Paris In Love (2 of 2)



20:00
So Eun POV



Aku menatap beberapa lembar euro ditanganku. Benar-benar satu-satunya uang yang kupunya saat ini.
“dia sudah bersikap sangat baik padaku! Setidaknya mungkin ini satu-satunya caraku untuk membalasnya!” Gumamku sambil tersenyum lalu mulai bangkit dari dudukku.



…………………….




23:17
Yesung POV




Kubuka pintu rumahku perlahan lalu mulai mengedarkan pandanganku. Entahlah, aku hanya merasa ada yang ganjil sekarang, biasanya saat aku baru membuka pintu, seorang gadis akan menyambutku sambil membungkukkan badannya. Namun yang terjadi hari ini? Bahkan aku tak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan disini. Aku berjalan menuju sofa lalu menyandarkan kepalaku disana, ya.. aku mencoba meluruskan pikiranku kembali, mungkin ia sedang di kamar mandi atau apalah.


Hampir 20 menit aku berdiam diri di sofa, namun gadis itu belum juga terlihat bahkan suaranyapun tak terdengar.


“Mungkinkah ia sudah tidur?” Gumamku sambil berjalan mendekat kepintu kamar. Kuraih daun pintu itu lalu perlahan mendorongnya, dan hasilnya……… Sebuah tempat tidur kosong yang kudapati.
“Dimana dia?” Ucapku bingung kemudian menutup kembali pintu itu. Kini aku melangkahkan kakiku ke ruangan yang berada dipojok, ruangan yang biasa kusebut dengan GUDANG. Mungkin tadi dia bermain piano seharian hingga tertidur disana karena terlalu lelah.


Aku membuka pintu itu dan hasilnya nihil, lagi-lagi tak ada seorangpun disana. Ah.. baiklah! Aku tak dapat menyembunyikan kekhawatiranku lagi sekarang. “SO EUN” Panggilku panik sambil berlari keseluruh sudut rumah dan aku benar-benar tak menemukannya dimanapun. “SO EUN” Panggilku untuk kesekian kalinya sembari berlari kembali ke kamar. Aku membuka lemari pakaian dengan terburu-buru dan masih menemukan koper besarnya bertengger disana. Berarti ia belum kembali ke Korea, namun kemana?


Pikiranku mulai melayang jauh hingga akhirnya aku berlari keluar rumah bermaksud mencarinya. Aku takut ia tersesat diluar sana atau malah yang lebih buruk dari itu. Predikat kota romantis untuk kota ini tak lantas membuat Paris menjadi kota yang bebas dari penjahat kan? Aku takut ada orang yang berbuat macam-macam padanya.


Aku berlarian disepanjang jalan di samping etalase-etalase, sesekali menabrak pejalan kaki yang berjalan berlawanan arah denganku. Sumpah demi apapun aku benar-benar kalut memikirkan yeoja itu. Aku berjanji jika seseorang melukainya, aku akan membunuhnya.



So Eun POV



“Thank you” Ucapku sambil memberikan beberapa lembar euro pada pedagang itu. Aku berjalan riang sambil menenteng sebuah kantong plastik.
“Semoga Yesung oppa menyukainya!” Harapku ditengah perjalanan, namun “ANDDDDWWWWWWAE” Pekikku saat tiba-tiba saja 3 orang pria merebut kantong plastik ditanganku lalu berlari secepat kilat. Merasa tak terima, aku segera berlari mengejar 3 pria itu secepat yang aku bisa. Aku berlari sembari berteriak-teriak meminta tolong dan menyuruh 3 pencuri itu berhenti. Namun sayang, tak ada yang membantuku dan aku tau jelas kenapa mereka tak membantuku, itu karena aku berteriak dalam bahasa Korea. Ya.. kosa kata bahasa Inggrisku memang sangatlah buruk dan aku tak tau banyak kalimat-kalimat berbahasa inggris. Mereka pasti tak mengerti apa yang kubicarakan.


“YAA! BERHENTI” Jeritku sambil berlari dengan tangan yang mengulur. Sebenarnya jika aku punya uang lebih atau jika barang dikantong plastik itu bukanlah sesuatu yang penting, maka kupastikan aku takkan mengejar 3 namja itu. Karena jujur itu sangat melelahkan, namun isi dalam kantong plastik itu seolah menjadi motivasi terbesarku untuk berlari dan mendapatkan kembali apa yang menjadi hakku.


Sampai akhirnya, ketiga orang itu berhenti berlari. Ah.. ternyata jalan buntu. Aku masih belum berani menghampiri mereka, saat ketiga orang itu mendekat satu sama lain dan bersamaan melihat isi dari kantong plastik yang beberapa saat lalu mereka rampas dariku.


“AHHH…… SHIT (ah.. sialan)” Salah satu namja itu berteriak sambil melempar kantong plastik yang sedari tadi melekat ditangannya. Melihat itu, refleks aku segera berlari mengamankan kantong plastik yang sudah koyak disana-sini itu. Aku memeluk kantong plastik itu sambil tersenyum, merasa aku menang dan semuanya sudah berakhir. Namun aku salah, saat aku mengangkat kepalaku, ketiga orang itu telah mengerubungi sembari menunjukkan seringaian menakutkannya. Ketiga orang itu memiliki tato dengan tindikan dimana-mana, membuat mereka sangatlah menyeramkan untukku.


Seorang dari mereka menarik tanganku lalu menghempaskan tubuhku ke tembok, membuat punggungku benar-benar sakit dibuatnya. Aku meringis kesakitan namun mereka benar-benar tak memperdulikanku.

“Don”t be scared baby (jangan takut sayang)” namja itu menyentuh wajahku dengan telunjuknya sambil tersenyum menakutkan. Tanganku sudah gemetaran karena cengkraman tangannya yang mengerikan namun 
aku masih mempertahankan kantong plastik itu ditanganku.


Ia mengedikan kepalanya kearah kedua temannya yang berada tak jauh di belakangnya. Seolah baru diberi interupsi, kedua namja itu mendekat kearahku lalu menarik kasar lenganku.

“Don’t Touch Me!” Pekikku sambil berusaha melepaskan tanganku dari cengkraman kedua monster itu, namun mereka benar-benar tak menggubris sedikitpun. Mereka makin mengeratkan cengkramannya lalu menarikku kasar, sedangkan aku tak mampu melakukan apapun selain berontak dan berteriak-teriak. 

Hingga…. PLLAAAKKKK Salah satu namja itu menamparku, tamparan paling keras dan menyakitkan yang pernah kurasakan seumur hidupku. Membuat rahangku terasa sangat perih dibuatnya, mungkin menangis adalah salah satu solusi terbaik untukku saat ini. Mulutku terasa terlalu sakit untuk digerakkan terlebih berteriak, demi tuhan kurasa hanya keajaiban yang dapat menolongku.

Hingga…….

“Don’t touch my girl! Let Her go (jangan sentuh gadisku! Lepaskan dia!)” sebuah suara dengan nada memerintah terdengar. Kami semua menoleh ke sumber suara. Yesung oppa! D..di..dia datang!
“Yesung oppa!” gumamku.
“hahaha…. You wanna be a hero here? Cih… “ Ucap salah satu dari mereka ketus sembari mendekat ke arah Yesung oppa. Sedangkan 2 orang yang tadi memegangiku kini mulai meregangkan sedikit cengkramannya lalu salah satu diantaranya juga ikut mendekat ke Yesung oppa, menyisakan satu orang yang sepertinya khusus untuk menahanku. Ia menarik kedua tanganku kebelakang dan memeganginya dengan kasar. Sakit! Benar-benar sakit! “AAAAARGH” Teriakku saat cengkraman namja itu makin keras, aku yakin pasti tanganku sudah tergores atau bahkan terluka. Aku hanya mampu meringis dan menangis, tenagaku tak cukup kuat untuk melawan namja dibelakangku ini.


“I Said Don’t Touched Her! She’s mine! (sudah kubilang jangan menyentuhnya! Dia milikku)” Tegas Yesung oppa lalu BUUKKK…… kupejamkan mataku sembari menangis, benar-benar tak kuasa menyaksikan adegan perkelahian didepanku. Aku merunduk dengan bahu yang gemetar, aku takut! Aku tak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya. Hingga, tangan yang sedari tadi menahanku kini terlepas dan saat kubuka mataku, orang yang tadi menahan tanganku kini sudah berkelahi dengan Yesung oppa. BUUKKK


“OPPPPPPAAAAAAAAAA” Jeritku saat Yesung oppa jatuh tersungkur saat mendapatkan sebuah tinjuan keras diwajahnya, dan dari sini aku dapat melihat darah mengalir dari sudut bibir dan juga pelipisnya. Demi apapun, melihat itu membuat dadaku benar-benar sesak.
“Police! Police!dengan suara nyaring, aku mengulurkan tanganku menunjuk kearah jalan raya. Seolah-olah melihat polisi sungguhan aku berteriak-teriak, membuat ketiga namja itu panik dan segera berlari meninggalkan Yesung oppa yang sedari tadi menjadi fokus utama mereka. Dan tepat saat itu, aku segera berlari mendekat kearah Yesung oppa.


“Oppa!” Aku berusaha membantunya bangun, namun ia malah menghempaskan tanganku kasar. Ia bangkit dengan usahanya sendiri. Matanya tajam menatapku.
“YA! NEO MICHEOSSEO? (Kau sudah gila?)” bentaknya membuatku menunduk tak berani menatap matanya yang berkilat-kilat.
“meninggalkan rumah tanpa sepengetahuanku! Kau pikir Paris itu seperti apa huh? Ada apa denganmu? Kau tau aku sangat mengkhawatirkanmu?” Bentaknya lagi
“Mianhae oppa!” jawabku pelan
“Mianhae? Kau benar-benar keterlaluan! Apa yang kau lakukan sebenarnya? Kenapa kau meninggalkan rumah?”


“A.. Ak.. Aku… “
“JAWAB PERTANYAANKU”
“Tadi…… Tadi aku membeli ini!” Ucapku sambil menyodorkan kantong plastik yang sudah koyak disegala bagian itu masih dengan kepala yang menunduk.
“Ini jaket untukmu! Kemarin jaketmu robek kan? Kuharap kau suka! Maaf telah membuatmu khawatir” Lanjutku yang semakin menundukkan kepalaku, menahan segala jenis rasa sesak yang benar-benar tak bisa ditolerir. Merasa tak digubris, aku mengangkat kepalaku dan tepat saat itu Yesung oppa memelukku.
“Mianhae!” Ucapnya sembari memelukku, begitu pula denganku, aku menenggelamkan kepalaku didadanya dan menangis sejadi-jadinya disana, menumpahkan rasa sesak yang benar-benar sulit untuk ditahan. 


Entahlah, aku hanya merasa bersalah padanya. Karenaku ia menjadi seperti ini, rasanya sangat tak enak saat melihat darah mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya. Secara tak langsung, akulah penyebab luka itu.



……………………….




A day later…..



08:07
Yesung’s House
Yesung POV



Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sebelum akhirnya benar-benar bangun dari tidurku. Hari ini hari minggu dan itu artinya aku libur. Kutatap 2 buah buku diatas meja didepanku, 2 buku yang harus kuterjemahkan hari ini.


“Sudah bangun?” Seorang gadis menyapaku dengan senyum manisnya, membuat siapapun yang melihatnya akan ikut tersenyum.
“kau masak?” Tanyaku tak yakin sembari menatap afron yang melekat ditubuhnya
“wae? Apa ada yang salah?”
“memangnya kau bisa?”
“aish… tentu saja!” Ucapnya kesal sambil mendekat kearahku lalu menarik tanganku, membuatku mau tak mau berdiri dan mengekor dibelakangnya menuju meja makan.


Kurang lebih setengah jam kami mengobrol sambil menyantap sarapan pagi kami di meja makan. Ya.. kuakui masakannya tak seburuk yang kupikirkan dan aku sangat menghargai usahanya yang mau bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan seperti ini.


“Matshitda! Jarhaesseo! (enak! Kerja yang bagus!)” pujiku sambil mengarahkan pandanganku pada gadis yang sudah tersenyum puas itu.
“Ah.. Berlebihan sekali!” Ucapnya malu-malu
“menurutmu begitu? Baiklah! Masakanmu biasa saja!” Ucapku datar, membuat ia terkesiap seketika dan berdecak kesal mengumpat padaku. Aish….. Kwiyeopta! Hahaha…
“Sebenarnya maumu itu apa sih? Tadi dipuji dibilang berlebihan sekarang dibilang biasa malah kesal seperti itu!” Ucapku sambil terkekeh melihat ekspresinya.
“ah.. Geumanha (sudahlah)! Tak usah dibahas!” Ucapnya sambil memalingkan wajahnya.


“hei… kau tak ada kegiatan hari ini? Tak bekerja?” Tanya gadis itu tiba-tiba
“kenapa kau bertanya seperti itu? Kalau aku ada kegiatan kenapa kalau tidak kenapa? Sebutkan alasanmu dulu baru aku jawab!”
“Eomeo! Dasar sok sibuk!” Sungutnya sambil berdiri dan segera mengambil piring-piring kotor dimeja makan. Ia berlalu ke dapur yang hanya berjarak beberapa meter dari meja makan, dan dari sini aku bisa melihatnya yang sedang mencuci piring sambil bergumam tak jelas dengan tampang kesal.


“Hei… aku libur hari ini! Mau jalan-jalan?” Tawarku
“kau bercanda?” Pekiknya antusias sambil menoleh kearahku secepat kilat.
“ne.. aku bercanda!” Ucapku sambil mengangguk-anggukan kepalaku tanpa dosa. “YAK! Aku serius! Mau tidak?” Lanjutku mengganti mimik mukaku cepat sambil menghentakkan kakiku. “NE.. AKU MAU” Jawabnya antusias lalu segera berlari kearahku membuatku cepat-cepat berteriak “MATIKAN KERANNYA!”  ia pun kembali lagi kedapur dan mematikan keran yang tadi belum sempat ia matikan.


“aigoo…… oppa! Kau tampan sekali huh?” Ucapnya yang entah tulus atau tidak sambil menepuk-nepuk pipiku, membuatku berteriak kesakitan karena ulahnya. Apa dia lupa kejadian semalam? Apa dia lupa kalau wajahku sedang lebam? Tapi seolah tak perduli, ia segera berlalu ke kamar dan tak lama kemudian keluar lagi dengan penampilan yang sudah rapi dan menurutnya sudah pantas untuk dikenakan keluar.


“Oppa! KAJA!” Serunya sambil tersenyum. Aku hanya menoleh tanpa ekspresi padanya dan kembali menyesap kopi dengan cita rasa pahit digenggamanku.
“Ishh… Oppa! Kaja!” Serunya sekali lagi
“YA! Pergi saja sana sendiri! Aku belum mandi, siapa yang bilang mau pergi sekarang?” Ucapku sambil berdiri lalu berjalan melewatinya yang sedang terpaku dengan mata memicing kesal kearahku, aku segera masuk kedalam kamar untuk menghindari tatapan membunuhnya sekaligus untuk segera mandi sebelum gadis itu mati kesal karena menungguku diluar.



……………………..



21:07
Seine River
So Eun POV



Tuhan. Sungguh demi apapun hari ini sangat amat menyenangkan, walau harus diawali dengan percekcokan dimeja makan dan rasa kesal tiada tara karena ulahnya yang terus menerus mengerjaiku, tapi acara jalan-jalan kami benar-benar menakjubkan. Maksudku, menakjubkan dalam arti sebenarnya. Sekarang kami sedang berada diatas jembatan sungai Seine, menikmati malam yang benar-benar indah. Dari sini terlihat jelas pesona dari sebuah menara tinggi lengkap dengan lampu Eiffel yang berwarna biru. 


Tempat yang kami datangi memang tidak banyak, tapi semuanya sangat berkesan untukku. Pertama kami mengunjungi Paris Flea Market, disana kami melihat-lihat barang-barang seni dan antik lalu makan siang santai disebuah café dengan menu seadanya, hanya roti dengan selai, hotdog daging mentah, kopi hangat dan jus jeruk. Lalu dilanjutkan dengan jalan-jalan tak penting, salah satu cara gratis untuk menikmati keindahan Paris adalah dengan melihat windows shopping. Etalase-etalase dengan penataan yang sangat apik, benar-benar memanjakan mata pedestrian sepertiku. Paris memang terkenal sebagai kota mode yang mengagumkan, jadi wajar saja dalam menjual produk-produk mereka terutama dalam hal fashion, mereka akan menampilkannya dengan maksimal.


Jalan-jalan kamipun diakhiri dengan Sungai Seine, sungai yang membelah Negara Prancis. Sungai yang memang menurutku sangat nyaman. Sungai yang menawarkan suasana romantis yang benar-benar mempesona. Menikmati cahaya yang berkelap-kelip dari menara Eiffel yang terlihat jelas kemegahannya dari sini, menikmati betapa indahnya sungai yang terhampar begitu menakjubkan didepanku.


“aku sangat menyukai tempat ini. Tak ada yang lebih indah dari ini!” Ucapku sambil tersenyum lalu memejamkan mataku, merasakan semilir angin membelai halus wajahku.
“Tour terbaik sepanjang masa” Lanjutku sambil menoleh pada Yesung oppa yang sepertinya juga ikut terlarut dalam pesona sungai ini.
“terbaik? Kau gila? Kita hanya mengunjungi pasar loak, ke Café, menyusuri etalase megah dan berakhir disini!”
“tapi semuanya sungguh menyenangkan! Jika aku ke Paris lagi, kupastikan aku akan kesini setiap malamnya! Kuharap aku bisa menemukan keajaibanku disini” Ucapku sambil menggosok-gosong telapak tanganku.


“dingin?” Tanyanya yang kujawab dengan gelengan singkat.
“Setelah ini kita pulang ya!”
“Wae? Kau tak mau mendekat ke menara itu? Maksudku Eiffel!” Tanyanya
“anio!”
“Kau marah karena aku bilang menara itu tak lebih dari sekumpulan besi?” Biasanya mungkin siapapun yang pergi ke Paris wajib mengunjungi menara Eiffel, tapi perkataannya benar-benar menyadarkanku. “Oppa kita tidak ke Eiffel?” tanyaku dari tadi pagi, ya.. aku memang ingin sekali berfoto ria dengan latar belakang Eiffel dan aku sudah meneror namja ini dari pagi agar ia mau mengajakku ke Eiffel, namun…… “banyak hal menarik di Paris, tidak hanya Eiffel! Sebenarnya apa yang ingin kau lihat dari serangkaian besi itu?” Serangkaian besi? Dia menganggap Eiffel sebagai serangkaian besi? Awalnya aku tak setuju dan terus mengemukakan pendapatku tentang keindahan Eiffel padanya tapi akhirnya aku kalah dalam perdebatan sengit itu, ya.. dan sekarang kupikir ada benarnya juga. Tapi entah apa yang ada dipikirannya, tiba-tiba namja itu bilang setelah dari tempat ini kita akan ke Eiffel.


“Anio! Bukan karena itu! Lagipula sekarang aku setuju denganmu! Selain itu aku juga sudah lelah! Berjalan seharian itu sangat menyenangkan tapi juga melelahkan. Aku benar-benar ngantuk sekarang, dan sepertinya takkan mampu lagi jika harus pergi ke Menara itu!” Jawabku sambil pura-pura memeramkan sedikit mataku dan menggosok-gosoknya, seolah aku benar-benar sedang mengantuk sekarang. Sejujurnya, entah mengapa aku jadi kehilangan seleraku untuk mengunjungi menara itu dan lebih memilih pulang, kurasa ini sudah cukup malam dan besok kan Yesung oppa harus bekerja, aku tak mau karena ingin menuruti kemauanku, ia jadi kelelahan.


Tak ada balasan sama sekali, aku sedikit mendongak untuk mengetahui apa yang sedang namja itu lakukan sekarang. Ia sedang memandang lurus ke depan sambil menghela napas lalu tiba-tiba menoleh kearahku.


“Aku tau bukan karena itu! Aku tau jelas isi pikiranmu! Kau tak ingin aku kelelahan kan? Karena besok aku harus pergi kerja kan?” Ucapannya yang mulus tanpa cela itu berhasil membuatku terkesiap. Bagaimana bisa ia mengetahui isi pikiranku sedetail itu?
“A..Ak..” Benar-benar tak tau harus berkata apa, aku segera membuang mukaku darinya dan mencari objek lain yang lebih menarik untuk dilihat.
“Kenapa kau bisa membaca pikiranku dengan begitu mudah sedangkan aku tak mampu mengerti sedikitpun jalan pikiranmu?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutku, membuat kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat.


“Mau pulang sekarang?” Hingga Yesung oppa tiba-tiba menoleh padaku namun tak kujawab, ia mulai membalik posisinya membelakangi objek yang sedari tadi kami pandangi bersama.
“Kaja!” Ajaknya, namun aku menahannya, aku meraih lengannya.
“Sebentar saja! Kumohon!” pintaku. Ia pun kembali menyandarkan lengannya pada tiang penyangga jembatan tepat disampingku. Entahlah, apa yang ada dipikiranku saat ini, tapi mengapa rasanya aku tak ingin momen seperti ini berlalu dengan cepat? 


Aku menarik nafas panjang, masih setia memandangi keindahan luar biasa dihadapanku. Memang sungai Seine hanyalah sebatas sungai, tapi mungkin aku merasakan kenyamanan yang sebelumnya tak pernah kurasakan disini. Benar-benar menyejukkan hati. Oh.. ia.. Kalian tau, sebenarnya salah satu hal yang menjadi penunjang kesenanganku dalam acara jalan-jalan hari ini adalah…… sosok lain dari seorang Kim Jong Woon.


Sepertinya belum cukup namja itu membuat jantungku hampir berhenti karena ucapannya kemarin, kalian ingat dia bilang apa kemarin? Don’t touch my girl! Jangan sentuh gadisku. Dia menganggapku gadisnya? She’s Mine! Dia milikku! Aku miliknya? Entahlah, perkataannya itu berhasil membuatku merasakan perasaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Kalian tau bagaimana rasanya lega, bingung, senang, sesak dan kaget melebur menjadi satu? Rasanya……., eng.. aneh!


Dan hari ini ia kembali membuatku terkesiap dengan sikapnya, entah setan apa yang sedang merasukinya. Dia menggenggamku sepanjang jalan, membuat rasa hangat bermuara ditelapak tanganku dan mengalir membuat suhu tubuhku ikut terasa hangat. Memang ini sepele, maksudku sangat sepele. Bagaimana aku bisa seperti ini hanya karena persentuhan telapak tangan?


Hari ini aku juga berhasil melihat senyumnya,  senyum tulusnya. Ia tersenyum dan tertawa lepas bercanda seharian bersamaku. Mengomentari setiap hal yang kami temui, diselingi dengan tawa bahagia kami berdua. Dan…. Matanya! Aku tak tau apa yang ada diotakku saat ini, tapi aku….. aku menyukai matanya. Aku menyukai mata kucingnya itu! Aku suka cara ia memandangku, aku merasa benar-benar diperhatikan. Aku merasa hanya akulah yang menjadi fokusnya. Dan itu semua benar-benar menyenangkan.



……………………….




22:34
Yesung’s House
Yesung POV



“Kau sedang apa?” Tanya So Eun sambil mendekat kearahku yang sedang duduk disofa dan terpaku pada sebuah laptop. Aku sedang menerjemahkan buku, dan seharusnya ini kulakukan tadi pagi.
“Bekerja” datarku tanpa mengalihkan pandanganku sedikitpun
“malam-malam begini?” Tanyanya lalu duduk disampingku dan ikut memperhatikan layar laptopku.
“ini buku bahasa inggris? Kau terjemahkan ke bahasa Prancis?” ia mengangkat buku disamping laptopku penuh minat. Aku hanya meresponnya dengan anggukan kecil, karena aku memang sedang benar-benar membutuhkan konsentrasi sekarang, terlebih ini sudah cukup malam dan seharusnya aku tidur. Aku ngantuk. Sumpah, jika aku tak mempunyai tanggung jawab maka aku akan mementingkan egoku dan memejamkan mataku yang sudah berat ini.


