[Song Fic] Only Tears
Seorang namja, baru saja melangkahkan kakinya meninggalkan
sebuah alat transportasi udara yang ia tumpangi. Dengan mengenakan hoodie biru,
yang dipadukan dengan celana jeans serta kacamata berwarna hitam, ia
melangkahkan kakinya meninggalkan sebuah tempat yang biasa disebut dengan
airport. Sebuah tempat yang menjadi titik balik kehidupannya. Tempat yang
hampir tiga tahun belakangan ini tak pernah ia kunjungi.
“tak ada yang berubah, semua masih tetap sama.” gumam namja
itu.
Ia berjalan dengan santainya. Menikmati suasana yang tak
pernah ia rasakan lagi setelah kepergiannya. Tak banyak orang yang berlalu lalang
di tempat itu. Hanya ada segelintir orang yang dapat dipastikan bahwa mereka
akan pergi meninggalkan tempat itu,
sama halnya dengan sosok namja tersebut.
Dan mungkin pula, alasan mengapa tempat itu tak sepenuh biasanya adalah bahwa sekarang matahari belum
menunjukan sinarnya.
“aku tak salah memilih waktu.” gumam namja itu lagi.
Kali ini gumamannya disertai degan tangan kekarnya yang
mulai mengotak-atik beberapa tombol yang tertera di ponselnya.
“ini dia..” ucapnya, saat mata besarnya berhasil menemukan
sebuah nama yang menjadi kunci kedatangannya ke tempat itu.
Tempat yang dulu menjadi tempat yang penuh dengan kegembiraan baginya. Ya….
Korea, atau mungkin lebih tepatnya adalah Seoul.
Ia mulai menekan tombol berwarna hijau yang tertera di layar
ponselnya. Mendengarkan
sebuah ringtone sembari menunggu orang yang ada diseberang sana mengangkat
sambungan telephone nya. Ia begitu menikmati ringtone tersebut, hingga
tiba-tiba alunan ringtone tersebut berganti menjadi sebuah suara khas yang
sangat ia kenali pemilik suaranya.
“yeoboseyo….”
“……….”
“gwaencana
hyung. ne, aku sudah sampai.”
“……….”
“annio, tak apa. lagi
pula ini salah ku. aku yang memilih waktu kedatangan sepagi ini.”
“……….”
“ne, arraseo.”
“..........”
“arra..” ucapnya
sebelum akhirnya sambungan telephone antara dirinya dengan sosok orang yang
berada diseberang sana berakhir.
“huh… lebih baik aku menuju tempat penginapan sebelum
matahari benar-benar meninggi.” gumamnya diikuti dengan langkahan kaki
meninggalkan tempat yang bernama Incheon airport itu.
The other side
“hoam......hyung, tumben kau sudah bangun?”
“nde? ah.. annie, aku hanya haus dan ingin mengambil segelas
air.”
“oh…. hyung, tadi kau berbicara dengan siapa?”
“an.. annie. aku tak sedang berbicara dengan siapa-siapa. kau
salah kali Wookie-ah…”
“ehm… jinjja?”
“ye. sudah aku mengantuk. kau mengganggu ku saja.” kesal
namja itu sembari berjalan meninggalkan sosok namja yang ia panggil dengan
panggilan Wookie itu.
“ehm… aku salah dengar? ku rasa tadi aku benar-benar sedang
sadar. dan tadi Heechul hyung sempat menyebut nama……….”
Author POV
Sebuah berkas cahaya berhasil masuk diantara sela-sela
jendala yang tak tertutup rapat, membangunkan seorang namja yang tengah
tertidur pulas dengan seekor kucing yang juga tertidur disampingnya. Ia
menggeliatkan tubuhnya sembari mengusap-usap kedua matanya.
“pukul berapa ini?” gumamnya dengan mata yang masih
tertutup.
“hoam….. Heebum-ah, ternyata kau masih tidur. hoam….. untung
hari ini hari sabtu, jadi aku tak perlu menghabiskan waktu ku untuk memenuhi
tugas ku di kemiliteran.”
“hoam….. aku benar-benar harus menyiapkan banyak tenaga
untuk hari ini. hari yang sangat penting untuk semua.”
The other side
Hari ini begitu cerah. Tak ku sangka ternyata aku
benar-benar merindukan suasana ini. Suasana yang telah menghilang sekitar tiga
tahun yang lalu. Suasana yang tak pernah ku dapatkan lagi sepeninggal kepergian
ku kembali menuju ke negara asal ku.
Masih teringat dengan sangat baiknya kegiatan ku ketika tiga
tahun yang lalu. Hahahah…. nasi goreng Beijing. Apakah mereka masih
mengingatnya? Atau mungkin hanya aku saja yang masih mengingatnya. Huh…..
biasanya sepagi ini dulu kami sudah berada di ruang practice dance.
Mendengarkan alunan music, dan mulai menggerakan tubuh sesuka hati. Dan….. uri
leader pasti tengah bersama dengan kid leader. Hahaha… uri? Sepertinya aku
terlalu banyak berharap.
Huh….. mengingat sepasang leader itu membuat ku mengingat
sosok yeoja itu. Sosok yeoja yang ku sakiti karena kepergian ku. Sosok yeoja
yang tak pernah merasakan kebahagian karena ia bersama dengan ku. Sosok yeoja
yang mungkin…. mungkin… merasa kecewa karena ia menjalin hubungan dengan ku.
