Best Friends 2 of 2







“Ah.. dimana?” ucapku panik sambil memeriksa isi tasku.
“Ada apa?” Tanya Sun Young bingung melihat tingkahku
“Bukuku hilang!”
“Buku apa?”
“mungkin tertinggal dikelas! Aku cari dulu! Kalian tunggu disini saja!”



“lebih baik kami ikut mencarinya!” Ucap Sun Young
“anio! Kalian tunggu saja disini!”
Seruku sambil berlari meninggalkan sepasang kekasih itu didepan gerbang sekolah. Tadinya kami memang akan pulang, namun tertunda karenaku. Ish… ini salahku! Kenapa aku harus membawa buku diaryku kesekolah? Aish… pabo! Sekarang buku itu hilang! Dan aku tak tau apa yang akan terjadi kepadaku jika buku itu ditemukan oleh seseorang! Kalian tau persis bagaimana isi sebuah buku diary kan? Aku menuliskan semua perasaanku disana, perasaan sukaku yang kurasa terlalu berlebihan pada Nichkhun. Perasaan sakitku saat Sun Young memintaku untuk menjadikan Nichkhun sebagai namjachingunya! SEMUANYA! Dan parahnya lagi, dihalaman pertama buku itu, aku menuliskan namaku besar-besar. Hanya orang buta yang tak tau buku milik siapa itu.





`````At Class`````






Suasana kelas yang hening karena tak ada satupun orang didalamnya terusik karena kehadiranku,


“Ah.. kenapa tidak ada?” Keluhku saat melihat tak ada satupun buku dikolong mejaku, padahal seingatku tadi saat pelajaran bahasa korea, aku sempat membuka diary itu lalu dengan cepat kumasukkan kekolong meja saat Seung Ki sonsengnim memergokiku tak memperhatikannya. Omoona…. Guru jaman sekarang itu sensitive sekali si! Tidak diperhatikan sedikit saja marah! Padahal aku yakin, walaupun aku mendengarkan ucapannya dengan baik pun aku takkan mengerti.

Kutundukkan kepalaku untuk memeriksa bagian kolong semua meja dikelas ini, namun hasilnya nihil.
“YAK… BAGAIMANA INI?” Kesalku sambil menghentakkan kakiku frustasi

“Mencari ini?” 
Ucap seorang namja dari arah belakangku, membuatku terperanjat dan membulatkan mataku seketika. Suara Nichkhun. Dengan cepat kubalikkan badanku menghadapnya dan betapa tercekatnya aku ketika melihat buku diaryku berada ditangannya. Berada ditangan namja yang namanya hampir 90% mengisi buku digenggamannya itu.

“YAK! Berikan padaku!” 
Pekikku sambil berlari kearahnya dan mencoba mengambil buku ditangannya. Berkali-kali aku mencoba namun berkali-kali juga ia menghalangiku. Membuat semua usahaku untuk mendapatkan kembali buku itu sia-sia.

“Lalu apa? Jika buku ini sudah ada ditanganmu kau mau apa? Aku sudah membaca semuanya!” Ucapnya dengan ekspresi kesal kearahku
“a..ap..pa yang kau bicarakan huh?”
“Mencoba mengelak padahal sudah tertangkap basah? Hei… KWON YU-RI! Sadarlah!” Ucapnya sambil membuka halaman pertama buku itu, memperlihatkan tulisan namaku yang kubuat besar-besar disana. Aku diam lalu mulai menatapnya sinis
“Jadi apa maumu?” tanyaku kesal
“cih… apa mauku?  Aku mau kau berhenti menyiksa dirimu sendiri!”


“Aku tak pernah menyiksa diriku sendiri!”
“Kenapa kau mau mengikuti permintaan Sun Young? Kenapa kau malah mengorbankan dirimu sendiri deminya? Aku tau kau menyukaiku Kwon Yuri!”
“Itu tidak penting! Perasaanku tak penting!”
“Bagaimana jika aku menyukaimu?”
“Huh? Apa? Jangan bodoh!”


“Mungkin untuk saat ini, aku masih belum mengerti dengan perasaanku, aku menyayangi kalian berdua, sebagai sahabatku! Aku sangat amat menyayangi kalian dan aku tak mau seperti ini! Aku tak mau salah satu diantara kalian terluka!”
“Jadi hanya sebatas itu  perasaanmu?”
“Sudah kubilang aku tak tau, memang ada yang berbeda, namun aku tak bisa membedakannya mana yang cinta dan mana yang sayang!”
“kalau begitu, lebih baik kau jaga Sun Young!”
“Bagaimana jika yang aku cintai itu kau?”




“Nichkhun-ah! Dengarkan aku! Sun Young sahabat kita dan aku ingin dia bahagia, dan dia bahagia bila bersamamu!”
“Oh… Dan Yuri-ya! Kau juga sahabatku dan aku juga ingin kau bahagia! Tanpa mengorbankan perasaanmu! Aku tau kau mencintaiku”
“aku tak mencintaimu!”
“Oh ya? Lalu bagaimana dengan malam itu? Jangan pikir aku tak melihatmu! Kau mengarahkan senter kerumahku kan? Kau mengisyaratkan kata Saranghae kan?” Aku terdiam mendengarnya, Ya.. dia benar! Ternyata dia melihatnya!



Kupalingkan wajahku darinya, mencoba menahan semua air mata yang bisa saja meleleh dari mataku
“Yuri-ya! Tatap aku!” Ucapnya sambil memegang bahuku namun aku tetap tak memperdulikannya, aku takut jika aku menatapnya aku bisa menangis, aku tetap mengarahkan pandanganku kearah lain
“KWON YURI!” Bentaknya, membuatku mau tak mau menatapnya
“Apa? Kau mau bilang apa? Kau hanya menganggap Sun Young sebagai sahabat? Tapi kenapa kau dengan mudahnya mengikuti permintaanku? Kau dengan mudahnya menjadikan Sun Young sebagai yeojachingumu!”
“Sumpah demi apapun aku tak pernah menganggapnya lebih dari sahabatku! Ya.. kita memang pacaran namun aku tak pernah sekalipun menganggapnya seperti itu! Terserah kau mau percaya atau tidak, namun yang pasti satu-satunya alasanku untuk melakukan itu semua karenamu Yuri-ya”
“Oh.. jadi sekarang kau menyalahkanku?” Kesalku sambil tersenyum frustasi



“bukan begitu! Aku melakukan itu semua karena kau yang memintanya! Kau memintaku untuk menjadi namjachingunya, kau memintaku untuk kencan dengannya. Entahlah, tapi seperti aku tak bisa berkata tidak untukmu! Seperti semua ucapanmu adalah sebuah keharusan bagiku! Menurutmu apakah itu cinta?”
“Kau bahkan tak yakin pada perasaanmu sendiri!”





`````Gwang- Mun High School Gates`````



Sun Young POV




`Omoona…. Untuk apa namja itu kemari?` batinku saat melihat Sungmin sedang berjalan sambil melambaikan tangannya kearahku dari kejauhan. Aigoo… seharusnya tadi aku ikut Nichkhun ke toilet saja.

“Hai… yeopo!” Sapanya sambil tersenyum manis kearahku
“YAK! Apa maumu?”
“Kenapa kau kasar sekali padaku?” Ucapnya namun tak kugubris sedikitpun.
“dimana dua sahabatmu itu?” Tanyanya sambil menoleh kekanan dan kekiri

“Bukan urusanmu!” 
Ucapku acuh sambil berlalu meninggalkannya, Kurasa untuk sekarang menemukan salah satu diantara dua sahabatku itu adalah keputusan terbaik. Aku berjalan pelan menyusuri lorong-lorong sekolahku, namun saat aku menoleh kebelakang. KYYAAA….. Namja itu persis dibelakangku dan dengan cepat aku mempercepat langkahku, tidak berlari hanya dipercepat sedikit saja. Sampai………..



“Bagaimana jika aku menyukaimu?” 
 Langkahku terhenti seketika saat aku mendengar suara itu. Yah… tak salah lagi itu suara Nichkhun. Apa yang barusan ia katakan? Meyukai siapa maksudnya? Aku sedikit mengintip melalui celah jendela, MWO? Yeoja didepannya adalah……… YURI? `Oh.. jadi sekarang toilet sudah berpindah kekelas ini!` batinku kesal

“Ada apa?” Tanya Sungmin dan dengan segera kubungkam mulutnya, kuletakkan jari telunjukku dibibirku lalu kembali kutajamkan telingaku untuk mendengar percakapan mereka.



“kalau begitu, lebih baik kau jaga Sun Young!”
“Bagaimana jika yang aku cintai itu kau?”
“Nichkhun-ah! Dengarkan aku! Sun Young sahabat kita dan aku ingin dia bahagia, dan dia bahagia bila bersamamu!”


Aku tersentak. Dadaku tiba-tiba terasa sakit seiring dengan cara kerja jantungku yang mulai berantakan. Semua itu diikuti dengan mataku yang mulai memanas, kutundukkan kepalaku berharap aku bisa menjaga semua air mata yang sudah menggenang dipelupuk mataku.



Sungmin POV




Kuarahkan pandanganku pada yeoja disampingku, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam kala mendengar semua pembicaraan yang pasti sangat menyakitkan untuknya.



“Sumpah demi apapun aku tak pernah menganggapnya lebih dari sahabatku! Ya.. kita memang pacaran namun aku tak pernah sekalipun menganggapnya seperti itu! Terserah kau mau percaya atau tidak, namun yang pasti satu-satunya alasanku untuk melakukan itu semua karenamu Yuri-ya”
“Oh.. jadi sekarang kau menyalahkanku?”
“bukan begitu! Aku melakukan itu semua karena kau yang memintanya! Kau memintaku untuk menjadi namjachingunya, kau memintaku untuk kencan dengannya. Entahlah, tapi seperti aku tak bisa berkata tidak untukmu! Seperti semua ucapanmu adalah sebuah keharusan bagiku! Menurutmu apakah itu cinta?”



Percakapan mereka terdengar sangat amat jelas dari sini, tapi sungguh, jika kalian tanya opiniku, menurutku Yuri dan Nichkhun itu terlihat begitu serasi, bukan karena aku menyukai Sun Young jadi aku berkata seperti ini, tapi lebih karena saat mereka bersama, mereka akan terlihat begitu sempurna, seperti mereka sudah ditakdirkan untuk bersama, seperti ada sebuah ikatan tak terlihat diantara mereka.

DEG… Sun Young?? Aku tersadar dari semua lamunanku saat seorang Yeoja menjatuhkan kepalanya kedadaku, lalu menangis pelan disana. Tak tau apa lagi yang harus kulakukan, kuulurkan tanganku untuk memeluknya. Kuusap punggungnya lembut berharap bisa menenangkannya. Yeojaku mudah sekali tersinggung, mudah sekali menangis, dan mungkin bisa dibilang terlalu sensitive dalam urusan perasaan dan yeoja sepertinya tak bisa diperlakukan seperti itu, yeoja sepertinya membutuhkan seseorang yang bisa benar-benar memahaminya dan aku selalu berusaha menjadi seseorang itu.




……………………………….





`````Sun Young’s bedroom`````




Sun Young POV
20:13 KST




Kuputar-putar ponsel ditanganku, sedang bimbang antara ya atau tidak. Namun Akhirnya aku bangkit dari ranjangku lalu berjalan pelan menuju jendela disamping pintu balkon rumahku, karena kini aku sudah punya jawaban untuk masalahku, dan jawabannya adalah YA! Kuulurkan tanganku untuk sedikit menarik gorden putih  transparan yang menutupi pandanganku, kuangkat ponselku lalu menelfon namjachinguku, Nichkhun.


“Yeoboseo”
“Nichkhun-ah! Kau belum tidur kan?”
“belum… ada apa?”
“Temani aku ya..”
“ini sudah malam!” keluhnya, aish… menyebalkan sekali namja ini, bahkan aku belum bilang mau ditemani kemana.
“ayolah! Aku hanya ingin membeli ice cream saja!”
“haruskah aku?” tanyanya malas
“namjachinguku itu kau!” tekanku dan sudah kuduga, ia enggan menjawabnya.
“ ah.. baiklah! Aku pergi sendiri saja!” lanjutku kesal sekaligus pasrah.
“Sun Young” panggilnya, ah.. akhirnya, setidaknya ia masih mau berubah pikiran dan menemaniku.
“apa? Berubah pikiran?” harapku dengan nada menyindir.
“Josimhae! (hati-hati)” YAK… JOSIMHAE? Dengan cepat kuakhiri pembicaraan menyebalkan kami dan melemparkan benda elektronik itu kekasurku. Aku sebenarnya tak benar-benar akan pergi, aku hanya ingin mengetesnya saja. Dan kalian lihat? Bahkan untuk menemani yeojachingunya membeli ice cream saja ia tak mau?



Sudah hampir 1 jam aku mengomel-ngomel sendiri dikamar, merutuk namja bernama Nichkhun sesuka hatiku, tapi sayangnya aku terlalu mencintainya hingga aku tak mampu untuk membencinya. Aku kembali turun dari ranjangku lalu mendekat kearah jendela, kulihat lampu kamarnya masih menyala, berarti ia belum tidur. Aku hendak berbalik untuk mengambil senter, namun kuurungkan karena belum sempat aku melangkah, pintu balkon rumahnya perlahan terbuka, dengan cepat kumatikan lampu kamarku. Sebenarnya, tadi aku mau keluar lalu bercengkrama dengan sandi senter dengannya, tapi melihatnya keluar, aku jadi punya pikiran lain.



Aku melihat senter ditangannya. Baiklah! Ini bagus, kita lihat apa yang akan ia lakukan dengan senter itu! Siapa yang akan ia panggil duluan? Aku atau Yuri? ia memain-mainkan senter itu sebentar lalu…….



'S..A..R..A..N..G..H..A..E' Dia mengisyaratkan kata itu, kata yang kupikir takkan pernah ia ucapkan seumur hidupnya ternyata ia ucapkan malam ini, menggunakan sebuah sandi. Aku terdiam, menatap nanar kearah namja itu dari balik jendela kamarku, sampai akhirnya aku menangis.  Bukan! Bukan Karena aku terharu, melainkan karena aku merasa kecewa, sebuah kata yang selama ini kutunggu-tunggu ternyata ia berikan begitu saja untuk…………… yeoja lain.




“Aigoo....” Lirihku diiringi dengan lelahan air mata yang mengalir begitu saja dipipiku. Kuhempaskan diriku keatas ranjang dan menangis sejadi-jadinya disana.





Yuri POV


I Dream High nan kkumeul kkujyo
Himdeul ttaemyeon nan nuneul gamgo
Kkumi irweojineun geu sunganeul
Gyesok tteoollimyeo ireonajyo



Ponselku kembali berdering untuk yang ke 13 kalinya dan penelfonnya masih sama , Nichkhun. Tak sedikitpun ada niat untuk mengangkatnya, karena kupikir mungkin menjauhinya adalah keputusan paling tepat untuk saat ini. Aku sengaja mematikan lampu kamarku, dengan alasan agar namja itu tak menggangguku, agar ia pikir aku sudah terlelap dalam tidurku. Dalam gelap aku duduk bersila diatas ranjangku sambil menatap kosong kearah depan, ditemani dengan deringan ponsel yang tak kunjung berhenti. Lamunan mengenai kejadian siang ini terasa sangat nyata diotakku dan sungguh ini membuatku makin sulit untuk menyimpan jauh semua rasa yang selama ini sudah coba kupendam, perasaan yang aku sendiri coba untuk hilangkan dari hatiku.



Hingga, deringan itu kini berhenti. Refleks aku menoleh kearah ponsel itu, pertanyaan bermunculan saat itu juga `apakah ia menyerah?` namun ternyata aku salah, kali ini ia mengirimiku pesan. Kuambil ponsel itu perlahan dan mulai membuka pesan itu



From : Nichkhun


Kenapa kau tak menjawab panggilanku? Aku yakin kau belum tidur! Bisakah kau ke balkon sekarang? Aku ingin bicara



Aku tak membalas pesan itu bahkan tak ada sedikitpun niatan untuk bangkit dari ranjangku, kuletakkan kembali ponsel itu disampingku hingga sebuah getaran kembali kurasakan.



From : Nichkhun


Baiklah jika kau memang tak mau keluar, namun kumohon artikan isyarat ini!




Tepat setelah aku membaca pesan itu, sebuah cahaya senter memantul ditembok kamarku.Tanpa membuang waktu, kuambil kertas sandi + kertas kosong lalu berlari ke sebuah jendela disamping balkonku. Jendela yang mengarah langsung kerumah didepanku, rumah siapa lagi kalau bukan Nichkhun. Dari sini aku bisa melihat namja itu dengan jelas namun kurasa tak mungkin ia bisa melihatku dalam gelap seperti ini.


“S..” Aku mulai menuliskan semua huruf dari sandi senter yang ia isyaratkan padaku. Aku menulis semuanya besar-besar dikertas kosong yang kuambil. Kuangkat sedikit kertas itu, dan mulai menyadari maksud dari sandinya.


“s..sa..saranghae?” Lirihku saat membaca tulisan dikertas itu. Apa artinya? I.. Ia.. ia mencintaiku? Omoona…… Apa namja itu tak mengerti? Apa ia lupa apa statusnya sekarang?



Drrttt.... Drrttt….



From : Nichkhun


Kuharap kau melihatnya! Itulah perasaanku padamu Kwon Yu-Ri! Maaf aku baru menyadarinya sekarang!






Author POV




Yuri masih tak bergeming dari posisinya, ia terduduk dilantai tepat disamping jendela kamarnya dengan 2 buah kertas didepannya. Ia tekuk kakinya lalu melingkarkan tangannya disana, ia mulai merasakannya sekarang, matanya mulai memanas dan dadanya sudah mulai sesak. Menyadari bahwa apa yang terjadi diantara mereka adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang seharusnya tak mereka lakukan.



“Kwon Yu-Ri! Jangan menangis! Jangan menangis!” gumamnya mencoba menguatkan dirinya sendiri. Namun sayang, semua itu seperti tak ada gunanya. Gadis itu tetap menangis bahkan semakin lama tangisannya semakin keras dan menyakitkan, menyisakan sebuah isakan rapuh ditengah-tengah kegelapan.  Sesekali ia memukul-mukul dadanya dengan harapan bisa mengurangi rasa sesak yang semakin menjadi-jadi disana.
“J..ja..jangan menangis!” isaknya dengan suara parau yang sangat kentara. Pertanda bahwa ia sudah lelah! Ia lelah menghadapi masalah yang semakin lama menjadi semakin rumit ini!




Sedangkan ditempat lain, seorang namja malah sedang tersenyum senang. Tersenyum karena ia sudah menyadari perasaannya. Tersenyum karena ia sudah mengungkapkan perasaan itu pada gadis yang benar-benar ia cintai, namun ada satu hal penting yang ia lupakan, ia lupa bahwa ada seorang gadis lain yang sedang menjalin sebuah hubungan dengannya, ia lupa bahwa ada seorang gadis yang juga mengharapkan cinta yang tulus darinya.


Dan ia benar-benar tak tau, sebuah kata yang hanya diisyaratkan dengan sandi dari sebuah cahaya senter bisa membuat dua orang gadis yang amat ia sayangi menangis.




...............................





Nichkhun POV




“Sudah  berangkat?”  Pekikku pada seorang yeoja yang sedang bersedekap ringan sambil menyandar dipintu depan rumahnya.
“Ne.. Yuri eonni sudah berangkat dari tadi oppa!” Jawab Sang Ri, adik tunggal Yu-Ri. Seorang yeoja berumur 14 tahun yang mempunyai tingkat kenarsisan diatas rata-rata.
“YAK! Kenapa  mereka berdua meninggalkanku?”
“Aish… jangan marah-marah disini! Memangnya oppa kira aku mau mendengar semua keluh kesahmu?” Cibirnya sambil menatapku penuh kekesalan
“Omoona……. Sebenarnya apa masalahmu denganku? Kenapa kau menyebalkan sekali?”



“oppa! Kau benar-benar mengganggu pagiku!”
“halah….. Kwon Sang Ri! Jinjja! Ehm…. Geunde, apa ia bersama Sun Young?”
“Aniya! Ia sendiri! apa lagi yang kau ingin tanyakan oppa? Palli! Waktuku tak banyak!” Ucapnya mendesak.
“Ish… Hei Yeoja sok sibuk, menurutmu kenapa Yuri meninggalkanku?”
“mana aku tau? Kalau oppa mau tau lebih baik langsung bertanya saja pada Yuri eonni!”



“Aigoo… kalau dia ada disini juga aku pasti sudah langsung bertanya dengannya! Bukan dengan yeoja sepertimu!”
“Huft…  Kalau dia ada disini itu artinya ia tak meninggalkanmu oppa! Kenapa kau tak langsung ke sekolah sekarang saja dan tanyakan padanya! Namja pabo! ”
“MWO? P..PA..PABO”



BRRAAAKKKK
Anak kurang ngajar itu menutup pintu rumahnya dengan kencang. Dasar! Dia mengusirku (lagi). Akhirnya aku berangkat sendiri kesekolah, bagaimana bisa dua yeoja itu berangkat sendiri-sendiri, apa yang terjadi dengan anak kembar siam itu?



…………………………….




`````At Class……… Gwang-Mun High School`````



Author POV
09:32
Recess time……



Tepat saat Ri Ki sonsengnim meninggalkan kelas, Nichkhun berbalik kearah Yu-ri dan Sun Young.
“Yu-Ri! Kenapa tadi pagi kau………….” Belum sempat Nichkhun menyelesaikan kalimatnya, Yu-ri beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan kelas. Seolah ia tak mendengar ucapan namja itu. Melihat kelakuan aneh Yu-Ri, Nichkhun mengarahkan fokusnya pada yeoja yang duduk persis dibelakang bangkunya.
“Sun…” namun sama saja, Sun Young bersikap acuh padanya. Gadis itu segera membuang mukanya saat Nichkhun berbicara padanya.



“kalian berdua itu kenapa sih?” 
Seru Nichkhun kesal sambil bangkit dari duduknya lalu berlalu keluar kelas. Inilah rutinitas baru mereka, tanpa ada satupun yang mau mengalah dengan semua keegoisan dalam diri mereka masing-masing. Mereka tenggelam dalam kekesalan dan kebisuan, seperti tak mau dan tak pernah kenal sebelumnya. Sebuah kenyataan pahit bahwa hubungan mereka hancur akibat sebuah cinta.



Awalnya tadi pagi saat Yu-Ri baru masuk kedalam kelas dan melihat Sun Young, Yu-Ri sempat menegur ramah sahabatnya itu, namun Sun Young masih tak mampu untuk membalasnya, tentu saja ia kesal. Ia kesal karena sebuah fakta memuakkan yang berkecamuk diotaknya, bahwa orang yang ia cintai malah menyatakan ungkapan cinta pada sahabat perempuannya itu.



Sedangkan Yu-Ri, kenapa gadis itu menjauh? Karena sekarang ia mulai berpikir klise, berpikir bahwa jika ia menjauh dari Nichkhun, ia bisa menyimpan jauh perasaan cintanya pada namja itu. Lalu Sun Young? Yu-Ri tak pernah sedikitpun mencoba untuk menjauhi gadis itu, namun terasa sulit rasanya untuk memulai kembali percakapan disaat suasana mereka sedang tak bersahabat, saat keduanya diliputi rasa canggung, walau sebenarnya Yu-Ri tak tau bahwa Sun Young telah mengetahui semuanya. Semua hal yang berusaha ia simpan jauh-jauh kini mencuak dipermukaan dan berhasil diketahui oleh Sun Young, salah satu orang yang seharusnya sama sekali tak mengetahui perasaan peliknya.




……………………….





A week later……




Selama seminggu penuh ini tak ada satupun yang berubah, tak ada sedikitpun kalimat berarti yang diutarakan oleh ketiganya. Setiap jam istirahat mereka bertiga sibuk dengan urusan mereka masing-masing, Nichkhun dengan club basketnya, Sun Young tetap berada didalam kelas sedangkan Yu-Ri berada ditaman belakang sekolah, setidaknya kini taman belakang yang sepi itu adalah tempat baru untuk Yu-Ri, tempat untuk sedikit menghela nafas. Mengeluarkan semua beban berat yang dipikulnya selama ini.


Hingga tepat hari ini semua kegelisahan mereka terjawab,………………………….




Yu-Ri POV
Recess time
Gwang-Mun High School’s Backyard



Seperi hari-hari sebelumnya, aku duduk sendiri disebuah kursi kayu yang mengarah tepat kesebuah bukit kecil dibelakang sekolah. Kubiarkan angin membelai wajahku, mengacak rambut panjangku dan membuatnya berterbangan. Hingga………..


