My True Love Is You Part 7 ( Get jealous?? )











Ada yang masih inget ama FF ini gak? Setelah lama menghilang dari peredaran akhirnya FF ini balik lagi…aku gak yakin ff ini bisa dibilang seru, yah karena nyatanya enggak. Hmmm…buat yg udh lupa ama ceritanya, mending baca dulu karena takutnya kalian malah gak ngerti. Maklum authornya lagi eror jadi lahirlah ff ini, yang makin lama alurnya pergi entah kemana * author juga gak tau *. Yaudahlah daripada pusing ngeliat tulisan aneh ini, mending langsung baca aja deh….



Yuri POV


Rasa sakit dan kesal masih kentara dalam relung hatiku. Entah mengapa aku merasa sakit dan kesal setelah mengetahui perasaan Kyuhyun yang sebenarnya pada Victoria. Tapi kenapa? Kenapa hatiku sakit? Terus kenapa aku harus marah? Harusnya siapapun yang Kyuhyun sukai itu bukanlah masalah untukku, lagipula aku tak pantas untuk marah padanya. Aku bukanlah siapa-siapa untuknya dan hubungan kami sekarang bukanlah hubungan yang dilandasi cinta sedikitpun, terus kenapa? Kenapa masalah ini membuatku kesal? Bahkan sampai merasa tersakiti?.




Tokyo Seoul London New York
Kimama ni sekai wo drive tonight
Kakuchi de hirou suru new style
Mita koto nai mono dake mise tageru
Hora kocchi wo mite sukoshi keikai seyo!



Ku raih ponselku yang dari tadi tergeletak di atas kepalaku. Sontak aku kaget ketika membaca nama penelpon yang tertera di layar handphoneku.

“ Issh..mau apalagi sih anak ini?”Gumamku kesal seraya mereject panggilan dari orang namanya tidak ingin kusebut.



Tokyo Seoul London New York
Kimama ni sekai wo drive tonight
Kakuchi de hirou suru new style
Mita koto nai mono dake mise tageru
Hora kocchi wo mite sukoshi keikai seyo!


Ponselku kembali berdering, kulihat penelponnya masih sama dengan penelpon sebelumnya. Tak ingin bicara dengannya, segera ku reject panggilannya untuk kedua kalinya.



Tck…! Lagi-lagi handphone-ku kembali berdering “ aissshhh…apa sih mau dia sebenarnya?” gumamku kesal karena lagi-lagi penelponnya masih sama dengan yang pertama dan kedua. Berpikir setelah mereject panggilannya pasti dia akan kembali menelponku lagi seperti sebelumnya, jadi kuputuskan untuk melepas baterai ponselku.



Pokoknya aku tegaskan, mulai dari sekarang aku Kwon Yuri tidak ingin berhubungan atau bertemu sekalipun, dengan orang yang tidak ingin aku sebutkan namanya itu. Huft…mungkin lebih baik aku tidur sekarang, aku benar-benar lelah hari ini. Meski nyatanya dari tadi aku hanya mengurung diriku di kamar, tapi entah kenapa aku merasa begitu lelah.




Kyuhyun POV

Friday, February 3 2012



Pagi ini kedua orang tuaku dan juga Ahra noona memberiku sedikit kejutan, yah…hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 18. Rasanya senang sekali ternyata keluargaku masih mengingatnya, dan setidaknya di hari ulang tahunku inilah Ahra noona membelikan kaset game baru untukku. Ahhh…aku jadi ingat sesuatu. Mungkin Yuri tak mengangkat panggilanku semalam, karena ia ingin memberi kejutan untukku dengan pura-pura mengabaikanku. Aku jadi tidak sabar sampai di kelas.



~ ~ At Class ~ ~



Ku buka pintu kelasku perlahan, aku baru berjalan beberapa langkah memasuki kelas dan tiba-tiba sepasang bola menatapku. Mata kami bertemu, tapi tak lama kemudian ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Akupun berjalan menghampiri tempat duduknya, meskipun aku sendiri juga tak tahu untuk apa, yang pasti aku ingin sekali menghampirinya.


“ Kau…” baru saja aku ingin bertanya padanya kenapa ia tak mengangkat telepon dariku, tapi ia langsung beranjak dari kursinya sembari mengajak ketiga kawannya.
“ Hmmm…kalian! Temani aku ke toilet!” dia langsung berlalu tanpa mengindahkan keberadaanku. Dia nampak seperti tak melihat diriku, apa aku terlalu kecil sampai tidak terlihat olehnya? Padahal aku berdiri di samping tempat duduknya tadi. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang semakin lama semakin menjauh, sedangkan teman-temanya hanya menatapku bingung. Akupun menatap Yoona seakan memberi isyarat ‘kenapa dia’, sepertinya dia juga tidak mengerti dengan kondisi temannya, dia hanya mengangkat bahunya kemudian ikut berlalu mengekori teman-temannya.




“ Ada apa? Apa kau sedang bertengkar dengan Yuri?” tanya seseorang dari belakang yang melingkarkan tangannya di pundakku. Yah…ternyata sosok itu adalah Siwon, salah satu sahabat terbaik yang kupunya.
“ Annio…malah aku baru ingin bertengkar dengannya!”jawabku sambil berlalu menuju ke mejaku. Tak lama beberapa temanku datang menghampiriku dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Entah kenapa rasanya biasa saja mendengar ucapan itu terlontar dari teman-temanku. Tak ada rasa senang ataupun puas dalam hatiku.


Yuri POV



Keluar dari kelas ternyata bukan ide yang bagus untukku, sekarang lihatlah, sosok yeoja cantik yang baru saja datang sedang berjalan menghampiriku. Dia berjalan ke arahku sambil terus melempar senyum, apa maksudnya?.
“ Annyeong…”sapanya dengan senyum yang tak juga luntur di wajahnya. Sebenarnya aku tak ingin berpura-pura ramah ataupun sekedar basa-basi, tapi mau bagaimana lagi? Di samping kanan kiriku ada Yoona,Seohyun dan juga Sooyoung, mana mungkin aku menunjukkan rasa tidak sukaku pada Victoria?.



“ Annyeong Vic…” sapa Yoona dan Seohyun balik, sedangkan aku dan Sooyoung hanya mengulas senyum. Tapi perlu aku tegaskan, senyum ini bukanlah senyum ikhlas yang sering kutunjukkan.
“ Aku masuk dulu yah…” ujarnya sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas. Mataku berputar mengikuti pergerakannya sampai sosoknya lenyap dibalik pintu kelas.Entah pikiran gila darimana, tapi ini tiba-tiba saja melintas dalam pikiranku.


“ Yul…bukankah kau bilang mau ke toilet?” tanya Yoona heran saat aku membalikkan posisi badanku untuk membuka pintu kelas dan kembali masuk ke dalam kelasku. Meskipun heran dengan tingkahku, ketiga sahabatku hanya bisa mengikuti apa yang kulakukan. Bisa kulihat gadis itu, maksudku Victoria sedang berjalan menuju mejanya, yah sejauh ini tidak ada yang patut dikhawatirkan. Tunggu!  kenapa dia malah menghampiri Kyuhyun? Bukankah mejanya ada di pojok sana? Benda apa yang ia berikan pada Kyuhyun? Benda itu dibungkus selembar kertas kado dan yang terpenting adalah Kyuhyun amat bahagia setelah mendapatkannya, ia begitu sumringah, ibarat anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah mainan dari orang tuanya.  Ku hentakkan kakiku keras-keras di setiap langkahku, aku tak peduli pandangan orang lain  terhadapku sekarang.



Ketiga sahabatku kini berdiri mengelilingiku yang sedang duduk sambil menyedekapkan kedua tanganku. Mungkin mereka heran dengan sikapku, jangankan mereka, aku sendiri juga bingung dengan diriku sekarang. Yang aku tahu hanyalah, ini semua terjadi begitu saja tanpa adanya kehendak dariku.



“ Kau kenapa Kwon Yuri?” Tanya Sooyoung dengan gusar.
“ Ne..hari ini kau begitu aneh.” Timpal Seohyun. Kalau saja aku bisa cerita, aku akan menceritakan ini pada kalian, tapi nyatanya aku tidak bisa.

TENG TENG TENG


Baguslah…akhirnya aku tak harus menjawab pertanyaan mereka. Setelah mendengar bel sekolah berbunyi, Yoona langsung duduk di kursi sebelahku,sedangkan Seohyun dan Sooyoung kembali ke meja mereka yang letaknya berada di depan mejaku dan Yoona. Tak lama setelah itu Jung Il seosangnim memasuki ruang kelasku.


“ Annyeong anak-anak..”
“ Baik…dalam pertemuan kali ini kita akan belajar di laboratorium dan sebelum itu, aku akan membagi kalian dalam kelompok.”
“ Aku kurang setuju seosangnim! Bagaimana kalau kau menyebutkan nama ketua kelompoknya saja, biar nanti ketuanya yang memilih siapa anggota kelompoknya.” Usul Donghae sebagai ketua kelas. Jung Il seosangnim terdiam sejenak untuk memikirkan usul si ikan mokpo itu.


“ Baiklah! Tapi dalam satu kelompok harus ada yeoja dan juga namja.”
“ Baik yang pertama Yuri,  Yuri…siapa yang kau pilih?”tanya Seosangnim padaku. Kenapa aku ketuanya? Terus siapa namja yang harus kupilih? Siwon?.
“ Oh ya..satu kelompok terdiri dari 5 orang.” Lanjutnya lagi. Aduh kenapa dia itu cerewet sekali sih? Aku kan sedang berpikir, kalau dia terus bicara, bagaimana aku bisa berpikir dengan baik.
“ Hmmm…aku pilih Yoona, Sooyoung, Seohyun…” kugantungkan kalimat akhirku, kedua mataku berputar seakan mengikuti perputaran otakku. Aku sudah menyebutkan tiga nama yang sudah pasti ku sebutkan, tapi masalahnya sekarang siapa namja yang harus kupilih. Ku edarkan pandanganku kebelakang, tempat dimana mayoritas penduduknya adalah namja. Dan dapat….memang lebih baik aku memilihnya.



“ Yesung.” Jawabku mantap sambil menoleh ke arah Jung Il seosangnim yang sedang sibuk mencatat nama yang ku sebutkan.
“ Selanjutnya Kyuhyun, siapa yang kau pilih?” tanya seosangnim beralih pada Kyuhyun, jujur aku penasaran dengan nama-nama yang akan dia sebutkan, apakah gadis itu termasuk dalam daftar?.



Kyuhyun POV



Banyak teman-temanku yang langsung menoleh ke arahku saat nama Yesung keluar sebagai pilihannya. Huft….mereka menatapku seperti menatap seorang gelandangan dengan penuh iba dan yang pasti aku sangat benci ditatap seperti itu. Apa aku nampak begitu menyedihkan? Apa hanya karena tidak dipilih olehnya aku harus bersedih? Cihh..tidak akan! Seumur hidup tidak akan!.
 “ Selanjutnya Kyuhyun, siapa yang kau pilih?”
“ Siwon, Tiffany, Donghae, dan Victoria.” jawabku lancar. Yah…aku memilih Siwon dan Donghae karena aku memang biasa satu kelompok dengan mereka. Tiffany…aku memilihnya bukan karena dia kekasihnya Siwon, tetapi karena dia pintar dan bisa diandalkan. Victoria….hmmm…yah alasannya hampir sama dengan Tiffany, dia merupakan yeoja pintar dan juga rajin.




………………………………………………………………………….



Yuri POV



~ ~ At Science Laboratory ~ ~



Kini semua sudah duduk berdasarkan kelompok masing-masing. Dan aku masih konsentrasi mendengarkan instruksi dari Jung Il seosangnim mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. Mungkin wajahku begitu serius menatap lurus ke depan, tapi tahukah kalian kalau hatiku begitu gusar?. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi yang aku tahu rasanya itu begitu mengganggu sistem kerja otakku.



“ Baiklah…masing-masing ketua kelompok bisa ambil segala perlengkapannya di etalase yang akan di bantu tuan Lee.” Ucap seosangnim yang membuatku mau tak mau harus beranjak dari tempat dudukku.

Apel, pipet, preparat, gelas ukur, neraca, cutter, dan…mikroskop! Nah…itulah yang aku perlukan, tapi mana mungkin aku bisa mengambil benda sebanyak itu sekaligus? Kalau sudah begini aku harus bolak-balik, ah…merepotkan  sekali.



Ku langkahkan kakiku menuju lemari tempat semua peralatan tersimpan. Di samping kanan lemari itu, telah berdiri seorang penjaga laboratorium yang siap melayani serta mengambilkan segala peralatan yang kami butuhkan. Akupun mengantri sebagaimana yang lainnya. Hmmm..dimana orang itu? Aku tidak melihat sosoknya dalam barisan pengantri. Apa dia sudah mengambilnya? Atau dia menyuruh orang lain untuk mengambilnya? Issh…sudahlah Kwon Yuri!!! Itu bukan urusanmu, bukankah kau tidak ingin berhubungan lagi dengannya?.



“ Aku mau ambil pipet, gelas ukur, neraca, dan apel dulu.” Ucapku pada tuan Lee penjaga laboratorium. Yah…aku memang mengambil sebagian dulu, kalian tahukan barang-barang yang diperlukan sangatlah banyak dan mana mungkin aku bisa membawanya sekaligus? Meskipun bisa, ku pastikan barang tersebut tak akan utuh sampai di tujuan. Dengan cekatan tuan Lee memberikan semua yang aku pinta, aigo…berat sekali neraca ini. Dan yang terakhir dia meletakkan apel merah di atas neraca. Apa dia tidak lihat aku sedang begitu repot? Aku sedang memegang gelas ukur yang dalamnya ku taruh pipet dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku memegang neraca yang untuk menahan bobotnya saja, aku perlu memeluknya dan sekarang ia malah menaruh apel itu di atas neraca.


Seperti yang sudah aku perkirakan, sekarang apel itu jatuh tergelinding dan berhenti tepat di depan ujung sepatu milik seseorang yang tidak aku ketahui. Orang itu meraih apelku dan kulihat langkah kakinya mendekat ke arahku. Aku tidak tahu siapa pemilik sepatu itu, karena pandanganku sekarang masih terarah ke derap langkah kakinya.




“ Payah! Membawa barang seperti ini saja tidak bisa!” ucap orang itu yang ternyata adalah Kyuhyun. Tatapannya begitu dingin dan menyebalkan, kenapa? Kenapa dia menatapku seperti itu? Dia berjalan mendekat ke arahku, dia mengembalikan apel itu padaku dan kemudian  dia langsung mengambil neraca yang berada dalam dekapanku dengan paksa dan berlalu begitu saja. Kenapa dia merebut neracaku? Bukankah dia bisa ambil sendiri? menyebalkan!.




“ Yeoja babo! Apa kau ingin berdiri disini terus!”ujar orang dibelakangku. Aku memang masih berdiri disini karena aku masih sibuk menggerutu karena ulah orang itu. Tapi walaupun aku masih berdiri disini, apa dia harus memanggilku babo? Apa keberadaanku ini mengganggu jalannya? Tapi tunggu… sepertinya aku kenal dengan suara ini, suara menyebalkan yang hanya dimiliki oleh satu orang di dunia ini. Ku lirik dia yang sedang membawa neraca dan mikroskop. Itukan neracaku! Anak menyebalkan.
“ Kajja babo!” ucapnya lagi yang membuatku makin kesal. Memangnya tak ada jalan lagi apa untuk ia melintas?  Bukankah masih terdapat jalan lain?. Akupun melangkahkan kakiku dengan kesal yang diikutinya dari belakang, yah…aku sengaja mempercepat langkahku agar aku tidak berjalan beriringan dengannya.



“ Lama sekali sih!” gerutu Seohyun saat aku kembali ke mejaku dan meletakkan perlengkapanku.
“ Hanya ini?” pekik Sooyoung yang membuatku makin kesal. Harusnya dia bersyukur karena aku masih mau mengambil semua ini, meski nyatanya aku memang hanya membawa gelas ukur, pipet dan juga apel merah.
“ Igo…” kutatap pemilik tangan yang baru saja meletakkan neraca dan mikroskop di atas mejaku. Omona….Ky..kyuh…kyuhyun?.
“ Oh ya…dan igo!” dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah cutter dan preparat.
“ Gomawo Kyu!” ucap Yesung pada Kyuhyun.




“ Cheonma…hmmm..ya sudah aku harus kembali ke mejaku!” jawabnya sambil membalikkan badannya. Tapi sebelum membalikkan badannya, ia melirik ke arahku, mendapati mata kami saling bertemu, akupun segera mengalihkan pandanganku ke arah lain.kurasakan ia membalikkan badannya dan setelah dia benar-benar melangkah, akupun menoleh ke arahnya, yang lebih tepatnya aku memandangi punggungnya..yah..punggungnya!.



“ Apa kalian sedang ada masalah?” tanya Yoona yang sekarang merangkulku.
“ Hmmm…Yesung! Tolong ambilkan larutan gula dan juga garam di meja dekat wastafel!” ucapku mengalihkan pembicaraan.
“ baiklah…kalau kau tidak ingin cerita!” maaf Yoona..bukan seperti itu maksudku.
“ Sini biar aku yang potong dadu!” ujar Sooyoung sambil mengambil apel yang dari tadi masih berada dalam genggamanku. Akupun mengambil lembaran kertas yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab setelah melakukan penelitian. Tak lama, Yesung kembali dengan membawa dua buah gelas kecil berisi larutan gula dan juga garam.




Baik…satu tugas telah terselesaikan, sekarang tinggal memotong apel ini dengan tipis dan meneliti bagian-bagian selnya di bawah mikroskop. Untuk tugas ini aku mengerjakannya sendiri, karena kulihat Yoona dan Seohyun sedang sibuk mendiskusikan jawaban untuk lembar kertas yang diberikan Jung Il seosangnim, dan Sooyoung dia sedang membantu Yesung mengukur berat apel yang baru saja ia potong dadu.



“ Sudah biar aku saja Kyu!” terdengar suara gaduh diselingi suara candaan disekitarku. Suaranya begitu akrab di telingaku, yah itu adalah suara Victoria dan seperti yang ku dengar, dia sedang bicara dengan….Kyuhyun.  Dengan tekad yang kuat ku tahan diriku untuk tak menoleh dan melihat sesuatu yang nantinya hanya akan membuatku lebih sakit. Ku lanjutkan mengiris apel ini dengan membujur, kucoba untuk memusatkan pikiranku pada irisan apel ini agar hasilnya benar-benar tipis.




“ Yak…Victoria Song! Berikan itu padaku!” kini suara Kyuhyun terdengar diselingi oleh tawanya. Kini tak hanya suara mereka yang terdengar tapi terdengar sekali kalau mereka sedang bercanda bersama. sumpah demi apapun, aku sangat menyesal tak membawa Mp3-ku dan sekarang jadilah mendengarkan canda tawa mereka bagaikan pengganti alunan lagu dalam Mp3 yang kutinggal di dalam kelas.




“ Yul….ini terlalu tebal, sudah sini biar aku saja yang kerjakan!” ucap Yesung setelah melihat hasil pekerjaanku, diapun segera mengambil alih pisau cutter yang masih berada dalam genggamanku. Tapi dengan cepat kuambil kembali cutter itu. Dia hanya meracau tak jelas karena aku mengambil cutter itu kembali, tapi tak ku hiraukan karena aku kambali mengukur apel itu sebelum akhirnya ku iris perlahan.



“ Hya…kalian! jangan bercanda terus! Cepat kerjakan!” suara omelan Donghae terdengar dan suaranya sarat akan kejengkelan saat kalian mendengarnya. Entah apa yang membuatnya sampai sekesal itu, yang pasti dia bukan kesal karena aku. Suara Donghae berganti dengan suara hentakan kaki yang menggebu, suaranya seperti orang yang sedang berlari mengejar pencuri.



“ Berikan padaku!” suara Kyuhyun kembali terdengar, suaranya terdengar seperti anak kecil yang sedang memperjuangkan mainanya yang telah direbut oleh teman sebayanya. “ Biar aku saja Kyu!” sahut Victoria yang tak mau mengalah. Sebenarnya apa sih yang sedang mereka lakukan? Haruskah aku menoleh sejenak untuk menjawab segala rasa penasaranku? Andwae…andwae, aku harus tetap fokus dengan tugasku.  “ Yak….cepat berikan!” aigoo….mendengar suara Kyuhyun yang mendesak semakin menambah deret panjang tanya di hatiku.




Baiklah aku menyerah! Lebih baik aku menoleh sebentar dan setelah melihat semuanya, aku akan kembali melanjutkan pekerjaanku ini. Perlahan ku tolehkan kepalaku sambil mengedarkan pandanganku  dan juga tangan kanan masih memegang cutter dan tangan kiriku menahan buah apel yang sudah tak utuh di atas meja.  Ku edarkan pandanganku mencari dua sosok yang dari tadi ingin sekali ku lihat aktivitasnya.




“ Cepatlah Song Qian!!” paksa Kyuhyun, kulihat dia berusaha merebut sesuatu yang aku sendiri juga tidak tahu itu apa. Victoria memunggungi Kyuhyun sambil terus menghadang tangan Kyuhyun yang kapan saja bisa mengambil alih benda yang masih berada dalam genggamannya itu. Dalam opiniku, mereka begitu membuang waktu atau memang mereka suka membuang waktu?. Meski pandanganku masih mengarah lekat pada dua sosok manusia yang mereka sendiri juga tidak sadar kalau mereka sedang menjadi pusat perhatian banyak orang, tapi tanganku masih melakukan tugasnya. Dia masih mengiris apel , meski aku sendiri juga tak tahu bagaimana bentuknya nanti.





“ Sudahlah kyu hentikan!” protes Siwon sambil mendorong punggung Kyuhyun, dan entah tenaga Siwon yang terlalu kuat atau Kyuhyun itu terlalu lemah, tapi dorongan itu berhasil membuat tubuhnya hilang kendali.



BRUUKKK



Tubuh Kyuhyun yang doyong ambruk di atas tubuh Victoria, omona…! Jarak wajah mereka sangat dekat dan Kyuhyun, dia menatap Victoria begitu dalam sambil menyungingkan senyumnya, apa maksudnya ini? Apa dia ingin…ingin mencium Victoria?.



“ Aww…..” tanpa aba-aba apapun, tiba-tiba aku menjerit setelah kurasakan perih. Perihnya bukan karena hatiku, tapi…jari telunjukku. Ku tatap jari telunjukku yang kini berlumuran darah segar yang mengalir akibat sayatan yang tidak sengaja ku buat sendiri. Aigoo…lengkap sudah penderitaanku sekarang, hatiku luka dan sekarang jariku.
“ Yul….kau ini ceroboh sekali sih!” omel Sooyoung setelah mendapati jariku yang bisa kalian bayangkan sendiri seperti apa.
“ Seharusnya kau minta tolong padaku, kalau kau tidak bisa melakukannya.”ucap Yoona yang juga menghampiriku.




Dengan sigap ada sebuah tangan yang meraih tanganku, omona! Yesung? Dia…dia menghisap darah yang mengalir di jariku.  Setelah dia merasa cukup, dia segera berlari menuju wastafel dan meludahkan daraku di sana.

“ Harusnya kau lebih berhati-hati! Lihat sekarang jarimu jadi seperti ini!” omelnya sambil memegang tanganku dan menatap jariku lekat. Yah…bisa dibilang luka di jariku cukup dalam, jadi memang aku pantas untuk diomeli seperti itu. suasana ruangan ini hening, entah hanya perasaanku saja, tapi semuanya terdiam. Ku edarkan pandanganku menjelajahi seluruh ruangan ini dan ku dapati hampir semua pasang mata sedang tertuju ke arahku dan Yesung.



Ku rasakan tangan Yesung yang semakin mengeratkan genggamannya, dan tak lama kemudian, ia menarik tanganku yang membuatku mau tak mau mengikuti arah langkahnya. Semua orang menatap ke arahku begitu heran, tapi tidak dengan Kyuhyun, dia tak peduli dengan apa yang sedang terjadi padaku sekarang, bahkan menoleh ke arahku saja tidak, dia malah sedang asyik mengerjakan soal-soal di lembar kertas hasil penelitian.




Kyuhyun POV



Tubuhku yang tadinya ambruk di atas Victoria segera bangkit setelah mendengar suara jeritan yang rasanya sudah tak asing lagi untukku. Dengan segera ku tolehkan pandanganku mencari asal suara yang tadi ku dengar. Ku lihat Yuri sedang memegangi jarinya, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, akhirnya benakku terdorong untuk menghampiri dirinya, tapi  semuanya ku urungkan setelah kulihat Yesung sudah terlebih dulu menghampiri Yuri. Wajahnya begitu khawatir saat melihat jari Yuri yang ternyata berdarah. Aigoo…apa kadar kebodohan gadis itu semakin hari semakin meningkat? Kenapa tangannya bisa sampai berdarah seperti itu?. Dan sesuatu yang tak pernah kupikirkan terjadi, Yesung dengan baik hatinya menghisap darah di jari Yuri sampai benar-benar bersih.



Aku segera kembali ke meja kelompokku saat orang-orang disini masih asik menyaksikan sebuah tontonan yang menurutku tak menarik. Dengan segera ku ambil pulpen dan kertas hasil pengamatan, kucoba untuk mengerjakan beberapa pertanyaan di kertas itu. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk punggungku pelan, dan kulihat Siwon yang diikuti Donghae duduk di samping kanan kiriku. Meski pandanganku masih fokus pada kertas yang sedang berada dalam genggamanku ini, tapi bisa ku rasakan kalau mereka berdua sedang menatapku intens.



“ Ada apa?” tanyaku datar. Jujur aku risih di perhatikan sampai seperti ini, bayangkan saja ada orang sedang menatapmu dan mencoba untuk bisa menerawang jauh pada bola matamu.
“ Kenapa kau membiarkan Yesung berbuat seperti itu? kenapa tak kau saja yang melakukan semua itu untuk Yuri?” sebuah pertanyaan dilontarkan Siwon, dan menurutku inilah alasan kenapa dua orang aneh ini menatapku sampai seperti ini.



“ Kau kan sudah tahu jawabannya, kenapa kau masih bertanya!” cibirku pelan tanpa benar-benar memandang kedua orang disamping kanan kiriku.
“ Yak! Apa maksudmu? Aku tak mengerti, katakanlah dengan jelas!” protes si ikan kesal.
“Kalian sendiri juga tahu kan kalau Yesung sudah menolongnya, jadi untuk apa aku ikut menolongnya juga? Lagipula nampaknya dia lebih suka mendapat pertolongan dari Yesung.” Jawabku dengan penjelasan yang sejelas-jelasnya agar si ikan dan kuda ini bisa mengerti maksudku.




“ Bagaimana bisa kau bicara seenteng itu bodoh! Seharusnya meskipun dia sudah mendapatkan pertolongan dari orang lain, kau juga perlu menghampirinya dan menanyakan keadaannya!” racau Donghae yang mungkin kesal karena aku yang tak begitu peka. Aku akui aku bukanlah namja cassanova seperti Donghae, aku juga bukan namja selembut Siwon yang bisa mengerti semua itu.



“ Apa kau tak khawatir? Seingatku Yesung itu memang menyukai Yuri sejak kelas 2, dan dia juga pernah menyatakan perasaannya itu di hadapan Yuri.” Kini Siwon kembali bicara dan menceritakan sebuah fakta yang belum pernah ku ketahui sebelumnya.



“ Mungkin kau bisa setenang ini karena yang kau tahu Yuri itu mencintaimu. Tapi sebesar apapun rasa cinta Yuri padamu, semuanya bisa saja hilang dan beralih pada namja lain yang lebih baik dan jauh memperhatikannya.”ujar Donghae yang memang sudah begitu berpengalaman dalam hal seperti ini. Tapi mau seberapa banyak apapun dia memberiku nasihat, tetap saja aku tak peduli. Lagipula bagaimana cinta Yuri bisa hilang, sedangkan mencintaiku saja dia tak pernah, jadi apa aku perlu khawatir? Seseorang tolong jawab aku, karena aku sendiri juga tak tahu apa yang kurasakan. 




“ Terserah kau sajalah! Jangan salahkan aku kalau sampai akhirnya Yuri lebih memilih Yesung daripada dirimu yang bersikap begitu acuh padanya!”ujar Donghae dengan putus asa karena dari tadi aku tidak begitu merespon pembicaraannya dengan baik. Dia beranjak dan meninggalkan yang masih sibuk dengan soal-soal yang harus ku selesaikan.




Sedangkan Siwon masih duduk di sampingku sambil membantuku menjawab soal-soal ini. Ku rasa Siwon bisa menyelesaikan beberapa soal yang tersisa, lebih baik kuserahkan saja pekerjaan ini padanya, karena tiba-tiba aku mendapatkan ilham untuk mengerjakan sebuah tugas yang kurasa perlu untuk ku kerjakan. Aku tak tahu ini bisa membantunya atau tidak, tapi setidaknya aku sudah berusaha untuk menolongnya.



Yuri POV



Setelah Yesung selesai mengobati lukaku di UKS, kami segera menuju kelas dan tak kembali ke ruang laboratorium. Sebenarnya aku harus kembali ke lab karena tugasku belum selesai semua, tapi Yesung menyuruhku untuk tidak kembali ke sana. Kini kami duduk berhadapan, sebisa mungkin dia selalu bicara yang menjadikan suasana antara kami tidak canggung. Ku tatap dirinya yang begitu baik padaku setelah apa yang pernah ku perbuat dulu padanya.




Dulu namja di hadapanku ini menyatakan perasaannya padaku menggunakan pengeras suara sambil berdiri di tengah lapangan yang membuatku malu setengah mati. Dan pada saat itu dia yang sedang ingin memberikan sebuket bunga untukku, dengan segeraku ambil dan ku buang bunga itu ke dalam tempat sampah. Alasannya bukan karena aku adalah gadis angkuh yang senang jual mahal, tapi karena aku sudah tahan, karena tidak hanya kali itu saja dia membuatku malu. Sebelumnya dia sering sekali mengikutiku dan ujung-ujungnya malah mempermalukanku di depan teman-temanku.




Dan kesalahannya yang terakhir adalah….ternyata dia melakukan semua itu karena dia menjadikanku bahan taruhan bersama teman-temannya. Jujur aku sangat kesal padanya, tapi lambat laun rasa kesal itu menghilang sedikit demi sedikit dan terasa rasa kesal itu suda benar-benar hilang tak berbekas. Merasa sedang ku perhatikan dia beralih menatapku tapi kali ini dengan serius.




“ Mianhae….” Desisnya lirih. Aku tahu persis apa yang membuatnya meminta maaf padaku, tapi kurasa kalimat itu sudah tak perlu lagi, karena aku sudah memaafkannya.
“ Sudahlah…semua itu sudah berlalu!” ucapku menenangkannya. Mendegar perkataanku itu, dia langsung menatap mataku dengan pasti. Dan tak lama, kurasa tangan hangatnya menggenggam tanganku yang berada di atas meja.
“ Tapi….karena semua itu, tuhan menghukumku.” Ucapnya dengan wajah serius, jujur aku jadi bingung dengan maksud dari perkataannya itu. Apa yang tuhan lakukan sampai membuatnya bisa bicara seperti itu?.



“ Semuanya jadi kenyataan dan sekarang aku hanya bisa menerima semuanya dengan pasrah. Menerima kalau aku benar-benar jatuh cinta padamu.” Lanjutnya yang membuat nafasku tercekat, aku benar-benar kaget dengan ucapannya barusan. Genggamannya terasa merenggang, dan kulihat ia menundukkan wajahnya. Ia menghela nafasnya berat, seolah menghela nafas seperti mengeluarkan semua beban dan peluh di hatinya.


“ Gwenchana….”ujarku menenangkannya sambil menyentuh lengannya, tak lama wajahnya yang tadi menunduk kini terangkat dan menoleh ke arahku. Wajahnya tampak senang, segala risau dan beban yang tadi terukir jelas di wajahnya kini berganti dengan rona wajahnya yang ceria.



“ Jeongmal? Gomawo.” Akupun mengangguk kecil, memberikan kepastian padanya kalau aku tidak masalah dengan perasaannya itu. karena menurutku, setiap orang berhak menyukai siapapun.



Author POV



Seperti tersihir mantra-mantra ajaib, kini semua murid tengah mendengarkan Ryeowook seosangnim dengan penuh perhatian. Mungkin bisa dikatakan pelajaran ini merupakan pelajaran yang paling digemari oleh semua murid, karena hanya di pelajaran ini saja yang tak perlu berpikir dengan keras agar bisa mengerti apa yang sedang dibahas.



Jelas…pelajaran konseling bukanlah pelajaran rumit yang perlu menggunakan uraian rumus aljabar ataupun cosinus. Malah pelajaran ini merupakan pelajaran yang menarik dan merupakan salah satu sarana bagi para murid untuk merenggang pikiran mereka.  



“ Apakah kalian akan menangis saat kalian merasa sedih? Apa kalian juga akan marah jika ada yang menghianati kalian? Hmmm…atau justru kalian merasa senang saat berada di dekat orang yang kalian sukai?.” Rentet pertanyaan Ryeowook seosangnim seolah menjadi magnet bagi kepala murid disini yang akan selalu mengangguk, setiap kali pertanyaan itu selesai diucapkan.



“ Yoona-ya, apa kau pernah merasa begitu bahagia saat mendapatkan seorang namja sedang tersenyum padamu?”tanya Ryeowook seosangnim yang sontak membuat Yoona kaget, karena sedari tadi ia sibuk mencorat-coret bukunya.
“ Eobseyeo!” jawab Yoona sambil mengerucutkan bibirnya.




“ Ya dia mana bisa tahu, kalau tidak ada satupun namja yang tersenyum padanya! Annie…mereka itu bukannya tak ingin tersenyum padanya, tapi mereka memang tak tertarik padanya, seosangnim!” ejek Donghae yang sontak membuat satu kelas tertawa karena mendengarnya.
“ Yak…ikan! Kau ingin cari masalah, hah?” Yoona yang dari tadi mencoba untuk menekan amarahnya kini meledak. Amarahnya seakan diluapkan semuanya tanpa berpikir untuk menyisakannya untuk lain hari.
“ Wae? Kau tak terima? Tapi meskipun kau tak terima, itu sudah menjadi rahasia umum nona Im Yoon Ah!” sungut Donghae yang kini beranjak dari duduknya yang membuat pertengkaran diantara mereka semakin seru.



“ Aisshh…bagaimana bisa kau bicara seperti itu? Bahkan kau tak lebih baik dariku ikan pendek!”protes Yoona setengah berteriak.
“ Apa kau bilang?”
“ Ternyata selain pendek kau juga tuli, cih…bagaimana bisa para yeoja menyukai orang tuli sepertimu!” cibir Yoona sambil kembali pada duduknya.
“ Geumanha….jangan bohongi hati kalian sendiri! katakanlah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan kalian, jangan malah menutupinya dengan pura-pura bertengkar seperti itu!” lerai Ryeowook seosangnim yang membuat dua orang yang ia maksud menggerutu kesal dalam hati masing-masing. 




Kini Ryeowook seosangnim kembali menghampiri meja Yoona, tapi kali ini bukan untuk Yoona yang menjadi tujuannya, melainkan orang yang duduk di sebelah Yoona. Orang yang ia lihat sedang menopang kepalanya dalam diam, seperti sedang berpikir sesuatu yang ia sendiri juga tak tahu itu apa.


“ Hmmm…apa kau sedang merasa kesal?”tanya Ryeowook seosangnim, seolah diam adalah hal yang paling menarik baginya, Yuri hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya.
“ Apa lebih tepatnya kau sedang cemburu?” lanjut Ryeowook seosangnim yang sedang mencoba menebak apa yang sedang anak muridnya ini pikirkan. Tapi kali ini tak ada jawaban, kali ini Yuri benar-benar diam.




“ Apa kau sedang bertengkar dengan namjachingumu?” pertanyaan Ryeowook seosangnim yang ini menarik semua perhatian orang di kelas ini. Mereka semua benar-benar menunggu jawaban apa yang akan Yuri lontarkan. Seperti tak mendengar apapun dari telinganya, Yuri tetap nyaman dengan diamnya, mencoba mencari ketenangan.



Melihat itu, semua orang di kelas ini semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, tak terkecuali Ryeowook seosangnim yang sampai saat ini masih mencoba untuk membaca pikiran anak didiknya ini.



“ Mungkin harusnya aku menanyakan ini dulu, tapi baiklah aku akan tanyakan hal ini padamu sekarang. Kau memiliki namjachingu-ku, kan?” tanya Ryeowook seosangnim dengan berhati-hati kali ini. Yuri memejamkan matanya dan menghela nafasnya panjang sebelum ia benar-benar mantap dengan jawabannya nanti.



“ Annio…” sontak semua yang ada disini membelalakkan matanya setelah mendengar jawaban dari Yuri. Bagaimana mungkin mereka tak kaget, sedangkan yang mereka tahu, Kyuhyun-lah namjachingunya Yuri. Seolah tak peduli dengan apa yang akan orang lain pikirkan tentang dirinya, Yuri bangkit dari duduknya dan beranjak meninggalkan kelas.



“ Mianhae seosangnim, aku izin ke toilet dulu!” ucap Yuri sebelum akhirnya pergi meninggalkan kelas. Ryeowook seosangnim memperhatikan gesture Yuri yang tak seperti biasanya, ia merasa ada yang aneh dengan murid yang satu itu. ia merasakan jika Yuri sedang dalam keadaan yang tak cukup baik.




………………………………………………………………………………………….



Pelajaran Ryeowook baru saja usai dan itu tandanya sekarang adalah waktu untuk pulang. Tapi tak ada satupun murid yang pulang, karena seperti hari-hari sebelumnya, hari ini mereka mendapatkan jam tambahan untuk latihan drama.

“ Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?”tanya Donghae mengawali berbagai pertanyaan yang akan terus berlanjut. Tak hanya Donghae yang menuntut kejelasan, tapi Siwon dan juga Sungmin masih setia menunggu jawaban Kyuhyun.
 “ Apa kalian putus?”tebak Sungmin yang sukses membuat Kyuhyun mengangkat kepalanya yang tertunduk.
“ Kyuhyun-ah bicaralah! Kami tidak akan bisa mengerti kalau kau hanya diam seperti ini.” Ucap Siwon sambil menepuk bahu Kyuhyun.




“ Eobseyeo…”desis Kyuhyun begitu lemah. Dia tak tahu harus menjawab apa, karena pikirannya sekarang sudah penuh dengan pertanyaan yang ia buat sendiri untuk dirinya. Donghae menghembuskan nafasnya perlahan, dia berusaha mengerti perasaan temannya saat ini. Sedangkan Siwon masih mencoba menerka apa yang ada dalam pikiran temannya ini.


“ Aku mau keluar dulu..”Kyuhyun langsung bangkit dan beranjak pergi dari tempat duduknya, melihat hal itu, Donghae ikut bangkit dan berniat menyusul Kyuhyun. Tapi langkahnya tertahan, saat Siwon menarik lengannya. “ Biarkan dia sendiri, mungkin dengan seperti itu bisa membuatnya lebih baik.” Terang Siwon sambil menerawang lurus.




Yuri POV



Hingga saat ini aku belum juga kembali ke dalam kelas, aku masih nyaman duduk di bangku taman sekolahku. Aku bukannya ingin menghindari pelajaran, hanya saja untuk saat ini ku rasa aku sedang ingin sendiri. Mungkin aku terlalu berlebihan menyikapi hal ini, tapi semua yang terjadi pada diriku saat ini, terjadi begitu saja.



Apa aku salah kalau aku merasa marah setelah mengetahui perasaannya? Apa aku tidak boleh kesal saat melihat dia begitu akrab dengan wanita itu? itulah pemikiranku, tapi di satu sisi aku juga berpikir. Seharusnya tidak merasakan semua itu karena dia bukanlah siapa-siapaku, lalu kenapa? Kenapa aku seperti ini? Kenapa aku bisa merasakan perasaan yang rasanya jauh lebih mengganggu daripada saat aku melihat Siwon memeluk Tiffany? Padahal jelas-jelas orang yang kusukai itu Siwon bukan dia.



Aku memejamkan mataku, berharap saat ku buka mataku nanti, aku telah melupakan semua ini, melakukan hal yang aku sendiri tak bisa mengerti. Tapi semuanya hanya sekedar harapan, semuanya masih sangat jelas, semuanya masih begitu lekat. Perasaan ini tidak pernah kurasakan sebelumnya, meskipun pernah tapi rasanya tak sampai seperti ini.



Kurasakan sebuah tangan menyentuh bahuku, kutolehkan kepalaku ke belakang. Ku dapati sosok Yesung yang kini duduk disampingku.” Igo…” ia memberikan sebungkus roti untukku.
“ Ambilah, setidaknya kau harus mengisi perutmu dulu sebelum mengikuti latihan drama nanti.”ucapnya agar aku mau mengambilnya. Baiklah..aku terima, lagipula aku memang sedang lapar.
“ Gomawo..” dia hanya mengangguk kecil sambil mengulas senyumnya. Aku membuka bungkusan roti itu dan kemudian memakannya. Roti coklat adalah roti kesukaanku, dan aku memang meyukai semua yang terbuat dari cokelat. 



Aku jadi ingat sesuatu, aku ingat pada saat itu, pada saat Yesung masih sering mengikutiku. Dia selalu berusaha mencari tahu tentang apa yang ku sukai dan juga yang tidak ku suka, meskipun aku selalu menolak untuk memberitahunya,tapi dia tak pernah menyerah, malah dia menanyakan semua itu pada teman-temanku yang lain. Dan alhasil, dia selalu memberiku cokelat, roti cokelat, dan juga ice cream cokelat.




“ Apa kau sedang ada masalah?” tanyanya sambil memiringkan badannya. Aku menatapnya sebentar lalu ku alihkan lagi. Aku tahu dia orang yang baik, tapi aku bukanlah orang yang mudah percaya pada orang lain. Aku tidak bisa menceritakan hal ini pada orang lain, bahkan aku juga tak menceritakan hal ini pada ketiga sahabatku.
“ Geundae…hanya saja aku sedang ingin sendiri.”
“ Baiklah…aku tidak akan memaksamu, tapi perlu kau tahu, aku akan selalu ada untuk mendengarkanmu.” Ucapnya yang membuatku langsung mengarahkan pandanganku ke arahnya, jujur aku jadi semakin tak nyaman. Aku tak suka perlakuan pria yang terlalu berlebihan seperti ini, terlebih aku tak begitu dekat dengannya.



“ Gomawo…tapi, tapi aku baik-baik saja.” jawabku datar.
“ Maaf aku duluan, aku ingin kembali ke kelas.” Pamitku padanya. Kulangkahkan kakiku berjalan menuju kelas, jujur aku masih ingin berada di taman, tapi aku merasa tak nyaman kalau ada Yesung disana. Jadi lebih baik aku kembali ke kelas, yang entah seperti apa keadaannya setelah aku mengatakan kalau aku tidak memiliki namjachingu.




Kususuri lorong-lorong ini dengan langkah malas dan begitu ringkih. Ringkih bukan karena aku sakit ataupun aku lemah, tapi karena suasana hatiku sedang tidak baik. Langkahku terhenti seketika saat ku lihat dua sosok berada di depan pintu kelasku. Sepertinya mereka sedang serius membicarakan sesuatu, si sosok pria menceritakan sesuatu dan si wanita mengelus bahu pria itu sambil tersenyum. Melihat semua itu membuatku ingin mengurungkan niatku, tapi kenapa?. Kuatlah Kwon Yuri….kau tidak boleh seperti ini, abaikan apa yang tadi kau lihat, jangan hiraukan apapun yang sedang mereka lakukan.
Akhirnya akupun berani meneruskan langkahku yang tadi sempat tertunda. Langkah demi langkahku kian lama memperkecil jarak diantara aku dan mereka. Dan itu membuat percakapan mereka, samar-samar terdengar di indera pendengaranku.




“ Tenang saja Kyu, aku akan membantumu sebisa mungkin.”ujar sang yeoja yang kini terdengar jelas. Dan seperti yang kulihat, gadis itu adalah Victoria dan namja itu adalah Kyuhyun.
mu“ Yuri..” desis Victoria saat dia menyadari keberadaanku yang dari tadi di belakangnya, menyaksikan betapa perhatiannya ia pada Kyuhyun.
“ Hmmm…aku tinggal dulu ya.” Ucap Victoria dengan gugup sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kelas. Menyadari hanya tinggal aku dan dia di sini, akupun melangkahkan kakiku untuk meraih kenop pintu yang jaraknya tak begitu jauh untuk ku capai. Tapi langkahku terhenti, saat kurasakan ada yang menarik lenganku.




“ Wae?” tanyaku pada orang yang tak lain adalah Kyuhyun. Dia menatapku dengan tatapan sendu yang sebelumnya tak pernah kulihat dari seorang Cho Kyuhyun. Bukannya menjawab, ia malah menarikku, membawaku mengikutinya entah kemana.
“ Yak…lepaskan!”protesku karena tak terima dengan perlakuannya. Bukannya melepaskan tanganku, ia malah makin memperat genggamannya. Dan barulah saat kami sampai di taman belakang sekolah, ia melepaskan genggamannya.



 “ Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau bicara seperti itu tadi?”tanyanya dingin, sambil menatapku tanpa ekspresi, sehingga aku tak tahu apa yang ia rasakan.
“ Wae? Kau takut? Takut mereka semua tahu kalau sebenarnya kita tak pernah pacaran?” sungutku emosi, entah kenapa mendengar pertanyaanya itu membuat emosiku begitu membuncah.
“ Bukan seperti itu..” belum juga ia menuntaskan ucapannya, tapi aku segera menyelaknya emosi sudah tak bisa ku kendalikan. Rasanya aku ingin mengeluarkan semuanya tanpa menyisakannya sedikitpun.




“ Lalu apa yang kau mau, HAH? apa kau ingin terus membohongi mereka? Apa kau ingin seperti ini terus?” dia menatap masih seperti sebelumnya, dia hanya diam tanpa mengatakan apapun.
“ Berhentilah membohongi dirimu sendiri! dan berhentilah menyiksa perasaaan orang lain! Jangan pernah berikan sedikit celah untuknya, jangan beri dia harapan yang akan membuatnya dapat melambung tinggi dan jatuh dalam sekejap.” Racauku dengan menggebu, ku keluarkan semua yang ingin aku keluarkan dan semuanya keluar begitu saja, dan tanpa ku sadari airmataku mengalir perlahan.



“ Apa maksudmu?” tanyanya lirih. Mungkin dia tak mengerti dan mungkin tak akan pernah mengerti, karena dia tak pernah memikirkan perasaanku.
“ Jangan pernah menawar sesuatu yang tak benar-benar ingin kau miliki, hiks…kalau tidak, kalau tidak kau hanya membuatnya bertahan pada suatu harapan yang sebenarnya tak pernah ada.” Lanjutku dengan terbata diselingi hembusan nafasku yang berat, yang seakan menahan beban berat.




Dadaku terasa sesak mengatakan semua itu, ternyata mengeluarkan semua itu tak mengurangi bebanku sama sekali. Malah beban itu kini makin terasa berat. Airmataku tak henti-hentinya mengalir tanpa bisa ku kendalikan. Kulihat dirinya yang menunduk dan menghembuskan nafasnya berulang kali. Kurasa tak ada yang perlu ku bicarakan lagi, walaupun masih banyak yang ingin ku katakan. Tapi…walaupun aku mengatakan semuanya, itu tak akan membuatnya mengerti. 




“ Mianhae…”ucapku lirih sebelum akhirnya berlalu meninggalkannya yang masih diam tak bergeming dari posisinya. Perlahan ku dengar suaranya yang memanggil namaku, tapi kucoba untuk tak menghiraukannya dan meneruskan langkahku sampai akhirnya tak terdengar lagi suaranya yang memanggilku. Dan ku rasa semua perasaan ini perlahan akan pupus seperti suaranya yang tadi memanggilku. Aku percaya perlahan semuanya bisa menghilang asal aku mengabaikan semuanya dan membiarkannya begitu saja tanpa mengetahui arti dari perasaanku yang sebenarnya.








To Be Continued


Annyeong yeorebeun……aku balik lagi nih!!!!...meski terkesan begitu lama, tapi gak apa kan? Daripada gak sama sekali. Lebeh gak sih ceritanya? Jujur aku muter otak banget nih buat bikinnya, aku bingung mau diapain. Dan setelah lama gak keliatan, akhirnya ff ini balik dengan cerita yg makin gaje(?).



Kalau ada yang mau kasih kritik kalau ada yang ngerasa gimana..gitu, kritik aja karena aku juga ngerasa ceritanya lama-lama maksa. Dan untuk yang berminat sama kelanjutan ff ini, tunggu aja ya. Karena aku juga gak tahu kapan publish lagi. Tapi kalau aku pikir-pikir part ini tuh udh bisa dibilang end tau,,*hehehhe..males ngelanjutin*



Hmm…yaudah makasih yang udah mau baca FF ini. Dan kalau bisa kalian komen atau apa kek, atau enggak kasih reaksi aja. Tapi kalau emang gak bisa, gak apalah aku juga gak mau maksa, karena aku Cuma menyarankan aja…*padahal ngarep* kekekkekkk… makasih juga buat dua seniorku yang selalu bikin aku envy dengan karyanya yang udah bejibun. Baiklah…sampai disini ya,,,,nanti kita lanjutin lagi di ff-ku yang lain…annyeong!!



Thanks

GSB

Comments

  1. hah ????? END ????
    yah jgn dung ,lg seru ni chingu . mslh dyrg lund slesai msi slh phm trus mreka jg lund ykin am prsaan mrka msing2 ..
    crta na yoonhae jg ms brntem ajh ,hehe
    trus ksian yesung klu gtu ajh ..
    lnjut ya chingu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. siph....
      ditunggu aja ya chingu...
      gomawo udh komen...

      Delete
  2. huaaaaaaaaaaaaaaa jangan sampe YulSung atau KyuToria, ga sudi,,,ga sudi,, aku ga sudi kalo itu terjadi, wkwkwkwkkwwk :P

    kenapa ga jujur aja sih #ngomongalaAmink

    jujur ya, envy sama tulisan mu...
    tulisan aku mah koplak, susah dapet inspirasi, kayaknya dr Romance bakal beralih ke Comedy deh nantinya, habis ga pernah dapet feel, trus SIDERS nya naudzubillah banyaknya..

    oia, cuma mau ngasi tau..
    reader ku kan banyak yg KYURI SHIPPER cuma mau comment di blog km susah, biasanya kan dr wp semua, trus dr hape lagi..
    kamu ada wp, jd biar gampang gtu chingu ^^ buat RCLnya, hohoho

    teteup lanjuuuttt ya Neng, smangat!!! ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. gomawo chingu...
      wah..ternyata KYURI SHIPPER bnyk juga yah....
      buat komen g ush dipaksain, klo bisa ya komen, klo gak juga terserah....
      hmmm....makasih semangatnya...
      semangat juga ya buat blog kamu juga...

      Delete
  3. annyeong author., aku suka banget fanficmu ini.. mian baru comment di part 7, soalnya baru nemu 3 hari kemaren lewat web hp, karena lewat hp susah comment,,

    oh iya jangan END dong.... seru banget niee,, pokoknya KYURI!!!!!!
    I'AM KYURINATIC *Kagak nanyaaa

    waah, KyuRi galau niee.. pokoknya harus dilanjut, btw aku boleh copas ke Fb gak?? mau tag2 ke temen2 fb.. kalo gak boleh juga kagak apa-apa
    oh trs author punya Fb kagak?
    fb ku : Novia Suciyati

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. gomawo chingu...
    btw...dilanjut kok...
    mau dicopy ke fb? hmmm...boleh kok...
    oh ya udh aku add, namanya galiema sadan
    makasih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts