Way To Love #2 (golden ticket)
Chunjiās
Bedroom
Author POV
āTunggu sebentar disini!
Aku akan kembali secepat yang aku bisa lalu mengantarmu pulang!ā Ucap Chunji
cepat lalu menutup pintu kamarnya dari luar dan bergegas turun menemui
sekumpulan orang yang sedang membicarakan sebuah kontrak di ruang tengah.
Kontrak kerja yang cukup penting untuknya.
Sementara itu, Yoo Hyun
yang belum sempat bertanya lebih jauh pun hanya menurut, ia masih menatap kesal
ke arah pintu yang beberapa saat lalu tertutup dengan cepat, sama sekali tak memberi
kesempatan untuk bertanya satu pertanyaan pun pada Chunji.
Akhirnya ia berbalik dan
seketika matanya melebar di detik pertama ia melihat isi kamar itu. Kamar itu
menyambutnya dengan interior minimalis dan lantai berpenghangat yang terasa
nyaman. Yoo Hyun menjatuhkan tas selempangnya, lalu segera menyerbu sebuah
ranjang berseprai putih dan bedcover warna cokelat keemasan yang terletak
ditengah-tengah ruangan itu. Ia menengok ke sebuah jendela dan kembali
terkagum-kagum saat melihat pemandangan yang terlihat dari sana.
Detik berikutnya, Yoo Hyun
menghampiri sebuah meja berukuran sedang yang terletak dipojok ruangan lengkap
dengan beberapa tape dan juga speaker berukuran jumbo.
āNamja ini benar-benar
artis!ā Gumam Yoo Hyun sambil memperhatikan setiap detail dari kamar itu,
hinggaā¦ā¦ Ia baru menyadari bahwa sedari tadi ia melewatkan sesuatu. Ia melihat
sebuah poster bergambarkan si pemilik kamar sendiri dengan tulisan `Chunji Teen
Top, The Power Of Voice` menempel di tembok kamarnya.
āaku baru tahu ada artis
senarsis iniā Ucap Yoo Hyun sambil tertawa pelan melihat poster seukuran peta
dunia itu menempel di atas ranjang.
Yoo Hyun POV
Sudah 15 menit aku
menunggunya di kamar, tapi Channie oppa belum juga datang.
ākatanya sebentar!ā
Gumamku kesal sambil mengayun-ayunkan kakiku bosan.
āAishā¦ aku bosan!ā Ucapku
sambil berdiri. Aku berjalan mendekat ke arah pintu kamarnya, dan dengan sedikit
ragu aku mengulurkan tangan untuk membuka pintu perlahan. Aku berjalan-jalan
santai di lantai atas rumahnya yang kosong dan mengamati semua detail
arsitektur rumahnya yang sungguh mengagumkan. Sesekali decakkan kagum lolos
dari bibirku kala melihat barang-barang antik bertengger disetiap sisi rumah.
āLalu di bawah ada apa
ya?ā Aku melirik tangga penasaran lantas mendekat dan akhirnya memutuskan untuk
menuruni tangga itu. Tadi aku hanya sekilas melihat lantai bawah karena Channie
oppa yang terlalu terburu-buru membawaku ke kamarnya.
Saat aku menuruni tangga
itu, suara sekumpulan orang yang sedang berbincang āentah tentang apaāterdengar.
Terdengar dan terdengar makin jelas seiring dengan tangga yang kuturuni.
Aku sudah berada di anak
tangga terakhir, dengan penasaran kumiringkan kepalaku ke ruang tengah, ruangan
dimana channie oppa beserta 4 orang yang entah siapa sedang berbicara serius.
Aku melihat Channie oppa tengah fokus memperhatikan sebuah kertas ditangannya,
tapi tiba-tiba saja ia melihatku dan tatapan kami bertemu, aku tersenyum sambil
melambaikan tanganku padanya sedangkan namja itu malah terbelalak kaget dan
langsung panik. Tapi aku tak perduli dan lebih memilih mengeksplorasi segala
interior disekitar tempatku berdiri, memperhatikan guci-guci antik yang
terletak di kanan dan kiri tangga.
Chunji POV
āAku akan menjelaskan
sedikit, jadi kau akan dikontrak selama 5 bulan, dan selama 5 bulan ini kau tak
boleh terlibat skandal sedikitpun dan kau juga tak boleh dekat dengan seorang
yeoja siapapun ituā
āTak boleh dekat dengan
yeoja?ā Tanya eomma sekaligus manager pribadiku.
āNe.. maksudku tak boleh
ada hubungan spesial atau kedekatan yang bisa memancing sebuah gosip tentang
Chunji! Jika ada sedikit saja maka kupastikan kontrak kita batal. Apakah kau
sanggup, Chunji-ssi?ā
āItu tak terlalu sulit.
Aku sanggupā Jawabku enteng, sedangkan eomma hanya menatapku seolah bertanya ~kau
yakin?~
āBagus! Chunji-ssi, ini
surat kontraknya! Silahkan dibaca dulu!ā
āAh.. Neā Ucapku sambil
menerima secarik kertas yang pria itu sodorkan. Baru sebentar aku membaca
tulisan-tulisan memusingkan itu, aku mengalihkan pandanganku dari kertas karena
merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan, dan benar saja, gadis tak waras
itu sudah berada tepat di anak tangga terakhir. Mataku melebar seketika, yang
benar saja, kontrak pertamaku ini bisa langsung dibatalkan jika mereka melihat
yeoja itu. Bagaimana jika mereka tau ada seorang gadis di kamarku? Bagaimana
jika mereka mengira gadis itu adalah yeojachingu atau apalahā¦ā¦ Mendadak
kepanikan menyelimutiku. Aku benar-benar merasa seperti sedang tertangkap basah
melakukan tindak kriminal.
āOttokhae?ā
āah.. eng.. apa? Eh.. maksudkuā¦ā¦ā¦
menarikā Ucapku kikuk, sukses membuat semua yang ada di ruangan itu menatap
aneh kearahku.
āKau kenapa?ā Bisik eomma,
jelas ia juga merasa ada yang tidak beres denganku.
āAnio!ā Aku kembali
mengarahkan pandangan pada gadis itu, tak memperdulikan obrolan serius yang
kembali diperbincangkan oleh eomma dan 3 namja dengan setelan jas rapi itu.
Aku mengamati gerak-gerik
Yoo Hyun yang terlihat sangat mengkhawatirkan, tangannya itu benar-benar tak
bisa diam, dan kurasa dia adalah seorang gadis yang ceroboh. Ia jugaā¦ā¦ā¦ā¦
āAAAAAAAAAAAAAAAAAAAā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦..ā
Refleks aku memekik kencang saat melihat gadis bodoh itu menyenggol guci
dibelakangnya, namun untungnya ia bisa menahannya dengan baik. Kini giliranku
yang harus menahan semua tatapan heran yang diberikan oleh eomma dan 3 namja
itu.
āā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ku mau ke toiletā
Aku melanjutkan kata AAAAAAAAAAA-ku dengan kalimat itu. Kalimat yang baru saja
terbersit di otakku sepersekian detik yang lalu. Aku segera bangkit berdiri,
meninggalkan semua orang yang masih menatapku bingung. Yaā¦ pasti mereka tak
mengerti dengan sikapku, kenapa aku harus berteriak saat ingin ke toilet? Namun
tatapan bingung mereka berubah menjadi kembali serius saat tuan Kim memulai kembali
obrolan yang sempat terputus karena ulahku. Mereka kembali tenggelam dengan
fokus utama selembar kertas yang tergeletak di atas meja.
Author POV
Chunji segera berlalu dari
ruang tengah lalu menyeret Yoo Hyun, sebelah tangannya melingkar sempurna
dipergelangan tangan gadis itu sedangkan sebelahnya lagi menutup rapat mulut
Yoo Hyun. Ia menyeretnya menaiki anak tangga lalu membawa gadis itu kembali ke
dalam kamar.
āSudah kubilang tunggu
disini!ā Pekik Chunji kesal sambil menghempaskan tubuh gadis itu dikamarnya
lalu menutup pintu kamar itu rapat-rapat.
āYA! Kau bilang sebentar
kan?ā Balas Yoo Hyun tak kalah kencang
āHyun~a! Jebal, ini
kontrak pertamaku! Kau tak boleh mengacaukannya!ā Pinta Chunji, kali ini dengan
nada yang lebih halus. Nada memohon.
āEh? Apa? Hyun~a? Aigooā¦ā¦.
Itu nama panggilan untukku?ā Seru Yoo Hyun dengan wajah berbinar
āengā¦ emhā¦ eh.. Ne!ā ragu,
Chunji menjawab dengan senyum seadanya. Dia sama sekali tak memikirkan gadis
itu akan merasa sebahagia ini saat ia memanggilnya Hyun~a. Ayolahā¦.. Chunji
hanya menambahkan huruf A di akhir namanya.
āpanggilan yang bagus. Aku
suka! Tapi tunggu, tadi kau bilang kontrak?ā
āne.. kumohon diamlah
disini sebentar! Aku hanya tinggal menandatangani kontraknya saja!ā Yoo Hyun
mendelik kearah namja itu lalu mendesah.
āTchā¦ baiklah! Tapi
setelah itu antarkan aku pulang!ā
āNe.. aku janji!ā Ucap
Chunji sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya bersamaan, lalu secepat
kilat berlalu dari kamar itu, melesat kembali ke ruang tamu.
Yoo Hyun POV
āHyun~a? Hahaā¦ joha!ā
Gumamku sambil melangkah mendekat ke tempat sekumpulan barang elektronik di
sudut kamar. Aku mengamati benda-benda yang pastinya memiliki harga selangit
itu tanpa berkedip.
āKapan aku punya yang seperti ini
dikamarku?ā Ucapku sambil mengambil sebuah remot yang terletak disamping sebuah
stereo besar. Mungkin memang sudah bakat dari lahir, rasa penasaran dalam
tubuhku membludak dan akhirnya tergelitik untuk menekan tombol power diremot
itu, lalu sedetik kemudianā¦ā¦.
āARRGGGHHHH!ā Aku menutup
telinga rapat-rapat sembari mencoba menghentikan suara mengganggu yang sangat
memekakkan telinga itu. Aku menekan tombol-tombol diremot itu asal sampai
akhirnya seseorang merebutnya kasar.
Chunji POV
Aku kembali mengambil
posisi duduk diruang tengah, tepatnya disamping eomma.
āChan Hee-ya! Tanda tangan
disini!ā Ucap eomma sambil menyodorkan selembar kertas beserta pulpennya. Aku
mengambil kertas itu dan hendak membubuhkan tanda tanganku disana, namun
gerakan tanganku terhenti, sebuah suara yang sangat amat memengangkan terdengar
jelas dari lantai atas. Aku menjatuhkan pulpen ditanganku dan segera menutup
telinga, begitu pula eomma dan 3 ahjussi itu.
āSuara apa itu?ā Tanya
asisten Kim Ahjussi sambil menengok kearah tangga.
āChunji-ya! Apa ada
seseorang di kamarmu?ā Tanya tuan Kim dengan mata yang memicing curiga.
āeobso! Seluruh barang
elektronik di kamarku memang otomatis!ā Tandasku, mengeluarkan jurus mengarang
bebas.
āengā¦ aku akan segera
kembali!ā Lanjutku, langsung berdiri dan berlalu ke lantai atas, tepatnya ke kamarku.
Aigooā¦. Gadis itu! Jinjja! Bahkan belum ada 10 menit aku tinggal, ia sudah
berbuat keributan lagi. āOmoonaā Desisku saat memasuki kamar dan melihat gadis
itu sedang memencet asal tombol di remot yang ia pegang. Dengan cepat,
aku mengambil remot itu dan menekan tombol merah disana, membuat suara bising
dari stereo itu lenyap seketika.
āNEO!ā Tak habis fikir
dengan isi pikiran gadis didepanku, aku menatapnya penuh amarah dengan tangan
yang sudah mengepal.
āJIKA KUBILANG DIAM, ITU
ARTINYA DIAM!ā Bentakku
āmianhaeā Lirihnya sarat
penyesalan. Aku menarik tangannya lalu mendudukkannya di ranjang kamarku.
āAku tak mengizinkanmu
bergerak terlebih menyentuh semua barang dikamarku. ARATSOYO?ā Tegasku
āYA! Kau yang membawaku
kesini! Aku ini adalah tamu! Kenapa kau membentakku terus?ā Tiba-tiba ia
bangkit lalu menjerit kearahku, membuatku terkesiap dengan kelakuan bodohnya
dan secepat kilat menutup mulut gadis bawel itu. Tak ada cara lain, aku segera
membuka lemari kecil disamping tempat tidurku dan mengambil sebuah tiket
berwarna emas. Aku mengibaskannya ke arah yeoja itu, membuat ia terperanjat. Mulut
dan matanya melebar melihat tiket itu.
āIni untukmu!ā Ucapku dan
disambut dengan uluran tangan yeoja itu cepat.
āChakkaman!ā Ucapku sambil
mengambil kembali tiket emas ditangannya.
āapa?ā keluhnya.
ā hanya satu hal yang
kuminta darimu!ā
āapa?ā
āDIAM! Mudah bukan?ā
Tanyaku penuh penekanan. Yoo Hyun mengangguk cepat dan segera mengulurkan
tangannya untuk merebut tiket emas digenggamanku. Yoo Hyun menatap tiket itu
antusias sambil berdecak senang, ia duduk di pinggir ranjang dengan kedua mata
yang tak lepas dari tiket emas digenggamannya. Ah.. baiklah! Sekarang aku harus
segera menandatangani kertas kontrak itu, setidaknya sebelum gadis gila ini
kembali membuat keributan.
Author POV
Yoo Hyun tak
bosan-bosannya menatap tiket emas ditangannya. Itu adalah tiket untuk mengikuti
jumpa fans dengan Teen Top dan hanya diberikan oleh 100 orang saja, dan 100
orang itupun juga merupakan 100 orang pilihan, yakni bagi para Angels *fans
teen top* beruntung yang bisa menjadi fans dalam situs resmi Teen Top. Dan
untuk menjadi salah satu diantara 100 orang itu memang sangatlah berat karena
harus menjalani serangkaian tes. Benar-benar melelahkan dan Yoo Hyun tak cukup
beruntung untuk menjadi salah satu dari mereka. Jadi, bisa dibayangkan betapa
senangnya Yoo Hyun saat ini bukan? Ia bisa mengikuti fans meeting se-eksklusif
itu tanpa tes. Dan yang terpenting untuknya adalahā¦ā¦ ia bisa leluasa berbincang
bersama idolanya, C.A.P.
Setelah puas memandangi tiket
itu, Yoo Hyun akhirnya memasukkannya ke dalam tas lalu menaikkan kakinya ke
ranjang dan merebahkan tubuh disana. Tak lama kemudian, pintu kamar itu terbuka
perlahan dan menampakkan seorang namja dengan senyum mengembang. Yoo Hyun pun
segera bangkit dari posisinya.
āKeobwa (lihat)! Aku
mendapatkannya! Kontrak iklan pertamaku!ā Ucap Chunji antusias sambil
mengangkat tinggi selembar kertas yang tidak lain adalah kertas kontraknya. Yoo
Hyun lantas mendekat dan merebut kertas itu.
āEHHPPPā Suara tawa tertahan
lolos dari bibir Yoo Hyun ketika melihat isi kontrak itu. Ia membungkam
mulutnya yang sebentar lagi akan meledakkan tawaan penghinaan.
āapa?ā Tanya Chunji, kesal
melihat ekspresi tak menyenangkan yang ditunjukkan Yoo Hyun.
āini tak salah? Maksudku kau
tak salah menandatangani kontrak iklan?ā
āmemangnya kenapa?ā Polos
Chunji.
āeomeo! Channie oppa, kau
akan membintangi iklan pembersih wajah? Aigooā¦. Kontrak seperti itu lebih
pantas untuk seorang yeoja! Hahahahā Sontak ucapan Yoo Hyun membuat Chunji geram
dan akhirnya merebut kembali kertas ditangan gadis itu dan segera menyimpannya
dengan baik di dalam lemari. Sementara itu, Yoo Hyun kini sudah bisa
mengendalikan tawanya.
āige!ā Chunji melemparkan
mantelnya kepada Yoo Hyun.
āBuat apa?ā tanya Yoo Hyun
setelah menangkap mantel dari namja itu
āhei! Suhu diluar -2o
C!ā Jawab Chunji sambil memandang gaun selutut tanpa lengan yang dikenakan
gadis didepannya saat ini.
āKajja! Aku antar pulang!ā
Ucap Chunji sambil mengenakan mantelnya.
āBagaimana kalau aku tak
mau pulang?ā Ucap Yoo Hyun sambil memelantingkan tubuhnya ke ranjang empuk
dibelakangnya.
āJangan gila!ā
āAku mau tidur disini!
Kamarmu itu nyaman sekali!ā Komentar gadis itu sambil menatap langit-langit
kamar.
āOh ya? Kalau begitu aku
juga mau tidur disini!ā Ucap Chunji sambil melompat ke samping gadis itu. Yoo
Hyun terkesiap seketika dan langsung bangkit. Benar-benar tak mengira bahwa
Chunji akan melakukan hal itu.
āYA!!!!!!ā Pekiknya
āCepat antarkan aku
pulang! Nappeun namja!ā Seru Yoo Hyun kesal lalu beranjak keluar kamar sembari
memakai mantel ditangannya. Chunji bangkit dari posisinya lalu tersenyum geli
melihat tingkah Yoo Hyun.
23:50
Yoo Hyun POV
Yoo Hyunās House
Tanpa suara kubuka pintu
mobilnya. Dan berterpatan dengan itu, ia menahan tanganku.
āapa?ā Tanyaku cepat
āengā¦ sampai jumpa! Emmmā¦.
Besok! Kau datang ke fanmeeting itu kan?ā
āOh.. Ne!ā Jawabku lalu
segera keluar dari mobilnya. Aku mulai berjalan menjauh dari mobil itu, menuju
pintu rumahku.
āHyun~aā¦.ā Aku menoleh ke
asal suara, dan mendapati Channie oppa yang sedang berlari kearahku.
āGelangmu!ā Ucapnya sambil
menyodorkanku sebuah gelang. Ya.. itu memang gelangku, sepertinya tak sengaja
terjatuh dimobilnya.
āaishā¦ā Baru saja
aku mengambil gelang itu, Channie oppa mendesis lalu menghempaskan tubuhku pada
sebuah pohon yang terletak tak jauh dari tempat kami berdiri.
Author POV
Chunji mendesis, lalu
menarik Yoo Hyun dan membuatnya bersandar di batang pohon. Setelah itu, Chunji
meletakkan satu tangan dibagian pohon di dekat pinggang Yoo Hyun dan satu lagi
diatas kepalanya.
āApa yang kau lakukan?ā
Desis Yoo Hyun
āpaparazziā
āhuh?ā
āPaparazzi, bodoh! Jangan
bilang kau tak tau paparazzi! Paparazzi itu wartawanā
āIsh.. aku tahu, maksudku
bagaimana kau bisa tahu mobil itu adalah mobil seorang paparazzi?ā
āSudah seminggu ia
membuntutiku!ā
āapa? Mereka itu kurang
berita?ā
āanio! Memang akulah yang
sedang menjadi incaran mereka untuk saat ini! Satu-satunya member TEEN TOP yang
belum pernah terlibat skandal!ā Yoo Hyun mengangguk-angguk mendengar penuturan
Chunji, sedangkan namja itu masih menatap lurus kearah mobil yang sedang melaju
dengan kecepatan dibawah rata-rata, terlihat jelas bahwa ia sedang mencari
seseorang sekarang, dan sudah sangat jelas jika seseorang itu adalah Chunji.
ālalu apa maksudmu dengan
ini?ā Tanya Yoo Hyun sembari menunjukkan ketidaknyamanannya dengan posisi
mereka sekarang.
āmencoba bermimikri dengan
pohon?ā Celetuk Yoo Hyun asal
ā Aku sedang bersembunyi
sekaligus menyembunyikanmu!ā
ācih!ā
āmereka sudah pergiā Gumam
Chunji dengan mata mengikuti arah mobil itu, namun ia tak sedikitpun merubah
posisinya.
āpersembunyian yang anehā
Ucap Yoo Hyun sembari mendorong tubuh Chunji , membuat namja itu tersadar dan
segera menjauh tubuhnya dari Yoo Hyun.
āOk! Aku harus
pulang! Sekarang!ā
āTchā¦ silahkan!ā
ākau mengusirku?ā gadis
itu tak lagi meladeni ucapan Chunji, Yoo Hyun berjalan melewati namja itu dan
menghilang dibalik pintu rumahnya.
ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
A day laterā¦ā¦ā¦.
15:40 KST
Teen Topās exclusive fansign
Chunji POV
Acara kali ini diawali
dengan pembagian tanda tangan. Kami, para member Teen Top sudah duduk didepan
sebuah meja panjang dengan antrian didepan kami. Ya.. apalagi yang ditunggu?
Pembagian tanda tanganpun dimulai.
Semuanya berjalan dengan
baik, hingga gadis itu datang. Yoo Hyun! Dia datang! Yahā¦ memang itu
sudah pasti. Akupun tak heran melihat kedatangannya. Dia sedang mengantri
dengan senyum yang tak lekas hilang sedari tadi, memandang lurus ke namja yang
kini sedang duduk disampingku. Siapa lagi? Tentu saja C.A.P hyung.
Kini tiba saatnya, Yoo
Hyun tepat berada didepan C.A.P hyung.
āC.A.P oppa...... Aku
sangat mengidolakanmu! Aku fans nomor satu mu! Saranghae oppa.... jongmalā
Ucapnya malu-malu sambil menyodorkan sebuah album untuk ditandatangani.
āOh... gomawo! Neomu
gwiyeowo! Ireumi Mwoya?ā Tanya C.A.P hyung ramah sambil membubuhkan tanda
tangannya.
āYoon Yoo Hyunā Jawabku,
membuat C.A.P hyung menoleh padaku secepat kilat.
ākau mengenalnya?ā Tanyanya
āaku baru kenal dengannya
kemarin. Hati-hati dengannya! Dia sedikit memiliki gangguan jiwa!ā bisikku pada
C.A.P hyung. Namja disampingku itu menatap ngeri kearah Yoo Hyun namun tetap
mencoba tersenyum.
Author POV
C.A.P memiringkan
kepalanya, mendengarkan bisikan dari teman satu grupnya Chunji. Ia mencoba
tersenyum walau terlihat jelas keterpaksaan dan kengerian dari wajahnya saat
melihat sesosok gadis manis yang `katanya` memiliki gangguan jiwa itu. Merasa
bingung dengan sikap idolanya yang tiba-tiba terlihat aneh, Yoo Hyun segera
mengarahkan tatapan tajam pada Chunji, seseorang yang diyakini telah mengatakan
kata-kata tak benar tentangnya.
āYA! Apa yang kau katakan
pada C.A.P oppa! Dasar menyebalkan!ā Bentak Yoo Hyun saat melihat Chunji tak kuasa
menahan tawa. Ia benar-benar terlihat sangat puas mencela gadis yang baru ia
kenal kemarin itu.
āKeobwa, hyung!ā Ucap
Chunji, ia langsung menoleh ke arah C.A.P sambil menunjuk Yoo Hyun dengan
isyarat, seolah menunjukkan pada hyungnya itu bahwa gadis dihadapannya
benar-benar memiliki gangguan jiwa.
āeomeo! Lama sekali kau
ini! Aku juga mau mendapatkan tanda tangan C.A.P oppa!ā Seru seorang gadis
dibelakang Yoo Hyun dan disambut dengan teriakan lain dari antrian C.A.P.
Melihat itu, Chunji segera bangkit dari duduknya dan mengambil album yang sudah
ditanda tangani oleh C.A.P lalu memberikannya pada Yoo Hyun.
āYoo Hyun sayang! Ige!
Tanda tangan manis dari idolamu! Sekarang tunggulah didalam. Nikmati golden
ticket mu itu!ā bisiknya tepat ditelinga gadis itu. Yoo Hyun bersiap pergi,
namun Chunji menarik tangannya dan mencoretkan sesuatu disana.
āSpesialā Ucap Chunji
sambil menyeringai ke arah gadis itu. Anggap saja ini pembalasan untuk yang
kemarin, setidaknya itulah yang ada dipikiran namja itu saat ini. Yoo Hyun
belum sempat melihat coretan apa yang dibuat Chunji dilengannya, ia tak mau
mengganggu kelancaran acara pembagian tanda tangan.
Yoo Hyun POV
Aku menepi ke sudut
ruangan, setidaknya tempat ini cukup sepi untukku meluapkan kekesalan pada namja
itu. Apa yang ia katakan pada C.A.P oppa sampai-sampai C.A.P oppa menatapku
seperti tadi? Ah.. pasti yg tidak-tidak. Pasti dia menjatuhkan image-ku didepan
C.A.P oppa! Sebenarnya apa maunya? Sumpah demi apapun rasanya aku ingin meledak.
Aku kembali menghentak-hentakkan
kaki dengan kesal sambil berteriak geram saat aku mengecek lenganku dan
menemukan tanda tangan namja gila itu. Membuat tanganku kotor saja. Kugosok
lenganku sekuat tenaga, berharap tanda tangan yang ditulis dengan spidol
permanen itu bisa hilang, namun ternyata semua itu tak berguna dan malah hanya
membuat tanganku memerah. Ok! Sekarang semua yang melihatnya pasti akan
berpikir aku adalah fans namja gila itu.
āCHANNIE
PABBBBBBBBBBBBBBBOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOā Tak tahan aku memekik kencang
sampai membuat semua orang yang sedang berlalu lalang dihadapanku berhenti dan
menatapku penuh tanya. Aku mencoba mengontrol emosi sambil menatap semua orang
yang sedang memperhatikanku kesal. āKENAPA MELIHATKU? PERGI SANA!ā Bentakku.
Chunji POV
Semua member Teen Top
membungkukkan badan tepat saat kami menyelesaikan performance di depan seratus
fans beruntung. NE.. Seratus fans beruntung yang mendapatkan golden ticket.
Setelah live performance
dari kami, sekaranglah waktunya untuk bertegur sapa dengan fans tanpa batas
dalam waktu 3 jam kedepan. Benar-benar hebat bukan? Bertemu idola tanpa ada
batas pemisah, para fans disini bisa leluasa mengobrol dengan idola mereka
masing-masing. Sesaat setelah aku turun dari panggung, aku sudah dikerubungi oleh
beberapa fans.
āOppa! Dapatkah kita
berfoto?ā
āChunji oppa! Aigoo....
Jongmal meotjyeoyo!ā
āoppa! Senyum kesiniā
Aku sudah sibuk meladeni
semua penggemar-penggemarku, begitu pula dengan yang lain. Ya.. untuk tiga jam
kedepan, semua akan tetap seperti ini.
Yoo Hyun POV
3 Jam berlalu, 3 jam
paling istimewa dalam hidupku. Aku benar-benar tak menyangka akan seenak ini
rasanya jika seorang fans bisa masuk kedalam fandom resmi. Kalian tau kan aku
bisa ada disini hanya karena Channie oppa. Kalau dia tak memberiku golden
ticket itu, mungkin aku juga tak akan pernah bisa ada disini.
Selama 3 jam penuh, aku
beserta beberapa penggemar C.A.P oppa lainnya mengobrol bersama. Memang aku
juga sangat amat paham, dalam situasi seperti ini pasti semua fans ingin lebih
dekat pada idolanya. Begitupun aku, jadinya aku tak begitu mempermasalahkan
jika ada fans lain yang berlagak sok manis didepan C.A.P oppa.
Aku sempat melirik kearah
Channie oppa yang sedang sibuk mengobrol sambil bercanda ria bersama
fans-fansnya dan ia terlihat sangat bersahabat dengan mereka. Kenapa jika
bersamaku dia terlihat sangat menyebalkan?
20:14 KST
Author POV
Acara exclusive fans
meeting pun akhirnya selesai. Ini sudah jam 8 malam dan hampir semua fans yang
sejak sore tadi memenuhi gedung tempat dilaksanakan acara fansign inipun sudah
pulang karena kelelahan. Tapi tidak dengan Yoo Hyun, seolah tak ada lelahnya,
Gadis itu masih setia menunggu di area tempat parkir, disana ia melihat mobil
milik C.A.P dan mempunyai rencana lain untuk lebih dekat dengan idolanya, Ia
hanya merasa kurang puas dengan pertemuan tadi karena ia harus berbagi dengan
fans yang lain dan kini Yoo Hyun menginginkan waktu lebih intens dengan
idolanya dan hanya berdua saja.
Jantungnya berdegup
kencang sesaat setelah melihat C.A.P dengan hoody miliknya sedang berjalan
menuju mobil yang terparkir beberapa meter darinya. Dan kini Yoo Hyun pun
memulai aksinya, Yoo Hyun berjalan layaknya orang normal dan tepat didepan
C.A.P...............
āARRGGGHHHH.....ā Ia
pura-pura jatuh tersungkur beberapa meter didepan idolanya itu. Ia memegangi
lututnya sambil berpura-pura meringis kesakitan. Ia melirik C.A.P yang
sepertinya cukup khawatir dan akhirnya mendekat.
āGwenchanayo?ā Tanya C.A.P
khawatir sambil berlutut didepan Yoo Hyun.
ākakiku sepertinya
terkilir! Tak bisa digerakkanā jawabnya sambil meringis.
ālalu bagaimana kau
pulang?ā
āmollaā Yoo Hyun melirik
C.A.P yang sepertinya masih menimbang-nimbang sesuatu, hingga akhirnya.....
āeng..........
baiklah! Kuantar pulangā Yoo Hyun hampir menjerit atau meloncat
kegirangan saat kalimat itu keluar dari mulut namja didepannya. Namun
untungnya, gadis itu masih bisa menahannya.
C.A.P Meraih pundak Yoo
Hyun ingin membantunya berdiri namun........
TBC
Comments
Post a Comment