulu! Aku sedang merangkai kalimat yang tepat!ā
ā Ishhhā¦sia-sia saja aku menyuruhmu! Kalau akhirnya tetap
aku jua-lah yang harus bicara.ā keluh Tiffany yang dari tadi berkacak pinggang
melihat aksi temannya ini.
ā Yoong..Hmmmā¦apa benar kau pulang bersama Siwon semalam?ā
tanya Tiffany dengan sejuta penasaran yang tertumpuk di matanya. Ah..pantas
saja mereka semua sangat gugup! Tapi kenapa Siwon? Aku kan pulang bersama
Donghae.
ā Annie! Memangnya kenapa?ā rasanya segala gundah di hati
Tiffany menghilang setelah mendengar jawabanku tadi.
āHmmmā¦ Karena waktu itu Siwon yang menawarkan dirinya untuk
mengantarmu pulang saat kau kembali ke rumah Jessica lagi. Maka dari itu kami
putuskan untuk pulang karena waktu itu sudah sangat malam.ā Jelas Seohyun.
ā Tapi kenapa kalian meninggalkanku? Kaliankan bisa tunggu
sampai aku kembali!ā gerutuku kesal mengingat perlakuan mereka yang tak setia
kawan itu.
ā Isshhhā¦waktu itu sudah sangat malam Yoong! Lagipula sudah ada
yang mengantarmu pulangkan!ā timpal Sooyoung dengan entengnya. Apa mereka tak
merasa bersalah padaku?
ā Tapi tunggu! kalau bukan Siwon, jadi siapa yang
mengantarmu pulang?ā tanya Tiffany penuh selidik. Mereka bertigapun mendekatkan
wajahnya ke arahku menunggu satu nama terlontar sebagai jawabannya.
Diam, itulah yang kulakukan. Aku bingung harus bilang apa,
kalau aku menyebut nama orang itu pasti mereka akan menganggap yang
macam-macam, jadi lebih baik aku diam.
ā Yoona! Apa semalam Donghae mengantarmu pulang?ā tanya
seseorang yang kini menghampiriku.
Sontak ketiga temanku terlonjak kaget dengan mata yang
terbelalak sambil terus mencerna apa yang baru saja Sicca katakan. Mereka pun
saling melempar pandangan seakan melempar pertanyaan untuk menemukan kejelasan.
ā Neā¦ā jawabku sambil mengangguk pelan.
ā Ahā¦baguslah! Ternyata si ikan itu tak sebodoh yang aku
pikirkan!ā jawab Sicca sambil berlalu.
Seakan mengerti arti dari tatapan mereka , ku hela nafasku
panjang mengumpulkan segala keberanian dan merangkai semua rangkaian cerita
yang akan ku lontarkan pada mereka.
ā Apa benar Donghae yang mengantarmu pulang?ā tanya Tiffany
mengintrogasiku. Mereka manatapku lekat khas seorang penyidik yang sedang
mengintrogasi seorang narapidana.
ā Ne..ā jawabku sambil ku putar lagi posisi badanku jadi
membelakangi mereka. Ku dengar suara hentakan kaki dari belakangku, dan dua buah tangan merangkul
bahu kanan dan kiriku. Kulirik siapa pemilik tangan itu yang tak lain adalah
Tiffany dan Seohyun yang berada di samping kanan dan kiriku, sedangkan Sooyoung
duduk di bangku samping meja ku.
ā Bagaimana bisa? Ayo ceritakan pada kami!ā rengek Seohyun
sambil mengguncang-guncang tanganku, ahā¦mereka ini mengganggu sekali sih!.
ā Hmmmā¦jadiā¦.ā Kuceritakan pada mereka, sampai ke bagian
akhirnya Donghae mengantarku sampai pulang ke rumah. Mereka pun mengangguk
kecil sambil sesekali menyerigai āanehā yang sudah ku ketahui artinya. Untung
saja aku tidak menceritakan kalau sebelumnya aku pergi ke taman bersama
Donghae, kalau saja aku menceritakannya pada mereka, tidak tahu apa jadinya
nasibku nanti menjadi bahan ejekan mereka.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Pulang sekolah
ā Sicaā¦kenalkan aku pada si Donghae itu ya?ā mohon Hyemi dan
Na Young sambil memegangi tangan Jessica.
Apa mereka tidak punya malu? Mereka minta dikenalkan pada
Donghae melalui Jessica, orang yang tak lain adalah orang sangat dan dilindungi
atau bahkan orang yang Donghae cintai.
Entah kenapa hari ini aku sangat suka mengomentari setiap yang
berhubungan dengan dirinya. Aku juga tak tahu kenapa, padahal sebelumnya aku
sangat kesal padanya karena dia selalu meledekku yang pernah ia kalahkan saat
tanding game.
ā WHOAAAAAAAā
ā HAAAHHHHHHHā
Tiba-tiba Jin Mi masuk kedalam dengan berlari dan berteriak
begitu histeris, diapun langsung berlari menuju kawanan teman-temannya.
Nafasnya terengah-engah saat ingin memulai ucapannya, terlihat dia sangat
antusias meskipun di satu sisi dia masih sibuk mengontrol nafasnya.
ā Ada apa Jin Mi?ā tanya Na Young.
ā Ad..ada..D..D..D..Donghae!ājawabnya sambil menunjuk ke
arah pintu. Sontak semua pengagum bocah tengil itu berteriak histeris sembari
berlari ke arah pintu untuk menemui sosok yang selama ini mereka kagumi.
Benar-benar sangat heboh suasana kelas saat Donghae memasuki ruangan kelasku, apalagi saat ia
menebarkan senyumannya yang sering kali membuat orang lain salah paham setelah
melihatnya. Dia terlihat seperti mencari seseorang, dia celingak-celinguk
mengedarkan pandangannya mencoba menemukan sosok yang menjadi tujuan dia datang
kemari.Suasana makin berisik dan histeris yang membuatku makin kesal, jadi
kuputuskan untuk tidur saja selagi menunggu Tiffany dan Sooyoung kembali dari
toilet, karena aku telah muak melihat ini semua.
Author POV
ā Apa kau mencari Jessica?ā tanya Hyemi dengan ekspresi
manis.
ā Ne..Sicca eodiseo?ā tanya Donghae tanpa henti-hentinya
melayangkan senyumannya yang membuat semua yeoja disini memegangi pipi mereka
dengan tatapan tak lepas dari wajah namja itu.
ā Dia sedang ke ruang teater,hmmm apa kau mau ku antar
kesana?ā tawar Na Young.
ā Issshhh biar aku saja yang mengantarnya!ā ujar Jin Mi
ā Aku duluan!ā teriak Hyemi tak terima.
ā Sudahlah! Donghae itu maunya bersamaku!ā ujar Minyoung tak
kalah centil.
CKLK
Pintu kelas terbuka, terlihat sosok Tiffany dan Sooyoung
memasuki ruang kelas yang kini sudah lebih mirip dengan tempat obralan baju
dimana setiap yeoja berusaha untuk mendapatkannya. Mereka begitu heran melihat
teman-teman mereka berkerubungan melingkari satu objek sambil terus
memperebutkan sesuatu.
Melihat dua sosok yang ia kenali Donghaepun merasa lega
karena setidaknya Ia bisa terbebas dari kawanan yeoja yang dengan sekejap bisa
saja menelannya hidup-hidup.
ā Fany..Youngie!ā dengan segera Donghae keluar dari
kerumunan orang-orang yang begitu menginginkannya.
ā Hae? Sedang apa kau disini?ā tanya Sooyoung heran saat
mendapati Donghae keluar dari kerumunan yang begitu rusuh.
ā Hmmm..aku mau menjemput Jessica.ā Jawab Donghae yang
disambut anggukan pelan Tiffany Dan Sooyoung.
ā Apa kalian tidak ingin mengajakku ke tempat duduk kalian?ā
tanya Donghae agar dia bisa terbebas dari yeoja-yeoja buas di belakangnya.
Sambil memasang memelas dan memohon Donghaepun berhasil membuat Tiffany dan
Sooyoung memenuhi permintaannya.
ā Ini tempat dudukku bersama Seohyun.ā Ucap Tiffany
menjelaskan.
ā Dan yang ini tempat duduknya Sooyoung dan Yoona.ā Lanjut
Tiffany menunjuk meja di belakang mejanya.
ā Isshhhā¦lelap sekali dia!ā omel Sooyoung saat duduk di
kursinya.
ā Sepertinya dia baru saja tidur jadi dia belum begitu
lelap, coba bangunkan saja!ā saran Seohyun.
ā Jangan! sepertinya dia sangat lelah, biarkan saja dia
tidur.ā Ujar Hae yang membuat Sooyoung dan Seohyun cekikikan.
ā Igo!ā ujar Tiffany seraya menyeret sebuah bangku untuk
Donghae.
ā Gomawo Fany-ah!ā ucap Donghae yang langsung duduk.
Mereka berempatpun memulai pembicaraan dengan
obrolan-obrolan ringan, kecuali Yoona yang masih menikmati alam bawah sadarnya.
Tanpa sepengatahuan Donghae, Tiffany, dan Seohyun, Sooyoung berencana mencubit pinggang Yoona dengan tujuan agar
temannya itu terbangun dan dapat melihat keberadaan Donghae. Meskipun Yoona
selalu mengelak, tapi Sooyoung tahu kalau temannya itu menyukai Donghae, maka
dari itu Sooyoung tidak ingin membiarkan Yoona melewatkan kesempatan langka
ini.
ā Kelihatannya yeoja di kelas ini sangat menyukaimu!ā
celetuk Sooyoung sambil diam-diam mencubit pinggang Yoona.
ā ANDWAAEEEEEEEEEEEE!ā pekik Yoona yang baru saja bangun dari
tidurnya. Kaget, itulah yang ia rasakan. Bagaimana tidak? Sooyoung sengaja
mencubitnya dengan sekuat tenaga agar dirinya bangun.
ā Aisshhhā¦jinjja! Sakit sekali!ā gumam Yoona sambil
mengelus-elus pinggangnya. Beda dengan Sooyoung sedang tertawa berkat keberhasilannya,
Donghae, Tiffany, dan Seohyun keheranan dengan orang yang berada di hadapan
mereka yang tiba-tiba bangun, berteriak, dan meringis kesakitan.
ā Gwenchanayo?ā tanya Donghae khawatir seraya memegang bahu
Yoona.
ā Gwenchanaā¦ā jawab Yoona yang belum menyadari siapa lawan
bicaranya, karena nyawanya belum kumpul betul.
āKau? Apa kau yang
mencubit pinggangku?ā teriak Yoona sambil menatap lawan bicaranya dengan nada
menuduh. Jari telunjuknya pun telah menunjuk orang itu. jadilah wajah Yoona dan
Donghae menjadi begitu dekat, yang membuat Yoona mengerjapkan matanya sesekali.
Dan saat barulah Ia menyadari, bahwa sosok yang ada dihadapannya adalah
Donghae.
Detakan jantungnya mulai kembali tak normal sama seperti saat ia dansa
bersama orang dihadapannya. Kedua pasang mata saling bertemu yang seakan enggan
untuk menyudahinya, sontak kedua orang itu menjadi bahan tontonan di tempat itu.
Ketiga sahabat Yoona begitu bahagia melihat Yoona bisa sedekat itu dengan
Donghae, sedangkan gerombolan yeoja penggemar Donghae sedang menggerutu kesal
merutuki Yoona dalam hati mereka masing-masing.
Tak ingin jantungnya bermasalah lebih jauh, Yoonapun
menjauhkan wajahnya dari wajah Donghae. Dia tak ingin ambil resiko, dia tak
ingin mati di usia muda karena jantungnya seperti kehilangan kendali saat
melihat wajah Donghae dalam jarak sedekat itu.
ā Hae!ā seru Jessica saat baru saja masuk ke dalam kelasnya.
Ia segera menghampiri Donghae yang masih terlihat kikuk akibat kejadian tadi.
Menyadari orang yang ia panggil tak merespon Jessicapun menginjak kaki Donghae.
ā Aw!! Yak!ā ringis Donghae dan menatap Jessica dengan
kesal.
ā Lagian kau diam saja saat aku memanggilmu!ā kilah Jessica
sambil tertawa puas.
ā Kau itu benar-benar mengganggu!ā ucap Donghae kesal.
ā Mian! Oh..ya mau apa kau ke sini?ātanya Jessica.
ā Apa kau lupa dengan janji kita kemarin?ā tanya donghae
sambil menatap Jessica yang masih mencoba untuk mengingat sesuatu.
ā Oh ya! Aku ingat!ā seru Jessica sambil menarik lengan
Donghae, yang membuat Donghae bangkit dari duduknya.
ā Kajja!ā Jessica langsung menarik lengan Donghae tanpa
memperhatikan wajah Donghae yang begitu keberatan. Memang rasanya berat untuk
Donghae pergi meninggalkan sosok yang sangat ingin ia temui. Sosok yang sedari
tidur dengan menenggelamkan wajahnya di atas permukaan meja. Tapi mau tak mau
ia harus segera pergi, karena dia sudah tidak punya banyak waktu lagi.
Minho POV
Berulang kali aku menemui Yuri tapi berulang kali juga dia
menolakku. Sebenarnya aku hanya ingin menjelaskan semuanya, tapi kenapa dia
begitu keras kepala sih?. Apa semua yeoja seperti ini saat cemburu? Apa mereka
akan berlarut dengan kecemburuan mereka dan terus tenggelam dengan kecemburuan
yang kebenarannya belum bisa dipastikan?. Ahā¦makhluk bernama yeoja memang
sangat sulit dimengerti, mereka lebih sering menggunakan hati mereka daripada
penalaran yang mereka miliki.
Ah! Aku kan punya kakak perempuan! Lebih baik aku tanyakan
saja padanya, mungkin dengan begitu dia bisa memberikan masukan padaku untuk
menyelesaikan masalah kecil yang terkesan rumit ini. Ku datangi kamarnya,
kulihat sesosok manusia sedang berada di atas kasur dengan memainkan handphone
dalam genggamannya, serta dua buah headset menempel di kedua telinganya.
ā Noona!ā
ā Noona!!ā kali ini ku goncangkan tubuhnya juga agar ia
menyadari kehadiranku ini. Dia terlihat kesal atas perlakuanku tadi, terlihat
sekali wajahnya jadi menegang, dan sepertinya sebentar lagi telingaku akan
menjadi korban dari cemprengnya suara Yoona noona.
ā Mau apa kau kesini? Bukankah kau punya kamar sendiri?
Sudah sana! Aku sedang tidak ingin diganggu!ā benarkan kataku! Sekarang ini dia
mengomeliku dengan benar-benar kesal. Aku tahu aku memang mengganggunya, tapi
mau bagaimana lagi? Sekarang ini aku benar-benar membutuhkan bantuannya.
ā Noonaā¦bantu aku!! Yahā¦please!ā bujukku pada dirinya yang
masih sibuk dengan handphonenya. Sepertinya dia tidak tertarik untuk
membantuku.
ā Bantu apa? Mengerjakan pr? Kalau itu kau kan bisa minta bantuan appa ataupun eomma, Minho!ā
jawabnya tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun dari layar handphonenya.
ā Annieā¦ ini tentang Yuri dan aku!ā jawabku memelas. Entah
ada magnet apa dengan kalimatku barusan, Yoona noona langsung memalingkan
pandangannya dan menatapku.
ā Tck!! Masalah apa lagi Park Minho???? Bukankah dua hari
yang lalu kau baru saja merayakan hari jadi kalian yang ke dua?ā tanya Yoona
noona kesal. Yah...bisa dikatakan dia adalah orang yang paling dirugikan kalau
aku dan Yuri bertengkar, karena ujung-ujungnya aku akan merengek meminta
bantuannya. Tak hanya itu, kalian tahukan kejadian 2 tahun yang lalu? Kejadian
dimana hubungan backstreetku dengan Yuri terbongkar dan pada saat yang
bersamaan ada Krystal yang terus menggangguku? Setelah mengetahui hal itu,
tahukah kalian apa yang noona-ku lakukan? Dia mengomeliku terus menerus,
memberiku nasihat dengan dalih aku itu masih terlalu kecil untuk pacaran, dan
saat itu aku baru duduk di kelas 1 smp.
ā Noonaā¦asal kau mau membantuku, terserah saja apa yang kau
inginkan dariku!ā rajukku tapi wajahnya tak berubah. Sepertinya dia benar-benar
tak tertarik untuk membantuku.
ā Keurae! Ini terakhir kalinya aku akan membantumu dan
besok-besok jangan harap aku mau membantu menyelesaikan masalahmu lagi!.ā Entah
kerasukan setan apa, noona akhirnya memenuhi permintaanku. Yahā¦meskipun dia
menjawab dengan wajah masam tapi aku sudah cukup senang dengan keputusannya
itu.
ā Jadi ada masalah apalagi antara kau dan Yuri? Sepertinya
kalian banyak sekali masalah.ā Tanyanya sambil membalikkan posisi badannya menghadapku,
membuat aku sebagai fokus utamanya. Dia menopang dagunya dengan tangan kirinya
yang menindih bantal kecil di pahanya.
ā Hmmā¦noona masih ingat Jiyeon kan? Nahā¦masalahku kali ini berhubungan
dengan dia, danā¦ā belum juga jawabanku tuntas, noona sudah menyelaknya begitu antusias.
ā Pasti Yuri cemburu pada Jiyeon, ya kan? Aku benar, kan?ā
tebak Yoona noona.
