[ One-Shoot ] Because Of Pencil
Cast:
- Cho Kyuhyun
- Kim So Eun
- Lee Donghae
- Woochi
Pensil, apa hal pertama yang
kalian pikirkan dari sebuah pensil? Yahā¦pasti kalian akan mengatakan pensil
adalah sebuah benda kecil yang biasa digunakan untuk menulis ataupun
menggambar, ya kan?. Tapi menurutku arti pensil yang kumiliki ini berbeda
dengan pensil pada umumnya. Kenapa? Pasti kalian bertanya-tanya apa yang
membuat pensilku itu berbeda dengan pensil yang kalian miliki,kan?. Pada
dasarnya pensilku itu juga hanya pensil biasa, tapi yang membedakannya dengan
pensil lainnya adalahā¦.. adanya sebuah ikatan dalam pensil itu.
Flashback
ā Kyunieā¦kenapa kau
mengajakku ke sini?ā tanya seorang gadis kecil berumur 7 tahun pada seorang
bocah laki-laki sebayanya. Kini mereka berdua telah berada di depan altar
gereja yang letaknya tak jauh dari sekolah mereka dengan tangan masih bertaut
satu sama lain.
ā Woochiā¦maukah kau menjadi
pengantin wanitaku? Menemani di setiap langkahku dan selalu berada
disisiku?ātanya bocah laki-laki itu tanpa mempedulikan pertanyaan dari gadis di
depannya. Tak lama gadis itu menganggukkan kepalanya, sambil mengulum senyum
yang sebenarnya akan tersungging lebar.
ā Baiklah! dihadapan tuhan,
bangku panjang, lilin-lilin, dan segala perabot di gejeja ini. Ku nyatakan kau,
woochi dan aku, Kyunie, telah resmi menikah.ā Ucap bocah itu girang sambil
memandang yeoja di hadapannya yang tak kalah girang dengan dirinya sekarang.
ā Jadi mulai dari sekarang
aku adalah istrimu, dan kau adalah suamiku? Benarkah?ā tanya gadis itu dengan
amat antusias. Meski tak tahu apa arti dari kata pernikahan, tapi kedua bocah
ini begitu gembira kala disahkan sebagai sepasang suami istri.
ā Tapiā¦aku tak punya
cincin, kata ahra noona, kalau kita menikah kita harus mempunyai cincin sebagai
lambang pernikahan, ottokhae?ā gumam bocah laki-laki itu sambil merogoh saku celananya,
sesekali ia juga mengobrak-abrik tasnya dengan dalih, ia bisa menemukan sesuatu
dalam tasnya yang bisa ia jadikan sebagai cincin. ā Igo!ā bocah laki-laki itu
mendongakkan kepalanya, hingga ia dapat melihat dua buah pensil terulur tepat
diwajahnya.
ā Ige mwoya?ātanya bocah itu heran sambil bangkit dari
duduknya.
ā Kita pakai ini saja sebagai tanda pernikahan kita. Aku
simpan satu dan kau juga simpan satu, dengan begitu kita akan terus terikat
sebagai suami istri.ā Terang gadis itu dengan senyum yang tak kunjung memudar
dari raut wajah cantiknya.
ā Kalau begitu aku akan menjaga baik-baik pensil ini, begitu
juga dengan kau! Kau juga harus menjaga pensil ini dengan baik, otte?ā timpal
sang bocah sambil menggenggam pensil itu erat. Haripun telah sore dan kini dua
bocah yang menganggap diri mereka telah resmi menikah, memutuskan untuk segera
pulang ke rumah, karena mereka masih memiliki orang tua yang pastinya akan
menghawatirkan mereka.
Flashback End
Dan kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi? Yang terjadi
selanjutnya adalah aku mengingkari janji yang pernah kubuat itu. Itupun bukan
tanpa alasan, saat itu appa-ku mendapatkan kenaikan pangkat yang mengharuskannya pindah
dari Daegu ke Seoul. Tapi sebelum aku pergi meninggalkan Daegu, Woochi mengajakku
ke Gereja dimana kami pernah mengucap janji untuk selalu bersama. Disana, aku
dan dia kembali berjanji tapi kali ini kami berjanji untuk bertemu di namsan
tower tepatnya pada ulang tahunku yang ke 14, dan kalian tahu? Janji itu tak
pernah dia tepati sampai usiaku
menginjak 16 tahun. Dan aku tak tahu apakah tahun ini dia akan menepati
janjinya itu atau tidak, tapi yang harus kalian tahu, mulai dari ulang tahunku
yang ke 14,15, hingga ke 16 aku terus menunggunya, aku terus datang ke Namsan
Tower dengan harapan bisa bertemu dengannya, dengan Woochi-ku.
Ohā¦ya aku sampai lupa memperkenalkan diriku, kenalkan namaku Cho
Kyuhyun, aku siswa kelas 3 SMA di Gwongju High School, dan tahun ini tepatnya
tanggal 3 Februari nanti, usiaku akan genap 17 tahun, dimana sebuah kebebasan
untuk merengkuh dunia luar telah bisa kunikmati. Tapi sampai di umur itu, aku
belum bisa bertemu dengan Woochi. Dan kalian tahu? Terkadang aku suka berpikir
untuk berhenti menunggunya, berhenti untuk melakukan hal bodoh yang selalu
kulakukan di setiap ulang tahunku.
ā Apa kau akan terus seperti ini? Apa tahun ini kau juga
akan menunggunya seperti ulang tahunmu sebelumnya?ā terdengar suara yang tak
asing lagi untukku, yaph! Dia adalah Donghae, orang pertama yang menjadi
sahabatku di sekolah ini.
ā Hmmmā¦mungkin! Aku juga tak tahu pasti akan melakukan hal
itu lagi atau tidak, meskipun nantinya aku tak datang, itu bukan karena aku
takut dia tak datang lagi.ā Paparku tanpa memalingkan pandangan lurus ke arah
kolam yang begitu tenang.
ā Maksudmu?ā tanyanya lagi sambil memiringkan posisi
duduknya agar bisa menatapku lebih intens.
ā Iniā¦iniā¦ini masalah hati Hae!ājawabku sambil memandang
wajahnya yang nampak masih membendung sejuta tanya.
ā Apa kau telah menyukai yeoja lain?āseperti belum puas
dengan jawabanku, ia kembali bertanya padaku.
ā Aku tak tahu pasti, tapi ku rasa seperti itu.ā jawabku
sambil menggidikkan bahuku. Tak lama aku beranjak dari bangku panjang halaman
belakang sekolah yang dari tadi kutempati dan meninggalkan Donghae sendiri yang
tampaknya masih mencoba untuk mencerna kalimatku barusan.
...............................................ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Author POV
~ ~ ~ At Class ~ ~ ~
Waktu istirahat telah usai, kini semua murid kembali masuk
ke kelas mereka masing-masing, tak terkecuali Kyuhyun dan Donghae yang telah
duduk manis di bangku mereka. Posisi siap kini dipasang oleh seluruh murid 12 A,
kala sosok cantik nan bijaksana memasuki kelas mereka.
ā Annyeong! Bagaimana kabar kalian hari ini?ā sapa orang itu
yang bernama Jung Saeri, atau yang biasa dipanggil Saeri songsaenim.
ā Baik..ājawab semua murid berbarengan.
ā Keuraeā¦seperti janji kita minggu kemarin, hari ini saya
akan membagi kalian dalam kelompok, kelompok pertama Kyuhyun, Donghae, danā¦ So
Eun, kelo..ā
ā MWO? Andwaeee!!!ā
Kyuhyun POV
~ ~ ~ At Library ~ ~ ~
Kenapa harus dengan yeoja menyebalkan itu? Kenapa setiap
pembagian kelompok belajar, aku terus sekelompok dengannya?. Bukan karena aku tak
suka ataupun aku membencinya, tapi berada di tempat yang terlalu dekat
dengannya membuatku selalu merasa bersalah pada Woochi.
Kini dia sedang sibuk membaca beberapa refrensi buku yang
akan kami jadikan sebagai bahan acuan untuk presentasi kami minggu depan. Duduk
di sebelahnya seorang namja yang akan merasa paling bahagia saat mengetahui bahwa
dirinya satu kelompok dengan So Eun, kalian bisa tebakkan siapa dia? Yaphā¦dia
adalah Donghae, pangeran ikan dari Mokpo.
ā Kyu..tolong carikan buku karangan Jang Seung
Hoon,,hmm..kalau tidak salah judulnya adalah āKala Terik Menerpa Malamkuā.āujar
Donghae memerintahku, cisshh..enak sekali anak ini menyuruhku! Kenapa tidak dia
saja yang mengambilnya sendiri?.
ā Sudahlah Hae! Biar aku saja yang mengambilnya!ā ujar So
Eun sambil beranjak dari kursinya, terlihat sekali dari mimik wajahnya, kalau
dia begitu kesal. Baiklah kali ini aku mengalah, aku akan membantunya mengambil
buku itu.
Kulihat di menatap rak buku itu dengan ragu, tak lama ia
mengambil sebuah tangga kecil yang biasa digunakan untuk mengambil buku yang
jangkauannya terlalu tinggi. Satu persatu anak tangga itu ia naiki dengan
hati-hati. ā Sudah biar aku saja!ā ucapku agar ia turun dan membiarkan aku yang
mengambilnya. Dia hanya menoleh sekilas tapi setelah itu ia kembali menaiki
anak tangga yang terakhir. Baiklahā¦sepertinya dia memang tak membutuhkan
bantuanku, lebih baik aku kembali membaca buku di tempat tadi.
ā Yak..Cho Kyuhyun!āsekejap akupun membalikkan badanku dan..
BRUUUGGGG
]
Rasanya remuk sudah tulang punggungku, bagaimana tidak?
Bayangkan saja ada seseorang yang menimpa tubuhmu dari ketinggian yang
membuatmu terhempas ke lantai datar yang begitu keras. Bukannya segera
beranjak, orang yang menimpa tubuhku ini malah menutup matanya.
ā Aku tak tahu berapa berat badanmu, yang pasti bobotmu itu
berpotensi mematahkan tulang punggung orang lain.ā Ujarku yang membuatnya
mendongakkan kepalanya, dia terlihat amat terkejut setelah mengetahui kalau
akulah sosok yang sekarang menjadi alas tubuhnya. Diapun langsung berdiri
sambil membenarkan seragamnya yang lumayan berantakan.
ā Mian..ā kata itu terlontar dari sosok mungilnya yang tak
berani menatapku. Aku pun segera berdiri karena aku tak ingin berlama-lama
menjadi bahan tontonan oleh orang-orang yang sedang berada di perpustakaan ini.
ā Eh?ā sepertinya sosok ini begitu heran saat aku menariknya
keluar dari perpustakaan ini.
ā Kita harus keluar dari tempat ini nona So Eun!ā ucapku
menanggapinya.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Author POV
Akibat insiden kecil di perpustakaan tadi, Kyuhyun dan
kelompoknya memutuskan untuk mencari buku itu di beberapa toko buku terdekat.
Dan inilah mereka sekarang, mereka sedang berjalan tak tahu lagi mau kemana.
Sudah 3 toko buku mereka datangi, tapi tak satupun dari tiga tempat itu yang
menjual buku yang mereka cari.
ā Sudah 3 toko buku kita kunjungi, tapi buku karangan Jang
Seung Hoon belum juga kita temukan. Ottokhae? Padahal itu salah satu buku
penting untuk tugas kita!ā keluh Donghae dengan langkah yang sudah gontai.
ā Harusnya kita pinjam di perpustakaan sekolah saja tadi!ā racau
Donghae lagi yang membuat Kyuhyun semakin jengkel.
ā Percuma saja! karena disana juga tidak ada Lee Donghae!!ā
jawab Kyuhyun kesal karena sepanjang perjalanan, hanya mengeluh saja yang
dilakukan Donghae.
ā Sudah..sudah! lebih baik kita lanjutkan besok saja! Besok kita
bertemu di Joy CafĆ© jam 9,otte?ā So Eun yang dari tadi hanya diam melihat dua
namja di dekatnya bertengkar, akhirnya angkat bicara sebagai penengah.
Setelah saling melempar pandangan, kedua namja itu pun
mengangguk pelan sebagai tanda kalau mereka menyetujui ide So Eun. Dan akhirnya
mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali ke rumah masing-masing.
Kyuhyun POV
Happy Saturday, ah sepertinya kalimat itu tak pantas untuk
menggambarkan hari sabtu ku kali ini. Kalau biasanya aku menghabiskan waktuku
untuk bermain game, tapi kali ini aku harus keluar rumah dan pergi mencari
buku.
ā Yak bocah! Mau kemana kau?ā suara yang begitu familiar
untukku terdengar begitu menakutkan, kala aku sampai di anak tangga terakhir.
ā Aku mau cari buku.ā Jawabku datar sambil berlalu darinya
yang sedang duduk manis di sofa sambil menonton drama favoritnya.
ā Buku apa? dan sejak kapan bocah sepertimu gemar membaca
buku?ā aisshh..noonaku ini mau tahu urusan orang saja.
ā Buku karangan Jang Seung Hoon yang judulnya āKala Terik
Menerpa Malamkuā.ā Jawabku sambil mengikat tali sepatuku.
ā Kau mencari buku itu? aku punya! Kau boleh pinjam padaku,
itupun jika kau mau.ā Dengan segera aku menoleh ke arahnya yang kembali
konsentrasi dengan tontonannya itu. Ku hampiri ia yang masih sibuk mencerna
setiap adegan yang sedang ia saksikan di layar kaca.
ā Jadi kau punya? Kalau begitu aku pinjam ya?ā mohonku
sambil berlutut dihadapannya.
ā Issh..mengganggu saja! kalau kau mau pinjam, ambil sana
sendiri di rak buku-ku!ā ucapnya tanpa sedikitpun memandangku.
ā Yak..noona! Aku tidak enak kalau masuk ke kamar orang
lain, lagipula kau mau kamarmu berantakan karena telah aku satroni?ā rajukku
agar ia mau mengambilkan buku itu.
ā Isshh..kau!ā meskipun kesal ia tetap beranjak dari duduknya
dan berjalan menuju ke kamarnya, tentunya untuk mengambil buku itu.
ā Igo!ā tak lama aku mendapatkan buku melayang yang
untungnya berhasil ku tangkap, aigoo..noona-ku ini memang benar-benar
mengerikan.
ā Keurae! Aku pinjam dulu ya! Oh ya, kalau eomma mencariku
bilang saja aku sedang belajar kelompok!āucapku sebelum menutup pintu rumahku.
Author POV
Dengan langkah pasti Kyuhyun memasuki Joy CafƩ, tempat
dimana ia, Donghae, dan So Eun akan bertemu. Dia mengedarkan pandangannya,
mencoba menemukan salah satu sosok dari dua orang yang menjadi alasan ia datang
ke cafƩ ini. Sampai akhirnya ia melihat seorang yeoja berambut panjang
melambaikan tangan ke arahnya.
ā Donghae mana?ā tanya Kyuhyun sambil mengambil posisi duduk
di hadapan yeoja yang tepatnya bernama So Eun.
ā Dia tidak datang! Tadi dia mengirimiku pesan dan dia
bilang kalau dia harus ikut eommanya ke Mokpo.ā Jawab So Eun sambil
mengaduk-aduk minumannya.
ā Oh ya..aku sudah menemukan buku itu, buku karangan Jang
Seung Hoon.āucap Kyuhyun antusias sambil menunjukkan buku itu pada yeoja di
hadapannya.
ā Aigooā¦kau? Bagaimana bisa kau mendapatkannya? Buku ini kan
sangat langka!ā takjub , satu kata itulah yang So Eun rasakan saat melihat buku
yang sedari kemarin ia cari.
ā Aku pinjam dari noona-ku!ā jawab Kyuhyun, yang tanpa sadar
juga ikut tersenyum.
ā Apa kau sudah membacanya? Kalau kau sudah membacanya, apa
aku boleh meminjamnya?ā tanya So Eun sambil memegang buku itu.
ā Belum..tapi kalau kau ingin pinjam, boleh saja! lagipula
aku bisa minta noona-ku untuk menceritakan
isi dari buku itu.ā sambil bersedekap Kyuhyun menjawab pertanyaan So Eun dengan
begitu enteng. Suasana pun hening sekejap, masing-masing dari kedua insan ini
bagai kehabisan topik untuk dibahas yang membuat atmosfer di sekitar terasa
begitu canggung
ā Baiklahā¦kalau begitu aku pulang dulu, lagipula Donghae
juga tak datang!ā ujar Kyuhyun sambil beranjak dari duduknya, karena
sesungguhnya ia juga tidak tahu untuk apa dirinya berlama-lama di tempat ini.
ā Yak! Apa kau mau pergi secepat itu setelah aku menunggumu
dari setengah jam yang lalu, hah?āucap So Eun setengah berteriak yang membuat
Kyuhyun membalikkan badannya.
ā Kau tahu? Gara-gara ingin bertemu denganmu aku harus
membatalkan rencanaku untuk pergi bersama teman-temanku, dan sekarang kau
malah..Hmppphā kicauan So Eun terhenti saat tangan Kyuhnyun berhasil membekap
mulutnya. Kyuhyun mengambil buku dan tas selempang milik So Eun dan menarik
lengan So Eun dengan tangan yang tadi ia gunakan untuk membekap mulut So Eun.
Kyuhyun POV
Melihat reaksi dari pengunjung CafƩ ini yang langsung
menatap tajam ke arahku setelah mendengar kicauan darinya, akupun segera
membawanya keluar dari CafƩ ini. Dengan tangan kanan yang membawa tas miliknya,
sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik lengannya.
ā Yak...lepaskan!ā rontanya sambil menatapku tajam. Akupun
melepaskan lengannya dan menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam dengan
tatapannya.
ā Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau kira aku
akan takut dipandangi seperti itu?āucapnya sambil memajukan badannya, yang
membuat jarak diantara kami begitu kecil.
Omo! Ada apa ini? Ada apa dengan jantungku? Kenapa dia
berdetak begitu cepat? Kenapa rasanya sulit sekali untukku bernapas? Ini tidak
benar, ini tidak boleh, andwae!!!. Segera ku palingkan pandanganku ke sebrang
jalan, aku tak ingin teru memandangnya dalam jarak sedekat itu, aku tak ingin
perasaanku pada Woochi berubah.
ā Lain kali pikirkan dulu kalau kau ingin membuat janji,
jadi kau tidak akan seperti sekarang dan kau juga tak perlu menyalahkanku!ā
ucapku datar sambil berancang-ancang membalikkan tubuhku dan berlalu
meninggalkannya.
ā Kau lihat! Ditanganku ada dua lembar tiket masuk Drama
musikal dan kau tahu? Tiket ini aku beli dengan uang jajan yang aku sisihkan
selama 1 bulan!ā aku tercekat melihat dua lembar tiket yang berada dalam
genggamannya. Drama musikal? Bukankah harga selembar tiket itu tak murah?.
ā Terus apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus membantumu
menjual tiket itu kembali? Atau kau berharap aku yang membeli tiket itu darimu?
Atau kau malah mau aku pergi ke tempat itu bersamamu, hah?ātanyaku dengan
frustasi, sungguh kalau bukan karena Woochi, aku tidak akan seperti ini. Aku
tidak akan berpura-pura tak peduli dengannya dan menjaga jarak dengannya.
ā Sepertinya kau harus melakukan pilihan yang terakhir.ā
Jawabnya sambil menarik lenganku. Ada apa dengan yeoja ini? Kenapa dia
membawaku ke halte bus?.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
~ ~ ~ At Indoor Theater
Center ~ ~ ~
Setelah setengah jam menempuh perjalanan akhirnya sampai
juga aku di tempat pementasan yang amat megah dan besar. Dengan langkah kecil
dan hati-hati aku dan So Eun mencari tempat duduk kami, 1257, nah itu dia!.
Ehmā¦kulirik orang di sebelah kanan dan kiriku begitu terhanyut dalam atmosfer
kisah cinta pangeran Lee Shin dan Shin Chae Gyong, terlebih orang di sebelah
kiriku. Pandangannya tak pernah teralih, pandangannya terus lurus ke depan,
menyaksikan setiap adegan yang di mainkan oleh para tokoh di atas panggung
pementasan.
Jujur ini membuatku bosan, bukan karena aku tidak suka
ceritanya, aku bosan karena aku sudah berulang kali menonton kisah ini dalam
drama yang setiap sore noona-ku saksikan. Untuk apa aku menonton sesuatu yang
sudah ku ketahui akhir ceritanya?, lebih baik aku tidur saja, lagipula semua
orang disini masih terpana dengan pementasan, jadi mana mungkin ada yang peduli
kalau aku tidur.
Ku rasakan rintik-rintik air menerpa wajahku, apa sekarang
sedang hujan? Tapi bukankah aku berada dalam ruangan?. Ku buka mataku perlahan,
meskipun aku tak benar-benar tidur, tetapi mataku seperti enggan untuk terbuka.
Ku lihat sosok mungil yang sekarang sudah berubah menjadi menyeramkan berada di
depanku. ā Cepat bangun! Aku tidak mengajakmu untuk tidur!ā ucapnya hati-hati
agar tak membuat keramaian disini.
ā Itu salahmu! Kenapa kau mengajakku menyaksikan drama
seperti ini, lagipula aku juga yakin kau sudah menyaksikan kisah ini dalam
versi dramanya, kan?ā jawabku sambil membenarkan posisi dudukku.
ā Isshh..tapi yang ini berbeda! Makanya lihat dulu sebelum
menilai sesuatu.āujarnya lagi sambil mengalihkan pandangannya kembali ke depan.
Apanya yang berbeda? Lihat saja, sejauh ini ceritanya sudah sangat bisa di
tebak.
ā Lihat, lihat! Apa kau pernah menyaksikan bagian ini dalam
drama? Tidakkan?āucapnya antusias sambil menunjuk ke depan. Tapi benar juga, di
dramanya memang aku tak pernah melihat adegan dimana semua pelayan kerajaan
menari sambil memainkan alat musik.
Gemuruh suara penontonpun pecah kala pementasan drama ini selesai
dengan begitu apik, tanpa sadar akupun ikut berdiri sambil bertepuk tangan sama
seperti penonton lainnya. Orang di sebelahku menyenggol lengan kirinya
menggunakan sikunya, kulihat dia tersenyum seakan-akan mengejekku. Dengan
segera ku masukkan tanganku ke dalam saku celanaku, menghentikan kekagumanku.
Perlahan semua penonton meninggalkan tempat ini, tak terkecuali aku dan yeoja
menyebalkan yang berada di belakangku sekarang.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.......................
..
Author POV
Monday, January 23
2012
Kini semua murid kelas 12 A tengah sibuk mendiskusikan tugas
yang diberikan Saeri songsaenim pada kelompok mereka masing-masing. Perdebatan
dan selisih paham tak bisa dihindari, tak terkecuali yang sedang terjadi pada kelompok
Kyuhyun dan So Eun yang masih sibuk berdebat mempertahankan opini mereka masing-masing.
Tak ada yang mau mengalah ataupun sekedar memberikan solusi, sedangkan Donghae
hanya bisa diam kalau dua orang ini sudah bertengkar. Untuknya hal itu bukan
hal aneh lagi, karena memang setiap dipasangkan dalam satu kelompok, Kyuhyun
dan So Eun pasti akan bertengkar.
ā Lebih baik kita kerjakan hari ini saja!āucap Kyuhyun
dengan nada tinggi.
ā Tidak! Lebih baik besok saja! kenapa kau keras kepala
sekali sih?ā sungut So Eun dengan nada yang tak kalah tinggi.
ā Apa kau pikir membuat sebuah presentasi tentang sastra
klasik itu mudah, Hah?ā kini Kyuhyun kembali berkoar.
ā Aku tahu! Tapi materi yang kita miliki belum cukup
lengkap!ā balas So Eun sambil menaikkan nada bicaranya.
ā Sudah-sudah! Lebih
baik kita kerjakan besok saja, dan karena kita mengerjakannya besok, jadi semua
materi harus benar-benar lengkap! Arra?ā melihat perdebatan yang sepertinya tak
akan usai kalau tak ada yang menengahi, Donghaepun angkat bicara memberikan
solusi untuk kedua belah pihak.
ā Terserahlah!āujar Kyuhyun sambil berlalu pergi dari
ruangan yang menurutnya hanya akan membuatnya bertambah kesal.
Kyuhyun POV
~ ~ ~ At School
Cafetaria ~ ~ ~
Sebenarnya aku menentang keputusannya, bukan tanpa alasan, atau
karena aku ingin mencari masalah dengannya. Ini semua ada alasannya, dan
alasannya adalah karena aku tak ingin terus berada di jarak yang terlalu dekat
dengannya, bukankah semakin cepat tugas itu dikerjakan semakin cepat juga aku
bisa terbebas darinya?. Entah kenapa, semenjak pergi menyaksikan drama
bersamanya, perasaan itu semakin jelas. Dan aku takut kalau perasaan itu akan
semakin jelas dan nyata kalau aku selalu berada di dekatnya.
ā Apa aku boleh duduk disini? Semua meja di sini sudah
penuh.ā Tanya seseorang di depanku, ku dongakkan kepalaku yang sedari tadi
tertelungkup di atas meja makan kantin sekolahku. Dia? Kenapa dia yang ada di
depanku?.
ā Diam tandanya boleh!ā ucap orang itu dengan seenaknya
duduk di depanku. Dia melahap kimbap yang ia bawa tanpa mempedulikan aku yang
sebenarnya risih dengan keberadaannya.
ā Kenapa? Kau mau?ā
ā Andwae!!ā jawabku sambil menyedekapkan tanganku.
ā Soal tadi..aku minta maaf! Hmmmā¦karena aku tahu kau dan
Donghae belum mebaca buku itu, makanya aku mengusulkan agar kita mengerjakan
tugas itu besok.āucapnya sambil menatap makanannya.
ā Sudahlah! Kau tidak perlu memberikan alasan apapun!
Lagipula aku sudah setuju, kan?ā jawabku sambil beranjak dan meninggalkannya.
Maaf So Eun, bukan aku bermaksud kasar. Hanya saja aku perlu melakukan ini, aku
tahu ini bukan salahmu, tapi aku harus seperti ini walaupun sebenarnya aku juga
tak ingin melakukannya.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
TENG TENG TENG TENG
Bunyi bel sekolah telah berbunyi seraya dengan selesainya
mata pelajaran hari ini, setelah Jong woon seosangnim keluar dari kelas, aku
beserta seluruh murid juga hendak keluar.
ā Yak kalian! Mau kemana kalian?ā ada apalagi dengan yeoja
itu? kenapa hari ini dia suka sekali berteriak-teriak.
ā Kami mau pulang, memangnya ada apa?ā jawab Donghae sambil
menghampiri gadis yang tadi berteriak.
ā Ayo kita kerjakan tugas itu sekarang! Bukankah itu yang
DIA inginkan!ā sungut So Eun dengan nada yang amat menyindir. Apalagi dengan
segala penekanan pada kata ādiaā di kalimatnya. Donghae menoleh ke arahku yang
berada di belakangnya. Tatapan matanya bagai mengisyaratkan ābagaimana ini? Apa
yang harus kita lakukan?ā. Sedangkan aku hanya membalas tatapannya dengan
menggidikkan bahuku.
ā Tapi kalau hari ini aku tidak bisa! Jadi maaf aku harus
pulang duluan!ā ujarku yang membuatnya mendengus kesal. Aku tahu pasti dia
sangat kesal denganku, tapi aku tahu benar kalau yang dia katakan di kantin
tadi ada benarnya juga, dan memang aku belum pernah membaca buku itu.
ā Sebenarnya apa maumu Cho Kyuhyun!ā kini dia kembali
berteriak tapi kali ini teriakannya penuh dengan amarah yang sudah meluap-luap.
ā Bukankah itu maumu? Bukankah kau yang ingin mengerjakannya
besok?ā tanyaku menghampiri dirinya, yang masih sibuk mengendalikan emosinya.
ā Tapiā¦aku tahu, kalau kau ingin mengerjakan tugas ini
sekarang kan?ā tanyanya dengan nada bicara yang lebih baik daripada sebelumnya.
ā Sudahlahā¦apa kalian harus bertengkar terus? Kalian itu
bukan anak kecil yang harus bertengkar hanya karena hal sepele seperti itu.āTak
tahan dengan suasana yang semakin kacau, Donghaepun angkat bicara seperti yang
biasa ia lakukan kala dua orang di hadapannya ini bertengkar.
ā Baiklah! Biar aku yang putuskan! Jadi kita akan
mengerjakan tugas itu besok, dan besok tak ada alasan untuk tidak ikut, arra?ā
lanjut Donghae lagi yang membuat kedua orang di hadapannya hanya mengangguk
setuju, kalau sudah seperti ini Donghae adalah orang yang paling dewasa di
antara mereka bertiga.
ā Kalau begitu aku pulang dulu!ā pamit Donghae tanpa
mendapat respon apapun dari Kyuhyun maupun So Eun. Tak seorangpun dari mereka
berdua yang berusaha mencairkan suasana setelah Donghae pergi meninggalkan
mereka berdua.
ā Aku pulang dulu.ā Ujar Kyuhyun yang nyaris tak terdengar,
lidahnya begitu kelu bahkan untuk mengucapkan satu kata saja. Dia membalikkan
badannya dan berlalu pergi meniggalkan So Eun yang masih diam tak bergeming.
Kyuhyun POV
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamarku. Ku
rebahkan tubuhku di atas ranjang yang terasa begitu nyaman. Benakku melayang
jauh, aku terus memikirkan hal itu, hal yang selalu mengganggu di setiap
lamunanku. Entah kenapa, pertanyaan ku tak pernah mendapat jawaban dari tuhan.
Yah..aku selalu bertanya apakah aku harus tetap menunggu Woochi? Atau aku harus
berhenti dan meninggalkannya?. Pertanyaan itu selalu terbayang kala perasaan
yang sejak 1 tahun yang lalu bersarang dalam hatiku terus memaksaku untuk
melupakan janji itu.
Aku langsung bangkit dari tidurku, batinku mendorong untuk
mencari sesuatu, sampai akhirnya aku menemukan sebuah kalender kecil yang
kusimpan di laci meja belajarku. Tanggal 3 februari hanya menunggu 11 hari
lagi, dan di waktu itu pula aku harus memastikan keputusanku. Masih di laci
yang sama dimana aku menyimpan kalender itu, kulihat ada sebuah pensil yang
selama ini membuatku selalu menunggu dengan harapan yang tak pasti.
Ku hela nafasku panjang untuk sekedar menenangkan diriku
atau hanya sekedar menghela nafas agar aku bisa membuang sisa-sisa pembakaran
dari tubuhku. Woochi..apa kau masih menungguku? Apa kau telah menyukai orang
lain selain aku? Apa kau masih mengharapkanku? Apa malah kau sudah lupa dengan
janji itu. Tapi apakah aku menyukai So Eun? Tunggu! Mengingat nama itu, aku
jadi teringat kalau besok aku akan tugas kelompok dan sementara aku belum tahu
isi dari buku itu sama sekali.
Han namjaga geudaereul saranghamnida
Geu namjaneun yeolshimhi saranghamnida
Maeil geurimjacheoreom geudaereul ttaradanimyeo
Geu namjaneun useumyeo ulgoisseoyo
ā Noona! Noona! Cho Ahra!ā kupanggil noona-ku ke seluruh
sudut bagian rumah, dari kamarnya, dapur, ruang makan, ruang tv, sampai kamar
mandi, tapi hasilnya nihil! Aku sama sekali tak menemukan dirinya, jangankan
dirinya, jejaknya saja tidak.
Omo! Suara cempreng darimana ini? Apa orang itu tak sadar,
kalau suaranya itu berpotensi memecahkan gendang telinga orang lain? Kenapa
suaranya terdengar semakin jelas? Aigoo..apakah makhlus halus penghuni rumah
ini sedang bernyanyi?.
ā Aā¦ā¦ā¦ā¦..āaku terlonjak kaget saat menemui sosok yang sedari
tadi tadi bernyanyi, ternyata berada di belakangku.
ā Yak! Jangan teriak-teriak seperti itu! kau merusak
konserku saja!ā protes sosok yang tak lain adalah Cho Ahra, noona-ku tersayang.
Tapi apa yang tadi ia bilang? Konser? Konser apa? konser yang membuat semua
penontonnya pulang dengan telinga tuli?.
ā Keuraeā¦jeongmal mianhae Cho Ahra agashi! Tapi aku ingin
minta bantuanmu kali ini, apa kau bersedia membantuku?ā tanyaku dengan suara
yang dibuat-buat seperti pelayan yang meminta bantuan pada tuannya.
ā Isshhā¦jangan bertele-tele! Cepat katakan saja apa
maumu!ājawabnya dengan raut jutek khas milik seorang Cho Ahra.
ā Apa kau bisa menceritakan padaku tentang isi buku yang
kemarin ku pinjam darimu?ātanya tanpa
basa-basi dan langsung ke tujuan awalku.
ā Kau kan bisa baca sendiri Kyu! Ahā¦ku kira kau mulai gemar
membaca, ternyata dugaanku salah.ādesahnya sambil menghempaskan tubuhnya ke
atas sofa.
ā Noonaā¦aku minta tolong padamu bukan karena aku malas
membacanya, tapi buku itu sedang dipinjam temanku. Mau ya? Please..ā mohonku
sambil menggenggam tangannya erat.
ā Aisshā¦jinjja! Baiklah! Dengarkan aku baik-baik, jadiā¦..ā
akhirnya diapun luluh dan menceritakan isi buku itu padaku. Akupun
mendengarkannya penuh perhatian dan mencatat semua point penting dari isi
penjelasannya.
Ahā¦setelah telingaku pegal rasanya mendengarkan cerita yang
menurutku begitu dramatisir dan melankolis itu, akhirnya selesai juga
penjelasan dari noona. Akupun langsung naik ke kamarku, dan memutuskan untuk
segera tidur, karena hari esok telah menungguku.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Author POV
Seperti yang sudah diinstruksikan Donghae kemarin, sekarang
mereka tengah berkumpul di kelas yang hanya dihuni mereka bertiga untuk
mengerjakan tugas sastra yang Saeri seosangnim berikan. Berbeda dengan kemarin,
hari ini Kyuhyun tak banyak bicara, begitupun dengan So Eun. Mereka berdua
hanya terpaku dengan tugas yang harus mereka kerjakan, sesekalinya ada yang tak
mereka mengerti, mereka akan bertanya pada Donghae.
ā Sastra klasik? Seperti apa itu? Pasti itu sebuah karya
tulis yang begitu membosankan dan ketinggalan jaman.ā Gumam Donghae sambil
memegang secarik kertas materi bertuliskan karya sastra klasik. Merasa tak
sependapat dengan tanggapan temannya itu, Kyuhyun langsung menoleh ke orang
sebelahnya.
ā Kau saja yang tak mengerti seni! Karya sastra klasik itu
karya sastra yang menggunakan bahasa klise yang lebih menggambarkan sesuatu dengan
kalimat puitis yang untuk memahaminya perlu penalaran khusus.ā
Donghae langsung menatap orang di samping kirinya dengan
perasaan takjub, aneh, heran, dan bingung. Bayangkan saja, seorang Kyuhyun,
bukanlah seseorang yang menyukai hal-hal puitis ataupun dramatis yang biasa
diumbar pada kebanyakan karya sastra klasik. Tak berbeda dengan Donghae, So Eun
yang notabenenya tengah tak ingin mempedulikan apapun tentang Kyuhyun, kini
ikut terperangah mendengar jawaban yang baru saja ia dengar.
ā Kenapa? Apa ada yang salah? Aku hanya mengatakan sebuah
kenyataan!ā sungut Kyuhyun meski dengan nada yang tak berkoar ataupun
meledak-ledak.
ā Annieā¦hanya aneh saja mendengar hal itu terucap dari
mulutmu!ā Donghapun kembali meneruskan kegiatan membacanya, meski sebenarnya hal
yang ia baca sudah dijabarkan oleh sahabatnya dengan amat lugas. Sedangkan So
Eun, ia masih menatap namja di samping Donghae dengan tak percaya.
Entah ada
desiran apa, So Eun enggan menyudahinya, enggan menatap namja itu, namja yang
selalu bertengkar dengannya. Merasa diperhatikan, Kyuhyun langsung menoleh dan
mendapatkan sepasang bola mata yang sedang menatapnya intens. Kini mata mereka
berdua bertemu, seakan mendapat sensasi yang begitu menyenangkan hingga mereka
terhipnotis dan enggan untuk menyudahinya.
Kyuhyun POV
Dag Dig Dug Dag Dig
Dug
Kenapa rasanya begitu menyenangkan padahal aku hanya
menatapnya, ya tuhan tolong hentikan aku! Aku tak ingin mengingkari janjiku!
Dengan berat hati dan tekad yang begitu besar, ku alihkan pandanganku menuju
buku tulis yang ada di meja.
ā Nah..,aku sudah selesai! Ini! Semuanya yang penting sudah
ku tandai!āseru Donghae sambil memberikan beberapa lembar materi yang dari tadi
ia baca.
ā Ya sudah..aku pulang duluan ya!ā dengan seenaknya ikan ini
mau meninggalkanku disini? Dasar teman tak setia!. Ku tarik baju belakangnya
yang membuat langkahnya terhenti.
ā Kau tidak boleh pulang sebelum aku selesai!ā ucapku saat
ia menoleh.
ā Andwae! aku sudah ada janji! Lagipula aku menunggumu pun,
aku akan tetap pulang sendiri!ā benar juga katanya, meskipun dia membuang
waktunya untuk menungguku, tetap saja akhirnya kami pulang sendiri-sendiri,
karena rumah kami berlawanan arah.
ā Sudahlah Kyu! Aku bisa terlambat!ā ucapnya sampai akhirnya
melepaskan tanganku yang menarik bajunya dan segera melenggang pergi dari
kelas.
Kenapa Donghae tak kembali lagi? Apa ia benar-benar
meninggalkan aku bersama So Eun disini? Tapi bukankah ia menyukai So Eun?
Seharusnya ia berada disini untuk menjaga pujaan hatinya. Ahā¦rasanya anak itu
tak main-main, buktinya sampai sekarang ia tak kunjung kembali. Baiklah..Cho
Kyuhyun, sekarang fokuslah dengan tugasmu dan dengan begitu kau bisa pulang
lebih cepat, arra?.
ā Hmmm..aku masih bingung dengan maksud dari kalimat ā Api yang membahana membiarkan air beriak tinggal
mengalir dan berjalan beriringan, dan dengan begitulah mereka redamkan gejolak
tiada taraā, apa kau mengerti maksud kalimat itu?ā tanyanya yang mengawali
segala pembicaraan kali ini. Kalimat itu? hmm..ku rasa aku belum pernah
mendengarnya, tapi akan ku coba pahami dulu kalimat itu baik-baik.
ā Mungkin artinya seperti dua kubu yang begitu kuat dan
membiarkan keberadaan satu sama lain, dan mencoba untuk bersama dalam kedamaian,
yahā¦mungkin kurang lebih seperti itu.ā jelasku yang disambut anggukan darinya
yang kembali melanjutkan bacaanya, yah..meskipun aku tak tahu arti dari anggukannya, semoga saja
pemaparanku itu cukup membantu.
ā Oh ya! Ini! aku sudah menyelesaikan semuanya dan ku harap
kau juga menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik!ā ucapku sambil bangkit dan
memasukkan barang-barangku ke dalam tas.
ā Kyuā¦ā panggilnya yang menghentikan langkahku dan menoleh
ke arahnya.
ā Wae?ā tanyaku singkat.
ā Hmmmā¦annie! Hmm..hati-hati di jalan!āucapnya terbata-bata
, sebenarnya kenapa dia?.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Langkah demi langkah telah kutempuh meskipun berat rasanya
untuk menggerakkan kaki ini. Dan tak terasa gerbang sekolah telah ku lalui dan
sekarang aku sudah berada di luar area sekolah. Rasanya seperti terbebas dari
serangan jantung, setelah aku keluar dari kelas itu. Tapi apa aku tidak
berlebihan? Walau bagaimanapun, So Eun itu seorang perempuan, dan tidak
seharusnya aku meninggalkannya sendiri. Aigooā¦apa dia akan baik-baik saja?
Tenang, tenang, pasti dia akan baik-baik saja, dia itu kan yeoja tergalak yang
pernah ku temui setelah noonaku, jadi mana mungkin ada yang berani macam-macam
dengannya.
ā Tolongā¦tolongā¦tolongā¦akhā¦tolong aku! Akhā¦.lepaskan aku!
Yak!ā tiba-tiba terdengar suara seseorang yang minta tolong.
ā Seseorangā¦tolong aku!! Akhā¦jangan mendekat! Tolong..ākini
untuk kedua kalinya ku dengar suara itu kembali terdengar. Ku edarkan
pendengaranku mencari darimana suara itu berasal, kulangkahkan kakiku dekat
pekarangan sekolahku. Kenapa suaranya terdengar semakin jelas? Jangan-jangan?
So Eun?.
Akupun berlari cepat untuk memastikan kalau orang yang
berteriak tadi adalah So Eun. Ku edarkan pandanganku, mencoba untuk menemukan
sosok So Eun. ā Jangan mendekat! Ku bilang jangan mendekat!ā jerit itu kembali
terdengar, akupun mempercepat langkahku agar semuanya tak berakhir penyesalan.
Ku lihat tiga orang mengenakan penutup kepala berwarna hitam
yang juga menutupi wajah mereka, sedang berkerumun dan bukankah ituā¦So Eun.
BUUGG
Kuhantam dua punggung itu menggunakan sikuku, sedangkan yang
satunya ku hajar wajahnya menggunakan kepalan tanganku, yang sudah tak
terkendali. Aku bukanlah petarung hebat yang sekali hajar, semua musuhku akan
tumbang begitu saja, tapi akan ku coba melawan mereka bahkan membuat mereka tak
berdaya.
BUUUGG
Kini giliran pipiku yang mendapatkan bogem mentah dari salah
satu orang itu, dan yang satu sedang berusaha bangkit untuk ikut menghajarku.
Melihat kondisi yang tak menguntungkan untukku, ku coba untuk memutar otakku
untuk mendapatkan solusi terbaik agar bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan
selamat. Berkilah atau menghindar, ya hanya itu hal yang bisa ku lakukan
sekarang, tapi mana So Eun?.
BUUGG
Dua dari tiga orang itu terkapar,dan ku lihat So Eun sudah
memegang toya bamboo yang biasa dipakai oleh pramuka. Akupun langsung menarik
lengannya untuk membawanya pergi dari sini, sedangkan orang yang satu lagi
masih mengejar di belakang kami.
TUKK
Kulirik So Eun yang melempar bamboo itu ke perut orang
bertopeng itu dan dalam sekejap orang itu kesakitan sambil memegangi perutnya.
Akupun mempercepat langkahku, takut-takut kalau tiga orang bertopeng itu
bangkit dan menangkap kami. Gerbang sekolah, bagus! Akhirnya aku bisa juga
keluar dari tempat itu.
Rasanya nafasku begitu tak beraturan akibat berlari-lari
seperti tadi, aku masih membungkukkan badanku untuk menstabilkan nafasku yang
masih tersengal-sengal.ā Gomawo!ā ku dongakkan kepalaku dan mendapati sosok So
Eun di hadapanku. Oh..ya! Aku sampai
lupa menanyakan keadaannya.
ā Apa kau baik-baik saja?ā
ā Apa kau mereka telah menyakitimu?ā
ā Maaf..maafkan aku, harusnya aku tidak meninggalkanmu
sendiri! maaf maafkan aku!ā
Author POV
Bersalah, menyesal dan khawatir bercampur menjadi satu dalam
benak Kyuhyun, hingga ia tak sadar, ia telah memeluk gadis yang selama ini ia
jauhi. Kini bagai tak berjarak, Kyuhyun memeluk So Eun erat seakan takut
kehilangan sosok yang berada dalam dekapannya. Begitupun dengan So Eun, Ia
yangtadi hanya menerima pelukan Kyuhyun, kini membals pelukan itu dengan erat.
Rasa tenang mereka dapatkan kala jarak itu tak ada, rasanya amat gembira saat
mereka tahu memang inilah yang mereka perlukan.
ā Maafkan akuā¦lain kali, aku tidak akan seperti itu lagi!ā
ujar Kyuhyun sambil melepaskan pelukannya. Ia mencengkram bahu So Eun sambil
menatap mata yeoja di hadapannya dengan tatapan yang dalam namun lembut.
Perlahan namun pasti, Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah So Eun. Iapun
menundukkan kepalanya agar ia bisa menjangkau wajah So Eun. Melihat perlakuan
Kyuhyun, So Eun hanya diam dan perlahan menutup matanya. Kini jarak bibir
mereka tak lebih dari 3 senti, dan itu membuat Kyuhyun bisa merasakan hangatnya
deru nafas So Eun yang menerpa wajahnya. Perasaan gemetar dan gugup menyelimuti
mereka berdua tapi ada rasa yang lebih membuncah yang berhasil mengalahkan
segala rasa itu. Kini hanya butuh setengah senti saja untuk membuat bibir
mereka bertemu.
JEDDERRR
Bunyi petir yang langsung menghentikan mereka, merekapun
menatap satu sama lain dengan gugup. Terlebih So Eun langsung menatap kebawah
tanpa mau melihat Kyuhyun lagi. Begitu juga dengan Kyuhyun, ia menggaruk
tengkuknya yang sebenarnya tak gatal.
TIK TIK TIK TIK
Rintik rintik hujan kini jatuh membasahi mereka, takut hujan akan bertambah besar, Kyuhyun langsung
menarik So Eun untuk berlari ke halte bus. Sesampainya di dalam bus pun, tak
ada yang berani memulai pembicaraan, mereka berdua masih sibuk mengurusi
perasaan mereka yang sedang tak karuan.
.......ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Setelah kejadian itu hubungan Kyuhyun dan So Eun bukan
tambah membaik, malah bisa dikatakan hubungan mereka lebih buruk dari
sebelumnya. Hubungan mereka kini, begitu dingin dan canggung. Mereka pun sudah
tak pernah berdebat lagi, meskipun mereka berdebat, Kyuhyun langsung mengalah
dan pergi meninggalkan So Eun, sama seperti yang baru saja ia lakukan.
Kyuhyun POV
February 3, 2012
Semua yang aku takutkan kini menjadi kenyataan, sekarang
perasaan itu sudah jelas, semuanya sudah jelas, kalau aku menyukai So Eun.
Padahal aku sudah mencoba untuk menjauhinya, tapi apa yang kudapat? Perasaanku
malah semakin kuat. Seperti biasa, kalau aku mulai goyah, aku selalu datang ke
taman belakang sekolah untuk sekedar duduk mencari ketenangan.
ā Kau egois Kyu..āucap orang di belakangku sambil menyentuh
pundakku.
ā Maksudmu?ātanyaku heran dengan ucapannya barusan, iapun
duduk di sebelahku dengan posisi menyerong yang membuatku duduk berhadapan
dengannya.
ā Kau sudah tahu kalau kau menyukainya, tapi kenapa kau
malah membohongi perasaanmu sendiri?ā aku terperangah mendengar jawabannya,
bagaimana bisa dia mengatakan hal itu, sedangkan dirinya sendiri juga menyukai
yeoja yang sama.
ā Sudahlah Hae! Kau juga membohongi perasaanmu sendiri!
Lihat..bahkan sekarang ini dirimu sedang berusaha kuat! Aku tahu kalau kau
menyukai So Eun, ya kan?ā jawabku menanggapi ucapannya tadi.
ā Mwo? Kau kira aku menyukai So Eun? Sudahlah Kyu! Jangan
mengalihkan pembicaraan! Aku tahu kau menyukainya, kalau tidak untuk apa kau
mau menemaninya menonton drama musikal, terus untuk apa kau menolongnya saat
ada gerombolan orang mengganggunya dan untuk apa kau ingin menciumnya kalau kau
tak punya perasaan apapun padanya?āucapnya yang membuatku tesentak kaget.
Kenapa dia bisa tahu itu semua? Apa So Eun yang menceritakannya?.
ā Bag..bag..bagaimana kau bisa tahu?ā tanyaku dengan
terbata-bata.
ā Yahā¦karena itu semua aku yang mengaturnya! Aku memang
sengaja tak datang saat kita janjian di Joy CafƩ dan aku juga yang menyewa
orang-orang itu untuk mengganggu So Eun, kenapa? kau kaget? ā jawabnya dengan
enteng sambil merangkulku.
ā Lalu kenapa kau senang sekali kalau berada dekat So Eun?ā
tanyaku lagi.
ā Yah..itu karenaā¦aku bisa lebih dekat dengan Yoona, makanya
aku senang kalau ada dia! Kenapa? Jangan bilang kau cemburu padaku?ā tuduhnya
dengan tatapan jahil dengan telunjuk yang ia arahkan tepat di depan wajahku.
ā Annio,,,ā elakku meski sebenarnya aku memang sempat cemburu
padanya.
ā Jadi bagaimana? Apa kau akan tetap pergi ke Namsan Tower
hari ini? Dan tetap menunggu kedatangan Woochi-mu itu?ā jujur aku tak bisa
menjawab pertanyaan yang Donghae tanyakan. Akupun masih tak tahu harus
bagaimana, karena sampai sekarang aku belum memutuskan apapun.
ā Apapun keputusanmu nanti, ku harap itu adalah keputusan
terbaik yang kau buat.āucapnya sebelum meninggalkan aku sendiri yang masih
bingung dengan keputusanku.
.......................................ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Sekarang aku tengah memperhatikan pantulan diriku di cermin,
sekarang tepatnya pukul 7 malam, aku sedang bersiap untuk pergi ke namsan
tower. Setelah lama berpikit akhirnya aku memutuskan untuk datang, tapi jangan
salah, aku memutuskan ini bukan karena aku ingin pergi dari So Eun, ini ku
lakukan untuk menjelaskan semuanya pada Woochi. Menjelaskan padanya, kalau aku
tidak bisa bersamanya karena aku sudah menyukai orang lain.
At Namsan Tower
Tak butuh waktu lama, akhirnya aku sampai di tempat ini.
Tempat dimana aku akan mengakhiri janji itu, yahā¦itupun kalau hari ini dia
datang. Tapi meskipun dia tak datang, aku akan tetap berhenti menunggunya.
Sekarang yang harus ku lakukan adalah menemukan sesosok yeoja yang berdiri
persis di samping menara, dengan menggunakan sarung tangan motif domba yang
pernah kuberikan padanya. Yah..ciri-ciri itulah yang ia sebutkan 10 tahun yang
lalu, tapi sejauh ini aku tidak menemukan sosok seperti itu disini. Apakah ia
belum datang? Yah..mungkin ia datang terlambat.
~ ~ ~ An hour ago ~ ~ ~
Satu jam sudah aku berdiri disini menunggunya, aku memang
sudah tak aneh dengan situasi seperti ini. Akupun juga sudah tahu kalau ia tak
datang hari ini. Baiklahā¦.ini adalah janjiku pada diriku sendiri, mulai hari
ini tepatnya tanggal 3 februari 2012, tepat dimana umurku genap 17 tahun, aku
Cho Kyuhyun, tak akan menunggu Woochi lagi dan mulai saat ini aku akan membuka
hatiku dan mengisinya dengan cerita baru.
Author POV
February 4, 2012
Entah ada angin apa, hari ini tuan Cho, ayah Kyuhyun,
membondong keluarganya pergi ke Daegu. Sebenarnya ia hanya ingin sekedar
mengajak keluarganya jalan-jalan, terlebih kemarin adalah hari ulang tahun sang
putra. Semua kegembiraan begitu terpencar memenuhi atmosfer dalam mobil van
milik keluarga Cho. Semuanya bahagia, kecuali Kyuhyun, yang dari tadi hanya
mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Bukan karena tidak senang, tapi datang ke Daegu, bukankah
akan menuntutnya untuk memenuhi janjinya. Dan itu membuat dirinya terus
berpikir tentang apa yang akan dirinya lakukan kalau nanti ia bertemu dengan
sosok yang selama ini membuatnya selalu menunggu.kini hanya mengikuti kata hati
saja yang bisa ia persiapkan untuk bertemu dengan sahabat kecilnya itu.
Tak terasa waktu lima jam telah berlalu dan akhirnya mereka
telah sampai di Daegu, kota dimana Kyuhyun menghabiskan masa kecilnya. Kota
dimana Kyuhyun mengucap janjinya untuk selalu bersama dengan seorang gadis
bernama Woochi. Setelah perjalanan yang memakan waktu cukup lama dan cukup
melelahkan, akhirnya Kyuhyun bersama keluarganya singgah di rumah pamannya.
Kyuhyun POV
Kini waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam, yahā¦hari ini
aku bersama keluargaku bermalam di rumah Jae Jin ahjussi, salah satu kerabatku
yang tinggal di kota ini. Hahā¦kenapa hatiku tak tenang? Kenapa aku tak bisa
sedikit santai? Apa yang telah ku lakukan ini adalah sebuah kesalahan?.
Aigoo...lebih baik aku tanyakan saja pada tuhan, benar! Lebih baik aku datang
ke gereja sekarang, gereja tempat dimana aku pernah mengucapkan janji itu.
Dengan cepat kuraih jaket biru-ku dan tak ketinggalan ku
bawa pensil biru pengikat janjiku itu. Baiklah, apapun jawaban yang akan tuhan
berikan padaku, akan ku terima dengan lapang dada.
ā Kyuā¦.kau mau kemana?ā tanya eomma-ku saat aku sedang
terburu-buru melewatinya yang berada di ruang TV bersama appa,noona dan
keluarga Jae Jin ahjussi.
ā Akuā¦aku mau ke gereja dekat SD-ku sebentar.āucapku yang
langsung berlalu.
...............................................................................................ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Udara malam disini amatlah dingin padahal aku telah
mengenakan jaket, tapi tetap saja tubuhku rasanya seperti ingin membeku. Sama
seperti di Seoul, jam tujuh malam bukanlah waktu dimana segala kegiatan telah
lumpuh di kota ini. Lihat saja jalan-jalan disini tak kalan ramai dari Seoul,
banyak muda-mudi yang sedang keluar ataupun hanya sekedar berkumpul dengan
teman-teman mereka. Ini? Bukankah ini bangunan SD-ku dulu? Kulihat sudah banyak
yang berubah, bangunan ini sekarang sudah lebih besar dan bertingkat. Apa
setelah sepuluh tahun aku meninggalkan kota ini banyak hal yang telah berubah?.
Langkahku terhenti saat diriku telah sampai tepat dimana aku
pernah bersumpah atas janjiku. Yahā¦bangunan di hadapanku sekarang adalah gereja
itu, gereja tempat terakhir aku bertemu Woochi. Rasanya aku begitu ragu untuk
masuk kedalamnya, tapi kenapa? Bukankah memang ini sudah seharusnya aku
lakukan?. Tempat ini adalah tempat dimana aku mengucapkan janjiku dan sekarang,
ditempat ini juga aku menarik janjiku itu. Benarā¦aku harus melangkah, aku harus
masuk dan menyelesaikan semua ini. Ku tarik nafasku panjang sambil mengumpulkan
segala keberanian, baik sekaranglah waktunya.
Author POV
Di dalam gereja tua yang kondisinya masih sangat terurus,
telah bersimpuh seorang insan di depan altar gereja. Matanya sembab, hatinya
selalu menjerit, dan di tangannya terdapat sebuah pensil berwarna biru yang
sudah lama mengikat dirinya.
ā Tuhanā¦.apa yang telah kuperbuat ini adalah sebuah
kesalahan? Apa aku salah kalau aku telah menyukai orang lain?āucap orang itu
dengan lirih.
ā Tuhanā¦dimanapun Kyunie berada, tolong katakan padanya
kalau aku minta maaf karena tidak bisa menepati janji itu.ā
ā Hiksā¦hiksā¦hiksā¦baiklah! Aku akan mengatakannya sendiri.ā
ā Hiksā¦.Hmmmā¦Kyunie, aku tahu kau tak ada disini. Tapi aku
mohon dimanapun kau berada, tolong maafkan aku. Maafkan aku karena aku telah
mengingkari semua janji kita. Maafā¦aku telah membuatmu lama menunggu atau
mungkin kau sudah lelah karena menungguku.ā
ā Maafā¦aku tak datang saat ulang tahunmu, tapi itu bukan
karena aku lupa!. Aku tak datang karenaā¦saat itu aku masih berada di Jepang,
yahā¦memang tak lama setelah kau meninggalkan kota ini, aku dan keluargaku
pindah ke Jepang dan aku baru bisa kembali ke Negara ini dua tahun yang lalu.ā
Gadis ini masih belum menuntaskan semua curahan hatinya, tapi tentunya, dia
membutuhkan jeda untuknya bernapas atau sekedar mengatur emosinya yang mulai
tak terkendali.
ā Hmmmā¦dan maaf, aku juga tak bisa menepati janjiku untuk
selama bersama denganmu, karenaā¦.karena aku telah menyukai orang lain.ā Kini
tangisnya kembali pecah, perasaannya kini campur aduk antara menyesal, merasa
bersalah, dan juga senang karena bisa melepaskannya.
ā Aku tahu kau pasti akan marah kalau mengetahui hal ini,
tapi ini di luar kendaliku. Aku tak bisa menahan perasaan ini, walaupun aku
sudah berusaha sekeras mungkin untuk menghapusnya.Hiks..hiksā¦Kyunieā¦.kuharap
kau bisa mengerti dan hari ini, di gereja ini, aku akan menyudahi janji ini..hiks..hiks..āsetelah
menuntas semua perkataannya, gadis ini bangkit dan berjalan menuju altar yang
dipenuhi lilin kecil.
ā Dengan meninggalkan pensil iniā¦berarti janji ituā¦ā
ā Woochiā¦chakamman!ā belum sempat gadis itu meletakkan
pensil di atas altar, seseorang dibelakangnya berteriak yang membuat langkahnya
terhenti. Sontak ia membalikkan badannya menuju arah asal suara.
Kyuhyun POV
Nafasku tercekat setelah mendengar penjelasannya, apa gadis
yang berada di depan sana benar-benar Woochi. Yahā¦sesungguhnya saat aku
memasuki gereja ini, kulihat dari kejauhan ada seorang gadis yang sedang
bersimpuh, dia terlihat begitu kacau meski aku juga tak dapat melihat wajahnya,
karena posisinya badannya membelakangiku. Tadinya aku ingin beranjak dari
tempat ini, tapi langkahku terhenti saat mendengar ucapannya. Ucapannya
terdengar begitu lirih dan sarat akan beban di dalamnya.
Sekarang ia bangkit dan mulai mendekati altar, langkahnya
begitu pelan bagai tak bertenaga. Kulihat ia membawa pensil yang sama denganku.
ā Dengan meninggalkan pensil iniā¦berarti janji ituā¦ā entah mendapat dorongan
darimana, tiba-tiba aku berteriak yang membuatnya berhenti dan menoleh ke
arahku.
ā Kyunā¦Kyuhyun?ā
Untuk kedua kalinya, nafasku kembali tercekat. Kaget dan tak
percaya dengan apa yang sedang terjadi sekarang. Benar-benar tak bisa di
percaya, sosok yang selama ini kutunggu ternyata adalah So Eun, sosok yang selama
ini kucoba hapus dari dirinya dari memoriku. Sama denganku, gadis di hadapanku
ini, begitu kaget dengan ini semua, bibirnya bergetar, airmatanya kini mulai
jatuh membasahi wajah mungilnya.
Dengan langkah perlahan namun pasti, aku berjalan
menghampirinya. ā Jaā¦jadi, kauā¦kau Kyunie..hiks..benarkah?ā tanyanya padaku
yang sekarang sudah benar-benar berdiri tepat di depannya. ā Hoaaā¦..Kyunieā¦ā
tangisnya kini pecah dan langsung
menghambur ke dalam pelukanku, sama seperti yang selalu ia lakukan saat ia menangis
dulu.
ā Maafkan akuā¦maafkan aku!ā kalimat itulah yang terus ia
katakan saat berada dalam dekapanku, aku membalas pelukannya dengan erat seakan
aku tak ingin ia pergi lagi. Ku usap punggung yang terjuntai rambut panjangnya,
tapi tunggu! Bukankah tadi ia bilang, ia sudah memiliki orang yang ia sukai?.
Ini tak boleh! Aku tak boleh egois, memang..aku memang menyukainya atau bahkan
aku telah mencintainya, tapiā¦.ini semua tidak benar, aku tidak boleh
memaksanya. Ku renggangkan pelukanku dan perlahan ku lepaskan pelukanku dan
berjalan ke depan altar.
ā Kyuā¦.apa yang ingin kau lakukan?ā tanyanya dengan nada
yang masih terisak. Aku tak menoleh ataupun berhenti, karena aku yakin, kalau
aku menatapnya aku tidak akan bisa mengakhiri janji itu.
ā Aku ingin menyudahi janji kita
itu.ājawabku.
ā MWO? Kenapa??āteriaknya histeris.
ā Karena..karena aku tahu kalau kau telah menyukai orang
lain, So Eun. Aku tak mau kau menderita karena janji konyol itu, akuā¦aku tak
mau menghalangimu.ā Tak terasa airmataku jatuh, aku sudah tak kuat
membendungnya lagi.
ā Konyol? Jadi selama ini kau menganggap janji itu adalah
hal konyol, hah?ā kini ia kembali berteriak dan suaranya terdengar bergetar.
ā Geumanhaā¦jangan memaksakan dirimu seperti itu So Eun!! Aku
tahu, kau sudah menyukai orang lain, dan mungkin memang lebih baik kita
mengakhiri janji itu.ā akupun kini berteriak dengan meluapkan segala emosi dan
perasaan yang sudah tak terbendung.
ā Hentikan! Ku bilang hentikan! Sejengkal saja kau berani
melangkah, akan ku buat kau menderita Kyunie!ā teriaknya dan sepertinya ia
kembali menangis, mendengar suaranya yang begitu menyedihkan, akupun
menghentikan langkahku dan berbalik ke arahnya.
ā Hentikan Kyuā¦kau tak perlu melakukan itu semua!ā tangisnya
sambil memukul-mukul dadaku.
ā So Eunā¦dengarkan aku! Aku melakukan ini, karena aku
menyukaimu dan mungkin aku juga sudah mencintaimu. Tapi aku tak bisa memaksakan
perasaanku, dan aku juga tak mau menjadi penghalang untukmu.ā Jelasku sambil
menangkap tangannya agar ia mau mendengarkan ucapanku.
ā Bodoh! Kau bodoh! Dan kau memang orang terbodoh! Hiksā¦hiksā¦
Kyu, aku memang menyukai orang lain, dan
orang lain itu adalah kau, maksudku Cho Kyuhyun, orang yang ku kenal dua tahun
yang lalu, dan kau tahu? Aku datang ke gereja ini untuk membatalkan janjiku
pada teman kecilku, tapiā¦ternyata teman kecilku itu adalah orang bodoh yang
menyebalkan, orang yang selalu membuatku kesal dan orang itu sekarang malah
ingin aku meninggalkannya.ā Dia memukul dadaku lagi, tapi itu tak penting
bagiku. Yang terpenting adalahā¦perasaanku padanya terbalas! Ternyata orang yang
ia sukai itu adalah aku. Tuhanā¦terimakasihā¦terimakasih telah memberiku jawaban.
ā Jeongmal?ā tanyaku sambil mencengkram bahunya, dengan
sekejap ia mengangguk kecil lalu tersenyum meski matanya masih begitu sembab. Akupun
kembali memeluknya, membiarkan kepalanya bersandar pada dada bidangku agar dia
bisa mendengar detak jantungku.
ā Kyu...apa kau menyukaiku karena aku adalah Woochi?ā
tanyanya yang masih berada dalam pelukanku. Aigoooā¦tadi dia bilang aku bodoh,
tapi sekarang lihat! Dia jauh lebih bodoh dariku.
ā Aku..sebenarnya akuā¦sudah menyukaimu semenjak kau masuk ke
sekolahku sebagai murid pindahan dari Jepang dua tahun yang lalu. Aku sudah
menyukaimu sebelum sekarang, sebelum aku tahu kalau kau adalah Woochi. Kau tahu
kenapa aku selalu membuatmu marah atau berbuat kasar padamu? Itu semua karena
aku takut kalau aku suka padamu dan mengingkari janjiku pada Woochi. Tapi semuanya
terlambat, perasaanku sudah tak bisa dikendalikan lagi.ā Jawabku sambil
melepaskan pelukanku dan menatapnya dalam-dalam. Dia nampak
terperangah dengan jawabanku barusan, meski sembab, kini matanya berbinar. Dia tersenyum,
senyum yang amat indah. Tapi kenapa airmatanya masih mengalir?.
ā Nadoā¦aku juga menyukaimu! Dan seperti yang kau bilang
tadi, mungkin aku juga telah mencintaimu Kyuā¦ā
ā Sudahā¦hentikan! Jangan menangis lagi.ā Ujarku sambil
menyeka airmatanya dengan kedua ibu jariku.
ā Saengil Chukae! Maafā¦aku baru mengatakannya sekarang!ā
ucapnya sambil memegang tanganku yang masih berada di wajahnya. Kini mata kami
bertemu, dan terus saling bertukar pandang. Berpandangan seperti ini membuat
kerja jantungku kembali tak normal, entah apa yang kupikirkan, lama-kelamaan
aku memajukan wajahku agar semakin dekat dengan wajahnya. Ia hanya diam dan
perlahan menutup matanya, kumiringkan kepalaku, tapi kembali ku tegakkan kembali.
Ku hela nafasku sebelum akhirnya, bibirku mengecup keningnya, ku tahan bibirku
selama beberapa waktu disana.
ā Saranghae!ā ucapku sambil melepaskan kecupanku dan
menatapnya yang tersenyum padaku. Yaā¦aku mengurungkan niatku untuk mencium
bibirnya karena aku akan melakukannya saat kami berdua setidaknya sudah cukup
umur untuk melakukan hal itu.
ā Nadoā¦ābalasnya,akupun kembali memeluknya erat sambil
mengecup puncak kepalanya, dapat kurasakan aroma shampoo yang begitu harum pada
rambutnya. Dia membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya dipinggangku
yang membuat jarak kami begitu dekat dan sangat dekat. Kini dinginnya malam di
Daegu sudah tak terasa karena kami kini telah saling berbagi kehangatan, saling
menyalurkan kehangatan dan juga kebahagiaan yang ada di benak masing-masing
dengan saling berpeluk dan memperkecil jarak satu sama lain.
Dan inilah akhir dari penantianku, akhir dari segala jawaban
tuhan yang paling akhir. Tuhanā¦terimakasih karena kau telah memberikan jawaban
terbaik untukku. Dan inilah janjiku sekarang, janjiku untuk selalu menjaga,
menyayangi, dan mecintai So Eun seumur hidupku.
END
Prook..prook..prook..prook..proookkā¦huftā¦akhirnya kelar juga
nih!!..aduhā¦meski telat malah telat banget! Aku mau ngucapin HAPPY BIRTHDAY
KYUHYUN OPPA..!!!! hahā¦ aku tau ini telatnya naudzubillah, tapi gak apa-apa
daripada gak sama sekali.
Gimana? Gimana? Kalian suka? Semoga suka ya! #maksa#. Tadinya aku gak
pengen bikin oneshoot, karena aku tuh pengen bikin drabble aja, ehā¦tapi karena
ngetiknya kebablasan jadi akhirnya oneshoot deh..
Aku tuh kan orangnya gak inget tanggal ya, jadi aku baru inget ultahnya
Kyuhyun oppa pas tanggal 1 februari, nahā¦.aku kan bingung ya, mau gimana. Sedangkan
waktu itu inspirasi gak ngalir-ngalir, dan barulah pas tanggal 3 februari tuh
inspirasi mulai ada, tapi sekali lagi karena aku anaknya males, jadi
terbengkalailah nih ff. malah tadinya ff ini terancam gak publish, karena aku
males ngetik ama mikirnya.
Terus aku cerita ke temenku namanya Nandita, aku bilang ā nanā¦masa gua
belum nyelesaiin FF khusus ultah Kyuhyunā, trus dia jawab ā cepet lanjutin,
ema!ā ( ema itu nama aku, namaku itu Galiema Sadan Baraba).trus aku jawab ā
tapi males bngt nan! Malah sekarang udh tanggal 4 lagi, ultah Kyuhyun udah
lewat! Lagian kalo gua gak bikin, Kyuhyun gak bakalan marah kok!ā, trus dia
ngomong lagi ā Berarti Kyuhyun itu bukan
bias lu! Berarti lu nganggep Kyuhyun itu biasa aja, kaya lu nganggep Eunhyuk,
Donghae, Siwon, Yesung dan kawan-kawannya!ā. Aku jawab lagi ā Enggak! Gua itu nganggep Kyuhyun bias gua!ā,
trus dia bales ā Kalo lu emg nganggep Kyuhyun itu bias lu, ya udah cepet kerjain!ā
dan karena omongan tuh orang aku jadi semangat lagi untuk ngelanjutin FF ini.
Dan tada!!! Karena omngan tuh anak, skarang aku bisa publish FF ini. Makasih
nandit!!! Sumpah!! Kalo lu gak dteng ke rumah gua dan lu gak ngomong kyk gitu,
mungkin FF ini baru publish bulan depan kali. Oh yaā¦ini Oneshoot perdana yang
aku bikin berdasarkan keringet aku sendiri, jadi mohon maklum kalo alurnya
kecepetan atau apalah.
Dan thanks buat salsa sama kim dhira, meskipun mereka gak ngebantu dalam
hal apapun, hehehehā¦yahā¦aku Cuma mau bilang makasih aja ke mereka. Dan yang
terakhir terimakasih buat para readers yang udah mau baca FF ini. Ya udah
sekianā¦cuap-cuapku kali ini, sampai jumpa di cuap-cuap FF yang lain ā¦ā¦ā¦..
Thanks
hallo ema..!!! gak papa kan aku sebut namamu..??
ReplyDeleteeh ceritanya kereeen aku pikir kyuppa bakal gak bersatu sama so eun eonni tapi... waw daebak ceritanya membuatku terharu cinta dari masa lalu... aku pikir haeppa suka sm so eun jg.. aduueh pinter bgt author ni.. gak bsa ditebak jalan ceritanya...
akhirnya jg happy ending.. pokoknya tuntas.. aku sangat suka ff ini sumpaaah keren seribu jempol buat author**pnjem jempol sm reader lain**..
chingu buat lagi dunk ff kyusso.. kyu hyun dan so eun mksd x.. cz banyak yg suka pairing kyusso..
oh ya lok ada ff yg kim so eun sm oppadeul suju aku psti bakal tetep mampir dan comment...
ok chingu pokok nya daebak ff ini **tepuk tangan buat author*** hheheheee fightiiiing buat mu chingu biar cpt ada ff kim so eun sm oppadeul suju yg slnjutnya hehhehehee
heheheh..terserah kamu mau manggil aku apa.
Deleteoh ya...ngomong-ngomong makasih udah mau bca dan jga komen.
mungkin love need effort, ff terakhir aku yang make so eun....
jadi di tunggu aja ya...
ya itu yg love need effort tu saya paling tunggu ff nya seru gak ngebosenin... secepatnya di post ya chingu ghomawo
ReplyDeleteditunggu ya...
Deletemakasih juga udah setia nunggu heheheheh...
suka.......sukaaaaaaaaaaa................suka banget ama ceritanya................
ReplyDeletejalan ceritanya mantap dan yg jlsnya gak ngebosenin sama sekali............di tambah lg castnya so eun and kyuhyun, tambah mantap.........i love kyusso..........
next di tunggu ya ffnya yg lain, yg pastinya castnya hrs so eun and klu bs pasangan ini di buat ff lg..........buat author semangat terus ya...and gomawo dah buat ff ini....
kamu suka?
Deletebagus deh....*author seneng sambil jingkrak"
gomawo udah baca
waaaaaaaaaa,,,
ReplyDeletekyusso keren thor...ternyata cinta masa kecilnya ada didepan matanya.
hahaha ditunggu karya karya lainnya thor
gomawo chingu...
Deletesalam kenal..
seneng bgt klo dah da couple kyusso.....kyu cow yg inget janji...
ReplyDeletemo nyium nibir soeun nunggu klo umur mrk dah pantes....17 dah pantes kok kyu...
ya, dong kyu emg yg memegang teguh janjinya...
Deleteeh?...
lagi puasa gak boleh cium-cium, heheheh...
thanks for comment
annyeonghaseyo....
ReplyDeletewuaaaaaaaaaa suka banget sama ceritanya, jalan cerita dan penulisannya enak dibaca ^__^
good job author :D
annyeong...
Deleteseneng deh, ada yg suka!!*sujud syukur
makasih...semoga ke depannya aku bisa nulis yang lebih enk(?) lagi..
Knpa woochi jdi seuoun?koq ga dceritakn hingga kyuhyun ga mengenal?wochi jg ga knal?knpa brubh nma?
ReplyDeletelangsung aku jawab yaa..
ReplyDeleteUntuk pertanyaan pertama, Woochi itu nama kecilnya Soeun.
kedua, Kyuhyun sama Soeun gak saling mengenal karena mereka udah ga ketemu selama sepuluh tahu. terakhir kali mereka ketemu itu umur 7 tahun, jadi klo menurut aku memori mereka tentang muka masing-masing tuh mulai ilang. jadi that's why, mereka ga saling mengenal.
dan untuk pertanyaan terakhir, gak ada yang berubah atau ganti nama. jadi semasa mereka kecil mereka itu manggil satu sama lain dengan nama kecil. Kyuhyun manggil Soeun dengan sebutan 'Woochi' dan Soeun manggil Kyuhyun dgn sebutan 'Kyunie'
Semoga jawabanku bisa menjelaskan kebingungan kamu.. dan yaahh.. aku akuin waktu bikin ff ini aku emang kurang banget di sisi pendeskripsian. jadi mohon dimaklumi..heheheh..oke, makasih udah baca ya Tri Yuli.. Salam kenal..