( One-shoot ) At The Time
Cast : Kim Jongwoon
Kim So Eun
~~~~
Mengapa aku mencintaimu?
Haruskah aku memiliki alasan untuk mencintaimu?
Bolehkah aku menjawabnya dengan mengatakan bahwa aku sendiri juga tidak
tahu mengapa?
Parasmu yang jelita, senyummu yang begitu indah, tampilanmu
yang amat menawan, serta segala keindahan yang tuhan limpahkan padamu, juga
bukan sebuah alasan yang tepat kenapa aku mencintaimu. Meski itu semua
merupakan salah satu faktor kecil. Namun bukan karena hal itu karena kenyataannya
aku juga menerima segala kekurangan yang ada pada dirimu, entah itu secara
fisik maupun psikologismu.
Meski sampai detik ini aku belum menemukan alasan yang
tepat, tapi percayalah, bahwa cinta yang kuberikan padamu sama besarnya dengan
yang kau berikan padaku, bahkan melebihi dari apa yang telah kau berikan.
Terkadang pertanyaan semacam itu juga terlintas dalam
benakku. Aku juga tidak habis pikir bagaimana bisa kau memilihku dari sekian
banyak pria di muka bumi ini. Padahal awalnya kita begitu bertolak belakang,
meski hingga kini pun begitu. Baik secara umur, sifat, serta pandangan hidup
kita jelas berbeda.
Sampai terkadang aku berpikir untuk melepasmu pergi dan
membiarkan dirimu mencari pria yang jauh lebih baik dariku seperti beberapa
bulan yang lalu.
ā Aku akan pergi ke Taiwan lusa, ku harap kau mengerti.ā
Ucapku serius sambil memandangnya yang juga memandangku dengan memamerkan wajah
manisnya. Waktu itu aku masih sangat ingat bagaimana penampilannya yang sangat
memukau meski baju yang dikenakannya biasa saja.
ā Tentu oppa! Bukankah pergi keluar negeri memang sudah
kerjaanmu? Aku pasti memahaminya, tenang saja.ā senyum manisnya mencuat dan
akan segera memanipulasi semua akal sehatku atau bisa saja memporak porandakan
keyakinanku, jika saja saat itu aku tidak bersikap tegas.
ā Tapi kali ini berbeda, aku akan berada di sana dalam waktu
yang cukup lama. Kira-kira enam bulan.ā
ā Terus apa masalahnya?ā wajah polosnya lagi-lagi berhasil
membuatku tersiksa. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa kalau ia masih memasang
wajah seperti itu. haruskah aku membelakanginya agar apapun yang ia lakukan
tidak dapat kulihat?.
ā Enam bulan bukan waktu yang singkat So Eun!ā nada bicaraku
meninggi. Aku ingin menegaskan sebuah maksud dari pertemuan kami pada waktu
itu.
ā Aku tahu, terus kenapa?ā
ā Pergilah sebelum terlambat! Aku tak akan memaksamu untuk
tetap berada di sisiku.ā Ucapku seraya menundukkan kepalaku sejenak. Aku
bukannya sudah tidak mencintai gadis itu lagi, namun aku sangat mengerti
bagaimana perasaannya. Selama dua tahun bersama, aku tak pernah benar-benar
membuatnya bahagia. Hubungan kami tak senormal yang orang pikirkan. Setidaknya
tidak ada jadwal khusus untuk kami bertemu, yang lebih parahnya itu semua
karena aku, atau lebih tepatnya karena kesibukanku.
Statusku sebagai CEO perusahaan advertising, membuatku tak
punya banyak waktu selain dihadapkan dengan setumpuk berkas pekerjaan.
Jangankan untuk bertemu, untuk saling menyapa melalui telpon saja rasanya
begitu sulit. Maka dari itu, aku tidak ingin terus menyiksanya dengan kenyataan
seperti itu. aku sangat paham bahwa ia membutuhkan semua yang tak bisa
kuberikan itu. jadi sudah kuputuskan untuk melepasnya, membiarkannya menemukan
kebahagiannya meski bukan bersamaku.
ā Oppaā¦ aku tidak pernah menuntut apapun padamu. Kencan,
menjemputku di kampus, atau sekedar meminta waktumu untuk menghubungiku, aku
tidak pernah meminta itu semua. Aku selalu menerima oppa apa adanya, tapi
sekarangā¦aku tidak bisa menerima permintaan oppa.ā Bisa kulihat jelas bagaimana
keterkejutan dirinya akan apa yang ku katakan tadi. Sedikit demi sedikit
titik-titik noktah bening jatuh mengalir di atas pipinya.
ā Tapiā¦ā
ā Pergilah oppa..aku akan terus menunggumu sampai kau
kembali.ā Lirihnya yang terdengar begitu menyakitkan untukku. Ku genggam kedua
tangannya dengan erat, sambil terus menatap matanya dengan lembut.
ā Aku akan baik-baik saja sampai kau datang untuk menemuiku
kembali. Percayalahā¦ā tak terasa aku ikut menangis. Gadis ini benar-benar keras
kepala, padahal aku melakukan semua itu demi kebaikannya.
Tatapannya sungguh meneduhkan hatiku, tanpa ku sadari tuhan
telah mengirimkan seorang bidadari cantik yang juga baik hati. Bodohnya aku
kalau sampai benar-benar melepaskan dirinya. Dan hal itulah yang membuatku
selalu bersemangat dalam bekerja. Semua pekerjaan ku selesaikan dengan cepat,
berharap aku bisa kembali ke Korea lebih cepat dari yang direncanakan.
Hingga akhirnya hari ini aku bisa menginjakkan kakiku
kembali di kota yang sudah lama tak ku jamahi. Kira-kira pukul sembilan pagi
tadi aku sampai, dan langsung kembali ke rumahku, lebih tepatnya rumah kedua
orang tuaku, karena sampai saat ini aku belum memiliki rumah pribadi.
ā Jadi kapan kau akan menemuinya?ā aku hanya tersenyum tipis
menanggapi pertanyaan omma yang terdengar begitu khawatir.
ā Mungkin lusa setelah aku menyelesaikan berkas-berkas
pekerjaanku.ā Jawabku enteng, namun tidak untuk ommaku. Saat aku memutuskan
untuk menyetujui proyek di Taiwan-pun, dialah orang yang paling panik.
Alasannya tidak lain dan tidak bukan karena seorang gadis bernama Kim So Eun.
Omma begitu menyayangi gadis itu, terkadang aku suka merasa kalau omma jauh
mencintai So Eun daripada aku.
ā Kalau begitu kabari dia jika kau sudah kembali, atau tidak
aku yang akan mengabarinya.ā Kekehan pelan lolos begitu saja dari mulutku. tak
hanya ucapan omma yang membuatku terkekeh, namun jika kalian melihat bagaimana
ekspresinya sekarang ini, kalian juga akan tertawa.
ā Jangan omma biar aku saja. tenanglahā¦ aku pasti akan
menemuinya tapi tidak hari ini.ā Ucapku sembari tersenyum meyakinkan omma.
*****
So Eun POV
Sumpah demi apapun hari ini aku sangat lelah. begitu banyak
tugas yang mesti ku kerjakan, apalagi menjelang sidang skripsi membuatku harus
pontang panting ke sana kemari melakukan sebuah penelitian. Sungguh
menjengkelkan!.
Ku buka pintu lokerku dengan tak bersemangat dan meletakkan
beberapa buku tebal ke dalamnya. Namun tanganku berhenti saat aku menyadari ada
sesuatu yang menempel di balik pintu lokerku. Selembar tiket bioskop beserta
secarik kertas. Datanglah atau tidak akan
ku kutuk hubunganmu dengan Jongwoon tidak akan bertahan lama. Gila! Sumpah
serapah macam apa ini? Kenapa harus bawa-bawa hubunganku dengan Jongwoon oppa?
Tidak salah lagi, pasti ini ulah Seunmi. Dia kan selalu melakukan apapun agar
aku menuruti keinginannya. Tanganku kembali mendorong pintu kecil di depanku,
hingga pintu itu tertutup rapat.
Jam tiga sore? Sepertinya masih bisa. Baiklahā¦sepertinya
bukan ide yang buruk. Pergi menonton film untuk sekedar melepas penat, memang
bukan hal yang salah. Lagipula sayang kan kalau tiket ini aku buang begitu
saja?.
*****
~ ~ At Myeondong
Theater ~ ~
Dengan langkah hati-hati, ku
susuri barisan-barisan kursi yang terhampar dalam ruangan besar ini guna
menemukan kursi yang tertera pada lembar tiket yang tengah ku genggam. 59 B ,
nah itu dia!. Akupun segera duduk di kursiku. Film sebentar lagi akan dimulai,
tapi sampai sekarang ia belum datang juga. Bahkan sampai film dimulaipun, ia
belum kunjung datang. Aigooā¦apa dia lupa?. Kenapa sampai sekarang belum datang
juga?.
Baiklahā¦sepertinya kali ini dia
telat lagi. Aku hanya menghela nafas pasrah kemudian mengalihkan perhatianku
pada layar raksasa di depan yang tengah memutar sebuah film romantis. Di
pertengahan aku merasa resah karena hingga saat ini Seunmi belum kunjung
datang.
ā Tolong matikan ponselmu, di
bioskop dilarang menyalahkan ponsel. Kau tidak tahu peraturan itu?ā aku
mendecak kesal pada suara tegas yang baru saja mengomentari kegiatanku.
Memangnya kenapa? Apa mengecek ponselku untuk menulis sebuah pesan mengganggu
kenyamanan orang lain? sepertinya tidak.
Aku pun mematikan ponselku dan
menyimpannya kembali ke dalam tas. Kemudian ku angkat kepalaku untuk melihat
orang menyebalkan yang tadi. Mulanya ingin mengomeli orang itu, aku malah
dibuat tak berdaya saat tahu orang menyebalkan itu, Jongwoon oppa. Tuhanā¦aku
sedang tidak bermimpikan.
Entah tak percaya dengan
penglihatanku atau terlalu kagum dengan sosok tampan yang nampak tenang
menyaksikan layar lebar di depan, aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.
Aigooā¦ini sugestiku sendiri atau memang nyata? Kenapa orang ini kelihatan lebih
menawan, bahkan sangat?.
ā Hati-hati matamu lepas. aku
tahu aku memang tampan, tapi bisakah tidak melihatku begitu? Kau kelihatan
seperti ingin menelanku bulat-bulat.ā
Cihhā¦setelah lama tak bertemu
ternyata dia semakin menyebalkan. Lihat saja sikap narsisnya. Benar-benar sudah
tak bisa ditolerir. Baikā¦aku tak akan memandangimu lagi! Jadi jangan salahkan
aku jika aku sudah tak ingin melihat wajahmu lagi.
Aku kembali menatap layar besar
di depan, menikmati kisah menarik yang sedang ku saksikan. Hingga tak terasa lampu
bioskop kembali dinyalakan saat film telah selesai. Aku dan Jongwoon oppa
meninggalkan bioskop, kami menyusuri jalan sembari berbincang tentang
kesibukkan masing-masing. Aku juga tak lupa mengeluh padanya karena selama enam
bulan ini ia benar-benar tidak menghubungiku, ayolah bahkan sebuah pesanpun tak
kuterima. Benar-benar keterlaluan.
Dia terkekeh hingga matanya yang
kecil dan menyipit, persis sekali dengan emotikon tertawa. Matanya hanya
tinggal segaris. ā Aku takut jika menghubungimu, kau akan merindukanku dan
akhirnya kau tak bisa mengerjakan skripsi dengan baik. bukankah sebentar lagi
kau sidang skripsi?ā aku mencibir sementara dia terus terkekeh.
ā Ya memang, tapi aiishhhā¦kenapa
kau menyebalkan sekali sih!ā aku merengut sebal, tanganku bersedekap di depan
dada kemudian berjalan menduluinya.
ā Belajarlah dengan baik. aku
akan memberikan sesuatu jika kau lulus nanti.ā Ucapnya merajuk namun terdengar
begitu menggoda, maksudku menggoda hatiku untuk tak kesal lagi padanya.
Aku menatapnya, memandang
wajahnya yang terlihat sedang menahan tawa. Ckkā¦sebenarnya dia itu sungguhan
atau hanya ingin mempermainkanku saja sih?.
ā Memangnya apa?ā tuntutku.
Bukannya menjawab ia malah mengangkat bahunya sambil berlalu begitu saja. ā
Lihat saja nanti.ā Ujarnya tenang tanpa melihatku.
Menyebalkan! Baru bertemu tapi
dia sudah menyebalkan begitu! Sebenarnya apa yang dia inginkan?...tapi baiklah,
aku akan lebih giat belajar dan menyelesaikan skripsi secepatnya. Aku mau tahu
kejutan macam apa yang mampu diberikan oleh seorang Kim Jongwoon.
******
Author POV
Baju toga, topi kelulusan menjadi pemandangan wajar hari ini.
tak terasa hari kelulusan, hari yang dinantikan para mahasiswa telah tiba. Para
orangtua mendekap putra putri mereka dengan penuh bangga, begitupun dengan
kedua orangtua So Eun. Dengan bangga mereka merangkul putri mereka sambil
mengucapkan kalimat syukur berulang kali.
Rasa bahagia yang berlimpah juga dirasakan So Eun, ia merasa
amat senang bukan hanya karena ia bisa membuat kedua orang tuanya bangga, tapi
juga karena ia berhasil menggapai cita-cita dan kini ia semakin dekat dengan
impiannya menjadi seorang entrepreneur muda berbakat.
Namun, kebahagiaan yang ia rasakan nampak sedikit kurang
tanpa kehadiran pria itu, Jongwoon, Jongwoon oppa-nya. Tadi setelah menerima
sertifikat kelulusan, tak lama pria itu mengiriminya pesan. Memberi ucapan
serta permintaan maaf karena tak bisa datang menyaksikan salah satu momen
berharga di hidupnya.
So Eun tak bisa apa-apa, mau tak mau ia mesti menerima. Ia
ingin egois, ia ingin membeli waktu pria itu untuk bersamanya, namun ia sadar
jika seperti itu ia sama saja menghancurkan hubungannya sendiri. bukankah dalam
sebuah hubungan mesti ada rasa saling menghargai dan memaklumi.
*****
Rasa kantuk belum juga bisa teratasi namun suara bel
rumahnya terus berbunyi. Awalnya So Eun mengabaikan bunyi itu, ia pikir ada
orangtuanya yang bisa membukakan pintu, tapi setelah lama dibiarkan, bunyi itu
tak kunjung berhenti. Dengan amat terpaksa, So Eun meninggalkan ranjangnya dan
berjalan cepat menuju pintu.
Ia tak habis-habis merutuki tamu yang datang itu. Memangnya
tak ada waktu lagi untuk berkunjung? Kenapa harus malam-malam begini? Kenapa
mesti mengganggu waktu tidurnya? Dan kenapa orang di rumahnya tak juga
membukakan pintu?. Hufttā¦menyebalkan!.
Pintu berhasil dibuka So Eun, gadis itu menguap namun
setelahnya mata sayunya langsung membulat. Kantuk yang dari tadi
membelenggunya, kini sirna. Hilang seperti terserap oleh sosok di depannya,
sosok yang dari tadi memencet bel rumahnya.
So Eun tetap mematung bahkan ia tetap tak bergeming ketika
sosok itu sudah masuk ke dalam rumahnya. rupanya So Eun masih belum bisa
mencerna apa yang sedang dialaminya. Mungkin ia terlampau shock.
Berbeda dengan So Eun yang masih tak bergeming, sosok itu,
pria itu sedang menilik ke sudut ruangan rumah gadisnya. Matanya melirik ke
sana kemari, seperti sedang berusaha mencari letak perbedaan tempat ini dengan
waktu terakhir ia berkunjung.
Pria itu kembali menoleh ke arah So Eun yang sedang berjalan
menghampirinya. gadis itu benar-benar diam, pandangan matanya tak bisa lepas
dari sosok pria di depannya, sosok pria yang ia cintai, Kim Jongwoon.
ā Ayo duduk! Dari tadi kau berdiri saja! silahkan jangan
malu-malu.ā ujar Jongwoon meledek gadis itu.
ā Inikan rumahku.ā Gumam So Eun. Gadis itu duduk tepat di
sebuah sofa. Pandangannya masih tak lepas dari Jongwoon yang juga telah duduk
di sofa seberang.
Seperti sedang memastikan kelengkapan bagian tubuh
kekasihnya, So Eun menatapi Jongwoon dengan teliti.
ā Aku tak menyangka, akhirnya kau lulus juga. Nilaimu juga
sangat bagus. Aigooā¦ternyata kau tidak sebodoh apa yang kupikirkan.ā Celetuk
Jongwoon. Entah sedang merasa senang atau memang cuma ingin menggoda gadis di
depannya, Jongwoon tak berhenti tersenyum.
ā Memangnya kau pikir aku sebodoh apa hah?ā So Eun mendelik,
ia cukup kesal dengan tingkah Jongwoon. Pria itu bahkan tak merasa bersalah
karena tak hadir di hari kelulusannya dan sekarang ia malah menghinanya seperti
itu.
Tertawa dan tertawa, sungguh membuat So Eun semakin jengkel.
Ia pun bangkit dari duduknya. ā Sudahlah aku lelah. jika kau ke sini hanya
untuk membuatku kesal, lebih baik pulang saja.ā wajah enggan sudah terlanjur
terpasang, menandakan seberapa muaknya So Eun sekarang ini.
Helaan nafas lelah menjadi pengiring gerak memutar So Eun,
gadis itu mendecak pelan. ia menatap pria di depannya, pria yang menarik
lengannya, pria yang memaksanya untuk berbalik.
ā Kenapa kau begitu padaku? Kau tak rindu padaku?ā
ā Aku hanya sedang lelah.ā
Jongwoon menghembuskan nafasnya, ia menatap So Eun lembut. ā
Dengarā¦ā Jongwoon terdiam, ia menggantung kalimatnya, jelas itu membuat So Eun
semakin kesal.
ā Kau hanya mempermainkanku oppa.ā
ā Hei dengarkan dulu!ā
Baikā¦So Eun memang kalah. Karena nyatanya meskipun sedang
marah ia tetap tak bisa mengabaikan Jongwoon. Entah kenapa keberadaan pria itu
tak bisa membuatnya memalingkan pandangan.
ā Waktumu lima detik.ā Putus So Eun, Jongwoon langsung
memasang tampang protes. ā Apa-apaan kau ini? mana bisa seperti itu?!ā keluh
Jongwoon tak terima.
ā Satuā¦duaā¦ā Jongwoon kian panik saat So Eun tak main-main
dengan ucapannya, gadis itu benar-benar menghitung waktunya. ā Heiā¦berhenti!ā
ā Tigaā¦empatā¦ā
ā Aku mencintaimu!ā detakan jantung Jongwoon semakin cepat,
manakala keberanian dan nyalinya dikejar batas waktu. Sebenarnya ia ingin
mengucapkan dengan cara yang lebih romantis, tapi bagaimana bisa ia merangkai
kalimat romantis dalam waktu kurang dari lima detik?.
Jika Jongwoon masih sibuk mengatur pernafasannya, So Eun
kelihatan seperti orang yang baru saja tersambar petir. Terkejut dan tak bisa
bergeming. Sehebat itukah? Hanya karena dua kata yang diucapkan Jongwoon ia
jadi membeku?.
*****
Jongwoon POV
Aku menelan ludahku sendiri. entah kenapa apa yang ingin ku
katakan seperti tertahan di kerongkongan. Tak bisa diucapkan. Ya tuhanā¦kenapa
segugup ini?. ku tatap dirinya yang masih terdiam, ku usap tengkuk belakangku
yang terasa dingin tiba-tiba. Ayolahā¦ini bukan pertama kali aku mengatakan
perasaanku padanya.
Aku mendehem pelan, ā So Eun-aa, kita sudah melewati waktu
yang lama dan berat. Sudah banyak rintangan yang kita lalui, banyak terjal yang
telah menguji. Hingga tak terasa kita semakin dewasa. Kita semakin kuat dan
siap untuk menghadapi ujian yang jauh lebih besar. Namunā¦untuk menghadapi ujian
ituā¦ā¦ā jantungku berdegup semakin kencang, entah kenapa detik-detik ini seperti
detik-detik menegangkan.
Nyaliku kian ciut saat matanya menyorotku dengan tegas, ia
sedang menunggu kelanjutan kalimatku. Namunā¦sialnya keringat dingin dan hawa
senyap malah menyergap tubuhku. kenapa tubuhku tak bisa diajak kompromi, kenapa
kondisiku malah membuat segala keberanianku mengecil?.
Pandanganku beralih ke lantai, menimang untuk memutuskan
mana yang lebih baik. apa yang mesti kulakan. Aku kembali menatapnya, kini
tekadku sudah mantap. Aku yakin, aku pasti bisa.
Ku genggam kedua tangannya, memposisikan untuk menatapnya
dengan intens. Aku bisa merasakan kegugupan gadis ini dari sentuhan tangannya
yang terasa bergetar. So Eun-aaā¦apa kau bisa merasakan apa yang sedang
kurasakan?.
ā Kita harus bersama, karena dengan bersama kita bisa
menjaga satu sama lain. meringankan di saat yang lain merasa lelah. memberi
dukungan ketika salah satu merasa patah arang. Jadiā¦.maukah kau menikah
denganku, menjadi pendampingku, menjadi istri serta ibu dari anak-anakku?ā aku
menatapnya dalam, tak kubiarkan sedikitpun mata ini beralih pada yang lain. aku
ingin dia yakin jika aku benar-benar mencintainya. Aku sungguh-sungguh dengan
ucapanku.
Ia membeku, ia sama sekali tak menjawab. Ayo So Eun jawab
aku!. kenapa kau hanya diam? Cobalah untuk mengatakan sesuatu!.
ā Oppaā¦aku..aku bersedia.ā Ia tersenyum senang, ia
menghembuskan nafasnya. Aku langsung mendekapnya, memberinya sebuah pelukan,
sebuah pelukan yang selama ini jarang kuberikan.
Ku usap kepalanya. ā Aku mencintaimu oppa. Terimakasih
karena tetap bertahan di sisiku.āaku terkekeh pelan. bukankah aku yang harusnya
mengucapkan kata-kata itu.
ā Aku juga berterimakasih karena kau mau bersabar.ā Ia
melepaskan pelukannya dan menatapku sambil merengut.
ā Tentu! Gadis mana lagi yang mau bersabar dengan pria super
sibuk seperti dirimu?ā ia tersenyum, akupun mengacak rambutnya pelan dan
kembali memeluknya.
Rasanya bahagia, pasti. Tentu saja. akhirnyaā¦ setelah
melalui ini dan itu, setelah mengatasi berbagai problema kini tibalah kami di
sebuah ujung, ah tidak! nyatanya kami baru sampai tiba di gerbang kehidupan
yang baru. Kehidupan yang luasnya bagai lautan, sangat besar dan tak seorangpun
bisa memprediksi kapan gelombang laut akan mengusik kenyamanan itu. sekarang
aku tahu, aku sudah mendapat jawaban atas pertanyaanku. Kini aku mengerti
kenapa aku mencintaimu. Aku mencintaimu karena kau adalah kau, Kim So Eun.
Gadis yang kucintai karena begitulah dirimu, lebih dari itu aku menyayangimu
karena kau gadis luar biasa yang bisa bertahan. Jika aku tercipta sebagai laut
mungkin aku bisa menyebutmu sebagai pohon bakau. Karena kau begitu kuat menahan
gelombang air laut yang memaksa masuk untuk mengikis pantai.
Dan aku yakin, jika setiap fase memiliki giliran
masing-masing untuk tiba di pintu kebahagiaan. Mungkin selama ini aku tak bisa
membahagiakannya, tapi sekarang berkat kesabarannya, kami bisa bersatu. Seperti
bibit pohon yang ditanam dan terus dijaga, pasti suatu saat bibit itu akan
tumbuh menjadi pohon besar dengan buah yang banyak. Dan itulah filosofi cinta
kita, seperti pohon yang butuh waktu lama dan kesabaran.
END
JIAHHHHHā¦..KOK BALIK LAGI?????
Kekekekkā¦kenapa pada bosen ya ngeliat aku balik? Hihihiā¦.ya udah sih
emang masalah buat LOE??*becanda#pasangan bendera putih
Gimana? Absurd gila badai kan? Hancur berantakan aburadul dan gak jelas
banget kan? Sudah aku kiraā¦sudah aku tebak akan begitu. Rasanya ini ff gak ada
feelnya, gak tau kenapa romance-nya gak berasa. Yaā¦emang salah aku sih karena
ff ini pernah ditinggal dan pas dilanjutin jadi setengah-setengah feelnya.
Emang aku bikin ff ini tuh udh cukup lama, gak tau sih kapan, Cuma udh
dari 2012. Tapi aku tinggal di tengah jalan. Tau sendiri kan gimana aku? kalo
bosen ditinggal. Ehā¦gak tau kenapa malah pengen nerusin ff ini, karena sayang
juga. Tapi gitu dehā¦jatohnya malah aneh banget, romance-nya gak dapet, asik-nya
gak dapet, jadi data rajaā¦
Okā¦ini ff gagal, Cuma ya..*tampangmikir
Sayang kalo gak dipublish, selagi masih ada gigsent gak masalah.
Kekekekeā¦ā¦
Ya udhā¦semoga pada gak nyesel abis baca ff ni, smogaā¦.pada gak kesel
yaā¦
Emang ni ff mang awkward bgt, aku aja pas baca lagi. Rasanya pengen
nenggelemin kepala di bantal. Dari semua scene romance yg gagal, ini nih yang
paling gagal. Aduhā¦aduhhhā¦aduhhhā¦
Ya udah deh itu ajaā¦aku pusing. Saking stressnya bikin ff romance
gagal.
Okelahā¦
See You,
GSB
woooooooooooooooooaaah kereeeennnn bgt chingu...!! aku suka jong-eun couple hahaha
ReplyDeleteouhya ff kibum sm so eun eonni tu kapan dilanjut yah?? sy dh lama nunggu ne#plak
jd scptnya di lanjut yaw#ngarep
n di tunggu ff yang lain gomawo :D
huaaaa baru nemu lagi blog yg ada ff kim so eun nyaaa.. seneeeeeeng :"D
ReplyDeleteceritanya seru thor, walaupun kurang ada konfliknya hehe tapi tetep kereeeen :D
diunggu ff kim so eun lainnya thor. hwaiting
Ok bgt crtnya...
ReplyDeleteGak ada masalah sm crtny...bgs kok..
Ok di tunggu ffnya kim so eun yg lainnya
Gomawo and semangat buat author...