Tell Me Why
Cast:
- Lee Donghae
- Kim So Eun
- Han Soyeon
·
Author POV
Lelaki itu menatap lekat punggung gadis yang tengah
memunggungi dirinya tersebut. Area matanya memanas begitu saja, sesaat setelah gadis itu mengucapkan sebuah
kalimat sederhana yang begitu mengguncang hati maupun pikirannya.
“ Tinggalkan aku sekarang juga Lee Donghae!” ucap gadis itu
untuk sekian kalinya. Nada bicaranya begitu dingin dan tegas seolah ia sama
sekali tidak merasa berat untuk mengatakan hal itu. Namun tidak demikian dengan
hatinya. Hatinya begitu sesak dengan perasaan yang begitu kacau tak tertata.
Sebenarnya ia juga tidak yakin akan keputusan yang telah ia buat, tapi kembali
lagi pada kenyataan, membuat gadis cantik itu harus berteguh pada pilihannya
sekarang.
“ Sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkanmu. Kau masih
ingat kan, aku pernah bilang tidak akan pernah meninggalkanmu meski kau sendiri
yang memintaku pergi?” sahut namja bernama Lee Donghae itu dengan menahan
airmatanya sekuat mungkin.
“ Tapi aku sudah tidak bisa meneruskan hubungan ini lagi!
Jadi ku rasa cukup sampai di sini saja.” gadis itu membalikkan tubuhnya dan
menatap pria di depannya dengan tatapan datar. Sebesar apapun beban yang ada
dalam hatinya, sebisa mungkin ia sembunyikan baik-baik di depan pria itu. jujur,
mengatakan hal seperti itu dengan gamblang,
bukanlah hal yang mudah untuknya, terlebih selama dua tahun ini pria itulah
yang mengisi hari-hari dalam hidupnya.
“ Maaf..selama ini aku tidak bisa menjadi yang terbaik
untukmu.” Ucap gadis itu lagi namun dengan nada yang lebih pelan dari
sebelumnya. Tanpa membiarkan hatinya kembali goyah, ia segera membalikkan
badannya dan mengambil langkah untuk meninggalkan pria itu.
Berat..memang sangat berat barang satu langkah saja, namun
demi kebaikan ia dan pria itu, ia harus tetap teguh pada pilihannya. Yaitu
meneruskan langkahnya hingga ke tempat dimana ia tidak bisa menemukan laki-laki
yang sekarang menyandang status sebagai mantan
kekasihnya.
Tak jauh berbeda dengan gadis itu, Donghae kini tengah
berurai airmata sambil menahan sesak di dadanya. Ia tak menyangka bahwa alasan
kenapa gadis itu memintanya untuk datang ke taman ini adalah untuk menyatakan
kalimat putus. Ini memang bukan kali pertama gadis bernama Kim So Eun itu
meminta berpisah dengannya, tapi yang terjadi sekarang ini berbeda. Ia sama
sekali tak menemukan keraguan pada gadis itu, ia malah melihat keyakinan yang
begitu teguh pada gadis itu
“ Pulanglah! Mungkin kau sedang lelah. maaf aku tidak bisa
mengantarmu.”
Seolah tak mengindahkan keputusan gadis itu, Donghae malah
bersikap seolah semua akan kembali normal pada esok hari. sebisa mungkin ia tak
merubah prinsipnya bahwa sampai kapanpun ia tidak akan meninggalkan gadis itu. egois…mungkin
iya.
*****
Langkah gadis itu terhenti begitu matanya menangkap sebuah
sosok yang sudah tak asing lagi untuknya. Sosok itu tengah berdiri bersandar
pada sisi depan sebuah mobil berwarna hitam. Tak lama sosok itu menyadari keberadaan gadis itu. Ia menegakkan
tubuhnya sambil tersenyum pada gadis itu.
Sosok yang tak lain adalah seorang bernama Lee Donghae,
terus tersenyum pada gadis itu sepanjang langkahnya ketika menghampiri gadis
yang sebenarnya sudah mengikrarkan kalimat berpisah pada hubungan keduanya.
“ Kajja…hari ini aku akan membawamu ke sebuah tempat yang
istimewa dan kujamin kau pasti akan senang.” Seru Donghae. Ia meraih lengan
gadis itu dan menariknya pelan. Sontak gadis itu berontak dan menghempaskan
tautan tangan Donghae pada lengannya.
“ Hubungan kita sudah berakhir! Jadi untuk apa kau masih
menemuiku?” pekik gadis itu. Donghae yang tersentak mendapat perlakuan semacam
itu, hanya bisa diam termangu sambil menahan sakit dalam hatinya. Namun demi
sebuah gengsi yang menyatakan bahwa laki-laki adalah makhluk yang kuat,
Donghaepun tak patah arah begitu saja. dengan sabarnya ia mencengkram bahu
gadis mungil di depannya dengan perlahan. Menyatukan pandangan masing-masing
sembari menyelami isi pikiran gadis itu.
“ Sebenarnya ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?” lirih
Donghae dengan masih menatap gadis itu. tapi tak lama kemudian sebuah penolakan
diterima Donghae, gadis itu menepis tangannya yang berada di kedua sisi bahu
gadis tersebut.
Tanpa membiarkan semuanya terus berlarut semakin kacau,
gadis itu langsung membalikkan tubuhnya dan mengambil langkah maju untuk
meninggalkan Donghae. Bahunya bergetar menahan airmata yang sebenarnya sudah tak
kuasa dibendung oleh kantung matanya.
“ Tidak ada yang salah, hanya saja aku jenuh dengan hubungan
ini! aku bosan denganmu! Jadi kumohon jangan temui aku lagi.” Ucap gadis itu
sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan tempat itu dan memilih untuk
memutar arah yang tentunya membuat dirinya harus berjalan lebih jauh.
Lagi-lagi Donghae hanya bisa menahan sesak di dalam dadanya.
Bahkan airmata yang daritadi ia tahan mati-matian, kini meluruh juga seiring
dengan rasa panas dan gelisah menjalari setiap rongga tubuhnya. “ Apapun
alasanmu, aku tidak akan pernah melepasmu So Eun-ah! Karena aku percaya jika
sampai saat ini kau masih mencintaiku.” gumam Donghae tertahan. matanya terus
menatap lurus ketempat dimana bayangan gadis
bernama So Eun itu menghilang.
*****
Donghae POV
2 weeks later…
Selama dua minggu belakangan ini aku terus mendatangi kampus
saatnya jam makan siang tiba, namun aku tak kunjung bertemu dengannya. Bahkan
saat ku datangi rumahnya, tidak ada orang sama sekali. Sudah berulang kali aku
bertanya pada tetangga sekitar rumahnya, namun mereka hanya menjawab bahwa
keluarga Kim sudah pindah hampir dari tiga bulan yang lalu, tapi saat ku
tanyakan kemana mereka pindah, tak ada seorangpun yang mengetahuinya.
Sepertinya jika aku hanya menunggunya sambil berdiam diri di
lapangan parkir, aku hanya akan mendapatkan hasil yang kurang lebih tak jauh berbeda
dari kemarin. Baiklah, sepertinya mencari sambil bertanya pada setiap orang
yang kutemui, bukan ide yang buruk.
Langkahku terus berlanjut hingga aku berhenti di depan pintu
bertuliskan ruang psikologi. Ruangan ini tentu bukan ruang yang asing bagiku,
setidaknya aku pernah ke sini sekali untuk memastikan So Eun sampai di kelasnya
dengan baik.
Ku amati dari kaca jendela bening yang membuatku bisa
melihat aktifitas di dalam ruangan itu. Mataku terus bergerilya dan berulang
kali melakukan hal yang sama meski tetap tak dapat mengubah hasilnya. Aku sama
sekali tak menemukan So Eun dari gerombolan orang di dalam sana. Bahkan aku
juga tak menemui sosoknya yang biasa duduk di sebelah sahabat baiknya, Soyeon.
Ah…kemana gadis itu? harus dimana lagi aku mencarimu Kim So
Eun? Kenapa tiba-tiba kau menghilang? Apa jangan-jangan itu semua karena aku?
Karena kau sudah sangat muak bertemu denganku, maka dari itu kau memutuskan untuk
pergi ke tempat dimana aku tidak bisa menemukanmu?.
Tubuhku yang tadi ku sandarkan pada dinding samping pintu
ruangan itu, sontak saja menegak saat bunyi decitan pintu di sampingku
terdengar. Rupanya waktu kuliah mereka sudah usai. Lihat saja hampir semua
penghuni kelas itu keluar dan pergi meninggalkan ruangan itu. Namun aku terus
menunggu seseorang yang mungkin saja bisa membantuku untuk menemukan dimana So
Eun. Yaph…Soyeon!.
“ Yeon-ah..chakkamman!” aku segera menahan gadis yang
sepertinya tidak menyadari kehadiranku. Ia terus berjalan seolah tak melihatku
kalau saja aku tak memanggilnya. Ia membalikkan tubuhnya dan sedikit berjengit
kaget, namun tak lama kemudian ia kembali pada kodrat aslinya yang begitu cuek
dan datar.
“ Ehmm…tentu kau sudah tahu tujuanku datang kemarikan?” titahku
secara hati-hati yang hanya dibalas dengan delikan tak sabaran darinya.
“ Kau juga pasti mengetahui segala hal tentang So Eun, kan?”
Aku tak tahu apa aku begitu berbelit-belit atau bagaimana,
yang jelas gadis di depanku ini terlihat begitu jengah mendengar ucapanku. Dia
sampai mengalihkan pandangannya sambil mendengus kesal dan melipat kedua
tangannya di depan dada. Tapi sepersekian detik kemudian wajahnya terlihat
begitu lesu dan ia tundukkan ke bawah.
“ Pasti kau ingin menanyakan keberadaan So Eun, ya kan?”
tandasnya datar sembari menegakkan kepalanya kembali. Dari raut wajahnya nampak
sekali sebuah kerisauan, seperti ada hal buruk yang sedang ia tutupi.
Aku hanya mengangguki pertanyaanya tanpa berbicara
sedikitpun. Kini semua waktu ku berikan padanya untuk berbicara. Bagaimanapun
aku merasa ada sesuatu yang mengganjal, pasti ada yang ia sembunyikan dariku.
Kalau tidak, mana mungkin dia berekspresi seperti itu?.
Tatapan gadis itu selalu berpindah seperti sedang
kebingungan. Sebentar ia menatapku, kemudian membuang pandangannya, atau tidak
menundukkan kepalanya seolah jawaban yang akan ia utarakan padaku begitu berat
untuk diungkapkan.
“ Aku tahu bagaimana perasaanmu sekarang, tapi maaf aku
tidak bisa memberitahumu oppa.”
“ Yeon-ah tolong beritahu aku jebal…aku mohon!” sahutku
memohon padanya. Ku raih tangannya dan menggenggamnya erat-erat seolah tak
membiarkannya untuk memberi penolakan padaku.
“ Tapi aku sudah berjanji padanya oppa. Yakinlah…bahwa ia
melakukan ini untuk kebaikan kalian berdua. Bukankah So Eun sudah memintamu
untuk tak menemuinya lagi?”
“ Tolonglah….Aku sangat mencintainya… tapi dia pergi begitu
saja tanpa memberitahuku dimana letak kesalahanku, sungguh ini tidak adil Yeon-ah…
aku…” tanpa sadar aku menangis hingga rasanya begitu sesak untuk meneruskan
kalimatku selanjutnya. Bahkan pertahanan tubuhku runtuh, hingga tubuhku
perlahan merosot dan membuatku berlutut di depannya sambil terus menggenggam
tangannya.
“ Aku mohon Yeon-ah, aku mohon…”
“ Datanglah lagi besok, ku jamin pasti kau bisa menemuinya.”
Kepalaku terdongak begitu saja, saat gadis itu kembali buka suara. Perlahan ku
tegakkan tubuhku kembali, sambil menatap baik-baik gadis di depanku.
“ Sekarang pulanglah!” gadis itu berbalik meninggalkanku
yang masih berusaha memecahkan teka-teki yang terus berkelebatan dalam
pikiranku.
*****
Kembali menunggunya di tempat yang sama seperti kemarin,
sungguh bukan masalah untukku. Selagi tujuannya adalah seorang gadis bernama
Kim So Eun, aku tidak keberatan. Sungguh!. Aku benar-benar tak sabar ingin
bertemu dengannya. Terlebih penantianku kali ini terasa tak sia-sia, karena
seperti yang Soyeon katakan kemarin, bahwa aku bisa menemui gadisku hari ini.
Setelah cukup lama aku menunggunya dengan bersandar pada kap
mobilku, kini samar-samar aku bisa melihat dua sosok yang begitu ku kenal. Dua
sosok berjenis sama namun tak serupa. Jika yang satu begitu cuek dengan rambut
dikuncir kuda, beda lagi dengan yang satunya lagi. Gadis dengan rambut panjang
yang dibiarkan tergerai, membuatnya terlihat begitu cantik dan merupakan yang
tercantik di mataku.
“ So eun-ah.” Panggilku setelah mengambil beberapa langkah
untuk menghampirinya.
“ KAU! minggir!” gadis itu memaksaku menyingkir dari
jalannya, namun bukan namja namanya kalau aku tak menahannya pergi.
Ku raih lengan gadis itu yang mampu membuat tubuhnya
berbalik ke arahku. Kentara sekali rautnya yang begitu geram dengan
perlakuanku. Ku akui aku memang terlalu memaksa, hanya saja butuh penjelasan.
Aku tidak bisa pergi begitu saja, aku ingin tahu apa alasannya memintaku pergi
dari kehidupannya.
“ Kenapa kau tidak mengerti juga? Apa semua ucapanku belum
cukup jelas untukmu?”
“ Benar. Memang semuanya belum jelas bahkan tidak akan
pernah jelas untukku!”
“ Baiklah! Kali ini aku akan menjelaskannya seperti yang kau
inginkan.”
Gadis itu menatap mataku dengan begitu yakin hingga rasa
takut tiba-tiba saja mencekamku. Mendadak aku kehilangan minat untuk
mendengarkan penjelasannya. Hatiku goyah begitu saja kala tatapan tajam matanya
seakan memporak-porandakan niatku.
“ Aku akan menikah.”
JEDAARR. Mendadak lututku melemas. Ingin sekali rasanya
untuk menjatuhkan diri sekarang juga. Apa yang barusan ia katakan? Benarkah
itu? Menikah?. Perlahan pandanganku kabur saat airmata begitu deras menggenang
di pelupuk mataku. Tidak! jangan sampai airmata ini jatuh! Setidaknya jangan di
hadapan So Eun.
“ Aku akan menikah dengan Siwon, Choi Siwon. Tentu kau mengenalnya
bukan?” lanjutnya yang membuatku tersentak untuk kedua kalinya. Ini gila!. Tak
pernah aku memikirkan alasan seperti itu sebelumnya, meski dalam mimpi
sekalipun.
Hatiku mencelos, rasanya aku benar-benar menyesal telah
mendesaknya. Jujur ini bukan alasan yang aku inginkan. Choi Siwon, tentu nama
itu sudah tidak asing lagi untukku. Dia, dia adalah pria yang pernah dijodohkan
dengan So Eun, tapi perjodohan itu batal karena dia maksudku Siwon, lebih memilih
untuk mundur dan membiarkan So Eun tetap bersamaku.
“ Aku tidak ingin
menjadi penghalang kebahagiannya.” Ujar seorang pria tegap yang suaranya masih
sangat jelas dalam ingatanku. Menelisik raut wajahnya, tak mungkin ia dalam
keadaan baik-baik saja. pasti ada rasa sakit dalam hatinya, melepas orang yang
kita sukai tentulah bukan hal yang mudah.
“ Tapi, kau..”
ucapanku terhenti saat pria bernama Siwon itu membalikkan badannya ke arahku.
Pria itu tersenyum seolah meyakinkan diriku bahwa dirinya baik-baik saja.
“ Tak banyak yang aku
inginkan, kau bisa membahagiakan So Eun saja sudah lebih dari cukup untukku.”
Lagi-lagi orang itu membuatku terperangah dengan sikapnya yang begitu bijak.
Dengan segala kelebihan yang ia miliki, tak lantas membuatnya memanfaatkan itu
semua untuk mendapatkan So Eun. Meski sebenarnya kalau ia mau, ia bisa saja menikahi So Eun detik itu juga.
Potongan singkat pembicaraanku bersama Siwon satu tahun yang
lalu berputar begitu saja dalam ingatanku. Moment itu merupakan moment dimana
aku menaruh simpati dan kekaguman pada sosok seorang Choi Siwon, namun melihat
apa yang terjadi sekarang, sungguh sukses menjungkir balikkan pandanganku
mengenai dirinya. Mungkin apa yang ia lakukan satu tahun lalu tak lebih dari
sebuah taktik licik untuk membuatku lengah dengan cara meninggalkan kesan baik
pada kepribadiannya.
“ Tapi… bukankah perjodohan kalian sudah…”
“ Batal? Tsskk.. sudahlah Donghae-ssi mulai dari sekarang
aku mohon jangan pernah temui aku lagi.” Untuk kesekian kalinya nafasku
tercekat hingga rasanya begitu sesak dalam dadaku.
Bahkan panggilan yang paling kubenci, keluar dari mulutnya.
Donghae-ssi? Sebegitu mudahnyakah kau memanggilku seperti itu So Eun? Sefasih
itu kah mulutmu mengucapkan embel-embel ‘ssi’ padaku? Kemana sikap manismu?
Apakah semuanya sudah hilang bersamaan dengan masuknya Choi Siwon dalam
kehidupanmu?.
Ku tatap ragu, geram, kesal dan marah, gadis di depanku.
Nafasku terlalu kacau sehingga sulit sekali untukku mengucapkan sesuatu padanya.
Begitu banyak amarah di dalamnya. Namun… gadis itu… akhirnya ia berlalu, pergi
meninggalkanku tanpa ada sebuah ucapan selamat tinggal. Hanya sebuah delikan
ketus yang mengiringi perputaran tubuhnya, hingga tak menyisakan sedikit
kesempatan untukku berpikiran baik tentangnya.
“ Ada apa So Eun-ah?
Kenapa kau menangis?” kupandangi gadis di depanku hati-hati. Nafasnya tak
beraturan, matanya sembab dan wajahnya basah.
“ Aku tidak bisa, tapi
mereka tetap menjodohkanku dengan orang itu.” terangnya meski sesekali
terhalang oleh suara sesegukan. Lagi-lagi masalah perjodohan, kasihan sekali
gadis ini.
“ Tenanglah So Eun,
masih ada aku. Aku akan melindungimu, bahkan kalau kau mau aku bisa melamarmu
sekarang juga.”
Isakannya terhenti, perlahan wajah yang dari tadi hanya tertunduk kini terangkat hingga aku bisa melihat wajah cantiknya yang tengah berurai air mata. Tanpa sadar senyumku melebar saat mengetahui gadis itu terus memandangiku. Tatapannya yang begitu polos sungguh menggelitik hatiku untuk mencubit pipinya.
“ Tidak oppa! Choi Siwon itu adalah putra dari pemilik Hyundai corp, salah satu rekan bisnis keluargaku. Mereka hanya mengharapkan namja itu sebagai pendampingku.” Aku hanya bisa menghela nafas pelan, lagi-lagi senyum tipis tersungging pada wajahku.
“ Lalu apa kau
menyukainya?” tanyaku pelan sembari jemariku bergerak menyeka airmatanya.
“ Aniyo, aku…aku…aku hanya…” gadis itu terus berputar dengan subjek aku dan aku. Membuatku terkekeh geli, namun ku tahan kalau tidak gadis itu pasti akan marah.
“ Kau hanya apa, hmm?”
rasanya aku tak bisa menahan tawaku saat melihat ekspresinya yang mendadak
gugup, ketika aku mendekatkan wajahku pada wajahnya. Tatapannya terus berpindah
tak menentu.
“ Issh…menyebalkan!
Aku menyesal cerita denganmu! Sungguh tak menyelesaikan masalah!” gadis itu
kembali berulah dengan menjauhkan dirinya dariku, ia juga memukul lenganku yang
tadi tengah ku letakkan pada kedua bahunya.
Raut kesal tak terelakkan dari wajahnya yang membuatku benar-benar tak bisa menahan tawaku kali ini. Di saat seperti ini gadis itu masih bisa berekspresi selucu itu, sungguh membuatku gemas. Lihatlah mulutnya yang tak henti-henti merutuk kesal dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dadanya. Kau benar-benar marah rupanya, Kim So Eun.
“ Katakan saja kalau kau mencintaiku! benarkan?” aku terkekeh puas saat ia melirik tajam ke arahku kemudian membuangnya kembali.
“ Tidak! mana mungkin
aku mencintai orang bodoh sepertimu?”
“ Tapi sayangnya orang
bodoh itu mencintaimu dan akan memaksamu untuk mencintainya juga. Bagaimana?
Hmm?” Ucapku yang membuatnya membalikkan badannya.
Tak ada ekspresi lain selain ekspresi terkejut. Matanya membulat, mulutnya terkatup. Tak ada lagi raut kesal ataupun jengkel yang ada hanya terkejut dan mungkin gugup. Aura kegugupannya semakin kentara, saat posisiku semakin dekat dengannya.
“ Orang bodoh yang kau maksud itu, bersedia untuk mencintaimu dan menemanimu sepanjang hidupmu.” Ucapku lagi yang membuatnya kembali membisu, meski sebelumnya memang ia sudah membisu.
“ Dia mencintaimu,
atau tepatnya akan terus mencintaimu.” Lagi-lagi hanya diam yang ia lakukan.
Tapi tak mengapa, itulah yang aku suka darinya, sulit untuk mengungkapkan
perasaannya. Aku terus tersenyum dengan tatapan mata yang tak lepas dari
matanya yang juga masih menatap padaku. Hingga akhirnya sebuah kecupan manis ku
tanggalkan di keningnya.
“ Orang itu, maksudku aku, akan selalui mencintaimu sepanjang usiaku.” Aku pun beralih menatapnya kembali, tak ada lagi kekesalan atau ejekan. Yang ada hanya ketenangan saat menyelami perasaan masing-masing, hingga akhirnya sebuah senyuman manis yang merupakan senyuman favoritku tersungging menghiasi wajah cantiknya.
Kenangan itu dengan lancarnya memenuhi pikiranku, hingga
rasa sesak terus saja membebaniku. Air mata yang tadi masih dapat tertampung
oleh pelupuk mataku, kini banjir begitu saja. Aliran benda cair bening nan
hangat itu semakin membuat kepalaku pening. Ini…mungkinkah ini mimpi? Kalau
memang iya aku berharap agar aku cepat bangun dari mimpi buruk ini.
Siwon? Hyundai Group? Seketika pikiran buruk menerjang akal
sehatku. Senyuman atau lebih tepatnya seringaian meluncur dari bibirku. Rupanya
harta dan kekuasaan sungguh berperan dalam kasus ini. Kalau seperti itu sampai kapanpun aku
tidak akan pernah menang atasnya, So Eun. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah
sebanding dengan Siwon. Haruskah aku memiliki semua yang dimiliki Siwon dulu
agar kau bisa kembali padaku? Ah tidak, aku akan memiliki yang lebih dari apa
yang tuan muda Choi Siwon itu miliki. Ecamkan itu baik-baik!.
~ END ~
Bagaimana saudara sekalian?
Huft…rasanya lega juga karena ff ini akhirnya selesai. Awalnya aku gak
mau bikin begini, emang bener sih.. aku tuh mau bikin Donghae ma So Eun pisah,
Cuma bukan dengan cara seperti ini, tapi fantasiku terus berubah. Tapi gimana?
Pada puaskah? Mian ya kalau gak sesuai harapan. Jujur aku bikin ini aja agak
ragu, ngetiknya setengah-setengah gitu, coz aku lagi fokus ama LNE dan My True
Love Is You. Kedua ff itu udah terlalu lama dibiarkan, tapi mau gimana ya?
Namanya juga mood, mana ada yang tau? Awalnya buka laptop bukan mau nerusin ff
ini, tapi ya..... sekali lagi mood itu gak bisa diperkirakan.
Balik ke ff, gimana tanggapan kalian? Serukah? Ancurkah? Ngebosenin?
Garing? atau sangat nothing?*pake gaya anak gaulnya Wendy cagur. Aku sih
pengennya bikin happy ending, Cuma aku lagi iseng aja, *jadi sebenernya mau
happy ending atau enggak sih?*. yah… balik lagi pada kenyataan kalau ‘Life is
not always beautiful, right?’. Atau bisa jadi, yang kita anggep sebagai
malapetaka, malah jadi awal kebahagian buat kita? Who knows? * eh…galiema lagi
kesambet apa?*. jadi meski So Eun dan Donghae gak bisa bahagia dengan cara bersama,
mungkin mereka akan nemuin kebahagiaan mereka dengan orang lain, ya gak?. Meski
jalan menuju kebahagian itu sangat panjang dan terjal.
Well..gilanya di skip dulu. Buat siapapun yang merasa kalo ff ini perlu
dikomentarin, sok komentar… ada yang mau ngasih kritik serta saran juga aku
terima kok, apalagi kalo yang sifatnya ngebangun. Yah…siapa tau aja bisa jadi tolak ukur aku
buat ke depannya.
Oh ya, kalo ada yang mau protes kenapa disini So eun aku pasangin ama
Donghae. ayo sini protes *gila!*. Pasti pada mikir kenapa gak Yesung aja atau
enggak Kyuhyun? pertama, kalau untuk
Yeppa kalian bisa minta ama author salsa, dan yang kedua, kenapa gak Kyuhyun? alasannya
karena karakter cowo disini gak pas ama Kyuhyun. karakter cowok disini tuh
dewasa, sabar, meski suka gombal dan itu Donghae banget. Malah awalnya aku mau
pake Siwon, tapi gak jadi karena imajinasi aku udh terlanjur bayangin Donghae.
jadi susah ngebangun feelnya lagi, kalo cast cowonya diganti. Tapi karena aku
juga pengen ada Siwonnya juga, ya udah deh akhirnya Siwon aku jadiin orang
ketiga.
Oh ya, berhubung ini oneshoot, mungkin ada yang kurang jelas. Coz ini
kan pendek, jadi klo emng kurang jelas, silahkan tanya, akan aku jawab kalau
aku bisa. Dan klo ada yang mau nambahin, silahkan tambahin.
Dan yang gak boleh dilewatin!!! HAPPY BIRTHDAY GIGSENT!!!!!
*tiup lilin, potong kue*
bener-bener gak kerasa, aku dan author lainnya udah setahun bareng GIGSENT..
semoga dengan genapnya umur blog ini, makin matang juga kemampuan para authornya dalam menulis, semakin bagus juga jalan cerita ff-ff yang ada di blog ini, semakin banyak juga readers yang mampir ke sini.. apalagi ya? semoga para siders, pada tobat. *amin*
Dan yang gak boleh dilewatin!!! HAPPY BIRTHDAY GIGSENT!!!!!
*tiup lilin, potong kue*
bener-bener gak kerasa, aku dan author lainnya udah setahun bareng GIGSENT..
semoga dengan genapnya umur blog ini, makin matang juga kemampuan para authornya dalam menulis, semakin bagus juga jalan cerita ff-ff yang ada di blog ini, semakin banyak juga readers yang mampir ke sini.. apalagi ya? semoga para siders, pada tobat. *amin*
Ok deh itu aja dari aku, see you tomorrow….
Thanks
GSB
ok, dah selesai nih bcnya...
ReplyDeleteceritanya bgs dan seru, tp.....gak puas sama endingnya, kenapa hrs bgt???
pengennya sih ada sequelnya, tp gak tau nih apa authornya bkl buat ya????....hehehehehe....
btw seneng sama pairingnya, good job deh buat authornya....semangat terus...fightingggg....
heheheh*oops...
Deletesorry aku bru bisa bls skrg,, hmmm...endingnya ga sesuai harapan ya?
mian...tapi emg aku lgi pengen buat ff sad ending...
makasih buat semangatnya...
Aku suka sama ff'a,,,
ReplyDeleteTapi syang banget, knpa sad ending??
Aku sih pgen'a ada sequel, tapi ya sudah lah...
Btw buat author'a, di tunggu LNE'a.. :)
ok...kayanya aku buat bnyk reader kecewa*nunduk meratap
Deletekekekekk...mian...
LNE?*tepuk jidat
huh..aku usahain ya chingu...semoga LNE part selanjutnya gak ngecewain
Knp ff ini sdih bgt sih? Sso nya jahat bgt knp ninggalin haeppa sm siwon? Kan kasian haeppa nya...
ReplyDeleteApa lg pas haeppa nungguin sso, gak tega liatnya huuuhft...
Ff nya berhasil bwt sy galauuuu tingkat tinggi thor...
Ngarepnya ada squel n sso sm siwon gk jd nikah n sso akhirnya bersatu sm donghae oppa ;)
Di tunggu ff kim so eun unni yg lain thor.... jg bosen2 yah bwt ff yg main cast x kim so eun unni... cz pasti sy baca n comment.. pst sy usahain semanggaaaaaaat 45 bwt author biar lbh giat ngepost ff kim so eun unni hihihihii :D
Ohya thor mian bru bisa coment hehe
Knp ff ini sdih bgt sih? Sso nya jahat bgt knp ninggalin haeppa sm siwon? Kan kasian haeppa nya...
ReplyDeleteApa lg pas haeppa nungguin sso, gak tega liatnya huuuhft...
Ff nya berhasil bwt sy galauuuu tingkat tinggi thor...
Ngarepnya ada squel n sso sm siwon gk jd nikah n sso akhirnya bersatu sm donghae oppa ;)
Di tunggu ff kim so eun unni yg lain thor.... jg bosen2 yah bwt ff yg main cast x kim so eun unni... cz pasti sy baca n comment.. pst sy usahain semanggaaaaaaat 45 bwt author biar lbh giat ngepost ff kim so eun unni hihihihii :D
Ohya thor mian bru bisa coment hehe
Ceritanya sery
ReplyDelete