ā Kenapa dia itu cemburuan sekali sih? Padahal dalam suatu
hubungan itu kan perlu sebuah kepercayaan. Tapi sayangnya anak seusia kalian itu
belum mengerti apa artinya kepercayaan jadi kalian cenderung menggunakan ego
kalian.ā lanjut noona lagi dengan panjang lebar. Aku memang tahu itu semua tapi
aku juga tahu Yuri itu orang yang sensitive, jadi dia akan menilai sesuatu
hanya dengan perasaannya saja.
ā Lalu menurutmu. Aku harus melakukan apa? Aku sudah
kehilangan akal noona.ā tanyaku penuh penasaran. Dia terlihat berpikir sejenak
mencari beberapa penyelesaian untuk masalahku ini. Yahā¦noona-ku ini memang
belum pernah pacaran, tapi dia punya otak yang cerdas, sehingga segala masalah
terasa begitu mudah untuk dia hadapi.
ā Hmmmā¦bagaimana kau memberikan kejutan untuknya, setelah
dia terpukau dengan kejutanmu, barulah kau menjelaskan segala kesalahpahaman
diantara kalian itu.ā sarannya sambil menggerakkan jari telunjuknya, layaknya seorang
guru yang sedang menerangkan pelajaran pada muridnya.
ā Kejutan? Tapi kejutan apa?ā tanyaku lagi. Jujur aku sudah
tidak punya ide lagi untuk membuatnya tidak marah lagi padaku. Karena ku rasa
segala usaha telah ku lakukan.
ā Kalau itu aku juga tidak tahu! Segala yang kau berikan
padanya harus berdasarkan kata hatimu sendiri agar setidaknya hal itu bisa
lebih istimewa untuknya.ā Jawabnya sambil mengubah posisi duduknya.
ā Igo!āaku memberikan selembar voucher belanja di salah satu
toko game untuknya. Matanya nampak begitu berbinar saat mendapatkannya.
Aigooā¦noona-ku memang selalu memanggilku anak kecil, tapi lihat! Kalau sudah
berhubungan dengan game dia akan jauh lebih kekanak-kanakan daripada aku.
ā Gomawo saeng!ā ucapnya sambil mengacak rambutku,
ahhhā¦pasti dia sangat kegirangan mendapatkan hadiah ini dariku.
ā Yak! Kau mau membuat adikmu ini kehilangan ketampanannya,
Hah?ā ujarku kesal karena dia mengacak rambutku. Aku menatap dirinya dengan
kesal, tapi tidak dengan noona-ku ini. Dia malah membalas tatapanku dengan
tatapan girang yang meluap-luap.
Author POV
Seperti biasa, hari ini Yoona datang ke sekolah dengan rona
bahagia. Dia memang selalu bahagia, terlebih semalam dia baru mendapatkan
voucher belanja dari sang dongsaeng. Tapi tidak seperti biasanya, hari ini
Yoona datang agak telat, karena dia bangun kesiangan ditambah hari ini dia
berangkat sendiri tanpa diantar sang appa.
Langkah riangnya, rona bahagianya, perlahan memudar dan
lama-kelamaan hilang dibawa pergi angin yang berhembus. Langkahnya terhenti
saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang.
ā Jangan lupa nanti sore aku akan menjemputmu! Jangan sampai
pulang duluan! Tak tahu kah kau betapa menderitanya aku saat harus menghadapi
teman-temanmu yang agresif itu!ā ucap seorang namja yang masih duduk di jok
motornya. Namja itu tak lain adalah orang yang biasa mengantar atau menjemput
Jessica, namja itu Donghae.
ā Hahahahahahahahah!!!! Bukannya kau senang?ā Jessica amat
terkekeh melihat ekspresi Donghae yang begitu kusut.
ā Yak! Jangan seperti itu! wajahmu jelek sekali kalau kau
begitu!ā ujar Jessica seraya mengacak rambut Donghae, yang membuat hati Yoona semakin bergejolak.
Rasanya cukup sudah ia melihat pemandangan yang makin lama
makin menguras emosinya, tak ingin lebih jauh, Yoona mengumpulkan segala
mentalnya untuk berlalu melalui dua orang yang menurutnya sangat mengganggu
pemandangannya. Dengan langkah cepat, serta wajah yang ditundukkan Yoona
berusaha untuk melalui Jessica dan Donghae tanpa ketahuan. Tapi sial, Chansung
yang berada di belakang Yoona langsung menyalib dan tak sengaja membuat Yoona
menabrak seseorang.
ā Mian, Yoong!! Aku buru-buru!ā ujar Chansung sambil kembali
berlari. Tubuh Yoona yang doyong,
kembali tegak karena ada sosok yang menahannya, menyanggahnya agar tubuh Yoona
tak jatuh.
ā Hati-hati!ā ujar orang yang masih menyanggah tubuh yoona
dengan menahan tubuh Yoona dari belakang. Orang yang bisa di bilang tak sengaja
tengah memeluk Yoona dari belakang. Yoona menolehkan kepalanya ke arah orang
itu, betapa kagetnya dia, saat melihat sosok Donghae-lah yang sedang
menyanggahnya.
Bukannya dia tak senang diperlakukan seperti itu, tapi
perasaan kesalnya mengalahkan segala kebahagiaan yang ia rasakan sekarang. Perasaan
kesal karena pemandangan yang tadi ia telah lihat, ditambah ia gengsi saat
sosok Donghae-lah yang menolong dirinya yang hampir saja jatuh.
Tapi entah
kenapa saat Yoona menolehkan wajahnya ke arah Donghae, tanpa diperintah
jantungnya kembali berdegup kencang. Begitupun Donghae, ia masih tak mau
melepaskan tatapan ini, tatapan yang jarang sekali ia dapatkan, tatapan yang
membuatnya enggan untuk menyudahinya.
Tapi canda tawa Donghae dan Jessica yang sebelumnya ia
saksikan, kembali terbesit di benaknya. Rangkaian pemandangan yang sebelumnya
ia lihat, tersusun rapi dan kembali terputar bak kilas balik di sebuah film.
Rasa kesal itu semakin bertambah, hatinya kembali bergejolak, ada peperarangan
batin di hatinya. Karena sesungguhnya Yoona tak ingin menyudahi hal indah ini,
tapi di satu sisi, ia juga tak mau terlalu banyak berharap. Dengan mengumpulkan
segala kekuatannya, Yoona langsung mendorong tubuh Donghae dengan kasar.
Setelah ia berhasil, iapun kembali berjalan memasuki pekarangan sekolahnya
dengan langkah yang dipercepat.
ā Yoona! Yoona!ā merasa tak mengerti dengan sikap Yoona
barusan, Donghae meneriaki nama Yoona, jauh dalam hatinya ingin sekali ia
mengejar gadis itu, dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu.
Tapi hal itu tak akan ia lakukan hari ini, karena sekarang ia juga harus pergi
ke Sekolahnya yang jaraknya lumayan jauh dari sini.
ā Kenapa tidak kau kejar?ā tanya Jessica saat melihat
langkah Donghae yang diurungkan begitu saja.
ā Yak!! Aku ini juga harus sekolah! Kalau aku mengejarnya
aku akan menjadi santapan para guru piket.ā Jawab Donghae yang langsung menaiki
motornya.
Minho POV
Seperti saran Yoona noona semalam, hari ini aku akan
memberikan kejutan untuk Yuri dan ku harap usahaku kali ini berhasil, kalau
tidak, aku tak tahu lagi harus bagaimana. Dengan dibantu Jiyeon, Onew, Taemin,
Key, Jonghyun dan beberapa temanku yang lain, aku menyusun rencana sedemikian
rupa.
Semuanya sudah siap dan akupun sudah menginstruksikan
segalanya pada mereka, dan berhasil atau tidaknya rencanaku ini juga tergantung
dari usaha teman-temanku ini. Aku menyuruh beberapa teman yeoja-ku untuk
membully Yuri seharian. Sedangkan para namja, ku perintahkan mereka untuk
membantuku menyiapkan segala persiapan.
Yuri POV
Genap satu minggu sudah aku bertengkar dengan Minho, rasanya
sakit sekali, saat kita harus membohongi diri kita sendiri. Saat kita harus
marah dan menghindari orang kita sayangi, tapi mau bagaimana lagi? Hatiku sudah
terlanjur sakit. Hari ini, setiap kemanapun aku melangkah, maka banyak yeoja
yang menatapku dengan tatapan sinis atau lebih tepatnya dengan tatapan jijik
Beberapa dari mereka juga banyak yang mengejekku, ada yang
bilang āaku itu tak pantas untuk minho-lah, lebih putus saja dengan minho, aku
ini jahat karena membuat Jiyeon merasa bersalah, ada juga yang bilang aku ini
gadis cengeng dan ada juga yang bilang kalau aku harus mundur dan membiarkan
Jiyeon bersama Minho. Hahā¦sungguh aku tak tahu kenapa ini, memang saat aku
bertengkar dengan Minho, berita ini sudah menjadi perbincangan di sekolah.
Maklum, Minho adalah salah satu anak populer dan banyak memiliki penggemar,
jadi wajar saja kalau berita ini bak konsumsi umum.
Saat aku bersiap-siap memberesi barang-barangku, ada
segerombolan yeoja datang menghampiriku, ia bilang Kim seosangnim menyuruhku ke
ruang teater sekarang. Mendengar hal itu, akupun langsung bergegas menuju ruang
teater. Tapi sesampainya disana, tidak ada siapapun.
Krekkk
Apa ini? Apa mereka mengurungku dalam ruangan ini?. Berulang
kali ku coba untuk membuka pintu itu, tapi hasinya nihil, pintu ini tetap tidak
bisa terbuka.
BLAMMM
Ada apa lagi sekarang? Kenapa dalam situasi seperti ini,
lampunya harus padam sih? Kurasakan ada hentakan kaki yang kian mendekat,
situasi ini sungguh membuatku takut. Tiba-tiba satu persatu lampu di ruangan
ini kembali menyala.
Took my hands, touched my heart
Held me close, you were always there
By my side, night and day
Thought it all, baby come what may
Swept away on a wave of emotion
On weāre caught in the eye of the storm
And whenever you smile I can hardly believe
That youāre mine. Believe that youāre mine
Ku tolehkan pandanganku ke asal paduan suara yang begitu
indah, dapat kulihat sosok Minho dan beberapa temannya sedang bernyanyi.
Aigooā¦indah sekali!!! Jantungku berdegup kian tak menentu saat Minho menghentikan
nyanyiannya dan berjalan menghampiriku. Ada apa ini? Kenapa aku jadi gugup
begini? Park Minho! Aku peringatkan kau untuk tak mendekat!.
ā Yulā¦mian..jeongmal mianhae! Aku harap kau mau
memaafkanku.ā Ucapnya sambil menatap dalam mataku, kulihat teman-temannya juga
sedang menyaksikan apa yang dilakukannya untukku dengan amat serius.
ā Sebenarnya aku dan Jiyeon hanyalah bersahabat jadi kau tak
perlu marah lagi padaku, kau mau kan memaafkanku?.ā
ā Yulā¦jawab aku! Apa kau mau memaafkanku?ātanyanya lagi tapi
kali ini terdengar seperti memohon. Tak sepatah katapun keluar dari mulutku
sebagai pertanyaan darinya, karena aku sendiri juga tidak tahu aku sudah
memaafkannya atau belum.
Tapi tiba-tiba aku teringat obrolanku dan Jiyeon sore yang
lalu, ia menjelaskan semuanya, ia menceritakan semuanya padaku. Dan dia juga
bercerita kalau hubungannya dan Minho memang lebih dari sahabat, karena
sesungguhnya mereka adalah saudara sepupu. Ku lihat wajah Minho yang menegang
dengan jawabanku, tak hanya dia, tapi semua teman yang lain juga, bahkan
Jiyeon-pun ikut menegang.
ā Ne..ā aku menganggukkan kepalaku. Nampak sekali rona
bahagia terpancar di wajah Minho, bahkan setelah mendengar jawabanku, dia
langsung berlari memeluk Taemin,Onew, Jonghyun, dan Key sambil bersorak ria.
ā Yulā¦ā kutolehkan wajahku ke arah orang yang memanggilku
tadi.
ā Jiyeonā¦ gomawo..ā ucapku sembari memeluknya, diapun juga
membalas pelukan.
ā Ada sesuatu yang ingin Minho berikan padamu!ā ujarnya saat
melepaskan pelukan kami, aku menatapnya penasaran, tapi dia hanya mengerlingkan
matanya sambil menarik lenganku.
ā Park Minho!ā teriak Jiyeon memanggil nama Minho. Sontak
Minho-pun menoleh ke arah Jiyeon, seolah diberi instruksi melalu kontak mata
mereka, Minho berjalan menjauh dariku entah apa yang ingin dia lakukan.
ā JIyeon! Tolong tutup matanya!ā perintah Minho yang
disambut anggukan kecil dari Jiyeon. Jiyeonpun langsung menutup mataku dengan
sehelai kain yang ia ikat di belakang kepalaku sambil menuntunku berjalan.
ā Hana, dul, setā¦taraā¦.ā
Kulihat panggung di ruang teater ini telah disulap menjadi
sebuah taman penuh bunga yang berbentuk hati, serta dihias dengan lampu-lampu
kecil yang biasa digunakan untuk menghias pohon natal yang berkelap-kelip, yang
semakin menambah keindahannya. Sinar proyektor tiba-terpancar dari belakangku
yang membentuk pantulan-pantulan gambar diriku, dan di akhir di slide-nya
tertulis, Thatās my yeojachingu, my love, my heart, -She is Kwon Yuri-.
Hatiku sangat senang dengan apa yang telah ia lakukan
untukku dan rasanya ini tak kan pernah bisa ku lupakan sepanjang hidupku. Aku
langsung menoleh ke arahnya yang berada di belakangku, kuhampiri dirinya yang
tengah tersenyum melihatku. ā Gomawo..Minho-ya.ā ucapku yang dibalas anggukan
serta senyum darinya. ā Jadi kita baikkan?ātanyanya sambil menyodorkan jari
kelingkingnya yang langsung ku tautkan dengan kelingkingku juga. Semua
teman-teman yang ada di sini langsung bertepuk tangan sambil terus menggoda
Minho.
Yoona POV
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini namja itu masih
menjadi topik hangat perbincangan bagi hampir semua yeoja disini. Rasanya aku
ingin berteriak sekarang juga. Sebenarnya akupun tak mengerti dengan apa yang
sebenarnya terjadi pada diriku, yang pasti setelah melihat kejadian tadi pagi,
sekarang aku menjadi tak bersemangat untuk mengerjakan apapun. Yak Park Yoon
Ah! Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau marah Donghae dekat dengan Jessica?
Padahal itukan bukan urusanmu, dan seharusnya kau juga tak usah peduli dengan
hal itu!. Arghhhā¦rasanya bisa gila aku kalau terus mencari kepastian tentang
apa yang sedang ku rasakan saat ini.
ā Yoong..bagaimana kalau kita mampir ke cafĆ© dekat sekolah
dulu?ā tanya Seohyun. Yah sekarang kami sedang berjalan keluar dari kelas,
rencananya sepulang sekolah aku tak
ingin melakukan apapun. Tapi mendengar usulnya itu, hmmmā¦kurasa itu tak terlalu
buruk, mungkin saja dengan pergi ke cafƩ, bisa membuatku sedikit lebih tenang.
ā Baiklahā¦lagipula kita sudah lama tidak ke sana.ā Entah ada
energy darimana, kini aku lebih bersemangat. Setidaknya kegundahan di hatiku
sedikit berkurang, mungkin karena kehadiran ketiga sahabatku ini. Yahā¦sekacau
apapun kondisiku, tapi kalau sudah bersama mereka, rasanya segala peluh hilang
begitu saja seiring dengan kebersamaan dan canda tawa mereka.
At Chimppa CafƩ
Seperti biasanya cafƩ ini selalu tenang dan nyaman, hal itu
yang membuat aku dan ketiga sahabatku menjadikan tempat ini sebagai tempat
favorit kami. Dengan segera aku, Tiffany, dan Sooyoung mencari tempat duduk,
sedangkan Seohyun kami tugaskan untuk menjalankan tugas rutinnya, tugas yang
memang biasa dia kerjakan setiap datang ke CafƩ ini, apalagi kalau bukan
memesan minuman.
Kami duduk di bangku yang biasanya kami tempati setiap
datang kemari, bangku yang terletak di pojok. Tak lama Seohyun menghampiri
tempat kami dan duduk di samping Sooyoung yang tepatnya duduk berhadapan
denganku.
ā Ahā¦kepalaku benar-benar pusing.āujar Tiffany dengan wajah
kusut, yahā¦dia memang selalu begitu, dia memang selalu kusut kalau sehabis
mengikuti pelajaran bahasa jepang.
ā Nadoā¦ dan kalau tidak salah, minggu depan akan ada tes
bahasa jepang, aisshh..Jinjja!!ā timpal Seohyun yang tak kalah kusut.
ā Iniā¦4 cappuccino float dan paket mini happy-nya, silahkan
agasshiā ucap sang pelayan, sambil menaruh semua pesanan kami di atas meja.
ā Gamsahamnida..ā ucap Tiffany.
ā Oh ya, untuk tugas wawancara dari Mrs.Ji Eun , kita mau
mewawancara siapa?ā tanyaku setelah menyeruput sedikit minumanku.
ā Hmmmā¦bagaimana kalau kita wawancara Hong ahjumma saja!ā
jawab Sooyoung antusias dengan mulut masih penuh dengan makanan di mulutnya.
Isshh..anak ini!.
ā Hong ahjumma? Siapa dia?ā jujur aku sendiri juga tak tahu
siapa Hong ahjumma itu.
