[Song Fic] 내꺼하자 "Naekkeo Haja" 1 of 2
cast : ~ Kim Myung Soo
~ Kim So Eun
~ Kim Sunggyu
and there other cast, you can find when you read this fanfiction.
So, Happy Reading All ;)
Jo neun Kim So Eun imnida. Aku seorang mahasiswi semester
akhir di Norae University. Kalian pasti tak percaya jika kalian tahu berapa
umur ku. Yah... sekarang aku baru menginjak umur 20 tahun. Sangat mudakah? Ne,
itu sangat muda untuk seorang mahasiswi semester akhir seperti ku. Tapi
nyatanya sekarang, aku memang sedang menunggu masa-masa wisuda ku itu. Kalian
pasti bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi bukan? Ya... ini terjadi karena
aku mengambil jalur ekselerasi ketika aku duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar
dan juga kelas 2 sekolah menengah pertama. Semua itu dapat aku lakukan karena
guru-guru ku yang mendorong ku untuk mengambil jalur ekselerasi.
Oke kembali kekehidupan ku sekarang ini. Aku mengambil
jurusan design karena aku sangat menyukai dunia itu. Dunia yang selalu dipenuhi
dengan berbagai macam warna dan bentuk. Dan nampaknya itu sesuai dengan
kehidupan ku diluar pendidikan. Karena kini aku sedang menjalin hubungan dengan
seorang namja yang sudah ku kenal sejak pertama kali aku menginjakan kaki ku di
Norae University. Dan perlu kalian tahu, kami menjalani hubungan ini dengan
sangat serius, hingga pada akhirnya ia melamar ku, ketika hari ulang tahun ku
yang ke20. Kejadian itu terjadi sekitar seminggu yang lalu.
“So Eun-ah.....” panggil seseorang yang dapat aku kenali
suaranya dengan baik.
“oppa....” balas ku dan kemudian berjalan menghampirinya.
Ya.., dia adalah sosok namja yang telah melamar ku. Namja
tinggi dengan kulit putihnya. Namja yang baik, perhatian, dan penuh dengan
kehangatan.
“apakah kau sudah lama menunggu ku?”
“annio oppa, kelas ku juga baru saja selesai. oh iya oppa,
memangnya kita mau pergi kemana?”
“itu rahasia. nanti kau juga akan tahu. ayo kau masuk..”
katanya lembut sembari membukakan pintu mobilnya.
Ya itulah sifatnya, selalu penuh dengan kejutan. Aku jadi
ingat kejadian itu. Kejadian dimana aku dan dia pertama kali bertemu.
flashback
“mianhae, aku tak sengaja.” kata ku pelan dengan wajah yang
tak berani ku angkat.
“maaf katamu? kau gila? kau sudah menumpahkan minuman mu itu
ke baju ku.” bentaknya pada ku, hingga membuat ku semakin bergetar.
“kau harus menggantinya.” sambungnya dengan mencengkram
keras tangan ku.
“au.. lepaskan..” rintih ku sakit akibat cengkramannya.
“aku tidak akan melepaskan mu sebelum kau menggantinya.”
“au.... tapi.... aku... tidak membawa uang...” kata ku
terbata-bata menahan rasa sakit ditangan ku.
“aku tak mau tahu. yang pasti kau harus mengganti baju ku
ini.” paksanya dengan semakin mencengkram keras tangan ku, membuat tangan ku
biru karena aliran darahnya tertahan oleh cengkramannya.
“ya. sudah ku katakan aku tidak membawa uang. aku akan ganti
rugi semuanya, tapi nanti. sekarang aku tidak membawa dompet ku. sekarang
tolong lepaskan tangan ku.” pinta ku.
“annie. kau harus bayar dulu baru aku melepaskan mu.”
katanya kini dengan semakin mempererat cengkramannya.
“ah.... aku janji aku akan menggantinya. tetapi tolong
lepaskan tangan ku. ini sangat sakit.” rintih ku.
Dan tiba-tiba saja, ketika aku mencoba untuk melepaskan
tangan ku...
bruk.....
“kau tidak dengar? dia sudah berjanji akan menggantinya.”
bentaknya. Seorang namja yang menolong ku dari cengkraman namja keras kepala
itu.
“kau siapa? berani-beraninya kau mencampuri urusan ku.
apakah kau namjachingunya? ha?” pekiknya keras dengan melayangkan tangannya
memukul perut namja yang menolong ku.
“ini sudah menjadi urusan ku. karena kau mengganggu yeojachingu
ku.” balasnya.
Aku terdiam. Aku sangat terkejut mendengar ucapannya.
Yeojachingu? Bagaimana bisa? Kenal saja tidak. Lagi pula ini pertama kalianya
aku bertemu dengannya. Aku masih terus terdiam, hingga pada akhirnya aku baru
menyadari bahwa kedua namja itu sedang berkelahi dihadapan ku.
“mwo? ottokhae?”
“ya. hentikan. jangan berkelahi..” lanjut ku sembari memisahkan
keduanya agar tidak melanjutkan perkelahian itu.
Aku membantu namja itu berdiri, setelah mereka menghentikan
perkelahian itu. Namja yang aku pun tak tahu namanya.
“ya. dengar, aku akan menggantinya. berikan nomor mu, lalu
aku akan menghubungi mu.” tegas ku pada namja yang membuat tangan ku terasa
ingin putus itu.
“hah.... baiklah. ini nomor ku. hubungi aku secepatnya atau
aku akan mencari mu kemana pun kau berada.” ancamnya sembari menunjuk wajah ku
dengan jari telunjuknya.
“jangan tunjuk wajah yeojachingu ku.” geram sosok namja yang
berdiri disamping ku itu.
“hah...” katanya dingin dan langsung pergi meninggalkan
kami, aku dan seorang namja baik yang menolong ku dari amukannya.
“gwencana?” tanya ku khawatir pada namja itu.
“ayo aku akan obati luka mu.” lanjut ku sembari membantunya
berjalan menuju ruang kesehatan.
Untungnya ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari cafetaria
kampus. Aku membantunya untuk duduk dan mulai mencari alat-alat untuk mengobati
lukanya.
“gwencana?” tanya ku khawatir sembari mengobati luka didekat
bibirnya.
“ne. bagaimana dengan mu? apakah tangan mu masih sakit?”
tanya nya sembari memegang tangan ku, yang dicengkram kuat oleh namja keras
kepala itu.
“ah ne. ini tidak apa-apa.” kata ku agak gugup dan kembali
mengobati lukanya.
“tapi tangan mu membiru, sini gantian biar aku yang
mengobati mu.” katanya sembari beranjak menuju meja obat.
“au...” rintih ku saat ia mulai mengobati pergelangan tangan
ku yang membiru.
Tak butuh waktu lama untuknya untuk mengobati memar ditanganku.
“gomawo..” kata ku saat ia telah selesai mengobati tangan
ku.
“ne. Myungsoo imnida.” katanya sembari menjulurkan
tangannya.
“ah.. So Eun imnida..” kata ku membalas juluran tangannya.
“mianhae.. karena aku, kau jadi terluka..” sambung ku.
“ah ini. ini tidak apa-apa kok. oh iya, kau mahasiswi baru?”
“ne. kau juga?”
“ehem... jurusan bisnis..” jawabnya sembari berjalan
meletakkan alat-alat kesehatan yang dia gunakan untuk mengobati memarku tadi.
“oh...”
“kau mengambil jurusan apa?”
“ah.. aku.. aku jurusan design.”
“mwo? design? wah... itu sangat menarik. aku sangat suka
design...” katanya sembari mengambil posisi duduk disamping ku.
“lalu kenapa kau tidak mengambil jurusan design?” tanya ku.
“itu karena aku hanya menyukai design sebagai hobi ku, tidak
lebih dari itu.”
flashback
end
Dan mulai saat itu, aku dan juga Myungsoo oppa menjadi teman
dekat. Dan hingga pada akhirnya, kami menjalin hubungan yang lebih dari sebuah pertemanan.
“chagi...” panggil Myungsoo oppa yanng membuat ku tersadar
dari lamunan mengesankan ku itu.
“ah.. ne.. oppa..”
“kau kenapa? kenapa melamun?” tanyanya tanpa memalingkan
pandangannya dari jalan dan kemudi mobilnya.
“annie oppa. oh ya ngomong-ngomong, memangnya kita mau
kemana?”
“nanti kau juga akan tahu chagi. sebentar lagi kita akan sampai..”
jawabnya dengan senyuman yang selalu membuat ku merasa tenang bersamanya.
~ Jangmi Boutique ~
“mwo? butik? kenapa kita
kesini oppa?” tanya ku bingung saat Myungsoo oppa mulai memarkirkan
mobilnya didepan sebuah butik khusus untuk pakaian pengantin.
“untuk memesan baju pernikahan kita.” jawabnya lembut sembari
berjalan menggandeng tanganku masuk kedalam butik.
“annyeong...”
“annyeong.. aku Kim Myungsoo. aku telah menghubungi butik
ini sebelumnya.”
“oh, tunggu sebentar..” jawab salah satu pelayan butik itu
sembari memeriksa kekomputernya.
“oppa...” rajuk ku saat aku tahu kalau Myungsoo oppa telah
menghubungi butik ini terlebih dahulu, dan itu membuktikan bahwa ia benar-benar
serius dengan hubungan kami.
“apapun akan aku lakukan demi mu So Eun-ah...” jawabnya
sembari membelai pelan rambut ku.
“oh tuan Myungsoo, mari ikut aku..” kata pelayan itu kemudian
berjalan menunjukkan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan berbagai macam pakaian
pengantin.
“waw... gaunnya sangat indah..” kata ku terperana dengan
gaun-gaun indah yang ada diruangan itu.
“kau menyukainya chagi?”
“ne oppa. gomawo..” jawab ku dengan memeluknya.
~ badroom ~
Ku rebahkan tubuh ku diatas ranjang kesayangan ku ini. Aku
terus menatap langit-langit kamar dengan senyum yang mengembang tiada henti,
sejak aku kembali dari butik. Ku pandangi cincin pemberian Myungsoo oppa yang
tersemat dengan sangat indah dijari manis ku. Apakah aku sedang bermimpi?
Tolong jangan bangunkan aku kalau ini benar-benar mimpi, karena aku tak mau
terjaga dari mimpi indah ku ini. Tetapi setiap kali aku menganggap ini hanyalah
mimpi, rasa itu kembali. Rasa dimana pertama kali ia meminta ku untuk menjadi
yeojachingu nya. Rasa dimana selalu membuat ku
percaya akan cinta dan kasih sayang. Rasa dimana aku memberikan seluruh
hidupku hanya untuk seseorang yang aku sayangi.
Aku beranjak dari ranjang ku menuju kamar mandi. Sebenarnya
tubuh ku terasa sangat lelah, karena sejak tadi, hari-hari ku sangat dipenuhi
dengan kegiatan yang tiada hentinya menguras tenaga ku. Tetapi rasa gerah yang
melanda, memaksaku untuk bangkit dan membersihkan tubuh ku yang letih ini. Tak
perlu waktu lama untuk ku berada dikamar mandi. Sekarang aku merasa lebih
fresh. Ku baringkan kembali tubuh ku, sembari memandangi layar ponsel. Sangat
menyenangkan ketika melihat wallpaper yang ku pasang.
geunyeoga naege onda-onda-onda
hwanhan misoro onda-onda-onda
yeongweonhi naege onda-onda-onda
don't you know
“mwo? Myungsoo oppp?” kata ku saat melihat layar ponsel.
“yeoboseyo..”
“yeoboseyo.. apakah
aku mengganggu mu?”
“ah annio oppa. aku
sedang tidak melakukan apa-apa.”
“jinja?”
“hem... ne. waeyo
oppa? apakah oppa sudah kembali merindukan ku?” tanya ku dengan nada agak
sedikit meledeknya.
“hem... sepertinya
iya. kau selalu membuat ku sangat merindukan mu..”
“mwo? kenapa oppa jadi
pandai berkata-kata seperti itu?” kata ku terkejut dengan apa yang baru
saja aku dengar. Myungsoo oppa mengatakan hal seperti itu. Hah... ini pertama
kalinya aku mendengar ia berkata seperti itu sejak kami menjalin hubungan.
“하하하.... “ tawanya membuat ku semakin bingung.
“mwo? kenapa oppa tertawa? memangnya ada yang lucu?”
“하하하.... tentu saja. kau yang lucu...”
“bo? aku?”
“ne. lagi kau aneh sekali, oppa kan
berkata seperti itu kepada yeojachingu oppa, jadi kenapa kau harus terkejut 하하하..” lanjutnya
dengan tawa khasnya.
“aish... baiklah-baiklah. oh iya ada
apa oppa?”
“em... begini besok aku berencana untuk
mengajak mu mencari cincin pernikahan kita dan juga mendatangi tempat
percetakan untuk mencetak undangan. apakah kau bisa?”
“ne oppa. aku sangat bisa.” jawab ku semangat.
“baiklah, besok oppa jemput pukul 10
ya. good night.. mimpi yang indah.. saranghaeyo..”
“nado sarang oppa...” balas ku sembari mematikan sambungan
telephone antara kami.
Author POV
Sabtu pagi yang cerah,
membuat semua orang pasti akan merasa sangat senang. Begitu pula dengan So Eun,
wajahnya terlihat sangat berseri-seri sejak ia bangun tidur. Ia sangat
bersemangat untuk menyongsong hari ini dengan senyum yang akan terus mengembang
dari bibirnya. Dengan cepat ia beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi. Seperti
halnya yeoja yang lain, ia menghabiskan banyak waktunya hanya untuk berada di
kamar mandi. Hingga pada akhirnya, ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan
dress merah muda selutut yang terlihat sangat cocok dengannya.
Dengan cepat ia mengambil
posisi duduk didepan meja riasnya, dan mulai merias wajah.. Ia tampak menyukai
saat-saat seperti itu, karena dengan riasan diwajah, ia merasa lebih baik lagi.
Ia mulai mengenakan beberapa make up kewajahnya, ia adalah tipikel yeoja yang
tidak terlalu suka berdandan yang berlebihan, maka dari itu ia hanya memerlukan
waktu beberapa menit saja dan sekarang ia telah siap untuk berangkat. Ia
beranjak menuruni tangga menuju lantai satu. Rumah ini sangat sepi, tak ada
satu orang disana. So Eun dapat memahaminya karena ini adalah karena dirinya.
Kedua orang tuanya tengah dinas keluar kota, dan segera akan kembali untuk
membantu mengurus pernikahan ani satu-satunya mereka itu.
geunyeoga naege onda-onda-onda
hwanhan misoro onda-onda-onda
yeongweonhi naege onda-onda-onda
don't you know
“yeoboseyo...”
“..........”
“ne, aku sudah siap.”
“..........”
“baiklah. sampai bertemu..” kata So Eun mengakhiri
percakapan telephone nya dengan seseorang diseberang sana.
“oppa.....” panggil So Eun
saat ia melihat seorang namja tengah menunggunya didalam mobil bmw putih.
Namja itu pun turun dan
berjalan menghampiri So Eun. Namja itu tak lain dan tak bukan adalah Kim
Myungsoo namjachingu So Eun.
“kau sangat cantik So
Eun-ah...” puji Myungsoo.
“ah oppa.. kau membuat ku
malu.”
“benar, kau sangat cantik.”
“gomawo oppa..” jawab So Eun
dengna tertunduk malu.
“kajja...” kata Myunsoo
sembari berjalan membukakan pintu untuk So Eun.
Selama perjalanan menuju ketempat
yang mereka tuju, tiada henti-hentinya kata-kata keluar dari mulut mereka
masing-masing. Seperti tidak kehabisan kata-kata, mereka terus saja berbicara
satu sama lain. Mulai dari membuat lelucon singkat, mengenang masa lalu, dan
merencanakan masa depan.
~ Geumsaek Store ~
Mereka pun memasuki toko
perhiasan itu seraya bergandengan. Seperti tak ingin terpisahkan Myungsoo terus
saja menggenggam erat tangan So Eun, begitu juga dengan So Eun ia membalas
genggaman erat Myungsoo dengan semakin mengeratkan genggaman tangan mereka.
Pelayan toko itu menunjukkan beberapa pasang cincin, karena sebelumnya Myungsoo
telah menghubungi pihak toko agar menyiapkan beberapa pasang cincin pernikahan.
Mereka pun dengan mudah memilih beberapa yang dianggap cocok, hingga pada
akhirnya sebuah cincin simple dan diselimuti beberapa butir berlian menjadi
pilihan terakhir mereka.
“kau menyukainya?” tanya
Myungsoo saat So Eun mengambil salah satu cincin yang dijajarkan diatas meja
kaca itu.
“ne oppa. ini sangat
indah..” jawabnya.
“baiklah, kita pilih yang
ini saja..” putus Myungsoo dengan tersenyum manis kepada So Eun.
“tapi oppa, bagaimana dengan
mu?”
“tak apa, aku juga
menyukainya, karena ini merupakan salah satu cincin yang aku sukai..”
“kalau begitu, kami ambil
yang ini saja.” lanjut Myungsoo kepada pelayan toko itu.
“ne, tunggu sebentar tuan.”
jawab pelayan itu.
Tak berapa lama, pelayan itu
pun selesai dan memberikan cincin yang mereka pilih .
So Eun POV
“gamsahamnida...” kata ku
pada pelayan toko itu.
“kajja... kita masih ada
satu tempat lagi yang harus kita datangi.” ajak Myungsoo oppa sembari berjalan
menggandeng tangan ku.
“oppa, gomawoyo...” kata ku
saat kami hendak menuju ketempat selanjutnya.
“mwo? untuk apa?”
“karena kau telah membuat
hari-hari ku semakin lengkap.”
“ne. cheonmaneyo chagiya.”
Tak perlu waktu lama untuk
sampai ketempat selanjutnya. Karena jarak dari Geumsaek store menuju tempat
percetakan sangatlah dekat. Kami pun masuk kedalam bersama. Sesampainya
didalam, sang pemilik percetakkan memberikan beberepa contoh undangan. Kami
dibuat pusing saat hendak memilih. Aku sangat menyukai warna biru sedangkan
Myungsoo oppa sangat menyukai warna silver. Kami semakin bingung saat melihat
dua buah undangan dengan warna silver dan biru kesukaan kami. Dan untungnya
ahjussi pemilik percetakkan ini sangat baik. Ia mengizinkn kami mendesign ulang
warna untuk undangan pernikahan kami.
Author
POV
Hari
ini seperti biasa, So Eun harus melaksanakan aktivitasnya sebagai seorang
mahasiswa. Hanya saja pagi ini ia tidak bersama Myungsoo. Dan pagi ini pula ia
pergi ke kampus dengan membawa tas tenteng yang terisi penuh dengan undangan
pernikahannya, yang akan ia berikan kepada teman-temannya maupun teman dari
Myungsoo.
~ Norae University ~
Ia
berjalan menuju kelasnya. Terlihat sekali seisi universitas melihat kearahnya
bingung. Itu karena ia terlihat seperti seorang santa yeoja yang membawa banyak
hadiah ditas tentengnya. Tetapi hal itu tak menyulutkan kegembiraannya untuk
tetap selalu tersenyum. Ia berhenti
tepat didepan kelas calon namphyon nya itu. Ia melirik kedalam untuk melihat
adakah teman Myungsoo yang berada didalam.
“So
Eun-ah...” panggil seseorang dari belakangnya.
Ia
pun membalikkan tubuhnya, menghadap orang yang memanggilnya itu.
“ada
apa? kenapa kau kemari? Myungsoo tak datang hari ini.” kata salah satu orang
itu yang tak lain adalah teman Myungsoo yang bernama Sungyeol.
“oh
annie. aku tidak mencari Myungsoo oppa, aku kesini hanya untuk memberikan ini
pada kalian.” jawabnya sembari mengeluarkan dua undangan dan memberikannya
kepada mereka.
“mwo?
ini...”
“ne.
itu undangan pernikahan kami. aku harap kalian bisa datang.” ujar So Eun.
“tentu
kita akan datang, iyakan Sungjoongie?”
“ne.”
jawab namja yang bernama Sungjong itu.
“baiklah
kalau begitu aku pergi ke kelas ku dulu.” pamitnya pada kedua teman Myungsoo
itu.
Ia
berjalan memasuki kelasnya dengan masih membawa tas tenteng yang masih terisi
penuh. Ia letakan tas itu diatas meja, dan melihat kesekeliling kelas. Matanya
terhenti pada sekumpulan namja yang tengah berada di pojokan kelas. Ia berjalan
menghampiri mereka dengan empat undangan digenggamannya.
“ada
apa?” tanya salah satu namja itu ketus.
“sudah
biarkan saja Dongwoo-ah. ada apa nyonya Kim?” tanya namja lain yang tak lain
adalah Kim Sunggyu.
“aku
hanya ingin memberikan undangan ini pada kalian. sebenarnya aku enggan, tetapi
Myungsoo oppa yang meminta ku untuk tetap mengundang kalian.” jawab So Eun
ketus sembari menyerahkan undangan itu kepada mereka.
“wah...
baik sekali namja itu. sampaikan padanya kami tak akan.....”
“sebaiknya
kau batalkan rencana pernikahan itu.” kata Sunggyu memotong ucapan Hoya yang
belum selesai ia ucapkan.
“YA!
apa maksud mu?” geram So Eun mendengar ucapan Sunggyu, yang dengan mudahnya
terlontar begitu saja.
“dia
tak pantas untuk mu.” jawabnya tanpa melihat kearah So Eun.
“YA
KIM SUNGGYU! kau tak tahu apa-apa.” bentaknya.
“kau
yang tak tahu apa-apa So Eun-ah. aku mengatakan ini karena aku... aku...” ia
menghentikan kalimatnya.
“karena
apa? karena kau iri pada Myungsoo oppa? karena ia lebih baik dari mu? ha?
katakan?” pekik So Eun.
“So
Eun-ah....” panggil seseorang membuat seluruh mata langsung melihat kearah
suara itu.
“sudah
lupakan saja, itu tak penting. yang penting aku sudah mengingatkan mu.” katanya sembari berjalan pergi meninggalkan
So Eun yang masih terlihat sangat kesal.
“aish... apa-apaan namja itu. kenapa dia
berkata seperti Myungsoo oppa adalah namja yang lebih buruk darinya.” batinnya.
“So
Eun-ah...” panggil yeoja itu, tetapi ia tak mendapatkan respon dari sang
pemilik nama.
“So
Eun-ah...” panggilnya lagi, tetapi tetap ia tak
mendapatkan respon apa pun.
“ya
Kim So Eun...” pekiknya untuk ketiga kalinya, dengan melayangkan tangannya
keatas kepala So Eun.
“au...”
rintih So Eun saat tangan itu tepat mendarat diatas kepalanya.
“ya
Shin Hye-ah... kenapa kau memukul ku?” pekik So Eun yang terus mengusap
kepalanya itu.
“lagi
kau ku panggil berkali-kali tetapi tak menjawabnya.”
“nde?
berkali-kali?” tanya So Eun terkejut.
Sementara
Shin Hye hanya mengangguk sembari berjalan meninggalkan So Eun yanng masih
terpaku dengan tangan diatas kepalanya.
“ya
Shin Hye-ah...”
“wae?”
tanya Shin Hye sembari mengeluarkan bukunya dari dalam tas.
“ini...”
kata So Eun sembari memberikan sebuah undangan kepada sahabatnya itu.
“apa
ini?”
“itu
undangan pernikahan ku.” jawab So Eun dengan senyum yang mengembang.
Suasana
menjadi hening diantar mereka. Shin Hye tak merespon apa pun atas perkataan So
Eun.
“ya
Shin Hye-ah...” panggil So Eun.
“ah..
ne...” jawab Shin Hye dengan agak terbata.
“kau
kenapa?” tanya So Eun bingung.
“ah
annio... oh iya, chukae So Eun-ah. aku pasti akan datang...” ujar Shin Hye
sembari merangkul sahabatnya itu.
-
the other side -
Ia
mempercepat langkahnya meninggalkan ketiga temannya yang sedari tadi
memanggilinya. Kini kakinya membawanya masuk kedalam toilet, yang entah ia
sendiri tak tahu kenapa ia harus berada disana. Ia pun memasuki salah satu
bilik dan menguncinya, tanpa menghiraukan ketiga temannya yang terus
memanggilnya.
“ya
Sunggyu-ah...”
“ya
Kim Sunggyu...”
“Sunggyu-ah...”
Panggil
mereka bergiliran. Tetapi tetap, namja yang bernama Sunggyu itu tak
menjawabnya. Sekalipun kini biliknya tengah diketuk kencang, ia tetap tak
menjawab.
“ya
Sunggyu-ah...” panggil Hoya sembari mengetuk keras pintu bilik yang ditempati
Sunggyu.
Tetapi
Sunggyu tetap saja tak merespon panggilan itu.
“ya
kenapa kau? cepat keluar..” teriak Woohyun dari luar bilik.
Dan
hasil yang diterima oleh Woohyun pun masih tetap sama. Ia tak mendapatkan
jawaban apa pun dari dalam bilik. Bahkan suara air pun tak terdengar.
“baiklah,
kalau kau tak ingin keluar, kita bicara seperti ini saja. kau didalam, dan kami
diluar. kami akan bertanya dengan keras dan itu berarti orang lain dapat
mendengarnya.” ujar Dongewoo yang sepertinya lebih mirip dengan sebuah ancaman
ringan.
“oke,
kalau kau tak menjawab berarti kau setuju untuk melakukannya dengan cara ini.”
sambung Dongwoo lagi.
“aishh...
baiklah. aku akan keluar.” balas Sunggyu yang sepertinya sudah mulai enggan
untuk melanjutkan kegiatan aneh ini.
Ia
membuka pintu bilik itu dan mulai melangkahkan kakinya menuju keluar. Tetapi,
belum sempat ia menginjakan kakinya diluar pintu toilet, dua buah pasang tangan
sudah mencengkarm lengannya dan menariknya kedinding.
“ya.
apa yang kalian lakukan?” pekik Sunggyu.
“tak
usah berteriak. kami hanya ingin bertanya saja pada mu.”
“ya
Dongwoo-ah, kenapa kau tersenyum seperti itu.” ucap Sunggyu yang mulai takut
denga ketiga temannya itu.
“kau
harus jawab dengan jujur. apakah kau menyukainya, Kim So Eun?” tanya Hoya tanpa
basa-basi.
“mwo?
apa yang kau...”
“ya.
kami tak butuh jawaban selain ne atau annie.” potong Hoya cepat.
“argghhh...
ada apa dengan kalian. tentu saja aku.. aku..”
“kau
apa? huh? kau menyukainya? mengaku sajalah Kim Sunggyu...” ujar Woohyun saat
Sunggyu mulai terbata-bata dengan ucapannya.
Tak
ada jawaban ataupun sangkalan dari mulut Sunggyu. Ia hanya terdiam.
“ya
Sunggyu-ah, kenapa kau diam. apa jangan-jangan itu semua benar, kalau kau
menyukainya.” tanya Dongwoo.
“mwo?
benarkah? sejak kapan? apakah sejak dia menumpahkan minumannya kebaju mu?” kini
Hoya yang bertanya dengan antusiasnya.
“benarkah
sejak saat itu? berarti kau sudah menyukainya sejak lama, dan sekarang kau
keduluan oleh namja yang bernama... ehm... Kim... Kim....” Woohyun menghentikan
ucapannya sembari mengingat-ingat nama namja yang akan menjadi namphyon Kim So
Eun itu.
“Kim
Myung Soo.” jawab Sunggyu dingin.
“nah
itu, Kim Myungsoo.”
“aishh...”
gerutu Sunggyu dan kemudian ia berjalan pergi meninggalkan keriga temannya yang
masih terdiam didalam toilet.
“aku akan menjaga mu. tak akan ku biarkan siapa pun menyakiti mu.”
I’ve watched over you
Over all your loves and your long
breakups
If you’re always going to get hurt
It’s better to be with me
Look clearly
I just don’t like it when you cry
It hurts me to see you in pain
Hari
berlalu begitu cepat. Tak terasa kini hari pernikahan Kim So Eun dan
namjachingu nya itu tinggal menghitung hari lagi. Dan begitu juga dengan
persiapan mereka. Bisa dikatakan 98% persiapan mereka telah siap. Tetapi
sesibuk-sibuknya mereka mengurus semua hal yang berbau dengan pernikahan,
mereka tak meninggalkan tugas mereka sebagai seorang mahasiswa yang sebentar
lagi akan mendapat gelar S1 nya itu. Dan pagi ini, seperti hari-hari sebelumnya
So Eun berangkat menuju kampusnya bersama dengan Myungsoo.
~ Norae University ~
So
Eun berjalan masuk kedalam kampus berdampingan dengan Myungsoo namjachingu nya.
Ia terlihat sangat senang, begitu juga Myungsoo. Mereka berjalan beriringan,
dengan Myungsoo yang menggenggam tangan So Eun. Mereka membuat seluruh pasang
mata yang melihatnya menjadi iri.
“Kim
Myung Soo.” panggil seseorang yang langsung membuat langkah mereka terhenti.
“Kim
Myung Soo... nama yang bagus. sayangnya, tak sebagus dengan perbuatan mu...” ujar orang itu dengan senyum merendahkan.
“ya!
apa yang kau katakan. apakah kau fikir....” belum sempat So Eun mengucapkan
semua kata-katanya, Myungsoo sudah menahannya dengan semakin mengeratkan
genggaman tangan mereka.
So
Eun menatap bingung Myungsoo, tetapi yang ditatap hanya tersenyum tenang.
“apakah
kau sudah selesai?” kini Myungsoo membuka mulutnya.
Orang
itu hanya tersenyum dan membuang mukanya.
“kalau
tak ada yang ingin kau katakan lagi, kami akan pergi.” ujar Myungsoo sembari
berjalan bersama dengan So Eun.
Belum
sempat Myungsoo berjalan menjauh dari orang itu, sebuah pukulan sudah melesat
mengenai pipi Myungsoo, dan menyebabkan Myungsoo jatuh kelantai.
“YA
KIM SUNGGYU! APA YANG KAU LAKUKAN?” bentak So Eun sembari membantu Myungsoo
berdiri.
“kau
gila? hah?” makinya lagi.
Tetapi
orang yang bernama Sunggyu itu, hanya tersenyum kesal tanpa menjawab So Eun. Ia
dan ketiga temannya malah berjalan meninggalkan couple itu, tanpa menghiraukan
mereka.
“oppa...
gwencanayo?” tanya So Eun khawatir.
“ne
gwencana.” jawab Myungsoo sembari berdiri dengan So Eun yang menggenggam lengan
kanannya.
“aku
akan antar oppa menuju kelas oppa...” ujar So Eun dan langsung memapah Myungsoo
menuju kelasnya.
Setelah
ia mengantar Myungsoo menuju kelasnya. Kini So Eun beralih menuju kelasnya
dengan kemarahan yang sudah berada dipuncak ubun-ubunnya. Ia ingin sekali
memaki Sunggyu sesaat ia sampai di kelasnya. Tetapi, ia tak dapat melakukan hal
itu, karena Myungsoo memintanya untuk tak melakukan apa pun.
Ia
melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas. Ia menatap seisi kelas, dan
kemarahannya semakin menjadi-jadi tatkala ia melihat Sunggyu tengah duduk
dipojok kelas dengan ketiga temannya, dan tertawa kencang tanpa merasa bersalah
dengan apa yang baru saja ia perbuat. Ia beralih berjalan menuju kursinya.
Disana Shin Hye telah duduk dengan buku ditangannya. So Eun mengambil posisinya
dan melemparkan tasnya keatas meja, yang membuat Shin Hye terlonjak terkejut.
“ya
So Eun-ah...” pekik Shin Hye.
“ah
mianhae Shin Hye-ah...”
“kau
kenapa? baru datang sudah marah-marah tak jelas.” tanya nya sembari membuka
kembali buku yang tadi tertutup akibat hentakan tas So Eun.
“kau
tahu apa yang dilakukan Sunggyu tadi? hah?”
“Sunggyu?
Kim Sunggyu teman kelas kita?” tanya Shin Hye.
So
Eun hanya mengangguk atas pertanyaan Shin Hye.
“Kim
Sunggyu yang itu?” tanya Shin Hye lagi sembari memalingkan pandangannya menuju
sekumpulan namja yang berada dipojok kelas.
“tentu
saja. siapa lagi yang bernama Sunggyu dikelas ini.” jawab So Eun ketus.
“memangnya
apa yang dia lakukan?”
“kau
tahu,tadi dia memukul Myungsoo oppa begitu saja.” tutur So Eun.
“mwo?
Myungsoo oppa?” pekik Shin Hye.
“bagaimana
keadaannya? apakah dia baik-baik saja? apakah lukanya parah? ya So Eun-ah jawab
pertanyaan ku.” tanya Shin Hye bertubi-tubi tanpa memberikan waktu untuk So Eun
menjawabnya.
“kau
kenapa? kenapa kau yang lebih khawatir dari pada ku? kau aneh sekali Shin
Hye-ah..” ujar So Eun bingung dengan sikap Shin Hye yang tiba-tiba saja
berubah.
“ah..
em.. annio.. aku hanya khawatir saja. dia kan calon namphyon mu, aku takut dia
kenapa-kenapa pada saat pernikahan
kalian...” jawabnya dan kemudian kembali menyibukan diri dengan buku
yang sedari tadi ia genggam.
“oh...”
jawab So Eun dan kemudian mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.
Hari
telah semakin gelap. Matahari tak lagi menampakan sinarnya. Kini sinar matahari
itu digantikan oleh sinar bulan yang tak terlalu terang, yang membuat suasana
semakin terasa dingin. Ditambah lagi, malam ini cuaca tak mendukung.
Dimana-mana rintik-rintik hujan berhasil membuat orang-orang enggan untuk pergi
keluar rumah.
So
Eun tengah menghabiskan malam dingin ini dengan berbaring diatas ranjangnya dan
menatap lurus kearah langit-langit. Dengan ditemani alunan music yang mengalun
sejak ia pulang tadi. Ia memandang layar ponselnya. Terpasang wallpaper fotonya
dengan Myungsoo. Ia kembali tersenyum dan melayangkan ciumannya ke foto
Myungsoo. Saat ia hendak meletakan ponselnya, tiba-tiba saja ponselnya
bergetar. Ia membuka pesan itu dan membacanya.
“So Eun-ah, ini aku
Myungsoo. aku ingin bertemu dengan mu, ada yang ingin ku berikan kepada mu.
bisakah kau datang ke jalan Toegyero. aku menunggu mu disana.”
From : +62xxx
To Be Continued ^^,
what time is it now?
yeah, 22.00 P.M in Jakarta and so... in Seoul about at 00.00 A.M.
and what is a special day today in Seoul?
yeah... L oppa's birthday....
So......
annyeong:) do you like this fanfiction readers? i hope that. and this fanfiction is my first fanfiction in this month and the second fanfiction who i made that the cast aren't from SM Family. so... i hope you enjoy guys;)...감사합니다 ^^
Tumben min...aku bca ff ini gag ada kendalanya... :D
ReplyDeletebiasanya part awal sma akhir susah bnget buat d bca...
Aseeekkkk...
Kim so eun again ;)
sama couple laen pula..
Di tunggu next part min!!
Sepertinya Shin Hye suka sama Myungsoo?? :/
bagus bgt ff nya pi kenapa ya aku pengennya so eun sm sunggyu aja hehheee
ReplyDeleteterus knapa sunggyu bilang myungsoo gak sebagus namanya..apa yg sebenarnya terjadi???
dan shin hye kenapa dia segitunya hawatir sama myungsoo??
apa dia suka sm myungsoo?? n apa myungsoo kenal sama shin hye atau mereka pernah ada hubungan aduuuueeeeh bikin penasaran..!!!
jadi nebak2 ne cepetan chingu dilanjut jangan lama lama fightiiiiiiiiiiinnngggg..!!!!!
seru....bener2 seru ni ff, i like....
ReplyDeleteseneng deh castnya kim so eun jd gak sia2 nih mampir ke blog ini..hehehehehehe....
shin hye siapanya myungsso ya kok khawatir gt??
dah gt sunggyu knp benci ama myungsoo ya???
beneran nih ff bkn penasaran aja.....
next part di tunggu ya klu bs jgn lama2, bisa jamuran nih klu lanjutannya lama hehehehehehehehe..............
buat author semangat terus.....fighting....fighting!!!!!!!!!!
ah asik asik ada ff kim so eun lagi :D
ReplyDeleteaku penasaran sama ceritanya >< kayaknya cinta segiempat gitu ya kak?
dan kayaknya shin hye suka sama myungsoo deh ya :/
penasaran pokonya!!!
kakak jangan lama lama ya lanjutinnya >< hehehehehe..
bagus min... cast na aku suka semua... penasaran ma lanjutannya, ayo dilanjut... fighting^^
ReplyDeletegomawo... jeongmal gomawo:) part selanjutnya lagi tahap pemrosesan, mudah-mudahan bisa cepet-cepet di update. sekali lagi jeongmal gomawo udah mau baca dan kasih dukungan buat author:) *author sambil bow down*
ReplyDeletewaah menarik..izin baca y..
ReplyDeleteawal cerita happy..tp apa endingnya nanti sedih y??
Iya baca aja.. aku gak ngelarang siapa pun kok untuk baca disini. Karena tujuan aku buat dan publish supaya bisa dinikmati oleh banyak orang hehe *narsis mode on*
DeleteEndingnya.. kamu bisa langsung baca di part 2nya, soalnya aku gak mau spoiler hehehe
Makasih atas kunjungan dan komennya ;))