“kita perlu bicara” Sebuah suara berat dari seorang namja terdengar jelas dibelakangku, tanpa harus berbalik aku sudah tau siapa namja itu
“Tak ada yang perlu dibicarakan!” Ucapku, namja itu berjalan mendekat kearahku lalu duduk tepat disampingku
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“Tak ada kata kita, tak pernah ada kata kita! Kau adalah kau dan aku adalah aku!” Ujarku sambil menatap lurus kedepan, tak ada sedikitpun niat untuk memandang wajah namja yang duduk tepat disampingku itu.
“Yuri-ya.. kumohon jangan seperti ini! Aku mencintaimu dan kau mencintaiku! Lalu apa lagi? Kenapa kau senang sekali mempersulit keadaan?”



“Aku tak mempersulit keadaan, aku hanya tak ingin memperburuknya!”
“tapi kita saling cinta!”
“Tapi ada perasaan yang harus kita jaga Nichkhun-ah! Kumohon mengertilah! Ada seorang gadis yang juga mencintaimu, seorang gadis yang punya perasaan yang jauh lebih rapuh dariku, aku masih bisa kuat menahan ini semua tapi belum tentu dengannya! Kita harus menjaga perasaannya! Perasaan sahabat kita!”



“andwae! Sudah cukup menjaga perasaankunya!” Sebuah suara parau terdengar dari arah belakang, membuat aku dan Nichkhun menoleh secara serentak ke sumber suara.
“Sun Young” ujarku dan Nichkhun bersamaan
“Aku lelah seperti ini terus!” ucapnya dengan nafas tersengal, seperti sedang menahan sebuah tangisan, kami berdua pun bangkit dari kursi kayu itu dan mendekat kearahnya.
“maaf aku telah menjadi penghalang hubungan kalian!”lanjutnya pelan
“Apa yang kau bicarakan?” Tanyaku lembut sambil mengusap punggungnya



“Kumohon jangan bohongi aku lagi! Aku sudah tau semuanya!” Pintanya sambil menatapku lekat
“maafkan aku yang selama ini terlalu egois! Aku hanya mementingkan diriku sendiri!” lanjutnya
“Kau tidak seperti itu!” Sergahku
“Aku seperti itu Yu-Ri! Bahkan aku tak menanyakan bagaimana perasaanmu kan? Kau pikir saja, sahabat macam apa aku ini?”
“Sun Young, jangan seperti itu! Kita semua salah!” Ucapku



“Aku juga minta maaf, sebagai namja aku terlalu pengecut! Aku menyatakan cintaku pada seorang gadis dalam ketidakpastian seperti ini!” Nichkhun yang sedari tadi bertindak sebagai pendengar yang baik kini mulai bersuara. Ia memandangku lekat, seolah kalimat itu ditujukan padaku.
“Geumanha, ini semua belum terlambat untuk diperbaiki, kita bisa bersahabat seperti dulu lagi kan?”  Tanyaku dan tentu saja mendapat anggukan mantap dari mereka berdua.
“Nichkhun-ah! Sepertinya Persahabatan terdengar lebih tepat untuk kita!” Ucap Sun Young
“Ya.. kurasa begitu!” Balas Nichkhun sambil memegangi tengkuknya
“baiklah, mulai sekarang, status kita adalah sahabat lagi kan?” Tanya Sun Young
“Ne”





…………………………………






Persahabatan itu indah bila kalian bisa menjaganya, dan sungguh jika kalian bertanya apakah aku menyesal, aku akan bilang dengan tegas bahwa aku tidak menyesal mempunyai sahabat seperti mereka. Terlebih sekarang, saat kami semua sudah mengerti perasaan satu sama lain. Namun sepertinya kebersamaan kami tidak akan lama lagi, karena………………..



3 months later….



“Kami pasti akan merindukanmu, Nichkhun-ah!” Ucap Sun Young
“Aku juga pasti akan merindukan kalian” Balas Nichkhun
“haruskah kau pergi secepat ini? padahal kita baru saja lulus!” ucap Sun Young
“ne.. semuanya serba mendadak” keluh namja didepanku itu.



Kalian tau apa yang sedang kami perbincangkan? Ya.. Nichkhun akan pindah! Pindah? Ne.. pindah! Tapi Anio, dia tak akan keluar negeri! Dia hanya akan pergi Ulsan. Sebuah kota yang terletak di bagian Tenggara Korea. Dia pindah karena sebuah alasan umum yang mungkin saja sudah terbersit dipikiran kalian, Nichkhun beserta keluarganya pindah karena sang appa dipindah tugaskan ke Ulsan



“Ahjumma, ahjussi … sini aku bantu!” 
Seru Sun Young saat melihat orang tua Nichkhun keluar dengan membawa beberapa buah koper. Ia sedikit berlari kearah kedua orang tua yang sudah kami anggap sebagai orang tua kami sendiri itu. Aku yang sedari tadi diam kini mencoba melangkahkan kakiku untuk mengikuti Sun Young, membantu orang tua Nichkhun, namun belum sempat aku melangkah, Nichkhun menahanku.


“lalu bagaimana dengan kita?”
“apanya?”
“hubungan kita”
“molla! Mungkin kita tak ditakdirkan untuk bersama” pasrahku
“keurae! Setelah semuanya, kau bilang seperti itu? Putus asa sekali!” cibirnya



“geumanha! Bagaimana dengan diaryku? Kapan kau akan mengembalikannya?”
“aniya! Aku takkan mengembalikannya! Hanya itu satu-satunya hal yang membuatku yakin bahwa kau benar-benar mencintaiku! Setauku wanita itu ingin dimengerti tapi kau, aigoo….. aku tak pernah bisa mengerti apa maumu!”
“Ptch,… terserahlah!” umpatku kesal sambil memalingkan wajahku darinya namun terlambat, Nichkhun merengkuh daguku sebelum aku sempat memalingkan wajahku darinya
“Aku pasti kembali untukmu! Aku adalah takdirmu!” Kuhempas tangannya lalu mendelik kearahnya
“aku tak mau berpacaran dengan sahabatku sendiri!” tegasku




“arasseo! Aku akan kembali bukan sebagai sahabatmu melainkan sebagai seorang namja yang pantas kau cintai!”




………………………………..




A week later………



Sun Young POV




Semilir angin sore kota Seoul benar-benar terasa sangat menyejukkan, hembusan angin itu membuat rambut panjangku berterbangan mencakar wajahku. Aku sedang duduk diantara rerumputan bersama seorang namja disampingku.


“kenapa kau baik sekali padaku? Padahal sikapku padamu itu benar-benar………………… buruk”
“kau sudah tau jawabannya!” Jawab Sungmin pelan
“karena kau mencintaiku kan?”
“ne.. aku mencintaimu, dan rasa ini takkan pernah berubah. Selama ini keinginanku hanya satu! Aku hanya ingin membuatmu melihatku! Hanya melihat walau untuk sebentar saja!”
“kenapa kau tak menyerah saja? Kenapa kau tak melupakanku saja? Bahkan kau tau kan aku menyukai Nichkhun!”



“aku juga ingin menyerah tapi sayangnya aku tak bisa. Aku juga ingin melupakanmu tapi aku masih ingin bertahan untukmu. Kalau masalah Nichkhun, kurasa setiap orang bebas untuk menyukai siapapun termasuk aku dan kau”
“lalu kapan kau akan menyerah?”
“Sampai aku tak kuat lagi!”
“Tapi jika akhirnya aku tak bersamamu bagaimana? Jadi semua pengorbananmu akan sia-sia!”
“itulah takdir! Tapi aku tak menyesal, aku tak menyesal pernah mencintai seorang yeoja bernama Park Sun Young” Aku tersenyum mendengar penuturan berhati besarnya, Omoona…….. apakah ada namja seperti ini didunia?




“Bisakah kau membantuku?”
“Apa?”
“membuka hatiku untukmu”  Ucapku dan secepat kilat ia segera menoleh kearahku
“Kau bercanda kan?”
“Mungkin untuk saat ini aku belum punya perasaan apapun untukmu, tapi apa salahnya mencoba?”
“kau serius?”
“Keurae! Dan kau, kau harus mengajariku caranya jatuh cinta pada namja bernama Lee Sungmin, Aratsoyo?”
“Arasseo!” Jawabnya sambil tersenyum sumringah. Ya.. ini keputusanku, jalan hidupku selanjutnya. Aku berkata seperti ini bukan karena kasihan atau apa, tapi aku melihatnya melihat semua pengorbanan panjangnya untukku. 3 tahun ia mengejarku, namun sekalipun tak pernah kugubris. Aku selalu memalingkan wajahku darinya, membentaknya dan tak memperdulikannya. Padahal ialah orangnya, namja yang selalu ada tiap kubutuhkan. Menjadi sandaran saat menangis, menjadi penguat kala kujatuh. Selalu ada dia, Lee Sungmin.

“Namaku Park Sun Young, apa menurutmu Lee Sun Young terdengar lebih menyenangkan?” godaku sambil tersenyum menatapnya.
“tentu saja! Lee Sun Young terdengar begitu sempurna” Balasnya yang sukses membuat kami berdua tertawa bersama.





…………………………..





5 years later……




Yu-Ri POV



“Yuri-ssi, bisakah anda ceritakan sinopsis dari novel karangan anda?”
“Oh.. Keurae! `Friend To Love` adalah novel pertamaku. Novel ini bercerita tentang cinta dalam sebuah persahabatan, sebuah cerita cinta yang simple dan umum. Bahkan mungkin salah satu diantara kita pernah merasakannya. Disini ada 3 peran utama yaitu Darena, Adrion dan Kalyssa. Sudut pandang disini semuanya berdasarkan sudut pandang Darena."
“Saya akan berikan sedikit sinopsisnya! Darena, Adrion dan Kalyssa adalah sahabat sejak kecil, mereka bertiga benar-benar saling menyayangi satu sama lain, hingga mereka tak menyadari bahwa seiring kedewasaan mereka perasaan suka dihati masing-masing tumbuh. Kalyssa dan Darena sama-sama menyukai Adrion. Namun Darena tak pernah mengungkapkannya, ia lebih memilih untuk membantu Kalyssa mendapatkan Adrion. Dan dari sinilah cerita dimulai, bagaimana Darena menyimpan jauh perasaan cintanya hanya demi sebuh persahabatan, bagaimana sebenarnya perasaan Adrion dan bagaimana kisah cinta mereka pada akhirnya!” Kujelaskan sinopsis dari novelku secara terperinci pada semua yang menghadiri acara Launching novel perdanaku. Sebenarnya ini sudah tidak bisa dikatakan Launching lagi, karena novelku sudah diterbitkan sejak 1 bulan yang lalu, bisa dibilang ini hanya strategi dari penerbit untuk memperkenalkan buku ini pada masyarakat, sekaligus memperkenalkan aku sebagai seorang penulis. Acara ini berlangsung sederhana disebuah taman di Gedung pertunjukan Seoul.




Oh.. ia masalah ceritanya, apa kalian merasa tak asing dengan cerita itu? Ne.. kalian benar! Itu adalah…….. ceritaku, jalan hidupku. Semuanya secara garis besar benar-benar sama dengan ceritaku hanya ditambah sedikit pemanis saja, mungkin yang berbeda hanyalah bagian akhirnya. Pada akhirnya, dalam ceritaku Darena dan Adrion akan bersatu sedangkan kehidupan nyatanya……………….  Aku hanya mampu menunggu ditengah-tengah ketidakpastian seperti ini, akhir yang menggantung. Oh… mungkin lebih tepatnya, aku belum menemukan akhir kehidupan nyataku, aku ibarat tokoh dalam sebuah cerita yang belum menemukan akhir ceritanya. Dan kalian tau? AKU MASIH MENUNGGUNYA.




“Aku pasti kembali untukmu! Aku adalah takdirmu!”
“aku tak mau berpacaran dengan sahabatku sendiri!”
“arasseo! Aku akan kembali bukan sebagai sahabatmu melainkan sebagai seorang namja yang pantas kau cintai!”




“Hmm… Kwon Yuri-ssi, apa ada seseorang tertentu yang memotivasi anda untuk membuat novel ini?”
“motivator terbesarku adalah orang tua tapi ide cerita berasal dari aku dan kedua sahabatku!”



Acara diakhiri dengan pemberian tanda tangan dari aku sebagai pengarang, semua berbaris rapi didepanku. Mereka menyodorkan novel karanganku satu persatu untuk kutandatangani


“Gamsahamnida!” Balasku sambil tersenyum serta menundukkan kepalaku pada setiap orang yang sudah memuji karyaku.
“Yuri Eonni, aku sangat menyukai novelmu! Ceritanya sungguh manis!  Apa kisah hidupmu seperti cerita ini?” selidik seorang remaja perempuan sambil menatapku penuh minat
“Anio! Cerita hidupku tak semenarik apa yang kutulis!”
“Jeongmal?”
“Ne.. Hmm… siapa namamu?” Tanyaku sambil menuliskan tanda tangan beserta beberapa kata di novel yang ia sodorkan padaku



“Jung Eun Ah!” ucapnya antusias sambil memperhatikanku menuliskan namanya.
“ige! Gomawo sudah datang!” Balasku sambil menyodorkan novelku padanya. Selanjutnya satu demi satu buku kutandatangani. Hingga…….


“Siapa namamu?” Tanyaku sambil menandatangani sebuah novel didepanku.
“Nichkhun”
“MWO?” pekikku sambil secepat kilat mengangkat kepalaku untuk melihatnya
“apa ada yang salah?” Tanya namja tu bingung
“Anio! Namamu sama seperti nama sahabatku!” ucapku kecewa sambil kembali fokus pada buku itu.
“Gomawo!” Ucapnya setelah aku memberikan kembali novel yang sudah kutandatangani untuknya.



“selanjutnya!” panggilku sambil menunduk, perasaan kecewa jelas masih meliputiku. Omoona….. aku benar-benar ingin bertemu dengannya. Sebuah buku disodorkan seseorang padaku, membuat mataku membulat seketika. Aku benar-benar terperanjat dan tak habis fikir, buku yang sudah 5 tahun tak pernah kujumpai kini tepat berada didepanku. Kalian tau buku apa itu? Buku diaryku! Dengan segera kuangkat kepalaku untuk yang kedua kalinya dan…………………


“N..Ni..Nichkhun!” Ucapku terbata-bata sambil bangkit dari dudukku
“ayo!”
“Ayo apa?”
“Ayo kita buat akhir cerita ini menjadi kenyataan!” Ucapnya dengan senyuman manisnya, membuat mataku benar-benar tak dapat menutup karena melihat wajah yang selama ini kurindukan. Semburat merah mewarnai pipiku. Omoona…… apa ini mimpi?
“happy ending?” tanyaku
“sure!  Ucapnya sambil mengangguk lalu menarikku kedalam pelukannya. I.. In.. Ini? Ini akhir ceritaku? Benarkah? Hmm… kalian tau bagaimana caranya berhenti tersenyum?



END

Please leave a comment and reaction for me!

Comments

Popular Posts