Paris In Love (2 of 2)
20:00
So Eun POV
Aku menatap beberapa lembar euro ditanganku. Benar-benar
satu-satunya uang yang kupunya saat ini.
ādia sudah bersikap sangat baik padaku! Setidaknya mungkin
ini satu-satunya caraku untuk membalasnya!ā Gumamku sambil tersenyum lalu mulai
bangkit dari dudukku.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
23:17
Yesung POV
Kubuka pintu rumahku perlahan lalu mulai mengedarkan
pandanganku. Entahlah, aku hanya merasa ada yang ganjil sekarang, biasanya saat
aku baru membuka pintu, seorang gadis akan menyambutku sambil membungkukkan
badannya. Namun yang terjadi hari ini? Bahkan aku tak merasakan adanya
tanda-tanda kehidupan disini. Aku berjalan menuju sofa lalu menyandarkan
kepalaku disana, ya.. aku mencoba meluruskan pikiranku kembali, mungkin ia
sedang di kamar mandi atau apalah.
Hampir 20 menit aku berdiam diri di sofa, namun gadis itu
belum juga terlihat bahkan suaranyapun tak terdengar.
āMungkinkah ia sudah tidur?ā Gumamku sambil berjalan
mendekat kepintu kamar. Kuraih daun pintu itu lalu perlahan mendorongnya, dan
hasilnyaā¦ā¦ā¦ Sebuah tempat tidur kosong yang kudapati.
āDimana dia?ā Ucapku bingung kemudian menutup kembali pintu
itu. Kini aku melangkahkan kakiku ke ruangan yang berada dipojok, ruangan yang
biasa kusebut dengan GUDANG. Mungkin tadi dia bermain piano seharian hingga
tertidur disana karena terlalu lelah.
Aku membuka pintu itu dan hasilnya nihil, lagi-lagi tak ada
seorangpun disana. Ah.. baiklah! Aku tak dapat menyembunyikan kekhawatiranku
lagi sekarang. āSO EUNā Panggilku panik sambil berlari keseluruh sudut rumah dan
aku benar-benar tak menemukannya dimanapun. āSO EUNā Panggilku untuk kesekian
kalinya sembari berlari kembali ke kamar. Aku membuka lemari pakaian dengan
terburu-buru dan masih menemukan koper besarnya bertengger disana. Berarti ia
belum kembali ke Korea, namun kemana?
Pikiranku mulai melayang jauh hingga akhirnya aku berlari
keluar rumah bermaksud mencarinya. Aku takut ia tersesat diluar sana atau malah
yang lebih buruk dari itu. Predikat kota romantis untuk kota ini tak lantas
membuat Paris menjadi kota yang bebas dari penjahat kan? Aku takut ada orang yang
berbuat macam-macam padanya.
Aku berlarian disepanjang jalan di samping etalase-etalase,
sesekali menabrak pejalan kaki yang berjalan berlawanan arah denganku. Sumpah
demi apapun aku benar-benar kalut memikirkan yeoja itu. Aku berjanji jika
seseorang melukainya, aku akan membunuhnya.
So Eun POV
āThank youā Ucapku sambil memberikan beberapa lembar euro
pada pedagang itu. Aku berjalan riang sambil menenteng sebuah kantong plastik.
āSemoga Yesung oppa menyukainya!ā Harapku ditengah
perjalanan, namun āANDDDDWWWWWWAEā Pekikku saat tiba-tiba saja 3 orang pria
merebut kantong plastik ditanganku lalu berlari secepat kilat. Merasa tak
terima, aku segera berlari mengejar 3 pria itu secepat yang aku bisa. Aku
berlari sembari berteriak-teriak meminta tolong dan menyuruh 3 pencuri itu
berhenti. Namun sayang, tak ada yang membantuku dan aku tau jelas kenapa mereka
tak membantuku, itu karena aku berteriak dalam bahasa Korea. Ya.. kosa kata
bahasa Inggrisku memang sangatlah buruk dan aku tak tau banyak kalimat-kalimat
berbahasa inggris. Mereka pasti tak mengerti apa yang kubicarakan.
āYAA! BERHENTIā Jeritku sambil berlari dengan tangan yang
mengulur. Sebenarnya jika aku punya uang lebih atau jika barang dikantong
plastik itu bukanlah sesuatu yang penting, maka kupastikan aku takkan mengejar
3 namja itu. Karena jujur itu sangat melelahkan, namun isi dalam kantong
plastik itu seolah menjadi motivasi terbesarku untuk berlari dan mendapatkan
kembali apa yang menjadi hakku.
Sampai akhirnya, ketiga orang itu berhenti berlari. Ah..
ternyata jalan buntu. Aku masih belum berani menghampiri mereka, saat ketiga
orang itu mendekat satu sama lain dan bersamaan melihat isi dari kantong
plastik yang beberapa saat lalu mereka rampas dariku.
āAHHHā¦ā¦ SHIT (ah.. sialan)ā Salah satu namja itu berteriak
sambil melempar kantong plastik yang sedari tadi melekat ditangannya. Melihat
itu, refleks aku segera berlari mengamankan kantong plastik yang sudah koyak disana-sini itu. Aku memeluk kantong
plastik itu sambil tersenyum, merasa aku menang dan semuanya sudah berakhir.
Namun aku salah, saat aku mengangkat kepalaku, ketiga orang itu telah
mengerubungi sembari menunjukkan seringaian menakutkannya. Ketiga orang itu
memiliki tato dengan tindikan dimana-mana, membuat mereka sangatlah menyeramkan
untukku.
Seorang dari mereka menarik tanganku lalu menghempaskan
tubuhku ke tembok, membuat punggungku benar-benar sakit dibuatnya. Aku meringis
kesakitan namun mereka benar-benar tak memperdulikanku.
āDonāt be scared baby (jangan takut sayang)ā namja itu
menyentuh wajahku dengan telunjuknya sambil tersenyum menakutkan. Tanganku
sudah gemetaran karena cengkraman tangannya yang mengerikan namun
aku masih
mempertahankan kantong plastik itu ditanganku.
Ia mengedikan kepalanya kearah kedua temannya yang berada
tak jauh di belakangnya. Seolah baru diberi interupsi, kedua namja itu mendekat
kearahku lalu menarik kasar lenganku.
āDonāt Touch Me!ā Pekikku sambil berusaha melepaskan
tanganku dari cengkraman kedua monster itu, namun mereka benar-benar tak
menggubris sedikitpun. Mereka makin mengeratkan cengkramannya lalu menarikku
kasar, sedangkan aku tak mampu melakukan apapun selain berontak dan
berteriak-teriak.
Hinggaā¦. PLLAAAKKKK Salah satu namja itu menamparku, tamparan
paling keras dan menyakitkan yang pernah kurasakan seumur hidupku. Membuat
rahangku terasa sangat perih dibuatnya, mungkin menangis adalah salah satu
solusi terbaik untukku saat ini. Mulutku terasa terlalu sakit untuk digerakkan
terlebih berteriak, demi tuhan kurasa hanya keajaiban yang dapat menolongku.
Hinggaā¦ā¦.
āDonāt touch my girl! Let Her go (jangan sentuh gadisku!
Lepaskan dia!)ā sebuah suara dengan nada memerintah terdengar. Kami semua
menoleh ke sumber suara. Yesung oppa! D..di..dia datang!
āYesung oppa!ā gumamku.
āhahahaā¦. You wanna be a hero here? Cihā¦ ā Ucap salah satu
dari mereka ketus sembari mendekat ke arah Yesung oppa. Sedangkan 2 orang yang
tadi memegangiku kini mulai meregangkan sedikit cengkramannya lalu salah satu diantaranya
juga ikut mendekat ke Yesung oppa, menyisakan satu orang yang sepertinya khusus
untuk menahanku. Ia menarik kedua tanganku kebelakang dan memeganginya dengan
kasar. Sakit! Benar-benar sakit! āAAAAARGHā Teriakku saat cengkraman namja itu
makin keras, aku yakin pasti tanganku sudah tergores atau bahkan terluka. Aku
hanya mampu meringis dan menangis, tenagaku tak cukup kuat untuk melawan namja
dibelakangku ini.
āI Said Donāt Touched Her! Sheās mine! (sudah kubilang
jangan menyentuhnya! Dia milikku)ā Tegas Yesung oppa lalu BUUKKKā¦ā¦ kupejamkan
mataku sembari menangis, benar-benar tak kuasa menyaksikan adegan perkelahian
didepanku. Aku merunduk dengan bahu yang gemetar, aku takut! Aku tak pernah
menghadapi situasi seperti ini sebelumnya. Hingga, tangan yang sedari tadi
menahanku kini terlepas dan saat kubuka mataku, orang yang tadi menahan
tanganku kini sudah berkelahi dengan Yesung oppa. BUUKKK
āOPPPPPPAAAAAAAAAAā Jeritku saat Yesung oppa jatuh
tersungkur saat mendapatkan sebuah tinjuan keras diwajahnya, dan dari sini aku
dapat melihat darah mengalir dari sudut bibir dan juga pelipisnya. Demi apapun,
melihat itu membuat dadaku benar-benar sesak.
āPolice! Police!ā
dengan suara nyaring, aku mengulurkan tanganku menunjuk kearah jalan
raya. Seolah-olah melihat polisi sungguhan aku berteriak-teriak, membuat ketiga
namja itu panik dan segera berlari meninggalkan Yesung oppa yang sedari tadi
menjadi fokus utama mereka. Dan tepat saat itu, aku segera berlari mendekat
kearah Yesung oppa.
āOppa!ā Aku berusaha membantunya bangun, namun ia malah
menghempaskan tanganku kasar. Ia bangkit dengan usahanya sendiri. Matanya tajam
menatapku.
āYA! NEO MICHEOSSEO? (Kau sudah gila?)ā bentaknya membuatku
menunduk tak berani menatap matanya yang berkilat-kilat.
āmeninggalkan rumah tanpa sepengetahuanku! Kau pikir Paris
itu seperti apa huh? Ada apa denganmu? Kau tau aku sangat mengkhawatirkanmu?ā
Bentaknya lagi
āMianhae oppa!ā jawabku pelan
āMianhae? Kau benar-benar keterlaluan! Apa yang kau lakukan
sebenarnya? Kenapa kau meninggalkan rumah?ā
āA.. Ak.. Akuā¦ ā
āJAWAB PERTANYAANKUā
āTadiā¦ā¦ Tadi aku membeli ini!ā Ucapku sambil menyodorkan
kantong plastik yang sudah koyak disegala bagian itu masih dengan kepala yang
menunduk.
āIni jaket untukmu! Kemarin jaketmu robek kan? Kuharap kau
suka! Maaf telah membuatmu khawatirā Lanjutku yang semakin menundukkan kepalaku,
menahan segala jenis rasa sesak yang benar-benar tak bisa ditolerir. Merasa tak
digubris, aku mengangkat kepalaku dan tepat saat itu Yesung oppa memelukku.
āMianhae!ā Ucapnya sembari memelukku, begitu pula denganku,
aku menenggelamkan kepalaku didadanya dan menangis sejadi-jadinya disana,
menumpahkan rasa sesak yang benar-benar sulit untuk ditahan.
Entahlah, aku
hanya merasa bersalah padanya. Karenaku ia menjadi seperti ini, rasanya sangat
tak enak saat melihat darah mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya. Secara
tak langsung, akulah penyebab luka itu.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
A day laterā¦..
08:07
Yesungās House
Yesung POV
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sebelum akhirnya
benar-benar bangun dari tidurku. Hari ini hari minggu dan itu artinya aku
libur. Kutatap 2 buah buku diatas meja didepanku, 2 buku yang harus
kuterjemahkan hari ini.
āSudah bangun?ā Seorang gadis menyapaku dengan senyum
manisnya, membuat siapapun yang melihatnya akan ikut tersenyum.
ākau masak?ā Tanyaku tak yakin sembari menatap afron yang
melekat ditubuhnya
āwae? Apa ada yang salah?ā
āmemangnya kau bisa?ā
āaishā¦ tentu saja!ā Ucapnya kesal sambil mendekat kearahku
lalu menarik tanganku, membuatku mau tak mau berdiri dan mengekor dibelakangnya
menuju meja makan.
Kurang lebih setengah jam kami mengobrol sambil menyantap
sarapan pagi kami di meja makan. Ya.. kuakui masakannya tak seburuk yang
kupikirkan dan aku sangat menghargai usahanya yang mau bangun lebih awal dan
menyiapkan sarapan seperti ini.
āMatshitda! Jarhaesseo! (enak! Kerja yang bagus!)ā pujiku
sambil mengarahkan pandanganku pada gadis yang sudah tersenyum puas itu.
āAh.. Berlebihan sekali!ā Ucapnya malu-malu
āmenurutmu begitu? Baiklah! Masakanmu biasa saja!ā Ucapku
datar, membuat ia terkesiap seketika dan berdecak kesal mengumpat padaku.
Aishā¦.. Kwiyeopta! Hahahaā¦
āSebenarnya maumu itu apa sih? Tadi dipuji dibilang
berlebihan sekarang dibilang biasa malah kesal seperti itu!ā Ucapku sambil
terkekeh melihat ekspresinya.
āah.. Geumanha (sudahlah)! Tak usah dibahas!ā Ucapnya sambil
memalingkan wajahnya.
āheiā¦ kau tak ada kegiatan hari ini? Tak bekerja?ā Tanya
gadis itu tiba-tiba
ākenapa kau bertanya seperti itu? Kalau aku ada kegiatan
kenapa kalau tidak kenapa? Sebutkan alasanmu dulu baru aku jawab!ā
āEomeo! Dasar sok sibuk!ā Sungutnya sambil berdiri dan
segera mengambil piring-piring kotor dimeja makan. Ia berlalu ke dapur yang
hanya berjarak beberapa meter dari meja makan, dan dari sini aku bisa
melihatnya yang sedang mencuci piring sambil bergumam tak jelas dengan tampang
kesal.
āHeiā¦ aku libur hari ini! Mau jalan-jalan?ā Tawarku
ākau bercanda?ā Pekiknya antusias sambil menoleh kearahku
secepat kilat.
āne.. aku bercanda!ā Ucapku sambil mengangguk-anggukan
kepalaku tanpa dosa. āYAK! Aku serius! Mau tidak?ā Lanjutku mengganti mimik
mukaku cepat sambil menghentakkan kakiku. āNE.. AKU MAUā Jawabnya antusias lalu
segera berlari kearahku membuatku cepat-cepat berteriak āMATIKAN KERANNYA!ā ia
pun kembali lagi kedapur dan mematikan keran yang tadi belum sempat ia
matikan.
āaigooā¦ā¦ oppa! Kau tampan sekali huh?ā Ucapnya yang entah
tulus atau tidak sambil menepuk-nepuk pipiku, membuatku berteriak kesakitan
karena ulahnya. Apa dia lupa kejadian semalam? Apa dia lupa kalau wajahku
sedang lebam? Tapi seolah tak perduli, ia segera berlalu ke kamar dan tak lama
kemudian keluar lagi dengan penampilan yang sudah rapi dan menurutnya sudah
pantas untuk dikenakan keluar.
āOppa! KAJA!ā Serunya sambil tersenyum. Aku hanya menoleh
tanpa ekspresi padanya dan kembali menyesap kopi dengan cita rasa pahit
digenggamanku.
āIshhā¦ Oppa! Kaja!ā Serunya sekali lagi
āYA! Pergi saja sana sendiri! Aku belum mandi, siapa yang bilang mau pergi sekarang?ā
Ucapku sambil berdiri lalu berjalan melewatinya yang sedang terpaku dengan mata
memicing kesal kearahku, aku
segera masuk kedalam kamar untuk menghindari tatapan membunuhnya sekaligus
untuk segera mandi sebelum gadis itu mati kesal karena menungguku diluar.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..
21:07
Seine River
So Eun POV
Tuhan. Sungguh demi apapun hari ini sangat amat
menyenangkan, walau harus diawali dengan percekcokan dimeja makan dan rasa
kesal tiada tara karena ulahnya yang terus menerus mengerjaiku, tapi acara
jalan-jalan kami benar-benar menakjubkan. Maksudku, menakjubkan dalam arti
sebenarnya. Sekarang kami sedang berada diatas jembatan sungai Seine, menikmati
malam yang benar-benar indah. Dari sini terlihat jelas pesona dari sebuah
menara tinggi lengkap dengan lampu Eiffel yang berwarna biru.
Tempat yang kami datangi memang tidak banyak, tapi semuanya
sangat berkesan untukku. Pertama kami mengunjungi Paris Flea Market, disana
kami melihat-lihat barang-barang seni dan antik lalu makan siang santai
disebuah cafƩ dengan menu seadanya, hanya roti dengan selai, hotdog daging
mentah, kopi hangat dan jus jeruk. Lalu dilanjutkan dengan jalan-jalan tak
penting, salah satu cara gratis untuk menikmati keindahan Paris adalah dengan
melihat windows shopping. Etalase-etalase dengan penataan yang sangat apik,
benar-benar memanjakan mata pedestrian sepertiku. Paris memang terkenal sebagai
kota mode yang mengagumkan, jadi wajar saja dalam menjual produk-produk mereka
terutama dalam hal fashion, mereka akan menampilkannya dengan maksimal.
Jalan-jalan kamipun diakhiri dengan Sungai Seine, sungai
yang membelah Negara Prancis. Sungai yang memang menurutku sangat nyaman.
Sungai yang menawarkan suasana romantis yang benar-benar mempesona. Menikmati
cahaya yang berkelap-kelip dari menara Eiffel yang terlihat jelas kemegahannya
dari sini, menikmati betapa indahnya sungai yang terhampar begitu menakjubkan
didepanku.
āaku sangat menyukai tempat ini. Tak ada yang lebih indah
dari ini!ā Ucapku sambil tersenyum lalu memejamkan mataku, merasakan semilir
angin membelai halus wajahku.
āTour terbaik sepanjang masaā Lanjutku sambil menoleh pada
Yesung oppa yang sepertinya juga ikut terlarut dalam pesona sungai ini.
āterbaik? Kau gila? Kita hanya mengunjungi pasar loak, ke
CafĆ©, menyusuri etalase megah dan berakhir disini!ā
ātapi semuanya sungguh menyenangkan! Jika aku ke Paris lagi,
kupastikan aku akan kesini setiap malamnya! Kuharap aku bisa menemukan keajaibanku disiniā Ucapku sambil
menggosok-gosong telapak tanganku.
ādingin?ā Tanyanya yang kujawab dengan gelengan singkat.
āSetelah ini kita pulang ya!ā
āWae? Kau tak mau mendekat ke menara itu? Maksudku Eiffel!ā
Tanyanya
āanio!ā
āKau marah karena aku bilang menara itu tak lebih dari
sekumpulan besi?ā Biasanya mungkin siapapun yang pergi ke Paris wajib
mengunjungi menara Eiffel, tapi perkataannya benar-benar menyadarkanku. āOppa
kita tidak ke Eiffel?ā tanyaku dari tadi pagi, ya.. aku memang ingin
sekali berfoto ria dengan latar
belakang Eiffel dan aku sudah meneror namja ini dari pagi agar ia mau
mengajakku ke Eiffel, namunā¦ā¦ ābanyak hal menarik di Paris, tidak hanya
Eiffel! Sebenarnya apa yang ingin kau lihat dari serangkaian besi itu?ā
Serangkaian besi? Dia menganggap Eiffel sebagai serangkaian besi? Awalnya aku
tak setuju dan terus mengemukakan pendapatku tentang keindahan Eiffel padanya
tapi akhirnya aku kalah dalam perdebatan sengit itu, ya.. dan sekarang kupikir
ada benarnya juga. Tapi entah apa yang ada dipikirannya, tiba-tiba namja itu
bilang setelah dari tempat ini kita akan ke Eiffel.
āAnio! Bukan karena itu! Lagipula sekarang aku setuju
denganmu! Selain itu aku juga sudah lelah! Berjalan seharian itu sangat
menyenangkan tapi juga melelahkan. Aku benar-benar ngantuk sekarang, dan
sepertinya takkan mampu lagi jika harus pergi ke Menara itu!ā Jawabku sambil
pura-pura memeramkan sedikit mataku dan menggosok-gosoknya, seolah aku
benar-benar sedang mengantuk sekarang. Sejujurnya, entah mengapa aku jadi
kehilangan seleraku untuk mengunjungi menara itu dan lebih memilih pulang,
kurasa ini sudah cukup malam dan besok kan Yesung oppa harus bekerja, aku tak
mau karena ingin menuruti kemauanku, ia jadi kelelahan.
Tak ada balasan sama sekali, aku sedikit mendongak untuk
mengetahui apa yang sedang namja itu lakukan sekarang. Ia sedang memandang
lurus ke depan sambil menghela napas lalu tiba-tiba menoleh kearahku.
āAku tau bukan karena itu! Aku tau jelas isi pikiranmu! Kau
tak ingin aku kelelahan kan? Karena besok aku harus pergi kerja kan?ā Ucapannya
yang mulus tanpa cela itu berhasil membuatku terkesiap. Bagaimana bisa ia
mengetahui isi pikiranku sedetail itu?
āA..Ak..ā Benar-benar tak tau harus berkata apa, aku segera
membuang mukaku darinya dan mencari objek lain yang lebih menarik untuk
dilihat.
āKenapa kau bisa membaca pikiranku dengan begitu mudah
sedangkan aku tak mampu mengerti sedikitpun jalan pikiranmu?ā Pertanyaan itu
terlontar begitu saja dari mulutku, membuat kami sama-sama terdiam untuk
beberapa saat.
āMau pulang sekarang?ā Hingga Yesung oppa tiba-tiba menoleh
padaku namun tak kujawab, ia mulai membalik posisinya membelakangi objek yang
sedari tadi kami pandangi bersama.
āKaja!ā Ajaknya, namun aku menahannya, aku meraih lengannya.
āSebentar saja!
Kumohon!ā pintaku. Ia pun kembali menyandarkan lengannya pada tiang penyangga
jembatan tepat disampingku. Entahlah, apa yang ada dipikiranku saat ini, tapi
mengapa rasanya aku tak ingin momen seperti ini berlalu dengan cepat?
Aku menarik nafas panjang, masih setia memandangi keindahan
luar biasa dihadapanku. Memang sungai Seine hanyalah sebatas sungai, tapi
mungkin aku merasakan kenyamanan yang sebelumnya tak pernah kurasakan disini.
Benar-benar menyejukkan hati. Oh.. ia.. Kalian tau, sebenarnya salah satu hal
yang menjadi penunjang kesenanganku dalam acara jalan-jalan hari ini adalahā¦ā¦
sosok lain dari seorang Kim Jong Woon.
Sepertinya belum cukup namja itu membuat jantungku hampir
berhenti karena ucapannya kemarin, kalian ingat dia bilang apa kemarin? Donāt
touch my girl! Jangan sentuh gadisku. Dia menganggapku gadisnya? Sheās Mine!
Dia milikku! Aku miliknya? Entahlah, perkataannya itu berhasil membuatku
merasakan perasaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Kalian tau bagaimana
rasanya lega, bingung, senang, sesak dan kaget melebur menjadi satu?
Rasanyaā¦ā¦., eng.. aneh!
Dan hari ini ia kembali membuatku terkesiap dengan sikapnya,
entah setan apa yang sedang merasukinya. Dia menggenggamku sepanjang jalan,
membuat rasa hangat bermuara ditelapak tanganku dan mengalir membuat suhu
tubuhku ikut terasa hangat. Memang ini sepele, maksudku sangat sepele.
Bagaimana aku bisa seperti ini hanya karena persentuhan telapak tangan?
Hari ini aku juga berhasil melihat senyumnya, senyum tulusnya. Ia tersenyum dan tertawa
lepas bercanda seharian bersamaku. Mengomentari setiap hal yang kami temui,
diselingi dengan tawa bahagia kami berdua. Danā¦. Matanya! Aku tak tau apa yang
ada diotakku saat ini, tapi akuā¦.. aku menyukai matanya. Aku menyukai mata
kucingnya itu! Aku suka cara ia memandangku, aku merasa benar-benar
diperhatikan. Aku merasa hanya akulah yang menjadi fokusnya. Dan itu semua
benar-benar menyenangkan.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
22:34
Yesungās House
Yesung POV
āKau sedang apa?ā Tanya So Eun sambil mendekat kearahku yang
sedang duduk disofa dan terpaku pada sebuah laptop. Aku sedang menerjemahkan
buku, dan seharusnya ini kulakukan tadi pagi.
āBekerjaā datarku tanpa mengalihkan pandanganku sedikitpun
āmalam-malam begini?ā Tanyanya lalu duduk disampingku dan
ikut memperhatikan layar laptopku.
āini buku bahasa inggris? Kau terjemahkan ke bahasa
Prancis?ā ia mengangkat buku
disamping laptopku penuh minat.
Aku hanya meresponnya dengan anggukan kecil, karena aku memang sedang
benar-benar membutuhkan konsentrasi sekarang, terlebih ini sudah cukup malam
dan seharusnya aku tidur. Aku ngantuk. Sumpah, jika aku tak mempunyai tanggung
jawab maka aku akan mementingkan egoku dan memejamkan mataku yang sudah berat
ini.
āBisa kubantu?ā Tanyanya
ākau bisa bahasa Prancis?ā
āAnioā
ākalau begitu tidurlah!ā
āTidur?ā
āNe.. kau mau membantuku kan?ā
ākeuraeā
ākalau begitu tidurlah! Itu satu-satunya caramu untuk
membantuku!ā
āoh.. jadi menurutmu aku ini pengganggu?ā
āaku tak bilang begitu! Tapi jika kau menyimpulkannya
seperti itu ya tak apaā
āAishā¦. Selalu saja menyebalkan!ā Umpatnya lalu berdiri dan
berjalan masuk ke kamar. Tapi itu tak lama, beberapa menit kemudian pintu
kamarku kembali terbuka dengan amat sangat pelan. Aku melirik gadis itu dengan
ekor mataku yang pasti akan tampak sangat menyeramkan.
āAku mau ambil minumā Buru-buru ia mengeluarkan pernyataan. Aku hanya meliriknya sekilas lalu kembali
terpaku pada layar laptopku. Tapi kemudian gadis pengganggu itu kembali datang
dengan segelas air putih ditangannya lantas duduk disampingku.
ālaptop ini terhubung dengan internet?ā tanyanya
āNe.. wae? Kau mau mengirim e-mail pada keluargamu?ā
āboleh?ā
ātentu saja! Kenapa tak boleh?ā Ucapku sambil menggeser
laptopku kearahnya.
āPakai saja dulu! Aku bisa memakainya besok! Jika kau
mengizinkan tentunyaā ujarnya sambil menggeser kembali laptop didepannya kearahku. Aku mengangguk lalu
kembali menarikan tanganku diatas keyboard.
āapa harus selesai malam ini juga?ā
āAnio! Tapi aku hanya tak ingin menundanya , selagi aku
masih bisa mengerjakannya, aku harus kerjakan! Lagipula buku ini cukup tebal,
jika aku tak bisa menyelesaikannya selama 2 bulan, gajiku akan dipotong
setengahnya!ā
āUhā¦ bekerja itu sulit ya..ā responnya, membuatku tersenyum
kecil.
āOppaā¦ jangan dipaksakan! Kau bisa sakit!ā Gadis itu bangkit
lalu tersenyum kearahku. Ia kembali ke dalam kamar dengan langkah pelan dan tak
terdengar lagi suaranya. Mungkin ia sudah tidur!
23:25
Yesungās bedroom
So Eun POV
Aku tak bisa tidur. Sudah kesekian kalinya aku
membulak-balik badanku, mencari posisi ternyaman untuk tidur. Tapi aku tak
bisa. Hari ini adalah hari yang melelahkan, berjalan-jalan disekitar Paris
memang benar-benar melelahkan dan seharusnya jika kelelahan aku bisa tidur
dengan mudah.
āARRGGGHHHHā Rasanya ingin sekali keluar dan menemani Yesung
oppa, tapi ia tak mengizinkanku. Ia menyuruhku tidur. Aku mengerang sebal lalu
turun dari ranjang, persetan dengan namja aneh yang nantinya akan memarahiku
itu, aku memutuskan untuk keluar. Aku mendorong daun pintu itu sepelan yang aku
bisa, agar tak membuat suara sekecil apapun yang bisa mengganggunya.
Tapi ternyata yang aku temui adalah, seorang namja yang
sedang tertidur pulas dengan posisi duduk dan kepala bersandar ke sebuah bantal kecil disandaran sofa.
Didepannya masih setia sebuah laptop yang masih menyala, dan disekitarnya
terdapat buku-buku berbahasa inggris yang tergeletak asal. Dia kelelahan! Dia
pasti kelelahan.
Aku melangkah mendekat kearahnya, menengok kearah laptopnya
dan menemukan 33 lembar Microsoft Word penuh dengan tulisan berbahasa Prancis.
Aku mengulurkan tanganku untuk menekan tombol-tombol dikeyboard itu. Anioā¦. Aku
tidak melanjutkan pekerjaannya. Aku tak bisa bahasa Prancis sedikitpun. Aku
menyimpan dokumen itu lalu mematikan laptopnya, tak lupa kubereskan buku-buku
di meja.
Aku menoleh kearah namja yang sudah tenang dalam tidurnya
itu. Ingin sekali aku membenarkan posisi tidurnya, tapi sepertinya aku harus
mengurungkan niatku itu. Aku yakin dia akan terbangun jika merasakan sesuatu
menyentuhnya, dia memang sangat peka. Aku mengambil sebuah mantel yang
tersampir disofa, lalu menyelimutinya dengan itu sampai batas leher.
Kuulurkan tanganku untuk menyingkirkan anak-anak rambut yang
menjuntai diwajahnya. Entah setan apa yang merasukiku sejak pagi ini, aku
selalu terpesona dengan wajahnya. Kutelusuri wajahnya dengan telunjukku,
merasakan semua kehangatan yang mengalir lembut ditubuhku hanya dengan melihat
wajahnya. Sampai akhirnya tanganku berhenti dibibirnya, maksudku tepat disudut
bibirnya, tepat ditempat luka yang tempo hari ia dapatkan. Aku mengulum
senyumku, sejenak merasa bersalah karena kebodohanku saat itu. Hinggaā¦ā¦. āsedang
apa kau?ā Tiba-tiba matanya terbuka, membuatku terperanjat lalu segera menarik
tanganku kembali. āA..Ak.. akuā¦ā¦ akuā¦ā¦.. aku mau mencuci ini! Ini kotor!ā
Ucapku setelah sebelumnya berpikir keras. Kutarik bantal dikepalanya dan DUKā¦
membuat kepalanya membentur tembok dengan sedikit keras tapi aku tak begitu
perduli, aku segera berlalu
dari sana. Meninggalkan ia yang sedang meringis kesakitan sambil memegangi
kepalanya. Aigooā¦.. memalukan! Aku tertangkap basah sedang menyentuh bibirnya. Apa ada yang lebih memalukan dari itu?
A day laterā¦..
23:40
Yesung POV
Kubuka perlahan pintu rumahku. Entah mengapa, sekarang saat aku pulang ke rumah
akan terasa berbeda. Jika dulu motivasiku untuk pulang cepat adalah untuk
istirahat, kini dorongan terbesarku untuk sesegera mungkin tiba dirumah adalah
aku ingin melihat senyuman tulus seorang yeoja. Ya.. Sepertinya aku mulai
menikmati rutinitas baruku ini. Pulang ke rumah dan menemukan seorang gadis
manis di rumahku.
Setidaknya aku bisa mempunyai semangat baru. Kalian tau kan?
Hidupku sangatlah membosankan. Dan kedatangannya merubah semuanya. Aku mulai
kembali merasa hidup sebagai namja normal yang tak terlalu terpaku pada
pekerjaan.
Aku segera
merangsek masuk saat kurasa angin mulai bertiup kencang. Kuletakkan sekotak
donut yang sedari tadi setia dalam genggamanku diatas meja lalu
menggosok-gosokkan kedua tanganku dan sesekali meniupnya, mencoba menghilangkan
dingin yang masih jelas terasa. Aku berjalan pelan untuk masuk lebih jauh.
āSo Eun.......ā
Panggilku
āNE! Aku didapur!
Sebentar!ā Jawabnya sedikit berteriak. Aku mengangguk, lalu bermaksud mengganti
pakaianku di kamar. Baru beberapa langkah aku masuk kedalam kamar, aku melihat
sebuah laptop menyala diatas sebuah meja kecil disamping tempat tidur. Aku
melangkah mendekat dan duduk ditepian ranjang. Gadis itu mengirim e-mail pada
eommanya. Tak bermaksud lancang, aku mengambil laptop itu dan tak sengaja
melihat percakapan mereka.
So Eunie! Jaljinaesseo? (baik-baik
saja?) Apa kau bersama Seung Gun sekarang? Aigoo....... apa yang terjadi dengan
ponsel kalian berdua, huh? Eomma tak bisa menghubungi kalian sama sekali! Kau
tinggal dimana selama di Paris, sayang?
Itulah e-mail yang eommanya kirimkan pada So Eun. Memang ada
nama Seung Gun disana, tapi itu bukan masalah, mengingat tujuan utama So Eun
kesini adalah menemui namja itu. Kugeser kursor itu kebawah, dan menemukan
jawaban gadis itu untuk eommanya.
Aku baik-baik saja Eomma. Ne.. aku
bersama Seung Gun oppa, kami tinggal di salah satu hotel di Paris. Ponselku
hilang dan sepertinya ponsel Seung Gun oppa sedang rusak. Aku baik-baik saja
disini eomma, Seung Gun oppa menjagaku dengan baik.
Aku tersenyum frustasi sambil menggelengkan kepalaku.
Oh.. Besama Seung Gun? Tinggal di Hotel? Seung
Gun oppa menjagaku dengan baik. Cih... mencampakkannya didepan wanita lain
disebut menjaga?
Baguslah kalau begitu. Lalu kapan
kalian akan kembali ke Korea? Eomma sangat merindukanmu.
Aku juga merindukan Eomma. Aku ingin
pulang secepatnya.
Kalau begitu pulanglah segera.
Banyak yang harus kita persiapkan untuk acara pernikahan kalian. Kalian pikir 2
bulan itu waktu yang lama? Kita harus mempersiapkan banyak hal. Cepatlah pulang
sayang!
2 bulan lagi dia akan menikah? Kenapa ia tak pernah
memberitauku sebelumnya? Kutengadahkan kepalaku keatas, entah mengapa mataku
memanas melihat percakapan gila itu. āISH.... bukan! Bukan seperti ini
seharusnya!ā aku bergumam sendiri
sambil memaksa bibirku untuk tersenyum, mencoba berpura-pura pada diriku
sendiri bahwa aku baik-baik saja. Aku berdiri dan dengan langkah berat aku
keluar dari rumah ini. Mungkin ini memang harus kulakukan sejak
lama............
So Eun POV
BUUKKK....... Baru saja aku selesai dengan pekerjaanku
didapur. Aku mendengar suara pintu yang tertutup kencang. Aku sedikit menoleh
namun tak mendapati apapun. Aku berjalan ke ruang tamu dan mendapati sekotak
donut diatas meja. Aku menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, lantas
mendekat dan tak melihat siapapun disana.
ākemana namja itu?ā Gumamku lalu duduk diatas sofa,
berniat menunggunya. Mungkin ada hal penting yang harus ia kerjakan saat ini
juga atau apalah. Kubuka kotak donut didepanku dan mendapati isinya yang masih
penuh. Belum dimakan oleh siapapun. Baiklah......... aku akan menunggunya dan
makan donut ini bersamanya. Pasti akan terasa lebih menyenangkan.
Berjam-jam aku menunggunya, tapi namja itu tak kunjung
datang. Jujur aku khawatir, terlebih saat merasa udara diluar malam ini jauh
lebih dingin dari biasanya. Hingga..........
āOppaā ucapku saat pintu itu baru saja terbuka, menampakkan
wajah seorang namja yang terlihat lelah namun bersikeras menampakkan sikap tak
perduli padaku.
āBesok! Jam 9 pagiā Ucapnya sambil melemparkan sebuah
amplop keatas meja persis didepanku. Lalu menatap acuh kedepan, meninggalkanku
sendiri diruang tamu. Aku bingung, kenapa sikapnya bisa berubah seperti itu?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Mataku semakin terbelalak setelah menemukan isi didalam
amplop itu, sebuah tiket pesawat tujuan Seoul atas nama Kim So Eun tersisip
rapi disana. Nafasku tercekat, apa dia..... apa dia melihat e-mail itu? Dadaku
makin terasa sesak saat ia kembali dengan segelas air ditangannya, melihat ia
yang sama sekali tak mau menatapku, melihat ia yang seolah tak menganggapku ada
disini.
āOppaā Panggilku berurai air mata.
āmasuklah ke kamar! Istirahat sekarang! Jam 9 pagi
pesawat menuju Seoul akan lepas landasā ucapnya dingin tanpa melihatku
ātapi kenapa? Kenapa kau melakukan ini?ā
āMemang ini yang kau inginkan kan? Kau ingin segera
pulang kan?ā
āaku hanya.....ā
āHanya apa? Ah... sepertinya kau melupakan sesuatu! Aku
bukan Seung Gun dan ini bukan hotel. Maafkan aku, aku bodoh! Seharusnya aku
melakukan ini dari dulu! Seharusnya aku tak pernah mengizinkanmu untuk tinggal
disiniā
āCUKUPā
āKalau begitu masuklah sekarangā tandasnya, pipiku sudah
basah karena air mata. Aku berdiri dan menatap tajam kearahnya, namun
sedikitpun ia tak menoleh padaku. Aku menunduk, memendam rasa kecewa atas
sikapnya dan menutup pintu kamarnya kencang-kencang.
Aku bersandar di balik pintu sampai terduduk, menatap
nanar kearah sebuah amplop berisi tiket ditanganku. Bukan sesak lagi yang
kurasakan saat ini, melainkan seperti semua organ tubuhku berhenti bekerja. Aku
mencoba menguatkan diriku sendiri, namun isakanku malah semakin kencang seiring
dengan usahaku untuk menghentikannya. Aku tak pernah merasakan ini, merasakan
kehilangan sebesar ini. Seperti besok adalah hari dimana hidupku akan berakhir
untuk selamanya. Dan itu semua hanya karena namja yang bahkan baru kukenal
kurang dari seminggu.
Aku menoleh kearah lemari lalu mulai beranjak dan
berjalan pelan kesana. Aku membuka lemari itu perlahan dan menemukan koperku
masih berada disana. Kuulurkan tanganku untuk meraih koper itu kemudian mengeluarkannya.
Ini adalah malam terakhirku disini, dikamar ini.
........................
07:46
Yesung POV
Entah apa sebenarnya yang aku pikirkan, aku tak berangkat
ke CafƩ hari
ini. Aku lebih memilih melihat gadis itu untuk terakhir kalinya. Aku juga tak
mengerti, apa yang kulakukan ini benar? Aku hanya merasa tak tahan jika terus
mengurungnya disini. Bagaimanapun dia punya kehidupan yang harus ia jalani. Tapi satu yang aku sesalkan, kenapa aku
harus bertemu dengannya bila akhirnya akan seperti ini? Bila akhirnya dia bukan
untukku. Sungguh ini semua hanya akan membuatku tersiksa.
Aku tau ini juga salahku. Aku tau dia sudah menjadi milik
namja lain, tapi seolah tak perduli aku mengizinkannya tinggal bersamaku.
Kesalahan terfatal yang pernah kubuat, karena kini aku harus melepasnya. Aku
tak boleh melupakan itu, setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.
Semalaman aku terjaga, tak mampu memejamkan mataku, hanya
berharap takkan pernah ada hari esok. Hari ini adalah hari terburuk yang pernah
kualami, saat ia keluar kamar, ia sudah mandi dan berpakaian rapi lengkap
dengan koper yang ia seret. Mencoba bersikap tak perduli, aku sama sekali tak
berkomentar. Aku segera beranjak kedapur dan kami sarapan bersama dalam diam.
Lalu aku masuk ke kamar untuk mandi dan saat aku keluar, aku mendapatinya yang
sedang bersiap disofa. Ia sedang mengikat tali sepatunya dengan tatapan kosong.
Benar-benar tak ada sepatah katapun yang keluar dari
mulut kami. Berjam-jam dalam diam seperti ini benar-benar membuatku tak tahan.
Aku hanya meliriknya sekilas lalu beranjak meninggalkannya ke ruang tengah,
namun tiba-tiba ia berdiri dan berteriak kearahku.
āKUMOHON HENTIKAN INI SEMUAā Jeritnya diiringi isakan,
membuatku benar-benar sakit dibuatnya. Aku diam, tak melanjutkan langkahku tapi
tak mampu berbalik menghadapnya.
āOppa............ apa salahku? Kenapa kau menghukumku
seberat ini?ā Lirihnya diiringi
isakan yang semakin menjadi-jadi.
āpulanglah! Kau harus mengurus pernikahanmu itu kan?
Seung Gun pasti akan MENJAGAMUā
āHENTIKAN! Kenapa kau senang sekali menyulut emosiku?
Sumpah demi tuhan oppa.... aku mengatakan itu pada eomma hanya untuk membuatnya
tak khawatir. Kenapa kau kekanakan sekali? Kupikir kau adalah orang yang pintar
tapi kenapa kau sangat bodoh dalam hal ini?ā Tak tahan lagi dengan segala
ucapannya, aku berbalik dan menatapnya kesal. Namun ternyata berbalik menghadapnya
adalah sebuah kesalahan. Semua emosi yang tadi membuncak kini hilang begitu
saja saat mataku bertemu dengan matanya. Membuatku terdiam dan untuk kesekian kalinya
kembali tenggelam dalam pesonanya.
āmianhaeā suara lirih itu keluar dari bibirnya
āseharusnya kita tak bertengkar disaat seperti ini.ā
Lanjutnya. Aku ingin
menjawab, namun tak bisa. Aku benar-benar seperti anak bayi sekarang, aku tak
dapat mengartikulasikan satupun kata yang sudah tersusun rapi diotakku, seperti
mulutku sudah terkunci untuknya.
āBaiklah! Aku pergi!
Maaf telah merepotkan! Dan....... eng..... terima kasih untuk segalanyaā
ucapnya sedikit tersengal, lalu berjalan pelan menuju kopernya kemudian menyeretnya
mendekat ke pintu keluar
āSo Eun!ā Panggilku, tepat sebelum gadis itu menyentuh
daun pintu. Ia berbalik lalu menatapku penuh harap.
āaku tak bermaksud membuatmu sulit atau bingung. Tapi aku harus mengatakannyaā
āNan Neol
Johahae (aku menyukaimu) saranghae!ā
Author POV
āNan Neol Johahae, saranghae!ā So Eun terpaku. Ia tak
pernah menyangka Yesung, sesosok namja pemilik gengsi setinggi langit itu,
menyatakan cinta padanya. Selama ini, So Eun menganggap namja itu takkan
mungkin mengatakan kata itu padanya, ia pikir rasa berbeda yang ia rasakan
selama ini hanya ia yang rasakan. Mungkin jika ia mengatakan itu semua dalam
situasi berbeda, So Eun bisa berjingkrak, salto atau memekik kegirangan
sekalipun. Tapi kali ini situasinya berbeda, ia harus pergi dan ia sudah
bertunangan. Apa pantas rasa bahagia itu muncul?
So Eun tak bisa mengalahkan rasa yang membuncak
gila-gilaan didadanya, akhirnya ia menyerah dan berlari memeluk namja yang baru
saja mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya tak pernah ingin ia dengar dari
bibir namja itu. Karena itu semua hanya akan membuatnya bingung, So Eun
bukanlah sesosok gadis yang sangat kuat hingga bisa mengalahkan takdir yang
sudah digariskan padanya.
āOppa! Jebal! Laranglah aku pergi! Jangan biarkan aku
pergi dari sini! Kumohon tahanlah aku! Kumohon! Aku janji aku akan menurut!
Katakan kau menginginkan aku! Katakan oppa! Katakanā Ucap So Eun. Ia berlari lalu memeluk
namja yang masih terpaku itu erat.
āaku tak bisa. Kita tak boleh egoisā
āoppa! Aku bingung! Apa yang harus aku lakukan?ā Tangis
So Eun
ā............................................... lupakan
akuā suara parau itu terdengar jelas dari mulut Yesung.
āmuseun soriya? (apa yang kau bicarakan?)ā So Eun segera
mendongak, tak percaya dengan apa yang namja itu katakan.
āPABO! Setelah semuanya kau menyuruhku melupakanmu?ā
bentak gadis itu
āanggap ini tak pernah terjadi!ā
āMWO?ā
......................................
2 months later.....
21:10
Seine River
Yesung POV
Aku memandang lurus kearah sungai Seine. Aku bersandar ditempat
yang persis sama dengan 2 bulan yang lalu. Bahkan dijam yang sama. Aku menoleh
beberapa kali kearah kananku, berharap gadis itu muncul tiba-tiba disampingku.
Tapi tentu saja itu tak mungkin, ini sudah 2 bulan sejak perpisahan itu, dan
seharusnya ini adalah hari pernikahannya kan?
Baiklah. Aku mulai merasa ada yang salah dengan otakku
sekarang. Aku jatuh cinta pada seorang gadis dalam kurun waktu yang sangat
cepat. Dalam waktu kurang dari 7 hari, seorang gadis bisa merubah hidupku
sejauh ini.
ātapi semuanya sungguh menyenangkan! Jika
aku ke Paris lagi, kupastikan aku akan kesini setiap malamnya! Kuharap aku bisa menemukan
keajaibanku disiniā
Mungkin aku terlihat begitu tak perduli dengannya, aku
lebih sering diam jika gadis itu sedang bicara dan memilih untuk tidak
meresponnya. Tapi itu bukan karena aku tak perduli! Itu semua adalah upayaku
untuk mengingat semua yang ia katakan, aku ingin merekam semua tentangnya. Baik itu
gayanya, ucapannya, cara ia bicara, cara ia tersenyum bahkan cara ia
memanggilku. Tapi ternyata itu semua hanya membuat rasa perih yang kurasakan
semakin terasa, karena kini setiap aku membuka mata pasti gadis itu yang
terlihat bahkan dia jugalah yang pertama kali terlihat saat aku memejamkan
mata.
Ayolah! Bisakah aku mendapatkan keajaibanku disini?
Aku mendesah frustasi sambil memejamkan mataku. Hanya
mampu berharap dan berharap disetiap detiknya. Aku kembali menoleh kearah
kananku, masih sama dengan harapanku sebelumnya. Seketika mataku melebar
melihat pemandangan didepanku, entah ini halusinasi lagi atau apa, tapi
semuanya terasa begitu nyata.
Aku melihat seorang gadis dengan potongan rambut dan gaya
yang sama persis dengan So Eun. Ia sedang tertawa riang dengan seorang namja
yang sedang merangkulnya. Namja itu ikut tertawa sambil sesekali mengangguk
mengiyakan perkataan gadis didepannya.
āHalusinasi! Yakinlah hanya halusinasiā Gumamku berusaha
meyakinkan diri sendiri.
āOppaā Aku menoleh kearah suara itu, suara yang masih terekam
jelas dimemori otakku. Dia benar So Eun. Aku yakin ini bukan halusinasi.
Kutegakkan badanku menghadap gadis itu, namun sayangnya, ternyata panggilan itu
bukan untukku, melainkan untuk namja yang masih setia merangkulnya. Panggilan
penuh manja yang benar-benar aku inginkan. Apakah itu Seung Gun? Benarkah itu
dia? Mereka sudah menikah? Atau akan menikah disini? Bagus! Kalau begitu
sekalian saja menikah didepanku? Kalau perlu jadikan saja aku sebagai
pendetanya! Biar aku bisa mati saat itu juga.
Aku tak tahan lagi sekarang. Aku berbalik lalu mulai
melangkah menjauh. Tapi kalian tau betapa perihnya itu? Begini, orang yang
kurindukan selama 2 bulan ini, berada tak lebih dari 10 Meter dariku. Lalu? Aku
harus meninggalkannya? Tidakkah aku terlalu pengecut? Ah.. salah! Kurasa
teoriku untuk saat ini salah. Justru aku akan menjadi sangat pengecut jika aku
menghampirinya.
āSO EUNā Kalian pikir siapa yang berteriak? Jawabannya
adalah AKU. Entah bagaimana bisa aku kehilangan kontrol seperti ini. Aku
menghentikan langkahku, berbalik lalu berteriak memanggilnya. Seketika aku
sadar, dan mendapati puluhan pasang mata menatapku serempak. AIGOO..... IGE
MWOYA? APA YANG KULAKUKAN TADI?
Akhirnya mau tak mau aku harus mempertanggung jawabkan
kelakuanku. Memangnya aku namja macam apa? Memanggil seorang gadis lalu
tiba-tiba pergi? Benar-benar tak lucu.
Aku berjalan pelan kearah gadis dengan pasangannya itu.
Aku menunduk hingga akhirnya jarak diantara kami semakin tipis. Kuangkat
kepalaku lalu menatap So Eun dan namja disampingnya bergantian. Serasa sedang
berada di audisi pencarian bakat, kakiku bergetar hebat. Nafasku tersengal dan
bahkan yang lebih buruk dari itu, AKU TAK TAU HARUS BILANG APA.
Aku membuka mulutku, mencoba mengatakan apa saja yang
bisa kukatakan.
āChukaeā Sebuah kata yang cukup sukses membuat batinku
tersiksa itu keluar begitu saja. Dengan suara parau yang tak terdengar jelas,
perkataanku membuat mereka berdua saling melempar pandang lalu tiba-tiba sang namja terkekeh
pelan. Dasar tidak sopan! Apa dia tak tau aku sedang perang batin? Apa dia kira
aku ini sedang melawak?
āSo Eunie! Ini masalahmu! Selesaikanlah sendiri, chagi!
Aku mau beli soft drink duluā Ucap namja itu sambil menepuk kepala So Eun
pelan. Ia tersenyum kearahku lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Seolah aku
adalah namja terbodoh didunia. Apa maksudnya huh?
āmanis sekaliā cibirku
ānugu? Namja itu? Ne.. dia memang manis! Namja termanis
yang pernah kutemuiā ucap gadis didepanku sumringah.
āsebegitu menariknya kah dia dimatamu?ā
ākeureom. Aku sangat menyayanginya!ā Jujur aku kesal,
tapi untuk apa? Toh... memang seharusnya begini. Aku sudah menyuruhnya
melupakanku kan?
ālalu apa? Chukae? Lalu setelah itu?ā Tanyanya tiba-tiba
āya.. aku hanya mau bilang selamat. Selamat telah
menemukan takdirmu!ā
ābagaimana dengan takdirmu?ā aku diam dan lebih memilih
membuang pandanganku darinya.
āhei... Namja pasrah! Takdir itu bisa berubah jika kau
mau berusahaā Ucapnya mengejek.
ālalu? Kau terlambat mengatakannya! Seseorang yang kuharapkan menjadi
takdirku kini sudah menjadi milik namja lain. Kau terlambat memberitaukuā
āterlambat?ā Aku mendesah melihat wajah sok polosnya itu.
āsepertinya namja itu sudah berubah! Dia terlihat sangat
baik padamuā
ādia memang baik! Dia tak pernah membuatku terlukaā
āhaha.... lalu? Mencampakkanmu didepan yeoja lain?
Pura-pura tak mengenalmu?ā
āmaksudmu apa huh? Bicaralah langsung ke pokok
masalahnyaā
ādia Seung Gun kan?ā
āEomeo..... jeongmal? Hhahahā¦.. sudah kudugaā
Tiba-tiba ia tertawa sambil menepuk keningnya sendiri.
āapa?ā kesalku
ādia kakakku! Kakak kandungku!ā tekannya
ājinjja yo? Lalu Seung Gun?ā
ājangan bilang kau membatalkannya? Kau berteriak didepan
altar? Kau bilang kau mencintai namja lain?ā lanjutku memberondongnya dengan
pertanyaan.
āAigoo! Apa
drama Korea sampai ke Paris juga? Kau pikir aku apa, membatalkan pernikahan
didepan altar? Kuno sekali kau ini! Aku takkan sanggup melakukan itu. Bisa-bisa
eommaku terkena serangan jantung mendadak! Seung Gun oppa yang
membatalkannyaā
ābagaimana bisa?ā
Flashback
21:12
Seung Gun. Ia adalah namja yang beberapa bulan lalu dijodohkan denganku,
alasannya? Kedua orang tua kami adalah teman lama. Selain itu, ini semua
dilakukan demi mempersatukan 2 perusahaan, milik keluargaku dan keluarga Lee
Ahjussi. Penolakan? Itu tak terjadi padaku. Aku menerimanya dengan senang hati
karena aku memang tak sedang memiliki seseorang yang spesial sekarang. Jujur
aku tak mencintainya, tapi aku selalu mencobanya karena aku yakin cinta itu
akan tumbuh suatu hari nanti.
....................
`````So Eunās Family room, Seoul,
South Korea`````
Aku menunduk, kepalaku benar-benar terasa berat sekarang.
Kini aku berada ditengah-tengah keluargaku dan keluarga Seung Gun. Apalagi?
Tentu saja membicarakan pernikahan kami. Aku menahan rasa sesakku mati-matian.
Tak menyangka kedatanganku ke Paris benar-benar merubah segalanya. Aku tau,
pertemuanku dengan Yesung oppa mungkin terlalu tepat, disaat aku sedang down
berat dan membutuhkan perhatian, dia datang dan menjadi penghiburku.
āBagaimana dengan gaun pengantinnya? Apa kita harus
memesannya sekarang?ā tanya eommaku antusias.
āah.. benar! Bahkan itulah yang terpenting! Kenapa bisa
lupa ya?ā Sambut calon mertuaku tak kalah antusias. Aku hanya mampu menghela
nafas sejak tadi, tak ada yang mampu kulakukan.
āOmoona! Dari
tadi kita sibuk membicarakan pernikahan, tapi kenapa calon pengantinnya diam
saja?ā Ledek appa sambil menatapku dan Seung Gun yang duduk saling berhadapan.
āNe.. ada apa dengan kalian berdua? Pulang dari Paris
langsung saling diam seperti iniā Lee ahjussi, appanya Seung Gun pun ikut
mengeluarkan statementnya.
āBagaimana menurutmu Seung Gun-ah? Konsep seperti apa
yang kau mau untuk pernikahanmu?ā Lanjut Lee Ahjussi sambil menepuk punggung
anaknya itu pelan.
āmenurutku? Aku ingin membatalkan semuanya appaā Ucap
Seung Gun. Aku terperangah dan segera mengangkat kepalaku. Wajah syok
ditampakkan oleh semua yang ada diruangan itu.
āAPA YANG KAU KATAKAN?ā
Seung Gun POV
āMenurutku? Aku ingin membatalkan semuanya appaā Ucapku.
Sungguh, kurasa aku harus mengakhiri semuanya sekarang. Jika tidak, kapan lagi?
Sejujurnya aku sudah punya yeojachingu, bahkan sebelum pertunangan sialan itu
dimulai. Kukira So Eun akan menolaknya tapi ternyata tidak, dan akhirnya aku
juga harus masuk kepusaran pertunangan bodoh ini. Aku berusaha menyembunyikan ini
semua dari yeojachinguku dan itu berhasil. Tapi apakah aku bisa
menyembunyikannya terus menerus? Tak mungkin bisa. Lagipula aku sudah menyakiti
gadis didepanku ini dengan sangat keterlaluan, aku tak mau membuatnya lebih
menderita lagi.
āAPA YANG KAU KATAKAN?ā geram appa.
āmianhae! Aku mencintai gadis lainā
āLEE
SEUNG GUNā kini eomma yang mulai terlihat kesal. Appa dan eommaku berdiri
dari duduknya, sedangkan appa dan eomma So Eun terlihat sangat syok dengan
ucapanku barusan.
āAku sungguh-sungguh! Aku tak bisa melanjutkan semua iniā
PLAAK , sebuah tamparan keras kuterima. Ya.. eommaku yang melakukannya dan
kurasa aku memang pantas untuk itu. Namun tiba-tiba suara lirih seorang yeoja
terdengar samar-samar, So Eun menangis. Dan bisa kutebak ia menangis karenaku.
āKau melukai perasaannyaā Bentak eomma padaku
āanio! Gwenchana! Sejujurnya aku juga tak bisa
melanjutkan ini semuaā Ucap gadis itu tak terduga. Kini semua tatapan heran itu
berpindah padanya.
āA..ak..aku! Maafkan aku, tapi kuharap kalian semua
mengeri! Kami tak bisa bersama! Kami tak saling mencintai!ā Lanjutnya.
Flashback End
Yesung POV
āJinjja-yo?ā tanyaku dan dibalas dengan anggukan mantap.
Eomeo! Aku benar-benar tak tau harus bagaimana sekarang. Aku menengadahkan
kepalaku, tak kuasa menahan rasa bahagia yang membludak.
āaku ke Paris untukmu! Aku dan oppaku sudah membuntutimu
sejak pagi. Aigoo...... kau benar-benar kehilangan aku ya?ā ledeknya
āne.. aku hampir gilaā Jawabku
āhaha.... aku bahkan sudah gila!ā Jawabnya sambil terkekeh pelan. Aku
mendekat kearahnya lalu berbisik tepat ditelinganya
āKim So Eun, je t'aime tellementā
āApa artinya itu? Kalau kau bilang kau mencintaiku, aku
tak mauā
āwae?ā
āYA! Aku sudah berani membatalkan pernikahanku didepan
keluargaku sedangkan kau? Hanya berbisik seperti itu?ā
ālalu maumu bagaimana?ā
āeng............ Kuras habis sungai Seine dalam semalamā
āMWO! Yeoja gila! Memang kau pikir aku ini Jin?ā
āhahaa..... aku kan hanya bercanda! Hmmm.. ...... begini
saja! Kau harus berteriak sekencang-kencangnya, katakan kau mencintaiku!
Pokoknya aku ingin semua mata tertuju padamuā
āKau ingin mempermalukanku huh?ā
ākurang lebih seperti ituā
ācish...... ā Umpatku. Aku menoleh kesekeliling, ah.. kenapa ramai sekali?
āPalliā
serunya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
Aku berjalan mundur beberapa langkah sedangkan mataku
masih lurus memandang gadis yang sedang tersenyum itu, senyum yang selalu
berhasil membuatku ikut tersenyum. Dan tanpa basa-basi lagi aku berteriak,
āKIM SO EUN! SARANGHAE! JONGMAL! JEONGMAL SARANGHAEā
āLEBIH KENCANG OPPA! AKU TIDAK DENGARā Teriaknya
menyebalkan, Aigooo..... apa dia bilang? Tak dengar? Jinjja! Aku mendesah
kemudian menarik nafas dalam-dalam āKIM SO EUN! GADIS DENGAN PENDENGARAN YANG
KURANG BAIK! AKU MENCINTAIMU! JE TāAIMEā Kini semua orang disekitar jembatan
Seine mengarahkan tatapannya padaku. Ada yang tersenyum namun banyak juga yang
mengernyit tak mengerti dengan apa yang kukatakan.
āYA! KAU DENGAR TIDAK? PERLU AKU ULANGI LAGI?ā Teriakku. āGADIS GILA. SARANGHAE JONG HMMPHHā¦ā¦ā¦ā¦..ā
So Eun segera berlari kearahku lalu membekap mulutku dengan tangannya.
āAigoo..... oppa! Apa katamu tadi? Gadis dengan
pendengaran yang kurang baik? Gadis gila? Kau mau membuatku malu?ā ucapnya kesal
āhei... mereka takkan mengerti apa yang kuucapkan!ā Aku
menggenggam tangannya lalu berlutut tepat dihadapannya. Gadis itu terkesiap
lalu segera menarik lenganku, menyuruhku untuk bangkit. Aku yakin dia sangat
malu sekarang, tentu saja, semua orang sudah menatap kami ingin tahu.
ādiamlah! Takkan lama! Aku janjiā ucapku menyuruhnya
tenang. So Eun melirik ke sekitar, yang ternyata sudah ramai, mereka semua
ingin menonton adegan romantis khas Korea ini. Ia menelan ludah, lalu kembali
menatapku.
āI want to take care of you. I want to make
you happyā Ucapku. āKim So
Eun, would you fill my heart? Would you be my girlfriend?ā
So Eun POV
āKim So Eun,
would you fill my heart? Would you be my girlfriend?ā Aku tidak tahu lagi. Apa
lagi yang namja ini akan lakukan? Aku tersenyum hingga air mataku menetes, aku
bisa mati karena terlalu bahagia jika begini caranya. Aku menatap namja yang
sedang berlutut didepanku itu penuh haru.
āDapatkah aku
mati sekarang?ā
āANIOā jawab
Yesung oppa segera, dengan nada sinis yang kukenal. Aku tertawa lepas lalu
menarik jaketnya, menyuruhnya berdiri. Ia pun berdiri lalu menatapku bingung,
ākau tak mau menjawabnya?ā aku tersenyum lalu memeluk namja bodoh itu. āaku
mencintaimu oppa! Aku mau menjadi yeojachingumuā bisikku.
Sungguh demi
apapun. Jika waktu akan terhenti, jika Tuhan menghendaki kiamat, sebaiknya
sekaranglah saatnya. Saat aku sedang berada dipelukannya, namja bodoh yang amat
kucintai.
END
aduh chingu tiap baca ff mu pasti puaaaaaaasss abbbbbbbbbbbiiiiiiiiiiiiiiiieeeeeezzzzz cz seruuu banget ceritanya juga kereeen ada lucunya juga...
ReplyDeletetuh bang ecung sok cool deh..sok cuek pi merhatiin juga waaah suka deh...
lain kali lok bisa bikin ff jong-eun couple lg yah seruuuuu ceh gak pernah bosen baca ff mu chingu and tentu z ff yg lain juga yg di blog gigsent ini dan yg tentunya main cast x kim so eun eonni sama namja2 tampan korea hahhahhaaa..
pokoknya kereeen deeeh
tetep berkarya chingu aku tggu karya2 mu yang lain fiiiiigggggghhhttiiiiiiiinnngggg...!!!
thanks!
Deletedi Gigs emang lg bertebrn ffnya So Eun! So.. enjoy ya..
makasih dh komen chingu
ff nya so sweet gak bosen bacanya chingu....
ReplyDeletelucu juga...
pokoknya daebak...!!! ohya buat lagi donk ff jong-eun couple aku suka gak bosen bosen ok ghomawo fightiiiiiiiiiiing...!!!
huwoooo....... So Sweet? Ah.. jadi malu *abaikan*
Deletejong-eun lagi? kapan ya? kl ada ide pasti ak tls ko
makasih semangatnya
jgn bosen2 mampir di GIGS ya..
wah daebak thor cepat dilanjut aku suka bgt sama kim so eun eonni..
ReplyDeletekalau ff main cast x kim so eun pasti seruuuu
gak suka cewek yg lain slain kim so eun titik..
ok ditggu ff kim so eun yg lainnya chingu n sama namja tampan pula ok...
Thx Cheryyl! Maksih dah komen!
Deletesomeday pasti ak bikin jong-eun lg kok!
waaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh.......seruuuuuuuuuuuu.....
ReplyDeletebeneran nih ff bikin q ketawa2 sendiri and dapet banget feel-nya pas bc nih ff....gak bosen pas bc kisah jong-eun couple, pokoknya seruuuu bangeeeettttttttt dehhhhhhhhhh...
gak rugi deh pokoknya mampir ke blog ini abis banyak ff yang main castnya kim so eun
huaaaaaaaaaaaaaa senengnyaaaaaaa...
next di tunggu karyanya yg lain dan yg pasti main castnya kim so eun hehehehehe....
semangat terus buat author.....fightiiiingggg.........
sip! Makasih komen + semangatnya:))
Deleteemang gak dapet fill nya ya kak? kok aku bisa dapet feel pas baca ff ini ya kekekeke :D
ReplyDeleteaaaa keren ceritanya, apalagi sifat esung yang agak cuek ahaha
ayo lanjutin lagi ff nya yang cast nya so eun :D
fighting!!!! :D
sukur deh kl bs dpt feelnya...*girang*
DeleteBtw aku msh 15 thn *tunjukin akte lahir*
beneran mangglnya ka? masa ada yg lbh muda dari aku? *sok muda! TABOKIN##
Thx dah komen chingu..........
ada...
Deletenih..buktinya gua!
jgn sok muda deh kak...
kekekekekkk
ini pasti ema gila kan????
Deleteheh! u cm beda 3 bulan ama w, Jgn sok muda jg dah!!
malem2 ngajak ribut nih *bawa obor*
ahh...giliran kaya gini aja, bilangnya cuma 3 bln
Deletetapi giliran mojokin gua, lu ma nandit pasti bawa" umur
dasar plinplan! ketularan bang encung ya?
YA!! sesama author jangan gila di forum comment!!! malu sama readers. nanti mereka kira GIGS author nya gila-gila semua. make balesnya sebagai GIGS juga lagi.-____-"
Delete*author bow down minta maaf didepan readers*
kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
ReplyDeleteakhirnya happpy endingggggg yesssssssssssssssssssssssss
Author kernnnn banget
critanya menarikkkkkkkkkkk
kalau boleh reques ni ditambahin gambar2 agar lebih mendalami saat bacca ni FF
ia dong happy ending:))
Deleteaku males sih anaknya jd g sempet nyari gambar...
makasih sarannya.....