The Last (Songfict)
Main Cast = Cho
Kyuhyun, Park Ji Yeon
Genre = Sad Romance
Type = Songfict (Coagulation ~ super junior K.R.Y)
Author = Salsa
Chagawoon nuhui geu han madiga naui maeume dahke dwaesseul ddae
Nae noondongjaen nado moreuneun chokchokhan eeseul bangwool
Nae noondongjaen nado moreuneun chokchokhan eeseul bangwool
~Ketika kata-kata dinginmu mencapai hatiku
Di mataku, tanpa sepengetahuanku,
Embun (basah)pun terjatuh~
Di mataku, tanpa sepengetahuanku,
Embun (basah)pun terjatuh~
Author POV
Kyuhyun tak
berkomentar. Ia memperhatikan gadis cantik didepannya itu. āYeon~a apa yang
terjadi? Kenapa kau bicara seperti itu?ā
Ji Yeon menggigit
bibir. Ia bisa mendengar jelas suara Kyuhyun yang bergetar, penuh ketakutan.
āAku sudah
memikirkannya baik-baik, dan kurasa sekarang adalah waktu yang tepat,ā Kata Ji
Yeon dingin, membuat Kyuhyun menunduk untuk menatap wajah bulat gadis itu. Ji
Yeon sekarang menatapnya lekat. ājauhi akuā
Kyuhyun
mengerjapkan mata. āapa?ā
āJauhi aku.ā ucap Ji Yeon setelah sebelumnya tersenyum getir.
Kyuhyun mengerjap
lagi, berharap ia salah mendengar. āJauhi siapa?ā
Ji Yeon mulai
merasa sesak dengan pertanyaan namja itu, ia seperti tak dapat merasakan detak jantungnya lagi sekarang.
āDemi tuhan aku tak pernah mencintaimu. Jadi jauhi aku mulai sekarangā
Kyuhyun
tersentak mendengarnya. Ji Yeon sendiri tertekan, dia merasakan goncangan dahsyat dalam
tubuhnya, tapi mau apa lagi? Inilah yang terbaik untuk Kyuhyun. Ia tahu, namja
itu sangat terkejut hingga tak bisa mencerna ucapannya tadi.
āBaiklah, aku
akan mengucapkannya lagi. Cho Kyuhyun, mulai detik ini tolong jauhi aku. Aku
tak mencintaimu dan takkan pernah mencintaimu. Jangan pernah ganggu hidupku
lagi dan jangan pernah menampakkan wajahmu didepanku lagi.ā Kyuhyun terpaku. Ia
tak pernah menyangka Ji Yeon, gadis yang sanggup membuatnya tak bisa bernafas
dengan benar itu, akan mengatakan sebuah kalimat perpisahan padanya. Selama
ini, Kyuhyun menganggap Ji Yeon tak ubahnya jelmaan dewi yang bersedia
menyerahkan segenap cintanya pada namja itu atau bahkan tuhan memang sudah
menciptakan gadis itu khusus untuknya.
Ji Yeon berbalik
lalu mulai meninggalkan namja yang masih terdiam dalam posisinya. Setiap
langkahnya terasa sangat berat, ia seperti merasakan ada timah panas menghujam
jantungnya, dan ia tak bisa menahannya lagi sekarang. Air mata yang sedari tadi
mati-matian ia tahan kini keluar juga. Keluar begitu saja tanpa adanya isakan,
membuat semuanya menjadi semakin menyakitkan.
Sedangkan
Kyuhyun, nafasnya seolah berhenti saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut
Ji Yeon lengkap dengan nada bicara gadis itu yang terlewat dingin. Wajahnya
saat ini menampakkan kekecewaan yang amat sangat. Dia tidak pernah berpikir
sedetikpun tentang perpisahan. Dia bahkan tidak menemukan cacat sama sekali
dalam hubungan mereka selama ini. Mereka memang bertengkar setiap saat, saling
meneriaki satu sama lain tapi itulah salah satu hal yang membuat keduanya
merasa nyaman. Dia bilang apa? Tidak cinta? Lalu atas dasar apa hubungan mereka
selama ini? Bahkan Kyuhyun selalu berusaha melakukan apapun agar gadis itu
tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal mengerikan seperti meninggalkannnya.
Bahkan sejak tadi Kyuhyun tidak berusaha untuk menyembunyikan ekspresi
ketakutannya sama sekali. Kini namja itu mengangkat kedua tangannya, dia bisa
melihat betapa gemetarnya jari-jarinya saat ini. Dia tidak pernah merasakan
ketakutan sebesar ini sebelumnya. Perasaan semanusiawi ini tidak pernah
terlintas dalam benaknya. Bahwa ternyata Ji Yeon benar-benar berpengaruh
terlalu banyak dalam hidupnya sehingga untuk membayangkan kehilangan gadis itu
saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati.
Uhdisuh uhdduhke jakkooman maethineunji nado moreujyo
Geunyang naega manhi apeun guhtman arayo
Ddeuguhwuhdduhn gaseumi juhmjuhm ssaneulhajyo
Geunyang naega manhi apeun guhtman arayo
Ddeuguhwuhdduhn gaseumi juhmjuhm ssaneulhajyo
~Darimana kau bagaimana
keadaanmu lebih dan lebih
keadaanmu lebih dan lebih
Bahkan aku tidak tahu apapun
satu-satunya hal yang ku tahu adalah aku hanya benar-benar sakit
satu-satunya hal yang ku tahu adalah aku hanya benar-benar sakit
Hatiku yang sebelumnya terbakar perlahan-lahan menjadi dingin~
Sudah sebulan
setelah kejadian itu dan Kyuhyun masih tak menemukan alasan logis kenapa Ji
Yeon memutuskan hubungan mereka. Jadi selama namja itu belum mendapatkan
jawaban yang bisa memuaskannya, maka Kyuhyun takkan menghiraukan ucapan sepihak
Ji Yeon sebulan lalu. Dan ia rasa, takkan ada satu alasanpun yang bisa membuatnya
menerima kenyataan ini, kenyataan bahwa sudah tak ada hubungan diantara
keduanya.
"Yeon~a, kau dari
mana? Mengapa baru pulang?" Kyuhyun segera bangkit dari duduknya saat sebuah
mobil berhenti tepat didepan rumah Ji Yeon. Kyuhyun memang menyempatkan untuk
datang ke rumah gadis itu pagi ini, seperti biasanya. Namun ternyata rumah itu
kosong. Sudah tak terhitung berapa kali Kyuhyun menghubungi Ji Yeon tapi gadis
itu mengabaikannya. Dan sekarang, tepat pukul 10 malam gadis itu akhirnya
pulang juga, membuat Kyuhyun bisa sedikit bernafas lega setelah sebelumnya tak
tenang menduga-duga keberadaan dan keselamatan gadisnya.
āApa yang kau
lakukan disini? Aku mau pulang atau tidakpun kurasa itu bukan urusanmu lagi
sekarangā Ucap Ji Yeon dingin. Kyuhyun menatap gadis didepannya tanpa berkedip
sekalipun. Gadis itu adalah gadis tercantik yang pernah dilihatnya, dan ia
yakin akan selalu seperti itu. Gadis itu bahkan terlihat semakin cantik
disetiap detiknya, membuat Kyuhyun ingin menghentikan waktu jika ia diberi kesempatan.
Ia benar-benar tak sanggup untuk menahan pesona gadis itu lebih lama bahkan
disaat seperti ini. Tidak! Namja itu tak bisa! Sampai kapanpun takkan bisa!
Takkan bisa lepas dari jeratan pesona gadisnya.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
āBagaimana
keadaan Ji Yeon? Bagaimana keadaannya? Apa ia hidup dengan baik tanpaku? Aku
ingin tau bagaimana keadaannya saat ini. Aku ingin tau apa yang ia lakukan
sekarang. Apa ia menghabiskan sarapannya pagi ini? Apa tadi malam ia tidur
dengan nyenyak?ā Pertanyaan-pertanyaan
itu mengisi hampir keseluruhan dari otak Kyuhyun. Nyaris disetiap detiknya,
hanya wajah itu yang berseliweran dibenaknya. Benar-benar membuat namja itu
menjadi setengah gila.
Ia tak tahu
apapun tentang Ji Yeon, setidaknya beberapa bulan belakangan ini. Lebih
tepatnya saat Ji Yeon memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Satu-satunya
hal yang ia tahu dengan pasti saat ini adalah bahwa ia benar-benar sakit,
benar-benar terluka karena yeoja itu. Namja itu marah, ya.. itu sebuah fakta.
Ia merasa hatinya terbakar saat Ji Yeon mengucapkan kata-kata dingin tak
berperasaan itu padanya, tapi sedetikpun tak pernah terbersit, bahkan
dikhayalan terliarnya sekalipun tak ada celah untuk membenci gadis itu, karena
jika Kyuhyun memejamkan matanya maka perlahan-lahan semuanya menjadi dingin.
Mwuhrago marhalji, uhdduhke bootjabeulji nado moreugejjanha
Uhdduhke nan uhdduhke hajyo
Uhdduhke nan uhdduhke hajyo
~Aku tidak tahu harus mengatakan
apa,
Atau bagaimana cara menahanmu
apa,
Atau bagaimana cara menahanmu
Bagaimana aku bisa,
Bagaimana aku bisa melakukan
hal itu~
Bagaimana aku bisa melakukan
hal itu~
āSebenarnya apa
maumu huh? Kenapa kau selalu mengikutiku? Apa kata-kataku kurang jelas?ā Ji
Yeon bertanya pada Kyuhyun, tapi tentu saja sudah tahu jawabannya sendiri.
Kyuhyun terdiam, tak tahu harus mengatakan apa, tak tahu bagaimana caranya
menahan yeoja itu, setidaknya sedikit lebih lama dari ini.
āBagaimana aku
bisa? Bagaimana aku bisa melakukan hal itu?ā Tanya Kyuhyun seraya menundukkan
kepalanya menatap Ji Yeon dalam, masih mencoba menikmati segala keindahan yang
terpancar dari wajahnya walau disaat yang sangat tidak tepat. Ji Yeon tetap
mencoba untuk tenang ditengah kelimbungannya. ābisa apa? Hal apa?ā
āaku tak bisa.
Sampai matipun aku tak bisa berhenti mencintaimu, menjauh darimuā Ucap Kyuhyun
tanpa mau bersusah payah menyembunyikan ketakutannya. Takut akan kehilangan
gadis itu, walau nyatanya ia sudah kehilangannya.
Nanananana nanananana yoorichangedo nae noon wiedo
Eeseul maethyunne noonmool maethyunne jageun naetmooreul mandeune
Eeseul maethyunne noonmool maethyunne jageun naetmooreul mandeune
~Nananana Nananana
Di depan jendela di depan
mataku embun tangisan pun
terjadi
Sebuah aliran kecil terbuat~
Di depan jendela di depan
mataku embun tangisan pun
terjadi
Sebuah aliran kecil terbuat~
Ji Yeon menatap
nanar ke luar jendela kamarnya. Hingga pagi ini, Kyuhyun pun masih tak terlihat
dari jarak pandangnya. Ya.. memang inilah yang seharusnya terjadi. Bukankah ini
yang terbaik? Dan bukankah ini yang Ji Yeon inginkan? Tapi sepertinya gadis itu
belum dapat menerimanya, Ia bahkan masih merasakan sesak didadanya setiap
mengingat kejadian itu. Ji Yeon bahkan tak habis pikir, bagaimana mungkin ia
berani mengucapkan sebuah kata perpisahan pada namja itu? Pada seorang Cho
Kyuhyun, namja yang bisa membuat lututnya lemas hanya karena menatapnya saja.
āheiā¦
kita kan sudah 3 tahun bersahabat, bagaimana kalau sekarang kau jadi
yeojachinguku?ā Ucap Kyuhyun santai sambil memasukkan roti ke mulutnya.
āhmm?
Apa?ā Ji Yeon tersentak kaget.
ākau
tuli huh? Kubilang bagaimana kalau sekarang kau jadi yeojachinguku? bagaimana?
Kau dengar tidak? Apa masih tak dengar?ā
ātunggu!
Kau ingin jadi pacarku? Begitu?ā
āhmmā
Jawab Kyuhyun sambil mengangguk
āah..
romantis sekaliā
ākau
menyindirku huh?ā
āMenurutmu?ā
Ucap gadis itu sambil menatap Kyuhyun kesal.
āaishā¦
lalu apa jawabanmu?ā
āsebutkan
satu alasan kenapa aku harus menjadi pacarmuā
āsatu?
Aku bahkan bisa memberimu seribu alasanā
āAku
hanya butuh satuā tolak gadis itu sambil menatap Kyuhyun dengan tatapan
menantang yang sangat kentara.
Namja
itu menatap ke arah jendela dengan tatapan menerawang āngā¦. Karena kau
menyukaiku?ā ucap Kyuhyun sambil melemparkan tatapannya pada Ji Yeon yang
langsung terbelalak ādari mana kau tau?ā Ujar gadis itu dengan tubuh yang
mendadak tegang. Bahkan dia bisa merasakan keringat mengucur dipunggungnya.
Namun tatapan kaget gadis itu berubah menjadi bingung saat Kyuhyun menutup mulutnya
dengan tangan dan sesaat kemudian tawa namja itu sudah menyembur keluar tanpa
henti.
āJadi
aku benar? Kau menyukaiku? Padahal aku hanya mengarang saja tadiā Ucapnya
dengan susah payah diantara tawanya, āKau memang mudah ditipu yaā lanjutnya
masih tergelak
āTch,ā¦ādecak
Ji Yeon, merasa sangat bodoh.
ābaiklah!
Jadi bagaimana? Alasanku bagus kan?ā
āalasan
model apa itu huh?ā
ātapi
alasanku cukup kuat kan?ā godanya sambil tersenyum menatap gadis didepannya
yang sudah bergerak gelisah ditempat duduknya. āKyuhyun~a! Kurasa aku sudah
gila! Ngā¦. aku mau jadi pacarmuā ucap Ji Yeon sambil memejamkan matanya,
seperti mengatakan hal itu pada seorang Cho Kyuhyun adalah sebuah aib besar.
Bayangan itu
mengalir sempurna dibenak Ji Yeon, membuat gadis itu benar-benar seperti merasa
dipojokkan oleh pikirannya sendiri, seperti tak ada alasan lagi baginya untuk
menahan air matanya. Akhirnya gadis itu menyerah, ia tak bisa berpura-pura sok
kuat pada dirinya sendiri. Sebuah aliran kecilpun terbentuk melewati pipinya,
sebuah tangisan. Sebuah kenangan yang memang sangat jauh dari kata romantis
tapi tetap sangat berkesan untuk gadis itu.
Uhdduhke nan uhdduhke hajyo
Noon gameumyuhn heulluh naerilggabwa haneureul ollyuhbwado
Gyuhlgoogen mooguhwuhjin noonmool han bangwooreul delkyuhbuhrigo marajji
Gyuhlgoogen mooguhwuhjin noonmool han bangwooreul delkyuhbuhrigo marajji
Uhdduhke Uhdduhke Dashin nuhl bol soo uhbseumyuhn nan uhdduhke
Nan uhdduhke
Naeil achim nado moreuge juhnhwagi eh
Naeil achim nado moreuge juhnhwagi eh
~Bagaimana bisa, bagaimana aku
bisa melakukannya
bisa melakukannya
Aku takut jika aku menutup mata mereka akan mengalir bahkan
ketika aku melihat ke langit
Tangisanku,
Pada akhirnya menjadi lebih
buruk ketika jatuh,
Akhirnya ku temukan bagaimana
Pada akhirnya menjadi lebih
buruk ketika jatuh,
Akhirnya ku temukan bagaimana
Bagaimana
Bagaimana jika aku tak bisa bertemu lagi?
bagaimana aku bisa?~
Kyuhyun menatap
pantulan tubuhnya dicermin, ia melihat dirinya sendiri yang tampak menyeramkan.
Sekarang sudah jam 5 pagi, namun namja itu belum juga membaringkan tubuhnya.
Lingkaran hitam terlihat jelas dimatanya, ia sudah jarang sekali tidur bahkan
nyaris tak tidur tiap malamnya dan itu semua hanya karena seorang gadis.
Seorang gadis yang tak pernah gagal membuat detakan jantungnya menjadi tak
menentu.
Mendadak Kyuhyun
mendapat pencerahan, ia terlalu terpuruk hingga tak dapat berpikir jernih. Ia
buru-buru mengambil ponsel di mejanya, lalu menelfon ibu Ji Yeon.
āYeoboseo,
Kyuhyun~aā
āEomma, maaf
mengganggu tidurmuā
āah.. tak
apa-apa!ā
āengā¦ eomma sudah
tau kalau hubunganku dan Ji Yeonā¦ā¦ā¦ā¦ā
āeomma tau!ā
āemmā¦.. apa eomma
tau mengapa gadis ituā¦ā¦ā¦ā¦..ā
āAda satu hal
yang harus kau tauā Suara wanita
paruh baya itu terdengar sangat pelan, bahkan nyaris tak terdengar. Wanita itu
sedang berada dikamar putrinya yang sedang tertidur sekarang, dan ia tak mau
putri tunggalnya itu terbangun apalagi mendengar percakapan via telfonnya. Ji
Yeon eomma melangkah keluar kamar dan menutup pintu kamar Ji Yeon perlahan.
āeommaā¦.. Kau
disana?ā
āNe! Mianhae,
eomma baru saja keluar dari kamar Ji Yeonā
āah, yeā
āKyuhyun~a, kau
harus tau satu hal penting. Eomma yakin Ji Yeon akan sangat membenci eomma jika
eomma mengatakan ini padamu. Tapi eomma rasa kau harus tauā
āapa itu?ā Tanya
Kyuhyun penasaran, ia bangkit dari posisinya dengan perasaan tak enak.
āJi Yeon sakit.
Ia terkena kanker otak stadium akhir, kami baru mengetahuinya 5 bulan lalu.
Eomma sudah membujuknya untuk menjalani kemoterapi tapi ia selalu menolak. Dan
dokter bilangā¦ā¦..ā nafas wanita itu
tercekat, ia tak dapat melanjutkan kata-katanya lagi. Matanya memanas diiringi
dengan lelehan air mata dipipinya.
āeommaā¦ā¦ā Panggil
Kyuhyun pelan, ia juga merasakan hal yang sama. Ia menerima hentakan dahsyat di
dadanya, pandangannya mendadak kabur. Kenyataan macam apa itu?
ādokter bilang
umurnya takkan lama lagi. Ji Yeon takkan bertahan lama, bahkan sebulan pun
takā¦ā¦.. takā¦ā¦ā¦ tak bisaā Ucap Ji Yeon
eomma dengan nafas tersengal dan setelah ia berhasil mengucapkan kata terakhir
itu, tubuhnya mendadak lemas diiringi dengan tangisnya yang kian kencang,
wanita itu berusaha menutup mulutnya agar tak ada isakan berarti yang terdengar
tapi sepertinya terlalu sulit dilakukan. Ia segera memutuskan sambungan
teleponnya, benar-benar tak kuat lagi.
Kyuhyun terpaku,
genggaman tangan pada ponselnya kian mengendur hingga akhirnya ponsel itu
terjatuh begitu saja. Namja itu tak tau harus melakukan apa jika sudah begini,
ia tak kuat dengan detakan jantungnya yang semakin cepat disetiap detiknya. Ia
takut. Benar-benar takut akan kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi.
Ia memejamkan matanya lalu menengadahkan kepalanya, melihat langit-langit
kamarnya, berusaha untuk tidak menjatuhkan satu tetes air sekalipun dari
matanya.
Nan uhdduhke
Naeil achim nado moreuge juhnhwagi eh
Naeil achim nado moreuge juhnhwagi eh
~Bagaimana aku bisa
Besok pagi
Ketika aku tidak sadar meraih telepon~
Besok pagi
Ketika aku tidak sadar meraih telepon~
Kyuhyun terjaga
dari tidurnya, entah mengapa rasa kantuknya hilang begitu saja. Ia melirik jam
dindingnya. Pukul 3 pagi. Akhir-akhir ini, namja itu memang sering sekali
terbangun di pagi buta seperti ini. Kyuhyun bangkit dari posisinya dan menyandarkan
kepalanya di kepala tempat tidur. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali,
mencoba memfokuskan pandangannya yang sedikit kabur . Hingga ponsel yang
terletak di atas meja kecil disamping tempat tidurnya berdering nyaring,
memecah keheningan. Refleks, namja itu menoleh kearah ponselnya sebelum
akhirnya mengerutkan keningnya. Siapa yang menelfon sepagi ini?
Ia mengulurkan
tangannya untuk meraih ponsel itu. Dan dengan cekatan segera mengangkat
panggilan itu saat melihat nama yang terpampang dilayar ponselnya.
āYeoboseo,
Kyuhyun~a!ā
āeomma! Ada apa?ā
Tanya Kyuhyun sepanik-paniknya, ia menyibak selimut yang tersampir asal
ditubuhnya dan segera berdiri.
āJ..Ji.. Ji Yeonā Ji Yeon eomma berbicara dengan suara bergetar
dilengkapi dengan isakan yang terdengar jelas. Bisa dipastikan ini adalah
sesuatu yang buruk.
āAda apa
dengannya?ā Kyuhyun mulai gusar, ia sudah bersiap didepan lemari pakaiannya
lalu mengambil hoody dan juga jeansnya.
āKeadannya
memburuk. Sangat buruk. Eomma tak tau harus apa lagi! Dokter juga sudah
terlihat putus asa. Ia bilang,ā¦ā¦ā¦..ā
āaku kesana!
Sekarangā Tekan Kyuhyun sembari memutuskan sambungan teleponnya, tak perduli
pada apapun yang dokter itu bilang. Mau bilang apa lagi? Umur Ji Yeon tak lama
lagi? Aiishā¦.. Umur gadis itu tak ada yang tau, takkan ada yang tau. Termasuk
dokter sialan yang sudah membuat harinya tak tenang itu. Apa yang ia katakan?
Umur Ji Yeon tak lama lagi. Bahkan kata-kata itu terlalu tabu untuk dicerna
Kyuhyun. Dengan cepat, ia mengganti bajunya dan segera beranjak secepat yang ia
bisa. Raut panik di wajahnya benar-benar tak dapat ditutupi, berkali-kali ia
membanting pintu yang ia lewati, sehingga menghasilkan debuman keras yang
memekakkan telinga.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
Kyuhyun bergerak
gelisah didalam mobilnya. Pagi-pagi buta begini, kepalanya sudah berdenyut
hebat. Ia berkali-kali memijit keningnya yang terasa sangat sakit ditambah
dengan detakan jantungnya yang menggila, membuat rongga dadanya benar-benar
sesak dan sakit. Ia melemparkan pandangannya jauh kedepan, ke arah sekelompok
orang dengan seragam polisi yang sedang memblokir jalan. Mereka bilang baru
saja terjadi kecelakaan yang menghasilkan ledakan dahsyat beberapa puluh meter
didepan dan jalan itu tak dapat dilalui untuk beberapa saat.
Kyuhyun mengumpat
penuh emosi dari dalam mobilnya sambil menekan klaksonnya tanpa henti,
membiarkan bunyi nyaring itu menggema. Ia tak bisa apa-apa lagi sekarang. Rumah
Ji Yeon masih cukup jauh dan ia tak bisa memutar balik mobilnya karena didepan
dan belakangnya sudah ada beberapa mobil yang ikut terjebak. Keringat dingin
sudah mengucur dipelipisnya, menggambarkan dengan jelas ketegangan dari pria
ini.
Suara dering
ponsel menggema, Kyuhyun segera menyambar ponsel yang ia geletakkan asal di
kursi penumpang itu. Bulu romanya bergidik saat melihat nama Ji Yeon eomma
tertera jelas dilayar ponselnya. Semoga bukan kabar buruk lagi atau bahkan
kabar yang lebih buruk dari sebelumnya. Aishā¦ membayangkan saja sudah membuat
namja itu nyaris mati ditempat.
Ia mengangkat
panggilan itu dan dengan perlahan mendekatkan speaker ponselnya ketelinganya,
masih belum sanggup jika harus mendengar kabar yang tak ingin ia dengar.
āYeoboseoā
Ucapnya, namun tak ada jawaban.
āeommaā Panggil
Kyuhyun namun kembali tak ada jawaban.
āEomma kau
disana?ā Pria itu mulai khawatir, benar-benar tak ada jawaban yang terdengar
dari seberang sana. Apa yang terjadi?
āKyuhyun oppaā Terdengar suara lemah seorang gadis, membuat
mata Kyuhyun langsung terbelalak.
āJi Yeon?ā
panggil namja itu dengan suara berat, benar-benar tak percaya.
āOppa! Terima
kasih untuk segalanya, terima kasih telah membuatku menjalani hidupku dengan
baik dan terima kasih telah hadir dalam kehidupanku. Tapi akuā¦ā¦ā¦.ā Suara gadis itu tersengal-sengal saat
mengucapkannya.
āaku akan kesana
sekarang! Jadi diamlah jangan mengatakan sesuatu yang bisa menyulut emosikuā
Jawab Kyuhyun tegas, benar-benar tak suka dengan ucapan gadis itu.
āaku senang bisa
mengenalmu. Aku berharap kau bisa hidup dengan baik tanpakuā Seolah tak memperdulikan ucapan
Kyuhyun, Ji Yeon tetap saja mengatakan hal-hal itu dan segera mematikan
sambungan telfonnya secara sepihak.
āYAK! JI YEONā
Pekik namja itu, namun terlambat. Sambungan sudah dimatikan sepersekian detik
sebelumnya. Kyuhyun melemparkan benda elektronik itu ke kursi penumpang dengan
penuh emosi, ia benar-benar tak bisa menerimanya.
Kyuhyun
mengangkat kedua tangannya, melihat betapa gemetarnya jari-jarinya saat ini. Ia
baru benar-benar mengerti akan arti perpisahan yang sesungguhnya. Tanpa
berpikir panjang lagi namja itu segera berhambur keluar dari mobilnya dan
berlari menembus blokiran polisi. Beberapa orang mencoba menghentikannya namun
namja itu tak sedikitpun mengacuhkannya. Ia tetap berlari walau lututnya sudah
lemas. Entah akan seberapa parah lecet yang akan menghiasi kakinya, mengingat
rumah Ji Yeon yang masih beberapa kilometer didepannya dan seberapa kencang
lari namja itu. Kini yang menjadi fokus utamanya adalah Ji Yeon, jantungnya sudah
berdetak tak karuan dan kakinya sudah terasa seperti melayang. Langkahnya
terasa kian berat dan menyakitkan, namun namja itu berusaha untuk mengabaikan
rasa sakit itu, ia tetap berlari dan berlari dengan tatapan nanar yang tak
terarah, benar-benar terlihat seperti orang gila. Ia tak tau harus mengeluarkan
ekspresi apa, selain ekspresi kebingungan dan tolol seperti ini. Ia benar-benar
merasa bodoh karena tak bisa menjaga gadisnya, gadis yang membuatnya jatuh
cinta. Lagi dan lagi. Pikirannya sudah melayang jauh, ia takut, benar-benar
takut akan kenyataan pahit yang bisa saja ia terima.
Hwagi eh
Soni daheumyuhn geuruhmyuhn naneun uhdduhke Nan uhdduhkharago
Wooseumyuh nuhege joheun moseup namkigo shipuh nuhreul bwajjiman
Gyuhlgoogen heulluh naeryuhjji
Soni daheumyuhn geuruhmyuhn naneun uhdduhke Nan uhdduhkharago
Wooseumyuh nuhege joheun moseup namkigo shipuh nuhreul bwajjiman
Gyuhlgoogen heulluh naeryuhjji
~Apa yang akan aku lakukan?
Beritahu aku apa yang harus ku
lakukan
lakukan
Aku ingin tersenyum dan
meninggalkanmu dengan kesan
yang baik,
Tapi ketika aku menatapmu
meninggalkanmu dengan kesan
yang baik,
Tapi ketika aku menatapmu
Air mata akhirnya terjatuh~
Kyuhyun melangkah
pelan menuju lantai atas rumah Ji Yeon. Ya.. menuju kamar gadis itu. Lututnya
sudah bergetar lemas setelah berlari cukup jauh. Penampilannya pun sudah tak
beraturan, keringat mengucur deras ditengkuk dan sekitar wajahnya. Namun itu
semua tak dapat melunturkan kata āsempurnaā yang selalu tercermin darinya.
āeommaā Ia
mendekat ke arah Ji Yeon eomma yang sedang bersandar didinding tepat disamping
pintu kamar anak gadisnya. Mata wanita paruh baya itu bengkak dan pipinya
basah, terlihat jelas dia sudah lama menangis.
āKyu!ā Panggil
wanita itu lirih diiringi isakan tertahan. āTersenyumlahā lanjut wanita itu
sebelum akhirnya makin merundukkan wajahnya sambil menutup mulutnya. Hanya satu
kata. Tapi terasa sangat menyakitkan bagi keduanya, apa? Ia harus apa?
Tersenyum? Bahkan itu terasa sangat mustahil disaat seperti ini. Tapi namja itu
berusaha untuk menggerakkan kepalanya dan mengangguk. Ia menarik nafas berat
lalu mulai memegang gagang pintu kamar Ji Yeon dan mendorongnya perlahan.
Refleks, gadis
yang sedang berbaring lemah diranjangnya itu menoleh ke arah pintu. Ia
tersenyum pahit, sesaat setelah menyadari keberadaan Kyuhyun disana. Ia malu
pada Kyuhyun, ia tak ingin namja itu melihatnya dalam keadaan semenyedihkan
ini. Ia tak berkata apapun, ia sudah cukup mengerti mengapa pria itu kesini.
Pasti eommanya yang menyuruh Kyuhyun datang. Tadi Ji Yeon memang sempat meminta
pada eommanya untuk menghubungi Kyuhyun, ia ingin mendengar suara namja itu
untuk terakhir kalinya, hanya suara. Sebenarnya ia sangat ingin bertemu dengan
Kyuhyun, namun ia tak siap. Tapi sekarang sepertinya sudah tak ada alasan lagi
untuk menjauh, tohā¦ sekarang semuanya telah jelas. Ia akan mati, mungkin dalam
hitungan beberapa menit kedepan. Ia memang sudah merasakan sakit luar biasa
diseluruh tubuhnya, namun gadis itu masih berusaha menyembunyikannya dengan
cara terus tersenyum, tak ingin membagi rasa sakitnya pada siapapun.
Kyuhyun duduk
dipinggir ranjang, mencoba menarik sudut bibirnya
untuk memberikan sebuah senyuman, dan itu adalah hal tersulit yang harus
dilakukan saat ini. Ji Yeon membalas senyumnya dengan tulus, berpikir mungkin
saja itu adalah hal terakhir yang bisa ia berikan. Kyuhyun memandangi tubuh
kurus gadis itu, keadaan yang sangat mengkhawatirkan, wajahnya terlihat terlalu
pucat dan bibirnya memutih.
ākau akan segera
sembuhā Ucap namja itu parau sambil mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi
gadis itu lembut. Ji Yeon tersenyum lirih, āMencoba menghiburku, huh?ā
ādimana
dokternya? Kenapa kau tak mengenakan infusmu?ā Tanya Kyuhyun setelah melihat
tubuh gadis itu terbebas dari selang infus. āaku menyuruhnya pulang. Aku bosan
memakai selang tak berguna itu. Pada akhirnya aku akan mati juga kan?ā
āYeon~a! Hentikan
ucapanmu itu! Umurmu masih panjangā Ji Yeon tersenyum getir mendengar ucapan
Kyuhyun. Namja itu masih berpura-pura bodoh atau apa? Ia pasti mati, hari ini
juga.
āmianhae Kyu!
Aku tak bisaā
āhmm?ā
āTak bisa menjadi
ibu dari anak-anakmu. Tak bisa menjadi orang yang pertama kau lihat saat membuka
matamu, tak bisa menjadi orang yang terakhir kau lihat saat menutup matamu dan
masih banyak lagi. Kuharap kau bisa mendapatkan yeoja yang jauh lebih cantik
dariku.ā Ucap Ji Yeon dengan pandangan yang mulai memudar. Kepalanya sudah berdenyut kencang dan dadanya sudah kembali sesak. Kyuhyun mengabaikan
ucapan gadis itu, tak berniat merekamnya sama sekali.
Ji Yeon
meletakkan telapak tangannya dimulutnya dengan cepat saat merasa ada yang
mengganjal ditenggorokannya. Ia batuk-batuk beberapa kali dan hasilnya,
beberapa bercak darah terlihat ditelapak tangannya. Dengan cekatan Kyuhyun
segera mengambil tisu dan membersihkan darah ditelapak tangan gadis itu. Ia
mengambil beberapa lembar tisu lagi dan mulai mengusapkan perlahan dibibir
gadis itu, membersihkan darah yang tertinggal disana dengan penuh perhatian. Ia
sudah tau akan begini, dan ia tak berniat untuk berkomentar.
āwaktuku semakin
sedikit!ā
āanio! Tetaplah
disiniā Ucap Kyuhyun berat, ia mengerti dengan jelas apa yang akan terjadi
selanjutnya namun masih bersusah payah mencoba menghibur dirinya sendiri dan
juga gadis yang sedang berbaring lemah didepannya, walau sebenarnya itu tak
berpengaruh sama sekali bagi keduanya.
āKyuhyun oppa!
S..sa..saranghaeā Ucap gadis itu pelan dan terbata-bata, seolah menahan rasa
sakit yang amat sangat.
āNado Yeonie-yaā
Ucap Kyuhyun lalu menghembuskan nafasnya dan mendekatkan wajahnya kewajah Ji
Yeon. Ia menempelkan bibirnya ke bibir gadis itu dalam satu lumatan ringan. Ji
Yeon mengulurkan tangannya ke pipi Kyuhyun, menangkupnya pelan. Dengan posisi
seperti ini, Kyuhyun dapat merasakan detakan jantung dan juga nafas Ji Yeon
yang terdengar tidak karuan, seperti terasa sangat berat, sulit dan menyakitkan.
Dan Kyuhyun tak berani membayangkan betapa sakitnya Ji Yeon saat ini, membuat
ia berpikir dua kali untuk menahan gadis itu disini. Bagaimana menurut kalian?
Menahan gadis itu disini? Menyuruhnya untuk tetap hidup dan setiap harinya
merasakan rasa sakit seperti ini? Kyuhyun bahkan nyaris gila hanya dengan
memikirkannya saja. Hingga lama kelamaan, detakan jantungnya terdengar
lemah, lemah dan semakin lemah hingga
akhirnyaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Kyuhyun membuka
matanya cepat, saat tiba-tiba tangan Ji Yeon yang sedari tadi menyentuh pipinya
mengendur hingga akhirnya terjatuh begitu saja. Kyuhyun segera menegakkan
tubuhnya dan menatap Ji Yeon tak percaya, mata gadis itu sudah tertutup rapat.
āYeonie! Ji
Yeon~a! Ireonaā Ucap namja itu panik lalu segera bangkit dari duduknya. Ia
menepuk pipi Ji Yeon pelan, namun yeoja itu masih tak bergeming. Kyuhyun segera
meraih pergelangan tangan gadis itu dan memeriksa denyut nadinyaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
namunā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Sudah tak adaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Ji Yeon pergi,
pergi untuk selamanya. Namja itu masih tersenyum dengan mata yang tertuju pada
Ji Yeon yang sudah tak bernyawa lagi. āaku akan hidup dengan baik Ji Yeon~a!
Untukmu! Terima kasih untuk semuanyaā Ucap namja itu parau dan diakhiri dengan
tetesan air mata yang mulai terjatuh. Ia mengangkat sedikit tubuh gadis itu
lalu memeluknya, merasakan kenyamanan yang takkan mungkin bisa ia dapatkan dari
seorang Park Ji Yeon lagi.
Kematian
akan menjadi bukti kalau cinta abadi itu memang ada. Setidaknya, walaupun pada
akhirnya seseorang yang ditinggalkan harus menemukan kehidupannya yang baru
namun hakikatnya, sampai akhir mereka benar-benar tetap bersama. Masing-masing
dari mereka tidak mau beranjak sedikitpun dari sisi yang lain, namun apa yang
harus diperbuat jika mereka akhirnya berpisah karena kematian?
END
hola.... I'm back! Setelah lebih dari 2 minggu menghilang aku balik bawa ff gaje ky gini...
Mian, kl ternyata ini malah terkesan maksa, g jelas atau bahasanya yg msh jelek
aku masih belajar.
kl feel? mungkin aku emang g bakat bikin cerita sedih kali ya..
makasih bg yg dah mau baca, siapapun n dimanapun
bye.. bye..
Please leave a comment n reaction for me
Comments
Post a Comment