Birthday project (The Greatest Gift)







Cast : Choi Siwon, Stephanie Hwang
Genre : Romance
Length : Drabble with +/- 500 words
Author : Salsa
Special For Siwon oppa’s birthday




sedikit info... sebenernya tgl lahir Siwon oppa yg asli itu tgl 7 april 1986
tp baru didaftarin sama ayahnya itu thn 1987
Jdlh biasku yg satu ini punya 2 tgl lahir
di catetan sipil, dy ditulis lahir tgl 10 Februari 1987 *akte kelahiran*
Semoga tgl 7 April nanti aku bs bikin something
yah... mungkin akan berbentuk drabble lagi...




Hampir saja aku menjatuhkan mic ditanganku dan membuat penampilanku malam ini hancur berantakan saat aku menemukan seorang gadis sedang menatap nanar kearahku, gadis yang selama 3 tahun ini menghilang dari kehidupanku datang malam ini, ia tersenyum dengan senyuman yang membingungkan, senyuman mengambang namun tetap terlihat begitu sempurna diwajah cantiknya. Gadis itu berdiri ditengah-tengah penonton yang sedang antusias ikut bernyanyi sambil meneriakkan namaku. Ia terlihat begitu mencolok dimataku walau hanya berbalut dress hitam selutut tanpa aksen. Apapun yang melekat ditubuhnya, pasti akan terlihat indah. Kedatangannya yang tiba-tiba sukses membuatku kehilangan fokusku untuk sejenak, namun untungnya aku bisa mengatasinya dengan baik.




Tepuk tangan dan teriakan ribuan penonton mulai terdengar seiring dengan berakhirnya laguku. Aku membungkukkan badanku berkali-kali seraya menebarkan senyuman pada mereka semua, tak terkecuali pada gadis itu, pada gadis yang pernah mengisi hari-hariku sehingga begitu berwarna. Aku masih lekat memandangnya, mengagumi kecantikannya dalam hati dari atas panggung, ia juga memandangku masih dengan tatapan nanarnya. Hingga akhirnya penglihatanku makin buram seiring dengan lampu stage yang mulai memadam, menandakan waktuku sudah selesai dan waktunya untuk penyanyi lain tampil.



………………………….




Aku duduk di backstage masih dengan tatapan menerawang, sesekali aku mendengus kesal memikirkan bagaimana caranya aku keluar dan menemui gadis itu tanpa menjadi santapan para penggemarku. Aku sudah tak mampu menunggu lagi sampai pertunjukkan ini benar-benar usai, apa menurut kalian 3 tahun adalah waktu yang sebentar? Aku sudah menunggu 3 tahun, masih kurangkah itu? 



Aku masih sibuk memikirkan cara yang tepat untuk menemui gadis itu, hingga akhirnya, sebuah ide brillian menghampiriku. Aku bangkit dari dudukku, lalu mengambil beberapa alat penyamaran, sebuah kaca mata hitam dan juga Hoody berwarna abu-abu. Kuturuni anak tangga sampai akhirnya aku menemukan sebuah pintu keluar darurat yang terletak disamping gedung pertunjukkanku. Hanya mampu berharap, bahwa ia memikirkan hal yang sama denganku, aku berjalan perlahan lalu membuka pintu itu. 



“Hujan!” Gumamku, kueratkan hoodyku sambil memakai penutup kepala yang terpasang pada Hoody itu. Kususuri jalanan sepi nan gelap dengan penerangan yang amat minim, hanya sedikit harapan untukku untuk menemui gadis itu ditempat ini. Namun ternyata aku salah, belum lama aku berjalan, aku melihat seorang gadis dengan sebuah payung hitam sedang berdiri tegap sambil memandang lurus kearah lain, ia masih tak bergeming, mungkin karena belum menyadari keberadaanku. Aku tak dapat melihat wajahnya karena posisinya yang membelakangiku, rambutnya yang hitam panjang berterbangan tertiup angin malam.



Kulangkahkan kakiku berjalan mendekat kearahnya, membuat ia berbalik karena mendengar derap langkahku, ia menunjukkan senyuman manisnya kearahku, senyuman yang sudah kutunggu bertahun-tahun. Senyuman yang sangat amat kurindukan.


“Kukira kau takkan datang!” Ucapnya lemah
“Tiffany”
“Maaf aku terlambat!”
“terlambat?” Tanyaku dengan kening yang mengkerut karena bingung.

kurasakan semilir angin malam yang semakin menusuk, aku yakin yeoja didepanku ini sedang amat kedinginan, ia hanya memakai seuntai dress hitam selutut tanpa lengan dan juga sebuah payung hitam untuk melindungi tubuhnya dari tetesan air hujan. Kubuka hoody abu-abuku lalu kusampirkan padanya. Ia mengeratkan Hoody yang kusampirkan padanya, seolah ia memang sedang membutuhkannya.


“Siwon-ah! kau masih sama seperti yang dulu, tak ada yang berubah! ”Gumamnya sambil menarikku, membuatku ikut terlindung dalam payung hitamnya.
”seharusnya kau tak datang!” Ucapku sambil menyingkirkan anak-anak rambut yang menjuntai diwajahnya.
“dihari ulang tahunmu?” Tanyanya sambil menatapku
"Kau masih mengingatnya?"
“Kau semakin sukses ya..” Lanjutnya, namun aku tak menggubrisnya, aku lebih senang melontarkan pertanyaan lain padanya




“dengan siapa kau kesini? Namphyeonmu (suami)?” Tanyaku sambil menatapnya lekat, aish… bodoh! Menatapnya dalam jarak yang sangat amat dekat seperti ini malah membuat detakan jantungku menjadi sangat rumit dan tak menentu.
“Aku tak pernah memiliki namphyeon” Ucapnya sambil tersenyum simpul lalu menundukkan kepalanya
“Fany-ah…” Kuletakkan kedua tanganku pada bahunya
“aku tak pernah menikah choi siwon!” tekannya sambil mengangkat kepalanya dan menatapku.
“jangan bercanda!”


“Aku serius! 3 tahun yang lalu, aku membatalkannya! Aku membatalkannya tepat didepan altar!”
“apa yang kau lakukan?”
“aku tak mau menikah dengan orang yang tak kucintai”
“lalu? Kenapa kau tak pernah memberitauku?”
“Semuanya butuh proses dan aku harus mempertanggung jawabkan apa yang kulakukan!”
“Tapi kau melakukannya karenaku kan? Harusnya aku juga ikut bertanggung jawab!”
“Kau terlalu sibuk untuk mengurusnya! Kau punya kehidupan yang lebih penting kan?”
“Mianhae! Aku terlalu pengecut!”
“Gwenchana! Ini sudah menjadi konsekuensi untukku, memacari seorang public figure sepertimu, menyadari bahwa kau bukan hanya milikku tapi juga penggemar-penggemarmu!” Ucapnya. 


Kisah cinta yang cukup rumit antara aku dengannya, aku dan Tiffany sudah cukup lama berpacaran namun tak ada satupun orang yang tau, karena aku terikat dalam kontrak kerja professional yang tak memperbolehkanku untuk menjalin hubungan spesial dengan seorang wanita. Namun aku melanggarnya, melanggarnya karena aku tak mampu menampik pesona yeoja didepanku. Sampai akhirnya Tiffany dijodohkan oleh kedua orang tuanya, sedangkan aku, aku tak bisa apa-apa, layaknya namja pengecut aku diam. Tak sedikitpun ada niatan untuk mengakui didepan umum, bahkan didepan orang tuanya bahwa aku adalah namjachingunya, karena saat itu aku masih terlalu pengecut untuk mengakuinya, aku tak mau kehilangan pekerjaan yang baru saja aku dapatkan.



