[Bithday Project / MV Fic] Noona Neomu Yeppeo











buy the way, i made this fanfiction from SHINee – Replay You’re My Everything mv, so i used the setting from that mv.

happy reading :)



- the other side -

“annyeong hasimika..” ucap pelayan itu ketika empat orang namja memasuki cafe dimana ia bekerja.
“annyeong..” balas salah satu dari mereka.
Keempat namja itu berjalan menuju salah satu meja kosong.
“selamat datang. ini daftar menu nya.”
“oh iya, menu istimewa hari ini apa?” tanya namja yang terlihat paling stylish diantara yang lainnya.
“hari ini menu istimewa kami adalah vanilla ice cream cake. ini contohnya..” kata pelayan itu sembari menunjukan gambar cake yang menjadi menu istimewa di cafe nya.
“oh.. baiklah. aku pesan yang ini dan yang ini.”
“satu vanilla ice cream cake dan bluebird cocktail..” gumam pelayan itu sembari menuliskannya kedalam sebuah kertas yang sedari tadi ia bawa.
“kalau begitu aku pesan wildberry cheese cake dan latte.” ucap namja berambut merah itu.
“american supreme cheese cake dan traffic light moctail.”
“ehm... aku pesan... caramel crown dan minumnya kyoto cocktail.” ucap namja tertinggi diantara mereka.
“em.. saya ulangi lagi pesanannya. satu vanilla ice cream cake, satu wildberry cheese cake, satu american supreme cheese cake, satu caramel crown dan minumnya, bluebird cocktail, latte, traffic light moctail, dan kyoto cocktail.”
“ne.” jawab namja yang mengenakan t-shirt garis-garis dengan jacket hitam.
“jamkkanmanyo.” ucap pelayan sembari pergi meninggalkan keempat namja itu.

Setelah kepergian pelayan itu, keempat namja itu kembali mengisi waktu mereka dengan berbincang bersama, membuat lelucon, atau membicarakan mengenai tugas mereka.
“dimana Jjong hyung? sedari tadi aku tak melihatnya.” ucap namja berambut merah itu.
“entahlah. mungkin dia sedang sibuk.” ucap namja bertubuh tinggi itu sembari memainkan psp nya.
Sekitar lima belas menit setelah mereka menunggu pesanan masing-masing, akhirnya dua orang pelayan pun datang dengan membawa pesanan mereka. Kedua pelayan itu meletakan semua pesanan keatas meja. Ketika mereka akan beranjak dari meja itu, salah satu namja yang terlihat memiliki selera fashion yang tinggi itu bertanya kepada nya.
“ehm.. mian. apakah kau melihat Jonghyun?”
“oh Jonghyun... ehm..... itu dia.” jawab pelayan itu sembari menunjuk seorang namja yang tengah melayani pengunjung diluar Cafe.
“oh.. gamsahamnida...”
Pelayan itu pun pergi meninggalkan meja itu dan membiarkan keempat namja itu menikmati pesanan mereka.
“hyung, aku kesana dulu.” ujar namja berambut merah itu sembari bangkit dari duduknya, dan berjalan menghampiri namja yang bernama Jonghyun itu.

Ia membuka pintu cafe dan berjalan mendekati namja bernama Jonghyun itu.
“hyung...” panggilnya sembari memukul pundak namja itu.
“ah... ya! kenapa kau mengageti ku.” pekik namja itu.
“em.. mianhae hyung.”
“em... apakah ada lagi yang ingin dipesan?” tanya namja itu pada pengunjung yang sedang ia layani, tanpa menggubris sosok namja berambut merah itu.
“annie, sudah cukup. nanti kalau kurang, kami akan memesan lagi.”
“jamkkanmanyo..” ucap Jonghyun sembari berjalan masuk kedalam cafe meninggalkan namja berambut merah itu.
“hyung...” panggil namja berambut merah itu lagi dengan berjalan mengikuti Jonghyun.
“ya. wae? aku harus kerja. sebentar lagi aku selesai. kau tunggu saja, jangan ganggu aku.” ketus Jonghyun dan kembali berjalan menuju dapur cafe.
Namja itu pun menghelakan nafasnya dan kembali menuju meja nya.

“bagaimana?” tanya namja yang sedari tadi terfokuskan oleh psp nya.
“huh... katanya sebentar lagi jam kerjanya selesai, setelah itu baru dia akan menemui kita.”
“lalu kenapa wajah mu kusut Taeminnie?” tanya namja yang sedang melahap vanilla ice cream cake nya itu.
“annie. aku hanya kesal dengan Jjong hyunng.”
“memangnya kenapa? apakah dia memukul mu?” tanya namja yang masih memainkan psp nya itu.
“kau tahu hyung, tadi dia jutek sekali menjawabnya.”
ㅋㅋㅋㅋ.....” tawa mereka saat mendengar penuturan Taemin.
“hyung. kenapa kalian menertawai ku?” pekik Taemin.
“haha... lagi kau pabo sekali Taeminnie. kau tahu kan kalau Jjong tidak suka diganggu ketika dia sedang bekerja. dan kau... malah datang menghampirinya dan mengejutkannya dari belakang.” ucap namja berjacket hitam itu.
Sementara itu, namja yang bernama Taemin yang menjadi objek tertawaan ketiga namja yang lain hanya bisa terdiam dan mulai menyantap pesanannya saja.

Sudah sekitar lima belas menit setelah accident yang diterima oleh Taemin. Tetapi namja yang bernama Jonghyun itu pun tak terlihat batang hidungnya.
“aish... katanya sebentar lagi. mana buktinya? sampai sekarang Jjong hyung tak kunjung datang.” kesal Taemin.
“ya Taemin-ah. bisakah kau sabar. paling sebentar lagi dia juga akan datang.” ucap namja tinggi yang masih memainkan psp nya itu.
Benar saja, tak lama setelah itu, Jonghyun, namja yang sedari tadi telah ditunggu-tunggu kehadirannya, baru saja keluar dari ruang karyawan cafe dengan pakaian yang telah berganti.
“Jjong-ah...” panggil namja berjacket hitam sembari melambaikan tangannya.
Jonghyun pun berjalan menghampiri meja yang ditempati oleh empat namja itu. Ia pun duduk disebuah bangku single yang tak diduduki oleh siapa pun.
“hyung, sebaiknya kau minta maaf dulu. sebelum kemarahannya meledak.” sindir namja yang mendapat julukan The King of Fashion itu dari temen-temannya.
“memangnya apa yang telah aku lakukan?”
“yang tadi loh. kau kan menjuteki namja ini.” sindir nya lagi sembari melirik kearah Taemin.
“oh.. mengenai itu. mianhae Taeminnie.”
“aish... kalau kau tak niat tak usah meminta maaf hyung..” kesal Taemin.
“terserah kau saja. lagi aku tak sepenuhnya bersalah.” jawab Jonghyun dingin.
“sudah-sudah tak usah diperpanjang.” relai namja berjacket hitam itu.
“oh iya hyung, bagaimana hubungan mu dengan Taeyeon sunbeanim?” tanya namja yang masih terfokuskan dengan psp nya.
“ku dengar kau telah mengalami kemajuan. berarti sebentar lagi kita akan mendapatkan teraktiran...” ledek namja yang berselera fashion tinggi itu.
“berarti kita akan mendapatkan double traktiran dong. satu untuk hyung dengan Taeyeon sunbeanim dan satu lagi untuk ulang tahun mu hyung..” sambung Taemin yang berhasil membuat wajah Jonghyun memerah.
하하... pwa. wajahnya sudah mulai memerah..” tambah namja berjacket hitam itu.
“sudah hentikan. aku ingin pergi.” geramnya sembari bangkit meninggalkan cafe tempat ia bekerja.
“ya tunggu.....” teriak keempat namja yang lain.


Jonghyun POV
                                          
Aku memasuki apartment ku diikuti dengan keempat namja yang sedari tadi menertawai ku tiada hentinya. Aku berjalan memasuki kamar. Ku lemparkan tas ku keatas ranjang diikuti dengan hempasan tubuh ku. Ku baringkan tubuh ku yang terasa pegal ini. Terdengar suara pintu terbuka. Aku tetap berbaring tanpa ada niat untuk beranjak bangun, karena ku tahu yang membuka pintu kamar ku adalah keempat namja sialan itu. Samar-samar terdengar suara gelak tawa yang membuat ku kesal.
“ya. bisakah kalian tidak tertawa.” pekik ku.
ㅋㅋㅋㅋ.....”
“YAAAAAA!!!!!!!!” geram ku dan bangkit meninggalkan mereka.

Seperti anak ayam dan induknya, mereka selalu mengikuti ku kemana pun kaki ku melangkah. Ke sofa, ke dapur, ke kamar, ke mana pun. Dan untungnya mereka tak mengikuti ku ketika aku ingin ke kemara mandi.
“YYYAAAAAAAAAAA!!!!!!!! HENTIKAN!!!!!!” pekik ku ketika mereka kembali mengikuti ku saat aku baru saja keluar dari kamar mandi.
“kalau kau ingin kami berhentii, cepatlah jawab.”
“jawab apa hyung. sedari tadi kalian tidak bertanya apa pun. kalian malah terus melakukan hal bodoh seperti tadi.” kesal ku.
“ya hyung. tadikan Onew hyung sudah bertanya kepada mu.” bela Taemin membuat ku semakin kesal.
“ne. tadi aku dan juga Minho juga sudah bertanya kepada mu, tetapi kau nya saja yang terus menghindar.” tambah Key yang membuat ku semakin kesal serta semakin terpojokan.
“baiklah.. baiklah. memangnya apa yang harus ku jawab. ha? puas kalian?”
“nah... begitu dong. yasudah hyung cepat jawab.” cerocos Taemin membuat ku langsung menatap tajam kearahnya.
“ya Taemin-ah! aku sudah katakan kan kalau aku tak tahu pertanyaan kalian. kau tetap saja menyuruh ku menjawab. dasar pabo.” bentak ku yang berhasil membuat ketiga namja yang lain menatap seperti seorang pemburu kearah ku.
“ya! kau yang pabo Jjong-ah. kau lupa, sengaja lupa, berpura-pura, atau ingin mengalihkan pembicaraan? huh? sedari tadi kami bertanya tentang kedekatan mu dengan Taeyeon sunbeanim.” bentak Onew hyung kini kepada ku.
“argghhh....” geram ku sembari mengacak-acak rambut ku ini.
“sudahlah cepat jawab hyung. apakah sudah ada kemajuan diantara kalian?”
“ya... kalian tahu sendiri lah. sudah tak usah dibahas lagi. lebih baik kalian kembali saja ke apartment masing-masing.” putus ku sembari beranjak meninggalkan keempat namja gila itu.
ㅋㅋㅋㅋ... kalau begitu siap-siap kantong tebal untuk dua hari kedepan.” ledek Minho yang berhasil membuat ku membalikan tubuh menghadapnya.
“YA!!! CEPAT KALIAN KELUAR!!!” pekik ku tetapi tak membuat mereka menghentikan ledekan serta tawa riang mereka.
“baiklah.. baiklah.. kami akan keluar. tak usah marah-marah hyung, nanti Taeyeon sunbeanim tak mau menjadi yeojachingu mu lagi loh...” ledek Key yang berhasil membuat ubun-ubun ku terasa terbakar.
“argh.. sudah-sudah cepat keluar.” ujar ku sembari mendorong mereka menuju pintu.
“baiklah, tak usah mendorong kami. oh iya, mimpi yang indah ya Jjong-ah...” ucap Onew hyung sembari mencubit pelan pipi ku membuat ku merinding geli atas perlakuannya.
“ya Taemin-ah. kenapa kau  masih disana? cepat keluar.” pekik  ku ketika aku melihat Taemin masih dengan santai dan asiknya melihat pertengkaran kami dari sofa.
“hyung, kalau aku ikut keluar dengan mereka, aku akan tinggal dimana? kau lupa hyung, aku akan tinggal bersama dengan mu di apartment ini.” jawab nya polos membuat ku merasa sedikit bersalah serta malu karena telah menyuruhnya keluar.
ㅋㅋㅋㅋ... pwa! sangking salah tingkahnya, dia lupa bahwa Taemin tinggal satu apartment dengan nya.” ledek Onew hyung membuat ku langsung membalikan badan dan melepas sandal ku yang ku pakai. Dengan cepat ku lemparkan sandal itu ke mereka. Tetapi belum sempat sepasang sandal itu mengenai tubuh ketiga namja itu, mereka telah lebih dulu menghilang dan sandal itu pun mendarat sempurna dilantai.
“oh iya Taemin-ah.. lebih baik kau cepat masuk kamar mu sebelum singa ini kembali mengamuk..” ledek Key dari balik pintu sebelum ia benar-benar menghilang.
“kalau begitu aku masuk dulu hyung. annyeong...” ucapnya dengan terkekeh membuat ku semakin ingin meledak-ledak.


Matahari telah menjulang tinggi ke atas. Aku pun sudah siap untuk memulai aktivitas ku. Oh iya, nan Kim Jonghyun. Aku merupakan mahasiswa Yesul Academy. Academy seni terbesar di Seoul, dan terbaik pertama di Korea. Aku bekerja paruh waktu disebuah cafe. Pasti, kalian akan berfikir ini sangat aneh. Bagaimana bisa, seorang namja yang hanya bekerja paruh waktu disebuah cafe, dapat tinggal disebuah apartment dan juga bersekolah disebuah academy ternama di Korea. Sebenarnya, aku merupakan..... ya.., kalian pasti tahu. Aku tak perlu menjelaskannya.

Kembali ke kehidupan ku. Ku langkahkan kaki ku menuju pintu apartment. Baru saja aku selesai memakai sepatu dan akan melangkah keluar. Ku dengar suara teriakan dari dalam kamar yang berada disebelah kamar ku. Ya.. pastinya, pemilik teriakan itu adalah tidak lain dan tidak bukan adalah Taemin, Lee Taemin. Namja termuda diantara kami berlima.
“hyunngggg....”
“wae?” ketus ku.
“tunggu aku.” balasnya dengan langkah terburu-buru menghampiri ku.
Aku semakin menggelengkan kepala saat ku lihat kedua tangannya. Kedua tangannya penuh terisi oleh roti dan susu. Aish... dasar. Sudah sebesar ini masih saja seperti anak kecil.
“sudah selesai?” tanya ku kesal.
“ne. kajja...” ucapnya. Ia pun malah beranjak terlebih dahulu meninggalkan ku. Membuat ke kesalan ku semakin bertambah.


-oo< Yesul Academy >oo-
Minho baru saja memarkirkan mobilnya. Aku pun baru saja akan melepas seatbelt ku dan baru saja ingin turun. Kami pun bersama-sama menjelajahi koridor academy. Refleks, ku hentikan langkah ku saat mata ku berhasil menangkap sosok yeoja yang tengah berjalan kearah kami. Yeoja yang sudah menarik perhatian ku, sejak pertama kali aku menginjakan kaki di academy ini. Kim Taeyeon.
“annyeong...”
“a.. a.. an.. n.. nyeong...” balas ku gugup. Ia pun berlalu dengan senyum yang terus terpampang diwajahnya.
Mengingat senyumnya, membuat ku merasa seperti tengah berada dilangit ketujuh.
“ya. Jonghyun-ah...” ujar Onew hyung membuyarkan lamunan ku.
“hyung gwencana?” tanya Taemin.
“tentu saja dia baik-baik saja. bagaimana tidak, masih pagi saja sudah mendapatkan senyum manis dari yeoja impiannya.” ledek Minho yang berhasil membuat ku merasakan bahwa pipi ku sudah mulai memerah.
“ya. hentikan.” geram ku. Lantas aku pun pergi berlalu meninggalkan mereka yang masih asik menertawai ku.