ā Isssh..Hong ahjumma itu..ā jawab Sooyoung terputus karena
Seohyun menyelaknya. Entah siapa yang baru masuk ke CafƩ ini, tapi setelah ke
dengar pintu cafƩ ini terbuka, matanya mendadak tebelalak ditambah dengan
mulutnya yang menganga lebar. Aku tak bisa melihat siapa yang baru datang
karena posisiku membelakangi pintu. Aku tahu pintu itu terbuka, karena setiap
pintu cafƩ ini terbuka pasti bunyi lonceng yang ada tepat diatas pintu itu akan
berbunyi.
ā Buā¦bukā¦.bukankah itu Donghae?ā
Apa? Donghae? Bagaimana ini? Yak!! Kenapa aku jadi bingung
begini! Tenanglah Yoonaā¦jangan gegabah, aku yakin kau bisa mengendalikan
perasaanmu. Ku dengar lonceng pintu kembali berbunyi, menandakan ada orang yang
masuk lagi ke dalam cafƩ ini.
ā Danā¦.bukankah itu Jessica? Kenaā¦hmmmphhhā Seohyun segera
membekap mulut Sooyoung, karena kalau tidak, ia akan terus meracau dan membuat
Donghae dan Jessica menyadari keberadaan kami. Tapi tunggu, tadi siapa?
Jessica? Jadi Donghae bersama Jessica?. Rasanya aku tak percaya, akhirnya ku
putuskan untuk melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Ku balikkan posisi
dudukku dan dapat ku lihat Jessica sedang duduk di bangku yang letaknya lumayan
jauh dari bangkuku, sedangkan Donghae sedang memesan makanan di kasir.
Untung
saja Jessica duduk membelakangiku, jadi setidaknya dia tak akan melihat
keberadaan kami. Tak lama, Donghae menghampiri Jessica, dia duduk berhadapan
dengan Jessica. Kulihat ia sedang memerhatikan wajah Jessica begitu intens dan
sangat dekat, kenapa lagi denganku sekarang?. Kenapa melihat ini semua
membuatku ingin kembali berteriak dan pergi dari tempat ini?. Aku ingin
mengalihkan pandanganku, tapi aku tidak bisa, karena aku penasaran dengan apa
yang akan terjadi selanjutnya.
Jessica yang tadinya duduk dengan tegak, perlahan berangsut
dan menenggelamkan wajahnya di atas permukaan mejanya. Aku tak tahu tak pasti
dia kenapa, tapi kurasa dia sedang menangis, dan saat itu Donghae mengangkat
kepala Jessica, lalu mengusap permukaan wajah gadis di hadapannya. Karena sudah
benar-benar tak kuat melihat ini semua, dengan segera ku ubah posisi dudukku
seperti sebelumnya. kulihat ketiga temanku masih serius melihat pemandangan
yang membuat hatiku tak karuan.
ā Sudahlah Sica!! Jangan menangis lagi, kau itu semakin
jelek kalau menangis.ā Ucap Donghae tanpa ku tahu bagaimana ekspresi wajahnya,
karena aku sudah memutuskan untuk melihat kegiatan mereka bedua.
ā Yak..Hae!! aku ini sedang menangis, kenapa kau malah
mengejekku?ā protes Jessica yang masih terisak, ku dengar Donghae terkekeh
pelan.
ā Nahā¦lebih baik begitu, lebih baik kau marah-marah daripada
menangis, ayolah marah! Aku akan selalu ada untuk mendengarkan semua omelanmu.ā
Ucap Donghae lagi.
ā Bagaimana bisa kau selalu mendengarkan omelan-omelanku?ā
tanya Jessica dengan nada yang agak kesal.
ā Dengan selalu ada disampingmu, dengan selalu menemanimu
dan menjagamu, pabo!ā
JLEB
Apa? Apa katanya? Sebenarnya apa hubungan mereka? Kenapa
mereka begitu dekat? Kenapa Hae akan selalu di samping Sica? Kenapa? Apa mereka
pacaran? Apakah selama ini aku hanya terlalu berharap?.
Author POV
ā Yah..itu karena kau ada maunya!ājawab Jessica menanggapi
ucapan Donghae sebelumnya, mendengar itu Donghae langsung terkekeh pelan.
ā Ya..itu salah satu alasanku Ice princess!ā jawab Donghae
sambil mengacak rambut Jessica.
ā Yakā¦jangan acak-acak rambutku!ā kesal Jessica karena
rambutnya yang tertata rapih, langsung berantakan karena seorang Lee Donghae.
Remember me
I'm in Da-Da-Danger Pinocchio
Remember me
Eodiboja ilgeoboja nae mameul teoreoboja emeraldeu
I'm in Da-Da-Danger Pinocchio
Remember me
Eodiboja ilgeoboja nae mameul teoreoboja emeraldeu
humchyeobwa geu nundongja seureukseureuk
Meoributeo balkkeutkkaji seukaenhae
Tiba-tiba handphone milik Yoona berdering lumayan kencang
yang membuat Donghae mengalihkan pandangan untuk mencari asal suara itu.
Dengan cepat Yoona mengangkat panggilan yang baru saja ia
terima, tapi baru saja ia mengucapkan Yeobseyo, orang di ujung telepon sana
sudah mematikan sambungannya. Dengan kesal Yoona meletakkan handphonenya
kembali di atas meja.
ā Siapa Yoong?ā tanya Tiffany.
ā Molla! Mungkin orang iseng.ā Jawab Yoona seadanya.
ā Oh ya, tadi kau belum selesai bicara Soo! Sebenarnya siapa
Hong ahjumma itu? seberapa pentingnya
dia, sampai dia orang yang harus kita wawancarai?ā lanjut Yoona sambil
mengunyah cupcake kesukaannya.
ā Jelas dia penting pabo! Hong ahjumma itu, pemilik cafĆ©
ini.ājawab Sooyoung sambil menyeruput minumannya.
ā Kalian? Jadi benar ini kalian!ā keempat orang ini serempak
menoleh ke asal suara yang sedang menyapa.
ā Sica? Ber..bersama siapa kau?ā tanya Tiffany dengan
pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya.
ā Aku bersama Donghae.ā Jawab Jessica sambil menunjuk ke arah
Donghae yang masih duduk di bangkunya.
ā Oh ya, boleh aku dan Donghae gabung bersama kalian?ā tanya
Jessica yang membuat keempat gadis ini saling melempar pandangan.
Yoona POV
Kenapa Jessica bisa tahu kalau ada di sini? Argghhhā¦mana
sekarang dia ingin bergabung bersama kami lagi. Dia mau pamer kemesraan di
hadapan kami apa? Tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Jessica tadi, kami
hanya sibuk melempar pandangan seakan melempar kesempatan untuk menjawab
pertanyaan itu.
ā Bolehā¦silahkan.ā Tiffany pun akhirnya buka suara, tapi apa
yang ia lakukan? Kenapa ia membiarkan mereka gabung bersama?.
ā Hae..sini! kita di sini saja!ā Jessica melambaikan
tangannya menandakan ia menyurh Donghae untuk menghampirinya. Tak lama orang
yang ia panggil datang dengan membawa sebuah nampan yang berisi dua gelas
minuman dan sepiring donnut di atasnya.
Berhubung setiap meja hanya berisi 4 bangku, dengan terpaksa
mereka berdua harus menarik bangku dari meja lain. Mereka pun duduk bersebelahan,
kenapa mereka akrab sekali?, sudahlah Yoona!! Bersikap biasa, dan anggap tidak
ada yang terjadi.
ā Kalian sering kesini?ātanya Donghae dengan pertanyaan yang
sebenarnya tak terlalu penting menurutku.
ā Neā¦malah cafĆ© ini memang sudah jadi tempat favorit kami.ā
Jawab Seohyun.
Remember me
I'm in Da-Da-Danger Pinocchio
Remember me
Eodiboja ilgeoboja nae mameul teoreoboja emeraldeu
I'm in Da-Da-Danger Pinocchio
Remember me
Eodiboja ilgeoboja nae mameul teoreoboja emeraldeu
humchyeobwa geu nundongja seureukseureuk
Meoributeo balkkeutkkaji seukaenhae
Tiba-tiba handphone-ku kembali berdering, ku lihat nama
eomma tertera di layar handphoen-ku. Dengan segera ku angkat panggilannya.
ā Yeobeseyo, wae Eomma?ā
āā¦ā¦ā¦.ā
ā Aku sedang bersama teman-temanku.ā
āā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..ā
ā Oh ne..ya sudah sebentar lagi aku pulang.ā
ā Ya sudah eomma, kututup ya.ā
Akupun mengakhiri panggilannya, lalu segera ku raih tasku
dan beranjak dari kursiku. Semuanya menatapku seolah bingung dengan diriku. ā
Aku pulang duluan ya, tadi eomma menyuruhku untuk pulang cepat, gwenchanayo?ā.
ā Keurae kau pulanglah! Hati-hati dijalan ya!ā jawab
Sooyoung yang diikuti anggukan kecil oleh dua temanku yang lain, sedangkan
kulihat Jessica sedang membisikkan sesuatu pada Donghae. Memang ada untungnya juga
eomma menyuruhku pulang, setidaknya dengan pulang lebih awal membuatku tak akan
melihat kemesraan mereka lebih jauh lagi.
Aku berjalan keluar dari bangkuku, tapi ada yang meraih
tanganku. Ishhhā¦mau apalagi dia? Kenapa dia malah menarik tanganku? Kulihat
ketiga temanku ikut bingung dengan apa yang sedang Donghae lakukan.
ā Biar Hae yang mengantarmu pulang! Inikan sudah sore dan
kau juga pulang sendiri kan?ā ucap Jessica menjelaskan.
ā Tidak usah, aku bisa pulang sendiri.ā Tolakku dengan halus
sambil mencoba melepaskan genggaman Donghae. Tapi bukannya melepaskan, Donghae
malah semakin mengeratkan genggamannya. Tanpa diperintah, Donghae yang tadinya
duduk langsung berdiri dan menarik lenganku untuk mengikuti langkahnya. Melihat
tingkahnya yang seperti ini aku jadi teringat peristiwa malam itu, dimana dia
juga memaksaku untuk pulang bersamanya. Membayangkan hal itu, aku mengikuti
saja apa yang dia lakukan.
At Out side of CafƩ
Ini tak benar, aku tak ingin pulang bersamanya, aku tak
ingin terus begini. Dengan sekuat tenaga aku berontak agar dia melepaskan
tanganku, akhirnya akupun berhasil melepaskan genggamannya. Ku lihat wajahnya
mulai kehilangan kesabaran, apakah dia akan memakiku? Kenapa dia jadi sangat
menyeramkan?. Tapi terserah apapun yang akan ia lakukan, yang terpenting aku
bisa lepas darinya.
ā Yak! Kau mau kemana?ā dia menarik lenganku lagi dengan
paksa, membuat diriku yang tadi sudah berjalan memungginya, jadi terpaksa
berbalik dan menghadapnya. Kulihat sejuta amarah kini menumpuk di matanya,
omo!! Dia menyeramkan sekali!.
ā Aku kan sudah bilang, aku mau pulang! Dan aku juga sudah
bilang kalau aku bisa pulang sendiri! Jadi kau tak usah repot-repot untuk
mengantarku pulang!ā jawabku setengah berteriak agar dia mengerti kalau aku benar-benar
enggan pulang bersamanya.
ā Kata Jessicaā¦ā dengan segera ku selak ucapannya.
ā Kalau kau membantu orang bukan dari
hatimu melainkan perintah dari kekasihmu, lebih baik tidak usah! Lagipula aku
ini bukan anak kecil yang tak bisa menjaga dirinya sendiri.āakupun melenggang
meninggalkannya, tapi kurasakan dia berusaha mengejarku dari belakang.
ā Berhenti! Kalau kau berani melangkah lagi akan ku bunuh
kau, Lee Donghae!ā amarah yang dari tadi coba ku kendalikan, kini membludak dan
meluap-luap. Diapun terlihat diam sambil terus menatap mataku, tapi aku tak
peduli dengannya lagi sekarang. Ku balikkan badanku dan segera ku tempuh
langkahku menuju halte pemberhentian bus.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
Author POV
Satu minggu berlalu sudah, tapi bagaikan benang kusut yang
rumit untuk mencari dimana ujungnya, masalah Yoona dan Donghae tak jauh beda
dengan keadaan benang kusut. Satu minggu berlalu, dan selama itu pulalah Yoona
selalu melakukan peperangan batin dengan hati kecilnya sendiri.
Seperti hari-hari sebelumnya, selama satu minggu ini tak
kurang dari 3 kali Yoona bertemu dengan
Donghae yang ingin menjemput Jessica. Mungkin hubungan mereka selama ini memang
tak pernah akur, tapi setidaknya, hubungan mereka yang dulu masih terdapat
interaksi satu sama lain.Tapi tak seperti kemarin, hari ini Donghae tak
kelihatan datang menjemput Jessica, dan Jessicapun terlihat pulang bersama dua
sahabatnya
ā Yoongā¦maaf ya, kami tidak bisa menunggumu sampai selesai
latihan dance.ā Ucap Tiffany yang sudah menenteng tasnya. Tak hanya Tiffany,
tapi Sooyoung dan Seohyunpun telah siap untuk segera pulang.
ā Keurae! Kalian pulanglah!ā jawab Yoona yang sebenarnya
kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Dia tak bisa memaksa teman-temannya untuk
tetap menunggunya sampai selesai latihan dance, yang waktu pulangnya juga tidak
dapat dipastikan.
ā Kenapa masih disini? Sudah sana pulang!āteriak Yoona saat
menyadari ketiga temannya masih berada di hadapannya dengan tatapan lekat ke
arahnya.
ā Gwencahanayo?ātanya Seohyun hati-hati.
ā Ne..gwenchana!ā yahā¦meskipun dipaksakan, Yoona berusaha
untuk tetap meyakinkan kalau dirinya tidak masalah.
ā Ya sudah kalau begitu, kami pulang duluan ya Yoong!āpamit
Sooyoung sambil melambaikan tangan ke arah Yoona yang diikuti dua temannya.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Yoona POV
At 16.31
Sesore ini latihan baru selesai,ahā¦untung saja ketiga
temanku yang bawel itu ku biarkan pulang, andai saja aku memaksanya untuk tetap
menungguku, pasti mereka ngomel-ngomel karena kebosanan menungguku terlalu
lama. Kini sekolahku sudah tak seramai tadi pagi, sekarang hanya ada sebagian
anak yang masih disini, itupun karena mereka harus mengikuti kegiatan tambahan,
layaknya aku sekarang.
Dengan terpaksa aku pulang sendiri, meskipun memang masih
ada beberapa orang disini, tapi aku tak begitu akrab dengan mereka. Kulangkahkan
kakiku keluar dari pintu gerbang sekolah, rasanya bosan sekali pulang tanpa
ditemain teman. Biasanya aku pulang sambil bersenda gurau dengan ketiga temanku
itu, tapi sekarang? Aku hanya bisa melangkah sambil menatap kebawah, menatap
setiap jalan yang baru kutapaki.
ā Kenapa lama sekali? Aku hampir mati kebosanan menunggu
disini!ā entah siapa yang bicara barusan, aku tidak tahu siapa, karena wajahku
masih menunduk. Tapi sepertinya dia orang bodoh, lagian mana mungkin orang bisa
mati karena kebosanan.
ā Kau?ā aku tersentak kaget saat menemukan sosoknya berada
di hadapanku, kenapa dia ada di sini?.
ā Wae? Apa kau kaget?ā
ā Jessica sudah pulang! Percuma saja kau menunggunya dari
tadi.ā Ucapku tak peduli sambil melengos pergi.
ā Aku tahu, lagipula aku bukan ingin menjemput Sica.ā
Jawabnya setengah berteriak.
ā Kau tak mau tahu aku ke sini mau menjemput siapa?ā tanya
dengan setengah berteriak.
ā Bukan urusanku!ā jawabku sambil terus berjalan
memunggunginnya.
ā Jelas itu urusanmu! Karena orang yang ingin ku jemput itu
kau, Park Yoon Ah!ā mwo? Apa katanya? Aku? Aku membalikkan badanku, dan
melihatnya yang sedang terkekeh melihat diriku.
ā A..a..apa maksudmu?ā tanyaku ketus ssat dirinya melangkah
menghampiriku.
ā Yak!! Mau apa kau?ā kenapa dia malah menarik lenganku?
Ahā¦percuma aku berontak, semakin aku berontak dia semakin mengencangkan
genggamannya.
ā Naik..ā perintahnya menepuk jok belakang motornya.
ā Andwae!!!ā teriakku sambil memalingkan wajahku.
ā Yak! Cepat naik!ā dia menarik lenganku yang sedari tadi
kusilangkan didepan dada. Akupun menurut saj, kunaiki motornya, akupun
memberikan jarak agar tubuhku tak menempel dengan punggungnya.
Dia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, rasa tak
percaya, senang dan tak karuan memenuhi ruang di hatiku. Yak! Ingat Park Yoon
Ah, dia sudah memiliki yeojachingu yang tak lain adalah Jessica, teman
sekelasmu. Tapi seharusnya rumahku tak lewat sini! Sebenarnya dia mau membawaku
kemana? Apa dia mau menculikku?.
CKKIIITTTT
Tiba-tiba saja motornya ngerem mendadak, yang membuatku
lengser dan menabrak punggungnya. ā Yak bodoh! Kau sengaja ya!ā omelku sambil
menoyor kepalanya. ā Tadi ada kucing mau nyebrang, Yoong!ā jawabnya dengan
begitu enteng sambil melanjutkan perjalanan yang aku sendiri tak tahu
tujuaannya kemana.
At Seoul
International Hospital
Aku bingung kenapa dia mengajakku ke rumah sakit, tapi saat
dia menyuruhku turun dari motornya, aku menurut saja. sampai akhirnya kami
berada dalam lift, aku tak tahu sebenarnya apa tujuannya datang kemari. Tapi
aku tak bertanya apapun, karena aku juga masih enggan banyak bicara dengannya.
Tapi lama kelamaan aku benar-benar penasaran, persetan dengan gengsi yang
sedang ku pertahankan baik-baik.
ā Kau sakit?ā tanyaku memecah keheningan dalam lift yang
hanya berisi aku dan namja gila ini.
ā Annie...ā jawabnya tanpa mengalihkan pandangannnya ke
arahku.
ā Terus untuk apa kau mengajakku kesini?ā tanyaku lagi.
TING
Belum juga dia menjawab pertanyaanku, tapi pintu lift sialan
ini telah terbuka. Tak lama, ia pun keluar dari lift ini. Sebenarnya dia ini
mau kemana sih?. Kamar 276? Siapa yang sakit? Eommanya? Appanya? Atau
kakaknya?.
Ku telusuri kamar yang bernuansa putih nan tenang ini, kamar
ini lumayan luas, karena kamar ini termasuk golongan kamar VIP. Kulihat ada
seseorang terbaring dengan kaki yang digantung, sepertinya orang ini patah
tulang. Tunggu! Apakah pria ini kakaknya?.
ā Hae!ā seru orang itu saat Donghae duduk di kursi samping
ranjangnya.
ā Siapa itu?ā tanya orang itu sambil menunjukku dengan
dagunya.
ā Diaā¦ā belum juga Donghae menyelesaikan kalimatnya, tapi
orang itu kembali meracau.
ā Apakah dia gadis itu? gadis yang bernama Yoona? Ahā¦neomu yeoppeo!!ā kata orang itu, akupun
tersenyum padanya. Tapi kenapa orang itu bisa tahu namaku?.
ā Annyeong! Hhmmā¦tapi kenapa kau bisa tahu namaku?ā tanyaku
padanya, dia malah terkekeh sambil melirik Donghae sejenak.
ā Dari anak tengil inilah! Kau tak tahu ya, kalau dia ini sering
sekali bicara tentangmu?ā kini tawanya pecah yang membuatku makin bingung,
sementara Donghae hanya menggaruk tengkuknya.
ā Mianā¦hahahahahhh..hahahhahh..mianā¦aku terlalu banyak
tertawa! Kenalkan namaku Kim Jaejoong, aku kakak sepupunya ikan ini.ā
ā Pasti beberapa waktu belakangan ini kau terganggu karena
anak ini sering sekali datang ke sekolahmu untuk menjemput yeojachinguku?ā
lanjutnya lagi yang membuatku makin tak mengerti dengan ucapannya. Bukankah
yang selama ini Donghae jemput itu Jessica? Apa? Apa Jessica itu yeojachingu
orang ini?.
ā Benar! Yeojachinguku itu Jessica, kau kenal dia kan?ā
kenapa orang ini bisa tahu pikiranku? Apa dia bisa membaca pikiran orang lain.
ā Tapi kenapa Donghae yang menjemputnya?ā tanyaku.
ā Yahā¦sekarang kau lihat saja keadaanku, diriku masih
terbaring tak berdaya dengan kaki kiri patah dan luka-luka di beberapa bagian
tubuhku, jadi mana bisa aku menjemput Sica, maka dari itu aku meminta anak ini
untuk menjemput Jessica. Kau tahukan, Jessica itu hobi tidur? Maka dari itu aku
tidak akan membiarkannya menggunakan transportasi umum, karena kalau tidak, dia
akan tidur dan di bawa supir entah kemana.ā Jelasnya panjang lebar. Aku pun
mengangguk sambil membulatkan mulutku.
ā Jadi sudah puas tuan muda Lee Donghae?ā tanya orang itu
beralih pada Donghae.
ā Sudah hyung! Gomawo hyung! Sudah mau menjelaskan semuanya pada
yeoja babo ini!ā apa katanya yeoja babo? Maksudnya aku?.
ā Ya sudah selesaikanlah masalah kalian baik-baik! Yoona,
kalau kau cemburu, lebih baik kau tanyakan langsung pada Hae.ā Kenapa
pembicaraan jadi semakin tak jelas arahnya, lagipula siapa yang cemburu?.
ā Hyung!ā donghae langsung menatap tajam orang itu.
ā Ya sudah aku pulang dulu hyung!ā pamit Donghae.
ā Aku juga! Semoga kau cepat sembuh Jaejoong-ssi.ā Ucapku
sambil membungkukkan badanku.
ā Yak..panggil aku oppa saja! lagipula sebentar lagi kau
juga akan menjadi adikku.ā Lagi-lagi dia terkekeh dan ucapannya kali ini makin
ngelantur saja.
ā Sudahlah hyung! Jangan menggodanya terus!ā entah marah
atau kesal, tapi ucapan Donghae mampu menghentikan orang itu.
ā Ya sudah aku pamit pulang ya, op..oppa!ā ucapku sambil
membungkukkan tubuhku lagi.
ā Neā¦hati-hati!ājawabnya sambil tersenyum, omoā¦ternyata dia
tampan sekali.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Donghae telah membuka pintu kamar itu yang langsung kuikuti
dibelakangnya. Dia berjalan mendahuluiku, meski tertinggal tak begitu jauh,
tapi aku enggan untuk menyamai langkahku dengannya. Jujur setelah keluar dari
kamar Jaejoong oppa, mendadak atmosfir diantara kami jadi tak bersahabat. Sampai
di lapangan parkir saja ia masih tak mau bicara,ahhā¦mau bagaimana lagi? Lebih
baik aku pulang sendiri!. Ini merupakan kebiasaan yang ia lakukan setiap aku
ingin melenggang pergi, apalagi coba kalau bukan menarik lenganku.
ā Mau kemana?ā kenapa nada bicaranya dingin sekali, ditambah
dia tak ingin memandangku.
ā Ya..pulanglah bodoh!āteriakku sambil mencoba melepaskan
tangannya.
ā Siapa bilang kau boleh pulang sendiri? Aku yang akan
mengantarmu, ayo cepat naik!ā mendengar nada bicaranya seperti ini, aku tak
bisa menolak ataupun memberontak.
At Han River
Tak terasa kini waktu telah menunjukkan 18.30 dan dia malah
membawaku ke tempat ini, sebenarnya dia mau apa sih? Katanya dia mau
mengantarku pulang?. Dia masih duduk dengan tatapan lurus menghadap aliran
sungai yang begitu tenang, yang dihiasi pantulan-pantulan gemerlap lampu malam
yang menambah keindahan tempat ini.
ā Jadi bagaimana?ā tanyannya memecah keheningan diantara
kami. Jujur aku tak mengerti arah pembicaraannya? Apanya yang bagaimana?.
ā Maksudmu, bagaimana apanya?ā tanyaku balik, yah..aku
sendiri juga bingung mau menjawab apa.
ā Aisshhh..bukankah kau sangat pintar? Kenapa hal seperti
ini kau tak mengerti?ā dia terlihat frustasi sambil mengacak rambutnya.
ā Yak!! Itu salahmu! Kenapa kau bicara tak jelas begitu!ā
teriakku kesal.
ā Huftt..keurae!ā dia menghembuskan nafasnya panjang dan
beranjak dari duduknya dan melangkah maju ke depan, aku hanya bisa terpaku
penasaran dengan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
ā Park Yoon Ah!!! Maukah kau menjadi yeojachingu-ku?ā dia teriak
begitu keras, untung saja di sini sudah sepi, kalau tidak, semua orang pasti
akan melihat heran ke arahnya. Tapi apa yang barusan dia katakan? Dia memintaku
untuk menjadi yeojachingu-nya? Apa aku tidak salah dengar? Atau aku sedang
bermimpi?.
ā Yak! Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku? Apa suaraku
kurang kencang?ā dia mendecak kesal, dia membalikkan badannya dan berjalan
menghampiriku. Kenapa ini? Kenapa jantungku mulai tak normal lagi? Omo!! Kenapa
semakin dekat dia melangkah, kenapa detakan jatungku makin cepat?. Lee Donghae!
Kalau kau menginginkan aku tetap hidup, kuperingatkan kau untuk tak mendekat.
ā Jadiā¦ātanyanya dari jarak yang begitu dekat, dia menaikkan
satu alisnya, menunggu jawaban yang akan keluar dari mulutku nanti.
ā Hmmm?ā sebenarnya pendengaranku masih sangat bagus, tapi
aku hanya ingin mendengar pertanyaannya sekali lagi untuk memastikan kalau
ucapannya itu sungguh-sungguh.
ā Isshhh..haruskah aku mengulangnya?ā dia terlihat frustasi
saat ingin mengucapkan hal itu.
ā Hmmm..Hufftā¦ma..maukah kau menjadi yeojachiguku?ā tanyanya
dengan gugup.
ā Andwae!!ā jawabku singkat yang sontak membuatnya
membulatkan matanya.
ā Terserah kau mau bilang apa! Karena meskipun kau menolak,
kau tetaplah yeojachingu-ku mulai hari ini.ā Dia langsung melenggang pergi
setelah mengucapkan pernyataan sepihak itu.
ā Yak!! Itu namanya pemaksaan!ā teriakku sambil berlari
mengekorinya. Langkahnya terhenti, ia membalikkan badannnya mengahadapku, ia
memperkecil jarak di antara kami, diapun mencengkram bahuku sambil menatap
mataku lekat. Aku bisa mati kalau dia terus seperti ini! Ini tidak bisa! Aku
harus cari akal agar ia menghentikan tingkahnya yang sukses membuatku tak
karuan.
ā Yak!! Appo!!ā ringsinya sambil memegangi kaki kirinya yang
baru saja kuinjak.
ā Rasakan! Makanya jangan suka memaksaku!ā
ā Kau keterlaluan! Kau menginjak lukaku!ādia meringis dan
sekarang dia teduduk sambil membuka tali sepatunya.
ā Apa sakit sekali?ā tanyaku sambil duduk di hadapannya,
kusentuh sepatunya yang sudah terbebas dari ikatannya. Ku lihat dia sedang
menahan sakit, apa rasanya sakit sekali?. Tapi bukannya menjawab , ia malah
meraih tanganku, ia menggenggam tanganku.
ā Kau pura-pura?ā tanyaku kesal tapi dia malah terkekeh,
mungkin menurutnya aku ini sangat bodoh.
ā Jadi bagaimana kau maukan jadi yeojachinguku?ā tanyanya
tanpa mempedulikan pertanyaanku sebelumnya.
ā Andwae!ā jawabku sambil berdiri dan melenggang
meninggalkannya.
ā Kenapa? Padahal sudah jelas-jelas kau menyukaiku.ā Dia
berlari dan meraih tanganku.
ā Jangan sok tahu! Aku itu tidak suka padamu!ā
ā Jangan mengelak lagi, aku tahu kau menyukaiku.āucapnya
enteng yang membuatku tercengang kaget mendengarnya.
ā Tidak! Memang siapa yang bilang, hah?ā
ā Hatiku yang bilang! Yoona aku menyukaimu, bahkan sejak aku
bertemu denganmu di Smp.ā Kini nada bicaranya begitu serius, dia juga
mencengkram bahuku. Dia menarikku masuk kedalam pelukannya, kepalaku bersandar
pada dada bidangnya yang terasa amat nyaman dan hangat.
ā Jadi kau maukan?ātanyanya lagi.
ā Andwae!ā jawabku dengan jawaban yang sama seperti
sebelumnya. Dia melepaskan pelukannya, dia menatapku lekat dengan tatapan yang
sukses membuatku salah tingkah.
ā Wae? Apa kau tidak menyukaiku.ā kini suaranya berubah jadi
lirih.
ā Hmm..karena kecuali Seohyun, dua temanku yang lain belum
ada yang berpacaran.ā Jawabku polos yang sukses membuat matanya terbelalak dan
mulutnya terbuka lebar. Mungkin menurutnya aku gadis konyol atau apalah, tapi
jujur aku tak mau pacaran sebelum Sooyoung dan Tiffany juga pacaran.
ā Kau pikir mereka itu belum pacaran? Sebenarnya mereka itu
sudah punya pacar! Apa mereka tak memberitahumu?ā apa ? jadi mereka berdua
sudah punya pacar? Awas ya Choi Sooyoung, Tiffany Hwang, akan ku habisi kau
nanti!.
ā Hahahahahahahhahhā¦.pasti mereka merahasiakannya darimu
karena diantara kalian berempat hanya kaulah yang belum pacaran, hahahahahhaā
tawanya pecah yang membuatku makin kesal.
ā Appo..ā ringisnya saat ku jitak kepalanya menggunakan
kepalan tanganku.
ā Kenapa hari ini kau senang sekali menyiksaku sih?ā
gerutunya sambil mengusap-usap kepalanya.
ā Terus siapa namjachingunya Soo dan Fany?ā tanyaku tanpa
peduli dengan keadaannya.
ā Fany pacaran dengan Siwon dan Soo dia pacaran dengan
Changmin.ā
ā Dan kau? Siapa namjachingumu?ā tanyanya.
ā Tidak seperti namjachingunya Sooyoung atau Tiffany,
namjachinguku itu pendek, jelek, dan juga bodoh. Ahhā¦malang sekali bukan
nasibku?.ājawabku sambil melenggang meninggalkannya. Kenapa reaksinya begitu
lama, maksudku itu kan dia, apa dia tak merasa kalau aku baru saja menyebutkan
ciri-cirinya.
ā Apa? kenapa kau mau dengan orang seperti itu? lebih baik
kau cari yang lebih baik darinya!ā ahā¦benarkan! Pasti dia tak merasa kalau
orang yang ku maksudku itu dirinya sendiri.
ā Entahlah! Terus aku harus bagaimana lagi? Beberapa menit
yang lalu dia bilang, meskipun aku menolaknya, mulai hari ini aku resmi menjadi
yeojachingunya. Dan barusan orang itu malah bilang untuk mencari orang yang
lebih baik darinya. Ahā¦namjachinguku itu memang benar-benar bodoh!ā kalau
sampai dia tak mengerti lagi, akan ku hajar kepalanya itu.
ā Bukankah yang bicara seperti itu aku? Tapi tadi kau bilang
orangnya itu pendek, jelek, dan bodoh. Tapi terserahlah, yang penting kau
menerimaku.ā Ucapnya yang langsung membawaku masuk kedalam pelukannya.
ā Saranghae..ā ucapnya.
ā Nadoā¦ā balasku.
ā Mulai dari sekarang kalau ada yang bertanya padamu tentang
siapa namjachingumu kau harus jawab kalau namjachingumu itu aku, Lee Donghae.ā
Ucapnya sambil melepaskan pelukannya.
ā Neā¦aku akan menjawab Lee Donghae yang pendek, jelek, dan
bodoh itu adalah namjachinguku.ā Dia mengerucutkan bibirnya setelah
mendengarkan kalimat yang baru saja keluar dari mulutku.
ā Yak! Itu salah! Jelas-jelas aku itu tampan, aku juga
pintar, danā¦.ā Langsung kuselak ucapannya.
ā Tapi satu yang benar, kau memang pendek Hae! Tinggimu itu
dibawah rata-rata, hhehehehe.ā Ucapku yang membuatnya makin cemberut, kenapa
kalau seperti ini dia malah tampak menggemaskan?.
ā Yakā¦jangan cubit pipiku!ā
ā Ayo kejar aku! Dasar namja pendek! Pasti kakimu terlalu
pendek untuk bisa berlari cepat, weee!ā ledekku sambil menjulurkan lidahku
kearahnya yang sudah terlihat kesal.
ā Baik! Kalau itu yang kau mau!ā diapun berlari mengejarku.
Kejar-kejaran pun tak dapat dihindari, apalagi Hae terlihat gigih sekali untuk menangkapku. Tapi lama-kelamaan
aku jadi sangat lelah akupun berhenti sejenak untuk mengatur nafasku yang sudah
tak beraturan.
ā Kena kau!ā diapun menarikku ke dalam pelukannya, bisa
kurasakan nafasnya juga sama denganku, masih tersengal-sengal dan tak
beraturan.
ā H..hah..hā¦Saranghae.āucapnya dengan nafas yang masih
tersengal-sengal.
ā Aku tahu! Mau berapa kali kau mengatakan itu padaku?ā
ā Kalau bisa sepanjang sisa hidupku sekarang, aku akan
mengucapkan hal itu padamu.ā
END
Gimana seru gak? Semoga seru ya, amin!! Tapi mian juga nihā¦kalau
akhirnya jadi gaje plus jayus gini, jujur aku bikinnya aja sampe berkidik
ngebayangin apa yang aku tulis.
Sebelumnya thanks buat para readers yang 90% adalah silent readers yang
udah mau baca ff ini, yahā¦aku gak maksa komen, tapi aku berharap kalian mau
komen. Dan yang terakhir thanks buat 2 seniorku, Kim Dhira dan juga Salsa. Aku kaget
banget pas buka Gigsent, aku nemuin ff baru yg jdlnya best friend,,, wah beneā
terkejut ngeliatnya, emg pling bisa bikin kjutan tuh si salsa.
Padahal pas aku tanya ā sal lu ada proyek lagi g, slain oh my teacher?ā,
trus dia jwb ā enggakā¦baru oh my teacher doing kok!ā. Dan kenyataannya dia
ngepost best friends,,, ahhā¦menyebalkan tuh senior yg satu itu! jangan ditiru
yahā¦.
Ya udah segitu ajaā¦aku capek nulisnya, lagian aku juga bingung mau nulis
apalagi.
Thanks
GSB
Comments
Post a Comment