Karena aku….. aku adalah seorang namja yang hanya mampu meberikan hati ku
untuknya. Untuk seorang yeoja yang aku sayangi. Untuk seorang yeoja yang aku
rindukan selama ini.
Oh, i.. I don’t have
anything i can give you
(but i’m) missing you
I can’t even give you loving words
But i’m missing you
I
can’t even boldly wish for you to be mine
But i’m missing you
So i push you away
Because i’m a guy who has nothing but his own
heart
Author POV
Suasana pagi ini begitu ramai dari pada hari-hari yang lalu.
Mungkin, karena telah kembalinya seorang member yang telah menyelesaikan tugas
nya untuk negara. Ditambah lagi, dua orang member tambahan mereka juga tengah
berada di dorm. Hal itu semakin membuat suasana dorm ramai dengan suara-suara
teriakan dari tiap member.
“Teukie hyung….” ujar seorang namja yang masih mengenakan
pakaian memasaknya, yang membuat seluruh mata yang ada disana langsung
mengalihkan pandangan mereka menatap kearah namja itu.
“waeyo Wookie-ah?”
“ehm…. begini, semalam aku tak sengaja mendengar Heechul
hyung tengah berbincang dengan seseorang.”
“mwo? apa yang kau katakan? bukankah itu wajar. kenapa kau
aneh. aish… kau benar-benar mengganggu.” celetuk seorang namja bertubuh besar
yang baru saja menyelesaikan tugasnya di kemiliteran.
“aku setuju dengan apa yang Kangin-ah katakan. kau
mengganggu saja Wookie-ah.” celetuk seorang namja lain yang duduk tak jauh dari
namja yang dipanggil Teukie tadi.
“aish… anak ini! bisakah kau memanggil kami dengan panggilan
hyung!” bentak namja bernama Kangin itu.
“aish… untuk apa aku memanggil kalian dengan panggilan
hyung. toh intinya, tanpa aku memanggil kalian dengan panggilan hyung aku tetap
menghormati kalian seperti hyung ku sendiri.” balas namja itu lagi, diikuti
dengan senyum khasnya yang disebut dengan senyuman evil.
“aish…. dasar kau CHO KYUHYUN!!!!!!!!!”
“ya.. ya… sudah. tak usah di perpanjang. Kangin-ah, lebih
baik kau lanjutkan makan mu saja. dan kau Kyuhyun-ah, lebih baik kau biasakan
memanggil kami dengan panggilan hyung, arraseo?” relai seorang namja dengan
bijaknya. Yah…. namja itu adalah leader mereka. Park Jung Soo… atau akrab
dipanggil Leeteuk.
“oh iya Wookie-ah, tadi kau bilang Heechul hyung tengah
berbicara dengan seseorang. memangnya siapa orang itu?” tanya namja lain yang
tengah melahap habis makanannya.
“ehm… itu….. semalam Heechul hyung berbicara dengan…..
dengan…..”
Belum sempat namja bernama lengkap Kim Ryeowok itu
menyelesaikan ucapannya, seorang namja yang menjadi topic pembicaraan itu pun
sudah memunculkan batang hidungnya dan membuat Ryewook enggan untuk melanjutkan
kalimatnya.
“wah… kalian
ternyata sudah berkumpul. ku kira masih ada orang selain aku yang belum
datang.” ucap namja bernama Hechul itu, sembari menarik sebuah kursi mendekati
meja makan.
“oh iya
Wookie-ah, tadi kau belum selesai mengatakannya. dengan siapa memangnya?”
celetuk namja bertubuh tambun itu lagi, yang masih terfokuskan dengan
santapannya sendiri.
“oh itu, annie hyung. aku juga lupa.” kilah Ryeowook.
“oh iya, dimana nasi goring Beijing nya?” celetuk Heechul
lagi saat ia baru saja mendudukan tubuhnya di kursi yang ia tarik sendiri.
“mwo? nasi goring Beijing? kau mengigau hyung?” tanya
seorang namja yang setiap kali tersenyum setiap kali itu pula gusi nya
terlihat.
“annie, aku sedang tidak mengigau. yasudahlah lupakan saja.”
balas Heechul yang langsung mulai menghabiskan sarapannya.
Suasana kembali normal, tatkala mereka tengah menghabiskan
sarapan yang telah disiapkan oleh Ryeowook. Benar, Ryeowook merupan member yang
memiliki tanggung jawab atas makanan member-member yang lainnya. Maka dari itu
Ryeowook mendapatkan julukan eomma dari member-member yang lainnya.
“oh iya, ada yang ingin aku katakan pada kalian.” ucap
Heechul disela-sela kegiatannya memasukan berbagai makanan kedalam mulutnya.
“apa?” tanya Leeteuk.
“ada yang ingin aku tunjukan pada kalian nanti malam. jadi
bisakah kalian datang?”
“nanti malam? hyung, aku kan shooting.”
“kau shooting Hae-ah? bukankah kau tak ada scene hari ini?”
“bo? tidak ada scene? kau tau dari mana hyung?” tanya namja
bernama Donghae itu tak percaya.
“sudahlah, aku tahu dari manager hyung.”
“Heechul-ah, memangnya ada acara apa? dan dimana kita akan
bertemu?”
“nanti akan aku beritahukan tempatnya, dan mengenai acara,
nanti kalian akan tahu sendiri. tapi dapat ku pastikan kalian tak akan merasa
kecewa dengan acara ini.”
“mwo? kau sok tahu hyung.”
“ya. Kangin-ah! apa yang kau katakan?”
“aish… kau masih
tetap saja pemarah hyung, aku kan hanya bercanda.”
“ya Kangin-ah! neo..!!!”
“ya. sudahlah, kalian sudah besar tak usah diperpanjang
lagi.” relai Leeteuk masih dengan sosok wibawanya.
“aish… baiklah. kalau tak mengingat acara nanti malam, kau
sudah habis Kangin-ah….. oh iya, tolong beritahukan hal ini pada member Girls’
Generation juga. aku tak sempat memberitahu mereka.”
“mwo? Girls’ Generation? mereka juga ikut?” tanya Kyuhyun tak
percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
“ne. oh iya, aku juga mengajak Kibum.”
“buya? Kibum? Hyung, kau gila. dia kan sedang shooting drama
‘I Love Italy’?”
“ya. Eunhyuk-ah! aku tidak gila. aku sudah merencanakan
semuanya dengan matang. waktu, tempat, dan sebagainya. jadi kau tak perlu
banyak protes. arraseo?” kesal Heechul akibat pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan
kearahnya.
The
other side
Life is a party karechi kara sweet groove
Itsudatte anata ga boom boom boom
Hade ni car chase hana no around
Hikitsuke rarete boom boom boom
“……….”
“yeoboseyo…”
“……….”
“annio. waeyo oppa?”
“……….”
“jinjja?”
“……….”
“memangnya ada acara
apa?”
“……….”
“ehm.. baiklah. sepertinya
memang hari ini kita tidak ada schedule.”
“……….”
“ne, arraseo.”
“……….”
“ne, sampai bertemu
nanti oppa.”
“nugu eonni?”
“oh.. Leeteuk oppa, Seohyunnie.”
“waeyo? tumben sekali Leeteuk oppa menghubungi mu eonni?”
“ehm.. itu. tadi Leeteuk oppa bilang bahwa nanti malam
Heechul oppa mengundang kita untuk datang ke acaranya.”
“bo? acara? acara apa Taeng-ah?” tanya seorang yeoja berambut
coklat panjang secara tiba-tiba.
“ya Sica-ah. bisakah kau tak mengejutkan ku.” kesal Taeyeon.
“aish… kau memang sudah tua, sama seperti namjachingu mu,
Leeteuk oppa. makanya kau gampang terkejut.”
“aish.. kau.”
“sudahlah eonni. memangnya acara apa?” tanya Yoona tanpa
mengindahkan makanannya.
“entahlah. Leeteuk oppa pun tak tahu acara apa. katanya, Heechul
oppa tak mau mengatakannya.”
“Sooyoung-ah….”
Teriak Tiffany saat didapatinya sang dongsaeng tengah
bersiap-siap dengan heelsnya.
“kau mau kemana?”
“aku ingin keluar sebentar eonni.”
“arra, tapi kemana?”
“entahlah. aku ingin berjalan-jalan saja sendiri.”
“hem… kau kenapa? sejak kemarin kau terlihat aneh.”
“nde? annie. gwaencanayo.”
“aish… kau jangan bohong Sooyoung-ah. malhaebwa..”
“benar eonni….”
“aishh.. terserah kau sajalah.” kesal Tiffany yang lebih memilih kembali
kedalam kamarnya.
“mian eonni, aku tak bermaksud menutupinya dari mu. hanya
saja…. perasaan ini bagi ku aneh. nyaris tiga tahun. tiga tahun kami tak
bertemu, berkomunikasi saja tidak. dan sekarang rasanya aku merasakan bahwa
kami dekat bahkan sangat dekat. aku takut kalau-kalau ini hanya sebuah perasaan
yang tumbuh karena aku terlalu berharap banyak akan kembalinya dia.” batin
Sooyoung.
Author POV
Heechul berjalan memasuki sebuah tempat penginapan yang
terletak tak jau dari dorm diaman ia tinggal. Ia tak perlu lagi mencari tahu
dimana kamar namja itu. Karena sesungguhnya, dialah yang membooking salah satu
kamar di penginapan itu dan mengatas namakan namanya. Ia mulai berjalan
menghampiri sebuah pintu yang bertuliskan angka 514 didepannya. Ia mulai
melayangkan tangannya mengetuk pintu kamar itu. Tak perlu waktu lama baginya
untuk dapat memasuki kamar tersebut. Karena sedetik setelah ia mengetuknya,
terdengar suara seoarang namja yang membalas ketukannya.
“hyung…. silahkan masuk.”
“ne…” jawab Heechul yang kemudian mengikuti arah namja itu
membawanya.
“tunggu sebentar, aku akan buatkan minum dulu.”
“ye. oh iya, jangan lupa nasi goreng Beijng nya yah. aku
sangat merindukan masakan mu.”
“arraseo..” jawab namja itu dari dapur.
“iggo….” ucap namja itu sembari meletakan sepiring nasi goreng
Beijing ke atas meja, dan tak
lupa dua gelas jus segar untuk mereka.
“wah….. bau nya harum. kalau begitu aku makan..”
“bagaimana rasanya?” tanya namja itu saat Heechul baru saja
menelan suapan pertamanya.
“ehm…. neomu neomu mashitta…”
“jinjja?”
“ne. rasanya tak berubah. sama seperti saat kau terakhir
memasakannya untuk ku, malah ini lebih enak.”
“gomawoyo.”
Heechul masih terus melahap makanannya. Sesekali ia
menenggak segelas jus yang telah disiapkan untuknya. Sementara namja itu hanya
dapat melihat sembari memasang sebuah senyum simpul yag dapat dideskripsikan
bahwa senyuman itu adalah sebuah senyuman kebahagian yang sempat lenyap dari
kehidupannya. Disamping sebuah kegembiraan yang tergambar jelas dari senyumnya,
sebuah rasa kesedihan juga terlihat dari matanya. Rasanya kegembiraannya kali
ini belum sepenuhnya ia rengkuh. Masih ada satu tahap yang harus ia hadapi.
Sebuah tahap final setelah kepergiannya.
Namja itu bangkit dai kursinya. Ia berjalan meninggalkan
Heechul yang masih sibuk dengan beberapa sendok nasi goreng lagi. Ia
melangkahkan kakinya menuju sebuah balkon yang berada di kamarnya. Melihat
kesekeliling kota dari atas balkon. Sebuah kegiatan yang selalu ia lakukan dulu
bersama dengan yeoja itu. Yeoja yang hingga sekarang masih terus berdiam
dihatinya.
“iggo….” ucap Heechul yang membuat namja itu langsung
membaikan tubuhnya.
“bo? apa ini?” tanya namja itu, tetapi Heechul tak
menjawabnya. Ia malah mengambil posisi berdiri disamping namja itu dan melihat
kearah kota.
“foto?”
“hem… kau lihat saja.” perintah Heechul tanpa memalingkan
pandangannya dari bangunan-bangunan tinggi yang ia lihat.
“mwo? ini….”
“ne. itu ketika mereka berada di LA untuk SM TOWN live world tour III kemarin. aku
mendapatkannya dari camera yang dibawa
oleh Kyuhyun.”
“jinjja? benarkah ini kau Sooyoung-ah? kau nampak bahagia
sekarang. apakah kau benar-benar senang? apakah kau sudah melupakan ku? semudah
itukah? em… tetapi itu sepertinya lebih baik. aku tak ingin butiran air bening
itu kembali mengalir dari mata indah mu. bagi ku, air mata mu layaknya sebuah
emas yang tak boleh ku sia-siakan. aku selalu merasa senang walaupun kini aku
tak dapat melihat mu secara langsung. tetapi rasanya, aku tetap merasa dekat
dengan mu. rasanya, aku masih terus berkomunikasi dengan mu, dan mengetahui
keadaan mu dari mulut mu langsung. padahal, nyatanya aku mengetahui kondisi mu
dari dunia maya. sekarang aku telah kembali. kembali ke tempat dimana pertama
kali kita bertemu. ya.. aku berada di Seoul Sooyoung-ah.. apakah kau
mengetahuinya? hahahah sepertinya lucu ketika aku berfikir bahwa, dapatkah kita
kembali seperti dulu. seperti lima tahun yang lalu. tetapi sepertinya itu hanya
ada diangan-anganku. hal ini terlalu menyakitkan untuk mu….”
I’m
holding back, even though it hurts
Even tears are a luxury for me
I don’t even have the right to look at you
Don’t look at me
I know that my heart is wherever you are
Close enough our breaths can touch
Always in that same place
“Hankyung-ah…..” panggil Heechul sembari mengguncang pelan
tubuh namja itu.
Yah… namja itu bernama Hankyung. Seorang namja yang dulu
merupakan member satu-satunya Super Junior yang berasal dari China. Seorang
namja yang dulu merupakan leader dari Super Junior-M. Seorang namja yang dulu
hingga sekarang merupakan teman atau bahkan bisa dikatakan soulmate dari Heechul.
Seorang namja yang dulu selalu memasakan nasi goreng Beijing untuk member Super
Junior yang lain ketika pagi hari. Seorang namja yang menjalin hubungan dengan
salah seorang member girl group satu agency nya, ya… yeoja itu adalah Sooyoung.
Seorang yeoja yang dari dulu hingga kini atau mungkin sampai kapan pun akan
selalu berada dihatinya.
“Hankyung-ah….”
“ah.. nde?”
“gwaencana?”
“hem… gwaencanayo.”
“kau bisa Hankyung-ah. kau pasti bisa. buktinya tiga tahun
ini kau melewatinya hanya sendiri. sendiri. di China, negara asal mu. percaya pada
ku, kau merupakan namja yang pantang menyerah dan tak mudah putus asa. berani
mengambil resiko ditengah ketenaran mu. aku pun mungkin tak dapat melakukan
seperti apa yang kau lakukan. dan kau pun tahu, disini kau hanyalah korban. kau
tak melakukan kejahatan apa pun. jadi ku mohon Hankyung-ah, bertahanlah. aku
akan selalu berada disamping mu dan akan selalu membantu mu.”
“gomawo hyung. aku tahu, kau adalah hyung,teman, dan saudara
terbaik yang ku miliki.”
Malam semakin larut. Tak terasa waktu yang telah dinantikan
oleh Hankyung pun tiba. Waktu dimana ia akan bertemu kembali dengan orang-orang
yang dari dulu hingga sekarang merupakan bagian dari hidupnya. Orang-orang yang
sangat ia sayangi dan juga ia rindukan. Orang-orang yang selalu ada difikirannya,
kapan pun dan dimana pun ia berada. Terutama seorang yeoja yang merupakan
yeojachingu nya, mungkin itu hanya baginya tidak bagi yeoja itu.
“apakah kau sudah siap? sepertinya sebentar lagi mereka akan
sampai.”
“nde? hem……..”
“Hankyung-ah, kau harus yakin dan kau harus percaya. semua
ini demi kebaikan mu. kau tak perlu takut. arraseo?”
“arra hyung.”
“nah kalau begitu, lebih baik kau kembali ke tempat mu dulu.
aku akan menunggu mereka disini.” perintah Heechul yang langsung dilaksanakan oleh
Hankyung.
Lima belas menit…..
Dua puluh menit…..
Tiga puluh menit…..
Empat puluh lima menit…..
“aish… kemana-anak-anak itu. kenapa mereka belum tiba?”
gerutu Heechul yang sudah mulai merasa kesal akibat ketelatan tamu-tamu nya.
Heechul kembali menahan emosinya demi kelancaran rencananya
sendiri. Ia kembali duduk menunggu kedatangan tamu-tamu nya yang berjumlah
lebih dari lima belas orang itu, dengan raut wajah yang mulai agak menekuk.
Bagaimana tidak, waktu sudah menunjukan lebih dari satu jam acara, tetapi
mereka belum juga menunjukan tanda-tanda kedatangan mereka. Dan ketika
kesabaran yang dimilikinya sudah menipis, ia pun lebih memilih bangkit dari
kursinya dan pergi meninggalkan tempat itu. Baru saja ia akan melangkahkan
kakinya, tiba-tiba suara riuh mulai terdengar. Dan ia pun dapat mendengar bahwa
namanya juga ikut terpanggil.
“Heechul hyung……”
“arghh… akhirnya mereka tiba juga. lihat saja, mereka akan habis
dengan ku sekarang.” batin Heechul.
“apa kau sudah lama Heechul-ah?” tanya Leeteuk yang mampu
menambah api-api kesal bertebaran didekat tubuhnya.
“ya. kalian gila. apakah kalian tak bisa melihat jam ha? apakah
kalian ingin membuat ku mati kedinginan, hanya karena menunggu kalian? apakah
kaian tidak tahu bahwa aku benar-benar merasa kedinginan, bahkan aku nyaris
beku disini!!!” pekik Heechul
tanpa memperdulikan orang-orang dihadapannya itu.
“oppa… sudahlah, kau tak usah marah-marah lagi. yang penting
kami telah sampai. ayo oppa kita masuk..” ucap Yoona mencoba mendinginkan
Heechul yang mulai terbakar oleh kekesalannya.
“ya.. Yoongie..” pekik Donghae tak terima dengan apa yang ia
lihat.
Heechul mulai berjalan menuntun semua tamu yang ia undang
memasuki tempat yang telah ia persiapkan sebelumnya. Sebuah tempat yang
merupakan rooftop dari salah satu bangunan yang telah ditinggal lama oleh
pemiliknya. Walaupun sebuah rooftop tetapi rooftop itu mampu menampung mereka
semua yang datang. Dengan dihiasi beberapa balon dan beberapa penghias ruangan
yang lainnya, rooftop itu telah berubah menajdi sebuah tempat pesta yang layak.
“mwoooo… tempat ini begitu indah.” celetuk Taeyeon
disela-sela langkahnya menaiki anak tangga.
“Heechul oppa, sebenarnya acara apa ini? apakah ulang tahun
mu? tetapi ulang tahun mu kan bukan hari ini.” tanya Hyoyeon.
“sudahlah, kalian juga akan tahu nanti. lebih baik kalian
naik saja dulu.”
“tsk… hyung, sejak tadi pagi kau hanya bilang, nanti kalian juga akan tahu. tapi
nyatanya sampai sekarang kami tidak tahu, dan kau tak mau memberitahu kami
hyung.” gerutu Eunhyuk yang sepertinya sudah merasa penasaran sejak tadi pagi.
“sudahlah, kajja..”
“kalian tunggu disini sebentar, aku akan segera kembali.” perintah
Heechul yang mulai berjalan pergi meninggalkan tamu-tamunya di rooftop.
“hyung, kau mau kemana?” teriak Kibum yang bingung dengan
kelaukan aneh Heechul.
The
other side
Sekarang aku dapat melihat mu secara langsung. Kau tak
berubah. Kau masih tetap sama. Tahukah kau, seberapa inginnya aku untuk dekat
dengan mu. Dan sekarang aku telah berada disatu tempat yang sama dengan mu.
Tetapi rasanya, untuk menjadi lebih sedikit dekat dengan mu lagi itu sepertinya
sangat sulit. Aku sudah tak mampu menahan butiran air bening ini lagi, walaupun
kenyataanya setiap malam aku selalu teringat dengan mu dan selalu menitihkan
air bening ini dari mata ku.
I
love you. I’m sorry
But i can’t do this anymore
I don’t even have the right to get close to you
Don’t love me
I don’t have the ease of being able to give you my heart
I live every day beyond my strength
Each day is too much so i cry
“Hankyung-ah, gwaencana?”
Terdengar suara seseorang yang memanggil ku, serta dapat ku
rasakan bahwa ada sebuah benda yang mendarat di pundak kiri ku.
“nde?”
“kau pasti bisa Hankyung-ah. fighting!!”
“ne, gomawo hyung.”
Author POV
Heechul mulai melangkahkan kakinya menghampiri tamu-tamu
khusus yang telah diundangnya. Tetapi berbeda, kali ini ada seorang namja yang
mengekor dibelakangnya. Seorang namja yang berhasil membuat seluruh perhatian
mengarah kepadanya.
“neo….”
“annyeonghaeseyo. senang bertemu lagi dengan kalian.” ucap
namja itu sembari merunduk memberikan salam.
Sooyoung, sosok yeoja yang merupkan point utama kedatangan
namja itu pun hanya dapat terdiam menatap namja itu tak percaya. Namun sedetik
kemudian air bening mengalir dari matanya. Ia yang menyadari bahwa terdapat
aliran air yang mulai membasahi kedua pipinya itu pun langsung melangkahkan
kakinya pergi meninggalkan tempat itu. Namun sekuat apa pun keinginan Sooyoung
untuk meninggalkan tempat itu, secepat dan sekuat itu juga tangan namja itu
menahan langkah Sooyoung.
“dengarkan aku dulu. ku mohon Sooyoung-ah..”
Mereka telah duduk ditempat yang sebelumnya telah di rancang
oleh Heechul.
Satu menit…
Dua menit…
Lima menit….
Hanya ada kebisuan diantara mereka. Tak ada satu pun dari
mereka yang membuka mulutnya. Hanya ada sebuah tatapan yang melambangkan
kerinduan diantara mereka.
“gomawo.. karena kalian telah datang.” ucap namja yang
menjadi kunci pertemuan mereka.
“sebenarnya…..”
“wae?
waeyo? kenapa kau tega? kenapa
kau membiarkan ku menjadi
seperti ini?”potong Sooyoung yang diikuti dengan isakan tangis. Ia tak dapat
lagi menahan kegundahannya selama ini. Ia mulai menangis bahkan sangat
menangis. Rasanya hati nya mulai terasa terbakar akibat kegundahannya sendiri.
“mianhae Sooyoung-ah, jeongmal mianhae. aku tak bermaksud membuat mu menjadi
seperti ini. tetapi….”
“tetapi, ini karena waktu. semua ini terjadi karena waktu. tolong
jangan salahkan dia. dia tak sepenuhnya bersalah. dia juga menderita sama hal nya dengan kita. kau ingat
Teukkie-ah, apa yang kau katakana disalah satu program tv yang kita hadiri beberapa
bulan setelah kepergiannya, ha? kau ingat, kau mengatakan kalau Hankyung
bukanlah member yang tak tahu berterima kasih. kau sakit hati dengan kepergian
Hankyung, tetapi kau tahu ia hanya sendiri di negara asalnya. mencoba untuk
tetap tenang. dan sementara kita, kita masih memiliki empat belas kepala lagi.
dan mengenai hal-hal yang kau tahu, sebenarnya itu merupakan rencana dari
agency. kau hanya mengetahui apa yang diungkapkan oleh uri agency, dan tanpa
kau ketahui apa yang kau ungkapkan
telah membuat Hankyung merasa tersakiti. mungkin kalian berfikir bahwa aku
berkata sepert ini hanya karena aku dan Hankyung sangat dekat. tetapi
sebenarnya tidak. aku mengetahui semuanya dari sajangnim. ia sendiri yang mengatakannya
sebelum aku memasuki kemiliteran.” jelas Heechul tanpa membiarkan Hankyung untuk
menjelaskannya sendiri.
“mianhae hyung, karena kepergian ku kau menjadi menderita. aku
tak bermaksud untuk melakukannya. hanya saja aku harus melakukannya.” tambah
Hankyung dengan suara yang mulai terdengar berat.
“dan kau Sooyoung-ah, aku tak bermaksud meninggalkan mu tanpa memberikan penjelasan. tetapi ketika aku ingin membertahu mu, kau sedang
berada di luar kota. sedangkan aku
sudah tak bisa berlama-lama di Seoul.”
Mereka diam, diam dalam fikiran serta perasaan mereka.
Mungkin bagi mereka, seharusnya saat ini adalah saat untuk melepaskan kerinduan
satu dengan yang lainnya. Tetapi kegundahan yang mereka rasakan selama ini,
mengharuskan mereka melupakan hal itu.
“tapi, kenapa oppa tak pernah menghubungi ku?”
“itu karena agency yang tak mengizinkan oppa untuk
menghubungi mu dan yang lainnya. mereka megatakan bahwa kalau aku tetap
menghubungi kalian, karir kalian akan terancam. maka dari itu aku tak pernah
lagi menghubungi kalian, tetapi aku tetap mengetahui perkembangan kalian dari
dunia maya, dan juga dari Heechul hyung, karena sesekali aku menghubunginya.”
Mereka kembali terdiam. Tak ada satu pun dari mereka yang
mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya ada kesunyian serta sebuah tatapan sedih yang terpampang diwajah
mereka.
“mianhae..
jeongmal mianhae.. aku tak bermaksud membuat kalian menderita. dan untuk mu Sooyoung-ah,
oppa kembali kesini hanya untuk menjelaskan semuanya pada mu. oppa tak mau lagi
menyimpannya sendiri dan membuat mu selalu merasa sakit hati pada oppa.
mianhae…..”
More than anyone else in
this world
I love you, so i hold back
Oh i… i can’t hold your hand
But i’m missing you
I’m worried i might just have my tears to hold
So i’m missing you
I can’t tell you to stay with me
But i’m missing you
So it’s too much, but in the end
It’s because i’m a man who has nothing but his own heart
“mianhae… jeongmal mianhae. ehm…
sepertinya, sudah tidak ada gunanya aku berada disini, gomawo untuk semuanya,
Teukkie hyung, gomawo sudah menjadi leader yang baik untuk ku. Heechul hyung
gomawo telah menjadi segalanya untuk ku. Hae-ah, Hyukkie-ah gomawo sudah
menjadi dongsaeng yang perhatian. Wookie-ah gomawo untuk waktu mu serta tenaga
mu yang kau peruntukan untuk ku. Kyuhyun-ah gomawo karena kau telah mejadi
dongsaeng yang baik walaupun nyatanya kau jarang sekali memanggilku dengan
panggilan hyung. Kibum-ah kau jaga diri mu baik-baik, aku selalu
mengkhawatirkan mu. Yesung-ah gomawo karena kau selalu mengkhawatirkan ku ketika aku sakit.
Siwon-ah gomawo karena kau selalu mengingatkan ku akan Tuhan. Shindong-ah
gomawo karena kau selalu menghibur ku dengan lelucon-lelucon lucu mu. Kangin-ah kau janganlah mudah
tempramen lagi, itu berbahaya untuk kesehatan mu. Sungmin-ah, entah aku
bingung, ku harap kau tetap menjadi seperti Sungmin yang ku kenal. Dan yang
terakhir untuk Zhomi dan juga Henry, gomawo Zhoumi-ah karena kau telah mau
menanggung beban ku di Super Junior-M, dan untuk kau Henry-ah tetaplah menjadi
seorang magnae yang manis jangan membuat
Leeteuk hyung semakin pusing dengan bertambahnya seorang evil magnae lagi.”
“huh….. dan untuk kalian Kid leader,
Jessica, Tiffany, Yuri, Seohyun, Hyoyeon, Yoona, Sunny, gomawo karena kalian
aku merasa bahwa aku tak sendiri karena aku meiliki dongsaeng-dongsaeng seperti
kalian. entah, aku tak dapat membayangkan bagaimana kalau aku tak pernah
bertemu dengan kalian. mungkin aku akan sangat-sangat menyesal.”
“dan untuk mu Sooyoung-ah.. mianhae…
jeongmal mianhae. mungkin hanya kata-kata itu saja yang pantas terlontar dari
mulut oppa. tetapi oppa tak mau menyia-nyiakan kesemepatan ini, oppa berharap
kau tak sedih lagi. jangan fikirkan oppa. kau carilah namja lain yang lebih
baik dari oppa, yang bisa menjaga serta menyayangi mu. gomawo untuk dua tahun
atau bahkan lima tahun ini, kau telah dengan senang hati menjadi yeojachingu
oppa. gomawoyo.. jinjja gomawo.”
Oh, i.. I don’t have anything i can give you
(but i’m) missing you
I can’t even give you loving words
But i’m missing you
I can’t even boldly wish for you to be mine
But i’m missing you
So i push you away
Because i’m a guy who has nothing but his own heart
“hem… sepertinya, aku harus pergi.
Heechul hyung, gomaowo untuk hari ini. annyeong……”
Hankyung merundukan badannya beberapa
saat sebelum ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu.
Satu langkah…
Dua langkah…
Tiga langkah, sudah ia melangkahkan
kakinya. Dan ketika ia akan menuruni anak tangga, tiba-tiba saja…..
“ oppa…. apa kau ingin mengulangi
kesalahan mu?” teriak seorang yeoja yang tak lain adalah Sooyoung.
Hankyung yang mendengarnya hanya dapat
terdiam tanpa membalikan tubuhnya.
“ne, apakah hyung mau mengulangi
kesalahan hyung. pergi dan membiarkan kami bersedih.” sambung Siwon yang kini
ikut berdiri disamping Sooyoung.
“apakah oppa tega melihat kami bersedih
lagi?” sambung Hyoyeon yang mendapat anggukan dari member Girls’ Generation
yang lain.
“kami tahu kalau
kau tak mungkin tinggal disini. tapi, bisakah kau menghabiskan waktu mu
beberapa saat bersama kami. kami tak ingin kehilangan mu lagi Hankyung-ah…”
sambung Leeteuk yang mulai berjalan menghampiri Hankyung.
“kau dengarkan Hankyung-ah. semua masih
peduli terhadap mu. dan sekarang giliran ku. Hankyung-ah, tinggallah beberapa saat
dengan kami. kami benar-benar sangat merindukan mu. apakah kau tahu bagaimana sedihnya
aku ketika kau memutuskan untuk meninggalkan kami? apakah kau tahu, setiap
malam aku selalu mengurung diri ku di kamar? aku selalu berfikir bahwa aku
gagal menjadi saudara yang baik untuk mu, dan aku juga telah gagal menjaga
mu.” ungkap Heechul dengan suara yang
berat. Entah bagaimana bisa Heechul melakukan hal yang menurutnya aneh itu, ia
mengungkapkan perasaanya langsung didepan banyak orang. Tetapi, itulah yang
dilakukan Heechul saat ini.
“gomawo…. jeongmal gomawo….” balas
Hankyung yang tak tahu lagi harus berkata apa. Ia mengatakannya dengan butiran
air bening yang mulai mengalir membasahi kedua pipinya. Leeteuk yang
melihatnya, dengan cepat menarik tubuh Hankyung kedalam pelukannya, persis
seperti dulu saat Hankyung menangis karena megingat orang tuanya, Leeteuk
selalu menenangkannya dengan memeluknya.
“oppa….” panggil Sooyoung saat Hankyung
tengah bercengkrama dengan member Super Junior yang lain.
“hyung, lebih baik kau menemuinya
dulu.” perintah Kyuhyun yang mendapat anggukan persetujuan dari yang lainnya.
“tunggu… kau memanggil ku apa? hyung?”
tanya Hankyung tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
“ya! hyung ini. tadi hyung bilang kalau
aku jarang memanggil mu hyung, dan sekarang giliran aku telah memanggil mu
hyung kau juga masih protes. kalau begitu aku tak akan memanggil mu hyung
lagi.”
“ya… ya… bukan begitu maksud ku. aku
benar-benar senang mendengarnya. gomawo Kyuhyun-ah….”
“kalau begitu lebih baik kau temui
Sooyoung dulu, hyung. jangan membuat ia menunggu.” sambung Zhoumi lagi
mengembalikan kefokusan Hankyung akan sosok yeoja yang selama ini ia rindukan.
“ne.”
“oppa, bisakah kita bicara sebentar?”
“ne. ada yang oppa ingin bicarakan juga
dengan mu.” ujar Hankyung sembari menggandeng tangan Sooyoung meninggalkan
kerumunan yang lain.
Kini kaki mereka terhenti pada anak
tangga terakhir. Mereka terdiam satu sama lain, hanya sebuah tatapan yang
mereka lakukan sebagai bentuk komunikasi diantara mereka.
“oppa…”
“Sooyoung-ah…”
Ucap mereka serentak, membuat mereka
menjadi gugup tak karuan.
“kau dulu saja.” ujar Hankyung
mempersilahkan Sooyoung untuk mengawali pembicaraan.
“ne. ehm… oppa, aku hanya ingin menanyakan
satu hal pada mu.”
“bertanya? apa? apakah penjelasan oppa
yang tadi masih kurang?”
“annio, bukan itu yang aku mau
tanyakan. ini… ehm…. oppa…., apakah kau masih….. masih… menganggap ku…
sebagai…… yeojachingu mu?” tanya Sooyoung dengan suara yang agak pelan dan ragu.
Walaupun begitu, tetapi Hankyung masih dapat mendengarnya dengan baik.
“apakah kau benar-benar ingin tahu?”
“ne.. aku ingin tahu oppa.”
“baiklah kalau itu mau mu.” jawab
Hankyung dengan menunjukan sebuah senyuman yang dulu ia pelajari dari sang evil
magnae, Kyuhyun.
Hankyung mulai meletakan tangan kanan
nya pada tengkuk leher jenjang milik Sooyoung. Perlahan ia dekatkan wajahnya
dengan wajah Sooyoung. Sedetik kemudian, bibir mereka telah menyatu. Mereka
melakukannya tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Walaupun yang terjadi
diantara mereka hanyalah sebuah ciuman hangat dan lembut,tanpa ada yang
melumuti, tetapi itu cukup membuat Sooyoung mengetahui jawaban atas
pertanyaannya. Cukup lama mereka berada pada keadaan seperti itu, hingga akhirnya
itu semua berakhir karena..,
“ehem……” terdengar suara-suara riuh yang
membuat sepasang kekasih ini menghentikan adegan yang telah membuat banyak
pasang mata dibuat iri oleh mereka.
“apakah kalian sudah selesai? bisakah
kita mulai pestanya?” teriak Heechul dari rooftop.
“ne Sooyoung-ah, aku sudah lapar.” sambung
Yoona sembari memegangi perutnya.
“aaaaa…. aku ingin…” gerutu Taeyeon
tepat ketika suasana sunyi tak ada suara satu pun.
“aish… Taeng-ah, kau kan memiliki
Leeteuk oppa cepat kau minta saja sama dia. jangan mengganggu yang tengah
terjadi.” kesal Sica akibat ulah kekanak-kanakan Taeyeon, leadernya.
“하하하…..” tawa mereka, membuat suasana canggung yang
tercipta menghilang begitu saja.
Semua telah berakhir, kesedihan, kegundahan,
maupun keraguan.
Tinggal lah
tersisa kebahagian diantara mereka.
“Sooyoung-ah, saranghae…”
“na do saranghae oppa……”
The End^^,
Annyeonggggggg.........
i’m comeback with my second song fanfiction. em... although it's too late, but i would like to say “saengil chukhae GIGSent fanfiction :D” * turn on the firework* my wish for GIGSent is, GIGSent could be better than before :)
and than, before i talk about this
fanfiction, i wanna say “i am a troublemaker” not because i like Cube Ent’s
troublemaker couple, but this is because i didn’t do GIGS’s plan. Readers knew
about GIGS’s surprise that author GSB said yesterday on the first posting, right?
And... because me, that plan couldn’t be a really good plan. So i wanna say
mianhae.. jinjja mianhae for author GSB, Salsa, and also readers. But i hope
readers still enjoy with GIGS’s surprise. Emm... i think only that, and i also
hope readers like my story...
감사합니다
^^
Comments
Post a Comment