[One-Shoot] When His Birthday







Nan Kim Hyoyeon imnida. Aku seorang mahasiswi seni disalah satu Academy terkemuka di Korea. Menurut kalian, menjalin hubungan dengan seseorang yang baru kita kenal pastilah aneh dan tidak wajar. Aku pun berfikir seperti itu. Tidak pernah terfikirkan sebelumnya, bahwa aku akan menjalin hubungan dengan seorang namja yang baru aku kenal. Tapi nyatanya, aku pernah menjalani hal seperti  itu.


Pertemuan kami berawal dari kebiasaan ku yang suka bermain-main di dunia maya. Kami berkenalan saat aku sedang memainkan account cyworld ku. Kami terus berkomunikasi dengan account cyworld masing-masing. Sekitar satu minggu kami hanya berkomunikasi di dunia maya, hingga pada akhirnya ia mengajak ku untuk bertemu. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan rasa yang tak  pernah aku rasakan sebelumnya. Sebuah rasa yang membuat ku tidak bisa tidur sehari sebelum hari pertemuan kami. Tetapi rasa itu pupus begitu saja, tatkala saat itu datang. Saat dimana kami bertatap muka secara langsung. Bertatap muka dengan namja bernama Lee Hyuk Jae, atau biasanya aku memanggilnya dengan panggilan Eunhyuk. Ia adalah namja yang memiliki sifat yang tidak bisa disamakan dengan siapapun. Sifat yang membuat seseorang merasa nyaman ketika bersama dengannya. Begitulah yang aku rasakan saat pertama kami bertemu. Dan rasa itu tak pernah berubah hingga saat ini. Keakraban kami terus berlanjut, hingga pada akhirnya ia mengatakan perasaannya kepada ku. Perasaan yang sama dengan yang aku rasakan kepadanya.


Hubungan kami pun terus berlanjut, hingga menginjak tahun ketiga. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, kami tetap sering berkomunikasi, bertemu, dan melakukan segala sesuatu yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Hingga pada akhirnya, tibalah sebuah hari yang tak pernah terbayangkan oleh ku sebelumnya. Hari dimana kami harus menjalani hubungan jarak jauh, karena ia harus pergi ke USA bersama dengan appa dan eomma nya. Terpisah oleh jarak yang jauh bukanlah hal yang mudah bagi ku. Tetapi, bagaimana pun, aku harus melewatinya.



Selama dua tahun, kami hanya berhubungan melalu cyworld atau sesekali ia menghubungi ku. Tetapi sekarang, hal itu tak akan kami lakukan lagi. Ia akan kembali. Kembali kesisi ku.


Kami telah berjanji bahwa ketika ia pulang, kami akan langsung bertemu. Dan hari itu pun tiba. Hari dimana aku dan Eunhyuk oppa kembali bertemu. Hari dimana aku melepas rindu ku terhadap Eunhyuk oppa. Hari dimana aku dan Eunhyuk oppa akan menghabiskan hari ini berdua, hanya berdua. Dan hari itu pula menjadi hari pertemuan aku dan juga Eunhyuk oppa. Waeyo? Itukan yang kalian ingin tanyakan. Sebenarnya, kami juga tak ingin hal ini terjadi. Tetapi.. mau bagaimana lagi. Ini memang harus terjadi. Aku sibuk dengan kuliah ku. Dan Eunhyuk oppa, sibuk mengurus kepindahannya serta kuliahnya. Dan kami pun hanya bisa berkomunikasi seperti saat Eunhyuk oppa berada di USA.



Awalnya, semua berjalan dengan lancar. Tak ada masalah yang muncul dengan cara berpacaran kami. Sampai pada akhirnya, aku merasa bahwa kami semakin jauh, sangat amat jauh. Dan mulailah bermunculan masalah-masalah diantara kami. Masalah yang sebenarnya kecil pun kini berubah menjadi besar dan sangat sulit untuk kami menyelesaikan masalah itu. Hubungan aku dan Eunhyuk oppa pun mulai goyah. Eunhyuk oppa mulai jarang menghubungi ku atau bahkan dapat dibilang ia tak lagi menghubungi ku, kecuali aku yang menghubunginya terlebih dahulu. Aku juga tak lagi melihatnya di account cyworld ku.


   “Kemana dia? Apakah dia sudah tak mencintai ku lagi? Atau apakah dia sudah 
   menemukan seseorang yang....."


Itulah yang selalu berkecamuk di benak ku belakangan ini. Fikiran-fikiran itu selalu memenuhi otak  ku, hingga selalu membuat ku merasakan rasa sesak yang teramat sesak. Hingga aku tak lagi dapat bernafas, layaknya biasanya. Hingga pada akhirnya, aku  berfikir bahwa aku tak bisa hanya tinggal diam. Aku harus bertemu dengannya. Aku tak mau kehilangannya. Aku tak mau ia pergi meninggalkan ku lagi.


Pertemuan itu sangat membuat ku khawatir. Aku benar-benar takut untuk kehilangan mu oppa. Dan jika hal itu benar-benar terjadi, entah apa yang akan terjadi kepada ku. Aku tak dapat membayangkannya.


Ketika kami bertemu, entah kenapa ada yang aneh dengan perasaan ku. Rasa takut itu semakin dalam ku rasakan. Semakin dalam, hingga membuat ku semakin tak dapat bernafas. Tetapi ketakutan ku sedikit terobati, ketika melihatnya tersenyum kepada ku. Sebuah senyuman yang selalu membuat ku nyaman serta selalu menenangkan ku. Tetapi, rasa takut itu kembali menyergah ku tatkala ketika Eunhyuk oppa memberikan sebuah i-pod berwarna putih kepada ku. Sebuah i-pod yang hanya terdapat satu buah lagu disana. ‘JYJ – In Heaven’. Itulah judul lagu yang tertera dilayarnya.



Pertemuan itu merupakan pertemuan terakhir antara aku dan Eunhyuk oppa. Kami tak lagi dapat bertemu. Entah, karena apa aku pun tak tahu. Setiap kali akau menghubunginya, ia tak pernah mengangkatnya. Eunhyuk oppa juga tak pernah membalas pesan ku, atau bahkan menghubungi ku. Itu semua semakin membuat perasaan ku berkecamuk tidak menentu. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk menemuinya di apartmentnya. Tetapi apa hasilnya? Aku juga tak dapat bertemu dengannya. Sudah tiga hari belakangan ini Eunhyuk oppa tidak pulang ke apartment nya, itulah yang dikatakan seorang ahjumma yang tinggal disamping apartment Eunhyuk oppa.


   “oppa... eoddiseo? aku mengkhawatirkan mu.. sangat mengkhawatirkan mu...”



Hari-hari pun berlalu begitu saja. Sudah hampir seminggu aku tak menerima kabar dari Eunhyuk oppa. Dan selama itu pula, fikiran ku tak karuan. Aku selalu memikirkannya. Dan fikiran yang tak pernah aku harapkan pun selalu melintas dibenak ku. Fikiran yang selalu membuat ku takut bahkan sangat takut. Aku tak mau kehilanganmu oppa. Aku tak sanggup untuk hidup tanpa mu. Dan tiap kali fikiran itu singgah dibenak ku, air bening itu pun selalu mengalir dari kedua mata ku. Begitu juga dengan hari ini. Air bening itu kembali mengalir begitu saja, ketika aku melihat foto mu oppa, yang ku jadikan wallpaper ponsel ku.



Seminggu telah berlalu, bahkan sekarang hampir dua minggu oppa tidak menghubungi ku. Oppa, apakah oppa tahu bagaimana perasaan ku sekarang? Bagaimana oppa bisa melakukan hal ini kepada ku? Oppa... aku butuh kau. Kembali.... tolong kembali. Dan malam ini pun sama seperti malam-malam sebelumnya. Aku masih disibukan dengan tugas-tugas kuliah ku, menjelang skripsi ku. Tetapi oppa selalu berhasil membuat ku tak bisa fokus dengan ini semua. Oppa... kau melakukan hal ini kepada ku, sama saja kau menyiksa ku secara perlahan namun pasti. Dan sekarang sepertinya kau mulai berhasil membuat ku layaknya orang aneh yang selalu mencari-cari mu. Tidak pernah fokus dengan tugas-tugas ku hanya karena diri mu. Apakah sekarang oppa sudah puas? Huh?


Aku kembali menitihkan air bening ini. Aku tak dapat mengontrolnya lagi. Setiap malam, air bening ini selalu membasahi pipi ku. Dan setiap air bening ini mengalir, aku selalu mengusapnya dengan punggung tangan ku. Disaat yang bersamaan ponsel ku berdering, yang mengharuskan ku untuk bangkit meraihnya. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat nama pengirim itu. Eunhyuk oppa. Itulah yang tertera dilayarnya. Dengan cepat ku buka pesan itu. Pesan yang berasal dari seseorang yang  selama ini aku tunggu-tunggu.



   “Hyoyeon-ah... bagaimana kabar mu? oppa sangat merindukan mu. bagaimana 
   dengan mu? apakah kau juga merindukan oppa? mianhae Hyoyeon-ah... jinjja 
   mianhae... selama ini oppa tidak menghubungi mu. apakah kau khawatir? Hyoyeon-
   ah.... oppa ingin bertemu dengan mu. menebus semua yang sudah oppa lakukan 
   kepada mu. salah satunya membuat mu mengkhawatirkan oppa. dan karena sebentar 
   lagi White Day,oppa ingin bertemu dengan mu. apakah kau bisa? kalau bisa, oppa 
   akan menunggu mu di Han River, tempat pertama kita bertemu. oh iya, bukankah kau 
   sedang mempersiapkan skripsi mu? kalau begitu, kau harus fokus supaya ketika kita 
   bertemu oppa dapat mendengar kabar gembira dari mu. arraseo? sepertinya hanya itu 
   yang ingin oppa katakan pada mu. sampai bertemu di Han River Hyoyeon-ah... 
   saranghae J.....”

       From : Eunhyuk oppa



Pabo. Kau namja terpabo oppa. Kenapa masih tanya. Sudah tahu aku akan selalu mengkhawatirkan mu.



Seminggu setelah aku disibukan dengan seluruh kegiatan yang berbau dengan skripsi. Aku merasa lega karena hal yang membuat ku terbebani akhirnya dapat aku selesaikan dengan baik, bahkan sangat baik. Terlebih karena aku akan bertemu dengan Eunhyuk oppa yang sudah hampir tiga minggu kami tidak bertemu. Terakhir kali kami berkomunikasi kira-kira lima hari yang lalu. Dan selanjutnya Eunhyuk oppa kembali menghilang entah kemana. Sangat merasa aneh, karena kelakuan Eunhyuk oppa belakangan ini. Tetapi rasa itu sedikit tertutupi ketika mengingat bahwa lusa kami akan bertemu di Han River.



Ketika aku akan beranjak dari ranjang ku, tiba-tiba saja ponsel ku berdering. Ku batalkan niat ku untuk bangkit, dan lebih memilih untuk tetap duduk diatas ranjang. Ku lihat layar ponsel ku yang terus berdering. Tertera nama Sooyoung disana. Ya.... Sooyoung adalah sahabat ku. Lekas ku angkat sambungan telephone darinya.


“yeboseyo..”
“yeoboseyo. Hyoyeon-ah... apakah kau ada di rumah?”
“ne. waeyo?”
“ada yang ingin aku dan Hangkyung oppa katakan pada mu.”
“mwo? apa? kenapa tidak lewat telephone saja?”
“andwae! aku tak bisa membicarakannya disini. kalau kau ada di rumah, sepuluh menit lagi aku dan Hangkyung oppa akan tiba disana.”
“mwo? ya.. ya.. Sooyoung-ah...”

   tut.. tut.. tut...


Sebenarnya.. apa yang mereka ingin katakan. Kenapa terdengar aneh sekali. Dan kenapa Hangkyung oppa harus ikut? Aku tahu.. mereka adalah sepasang kekasih. Tetapi haruskah Sooyoung mengajak Hangkyung oppa? Itu membuat ku merasa iri. Huhhh....


Benar saja. Sepuluh menit setelah Sooyoung memutuskan sambungan telephone diantara kami, ia telah tiba dan tengah duduk diruang tengah bersama namjachingu nya yang tidak lain adalah Hangkyung oppa, yang merupakan teman sma Eunhyuk oppa. Segera ku letakkan tiga gelas minuman yang baru saja ku siapkan diatas meja. Aku pun mengambil posisi duduk tepat didepan kedua orang itu.
“memangnya sepenting apa sih? sampai-sampai kau dan Hangkyung oppa tak dapat membicarakannya ditelephone?” tanya ku mengawali.
“ehm... begini Hyoyeon-ah. ini mengenai....” terlihat raut wajah ragu pada Sooyoung. Ia mengalihkan pandangannya menatap Hangkyung, yang aku sendiri tak mengerti maksud kelakuannya itu.
“mengenai apa?” tanya ku lagi.
“ehm... begini Hyoyeon-ah. ini mengenai.... ehm.... e..... Eun.. hyuk...”
“nde? Eunhyuk oppa?”
“em... ne...”
“memangnya ada apa dengan Eunhyuk oppa?”
Tampak sekali raut wajah bersalah dari mereka. Dan itu semakin membuat ku bingung, yang membuat ketakutan itu kembali ku rasakan. Bahkan ketakutan itu semakin ku rasakan, ketika melihat Sooyoung bangkit dari duduknya dan memilih duduk disamping ku.
“ya. waeyo? cepat katakan.” paksa ku yang mulai merasakan bahwa nafas ku sudah mulai tercekat.
“ehm... Eunhyuk... Eunhyuk.... mengalami kecelakaan. dan dia telah tiada.”
“buya? apa yang oppa katakan? Eunhyuk oppa meninggal? tak mungkin. lusa kami akan bertemu. Hangkyung oppa kau jangan bercanda!”
“annio... Hyoyeon-ah. itu semua benar.”
“annie! kau pasti bohongkan oppa? Eunhyuk oppa tak mungkin meninggalkan ku! andwae! dia tak boleh meninggalkan ku.”
Aku mulai merasakan tubuh ku menjadi panas, darah ku mengalir dengan cepat, dan aku sulit untuk bernafas. Air mata ku pun mulai mengalir membasahi pipi ku.


“dimana Eunhyuk oppa sekarang? eoddiseo? katakan! ppalli!” sungut ku dengan rasa sakit yang teramat dalam.
“dia..... dia.. telah dimakamkan.”
“buya? dimakamkan? kapan? kenapa kalian tidak memberitahuku?”
“mian Hyoyeon-ah... kami tidak bermaksud untuk merahasiakannya dari mu. tetapi, Lee ahjumma meminta kami untuk tak memberitahu mu, sampai kau menyelesaikan skripsi mu.” jelas Sooyoung yang berhasil membuatku semakin terhanyut dalam rasa sakit ini.
Mereka hanya terdiam. Sedangkan aku... aku semakin terlarut dalam tangis ku sendiri. Eunhyuk oppa... Wae? Waeyo? Kenapa kau tega melakukan hal ini kepada ku? Kau tidak menepati janji mu oppa. Kenapa kau pergi sebelum kita bertemu? Kenapa kau harus pergi dengan cara seperti ini oppa? Kau pergi setelah kau memberikan harapan kepada ku. Dan sekarang kau pupuskan harapan itu begitu saja. Oppa kau jahat. Sangat jahat.....




Hari ini Sooyoung dan Hangkyung oppa akan mengantar ku menemui Eunhyuk oppa. Bertemu ditempatnya yang damai, dan pasti Eunhyuk oppa akan merasakan ketenangan disana. Setelah kejadian kemarin yang membuat ku nyaris tidak tidur semalaman. Aku masih merasakan sakit yang teramat dalam. Dan tak mungkin dalam sekejap aku dapat melupakannya. Melupakan semua yang sudah terjadi dan yang akan terjadi.


Ku lihat sebuah mobil berwarna hitam baru saja menepi didepan rumah ku. Dan aku yakin mobil itu adalah mobil Hangkyung oppa. Aku pun langsung berjalan menghampirinya.
“annyeonng....”
“annyeong... bagaimana keadaan mu sekarang?”
“huh... lebih baik. ayo kita berangkat oppa.”
“tapi... apakah kau benar-benar sudah baik. lebih baik kita  perginya....”
“annio oppa. aku baik-baik saja. lebih baik kita berangkat sekarang oppa..” potong ku cepat sebelum Hangkyung oppa menyelesaikan kalimatnya.
“baiklah..”



Ku perhatikan sekeliling ku. Tempat yang sangat tenang. Tak terlalu banyak orang yang datang kesini. Aku pun kembali melangkahkan kaki ku, diikuti dengan Sooyoung dan Hangkyung oppa yang berjalan dibelakang ku. Sedikit mengedarkan mata ku untuk mencari sebuah nama yang tertera diatas sebuah batu khusus. Dan disela-sela langkah ku, sebuah batu berhasil menghentikan langkah ku dan membuat genangan air disepanjang pipi ku. Lee Hyuk Jae... Itulah yang tertulis dibatu itu. Sebuah nama yang selama ini selalu memenuhi hari-hari ku. Nama yang hampir membuat ku gila belakangan ini.


Oppa.... Benarkah itu kau? Apakah aku sedang bermimpi? Tolong segera bangunkan aku jika ini benar-benar mimpi.


Aku terjatuh bersimpuh di tanah. Kaki ku tak mampu lagi menopang tubuh ku. Air bening pun mulai mengalir membasahi pipi ku. Tangan ku terasa bergetar. Fikiran ku berkecamuk tidak menentu.
“Hyoyeon-ah....” ucap Sooyoung sembari memeluk ku yang masih terduduk lemah.
Aku hanya terdiam tak meresponnya. Aku masih sibuk dengan fikiran ku yang berantakan. Fikiran ku yang dipenuhi dengan sosok namja yang telah berbaring tenang disini.


“wae?” kata itulah yang terucap pertama kali dari mulut ku, saat aku mulai bisa mengendalikan diri ku  sendiri.
“wae oppa? kenapa kau melakukan hal sekejam bahkan sangat kejam ini kepada ku? apakah oppa tidak tahu, bagaimana menderitanya aku saat oppa menghilang begitu saja. dan oppa kembali muncul dan memberikan angin kesegaran kepada ku. tetapi  apa nyatanya? oppa kembali membuat ku tercekak begitu saja dengan kabar  kepergian oppa, yang hanya aku saja yang tidak mengetahuinya.”
“Hyoyeon-ah...” ucap Sooyoung yang kembali memeluk ku.
“gwencana Sooyoung-ah...” jawab ku pelan sembari melepaskan pelukannya.
“oppa.... kau namja yang sangat jahat yang pernah ku temui. dan sekarang kau sudah berhasil membuat ku benar-benar seperti orang gila. gomawo oppa.”
“Hyoyeon-ah...”
“gwencana Sooyoung-ah.....”
“oppa melakukan hal ini kepada ku, karena oppa tahu kalau aku tak bisa membenci oppa. dan oppa pasti sekarang senang, karena aku memang tak akan pernah membenci oppa. oppa... aku akan selalu menyayangi mu sampai kapan pun. tak ada yang bisa menggantikan mu. aku harap oppa senang dengan kehidupan oppa sekarang...” ucap ku sembari menghapus air mata ku.
“Hangkyung oppa...”
“nde?”
“mau kah oppa mengantar ku ke rumah Eunhyuk oppa. aku ingin bertemu dengan Lee ahjumma dan ahjussi..”
“tapi....”
“gwencana oppa...”
“baiklah.. oppa akan mengantar mu.”



Ku tekan bel itu. Tak berapa lama, pintu pun terbuka. Nampak seorang wanita paruh baya yang ku kenali merupakan Lee ahjumma. Ku rundukan badan ku memberi salam kepadanya. Ia hanya membalas dengan senyum kesedihan yang terpampang dari bibirnya. Ia mempersilahkan ku masuk. Hanya aku, karena Sooyoung dan Hangkyunng oppa tak ikut bersama ku. Ia mempersilahkan ku duduk. Lee ahjumma pun menghilang dari pandangan ku. Ku perhatikan sekeliling ku. Banyak sekali foto Eunhyuk oppa disana. Foto dengan senyumnya yang mengembang. Senyum yang selama ini selalu membuat ku nyaman, bahkan sampai sekarang pun aku masih merasakannya.


“Hyoyeon-ah.. maaf membuat mu menunggu...”
“ah annie ahjumma...”
“oh iya, bagaimana skripsi mu?”
“baik ahjussi. aku sudah menyelesaikannya.. ehm... begini... aku  kesini ingin......”
“kau ingin bertanya tentang Eunhyuk kan?”
“ne.. ahjumma....”
“kecelakaan itu... kecelakaan itu yang merenggut nyawanya. dua har i yang lalu, Eunhyuk bilang bahwa dia akan pulang malam karena ia harus mengerjakan tugas di perpustakaan kampus. tetapi sampai keesokan paginya, ia tak kunjung  juga pulang. ketika ahjussi dan ahjumma berniat  untuk mencarinya, kami mendapatkan sebuah telephone yang mengatakan bahwa mobil yang dikendarai Eunhyuk mengalami kecelakaan. Dan sekarang ia sedang dilarikan ke rumah sakit. Tetapi sayangnya, nyawanya tak dapat diselamatkan..”
“ahjussi.. bagaimana bisa Eunhyuk oppa mengalami kecelakaan? tanya ku dengan suara yang mulai terdengar berat.
“Eunhyuk membanting setirnya, ketika ada sebuah mobil dari arah berlawanan yang melaju dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya...”
Ku rasakan bahwa mata ku sudah mulai dipenuhi oleh butiran-butiran air yang sebentar lagi akan menetes membasahi pipi ku.
“Hyoyeon-ah... ahjumma minta maaf karena ahjumma tidak mengatakannya sejak awal. tetapi Eunhyuk yang memintanya untuk tidak mengganggu mu semingu kemarin.”
“annie ahjumma.. tak apa. aku  tahu Eunhyuk oppa pasti memiliki alasan untuk itu.”



Aku berjalan lemah menaiki tangga rumah ku untuk sampai ke kamar. Rasanya, aku tak sanggup lagi menitihkan air mata ku. Ku buka pintu kamar ku. Ku rebahkan tubuh ku keatas ranjang. Aku ingin memejamkan mata ku menenangkan seluruh saraf ku yang sudah terasa sangat lelah karena sejak semalam aku terus terjaga dengan air mata yang terus mengalir tanpa berhenti.



Seminggu sudah berlalu. Aku sudah mulai bisa menerima apa yang sudah terjadi. Dan hari ini aku berencana untuk mengunjungi Eunhyuk oppa. Dengan membawakan sebuket bunga sebagai hadiah, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke dua puluh enam.



Ku langkahkan kaki ku memasuki area pemakaman. Ku lihat sekeliling ku. Aneh, tumben sekali banyak orang yang berkunjung ke pemakaman. Tetapi aku tak memusingkannya. Aku kembali melangkahkan kaki ku. Ku hentikan langkah ku tepat didepan makam Eunhyuk oppa. Ku letakan bunga yang ku bawa diatas makamnya. Ku bersihkan sedikit debu yang menempel disebuah batu yang bertuliskan namanya.
“oppa... bagaimana kabar mu? apakah kau senang disana? oh iya oppa, aku membawakan bunga sebagai hadiah ulang tahunmu. kau ingatkan kalau hari ini adalah hari ulang tahun mu....”
“saaengil chukhae oppa... orae haengbokhage....”



neolsseo ireohke do jina wasseo
naui heunjeok chatjabwado jiwo jyeosseo
majimak ni gieokdo nunmurui tteyeop sogeuro
jamgyeojyeo ganeun gotman gatta

iman kkeutnae nareul kkeutnae niga nae yeophe itji andamyeon
mianhande iman galke ije neoui gireul ttara
kkeut obtneun gireul ttara neol chaja hemeida (hemeida)
gyeoguk neoreul itgoseo seulpheoman halkkabwa




The End ^^,



Saengil Chukae Eunhyuk oppa....
mianhae... in your birthday, i made a sad fanfiction about you...
keep your healthy and always happy...;)




annyeong readers:) this is my second birthday project. what do you think? i hope you enjoy with the story. by the way.. this isn't my story, i only remake it, with the other cast and the other setting. do you remember Nandita Al? yes... this is her story. because she is a jewels, so i changed the cast to be Eunhyuk oppa. but  i hope you still enjoy  guys...감사합니다 ^^

Comments

Post a Comment

Popular Posts