[ One-Shoot ] Because Of Pencil







Cast:
  • Cho Kyuhyun
  • Kim So Eun
  • Lee Donghae 
  • Woochi





Pensil, apa hal pertama yang kalian pikirkan dari sebuah pensil? Yah…pasti kalian akan mengatakan pensil adalah sebuah benda kecil yang biasa digunakan untuk menulis ataupun menggambar, ya kan?. Tapi menurutku arti pensil yang kumiliki ini berbeda dengan pensil pada umumnya. Kenapa? Pasti kalian bertanya-tanya apa yang membuat pensilku itu berbeda dengan pensil yang kalian miliki,kan?. Pada dasarnya pensilku itu juga hanya pensil biasa, tapi yang membedakannya dengan pensil lainnya adalah….. adanya sebuah ikatan dalam pensil itu.


Flashback


“ Kyunie…kenapa kau mengajakku ke sini?” tanya seorang gadis kecil berumur 7 tahun pada seorang bocah laki-laki sebayanya. Kini mereka berdua telah berada di depan altar gereja yang letaknya tak jauh dari sekolah mereka dengan tangan masih bertaut satu sama lain.
“ Woochi…maukah kau menjadi pengantin wanitaku? Menemani di setiap langkahku dan selalu berada disisiku?”tanya bocah laki-laki itu tanpa mempedulikan pertanyaan dari gadis di depannya. Tak lama gadis itu menganggukkan kepalanya, sambil mengulum senyum yang sebenarnya akan tersungging lebar.

“ Baiklah! dihadapan tuhan, bangku panjang, lilin-lilin, dan segala perabot di gejeja ini. Ku nyatakan kau, woochi dan aku, Kyunie, telah resmi menikah.” Ucap bocah itu girang sambil memandang yeoja di hadapannya yang tak kalah girang dengan dirinya sekarang.
“ Jadi mulai dari sekarang aku adalah istrimu, dan kau adalah suamiku? Benarkah?” tanya gadis itu dengan amat antusias. Meski tak tahu apa arti dari kata pernikahan, tapi kedua bocah ini begitu gembira kala disahkan sebagai sepasang suami istri.


Tapi…aku tak punya cincin, kata ahra noona, kalau kita menikah kita harus mempunyai cincin sebagai lambang pernikahan, ottokhae?” gumam bocah laki-laki itu sambil merogoh saku celananya, sesekali ia juga mengobrak-abrik tasnya dengan dalih, ia bisa menemukan sesuatu dalam tasnya yang bisa ia jadikan sebagai cincin. “ Igo!” bocah laki-laki itu mendongakkan kepalanya, hingga ia dapat melihat dua buah pensil terulur tepat diwajahnya.

“ Ige mwoya?”tanya bocah itu heran sambil bangkit dari duduknya.
“ Kita pakai ini saja sebagai tanda pernikahan kita. Aku simpan satu dan kau juga simpan satu, dengan begitu kita akan terus terikat sebagai suami istri.” Terang gadis itu dengan senyum yang tak kunjung memudar dari raut wajah cantiknya.


“ Kalau begitu aku akan menjaga baik-baik pensil ini, begitu juga dengan kau! Kau juga harus menjaga pensil ini dengan baik, otte?” timpal sang bocah sambil menggenggam pensil itu erat. Haripun telah sore dan kini dua bocah yang menganggap diri mereka telah resmi menikah, memutuskan untuk segera pulang ke rumah, karena mereka masih memiliki orang tua yang pastinya akan menghawatirkan mereka.


Flashback End



Dan kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi? Yang terjadi selanjutnya adalah aku mengingkari janji yang pernah kubuat itu. Itupun bukan tanpa alasan, saat itu appa-ku mendapatkan  kenaikan pangkat yang mengharuskannya pindah dari Daegu ke Seoul. Tapi sebelum aku pergi meninggalkan Daegu, Woochi mengajakku ke Gereja dimana kami pernah mengucap janji untuk selalu bersama. Disana, aku dan dia kembali berjanji tapi kali ini kami berjanji untuk bertemu di namsan tower tepatnya pada ulang tahunku yang ke 14, dan kalian tahu? Janji itu tak pernah dia tepati  sampai usiaku menginjak 16 tahun. Dan aku tak tahu apakah tahun ini dia akan menepati janjinya itu atau tidak, tapi yang harus kalian tahu, mulai dari ulang tahunku yang ke 14,15, hingga ke 16 aku terus menunggunya, aku terus datang ke Namsan Tower dengan harapan bisa bertemu dengannya, dengan Woochi-ku.



Oh…ya aku sampai lupa memperkenalkan diriku, kenalkan namaku Cho Kyuhyun, aku siswa kelas 3 SMA di Gwongju High School, dan tahun ini tepatnya tanggal 3 Februari nanti, usiaku akan genap 17 tahun, dimana sebuah kebebasan untuk merengkuh dunia luar telah bisa kunikmati. Tapi sampai di umur itu, aku belum bisa bertemu dengan Woochi. Dan kalian tahu? Terkadang aku suka berpikir untuk berhenti menunggunya, berhenti untuk melakukan hal bodoh yang selalu kulakukan di setiap ulang tahunku.



“ Apa kau akan terus seperti ini? Apa tahun ini kau juga akan menunggunya seperti ulang tahunmu sebelumnya?” terdengar suara yang tak asing lagi untukku, yaph! Dia adalah Donghae, orang pertama yang menjadi sahabatku di sekolah ini.

“ Hmmm…mungkin! Aku juga tak tahu pasti akan melakukan hal itu lagi atau tidak, meskipun nantinya aku tak datang, itu bukan karena aku takut dia tak datang lagi.” Paparku tanpa memalingkan pandangan lurus ke arah kolam yang begitu tenang.

“ Maksudmu?” tanyanya lagi sambil memiringkan posisi duduknya agar bisa menatapku lebih intens.
“ Ini…ini…ini masalah hati Hae!”jawabku sambil memandang wajahnya yang nampak masih membendung sejuta tanya.
“ Apa kau telah menyukai yeoja lain?”seperti belum puas dengan jawabanku, ia kembali bertanya padaku.
“ Aku tak tahu pasti, tapi ku rasa seperti itu.” jawabku sambil menggidikkan bahuku. Tak lama aku beranjak dari bangku panjang halaman belakang sekolah yang dari tadi kutempati dan meninggalkan Donghae sendiri yang tampaknya masih mencoba untuk mencerna kalimatku barusan.



...............................................…………………………………………………….



Author POV


~ ~ ~ At Class ~ ~ ~


Waktu istirahat telah usai, kini semua murid kembali masuk ke kelas mereka masing-masing, tak terkecuali Kyuhyun dan Donghae yang telah duduk manis di bangku mereka. Posisi siap kini dipasang oleh seluruh murid 12 A, kala sosok cantik nan bijaksana memasuki kelas mereka.

“ Annyeong! Bagaimana kabar kalian hari ini?” sapa orang itu yang bernama Jung Saeri, atau yang biasa dipanggil Saeri songsaenim.
“ Baik..”jawab semua murid berbarengan.
“ Keurae…seperti janji kita minggu kemarin, hari ini saya akan membagi kalian dalam kelompok, kelompok pertama Kyuhyun, Donghae, dan… So Eun, kelo..”
“ MWO? Andwaeee!!!”



Kyuhyun POV


~ ~ ~ At Library ~ ~ ~



Kenapa harus dengan yeoja menyebalkan itu? Kenapa setiap pembagian kelompok belajar, aku terus sekelompok dengannya?. Bukan karena aku tak suka ataupun aku membencinya, tapi berada di tempat yang terlalu dekat dengannya membuatku selalu merasa bersalah pada Woochi.



Kini dia sedang sibuk membaca beberapa refrensi buku yang akan kami jadikan sebagai bahan acuan untuk presentasi kami minggu depan. Duduk di sebelahnya seorang namja yang akan merasa paling bahagia saat mengetahui bahwa dirinya satu kelompok dengan So Eun, kalian bisa tebakkan siapa dia? Yaph…dia adalah Donghae, pangeran ikan dari Mokpo.



“ Kyu..tolong carikan buku karangan Jang Seung Hoon,,hmm..kalau tidak salah judulnya adalah ‘Kala Terik Menerpa Malamku’.”ujar Donghae memerintahku, cisshh..enak sekali anak ini menyuruhku! Kenapa tidak dia saja yang mengambilnya sendiri?.
“ Sudahlah Hae! Biar aku saja yang mengambilnya!” ujar So Eun sambil beranjak dari kursinya, terlihat sekali dari mimik wajahnya, kalau dia begitu kesal. Baiklah kali ini aku mengalah, aku akan membantunya mengambil buku itu.



Kulihat di menatap rak buku itu dengan ragu, tak lama ia mengambil sebuah tangga kecil yang biasa digunakan untuk mengambil buku yang jangkauannya terlalu tinggi. Satu persatu anak tangga itu ia naiki dengan hati-hati. “ Sudah biar aku saja!” ucapku agar ia turun dan membiarkan aku yang mengambilnya. Dia hanya menoleh sekilas tapi setelah itu ia kembali menaiki anak tangga yang terakhir. Baiklah…sepertinya dia memang tak membutuhkan bantuanku, lebih baik aku kembali membaca buku di tempat tadi.

“ Yak..Cho Kyuhyun!”sekejap akupun membalikkan badanku dan..



BRUUUGGGG

]

Rasanya remuk sudah tulang punggungku, bagaimana tidak? Bayangkan saja ada seseorang yang menimpa tubuhmu dari ketinggian yang membuatmu terhempas ke lantai datar yang begitu keras. Bukannya segera beranjak, orang yang menimpa tubuhku ini malah menutup matanya.


“ Aku tak tahu berapa berat badanmu, yang pasti bobotmu itu berpotensi mematahkan tulang punggung orang lain.” Ujarku yang membuatnya mendongakkan kepalanya, dia terlihat amat terkejut setelah mengetahui kalau akulah sosok yang sekarang menjadi alas tubuhnya. Diapun langsung berdiri sambil membenarkan seragamnya yang lumayan berantakan.
“ Mian..” kata itu terlontar dari sosok mungilnya yang tak berani menatapku. Aku pun segera berdiri karena aku tak ingin berlama-lama menjadi bahan tontonan oleh orang-orang yang sedang berada di perpustakaan ini.


“ Eh?” sepertinya sosok ini begitu heran saat aku menariknya keluar dari perpustakaan ini.
“ Kita harus keluar dari tempat ini nona So Eun!” ucapku menanggapinya.


…………………………………………………………………………….



Author POV


Akibat insiden kecil di perpustakaan tadi, Kyuhyun dan kelompoknya memutuskan untuk mencari buku itu di beberapa toko buku terdekat. Dan inilah mereka sekarang, mereka sedang berjalan tak tahu lagi mau kemana. Sudah 3 toko buku mereka datangi, tapi tak satupun dari tiga tempat itu yang menjual buku yang mereka cari.
“ Sudah 3 toko buku kita kunjungi, tapi buku karangan Jang Seung Hoon belum juga kita temukan. Ottokhae? Padahal itu salah satu buku penting untuk tugas kita!” keluh Donghae dengan langkah yang sudah gontai.


“ Harusnya kita pinjam di perpustakaan sekolah saja tadi!” racau Donghae lagi yang membuat Kyuhyun semakin jengkel.
“ Percuma saja! karena disana juga tidak ada Lee Donghae!!” jawab Kyuhyun kesal karena sepanjang perjalanan, hanya mengeluh saja yang dilakukan Donghae.
“ Sudah..sudah! lebih baik kita lanjutkan besok saja! Besok kita bertemu di Joy Café jam 9,otte?” So Eun yang dari tadi hanya diam melihat dua namja di dekatnya bertengkar, akhirnya angkat bicara sebagai penengah.
Setelah saling melempar pandangan, kedua namja itu pun mengangguk pelan sebagai tanda kalau mereka menyetujui ide So Eun. Dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali ke rumah masing-masing.



Kyuhyun POV



Happy Saturday, ah sepertinya kalimat itu tak pantas untuk menggambarkan hari sabtu ku kali ini. Kalau biasanya aku menghabiskan waktuku untuk bermain game, tapi kali ini aku harus keluar rumah dan pergi mencari buku.


“ Yak bocah! Mau kemana kau?” suara yang begitu familiar untukku terdengar begitu menakutkan, kala aku sampai di anak tangga terakhir.
“ Aku mau cari buku.” Jawabku datar sambil berlalu darinya yang sedang duduk manis di sofa sambil menonton drama favoritnya.
“ Buku apa? dan sejak kapan bocah sepertimu gemar membaca buku?” aisshh..noonaku ini mau tahu urusan orang saja.
“ Buku karangan Jang Seung Hoon yang judulnya ‘Kala Terik Menerpa Malamku’.” Jawabku sambil mengikat tali sepatuku.


“ Kau mencari buku itu? aku punya! Kau boleh pinjam padaku, itupun jika kau mau.” Dengan segera aku menoleh ke arahnya yang kembali konsentrasi dengan tontonannya itu. Ku hampiri ia yang masih sibuk mencerna setiap adegan yang sedang ia saksikan di layar kaca.
“ Jadi kau punya? Kalau begitu aku pinjam ya?” mohonku sambil berlutut dihadapannya.
“ Issh..mengganggu saja! kalau kau mau pinjam, ambil sana sendiri di rak buku-ku!” ucapnya tanpa sedikitpun memandangku.


“ Yak..noona! Aku tidak enak kalau masuk ke kamar orang lain, lagipula kau mau kamarmu berantakan karena telah aku satroni?” rajukku agar ia mau mengambilkan buku itu.
“ Isshh..kau!” meskipun kesal ia tetap beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kamarnya, tentunya untuk mengambil buku itu.

“ Igo!” tak lama aku mendapatkan buku melayang yang untungnya berhasil ku tangkap, aigoo..noona-ku ini memang benar-benar mengerikan.
“ Keurae! Aku pinjam dulu ya! Oh ya, kalau eomma mencariku bilang saja aku sedang belajar kelompok!”ucapku sebelum menutup pintu rumahku.



Author POV


Dengan langkah pasti Kyuhyun memasuki Joy Café, tempat dimana ia, Donghae, dan So Eun akan bertemu. Dia mengedarkan pandangannya, mencoba menemukan salah satu sosok dari dua orang yang menjadi alasan ia datang ke café ini. Sampai akhirnya ia melihat seorang yeoja berambut panjang melambaikan tangan ke arahnya.



“ Donghae mana?” tanya Kyuhyun sambil mengambil posisi duduk di hadapan yeoja yang tepatnya bernama So Eun.
“ Dia tidak datang! Tadi dia mengirimiku pesan dan dia bilang kalau dia harus ikut eommanya ke Mokpo.” Jawab So Eun sambil mengaduk-aduk minumannya.
“ Oh ya..aku sudah menemukan buku itu, buku karangan Jang Seung Hoon.”ucap Kyuhyun antusias sambil menunjukkan buku itu pada yeoja di hadapannya.
“ Aigoo…kau? Bagaimana bisa kau mendapatkannya? Buku ini kan sangat langka!” takjub , satu kata itulah yang So Eun rasakan saat melihat buku yang sedari kemarin ia cari.


“ Aku pinjam dari noona-ku!” jawab Kyuhyun, yang tanpa sadar juga ikut tersenyum.
“ Apa kau sudah membacanya? Kalau kau sudah membacanya, apa aku boleh meminjamnya?” tanya So Eun sambil memegang buku itu.
“ Belum..tapi kalau kau ingin pinjam, boleh saja! lagipula aku bisa minta noona-ku untuk  menceritakan isi dari buku itu.” sambil bersedekap Kyuhyun menjawab pertanyaan So Eun dengan begitu enteng. Suasana pun hening sekejap, masing-masing dari kedua insan ini bagai kehabisan topik untuk dibahas yang membuat atmosfer di sekitar terasa begitu canggung



“ Baiklah…kalau begitu aku pulang dulu, lagipula Donghae juga tak datang!” ujar Kyuhyun sambil beranjak dari duduknya, karena sesungguhnya ia juga tidak tahu untuk apa dirinya berlama-lama di tempat ini.
“ Yak! Apa kau mau pergi secepat itu setelah aku menunggumu dari setengah jam yang lalu, hah?”ucap So Eun setengah berteriak yang membuat Kyuhyun membalikkan badannya.
“ Kau tahu? Gara-gara ingin bertemu denganmu aku harus membatalkan rencanaku untuk pergi bersama teman-temanku, dan sekarang kau malah..Hmppph” kicauan So Eun terhenti saat tangan Kyuhnyun berhasil membekap mulutnya. Kyuhyun mengambil buku dan tas selempang milik So Eun dan menarik lengan So Eun dengan tangan yang tadi ia gunakan untuk membekap mulut So Eun.



Kyuhyun POV




Melihat reaksi dari pengunjung Café ini yang langsung menatap tajam ke arahku setelah mendengar kicauan darinya, akupun segera membawanya keluar dari Café ini. Dengan tangan kanan yang membawa tas miliknya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik lengannya.



“ Yak...lepaskan!” rontanya sambil menatapku tajam. Akupun melepaskan lengannya dan menatapnya dengan tatapan yang tak kalah tajam dengan tatapannya.
“ Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau kira aku akan takut dipandangi seperti itu?”ucapnya sambil memajukan badannya, yang membuat jarak diantara kami begitu kecil.



Omo! Ada apa ini? Ada apa dengan jantungku? Kenapa dia berdetak begitu cepat? Kenapa rasanya sulit sekali untukku bernapas? Ini tidak benar, ini tidak boleh, andwae!!!. Segera ku palingkan pandanganku ke sebrang jalan, aku tak ingin teru memandangnya dalam jarak sedekat itu, aku tak ingin perasaanku pada Woochi berubah.



“ Lain kali pikirkan dulu kalau kau ingin membuat janji, jadi kau tidak akan seperti sekarang dan kau juga tak perlu menyalahkanku!” ucapku datar sambil berancang-ancang membalikkan tubuhku dan berlalu meninggalkannya.
“ Kau lihat! Ditanganku ada dua lembar tiket masuk Drama musikal dan kau tahu? Tiket ini aku beli dengan uang jajan yang aku sisihkan selama 1 bulan!” aku tercekat melihat dua lembar tiket yang berada dalam genggamannya. Drama musikal? Bukankah harga selembar tiket itu tak murah?.



“ Terus apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus membantumu menjual tiket itu kembali? Atau kau berharap aku yang membeli tiket itu darimu? Atau kau malah mau aku pergi ke tempat itu bersamamu, hah?”tanyaku dengan frustasi, sungguh kalau bukan karena Woochi, aku tidak akan seperti ini. Aku tidak akan berpura-pura tak peduli dengannya dan menjaga jarak dengannya.



“ Sepertinya kau harus melakukan pilihan yang terakhir.” Jawabnya sambil menarik lenganku. Ada apa dengan yeoja ini? Kenapa dia membawaku ke halte bus?.


…………………………………………………………………………………



~ ~ ~ At Indoor Theater Center ~ ~ ~



Setelah setengah jam menempuh perjalanan akhirnya sampai juga aku di tempat pementasan yang amat megah dan besar. Dengan langkah kecil dan hati-hati aku dan So Eun mencari tempat duduk kami, 1257, nah itu dia!. Ehm…kulirik orang di sebelah kanan dan kiriku begitu terhanyut dalam atmosfer kisah cinta pangeran Lee Shin dan Shin Chae Gyong, terlebih orang di sebelah kiriku. Pandangannya tak pernah teralih, pandangannya terus lurus ke depan, menyaksikan setiap adegan yang di mainkan oleh para tokoh di atas panggung pementasan.



Jujur ini membuatku bosan, bukan karena aku tidak suka ceritanya, aku bosan karena aku sudah berulang kali menonton kisah ini dalam drama yang setiap sore noona-ku saksikan. Untuk apa aku menonton sesuatu yang sudah ku ketahui akhir ceritanya?, lebih baik aku tidur saja, lagipula semua orang disini masih terpana dengan pementasan, jadi mana mungkin ada yang peduli kalau aku tidur.



Ku rasakan rintik-rintik air menerpa wajahku, apa sekarang sedang hujan? Tapi bukankah aku berada dalam ruangan?. Ku buka mataku perlahan, meskipun aku tak benar-benar tidur, tetapi mataku seperti enggan untuk terbuka. Ku lihat sosok mungil yang sekarang sudah berubah menjadi menyeramkan berada di depanku. “ Cepat bangun! Aku tidak mengajakmu untuk tidur!” ucapnya hati-hati agar tak membuat keramaian disini.


“ Itu salahmu! Kenapa kau mengajakku menyaksikan drama seperti ini, lagipula aku juga yakin kau sudah menyaksikan kisah ini dalam versi dramanya, kan?” jawabku sambil membenarkan posisi dudukku.
“ Isshh..tapi yang ini berbeda! Makanya lihat dulu sebelum menilai sesuatu.”ujarnya lagi sambil mengalihkan pandangannya kembali ke depan. Apanya yang berbeda? Lihat saja, sejauh ini ceritanya sudah sangat bisa di tebak.



“ Lihat, lihat! Apa kau pernah menyaksikan bagian ini dalam drama? Tidakkan?”ucapnya antusias sambil menunjuk ke depan. Tapi benar juga, di dramanya memang aku tak pernah melihat adegan dimana semua pelayan kerajaan menari sambil memainkan alat musik.


Gemuruh suara penontonpun pecah kala pementasan drama ini selesai dengan begitu apik, tanpa sadar akupun ikut berdiri sambil bertepuk tangan sama seperti penonton lainnya. Orang di sebelahku menyenggol lengan kirinya menggunakan sikunya, kulihat dia tersenyum seakan-akan mengejekku. Dengan segera ku masukkan tanganku ke dalam saku celanaku, menghentikan kekagumanku. Perlahan semua penonton meninggalkan tempat ini, tak terkecuali aku dan yeoja menyebalkan yang berada di belakangku sekarang.



……………………………………………………………….......................
..


Author POV

Monday, January 23 2012



Kini semua murid kelas 12 A tengah sibuk mendiskusikan tugas yang diberikan Saeri songsaenim pada kelompok mereka masing-masing. Perdebatan dan selisih paham tak bisa dihindari, tak terkecuali yang sedang terjadi pada kelompok Kyuhyun dan So Eun yang masih sibuk berdebat mempertahankan opini mereka masing-masing. Tak ada yang mau mengalah ataupun sekedar memberikan solusi, sedangkan Donghae hanya bisa diam kalau dua orang ini sudah bertengkar. Untuknya hal itu bukan hal aneh lagi, karena memang setiap dipasangkan dalam satu kelompok, Kyuhyun dan So Eun pasti akan bertengkar.



“ Lebih baik kita kerjakan hari ini saja!”ucap Kyuhyun dengan nada tinggi.
“ Tidak! Lebih baik besok saja! kenapa kau keras kepala sekali sih?” sungut So Eun dengan nada yang tak kalah tinggi.
“ Apa kau pikir membuat sebuah presentasi tentang sastra klasik itu mudah, Hah?” kini Kyuhyun kembali berkoar.
“ Aku tahu! Tapi materi yang kita miliki belum cukup lengkap!” balas So Eun sambil menaikkan nada bicaranya.


  Sudah-sudah! Lebih baik kita kerjakan besok saja, dan karena kita mengerjakannya besok, jadi semua materi harus benar-benar lengkap! Arra?” melihat perdebatan yang sepertinya tak akan usai kalau tak ada yang menengahi, Donghaepun angkat bicara memberikan solusi untuk kedua belah pihak.
“ Terserahlah!”ujar Kyuhyun sambil berlalu pergi dari ruangan yang menurutnya hanya akan membuatnya bertambah kesal.


Kyuhyun POV

~ ~ ~ At School Cafetaria ~ ~ ~



Sebenarnya aku menentang keputusannya, bukan tanpa alasan, atau karena aku ingin mencari masalah dengannya. Ini semua ada alasannya, dan alasannya adalah karena aku tak ingin terus berada di jarak yang terlalu dekat dengannya, bukankah semakin cepat tugas itu dikerjakan semakin cepat juga aku bisa terbebas darinya?. Entah kenapa, semenjak pergi menyaksikan drama bersamanya, perasaan itu semakin jelas. Dan aku takut kalau perasaan itu akan semakin jelas dan nyata kalau aku selalu berada di dekatnya.



“ Apa aku boleh duduk disini? Semua meja di sini sudah penuh.” Tanya seseorang di depanku, ku dongakkan kepalaku yang sedari tadi tertelungkup di atas meja makan kantin sekolahku. Dia? Kenapa dia yang ada di depanku?.
“ Diam tandanya boleh!” ucap orang itu dengan seenaknya duduk di depanku. Dia melahap kimbap yang ia bawa tanpa mempedulikan aku yang sebenarnya risih dengan keberadaannya.
“ Kenapa? Kau mau?”
“ Andwae!!” jawabku sambil menyedekapkan tanganku.


“ Soal tadi..aku minta maaf! Hmmm…karena aku tahu kau dan Donghae belum mebaca buku itu, makanya aku mengusulkan agar kita mengerjakan tugas itu besok.”ucapnya sambil menatap makanannya.

“ Sudahlah! Kau tidak perlu memberikan alasan apapun! Lagipula aku sudah setuju, kan?” jawabku sambil beranjak dan meninggalkannya. Maaf So Eun, bukan aku bermaksud kasar. Hanya saja aku perlu melakukan ini, aku tahu ini bukan salahmu, tapi aku harus seperti ini walaupun sebenarnya aku juga tak ingin melakukannya.


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….



TENG TENG TENG TENG



Bunyi bel sekolah telah berbunyi seraya dengan selesainya mata pelajaran hari ini, setelah Jong woon seosangnim keluar dari kelas, aku beserta seluruh murid juga hendak keluar.


“ Yak kalian! Mau kemana kalian?” ada apalagi dengan yeoja itu? kenapa hari ini dia suka sekali berteriak-teriak.
“ Kami mau pulang, memangnya ada apa?” jawab Donghae sambil menghampiri gadis yang tadi berteriak.
“ Ayo kita kerjakan tugas itu sekarang! Bukankah itu yang DIA inginkan!” sungut So Eun dengan nada yang amat menyindir. Apalagi dengan segala penekanan pada kata ‘dia’ di kalimatnya. Donghae menoleh ke arahku yang berada di belakangnya. Tatapan matanya bagai mengisyaratkan ‘bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?’. Sedangkan aku hanya membalas tatapannya dengan menggidikkan bahuku.



“ Tapi kalau hari ini aku tidak bisa! Jadi maaf aku harus pulang duluan!” ujarku yang membuatnya mendengus kesal. Aku tahu pasti dia sangat kesal denganku, tapi aku tahu benar kalau yang dia katakan di kantin tadi ada benarnya juga, dan memang aku belum pernah membaca buku itu.
“ Sebenarnya apa maumu Cho Kyuhyun!” kini dia kembali berteriak tapi kali ini teriakannya penuh dengan amarah yang sudah meluap-luap.


“ Bukankah itu maumu? Bukankah kau yang ingin mengerjakannya besok?” tanyaku menghampiri dirinya, yang masih sibuk mengendalikan emosinya.
“ Tapi…aku tahu, kalau kau ingin mengerjakan tugas ini sekarang kan?” tanyanya dengan nada bicara yang lebih baik daripada sebelumnya.
“ Sudahlah…apa kalian harus bertengkar terus? Kalian itu bukan anak kecil yang harus bertengkar hanya karena hal sepele seperti itu.”Tak tahan dengan suasana yang semakin kacau, Donghaepun angkat bicara seperti yang biasa ia lakukan kala dua orang di hadapannya ini bertengkar.



“ Baiklah! Biar aku yang putuskan! Jadi kita akan mengerjakan tugas itu besok, dan besok tak ada alasan untuk tidak ikut, arra?” lanjut Donghae lagi yang membuat kedua orang di hadapannya hanya mengangguk setuju, kalau sudah seperti ini Donghae adalah orang yang paling dewasa di antara mereka bertiga.
“ Kalau begitu aku pulang dulu!” pamit Donghae tanpa mendapat respon apapun dari Kyuhyun maupun So Eun. Tak seorangpun dari mereka berdua yang berusaha mencairkan suasana setelah Donghae pergi meninggalkan mereka berdua.



“ Aku pulang dulu.” Ujar Kyuhyun yang nyaris tak terdengar, lidahnya begitu kelu bahkan untuk mengucapkan satu kata saja. Dia membalikkan badannya dan berlalu pergi meniggalkan So Eun yang masih diam tak bergeming.


Kyuhyun POV


Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamarku. Ku rebahkan tubuhku di atas ranjang yang terasa begitu nyaman. Benakku melayang jauh, aku terus memikirkan hal itu, hal yang selalu mengganggu di setiap lamunanku. Entah kenapa, pertanyaan ku tak pernah mendapat jawaban dari tuhan. Yah..aku selalu bertanya apakah aku harus tetap menunggu Woochi? Atau aku harus berhenti dan meninggalkannya?. Pertanyaan itu selalu terbayang kala perasaan yang sejak 1 tahun yang lalu bersarang dalam hatiku terus memaksaku untuk melupakan janji itu.



Aku langsung bangkit dari tidurku, batinku mendorong untuk mencari sesuatu, sampai akhirnya aku menemukan sebuah kalender kecil yang kusimpan di laci meja belajarku. Tanggal 3 februari hanya menunggu 11 hari lagi, dan di waktu itu pula aku harus memastikan keputusanku. Masih di laci yang sama dimana aku menyimpan kalender itu, kulihat ada sebuah pensil yang selama ini membuatku selalu menunggu dengan harapan yang tak pasti.  



Ku hela nafasku panjang untuk sekedar menenangkan diriku atau hanya sekedar menghela nafas agar aku bisa membuang sisa-sisa pembakaran dari tubuhku. Woochi..apa kau masih menungguku? Apa kau telah menyukai orang lain selain aku? Apa kau masih mengharapkanku? Apa malah kau sudah lupa dengan janji itu. Tapi apakah aku menyukai So Eun? Tunggu! Mengingat nama itu, aku jadi teringat kalau besok aku akan tugas kelompok dan sementara aku belum tahu isi dari buku itu sama sekali.


Han namjaga geudaereul saranghamnida
Geu namjaneun yeolshimhi saranghamnida
Maeil geurimjacheoreom geudaereul ttaradanimyeo
Geu namjaneun useumyeo ulgoisseoyo




“ Noona! Noona! Cho Ahra!” kupanggil noona-ku ke seluruh sudut bagian rumah, dari kamarnya, dapur, ruang makan, ruang tv, sampai kamar mandi, tapi hasilnya nihil! Aku sama sekali tak menemukan dirinya, jangankan dirinya, jejaknya saja tidak.


Omo! Suara cempreng darimana ini? Apa orang itu tak sadar, kalau suaranya itu berpotensi memecahkan gendang telinga orang lain? Kenapa suaranya terdengar semakin jelas? Aigoo..apakah makhlus halus penghuni rumah ini sedang bernyanyi?.

“ A…………..”aku terlonjak kaget saat menemui sosok yang sedari tadi tadi bernyanyi, ternyata berada di belakangku.
“ Yak! Jangan teriak-teriak seperti itu! kau merusak konserku saja!” protes sosok yang tak lain adalah Cho Ahra, noona-ku tersayang. Tapi apa yang tadi ia bilang? Konser? Konser apa? konser yang membuat semua penontonnya pulang dengan telinga tuli?.
“ Keurae…jeongmal mianhae Cho Ahra agashi! Tapi aku ingin minta bantuanmu kali ini, apa kau bersedia membantuku?” tanyaku dengan suara yang dibuat-buat seperti pelayan yang meminta bantuan pada tuannya.



“ Isshh…jangan bertele-tele! Cepat katakan saja apa maumu!”jawabnya dengan raut jutek khas milik seorang Cho Ahra.
“ Apa kau bisa menceritakan padaku tentang isi buku yang kemarin ku pinjam darimu?”tanya  tanpa basa-basi dan langsung ke tujuan awalku.
“ Kau kan bisa baca sendiri Kyu! Ah…ku kira kau mulai gemar membaca, ternyata dugaanku salah.”desahnya sambil menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.
“ Noona…aku minta tolong padamu bukan karena aku malas membacanya, tapi buku itu sedang dipinjam temanku. Mau ya? Please..” mohonku sambil menggenggam tangannya erat.



“ Aissh…jinjja! Baiklah! Dengarkan aku baik-baik, jadi…..” akhirnya diapun luluh dan menceritakan isi buku itu padaku. Akupun mendengarkannya penuh perhatian dan mencatat semua point penting dari isi penjelasannya.

Ah…setelah telingaku pegal rasanya mendengarkan cerita yang menurutku begitu dramatisir dan melankolis itu, akhirnya selesai juga penjelasan dari noona. Akupun langsung naik ke kamarku, dan memutuskan untuk segera tidur, karena hari esok telah menungguku.

………………………………………………………………………………….



Author POV

Seperti yang sudah diinstruksikan Donghae kemarin, sekarang mereka tengah berkumpul di kelas yang hanya dihuni mereka bertiga untuk mengerjakan tugas sastra yang Saeri seosangnim berikan. Berbeda dengan kemarin, hari ini Kyuhyun tak banyak bicara, begitupun dengan So Eun. Mereka berdua hanya terpaku dengan tugas yang harus mereka kerjakan, sesekalinya ada yang tak mereka mengerti, mereka akan bertanya pada Donghae.

“ Sastra klasik? Seperti apa itu? Pasti itu sebuah karya tulis yang begitu membosankan dan ketinggalan jaman.” Gumam Donghae sambil memegang secarik kertas materi bertuliskan karya sastra klasik. Merasa tak sependapat dengan tanggapan temannya itu, Kyuhyun langsung menoleh ke orang sebelahnya.
“ Kau saja yang tak mengerti seni! Karya sastra klasik itu karya sastra yang menggunakan bahasa klise yang lebih menggambarkan sesuatu dengan kalimat puitis yang untuk memahaminya perlu penalaran khusus.”


Donghae langsung menatap orang di samping kirinya dengan perasaan takjub, aneh, heran, dan bingung. Bayangkan saja, seorang Kyuhyun, bukanlah seseorang yang menyukai hal-hal puitis ataupun dramatis yang biasa diumbar pada kebanyakan karya sastra klasik. Tak berbeda dengan Donghae, So Eun yang notabenenya tengah tak ingin mempedulikan apapun tentang Kyuhyun, kini ikut terperangah mendengar jawaban yang baru saja ia dengar.



“ Kenapa? Apa ada yang salah? Aku hanya mengatakan sebuah kenyataan!” sungut Kyuhyun meski dengan nada yang tak berkoar ataupun meledak-ledak.
“ Annie…hanya aneh saja mendengar hal itu terucap dari mulutmu!” Donghapun kembali meneruskan kegiatan membacanya, meski sebenarnya hal yang ia baca sudah dijabarkan oleh sahabatnya dengan amat lugas. Sedangkan So Eun, ia masih menatap namja di samping Donghae dengan tak percaya. 



Entah ada desiran apa, So Eun enggan menyudahinya, enggan menatap namja itu, namja yang selalu bertengkar dengannya. Merasa diperhatikan, Kyuhyun langsung menoleh dan mendapatkan sepasang bola mata yang sedang menatapnya intens. Kini mata mereka berdua bertemu, seakan mendapat sensasi yang begitu menyenangkan hingga mereka terhipnotis dan enggan untuk menyudahinya.                                    



Kyuhyun POV

Dag Dig Dug Dag Dig Dug


Kenapa rasanya begitu menyenangkan padahal aku hanya menatapnya, ya tuhan tolong hentikan aku! Aku tak ingin mengingkari janjiku! Dengan berat hati dan tekad yang begitu besar, ku alihkan pandanganku menuju buku tulis yang ada di meja.

“ Nah..,aku sudah selesai! Ini! Semuanya yang penting sudah ku tandai!”seru Donghae sambil memberikan beberapa lembar materi yang dari tadi ia baca.
“ Ya sudah..aku pulang duluan ya!” dengan seenaknya ikan ini mau meninggalkanku disini? Dasar teman tak setia!. Ku tarik baju belakangnya yang membuat langkahnya terhenti.
“ Kau tidak boleh pulang sebelum aku selesai!” ucapku saat ia menoleh.


“ Andwae! aku sudah ada janji! Lagipula aku menunggumu pun, aku akan tetap pulang sendiri!” benar juga katanya, meskipun dia membuang waktunya untuk menungguku, tetap saja akhirnya kami pulang sendiri-sendiri, karena rumah kami berlawanan arah.
“ Sudahlah Kyu! Aku bisa terlambat!” ucapnya sampai akhirnya melepaskan tanganku yang menarik bajunya dan segera melenggang pergi dari kelas.



Kenapa Donghae tak kembali lagi? Apa ia benar-benar meninggalkan aku bersama So Eun disini? Tapi bukankah ia menyukai So Eun? Seharusnya ia berada disini untuk menjaga pujaan hatinya. Ah…rasanya anak itu tak main-main, buktinya sampai sekarang ia tak kunjung kembali. Baiklah..Cho Kyuhyun, sekarang fokuslah dengan tugasmu dan dengan begitu kau bisa pulang lebih cepat, arra?.


“ Hmmm..aku masih bingung dengan maksud dari kalimat  ‘ Api yang membahana membiarkan air beriak tinggal mengalir dan berjalan beriringan, dan dengan begitulah mereka redamkan gejolak tiada tara’, apa kau mengerti maksud kalimat itu?” tanyanya yang mengawali segala pembicaraan kali ini. Kalimat itu? hmm..ku rasa aku belum pernah mendengarnya, tapi akan ku coba pahami dulu kalimat itu baik-baik.

“ Mungkin artinya seperti dua kubu yang begitu kuat dan membiarkan keberadaan satu sama lain, dan mencoba untuk bersama dalam kedamaian, yah…mungkin kurang lebih seperti itu.” jelasku yang disambut anggukan darinya yang kembali melanjutkan bacaanya, yah..meskipun aku tak  tahu arti dari anggukannya, semoga saja pemaparanku itu cukup membantu.


“ Oh ya! Ini! aku sudah menyelesaikan semuanya dan ku harap kau juga menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik!” ucapku sambil bangkit dan memasukkan barang-barangku ke dalam tas.
“ Kyu…” panggilnya yang menghentikan langkahku dan menoleh ke arahnya.
“ Wae?” tanyaku singkat.
“ Hmmm…annie! Hmm..hati-hati di jalan!”ucapnya terbata-bata , sebenarnya kenapa dia?.

…………………………………………………………………………………….



Langkah demi langkah telah kutempuh meskipun berat rasanya untuk menggerakkan kaki ini. Dan tak terasa gerbang sekolah telah ku lalui dan sekarang aku sudah berada di luar area sekolah. Rasanya seperti terbebas dari serangan jantung, setelah aku keluar dari kelas itu. Tapi apa aku tidak berlebihan? Walau bagaimanapun, So Eun itu seorang perempuan, dan tidak seharusnya aku meninggalkannya sendiri. Aigoo…apa dia akan baik-baik saja? Tenang, tenang, pasti dia akan baik-baik saja, dia itu kan yeoja tergalak yang pernah ku temui setelah noonaku, jadi mana mungkin ada yang berani macam-macam dengannya.



“ Tolong…tolong…tolong…akh…tolong aku! Akh….lepaskan aku! Yak!” tiba-tiba terdengar suara seseorang yang minta tolong.
“ Seseorang…tolong aku!! Akh…jangan mendekat! Tolong..”kini untuk kedua kalinya ku dengar suara itu kembali terdengar. Ku edarkan pendengaranku mencari darimana suara itu berasal, kulangkahkan kakiku dekat pekarangan sekolahku. Kenapa suaranya terdengar semakin jelas? Jangan-jangan? So Eun?.


Akupun berlari cepat untuk memastikan kalau orang yang berteriak tadi adalah So Eun. Ku edarkan pandanganku, mencoba untuk menemukan sosok So Eun. “ Jangan mendekat! Ku bilang jangan mendekat!” jerit itu kembali terdengar, akupun mempercepat langkahku agar semuanya tak berakhir penyesalan.

Ku lihat tiga orang mengenakan penutup kepala berwarna hitam yang juga menutupi wajah mereka, sedang berkerumun dan bukankah itu…So Eun.

 BUUGG


Kuhantam dua punggung itu menggunakan sikuku, sedangkan yang satunya ku hajar wajahnya menggunakan kepalan tanganku, yang sudah tak terkendali. Aku bukanlah petarung hebat yang sekali hajar, semua musuhku akan tumbang begitu saja, tapi akan ku coba melawan mereka bahkan membuat mereka tak berdaya.


BUUUGG


Kini giliran pipiku yang mendapatkan bogem mentah dari salah satu orang itu, dan yang satu sedang berusaha bangkit untuk ikut menghajarku. Melihat kondisi yang tak menguntungkan untukku, ku coba untuk memutar otakku untuk mendapatkan solusi terbaik agar bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan selamat. Berkilah atau menghindar, ya hanya itu hal yang bisa ku lakukan sekarang, tapi mana So Eun?.

BUUGG

Dua dari tiga orang itu terkapar,dan ku lihat So Eun sudah memegang toya bamboo yang biasa dipakai oleh pramuka. Akupun langsung menarik lengannya untuk membawanya pergi dari sini, sedangkan orang yang satu lagi masih mengejar di belakang kami.

TUKK


Kulirik So Eun yang melempar bamboo itu ke perut orang bertopeng itu dan dalam sekejap orang itu kesakitan sambil memegangi perutnya. Akupun mempercepat langkahku, takut-takut kalau tiga orang bertopeng itu bangkit dan menangkap kami. Gerbang sekolah, bagus! Akhirnya aku bisa juga keluar dari tempat itu.



Rasanya nafasku begitu tak beraturan akibat berlari-lari seperti tadi, aku masih membungkukkan badanku untuk menstabilkan nafasku yang masih tersengal-sengal.” Gomawo!” ku dongakkan kepalaku dan mendapati sosok So Eun di hadapanku. Oh..ya!  Aku sampai lupa menanyakan keadaannya.


“ Apa kau baik-baik saja?”

“ Apa kau mereka telah menyakitimu?”

“ Maaf..maafkan aku, harusnya aku tidak meninggalkanmu sendiri! maaf maafkan aku!”

Author POV


Bersalah, menyesal dan khawatir bercampur menjadi satu dalam benak Kyuhyun, hingga ia tak sadar, ia telah memeluk gadis yang selama ini ia jauhi. Kini bagai tak berjarak, Kyuhyun memeluk So Eun erat seakan takut kehilangan sosok yang berada dalam dekapannya. Begitupun dengan So Eun, Ia yangtadi hanya menerima pelukan Kyuhyun, kini membals pelukan itu dengan erat. Rasa tenang mereka dapatkan kala jarak itu tak ada, rasanya amat gembira saat mereka tahu memang inilah yang mereka perlukan.


“ Maafkan aku…lain kali, aku tidak akan seperti itu lagi!” ujar Kyuhyun sambil melepaskan pelukannya. Ia mencengkram bahu So Eun sambil menatap mata yeoja di hadapannya dengan tatapan yang dalam namun lembut. Perlahan namun pasti, Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah So Eun. Iapun menundukkan kepalanya agar ia bisa menjangkau wajah So Eun. Melihat perlakuan Kyuhyun, So Eun hanya diam dan perlahan menutup matanya. Kini jarak bibir mereka tak lebih dari 3 senti, dan itu membuat Kyuhyun bisa merasakan hangatnya deru nafas So Eun yang menerpa wajahnya. Perasaan gemetar dan gugup menyelimuti mereka berdua tapi ada rasa yang lebih membuncah yang berhasil mengalahkan segala rasa itu. Kini hanya butuh setengah senti saja untuk membuat bibir mereka bertemu.


JEDDERRR


Bunyi petir yang langsung menghentikan mereka, merekapun menatap satu sama lain dengan gugup. Terlebih So Eun langsung menatap kebawah tanpa mau melihat Kyuhyun lagi. Begitu juga dengan Kyuhyun, ia menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal.

TIK TIK TIK TIK


Rintik rintik hujan kini jatuh membasahi mereka, takut  hujan akan bertambah besar, Kyuhyun langsung menarik So Eun untuk berlari ke halte bus. Sesampainya di dalam bus pun, tak ada yang berani memulai pembicaraan, mereka berdua masih sibuk mengurusi perasaan mereka yang sedang tak karuan.


.......………………………………………………………………………….


Setelah kejadian itu hubungan Kyuhyun dan So Eun bukan tambah membaik, malah bisa dikatakan hubungan mereka lebih buruk dari sebelumnya. Hubungan mereka kini, begitu dingin dan canggung. Mereka pun sudah tak pernah berdebat lagi, meskipun mereka berdebat, Kyuhyun langsung mengalah dan pergi meninggalkan So Eun, sama seperti yang baru saja ia lakukan.


Kyuhyun POV


February 3, 2012



Semua yang aku takutkan kini menjadi kenyataan, sekarang perasaan itu sudah jelas, semuanya sudah jelas, kalau aku menyukai So Eun. Padahal aku sudah mencoba untuk menjauhinya, tapi apa yang kudapat? Perasaanku malah semakin kuat. Seperti biasa, kalau aku mulai goyah, aku selalu datang ke taman belakang sekolah untuk sekedar duduk mencari ketenangan.



“ Kau egois Kyu..”ucap orang di belakangku sambil menyentuh pundakku.
“ Maksudmu?”tanyaku heran dengan ucapannya barusan, iapun duduk di sebelahku dengan posisi menyerong yang membuatku duduk berhadapan dengannya.
“ Kau sudah tahu kalau kau menyukainya, tapi kenapa kau malah membohongi perasaanmu sendiri?” aku terperangah mendengar jawabannya, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu, sedangkan dirinya sendiri juga menyukai yeoja yang sama.



“ Sudahlah Hae! Kau juga membohongi perasaanmu sendiri! Lihat..bahkan sekarang ini dirimu sedang berusaha kuat! Aku tahu kalau kau menyukai So Eun, ya kan?” jawabku menanggapi ucapannya tadi.
“ Mwo? Kau kira aku menyukai So Eun? Sudahlah Kyu! Jangan mengalihkan pembicaraan! Aku tahu kau menyukainya, kalau tidak untuk apa kau mau menemaninya menonton drama musikal, terus untuk apa kau menolongnya saat ada gerombolan orang mengganggunya dan untuk apa kau ingin menciumnya kalau kau tak punya perasaan apapun padanya?”ucapnya yang membuatku tesentak kaget. Kenapa dia bisa tahu itu semua? Apa So Eun yang menceritakannya?.


“ Bag..bag..bagaimana kau bisa tahu?” tanyaku dengan terbata-bata.
“ Yah…karena itu semua aku yang mengaturnya! Aku memang sengaja tak datang saat kita janjian di Joy Café dan aku juga yang menyewa orang-orang itu untuk mengganggu So Eun, kenapa? kau kaget? “ jawabnya dengan enteng sambil merangkulku.
“ Lalu kenapa kau senang sekali kalau berada dekat So Eun?” tanyaku lagi.
“ Yah..itu karena…aku bisa lebih dekat dengan Yoona, makanya aku senang kalau ada dia! Kenapa? Jangan bilang kau cemburu padaku?” tuduhnya dengan tatapan jahil dengan telunjuk yang ia arahkan tepat di depan wajahku.



“ Annio,,,” elakku meski sebenarnya aku memang sempat cemburu padanya.
“ Jadi bagaimana? Apa kau akan tetap pergi ke Namsan Tower hari ini? Dan tetap menunggu kedatangan Woochi-mu itu?” jujur aku tak bisa menjawab pertanyaan yang Donghae tanyakan. Akupun masih tak tahu harus bagaimana, karena sampai sekarang aku belum memutuskan apapun.


“ Apapun keputusanmu nanti, ku harap itu adalah keputusan terbaik yang kau buat.”ucapnya sebelum meninggalkan aku sendiri yang masih bingung dengan keputusanku.


.......................................…………………………………………………….



Sekarang aku tengah memperhatikan pantulan diriku di cermin, sekarang tepatnya pukul 7 malam, aku sedang bersiap untuk pergi ke namsan tower. Setelah lama berpikit akhirnya aku memutuskan untuk datang, tapi jangan salah, aku memutuskan ini bukan karena aku ingin pergi dari So Eun, ini ku lakukan untuk menjelaskan semuanya pada Woochi. Menjelaskan padanya, kalau aku tidak bisa bersamanya karena aku sudah menyukai orang lain.


At Namsan Tower


Tak butuh waktu lama, akhirnya aku sampai di tempat ini. Tempat dimana aku akan mengakhiri janji itu, yah…itupun kalau hari ini dia datang. Tapi meskipun dia tak datang, aku akan tetap berhenti menunggunya. Sekarang yang harus ku lakukan adalah menemukan sesosok yeoja yang berdiri persis di samping menara, dengan menggunakan sarung tangan motif domba yang pernah kuberikan padanya. Yah..ciri-ciri itulah yang ia sebutkan 10 tahun yang lalu, tapi sejauh ini aku tidak menemukan sosok seperti itu disini. Apakah ia belum datang? Yah..mungkin ia datang terlambat.

~ ~ ~ An hour ago ~ ~ ~


Satu jam sudah aku berdiri disini menunggunya, aku memang sudah tak aneh dengan situasi seperti ini. Akupun juga sudah tahu kalau ia tak datang hari ini. Baiklah….ini adalah janjiku pada diriku sendiri, mulai hari ini tepatnya tanggal 3 februari 2012, tepat dimana umurku genap 17 tahun, aku Cho Kyuhyun, tak akan menunggu Woochi lagi dan mulai saat ini aku akan membuka hatiku dan mengisinya dengan cerita baru.


Author POV

February 4, 2012


Entah ada angin apa, hari ini tuan Cho, ayah Kyuhyun, membondong keluarganya pergi ke Daegu. Sebenarnya ia hanya ingin sekedar mengajak keluarganya jalan-jalan, terlebih kemarin adalah hari ulang tahun sang putra. Semua kegembiraan begitu terpencar memenuhi atmosfer dalam mobil van milik keluarga Cho. Semuanya bahagia, kecuali Kyuhyun, yang dari tadi hanya mengalihkan pandangannya keluar jendela.


Bukan karena tidak senang, tapi datang ke Daegu, bukankah akan menuntutnya untuk memenuhi janjinya. Dan itu membuat dirinya terus berpikir tentang apa yang akan dirinya lakukan kalau nanti ia bertemu dengan sosok yang selama ini membuatnya selalu menunggu.kini hanya mengikuti kata hati saja yang bisa ia persiapkan untuk bertemu dengan sahabat kecilnya itu.



Tak terasa waktu lima jam telah berlalu dan akhirnya mereka telah sampai di Daegu, kota dimana Kyuhyun menghabiskan masa kecilnya. Kota dimana Kyuhyun mengucap janjinya untuk selalu bersama dengan seorang gadis bernama Woochi. Setelah perjalanan yang memakan waktu cukup lama dan cukup melelahkan, akhirnya Kyuhyun bersama keluarganya singgah di rumah pamannya.


Kyuhyun POV



Kini waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam, yah…hari ini aku bersama keluargaku bermalam di rumah Jae Jin ahjussi, salah satu kerabatku yang tinggal di kota ini. Hah…kenapa hatiku tak tenang? Kenapa aku tak bisa sedikit santai? Apa yang telah ku lakukan ini adalah sebuah kesalahan?. Aigoo...lebih baik aku tanyakan saja pada tuhan, benar! Lebih baik aku datang ke gereja sekarang, gereja tempat dimana aku pernah mengucapkan janji itu.



Dengan cepat kuraih jaket biru-ku dan tak ketinggalan ku bawa pensil biru pengikat janjiku itu. Baiklah, apapun jawaban yang akan tuhan berikan padaku, akan ku terima dengan lapang dada. 
“ Kyu….kau mau kemana?” tanya eomma-ku saat aku sedang terburu-buru melewatinya yang berada di ruang TV bersama appa,noona dan keluarga Jae Jin ahjussi.
“ Aku…aku mau ke gereja dekat SD-ku sebentar.”ucapku yang langsung berlalu.


...............................................................................................…………….


Udara malam disini amatlah dingin padahal aku telah mengenakan jaket, tapi tetap saja tubuhku rasanya seperti ingin membeku. Sama seperti di Seoul, jam tujuh malam bukanlah waktu dimana segala kegiatan telah lumpuh di kota ini. Lihat saja jalan-jalan disini tak kalan ramai dari Seoul, banyak muda-mudi yang sedang keluar ataupun hanya sekedar berkumpul dengan teman-teman mereka. Ini? Bukankah ini bangunan SD-ku dulu? Kulihat sudah banyak yang berubah, bangunan ini sekarang sudah lebih besar dan bertingkat. Apa setelah sepuluh tahun aku meninggalkan kota ini banyak hal yang telah berubah?.


Langkahku terhenti saat diriku telah sampai tepat dimana aku pernah bersumpah atas janjiku. Yah…bangunan di hadapanku sekarang adalah gereja itu, gereja tempat terakhir aku bertemu Woochi. Rasanya aku begitu ragu untuk masuk kedalamnya, tapi kenapa? Bukankah memang ini sudah seharusnya aku lakukan?. Tempat ini adalah tempat dimana aku mengucapkan janjiku dan sekarang, ditempat ini juga aku menarik janjiku itu. Benar…aku harus melangkah, aku harus masuk dan menyelesaikan semua ini. Ku tarik nafasku panjang sambil mengumpulkan segala keberanian, baik sekaranglah waktunya.


Author POV


Di dalam gereja tua yang kondisinya masih sangat terurus, telah bersimpuh seorang insan di depan altar gereja. Matanya sembab, hatinya selalu menjerit, dan di tangannya terdapat sebuah pensil berwarna biru yang sudah lama mengikat dirinya.

“ Tuhan….apa yang telah kuperbuat ini adalah sebuah kesalahan? Apa aku salah kalau aku telah menyukai orang lain?”ucap orang itu dengan lirih.
“ Tuhan…dimanapun Kyunie berada, tolong katakan padanya kalau aku minta maaf karena tidak bisa menepati janji itu.”
“ Hiks…hiks…hiks…baiklah! Aku akan mengatakannya sendiri.”
“ Hiks….Hmmm…Kyunie, aku tahu kau tak ada disini. Tapi aku mohon dimanapun kau berada, tolong maafkan aku. Maafkan aku karena aku telah mengingkari semua janji kita. Maaf…aku telah membuatmu lama menunggu atau mungkin kau sudah lelah karena menungguku.”



“ Maaf…aku tak datang saat ulang tahunmu, tapi itu bukan karena aku lupa!. Aku tak datang karena…saat itu aku masih berada di Jepang, yah…memang tak lama setelah kau meninggalkan kota ini, aku dan keluargaku pindah ke Jepang dan aku baru bisa kembali ke Negara ini dua tahun yang lalu.” Gadis ini masih belum menuntaskan semua curahan hatinya, tapi tentunya, dia membutuhkan jeda untuknya bernapas atau sekedar mengatur emosinya yang mulai tak terkendali.



“ Hmmm…dan maaf, aku juga tak bisa menepati janjiku untuk selama bersama denganmu, karena….karena aku telah menyukai orang lain.” Kini tangisnya kembali pecah, perasaannya kini campur aduk antara menyesal, merasa bersalah, dan juga senang karena bisa melepaskannya.
“ Aku tahu kau pasti akan marah kalau mengetahui hal ini, tapi ini di luar kendaliku. Aku tak bisa menahan perasaan ini, walaupun aku sudah berusaha sekeras mungkin untuk menghapusnya.Hiks..hiks…Kyunie….kuharap kau bisa mengerti dan hari ini, di gereja ini, aku  akan menyudahi janji ini..hiks..hiks..”setelah menuntas semua perkataannya, gadis ini bangkit dan berjalan menuju altar yang dipenuhi lilin kecil.



“ Dengan meninggalkan pensil ini…berarti janji itu…”
“ Woochi…chakamman!” belum sempat gadis itu meletakkan pensil di atas altar, seseorang dibelakangnya berteriak yang membuat langkahnya terhenti. Sontak ia membalikkan badannya menuju arah asal suara.


Kyuhyun POV


Nafasku tercekat setelah mendengar penjelasannya, apa gadis yang berada di depan sana benar-benar Woochi. Yah…sesungguhnya saat aku memasuki gereja ini, kulihat dari kejauhan ada seorang gadis yang sedang bersimpuh, dia terlihat begitu kacau meski aku juga tak dapat melihat wajahnya, karena posisinya badannya membelakangiku. Tadinya aku ingin beranjak dari tempat ini, tapi langkahku terhenti saat mendengar ucapannya. Ucapannya terdengar begitu lirih dan sarat akan beban di dalamnya.



Sekarang ia bangkit dan mulai mendekati altar, langkahnya begitu pelan bagai tak bertenaga. Kulihat ia membawa pensil yang sama denganku. “ Dengan meninggalkan pensil ini…berarti janji itu…” entah mendapat dorongan darimana, tiba-tiba aku berteriak yang membuatnya berhenti dan menoleh ke arahku.


“ Kyun…Kyuhyun?”
Untuk kedua kalinya, nafasku kembali tercekat. Kaget dan tak percaya dengan apa yang sedang terjadi sekarang. Benar-benar tak bisa di percaya, sosok yang selama ini kutunggu ternyata adalah So Eun, sosok yang selama ini kucoba hapus dari dirinya dari memoriku. Sama denganku, gadis di hadapanku ini, begitu kaget dengan ini semua, bibirnya bergetar, airmatanya kini mulai jatuh membasahi wajah mungilnya.


Dengan langkah perlahan namun pasti, aku berjalan menghampirinya. “ Ja…jadi, kau…kau Kyunie..hiks..benarkah?” tanyanya padaku yang sekarang sudah benar-benar berdiri tepat di depannya. “ Hoaa…..Kyunie…” tangisnya  kini pecah dan langsung menghambur ke dalam pelukanku, sama seperti yang selalu ia lakukan saat ia menangis dulu.


“ Maafkan aku…maafkan aku!” kalimat itulah yang terus ia katakan saat berada dalam dekapanku, aku membalas pelukannya dengan erat seakan aku tak ingin ia pergi lagi. Ku usap punggung yang terjuntai rambut panjangnya, tapi tunggu! Bukankah tadi ia bilang, ia sudah memiliki orang yang ia sukai?. Ini tak boleh! Aku tak boleh egois, memang..aku memang menyukainya atau bahkan aku telah mencintainya, tapi….ini semua tidak benar, aku tidak boleh memaksanya. Ku renggangkan pelukanku dan perlahan ku lepaskan pelukanku dan berjalan ke depan altar.


“ Kyu….apa yang ingin kau lakukan?” tanyanya dengan nada yang masih terisak. Aku tak menoleh ataupun berhenti, karena aku yakin, kalau aku menatapnya aku tidak akan bisa mengakhiri janji itu.  
“ Aku ingin menyudahi janji kita itu.”jawabku.


“ MWO? Kenapa??”teriaknya histeris.
“ Karena..karena aku tahu kalau kau telah menyukai orang lain, So Eun. Aku tak mau kau menderita karena janji konyol itu, aku…aku tak mau menghalangimu.” Tak terasa airmataku jatuh, aku sudah tak kuat membendungnya lagi.



“ Konyol? Jadi selama ini kau menganggap janji itu adalah hal konyol, hah?” kini ia kembali berteriak dan suaranya terdengar bergetar.
“ Geumanha…jangan memaksakan dirimu seperti itu So Eun!! Aku tahu, kau sudah menyukai orang lain, dan mungkin memang lebih baik kita mengakhiri janji itu.” akupun kini berteriak dengan meluapkan segala emosi dan perasaan yang sudah tak terbendung.



“ Hentikan! Ku bilang hentikan! Sejengkal saja kau berani melangkah, akan ku buat kau menderita Kyunie!” teriaknya dan sepertinya ia kembali menangis, mendengar suaranya yang begitu menyedihkan, akupun menghentikan langkahku dan berbalik ke arahnya.
“ Hentikan Kyu…kau tak perlu melakukan itu semua!” tangisnya sambil memukul-mukul dadaku.
“ So Eun…dengarkan aku! Aku melakukan ini, karena aku menyukaimu dan mungkin aku juga sudah mencintaimu. Tapi aku tak bisa memaksakan perasaanku, dan aku juga tak mau menjadi penghalang untukmu.” Jelasku sambil menangkap tangannya agar ia mau mendengarkan ucapanku.



“ Bodoh! Kau bodoh! Dan kau memang orang terbodoh! Hiks…hiks… Kyu, aku memang menyukai orang lain,  dan orang lain itu adalah kau, maksudku Cho Kyuhyun, orang yang ku kenal dua tahun yang lalu, dan kau tahu? Aku datang ke gereja ini untuk membatalkan janjiku pada teman kecilku, tapi…ternyata teman kecilku itu adalah orang bodoh yang menyebalkan, orang yang selalu membuatku kesal dan orang itu sekarang malah ingin aku meninggalkannya.” Dia memukul dadaku lagi, tapi itu tak penting bagiku. Yang terpenting adalah…perasaanku padanya terbalas! Ternyata orang yang ia sukai itu adalah aku. Tuhan…terimakasih…terimakasih telah memberiku jawaban.




“ Jeongmal?” tanyaku sambil mencengkram bahunya, dengan sekejap ia mengangguk kecil lalu tersenyum meski matanya masih begitu sembab. Akupun kembali memeluknya, membiarkan kepalanya bersandar pada dada bidangku agar dia bisa mendengar detak jantungku.



“ Kyu...apa kau menyukaiku karena aku adalah Woochi?” tanyanya yang masih berada dalam pelukanku. Aigooo…tadi dia bilang aku bodoh, tapi sekarang lihat! Dia jauh lebih bodoh dariku.



“ Aku..sebenarnya aku…sudah menyukaimu semenjak kau masuk ke sekolahku sebagai murid pindahan dari Jepang dua tahun yang lalu. Aku sudah menyukaimu sebelum sekarang, sebelum aku tahu kalau kau adalah Woochi. Kau tahu kenapa aku selalu membuatmu marah atau berbuat kasar padamu? Itu semua karena aku takut kalau aku suka padamu dan mengingkari janjiku pada Woochi. Tapi semuanya terlambat, perasaanku sudah tak bisa dikendalikan lagi.” Jawabku sambil melepaskan pelukanku dan menatapnya dalam-dalam. Dia nampak terperangah dengan jawabanku barusan, meski sembab, kini matanya berbinar. Dia tersenyum, senyum yang amat indah. Tapi kenapa airmatanya masih mengalir?.



“ Nado…aku juga menyukaimu! Dan seperti yang kau bilang tadi, mungkin aku juga telah mencintaimu Kyu…”
“ Sudah…hentikan! Jangan menangis lagi.” Ujarku sambil menyeka airmatanya dengan kedua ibu jariku.


“ Saengil Chukae! Maaf…aku baru mengatakannya sekarang!” ucapnya sambil memegang tanganku yang masih berada di wajahnya. Kini mata kami bertemu, dan terus saling bertukar pandang. Berpandangan seperti ini membuat kerja jantungku kembali tak normal, entah apa yang kupikirkan, lama-kelamaan aku memajukan wajahku agar semakin dekat dengan wajahnya. Ia hanya diam dan perlahan menutup matanya, kumiringkan kepalaku, tapi kembali ku tegakkan kembali. Ku hela nafasku sebelum akhirnya, bibirku mengecup keningnya, ku tahan bibirku selama beberapa waktu disana.


“ Saranghae!” ucapku sambil melepaskan kecupanku dan menatapnya yang tersenyum padaku. Ya…aku mengurungkan niatku untuk mencium bibirnya karena aku akan melakukannya saat kami berdua setidaknya sudah cukup umur untuk melakukan hal itu.
“ Nado…”balasnya,akupun kembali memeluknya erat sambil mengecup puncak kepalanya, dapat kurasakan aroma shampoo yang begitu harum pada rambutnya. Dia membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya dipinggangku yang membuat jarak kami begitu dekat dan sangat dekat. Kini dinginnya malam di Daegu sudah tak terasa karena kami kini telah saling berbagi kehangatan, saling menyalurkan kehangatan dan juga kebahagiaan yang ada di benak masing-masing dengan saling berpeluk dan memperkecil jarak satu sama lain.



Dan inilah akhir dari penantianku, akhir dari segala jawaban tuhan yang paling akhir. Tuhan…terimakasih karena kau telah memberikan jawaban terbaik untukku. Dan inilah janjiku sekarang, janjiku untuk selalu menjaga, menyayangi, dan mecintai So Eun seumur hidupku.


END


Prook..prook..prook..prook..proookk…huft…akhirnya kelar juga nih!!..aduh…meski telat malah telat banget! Aku mau ngucapin HAPPY BIRTHDAY KYUHYUN OPPA..!!!! hah… aku tau ini telatnya naudzubillah, tapi gak apa-apa daripada gak sama sekali. 


Gimana? Gimana? Kalian suka? Semoga suka ya! #maksa#. Tadinya aku gak pengen bikin oneshoot, karena aku tuh pengen bikin drabble aja, eh…tapi karena ngetiknya kebablasan jadi akhirnya oneshoot deh..




Aku tuh kan orangnya gak inget tanggal ya, jadi aku baru inget ultahnya Kyuhyun oppa pas tanggal 1 februari, nah….aku kan bingung ya, mau gimana. Sedangkan waktu itu inspirasi gak ngalir-ngalir, dan barulah pas tanggal 3 februari tuh inspirasi mulai ada, tapi sekali lagi karena aku anaknya males, jadi terbengkalailah nih ff. malah tadinya ff ini terancam gak publish, karena aku males ngetik ama mikirnya.




Terus aku cerita ke temenku namanya Nandita, aku bilang “ nan…masa gua belum nyelesaiin FF khusus ultah Kyuhyun”, trus dia jawab “ cepet lanjutin, ema!” ( ema itu nama aku, namaku itu Galiema Sadan Baraba).trus aku jawab “ tapi males bngt nan! Malah sekarang udh tanggal 4 lagi, ultah Kyuhyun udah lewat! Lagian kalo gua gak bikin, Kyuhyun gak bakalan marah kok!”, trus dia ngomong lagi  “ Berarti Kyuhyun itu bukan bias lu! Berarti lu nganggep Kyuhyun itu biasa aja, kaya lu nganggep Eunhyuk, Donghae, Siwon, Yesung dan kawan-kawannya!”.   Aku jawab lagi  “ Enggak! Gua itu nganggep Kyuhyun bias gua!”, trus dia bales “ Kalo lu emg nganggep Kyuhyun itu bias lu, ya udah cepet kerjain!” dan karena omongan tuh orang aku jadi semangat lagi untuk ngelanjutin FF ini.




Dan tada!!! Karena omngan tuh anak, skarang aku bisa publish FF ini. Makasih nandit!!! Sumpah!! Kalo lu gak dteng ke rumah gua dan lu gak ngomong kyk gitu, mungkin FF ini baru publish bulan depan kali. Oh ya…ini Oneshoot perdana yang aku bikin berdasarkan keringet aku sendiri, jadi mohon maklum kalo alurnya kecepetan atau apalah.



Dan thanks buat salsa sama kim dhira, meskipun mereka gak ngebantu dalam hal apapun, heheheh…yah…aku Cuma mau bilang makasih aja ke mereka. Dan yang terakhir terimakasih buat para readers yang udah mau baca FF ini. Ya udah sekian…cuap-cuapku kali ini, sampai jumpa di cuap-cuap FF yang lain ………..



Thanks

Comments

  1. hallo ema..!!! gak papa kan aku sebut namamu..??
    eh ceritanya kereeen aku pikir kyuppa bakal gak bersatu sama so eun eonni tapi... waw daebak ceritanya membuatku terharu cinta dari masa lalu... aku pikir haeppa suka sm so eun jg.. aduueh pinter bgt author ni.. gak bsa ditebak jalan ceritanya...
    akhirnya jg happy ending.. pokoknya tuntas.. aku sangat suka ff ini sumpaaah keren seribu jempol buat author**pnjem jempol sm reader lain**..
    chingu buat lagi dunk ff kyusso.. kyu hyun dan so eun mksd x.. cz banyak yg suka pairing kyusso..
    oh ya lok ada ff yg kim so eun sm oppadeul suju aku psti bakal tetep mampir dan comment...
    ok chingu pokok nya daebak ff ini **tepuk tangan buat author*** hheheheee fightiiiing buat mu chingu biar cpt ada ff kim so eun sm oppadeul suju yg slnjutnya hehhehehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheh..terserah kamu mau manggil aku apa.
      oh ya...ngomong-ngomong makasih udah mau bca dan jga komen.
      mungkin love need effort, ff terakhir aku yang make so eun....
      jadi di tunggu aja ya...

      Delete
  2. ya itu yg love need effort tu saya paling tunggu ff nya seru gak ngebosenin... secepatnya di post ya chingu ghomawo

    ReplyDelete
    Replies
    1. ditunggu ya...
      makasih juga udah setia nunggu heheheheh...

      Delete
  3. suka.......sukaaaaaaaaaaa................suka banget ama ceritanya................
    jalan ceritanya mantap dan yg jlsnya gak ngebosenin sama sekali............di tambah lg castnya so eun and kyuhyun, tambah mantap.........i love kyusso..........
    next di tunggu ya ffnya yg lain, yg pastinya castnya hrs so eun and klu bs pasangan ini di buat ff lg..........buat author semangat terus ya...and gomawo dah buat ff ini....

    ReplyDelete
    Replies
    1. kamu suka?
      bagus deh....*author seneng sambil jingkrak"
      gomawo udah baca

      Delete
  4. waaaaaaaaaa,,,
    kyusso keren thor...ternyata cinta masa kecilnya ada didepan matanya.
    hahaha ditunggu karya karya lainnya thor

    ReplyDelete
  5. seneng bgt klo dah da couple kyusso.....kyu cow yg inget janji...
    mo nyium nibir soeun nunggu klo umur mrk dah pantes....17 dah pantes kok kyu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, dong kyu emg yg memegang teguh janjinya...
      eh?...
      lagi puasa gak boleh cium-cium, heheheh...
      thanks for comment

      Delete
  6. annyeonghaseyo....

    wuaaaaaaaaaa suka banget sama ceritanya, jalan cerita dan penulisannya enak dibaca ^__^
    good job author :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. annyeong...
      seneng deh, ada yg suka!!*sujud syukur
      makasih...semoga ke depannya aku bisa nulis yang lebih enk(?) lagi..

      Delete
  7. Knpa woochi jdi seuoun?koq ga dceritakn hingga kyuhyun ga mengenal?wochi jg ga knal?knpa brubh nma?

    ReplyDelete
  8. langsung aku jawab yaa..
    Untuk pertanyaan pertama, Woochi itu nama kecilnya Soeun.
    kedua, Kyuhyun sama Soeun gak saling mengenal karena mereka udah ga ketemu selama sepuluh tahu. terakhir kali mereka ketemu itu umur 7 tahun, jadi klo menurut aku memori mereka tentang muka masing-masing tuh mulai ilang. jadi that's why, mereka ga saling mengenal.

    dan untuk pertanyaan terakhir, gak ada yang berubah atau ganti nama. jadi semasa mereka kecil mereka itu manggil satu sama lain dengan nama kecil. Kyuhyun manggil Soeun dengan sebutan 'Woochi' dan Soeun manggil Kyuhyun dgn sebutan 'Kyunie'

    Semoga jawabanku bisa menjelaskan kebingungan kamu.. dan yaahh.. aku akuin waktu bikin ff ini aku emang kurang banget di sisi pendeskripsian. jadi mohon dimaklumi..heheheh..oke, makasih udah baca ya Tri Yuli.. Salam kenal..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts