Your New Face - part 5 (His New Side?)
cast : Lee Donghae, Im Yoon Ah, Lee Hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
Author POV
Yoona
masih disibukan dengan camera dan juga panorama di air terjun Jeongbang ini. Ia
semakin mempercepat langkahnya saat ia melihat sebuah tebing yang tidak terlalu
tinggi. Dari tebing itu, ia dapat melihat seluruh pemandangan yang berada
disekitar air terjun itu. Kakinya membawa Yoona tepat berdiri diatas tebing
itu. Ia mulai mengambil beberapa gambar dengan cameranya. Tanpa ia sadari,
kakinya menginjak sebuah batu berukuran sedang yang membuat keseimbangannya
tidak menentu.
āYYYYAAAAAAAAAAAAAAA................ā
pekik Yoona saat batu yang menjadi tempat pijakannya tak mampu menopang
tubuhnya, sehingga membuat ia harus tergelincir dengan kerasnya.
Donghae POV
āYYYYAAAAAAAAAAAAAAA................ā
Suara apa
itu? Kenapa suaranya mirip dengan suara yeoja itu.
āDonghae-ah....ā
ādimana
Yoona?ā tanya nya dengan nafas yang masih terengah-engah.
Ha? Kenapa
ia menanyakan Yoona pada ku. Sudah jelas dari tadi aku tak bersama dengannya.
āmolla...
aku tak bersama dengannya. bukannya ia bersama dengan mu?ā
āannie..
aku tak bersama dengannya.ā
Mwo? Ia
tak bersama dengan Yoona? Berarti suara pekikan itu, benar suara...
ājangan-jangan,
suara tadi...ā
ākau juga
mendengarnya Hae-ah?ā
Suara
pekikan itu... adalah suara Yoona. Jangan-jangan, terjadi sesuatu padanya.
āHyukkie-ah,
bagaimana kalau kita berpencar untuk
mencarinya. aku ke sebelah kanan dan kau ke sebelah kiri.ā ujar ku dengan
menunjukan arah yang berlawanan.
āne..ā
Setelah
mendengar persetujuan darinya. Aku mulai berlari menelusuri jalan-jalan setapak
yang ada ditempat ini. Ku langkahkan kaki ku menuju sebuah air terjun yang tak
jauh dari tempat ku berada.
āYoona....ā
pekik ku dengan mata yang ku edarkan mengelilingi tempat ini.
Sebenarnya
apa yang terjadi padanya? Kenapa ia begitu pabo? Bagaimana bisa seorang yeoja
berjalan sendirian tanpa ada yang mendampingi.
āYoong..,
kau dimana?ā
Argghhh..
kemana yeoja itu. Kenapa ia tak kembali berteriak. Ayolah Yoong, berteriaklah
agar aku dapat menemukanmu.
āYoong.....ā
Author POV
Dilain
tempat, seorang namja lain juga tampak sangat khwatir. Ia terus berlari menuju
tempat-tempat yang mungkin dikunjungi oleh Yoona.
āYoong....
kau dimana?ā teriaknya tanpa menghentikan langkah kakinya.
Sesering
ia berteriak, sesering itu pula ia tak mendapatkan jawaban apa pun.
Mentari
sudah ingin bertukar tempat dengan sang rembulan. Langit senja sudah mulai
menampakan dirinya. Sebagian besar pengunjung sudah mulai berpergian
meninggalkan tempat wisata itu. Fikir mereka, hanya orang-orang pabo saja yang
mau bertahan di tempat itu hingga malam. Tetapi, itu semua tak dipusingkan oleh
dua orang namja, yang sedari tadi tiada hentinya berlari dan berteriak
meneriakan satu nama yang sama, yaitu āYoonaā.
ādimana
ia? ku rasa, aku telah mengelilingi tempat ini berkali-kali. tetapi kenapa aku
tak menemukannya?ā ucap namja berambut blonde dengan nafas yang masih
terengah-engah, sampai harus membuatnya menghentikan langkahnya, sekedar untuk
menghirup oksigen yang ada di tempat ini.
āYoong....ā
pekiknya lagi dengan kekuatan suara yang mulai menurun karena tak
henti-hentinya ia berteriak dan berlari.
Dilain
tempat, seorang namja yang mengenakan t-shirt putih panjang yang dipadukan
dengan kemeja santai berwarna biru, masih tetap berlari dengan ponsel yang
sedari tadi ia dekatkan dengan telinganya.
āayolah
Yoong, angkat telephonenya....ā ucapnya sembari tetap berlari menyusuri jalan
disepanjang air terjun.
Ia kembali
mematikan sambungan telephonenya sama seperti saat pertama kali ia menghubungi
yeoja yang ia panggil Yoong itu.
āaish....
Yoona... Im Yoon Ah....ā teriaknya lagi. Tetapi tetap, ia tak mendapatkan
jawaban dari sang pemilik nama.
Yoona POV
Langit
sudah mulai menggelap. Tetapi kenapa belum ada yang menemukan ku? Dimana
mereka? Apakah mereka tidak menyadari bahwa aku menghilang sejak tadi siang. Tuhan,
tolong aku. Tolong bantu mereka untuk menemukan ku. Aku sudah tak sanggup lagi.
Kaki ku sangat sakit. Aku tak dapat berjalan, untuk menggerakannya saja aku tak
sanggup.
Donghae POV
Aish...
kenapa mentari cepat ingin tenggelam? Apakah ia tak tahu kalau....
ātolong.....ā
Tunggu...
suara itu...
āYoong.....ā
teriak ku sembari kembali mengedarkan kedua bola mata ku, mencari dimana ia
berada.
Yoona POV
āYoong.....ā
Itu... itu
suara Donghae. Ia ada disini.
āDonghae-ah....
aku disini....ā teriak ku dengan harapan yang kembali datang.
Author POV
āDonghae-ah....
aku disini....ā pekik Yoona yang langsung membuat Donghae kembali berlari
menuju arah suara itu berasal.
āYoong...ā
teriak Donghae. Kakinya membawa ia hingga menuju sebuah tebing yang terdapat
batu besar. Ia mencoba melewati batu itu, tetapi sayang, usahanya gagal karena
batu itu menghalangi langkahnya hingga membuat ia tergelincir ke bawah.
āaaaa....ā
pekiknya, saat tubuh kekarnya tergelincir menuruni tebing tinggi itu dengan
keras.
āargghhhh...ā rintihnya dengan tangan yang
memegangi pergelangan kakinya.
āDonghae-ah...ā
pekik Yoona lagi yang kembali terdengar oleh Donghae.
Mendengar
namanya dipanggil, Donghae berusaha untuk bangkit. Ia mencoba untuk menggerakan
kaki kanannya yang sepertinya terkilir akibat tergelincir tadi.
āYoong....ā
teriaknya sembari berusaha berjalan dengan langkah yang terpincang-pincang.
Wajah
donghae terlihat pucat. Perlahan aliran air berwarna merah mengalir dari
dahinya. Kaki pincangnya tetap berjalan mencari arah suara yang memanggilnya.
Berkali-kali ia meneriaki nama yang sama, dan berkali-kali pula ia mendapat
jawaban atas panggilannya.
āaaaaaaaa.....ā
pekik seseorang yang berhasil membuat Donghae tersentak. Mendengar jeritan itu,
Donghae mencoba untuk mempercepat langkahnya. Namun usahanya sia-sia. Akibat
tergelincir, kakinya tak mampu lagi untuk dibawa berlari.
āargghhh...
kenapa matahari cepat sekali tenggelam. aku belum berhasil menemukannnya. pasti
dia...ā
āaaaaaa......ā
pekik seseorang yang sama, yang membuat Donghae kembali terfokuskan dengan
tujuan awalnya mencari keberadaan suara itu.
ātunggulah,
aku akan menolong mu.ā batin Donghae.
Eunhyuk POV
Aku masih
mencoba mengatur siklus nafas ku yang belum bekeja dengan baik. Rasanya ini
seperti ingin mati. Sulit sekali untuk
menghirup udara yang ada disekitar sini. Tetapi bukan karena di tempat ini
hanya memiliki sedikit oksigen, tetapi ini karena aku yang hampir sejam ini
berlari tiada henti kesana-kemari.
Huh... aku
belum menemukannya. Dan tempat yang harus aku cari pun masih banyak. Tetapi,
kenapa mentari cepat sekali menghilang. Arghhh... semoga Donghae berhasil
menemukannya.
Author POV
Dengan
langkahnya yang terpincang-pincang dan darah yang terus mengalir di dahinya,
Donghae masih tetap berjalan mencari seseorang yang ia panggil Yoona. Setiap
kali ia meneriaki nama itu, ia selalu mendengar balasan yang sepertinya berasal
dari yeoja itu. Dan balasan dari teriakan Donghae pun membuat raut wajah
Donghae kian khawatir. Bagaimana tidak? Yeoja yang sedang ia cari-cari itu
memiliki kejadian buruk yang membuatnya memiliki phobia terhadap gelapnya malam
di area terbuka.
āYoong....
dimana kau?ā batin Donghae dengan kaki yanng masih tetap ia langkahkan, walau
rasa sakit menyergapnya.
Matanya
masih tetap berkeliling mencari keberadan sosok Yoona. Hingga bola matannya
terhenti tepat ada sebuah gundukan kecil. Sebuah gundukan yang sepertinya
membuat usahanya tak sia-sia. Sebuah gundukan yang membuat raut wajahnya
sedikit berubah.
āYoong....ā
teriak Donghae. Ia mencoba megabaikan rasa sakit dikakinya dan berjalan dengan
cepat menghampiri gundukan itu.
Sesampainya
ia di gundukan kecil itu, Donghae tak langsung menghampiri sosok Yoona. Ia
malah memunculkan kepalanya sedikit demi sedikit di balik gundukan. Mencoba
untuk tak mengejutkan sosok yeoja yang tengah meringkuk memeluk kedua kaki jenjangnya,
dengan wajah yang ia sembunyikan diatas lututnya.
āYoong.....ā
ucap Donghae pelan. Ia tak mau membuat sosok yeoja dihadapannya itu menjadi
terkejut akibat kedatangannya yang tiba-tiba.
Yoona
mulai mengangkat kepalanya perlahan. Wajahnya nampak berubah seratus delapan
puluh derajat dari saat awal ketika ia baru menginjakan kakinya di tempat
wisata itu.
āDonghae-ah...ā
ucap Yoona lirih. Matanya sembab dan merah. Aliran air mata yang membasahi
pipinya mulai mengering. Tubuhnya bergetar.
āgwaencanayo?ā
tanya Donghae khawatir. Tangan kekarnya menarik tubuh mungil Yoona kedalam
dekapannya.
āsudahlah,
kau tak perlu menangis lagi. sekarang aku sudah ada bersama mu.ā ucapnya
mencoba menenangkan Yoona.
Donghae POV
Ku eratkan
tangan ku memeluk tubuh mungilnya. Ku rasakan tubuhnya bergetar dengan kuatnya.
Tubuhnya pun juga mendingin. Sungguh, kejadian ini sama seperti kejadian dua
belas tahun yang lalu. Kejadian yang membuatnya menjadi phobia terhadap
gelapnya langit malam.
ākau
kembali menemukan ku...ā ucapnya pelan disela-sela dekapan ku.
āne... kau
mengingatnya?ā
ātentu,
bagaimana bisa aku melupakan kejadian itu.ā jawabnya dengan melepaskan tubuhnya
dari pelukan ku.
flashback
Aku masih
terus mencarinya. Bagaimana bisa ia menghilang disaat tujuan kami hanyalah
ingin bersenang-senang? Apakah ia sudah merasa besar? Aish... yeoja itu
benar-benar mengesalkan. Pertama kali bertemu saja dia hanya bisa menangis.
Lalu, sekarang ia menghilang. Pasti ia sedang menangis dengan menekuk kedua
kakinya.
āIm Yoon Ah....ā
teriak ku dengan mengederkan kedua bola mata ku.
Aish...
yeoja itu benar-benar mengesalkan. Bisa tidak ia sekali-sekali tidak
merepotkan. Pergi tidak bilang-bilang, dan hingga malam pun ia belum kembali.
Bagaimana kalau kedua orang tua nya serta orang tua ku tahu? Pasti aku yang
akan dimarahi oleh mereka.
āhiks...
hiks.. hiks...ā
Mwo? Suara
apa itu? Apakah itu suara.....
āeomma...
appa.....ā
Tunggu.
Suara itu bukan suara setan, tetapi suara itu adalah suara Yoona.
āYoona....
diaman kau?ā teriak ku lagi denga melangkah mencari sumber suara itu.
Aku terus
berjalan dengan mata yang tiada henti melihat keberbagai arah. Hingga langkah
ku terhenti tepat didepan sebuah semak-semak.
āYoona...
apakah itu kau?ā tanya ku. Bukan sebuah jawaban atas pertanyaan ku yang ku
dengar, melainkan aku mendengar suara isakan tanngis yang semakin lama di dengar
semakin mengencang.
āYoona.ā
ucap ku lagi saat melihat sosoknya yang tengah terduduk dengan air mata yang
terus mengalir tiada henti.
āL..ee... Do.. Do..ng..Ha..e....ā ucapnya terisak.
āgwaencana?ā
tanya ku sembaru duduk disampingnya.
āa..a..ku...
ta..k..u..t...ā
ākau tak
perlu takut lagi. aku telah menemukan mu.ā
ātetapi.....ā
āsudahlah
Yoona, kau jangan menangis lagi. aku berjanji aku akan selalu menjaga mu dimana
pun dan kapan pun.ā
ājeo..ng..mal..?ā
āhem.. aku
berjanji.ā janji ku dengan menggenggamkedua tangannya.
flashback end
ādan kau
memang menepati janji mu Hae-ah. gomawo...ā
āne.. dan
perlu kau tahu, itu merupakan hutang pertama mu. dan sekarang aku kembali
menemukan mu, dan itu menjadi hutang keempat mu.ā ucap ku angkuh.
āya. Lee
Donghae! kau...ā pekiknya sembari memukul kepala ku yang membuat ku refleks berteriak.
āaaaa.....ā
āaa... kau
kenapa? apakah......ā
āDonghae-ah,
kau terluka...ā ucapnya khawatir ketika ia menyadari bahwa dahi ku terluka dan
mengalirkan air kental berwarna merah pekat.
ātak apa,
ini hanya luka biasa..ā
ābiasa
kata mu? pwa! luka mu mulai mengering, bisa-bisa kau terkena infeksi.ā
ātak apa
Yoong, ini hanya luka ringan.ā
āluka
ringan? bagaimana bisa ini disebut luka ringan? pwa! kau terlalu banyak
mengeluarkan darah.ā
āgwaencanayo.
Ini hanya kecelakaan kecil.ā
ākecelakaan
kecil? memangnya kecelakaan apa? apakah ini karena kau mencari ku? mianhae
Hae-ah...ā ucapnya penuh dengan nada penyesalan.
āannio..
ini karena aku kurang hati-hati, jadinya tergelincir.ā
ātergelincir?
huh..... kau tak usah menutupinya Hae-ah, kau tergelincir karena aku terus
memanggil mu tadi. mianhaeyo Hae-ah...ā
ātak apa
Yoong, aku tak menyalahkan mu. ini hanya kecelakaan. sudahlah, yang penting aku
sudah berhasil menemukan mu, tak usah dipermasalahkan lagi. lebih baik kita
sekarang mencari jalan untuk kembali ke hotel...ā ucap ku sembari mengacak
pelan puncak rambut yeoja yang terduduk dihadapan ku ini.
Author POV
Sinar
rembulan semakin menghilang, tatkala awan-awan hitam mulai menghalangi sinar
redupnnya. Perlahan butiran-butiran air mulai jatuh membasahi apa pun yang
berada dibawahnya. Angin kencang pun mulai berhembus, beriringan dengan
hantaman suara petir yang seperti saling menyaut.
āYoona....ā
pekik seorang namja yang tak lain adalah Eunhyuk.
ātuan,
bagaimana kalau kita hentikan pencarian kita malam ini. hujan sudah mulai
turun, dan itu akan membahayakan kita sendiri.ā ucap seorang ahjussi yang tak
lain adalah seorang penjaga tempat wisata itu.
āhuh...
tapi, bagaimana dengan Yoona?ā tanya namja itu dengan suara yang agak meninggi.
ākita
berdoa saja agar ia baik-baik saja. dan kalau tuan memaksa untuk mencarinya
sekarang, hal itu akan membahayakan banyak nyawa.ā tutur ahjussi itu, mencoba
untuk menjelaskan kemungkinan buruk yang akan terjadi jika ia tetap memaksa
untuk mencari Yoona.
Eunhyuk
hanya bisa diam. Ia tak bergeming. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Tetapi
disisi lain, ia memikirkan nyawa para penjaga bila ia tetap mekasakan
keinginannya.
ābagaimana
tuan?ā tanya ahjussi itu, yang membuat Eunhyuk kembali menghelakan nafas
panjangnya yang terdengar sangat berat.
āhuuuhhhhh......
baiklah. kita hentikan pencarian kita.ā
āyasudah,
mari kita kembali.ā ucap ahjussi itu lagi sembari mempersilahkan Eunhyuk untuk
jalan menduluinya.
The other side
āDonghae-ah...
gwaencanayo?ā ucap seorang yeoja. Ia terlihat sangat khawatir, ketika ia
menyadari bahwa namja yang berjalan beriringan dengannya berjalan dengan tidak
wajarnya.
āne..ā
ājeongmal?ā
āne..
gwaencana.ā ucap namja itu dengan sedikit mengembangkan lengkungan kecil dari bibirnya.
ātapi.....ā
āsudahlah
Yoong.. kau ingin cepat kembali kan?ā tanya namja bernama Donghae itu.
Sedangkan Yoona, hanya dapat menganggukan kepalanya atas pertanyaan yang
diarahhkan untuknya itu.
ākalau
begitu, lebih baik kita terus mencari jalan keluar. kau jangan banyak bicara,
itu akan membuat tenaga mu terus berkurang. arraseo?ā
āhem..
ye.. arra..ā jawab Yoona yang kembali memfokuskan fikirannya pada jalan-jalan
yang ia lalui.
Eunhyuk POV
Perasaan
ku semakin tak tenang saja. Aku belum dapat menemukan Yoona. Dan sekarang,
ditambah Donghae yang entah kemana perginya. Apakah ia telah menemukan Yoona?
Tetapi, kenapa ia tak menghubungi ku. Dan kenapa pula ponselnya tak aktif?
Argghhhh..... sungguh ini membuat ku hampir gila. Apa yang harus aku katakan pada
orang tua mereka, bila terjadi sesutu yang buruk yang menimpa mereka.
Argghhhh.... Tuhan.. bantulah hamba mu ini.
Author POV
Angin
semakin berhembis dengan kencangnya. Ditambah butiran-butiran air itu semakin
lebat jatuh membasahi bumi. Seorang namja yang mengenakan jacket berwarna hijau
serta celana panjang hitam, terus saja berjalan tak menentu menunggu kedatangan
dua orang manusia yang datang bersama dengannya untuk berlibur. Wajahnya nampak
khawatir, bahkan terlihat semakin khawatir ketika ia menyadari bahwa hujan
semakin lebat dan suara petir yang terus terdengar tiada berhenti.
ābagaimana
ini? Yoona....ā batinnya.
ātuan.,
ada yang bisa saya bantu?ā tanya seorang yeoja yang tak lain adalah seorang
resepsionis tempat ia menginap.
āha? nde?ā
āapakah
ada yang tuan butuhkan?ā
āah
annie..ā jawabnya apa adanya.
āoh
baiklah kalau begitu. saya permisi dulu..ā ucap resepsionis itu diiringi dengan
bungkukan badan.
āhuh...
ini pasti karena aku terus mundar-mandir tak menentu di loby hotel. arghhh...
DONGHAE... YOONA... DIMANA KALIAN?ā batinnya.
Authro POV
Hari
semakin larut. Seluruh pengunjung hotel pun lebih memilih kembali ke kamar
mereka, dan menikmati suasana malam dengan menenggelamkan jiwa mereka kedalam
lautan mimpi. Tetapi, berbeda dengan seorang namja berambut blonde itu. Ia
masih disibukan dengan ponsel serta kakinya yang sedari tadi tidak berhenti
bergerak menopang tubuh tingginya.
āpemisi
tuan...ā ucap seseorang yang membuat namja itu menghentikan aktivitas anehnya
itu.
ānde?ā
āapakah
ada yang mengganggu kenyamanan anda tuan?ā ucap orang itu yang tak lain adalah
manager hotel yang ia tinggali.
āan..
annie.ā
āHyukkie-ah........ā
teriak seseorang yang langsung membuat namja berambut blonde itu membalikan
tubuhnya, menghadap kearah panggilan itu berasal.
āneo.....ā
ucap Eunhyuk terkejut, ketika melihat sosok orang yang memanggilnya.
Yoona POV
Ku rasakan
ada sesuatu yang tengah mendarat di kelopak mata ku dengan tajamnya. Aku
mencoba untuk mengabaikannya, namun benda itu terlalu tajam hingga membuat ku harus mengerjapkan mata ku. Perlahan ku
kerjapkan mata ku, dan mulai mengusapnya dengan telapak tangan ku.
Em..
tunggu. Apa ini? Kenapa rasanya nyaman sekali. Bukankah semalam aku tersesat?
Memangnya ditengah hutan ada tempat senyaman ini? Tunggu.... di hutan?
Berarti.....
āDonghae-ah....ā
M.. m..
mwo..? Dimana ini?
ākau sudah
bangun?ā
ānde?ā
āHyukkie-ah....ā
To Be Continued^^,
annyeong..... Your New Face is back. mianhae.. for long.. long.. time didn't publish this fanfic. ehm.. by the way, are readers like this part? i hope all of you still like. ehm.. and thanks for your long time who still wait this part. and i hope readers don't feel bored with this part..ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
chinguu.. ayo lanjutin FFnya..
ReplyDeletegak sabar nih nungguin part selanjutnya,,
chingu, buat dong Yoona nya jadi mulai sayang sama Donghae, kan keliatannya juga Donghae seberenya suka sma Yoona cmn malu2 aja..
kkkk~ aku tunggu kelanjutannya yahh eonni..
jgn lama2 loh..
KEEP WRITING!! *bow
gomawoyo... secepatnya aku usahain.
Delete*author kembali bow*
ditunggu aja yah...
Next part dong chingu ^^
ReplyDeletene, ditunggu yah.
Deletesemoga aku bisa secepatnya publish part selanjutnnya.
gomawo:)