Heartless chapter 3
āDonghae
oppa.....ā suara yeoja itu membuat seluruh mata langsung beralih kearahnya. Sosoknya
berhasil membuat raut bingung terpampang
jelas pada wajah Eunhyuk, Leeteuk, Shindong, dan Tiffany. Yeoja itu sangat
menarik perhatiann mereka, karena tiba-tiba saja ia datang dan langsung
merangkul lengan Donghae. Namja yang notabane nya merupakan suami dari Yoona.
āJe... Jessi..
ca....ā
āannyeonghasaeyo
Eunhyuk oppa...ā
āem.. sepertinya
kami harus menemui beberapa client. kami permisi dulu. annyeong...ā dengan
segera Yoona menarik dirinya dan juga Tiffany dari kerumunan itu. Ia tak ingin
semua ini berlanjut semakin lebih parah. Lebih baik hanya Tiffany saja yang
akan menanyakan kejelasan semuanya pada dirinya.
āYoong...
changkkaman.ā
āwae?ā
ājangan
berpura-pura lupa. sebenarnya apa yang terjadi? siapa yeoja itu? kenapa kau
membiarkannya menggandeng Donghae oppa?ā Tiffany mulai menanyakan semuanya yang
sedari tadi terus bermain-main dibenaknya. Ia tak habis fikir dengan sikap
sahabatnya itu. Ia bingung bagaimana bisa sahabatnya membiarkan namja yang
merupakan suaminya digandeng dengan mesra oleh yeoja lain.
ākenapa kau diam?
cepat jawab pertanyaan ku!!ā
āem.. itu......ā
āYoong....ā
panggil seorang namja yang berhasil menyelamatkan Yoona dari pertanyaan yang
Yoona sendiri bingung dengan jawaban yang akan ia berikan.
āYoochun oppa?
kenapa oppa ada disini? bukankah....ā
āaku yang
memberitahunya Yoong.ā
āmwo? kau
Fany-ah?ā Yoona terlihat bingung dengan pengakuan sahabatnya itu. Baru saja
sahabatnya itu mengintrogasinya dengan berbagai macam pertanyaan yang Yoona
sendiri tak tahu harus menjawab apa.
āne. aku
memeberitahu Yoochun oppa karena ia juga mengambil andil dalam acara ini
sebelumnya kan..ā
āne.. oh iya Yoong,
ayo ikut aku...ā
ātapi oppa,
Tiffany...ā Yoona sedikit ragu dengan ajakan Yoochun.
āsudah tak apa
Yoong, kau pergilah dengan Yoochun oppa. toh Siwon oppa telah menunggu ku.ā
ābaiklah... ayo
oppa. aku pergi dulu Fany-ah....ā
************
āoppa, kenapa kau
membawa ku kemari?ā kesal Yoona. Ia bingung kenapa Yoochun membawanya kembali
ke apartment nya.
ātenang Yoong,
oppa tak akan menyuruh mu untuk kembali.ā Yoochun mencoba menenangkan Yoona. Ia
tahu bahwa kini emosi yeoja itu tengah tak stabil.
ālalu, kenapa
oppa malah membawa ku kesini?ā
ākau tak
mungkinkan terus-terusan menggunakan pakaian yang ku beli waktu itu.. apa
kata-kata client mu nanti, seorang designer muda nan sukses memakai pakaian yang
sama secara terus-menerus. kau tak malu?ā
Yoona hanya dapat
menggelengkan kepalanya. Ia tak berfikiran sampai situ. Dan yang dikatakan
Yoochun benar adanya, sudah nyaris tiga kali ia memakai pakaian yang sama dalam
kurun waktu seminggu ini.
ānah, kalau
begitu lebih baik kau masuk dan kemasi barang-barang mu. oppa akan menunggu
mu.ā
ātapi oppa,
bagaimana kalau.....ā
ātenang saja,
oppa tak akan membiarkannya kembali menyakiti mu. arraseo?ā
āhem....ā Yoona
menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya ia beranjak meninggalkan Yoochun.
************
Yoona
menghentikan langkahnya saat ia telah berdiri tepat didepan pintu apartment
nya. Ia terlihat gugup. Tangannya pun terlihat bergetar ketika ia akan memasukkan
beberapa angka yang menjadi password apartmentnya. Sebelum ia benar-benar
membuka pintunya, terlebih dulu ia menarik nafasnya dalam-dalam dan kembali
menghembuskannya. Berkali-kali ia melakukan hal itu hingga ia mulai membuka
pintu itu dan melangkah masuk kedalam.
Ia mulai
mengedarkan kedua matanya. Berharap ia tak menemukan sosok namja itu disini.
Dan sepertinya Yoona mulai sedikit merasakan kelegaan, karena sejauh ia
melangkah ia belum melihat atau bahkan bertemu dengan sosok namja itu. Dengan
cepat ia melangkah menuju sebuah ruangan yang merupakan kamarnya dengan namja
itu. Perlahan ia menekan gagang pintu tersebut dan membukanya. Jantungnya
kembali berdetak kencang saat matanya menangkap sosok namja itu tengah berada
diruangan yang hendak ia masuki. Nafasnya terasa tercekak seketika itu juga.
āYoona.ā
Yoona hanya diam.
Ia tak menjawab atau bahkan melihat kearahnya. Ia malah melangkah menuju
lemarinya dan meraih kopernya yang tersimpan didalamnya. Tanpa menggubris sosok
namja yang terus memperhatikannya, Yoona mulai memasukkan pakaiannya kedalam koper. Semua, tak ada satu pun yang
ia tinggalkan disana. Make up dan seluruh design nya pun juga ikut ia masukan
kedalam kopernya.
ākau mau kemana?ā
tanya Donghae yang tetap tak mendapatkan jawaban apa pun dari Yoona. Ia malah
terus memasukkan seluruh barang-barangnya kedalam kopernya.
ājawab aku! kau
mau kemana?ā Donghae mulai naik darah. Suaranya mulai meninggi, membuat Yoona
langsung menghentikan aktivitasnya.
ābukan urusan mu!ā
singkat dan tentunnya semakin membuat Donghae terbakar oleh amarahnya. Ia
menarik lengan Yoona dan membalikkannya agar menghadapnya.
ālepaskan aku.ā
ātidak. aku tidak
akan melepaskan mu untuk kedua kalinya.ā
āapa hak mu
melarang ku? siapa kau?!ā Yoona mulai meninggikan suaranya. Emosinya pun sudah
benar-benar membuatnya teperdaya.
āAKU SUAMI MU!ā
ācih.. persetan dengan
itu semua. suami kata mu? adakah seorang suami yang membawa yeoja lain kedalam
rumah mereka? adakah seorang suami yang bertemu secara diam-diam dengan yeoja
lain? adakah seorang suami yang dengan tega memperlakukan istrinya dengan
kasar? HA?ā
Yoona mulai
terbawa oleh emosinya. Sedikit demi sedikit air matanya kembali mengalir
membasahi pipinnya. Tapi sayangnya, hal tersebut tak membuat Donghae luluh. Ia
malah menatap Yoona dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan.
āoppa, apa yang
terjadi?ā panggil seorang yeoja yang langsung membuka pintu tersebut. Yeoja
yang selalu dilihat oleh Yoona tengah bersama Donghae.
ākau tidak boleh
keluar dari kamar ini!ā ucap Donghae yang langsung melepaskan genggamannya dan
beralih meraih kunci yang tergantung dipintu. Yoona yang menyadari hal
tersebut, segera menahan pintu tersebut sebelum pintu itu benar-benar tertutup.
Namun usahanya sangat sia-sia, kekuatan yang ia miliki tak sebanding dengan
kekuatan Donghae. Dalam sekejap pintu itu tertutup dan telah terkunci dari luar.
ājangan kunci
pintu ini.ā teriak Yoona dari dalam. Ia terus mengetuk-ngetuk pintu itu.
ābuka! aku ingin
keluar!ā pekiknya lagi dengan suara yang semakin berat.
āDonghae-ah buka
pintunya!!ā
āaku tak akan
membukakannya.ā balas Donghae dari luar kamar.
Yoona hanya dapat
menangis. Kini tubuhnya pun telah jatuh terduduk di lantai. Air matanya pun
semakin deras membasahi kedua pipinya.
āoppa...
keluarkan aku. aku tak mau berada disini...ā geramnya dalam tangis. Ia terus
menangis tanpa henti. Sampai terdengar suara seorang namja yanng sangat ia
harapkan kehadirannya.
āYoona-ah.....ā
āya. siapa yang
mengizinkan kau masuk?!ā
āYoong... dimana
kau?ā
āoppa... aku
didalam. tolong keluarkan aku...ā ia berteriak dengan suaranya yang berat. Ia
terus mengetuk-ngetuk pintu kamarnya memberikan kode akan keberadaanya yang
terkunci didalam.
ācepat berikan
kuncinya!!ā
āsiapa kau? beraninya
kau menyuruh....ā
Buukkk....
Sebuah pukulan
keras berhasil mendarat dengan sempurna di wajah Donghae. Menyadari lawannya
telah terhempas lebih dulu, Yoochun pun tanpa segan-segan melayangkan kembali pukulannya
hingga nyaris membuat seluruh wajah Donghae penuh dengan darah.
āapa yang kau
lakukan? kenapa kau memukulnya?!ā seorang yeoja yang sedari tadi terus diam terpaku
melihat perkelahian antara Donghae dan Yoochun akhirnya membuka mulutnya dan
mencoba untuk menghentikan perkelahian itu.
ācih.. jangan
ikut campur! seharusnya kau malu. bagaimana bisa ada seorang yeoja yang tinggal
di rumah seorang namja yang telah memiliki seorag istri?!ā
ādan kau! aku
sudah memberikan peringatan kepada mu sebelumnya agar kau jangan menyakitinya
lagi. tapi kau tetap menyakitinya! dan pukulan yang kau terima adalah
peringatan terakhir untuk mu!!ā
Dengan sangat
terpaksanya, ia menghentikan pukulannya dan beralih meraih kunci yang ternyata
diletakkan diatas meja. Dengan cepat ia membuka pintu kamar tersebut dan
menarik lengan Yoona keluar dari tempat yang ia anggap neraka itu.
************
Yoochun menarik
tubuh mungil Yoona kedalam pelukannya. Ia mencoba menenangkan Yoona yang sejak
tadi terus saja menangis.
ātenanglah.. kau
telah aman sekarang. oppa tak akan pernah membiarkan namja itu memperlakukan mu
dengan buruk lagi.ā
Yoona POV
Kebiasaan ku di
pagi hari adalah menyilangkan satu demi satu angka yang ada di kalender. Setiap
pagi aku selalu melakukannya, dan kini kali kesepuluhnya aku menyilangkan angka
tersebut. Dan berarti sudah sepuluh hari setelah kepergian Yoochun oppa ke LA,
dan sudah sepuluh hari pula aku tak tinggal di apartment ku. Tapi sepertinya
sudah lebih dari sepuluh hari aku tinggal dia apartment Yoochun oppa. Mulai
dari malam saat pertama kali ku dapati yeoja itu tengah berada di rumah ku,
berarti nyaris satu bulan aku berada di apartment ini. Huh.... semoga eomma tak
mengetahuinya. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan padanya jika ia sampai
mengetahui hal ini.