Sampai kami berdua menjauh satu sama lain, menyadari bahwa kami tak ditakdirkan untuk bersama. Namun sejujurnya, tak sedikitpun terbersit dipikiranku untuk mencari yeoja lain untuk menggantikan posisinya dihatiku. Tak terucap satu kata perpisahanpun diantara kami, hanya berpisah tiba-tiba dalam kebisuan yang menyakitkan. Menyadari bahwa pengorbanan yeojaku jauh lebih besar  dariku. Aku yakin ia menjadi bulan-bulanan keluarganya saat melakukan hal gila itu, membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan sedemikian rupa didepan altar, hanya demi namja yang bahkan tak sedikitpun melindunginya.



“sangeil Chukae Choi Siwon! Maaf aku tak membawa hadiah apapun untukmu” lanjutnya
“aku tak butuh hadiah! Kedatanganmu disini saja sudah merupakan hadiah teristimewa untukku”
“Baiklah! Kurasa sudah cukup, aku sudah mengucapkan selamat ulang tahun untukmu, sekarang waktunya aku pulang!” Ucapnya dengan senyum seadanya. Ia menatapku sebentar, lalu membalikkan badannya hendak pergi.
“Chakkaman!” ucapku sambil menarik tangannya, menahannya untuk pergi. Ia pun kembali membalikkan badannya kearahku
“Apa ada yang ingin kau bicarakan, Choi Siwon-ssi?”



“Kembalilah padaku! Bagaimana jika kita mengulang semuanya dari awal? Aku ingin seperti dulu!”
“ah.. anio! Aku tak mau dan aku tak bisa! Aku tak sanggup lagi jika harus menjalani hubungan seperti dulu!”
“Fany-ah! Aku berjanji takkan seperti itu, Aku takkan mengulangi kesalahan yang sama! Aku takkan menutupi hubungan kita!”
“kau masih terikat kontrak, oppa!”
“aku tak perduli dengan kontrak konyol itu!”


“bagaimana dengan fans-fansmu?”
“fans sejatiku takkan meninggalkanku hanya karena aku sudah punya seorang yeojachingu! Mereka pasti akan mengerti, aku ini hanya manusia biasa, manusia yang ingin dicintai dan mencintai” Jawabku
“Kau yakin dengan apa yang kau katakan?”
“aku yakin! Aku akan menebus semua kesalahan masa laluku padamu! Bahkan aku rasa aku siap jika aku harus kehilangan pekerjaanku!”
“Aish… apa yang kau bicarakan? Aku hanya mau kau mengakuiku sebagai yeojachingumu didepan keluargaku dan juga keluargamu, agar tak ada lagi kesalah pahaman yang terjadi!”



“Jadi kau mau menerimaku kembali?” Tanyaku penuh harap, ia memandangku sambil tersenyum manis, lalu menurunkan payung yang ia pegang sehingga membuat kami berdua terkena rintikan air hujan.
“apa yang kau lakukan? Kau bisa sakit!”
“Saranghae oppa!” Dengan cepat Ia memelukku, membuatku terkesiap dengan apa yang ia lakukan. Dengan perlahan aku mulai membalas pelukannya. Dan saat itulah aku baru menyadari sesuatu, bahunya bergetar, ia menangis, ia sengaja membiarkan hujan mengenai kami karena satu hal, karena ia tak mau aku melihat tangisnya.
“Nado saranghae Fany-ah” Balasku sambil mengelus rambutnya lembut.
“Kumohon! Jangan pernah lepaskan aku lagi!” isaknya



“ne.. aku janji! Aku takkan pernah melepaskan hadiah ulang tahun terindahku! You are my greatest gift Fany-ah”



END

My first drabble is done
Saengil Chukha Hamnida Siwon oppa
Wish u all the best
Aku jg g ngerti ini aku buat apa, cz g jelas abis
Yah… tp maksh bg yg dh mau baca
Terlebh yg dah mau ngasih komen+reaction
Ak g mau byk ngomong dsn, ya ialah nanti malah panjangan notenya daripada ffnya
Ok! Gamsahamnida! *tumben kalem*

Comments

Popular Posts