Way To Love #4 (Spend the night together)







Yoo Hyun POV



“coba lihat sinyal ponselmu” Aku tertawa meledek mendengarnya, apa? Dia bilang apa? Lihat sinyal apa? Ponselku?
“Apa? Kau tak bawa ponsel? Atau kau tak punya?” Tanyanya dengan wajah kesal.
 “Oh.. mungkin kau lupa! Izinkan aku untuk mengingatkanmu” Ucapku sambil membenarkan posisi berdiriku dan memberikan senyum manis yang dibuat-buat. Ia mengernyit saat aku sedang melangkah mengitarinya.
“seorang namja bodoh, idiot dan tak punya otak sudah membuat ponselku jatuh bebas ke aspal. Perlu aku ceritakan rinciannya?” Aku memandangnya yang sedang mendengus kesal, namun dengan cepat melanjutkan ucapanku. Menjawab pertanyaanku sendiri, sama sekali tak berniat memberi kesempatan untuknya berbicara.




“ah.. tentu saja! Begini, saat aku sedang menyebrang jalan tiba-tiba sebuah audy silver……”
“memangnya kau belum membeli yang baru?” selaknya
“kau pikir murah apa? Dasar sombong! Jadi artis tak terkenal saja gayanya selangit”
“YAK! Aku terkenal. Mana ada yang tak mengenalku?”
“awalnya aku tak mengenalmu kan?”
“Itu karena kau bodoh” Jawabnya santai, membuat kepalaku mendidih.
“YAAAAAAAAA” Pekikku
“Ah.. sudahlah! Bagaimana ini? Bagaimana kita pulang? Ini semua gara-gara kau! Jika kita tidak jalan-jalan maka kita sudah aman di rumah masing-masing”



“HEI…. Kenapa jadi menyalahkanku? Yang menawarkan jalan-jalan kan kau!” protesku.
“Kalau begitu kenapa tak kau tolak saja?”
“Huft….. DIAMLAH! INI SEMUA SALAHMU! Jika tadi kau tak datang dan mengacaukan rencana pulang bersamaku dengan C.A.P oppa, semua ini takkan terjadi”
“C.A.P hyung lagi?” dengusnya pelan.
“Lalu bagaimana sekarang?” Tanyaku histeris.



“ck… apa lagi coba? Bensin tak ada, sinyal tak ada, kita harus jalan kaki, setidaknya sampai menemukan sebuah bangunan atau ng.. sinyal?” ucapnya. Aku mendesah berat dan akhirnya mengangguk pelan. Channie oppa kembali ke mobil, mengambil topi baseball dan kaca mata hitamnya lalu mengunci pintu mobilnya.
“Untuk apa?”
“Hmm?” Sahutnya saat sudah tepat berada disampingku
“Untuk apa membawa itu?” Tanyaku sambil mengarahkan pandanganku pada topi dan kaca mata ditangannya.
“tentu saja penyamaran. Apa lagi?” Aku tersenyum miris. Aigoo…. Kalian pikir saja, siapa yang akan mengenalinya?



“hentikan penyamaran bodohmu itu. Takkan ada yang mengenalimu” ucapku merendahkan
“Cish…. Diam kau!”
“Ayo bertaruh denganku, jika ada satu orang saja yang mengenalmu dalam jangka waktu 5 jam kedepan, aku akan menggendongmu”
“hahaha…. Taruhan macam apa itu? Kajja! Kau tak mau kan sampai di rumahmu minggu depan?” Ucapnya sambil berjalan mendahuluiku. Aku menghela nafas ringan dan akhirnya berlari-lari kecil untuk menyamakan langkahku dengannya.



………………………………..



Chunji POV



“YAAAA! AKU LELAH! AKU TAK MAU JALAN LAGI! INI SEBENARNYA TEMPAT APA HUH??” Jerit yeoja itu jauh dibelakangku. Aku berbalik sambil menatapnya frustasi. Gadis gila itu sedang duduk di jalanan dengan tampang putus asa.
“YAK! KITA BARU JALAN 15 MENIT! KENAPA KAU MANJA SEKALI” Pekikku sambil mengarahkan tatapan kesalku padanya.
“TERSERAH! AKU TAK MAU JALAN LAGI” Teriaknya. Aish…. Mengapa gadis itu berisik sekali? Kekanakan sekali? Menyebalkan sekali? Aku menggertakkan gigiku sambil berjalan menghampiri anak itu.
“Sebenarnya kau mau cepat pulang atau tidak?” Ucapku sambil berjongkok didepannya. “kakiku sakit oppa!” Ucapnya penuh penekanan.



Kurasa memang tak ada lagi yang bisa kulakukan, aku merendahkan punggungku tepat dihadapannya. “Kajja! Kugendong” Ucapku sambil sedikit menoleh.



Yoo Hyun POV



Aku menatap Channie oppa yang masih berjongkok membelakangiku. “Kajja! Kugendong” Ucapnya sambil sedikit menoleh. Channie oppa? Mau menggendongku? Mau menggendong seorang yeoja yang bahkan baru ia kenal kemarin? Sulit dipercaya!


“palli… Aku takkan menjatuhkanmu ditengah jalan” lanjutnya. Ah.. baiklah! Kurasa ini aman, lagipula kakiku benar-benar sakit, dengan sedikit kesulitan aku berdiri dan mengalungkan tanganku dilehernya dari belakang.
“Pegangan yang benar jika tak mau jatuh” Ucapnya sebelum berdiri. Aku sedikit terlonjak kebelakang dan akhirnya malah mengeratkan kalungan tanganku dilehernya, ah.. ani… bahasaku terlalu bagus. Mungkin lebih tepatnya, ‘mencekiknya’
“YAK” Pekiknya
“Ah..ah.. mianhae… mianhaeyo” Ucapku berkali-kali



Chunji POV



Aku melangkah perlahan dengan kaki yang bergetar hebat. Bukan! Bukan karena bobot tubuh gadis dibelakangku! Bukan juga karena aku lelah. Ini semua lebih karena, detakan jantungku yang benar-benar diluar kendali. Ini gila, benar-benar  gila. Rongga dadaku benar-benar sakit dibuatnya.



“eng” desahan gadis itu terdengar jelas dibalik telingaku. Sepertinya ia tertidur, aku juga sudah merasakan bahu kananku yang mulai berat, sepertinya ia menyanggah kepalanya disana. Bagus! Lebih baik dia tidur daripada melihatku dalam keadaan seperti ini. Aigoo….. kenapa atmosfer disini jadi panas? Mengapa dahiku berkeringat? Ini kan tengah malam? Harusnya sangat dingin kan? Kenapa? Apa yang terjadi padaku? JANGAN BILANG, AKU MENYUKAI GADIS INI.



Aku terus saja menarik nafas berkali-kali, mengontrol semua kerja tubuhku dengan baik. Ya tuhan, sekarang apa lagi? Aku mulai menggigit bibirku saat ia menggeliat dipunggungku. Terus saja! Terus! Dasar menyusahkan! Bisa tidak dia diam, sebentar saja. Berhenti menyiksaku dengan cara ini. Aku menggelengkan kepalaku, menyingkirkan segala pikiran-pikiran aneh yang mulai berdatangan tanpa diperintah.



Author POV



Chunji membulatkan matanya saat melihat secercah cahaya didepannya.


“YAYAYAYA! Hyun~a kita selamat” Ujar Chunji sambil menggerak-gerakkan punggungnya, Yoo Hyun menggeliat sedikit dalam tidurnya, sepenuhnya merasa terjaga saat namja yang menggendongnya makin kencang berteriak menyuruhnya bangun.


“sepertinya itu restoran” gumam Chunji
“ah? Jinjja-yo? Kajja! Kesana” Seru Yoo Hyun antusias. Ia menepuk-nepuk pundak namja didepannya sambil menunjuk ke arah bangunan itu.
“hei, nona Yoon, sudah puas tidurnya? Masih sakit kakinya? Terlalu nyaman berada dipunggungku hmm??” Tanya Chunji retoris dengan nada menjengkelkan yang benar-benar membuat Yoo Hyun memanas.
“Kau sangat hebat dalam menyindir orang lain ya…..” Cibir gadis itu sambil menepuk punggung Chunji pelan, namja itu tersenyum kecil lalu merendahkan punggungnya untuk memudahkan Yoo Hyun turun. Ia membenarkan bajunya yang sedikit berantakan lalu menoleh ke samping.
“whoaaa…... kau benar! Sepertinya itu restoran” Ujar Yoo Hyun sambil beranjak menuju bangunan itu.


Chunji mengikuti setiap gerakan gadis itu dengan tatapannya. Saat gadis itu berjalan di depannya dengan langkah riang, terlihat sangat cantik dalam balutan cardigan putihnya. Mungkin dia sudah sakit jiwa, tapi gadis itu mulai menarik perhatiannya.



…………………………



00:15 KST
Restaurant
Yoo Hyun POV



“Hei oppa…. Ini sudah lewat tengah malam kan?”
“ne. Wae?”
“kok bisa ada restoran yang buka? Ah… Ini mencurigakan! Apalagi, Restoran ini terletak dikawasan terpencil seperti ini. Jangan-jangan………..” Aku menyipitkan mataku sambil menoleh kesekeliling dan saat kurasa tak ada yang melihat kami, aku mencondongkan tubuhku pada Channie oppa dan berbisik “tempat ini adalah tempat ilegal”
“Ilegal?” Tanya namja bodoh didepanku dengan tatapan tak mengerti.


“Ne… seperti tempat penyembunyian narkoba atau tempat perkumpulan penculik anak-anak atau semacamnya. Atau jangan-jangan…………………….” PLEETAAKKK, jitakan yang tak ada manis-manisnya mendarat mulus dikepalaku. “YAKKK” Pekikku sambil mengelus kepalaku cepat.
“Kau itu….. Kenapa pikiranmu itu aneh sekali? Bisa tidak berpikir lebih normal sedikit?”
“YA… Kurasa pikiranku sangat masuk akal. Kau tau? Jika kita bisa memecahkan kasus ini. Kita bisa terkenal”
“Ya Tuhan….” Gumamnya frustasi


“Apa? Apa ada yang salah?”
“APA? Kau bilang apa? Apa ada yang salah? YA… Yoon Yoo Hyun. Semua yang keluar dari mulutmu itu tak ada yang benar. Arasseo?”
“Apa-apaan itu?”
“heh…. Gadis aneh! Kasus model apa yang melilit otakmu huh? Kurasa bukan kasus direstoran ini yang harus dipecahkan tapi kepalamu. Dan satu lagi, kau bilang apa tadi? Kita bisa apa? Terkenal? HALOOOOO….. Nona Yoon, aku sudah terkenal”
“Cih,…. Sombong sekali”



“permisi” sebuah suara misterius terdengar, membuat aku dan namja bodoh didepanku menoleh cepat ke sumber suara.
“mau pesan apa?” seorang yeoja paruh baya sedang tersenyum ke arah kami.
“jajangmyeon saja,….. hmm… halmeoni” Jawab Channie oppa ragu. Nenek itu tersenyum singkat pada kami, lalu kembali ke dapurnya.
“Oppa” panggilku serius, membuatnya mau tak mau menoleh kembali padaku.
“apa? Apa lagi?”



“nenek itu aneh. Jangan-jangan dia…………”
“Bukan manusia??” selak Channie oppa sinis.
“ya… benar! Wah… oppa! Pikiran kita sama. Jadi kemungkinan kalau nenek itu……………”
“YAK! Aku baru bertemu denganmu kemarin malam dan gilanya, aku sudah bisa menebak isi otakmu”
“Tapi…….”



“Ini pesanannya” aku tersentak kebelakang saat dengan ajaib, nenek itu sudah berada tepat disamping kami. Sebenarnya……….. aku juga masih sangsi antara memang neneknya yang ajaib atau kaminya yang terlalu serius mengobrol(?)


 Wanita paruh baya itu meletakkan mangkuk jajangmyeon tepat dihadapan kami. “silahkan menikmati” ucapnya ramah lalu hendak berlalu. “halmeoni” panggilku
“ne?”
“kau manusia kan?” Tanyaku. “YAK” Pekik Channie oppa sambil melemparkan tatapan membunuh padaku. “mianhaeyo halmeoni. Yeoja ini memang mempunyai gangguan kejiwaan” Aku hanya mendecak untuk merespon ucapannya. Ya… dalam kurun waktu 24 jam, namja itu sudah menghinaku dengan kata-kata semacam itu sebanyak……. 100 kali. Itupun kalau aku tak salah menghitung.


“hahaha….. gwenchana! Pasti kalian merasa aneh denganku. Ya.. itu sudah biasa” Ucap nenek itu lalu kembali terkekeh. Entahlah? Seingatku tak ada yang melawak disini. Nenek itu memang benar-benar aneh.
“mau mendengar ceritaku? Sebagai pengantar makan kalian mungkin?” lanjutnya sambil menarik kursi terdekat dan duduk diatasnya.
“Tentu saja” Jawab Channie oppa ramah.
“sebelumnya, aku perkenalkan diriku dulu. Namaku Ji Yoo. Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa aku membuka restoran ditempat seperti ini terlebih semalam ini” Aku mengangguk tanpa mengangkat wajah dari mangkuk jajangmyeonku sedetikpun.
“Ini restoran peninggalan suamiku dan sekarang dia sudah meninggal. Keluargaku sudah menyuruhku untuk kembali Ke Cheonan dan meninggalkan tempat ini”


“sayangnya tak bisa kan?” gumamku dengan mulut penuh.
“Ne.. aku tak bisa. Terlalu banyak kenangan disini dan aku tak sanggup meninggalkannya” Ucap Ji Yoo halmeoni dengan tatapan menerawang, seolah mengingat kembali semua kenangan itu.
“tempat ilegal, hmm?” Bisik Channie oppa sambil mendekat kearahku. Ya.. dia meledekku untuk kesekian kalinya. Aku hanya menatapnya kesal lalu kembali fokus pada makananku.
“lalu? Kenapa restorannya buka semalam ini?” Tanya namja menyebalkan itu sambil menyuap makanannya.
“karena lokasinya yang tidak strategis, restoran ini sepi pengunjung dan akhirnya aku memutuskan untuk membuka restoran ini 24 jam”



“Omoona…. 24 jam? Sendirian? Apa tidak lelah?” Aku meletakkan sumpitku dan menatap Ji Yoo Halmeoni kagum.
“tentu saja tidak. Jika aku mengingat suamiku maka semua rasa lelahku akan menghilang. Lagipula pengunjungnya sangat sedikit bahkan dalam seminggupun aku bisa menghitungnya dengan jari”
“ng… halmeoni! Boleh aku bertanya sesuatu?”
“tentu saja boleh. Katakanlah”
“suamimu……. Suamimu meninggal karena apa?”



“Dia kecelakaan. Tabrak lari” Jawab halmeoni sambil tersenyum tipis, mungkin untuk menguatkan dirinya sendiri agar tidak menangis. Aku menatap Ji Yoo Halmeoni, aku bisa merasakan rasanya, rasanya ditinggal seseorang yang disayangi karena sebuah kecelakaan dan kalian tau?………… aku pernah mengalaminya. Tak terasa mataku memanas dan akhirnya tanpa kusadari pipiku sudah basah karena tangisku sendiri.



Chunji POV



“Dia kecelakaan. Tabrak lari” jawab Ji Yoo halmeoni. Aku mengangguk lalu mengalihkan pandanganku pada gadis didepanku. Yoo Hyun? Dia? Menangis?


“kakak laki-lakiku juga meninggal karena tabrak lari 5 bulan yang lalu. Dia… dia segalanya untukku. Dia sangat menyayangiku. Dia yang selalu menjagaku. Tapi sekarang aku tak punya siapa-siapa. Aku tak punya seseorang seperti oppaku lagi. Dia selalu bisa membuatku tersenyum. Aku ini gadis yang lemah, aku bisa menangis dengan mudah hanya karena hal-hal kecil. Aku ini….. terlalu…… terlalu kekanakan. Aku tak bisa berdiri sendiri. Aku selalu membutuhkan seseorang disampingku. Aku butuh sanggahan untuk  hidup dengan baik. Tapi sekarang, sanggahanku sudah terlepas. Aku mempunyai namjachingu 2 minggu lalu, kukira dia benar-benar menyayangiku tapi ternyata tidak halmeoni, dia bahkan bilang bahwa dia bosan denganku. Aku tak tau harus apa lagi sekarang. Rasanya aku ingin menyusul oppaku saja” Ujar Yoo Hyun dengan nafas tersengal dan suara yang serak karena tangisnya sendiri. Dan………. Entah mengapa sebuah pikiran gila berkeliaran di otakku? Aku ingin sekali menggerakkan bibirku dan bertanya apa aku bisa menjadi sanggahanmu? Tapi mana mungkin? Aku menawarkan diri menjadi sanggahan seorang gadis yang bahkan baru kukenal kurang dari dua hari? Gadis ini benar-benar meracuni otakku.



Ji Yoo Halmeoni berjalan pelan ke arah Yoo Hyun dan memeluk yeoja itu hangat. “Tenanglah, jangan berpikiran konyol seperti itu. Pasti ada. Pasti Tuhan sudah mempersiapkan seseorang yang spesial untukmu. Untuk membuat hidupmu lebih baik dari sebelumnya” Ji Yoo Halmeoni mengusap pelan punggung Yoo Hyun dan tersenyum penuh arti ke arahku. Dengan segera aku memalingkan wajahku, entahlah……. Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku hanya bisa berpura-pura tak perduli. Padahal jika bisa, aku juga ingin memeluk yeoja itu, menenangkannya.



Aku memasukkan tanganku kedalam celana, berusaha sekuat tenaga menahan tanganku sendiri agar tetap berada ditempatnya, bukannya mengulurkannya ke arah gadis itu dan menghapus air matanya, memberitahu gadis itu bahwa tidak ada yang harus ditangisi. Bahwa aku bersedia menemaninya, bersedia menjadi sanggahannya, bersedia menjaganya. Tapi aku bahkan tak yakin bisa melakukan hal itu. Pertama, aku sendiri masih tak mengerti dengan perasaanku sendiri. Aku baru mengenalnya dua hari yang lalu, itupun karena aku nyaris menabraknya. Dan sekarang aku menyukainya? Secepat itu? Dengan gadis seperti ini? Bahkan memiliki keinginan untuk menjadi sanggahan hidupnya. Aigoo… aku gila… aku benar-benar gila.



“Oppa…. Bagaimana ponselmu? Apa ada sinyalnya?” Tanya Yoo Hyun serak sambil mengusap matanya pelan.
“eh? Apa?”
“Ponselmu! Lihat ponselmu!” Suruhnya kesal. “Oh.. … ne..” Sahutku sambil merogoh saku celanaku dan mengambil benda elektronik itu disana. “Eomeo…………. Ada! Ada sinyalnya!” Lanjutku. Aku melihat gadis itu tersenyum sekilas, sebelum akhirnya meneguk minumannya kembali. Sementara aku segera berdiri dan menelfon Byung Hun. Kalian tau Byung Hun kan? Ya.. dia member Teen Top juga, ng… mungkin kalian lebih mengenalnya dengan sebutan L.Joe! Ya.. L.Joe adalah nama panggungnya.



Yoo Hyun POV



Aku tertawa kecil dan mengangguk. Bahkan Ji Yoo halmeoni sekarang sudah bisa membuat lelucon yang bisa membuatku tertawa.


“Hyun~a! Aku sudah menelfon Byung Hun! Dia dalam perjalanan sekarang! Tapi masalahnya dia tak tau tempat ini, jadi kita harus berjalan sedikit lagi. Setidaknya sampai menemukan jalan umum” Aku terdiam sesaat. Memikirkan satu nama.


“Tak tau Byung Hun?” seolah sedang membaca pikiranku, namja itu bertanya dengan nada sinis. “Byung Hun itu L.Joe!” Aku melempar tatapanku pada Ji Yoo halmeoni, mengharapkan penjelasan. “Jangan bilang kau tak tau L.Joe!”
“A… aku pernah mendengar nama itu!”
“tentu saja! Dia L.Joe! member Teen Top! Sebenarnya kau benar-benar angels atau bukan huh? Apa hanya C.A.P hyung saja yang kau tau?” Bentaknya membuatku mendengus.
“Ah.. Terserahlah….” Ucap Channie oppa frustasi. Ia mendelik kearahku lalu mengarahkan tatapannya pada seorang wanita paruh baya disampingku. “Ji Yoo halmeoni! Kami permisi dulu. Aku harap kita bisa bertemu lagi” Ucapnya ramah.



Author POV



Yoo Hyun bangkit dari duduknya lalu menatap Chunji, menyiratkan permohonan maaf. “Sepulang dari sini aku akan menghafal semua membernya. Aku janji” Pria itu memutar bola matanya tak perduli, lalu meraih lengan Yoo Hyun. Mengunci pergelangan tangan gadis itu digenggamannya dan beranjak keluar  restoran.
“Anyyeong halmeoni” Ucap Yoo Hyun buru-buru sambil mencoba membiasakan kakinya mengikuti langkah namja yang menyeretnya.



……………………………………………………………………………



03:48 KST
L.Joe’s Car
Chunji POV



“kau dan gadis itu ada hubungan apa?” tanya Byung Hun sesaat setelah Yoo Hyun turun, “kalian pacaran?” lanjutnya sambil melirikku penuh arti.
“MWO?”
“kalau tidak, kenapa serasi sekali? Dan…. Coba lihat jarimu. Cincin……..”
“diamlah! Hubungan kami itu tidak lebih dari sekedar fans dan idolanya”


“fans? Kurasa tidak. Mana ada antara fans dan idola mengenakan couple ring seperti itu”
“Kau terlalu serius. Ini hanya cincin mainan. Beli satu dapat dua. Lagipula aku baru bertemu dengannya dua hari yang lalu”
“lalu? Dimana letak masalahnya? Memang ada peraturannya? Tidak- boleh- jatuh-cinta- jika- baru -bertemu –dua- hari”
“entahlah”



…………………………………….



A Week later…………….



20:50 KST
Yoo Hyun’s Home
Yoo Hyun POV



Kuhempaskan tubuhku ke atas ranjang yang sudah dipenuhi oleh boneka-boneka berbentuk beruang, ya… aku memang teddy bear addict. Ah.. lupakan! Ulang lagi……….. Kuhempaskan tubuhku ke atas ranjang dan kutelungkupkan wajahku dibantal. Ah.. Ya tuhan! Aku bahkan merasa simpati pada diriku sendiri. Kalian tau rasanya tak punya masalah tapi resah? Satu kata, ANEH. Ini benar-benar aneh, seingatku aku tak punya masalah sama sekali, tapi nyaris setiap harinya selama seminggu belakangan ini aku merasa gelisah. Seperti kehilangan sesuatu dan sialnya aku tak tahu apa itu.


TAK… TAK…..



Aku masih belum menutup mataku saat tiba-tiba sebuah suara lemparan batu terdengar jelas di telingaku. Aku mengedarkan pandanganku, belum terlalu bisa menebak darimana asal suara itu hingga…. TAK…. Suara itu kembali terdengar. Kali ini aku menoleh ke arah balkon kamarku. Sepertinya suaranya dari sana. Ya.. kurasa benar. Dengan langkah cepat, aku beranjak dari ranjang dan berjalan keluar balkon.


Aku berjalan pelan ke pagar pembatas. Kuletakkan kedua tanganku di besi pagar pembatas balkonku yang terasa sangat dingin, lalu kuarahkan pandanganku kebawah. “aish” Dengusku saat tak mendapati seorangpun dibawah. Pandanganku beralih pada sebuah audy silver didepan rumah.


Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri hingga aku merasakan sentuhan di bahuku, membuatku refleks berteriak keras “KYYAAAAAAAAAAAAAA………. Hmmmppph”  Namun dengan cekatan seseorang itu membekap mulutku dari belakang, membuat kepalaku mau tak mau menempel didadanya. Aku masih terus memberontak, berusaha melepaskan bekapan tangannya dimulutku saat tiba-tiba aku terpaku. Tunggu………. Aku mengenalnya. Aku mengenal bau parfum ini, bau parfum beraroma maskulin oriental yang segar namun tetap terkesan hangat bercampur dengan aroma lemon dan bunga Zaitun. Aigoo….. wangi yang menurutku sangat memabukkan dan bisa membuatku terbuai untuk sesaat. Bau yang kurindukan, bau yang membuat perasaan resahku luruh tergantikan dengan perasaan damai dan terlindungi. Channie oppa. Aku hanya tau dua orang namja yang suka memakai parfum jenis ini, yaitu oppaku yang sudah tiada dan Channie oppa.



TBC


Hei…. Waytolove kembali, udah berapa lama aku menghilang dari peradaban? ,mmm… semoga part ini bisa buat siapapun yg baca ngerasa enjoy ya… buat kelanjutannya…….. yang pasti bulan depan alias JUNI tp tanggal pastinya aku jg blm tau…. Semoga bisa awal bulan ya.. sebenernya aku udh bener2 free…… aku g lg nanganin ff  apapun selain WTL….. Yah… semoga bs makin fokus n ceritanya setidaknya semoga bs enak dibaca n mudah dipahami…… kl masalah poster ffnya, asli aku g bs ngedit n g punya bakat dibidang edit-mengedit, jadi ya gitudah……. Seadanya…. G apa-apa kan ya? Toh…. Readers jg g bakal melototin posternya kan ya? Oh… ia… buat readers yang jeli ngeliatin foto, tau kan kl foto Chunjinya itu yg itu lagi itu lagi………. Eits…….. bukan karena aku keabisan foto, tp lbh karena aku lupa udh pernah pk foto itu n akhirnya g da waktu buat bikin poster lagii *sok sibuk*……….. So…. G masalah kan?

Trus? What should I say? Asli aku bingung mau ngomong apa…………..


Ouwh…. Y dah! Cukup segini aja!
Thx all………….


Comments

Popular Posts