Naesarang ije-neun annyeong youāre
the only one (youāre the only one)
Ibyeorhaneun
isunkanedo youāre the only one
Apeu-go
apeujiman pabo katjiman go-od bye
Tashi neol mot
bonda haedo youāre the only one
Only one
Tiffany? Kenapa
pagi-pagi ia menghubungiku? Aneh sekali anak ini...
āyeoboseyo.....ā
ā..........ā
āem... wae?ā
ā..........ā
āANDWAE!!!!!ā
ā..........ā
āem.. aku... aku... aku sudah mau berangkat.
kau tunggu saja disana. aku akan menjemput mu.ā
ā..........ā
āya.. ya... mobil ku sudah kembali. tapi aku
tak akan meminjamkannya lagi pada mu.ā
ā..........ā
āya.. ya.. terserah apa kata mu.ā
Tut...
tut... tut......
Tanpa
membiarkannya semakin banyak bicara, dengan cepat ku tekan tombol merah yang
tertera dilayar. Dan segera ku raih tas serta kunci mobil yang berada diatas
meja.
************
ākami sangat
menyukai design mu Nona Im.ā
āoh
gamsahamnida... jadi kalian akan menggunakan gaun ini dalam pesta pernikahan
kalian?ā
Kini mungkin
wajah ku terlihat seperti orang yang ambisius. Tentu saja, aku mengakuinya.
Bagaimana tidak wajah ku tak terlihat seperti itu, sepasang kekasih yang akan
menikah ini bukanlah orang biasa. Secara tak langsung mereka merupakan bagian
dari pemerintahan. Sang yeoja merupakan putri presiden, sedangkan calon
suaminya merupakan putra seorang menteri pertahanan. Aku benar-benar
mengharapkan bahwa mereka akan memakai design ku. Ini merupakan salan satu
impian ku, mendesign untuk orang penting di negeri ini.
āem... geure. kami
sangat menyukai design mu Nona Im, mana mungkin kami tak mengambilnya..ā
OMONA!? Apa yang
baru ku dengar? Mereka.... aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
āsaya merasa
tersanjung karena saya dapat berpartisipasi dalam pernikahan kalian.ā
ākami juga merasa
senang dengan kerja anda Nona Im. sepertinya kami harus pergi terlebih dahulu,
kalau begitu sampai bertemu lusa...ā
āne..
gamsahamnida....ā aku membungkukkan badan ku, begitu juga dengan Tiffany yang
sedari tadi berada disamping ku.
Author POV
Senyuman manis
terus saja tepasang diwajahnya. Sepanjang jalan yang ia lalui, senyuman itu
terus saja menempel pada bibir mungilnya. Seorang yeoja yang duduk disampingnya
hanya dapat tersenyum dengan disertai gelengan kepala, menunjukkan bahwa kini
kelakuan temannya itu sangatlah aneh.
āya. bisakah kau
tak tersenyum seperti itu. senyum mu itu sangat menjijikan.ā
āhuh.... akhirnya,
impian ku dapat ku wujudkan. seminggu lagi.. aaaaa Fany-ah....ā
āya. ya. ya.
hentikan. aku tak mau mati muda..........ā erang yeoja bernama Tiffany itu. Ia
benar-benar merasa kesal. Bagaimana tidak, disaat sedang menyetir seperti ini
Yoona masih saja menyempatkan diri untuk memegangi tangannya.
āarraseo..
arraseo nyonya Choi. hehehe aku benar-benar senang.................ā
:ā) Baeghab Boutique (ā:
Yoona beru saja
memarkirkan mobilnya, ketika suara nyaring ponselnya terdengar oleh dirinya dan
tentu saja Tiffany.
Naesarang ije-neun annyeong youāre
the only one (youāre the only one)
Ibyeorhaneun
isunkanedo youāre the only one
Apeu-go
apeujiman pabo katjiman go-od bye
Tashi neol mot
bonda haedo youāre the only one
Only one
ākau masuk saja
dulu...ā
ābaiklah Nona Im......ā
Tiffany turun lebih dulu meninggalkan Yoona sendiri dengan dering ponselnya.
Yoona terdiam. Ia
hanya melihat layar ponselnya tanpa menggerakan jarinya menekan tombol berwarna
hijau. Ia terus terdiam dengan raut wajah yang sangat berbeda dengan yang tadi.
Tangannya pun terlihat bergetar. Ia mulai menggigit bibir bawahnya,
memperlihatkan ketegangan yang kini sedang ia rasakan. Dengan tangannya yang
bergetar, ia mengangkat sambungan telephone yang ia terima.
āyeo..bo..se..yo....ā sapanya dengan gugup.
āeoddiseo?ā
terdengar suara seorang namja dari seberang sana. Suaranya yang keras semakin
membuat Yoona terlihat gugup, dan takut.
āa..aku.....ā belum sempat Yoona menyelesaikan
perkataannya, lawan bicaranya itu telah lebih dulu memotongnya.
āsudahlah, aku minta kau pulang sekarang!ā
āuntuk apa? apakah untuk melihat mu bersama
dengan yeoja bernama Jessica itu? Ha?!ā
Emosinya mulai
membakar akal sehatnya. Terlihat sekali bahwa kini ia benar-benar sedang marah.
Suaranya yang awalnya pelan dan terdengar gugup pun kini berubah menjadi keras.
