Night In Bus Stop
Main Cast = You (or if you
canāt, Just think who you want)
Genre = Romance
Length = Ficlet with
377 words
Author = Salsa
Luka itu masih menganga, masih perih walau hanya tersenggol
sedikit. Sebuah luka yang tak kunjung kering, bertahan dengan apik dari masa
lalu. Sebenarnya ini bukan salahnya. Hanya kebodohanmu yang terlalu berharap.
Pada akhirnya tersakiti sendiri karena
tidak hati-hati menjaga hati. Yang kau cinta tidak mencintaimu. Bahkan tidak
pernah sekalipun meluangkan waktunya untuk menatapmu dengan cara yang benar.
Malam yang dingin, malam yang sepi, malam yang
mengingatkanmu pada pria masa lalumu. Pria yang kau yakini sebagai prince
charming-mu, namun disisi lain hanya sanggup bermimpi kalau kau adalah
Cinderella-nya.
Angin berhembus lembut, membelai wajahmu yang pilu. Kau
seorang diri menunggu bus. Berdiri di sebuah halte. Sapuan angin malam kembali
menyapamu, membuatmu harus menyingkirkan anak rambut yang berterbangan mencakar
wajah. Perlahan kau selipkan mereka dibelakang telinga. Sedangkan rambutmu yang
tergerai kau biarkan berkibar-kibar dibelakang.
Ingatanmu kembali
melayang. Untuk kesekian kalinya merindukan orang yang sama. Orang yang
kemungkinan besar sudah tidak mengingatmu. Tapi kau memang keras kepala, bahkan
kau mengemis-ngemis pada Tuhan agar ingatan masa lalumu tentangnya dibiarkan
abadi di otakmu. Biar jadi memori indah yang bisa membuatmu tersenyum saat
matamu hendak terpejam.
Sebenarnya kau sadar, seharusnya kau bisa melupakan masa
lalumu dan mulai menyapa masa depan yang bisa jadi lebih cerah. Tapi lagi-lagi
hati kecilmu yang kekanakan itu menolak, masih mengira bahwa tak akan ada lagi
pria yang bisa membuat jantungmu berdegup diluar normal selain dia.
Cinta itu tidak buta. Hanya saja para pencinta lebih senang
menutup mata pada kenyataan dan menyalahkannya pada cinta.
Akhirnya apa yang menjadi tujuanmu memijakkan kaki ditempat
ini datang. Sebuah bus berhenti tepat dihadapanmu. Pintunya terbuka. Tanpa
mengulur waktu kau masuk. Meninggalkan lamunan akan masa lalumu di halte bus
yang kosong. Dengan bodohnya berharap suatu hari lamunan itu bisa berubah jadi
suatu yang nyata.
Namun, kau sendiri pun tahu. Kau dan dia takkan bisa
bersatu. Ibarat pagi dan malam, matahari dan bulan, air dan api. Kalian
berbeda. Dan kau-pun sebenarnya paham, bahwa dalam hidup, akan ada seseorang
yang tidak perduli betapa kau menginginkannya, ia tetap tak akan menjadi bagian
hidupmu. Hanya mendekam aman dihatimu. Yaā¦ dengan kata lain, kau sudah menutup
kesempatan orang lain untuk masuk ke hatimu, namun membuka lebar-lebar pintu
masuk ke hidupmu.
At some point, you have to realize that some people can stay in your HEART but not in your LIFE.
FIN
Udah lebih dr 3 minggu g publish apa-apa, kini aku balik dengan ficlet
kosong g jelas ini. yahā¦. Pengen nyoba2 bikin ficlet dn bsnya bikin yg begini
T_T. Semalem ngetik, paginya bikin poster *mian seadanya*, siangnya publish.
Yup, ini emang g ada ceritanya, bahkan g ada castnya juga. Tp beneran akunya
kepengen bikin ficlet. Walapun aneh, Night In Bus Stop is my first ficlet. Dan ficlet
ini juga yang jd ff pertama aku dengan sudut pandang āKAMUā. Ottokhae?
Thanks for reading all ^_^
oia.... selamat natal bg yg merayakan
Comments
Post a Comment