UNEXPECTED











Cast:

  • Kim Jong Woon

  • Kim Taeyeon

  • Kim Yong Woon








Sepasang mata indah itu terus menatap seorang pemuda yang duduk di seberangnya. Ia terus mencuri pandangan pada sosok tersebut, sosok yang sudah dua tahun ini menjadi sandaran hatinya. Taeyeon, begitulah gadis itu kerap disapa. Hari ini dimana keluarga sang pujaan hati datang menyambangi keluarganya dalam acara yang serius namun santai itu,  memunculkan perasaan meletup-letup dalam hatinya. Entah kenapa ia tak bisa berhenti untuk menyungingkan senyumnya.



“ Jadi bagaimana Taeyeon, kau menerima lamaran keluarga Kim?” tanya sang ayah yang membuat Taeyeon sedikit berjengit. Tapi lagi-lagi senyumnya menguar begitu saja.


“ Ne appa.” Jawab Taeyeon dengan kepala tertunduk.


Suasana ruang keluarga Taeyeon kian semarak, ketika kedua belah keluarga saling berpelukan. Mereka sangat senang karena akhirnya bisa saling terikat satu sama lain, mereka akan menjadi besan sebentar lagi.


“ Ah…pasti Young woon senang sekali jika tahu Taeyeon menerima lamarannya.”ujar seorang pria yang terbilang sebaya dengan appa Taeyeon. Tawa kedua keluarga itu pecah karena terlarut dalam kebahagiaan.


Tapi tidak dengan Taeyeon, rasa senang dan bahagia yang ia rasakan berubah seratus delapanpuluh derajat. Harapannya bagai terperosok ke jurang paling dalam, ia merasa seperti habis diterbangkan tinggi-tinggi kemudian dijatuhkan ke kubangan lumpur. Dadanya terasa sesak, entah ada hal apa yang memenuhi hatinya. Ia pun langsung beralih pada pemuda di seberangnya, pemuda yang hanya tersenyum menanggapi ocehan orang tuanya yang sedang senang.


Namun mata itu beralih hingga pandangan keduanya bertemu. Raut senang yang tadi diperlihatkan oleh pemuda itu memudar mana kala matanya bertemu dengan mata Taeyeon yang sedang menuntut penjelasan darinya. Pria itu hanya menatap Taeyeon dengan perasaan tak menentu, karena sesungguhnya tak ada yang bisa ia lakukan untuk gadis itu.


Tak ada, karena sampai kapanpun ia tak akan pernah sanggup untuk menggagalkan acara lamaran ini. acara lamaran yang dilakukan atas permintaan adiknya, Young Woon.





******




Dengan emosi menumpuk Taeyeon masuk ke sebuah ruangan direktur, langkahnya yang berisik tak pelak menyulut perhatian dari sang empunya ruangan yang tengah terduduk tenang sambil menyelesaikan pekerjaannya.



“ Taeyeon…”



“ Oppa! Kenapa kau diam saja? kenapa kau tak bilang yang sebenarnya oppa? Kenapa kau bersikap seolah kau baik-baik saja?” teriak Taeyeon dengan meluapkan semua emosi yang bersarang di hatinya. Hingga airmata yang jarang ia perlihatkan, kini mengalir dengan mudahnya membasahi pipinya.



Melihat gadisnya menangis pria itu segera beranjak dari tempatnya dan menghampiri gadis mungil itu. ia mendekap gadis itu erat-erat seolah dengan cara itu ia bisa meringankan beban yang gadisnya rasakan. Matanya terpejam ikut merasa perih, tentu ia juga merasakan hal yang sama. Ia juga merasa sakit, tapi apa yang harus ia perbuat?.


“ Aku tak bisa Taeyeon….” Ucap pria itu dengan nada mengambang, karena sebenarnya ia tak tahu apa yang harus ia katakan untuk membuat gadisnya tenang.



Taeyeon menatap pria di depannya dengan tak percaya, ia berharap jika pria itu hanya bercanda padanya. Tapi bola mata hitam itu membuat hatinya pilu, ia sadar pria itu tidak sedang main-main dengan ucapannya. Rasa panas kian menjalari tubuhnya, membuat airmatanya terus mengalir tak tertahankan.



“ Dia adikku, orang yang lahir dari rahim yang sama denganku. Dialah satu-satunya saudara yang kumiliki, aku tak bisa menghancurkan impiannya. Jadi ku mohon mengertilah..” lanjut pria itu sambil menangkupkan wajah mungil Taeyeon, berharap gadis itu mendengarkannya. Berharap gadis itu mau mengerti akan posisinya yang sulit.



Lagi-lagi noktah bening itu mengalir tanpa ampun, dalam diamnya Taeyeon menangisi nasibnya, menangisi kenyataan yang ada. “ Kenapa oppa, kenapa kau selalu mengalah padanya?” ujar Taeyeon pelan. Pria itu kembali merengkuhnya, memberi sandarannya untuk menangis walau hanya untuk sementara.



“ Karena dia adikku.” Jawab pria itu pelan.



Akhirnya tak  ada kata lagi yang mampu Taeyeon katakan selain menerima semuanya, meski sebenarnya ia tak akan bisa menerima kenyataan ini. kenyataan bahwa pria yang akan menikahinya adalah Kim Young Woon, bukan Kim Joong Woon.







*****  






Tainan, 2 months ago






Menikmati pemandangan senja kota Tainan dari rooftop sebuah café ternama yang ada di kota tersebut, membuat semua penat yang terasa seakan pergi seiring dengan matahari yang sebentar lagi akan menghilang. Ditemani dengan secangkir kopi manis dan tak ketinggalan juga seseorang yang sedang menemaninya mengobrol. Sebenarnya tak ada hal berat yang sedang ia bicarakan, ia hanya sedang berbincang-bincang sambil melepas rindu pada adiknya.



“ Kau tahu hyung, rasanya jika mengingat Korea aku ingin cepat-cepat pulang.”



Ia menoleh pada sang adik yang sedang menatapnya dengan penuh kebahagiaan. Kelihatannya pria itu sedang sangat senang, hingga iapun juga bisa merasa senang hanya dengan melihat senyum adiknya itu.



“ Kalau begitu selesaikanlah pekerjaanmu secepat mungkin.” Tanggapnya sambil menyeruput kopi hitam miliknya.



“ Tentu…aku tak akan membuang waktuku, karena aku sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk melamar Taeyeon.” Jawab sang adik dengan mantap.



Hampir saja ia memuntahkan kopi yang tengah ia teguk saking kagetnya dengan apa yang barusan ia dengar. Dengan perlahan ia meletakkan kembali cangkir kopinya ke atas meja takut-takut ia bisa melemparkan barang pecah belah itu. Tiba-tiba badannya menegang seiring dengan senyum di wajah Young Woon, -begitu ia sering memanggil adiknya, melebar.



“ Kau kenapa?”

“ Ah tidak. aku hanya kaget karena ternyata kau masih menyukai wanita.” Jawabnya sambil mengalihkan semua perasaan kacau yang menjalarinya.



Young Woon  menatapnya dengan heboh, seperti tidak terima dengan ejekan kakaknya itu. “ Yak! Aku masih sangat normal Kim Jong Woon!” ujarnya menanggapi ucapan kakak yang ia anggap sebagai guyonan.



Ingatan itu masih terekam jelas, bahkan senyum bahagia Young Woon masih terlihat jelas. Bahkan semakin jelas, apalagi sekarang pria itu sedang berdiri di altar pernikahan menunggu pengantin wanitanya. Berulang kali Young Woon meliriknya dan menggenggami tangannya karena terlalu gugup. Ia hanya tersenyum dan menepuk bahu adiknya, mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.



Berdiri di jarak yang tak jauh dari Young Woon sambil memegangi kotak cincin, membuat hatinya mati. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menyaksikan acara ini hingga selesai. Matanya terpejam kuat manakala seorang pendeta mulai membacakan janji nikah.


“ Saudara Kim Young Woon, bersediakah engkau  bersediakah engkau menerima Kim Taeyeon sebagai istrimu dalam suka maupun duka, sakit ataupun sehat, kaya ataupun miskin, serta melindungi, menyayaingi, dan mencitainya hingga akhir hayatmu?”


“ Ya aku bersedia.”


Suara tegas dan berat langsung menggema ke seluruh ruangan, dan parahnya malah mengguncang hati Jong Woon. Raganya bergetar manakala prosesi pengucapan janji sakral tersebut usai, semua orang datang dengan wajah sukacita menyalami Young Woon dan Taeyeon yang masih berdiri di altar. Sedangkan dirinya, dia memulai untuk kembali memerankan lakonnya. Datang menghampiri sang adik dengan wajah seolah ia baik-baik saja. 


" Hyung." Jantungnya kian kencang berdetak hingga meninggalkan rasa sakit, namun eratnya rangkulan Young Woon membuatnya sadar bahwa ia sudah memilih jalan terbaik. 


Setelah melepas rangkulannya Jong Woon melirik Taeyeon yang menatapnya dengan ragu, tapi ia menghapus segalanya dengan tersenyum pada gadis itu. Dan untuk yang pertama kalinya, Jong Woon membawa Taeyeon ke dalam dekapannya dengan status sebagai kakak dan adik ipar. 


" Semoga kau bahagia. Walaupun dia sering menjengkelkan, tapi percayalah dia tidak akan membiarkanmu menangis." ucap Jong Woon yang diiringi dengan senyum tulus. Setidaknya itulah hal baik yang ingin ia lakukan. 


Taeyeon hanya tertawa meski dalam waktu yang bersamaan hatinya menangis, tapi...seperti yang pria itu katakan. Ia akan bahagia. pasti.



*****





a year later




“ Aisshhh…Kim Jong Woon! Berhenti mempermainkanku!” pekik seorang gadis di depan Jong Woon dengan kesal. Ia mengalihkan wajahnya ke samping, ia sungguh tak bisa terlalu lama menatap pria di depannya.


Jong Woon menyentuh dagu gadis di depannya dengan perlahan, menuntun agar gadis itu mau menatapnya. Mata gadis itu membulat kala mata hitam Jong Woon menyorotnya dengan lembut. Gadis itu mengepalkan tangannya, menahan gejolak tak tertahankan dalam hatinya. Dan sialnya detakan jantungnya malah semakin kencang yang membuatnya sulit untuk bernafas.

“ Aku serius, jadilah istriku Sica.” Ucap Jong Woon dengan sungguh-sungguh.

Gadis itu diam seribu bahasa. Ia tak menjawab ajakan Jong Woon, namun bukan karena ia tak menginginkannya. Tapi karena ia masih tak percaya. Bahkan rasa ragunya tak kunjung hilang ketika Jong Woon menyematkan cincin emas putih di jari manisnya.

“ Tapi…”

“ Aku tak butuh lebih banyak waktu untuk menjadikanmu bagian dari hidupku Jessica. Aku mencintaimu dan kau juga mencintaiku, jadi semua sudah cukup.” Selak Jong Woon dengan serius.


Jessica mematung karena begitu terharu dengan kata-kata pria yang baru enam bulan menjalin kasih dengannya itu. Ia merasa sangat bahagia. Bahagia kala tahu bahwa orang yang ia inginkan juga menginginkan dirinya. Hingga rasa hangat menyapa dirinya, membuat gadis itu ingin menangis. Mengalirkan noktah bahagianya.


Dengan lembut ibu jari Jong Woon menyapu airmata di pipi Jessica. Ia tersenyum yang dibalas senyum manis dari gadis di depannya. Tak bisa disembunyikan jika Jong Woon sangat bahagia, seperti ada kupu-kupu yang sedang beterbangan dalam perutnya.



Hingga tanpa sadar wajahnya mendekat pada wajah Jessica. Gerakan pria itu begitu perlahan tanpa tergesa-gesa. Paham dengan apa yang akan dilakukan kekasihnya, Jessica memejamkan matanya. Hangatnya deru nafas Jong Woon terus menerjang kulit wajah Jessica, sampai pada akhirnya sentuhan lembut terasa di bibirnya. Dengan tenang Jong Woon menyapu seluruh permukaan bibir Jessica, sebisa mungkin ia memberi kenyamanan pada gadis itu. sampai akhirnya mereka berdua saling mengimbangi satu sama lain, membiarkan satu sama lain merasakan kebahagiaan yang ada bersama.


Tangan kokoh pria itu masih setia menopang tubuh gadisnya, sedangkan sang gadis semakin mengeratkan kedua tangannya yang berada di sekitar leher pria itu. Kedua insan itu sangat menikmati kebersamaan mereka, hingga tak mempedulikan orang sekitar yang sedang memperhatikan mereka. semua terasa terabaikan, seperti di dunia ini tak ada yang lain. semua terasa tergantikan, ketika rasa bahagia tak kunjung berhenti memenuhi hati.



Begitupun dengan rasa pilu yang Jong Woon rasakan, saat dirinya merasa terpuruk karena harus menelan kenyataan bahwa gadis yang ia cintai menikah dengan adiknya sendiri. atau mungkin rasa sakit yang harus yang ia tahan selama berbulan-bulan. Semua berangsur menghilang, luka yang menganga lebar di hatinya perlahan terobati saat sosok Jessica masuk ke dalam kehidupannya. Gadis cerewet yang ia temui secara tak sengaja di sebuah rapat, membuat pemikirannya berubah. Menjungkir balikkan semua pemikiran bahwa dirinya tak akan bisa jatuh cinta lagi. Dan bersama gadis itu, ia pun kembali menata hatinya dan mulai merasakan bagaimana rasanya mencintai bahkan dicintai. Jessica….gadis itulah yang membuatnya menyadari banyak hal. Menyadari bahwa ketika tuhan mengambil sesuatu dari sisinya, pasti tuhan akan memberikan sesuatu yang lebih berharga dari apa yang telah ia ambil. Jadi bersiap saja untuk menghadapi. Karena semua manusia akan menghadapi masa seperti itu. Tinggal bagaimana manusia itu mau menyikapi hal tersebut, baik terus berjuang atau malah menyerah pada keadaan. Itu tergantung, karena pilihan mutlak berada di tangan manusia itu sendiri.






!~END~!






Yo man, What’s up yo!!*nyapa readers bareng Yeye oppa dan Kangin oppa.
Wisssss…akhirnya balik juga nih the laziest author di gigs. Gimana kabarnya sehat semua? Gimana liburannya? Udah pada kemana aja nih? Semoga liburannya menyenangkan yah..#gak kayak aku yang cuma mendekam di rumah#



Uhhhmmm….terus gimana nih menurut kalian? Tentang ff ini? Sebenernya aku bikin ini gak begitu mikir cuma ngandelin yang ada di otak doang. Jadi pas ngetik, ngalir gitu aja tanpa menimbang keindahan tata bahasanya. Lah…abisnya! Ini aja dapet ide buat bikin ff karena beberapa hari yg lalu ngeliat wgm nya Taeyeon ma Kangin, dan gak lama aku juga ngeliat videonya Yeye bareng Kangin. Terus ya anehnya aku dapet ilhamnya pas baru aja bangun tidur! Kan gila aja ya? Bayangin! Orang baru bangun tidur. Tapi aku gak langsung ngetik gitu aja….gila kali baru bangun langsung nyalahin laptop. Bisa budek nih kuping karena diomelin mama tercinta. Dan pada akhrinya saat jam 8 atau 9-an aku beraniin buka laptop, kebetulan adikku lagi sakit jadi mama gak begitu merhatiin aku lagi ngapain. Dan yang lebih kebetulannya kedua ortuku langsung bawa adikku berobat, jadi akhirnya aku gak perlu was-was buka laptop. Setelah cukup lama akhirnya ff ini bisa kelar dalam waktu sehari.



Sebenernya aku pengen publish ff ini pas malam pergantian tahun, tapi…aku kan tangannya gatel ya. Gak bisa liat ff kelar, makanya aku tetep publish. Lagian kalo dipikir-pikir, ff ini tuh gak cukup mantep buat moment sedap macem malam tahun baru. Harusnya kan kalo malem tahun baru tuh seru menarik cetar membahana kan? Jadi kalo misalnya aku publish ff ini kayaknya gak seru deh…diliat dari segi cerita dan maupun cara penyampaiannya.



Yah…walaupun ff ini banyak banget kekurangannya, aku tetep aja gak bisa nahan ff ini untuk disebarluaskan. Karena meski ancur, aku tetep proud ama karya sendiri. lagian kalo gak bangga ama karyaku sendiri siapa lagi yang mau bangga? Nyenengin diri sendiri bukan dosakan, malah bagus loh buat mencegah penuaan dini. Kikikkkk.



Okelah…sepertinya author unyumenye ini malah semakin ngelantur…jadi daripada makin gak jelas, aku tutup dulu ya speechnya. Lain kali kita sambung lagi.



Regards

GSB

Comments

Popular Posts