“Bisa kubantu?” Tanyanya
“kau bisa bahasa Prancis?”
“Anio”
“kalau begitu tidurlah!”
“Tidur?”

“Ne.. kau mau membantuku kan?”
“keurae”
“kalau begitu tidurlah! Itu satu-satunya caramu untuk membantuku!”
“oh.. jadi menurutmu aku ini pengganggu?”
“aku tak bilang begitu! Tapi jika kau menyimpulkannya seperti itu ya tak apa”

“Aish…. Selalu saja menyebalkan!” Umpatnya lalu berdiri dan berjalan masuk ke kamar. Tapi itu tak lama, beberapa menit kemudian pintu kamarku kembali terbuka dengan amat sangat pelan. Aku melirik gadis itu dengan ekor mataku yang pasti akan tampak sangat menyeramkan.


“Aku mau ambil minum” Buru-buru ia mengeluarkan pernyataan. Aku hanya meliriknya sekilas lalu kembali terpaku pada layar laptopku. Tapi kemudian gadis pengganggu itu kembali datang dengan segelas air putih ditangannya lantas duduk disampingku.
“laptop ini terhubung dengan internet?” tanyanya
“Ne.. wae? Kau mau mengirim e-mail pada keluargamu?”
“boleh?”
“tentu saja! Kenapa tak boleh?” Ucapku sambil menggeser laptopku kearahnya.


“Pakai saja dulu! Aku bisa memakainya besok! Jika kau mengizinkan tentunya” ujarnya sambil menggeser kembali laptop didepannya kearahku. Aku mengangguk lalu kembali menarikan tanganku diatas keyboard.
“apa harus selesai malam ini juga?”
“Anio! Tapi aku hanya tak ingin menundanya , selagi aku masih bisa mengerjakannya, aku harus kerjakan! Lagipula buku ini cukup tebal, jika aku tak bisa menyelesaikannya selama 2 bulan, gajiku akan dipotong setengahnya!”
“Uh… bekerja itu sulit ya..” responnya, membuatku tersenyum kecil.
“Oppa… jangan dipaksakan! Kau bisa sakit!” Gadis itu bangkit lalu tersenyum kearahku. Ia kembali ke dalam kamar dengan langkah pelan dan tak terdengar lagi suaranya. Mungkin ia sudah tidur!



23:25
Yesung’s bedroom
So Eun POV



Aku tak bisa tidur. Sudah kesekian kalinya aku membulak-balik badanku, mencari posisi ternyaman untuk tidur. Tapi aku tak bisa. Hari ini adalah hari yang melelahkan, berjalan-jalan disekitar Paris memang benar-benar melelahkan dan seharusnya jika kelelahan aku bisa tidur dengan mudah.


“ARRGGGHHHH” Rasanya ingin sekali keluar dan menemani Yesung oppa, tapi ia tak mengizinkanku. Ia menyuruhku tidur. Aku mengerang sebal lalu turun dari ranjang, persetan dengan namja aneh yang nantinya akan memarahiku itu, aku memutuskan untuk keluar. Aku mendorong daun pintu itu sepelan yang aku bisa, agar tak membuat suara sekecil apapun yang bisa mengganggunya.


Tapi ternyata yang aku temui adalah, seorang namja yang sedang tertidur pulas dengan posisi duduk dan kepala bersandar ke sebuah bantal kecil disandaran sofa. Didepannya masih setia sebuah laptop yang masih menyala, dan disekitarnya terdapat buku-buku berbahasa inggris yang tergeletak asal. Dia kelelahan! Dia pasti kelelahan.


Aku melangkah mendekat kearahnya, menengok kearah laptopnya dan menemukan 33 lembar Microsoft Word penuh dengan tulisan berbahasa Prancis. Aku mengulurkan tanganku untuk menekan tombol-tombol dikeyboard itu. Anio…. Aku tidak melanjutkan pekerjaannya. Aku tak bisa bahasa Prancis sedikitpun. Aku menyimpan dokumen itu lalu mematikan laptopnya, tak lupa kubereskan buku-buku di meja.


Aku menoleh kearah namja yang sudah tenang dalam tidurnya itu. Ingin sekali aku membenarkan posisi tidurnya, tapi sepertinya aku harus mengurungkan niatku itu. Aku yakin dia akan terbangun jika merasakan sesuatu menyentuhnya, dia memang sangat peka. Aku mengambil sebuah mantel yang tersampir disofa, lalu menyelimutinya dengan itu sampai batas leher.


Kuulurkan tanganku untuk menyingkirkan anak-anak rambut yang menjuntai diwajahnya. Entah setan apa yang merasukiku sejak pagi ini, aku selalu terpesona dengan wajahnya. Kutelusuri wajahnya dengan telunjukku, merasakan semua kehangatan yang mengalir lembut ditubuhku hanya dengan melihat wajahnya. Sampai akhirnya tanganku berhenti dibibirnya, maksudku tepat disudut bibirnya, tepat ditempat luka yang tempo hari ia dapatkan. Aku mengulum senyumku, sejenak merasa bersalah karena kebodohanku saat itu. Hingga……. “sedang apa kau?” Tiba-tiba matanya terbuka, membuatku terperanjat lalu segera menarik tanganku kembali. “A..Ak.. aku…… aku…….. aku mau mencuci ini! Ini kotor!” Ucapku setelah sebelumnya berpikir keras. Kutarik bantal dikepalanya dan DUK… membuat kepalanya membentur tembok dengan sedikit keras tapi aku tak begitu perduli, aku segera berlalu dari sana. Meninggalkan ia yang sedang meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya. Aigoo….. memalukan! Aku tertangkap basah sedang menyentuh bibirnya. Apa ada yang lebih memalukan dari itu?



A day later…..



23:40
Yesung POV



Kubuka perlahan pintu rumahku. Entah mengapa, sekarang saat aku pulang ke rumah akan terasa berbeda. Jika dulu motivasiku untuk pulang cepat adalah untuk istirahat, kini dorongan terbesarku untuk sesegera mungkin tiba dirumah adalah aku ingin melihat senyuman tulus seorang yeoja. Ya.. Sepertinya aku mulai menikmati rutinitas baruku ini. Pulang ke rumah dan menemukan seorang gadis manis di rumahku. 


Setidaknya aku bisa mempunyai semangat baru. Kalian tau kan? Hidupku sangatlah membosankan. Dan kedatangannya merubah semuanya. Aku mulai kembali merasa hidup sebagai namja normal yang tak terlalu terpaku pada pekerjaan.


Aku segera merangsek masuk saat kurasa angin mulai bertiup kencang. Kuletakkan sekotak donut yang sedari tadi setia dalam genggamanku diatas meja lalu menggosok-gosokkan kedua tanganku dan sesekali meniupnya, mencoba menghilangkan dingin yang masih jelas terasa. Aku berjalan pelan untuk masuk lebih jauh.


“So Eun.......” Panggilku
“NE! Aku didapur! Sebentar!” Jawabnya sedikit berteriak. Aku mengangguk, lalu bermaksud mengganti pakaianku di kamar. Baru beberapa langkah aku masuk kedalam kamar, aku melihat sebuah laptop menyala diatas sebuah meja kecil disamping tempat tidur. Aku melangkah mendekat dan duduk ditepian ranjang. Gadis itu mengirim e-mail pada eommanya. Tak bermaksud lancang, aku mengambil laptop itu dan tak sengaja melihat percakapan mereka.


So Eunie! Jaljinaesseo? (baik-baik saja?) Apa kau bersama Seung Gun sekarang? Aigoo....... apa yang terjadi dengan ponsel kalian berdua, huh? Eomma tak bisa menghubungi kalian sama sekali! Kau tinggal dimana selama di Paris, sayang?


Itulah e-mail yang eommanya kirimkan pada So Eun. Memang ada nama Seung Gun disana, tapi itu bukan masalah, mengingat tujuan utama So Eun kesini adalah menemui namja itu. Kugeser kursor itu kebawah, dan menemukan jawaban gadis itu untuk eommanya.


Aku baik-baik saja Eomma. Ne.. aku bersama Seung Gun oppa, kami tinggal di salah satu hotel di Paris. Ponselku hilang dan sepertinya ponsel Seung Gun oppa sedang rusak. Aku baik-baik saja disini eomma, Seung Gun oppa menjagaku dengan baik.


Aku tersenyum frustasi sambil menggelengkan kepalaku. Oh.. Besama Seung Gun? Tinggal di Hotel? Seung Gun oppa menjagaku dengan baik. Cih... mencampakkannya didepan wanita lain disebut menjaga?


Baguslah kalau begitu. Lalu kapan kalian akan kembali ke Korea? Eomma sangat merindukanmu.


Aku juga merindukan Eomma. Aku ingin pulang secepatnya.


Kalau begitu pulanglah segera. Banyak yang harus kita persiapkan untuk acara pernikahan kalian. Kalian pikir 2 bulan itu waktu yang lama? Kita harus mempersiapkan banyak hal. Cepatlah pulang sayang!


2 bulan lagi dia akan menikah? Kenapa ia tak pernah memberitauku sebelumnya? Kutengadahkan kepalaku keatas, entah mengapa mataku memanas melihat percakapan gila itu. “ISH.... bukan! Bukan seperti ini seharusnya!” aku bergumam sendiri sambil memaksa bibirku untuk tersenyum, mencoba berpura-pura pada diriku sendiri bahwa aku baik-baik saja. Aku berdiri dan dengan langkah berat aku keluar dari rumah ini. Mungkin ini memang harus kulakukan sejak lama............



So Eun POV



BUUKKK....... Baru saja aku selesai dengan pekerjaanku didapur. Aku mendengar suara pintu yang tertutup kencang. Aku sedikit menoleh namun tak mendapati apapun. Aku berjalan ke ruang tamu dan mendapati sekotak donut diatas meja. Aku menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, lantas mendekat dan tak melihat siapapun disana.


“kemana namja itu?” Gumamku lalu duduk diatas sofa, berniat menunggunya. Mungkin ada hal penting yang harus ia kerjakan saat ini juga atau apalah. Kubuka kotak donut didepanku dan mendapati isinya yang masih penuh. Belum dimakan oleh siapapun. Baiklah......... aku akan menunggunya dan makan donut ini bersamanya. Pasti akan terasa lebih menyenangkan.


Berjam-jam aku menunggunya, tapi namja itu tak kunjung datang. Jujur aku khawatir, terlebih saat merasa udara diluar malam ini jauh lebih dingin dari biasanya. Hingga..........


“Oppa” ucapku saat pintu itu baru saja terbuka, menampakkan wajah seorang namja yang terlihat lelah namun bersikeras menampakkan sikap tak perduli padaku.
“Besok! Jam 9 pagi” Ucapnya sambil melemparkan sebuah amplop keatas meja persis didepanku. Lalu menatap acuh kedepan, meninggalkanku sendiri diruang tamu. Aku bingung, kenapa sikapnya bisa berubah seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi?


Mataku semakin terbelalak setelah menemukan isi didalam amplop itu, sebuah tiket pesawat tujuan Seoul atas nama Kim So Eun tersisip rapi disana. Nafasku tercekat, apa dia..... apa dia melihat e-mail itu? Dadaku makin terasa sesak saat ia kembali dengan segelas air ditangannya, melihat ia yang sama sekali tak mau menatapku, melihat ia yang seolah tak menganggapku ada disini.


“Oppa” Panggilku berurai air mata.
“masuklah ke kamar! Istirahat sekarang! Jam 9 pagi pesawat menuju Seoul akan lepas landas” ucapnya dingin tanpa melihatku
“tapi kenapa? Kenapa kau melakukan ini?”
“Memang ini yang kau inginkan kan? Kau ingin segera pulang kan?”
“aku hanya.....”


“Hanya apa? Ah... sepertinya kau melupakan sesuatu! Aku bukan Seung Gun dan ini bukan hotel. Maafkan aku, aku bodoh! Seharusnya aku melakukan ini dari dulu! Seharusnya aku tak pernah mengizinkanmu untuk tinggal disini”
“CUKUP”
“Kalau begitu masuklah sekarang” tandasnya, pipiku sudah basah karena air mata. Aku berdiri dan menatap tajam kearahnya, namun sedikitpun ia tak menoleh padaku. Aku menunduk, memendam rasa kecewa atas sikapnya dan menutup pintu kamarnya kencang-kencang.


Aku bersandar di balik pintu sampai terduduk, menatap nanar kearah sebuah amplop berisi tiket ditanganku. Bukan sesak lagi yang kurasakan saat ini, melainkan seperti semua organ tubuhku berhenti bekerja. Aku mencoba menguatkan diriku sendiri, namun isakanku malah semakin kencang seiring dengan usahaku untuk menghentikannya. Aku tak pernah merasakan ini, merasakan kehilangan sebesar ini. Seperti besok adalah hari dimana hidupku akan berakhir untuk selamanya. Dan itu semua hanya karena namja yang bahkan baru kukenal kurang dari seminggu.


Aku menoleh kearah lemari lalu mulai beranjak dan berjalan pelan kesana. Aku membuka lemari itu perlahan dan menemukan koperku masih berada disana. Kuulurkan tanganku untuk meraih koper itu kemudian mengeluarkannya. Ini adalah malam terakhirku disini, dikamar ini.



........................



07:46
Yesung POV



Entah apa sebenarnya yang aku pikirkan, aku tak berangkat ke Café hari ini. Aku lebih memilih melihat gadis itu untuk terakhir kalinya. Aku juga tak mengerti, apa yang kulakukan ini benar? Aku hanya merasa tak tahan jika terus mengurungnya disini. Bagaimanapun dia punya kehidupan yang harus ia jalani. Tapi satu yang aku sesalkan, kenapa aku harus bertemu dengannya bila akhirnya akan seperti ini? Bila akhirnya dia bukan untukku. Sungguh ini semua hanya akan membuatku tersiksa.


Aku tau ini juga salahku. Aku tau dia sudah menjadi milik namja lain, tapi seolah tak perduli aku mengizinkannya tinggal bersamaku. Kesalahan terfatal yang pernah kubuat, karena kini aku harus melepasnya. Aku tak boleh melupakan itu, setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.


Semalaman aku terjaga, tak mampu memejamkan mataku, hanya berharap takkan pernah ada hari esok. Hari ini adalah hari terburuk yang pernah kualami, saat ia keluar kamar, ia sudah mandi dan berpakaian rapi lengkap dengan koper yang ia seret. Mencoba bersikap tak perduli, aku sama sekali tak berkomentar. Aku segera beranjak kedapur dan kami sarapan bersama dalam diam. Lalu aku masuk ke kamar untuk mandi dan saat aku keluar, aku mendapatinya yang sedang bersiap disofa. Ia sedang mengikat tali sepatunya dengan tatapan kosong.


Benar-benar tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami. Berjam-jam dalam diam seperti ini benar-benar membuatku tak tahan. Aku hanya meliriknya sekilas lalu beranjak meninggalkannya ke ruang tengah, namun tiba-tiba ia berdiri dan berteriak kearahku.


“KUMOHON HENTIKAN INI SEMUA” Jeritnya diiringi isakan, membuatku benar-benar sakit dibuatnya. Aku diam, tak melanjutkan langkahku tapi tak mampu berbalik menghadapnya.
“Oppa............ apa salahku? Kenapa kau menghukumku seberat ini?” Lirihnya diiringi isakan yang semakin menjadi-jadi.
“pulanglah! Kau harus mengurus pernikahanmu itu kan? Seung Gun pasti akan MENJAGAMU”
“HENTIKAN! Kenapa kau senang sekali menyulut emosiku? Sumpah demi tuhan oppa.... aku mengatakan itu pada eomma hanya untuk membuatnya tak khawatir. Kenapa kau kekanakan sekali? Kupikir kau adalah orang yang pintar tapi kenapa kau sangat bodoh dalam hal ini?” Tak tahan lagi dengan segala ucapannya, aku berbalik dan menatapnya kesal. Namun ternyata berbalik menghadapnya adalah sebuah kesalahan. Semua emosi yang tadi membuncak kini hilang begitu saja saat mataku bertemu dengan matanya. Membuatku terdiam dan untuk kesekian kalinya kembali tenggelam dalam pesonanya.


“mianhae” suara lirih itu keluar dari bibirnya
“seharusnya kita tak bertengkar disaat seperti ini.” Lanjutnya. Aku ingin menjawab, namun tak bisa. Aku benar-benar seperti anak bayi sekarang, aku tak dapat mengartikulasikan satupun kata yang sudah tersusun rapi diotakku, seperti mulutku sudah terkunci untuknya.
 “Baiklah! Aku pergi! Maaf telah merepotkan! Dan....... eng..... terima kasih untuk segalanya” ucapnya sedikit tersengal, lalu berjalan pelan menuju kopernya kemudian menyeretnya mendekat ke pintu keluar


“So Eun!” Panggilku, tepat sebelum gadis itu menyentuh daun pintu. Ia berbalik lalu menatapku penuh harap.
“aku tak bermaksud membuatmu sulit atau bingung. Tapi aku harus mengatakannya”
Nan Neol Johahae (aku menyukaimu) saranghae!”



Author POV



“Nan Neol Johahae, saranghae!” So Eun terpaku. Ia tak pernah menyangka Yesung, sesosok namja pemilik gengsi setinggi langit itu, menyatakan cinta padanya. Selama ini, So Eun menganggap namja itu takkan mungkin mengatakan kata itu padanya, ia pikir rasa berbeda yang ia rasakan selama ini hanya ia yang rasakan. Mungkin jika ia mengatakan itu semua dalam situasi berbeda, So Eun bisa berjingkrak, salto atau memekik kegirangan sekalipun. Tapi kali ini situasinya berbeda, ia harus pergi dan ia sudah bertunangan. Apa pantas rasa bahagia itu muncul?


So Eun tak bisa mengalahkan rasa yang membuncak gila-gilaan didadanya, akhirnya ia menyerah dan berlari memeluk namja yang baru saja mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya tak pernah ingin ia dengar dari bibir namja itu. Karena itu semua hanya akan membuatnya bingung, So Eun bukanlah sesosok gadis yang sangat kuat hingga bisa mengalahkan takdir yang sudah digariskan padanya.


“Oppa! Jebal! Laranglah aku pergi! Jangan biarkan aku pergi dari sini! Kumohon tahanlah aku! Kumohon! Aku janji aku akan menurut! Katakan kau menginginkan aku! Katakan oppa! Katakan” Ucap So Eun. Ia berlari lalu memeluk namja yang masih terpaku itu erat.
“aku tak bisa. Kita tak boleh egois”
“oppa! Aku bingung! Apa yang harus aku lakukan?” Tangis So Eun
“............................................... lupakan aku” suara parau itu terdengar jelas dari mulut Yesung.
“museun soriya? (apa yang kau bicarakan?)” So Eun segera mendongak, tak percaya dengan apa yang namja itu katakan.


“PABO! Setelah semuanya kau menyuruhku melupakanmu?” bentak gadis itu
“anggap ini tak pernah terjadi!”
“MWO?”



......................................




2 months later.....



21:10
Seine River
Yesung POV



Aku memandang lurus kearah sungai Seine. Aku bersandar ditempat yang persis sama dengan 2 bulan yang lalu. Bahkan dijam yang sama. Aku menoleh beberapa kali kearah kananku, berharap gadis itu muncul tiba-tiba disampingku. Tapi tentu saja itu tak mungkin, ini sudah 2 bulan sejak perpisahan itu, dan seharusnya ini adalah hari pernikahannya kan?


Baiklah. Aku mulai merasa ada yang salah dengan otakku sekarang. Aku jatuh cinta pada seorang gadis dalam kurun waktu yang sangat cepat. Dalam waktu kurang dari 7 hari, seorang gadis bisa merubah hidupku sejauh ini.



“tapi semuanya sungguh menyenangkan! Jika aku ke Paris lagi, kupastikan aku akan kesini setiap malamnya! Kuharap aku bisa menemukan keajaibanku disini



Mungkin aku terlihat begitu tak perduli dengannya, aku lebih sering diam jika gadis itu sedang bicara dan memilih untuk tidak meresponnya. Tapi itu bukan karena aku tak perduli! Itu semua adalah upayaku untuk mengingat semua yang ia katakan, aku ingin merekam semua tentangnya. Baik itu gayanya, ucapannya, cara ia bicara, cara ia tersenyum bahkan cara ia memanggilku. Tapi ternyata itu semua hanya membuat rasa perih yang kurasakan semakin terasa, karena kini setiap aku membuka mata pasti gadis itu yang terlihat bahkan dia jugalah yang pertama kali terlihat saat aku memejamkan mata.


Ayolah! Bisakah aku mendapatkan keajaibanku disini?


Aku mendesah frustasi sambil memejamkan mataku. Hanya mampu berharap dan berharap disetiap detiknya. Aku kembali menoleh kearah kananku, masih sama dengan harapanku sebelumnya. Seketika mataku melebar melihat pemandangan didepanku, entah ini halusinasi lagi atau apa, tapi semuanya terasa begitu nyata.


Aku melihat seorang gadis dengan potongan rambut dan gaya yang sama persis dengan So Eun. Ia sedang tertawa riang dengan seorang namja yang sedang merangkulnya. Namja itu ikut tertawa sambil sesekali mengangguk mengiyakan perkataan gadis didepannya.


“Halusinasi! Yakinlah hanya halusinasi” Gumamku berusaha meyakinkan diri sendiri.
“Oppa” Aku menoleh kearah suara itu, suara yang masih terekam jelas dimemori otakku. Dia benar So Eun. Aku yakin ini bukan halusinasi. Kutegakkan badanku menghadap gadis itu, namun sayangnya, ternyata panggilan itu bukan untukku, melainkan untuk namja yang masih setia merangkulnya. Panggilan penuh manja yang benar-benar aku inginkan. Apakah itu Seung Gun? Benarkah itu dia? Mereka sudah menikah? Atau akan menikah disini? Bagus! Kalau begitu sekalian saja menikah didepanku? Kalau perlu jadikan saja aku sebagai pendetanya! Biar aku bisa mati saat itu juga.


Aku tak tahan lagi sekarang. Aku berbalik lalu mulai melangkah menjauh. Tapi kalian tau betapa perihnya itu? Begini, orang yang kurindukan selama 2 bulan ini, berada tak lebih dari 10 Meter dariku. Lalu? Aku harus meninggalkannya? Tidakkah aku terlalu pengecut? Ah.. salah! Kurasa teoriku untuk saat ini salah. Justru aku akan menjadi sangat pengecut jika aku menghampirinya.


“SO EUN” Kalian pikir siapa yang berteriak? Jawabannya adalah AKU. Entah bagaimana bisa aku kehilangan kontrol seperti ini. Aku menghentikan langkahku, berbalik lalu berteriak memanggilnya. Seketika aku sadar, dan mendapati puluhan pasang mata menatapku serempak. AIGOO..... IGE MWOYA? APA YANG KULAKUKAN TADI?


Akhirnya mau tak mau aku harus mempertanggung jawabkan kelakuanku. Memangnya aku namja macam apa? Memanggil seorang gadis lalu tiba-tiba pergi? Benar-benar tak lucu.


Aku berjalan pelan kearah gadis dengan pasangannya itu. Aku menunduk hingga akhirnya jarak diantara kami semakin tipis. Kuangkat kepalaku lalu menatap So Eun dan namja disampingnya bergantian. Serasa sedang berada di audisi pencarian bakat, kakiku bergetar hebat. Nafasku tersengal dan bahkan yang lebih buruk dari itu, AKU TAK TAU HARUS BILANG APA.


Aku membuka mulutku, mencoba mengatakan apa saja yang bisa kukatakan.

“Chukae” Sebuah kata yang cukup sukses membuat batinku tersiksa itu keluar begitu saja. Dengan suara parau yang tak terdengar jelas, perkataanku membuat mereka berdua saling melempar pandang lalu tiba-tiba sang namja terkekeh pelan. Dasar tidak sopan! Apa dia tak tau aku sedang perang batin? Apa dia kira aku ini sedang melawak?
“So Eunie! Ini masalahmu! Selesaikanlah sendiri, chagi! Aku mau beli soft drink dulu” Ucap namja itu sambil menepuk kepala So Eun pelan. Ia tersenyum kearahku lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Seolah aku adalah namja terbodoh didunia. Apa maksudnya huh?


“manis sekali” cibirku
“nugu? Namja itu? Ne.. dia memang manis! Namja termanis yang pernah kutemui” ucap gadis didepanku sumringah.
“sebegitu menariknya kah dia dimatamu?”
“keureom. Aku sangat menyayanginya!” Jujur aku kesal, tapi untuk apa? Toh... memang seharusnya begini. Aku sudah menyuruhnya melupakanku kan?
“lalu apa? Chukae? Lalu setelah itu?” Tanyanya tiba-tiba


“ya.. aku hanya mau bilang selamat. Selamat telah menemukan takdirmu!”
“bagaimana dengan takdirmu?” aku diam dan lebih memilih membuang pandanganku darinya.
“hei... Namja pasrah! Takdir itu bisa berubah jika kau mau berusaha” Ucapnya mengejek.
“lalu? Kau terlambat mengatakannya! Seseorang yang kuharapkan menjadi takdirku kini sudah menjadi milik namja lain. Kau terlambat memberitauku
“terlambat?” Aku mendesah melihat wajah sok polosnya itu.



“sepertinya namja itu sudah berubah! Dia terlihat sangat baik padamu”
“dia memang baik! Dia tak pernah membuatku terluka”
“haha.... lalu? Mencampakkanmu didepan yeoja lain? Pura-pura tak mengenalmu?”
“maksudmu apa huh? Bicaralah langsung ke pokok masalahnya”
“dia Seung Gun kan?”


Eomeo.....  jeongmal? Hhahah….. sudah kuduga” Tiba-tiba ia tertawa sambil menepuk keningnya sendiri.
“apa?” kesalku
“dia kakakku! Kakak kandungku!” tekannya
“jinjja yo? Lalu Seung Gun?”
“jangan bilang kau membatalkannya? Kau berteriak didepan altar? Kau bilang kau mencintai namja lain?” lanjutku memberondongnya dengan pertanyaan.


Aigoo! Apa drama Korea sampai ke Paris juga? Kau pikir aku apa, membatalkan pernikahan didepan altar? Kuno sekali kau ini! Aku takkan sanggup melakukan itu. Bisa-bisa eommaku terkena serangan jantung mendadak! Seung Gun oppa yang membatalkannya”
“bagaimana bisa?”



Flashback



21:12



Seung Gun. Ia adalah namja yang beberapa bulan lalu dijodohkan denganku, alasannya? Kedua orang tua kami adalah teman lama. Selain itu, ini semua dilakukan demi mempersatukan 2 perusahaan, milik keluargaku dan keluarga Lee Ahjussi. Penolakan? Itu tak terjadi padaku. Aku menerimanya dengan senang hati karena aku memang tak sedang memiliki seseorang yang spesial sekarang. Jujur aku tak mencintainya, tapi aku selalu mencobanya karena aku yakin cinta itu akan tumbuh suatu hari nanti.



....................




`````So Eun’s Family room, Seoul, South Korea`````




Aku menunduk, kepalaku benar-benar terasa berat sekarang. Kini aku berada ditengah-tengah keluargaku dan keluarga Seung Gun. Apalagi? Tentu saja membicarakan pernikahan kami. Aku menahan rasa sesakku mati-matian. Tak menyangka kedatanganku ke Paris benar-benar merubah segalanya. Aku tau, pertemuanku dengan Yesung oppa mungkin terlalu tepat, disaat aku sedang down berat dan membutuhkan perhatian, dia datang dan menjadi penghiburku. 


“Bagaimana dengan gaun pengantinnya? Apa kita harus memesannya sekarang?” tanya eommaku antusias.
“ah.. benar! Bahkan itulah yang terpenting! Kenapa bisa lupa ya?” Sambut calon mertuaku tak kalah antusias. Aku hanya mampu menghela nafas sejak tadi, tak ada yang mampu kulakukan.
Omoona! Dari tadi kita sibuk membicarakan pernikahan, tapi kenapa calon pengantinnya diam saja?” Ledek appa sambil menatapku dan Seung Gun yang duduk saling berhadapan.
“Ne.. ada apa dengan kalian berdua? Pulang dari Paris langsung saling diam seperti ini” Lee ahjussi, appanya Seung Gun pun ikut mengeluarkan statementnya.
“Bagaimana menurutmu Seung Gun-ah? Konsep seperti apa yang kau mau untuk pernikahanmu?” Lanjut Lee Ahjussi sambil menepuk punggung anaknya itu pelan.


“menurutku? Aku ingin membatalkan semuanya appa” Ucap Seung Gun. Aku terperangah dan segera mengangkat kepalaku. Wajah syok ditampakkan oleh semua yang ada diruangan itu.
“APA YANG KAU KATAKAN?”




Seung Gun POV



“Menurutku? Aku ingin membatalkan semuanya appa” Ucapku. Sungguh, kurasa aku harus mengakhiri semuanya sekarang. Jika tidak, kapan lagi? Sejujurnya aku sudah punya yeojachingu, bahkan sebelum pertunangan sialan itu dimulai. Kukira So Eun akan menolaknya tapi ternyata tidak, dan akhirnya aku juga harus masuk kepusaran pertunangan bodoh ini. Aku berusaha menyembunyikan ini semua dari yeojachinguku dan itu berhasil. Tapi apakah aku bisa menyembunyikannya terus menerus? Tak mungkin bisa. Lagipula aku sudah menyakiti gadis didepanku ini dengan sangat keterlaluan, aku tak mau membuatnya lebih menderita lagi.


“APA YANG KAU KATAKAN?” geram appa.
“mianhae! Aku mencintai gadis lain”
LEE SEUNG GUN” kini eomma yang mulai terlihat kesal. Appa dan eommaku berdiri dari duduknya, sedangkan appa dan eomma So Eun terlihat sangat syok dengan ucapanku barusan.
“Aku sungguh-sungguh! Aku tak bisa melanjutkan semua ini” PLAAK , sebuah tamparan keras kuterima. Ya.. eommaku yang melakukannya dan kurasa aku memang pantas untuk itu. Namun tiba-tiba suara lirih seorang yeoja terdengar samar-samar, So Eun menangis. Dan bisa kutebak ia menangis karenaku.
“Kau melukai perasaannya” Bentak eomma padaku


“anio! Gwenchana! Sejujurnya aku juga tak bisa melanjutkan ini semua” Ucap gadis itu tak terduga. Kini semua tatapan heran itu berpindah padanya.
“A..ak..aku! Maafkan aku, tapi kuharap kalian semua mengeri! Kami tak bisa bersama! Kami tak saling mencintai!” Lanjutnya.



Flashback End



Yesung POV



“Jinjja-yo?”  tanyaku dan dibalas dengan anggukan mantap. Eomeo! Aku benar-benar tak tau harus bagaimana sekarang. Aku menengadahkan kepalaku, tak kuasa menahan rasa bahagia yang membludak.
“aku ke Paris untukmu! Aku dan oppaku sudah membuntutimu sejak pagi. Aigoo...... kau benar-benar kehilangan aku ya?” ledeknya
“ne.. aku hampir gila” Jawabku
“haha.... aku bahkan sudah gila!” Jawabnya sambil terkekeh pelan. Aku mendekat kearahnya lalu berbisik tepat ditelinganya
“Kim So Eun, je t'aime tellement”


“Apa artinya itu? Kalau kau bilang kau mencintaiku, aku tak mau”
“wae?”
“YA! Aku sudah berani membatalkan pernikahanku didepan keluargaku sedangkan kau? Hanya berbisik seperti itu?”
“lalu maumu bagaimana?”
“eng............ Kuras habis sungai Seine dalam semalam”


“MWO! Yeoja gila! Memang kau pikir aku ini Jin?”
“hahaa..... aku kan hanya bercanda! Hmmm.. ...... begini saja! Kau harus berteriak sekencang-kencangnya, katakan kau mencintaiku! Pokoknya aku ingin semua mata tertuju padamu”
“Kau ingin mempermalukanku huh?”
“kurang lebih seperti itu”
“cish...... “ Umpatku. Aku menoleh kesekeliling, ah.. kenapa ramai sekali?
“Palli” serunya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.


Aku berjalan mundur beberapa langkah sedangkan mataku masih lurus memandang gadis yang sedang tersenyum itu, senyum yang selalu berhasil membuatku ikut tersenyum. Dan tanpa basa-basi lagi aku berteriak,
“KIM SO EUN! SARANGHAE! JONGMAL! JEONGMAL SARANGHAE”
“LEBIH KENCANG OPPA! AKU TIDAK DENGAR” Teriaknya menyebalkan, Aigooo..... apa dia bilang? Tak dengar? Jinjja! Aku mendesah kemudian menarik nafas dalam-dalam “KIM SO EUN! GADIS DENGAN PENDENGARAN YANG KURANG BAIK! AKU MENCINTAIMU! JE T’AIME” Kini semua orang disekitar jembatan Seine mengarahkan tatapannya padaku. Ada yang tersenyum namun banyak juga yang mengernyit tak mengerti dengan apa yang kukatakan.
“YA! KAU DENGAR TIDAK? PERLU AKU ULANGI LAGI?” Teriakku. “GADIS GILA. SARANGHAE JONG HMMPHH…………..” So Eun segera berlari kearahku lalu membekap mulutku dengan tangannya.


“Aigoo..... oppa! Apa katamu tadi? Gadis dengan pendengaran yang kurang baik? Gadis gila? Kau mau membuatku malu?” ucapnya kesal
“hei... mereka takkan mengerti apa yang kuucapkan!” Aku menggenggam tangannya lalu berlutut tepat dihadapannya. Gadis itu terkesiap lalu segera menarik lenganku, menyuruhku untuk bangkit. Aku yakin dia sangat malu sekarang, tentu saja, semua orang sudah menatap kami ingin tahu.


“diamlah! Takkan lama! Aku janji” ucapku menyuruhnya tenang. So Eun melirik ke sekitar, yang ternyata sudah ramai, mereka semua ingin menonton adegan romantis khas Korea ini. Ia menelan ludah, lalu kembali menatapku.
I want to take care of you. I want to make you happy”Alpha Ucapku. “Kim So Eun, would you fill my heart? Would you be my girlfriend?”



So Eun POV



“Kim So Eun, would you fill my heart? Would you be my girlfriend?” Aku tidak tahu lagi. Apa lagi yang namja ini akan lakukan? Aku tersenyum hingga air mataku menetes, aku bisa mati karena terlalu bahagia jika begini caranya. Aku menatap namja yang sedang berlutut didepanku itu penuh haru.
“Dapatkah aku mati sekarang?”
“ANIO” jawab Yesung oppa segera, dengan nada sinis yang kukenal. Aku tertawa lepas lalu menarik jaketnya, menyuruhnya berdiri. Ia pun berdiri lalu menatapku bingung, “kau tak mau menjawabnya?” aku tersenyum lalu memeluk namja bodoh itu. “aku mencintaimu oppa! Aku mau menjadi yeojachingumu” bisikku.


Sungguh demi apapun. Jika waktu akan terhenti, jika Tuhan menghendaki kiamat, sebaiknya sekaranglah saatnya. Saat aku sedang berada dipelukannya, namja bodoh yang amat kucintai.




END

Comments

  1. aduh chingu tiap baca ff mu pasti puaaaaaaasss abbbbbbbbbbbiiiiiiiiiiiiiiiieeeeeezzzzz cz seruuu banget ceritanya juga kereeen ada lucunya juga...
    tuh bang ecung sok cool deh..sok cuek pi merhatiin juga waaah suka deh...
    lain kali lok bisa bikin ff jong-eun couple lg yah seruuuuu ceh gak pernah bosen baca ff mu chingu and tentu z ff yg lain juga yg di blog gigsent ini dan yg tentunya main cast x kim so eun eonni sama namja2 tampan korea hahhahhaaa..
    pokoknya kereeen deeeh
    tetep berkarya chingu aku tggu karya2 mu yang lain fiiiiigggggghhhttiiiiiiiinnngggg...!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks!
      di Gigs emang lg bertebrn ffnya So Eun! So.. enjoy ya..
      makasih dh komen chingu

      Delete
  2. ff nya so sweet gak bosen bacanya chingu....
    lucu juga...
    pokoknya daebak...!!! ohya buat lagi donk ff jong-eun couple aku suka gak bosen bosen ok ghomawo fightiiiiiiiiiiing...!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. huwoooo....... So Sweet? Ah.. jadi malu *abaikan*
      jong-eun lagi? kapan ya? kl ada ide pasti ak tls ko

      makasih semangatnya
      jgn bosen2 mampir di GIGS ya..

      Delete
  3. wah daebak thor cepat dilanjut aku suka bgt sama kim so eun eonni..
    kalau ff main cast x kim so eun pasti seruuuu
    gak suka cewek yg lain slain kim so eun titik..
    ok ditggu ff kim so eun yg lainnya chingu n sama namja tampan pula ok...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thx Cheryyl! Maksih dah komen!
      someday pasti ak bikin jong-eun lg kok!

      Delete
  4. waaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh.......seruuuuuuuuuuuu.....
    beneran nih ff bikin q ketawa2 sendiri and dapet banget feel-nya pas bc nih ff....gak bosen pas bc kisah jong-eun couple, pokoknya seruuuu bangeeeettttttttt dehhhhhhhhhh...
    gak rugi deh pokoknya mampir ke blog ini abis banyak ff yang main castnya kim so eun
    huaaaaaaaaaaaaaa senengnyaaaaaaa...
    next di tunggu karyanya yg lain dan yg pasti main castnya kim so eun hehehehehe....
    semangat terus buat author.....fightiiiingggg.........

    ReplyDelete
  5. emang gak dapet fill nya ya kak? kok aku bisa dapet feel pas baca ff ini ya kekekeke :D
    aaaa keren ceritanya, apalagi sifat esung yang agak cuek ahaha
    ayo lanjutin lagi ff nya yang cast nya so eun :D
    fighting!!!! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sukur deh kl bs dpt feelnya...*girang*

      Btw aku msh 15 thn *tunjukin akte lahir*
      beneran mangglnya ka? masa ada yg lbh muda dari aku? *sok muda! TABOKIN##

      Thx dah komen chingu..........

      Delete
    2. ada...
      nih..buktinya gua!
      jgn sok muda deh kak...
      kekekekekkk

      Delete
    3. ini pasti ema gila kan????
      heh! u cm beda 3 bulan ama w, Jgn sok muda jg dah!!
      malem2 ngajak ribut nih *bawa obor*

      Delete
    4. ahh...giliran kaya gini aja, bilangnya cuma 3 bln
      tapi giliran mojokin gua, lu ma nandit pasti bawa" umur
      dasar plinplan! ketularan bang encung ya?

      Delete
    5. YA!! sesama author jangan gila di forum comment!!! malu sama readers. nanti mereka kira GIGS author nya gila-gila semua. make balesnya sebagai GIGS juga lagi.-____-"

      *author bow down minta maaf didepan readers*

      Delete
  6. kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
    akhirnya happpy endingggggg yesssssssssssssssssssssssss
    Author kernnnn banget

    critanya menarikkkkkkkkkkk
    kalau boleh reques ni ditambahin gambar2 agar lebih mendalami saat bacca ni FF

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia dong happy ending:))

      aku males sih anaknya jd g sempet nyari gambar...

      makasih sarannya.....

      Delete

Post a Comment

Popular Posts