My True Love Is You Part 7 ( Get jealous?? )
Ada yang masih inget
ama FF ini gak? Setelah lama menghilang dari peredaran akhirnya FF ini balik
lagiā¦aku gak yakin ff ini bisa dibilang seru, yah karena nyatanya enggak.
Hmmmā¦buat yg udh lupa ama ceritanya, mending baca dulu karena takutnya kalian
malah gak ngerti. Maklum authornya lagi eror jadi lahirlah ff ini, yang makin
lama alurnya pergi entah kemana * author juga gak tau *. Yaudahlah daripada
pusing ngeliat tulisan aneh ini, mending langsung baca aja dehā¦.
Yuri POV
Rasa sakit dan kesal masih kentara dalam relung hatiku.
Entah mengapa aku merasa sakit dan kesal setelah mengetahui perasaan Kyuhyun
yang sebenarnya pada Victoria. Tapi kenapa? Kenapa hatiku sakit? Terus kenapa
aku harus marah? Harusnya siapapun yang Kyuhyun sukai itu bukanlah masalah untukku,
lagipula aku tak pantas untuk marah padanya. Aku bukanlah siapa-siapa untuknya
dan hubungan kami sekarang bukanlah hubungan yang dilandasi cinta sedikitpun,
terus kenapa? Kenapa masalah ini membuatku kesal? Bahkan sampai merasa
tersakiti?.
Tokyo Seoul London New York
Kakuchi de hirou suru new style
Mita koto nai mono dake mise tageru
Hora kocchi wo mite sukoshi keikai seyo!
Mita koto nai mono dake mise tageru
Hora kocchi wo mite sukoshi keikai seyo!
Ku raih ponselku yang dari tadi tergeletak di atas kepalaku.
Sontak aku kaget ketika membaca nama penelpon yang tertera di layar
handphoneku.
ā Issh..mau apalagi sih anak ini?āGumamku kesal seraya
mereject panggilan dari orang namanya tidak ingin kusebut.
Tokyo Seoul London New York
Kimama ni sekai wo drive tonight
Kakuchi de hirou suru new style
Mita koto nai mono dake mise tageru
Hora kocchi wo mite sukoshi keikai seyo!
Mita koto nai mono dake mise tageru
Hora kocchi wo mite sukoshi keikai seyo!
Ponselku kembali berdering, kulihat penelponnya masih sama
dengan penelpon sebelumnya. Tak ingin bicara dengannya, segera ku reject
panggilannya untuk kedua kalinya.
Tckā¦! Lagi-lagi handphone-ku kembali berdering ā
aissshhhā¦apa sih mau dia sebenarnya?ā gumamku kesal karena lagi-lagi
penelponnya masih sama dengan yang pertama dan kedua. Berpikir setelah mereject
panggilannya pasti dia akan kembali menelponku lagi seperti sebelumnya, jadi
kuputuskan untuk melepas baterai ponselku.
Pokoknya aku tegaskan, mulai dari sekarang aku Kwon Yuri
tidak ingin berhubungan atau bertemu sekalipun, dengan orang yang tidak ingin
aku sebutkan namanya itu. Huftā¦mungkin lebih baik aku tidur sekarang, aku benar-benar
lelah hari ini. Meski nyatanya dari tadi aku hanya mengurung diriku di kamar,
tapi entah kenapa aku merasa begitu lelah.
Kyuhyun POV
Friday, February 3
2012
Pagi ini kedua orang tuaku dan juga Ahra noona memberiku
sedikit kejutan, yahā¦hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 18. Rasanya
senang sekali ternyata keluargaku masih mengingatnya, dan setidaknya di hari
ulang tahunku inilah Ahra noona membelikan kaset game baru untukku. Ahhhā¦aku
jadi ingat sesuatu. Mungkin Yuri tak mengangkat panggilanku semalam, karena ia ingin
memberi kejutan untukku dengan pura-pura mengabaikanku. Aku jadi tidak sabar
sampai di kelas.
~ ~ At Class ~ ~
Ku buka pintu kelasku perlahan, aku baru berjalan beberapa
langkah memasuki kelas dan tiba-tiba sepasang bola menatapku. Mata kami
bertemu, tapi tak lama kemudian ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah
lain. Akupun berjalan menghampiri tempat duduknya, meskipun aku sendiri juga
tak tahu untuk apa, yang pasti aku ingin sekali menghampirinya.
ā Kauā¦ā baru saja aku ingin bertanya padanya kenapa ia tak
mengangkat telepon dariku, tapi ia langsung beranjak dari kursinya sembari
mengajak ketiga kawannya.
ā Hmmmā¦kalian! Temani aku ke toilet!ā dia langsung berlalu
tanpa mengindahkan keberadaanku. Dia nampak seperti tak melihat diriku, apa aku
terlalu kecil sampai tidak terlihat olehnya? Padahal aku berdiri di samping
tempat duduknya tadi. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang semakin lama
semakin menjauh, sedangkan teman-temanya hanya menatapku bingung. Akupun
menatap Yoona seakan memberi isyarat ākenapa diaā, sepertinya dia juga tidak
mengerti dengan kondisi temannya, dia hanya mengangkat bahunya kemudian ikut
berlalu mengekori teman-temannya.
ā Ada apa? Apa kau sedang bertengkar dengan Yuri?ā tanya seseorang
dari belakang yang melingkarkan tangannya di pundakku. Yahā¦ternyata sosok itu
adalah Siwon, salah satu sahabat terbaik yang kupunya.
ā Annioā¦malah aku baru ingin bertengkar dengannya!ājawabku
sambil berlalu menuju ke mejaku. Tak lama beberapa temanku datang menghampiriku
dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Entah kenapa rasanya biasa saja
mendengar ucapan itu terlontar dari teman-temanku. Tak ada rasa senang ataupun
puas dalam hatiku.
Yuri POV
Keluar dari kelas ternyata bukan ide yang bagus untukku,
sekarang lihatlah, sosok yeoja cantik yang baru saja datang sedang berjalan
menghampiriku. Dia berjalan ke arahku sambil terus melempar senyum, apa maksudnya?.
ā Annyeongā¦āsapanya dengan senyum yang tak juga luntur di
wajahnya. Sebenarnya aku tak ingin berpura-pura ramah ataupun sekedar
basa-basi, tapi mau bagaimana lagi? Di samping kanan kiriku ada Yoona,Seohyun
dan juga Sooyoung, mana mungkin aku menunjukkan rasa tidak sukaku pada
Victoria?.
ā Annyeong Vicā¦ā sapa Yoona dan Seohyun balik, sedangkan aku
dan Sooyoung hanya mengulas senyum. Tapi perlu aku tegaskan, senyum ini
bukanlah senyum ikhlas yang sering kutunjukkan.
ā Aku masuk dulu yahā¦ā ujarnya sambil melangkahkan kakinya
masuk ke dalam kelas. Mataku berputar mengikuti pergerakannya sampai sosoknya
lenyap dibalik pintu kelas.Entah pikiran gila darimana, tapi ini tiba-tiba saja
melintas dalam pikiranku.
ā Yulā¦bukankah kau bilang mau ke toilet?ā tanya Yoona heran
saat aku membalikkan posisi badanku untuk membuka pintu kelas dan kembali masuk
ke dalam kelasku. Meskipun heran dengan tingkahku, ketiga sahabatku hanya bisa
mengikuti apa yang kulakukan. Bisa kulihat gadis itu, maksudku Victoria sedang berjalan
menuju mejanya, yah sejauh ini tidak ada yang patut dikhawatirkan. Tunggu! kenapa dia malah menghampiri Kyuhyun? Bukankah
mejanya ada di pojok sana? Benda apa yang ia berikan pada Kyuhyun? Benda itu
dibungkus selembar kertas kado dan yang terpenting adalah Kyuhyun amat bahagia
setelah mendapatkannya, ia begitu sumringah, ibarat anak kecil yang baru saja
mendapatkan hadiah mainan dari orang tuanya.
Ku hentakkan kakiku keras-keras di setiap langkahku, aku tak peduli
pandangan orang lain terhadapku
sekarang.
Ketiga sahabatku kini berdiri mengelilingiku yang sedang
duduk sambil menyedekapkan kedua tanganku. Mungkin mereka heran dengan sikapku,
jangankan mereka, aku sendiri juga bingung dengan diriku sekarang. Yang aku
tahu hanyalah, ini semua terjadi begitu saja tanpa adanya kehendak dariku.
ā Kau kenapa Kwon Yuri?ā Tanya Sooyoung dengan gusar.
ā Ne..hari ini kau begitu aneh.ā Timpal Seohyun. Kalau saja
aku bisa cerita, aku akan menceritakan ini pada kalian, tapi nyatanya aku tidak
bisa.
TENG TENG TENG
Baguslahā¦akhirnya aku tak harus menjawab pertanyaan mereka. Setelah
mendengar bel sekolah berbunyi, Yoona langsung duduk di kursi
sebelahku,sedangkan Seohyun dan Sooyoung kembali ke meja mereka yang letaknya
berada di depan mejaku dan Yoona. Tak lama setelah itu Jung Il seosangnim memasuki
ruang kelasku.
ā Annyeong anak-anak..ā
ā Baikā¦dalam pertemuan kali ini kita akan belajar di laboratorium
dan sebelum itu, aku akan membagi kalian dalam kelompok.ā
ā Aku kurang setuju seosangnim! Bagaimana kalau kau
menyebutkan nama ketua kelompoknya saja, biar nanti ketuanya yang memilih siapa
anggota kelompoknya.ā Usul Donghae sebagai ketua kelas. Jung Il seosangnim
terdiam sejenak untuk memikirkan usul si ikan mokpo itu.
ā Baiklah! Tapi dalam satu kelompok harus ada yeoja dan juga
namja.ā
ā Baik yang pertama Yuri, Yuriā¦siapa yang kau pilih?ātanya Seosangnim
padaku. Kenapa aku ketuanya? Terus siapa namja yang harus kupilih? Siwon?.
ā Oh ya..satu kelompok terdiri dari 5 orang.ā Lanjutnya
lagi. Aduh kenapa dia itu cerewet sekali sih? Aku kan sedang berpikir, kalau
dia terus bicara, bagaimana aku bisa berpikir dengan baik.
ā Hmmmā¦aku pilih Yoona, Sooyoung, Seohyunā¦ā kugantungkan
kalimat akhirku, kedua mataku berputar seakan mengikuti perputaran otakku. Aku
sudah menyebutkan tiga nama yang sudah pasti ku sebutkan, tapi masalahnya
sekarang siapa namja yang harus kupilih. Ku edarkan pandanganku kebelakang,
tempat dimana mayoritas penduduknya adalah namja. Dan dapatā¦.memang lebih baik
aku memilihnya.
ā Yesung.ā Jawabku mantap sambil menoleh ke arah Jung Il
seosangnim yang sedang sibuk mencatat nama yang ku sebutkan.
ā Selanjutnya Kyuhyun, siapa yang kau pilih?ā tanya
seosangnim beralih pada Kyuhyun, jujur aku penasaran dengan nama-nama yang akan
dia sebutkan, apakah gadis itu termasuk dalam daftar?.
Kyuhyun POV
Banyak teman-temanku yang langsung menoleh ke arahku saat
nama Yesung keluar sebagai pilihannya. Huftā¦.mereka menatapku seperti menatap seorang
gelandangan dengan penuh iba dan yang pasti aku sangat benci ditatap seperti
itu. Apa aku nampak begitu menyedihkan? Apa hanya karena tidak dipilih olehnya
aku harus bersedih? Cihh..tidak akan! Seumur hidup tidak akan!.
ā Selanjutnya
Kyuhyun, siapa yang kau pilih?ā
ā Siwon, Tiffany, Donghae, dan Victoria.ā jawabku lancar.
Yahā¦aku memilih Siwon dan Donghae karena aku memang biasa satu kelompok dengan
mereka. Tiffanyā¦aku memilihnya bukan karena dia kekasihnya Siwon, tetapi karena
dia pintar dan bisa diandalkan. Victoriaā¦.hmmmā¦yah alasannya hampir sama dengan
Tiffany, dia merupakan yeoja pintar dan juga rajin.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Yuri POV
~ ~ At Science Laboratory
~ ~
Kini semua sudah duduk berdasarkan
kelompok masing-masing. Dan aku masih konsentrasi mendengarkan instruksi dari
Jung Il seosangnim mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. Mungkin wajahku
begitu serius menatap lurus ke depan, tapi tahukah kalian kalau hatiku begitu
gusar?. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi yang aku tahu rasanya itu begitu
mengganggu sistem kerja otakku.
ā Baiklahā¦masing-masing ketua
kelompok bisa ambil segala perlengkapannya di etalase yang akan di bantu tuan
Lee.ā Ucap seosangnim yang membuatku mau tak mau harus beranjak dari tempat
dudukku.
Apel, pipet, preparat, gelas
ukur, neraca, cutter, danā¦mikroskop! Nahā¦itulah yang aku perlukan, tapi mana
mungkin aku bisa mengambil benda sebanyak itu sekaligus? Kalau sudah begini aku
harus bolak-balik, ahā¦merepotkan sekali.
Ku langkahkan kakiku menuju
lemari tempat semua peralatan tersimpan. Di samping kanan lemari itu, telah berdiri
seorang penjaga laboratorium yang siap melayani serta mengambilkan segala
peralatan yang kami butuhkan. Akupun mengantri sebagaimana yang lainnya.
Hmmm..dimana orang itu? Aku tidak melihat sosoknya dalam barisan pengantri. Apa
dia sudah mengambilnya? Atau dia menyuruh orang lain untuk mengambilnya?
Isshā¦sudahlah Kwon Yuri!!! Itu bukan urusanmu, bukankah kau tidak ingin
berhubungan lagi dengannya?.
ā Aku mau ambil pipet, gelas
ukur, neraca, dan apel dulu.ā Ucapku pada tuan Lee penjaga laboratorium. Yahā¦aku
memang mengambil sebagian dulu, kalian tahukan barang-barang yang diperlukan
sangatlah banyak dan mana mungkin aku bisa membawanya sekaligus? Meskipun bisa,
ku pastikan barang tersebut tak akan utuh sampai di tujuan. Dengan cekatan tuan
Lee memberikan semua yang aku pinta, aigoā¦berat sekali neraca ini. Dan yang
terakhir dia meletakkan apel merah di atas neraca. Apa dia tidak lihat aku
sedang begitu repot? Aku sedang memegang gelas ukur yang dalamnya ku taruh
pipet dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku memegang neraca yang untuk
menahan bobotnya saja, aku perlu memeluknya dan sekarang ia malah menaruh apel
itu di atas neraca.
Seperti yang sudah aku
perkirakan, sekarang apel itu jatuh tergelinding dan berhenti tepat di depan ujung
sepatu milik seseorang yang tidak aku ketahui. Orang itu meraih apelku dan
kulihat langkah kakinya mendekat ke arahku. Aku tidak tahu siapa pemilik sepatu
itu, karena pandanganku sekarang masih terarah ke derap langkah kakinya.
ā Payah! Membawa barang seperti
ini saja tidak bisa!ā ucap orang itu yang ternyata adalah Kyuhyun. Tatapannya
begitu dingin dan menyebalkan, kenapa? Kenapa dia menatapku seperti itu? Dia berjalan
mendekat ke arahku, dia mengembalikan apel itu padaku dan kemudian dia langsung mengambil neraca yang berada
dalam dekapanku dengan paksa dan berlalu begitu saja. Kenapa dia merebut
neracaku? Bukankah dia bisa ambil sendiri? menyebalkan!.
ā Yeoja babo! Apa kau ingin
berdiri disini terus!āujar orang dibelakangku. Aku memang masih berdiri disini
karena aku masih sibuk menggerutu karena ulah orang itu. Tapi walaupun aku
masih berdiri disini, apa dia harus memanggilku babo? Apa keberadaanku ini
mengganggu jalannya? Tapi tungguā¦ sepertinya aku kenal dengan suara ini, suara
menyebalkan yang hanya dimiliki oleh satu orang di dunia ini. Ku lirik dia yang
sedang membawa neraca dan mikroskop. Itukan neracaku! Anak menyebalkan.
ā Kajja babo!ā ucapnya lagi yang
membuatku makin kesal. Memangnya tak ada jalan lagi apa untuk ia melintas? Bukankah masih terdapat jalan lain?. Akupun
melangkahkan kakiku dengan kesal yang diikutinya dari belakang, yahā¦aku sengaja
mempercepat langkahku agar aku tidak berjalan beriringan dengannya.
ā Lama sekali sih!ā gerutu
Seohyun saat aku kembali ke mejaku dan meletakkan perlengkapanku.
ā Hanya ini?ā pekik Sooyoung yang
membuatku makin kesal. Harusnya dia bersyukur karena aku masih mau mengambil
semua ini, meski nyatanya aku memang hanya membawa gelas ukur, pipet dan juga
apel merah.
ā Igoā¦ā kutatap pemilik tangan
yang baru saja meletakkan neraca dan mikroskop di atas mejaku.
Omonaā¦.Ky..kyuhā¦kyuhyun?.
ā Oh yaā¦dan igo!ā dia merogoh
saku celananya dan mengeluarkan sebuah cutter dan preparat.
ā Gomawo Kyu!ā ucap Yesung pada
Kyuhyun.
ā Cheonmaā¦hmmm..ya sudah aku harus
kembali ke mejaku!ā jawabnya sambil membalikkan badannya. Tapi sebelum
membalikkan badannya, ia melirik ke arahku, mendapati mata kami saling bertemu,
akupun segera mengalihkan pandanganku ke arah lain.kurasakan ia membalikkan
badannya dan setelah dia benar-benar melangkah, akupun menoleh ke arahnya, yang
lebih tepatnya aku memandangi punggungnya..yah..punggungnya!.
ā Apa kalian sedang ada masalah?ā tanya Yoona yang sekarang merangkulku.
ā Hmmmā¦Yesung! Tolong ambilkan
larutan gula dan juga garam di meja dekat wastafel!ā ucapku mengalihkan pembicaraan.
ā baiklahā¦kalau kau tidak ingin
cerita!ā maaf Yoona..bukan seperti itu maksudku.
ā Sini biar aku yang potong
dadu!ā ujar Sooyoung sambil mengambil apel yang dari tadi masih berada dalam
genggamanku. Akupun mengambil lembaran kertas yang berisi beberapa pertanyaan
yang harus dijawab setelah melakukan penelitian. Tak lama, Yesung kembali
dengan membawa dua buah gelas kecil berisi larutan gula dan juga garam.
Baikā¦satu tugas telah
terselesaikan, sekarang tinggal memotong apel ini dengan tipis dan meneliti
bagian-bagian selnya di bawah mikroskop. Untuk tugas ini aku mengerjakannya
sendiri, karena kulihat Yoona dan Seohyun sedang sibuk mendiskusikan jawaban
untuk lembar kertas yang diberikan Jung Il seosangnim, dan Sooyoung dia sedang
membantu Yesung mengukur berat apel yang baru saja ia potong dadu.
ā Sudah biar aku saja Kyu!ā
terdengar suara gaduh diselingi suara candaan disekitarku. Suaranya begitu
akrab di telingaku, yah itu adalah suara Victoria dan seperti yang ku dengar,
dia sedang bicara denganā¦.Kyuhyun.
Dengan tekad yang kuat ku tahan diriku untuk tak menoleh dan melihat
sesuatu yang nantinya hanya akan membuatku lebih sakit. Ku lanjutkan mengiris
apel ini dengan membujur, kucoba untuk memusatkan pikiranku pada irisan apel
ini agar hasilnya benar-benar tipis.
ā Yakā¦Victoria Song! Berikan itu
padaku!ā kini suara Kyuhyun terdengar diselingi oleh tawanya. Kini tak hanya
suara mereka yang terdengar tapi terdengar sekali kalau mereka sedang bercanda
bersama. sumpah demi apapun, aku sangat menyesal tak membawa Mp3-ku dan sekarang
jadilah mendengarkan canda tawa mereka bagaikan pengganti alunan lagu dalam Mp3
yang kutinggal di dalam kelas.
ā Yulā¦.ini terlalu tebal, sudah
sini biar aku saja yang kerjakan!ā ucap Yesung setelah melihat hasil
pekerjaanku, diapun segera mengambil alih pisau cutter yang masih berada dalam
genggamanku. Tapi dengan cepat kuambil kembali cutter itu. Dia hanya meracau
tak jelas karena aku mengambil cutter itu kembali, tapi tak ku hiraukan karena
aku kambali mengukur apel itu sebelum akhirnya ku iris perlahan.
ā Hyaā¦kalian! jangan bercanda
terus! Cepat kerjakan!ā suara omelan Donghae terdengar dan suaranya sarat akan
kejengkelan saat kalian mendengarnya. Entah apa yang membuatnya sampai sekesal
itu, yang pasti dia bukan kesal karena aku. Suara Donghae berganti dengan suara
hentakan kaki yang menggebu, suaranya seperti orang yang sedang berlari mengejar
pencuri.
ā Berikan padaku!ā suara Kyuhyun
kembali terdengar, suaranya terdengar seperti anak kecil yang sedang
memperjuangkan mainanya yang telah direbut oleh teman sebayanya. ā Biar aku
saja Kyu!ā sahut Victoria yang tak mau mengalah. Sebenarnya apa sih yang sedang
mereka lakukan? Haruskah aku menoleh sejenak untuk menjawab segala rasa
penasaranku? Andwaeā¦andwae, aku harus tetap fokus dengan tugasku. ā Yakā¦.cepat berikan!ā aigooā¦.mendengar suara
Kyuhyun yang mendesak semakin menambah deret panjang tanya di hatiku.
Baiklah aku menyerah! Lebih baik
aku menoleh sebentar dan setelah melihat semuanya, aku akan kembali melanjutkan
pekerjaanku ini. Perlahan ku tolehkan kepalaku sambil mengedarkan
pandanganku dan juga tangan kanan masih
memegang cutter dan tangan kiriku menahan buah apel yang sudah tak utuh di atas
meja. Ku edarkan pandanganku mencari dua
sosok yang dari tadi ingin sekali ku lihat aktivitasnya.
ā Cepatlah Song Qian!!ā paksa
Kyuhyun, kulihat dia berusaha merebut sesuatu yang aku sendiri juga tidak tahu
itu apa. Victoria memunggungi Kyuhyun sambil terus menghadang tangan Kyuhyun
yang kapan saja bisa mengambil alih benda yang masih berada dalam genggamannya
itu. Dalam opiniku, mereka begitu membuang waktu atau memang mereka suka
membuang waktu?. Meski pandanganku masih mengarah lekat pada dua sosok manusia
yang mereka sendiri juga tidak sadar kalau mereka sedang menjadi pusat
perhatian banyak orang, tapi tanganku masih melakukan tugasnya. Dia masih
mengiris apel , meski aku sendiri juga tak tahu bagaimana bentuknya nanti.
ā Sudahlah kyu hentikan!ā protes
Siwon sambil mendorong punggung Kyuhyun, dan entah tenaga Siwon yang terlalu
kuat atau Kyuhyun itu terlalu lemah, tapi dorongan itu berhasil membuat
tubuhnya hilang kendali.
BRUUKKK
Tubuh Kyuhyun yang doyong ambruk
di atas tubuh Victoria, omonaā¦! Jarak wajah mereka sangat dekat dan Kyuhyun,
dia menatap Victoria begitu dalam sambil menyungingkan senyumnya, apa maksudnya
ini? Apa dia inginā¦ingin mencium Victoria?.
ā Awwā¦..ā tanpa aba-aba apapun,
tiba-tiba aku menjerit setelah kurasakan perih. Perihnya bukan karena hatiku,
tapiā¦jari telunjukku. Ku tatap jari telunjukku yang kini berlumuran darah segar
yang mengalir akibat sayatan yang tidak sengaja ku buat sendiri. Aigooā¦lengkap
sudah penderitaanku sekarang, hatiku luka dan sekarang jariku.
ā Yulā¦.kau ini ceroboh sekali
sih!ā omel Sooyoung setelah mendapati jariku yang bisa kalian bayangkan sendiri
seperti apa.
ā Seharusnya kau minta tolong
padaku, kalau kau tidak bisa melakukannya.āucap Yoona yang juga menghampiriku.
Dengan sigap ada sebuah tangan
yang meraih tanganku, omona! Yesung? Diaā¦dia menghisap darah yang mengalir di
jariku. Setelah dia merasa cukup, dia
segera berlari menuju wastafel dan meludahkan daraku di sana.
ā Harusnya kau lebih
berhati-hati! Lihat sekarang jarimu jadi seperti ini!ā omelnya sambil memegang
tanganku dan menatap jariku lekat. Yahā¦bisa dibilang luka di jariku cukup dalam,
jadi memang aku pantas untuk diomeli seperti itu. suasana ruangan ini hening,
entah hanya perasaanku saja, tapi semuanya terdiam. Ku edarkan pandanganku
menjelajahi seluruh ruangan ini dan ku dapati hampir semua pasang mata sedang
tertuju ke arahku dan Yesung.
Ku rasakan tangan Yesung yang
semakin mengeratkan genggamannya, dan tak lama kemudian, ia menarik tanganku
yang membuatku mau tak mau mengikuti arah langkahnya. Semua orang menatap ke
arahku begitu heran, tapi tidak dengan Kyuhyun, dia tak peduli dengan apa yang
sedang terjadi padaku sekarang, bahkan menoleh ke arahku saja tidak, dia malah
sedang asyik mengerjakan soal-soal di lembar kertas hasil penelitian.
Kyuhyun POV
Tubuhku yang tadinya ambruk di
atas Victoria segera bangkit setelah mendengar suara jeritan yang rasanya sudah
tak asing lagi untukku. Dengan segera ku tolehkan pandanganku mencari asal
suara yang tadi ku dengar. Ku lihat Yuri sedang memegangi jarinya, aku tak tahu
apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya benakku terdorong untuk menghampiri
dirinya, tapi semuanya ku urungkan
setelah kulihat Yesung sudah terlebih dulu menghampiri Yuri. Wajahnya begitu
khawatir saat melihat jari Yuri yang ternyata berdarah. Aigooā¦apa kadar
kebodohan gadis itu semakin hari semakin meningkat? Kenapa tangannya bisa
sampai berdarah seperti itu?. Dan sesuatu yang tak pernah kupikirkan terjadi,
Yesung dengan baik hatinya menghisap darah di jari Yuri sampai benar-benar
bersih.
Aku segera kembali ke meja
kelompokku saat orang-orang disini masih asik menyaksikan sebuah tontonan yang
menurutku tak menarik. Dengan segera ku ambil pulpen dan kertas hasil
pengamatan, kucoba untuk mengerjakan beberapa pertanyaan di kertas itu. Tiba-tiba
ada sebuah tangan yang menepuk punggungku pelan, dan kulihat Siwon yang diikuti
Donghae duduk di samping kanan kiriku. Meski pandanganku masih fokus pada
kertas yang sedang berada dalam genggamanku ini, tapi bisa ku rasakan kalau
mereka berdua sedang menatapku intens.
ā Ada apa?ā tanyaku datar. Jujur
aku risih di perhatikan sampai seperti ini, bayangkan saja ada orang sedang
menatapmu dan mencoba untuk bisa menerawang jauh pada bola matamu.
ā Kenapa kau membiarkan Yesung
berbuat seperti itu? kenapa tak kau saja yang melakukan semua itu untuk Yuri?ā
sebuah pertanyaan dilontarkan Siwon, dan menurutku inilah alasan kenapa dua
orang aneh ini menatapku sampai seperti ini.
ā Kau kan sudah tahu jawabannya,
kenapa kau masih bertanya!ā cibirku pelan tanpa benar-benar memandang kedua
orang disamping kanan kiriku.
ā Yak! Apa maksudmu? Aku tak
mengerti, katakanlah dengan jelas!ā protes si ikan kesal.
āKalian sendiri juga tahu kan
kalau Yesung sudah menolongnya, jadi untuk apa aku ikut menolongnya juga?
Lagipula nampaknya dia lebih suka mendapat pertolongan dari Yesung.ā Jawabku
dengan penjelasan yang sejelas-jelasnya agar si ikan dan kuda ini bisa mengerti
maksudku.
ā Bagaimana bisa kau bicara
seenteng itu bodoh! Seharusnya meskipun dia sudah mendapatkan pertolongan dari orang
lain, kau juga perlu menghampirinya dan menanyakan keadaannya!ā racau Donghae
yang mungkin kesal karena aku yang tak begitu peka. Aku akui aku bukanlah namja
cassanova seperti Donghae, aku juga bukan namja selembut Siwon yang bisa
mengerti semua itu.
ā Apa kau tak khawatir? Seingatku
Yesung itu memang menyukai Yuri sejak kelas 2, dan dia juga pernah menyatakan
perasaannya itu di hadapan Yuri.ā Kini Siwon kembali bicara dan menceritakan
sebuah fakta yang belum pernah ku ketahui sebelumnya.
ā Mungkin kau bisa setenang ini
karena yang kau tahu Yuri itu mencintaimu. Tapi sebesar apapun rasa cinta Yuri
padamu, semuanya bisa saja hilang dan beralih pada namja lain yang lebih baik
dan jauh memperhatikannya.āujar Donghae yang memang sudah begitu berpengalaman
dalam hal seperti ini. Tapi mau seberapa banyak apapun dia memberiku nasihat,
tetap saja aku tak peduli. Lagipula bagaimana cinta Yuri bisa hilang, sedangkan
mencintaiku saja dia tak pernah, jadi apa aku perlu khawatir? Seseorang tolong
jawab aku, karena aku sendiri juga tak tahu apa yang kurasakan.
ā Terserah kau sajalah! Jangan
salahkan aku kalau sampai akhirnya Yuri lebih memilih Yesung daripada dirimu
yang bersikap begitu acuh padanya!āujar Donghae dengan putus asa karena dari
tadi aku tidak begitu merespon pembicaraannya dengan baik. Dia beranjak dan
meninggalkan yang masih sibuk dengan soal-soal yang harus ku selesaikan.
Sedangkan Siwon masih duduk di
sampingku sambil membantuku menjawab soal-soal ini. Ku rasa Siwon bisa
menyelesaikan beberapa soal yang tersisa, lebih baik kuserahkan saja pekerjaan
ini padanya, karena tiba-tiba aku mendapatkan ilham untuk mengerjakan sebuah
tugas yang kurasa perlu untuk ku kerjakan. Aku tak tahu ini bisa membantunya
atau tidak, tapi setidaknya aku sudah berusaha untuk menolongnya.
Yuri POV
Setelah Yesung selesai mengobati
lukaku di UKS, kami segera menuju kelas dan tak kembali ke ruang laboratorium.
Sebenarnya aku harus kembali ke lab karena tugasku belum selesai semua, tapi
Yesung menyuruhku untuk tidak kembali ke sana. Kini kami duduk berhadapan,
sebisa mungkin dia selalu bicara yang menjadikan suasana antara kami tidak
canggung. Ku tatap dirinya yang begitu baik padaku setelah apa yang pernah ku
perbuat dulu padanya.
Dulu namja di hadapanku ini menyatakan
perasaannya padaku menggunakan pengeras suara sambil berdiri di tengah lapangan
yang membuatku malu setengah mati. Dan pada saat itu dia yang sedang ingin
memberikan sebuket bunga untukku, dengan segeraku ambil dan ku buang bunga itu
ke dalam tempat sampah. Alasannya bukan karena aku adalah gadis angkuh yang
senang jual mahal, tapi karena aku sudah tahan, karena tidak hanya kali itu
saja dia membuatku malu. Sebelumnya dia sering sekali mengikutiku dan
ujung-ujungnya malah mempermalukanku di depan teman-temanku.
Dan kesalahannya yang terakhir
adalahā¦.ternyata dia melakukan semua itu karena dia menjadikanku bahan taruhan
bersama teman-temannya. Jujur aku sangat kesal padanya, tapi lambat laun rasa
kesal itu menghilang sedikit demi sedikit dan terasa rasa kesal itu suda
benar-benar hilang tak berbekas. Merasa sedang ku perhatikan dia beralih
menatapku tapi kali ini dengan serius.
ā Mianhaeā¦.ā Desisnya lirih. Aku
tahu persis apa yang membuatnya meminta maaf padaku, tapi kurasa kalimat itu
sudah tak perlu lagi, karena aku sudah memaafkannya.
ā Sudahlahā¦semua itu sudah
berlalu!ā ucapku menenangkannya. Mendegar perkataanku itu, dia langsung menatap
mataku dengan pasti. Dan tak lama, kurasa tangan hangatnya menggenggam tanganku
yang berada di atas meja.
ā Tapiā¦.karena semua itu, tuhan
menghukumku.ā Ucapnya dengan wajah serius, jujur aku jadi bingung dengan maksud
dari perkataannya itu. Apa yang tuhan lakukan sampai membuatnya bisa bicara
seperti itu?.
ā Semuanya jadi kenyataan dan
sekarang aku hanya bisa menerima semuanya dengan pasrah. Menerima kalau aku
benar-benar jatuh cinta padamu.ā Lanjutnya yang membuat nafasku tercekat, aku
benar-benar kaget dengan ucapannya barusan. Genggamannya terasa merenggang, dan
kulihat ia menundukkan wajahnya. Ia menghela nafasnya berat, seolah menghela
nafas seperti mengeluarkan semua beban dan peluh di hatinya.
ā Gwenchanaā¦.āujarku
menenangkannya sambil menyentuh lengannya, tak lama wajahnya yang tadi menunduk
kini terangkat dan menoleh ke arahku. Wajahnya tampak senang, segala risau dan
beban yang tadi terukir jelas di wajahnya kini berganti dengan rona wajahnya
yang ceria.
ā Jeongmal? Gomawo.ā Akupun
mengangguk kecil, memberikan kepastian padanya kalau aku tidak masalah dengan
perasaannya itu. karena menurutku, setiap orang berhak menyukai siapapun.
Author POV
Seperti tersihir mantra-mantra
ajaib, kini semua murid tengah mendengarkan Ryeowook seosangnim dengan penuh
perhatian. Mungkin bisa dikatakan pelajaran ini merupakan pelajaran yang paling
digemari oleh semua murid, karena hanya di pelajaran ini saja yang tak perlu
berpikir dengan keras agar bisa mengerti apa yang sedang dibahas.
Jelasā¦pelajaran konseling
bukanlah pelajaran rumit yang perlu menggunakan uraian rumus aljabar ataupun
cosinus. Malah pelajaran ini merupakan pelajaran yang menarik dan merupakan
salah satu sarana bagi para murid untuk merenggang pikiran mereka.
ā Apakah kalian akan menangis
saat kalian merasa sedih? Apa kalian juga akan marah jika ada yang menghianati
kalian? Hmmmā¦atau justru kalian merasa senang saat berada di dekat orang yang
kalian sukai?.ā Rentet pertanyaan Ryeowook seosangnim seolah menjadi magnet
bagi kepala murid disini yang akan selalu mengangguk, setiap kali pertanyaan
itu selesai diucapkan.
ā Yoona-ya, apa kau pernah merasa
begitu bahagia saat mendapatkan seorang namja sedang tersenyum padamu?ātanya
Ryeowook seosangnim yang sontak membuat Yoona kaget, karena sedari tadi ia
sibuk mencorat-coret bukunya.
ā Eobseyeo!ā jawab Yoona sambil
mengerucutkan bibirnya.
ā Ya dia mana bisa tahu, kalau
tidak ada satupun namja yang tersenyum padanya! Annieā¦mereka itu bukannya tak
ingin tersenyum padanya, tapi mereka memang tak tertarik padanya, seosangnim!ā
ejek Donghae yang sontak membuat satu kelas tertawa karena mendengarnya.
ā Yakā¦ikan! Kau ingin cari
masalah, hah?ā Yoona yang dari tadi mencoba untuk menekan amarahnya kini
meledak. Amarahnya seakan diluapkan semuanya tanpa berpikir untuk menyisakannya
untuk lain hari.
ā Wae? Kau tak terima? Tapi
meskipun kau tak terima, itu sudah menjadi rahasia umum nona Im Yoon Ah!ā
sungut Donghae yang kini beranjak dari duduknya yang membuat pertengkaran
diantara mereka semakin seru.
ā Aisshhā¦bagaimana bisa kau
bicara seperti itu? Bahkan kau tak lebih baik dariku ikan pendek!āprotes Yoona
setengah berteriak.
ā Apa kau bilang?ā
ā Ternyata selain pendek kau juga
tuli, cihā¦bagaimana bisa para yeoja menyukai orang tuli sepertimu!ā cibir Yoona sambil
kembali pada duduknya.
ā Geumanhaā¦.jangan bohongi hati
kalian sendiri! katakanlah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan kalian,
jangan malah menutupinya dengan pura-pura bertengkar seperti itu!ā lerai
Ryeowook seosangnim yang membuat dua orang yang ia maksud menggerutu kesal
dalam hati masing-masing.
Kini Ryeowook seosangnim kembali
menghampiri meja Yoona, tapi kali ini bukan untuk Yoona yang menjadi tujuannya,
melainkan orang yang duduk di sebelah Yoona. Orang yang ia lihat sedang
menopang kepalanya dalam diam, seperti sedang berpikir sesuatu yang ia sendiri
juga tak tahu itu apa.
ā Hmmmā¦apa kau sedang merasa
kesal?ātanya Ryeowook seosangnim, seolah diam adalah hal yang paling menarik
baginya, Yuri hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya.
ā Apa lebih tepatnya kau sedang
cemburu?ā lanjut Ryeowook seosangnim yang sedang mencoba menebak apa yang
sedang anak muridnya ini pikirkan. Tapi kali ini tak ada jawaban, kali ini Yuri
benar-benar diam.
ā Apa kau sedang bertengkar
dengan namjachingumu?ā pertanyaan Ryeowook seosangnim yang ini menarik semua
perhatian orang di kelas ini. Mereka semua benar-benar menunggu jawaban apa
yang akan Yuri lontarkan. Seperti tak mendengar apapun dari telinganya, Yuri
tetap nyaman dengan diamnya, mencoba mencari ketenangan.
Melihat itu, semua orang di kelas
ini semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, tak terkecuali
Ryeowook seosangnim yang sampai saat ini masih mencoba untuk membaca pikiran
anak didiknya ini.
ā Mungkin harusnya aku menanyakan
ini dulu, tapi baiklah aku akan tanyakan hal ini padamu sekarang. Kau memiliki
namjachingu-ku, kan?ā tanya Ryeowook seosangnim dengan berhati-hati kali ini.
Yuri memejamkan matanya dan menghela nafasnya panjang sebelum ia benar-benar
mantap dengan jawabannya nanti.
ā Annioā¦ā sontak semua yang ada
disini membelalakkan matanya setelah mendengar jawaban dari Yuri. Bagaimana
mungkin mereka tak kaget, sedangkan yang mereka tahu, Kyuhyun-lah
namjachingunya Yuri. Seolah tak peduli dengan apa yang akan orang lain pikirkan
tentang dirinya, Yuri bangkit dari duduknya dan beranjak meninggalkan kelas.
ā Mianhae seosangnim, aku izin ke
toilet dulu!ā ucap Yuri sebelum akhirnya pergi meninggalkan kelas. Ryeowook
seosangnim memperhatikan gesture Yuri yang tak seperti biasanya, ia merasa ada
yang aneh dengan murid yang satu itu. ia merasakan jika Yuri sedang dalam
keadaan yang tak cukup baik.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Pelajaran Ryeowook baru saja usai dan itu tandanya sekarang
adalah waktu untuk pulang. Tapi tak ada satupun murid yang pulang, karena
seperti hari-hari sebelumnya, hari ini mereka mendapatkan jam tambahan untuk
latihan drama.
ā Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?ātanya Donghae
mengawali berbagai pertanyaan yang akan terus berlanjut. Tak hanya Donghae yang
menuntut kejelasan, tapi Siwon dan juga Sungmin masih setia menunggu jawaban
Kyuhyun.
ā Apa kalian putus?ātebak Sungmin yang sukses membuat
Kyuhyun mengangkat kepalanya yang tertunduk.
ā Kyuhyun-ah bicaralah! Kami tidak akan bisa mengerti kalau
kau hanya diam seperti ini.ā Ucap Siwon sambil menepuk bahu Kyuhyun.
ā Eobseyeoā¦ādesis Kyuhyun begitu lemah. Dia tak tahu harus
menjawab apa, karena pikirannya sekarang sudah penuh dengan pertanyaan yang ia
buat sendiri untuk dirinya. Donghae menghembuskan nafasnya perlahan, dia
berusaha mengerti perasaan temannya saat ini. Sedangkan Siwon masih mencoba
menerka apa yang ada dalam pikiran temannya ini.
ā Aku mau keluar dulu..āKyuhyun langsung bangkit dan
beranjak pergi dari tempat duduknya, melihat hal itu, Donghae ikut bangkit dan
berniat menyusul Kyuhyun. Tapi langkahnya tertahan, saat Siwon menarik
lengannya. ā Biarkan dia sendiri, mungkin dengan seperti itu bisa membuatnya
lebih baik.ā Terang Siwon sambil menerawang lurus.
Yuri POV
Hingga saat ini aku belum juga kembali ke dalam kelas, aku
masih nyaman duduk di bangku taman sekolahku. Aku bukannya ingin menghindari
pelajaran, hanya saja untuk saat ini ku rasa aku sedang ingin sendiri. Mungkin
aku terlalu berlebihan menyikapi hal ini, tapi semua yang terjadi pada diriku
saat ini, terjadi begitu saja.
Apa aku salah kalau aku merasa marah setelah mengetahui
perasaannya? Apa aku tidak boleh kesal saat melihat dia begitu akrab dengan
wanita itu? itulah pemikiranku, tapi di satu sisi aku juga berpikir. Seharusnya
tidak merasakan semua itu karena dia bukanlah siapa-siapaku, lalu kenapa? Kenapa
aku seperti ini? Kenapa aku bisa merasakan perasaan yang rasanya jauh lebih
mengganggu daripada saat aku melihat Siwon memeluk Tiffany? Padahal jelas-jelas
orang yang kusukai itu Siwon bukan dia.
Aku memejamkan mataku, berharap saat ku buka mataku nanti,
aku telah melupakan semua ini, melakukan hal yang aku sendiri tak bisa
mengerti. Tapi semuanya hanya sekedar harapan, semuanya masih sangat jelas,
semuanya masih begitu lekat. Perasaan ini tidak pernah kurasakan sebelumnya,
meskipun pernah tapi rasanya tak sampai seperti ini.
Kurasakan sebuah tangan menyentuh bahuku, kutolehkan
kepalaku ke belakang. Ku dapati sosok Yesung yang kini duduk disampingku.ā Igoā¦ā
ia memberikan sebungkus roti untukku.
ā Ambilah, setidaknya kau harus mengisi perutmu dulu sebelum
mengikuti latihan drama nanti.āucapnya agar aku mau mengambilnya. Baiklah..aku
terima, lagipula aku memang sedang lapar.
ā Gomawo..ā dia hanya mengangguk kecil sambil mengulas
senyumnya. Aku membuka bungkusan roti itu dan kemudian memakannya. Roti coklat
adalah roti kesukaanku, dan aku memang meyukai semua yang terbuat dari cokelat.
Aku jadi ingat sesuatu, aku ingat pada saat itu, pada saat Yesung masih sering
mengikutiku. Dia selalu berusaha mencari tahu tentang apa yang ku sukai dan
juga yang tidak ku suka, meskipun aku selalu menolak untuk memberitahunya,tapi
dia tak pernah menyerah, malah dia menanyakan semua itu pada teman-temanku yang
lain. Dan alhasil, dia selalu memberiku cokelat, roti cokelat, dan juga ice
cream cokelat.
ā Apa kau sedang ada masalah?ā tanyanya sambil memiringkan
badannya. Aku menatapnya sebentar lalu ku alihkan lagi. Aku tahu dia orang yang
baik, tapi aku bukanlah orang yang mudah percaya pada orang lain. Aku tidak
bisa menceritakan hal ini pada orang lain, bahkan aku juga tak menceritakan hal
ini pada ketiga sahabatku.
ā Geundaeā¦hanya saja aku sedang ingin sendiri.ā
ā Baiklahā¦aku tidak akan memaksamu, tapi perlu kau tahu, aku
akan selalu ada untuk mendengarkanmu.ā Ucapnya yang membuatku langsung
mengarahkan pandanganku ke arahnya, jujur aku jadi semakin tak nyaman. Aku tak suka
perlakuan pria yang terlalu berlebihan seperti ini, terlebih aku tak begitu
dekat dengannya.
ā Gomawoā¦tapi, tapi aku baik-baik saja.ā jawabku datar.
ā Maaf aku duluan, aku ingin kembali ke kelas.ā Pamitku padanya.
Kulangkahkan kakiku berjalan menuju kelas, jujur aku masih ingin berada di
taman, tapi aku merasa tak nyaman kalau ada Yesung disana. Jadi lebih baik aku
kembali ke kelas, yang entah seperti apa keadaannya setelah aku mengatakan
kalau aku tidak memiliki namjachingu.
Kususuri lorong-lorong ini dengan langkah malas dan begitu
ringkih. Ringkih bukan karena aku sakit ataupun aku lemah, tapi karena suasana
hatiku sedang tidak baik. Langkahku terhenti seketika saat ku lihat dua sosok
berada di depan pintu kelasku. Sepertinya mereka sedang serius membicarakan
sesuatu, si sosok pria menceritakan sesuatu dan si wanita mengelus bahu pria
itu sambil tersenyum. Melihat semua itu membuatku ingin mengurungkan niatku,
tapi kenapa?. Kuatlah Kwon Yuriā¦.kau tidak boleh seperti ini, abaikan apa yang
tadi kau lihat, jangan hiraukan apapun yang sedang mereka lakukan.
Akhirnya akupun berani meneruskan langkahku yang tadi sempat
tertunda. Langkah demi langkahku kian lama memperkecil jarak diantara aku dan
mereka. Dan itu membuat percakapan mereka, samar-samar terdengar di indera
pendengaranku.
ā Tenang saja Kyu, aku akan membantumu sebisa mungkin.āujar
sang yeoja yang kini terdengar jelas. Dan seperti yang kulihat, gadis itu
adalah Victoria dan namja itu adalah Kyuhyun.
muā Yuri..ā desis Victoria saat dia menyadari keberadaanku
yang dari tadi di belakangnya, menyaksikan betapa perhatiannya ia pada Kyuhyun.
ā Hmmmā¦aku tinggal dulu ya.ā Ucap Victoria dengan gugup
sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kelas. Menyadari hanya tinggal aku dan dia
di sini, akupun melangkahkan kakiku untuk meraih kenop pintu yang jaraknya tak
begitu jauh untuk ku capai. Tapi langkahku terhenti, saat kurasakan ada yang
menarik lenganku.
ā Wae?ā tanyaku pada orang yang tak lain adalah Kyuhyun. Dia
menatapku dengan tatapan sendu yang sebelumnya tak pernah kulihat dari seorang
Cho Kyuhyun. Bukannya menjawab, ia malah menarikku, membawaku mengikutinya
entah kemana.
ā Yakā¦lepaskan!āprotesku karena tak terima dengan
perlakuannya. Bukannya melepaskan tanganku, ia malah makin memperat
genggamannya. Dan barulah saat kami sampai di taman belakang sekolah, ia
melepaskan genggamannya.
ā Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau bicara seperti itu
tadi?ātanyanya dingin, sambil menatapku tanpa ekspresi, sehingga aku tak tahu
apa yang ia rasakan.
ā Wae? Kau takut? Takut mereka semua tahu kalau sebenarnya
kita tak pernah pacaran?ā sungutku emosi, entah kenapa mendengar pertanyaanya
itu membuat emosiku begitu membuncah.
ā Bukan seperti itu..ā belum juga ia menuntaskan ucapannya,
tapi aku segera menyelaknya emosi sudah tak bisa ku kendalikan. Rasanya aku ingin
mengeluarkan semuanya tanpa menyisakannya sedikitpun.
ā Lalu apa yang kau mau, HAH? apa kau ingin terus membohongi mereka? Apa kau
ingin seperti ini terus?ā dia menatap masih seperti sebelumnya, dia hanya diam
tanpa mengatakan apapun.
ā Berhentilah membohongi dirimu sendiri! dan berhentilah
menyiksa perasaaan orang lain! Jangan pernah berikan sedikit celah untuknya,
jangan beri dia harapan yang akan membuatnya dapat melambung tinggi dan jatuh
dalam sekejap.ā Racauku dengan menggebu, ku keluarkan semua yang ingin aku
keluarkan dan semuanya keluar begitu saja, dan tanpa ku sadari airmataku
mengalir perlahan.
ā Apa maksudmu?ā tanyanya lirih. Mungkin dia tak mengerti
dan mungkin tak akan pernah mengerti, karena dia tak pernah memikirkan
perasaanku.
ā Jangan pernah menawar sesuatu yang tak benar-benar ingin
kau miliki, hiksā¦kalau tidak, kalau tidak kau hanya membuatnya bertahan pada
suatu harapan yang sebenarnya tak pernah ada.ā Lanjutku dengan terbata
diselingi hembusan nafasku yang berat, yang seakan menahan beban berat.
Dadaku terasa sesak mengatakan semua itu, ternyata
mengeluarkan semua itu tak mengurangi bebanku sama sekali. Malah beban itu kini
makin terasa berat. Airmataku tak henti-hentinya mengalir tanpa bisa ku
kendalikan. Kulihat dirinya yang menunduk dan menghembuskan nafasnya berulang
kali. Kurasa tak ada yang perlu ku bicarakan lagi, walaupun masih banyak yang
ingin ku katakan. Tapiā¦walaupun aku mengatakan semuanya, itu tak akan
membuatnya mengerti.
ā Mianhaeā¦āucapku lirih sebelum akhirnya berlalu
meninggalkannya yang masih diam tak bergeming dari posisinya. Perlahan ku
dengar suaranya yang memanggil namaku, tapi kucoba untuk tak menghiraukannya
dan meneruskan langkahku sampai akhirnya tak terdengar lagi suaranya yang
memanggilku. Dan ku rasa semua perasaan ini perlahan akan pupus seperti
suaranya yang tadi memanggilku. Aku percaya perlahan semuanya bisa menghilang
asal aku mengabaikan semuanya dan membiarkannya begitu saja tanpa mengetahui
arti dari perasaanku yang sebenarnya.
To Be Continued
Annyeong yeorebeunā¦ā¦aku balik lagi nih!!!!...meski terkesan begitu
lama, tapi gak apa kan? Daripada gak sama sekali. Lebeh gak sih ceritanya? Jujur
aku muter otak banget nih buat bikinnya, aku bingung mau diapain. Dan setelah
lama gak keliatan, akhirnya ff ini balik dengan cerita yg makin gaje(?).
Kalau ada yang mau kasih kritik kalau ada yang ngerasa gimana..gitu,
kritik aja karena aku juga ngerasa ceritanya lama-lama maksa. Dan untuk yang
berminat sama kelanjutan ff ini, tunggu aja ya. Karena aku juga gak tahu kapan
publish lagi. Tapi kalau aku pikir-pikir part ini tuh udh bisa dibilang end
tau,,*hehehhe..males ngelanjutin*
Hmmā¦yaudah makasih yang udah mau baca FF ini. Dan kalau bisa kalian
komen atau apa kek, atau enggak kasih reaksi aja. Tapi kalau emang gak bisa, gak
apalah aku juga gak mau maksa, karena aku Cuma menyarankan ajaā¦*padahal ngarep*
kekekkekkkā¦ makasih juga buat dua seniorku yang selalu bikin aku envy dengan
karyanya yang udah bejibun. Baiklahā¦sampai disini ya,,,,nanti kita lanjutin lagi
di ff-ku yang lainā¦annyeong!!
Thanks
GSB
hah ????? END ????
ReplyDeleteyah jgn dung ,lg seru ni chingu . mslh dyrg lund slesai msi slh phm trus mreka jg lund ykin am prsaan mrka msing2 ..
crta na yoonhae jg ms brntem ajh ,hehe
trus ksian yesung klu gtu ajh ..
lnjut ya chingu :)
siph....
Deleteditunggu aja ya chingu...
gomawo udh komen...
huaaaaaaaaaaaaaaa jangan sampe YulSung atau KyuToria, ga sudi,,,ga sudi,, aku ga sudi kalo itu terjadi, wkwkwkwkkwwk :P
ReplyDeletekenapa ga jujur aja sih #ngomongalaAmink
jujur ya, envy sama tulisan mu...
tulisan aku mah koplak, susah dapet inspirasi, kayaknya dr Romance bakal beralih ke Comedy deh nantinya, habis ga pernah dapet feel, trus SIDERS nya naudzubillah banyaknya..
oia, cuma mau ngasi tau..
reader ku kan banyak yg KYURI SHIPPER cuma mau comment di blog km susah, biasanya kan dr wp semua, trus dr hape lagi..
kamu ada wp, jd biar gampang gtu chingu ^^ buat RCLnya, hohoho
teteup lanjuuuttt ya Neng, smangat!!! ^^
gomawo chingu...
Deletewah..ternyata KYURI SHIPPER bnyk juga yah....
buat komen g ush dipaksain, klo bisa ya komen, klo gak juga terserah....
hmmm....makasih semangatnya...
semangat juga ya buat blog kamu juga...
annyeong author., aku suka banget fanficmu ini.. mian baru comment di part 7, soalnya baru nemu 3 hari kemaren lewat web hp, karena lewat hp susah comment,,
ReplyDeleteoh iya jangan END dong.... seru banget niee,, pokoknya KYURI!!!!!!
I'AM KYURINATIC *Kagak nanyaaa
waah, KyuRi galau niee.. pokoknya harus dilanjut, btw aku boleh copas ke Fb gak?? mau tag2 ke temen2 fb.. kalo gak boleh juga kagak apa-apa
oh trs author punya Fb kagak?
fb ku : Novia Suciyati
This comment has been removed by the author.
Deletegomawo chingu...
ReplyDeletebtw...dilanjut kok...
mau dicopy ke fb? hmmm...boleh kok...
oh ya udh aku add, namanya galiema sadan
makasih