Your New Face - part 2
cast : Lee Donghae, Im Yoon Ah, Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Yoona POV
Aku berjalan gontai menuju mobil yang aku
parkir tepat didepan rumah ini. Pikiran ku melayang-layang tiada henti.
Sampai-sampai aku hampir terpeleset ketika ingin membuka pintu mobil ku.
āyoong, kau kenapa?ā tanya seseorang saat aku
hendak masuk kedalam mobil.
āah.. ne..ā jawab ku ketika aku tersadar dari
fikiran kosong ku itu.
āEunhyuk..ā kaget ku saat aku melihat orang
yang mengajak ku berbicara itu adalah dia.
āloh kok kau ada disini?ā tanya ku padanya.
āmwo? seharusnya aku yang bertanya. kenapa kau
ada disini?ā tanya nya yang terlihat bingung dengan kelakuan ku.
āah itu...ā aku menggaruk kepala ku yang sebenarnya
tidak gatal mencari-cari alasan.
āwae?ā
āah annie. kalau begitu aku pulang dulu
Hyukkie-ah. annyeong.ā pamit ku.
Segera aku menghidupkan mesin mobil ku dan
mengendarainya menjauh dari rumah devil itu. Selama aku menyetir, aku terus
terngiang-ngiang akan wajah namja itu. Namja yang baru aku lihat. Dan juga
perkataannya tadi. Aku tak mengerti apa maksudnya. Dan akibat memikirkannya,
aku sampai-sampai menerobos lampu merah.
Ketika ku lihat kaca spion ku, untunglah tak ada polisi disana. Aku kembali
memfokuskan fikiran ku dan melupakan semua yang terjadi tadi.
Sesampainya di rumah. Aku berjalan masuk
dengan langkah malas. Untunglah tak ada siapa pun disini paling hanya ada
asisten rumah tangga ku saja. Ku baringkan tubuh ku diatas sofa yang berada
diruang keluarga. Ku pejamkan mata ku, mencoba untuk melupakan segala sesuatu
yanng terjadi. Menenangkan fikiran ku dari fikiran yang dipenuhi oleh devil
itu. Baru saja aku akan tertidur, tiba-tiba saja badan ku seperti ada yang
mengguncang pelan. Ku buka mata ku perlahan, walau aku malas untuk membukanya tetapi aku tetap membuka mata ku ini. Aku melihat sosok seorang wanita yang tidak
terlalu tua sedang berdiri disamping ku.
ānon, bangun. makan malam sudah siap.ā
katanya.
Aku baru tersadar bahwa wanita itu adalah asisten rumah tanngga ku. Aku pun
beranjak bangun.
āwaeyo bi?ā
āmakanan sudah siap.ā
āne. gomawo bi..ā
Aku pun beranjak menuju kamar untuk berganti
baju sebelum aku menyantap makan malam yang telah asisten rumah tangga ku
buatkan.
Keesokan harinya.
Matahari sudah bersinar sangat terang, hingga
membuat ku terbangun karena cahayanya yang menyinari ku dari sela-sela jendela
kamar ku yang tak tertutup oleh gorden. Aku merasa tubuh ku tidak terlalu baik
hari ini, seperti habis mengangkut beban berat hingga membuat kaki ku terasa
sangat sakit. Mungkin ini karena kemarin aku sempat terjatuh
saat........................................................ sudah lupakan
saja. Aku tak ingin membahasnya. Aku tak mau merusak hari yanng indah ini
dengan mengingat segala bentuk atau apa pun tentang kejadian itu.
Aku beranjak dari ranjang ku menuju kamar
mandi dengan malasnya malah sangat malas. Ku hidupkan music terlebih dahulu sebelum
akhirnya ku tenggelamkan diri ku didalam bath tub yang telah terisi penuh air.
Ku biarkan tubuh ku dalam posisi seperti itu untuk beberapa saat. Dan aku kembali
mengulanginya beberapa kali. Setelah ku rasa kepala ku serta fikiran ku telah
dingin, barulah aku membersihkan tubuh ku. Tak perlu waktu lama bagi ku untuk
membersihkan tubuh. Ku keringkan tubuh ku sebelum mengenakan pakaian yang ku
bawa tadi. Setelah selesai, ku langkahkah kaki ku keluar. Aku segera duduk
dikursi rias ku. Mengeringkan rambut dan memakai sedikit make up. Setelah ku
rasa cukup dengan make up ā make up ini, aku pun beranjak menuju meja kecil
yang berada disamping ranjang ku. Ku ambil ponsel ku dan memasukkannya kedalam
tas.
Oh iya, nama ku Im Yoon Ah. Aku merupakan anak
tunggal. Banyak yang bilang menjadi anak tunggal itu sangat menyenangkan.
Semuanya dapat terpenuhi hanya dalam satu kali permintaan saja. Tetapi
bagi ku itu sangat membosankan. Appa
sibuk bekerja, sedangkan eomma juga sibuk menemani appa. Dan itulah resiko
hidup ku, yang memiliki orang tua yang super sibuk. Tetapi walaupun begitu,
appa dan eomma bukanlah tipe orang tua yang suka memaksakan kehendak mereka.
Buktinya, walaupun nanti aku akan menjadi pewaris perusahaan appa, appa dan
eomma tidak memaksa ku untuk kuliah dengan mengambil jurusan bisnis, mereka
memberikan kebebasan kepada ku untuk memilih.
Sekarang aku kuliah di Seoul Art University.
Sebuah sekolah seni kenamaan di Korea. Disini aku mengambil jurusan dance.
Dance adalah bagian dari hidup ku, kami tak dapat terpisahkan. ķķķ... sedikit berlebihan tetapi itulah aku, sehari saja tidak dance rasanya
hidup ku hampa. Aku satu kelas dengan Eunnhyuk. Sebenarnya nama aslinya adalah
Lee Hyuk Jae, hanya saja dari dulu aku lebih suka memanggilnya Eunhyuk. Eunhyuk
adalah teman ku sekaligus sahabat ku sejak kecil. Kami berteman layaknya
saudara. Sejak taman kanak-kanak sampai sekarang aku selalu satu sekolah
dengannya. Hobi kami pun sama, kami sama-sama menyukai dunia dance. Sayangnya
yang berbeda adalah..... bukan karena aku adalah yeoja dan dia adalah namja,
tetapi karena saat kami masuk Seoul Art University dia mendapatkan beasiswa.
Memang itu adalah impiannya sejak dulu, mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
sekolahnya. Karena dia tahu kalau dia tidak berasal dari keluarga yang berada.
Eommanya hanya menjadi asisten rumah tangga sedangkan appanya seorang supir.
Tetapi itulah kelebihan dari Eunhyuk yang membuat ku kagum padanya.
Ehm..... sebenarnya aku masih
memiliki seorang teman lagi. Teman masa kecil sama seperti Eunhyuk. Ia juga
berteman dengan Eunhyuk, malah sangat akrab. Mereka seperti saudara kandung,
apa-apa selalu bersama. Mungkin itu karena orang tua Eunhyuk bekerja pada
keluarganya. Tetapi dia sangat berbeda dengan Eunhyuk. Dia adalah seorang namja
yang selalu memandang seseorang dari hartanya, terkecuali Eunhyuk. Karena
baginya Eunhyuk adalah layaknya hyunng nya. Dia juga selalu menjahili ku,
ketika aku berkunjung ke rumahnya atau pun sebaliknya. Dia sering menjambak
rambut panjang ku yang ku ikat. Dia juga suka merebut boneka ku dengan dalih
kalau dia menyukai boneka ku dan menginginkannya ketika orang tua ku atau orang
tuanya bertanya karena aku menangis. Secara logika, memang ada seorang namja
yang bermain dengan boneka barbie? Hah... kalau pun ada, pasti namja itu gila
atau tidak normal. Dan untunglah ada Eunhyuk yang selalu menolong dan
membantu ku, kalau namja itu sedang mengerjai ku.
āYoong...ā panggil eomma
dari luar kamar ku.
āne eomma.ā
ācepatlah turun, kita
sarapan bersama.ā
āne..ā
ātumben sekali eomma mengajak
sarapan bersama.ā
āhah... hari ini sungguh
sangat cerah.ā kata ku sembari melihat keluar jendela.
āIm Yoon Ah.. fighting.ā
semangat ku sebelum aku keluar dari kamar.
~ dining room ~
āappa belum berangkat ke
kantor? tumben sekali..ā tanya ku saat melihat appa masih berada di rumah.
ākau mau sarapan apa Yoong?ā
tanya eomma yang datang sembari membawa jus.
āroti saja eomma.ā
ānah ini roti mu. eomma
sudah siapkan.ā kata eomma sembari meletakkan roti coklat dengan taburan keju
kesukaan ku keatas piring.
āoh iya, nanti sehabis
kuliah kau tak ada kegiatankan? kalau tak ada, kau langsung pulang ya..ā
āmemangnya ada apa appa?ā
ākita diundang keacara makan
malam partner kerja appa, kau pun harus juga ikut. karena appa berjanji untuk
mengajak mu juga.ā jelas appa.
āhem... baiklah.ā
Aku pun kembali menghabiskan
sarapan ku.Setelah aku selesai aku pun pemit kepada mereka.
āappa.. eomma.. aku
berangkat dulu. annyeong.ā kata ku sembari beranjak meninggalkan ruang makan.
Aku berjalan menuju mobil
yang terparkir tepat didepan rumah. Tiba-tiba saja ponsel ku berdering kencang.
Ku raba isi tas ku untuk mencari ponsel ku. Saat ku rasa ponsel ku sudah berada
ditangan, ku keluarkan dan segera kulihat layarnya. Betapa terkejutnya aku saat
melihat layar ponsel ku.
āOMONA??? DEMO DANCE?ā pekik
ku saat melihat layar ponsel yang ternyata berdering akibat note yang ku buat.
Note yang berisikan kalau hari ini setiap mahasiswa harus menampilakan demo dance mereka masing-masing.
āottokhae?ā pekik ku dengan
langkah cepat menuju mobil.
~ Seoul Art University ~
āEunhyuk-ah...ā panggil ku
saat melihatnya sedang berdiri didepan perpustakaan.
Aku kembali berlari
menghampirinya. Sesampainya didepan perpustakaan aku pun kembali mengatur nafas
ku.
ākau kenapa? seperti habis
dikejar-kejar hantu.ā
āhaish... kau ini. jangan
bercanda disaat genting seperti ini.ā kesal ku padanya.
āgenting? memangnya apa yang
genting?ā
ādemo dance....ā
ābo? demo dance? ķķķ... ā tawanya membuat ku semakin jengkel dengannya.
āya! kenapa kau malah
tertawa?ā
āķķķ... bagaimana aku tidak tertawa, kau lucu Yoong. kau berlari sepeti
dikejar-kejar setan hanya karena demo dance?ā
āya! aku serius Hyukkie-ah..ā pekik ku.
āaku juga serius."
āne.. ne.. mianhae. memangnya
ada apa dengan demo dance?ā
āaku.. aku.. aku belum
mempersiapkannya.ā
āmwo? ķķķ...ā tawanya lagi yang membuat ku semakin kesal dengannya.
āya! kenapa kau tertawa
lagi? kau bukannya membantu ku.ā kesal
ku.
ālagi kau semakin aneh.
memangnya kenapa kalau kau belum mempersiapkan demo dance mu, kan kau bisa me
remix gerakan mu sendiri. bukankah itu keahlian terbesar mu. membuat gerakan
dadakan.ā
Aku terbelalak mendengar
kata-katanya. Benara juga, terkadang malah aku tak bisa menyelaraskan gerakan
ku yang telah aku persiapkan sebelumnya.
ājadi bagaimana? apakah kau
siap untuk menampilkan demo dance mu?ā tanya nya yang membuat fikiran ku
kembali bersatu dengan raga ku.
āha? ne..ā
ākalau begitu, kajja kita ke
kelas.ā katanya sembari menarik tangan ku.
Aku menghela nafas saat
kelas telah berakhir. Ku rapihkan buku-buku ku dan berjalan keluar kelas.
āyeay.. ternyata tak seburuk
yang aku bayangkan.ā kata ku senang.
āsudah ku bilangkan, kau pasti
bisa. kau nya saja yang selalu pesimis.ā katanya sembari menoyor pelan kepala
ku.
āaishh... kau..ā kata ku
kesal dengan perbuatannya.
ābaiklah Eunhyuk
seosangnim...., aku akan mendengar nasihat mu itu hehe..ā
āhaish.. kau ini.ā jawabnya
kesal.
āyasudah ayo kita ke
cafetaria...ā ajak ku dengan menarik kupluk jaketnya.
~ Seoul Art Universityās Cafetaria ~
Aku mencari-cari tempat yang
pas untuk menghabiskan makanan ku ini. Setelah mengedarkan mata ku melihat kee penjuru cafetaria, akhirnya pilihan ku jatuh pada sebuah
tempat yang berada diluar cafetaria. Ku letakkan makanan ku diatas meja dan
mulai menyantapnya. Aku tak pedulikan sosok namja yang sedari tadi tiada
hentinya berbicara. Terkadang aku hentikan kegiatan makan ku untuk sekali-kali
menanggapi perkataannya, walau aku tak dapat mengerti apa yang ia katakan.
Ka-eul jina kyeou-ri wahdo
Sone jeonhaejineun ongiro
(Ttaseuhameuro)
Hamkke keo-reo-gayo
How great is your love
āya Im Yoon Ah. cepat lihat
ponsel mu itu. itu membuat telinga ku sakit.ā kesal Eunhyuk karena sedari tadi
aku membiarkan ponsel ku berdering kencang.
āargghhh... ne.. ne..ā jawab
ku sembari mengeluarkan ponsel ku dari dalam tas.
āmwo? eomma? tumben sekali
ia mengirimi ku pesan.ā batin ku saat melihat kelayar ponsel.
ākau masih ada kelas Yoong?ā
From : eomma.
āannie eomma, aku sudah tidak ada kelas lagi.ā
To : eomma.
ākalau begitu lekaslah pulang. eomma menunggu mu.ā
From :
eomma.
ābaiklah aku akan pulang.ā
To : eomma.
āsiapa? eomma mu?ā tanya Eunhyuk saat aku hendak memasukkan
ponsel ku kembali.
āem ne..ā jawab ku sembari
menganggukkan kepala.
Aku pun kembali melanjutkan
kegiatan makan ku. Cukup lama keheningan berada disekitar kami. Tiba-tiba saja
Eunhyuk berkata yang menghancurkaan keheningan yang ada.
ākau sudah bertemu
dengannya?ā
ānde?ā
āDonghae.. Lee Donghae..ā
Tiba-tiba saja air mineral
yang hendak ku telan keluar begitu saja dan mengenai mukanya saat ia menyebutkan
nama itu. Nama terkutuk itu.
āYA IM YOON AH...ā teriaknya
saat air mineral itu mendarat sempurna tepat diwajahnya.
āah mianhae Hyukkie-ah. aku
tak sengaja. lagi siapa suruh kau menyebut namanya.ā kata ku sembari memberikan
tisu kepadanya.
āyaks.. dasar.ā gerutunya
sembari mengeringkan wajahnya.
Aku pun kembali melanjutkan
minum ku. Sesekali ku lirik dia untuk memastikan apakah wajahnya sudah bersih dari
semburan ku. Lagi siapa suruh dia menyebutkan nama itu. Jadi ini bukan
sepenuhnya salah ku.
āya. kau belum menjawab
pertanyaan ku.ā
āpertanyaan apa? aku tak
ingat.ā elak ku.
ākau lupa apa pura-pura lupa
ha? sudah ceritakan. kemarin kau kan ke rumahnya. apa kau sudah bertemu
dengannya?ā
āaku tak bertemu dengannya!ā
ājinja? tapi kemarin dia
bercerita kalau kau bertemu dengannya.ā
āBUYA?ā
āne. dia bilang kemarin kau
sangat pabo. kau tak berkata apa pun, kau malah hanya terdiam.ā
Tubuh ku seperti terbakar
ketika mendengar cerita Eunhyuk. Berani-beraninya devil itu mengatakan bahwa
aku bodoh. Baru pulang saja sudah mencari masalah. Awas ya.. akan ku balas
penghinaan mu ini.
āya. Im Yoon Ah.. kau belum
menjawabnya..ā panggil Eunhyuk sembari mengguncang pelan tubuh ku.
āah.. ne...ā
ākau belum menjawabnya.
cepat jawab...ā rajuknya membuat ku semakin kesal.
āya! sudah ku katakan kalau
aku tak bertemu dengannya!ā pekik ku.
Segera aku bangkit dan
berjalan meninggalkannya. Aku tak memperdulikan panggilannya. Aku terus saja
berjalan dan tiada hentinya batin ku memaki devil itu.
āya! devil gila. apa-apaan
dia itu. beraninya berkata seperti itu. kau baru saja kembali tetapi sudah
bertingkah. sampai-sampai kau mengatakan
kalau aku pabo? kau lah yang pabo! lihat saja aku akan membalas mu. lebih
kejam dari apa yanng kau katakan pada Eunhyuk!!ā geram ku.
āya Yoona-ah...ā panggil
Eunhyuk yang kini sudah berlari dibelakang ku.
Aku hanya menoleh sebentar
kearahnya dan kembali berjalan meninggalkannya. Sampai-sampai aku terhenti saat
hendak beranjak menuju tempat parkir karena ada sebuah tangan yang menahan ku.
āya Im Yoon Ah.., kau tuli?
aku sudah memanggil mu berulang kali.ā kesal Eunhyuk.
Aku hanya diam menatap
dingin kearahnya.
āya! kenapa kau menatap ku
seperti itu?ā tanya nya sembari mengatur nafasnya.
Aku terus diam tak merespon
apa pun yang ia katakan.
ābaiklah.. baiklah..
mianhae.ā
āhah... sudahlah lupakan.ā
āberarti kau memaafkan ku?ā
āhem...ā
āya.. kau memang baik
Yoong.ā katanya sembari melompat memeluk ku.
Aku yang risih dengan apa
yanng ia lakukan dengan cepat ku dorong tubuhnya hingga ia tersungkur ke tanah.
ākenapa kau mendorong ku?ā
pekiknya.
āhabis. kau memeluk ku.ā
kesal ku.
āoh itu , mianhae. aku tak
sengaja...ā katanya dengan senyum monyetnya itu.
āoh iya, memangnya kau mau
kemana?ā sambungnya sembari membersihkan celananya yang agak kotor karena
terjatuh tadi.
āoh, aku ingin pulang. tadi
eomma menyuruh ku, lagi pula aku sudah tidak ada kelas lagi.ā
āoh...ā
ālalu kau? bagaimana kalau
aku anatar kau pulang..ā tawar ku.
ātak usah Yoong. lagi pula
aku masih ada kelas lagi sehabis ini. kalau begitu sampai bertemu.ā pamitnya.
Aku pun masuk kedalam mobil
dan mengendarainya menuju rumah.
~ home ~
Aku membuka pintu dan
meletakkan sepatu ku keatas rak. Ku edarkan mata ku keseluruh penjuru rumah.
Tak ada satu pun orang disini. Aku pun berjalan menuju dapur untuk mengambil
minum sebelum beranjak menuju kamar ku. Saat hendak menaiki tangga, terdengar suara
eomma memanggil ku.
āYoong, kau sudah sampai.ā
āne eomma.ā
ākalau begitu cepatlah berganti baju.ā
āganti baju? memangnya kita
mau kemana eomma?ā
ākau temani eomma pergi ke
salon ya, sebelum itu kita pergi belanja.ā
āmwo? salon? belanja? ah eomma
kenapa tidak dengan supir saja.ā kata ku mencoba menolak ajakan eomma.
Aku sebenarnya paling enggan
untuk pergi berbelanja apa lagi ke salon bersama dengan eomma. Ia selalu lama.
Bayangkan, ketika berbelanja ia pasti mendatangi semua toko yang ada disana tetapi
belum tentu setiap toko yang ia masuki, ia membeli barang disana. Pasti
alasannya karena belum ada yag cocok atau apalah. Dan ketika di salon. Walaupun
hanya sekedar mencuci rambut dan menatanya kembali, eomma bisa saja sangat lama
disana. Entah karena ia bertemu dengan temannya lalu mengobrol bersama hingga
tak menyadari kalau sedari tadi rambutnya telah selesai ditata.
āayolah Yoong. ini juga
bukan untuk eomma saja.ā
āmwo? maksud eomma, aku juga
ikutan?ā
āne.ā
āaish.. eomma. andwae. aku
tak mau.ā tolak ku.
ātidak ada tolak menolak.
cepat kau ganti baju, eomma tunggu dibawah.ā perintah eomma tanpa meminta
persetujuan ku.
āargghhh... pabonya kau
Yoong. kenapa kau katakan kalau kau tidak ada kelas lagi. aish.. pabo....ā gerutu ku saat eomma sudah beranjak pergi.
~ badroom ~
Ku hempaskan tubuh ku
keranjang. Aku tak berniat untuk pergi bahkan bangun untuk berganti baju.
Rasanya didalam tubuh ku ini ada sebuah magnet yang selalu menarik ku untuk
tetap berada diatas ranjang ku. Sayangnya, belum sempat aku menikmati empuknya
kasur ini eomma sudah mulai mengoceh lagi.
āYoong... cepatlah.ā
teriaknya dari balik pintu.
Aku tak menjawab
panggilannya. Aku malah semakin menikmati posisi ku saat ini. Hingga mungkin
karena eomma geram dengan ku, ia kini mulai mengetuk pintu kamar ku dengan
keras membuat ku sangat terganggu.
tok..
tok..
āYoong.. kau dengar eomma
tidak? cepatlah kau keluar jangan lama-lama..ā panggilnya lagi.
Aku bergegas bangun dan
membuka pintu kamar.
āwae eomma?ā kata ku tanpa
dosa.
Haha... biarkanlah. Sesekali
aku melakukan ini pada eomma. Lagi siapa suruh ia menyuruh ku melakukan hal
yang tak ku sukai.
āya Im Yoon Ah. kau belum bersiap-siap?ā katanya terkejut saat
melihat ku masih mengenakan pakaian yang sama saat aku pulang tadi.
Aku hanya menganggukkan
kepala mengiyakan pertanyaannya.
āhuh.... kau.... kalau
begitu cepatlah. eomma tunggu lima menit lagi, kalau kau belum berganti baju
eomma akan menarik mu keluar dengan pakaian itu.ā ancamnya membuat ku
terbelalak terkejut.
āBO? eomma?ā
āeomma....ā panggil ku lagi
saat ia berjalan menuruni tangga tanpa menggubris kata-kata ku.
Ku tutup pintu kamar ku dan
mulai berganti baju mengikuti perintah
eomma. Sebenarnya aku tak mau melakukan ini, tetapi ancamannya berhasil membuat
ku tunduk tak melawan sedikit pun. Mungkin menurut kalian itu ancaman yang
biasa saja, tetapi tidak dengan ku. Aku paling enggan pergi keluar dengan
menggunakan pakaian yang telah ku gunakan sejak pagi tadi. Rasanya sangat aneh
sekali, aku selalu berfikir bahwa orang-orang akan melihat kearah ku jika itu
terjadi. Kekanak-kanakkan kah? Hem... iya itu sangat kekanak-kanakkan.
Sampai-sampai aku sendiri geram dengan sifat ku yang itu, rasanya ingin sekali
aku merubahnya. Tetapi apa daya sudah berulang kali ku coba tetapi aku tetap
tak bisa meninggalkan sifat yang ku anggap sudah menjadi sifat buruk ku.
Dengan cepat ku ganti baju
ku dan mulai menyirami tubuh ku dengan parfum yang tertata rapih diatas meja
rias. Ku ambil ponsel ku yang sedari tadi tergeletak dengan manis diatas ranjang.
Dengan sigap aku berlari keluar menghampiri eomma. Sudah ku putuskan kalau aku
tak akan membawa tas sekecil apa pun, karena dapat ku tebak sepulang dari sana
aku akan membawa banyak tas hasil belanjaan eomma.
āeomma...ā
ānah.. begini dong dari tadi.
jadikan eomma tak usah susah payah mengancam mu. kajja Park ahjussi telah menunggu kita.ā
āne eomma.ā jawab ku sembari
berjalan mengekor dibelakangnya.
Oh iya, aku lupa perkenalkan
Park ahjussi. Park ahjussi adalah supir pribadi eomma ku, ia telah bekerja
bersama keluarga ku sejak eomma menikah dengan appa. Dan karena dia jugalah aku
dapat menyetir sekarang ini.
āeomma memangnya kita mau
kemana?ā
āke DDM Market.ā jawabnya
tanpa melihat kearah ku.
āhah...ā ku hela nafas ku
saat mengetahui tempat tujuan eomma hari ini. DDM Market.. ya Dongdaemun
Market. Dongdaemun Market merupakan mall dengan distrik terbesar di Seoul. Dan
kerana itulah eomma selalu pergi kesana. Dan itu berarti hari ini eomma akan
belanja besar dan pastinya aku lah yanng akan membawa barang belanjaan eomma.
~ Dongdaemun Market ~
Mobil yang dikendarai Park
ahjussi tepat berhenti didepan Dongdaemun Market. Aku pun beranjak keluar dan
meninggalkan eomma yang sedari tadi sibuk berbicara dengan lawan bicaranya
ditelephone. Samar-samar ku dengar dari luar eomma berbicara pada Park ahjussi
agar ia menjemput kami kembali pukul tiga nanti. Pukul tiga berarti masih ada
sekitar empat jam lagi untuk mencapai
waktu itu. Dan berarti dalam empat jam itu, aku akan menderita.
āhuh...ā aku pun hanya bisa menghela nafas ku pelan.
āYoong, kajja..ā ajak eomma.
Aku pun hanya mengekor
dibelakangnya dengan langkah malas dan raut wajah enggan.
Dan sekarang penjelajahan
eomma pun dimulai. Ia memulai dengan memasuki toko pakaian terkenal yang sering
ia kunjungi. Ia mulai memilah-milih pakaian yang lebih tepatnya untuk dirinya
sendiri. Padahal awalnya eomma mengatakan kalau hari ini bukan dia yang
berbelanja tetapi aku yang berbelanja, tapi nyatanya sejak kami memasuki toko
pakaian ini eomma sibuk sendiri dengan beberapa pakaian pesta untuk
eomma-eomma.
āaish... kalau begini aku
tak usah ikut.ā gerutu ku.
Aku mulai merasa sangat
bosan. Sebenarnya kebosanan ku ini sudah melanda sejak aku berada didalam mobil
tetapi aku semakin merasakannya pada saat sekarang ini. Dari pada hanya diam
tak melakukan apa-apa, aku pun lebih memilih memasang headset ku dan mulai
mendengarkan alunan lagu yang terputar lewat mp3. Sesekali ku lihat kearah
eomma. Ia masih tetap sibuk dengan beberapa gaun. Sampai ketika aku sedang
memperhatikan diri ku didepan cermin itba-tiba saja eomma sudah berdiri tepat
dibelakang ku. Segera ku lepas headset ku dan mendengarkan ocehannya.
āYoong, kenapa kau hanya
diam? kenapa kau tidak memilih beberapa gaun yang cocok dengan mu?ā
āah annie eomma. aku masih
memiliki gaun di rumah.ā tolak ku.
āaish.. kau ini. tak usah
banyak bicara cepat kau cari gaun yang cocok dengan mu atau eomma yang
pilihkan berdasarkan selera eomma.ā
āarghh.. eomma. baiklah.ā
jawab ku sembari bangkit dan berjalan mencari gaun yang cocok dengan ku.
Cukup lama aku mengitari satu
tuko itu, hingga pada akhirnya langkah dan mata ku terhenti pada sebuah gaun
selutut berwarna biru muda yang simple tetapi tetap terkesan elegan karena
terdapat beberapa manik-manik berwarna silver dipundaknya. Aku melangkah
mendekati gaun itu. Ku perhatikan dan ku bawa gaun itu kedepan cermin. Ku coba
letakkan gaun itu tepat didepan tubuh ku.
Hingga akhirnya senyum ku
mengembang puas. Aku pun berjalan menghampiri eomma yang masih tetap sibuk
dengan gaun-gaun itu.
āeomma..ā panggil ku. Tetapi
tak ada respon darinya. Ia masih asik dengan gaun-gaun yang belum tentu ia beli
semua.
āeomma..ā panggil ku lagi.
Tetapi tetap masih tidak ada respon darinya.
āeomma..ā panggil ku yang
ketiga kalinya dengan sedikit mengeraskan suara ku.
āah kau sudah kembali Yoong.ā
jawabnya dengan mata yang masih melihat kearah pelayan dan sebuah gaun yang ada
ditangannya.
ānyonya, bagaimana kalau
yang ini saja. ini terlihat lebih bagus.ā
ābenarkah? baiklah kalau
begitu aku ambil yang ini saja.ā
ākalau begitu saya bawa ke
meja chasier dulu.ā kata pelayan itu dan kemudian pergi meinggalkan eomma.
āeomma...ā panggil ku lagi
dengan nada kesal.
āoh mianhae Yoong. oh iya,
apakah kau sudah...ā
Segera aku berikan gaun yang
menjadi pilihan ku itu sebelum eomma menyelesaikan kata-katanya.
āapa ini?ā
āini gaun yang ku pilih.ā
ājinja? kau tidak ingin
menukarnya?ā
āannio. aku lebih suka gaun
ini. eomma tahukan kalau aku tak suka
gaun yang terlalu berlebihan.ā jelas ku dengan kesal.
āah baiklah. kau bawa gaun
mu ke chasier, habis itu kita masih banyak toko yanng harus dikunjungi.ā
perintahnya.
Aku pun hanya diam menuruti
apa yang ia katakan.
Setelah eomma membayar semua
gaun yanng kami beli. Kini langkah kaki eomma mulai berjalan menuju sebuah toko
sepatu yang tak kalah terkenal. Ia pun mulai menyibukkan dirinya untuk
memilih-milih beberapa sepatu. Dan sebelum itu, ia pun kembali berkata kepada
ku kalau aku juga harus membeli satu sepatu yang cocok dengan gaun yanng baru
saja ku beli tadi. Sebenarnya aku sangat enggan. Kalian tahu kan kenapa? Yah..
itu karena aku bukanlah yeoja yang benar-benar feminin. Aku masih memiliki
sikap tomboy yang tak akan pernah hilang dari diri ku. Maka dari itu, aku
paling tidak suka ketika aku harus mengenakan high heels. Tetapi sekuat apa pun
aku menolaknya, sekuat itu juga eomma akan memaksa ku untuk memakainya. Lebih
baik aku ikuti perintahnya daripada nanti ia memaksa ku untuk menggunakan high
heels yang sesuai dengan seleranya. Bisa lebih kacau jika itu sampai terjadi.
Tak kalah lama dengan di
toko pakaian tadi. Akhirnya kami pun berjalan keluar. Aku sudah merasa sangat
lelah. Rasanya kaki ku seperti ingin patah. Tetapi berbeda dengan eomma, ia
malah semakin semangat. Kini semangatnya sudah semakin sampai puncak. Dan
sekarang langkah kakinya membawa kami kesebuah salon langganannya. Ia mulai
memasuki salon itu dan langsunng bertemu dengan pemiliknya.
āSepertinya eomma telah
melakukan janji sebelum ia datang.ā batin ku.
Pemilik salon itu punn
mengajak kami kesebuah ruangan khusus yang telah dipersiapkannya. Eomma pun duduk
disalah satu kursi begitu juga dengan ku. Tak lama kemudian datanglah beberapa
pelayan yang akan melayani kami.
ānyonya, hari ini mau
diapakan rambutnya?ā tanya salah satu
dari pelayan itu.
ātolong dicuci dan
dirapihkan karena nanti malam kami akan ada acara.ā
ālalu nona?ā kini giliran
pelayan yang berdiri tepat dibelakang ku bertanya pada ku.
āehm... sama saja seperti
eomma. tetapi aku ingin rambut ku tidak diapa-apakan tetap digerai.ā
ābaiklah kalau begitu, kami
siapkan tempat pencuciannya dulu.ā kata mereka.
~ home ~
Aku berjalan lemas tak
berdaya menaiki tangga. Ku buka pintu kamar ku dan memasukinya. Ku letakkan tas belanjaan yang sedari tadi kugenggam dan ku rebahkan
tubuh ku ini keatas ranjang bermaksud untuk merilekskan otot-otot ku yang
sedari tadi terus saja bekerja dengan sangat keras. Tapi sayangnya belum sempat
aku merasa nyaman teriakan eomma yang menggelegar berhasil membuat ku terlonjak
kembali dari atas ranjang.
āargghhh... mau apa lagi sih
eomma. tidak tahu apa tulang-tulang ku ini rasanya ingin patah semua.ā kesal
ku.
āYoona....ā
āne eomma....ā jawab ku
kencang dari dalam kamar.
Dengan terpaksa ku buka
pintu kamar ku dan berjalan menghampirinya yang berada dilanatai bawah.
āwaeyo eomma?ā
ākau cepatlah bersiap-siap,
sebentar lagi kita akan berangkat.ā
ābuya? berangkat? eomma,
eomma sedang mengigau? sekarangkan baru pukul empat. bukannya acara makan malam itu pukul tujuh.ā
āha? pukul empat? eomma kira
sekarang sudah hampir malam. mianhae eomma terlalu bersemangat.ā katanya dengan
senyum yang sangat membuat ku kesal.
āaish... apakah masih ada
yang ingin dibicarakan eomma? kalau
tidak aku ingin beristirahat di kamar.ā
āoh tidak ada.ā
Setelah mendengar
jawabannya, aku pun kembali menuju kamar dan memulai saat-saat untuk
mengistirahatkan fisik dan fikiran yang telah lelah ini.
tok.. tok.. tok..
Aku membuka sedikit mata ku
saat mendengar sebuah suara yang berasal dari pintu kamar. Tetapi aku malah
semakin ingin menenggelamkan diri ku kedalam dunia mimpi hingga aku kembali
tertidur. Dan suara itu kembali terdengar dan semakin keras. Hingga membuat ku
harus berusaha menggabungkan kembali raga dan nyawa ku yang belum seutuhnya
menyatu ini. Ku dengar suara itu semakin keras saja. Akhirnya raga dan fikiran
ku dapat juga selaras bekerja, hingga aku dapat berjalan dan membuka pintu
kamar.
āya Im Yoon Ah. kenapa lama
sekali kau membukakan pintunya? sedari tadi eomma sudah mengetuk keras pintu
kamar mu. lalu kenapa kau masih belum bersiap-siap? apkaha kau lupa malam ini
kita akan ada makan malam? kau bagaimana sih. kalau begitu cepat ganti baju mu
sekarang.ā
Aku pun hanya diam tak
menjwab ataupun menganggukkann kepala ku. Aku masih bingung dengan ucapannya.
Terlalu banyak yang ia katakan tanpa ada jeda dalam mengatakannya. Apakah ia
tak melihat kalau aku baru bangun tidur, mana bisa otak ku secepat itu menangkap kata-katanya yang ia ucapkan
seperti kereta express itu.
āarraseo?ā
āne ara.ā jawab ku
berpura-pura untuk mengerti. Tapi nyatanya apa yang ia katakan saja aku tak
ingat.
Aku pun kembali menutup
pintu dan membaringkan tubuh ku ini keatas ranjang.
brak...
āya Im Yoon Ah kenapa kau
kembali tidur? cepatlah bangun dan bersiap-siap. eomma akan menunggu dalam
waktu sepuluh menit kalau kau tidak kunjung juga turun eomma akan menyita kunci
mobil mu.ā
Mata ku terbelalak terbuka
saat mendengar ucapannya.
āmwo? sepuluh menit? eomma
kau sudah gila mana mungkin dalam...ā
ātak ada alasan cepat atau
kunci mobil mu akan eomma sita.ā potognya sembari berjalan keluar dari ruangan
ini.
Mendengar ucapannya itu dengan
sigap aku mengambil handuk yang tergantung dan berlari menuju kamar mandi.
Ku pasang jam tangan yang
sudah ku siapkan. Ku tatap cermin yang berada didepan ku. Aku perhatikan diri
ku yanng telah mengenakan gaun yang tadi ku pilih.
āya Im Yoon Ah kau adalah
yeoja ter yeppeo.ā puji ku.
Aku pun mengambil ponsel
yang berada diatas meja rias dan langsung berhambur keluar kamar.
āappa.. eomma..ā panggil ku
saat melihat eomma dan appa diruang keluarga.
āwah... ani appa yeppeo
sekali.ā puji appa membuat ku seperti melayang keatas.
ātentu saja kan sama seperti
eomma nya.ā kata eomma membuat ku kembali terjatuh setelah pujian yang
dilontarkan appa.
āhaha.. baiklah-baiklah.
kalau begitu kajja.. nanti kita
terlambat.ā
āoh iya appa, memangnya kita
akan makan malam dimana?ā
ākau pasti akan sangat
senang mendengarnya Yoong.ā
āsenang? senang kenapa
eomma?ā tanya ku bingung.
ākarena malam ini kita akan
makan malam dikediaman Lee. dan kau bisa kembali bertemu dengan Donghae.ā jelas
eomma membuat mulut ku terbuka tak percaya.
ādikediaman Lee? bertemu
dengan Donghae? senang? apa-apaan ini semua..ā gerutu ku.
Aku memutar otak ku untuk
menggagalkan acara kali ini. Ketika aku berhasil menemukan ide dan berniat untuk
mengatakannya, dengan cepat eomma mendorong ku menuju mobil tanpa membiarkan
sepatah katapun keluar dari mulut ku.
āeomma aku...ā
āoh iya Yoong, nanti kau
jangan berkata yang aneh-aneh ya..ā pesan eomma memotong ucapan ku sebelum aku
menuntaskannya.
āeomma aku...ā
āoh iya appa, kita akan
membawakan apa untuk keluarga Lee?ā tanya eomma pada appa tanpa menggubris ku
yang sedari tadi ingin mengatakan sesuatu.
āem... kita belikan buah
saja.ā
āoh yasudah. kalau begitu
nanti kita berhenti ditempat kita sering membeli buah ya..ā
Aku pun kembali berusaha
untuk mengatakannya, tetapi aku urung mengatakannya karena kata-kata eomma yang
baru saja terlontar.
āYoong gomawo karena hari
ini kau telah mau menemani eomma..ā
āha? ne eomma.
cheonmaneyo..ā
Aku pun berdiam diri dan
menghabiskan waktu ku untuk melihat suasana Seoul pada saat malam dari dalam
mobil.
Author POV
Sebuah rumah besar nan mewah
yang ia anggap rumah terkutuk itu kembali lagi ia datangi. Ia hanya menatap
nanar dari dalam mobil. Tak dapat terbayangkan apa yang akan terjadi pada
dirinya nanti. Ia turun dari mobil mengikuti orang tuanya. Ia berjalan pelan
mengekor dari belakang. Ketika hendak memasuki rumah itu, ia samar-samar
mendengar suara seseorang yang memanggilnya.
āYoong...ā
Ia mengenali suara itu,
dengan cepat ia menolah kearah suara itu berasal.
āYoong... disini..ā
āah.. disana.ā jawabnya
sembari membalas lambaian tangan namja yang memanggilnya.
āappa.. eomma.. aku kesana
sebentar yah..ā pamitnya dan segera berjalan menuju namja itu.
āya Yoona-ah...ā panggil
sang eomma, tetapi ia tak mendapatkan respon.
Kini Yoona tepat berdiri
didepan namja yang memanggilnya itu. Namja yang sudah lama menjadi sahabat
karibnya. Kini namja itu tengah memperhatikan Yoona dari ujung helai rambut
sampai kakinya. Namja itu terus menaik turunkan bola matanya.
āya Eunhyuk-ah.. kenapa kau
melihat ku seperti itu?ā herannya. Ia pun mengambil tempat duduk disamping
namja itu.
Tempat ini merupakan tempat
favoritnya ketika ia berkunjung. Sebuah taman yang terdapat ayunan berwarna
putih. Ia sering sekali duduk diayunan ini ketika ia sedang senang ataupun
kesal.
āapakah ini benar Im Yoon Ah
sahabat ku?ā
āya! tentu saja. kau kira
siapa aku.ā kesalnya sembari memukul pelan lengan Eunhyuk.
āķķķ... mianhae. habis aku baru pertama kali melihat kau mengenakan pakaian
layaknya seorang yeoja beneran..ā ledeknya lagi.
āya! Lee Hyuk Jae. kau mau
mencari mati? ha?ā
āhehe.. mianhae.. mianhae.
janganlah marah-marah seperti itu, kau ini kan seorang yeoja.ā
āhabis kau yang membuat ku
kesal..ā jawabnya dengan sedikit memajukan bibirnya.
Mengetahui keadaan menjadi tidak enak karena ulahya, buru-buru Eunhyuk mengganti topik pembicaraan.
ākau mau datang? ku kira kau
akan menolaknya dengan beribu macam alasan dan cara.ā
Yoona menghela nafasnya
sebelum ia menjelaskan mengenai kehadirannya malam ini.
āhuh... ini semua terjadi
karena eomma. kalau saja sejak awal ia memberitahu ku kalau makan malam hari
ini di rumah terkutuk ini, sebelum ia mengajak ku pastilah aku akan
menolaknya.ā jelas Yoona dengan memicingkan matanya dan membulatkan tangannya
menunjukkan bahwa ia kesal terhadap eomma nya.
ājadi maksudmu? kau sama
sekali tak tahu dimana kau akan makan malam? dan kau langsung saja
menyetujuinya? ć
ć
ć
ć
.ā tawa Eunhyuk membuat Yoona semakin terlihat
kesal.
āYA! KENAPA KAU TERTAWA?ā pekiknya.
āķķķ.. habis kau Yoong, kau pabo sekali. salah
sendiri kau tak tanya dulu.ā kata Eunhyuk sembari menahan tawanya.
āaish... kau!ā
Tiba-tiba saja saat mereka tengah asik
tertawa bersama, datang seseorang menghampiri mereka.
ājadi kau disini. kau tak berubah ya, masih
sama seperti dulu. masih menyukai tempat ini sebagai tempat favorit mu, tempat
dimana kau selalu menangis karena kau kalah dengan ku.ā kata orang itu dengan
angkuhnya.
Yoona yang mendapati sosok orang itu, tengah
berdiri didepannya hanya bisa tertegun. Ia tak menyangka bahwa orang iti adalah
orang yang kemarin ia mintai air.
āsepertinya lebih baik aku tinggalkan kalian
berdua saja, agar kalian lebih nyaman satu sama lain.ā Eunhyuk menghentikan
ucapannya.
āem.. kalau begitu aku permisi dulu.ā
pamitnya sembari tersenyum simpul dan memukul pelan pundak orang yang tengah
berdiri itu.
Ketika Eunhyuk sudah tak terlihat lagi, kini
orang itu yang tak lain adalah seorang namja duduk tepat disamping Yoona.
Cukup lama keheningan terjadi diantara mereka. Dan tiba-tiba saja namja itu
menghancurkan keheningan yang menguasai mereka dengan mengawali pembicaraan
terlebih dahulu.
āsudah lama kita tak bertemu. tetapi tak ada
yang berubah dari mu. kau tetap seorang yeoja tomboy yang tak bisa berdandan
layaknya seorang yeoja dan kau tetap masih...ā
āya! apa yang kau katakan. kau...ā potong
Yoona geram.
ādan kau masih tetap cerewet, keras kepala,
dan emosian sama seperti dulu.ā sambung namja itu lagi dengan senyum yang dapat
dikatakan dengan senyuman merendahkan.
Yoona kembali menahan emosinya, iya semakin
mengepalkan tangannya.
ākau marah?ā tanya namja itu dingin. Yoona
tak menjawabnya, matanya masih menatap tajam kedepan dan tangannya masih
mengepal dengan sangat kuat.
ākau ingat apa yang telah kau lakukan kemarin
terhadap ku?ā
āmwo?ā
āne kemarin. apa kau sudah lupa? bagaimana
kalau aku membantu mu untuk mengingatnya. kemarin kau terjatuh dan aku
menggendong mu menuju ke sofa..ā
āya! aku
tak pernah meminta bantuan mu!ā pekik Yoona yang sedari tadi sudah
menahan amarahnya terhadap sosok namja yang duduk disampingnya itu.
ādan kau ingat ketika kau meminta ku untuk
mengambilkan mu air?ā
Yoona kembali diam. Tetapi kini matanya
beralih menatap tajam kearah namja itu.
āitu adalah hutang ketiga mu.ā lanjutnya
dingin.
ābo? hutang? ketiga? apa maksud mu?ā pekik
Yoona yang tak terima atas tuduhan namja itu.
āne, hutang ketiga mu. kau ingat kan ketika
kecil dulu, ketika kau....................ā
To Be Continued ^^
annyeong:) Your New Face back again readers... before that i want to say mianhae.. jinja mianhae for your waiting time and mianhae if this fanfiction is bad. and i wanna give you an information about the next part, may be i will late for publish "Your New Face - part 3". so i hope readers still wait and i also want to say thanks for your time to read my fanfiction...ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Chinguu jgn lma" yah di post chap 3 nya penasaran banget deh chingu!! soalnya ini FF yg pali aku tunggu".... Pokoknya FF chingu daebak deh...
ReplyDelete#mian maksa hehe :P
ne. aku usahain yah, ini juga lagi dibikin. sabar yah... mian kalo chingu nunggunya lama. dan jeongmal gomawo udah sempetin baca ff ini:)
Delete