Kelas baru saja berakhir. Dan itu tandanya, aku harus segera bersiap-siap untuk menuju ke cafe. Ku rapihkan buku-buku yang sedari tadi berserakan diatas meja.
“hyung, kau mau kemana?” tanya Key disela-sela aku tengah merapihkan buku-buku ini.
“ke cafe. memang kemana lagi aku akan pergi setelah selesai kuliah.”
“hyung, kau kan anak pemilik academy ini, jadi untuk apa kau bekerja paruh waktu di cafe. dan bukannya lusa adalah hari ulang tahun mu hyung, dan kalau tidak salah Kim ahjussi akan memberikan wewenang kepada mu disaat hyung menginjak umur dua puluh dua.”
“karena lusa adalah hari ulang tahun ku, jadi hari ini adalah hari terakhir ku bekerja di cafe. jadi aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan terakhir ini Minho-ah.”
“tapi hyung, untuk apa kau melakukan ini? kau kan sudah punya segalanya.”
“mengenai itu. aku sendiri tak tahu untuk apa Taemin-ah, tetapi aku merasa senang saat aku sedang bekerja. kalau begitu aku pergi dulu, annyeong..” pamit ku.
Baru saja aku ingin melangkah, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundak ku. Aku pun membalikan tubuh ku.
“ada apa?” tanya ku saat aku melihat sosok namja yang menahan ku.
“aku akan mengantar mu hyung.”
“tak usah Minho-ah, aku bisa berangkat sendiri.”
“andwae hyung. aku ingin mengantar mu, ini kan hari terakhir mu bekerja di cafe. kalau hari  ini telah lewat kapan lagi aku bisa mengantar mu bekerja ke cafe.”
“ne. kami juga ingin mengantar mu Jjong-ah..”
“baiklah, kalian bisa mengantar ku. kajja...”


-oo< Cafe >oo-

Aku langsung berjalan masuk kedalam saat mobil yang dikendarai Minho sudah melaju meninggalkan cafe ini. Aku pun segera memasuki ruang karyawan untuk berganti baju. Setelah ku pastikan bahwa seluruh atribut telah ku pakai dengan rapih, aku pun segera keluar untuk melayani pengunjung. Dan mungkin, karena hari ini bertepatan dengan perayaan White Day, jadi cafe ini pun ikut dipenuhi dengan pasangan kekasih yang tengah merayakan hari special itu.


“datang kembali...” ucap ku pada salah satu pengunjung yang baru saja akan meninggalkan cafe ini.
Sepertinya, pasangan tadi adalah pengunjung terakhir yang menempati ruangan ini. Karena setelah kepergian mereka, tak ada lagi pengunjung yang berada didalam. Mereka lebih memilih menghabiskan malam White Day ini di balkon cafe. Aku pun bergegas mengambil beberapa alat kebersihan untuk membersihkan ruangan ini. Ku putuskan untuk mulai dengan mengelap beberapa meja. Rasanya tak ada beban yang menghigapi ku ketika aku melakukan hal seperti ini. Ku lanjutkan dengan mulai membersihkan lantai cafe. Dengan sedikit menggerakan tubuh ku, aku pun mulai membersihkannya. Ku gerakan tubuh ku mengikuti alunan lagu yang ku nyanyikan dengan pelan. Ketika aku mendengar pintu cafe terbuka, segera ku balikan tubuh ku.
“annyeong hasimika...” ucap ku sembari merundukan badan.
Mata ku terbelalak terbuka saat ku lihat orang itu. Orang yang berkunjung ke cafe ini.
“e.. e.. sun.. bea.. nim...”
“mwo? Jjong-ah? kenapa kau bisa ada disini?”
“ah.. em.. aku... bekerja part time sunbea.” jawab ku dengan agak terbata-bata.
“nde? kau masih memanggil ku sunbea?”
“ah.. em.. mianhae.. mianhae noona. aku....”
“haha... kau lupakan. tak apa Jjong-ah.” potongnya sembari berlalu menuju meja yang berada disamping ku.
“oh iya noona, kau mau pesan apa?” tanya ku buru-buru saat kesadaran ku telah kembali sepenuhnya.
“ehm... fruit flan dan punch kisnas.” jawabnya sembari mengembalikan buku menu yang baru saja aku berikan.
“jamkkanmanyo..” balas ku sembari beranjak menuju dapur cafe.


Ku perhatikan sosoknya yang sedang menikmati hidangan yang ia pesan dari meja chasier. Pembawaan yang lembut, baik serta yeppeo. Dan tak lupa, dia adalah yeoja yang ttokttokada. Iya.. dia adalah yeoja yang selalu bermain-main difikiran ku, sejak pertama kali aku melihatnya, saat aku baru menginjakan kaki di academy tempat ku menimba ilmu saat ini. Kim Taeyeon. Itulah namanya. Dia adalah senior ku, tetapi entah bagaimana aku bisa sedekat ini dengannya. Mungkin ini kehendak Tuhan. Bermula saat aku sedang mencari sebuah buku di perpustakaan kampus. Ketika itu, tak sengaja mata ku terhenti pada sosoknya yang tengah membaca buku. Aku tak dapat mengendalikan mata ku, hingga ketika ia menyadari bahwa sedari tadi aku terus memperhatikannya. Ia hanya tersenyum kepada ku. Lalu apa yang aku lakukan??? Ya.... tentu saja aku membalas senyumnya. Tetapi itu bukanlah kejadian yang membuat kami bisa sedakat ini. Cerita itu masih berlanjut. Jadi, saat aku hendak meninggalkan perpustakan. Langkah ku terhenti, ketika ada seseorang yang memanggil nama ku. Aku pun membalikan tubuh ku kearah suara itu berasal. Dan.... tepat. Pemilik suara itu adalah Kim Taeyeon. Dan... kejadian itu adalah awal dari kedekatan kami.


Author POV

Jonghyun masih terus dalam posisinya. Ia terus memperhatikan sosok Taeyon yang sedang menyantap makanannya. Tanpa ia sadari, Taeyeon melihat kearahnya. Dengan wajah yang bingung, tersimpul sebuah senyum dari bibir yeoja yang lebih tua satu tahun dari Jonghyun itu.
“Jjong-ah...” panggil Taeyeon. Tetapi tak ada respon apa pun. Sang pemilik nama masih asik memperhatikan dirinya.
Taeyeon pun mencoba memanggilnya lagi. Dan tepat saja, Taeyeon tak mendapatkan jawaaban atas panggilannya. Ia pun bangkit dari duduknya, dan berjalan menghampiri sosok namja yang sedari tadi ia panggil. Ia dekatkan tangannya kedepan wajah namja itu. Ia panggil nama namja itu sekali lagi sembari menggerak pelankan tangannya.
“Jjong-ah...”
Namja itu pun mengerjabkan matanya, saat sebuah tangan bergerak tepat didepan wajahnya.
“a.. nde?”
“kau kenapa? apakah kau sakit?”
“ah an.. nio.. sun.. eh.. noona...” gugupnya.
“oh...”
“ada apa noona?”
“em.. aku ingin membayar pesanan ku. ini....” ucap Taeyeon sembari memberikan beberapa lebar won ke namja yang bernama Jonghyun itu.
“ne. ini kembaliannya.” balas namja itu sembari memberikan uang kembalian itu.
“gomawo Jjong-ah...” ucap Taeyeon sembari berjalan menuju pintu cafe.
Sementara Jonghyun masih terpaku melihat kepergian Taeyeon. Terlihat seulas senyum serta wajah yang memerah padanya.


Jonghyun POV

“gamsahamnida sajangnim..” ucap ku pada pemilik cafe ini saat aku akan keluar dari ruangannya.
“cheonmaneyo Jonghyun-ah. kau pekerja yang baik, dan kalau kau butuh bantuan datang saja ke cafe ini.”
“ne. gamsahamnida.. kalau begitu aku pamit. annyeong...”
Aku pun berjalan meninggalkan ruangan Yesung sajangnim. Walau sedikit berat bagi ku, untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah ku kerjakan hampir satu tahun belakangan ini. Tetapi, ini kesepakatan antara aku dan appa. Bagaimana pun, aku harus menepati kesepakatan itu.


Aku baru saja keluar dari cafe, setelah berpamitan dengan karyawan yang lain. Langit yang gelap, tak menyulutkan niat ku untuk menikmati indahnya malam ini. Dan lagi pula ini baru pukul sembilan. Saat yang masih jauh untuk dikategorikan dengan larut malam. Dan baru saja aku melengkah tak jauh dari cafe, terdengar suara klakson mobil yang sepertinya mengklaksoni ku. Tak ada hasrat untuk melihat siapa yang mengklakson, aku pun lebih memilih mengacuhkannya dan kembali berjalan. Baru tiga kali melangkah, kini suara klakson itu berbunyi diikuti dengan suara panggilan yang ku kenali. Ya... suara Key dan juga Taemin. Suara khas mereka selalu terngiang-ngiang ditelinga ku, dan tak ada yang memiliki suara seperti itu selain mereka.

“hyunggggg.....” pekik mereka diiringi dengan Minho yang mulai menepikan mobilnya didepan ku.
“kalian? kenapa kalian disini?”
“kami ingin merayakan hari terakhir kau bekerja hyung. Onew hyung berjanji akan mentraktir kita.” ucap Taemin semangat. Tetapi sesemangatnya ia, ia mendapatkan sebuah hadiah istimewa dari Onew hyung.
“ya hyung. sakit.” sungut Taemin yang tak terima atas pukulan diatas kepalanya.
Sementara Onew hyung malah asik tertawa. Sepertinya ia senang telah menghukum Taemin.
“hyung, kenapa kau diam. kajja..” ucap Minho menginstruksikan ku untuk masuk.
Aku pun masuk mengikuti instruksinya.

Selama perjalan yang aku sendiri tak tahu akan dibawa kemana, tak henti-hentinya Taemin berbuat ulah yang membuat perut kami terkocok tiada henti. Mulai dari pembalasan dendamnya kepada Onew hyung yang gagal, serta lelucon-lelucon ringan yang ia buat bersama dengan Key. Hingga akhirnya kami sampai disebuah bangunan bertingkat yang tidak asing lagi. Bangunan apartment, dimana kami tinggal. Bingung. Itulah yang dapat ku gambarkan. Mereka bilang, mereka ingin merayakan hari terakhir ku bekerja. Tetapi, lihat sekarang. Mereka malah kembali apartment.

“Jjong hyung, wae? kajja...” panggil Minho.
Dan dengan malas, aku pun kembai berjalan mengikuti keempat namja itu. Selama berjalan menuju lantai apartment dimana apartment kami berada, tak henti-hentinya mereka tertawa karena hal yang bagi ku tak lucu lagi, karena mereka membawa ku pulang. Padahal nyatanya, aku ingin menikmati suasana malam ini diluar apartment. Dan mereka terus tertawa sampai pintu lift terbuka kembali tanpa menggubris ku. Dan itu kembali membuat kekesalan ku bertambah besar.

Dengan rasa kesal yang semakin menjadi-jadi, ku percepat langkah ku. Tak ku fikirkan lagi mereka yang tiba-tiba menghentikan tawanya karena aku yang menabrak mereka saat berjalan. Dengan cepat aku berjalan memasuki apartment. Aku langsung berhambur ke kamar. Ku ambil kunci kamar ku dari dalam tas. Tapi nihil. Aku tak berhasil menemukan kunci itu.
“argghhh... dimana kunci itu? apa aku lupa membawanya?” gerutu ku yang masih tetap mengobrak-abrik isi tas.
“hyung... kau mencari apa?” tanya Taemin, tetapi aku acuhkan karena kunci yang tak kunjung ketemu.
“hyung...” panggilnya lagi, dan tetap masih aku acuhkan.
“HYUNNGGG!!!!!!!!!”
“YA! JANGAN BERTERIAK KEPADA KU!!!” pekik ku  tak mau kalah.
“habis hyung, sedari tadi aku panggil tak juga menyaut.”
“sudah diam. aku tak mau mendengar ocehan mu.” ketus ku.
“HYUNGGGG!!!!” pekiknya lagi yang membuat kekesalan ku melebihi batasnya.
“YA!!! WA......”
“apakah hyung mencari ini?” potongnya sembari menunjukan sebuah kunci bergantungkan boneka anjiing.
“YA! kembalikan kunci kamar ku.” perintah ku saat menyadari bahwa benda yang ditunjukan oleh magnae rusuh itu adalah barang yang sedari tadi ku cari.
“nanti akan kami kembalikan.” ucap Key sembari mengambil kunci itu dari tangan Taemin.
“nanti?”
“hem.. nanti. setelah perayaan hari terakhir mu bekerja.” jelas Onew hyung disertai dengan muncratan sekaleng soda yang sepertinya telah mereka persiapkan.
“let’s start our party.....” pekik Minho dan Taemin bersamaan.


Author POV

                    >>>>>>>>>> The Day After Tomorrow
Angin yang berhembus kencang serta rintikan air yang mulai membasahi jalanan Seoul, menambah panjang deretan daftar buruk bagi Jonghyun. Mungkin hari ini adalah hari terburuk baginya. Hari dimana ia dilahirkan ke bumi, tak bisa ia nikmati. Rasa kesal selalu menggelayutinya. Semenjak pagi, tak ada satupun temannya yang mengucapkan selamat kepada dirinya. Dan sejak tadi pula, tak ada satupun orang yag berada di apartment itu selain dirinya sendiri. Dan baru saja ia akan memasak sesuatu yang akan mengisi perutnya yang sudah berdrum band ria sejak tadi, ponselnya tiba-tiba berdering. Dan dengan terpaksa, ia menghentikan kegiatan di dapurnya.

   Can’t get you out of my head neol wonhae
   Cheon beoneul saenggakhaebwado geurae
   Majimagui kkeute nuga neol jikineunji bwa
   O lallallallallallal lallallalla

“aish... siapa coba? mengganggu saja.” gerutunya.
Ia mulai memainkan ponselnya. Raut wajahnya tiba-tiba saja berubah. Kini amarahnya mulai hinggap ditubuhnya. Bagaimana tidak. Sejak tadi pagi, ia tak mendapatkan kabar dari keempat temannya. Dan tiba-tiba saja Minho memintanya bertemu diluar dengan cuaca yang sangat buruk.
“argghhhh.... apa-apaan mereka. kenapa tidak sekalian bunuh aku saja.” batinnya.
Tetapi apa daya, ia harus datang ketempat itu. Kalau tidak anjing kesayangannya bisa habis oleh keempat temannya itu.


Jonghyun mulai mengedarkan matanya. Sejak lima belas menit setelah ia sampai, ia belum juga menemukan tempat yang dimaksud Minho tadi. Sebuah bangunan berwarna coklat, yang dibawahnya terdapat tempat untuk berolahraga yang diberi sekat oleh sebuah besi jaring-jaring, salah satunya adalah mini lapangan basket. Tempat yang katanya biasa dikunjungi oleh anak muda diwaktu senggang mereka. Tempat yang hampir membuat Jonghyun seperti orang gila. Karena sejak tadi, ia bertanya kepada setiap orang yang ia temui tetapi orang yang ia tanyai tak juga tahu. Dan keterputusasaan yang mulai melanda serta amarah yang semakin berapi-api, membuat Jonghyun lebih memilih berhenti tepat didepan sebuah restaurant dan segera meraih ponselnya. Ia cari nomor Minho didaftar contact nya. Dan secepat ia menemukan contact Minho, secepat itu juga ia menekan tombol telephone di ponselnya.


- the other side -

Dilain tempat, nampak keempat namja sedang asik dengan dunia mereka. Mereka terus saja melontarkan lelucon hingga membuat mereka sendiri tertawa terbahak-bahak.
“ngomong-ngomong, dimana Jjong-ah? kenapa sampai sekarang dia belum juga datang?” ucap Onew yang membuat ketiga namja yang lain langsung beralih menatap kearah jam tangan mereka.
“ne. hyung, kau tidak salah memberikan alamatnya kan?”
“annie. kalau kalian tidak percaya, nih aku tunjukan.” ucapnya sembari mengeluarkan sebuah ponsel dari saku jacketnya.
Baru saja ia akan menekan tombol pesan, sebuah panggilan berhasil mengurungkan niatnya.

   Oh I’m curious yeah
   Sajin sok nega
   Soongan miseojieo wae
   Oh I’m so curious yeah
   I’m so curious yeah

“Jjong hyung...” gumamnya saat ia melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Ia pun mulai mengangkatnya dengan meloudspeakerkan ponselnya terlebih dahulu.

“yeoboseyo..”
“ya. Minho-ah. apakah kau sedang mengerjai ku? katanya tempat itu sering dikunjungi oleh anak muda. mana? aku tak dapat menemukannya. dan setiap aku tanya kepada orang-orang yang aku temui, mereka juga tak tahu sama seperti ku.” pekiknya saat Minho baru saja mengucapkan salam.
“ya hyung. kau tak usah berteriak, aku tidak tuli.”
“aku tak mau tahu, kalau kau tak menjemput ku. aku lebih baik kembali ke apartment.” ancamnya.
“yasudah, kalau hyung lebih memilih kembali, anjing kesayangan mu ini, kami tak berjanji apakah hyung dapat melihatnya lagi.” ancam Key tak mau kalah dengan Jonghyun.
“ya. ya. berani kau melakukan itu, kau akan berurusan dengan ku.”
“terserah kau hyung. pilihan ada pada mu. kami tunggu kau sepuluh menit, kalau kau tidak kunjung datang, ya...... ucapkan salam perpisahan pada anjing mu ini.”
“ya. Key-ah. ye.. ye.. aku akan kesana. kau  jangan apa-apakan anjing ku.”
“baik. annyeong....” ucap Key cepat sembari menutup sambungan telephone nya.

“beres...” ucap Key sembari tersenyum licik.
“hyung... kau memang bisa diandalkan.” puji Taemin sembari memeluk hyungnya itu.


Waktu mulai berlalu. Dan tinggal tersisa dua menit lagi untuk Jonghyun sampai. Tetapi hingga tersisa satu menit terakhir pun, batang hidungnya belum terlihat.
“hyung, bagaimana sekarang?”
“bo? bagaimana apanya?” tanya Onew bingung.
“bagaimana kalau Jjong hyung tidak datang? apakah Key hyung benar-benar akan menghabisi....” tanya nya sembari melirikan matanya kesebuah kandang anjing yang berada diatas sofa yang diduduki Key.
“ya. apakah kau fikir, kalau aku adalah namja gila? mana mungkin aku menghabisi anjing ini. yang pertama, anjing ini tak tahu apa-apa dan yang kedua, apakah aku rela memberikan nyawa ku begitu saja pada Jjong hyung. huh?” pekik Key yang geram dengan pertanyaan bodoh Taemin.
Dan saat itu juga, terdengar suara hentakan kaki yang semakin lama semakin terdengar. Beberapa saat kemudian, terdengar suara bantingan pintu dengan sesosok namja disana. Sosok namja yang mengenakan kemeja berbahan seperti jeans serta topi. Namja dengan nafas yang masih terengah-engah.
“YA! mana dia?” pekiknya.
“hyungggg.....” panggil Taemin yang tak menghiraukan pertanyaan namja itu. Ia malah berlari menghampiri namja itu dan langsung memeluknya.
“ya.. ya... Taemin-ah. apa-apaan kau? lepaskan aku. aku masih normal.” pekiknya lagi yang merasa tidak nyaman dengan pelukan magnae nya itu.
“ye.... hyung, ayo duduk.” jawab Taemin sembari melepaskan pelukannya. Ia pun menarik namja itu duduk disalah satu bangku kosong.
“sudah-sudah. aku kesini hanya ingin mengambil anjing ku dari tangan-tangan namja jahat seperti kalian. cepat kembalikan kepada ku.” perintahnya, tetapi ia tak mendapatkan gubrisan dari Onew, Key, Minho, maupun Taemin.
Mereka malah tersenyum licik penuh kemenangan. Dan senyuman itu berhasil membuat namja yang tak lain adalah Jonghyun itu, bertanya-tanya.

   krek...

Jonghyun yang mendengar suara  pintu terbuka pun langsung membalikan tubuhnya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok orang yang membuka pintu. Seorang yeoja yang selalu memenuhi benak serta fikirannya.
“saengil chukha hamnida.. saengil chukha hamnida... saranghaneun Kim Jonghyun saengil chukha hamnida.....” nyanyi yeoja itu dengan sebuah cake yang berada ditangannya.
Yeoja itu pun berjalan mendekat dengan sebuah senyum yang terus mengembang dari bibir mungilnya.
“e.. m.. noo... na...” ucap Jonghyun tak percaya, melihat sosok yeoja yang berada dihadapannya itu.
“saengil chukae Puppy Jonghyun.”
“hyung.... cepat tiup lilinnya.” ujar Minho.
Jonghyun pun meniup lilin yang berada diatas cake itu. Tetapi terlebih dahulu ia mengucapkan permohonannya.
“saengil chukae hyung....”  ucap Key, Taemin, Minho berbarengan.
“ne.. saengil chukae Jjong-ah...”
“gomawoyo...” balas Jonghyun senang.
“kalau begitu.... sekarang saatnya memotong cakenya.” girang Taemin yang sepertinya memiliki niat tersendiri terhadap cake itu.
“ye... ye....” setuju yang lain.
Jonghyun pun mulai memotong cake itu. Dan ketika ia akan menyelesaikan pemotongannya, tiba-tiba saja Taemin membuka mulutnya, dan mengatakan sesuatu yang membuat seluruh mata langsung menatap kearahnya.
“changkkaman....”
“ya. wae?” kesal Jonghyun.
“Puppy Jonghyun? sunbea, tadi kau memanggil Jjong hyung dengan panggilan itu kan, Puppy Jonghyun?”
“ehm..... an... nie... kau salah dengar kali...”
“annio... aku mendengarnya dengan jelas kok. hyung, kalian juga mendengarnya kan?” tanya Taemin berharap ada yang mendengarnya juga.
“ehm.... ne.. ne. aku juga mendengarnya Taemin-ah. Taeyeon sunbeanim memanggil Jjong hyung dengan panggilan Pup... Pup...”
“Puppy Jonghyun, Key-ah.” jelas Minho.
“Puppy Jonghyun??? ya Jjong-ah. bukankah nama itu diberikan oleh seorang yeoja yang merupakan cinta pertama mu?” tanya Onew.
Jonghyun yang mencoba kembali mengingatnya, tiba-tiba saja membulatkan matannya dan langsung menatap tajam Taeyeon. Ia hanya terus menatap yeoja yang beridiri tepat dihadapannya itu, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Membuat suasana hening menyergap diantara keenam orang yang berada diruangan itu. Onew, Key, Minho, dan Taemin yang bingung hanya bisa diam menunggu kelanjutan dari cerita yang tengah berjalan ini. Sedangkan Jonghyun masih terus menatap Taeyeon tannpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Cukup lama keheningan menyertai mereka. Hingga pada akhirnya, Taeyeon membuka mulutnya setelah menghelakan nafasnya  panjang.
“mianhae...”
Kata itulah yang pertama kali keluar dari bibir yeoja itu.
“mianhae?” tanya Jonghyun bingung.
“ne... mianhae, karena aku tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada kalian, terutama pada mu Jonghyun-ah...”
“pada ku?”
“ne. kau ingat kejadian lima belas tahun yang lalu, di Busan?”
“lima belas tahun lalu?”
“ne. saat kau menolong seorang yeoja kecil yang tersesat. dan setelah itu, kau dan yeoja itu menjadi akrab. hingga pada akhirnya yeoja itu harus kembali ke Seoul tanpa mengabari mu.”
“yeoja kecil? tersesat??? jangan-jangan......”
“ne.. yeoja kecil itu adalah aku. awalnya aku tak percaya bahwa kau adalah namja kecil itu. namja kecil yang membuat ku bertahan untuk tidak menerima namja lain selain dirimu.”
“bo? maksud noona....”
“kau adalah cinta pertama ku Jonghyun-ah. telah lama aku menunggu waktu ini untuk mengatakannya pada mu.”
“huh?”
“joahae Puppy Jonghyun...” ungkap Taeyeon yang berhasil membuat Jonghyun dan keempat namja yang lainnya semakin tersentak tak percaya.
Jonghyun masih diam mematung menatap Taeyeon. Hingga pada akhirnya, tangannya meraih tubuh mungil Taeyeon kedalam dekapannya.
“nado..” bisik Jonghyun.
“nde?”
“nado.... nado joahae noona....” ulang Jonghyun lagi setelah ia melepaskan pelukannya.
“ya... ya... ya..... chukaeyo Jjong hyung...” pekik Taemin merusak suasana diantara Jonghyun dan Taeyeon.
“kalau begitu, saatnya kita makan....” pekinya lagi sembari menyambar potongan cake yang dletakan diatas kursi.
“YA! tidak bisakah kau tidak merusak suasana? huh? selalu saja seperti ini, padahal kan kita belum melihat adegan terpenting diantara mereka.” kesal Key.
“adegan terpenting? apa?”
“apalagi hyung, ya.... kisseu...”
“YA! KIM KI BUM!!”
“sudahlah.... mereka hanya bercanda.” ucap Taeyeon yang berhasil menundukan kekesalan Jonghyun.
“kalau begitu, ayo kita makan cake nya.” sambunngnya lagi.


-oo< Park >oo-

Mereka tengah duduk disalah satu bangku yang berada di taman itu. Semenjak mereka sampai di taman, Jonghyun terus saja menggenggam tangan Taeyeon erat dan tak terlihat raut wajah bahwa ia ingin melepaskannya.
“bagaimana kau bisa tahu kalau aku adalah namja kecil itu?”
“gantungan...” jawab Taeyeon singkat.
“mwo? gantungan?”
“ye, gantungan. gantungan ponsel mu. gantungan berbentuk anjing, yang sengaja aku belikan sehari sebelum kepergian ku.”
“gantungan ini. kau  masih mengingatnya?” tanya Jonghyun sembari menunjukan gantungan yang tergantung dengan manis di ponselnya.
“geurae.. karena gantungan itu kita jadi  bisa seperti ini kan.”
“hem....” jawab Jonghyun dengan mengembangkan seulas senyum dari bibirnya.

Mereka kembali terdiam. Diam menatap langit yang dipenuhi dengan bintang.
“aku berharap, kita bisa seperti bingtang-bintang itu. terus bersinar terang, walaupun hujan baru saja reda.”
“saranghae Puppy Jonghyun...”
“nado saranghae Taeng.....”



The End :P



Mwo? 22.00 WIB. so in Seoul, at 00.00 KST.
So the date has been changed to be Sunday, 2012 April 8th.
Because now is April 8th in Seoul, so now is a day for Jonghyun oppa.
Because now is Jonghyun oppa’s birthday.


“ Saengil Chukhaeyo Jjong oppa :)
Hope you have a long life, always be happy, and healthy.
And always make us (SHAWOL) melt with your voice oppa :P ”








annyeonggggg:) I’m back with a fanfiction for Jjong oppa’s birthday. readers, what do you think about this? are you happy with the story or ..........?? aaaaaaaaa.... I think readers are dissapointed with the story, beacuse the story is very fast or this’s crazy story. jeongmal minhae, if that’s true. but before and after that I wanna say jeongmal gomawo for readers who always give me support especislly for GIGSent fanfiction...감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts