Let's Be My Girlfriend (Birthday Project)
Genre : Romance
Length : Oneshot
Author : Salsa
Siwon oppa's birthday project
WUHUUU..... Happy 26th birthday Siwon Oppa:-) *nyalain kembang api* //abaikan//
Happy reading all
Siwon POV
Suara musik berdentum keras keluar dari headphoneku. Aku
sedang duduk dikelas, asyik memainkan PSP dengan kepala bergoyang-goyang
mengikuti irama. Orang-orang sudah tak terlihat lagi sekarang. Mungkin mereka
sudah pulang dari ng….. 3 jam yang lalu? Anio. Aku tidak mengarang. Kelasku memang sudah selesai dari
tadi, tapi aku masih betah berdiam diri disini, menikmati alunan lagu sambil
bermain game.
Yoona POV
“YA! Namja gila, dengarkan aku! Kau harus mengganti rugi
sekarang juga!” Pekikku sambil bersedekap persis didepannya. Tapi sepertinya
namja pemilik keanehan itu tak tampak menyadari keberadaanku didepannya. Ia
asyik menekan tombol-tombol di PSP kesayangannya.
“AHH!!!” Serunya membuatku kaget. Masih tampak tak sadar,
namja gila itu sekarang malah sibuk mengutuki PSPnya.
“YAAAAAAAAAAAAAAAA! AKU BICARA PADAMU” Jeritku sambil
menggebrak meja didepannya. Ia segera menoleh dan terlonjak saat melihatku.
Sambil berdesis sebal, ia mematikan PSP dan membuka headphonenya.
“apa?” sahutnya
“aku minta ganti rugi!”
“untuk apa?”
“Kau kena amnesia huh? Tadi pagi kau menabrakku!”
“lalu?”
“LAPTOPKU TERJUN BEBAS KE ASPAL BODOH”
“oh.. itu!" jawabnya tanpa ekspresi yang berarti, benar-benar membuat kepalaku mendidih karena sikap tanpa dosanya.
"Kau pendemdam sekali ya… berapa yang kau mau?” Dengan tampak sok cool, ia memutar bola matanya.
"Kau pendemdam sekali ya… berapa yang kau mau?” Dengan tampak sok cool, ia memutar bola matanya.
“330.000 Won ditambah 90.000 Won karena telah membuatku
syok”
“Apa-apaan itu? Membuatmu Syok?”
“ne.. Cepat bayar!” Ucapku sambil menadahkan sebelah
tanganku tepat didepan wajahnya.
“PALLI” Desakku. Ia
pun mengeluarkan dompet disaku jaketnya dengan tidak rela.
“ige”
“IGE MWOYA?”
“30.000 Won! Pabo!” Cibirnya
“aku tau! Maksudku mengapa hanya segini?”
“sisanya kau ikhlaskan saja ya..” Ucapnya sambil bangkit
lalu menepuk kepalaku pelan. Dan sedetik kemudian berjalan santai
meninggalkanku. Aku terpaku, layaknya orang bodoh aku memandang uang ditanganku
dengan mulut setengah terbuka. Benar-benar tak percaya dengan sikapnya.
“YA! Bahkan ini tak cukup untuk membalas rasa syokku” Ucapku
sambil berbalik menghadapnya yang sudah menghilang dibalik pintu.
“Aish! Pabo-ya”
A day later……
Siwon POV
Aku mengerjapkan mata beberapa kali.
“Aaaaaaaaaaaahhhhh!!” pekikku begitu sadar, lantas segera
berlari menuju PSP yang baru saja dibanting oleh yeoja bodoh itu. Saat mendapati
layar konsol kesayanganku itu retak, seketika aku merasa nyawaku seperti
terbang meninggalkan tubuh.
“Ups, Sorry, aku tak sengaja” gadis bodoh itu beralasan, lantas buru-buru
angkat kaki. Namun aku mencegahnya. Aku memang masih dalam keadaan syok berat
tapi aku tak mau membiarkan gadis pencari masalah ini pergi begitu saja.
“KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN?” jeritku berapi-api.
“aku ingin membuat kita impas” jawabnya tanpa dosa sambil
bersedekap penuh keangkuhan.
“TAPI KENAPA HARUS PSPKU?”
“aku sudah minta baik-baik padamu tapi kau selalu
menghindar”
“KEMARIN AKU SUDAH MENGGANTINYA KAN?”
“Apa kau bilang? MENGGANTINYA? Harga Laptopku 330.000 Won
sedangkan kau hanya membayar 30.000 Won. Kau pikir itu lucu huh?”
Yoona POV
“Apa kau bilang? MENGGANTINYA? Harga Laptopku 330.000 Won
sedangkan kau hanya membayar 30.000 Won. Kau pikir itu lucu huh?”
“Siwon~a! KAJA! Jung
Ra sonsengnim sudah masuk kelas” Seru seorang namja diujung lorong. Siwon? Oh..
namja ini yang namanya Siwon? Namja pujaan gadis seantero kampus itu? Sungguh
tak dapat dipercaya.
Namja itu memungut PSPnya lalu mendelik kearahku.
“Kau memang senang mencari masalah sepertinya” Ujarnya
dengan suara berat yang dibuat-buat. Tak terlihat repot-repot menunggu reaksiku,
namja itu berlari kearah temannya.
……………….
Siwon POV
“aku mau kau cari tau tentang gadis itu! Sedetail mungkin”
“wae? Kau menyukainya? Namja yang digilai gadis satu kampus
ini jadi sedang jatuh cinta rupanya...” ledek Hwan Ji, teman dekatku.
“Tch… geumanha! Cari tau saja tentangnya!”
“namanya Yoona! Im Yoon-Ah! 21 tahun! Mahasiswi pindahan!
Jurusan Design!” jawabnya lancar.
“bagaimana bisa kau tau semua itu? Kau mengenalnya?”
“ayolah! Dia primadona baru di kampus kita! Siapa yang tak
tau dia? Oh… mungkin hanya kau yang tak tau!”
“primadona? Anak segalak itu menjadi primadona? Benar-benar
sulit diipercaya”
“Oh ya.. satu hal lagi! Dia anggota tenis, sama denganmu”
“Jinjja-yo? Bagus kalau begitu! Aku bisa lebih leluasa membalaskan dendamku
padanya” ucapku sambil tersenyum puas.
Author POV
Setelah Yoona selesai dengan semua mata kuliahnya, Tae Ji,
teman barunya, memandunya menuju
lapangan tenis. Sekarang, Yoona berada dipinggir lapangan, menyaksikan beberapa
orang yang sedang sibuk bermain Tenis atau hanya sekedar bercengkerama. Yoona
lebih memilih duduk dan akhirnya sibuk sendiri dengan playlist ipodnya.
Sampai…………..
“Aaaaaawwwwww” sebuah
bola tenis tahu-tahu mendarat sempurna dikepalanya, membuat yeoja itu meringis
kesakitan sambil mengusap kepalanya.
“NEO” Sekarang gadis itu semakin terperanjat saat mendapati
Siwon lah yang dengan sengaja melemparkan bola itu padanya.
“sakit?”
“APA MASALAHMU DENGANKU HUH?” jerit Yoona sambil bangkit
dari duduknya.
“hei… jangan teriak-teriak Yoona-ssi! Aku hanya ingin
membalas dendam saja!”
“dendam untuk apa lagi? Kita sudah impas kan?”
“bagaimana dengan rasa syokku? Aku sudah membayar rasa
syokmu dengan 30.000 won kan?”
Yoona POV
“bagaimana dengan rasa syokku? Aku sudah membayar rasa
syokmu dengan 30.000 won kan?” Aku memicingkan mataku padanya, benar-benar
tak habis fikir dengan isi otak namja
didepanku ini.
“jadi apa maumu?” ucapku mencoba tenang
“Membuat sisa hidupmu menderita” Jawabnya enteng
“MWO?”
“keureom! Aku sangat menyayangi PSPku dan kau membunuhnya!”
“PSP itu benda mati. Kata membunuh itu hanya untuk makhluk
yang bernyawa”
“Bagiku dia memiliki nyawa” Ucapnya berlebihan. Benarkah
namja seperti ini adalah idola kampus? Eomeo……. Menjijikan!
“tapi nyatanya dia tak memililki nyawa” Aku mencoba
menjelaskan
“tapi dia seperti adikku sendiri! Itu artinya kau membunuh
adikku”
“Ya Tuhan” Aku menatapnya dengan tatapan `kau-gila?` lalu
mendesah dan akhirnya kembali duduk. Aku baru sadar telah cukup banyak membuang
energiku dengan bicara pada namja gila
sepertinya.
…………………….
Dan sejak hari itu, mimpi burukku pun dimulai. Choi Siwon,
namja yang KATANYA idola kampus itu dengan santainya menggangguku, dan setiap
kutanya mengapa ia mengusik ketenanganku, maka jawabannya selalu sama, karena
aku telah membunuh PSPnya. Ya tuhan apa dia lupa? Dia juga membunuh laptopku, ng……
maksudku merusak laptopku! Dia berlaku seolah dialah orang yang paling
dirugikan dalam masalah ini! Lalu bagaimana denganku? JINJJA!
Dia bahkan mengikutiku ke kantin dan memesan makanan
sepuasnya, lalu mengatakan bahwa aku yang akan bayar. Dan tentu saja mau tak
mau aku membayarnya. Dia juga sering menerorku dengan sms. Entah ia mendapatkan
nomorku dari siapa. AH.. tapi kurasa itu sangat mudah untuk seorang idola
kampus sepertinya, mungkin dia hanya tinggal mengerlingkan matanya pada Tae Ji
dan dia akan mendapatkan semuanya.
Dia juga pernah menelfonku tengah malam dan menyuruhku ke
kampus dengan alasan club tenis membuat acara mendadak. Dan dengan bodohnya,
aku mempercayai ucapan namja itu. Aku ke kampus tengah malam lalu sesampainya
di lapangan tenis, aku tak menemukan seorang pun disana. Demi apapun, saat itu
aku sangat kesal padanya. Bayangkan saja tengah malam menyuruhku ke kampus.
Jika dibolehkan, aku pasti sudah menguburnya hidup-hidup.
Dan kini tepat sebulan aku dihantui oleh sesosok namja
bernama Choi Siwon dan sepertinya namja itu sudah mulai menyerah. Sekarang dia
tak seagresif dulu yang senang sekali mengikutiku dan itu sukses membuatku
bernafas lebih lega. Siapa yang tidak lelah jika diikuti orang gila seperti
itu?
………………..
`````Cafetaria of University`````
Siwon POV
“kurasa aku menyukainya”
“aish…. Sudah kuduga”
“dia berbeda!”
“lalu? Kau tak mungkin mendapatkannya! Aku berani bertaruh
yeoja itu sangat membencimu!” Ucap Hwan Ji sebelum menyesap capucinonya. Aku
mendesah, ya.. kupikir dia benar juga. Tidakkah dia akan membenciku setelah semuanya?
Aku mencondongkan badanku padanya lalu berbisik, “lalu apa
yang harus kulakukan?”
“lupakan saja! Dia takkan menyukaimu!”
“halah…. Solusi model apa itu!” keluhku sambil kembali pada
posisiku semula.
“Tapi mengingat kau adalah idola kampus kita, kurasa…….. ya
masih ada kesempatan! Setidaknya jika kau berusaha keras”
“hahaha…… Keureom! Aku ini terlalu tampan untuk ukuran
manusia!” Ucapku sambil mengusap rambutku dan sesekali memberikan senyum
termanisku untuk para yeoja yang lewat.
“cih… gayamu itu! Jinjja!”
“eomeo! Jam berapa ini? Aku ada kelas! Hwan Ji-ya! Namja
tampan ini harus pergi sekarang! Tolong bayarkan minumanku ya..” Ucapku
buru-buru sambil menghabiskan milkshakeku sampai tetes terakhir.
“Aigooo…… enak sekali kau bicara! YA! NAMJA NARSIS! Aku tak
bawa uang! Tadi kau bilang akan mentraktirku! YAK PABO” Hwan Ji tak
henti-hentinya berteriak kearahku, tapi aku tak terlalu memusingkannya, aku
harus segera ke kelas sekarang.
…………..
Setelah selesai dengan urusan kampusku, aku berjalan
menyusuri tempat parkir sambil memainkan kunci mobilku. Namun langkahku
terhenti, aku melihat Yoona sedang kerepotan dengan tumpukan buku ditangannya.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, tak ada siapapun disini. Ah.. ini waktu yang
tepat untuk membantunya, dan mungkin menarik perhatiannya. Aigoo Choi Siwon,
selain tampan ternyata kau juga pintar.
Aku melangkah mendekat dengan pose cool yang menurutku pasti
memikat. “hemm” aku berdehem tepat beberapa meter dari gadis itu tapi dia tetap
berjalan layaknya orang tuli. Entah dia memang tuli atau hanya berpura-pura
saja. Aku kembali melangkah mendekat dan kembali berdehem tapi responnya sama,
ia tetap melanjutkan langkahnya tanpa mengindahkanku sedikitpun. Masih tak
menyerah, aku mengulanginya, kali ini dengan deheman yang cukup keras.
“aku tak punya obat batuk. Pergilah” Ucapnya lemah sambil
terlihat sibuk dengan tumpukan buku ditangannya.
“MWO? Batuk?” Aku melongo mendengar responnya, omoona…… apa
dia tak bisa membedakan suara batuk dan deheman cool? AH.. Baiklah! Untuk kali
ini dia dimaafkan. “sepertinya berat” Ujarku sambil menengok kearah tumpukan
buku ditangannya, tapi dia tak berkomentar. “sini biar aku bantu”
“anio! Aku bisa sendiri” tolaknya
“ah.. gwenchana! Sini aku yang bawa!” Ia langsung
menghentikan langkahnya dan menatapku dengan seringaian manisnya.
“jeongmal? Kau mau membantuku?”
“Tentu saja” Jawabku tegas. “AH…. Aigoo… Choi Siwon! Kau
baik sekali”
ia tersenyum puas sambil menyodorkan semua buku ditangannya padaku
dengan cepat. Aku sedikit bingung dengan sikapnya, kenapa dia memberi semuanya
padaku? Kenapa tidak setengahnya saja? “Ige! Bawa semua ini kesana” ucapnya
sambil mendongak dan menunjuk lantai tertinggi di kampusku. “Lantai 15!
Perpustakaan design! Gomawo!” Lanjutnya lalu buru-buru berhambur ke mobilnya.
Aku hanya mampu mendesah sambil menatap ngeri ke lantai 15. Aku dikerjai oleh
gadis manis itu! Tapi ya… tak apalah! Aku juga pernah mengerjainya jauh lebih
kejam dari ini. “Anyyeong Siwon Oppa” Ucap gadis itu sumringah sambil melambai
dari kaca mobilnya yang terbuka lalu tertawa puas dan kembali melajukan
mobilnya. Jujur aku kesal, tapi aku berusaha menunjukkan senyum tulusku
padanya. Ini semua kulakukan dalam rangka mendapatkan simpatinya.
………………………
Yoona POV
Entah apa yang salah dengan otak namja itu, tapi akhir-akhir
ini dia berbuat aneh padaku, lebih tepatnya berbuat baik bahkan dia bilang dia
menyukaiku. Ia menelfonku belasan kali dalam sehari dan mengirimiku puluhan sms
juga, tapi aku tak menghiraukannya. Isi pesannya? Dia hanya minta maaf,
memujiku atau sekedar memberikan selamat pagi, siang, sore atau malam.
Benar-benar namja gila! Jujur aku tertekan, aku seperti mendapat sebuah teror.
……………………
Sekarang aku dan Tae Ji sedang duduk mengobrol di kantin,
membicarakan banyak hal sampai aku larut dan tertawa lepas bersamanya.
Sampai…………..
“IM YOON AH! NAN NEOL JOHAHAE! JADILAH PACARKU” Aku
terbelalak mendengar teriakan itu, aku segera menoleh keasal suara dan betapa
terperangahnya aku saat mendapati Siwon sedang berdiri diatas salah satu meja
tepat ditengah kantin, membuat ia menjadi pusat perhatian. Menggunakan pengeras
suara ia kembali mengatakan bahwa ia menyukaiku, Ia menatapku sambil terus
berorasi ditengah-tengah.
AAAAHHHHHH. Sekarang apa lagi yang ia akan lakukan? Sungguh,
dia hanya membuatku malu. Aku menunduk sedalam-dalamnya, menghindari semua
tatapan yang sedang mengarah padaku. Aku menggenggam tangan Tae Ji sambil
memberikan bahasa isyarat untuk segera pergi dari sini, tapi ia menggeleng
“Aigooo….. kau benar-benar beruntung” Gumamnya sambil menatap penuh minat pada
namja yang masih sibuk mengeluarkan statement-statement tak penting untuk
meyakinkanku.
“Aishh… Tae Ji-ya! Jebal!”
“anio! Aku mau disini” rengeknya
“ah..” Akupun segera bangkit lalu buru-buru meninggalkan
ruangan panas itu. Aku mulai bisa bernafas lega sekarang, tapi tidak lagi.
Tidak lagi saat sebuah panggilan tak asing kembali terdengar, membuatku ingin
menangis saat ini juga.
“Yoona-ya!” Aku berusaha untuk mengacuhkan, aku mempercepat
langkahku tanpa menoleh kearahnya.
“Yoona-ya! Kenapa kau pergi begitu saja?”
“kau membuatku malu” Jawabku jujur sambil terus berjalan,
begitupun dia, dia mencoba menyamakan langkahnya denganku.
“Tidakkah kau berpikir sesuatu yang menarik?”
“Apa?”
“aku adalah namja tertampan di kampus ini. Semua yeoja
mengelu-elukanku dan kau adalah mahasisiwi baru yang mampu membuat semua namja
bertekuk lutut. Kau adalah primadona kampus kita. Tidakkah terdengar sangat
sempurna jika primadona sepertimu dan idola kampus sepertiku menjadi sepasang
kekasih?”
“a..ap..apa kau b..bi..bilang? Menurutmu semudah itu?” Aku
menghentikan langkahku dan tersenyum frustasi padanya, pada namja yang
benar-benar punya kadar kenarsisan di atas normal.
“Yoona! Aku menyukaimu! Kumohon jadilah pacarku”
“anio” ucapku lalu
melanjutkan langkahku begitupun dia yang ikut berjalan disampingku.
“kalau begitu! Menikah saja denganku”
“APA?”
“Ya.. mungkin kau lebih tertarik menjadi istriku”
“Apa kau bilang?”
“Yoona ya! Jadilah yeojaku! Jadilah yeojachinguku” Cukup.
Aku sudah lelah. Aku berhenti lalu menarik nafas panjang. Kutatap namja
didepanku dengan tatapan sadis,
“Berapa kali aku harus bilang tidak padamu huh? Anio anio
anio anio anio anio anio anio ANIO ANIO ANIOOOOOOOO! Apakah semua itu cukup untuk
menjawab pertanyaanmu?” Geramku.
“Kurasa belum! Aku sudah ratusan kali memintamu menjadi
yeojaku! Sedangkan kau hanya 1, 2, 3…..10,11. Sebelas kali mengatakan anio” ucapnya
polos setelah sebelumnya bergumam menghitung. Dia benar-benar sakit jiwa!
“Baiklah! Ini
untuk semuanya! Dengarkan baik-baik jawabanku!” Aku menarik nafas lalu
“ANIOOOOOOOOOOOO! PUAS?” jeritku lalu segera berlalu dari hadapannya.
Author POV
“Baiklah! Ini
untuk semuanya! Dengarkan baik-baik jawabanku!” Yoona menarik nafas lalu “ANIOOOOOOOOOOOO!
PUAS?” jerit gadis itu penuh kemarahan lalu segera berlalu dari hadapan namja
yang masih membatu pada posisinya.
Siwon masih
tetap pada posisinya semula, sampai akhirnya namja itu menggerakkan sudut
bibirnya, membentuk sebuah senyuman tipis, ia menoleh kearah yeoja yang sudah
menjauh meninggalkannya.
“sebanyak
atau sekeras apapun kau menolakku! Kau akan tetap menjadi milikku” desisnya
masih dengan senyum tipisnya. Tersirat jelas diwajahnya bahwa ia belum menyerah
dan masih ingin berusaha mendapatkan simpati gadis itu. Simpati seorang yeoja
yang terasa sangat berat untuk didapatkan mengingat apa yang sudah Siwon
lakukan pada gadis itu. Meneror seorang gadis hanya karena PSP? Tidakkah itu
sangat kekanakan?
Mungkin jika
pada awalnya tak terjadi apa-apa pada mereka, bisa jadi kini mereka sudah
menjadi sepasang kekasih. Tapi sayangnya, pertemuan mereka dimulai dengan tidak
baik. Sehingga menimbulkan persepsi negatif dalam diri masing-masing dan untuk
masalah ini, memang Yoona lah yang paling dirugikan dan sulit masuk diakal jika
tiba-tiba gadis itu mau untuk menerima seorang namja yang sudah membuat
hidupnya tak tenang.
…………………
A day later………….
Yoona POV
Aku berjalan
menyusuri lorong-lorong kampus dengan perasaan tak nyaman, bagaimana tidak?
Sedari tadi orang yang berjalan melewatiku pasti akan tersenyum atau setidaknya
berbisik pada rekannya. Seolah melihat kejanggalan dalam diriku. Ada apa
sebenarnya? Apa Siwon berulah lagi?
Aku berjalan
pelan sambil menoleh kebingungan pada setiap orang yang menatapku aneh. Apa ada
yang salah denganku? Aku benar-benar risih dengan semua pandangan mereka,
pandangan yang tak kumengerti. Hingga akhirnya,…..”IGE MWOYA?” Jeritku saat
mendapati lembaran kertas yang tertempel di papan mading
`IM YOON-AH! SARANGHAE! JONGMAL SARANGHAE! AKU MENYUKAIMU YOONA-YA! KUMOHON JADILAH PACARKU! JADILAH PENGISI KEHAMPAAN HATIKU! LET’S BE MY GIRLFRIEND! LET’S BE MY LOVE!`
CHOI SIWON
Aku mengambil lembaran-lembaran kertas itu dengan membabi buta, benar-benar tak kuasa menahan kekesalan yang membludak ini. “MWOYA? KENAPA MELIHATKU HUH? PERGI SANA” Bentakku pada semua orang yang melihatku penasaran. Aku masih sibuk mengontrol emosi gila-gilaan yang masih membuncah didadaku, aku berjalan sambil membawa lembaran-lembaran berisi kata-kata idiot itu dan betapa tercekatnya aku saat memasuki lorong selanjutnya dan mendapati lembaran itu tertempel bebas didinding juga tiang-tiang penyangga bangunan. Lembaran bodoh itu ada dimana-mana.
“AAAAAAAAAAARRRRRRRGGGGHHHHHHHH” Jeritku
…………………
Siwon POV
“bagaimana menurutmu? Ideku cemerlang kan? Aku yakin Yoona
akan tersentuh melihat kata-kata manis dariku! Dia akan mengerti bahwa aku
benar-benar menyukainya dan aku tidak main-main”
“kau gila huh? Aku yakin sebentar lagi kau akan mati” Ucap
Hwan Ji sambil menggelengkan kepalanya frustasi. “Yoona..Yoona” desis seorang
dari balik pintu, aku mengarahkan pandanganku kesana dan benar saja gadis itu
muncul dari pintu. Aku segera berdiri dan memberikan senyum termanisku padanya.
Yoona berhenti tepat didepanku.
“hai… merindukanku?”
“APA MAKSUDMU DENGAN INI?” Jeritnya sambil melemparkan
puluhan lembar kertas kusut padaku. Kertas yang tadi pagi aku tempelkan
diseluruh sudut kampus dengan susah payah.
“ini ungkapan kasih sayangku” jawabku merasa tak ada yang
salah.
“KENAPA KAU MELAKUKAN INI PADAKU?”
“wae? Apa hasil editanku kurang menarik?”
“KAU MEMBUATKU MALU!” Jeritnya
“DEMI TUHAN JIKA AKU MELIHAT KERTAS INI LAGI, AKU AKAN
MEMBUNUHMU” cairan bening sudah menggenang dipelupuk matanya, mukanya menjadi
merah padam seolah menahan semua kekesalan itu mati-matian.
“Yoona-ya”
aku berusaha menggenggam tangannya namun gerakan
tanganku kurang cepat, hingga kini gadis itu telah berlalu dari kelasku. Aku
menatap kosong ke kumpulan kertas lecak dimejaku lalu mendesah. Hwan Ji mengulum
senyumnya lalu menepuk bahuku pelan, mencoba menenangkan.
Aku masih diam untuk beberapa saat, mencerna setiap kata
yang beberapa saat lalu diutarakan olehnya. Hingga akhirnya aku mengangkat
kepalaku dan menatap ke sekitar, mereka semua maksudku semua yang menyaksikan
kejadian tadi masih diam tak bergeming seraya menatap iba kearahku. Merasa tak
butuh dikasihani, aku segera menunjukkan gaya andalanku, mengusap ujung kening
hingga rambut kearah belakang dilengkapi dengan senyuman memikat khas idola
kampus. Aku takkan terpuruk hanya karena ini, aku akan tetap berusaha. Berusaha
memikat seorang Im Yoon Ah dengan caraku.
…………………
Author POV
Seolah tak ada matinya, Choi Siwon kembali berulah. Pagi ini
anak satu kampus kembali digegerkan dengan kelakuan namja itu. Dari lantai
15, Ia memasang sebuah kain yang memanjang kebawah, kurang lebih sampai lantai
3. Dalam kain itu ia menulis kalimat `Im Yoon Ah Saranghae` secara vertikal dengan huruf besar-besar. Semua
mahasiswa/I yang penasaran segera turun ke lapangan dan meyaksikan sebuah aksi
mendebarkan dari seorang namja paling dielu-elukan oleh semua yeoja dikampus
ini.
Yoona baru saja turun dari mobilnya, dan matanya membulat
seketika saat melihat kain berisi tulisan ajaib yang menutup sedikit gedung
kampusnya. “Aigoo” desis gadis itu sambil memegangi kepalanya, ia menyandarkan
diri pada mobilnya sambil berusaha menutup wajahnya dengan tasnya.
Siwon berada di lantai tertinggi digedung ini, ia berada
dilantai 15. Dengan sebuah pengeras suara Siwon menampakkan dirinya dari balik
tembok. “YOONA-YA! AKU MENYUKAIMU! KUMOHON JADILAH YEOJACHINGUKU”
Yoona POV
“YOONA-YA! AKU MENYUKAIMU! KUMOHON JADILAH YEOJACHINGUKU”
Kepalaku hampir meledak mendengarnya. Bagaimana bisa ia mengatakan itu didepan
semuanya? Kini suara-suara gemuruh dari para mahasiswa/I terdengar jelas
menusuk telingaku.
“AKU INGIN YOONAKU KE TENGAH LAPANGAN SEKARANG” Semua yang
mendengar segera menjauh dari tengah lapangan, mereka menengok ke kanan dan ke
kiri. Mencariku.
“YOONA! KELUARLAH! JEBAL” Aku tak memperdulikannya. Aku
benar-benar malu setengah mati sekarang.
“JIKA KAU TAK MAU KELUAR, AKU AKAN LOMPAT”
Ucapnya tegas
diiringi dengan teriakan penolakan dari para yeoja yang melihat. Namun aku
masih tak perduli, mana mungkin namja itu berani melompat dari lantai 15? Aku
masih setia menyembunyikan tubuhku disamping mobilku, hingga “AAAAAH” Teriakan
serempak terdengar olehku, aku segera menoleh ke arah namja itu dan mataku
membulat seketika melihat kelakuan bodohnya. Ia naik kedinding pembatas,
membuat ia dan kata `MATI` menjadi semakin dekat. Takut ia berbuat yang
macam-macam, akupun keluar dari persembunyianku dan berjalan pelan ke tengah
lapangan. Baiklah, aku harus menanggung malu karena namja bodoh itu.
“YOONA! AKHIRNYA KAU DATANG!” ucapnya bahagia.
“YOONA-YA! AYO JADI
PACARKU! KUMOHON, AKU SANGAT MENYUKAIMU” eh? Apa dia bilang? Ayo jadi
pacarku? Memangnya aku apa? Cara dia mengungkapkan perasaannya sangat tidak
lazim. Dia mudah sekali berbicara seperti itu, ayo jadi pacarku? Apa dia pikir
aku semudah itu? Apa dia pikir aku gila?
“AKU TAK MENERIMA JAWABAN TIDAK” Cih…. Apa-apaan itu? Aku
menarik nafas panjang lalu hendak berlalu dari sana, namun
“JIKA KAU PERGI AKU AKAN LOMPAT” aku mengurungkan niatku dan
kembali ke posisi semula. Aku memejamkan mata dan mendesah bersamaan,
mengungkapkan betapa lelahnya aku saat ini. Lelah dengan semua sikap kekanakan
dari seorang Choi Siwon.
“YOONA-YA…… AKU…..” Belum sempat ia menyelesaikan
kalimatnya, aku segera berlari meninggalkan lapangan. Berlari menjauh dari
semuanya, semua hal yang bisa membuatku gila. Sungguh aku tak kuat lagi jika
begini terus. Aku sudah lelah dipermalukan dihadapan semua orang seperti ini.
Aku benar-benar tak paham dengan jalan pikiran namja itu. Ibarat bom waktu,
maka inilah saatnya. Inilah saat dimana aku meledakkan semuanya.
……………………..
Siwon POV
“YOONA-YA…… AKU…..” Belum sempat aku menyelesaikan
kalimatku, gadis itu berlari meninggalkan lapangan. Perlakuannya itu cukup
membuatku syok, aku menurunkan tanganku yang sedang memegang pengeras suara.
Merasa apa yang kubicarakan akan sia-sia ditelinganya. Aku menatap nanar kearah
kerumunan orang jauh dibawahku, mereka semua memperhatikanku dengan penuh rasa
iba. Dan aku benci dengan tatapan seperti itu.
Aku masih tak bergeming dari tempatku berdiri. Jujur aku
juga takkan melompat, itu semua hanya untuk menggertak semata. Aku bukan namja
bodoh yang rela mempertaruhkan nyawaku semudah itu. Aku menelan ludahku
sendiri, merasakan pahitnya ditolak dengan cara ini, dengan cara ditinggal
pergi begitu saja.
Aku terlonjak kebelakang karena tarikan seseorang dan betapa
senangnya aku saat mendapati Yoona lah yang menarikku
“Yoona, kau…………” PLAAK, sebuah tamparan keras kuterima,
membuatku menghentikan ucapanku.
“Bisakah kau berhenti mempermalukanku?” Ucapnya lirih sambil
mengulum senyumnya, menandakan kelelahan yang amat sangat akan sikapku.
“aku………” baru satu kata yang lolos dari bibirku, ia malah
menyelak.
“aku lelah! Aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya
menjadi seorang mahasiswi biasa. Mahasiswi yang tidak mendapatkan teror dari
namja yang KATANYA idola kampus sepertimu” Ucapnya diiringi dengan lelehan air
mata. Aku tersentak, dadaku terasa sesak seketika melihat cairan bening itu
keluar dari matanya. Mulutku membisu, ucapan yang diutarakan fasih dengan suara
bergetar itu cukup sukses memperdalam rasa perih yang kurasakan.
“Bukan seperti ini caranya mendapatkan simpatiku. Kau malah
membuatku tersiksa! Jika kau mencintaiku, kumohon dengan cara yang normal saja.
Jangan membuatku gila seperti ini! Kau tau hidupku seakan hancur
berkeping-keping saat mengenalmu? Pertama laptopku yang kau hancurkan dan
sekarang apa? Harga diriku juga mau kau hancurkan?”
“Demi tuhan jangan pernah ganggu hidupku lagi! Demi tuhan
jauhi aku! Banyak gadis yang mengejarmu, kenapa harus aku?” Ia menunduk sambil
terisak lalu kembali mengangkat kepalanya.
“Sekali lagi tuan Choi. Tolong hentikan semua ini! Berhentilah menggangguku. Menjauhlah dariku! Biarlah aku tenang.”
"Tapi aku mencintaimu. Mana mungkin aku bisa menjauhimu" selakku
"Kalau begitu berhenti mencintaiku" dengan nafas tersengal ia mengakhiri penuturannya. Ia memandangku yang masih membatu selama beberapa detik, lalu berjalan menjauhiku.
"Tapi aku mencintaimu. Mana mungkin aku bisa menjauhimu" selakku
"Kalau begitu berhenti mencintaiku" dengan nafas tersengal ia mengakhiri penuturannya. Ia memandangku yang masih membatu selama beberapa detik, lalu berjalan menjauhiku.
Masih mencoba mengumpulkan kesadaran, aku menoleh padanya.
Mengamati punggungnya yang semakin menjauh dariku.
“Nona Im!” panggilku membuat ia berhenti sejenak. Dengan
posisi memunggungiku, ia tak bergerak.
“Sungguh aku takkan berhenti mencintaimu! Aku takkan
berhenti hanya karena kau menyuruhku berhenti” Ucapku disertai ulasan senyum
tipis. Mendengar ucapanku, gadis itu berangsut melanjutkan langkahnya.
Sedangkan aku hanya mampu memejamkan mataku, mencoba mencairkan segala kegundahan
yang muncul saat ini.
…………………
Yoona POV
Entah ini karena sikapku yang terlalu keras padanya, otaknya
yang bergeser atau memang ia benar-benar sudah sadar atas sikapnya. Ia tak
menggangguku lagi sekarang, tak mengganggu sama sekali. Dan ini benar-benak
menakjubkan bagiku, rasanya seperti semua beban masalahku terangkat seketika.
Hidupku menjadi jauh lebih tenang dari sebelumnya. Aku juga sudah sangat jarang
bertemu dengannya, bahkan hampir tidak pernah. Mungkin ia memang sudah putus
asa mendapatkan simpatiku. Ternyata kata-katanya tempo hari tak pernah
terbukti. Dia bilang dia takkan berhenti dengan hanya kusuruh berhenti. Jujur, kata-kata itu membuatku merinding, memikirkan hal buruk dan kejadian memalukan apa lagi yang akan kuterima.
A week later….
Choi Siwon. Namja itu kini berubah 1800,
benar-benar bukan Choi Siwon yang kukenal. Kalian tau? Dia berubah, maksudku
benar-benar berubah. Entah bagaimana caranya tapi namja itu selalu datang
disaat yang benar-benar tepat, disaat aku memang membutuhkan. Dan tingkahnya
juga tak sekonyol dulu. Ia datang dan menolongku benar-benar dengan sikap yang
mengagumkan, sikap yang tak pernah kulihat dari seorang Choi Siwon.
Aku masih ingat kejadian 2 hari yang lalu, saat itu jam 11
siang, aku sedang terburu-buru menuruni tangga menuju lantai dasar. Namun,
saking terburu-burunya aku hampir terjungkal dari tangga dan tepat saat itu
seorang namja menangkapku. Ia menangkupkan kedua tangannya dibahu dan
pinggangku. Saat itu mataku masih refleks terpejam, kukira aku akan terguling sampai
ke anak tangga terakhir. Tapi semua serasa mimpi saat aku membuka mata, sesaat
seperti melihat sesosok malaikat bercahaya yang turun dari langit. Yup! Siwon
oppa yang menolongku. Padahal, percaya atau tidak, saat itu setauku memang
akulah satu-satunya orang disana. Aku sempat berpikir, bahwa Choi Siwon yang
menolongku saat itu adalah hantu. Bisa saja kan ia mati bunuh diri karena aku
tolak?
Kesan pertama yang ia munculkan saat itu membuatku cukup
terpesona, ternyata bisa juga seorang Choi Siwon berperilaku semenarik itu.
Oh.. dan pagi ini, ia kembali membuatku terkesan dengan
sikapnya. Aku baru saja turun dari mobilku, seperti biasa aku hendak berjalan
menuju pintu masuk kampus. Memang konsentrasiku sedang pecah saat itu, aku
sedang membalas pesan dari Tae Ji, jadi tanpa sadar aku berhenti begitu saja
ditengah jalan. Hingga suara klakson mobil membuyarkan lamunanku, aku segera
menoleh dan mendapati sebuah Hyundai hitam dengan kecepatan tinggi sedang
mengarah padaku. Aku benar-benar berpikir akan mati saat itu juga namun
lagi-lagi, namja yang sama mematahkan semua persepsi awalku. Ia melompat
kearahku. Menghempaskan kami berdua menjauh dari ancaman mobil sialan itu.
Masih dengan posisi ia memelukku, aku dan Siwon oppa bergulingan diatas
rerumputan dengan posisi akhir aku berada diatasnya. Dan kalian tau apa? Aku
kembali terpana, ia memejamkan matanya, keningnya mengkerut
karena mencoba mengontrol nafasnya. Tapi aku? Aku malah tersenyum memandangnya,
tak berusaha sedikitpun untuk segera bangun. Hingga akhirnya ia membuka mata
dan aku mendapatkan kesadaran kembali, dengan segera aku bangun dan merapikan
kemejaku begitupun dia.
Omoona…… kenapa tak dari dulu saja ia bersikap seperti itu
padaku? Kenapa dia harus melakukan hal-hal konyol untuk menarik simpatiku?
Harusnya ia bersikap natural saja. Dengan cara seperti ini bahkan ia bisa
membuatku kerja jantungku menjadi tak karuan.
Author POV
“Dasar Yeoja sialan! Berani sekali kau menggoda namjachinguku!” Semprot seorang yeoja tepat setelah Yoona melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.
“sebenarnya ada apa?” Tanya Yoona sambil memicingkan matanya
“Jangan pura-pura bodoh ya! Hyun Jae oppa kemarin menembakmu
kan?” kini Hyera mulai berapi-api. Ia mendekat ke arah Yoona sambil meninggikan
nada bicaranya. Sedangkan Yoona hanya mendesah sambil memalingkan wajahnya, ia
sudah biasa menghadapi hal seperti ini. Sebagai yeoja dengan paras cantik,
Yoona seringkali mendapatkan masalah seperti ini.
“ne.. Hyun Jae menembakku tapi aku menolaknya” Jawab Yoona
datar. Ia bermaksud untuk duduk, tapi Hyera menghalanginya.
“Urusan kita belum selesai! Mau kemana huh?”
“Urusan apa lagi? Apa maumu sebenarnya? Ayolah, aku ke
kampus bukan mau mencari musuh” Ucap Yoona malas sambil menatap bosan kearah
yeoja didepannya.
“YA! NEO! Kau merasa dirimu cantik? Berani sekali kau
menolak Hyun Jae oppa!”
“jadi kau mau aku menerimanya?” Yoona melontarkan pertanyaan
yang sukses membuat Hyera kikuk. Hyera tak bermaksud seperti itu, ia hanya tak
terima jika namjachingunya direndahkan oleh Yoona.
“B..bu..bukan begiitu” Ucap Hyera. Ia terlihat salah tingkah
namun tetap menjaga mimik mukanya agar terlihat angkuh.
“Ah.. sudahlah! Aku lelah berdebat denganmu” Ucap Yoona lalu
merangsek maju melewati Hyera yang masih membatu. Hyera terdiam sejenak, hingga
akhirnya ia menarik Yoona lalu menampar yeoja itu keras.
“APA-APAAN KAU?” bentak Yoona tak terima sambil memegang
pipinya yang memerah.
“KAU BENAR-BENAR GADIS MURAHAN”
“APA KAU BILANG??” Yoona sudah mengangkat tinggi tangannya,
bermaksud membalas tamparan Hyera. Tapi gadis itu tak cukup tega untuk melakukannya.
Telapak tangan yang sudah terbuka lebar itu tiba-tiba mengendur seiring dengan nafasnya yang sudah mulai terkontrol
baik.
“Hyera-ya! Apa salahku jika Hyun Jae menyukaiku?”
“Hei… kau seorang wanita kan? Apa yang kau rasakan jika
sesuatu yang paling berharga bagimu direbut?” Mendengar pertanyaan Hyera, Yoona
dengan refleks segera menggenggam liontin dilehernya. Karena menurutnya liontin
itulah yang paling berharga untuknya saat ini. Liontin dari eommanya yang sudah
meninggal karena sebuah penyakit ganas. Hyera yang melihat itu mengerti dengan
mudahnya. Ia menyeringai kearah Yoona sambil merampas liontin itu.
“Jangan! Kumohon jangan kalungku” Ucap Yoona sambil perlahan
mendekat pada Hyera yang sedang tersenyum licik.
“Hyun Jae oppa sangat berharga untukku dan kini ia sudah
putus denganku karenamu. Dan sekarang, aku akan memutar keadaan. Bagaimana jika
kalung berharga ini…………..” Hyera mendelik lalu segera berlari keluar dan
melemparkan liontin itu. Yoona menjerit keras lantas lekas berlari kearah
tangga dengan tergesa-gesa sedangkan Hyera menampakkan senyum kemenangannya
sambil bersedekap didepan pintu.
……………………..
Yoona berlarian dengan panik menuruni anak tangga.
Bayangannya sudah jauh pada liontin itu, entah bagaimana bentuk liontinnya
sekarang? Dijatuhkan dari lantai 5? Pastilah kalung itu sudah tak berbentuk
lagi.
Siwon POV
Aku sedang bercanda dengan Hwan Ji sembari menaiki tangga.
“Hahaha….. benarkah ceritamu itu?”
“Keurae! Aku benar-benar bertemu dengan Hyorin kemarin” Ucap
Hwan Ji sambil mengangkat telunjuk dan jari tengahnya bersamaan. Tepat saat
itu, aku mendengar hentakan dari lantai atas, aku menoleh ke atas dan menemukan
Yoona yang sedang menuruni tangga dengan terburu-buru. Ia terlihat sangat panik
dengan wajah yang memerah. Pipinya basah karena tangisannya sendiri. Hingga
jaraknya semakin dekat denganku dan kami berpapasan.
“Gwencha…..” aku menghentikan ucapanku. Ia hanya melirikku
sekilas tanpa berhenti, sepertinya ada yang benar-benar mengkhawatirkan hingga
ia menjadi sepanik itu. Aku memutar kepalaku, mengikuti langkah gadis itu,
hingga……
“Siwon~a!” Seru Hwan Ji sambil menarik lenganku. Seketika aku
tersadar, badanku sudah berbalik dan kakiku sudah terangkat, hendak melangkah,
mengikutinya.
“Tapi……….”
“kita ada kelas” ujarnya. Aku terdiam namun lantas
menggerakkan kepalaku perlahan ke arah berlalunya gadis itu. Ah.. kenapa harus
ada kelas sekarang? Aku ingin menjaganya, menjaga Yoona. Membuang rasa egoisku,
aku kembali menoleh pada Hwan Ji lalu mengangguk perlahan.
Kamipun melanjutkan langkah kami menaiki tangga. Hingga……………
Yoona POV
Aku menekuk lututku dibebatuan persis dipinggir kolam. Sebuah
kolam kecil, mungkin tingginya hanya sebatas pinggangku. Liontinku terperosok
jauh kedalam sana, namun aku bukanlah seorang gadis yang mudah putus asa dan
mengikhlaskannya begitu saja. Tangan kiriku berpegangan pada dahan pohon persis
ditepi kolam, sedangkan tanganku yang satu lagi sudah mengulur panjang hendak
menjangkau kalung liontin kesayanganku.
“aku p..pa..pasti bisa” Ucapku sambil berusaha sekuat
tenaga menggapai kalung itu, aku terus merunduk, merunduk, merunduk hingga……. BYYUUURRRR, aku
terjungkal kedalam kolam dan akhirnya tercebur disana. Samar-samar terdengar
gemuruh ditelingaku, aku yakin mahasiswa/I disini sudah melihat kejadian
memalukan tadi dan kini sedang membicarakanku. Berusaha untuk tidak
memperdulikan mereka, aku meraba dasar kolam, mencari liontinku. Tak butuh
waktu lama aku mencari, kini liontin itu sudah teraba ditanganku. Tak tunggu
lama, aku segera meraih liontin itu dengan tangan kananku yang terulur dan TAP, Bertepatan dengan raihan
tanganku pada liontin itu kini seseorang juga telah melingkarkan tangannya
dipergelangan tangan kiriku. Belum sempat aku menoleh, tangannya kini beralih
ke pinggangku dan KYYAAA, Aku hampir terjungkal untuk kedua kalinya saat ia
meraih kakiku dan mengangkat tubuhku yang basah kuyup.
Aku terkesiap dan membulatkan mataku seketika. Choi Siwon?
Aku masih memandang namja itu lekat saat tiba-tiba aku
tersadar sendiri dan segera meronta dari tubuhnya. Ia menurunkanku perlahan.
“A..ak..aku bisa s..se..sendiri” Jawabku terbata-bata.
Entahlah, mengapa nafasku menjadi tercekat seperti ini.
“Jalanlah” Ucapnya sambil melempar pandangannya ke kaki
kananku. Aku mengikuti arah pandangannya dan tak ada yang ganjil disana.
Mencoba untuk terlihat angkuh, aku berlalu meninggalkannya. Namun belum sempat
aku melangkah, rasa nyeri yang tak tertahan menyeruak dari pergelangan kakiku.
Author POV
Yoona kehilangan keseimbangan saat ia mencoba untuk
melangkah. Pergelangan kakinya tersantuk batu kolam beberapa saat yang lalu
namun Yoona tak menyadarinya. Ia hampir saja terkulai jatuh ke aspal didepannya,
namun untungnya Siwon mencekal sikunya, menahannya sampai dia bisa berdiri
dengan benar lagi, lalu merangkul gadis itu. Tak ada penolakan, Siwon
membimbing Yoona berjalan menuju mobilnya. Keduanya tak memperdulikan tatapan
ingin tahu dari mahasiswa/i yang berada disekeliling mereka.
“Apa lagi yang yeoja
murahan itu lakukan?”
“Dasar yeoja tak tau
diri”
“yeoja bodoh itu
berulah lagi?”
Ucapan-ucapan pedas terdengar samar-samar ditelinga
keduanya. Membuat Yoona merunduk sembari menahan rasa sesaknya, Siwon yang melihat
itupun semakin gerah. Dia menatap sekumpulan orang yang berada disekitarnya dan
menggenggam tangan Yoona lantas mengangkatnya tinggi ke atas.
“Kuperjelas pada kalian semua. Im Yoon Ah adalah
yeojachinguku. Jika ada satu dari kalian yang berani melukai atau berbicara
satu kata burukpun tentangnya, itu artinya kalian berhadapan denganku” Ujar
Siwon tegas dan kencang sembari mengedarkan pandangannya tajam. Yoona
mengangkat sedikit kepalanya dan melirik Siwon, entah apa yang harus gadis itu
lakukan sekarang. Ia tak mengerti perasaannya sendiri, haruskah ia marah?
Senang? Kesal atau apa? Ia tak tau apa yang harus ia ucapkan bahkan rasakan
saat ini.
Siwon’s Car
Siwon POV
Aku membantu gadis itu duduk dengan baik dikursi penumpang.
Selepas itu aku segera mengitari mobil dan duduk dikursi kemudi.
“A..ak..aku bawa mobil”
“aku tau. Aku akan meminta tolong pada Hwan Ji untuk membawa
mobil dan juga tasmu kerumahmu! Dia masih ada kelas sekarang, mungkin baru
selesai 2 jam lagi”
“dia? Ada kelas? Itu artinya kau harusnya juga ada kelas
kan?” Aku hanya mengangguk pelan saat dugaan tepat itu dilontarkan olehnya. Aku
mulai menyalakan mesin mobilku dan mengantarnya pulang.
“Gomawo” ditengah perjalanan menuju rumahnya, Yoona menggumam bahkan nyaris tak terdengar.
“Cheonmaneyo!” jawabku, ia menarik nafas panjang lalu “maaf
telah mengacaukan segalanya! Mobilmu basah karenaku! Bahkan bajumu juga basah
karenaku! Lalu kau juga tak ikut kelas hari ini karenaku!” aku hanya tersenyum,
tak bermaksud mengiyakan tapi aku memang benar-benar tak tau harus menjawab
apa.
Yoona’s Apartment
Yoona POV
Aku keluar dari kamarku dengan tersaruk-saruk. Melihat itu,
Siwon oppa langsung menghambur menopang sikuku dan membantuku duduk disofa.
“ini obatnya?” Sedikit tak yakin, namja itu mengeluarkan
sebuah botol dari kotak obatku.
“ne”
“sini! Biar aku yang…………”
“tak usah! Aku akan memakai obat itu sendiri!” Namja itu
mengangguk mengerti lalu kembali meletakkan botol obat ditangannya ke meja.
“Ng…… mianhae, tadi aku berkata yang tidak-tidak di
lapangan! Aku tak bermaksud begitu, aku hanya tak suka mendengar cacian yang
terus menerus tertuju padamu! Padahal sudah jelas semuanya adalah kebodohanku”
namja itu memulai percakapan.
“kau tau? Kau dan Choi Siwon yang dulu ibarat dua orang yang
berbeda!”
“aku hanya mencoba untuk menjadi lebih baik”
“Oh ya.. terima kasih!”
“Untuk apa lagi?” tanyanya bingung
“Semua kebetulan selama ini! Saat aku hampir terjatuh
ditangga, saat aku hampir tertabrak mobil dan kebetulan lainnya”
“Kau berpikir itu kebetulan?” aku mengerutkan keningku, tak
mengerti apa maksudnya.
“aku sudah bilang padamu kan? Aku takkan berhenti dengan
hanya kau suruh berhenti! Kau pikir saja mana ada kebetulan yang terus
menerus?”
“Maksudmu?”
“Aku mengikutimu! Nyaris setiap saat! Memperhatikan dan
menjagamu dari kejauhan” Aku tertegun. Benarkah? Benarkah dia melakukan itu
untukku?
“waeyo?”
“karena aku bisa gila jika tak berada didekatmu!” Jawabnya
dengan mata yang menatap tepat ke manik mataku, membuat darahku berdesir. Kenapa
dia harus mengatakan itu semua? Aku benar-benar tak tau harus bagaimana.
Mengungkapkan apa yang kurasakan saat ini? Mengatakan bahwa aku juga hampir
gila karenanya?
“Tapi tenang saja! Aku takkan bersikap konyol seperti dulu.
Aku tetap mencoba menarik simpatimu,
tapi dengan cara yang berbeda! Aku takkan memaksamu” Ucapnya sambil
tersenyum. Senyuman yang bahkan sanggup membuatku merasa bumi ini keluar dari
porosnya.
“Ah.. aku harus kembali ke kampus sekarang! Ya.. sekarang
juga” Ucapnya sambil mengangkat tangan kirinya, melihat jam tangannya beberapa
saat lalu berdiri.
“Jaga dirimu baik-baik!” Ucapnya lalu melangkah menuju pintu
apartmentku. “Siwon oppa” Panggilku
“Ne” responnya sambil berhenti lalu berbalik kearahku
“ng….ayo jadi pacarku” ucapku pelan namun jelas.
“hhaah? Apa? Kau bilang apa tadi?” namja itu terperangah
mendengar permintaanku lalu segera membulatkan matanya ke arahku yang masih
terduduk di sofa.
“aku tak mau mengulangnya” ucapku malu
“kau tak sedang sakit kan? Otakmu tak bergeser kan? apa tadi
kepalamu terbentur batu kolam?” Pertanyaan retoris mulai bermunculan membuatku
tak kuasa menahan rasa kesalku. Aigoo…… bagaimana cara bicara dengannya?
Bagaimana cara ia mengerti bahwa aku tak sedang main-main?
“Aku serius! Kau berhasil! Kau berhasil mendapatkan
simpatiku” ucapku kesal.
Ia tersenyum puas mendengarnya. Lalu berjalan mendekat
kearahku masih dengan senyuman yang menyungging sempurna dibibirnya.
“jadi sekarang kau namjachinguku kan?” Tanyaku sambil
memiringkan kepalaku padanya
“memangnya aku sudah bilang ia?”
“YAK”
“memang benar kan? Aku belum bilang ia kan? Kenapa kau
percaya diri sekali?”
“Hei…. Aku tak menawarkanmu untuk menjadi namjachinguku! Aku
memerintahkanmu untuk menjadi namjachinguku! Aku tak menerima jawaban tidak
karena ini bukan sebuah tawaran melainkan perintah. Algessoyo?”
“HAHAHA……. Algessoyo!” Tawa Siwon oppa sambil mengulurkan
tangannya untuk membantuku berdiri.
“Jadi kau pacarku sekarang?” Tanya kami bersamaan, membuat
tawa kami pecah seketika.
“Ne”
……………………….
Aku tak menyerah,
tak mencoba mengakhiri dan tak menyesal pernah membuat pertemuan awal kita
terkesan buruk. Karena dari itu, aku bisa mengerti apa yang dinamakan usaha.
Semula aku merasa semua usahaku benar namun sia-sia, tapi kini aku sadar, tak
ada satupun usaha yang sia-sia dan tak ada satupun kebetulan yang benar-benar
kebetulan. Karena semua sudah digariskan dalam sebuah kata yang mungkin sudah
kudapatkan detik ini `takdir`. Im Yoon Ah, hanya mampu berharap dan berusaha
menjadikanmu sebagai takdirku. Kalimat yang bahkan akan aku katakan setiap saat
padamu**Sungguh aku
takkan berhenti mencintaimu! Aku takkan berhenti hanya karena kau menyuruhku
berhenti**
Choi Siwon
Choi Siwon
END
Happy 26th birthday Siwon Oppa
Ok! First, about my second oneshot…….
Yah… yg pasti aku nyadar, ak g bs memaparkan semua kejadiannya dgn
detail
Aku jg g bs menjelskn dgn baik gmn proses YoonWon jatuh cinta
Sebenernya aku mau ngejelasin dgn detail, tp berhubung ini oneshot
jdny takut kepanjangan.
Gomawo buat yg udah baca....... tinggalin komen ya..
Special Pic for Siwonest :
fanficnya keren chingu, lanjutkan lg tp yg pasti fanfic tentang YoonWon couple
ReplyDeletethx komennya chingu.....:)
DeleteSukaaaa..bikin yoonwon lg yaaa
ReplyDeletesip! makasih dah komen^_^
ReplyDelete