āini tak ada hubungannya dengan Jessica.ā
ālalu apa? apakah kau ingin menyiksa ku lagi?ā
āeomma mu dan eomma ku akan menginap hari ini.
satu jam lagi mereka akan sampai di rumah.ā
āeomma? tsk... pasti ini hanya rencana mu
untuk menyiksa ku lagi. untuk apa eomma menginap di rumah?ā
Suaranya yang
sinis, menunjukkan bahwa ia tak mempercayai apa yang lawan bicaranya katakan.
āterserah kau mau percaya atau tidak, yang
pasti aku telah memberitahu mu. jika kau ingin eomma ku dan tentu saja eomma mu
sedih karena hal ini, kau boleh tak pulang. itu terserah pada mu. aku tak
memaksa mu.ā
Tut...
tut... tut......
Lawan bicaranya
mengakhiri pembicaraan mereka tanpa membiarkan Yoona mengeluarkan sepatah kata
pun. Suaranya yang dingin nyaris tak berekspresi, membuat siapa pun yang
mendengarnya menganggap bahwa apa yang ia katakan benar adanya. Begitu pula
dengan Yoona. Wajahnya yang terlihat takut, menunjukan bahwa ia masih terus
memikirkan apa yang diucapkan oleh orang itu.
āapakah yang ia
katakan benar? atau ia hanya ingin menjebak ku? huuhh... apa yang harus aku
lakukan sekarang?ā
************
Mentari senja
telah benar-benar tak terlihat lagi. Semirik angin yang berhembus pun semakin
lama semakin kencang. Jalan-jalan mulai terlihat sepi, sedikit orang yang
berlalu lalang disana. Cuaca yang sedikit berkabut semakin menambah suasana
malam itu menjadi sedikit mencekam.
Dua orang wanita
paruh baya yang baru saja sampai, segera beristirahat di sofa sembari menunggu
seorang namja keluar dari salah satu kamar di rumah itu. Wanita itu tak
henti-hentinya memperhatikan sekeliling rumah dimana ia akan menginap untuk
beberapa hari.
ātak ada yang
berubah? masih sama seperti saat kita menatanya. apakah mereka tak
merapihkannya?ā
āDonghae-ah.....ā
salah seorang wanita paruh baya itu memanggil seorang namja yang baru saja
menutup pintu kamar yang akan digunakan dua orang wanita itu untuk
beristirahat.
ānde?ā
ādimana istri
mu?ā wanita itu seperti mengetahui apa yang sedang terjadi. Matanya
megisyaratkan bahwa ia meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi
di kehidupan rumah tangga anaknya itu.
āem...
Yoona......ā
āaku pulang....ā
suaranya membuyarkan beribu-ribu pertanyaan yang berada dibenak dua orang
wanita itu. Mereka benar-benar seperti tersihir begitu saja ketika didapati
bahwa yeoja yang telah menikah dengan Donghae itu telah sampai di rumah. Rasa
curiga yang bercampur dengan rasa khawatir
pun sirnah begitu saja ketika mereka melihat senyum manis dari yeoja
itu.
āeomma...
eommonim.... kapan kalian sampai?ā
ākami baru saja
sampai. kau dari mana Yoong?ā
āem.. aku....ā
ākau dari
boutique mu kan...ā seorang namja yang tak lain adalah Donghae itu berjalan
menghampiri Yoona. Ia memasang sebuah lengkungan manis yang sebelumnya tak
pernah Yoona lihat.
āah.. ne. aku
baru kembali dari boutique.ā
āoh jinjja? sepertinya
kau semakin sibuk Yoong. eommonim dengar kau akan menangani pernikahan putri
presiden..ā
āne eommonim,
doakan Yoona supaya semuanya bisa berjalan dengan lancar.ā
āgeure.. kami
selalu mendoakan yang terbaik untuk mu dan Donghae.ā
āeomma.. eommonim...
lebih baik istirahat saja dulu. kami telah mempersiapkannya.ā
āne gomawo
Hae-ah....ā
Donghae mengantar
dua orang wanita itu menuju kamar yang telah ia persiapkan. Ia mempersilahkan
eomma nya dan eomma Yoona untuk beristirahat, karena hari yang telah malam.
Tanpa mengindahkan sosok Donghae yang masih bersama dengan orang tua mereka,
Yoona berjalan menuju kamarnya dan juga kamar Donghae. Kamar yang akan ia
tempati berdua dengan Donghae selama eomma mereka menginap.
Yoona baru saja
menutup pintu kamar mandi, dan matanya langsung mengunci keberadaan sosok
Donghae di kamar itu. Sosok yang tengah berdiri memperhatikannya dengan tatapan
yang selama ini selalu membuat Yoona merasa takut. Yoona mencoba untuk tenang,
ia terus melangkahkan kakinya mencoba untuk tak menggubris keberadaan Donghae
yang terus memperhatikannya.
Donghae yang
sedari tadi terus memperhatikan Yoona, kini berjalan mendekati Yoona yang
tengah berdiri memunggunginya. Yoona tak menyadarinya, karena ia nampak tengah
menghilangkan rasa ketakutannya, dengan terus menghembuskan nafasnya tanpa
memalingkan pandangannya dari bangunan-bangunan tinggi yang ia lihat dari
kamarnya. Donghae terus berjalan, hingga ia tepat berdiri dibelakang tubuh
yeoja yang empat bulan ini telah resmi menjadi istrinya itu.
Donghae
merangkulkan tangannya pada pinggang yeoja nya itu. Entah apa yang ada
difikirannya kali ini, ia benar-benar berperilaku seperti sebelumnya tak
terjadi apa-apa antara dirinya dengan Yoona. Yoona yang merasakan pelukan itu
segera membalikkan tubuhnya. Ia mendapati bahwa benar Donghae lah yang
melakukannya. Dengan cepat ia mendorong tubuh Donghae agar melepaskan
pelukannya dan menajauh darinya. Tubuhnya yang mungil dan berbeda sekali dengan
tubuh kekar Donghae membuat usahanya untuk terlepas dari Donghae pun hanya
sia-sia. Donghae masih leluasa menguasai tubuhnya.
ālepaskan!ā ujarnya
dengan suaranya yang sedikit berbisik namun terdengar sangat tegas.
āwae? bukankah
aku adalah suami mu..ā
ācih... suami? aku
tak peduli kau suami ku atau bukan, yang penting lepaskan aku!!ā
Yoona menatap
Donghae dengan tatapan yang penuh dengan amarah. Dari tatapan matanya pun mengisyaratkan
bahwa ia sangat meminta Donghae untuk melepaskan pelukannya.
āaku tak mau. sudah
ku bilangkan pada mu, kalau aku tak akan pernah melepaskan mu lagi!ā
Donghae menarik
tubuh Yoona mengikuti langkahnya. Ia menarik Yoona mendekati ranjang mereka. Donghae
kembali mengeratkan pelukannya. Kini ia benar-benar terlihat seperti seseorang
yang sangat tak mau kehilangan kesempatan yang ada didepan matanya.
ālepaskan..ā
Yoona kembali membuka suaranya. Suaranya yang mulai terdengar berat dan
bergetar. Ia pun dengan sekuat tenaganya mencoba melepaskan diri dari Donghae
yang kini mencoba untuk menciumnya.
ākau adalah milik
ku!ā
Donghae kembali
mendekatkan wajahnya pada wajah Yoona. Memiringkan wajahnya agar dengan
sempurna bibirnya menyentuh bibir Yoona. Ia mulai melumuti bibir mungil Yoona.
Melumuti dengan nafsu yang berbeda saat pertama kali ia melakukannya. Ciuman
yang dalam walau hanya sepihak yang merasakan ciuman itu. Namun, secara
tiba-tiba Donghae melepaskan ciumannya. Ia menyadari bahwa yeoja yang berdiri
tepat dihadapannya kini tengah menangis dengan tubuh yang bergetar.
āwaeyo? kenapa kau menangis?ā
Donghae mengangkat
wajah Yoona agar menatap matanya. Ia menatap lekat-lekat mata Yoona, yeoja yang
ia anggap sebagai miliknya.
ājawab aku. kenapa
kau menangis?ā
Yoona hanya diam.
Membisu dalam tangisnya.
Donghae berjalan
mendekati jendela kamarnya. Membiarkan Yoona yang masih diam menangis.
Kesunyian... hanya kata itulah yang dapat menggambarkan keadaan kamar mereka.
Dan kebisuan... adalah kata yang pantas menggambarkan keadaan antara Donghae
dan Yoona. Mereka berdiam diri satu dengan yang lainnya. Terlarut dalam fikiran
mereka masing-masing.
ākau mau tahu
alasan ku menyetujui perjodohan ini?ā Donghae membuka suaranya. Membalikkan
tubuhnya agar ia dapat melihat yeoja yang masih menangis karenanya. Sementara
Yoona, ia masih tetap diam dalam tangisnya.
āini semua karena
Yoochun, Park Yoochun.ā mendengar nama namja yang selama ini selalu mengisi hari-harinya,
membuat Yoona langsung mengangkat kepalanya dan menatap Donghae. Menatap dengan
tatapan yang meminta penjelasan yang jelas atas apa yang Donghae katakan.
āenam tahun yang
lalu.. ya, ketika itu kami merupakan teman baik. namun itu semua tak lagi
ketika ia merebut seseorang yang ku cintai begitu saja. Choi Sooyoung, seorang
yeoja yang sangat aku sayangi pada saat itu. dan karena namja itu, Sooyoung
mengakhiri hubungan kami begitu saja. mungkin kau akan menganggap ini tak adil
untuk mu. kau pasti menganggap kenapa diri mu yang harus merasakan hal sekejam
ini. tapi inilah yang ada difikiran ku, ketika aku tahu kalau yeoja yang
dijodohkan dengan ku merupakan yeoja miliknya....ā
>>>>>>>>>>
Six month later <<<<<<<<<<
Naesarang ije-neun annyeong youāre
the only one (youāre the only one)
Ibyeorhaneun
isunkanedo youāre the only one
Apeu-go
apeujiman pabo katjiman go-od bye
Tashi neol mot
bonda haedo youāre the only one
Only one
āyeoboseyo.. oppa..ā
ā..........ā
āgwaenchanayo. oppa sudah kembali? kenapa tak
memberitahu ku?ā
ā..........ā
āmianhae....ā
ā..........ā
āem. aku juga ingin bertemu dengan mu oppa.ā
ā..........ā
āehm.. arraseo. sampai bertemu nanti oppa.ā
Yoona POV
Segera ku buka
pintu cafe ini. Rasanya aku ingin cepat-cepat bertemu dengannya. Ya... Yoochun
oppa. Ia telah kembali kemarin. Dan
nyaris satu tahun kami tak bertemu, walau
begitu ia tetap memenuhi janjinya dan tetap menghubungi ku. Aku melangkahkan
kaki ku mendekati sebuah meja yang berada didekat jendela. Disana telah duduk
seorang namja yang sangat ku rindukan.
āoppa.....ā aku
berlari kearahnya, dan langsung memeluknya. Itulah yang selalu aku lakukan
ketika aku dan dia bertemu.
āapakah oppa
sudah lama? mian.. tadi aku harus bertemu dengan client.ā
āarraseo. oppa
tahu sekarang kau telah mejadi designer terkenal. chukhae Yoong....ā
āne oppa,
cheonmanaeyo...ā
āoh iya, oppa
telah pesankan minuman kesukaan mu. sepertinya sebentar lagi akan datang..ā
āgomawoyo
oppa...ā
āYoong.....ā
Ia menatap ku.
Menatap dengan tatapan yang aku sendiri tak tahu apa artinya.
ānde? wae oppa?ā
āem.. ada yang
ingin oppa katakan pada mu. sebenarnya oppa.......ā
āsilahkan tuan..
nona..... maaf telah menunggu.ā
āah ne.. gamsahamnida....ā
Aku kembali
memfokuskan mata ku pada Yoochun oppa.
āoppa... tadi kau
ingin bilang apa?ā
āah itu... em..
kau tinggal dimana? kenapa kau tak ada di rumah? semua barang mu pun juga tak
ada.ā
Deg...
Rasanya ada
sesuatu yang menghantam jantung ku dengan sangat kencangnya. Pertanyaannya, sungguh
membuat ku harus berfikir. Berfikir dengan sangat keras melebihi saat aku harus
menjawab soal-soal ujian masuk universitas.
āem.....
sebenarnya oppa. ada yang ingin aku katakan pada mu.ā
āem...
aku.......ā
ākau telah
kembali kan?ā
Datar...
itulah yang aku rasakan ketika oppa
mengatakannya. Wae? Kenapa aku merasa aneh ketika oppa mengatakan hal itu? Ia
juga tak marah. Arghh... Yoona, perasaan macam apa ini. Bukankah baik kalau
Yoochun oppa tak marah pada mu.
āmianhae
oppa....aku pergi tanpa mengatakannya terlebih dulu pada mu. aku.....ā
āya. kenapa kau
harus meminta maaf pada ku Yoong. sudah saatnya dan seharusnya kau kembali. kau
sudah menjadi istrinya. dan lagi........ā
Ia menghentikan
kalimatnya. Dan kenapa rasanya ada sesuatu yang sangat menggantung dari
ucapannya. Perasaan macam apa ini? Kenapa aku merasakan perasaan yang aneh ini?
āoppa... wae?ā
Ia diam. Diam tak
menatap ku, dan...... tunggu, sepertinya ada sesuatu yang oppa ingin tunjukkan
pada ku. Apa? Kenapa oppa terlihat enggan menunjukannya pada ku.
Aku terus
menatapnya. Tanpa berniat sedikit pun memalingkan pandangan ku menatap kearah
yang lain. Menunggu sesuatu yang akan ia
tunjukkan pada ku. Sesuatu yang ia simpan di balik jasnya. Tunggu... apakah itu
kertas? Tapi..... kertas macam apa yang memilki tebal seperti itu? Lalu benda
apa yang kini ia genggam?
āigeo......ā ia
meletakkan benda itu tepat didepan ku. Sebuah benda yang benar-benar membuat ku
terkejut.
āini......ā
segera aku meraihnya. Dan mata ku terasa perih sekali ketika ku dapati nama
Yoochun oppa berada disini, bersanding dengan nama Kim Taeyeon. Nama yang
terdengar seperti nama seorang yeoja. Tunggu bukan terdengar tetapi memang nama
itu nama seorang yeoja.
Aku menatap
matanya dalam, meminta penjelasannya. Sebenarnya apa maksudnya?
āsama hal nya
dengan mu Yoong... itu juga terjadi pada ku. mereka merencanakan semua ini, dan
mengatur pertemuan kami saat aku berada di LA.ā
āmwo? maksud
oppa?ā
āne, aku akan
segera menikah dengan seorang yeoja yang telah dijodohkan dengan ku. ya.. Kim
Taeyeon. yeoja itulah yang akan menjadi istri ku.ā
Aku meraih
tangannya. Menggenggam tangannya erat, berharap dengan ini aku sedikit
membantunya. Walau ku tahu apa yang aku lakukan tak begitu membantunya.
āYoong... apakah
aku harus melakukannya?ā ia menatap ku. Menatap dengan tatapan yang membuat
mata ku semakin merasakan perih. Pertanyaan yang ia ajukan pun begitu
membingungkan ku. Aku hanya bisa diam menatapnya. Menatap matanya, mencari
jawaban yang sebenarnya ia ingin dengar dari ku.
ākau ingin
mendengar jawaban ku kan? jawaban ku hanyalah satu, kau harus melakukannya
oppa. jika kau melakukannya, ini adil untuk mu dan juga untuk ku. aku yang
terlebih dulu meninggalkan mu, dan kini giliran mu...ā aku menggantungkan
ucapan ku. Beralih menatapnya yang kini tengah menatap ku. Tatapannya yang
selama ini selalu menyejukkan ku pun masih dapat ku rasakan.
āoppa pasti
mengira kalau aku mengatakan hal ini karena aku sudah tak menyayangi mu kan?
tapi bukan itu alasan ku mengatakannya. aku mengatakannya demi kebaikan mu
oppa. aku tak mau semakin membuat mu merasa sakit hati dengan pernikahan ku.
jika kau menikah dengan yeoja itu,
mungkin perlahan namun pasti sakit hati mu karena ku akan memudar. dan kau tak akan hidup sendiri lagi, akan ada
orang yang akan berada disamping mu, menemani mu selamanya.ā tutur ku dengan
ucapan yang selembut mungkin. Berharap ia tak akan salah paham dengan ku.
ākau mungkin benar.
mungkin dengan ini aku dapat benar-benar merelakan mu. aku merasa senang,
karena hingga detik ini kau masih yeoja ku. yeoja yang sangat aku sayangi. mungkin
tak ada yeoja lain yang sebanding dengan mu. tapi.. aku akan mencoba untuk
membuka hati ku untuk yeoja selain diri mu. tetapi... aku sedikit menyesal..ā
āmenyesal?ā
āne.. kenapa dulu
aku tak langsung melamar mu sebelum berita perjodohan mu kau ketahui...ā ungkapnya dengan senyum yang baru aku lihat
lagi setelah berita perjodohan ku. Senyum tulus yang selalu ia tunjukkan pada
ku. Dan mungkin senyum itu adalah senyum terakhirnya yang akan aku lihat.
Author POV
Sebuah ferrari
putih baru saja menepi tepat didepan sebuah boutique yang sangat tak asing lagi
baginya. Sang supir tak lantas turun dari mobilnya, ia masih setia berada
didalam dan memperhatikan boutique itu dari dalam mobil mewahnya. Ia edarkan
matanya yang tajam mencari seseorang yang ia tunggu. Baru saja ia akan
menghubungi orang tersebut, matanya pun telah menangkap sosok itu yang tengah
berjalan keluar dari boutique.
āYoong......ā
panggilnya dari dalam mobil. Ia sama sekali tak berniat untuk turun dari
mobilnya, ia hanya membuka kaca jendelanya dan memanggil sosok orang yang ia
panggil Yoong itu.
Seorang yeoja
yang mengenakan dress berwarna hijau dengan rambut panjangnya yang terurai,
berjalan menghampiri sebuah mobil mewah yang terparkir tepat didepan boutique
nya.
āapakah oppa
sudah lama?ā tanya sang yeoja saat ia telah berada didalam mobil tersebut.
āannie, aku baru
saja sampai. oh iya, aku ingin mengajak mu kesuatu tempat..ā
āmwo? tempat apa?ā
ārahasia. yang
penting kau harus menggunakan penutup mata ini dulu...ā dengan cepat namja itu
menutup kedua mata yeoja yang ia panggil Yoong itu dengan sehelai kain yang
telah ia persiapkan.
āoppa... kenapa
aku harus mengenakan ini?ā protesnya saat namja itu telah menutup kedua matanya
hingga membuat ia tak dapat melihat apa pun.
āsudahlah, kau
diam dan ikut saja. arraseo?ā
Namja itu dengan
cepat mengendarai mobilnya menembus jalanan ibu kota yang selalu dipadati oleh
mobil-mobil yang berlalu-lalang.
************
āsudah sampai....
kau tunggu sebentar, oppa akan membukakan pintu untuk mu dulu...ā
Namja itu segera
keluar dari mobilnya. Ia sedikit berlari mengitari mobilnya untuk mencapai
salah satu pintu.
āaish...
sebenarnya dia membawa ku kemana?ā
āayo...ā namja
itu mengulurkan tangannya, meraih tangan yeoja itu dan menuntunnya hingga
sampai pada sebuah tempat yang sengaja ia persiapkan.
ānah, sudah
sampai. oppa akan berhitung satu sampai tiga baru kau boleh membuka mata mu.
arraseo?ā
āarra...ā
āhana.....
dul..... set.....ā namja itu membukakan kain yang menutupi mata yeoja tersebut.
ākau suka Yoong?ā
yah... yeoja itu tak lain dan tak bukan adalah Im Yoon Ah. Seorang designer
muda nan sukses.
āoppa...... aku
sangat suka. neomu yeoppta..ā ucap Yoona girang. Ia tak menyangka bahwa namja
tersebut akan mengajaknya ke tempat secantik itu. Tempat yang dipenuhi oleh
berbagai bunga, dan juga banyak ilalang-ilalang yang tumbuh yang semakin
mempercantik tempat tersebut.
āaku sengaja
mengajak mu kesini, karena aku ingin meminta maaf pada mu. aku selalu menyakiti
mu, aku egois pada saat itu. aku hanya memikirkan diri ku sendiri, aku tak
berfikir bagaimana diri mu. mianhae.... jinjja mianhae.....ā namja itu
tertunduk. Ketara sekali pada wajahnya bahwa ia sangat merasa menyesal atas apa
yang telah ia perbuat.
āannio.. oppa.
aku juga bersalah pada mu. aku tak tahu kalau waktu itu kau bertemu dengan
Yoochun oppa. dan aku juga tak tahu apa yang telah Yoochun oppa lakukan pada
mu..ā
āmwo? kau
mengetahuinya?ā namja itu terlihat terkejut. Ia tak menyangka bahwa kejadian
yang sengaja ia rahasiakan telah diketahui oleh Yoona.
āne. tadi aku
bertemu dengan Yoochun oppa, ia mengatakan semuanya.ā
ākau bertemmu
dengannya?ā
āye, ia meminta
ku bertemu untuk memberitahu ku bahwa ia
akan menikah. dan ia menikah dengan seorang yeoja yang telah dijodohkan
olehnya. mianhae oppa.. aku tak memberitahu mu sebelumnya. aku takut kalau kau
tak mengizinkan ku bertemu dengannya...ā
ātak apa, kau tak
perlu merasa bersalah Yoong. toh sepertinya pertemuan mu dengannya merupakan
pertemuan terakhir mu.ā
Flashback
Donghae berjalan
mendekati jendela kamarnya. Membiarkan Yoona yang masih diam menangis.
Kesunyian... hanya kata itulah yang dapat menggambarkan keadaan kamar mereka.
Dan kebisuan... adalah kata yang pantas menggambarkan keadaan antara Donghae
dan Yoona. Mereka berdiam diri satu dengan yang lainnya. Terlarut dalam fikiran
mereka masing-masing.
ākau mau tahu
alasan ku menyetujui perjodohan ini?ā Donghae membuka suaranya. Membalikkan
tubuhnya agar ia dapat melihat yeoja yang masih menangis karenanya. Sementara
Yoona, ia masih tetap diam dalam tangisnya.
āini semua karena
Yoochun, Park Yoochun.ā mendengar nama namja yang selama ini selalu mengisi
hari-harinya, membuat Yoona langsung mengangkat kepalanya dan menatap Donghae.
Menatap dengan tatapan yang meminta penjelasan yang jelas atas apa yang Donghae
katakan.
āenam tahun yang
lalu.. ya, ketika itu kami merupakan teman baik. namun itu semua tak lagi
ketika ia merebut seseorang yang ku cintai begitu saja. Choi Sooyoung, seorang
yeoja yang sangat aku sayangi pada saat itu. dan karena namja itu, Sooyoung
mengakhiri hubungan kami begitu saja. mungkin kau akan menganggap ini tak adil
untuk mu. kau pasti menganggap kenapa diri mu yang harus merasakan hal sekejam
ini. tapi inilah yang ada difikiran ku, ketika aku tahu kalau yeoja yang
dijodohkan dengan ku merupakan yeoja miliknya....ā
Donghae membalikkan
tubuhnya. Ia kembali menatap keluar. Ia benar-benar merasa bingung harus
bagaimana sekarang, sedangkan Yoona nampaknya ia masih terkejut dengan penuturan
Donghae. Ia masih menatap Donghae yang kini telah berdiri memunggunginya.
Mereka pun terjebak dalam lingkaran kebisuan. Tak ada satu pun yang membuka
suara. Mereka nampak masih menenangkan fikiran masing-masing.
āmungkin kau
menganggap ku gila... tetapi nyatanya memang inilah yang ku rasakan. kau ingat
hari dimana kau menangis karena hal yang sama seperti hari ini yang ku perbuat.
aku merasakan sakit ketika aku melihat mu menangis. terlebih kau menangis
karena ulah ku. aku sudah mencoba untuk tak mengindahkannya, tapi aku baru
menyadari bahwa perasaan ini tumbuh begitu saja...ā
āsaranghaeyo
Yoona......ā
Flashback end
āoppa....ā
āne, wae Yoong?ā
Yoona menatap
mata Donghae dalam. Sejenak ia nampak menikmati tatapan teduh yang Donghae
tunjukkan. Tangannya ia gerakkan meraih tangan Donghae. Ia masih tetap menatap
namja itu. Memperhatikan lekuk wajahnya.
āada yang ingin
aku katakan pada mu..ā
Yoona kembali
diam. Ia memejamkan kedua matanya untuk beberapa saat, dan kembali membukanya.
āaku merasa kesal
ketika aku melihat mu bersama dengannya, dengan Jessica. awalnya bagi ku itu
menguntungkan ku, tapi ketika aku tak sengaja melihat mu ingin menciumnya.....
rasanya ada sesuatu yang menghantam ku dengan kerasnya. terlebih ketika ku melihat
oppa tengah bersama dengannya di rumah kita. itu semkain menambah rasa sakit
yang ku rasakan.....ā
āmwo? jadi
kau.......ā
āye oppa. aku
telah jatuh cinta pada mu. aku tak ingin kau menjadi milik orang lain, terlebih
Jessica..ā
Donghae terdiam
beberapa saat. Ia seperti tengah mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Yoona. Ia merasa apakah kini ia tengah
bermimpi atau tidak. Namun, ketika ia telah benar-benar menyadari bahwa ini
bukanlah mimpi, ia segera menarik Yoona kedalam pelukannya. Memeluknya dengan
erat.
āsaranghanda
Yoong....ā ucapnnya sedikit berbisik.
Yoona tersenyum.
Kini ia benar-benar telah merasakan kebahagian yang sesungguhnya.
āna do oppa.
neomu saranghaeyo Lee Donghae.....ā balasnya dengan semakin mengeratkan
pelukannya.
The End :)
woohoooo finally endddd~ *blow the trumpet* hooaaaa what readers think about the last chapter? is it satisfying? i don't expect much.
by the way, i wanna say Happy Valentine for all readers. i hope readers still loving us.
ehm... i don't know what should i say. so.. i think that's enough and i must go. but before that, i wanna say Thank You for readers who keep supporting me and also "Heartless".
annyeong...:)
daebak ffnya akhirnya happy ending....dtunggu ff yh lainnya......
ReplyDeletehuaaa akhirnya yoonhae bersatu...
ReplyDeleteOh untung yoonhae eomma dtng kalo gak mereka gak bkal bersatu #maybe
ditggu other ff yh ne
wuah kerennn,, happy ending dch
ReplyDeletedtungggu ff'a yg laen.. semangat
yeeyy,,, akhirnya happyend ceritanya. Akhirnya mrk ngakuin perasaan mrk msg2 kl mrk jg slg cinta, di tggu ff Yoonhae yg lain sm kelanjutan ff YNF-nya thor, gomawo :)
ReplyDeletegomawo chingu udah dukung dan menunggu FF abal-abal ku ini.
ReplyDeletesemoga chingudeul puas ya dengan keseluruhan ceritanya.
sekali lagi terima kasih banyak *bow down*
ne see you in the other yoonhae's story :)
Ak setujuny yoona sama yoochun, krn donghae ny jahat banget.
ReplyDeletehehe iya sih Donghae oppa-nya jahat, tapi udah jadi baik kok.
Deletedan kalo Yoona eonni sama Yoochun oppa, kasian cewek yang dijodohin sama Yoochun oppa.
tenang aja, Donghae oppa gak akan jahat lagi sama Yoona eonni, dia udah janji sama author kok *(?)*
oke makasih udah nyempetin comment dan membaca karyaku ini:)