[One-Shoot] When His Birthday
Nan Kim Hyoyeon imnida. Aku seorang mahasiswi seni disalah
satu Academy terkemuka di Korea. Menurut kalian, menjalin hubungan dengan seseorang
yang baru kita kenal pastilah aneh dan tidak wajar. Aku pun berfikir seperti
itu. Tidak pernah terfikirkan sebelumnya, bahwa aku akan menjalin hubungan
dengan seorang namja yang baru aku kenal. Tapi nyatanya, aku pernah menjalani
hal seperti itu.
Pertemuan kami berawal dari kebiasaan ku yang suka
bermain-main di dunia maya. Kami berkenalan saat aku sedang memainkan account
cyworld ku. Kami terus berkomunikasi dengan account cyworld masing-masing.
Sekitar satu minggu kami hanya berkomunikasi di dunia maya, hingga pada
akhirnya ia mengajak ku untuk bertemu. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan
rasa yang tak pernah aku rasakan
sebelumnya. Sebuah rasa yang membuat ku tidak bisa tidur sehari sebelum hari
pertemuan kami. Tetapi rasa itu pupus begitu saja, tatkala saat itu datang.
Saat dimana kami bertatap muka secara langsung. Bertatap muka dengan namja
bernama Lee Hyuk Jae, atau biasanya aku memanggilnya dengan panggilan Eunhyuk. Ia
adalah namja yang memiliki sifat yang tidak bisa disamakan dengan siapapun.
Sifat yang membuat seseorang merasa nyaman ketika bersama dengannya. Begitulah
yang aku rasakan saat pertama kami bertemu. Dan rasa itu tak pernah berubah
hingga saat ini. Keakraban kami terus berlanjut, hingga pada akhirnya ia
mengatakan perasaannya kepada ku. Perasaan yang sama dengan yang aku rasakan
kepadanya.
Hubungan kami pun terus berlanjut, hingga menginjak tahun
ketiga. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, kami tetap sering berkomunikasi,
bertemu, dan melakukan segala sesuatu yang biasa dilakukan oleh sepasang
kekasih. Hingga pada akhirnya, tibalah sebuah hari yang tak pernah terbayangkan
oleh ku sebelumnya. Hari dimana kami harus menjalani hubungan jarak jauh,
karena ia harus pergi ke USA bersama dengan appa dan eomma nya. Terpisah oleh
jarak yang jauh bukanlah hal yang mudah bagi ku. Tetapi, bagaimana pun, aku
harus melewatinya.
Selama dua tahun, kami hanya berhubungan melalu cyworld atau
sesekali ia menghubungi ku. Tetapi sekarang, hal itu tak akan kami lakukan
lagi. Ia akan kembali. Kembali kesisi ku.
Kami telah berjanji bahwa ketika ia pulang, kami akan
langsung bertemu. Dan hari itu pun tiba. Hari dimana aku dan Eunhyuk oppa
kembali bertemu. Hari dimana aku melepas rindu ku terhadap Eunhyuk oppa. Hari dimana
aku dan Eunhyuk oppa akan menghabiskan hari ini berdua, hanya berdua. Dan hari
itu pula menjadi hari pertemuan aku dan juga Eunhyuk oppa. Waeyo? Itukan yang
kalian ingin tanyakan. Sebenarnya, kami juga tak ingin hal ini terjadi.
Tetapi.. mau bagaimana lagi. Ini memang harus terjadi. Aku sibuk dengan kuliah
ku. Dan Eunhyuk oppa, sibuk mengurus kepindahannya serta kuliahnya. Dan kami
pun hanya bisa berkomunikasi seperti saat Eunhyuk oppa berada di USA.
Awalnya, semua berjalan dengan lancar. Tak ada masalah yang
muncul dengan cara berpacaran kami. Sampai pada akhirnya, aku merasa bahwa kami
semakin jauh, sangat amat jauh. Dan mulailah bermunculan masalah-masalah
diantara kami. Masalah yang sebenarnya kecil pun kini berubah menjadi besar dan
sangat sulit untuk kami menyelesaikan masalah itu. Hubungan aku dan Eunhyuk
oppa pun mulai goyah. Eunhyuk oppa mulai jarang menghubungi ku atau bahkan
dapat dibilang ia tak lagi menghubungi ku, kecuali aku yang menghubunginya
terlebih dahulu. Aku juga tak lagi melihatnya di account cyworld ku.
āKemana dia?
Apakah dia sudah tak mencintai ku lagi? Atau apakah dia sudah
menemukan seseorang
yang....."
Itulah yang selalu berkecamuk di benak ku belakangan ini.
Fikiran-fikiran itu selalu memenuhi otak
ku, hingga selalu membuat ku merasakan rasa sesak yang teramat sesak.
Hingga aku tak lagi dapat bernafas, layaknya biasanya. Hingga pada akhirnya,
aku berfikir bahwa aku tak bisa hanya
tinggal diam. Aku harus bertemu dengannya. Aku tak mau kehilangannya. Aku tak
mau ia pergi meninggalkan ku lagi.
Pertemuan itu sangat membuat ku khawatir. Aku benar-benar
takut untuk kehilangan mu oppa. Dan jika hal itu benar-benar terjadi, entah apa
yang akan terjadi kepada ku. Aku tak dapat membayangkannya.
Ketika kami bertemu, entah kenapa ada yang aneh dengan
perasaan ku. Rasa takut itu semakin dalam ku rasakan. Semakin dalam, hingga
membuat ku semakin tak dapat bernafas. Tetapi ketakutan ku sedikit terobati,
ketika melihatnya tersenyum kepada ku. Sebuah senyuman yang selalu membuat ku
nyaman serta selalu menenangkan ku. Tetapi, rasa takut itu kembali menyergah ku
tatkala ketika Eunhyuk oppa memberikan sebuah i-pod berwarna putih kepada ku.
Sebuah i-pod yang hanya terdapat satu buah lagu disana. āJYJ ā In Heavenā. Itulah judul lagu
yang tertera dilayarnya.
Pertemuan itu merupakan pertemuan terakhir antara aku dan
Eunhyuk oppa. Kami tak lagi dapat bertemu. Entah, karena apa aku pun tak tahu.
Setiap kali akau menghubunginya, ia tak pernah mengangkatnya. Eunhyuk oppa juga
tak pernah membalas pesan ku, atau bahkan menghubungi ku. Itu semua semakin
membuat perasaan ku berkecamuk tidak menentu. Hingga akhirnya, aku memutuskan
untuk menemuinya di apartmentnya. Tetapi apa hasilnya? Aku juga tak dapat
bertemu dengannya. Sudah tiga hari belakangan ini Eunhyuk oppa tidak pulang ke
apartment nya, itulah yang dikatakan seorang ahjumma yang tinggal disamping apartment
Eunhyuk oppa.
āoppa...
eoddiseo? aku mengkhawatirkan mu.. sangat mengkhawatirkan mu...ā
Hari-hari pun berlalu begitu saja. Sudah hampir seminggu aku
tak menerima kabar dari Eunhyuk oppa. Dan selama itu pula, fikiran ku tak
karuan. Aku selalu memikirkannya. Dan fikiran yang tak pernah aku harapkan pun
selalu melintas dibenak ku. Fikiran yang selalu membuat ku takut bahkan sangat
takut. Aku tak mau kehilanganmu oppa. Aku tak sanggup untuk hidup tanpa mu. Dan
tiap kali fikiran itu singgah dibenak ku, air bening itu pun selalu mengalir
dari kedua mata ku. Begitu juga dengan hari ini. Air bening itu kembali
mengalir begitu saja, ketika aku melihat foto mu oppa, yang ku jadikan
wallpaper ponsel ku.
Seminggu telah berlalu, bahkan sekarang hampir dua minggu
oppa tidak menghubungi ku. Oppa, apakah oppa tahu bagaimana perasaan ku
sekarang? Bagaimana oppa bisa melakukan hal ini kepada ku? Oppa... aku butuh
kau. Kembali.... tolong kembali. Dan malam ini pun sama seperti malam-malam
sebelumnya. Aku masih disibukan dengan tugas-tugas kuliah ku, menjelang skripsi
ku. Tetapi oppa selalu berhasil membuat ku tak bisa fokus dengan ini semua.
Oppa... kau melakukan hal ini kepada ku, sama saja kau menyiksa ku secara
perlahan namun pasti. Dan sekarang sepertinya kau mulai berhasil membuat ku
layaknya orang aneh yang selalu mencari-cari mu. Tidak pernah fokus dengan
tugas-tugas ku hanya karena diri mu. Apakah sekarang oppa sudah puas? Huh?
Aku kembali menitihkan air bening ini. Aku tak dapat
mengontrolnya lagi. Setiap malam, air bening ini selalu membasahi pipi ku. Dan
setiap air bening ini mengalir, aku selalu mengusapnya dengan punggung tangan
ku. Disaat yang bersamaan ponsel ku berdering, yang mengharuskan ku untuk
bangkit meraihnya. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat nama pengirim itu.
Eunhyuk oppa. Itulah yang tertera dilayarnya. Dengan cepat ku buka pesan itu.
Pesan yang berasal dari seseorang yang
selama ini aku tunggu-tunggu.
āHyoyeon-ah...
bagaimana kabar mu? oppa sangat merindukan mu. bagaimana
dengan mu? apakah kau juga
merindukan oppa? mianhae Hyoyeon-ah... jinjja
mianhae... selama ini oppa tidak menghubungi mu.
apakah kau khawatir? Hyoyeon-
ah.... oppa ingin bertemu dengan mu. menebus semua yang sudah
oppa lakukan
kepada mu. salah satunya membuat mu mengkhawatirkan oppa. dan karena sebentar
lagi White Day,oppa ingin bertemu dengan mu. apakah kau bisa? kalau bisa, oppa
akan menunggu
mu di Han River, tempat pertama kita bertemu. oh iya, bukankah kau
sedang mempersiapkan
skripsi mu? kalau begitu, kau harus fokus supaya ketika kita
bertemu oppa dapat mendengar kabar
gembira dari mu. arraseo? sepertinya hanya itu
yang ingin oppa katakan pada mu. sampai bertemu
di Han River Hyoyeon-ah...
saranghae J.....ā
From : Eunhyuk oppa
Pabo. Kau namja terpabo oppa. Kenapa masih tanya. Sudah tahu
aku akan selalu mengkhawatirkan mu.
Seminggu setelah aku disibukan dengan seluruh kegiatan yang
berbau dengan skripsi. Aku merasa lega karena hal yang membuat ku terbebani
akhirnya dapat aku selesaikan dengan baik, bahkan sangat baik. Terlebih karena
aku akan bertemu dengan Eunhyuk oppa yang sudah hampir tiga minggu kami tidak
bertemu. Terakhir kali kami berkomunikasi kira-kira lima hari yang lalu. Dan
selanjutnya Eunhyuk oppa kembali menghilang entah kemana. Sangat merasa aneh,
karena kelakuan Eunhyuk oppa belakangan ini. Tetapi rasa itu sedikit tertutupi
ketika mengingat bahwa lusa kami akan bertemu di Han River.
Ketika aku akan beranjak dari ranjang ku, tiba-tiba saja
ponsel ku berdering. Ku batalkan niat ku untuk bangkit, dan lebih memilih untuk
tetap duduk diatas ranjang. Ku lihat layar ponsel ku yang terus berdering.
Tertera nama Sooyoung disana. Ya.... Sooyoung adalah sahabat ku. Lekas ku
angkat sambungan telephone darinya.
āyeboseyo..ā
āyeoboseyo.
Hyoyeon-ah... apakah kau ada di rumah?ā
āne. waeyo?ā
āada yang ingin aku
dan Hangkyung oppa katakan pada mu.ā
āmwo? apa? kenapa
tidak lewat telephone saja?ā
āandwae! aku tak bisa membicarakannya
disini. kalau kau ada di rumah, sepuluh menit lagi aku dan Hangkyung oppa akan
tiba disana.ā
āmwo? ya.. ya..
Sooyoung-ah...ā
tut.. tut.. tut...
Sebenarnya.. apa yang mereka ingin katakan. Kenapa terdengar
aneh sekali. Dan kenapa Hangkyung oppa harus ikut? Aku tahu.. mereka adalah
sepasang kekasih. Tetapi haruskah Sooyoung mengajak Hangkyung oppa? Itu membuat
ku merasa iri. Huhhh....
Benar saja. Sepuluh menit setelah Sooyoung memutuskan
sambungan telephone diantara kami, ia telah tiba dan tengah duduk diruang
tengah bersama namjachingu nya yang tidak lain adalah Hangkyung oppa, yang
merupakan teman sma Eunhyuk oppa. Segera ku letakkan tiga gelas minuman yang
baru saja ku siapkan diatas meja. Aku pun mengambil posisi duduk tepat didepan
kedua orang itu.
āmemangnya sepenting apa sih? sampai-sampai kau dan
Hangkyung oppa tak dapat membicarakannya ditelephone?ā tanya ku mengawali.
āehm... begini Hyoyeon-ah. ini mengenai....ā terlihat raut
wajah ragu pada Sooyoung. Ia mengalihkan pandangannya menatap Hangkyung, yang
aku sendiri tak mengerti maksud kelakuannya itu.
āmengenai apa?ā tanya ku lagi.
āehm... begini Hyoyeon-ah. ini mengenai.... ehm.... e.....
Eun.. hyuk...ā
ānde? Eunhyuk oppa?ā
āem... ne...ā
āmemangnya ada apa dengan Eunhyuk oppa?ā
Tampak sekali raut wajah bersalah dari mereka. Dan itu
semakin membuat ku bingung, yang membuat ketakutan itu kembali ku rasakan.
Bahkan ketakutan itu semakin ku rasakan, ketika melihat Sooyoung bangkit dari
duduknya dan memilih duduk disamping ku.
āya. waeyo? cepat katakan.ā paksa ku yang mulai merasakan
bahwa nafas ku sudah mulai tercekat.
āehm... Eunhyuk... Eunhyuk.... mengalami kecelakaan. dan dia
telah tiada.ā
ābuya? apa yang oppa katakan? Eunhyuk oppa meninggal? tak
mungkin. lusa kami akan bertemu. Hangkyung oppa kau jangan bercanda!ā
āannio... Hyoyeon-ah. itu semua benar.ā
āannie! kau pasti bohongkan oppa? Eunhyuk oppa tak mungkin
meninggalkan ku! andwae! dia tak boleh meninggalkan ku.ā
Aku mulai merasakan tubuh ku menjadi panas, darah ku
mengalir dengan cepat, dan aku sulit untuk bernafas. Air mata ku pun mulai
mengalir membasahi pipi ku.
ādimana Eunhyuk oppa sekarang? eoddiseo? katakan! ppalli!ā
sungut ku dengan rasa sakit yang teramat dalam.
ādia..... dia.. telah dimakamkan.ā
ābuya? dimakamkan? kapan? kenapa kalian tidak
memberitahuku?ā
āmian Hyoyeon-ah... kami tidak bermaksud untuk
merahasiakannya dari mu. tetapi, Lee ahjumma meminta kami untuk tak memberitahu
mu, sampai kau menyelesaikan skripsi mu.ā jelas Sooyoung yang berhasil membuatku
semakin terhanyut dalam rasa sakit ini.
Mereka hanya terdiam. Sedangkan aku... aku semakin terlarut
dalam tangis ku sendiri. Eunhyuk oppa... Wae? Waeyo? Kenapa kau tega melakukan
hal ini kepada ku? Kau tidak menepati janji mu oppa. Kenapa kau pergi sebelum
kita bertemu? Kenapa kau harus pergi dengan cara seperti ini oppa? Kau pergi
setelah kau memberikan harapan kepada ku. Dan sekarang kau pupuskan harapan itu
begitu saja. Oppa kau jahat. Sangat jahat.....
Hari ini Sooyoung dan Hangkyung oppa akan mengantar ku
menemui Eunhyuk oppa. Bertemu ditempatnya yang damai, dan pasti Eunhyuk oppa
akan merasakan ketenangan disana. Setelah kejadian kemarin yang membuat ku
nyaris tidak tidur semalaman. Aku masih merasakan sakit yang teramat dalam. Dan
tak mungkin dalam sekejap aku dapat melupakannya. Melupakan semua yang sudah
terjadi dan yang akan terjadi.
Ku lihat sebuah mobil berwarna hitam baru saja menepi
didepan rumah ku. Dan aku yakin mobil itu adalah mobil Hangkyung oppa. Aku pun
langsung berjalan menghampirinya.
āannyeonng....ā
āannyeong... bagaimana keadaan mu sekarang?ā
āhuh... lebih baik. ayo kita berangkat oppa.ā
ātapi... apakah kau benar-benar sudah baik. lebih baik
kita perginya....ā
āannio oppa. aku baik-baik saja. lebih baik kita berangkat
sekarang oppa..ā potong ku cepat sebelum Hangkyung oppa menyelesaikan kalimatnya.
ābaiklah..ā
Ku perhatikan sekeliling ku. Tempat yang sangat tenang. Tak
terlalu banyak orang yang datang kesini. Aku pun kembali melangkahkan kaki ku,
diikuti dengan Sooyoung dan Hangkyung oppa yang berjalan dibelakang ku. Sedikit
mengedarkan mata ku untuk mencari sebuah nama yang tertera diatas sebuah batu
khusus. Dan disela-sela langkah ku, sebuah batu berhasil menghentikan langkah
ku dan membuat genangan air disepanjang pipi ku. Lee Hyuk Jae... Itulah yang
tertulis dibatu itu. Sebuah nama yang selama ini selalu memenuhi hari-hari ku.
Nama yang hampir membuat ku gila belakangan ini.
Oppa.... Benarkah itu kau? Apakah aku sedang bermimpi?
Tolong segera bangunkan aku jika ini benar-benar mimpi.
Aku terjatuh bersimpuh di tanah. Kaki ku tak mampu lagi menopang
tubuh ku. Air bening pun mulai mengalir membasahi pipi ku. Tangan ku terasa
bergetar. Fikiran ku berkecamuk tidak menentu.
āHyoyeon-ah....ā ucap Sooyoung sembari memeluk ku yang masih
terduduk lemah.
Aku hanya terdiam tak meresponnya. Aku masih sibuk dengan
fikiran ku yang berantakan. Fikiran ku yang dipenuhi dengan sosok namja yang
telah berbaring tenang disini.
āwae?ā kata itulah yang terucap pertama kali dari mulut ku,
saat aku mulai bisa mengendalikan diri ku
sendiri.
āwae oppa? kenapa kau melakukan hal sekejam bahkan sangat
kejam ini kepada ku? apakah oppa tidak tahu, bagaimana menderitanya aku saat
oppa menghilang begitu saja. dan oppa kembali muncul dan memberikan angin
kesegaran kepada ku. tetapi apa
nyatanya? oppa kembali membuat ku tercekak begitu saja dengan kabar kepergian oppa, yang hanya aku saja yang
tidak mengetahuinya.ā
āHyoyeon-ah...ā ucap Sooyoung yang kembali memeluk ku.
āgwencana Sooyoung-ah...ā jawab ku pelan sembari melepaskan
pelukannya.
āoppa.... kau namja yang sangat jahat yang pernah ku temui. dan
sekarang kau sudah berhasil membuat ku benar-benar seperti orang gila. gomawo
oppa.ā
āHyoyeon-ah...ā
āgwencana Sooyoung-ah.....ā
āoppa melakukan hal ini kepada ku, karena oppa tahu kalau
aku tak bisa membenci oppa. dan oppa pasti sekarang senang, karena aku memang
tak akan pernah membenci oppa. oppa... aku akan selalu menyayangi mu sampai
kapan pun. tak ada yang bisa menggantikan mu. aku harap oppa senang dengan kehidupan
oppa sekarang...ā ucap ku sembari menghapus air mata ku.
āHangkyung oppa...ā
ānde?ā
āmau kah oppa mengantar ku ke rumah Eunhyuk oppa. aku ingin
bertemu dengan Lee ahjumma dan ahjussi..ā
ātapi....ā
āgwencana oppa...ā
ābaiklah.. oppa akan mengantar mu.ā
Ku tekan bel itu. Tak berapa lama, pintu pun terbuka. Nampak
seorang wanita paruh baya yang ku kenali merupakan Lee ahjumma. Ku rundukan
badan ku memberi salam kepadanya. Ia hanya membalas dengan senyum kesedihan
yang terpampang dari bibirnya. Ia mempersilahkan ku masuk. Hanya aku, karena
Sooyoung dan Hangkyunng oppa tak ikut bersama ku. Ia mempersilahkan ku duduk.
Lee ahjumma pun menghilang dari pandangan ku. Ku perhatikan sekeliling ku.
Banyak sekali foto Eunhyuk oppa disana. Foto dengan senyumnya yang mengembang.
Senyum yang selama ini selalu membuat ku nyaman, bahkan sampai sekarang pun aku
masih merasakannya.
āHyoyeon-ah.. maaf membuat mu menunggu...ā
āah annie ahjumma...ā
āoh iya, bagaimana skripsi mu?ā
ābaik ahjussi. aku sudah menyelesaikannya.. ehm... begini...
aku kesini ingin......ā
ākau ingin bertanya tentang Eunhyuk kan?ā
āne.. ahjumma....ā
ākecelakaan itu... kecelakaan itu yang merenggut nyawanya.
dua har i yang lalu, Eunhyuk bilang bahwa dia akan pulang malam karena ia harus
mengerjakan tugas di perpustakaan kampus. tetapi sampai keesokan paginya, ia
tak kunjung juga pulang. ketika ahjussi
dan ahjumma berniat untuk mencarinya,
kami mendapatkan sebuah telephone yang mengatakan bahwa mobil yang dikendarai
Eunhyuk mengalami kecelakaan. Dan sekarang ia sedang dilarikan ke rumah sakit.
Tetapi sayangnya, nyawanya tak dapat diselamatkan..ā
āahjussi.. bagaimana bisa Eunhyuk oppa mengalami kecelakaan?
tanya ku dengan suara yang mulai terdengar berat.
āEunhyuk membanting setirnya, ketika ada sebuah mobil dari
arah berlawanan yang melaju dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya...ā
Ku rasakan bahwa mata ku sudah mulai dipenuhi oleh
butiran-butiran air yang sebentar lagi akan menetes membasahi pipi ku.
āHyoyeon-ah... ahjumma minta maaf karena ahjumma tidak
mengatakannya sejak awal. tetapi Eunhyuk yang memintanya untuk tidak mengganggu
mu semingu kemarin.ā
āannie ahjumma.. tak apa. aku tahu Eunhyuk oppa pasti memiliki alasan untuk
itu.ā
Aku berjalan lemah menaiki tangga rumah ku untuk sampai ke kamar.
Rasanya, aku tak sanggup lagi menitihkan air mata ku. Ku buka pintu kamar ku.
Ku rebahkan tubuh ku keatas ranjang. Aku ingin memejamkan mata ku menenangkan
seluruh saraf ku yang sudah terasa sangat lelah karena sejak semalam aku terus
terjaga dengan air mata yang terus mengalir tanpa berhenti.
Seminggu sudah berlalu. Aku sudah mulai bisa menerima apa
yang sudah terjadi. Dan hari ini aku berencana untuk mengunjungi Eunhyuk oppa.
Dengan membawakan sebuket bunga sebagai hadiah, karena hari ini adalah hari
ulang tahunnya yang ke dua puluh enam.
Ku langkahkan kaki ku memasuki area pemakaman. Ku lihat
sekeliling ku. Aneh, tumben sekali banyak orang yang berkunjung ke pemakaman.
Tetapi aku tak memusingkannya. Aku kembali melangkahkan kaki ku. Ku hentikan
langkah ku tepat didepan makam Eunhyuk oppa. Ku letakan bunga yang ku bawa
diatas makamnya. Ku bersihkan sedikit debu yang menempel disebuah batu yang
bertuliskan namanya.
āoppa... bagaimana kabar mu? apakah kau senang disana? oh
iya oppa, aku membawakan bunga sebagai hadiah ulang tahunmu. kau ingatkan kalau
hari ini adalah hari ulang tahun mu....ā
āsaaengil chukhae oppa... orae haengbokhage....ā
neolsseo ireohke do jina wasseo
naui heunjeok chatjabwado jiwo jyeosseo
majimak ni gieokdo nunmurui tteyeop sogeuro
jamgyeojyeo ganeun gotman gatta
iman kkeutnae nareul kkeutnae niga nae yeophe itji andamyeon
mianhande iman galke ije neoui gireul ttara
kkeut obtneun gireul ttara neol chaja hemeida (hemeida)
gyeoguk neoreul itgoseo seulpheoman halkkabwa
The End ^^,
Saengil Chukae Eunhyuk oppa....
mianhae... in your birthday, i made a sad fanfiction about you...
keep your healthy and always happy...;)
annyeong readers:) this is my second birthday project. what do you think? i hope you enjoy with the story. by the way.. this isn't my story, i only remake it, with the other cast and the other setting. do you remember Nandita Al? yes... this is her story. because she is a jewels, so i changed the cast to be Eunhyuk oppa. but i hope you still enjoy guys...ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
wow sad ending
ReplyDelete