We Got Married Part 1 ( Is It Right?? )








 Cast: 
  • Lee Jooyeon
  • Lee Hyukjae




Author POV



“Shireo!! Eomma..tolong bujuk appa untuk membatalkan perjodohan ini, jebal!!” mohon seorang gadis muda berusia 25 tahun pada sang ibu. Dia berusaha untuk bersikap semanis mungkin untuk membuat eomma-nya luluh, tapi keputusan tetaplah keputusan. Meski di benak sang ibu terlintas keinginan untuk membantu putrinya, tapi tetap saja keputusan suaminya tak bisa ia elakkan begitu saja.




“ Sudahlah..Jooyeon-ah! Keputusan appa-mu telah bulat. Lagipula kalau tidak seperti ini kau tidak akan menikah sampai kapanpun.” Tolak sang ibu seraya mengelus pelan punggung sang putri.
“ Yak…Eomma! Aku bukannya tak ingin menikah, aku akan menikah kalau aku sudah siap.” Ujar sang putri agak merengek.
“ Tapi sampai kapan kau siap? Sampai eomma dan appa-mu menutup mata untuk selamanya?” diam, itulah yang ia lakukan. Jujur ia juga tak bisa menjawab pertanyaan eomma-nya  karena ia sendiri tak tahu kapan dirinya akan siap.



“ Pokoknya kau terima atau tidak, kau tetap akan menikah dengan pilihan appa dan eomma. Lagipula appa dan eomma tidak menjodohkanmu dengan sembarang pria dan eomma yakin kau akan menyukainya.” Ucap eommanya dengan yakin sebelum akhirnya meninggalkan kamar putrinya.



Jooyeon POV


Tanpa meminta pendapatku terlebih dulu, kedua orang tuaku telah menjodohkanku dengan orang yang identitasnya saja belum ku ketahui. Meski eomma bilang aku akan menyukainya, tapi tetap saja aku gusar. Bagaimana aku bisa hidup bahagia kalau aku menikah dengan seseorang yang tidak kucintai? Aigoo…kepalaku jadi pusing. Oh ya..perkenalkan namaku Lee Jooyeon. Aku seorang fashion designer yang terbilang cukup sukses. Tapi jangan pikir kisah cintaku sesukses kiprah karirku. Aku bukannya tak pernah memiliki namjachingu, aku pernah menjalani hubungan dengan seorang namja, tapi itupun tak berjalan lama.




Itu bukan karena aku tidak normal atau karena hal-hal sensitive lain yang membuatku enggan berpacaran. Hanya saja aku memang jarang memikirkan hal seperti itu. Untukku pekerjaan adalah prioritas utamaku sekarang. Jujur aku bukanlah seorang gadis pemimpi yang memimpikan datangnya seorang pangeran berkuda putih, jadi aku adalah seorang gadis yang memiliki rasa sensitive di bawah rata-rata. Aku bukanlah tipe orang yang bertekuk lutut dengan sebuah kata yang bernama cinta.




Dan seperti yang kubilang, aku tetap gadis normal yang menyukai lawan jenis. Aku juga sudah bilangkan kalau aku pernah mempunyai namjachingu?. Tapi jujur aku tak pernah merasakan yang namanya cinta. Aku tak tahu bagaimana rasanya itu dan aku juga tak pernah mau mencari tahu. Aku hanya membiarkan semuanya mengalir mengikuti scenario yang telah diberikan tuhan. Aku yakin tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, jadi menurutku untuk apa aku terlalu terburu-buru? Biarkan saja jodoh itu datang sendiri tanpa adanya paksaan.




“ Eonnie..ayo turun ke bawah! Eomma menyuruh kita makan malam!” perintah Cheonsa dari balik pintu. Ah..rasanya malas sekali, pasti makan malam kali ini kedua orang tuaku akan membahas masalah perjodohan lagi.


Kuseret kakiku yang terasa berat menuju ke ruang makan di mana appa dan dongsaengku telah duduk manis di kursinya masing-masing, sedangkan eomma masih sibuk keluar masuk dapur untuk membawa beberapa makanan. 


“ Eonnie..kau nampak lesu seperti sudah kehilangan semangat hidup saja!” tegur Cheonsa saat aku baru saja duduk di sampingnya.
“ Aku memang sudah kehilangan semangat hidupku!” jawabku sekenanya.
“ Aigoo..apa keputusan appa begitu buruk sampai menghilangkan semangat hidupmu?”celetuk appa-ku sambil terkekeh pelan.
“ Sudahlah appa aku tidak ingin membahasnya!”ucapku.




“ Sudah…sudah cepat kalian makan!” lerai eommaku yang duduk di hadapanku. Bunyi gesekan sendok dan garpu memenuhi ruangan ini, tak ada suara selain suara garpu dan sendok.
“ Oh ya..appa sampai lupa! Besok kita akan bertemu dengan keluarga calon suamimu Jooyeon, jadi besok kau harus menyiapkan dirimu.” Ujar appa memecah keheningan, tapi ini lebih dari memecah keheningan. Tapi juga menyulut kehebohan. Secepat inikah? Kenapa appa suka sekali membuat keputusan tanpa meminta pendapatku terlebih dulu sih?.




“ MWO? Apa tidak terlalu cepat? Aku belum siap appa!” protesku tak terima.
“ Lebih cepat lebih baik Jooyeon.” Kata appa dengan enteng. Apa dia bilang lebih cepat lebih baik?.
“ Ne..Jooyeon, ini kesempatan baik agar kalian bisa mengenal satu sama lain.” Timpal Eomma dengan nada yang sama entengnya dengan appa. Aigoo..kenapa tak ada yang berpihak padaku?.


“ Tapi bukankah eomma bilang, kalau Jooyeon eonnie telah mengenal namja itu? jadi untuk apa mereka perlu mengenal satu sama lain? Kenapa tak langsung dinikahkan saja?” celetuk Cheonsa yang langsung kuberi jitakan sebagai imbalan karena bicara sembarangan seperti itu.


“ Appo..” ringisnya sambil memegangi kepalanya yang baru saja kujitak pelan. “ Rasakan!” ejekku tanpa peduli sesakit apa kepalanya itu.
“ Sudah..sudah jangan bertengkar seperti itu!” ucap eomma menengahi kami.


“ Tapi tunggu! Tadi kau bilang apa? aku mengenal namja itu? memang namja yang mana?” tanyaku bertubi-tubi pada Cheonsa yang nampaknya masih jengkel padaku.
“ Aku juga tidak tahu! Lebih kau tanyakan saja pada eomma!” teriaknya keras sampai membuat telingaku sakit.
“ Hei..kalian itu sudah besar, kenapa kalian sangat suka bertengkar sih?” keluh eomma yang terlihat frustasi. Tapi aku tak peduli, kini rasa penasaranku mengalahkan segala rasionalku.



“ Eomma..memangnya siapa namja itu?” tanyaku pada eomma yang baru saja meneguk air di gelas dekat piringnya.
“ Dia temanmu, teman kecilmu!” jawab Eomma santai seraya menuangkan air ke gelas milik appa yang sudah kosong.
“ Ne..bahkan saat kau SMP kau sangat dekat dengannya!”tambah appa yang makin membuat banyak tanya di benakku. Namja yang mana? Teman kecilku? Tapi tunggu satu-satunya namja yang berteman denganku sejak kecil adalah…Eunhyuk? Si monyet menyebalkan itu?. Aigoo…apa orang tuaku menjodohkanku dengan makhluk menyebalkan itu? Andwae!!!




“ Apa maksud kalian Eunhyuk?” tanyaku hati-hati. Jujur aku menginginkan kata ‘tidak’ yang keluar dari mulut mereka, tapi kalau kulihat dari wajah mereka, sepertinya jawabannya adalah ‘iya’.
“ Ne…kau benar! Bagaimana? Pilihan appa baguskan?”racau appa seakan bangga dengan namja pilihannya itu.
“ Sepertinya kita tak butuh waktu lama untuk menyatukan mereka.” seru eomma sambil tersenyum pada appa.
“ Ne…kau benar!” jawab appa. Apa kata mereka? tak butuh waktu lama? Akankah mereka mempercepat semuanya?.




……………………………………………………………………………………………………………………………………………





Dengan malas ku tatap pantulan diriku di cermin. Semuanya sudah siap dan aku juga telah selesai merias wajahku. Tak perlu sesuatu yang berlebihan, aku hanya menggunakan gaun selutut berwarna peach dengan aksen rombel pada bagian bawahnya. Untuk riasan aku hanya merias wajahku dengan riasan sederhana. Serta tak lupa gelang rantai kesayanganku melengkapi penampilanku kali ini. Baiklah sepertinya flat shoes berwarna abu-abu          ini sudah cukup pantas sebagai alas kakiku.


Ku hembuskan nafasku berulang kali, mencoba untuk menenangkan diriku. Rasa gelisah ini makin menguat, malah semakin bertambah saat ku tahu kalau Eunhyuk lah namja yang akan dijodohkan denganku. Aku selalu berpikir, bukankah ini keputusan yang salah yang pernah appa buat?. Akankah aku bahagia setelah menikah dengan monyet itu?.


KREEEK



Kudengar suara pintu terbuka dan benar saja, muncul sosok Cheonsa yang datang menghampiriku. Sepertinya dia juga sudah siap dengan tampilannya, kulihat sosoknya yang amat ceria yang membuat penampilannya semakin sempurna.


Dia menyenderkan dagunya diatas bahuku, dia menggelayutiku dengan manja. Bisa ku lihat dia tersenyum padaku melalui pantulan sosoknya di cermin.



“ Eonnie..kenapa kau terlihat sedih? Ayolah Eonnie…kau harus tersenyum, jangan buat calon suamimu menyesal telah menyetujui dijodohkan denganmu.”ujarnya sambil terkekeh, aku hanya bisa tersenyum simpul.
“ Eonnie..aku tak memintamu untuk tak bersedih sama sekali, aku juga tak memintamu untuk kuat menjalani ini semua karena semua ini bukanlah ujian. Tapi ini adalah proses, proses dimana kau bisa mencintai orang lain, aku bicara seperti ini bukan karena aku tak tahu bagaimana posisimu sekarang. Aku tahu malah aku sangat tahu, tapi itulah hidup dan sekarang itulah yang harus kau jalani. Eonnie.. ku yakin semua akan baik-baik saja asal kau tak terlalu membebani semua itu dalam pikiranmu.” Ujar Cheonsa panjang lebar. Aku sangat terharu mendengar jujur aku sangat senang setidaknya dia memahami perasaanku. Segera ku peluk dongsaengku ini dengan penuh minat.




“ Gomawo Cheonsa!”ujarku yang masih memeluk dirinya.
“ Cheonma eonnie! Sudahlah jangan menangis nanti riasanmu luntur.”
“ Kajja kita harus ke bawah, pasti appa dan eomma sudah menunggu!” serunya yang ku setujui. Akupun mengikuti dirinya yang tengah menuntunku.



“ Yeoppeuda!! Kau canti sekali!” gumam Appa saat melihatku yang baru saja turun.
“ Yak appa! Apa hanya Eonnie saja yang cantik!” protes Cheonsa sambil merengut.
“ Annio…kau juga cantik Cheonsa!”
“ Kajja kita berangkat, nanti kita terlambat!” ujar eomma memberi aba-aba.



~ ~ Private Room At Rouville Restorant ~ ~


Dengan mengikuti langkah appa yang dari tadi memimpin, kini sampailah aku di ruang VVIP, tempat dimana orang tua Eunhyuk menjamu keluargaku. Kini aku sudah lebih tenang setelah mendengar ucapan Cheonsa tadi, yah…aku pikir memang benar, aku harus membiarkan semuanya mengalir begitu saja.



“ Annyeong Sanghyun!” sapa appa-ku pada sepasang suami istri yang tengah duduk berdampingan. Akupun menunduk memberi hormat pada mereka.
“ Annyeong sahabatku!! Aigoo…ini kah Jooyeon kecil itu? Dia semakin cantik saja!” reaksi seorang laki-laki yang mungkin seumuran appaku. Setelah memeluk appa-ku ia beralih melihatku dan kemudian memujiku.



“ Kamsamnida ahjussi!” ucapku sambil membungkukkan badanku.
“ Jangan panggil aku ahjussi panggil saja aku appa, lagipula sebentar lagi kau juga akan menjadi anakku!”ujar ahjussi sambil menepuk bahuku. Rasanya aku harus membiasakan diriku menjadi anggota keluarga mereka. setelah itu eomma-ku menghampiri istri dari Sanghyun ahjussi, mereka nampak begitu akrab, mereka berbincang sambil sesekali tertawa bersama. pemandangan yang tak jauh berbeda juga kulihat pada Appa dan Sanghyun ahjussi. Sedangkan aku hanya duduk termangu tanpa mengerti pembicaraan eomma dan Cheonsa? Jangan tanyakan dia! Di saat seperti ini dia malah tak ikut, kukira di berdandan begitu rapih karena ingin menemaniku, tapi ternyata dia ingin pergi ke pesta ulang tahun temannya.





Waktu berjalan sepertinya begitu lama dan aku mulai merasa bosan walau sebenarnya aku baru 30 menit berada di sini. Tapi semenjak aku datang, aku belum melihat sosok Eunhyuk yang sampai sekarang tak muncul juga. Tadi kata Sanghyun ahjussi Eunhyuk memang akan datang terlambat karena ada rapat dadakan yang harus ia hadiri. Aku penasaran dengan penampilannya sekarang, apa ia akan tampak seperti eksekutif muda yang keren? Atau dia akan tampak seperti pemuda sibuk yang dewasa?. Aigoo…Lee Jooyeon kenapa kau malah memikirkan penampilannya?. Lebih baik aku ke toilet dulu untuk melepas hasrat manusiawiku untuk buang air kecil.


Eunhyuk POV




Gara-gara meeting yang bejalan alot tadi, kini aku harus berlari-lari untuk sampai di private room tempat dimana aku akan bertemu dengan calon istriku. Pasti kalian berpikir aku adalah anak yang sangat berbakti karena telah menuruti perjodohan ini. Kalau kalian berpikir seperti itu, kunyatakan kalian salah besar! Sebelumnya aku sedah menolak perjodohan ini sampai pernah aku kabur dari rumah, tapi apa yang kudapat? Yang kudapat hanyalah pemotongan gaji, hal yang paling ku benci. Dari situlah aku berpikir, untuk apa aku capek-capek menolak semua ini kalau pada akhirnya aku tetap akan dijodohkan. Jadilah sekarang aku harus siap menerima seperti apapun calon istriku nanti.




Setelah merasa tepat dengan ruangannya, akupun membuka pintu ruangan ini dengan perasaan yang tak karuan. Jujur aku penasaran dengan bentuk yeoja yang akan dijodohkan denganku itu. Akupun memasuki ruangan mewah nan luas akupun beralih menelusuri lebih dalam. Sayup-sayup terdengar suara guarauan yang tak asing lagi untukku. Siapa lagi yang mempunyai suara berat yang amat menjengkelkan selain suara appa-ku.




“ Annyeong…mian membuat kalian menunggu lama!” sapaku sambil membungkukkan badanku memberi hormat pada dua pasang suami istri. Pasti ini calon mertuaku, tapi mana yeoja itu? apa dia grogi bertemu denganku?.



“ Oh ya Hyukie, ini Byunghee ahjussi dan Ahra Ahjumma, kau ingatkan?” ucap appa memperkenalkan sepasang suami istri dihadapanku. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum meski sebenarnya aku tak ingat siapa mereka.



“ Aigoo…dia tumbuh jadi pria yang sangat tampan.” Decak kagum terlontar dari Ahra ahjumma. Dia mengelus pipiku seakan mengelus anak kucing. Sepertinya dia amat kagum dengan ketampananku ini, aigoo… aku jadi malu kalau seperti ini.



“ Jooyeon mana?” tanya appa-ku sambil celingak-celinguk yang diikuti yang lainnya. Jooyeon? Tunggu…sepertinya aku tak asing dengan nama itu.
“ Kau darimana saja?”
“ Aku dari toilet eomma?” kudengar suara seorang yeoja muda. Karena begitu penasaran aku pun berjalan ke tempat dimana kehebohan sedang terjadi. Dari jauh sesosok yeoja dengan gaun selutut berdiri memunggungiku, dari tampilan belakangnya, sepertinya dia gadis cantik.





“ Hyukie…inilah calon istrimu!” seru appa saat menyadari kehadiranku. Sesosok yeoja itu memutar badannya dan menoleh ke arahku perlahan. Kenapa jantungku jadi berdegup tak karuan begini?. Apa aku begitu mengharapkan yeoja ini?. Issshhh…kau! Bagaimana kau bisa begitu mengharapkan yeoja itu sedangkan kau sendiri belum melihat wajahnya. Tapi tunggu! Aku ingat sesuatu, bukankah namanya Jooyeon? Apa jangan-jangan yang dimaksud appa adalah Lee Jooyeon? Teman kecilku?.


DEG….



Kini aku tak bisa berkutik, aku tak bisa mengerjapkan mataku. Melihat dirinya membuat persendianku jadi tak beres. Kenapa…kenapa jantungku berdebar seperti ini? Apa ini tidak terlalu berlebihan? Dia..dia masih sama…masih cantik! Annio! Malah dia lebih cantik sekarang. Balutan pakaian sederhana begitu indah melekat di tubuhnya menambah deret panjang kecantikannya.



Ku rasakan ada yang menyikut perutku, ku tolehkan pandanganku mencari sosok usil yang merusak momen indah ini. Kulihat sudah ada appa yang bertengger disebelahku dengan memamerkan senyum aneh dengan bahasa mata yang tak bisa ku mengerti.



“ Bagaimana? Cantik bukan?” desis appa yang terkesan menggodaku.
“ Yak appa…kau berlebihan!” elakku walau sebenarnya aku setuju dengan ucapan appa.
“ Kajja…sapa dia!” suruh appa sambil menggerakkan kepalanya. Aigoo..kalau aku menghampirinya, apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menyapanya? Lalu apa setelah itu aku harus mengajaknya bicara?.



Kakiku gemetar bahkan sangat kaku untuk ku gerakkan. Dengan sekuat tenaga ku tepis segala rasa gugup ini dari benakku. Dia yang dari tadi masih menatapku, kini bisa ku lihat dalam jarak yang begitu dekat. Kenapa jarak seperti ini malah membuatnya nampak lebih cantik?.



“ Hai..sudah lama tak bertemu!” sapaku sekenanya. Jujur aku sangat canggung, aku tak tahu apa yang harus kuucapkan.
“ Ne…”dia hanya merespon dengan satu kata ‘ne’. Ternyata tak hanya wajahnya saja yang masih sama, tapi sikapnya padaku juga. Dia masih seperti ini, dia masih terlihat menakutkan, karena yang aku tahu dia bukan tipikal gadis yang suka bermanja-manja atau suka ber-aegyo ria.




Setelah terlibat percakapan singkat yang amat sangat singkat, kini kami sama-sama terdiam. Dia hanya memainkan ponselnya, sedangkan aku masih setia berdiri dihadapannya sambil menggerakkan tubuhku atau tidak menolehkan kepalaku ke sana kemari. Sesekali aku menggaruk tengkuk karena sudah tak tahu lagi apa yang harus kubicarakan.




“ Aigoo…kalian nampak sangat canggung! Santai saja, lagipula sebentar lagi kalian juga akan menjadi suami istri!” ledek Ahra ahjumma sambil menyenggol lengan putrinya.
“ Biasalah anak jaman sekarang! Kebanyakan malu-malunya!” sahut appa-ku sambil merangkulku.




Jooyeon POV



Kini masih sibuk dengan makanan di piring masing-masing. Aku ataupun dia tak bicara apapun di meja makan. Hanya orang tuaku dan orang tuanya saja yang dari berbincang dan tertawa. Baiklah…ku akui aku tak keberatan menikah dengannya, entah kenapa kepercayaan itu datang begitu saja saat melihatnya.




Flashback

“ Eunhyuk-ah, kenapa kau tak membalas pesanku semalam?” tanya seorang gadis dengan manja sambil menggelayuti lengan Eunhyuk. Aku yang dibelakangnya dapat melihat adegan ini dengan sangat jelas, betapa yeoja itu berusah mendapatkan perhatian dari Eunhyuk.
“ Yak…kau tak malu berlaku seperti ini pada orang yang telah memiliki yeojachingu?”Eunhyuk menepis tangan Mirae gadis yang dari tadi bertingkah manis. Dia bilang apa? yeojachingu? Bukankah dia baru saja putus dengan Hyora?.



“ Eunhyuk-ah…jangan bohong padaku! Bukankah baru kemarin kau putus dengan Hyora?”rengek Mirae sambil merengut.
“ Ne…memang benar! Tapi sekarang aku sudah memiliki penggantinya.” Angguknya setuju dengan perkataan Mirae.
“ Mwo? Nuguya?” sontak Mirae kaget dan membelalakkan matanya. Aigoo..sekagum itukah dia pada siluman monyet ini?.
“ Berbaliklah ke belakang dan kau akan tahu siapa dia!” perintah Eunhyuk, perlahan Mirae memutar badannya dan kaget karena melihatku. Tunggu…aku?.



“ Jooyeon..” desis Mirae tak percaya bahkan matanya tak berkedip.
“ Ne…dia yeojachinguku!” Eunhyuk-pun membenarkan, dengan gerakan cepat ia langsung menarik lenganku. Membawaku pergi meninggalkan Mirae yang masih mematung di tempatnya. Stelah keluar dari gerbang sekolah, akupun menghempaskan tangannya dan menatapnya tajam.



“ Apa maksudmu tadi?” tanyaku menuntut.
“ Dengarkan aku dulu Jooyeon-ah! Untuk kali ini aku butuh bantuanmu, aku butuh kau menjadi yeojachingu-ku meski hanya pura-pura.”jawabnya dengan nada memelas.
“ Akh…appo!” ringisnya sambil memegangi kepala bodohnya itu.
“ Shireo! Kau pikir aku mau!” tolakku dengan berteriak yang bisa ku pastikan semua orang disini menatap ke arahku.




“ Sssttt! Jangan berteriak! Aku mohon Lee Jooyeon, untuk kali ini saja!” mohonnya dengan sangat memohon. Aigoo..kenapa dia berlutut, kutengokkan kepalaku dan kudapati orang-oranf di sekitarku sedang menjadikan kami sebagai objek tontonan mereka.


“ Tolonglah…Lee Jooyeon! Kau harus menjadi yeojachingu-ku!” mohonnya sekali lagi sambil menatapku dengan puppy eyes.
“ Isshh…eunhyuk-ah jangan seperti ini! Berdirilah!”ujarkusambil menarik-narik tangannya.
“ Shireo sebelum kau mau jadi yeojachingu-ku!” aku pun melihat ke sekelilingku, aigoo…kenapa banyak sekali yang lihat?.
“ Ne…tapi cepatlah berdiri!” jawabku terpaksa.
“ Jeongmal?”
“ Eum..”



Flashback End




Tiba-tiba pikiranku melayang pada ingatan dirku saat kelas 3 smp dulu, momen terakhir ku bersama Eunhyuk sebelum akhirnya dia pindah ke Jerman. Aigoo…kenapa aku jadi memikirkan hal itu? andwae..andwae!!



“ Sepertinya sudah tak ada masalah lagi kawan, bagaimana kalau kita nikahkan saja mereka minggu depan?” Ujar Sanghyun ahjussi diiringi tawanya.
“ Ne..aku setuju, lagipula lebih cepat lebih baik!” jawab appa menyetujui usul Sanghyun ahjussi. Ada apa sih dengan mereka? kenapa mereka begitu terburu-buru?.
“ Appa..tidakkah itu tak terlalu cepat?” sungut Eunhyuk yang baru saja tersedak mendengar usul appanya.




“ Apa 10 tahun itu kurang lama?” tanya eomma-ku yang kini angkat bicara. Mendengar dari pertanyaanya, sepertinya eomma berada di pihak appa yang setuju dengan ide gila itu.
“ Ne..kalian sudah mengenal sangat lama, apa kalian butuh waktu untuk mengenal lagi?”tambah Soobin ahjumma, eomma Eunhyuk.
“ Tapi itu beda Eomma!” jawab Eunhyuk.
“ Ne..aku setuju! Waktu itu kami masih kecil, jadi beda dengan sekarang!” sanggahku, memberi bantuan padanya.




“ Aigoo..kalau seperti ini rasanya tak sia-sia aku menyetujui usulmu itu, Sanghyun!” ucap appa yang diiringi senyum mereka semua, kecuali aku dan Eunhyuk tentunya.
“ Ne…mereka sangat cocok! Buktinya mereka sampai sekompak itu!” tambah Sanghyun ahjussi.
“ Baiklah minggu depan kita akan resmi menjadi besan!” ujar appa sumringah.
“ Ne..aku juga sudah tak sabar berbesan denganmu!”kini merekapun tertawa senang tanpa mengindahkan rasa kesalku. Kenapa mereka senang sekali membuat keputusan sepihak sih?.





……………………………………………………………………………………………………………………………….





Kini hanya tinggal dua hari lagi aku bisa merasakan masa lajangku. Dan dalam seminggu ini aku terus saja melakukan rutinitas dadakanku. Yaitu pengantar makanan untuk Eunhyuk. Kini aku sudah bersikap seperti biasa, seperti saat kami kecil. Tak ada yang berubah darinya, ia masih flamboyant dan suka tebar pesona pada gadis yang ia temui. Tak jarang aku suka kesal karena dia melakukan semua di depanku.




Seperti kemarin, kini aku kembali datang ke ruangan tempat siluman monyet itu bersemayam. Setiap harinya eomma selalu membuatkan kotak makan dan menyuruhku untuk memberikannya pada Eunhyuk sebagai makan siang. Jujur aku sangat tergganggu setiap kali jam makan siang, eomma menyuruhku untuk pulang dan mengambil kotak makan yang telah ia buat. Awalnya aku tidak mau, aku lelah, harus bolak-balik dari butik pulang ke rumah lalu pergi ke kantor Eunhyuk dan kemudian kembali lagi ke butik. Tapi daripada tuli diusia muda, lebih baik aku menuruti permintaan eomma, yah hitung-hitung tanda baktiku padanya.




Ku buka pintu ruangannya perlahan agar tak menimbulkan bunyi sedikitpun. Karena gelagatku yang begitu berhati-hati, dua sosok dalam ruangan ini tak menyadari kehadiran diantara mereka berdua. Selalu saja pemandangan yang sama seperti biasa, yah…beginilah pemandangan yang sering kulihat kala datang ke ruangan ini.




“ Sajangnim..apa mau ku buatkan kopi?” tanya Lyra, sekretaris pribadinya. Dengan gaya centil dan genit ia berdiri disamping kursi Eunhyuk dengan tangan yang ia sandarkan pada sandaran kursi yang sedang Eunhyuk duduki.
“ Lyra-ssi, bisakah kau tak sedekat ini!”protes Eunhyuk sambil menjauhkan tangan Lyra.
“ Hiks…hiks…hiks, kenapa sajangnim seperti itu? Belakangan ini kau berubah, kau jadi tak seramah dulu.” Ucap Lyra lirih sambil sesekali suara tangisnya terdengar.
“ Aku risih kalau kau bertingkah seperti ini Lyra-ssi! Bersikaplah sewajarnya, sebagaimana bawahan dengan atasannya.” Tegas Eunhyuk tanpa memalingkan pandangannya dari tumpukkan pekerjaannya.




“ Kau jahat! Hiks…hiks…apa kau seperti ini karena wanita itu? Wanita yang beberapa hari belakangan ini mengantarkan makanan untukmu.” Kini Lyra makin histeris, dia bertingkah seakan menuntut kepastian. Apakah dia menyukai Eunhyuk, kalau iya, kenapa harus selalu seperti ini.
Meski airmata mengalir begitu deras dari pelupuk mata gadis di hadapannya, Eunhyuk tetap tak bereaksi ia masih serius dengan pekerjaannya.




“ Siapa wanita itu sebenarnya sajangnim?” tanya Lyra tak histeris seperti tadi, hanya saja kini terdengar lirih dan begitu lemah.
“ Dia calon istriku.” Jawab Eunhyuk dengan santai, ia menatap Lyra sekilas kemudian melanjutkan pekerjaannya. Melihat situasi seperti ini, akupun mengurungkan niatku untuk memberikan makanan ini untuknya. Akupun menutup pintu ruangannya dengan perlahan sama seperti aku membukanya tadi, setelah aku keluar, ku lihat seorang pegawai yang ingin membawa beberapa berkas ke ruangan Eunhyuk. Akupun menintipkan makanan ini padanya dan tak lupa menitipkan pesan agar ia menyampaikan pada Eunhyuk kalau aku tak sempat mengantarnya langsung karena aku sedang terburu-buru.




……………………………………………………………………………………………………………………………………




Author POV



“ Siapa wanita itu sebenarnya sajangnim?”

“ Dia calon istriku.”



Kejadian itu terus saja terbayang dalam benak Jooyeon, bahkan itu terus terbayang sampai sekarang, dimana hanya menghitung detik saja ia akan berganti status menjadi istri dari seorang Lee Hyukjae. Kini pria itu tengah berdiri di hadapannya yang tampak gagah dengan menggunakan tuxedo warna hitam. Appa Jooyeon-pun memberikan tangan putrinya pada Eunhyuk, dengan sigap Eunhyuk menerima tangan Jooyeon dan menuntun gadis pemilik tangan yang berada dalam genggamannya menuju altar.



Seorang pendeta telah berdiri tegak di antara dua insan ini. Sebelum menyatukan dua anak manusia di hadapannya ini, ia menyampaikan khutbah nikah terlebih dulu. Dan sampai akhirnya tiba, saat untuk mengikat janji suci dua manusia ini di hadapan tuhan.



“ Lee Hyukjae, bersediakah engkau menerima Lee Jooyeon sebagai istrimu dalam suka maupun duka, sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin, serta melindungi, menyayaingi, dan mencitainya hingga akhir hayatmu?” tanya pendeta itu penuh dengan kesakralan.
“ Ne..aku bersedia.” Jawab Eunhyuk dengan mantap tanpa ada keraguan di hatinya.




Kini pendeta beralih menatap Jooyeon yang tengah memengangi tangannya karena terlalu gugup.
“ Lee Jooyeon, bersediakah engkau menerima Lee Hyukjae sebagai suamimu dalam suka maupun duka, sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin, serta melindungi, menyayaingi, dan mencitainya hingga akhir hayatmu?” tanya pendeta itu dengan pertanyaan yang sama seperti yang ia tanyakan pada Eunhyuk.




Jooyeon POV




“ Lee Jooyeon, bersediakah engkau menerima Lee Hyukjae sebagai suamimu dalam suka maupun duka, sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin, serta melindungi, menyayaingi, dan mencitainya hingga akhir hayatmu?” tanya pendeta padaku dengan pertanyaan yang sama seperti yang ia tanyakan pada Eunhyuk.



Jujur aku bingung harus menjawab apa, haruskah aku menjawab ‘bersedia’? Bukankah kalau aku menjawab, itu tandanya aku bersedia menerima segala sesuatu yang akan ku terima setelah menikah dengannya?. Apa aku akan bahagia kalau aku bersedia, akankah pernikahan ini tak mendorongku ke dalam sebuah masalah?. Sementara aku masih sibuk dengan pikiranku, tiba-tiba ku rasakan ada yang menyenggol lenganku. Ku lihat Eunhyuk menggerakkan kepalanya seakan memberi isyarat agar aku menjawab pertanyaan pendeta itu.



“ Ne..aku bersedia!” jawabku dengan nada yang cukup jelas.
“ Baiklah di hadapan tuhan ku sahkan kalian sebagai suami istri sekarang! Dan sekarang kau boleh mencium istrimu!” ujar pendeta yang membuat semua undangan jadi riuh heboh sendiri, sedangkan aku? Aku jadi merinding setelah mendengar kalimat itu. Apalagi Eunhyuk yang semakin mendekat ke arahku meski sedari tadi jarak kmi sudah dekat.




“ Kisseu!!! Eonnie..buktikan keahlianmu itu!” teriak Cheonsa yang rasanya ingin kutendang saat ini juga.
“ Hyung...tunggu apalagi, ayo cepat kisseu!” seru Dongho teman sekantor Eunhyuk. Kini semua yang ada di ruangan ini jadi heboh sendiri, apa mereka tak tahu kalau aku begitu merinding.




Eunhyuk mengusap pipiku lembut dengan lembut, sedangkan tangannya yang satu lagi menahan bahuku. Ia pun menatap bola mataku dengan intens, akupun balas menatapnya dengan tatapan tajam seolah ingin membunuhnya. Maksudku agar ia tak menciumku, “ Awas..sampai kau berani menciumku, akan ku tendang kau sekarang juga!” ucapku pelan saat wajahnya semakin dekat dengan wajahku.




“ Coba saja kalau kau bisa!” jawabnya santai. Dia mencengkram bahuku makin keras serta memajukan wajahnya. Bisa ku rasakan deru nafasnya yang menerpa wajahku, dekat semakin dekat, aku tak kuat kalau terus dipandangi seperti ini. Tanpa aba-aba aku memejamkan mataku, tak lama kurasakan sesuatu yang begitu hangat menyapu bibirku. Saat ku buka mataku, ternyata Eunhyuk sedang menciumku.



Akankah hidupku berubah setelah ini? Apakah aku tak akan menyesali ini semua? Dan yang terpenting adalah..apakah aku bisa mencintainya. Jawabku adalah tak tahu, biarlah semua ini berjalan sebagai mestinya, tanpa mencoba untuk mempercepat kuasa tuhan.




~ TBC ~



Annyeong!!!! Author gaje balik lagi….
Gimana..gimana? berhubung ini ff-ku yang pertama dengan latar pernikahan, jadi aku mohon maaf kalau ada yang gak sesuai.  Tadi pas lagi bengong tiba-tiba dapet mood buat ngetik ff ini, jadi aku tulis deh…


Dan tara….cepet dan singkat!! Akhirnya jadi hanya dalam waktu kurang lebih 5 jam? Ini ff ajaibku kedua setelah love need effort…ngomong-ngomong love need effort, bagi yg masih nunggu part 3-nya mohon sabar. Aku belum dapet ilham plus mood utk ngrjainnya. Dan My true love is you aku belum bisa lnjutin, alsnnya sama kya LNE.


Ya udah kalau kalian udah baca FF ini, kalau bisa tinggalkan komen atau enggak kasih reaksi aja deh….*sambil pasang puppy eyes*.





Thanks

GSB

Comments

  1. Annyeong~
    aku reader baru disini..
    betewe ff nya DEBAKKK ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. annyeong...
      ne, welcome in GIGS world hehe *author mulai gaje*
      semoga Gyumie engggak bosen-bosen ya mampir di blog ini:)
      wah... gomawo. udah baca sampe part terakhirnya kan? semoga enggak ngecewain yah..
      *author bow sebelum ada asap yang membuat author menghilang*
      hehe.... neomu gomawoyo:)

      Delete
  2. annyeong..mian baaru komen..
    jooyeon jd dingin n lebih galak y..tp untung eunhyuk ttp sabar..^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts