Get Crazy #1 (once upon a midnight)
Main Cast = Lee
Byung Hun (L.Joe Teen Top), Park Hyo Jin
Minor Cast = Teen
Top
Genre = Romance
Length = Series
Author = Salsa
**********
21āNight Club
23:49 KST
Hyo Jin POV
Musik yang berdentum, kumpulan orang di lantai dansa, juga para peminum yang
dengan santai meneguk alkoholnya benar-benar sudah tak asing lagi bagiku. Terang
saja, apa yang kusebutkan tadi adalah temanku setiap malam. Aniyaā¦ā¦ aku tidak
termasuk ke dalam kumpulan penghambur uang itu. Aku berada disini justru untuk
mencari uang. Aku hanya seorang gadis polos yang salah masuk dunia. Seharusnya
aku tidak pernah ke Seoul, seharusnya aku tidak meninggalkan Chuncheon-ku yang
damai.
Tapi yaā¦ mau bagaimana lagi? semua sudah terjadi. Namun,
seburuk-buruknya kehidupan yang kujalani, tetap ada yang harus kusyukuri. Coba
lihat sisi baiknya. Aku bisa melanjutkan pendidikanku di universitas paling
bergengsi di ibukota Negara tercinta ini, Seoul University. Aniyaā¦ā¦ aku juga
bukan gadis pintar yang bisa masuk kuliah mengandalkan beasiswa. Aku hanya
seorang gadis dengan tingkat inteligensi pas-pasan namun dengan tekad dan nyali
yang besar.
Tapiā¦ā¦ sebenarnya jika dibolehkan memilih, aku akan kembali
ke Chuncheon dengan senang hati. Aku menyesal sudah melawan eomma dan dengan
keras kepalanya tetap pergi ke Seoul. Lihat kehidupanku sekarang! Demi Tuhan,
aku sudah muak dengan kehidupanku disini. Sudah muak dengan neraka dunia yang
kujalani tiap malamnya. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah setengah jalan. Tak
mungkin aku kembali tanpa hasil. Tak mungkin aku mengecewakan orang tuaku lagi.
Pokoknya aku baru akan kembali ke Chuncheon jika sudah berhasil lulus dan
menjadi pengacara sukses. Pokoknya aku harus bisa membuat orang tuaku bangga.
Aku Hyo Jin. Park Hyo Jin. Seorang gadis berusia 20 tahun
asal Chuncheon yang sedang menuntut ilmu hukum di universitas terkemuka Korea,
Seoul University. Tinggal di apartemen kecil yang nyaris roboh. Membiayai hidup
secara mandiri dengan menjadi pelayan di klub malam. Pekerjaan memuakkan yang
mengharuskanku berhadapan dengan para pemabuk. Para orang bodoh, tolol, gila,
penghambur uang, tidak punya otak. Ahā¦ sial. Aku benar-benar membenci pekerjaan
ini, membenci siapa saja yang menginjakkan kakinya di tempat laknat ini. Seolah
lupa setiap malam menginjakkan kaki dimana aku ini.
Malam ini juga begitu. Jam tangan digitalku memperlihatkan
deretan angka 23:42. Seharusnya mereka semua pulang ke rumah dan tidur. Tapi
yang terjadi malah sebaliknya, tempat pengap nan berisik ini justru semakin
ramai saat hampir tengah malam. Aishā¦. Sebenarnya apa yang mereka cari disini?
āHeh! Bawakan satu botol bir lagi kesini!ā teriak lelaki
mabuk yang tengah duduk nyaman di bangku bagian sudut, terlihat semakin
menjijikan dengan adanya dua orang wanita genit berpakaian minim. Aku menoleh
ke kanan dan kiri, mengharapkan adanya pelayan lain yang bisa kusuruh
menghampiri pria itu. Namunā¦ā¦ nihil. Akulah satu-satunya pelayan yang sedang
berdiri disini, di belakang botol-botol bir yang walaupun sudah tertutup rapat
tetap mengeluarkan bau yang menyengat.
Sambil mendecak tak terima, aku menyeret satu botol racun itu dan berjalan setengah
hati ke arahnya. āIni minuman anda, tuanā aku mengucapkan kalimat sopan yang
diajarkan oleh atasanku, tapi dengan nada jijik yang tak bisa kututupi. Pria
itu nampak tak begitu peduli dengan nada bicaraku, ia langsung merebut botol
bir itu lalu membuka penutupnya seperti orang kesetanan. Aku menatap namja itu
dengan tatapan tak habis pikir, lalu tanpa sengaja bertemu pandang dengan
wanita-wanita di sekelilingnya yang tengah memandangku hina. Cihā¦.. Kenapa
mereka menatapku begitu? Dasar wanita jalang! Kalian pikir apa yang kalian
lakukan lebih baik dariku? Sadarlah! Bukankah kalian dibayar untuk memuaskan
nafsu pria-pria biadab tak beradab itu?
Aku membalas tatapan mereka sengit. Kemudian tanpa membuang
waktu segera membereskan mejanya. Mengambil sampah bekas makanan ringan, beberapa
botol bir kosong, juga gelas-gelas habis pakai berukuran mini.
Saat sedang sibuk membenahi itu semua, tiba-tiba saja mataku
langsung terbelalak, bersamaan dengan nafasku yang tertahan. Aku dikejutkan
dengan seseorang yang tiba-tiba saja memegang bokongku. Dengan rasa syok yang
masih tinggi, cepat-cepat aku menegakkan badan dan berbalik menghadap pria
kurang ajar itu. Dan saat tubuh ini berbalik, yang kudapati adalah seorang
ahjussi jelek yang jelas dalam keadaan mabuk. Mukanya terlihat menggelikan,
benar-benar membuatku mau muntah. āKAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN HUUHHHH?ā aku
menjerit sampai tenggorokanku sakit. Wajahku juga terasa mendidih saking
kesalnya. Aku marah dan jelas saja merasa terhina. āaish galaknyaā¦ā¦.. neomo
johaeyo. Ayo bermain bersama oppa malam iniā Sambil menyeringai senang, ahjussi
itu merangkulku.
āBRENGSEK! Aku ini
punya harga diriā hardikku sambil menghempas tangan besarnya keras-keras. Untuk
sesaat aku menjadi pusat perhatian, menjadi fokus utama berpuluh pasang mata
yang mendadak kehilangan ketertarikan untuk menggerakkan tubuhnya sesuai irama
yang menghentak-hentak.
Aku memburu napas sambil memicingkan mata penuh api pada
ahjussi itu. Tanpa pikir panjang menamparnya
sampai telapak tanganku terasa nyeri. Suara tamparan itu terdengar nyaring
diantara dentuman musik. Aku bisa mendengar ringisan spontan dari pengunjung
yang melihat, seolah ikut merakan betapa pedihnya tamparan itu.
Sambil menahan malu, aku langsung berlari menuju pintu
keluar, diiringi dengan suara sorakan beberapa orang yang entah memihak siapa.
Air mataku tumpah bersamaan dengan pintu yang kudorong penuh emosi. Dan
tiba-tiba saja āawā ringis seseorang, membuatku langsung mendongak. Terlihat
seorang pria berambut blonde berjaket biru dongker tengah meringis sambil
memegangi dahinya.
Aku tak bereaksi banyak melihat namja itu sedang kesakitan.Hanya
meliriknya sekilas, lalu merangsek ke sisi tembok. Bagaimana mungkin aku
bisa memikirkan orang lain di saat diriku sendiri saja belum bisa mengontrol
hawa panas dalam tubuhku?
Dengan emosi yang menggebu, aku membanting botol bir kosong
yang tengah kupegang. PRAANNGGGā¦ā¦ā¦. Suara pecahannya terdengar
nyaring membelah malam, bersamaan dengan deru napasku yang berhembus emosional. Di saat itu, aku merasa sedang diperhatikan. Dan benar saja, ketika
aku menoleh, pria tadi tengah menatapku dari ujung kaki ke ujung kepala dengan
tatapan kaget. āWAE? KAU MAU IKUT MELECEHKANKU JUGA?ā bentakku sambil berkacak
pinggang. Menatapnya dengan mata mengancam dan ekspresi penuh kebencian.
***********
L.Joe POV
00:10 KST
Dengan frustasi kakiku melangkah, mengarungi panjangnya
jalanan malam yang gelap seorang diri. Aku tak menyangka bisa terdampar sejauh
ini. Maksudkuā¦ā¦ā¦ā¦. Seingatku tadi aku hanya berjalan sebentar. Dengan jenuh
kulirik jam tanganku. 00:40. Yupā¦ā¦. Sudah lewat tengah malam dan seorang Teen
Top L.Joe yang seharusnya bisa istirahat
dengan tenang di dorm tercinta milik grupnya justru malah berjalan tak tentu
arah seperti tunawisma.
Ini salahku. Tanpa permisi pergi begitu saja dari gedung
Mnet. Tepat setelah selesai berganti pakaian sehabis recording Miss Right di
M!countdown untuk yang kedua kalinya. Ne.. M!countdown memang acara musik
pertama yang menampilkan comeback stage Miss Right. Lantasā¦ā¦ā¦.. kenapa kubilang
kedua kalinya? Ya.. Recordingnya memang jadi diulang dua kali dan ituā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
karenaku.
Tadiā¦.. dengan bodohnya aku mengacaukan penampilan perdana
kami. Aku melupakan lirik Rapp-ku. Bodoh sekali bukan? Padahal aku sudah menghapalnya
dengan baik, tapi entah kenapa saat kamera itu menyorotku, semua lirik yang sudah
kuhapal di luar kepala lenyap. Aku terdiam nyaris 6 detik saat seharusnya bagian
rapp-ku berkumandang.
Lirikku di lagu ini memang agak padat dan lebih banyak dari
biasanya. Tapi, tentu saja itu bukan alasan. Bukankah member yang lain juga
berusaha keras untuk album ini? Ya.. seharusnya aku memang tidak sefrustasi
ini, terlebih yang disiarkan pun adalah rekaman yang kedua, rekaman yang
sempurna. Bukan rekaman yang menampilkan kecacatan dari si Face of the group,
Teen Top L.Joe.
Tapi, bagaimana dengan Angel yang datang? Mereka tak bisa
menyaksikan penampilan Miss Right yang sempurna karena nyaris setengah
dari Angel yang datang harus bergilir masuk ruangan saking banyaknya yang ingin
memberi dukungan. Kami mendapat banyak cinta untuk album ini dan aku malah
mengacaukan penampilan perdananya? Hebat sekali kau, Lee Byung Hun.
Demi Tuhan aku merasa bersalah. Kepada member
yang lain, kepada manager Ahn, Kepada Andy hyung, kepada Brave Brothers, dan
terutama pada Angel. Aku minta maaf.
Aku keluar gedung Mnet tanpa penyamaran, dan itu membuatku
mudah dikenali oleh beberapa fans. Jadiā¦.. tadi selama beberapa saat sempat ada
acara jumpa fans dadakan di pinggir jalan. Awalnya semua berjalan dengan
lancar, namunā¦ā¦ bahaya mulai mengintai saat jumlah mereka semakin banyak dan
lepas kendali. Ada yang mulai berteriak bahkan sempat terjadi desak-desakan
kecil yang membuatku terdorong-dorong. Dengan kata lain, keselamatanku mulai
terancam. Aku berusaha pamit dengan sopan, tapi beberapa dari mereka nampak tak
terima dan mulai melakukan tindakan ekstrim. Jadiā¦ā¦ satu-satunya hal yang bisa
kulakukan adalahā¦.. lari.
Ya.. dengan seluruh tenaga aku berlari. Dan tindakan
pelolosan diri itu berujung menjadi adegan kejar-kejaran melelahkan yang tak
berhenti selama kurang lebih 10 menit. Sampai akhirnya aku terbebas. Kakiku
melangkah tak tentu arah. putus asa setengah mati hanya karena kesalahan kecil.
āgeurae mwo sesange yeppeun
yeojan manha geu junge seodo neon
namdalla dadeul injeong haji geunde itji
neon yeppeodo neomu yeppeo waenji moreuge neoui
gin saeng meorineun kkot hyanggiga nal
geot gata michi getne neo ttaeme na dol geot gataā
Selama berjalan, mulutku tak berhenti menggumamkan lirik.
Anggaplah ini hukuman dariku untukku. Karena sudah dipastikan, saat aku kembali
ke dorm nanti, Andy hyung akan menyambutku dengan omelan panjang. Dia memang
begitu, dia akan marah besar jika ada member yang berbuat kesalahan saat
di panggung. Tapi akan terlihat begitu tenang saat dihadapkan dengan masalah
di luar stage performance. Skandal Chunji-Yoo Hyun contohnya, Andy hyung sama
sekali tak ingin berkomentar mengenai skandal menggemparkan itu dan
lebih memilih membebankan semuanya kepada Manager Ahn.
Ah.. baiklah! Sudah cukup cerita panjangnya! Kukira
hukumannya sudah selesai dan merasa bersalahnya juga sudah cukup. Tohā¦.
Semua sudah terjadi dan tak ada yang bisa kuperbuat lagi. Sekarang aku mau
pulang! Aku benar-benar butuh kasur untuk merebahkan badan. Semua anggota
tubuhku, detailnya dari kuku jari kaki sampai helaian rambut teratas sudah
merasa kelelahan hebat. Benar-benar bisa ambruk jika terus memaksakan diri
seperti ini.
Aku mulai meraba saku celana dan jaketku. Tckā¦.. bodoh!
Bukankah tadi pagi ponselmu disita lagi, L.Joe~a?
Baik, lihat apa yang kupunya sekarang! Handphone tak ada,
dompet kosong, jalan pulang tak tahu, orang tak ada, lalu apa kabarnya aku
malam ini? Tidak lucu kan jika aku bermalam di jalanan? Hmmā¦ā¦ tunggu! Jalanan?
Di jalanan kan biasanya ada telpon umum. Pintar. Pasti disekitar sini juga ada. Ya
benar. Setidaknya aku harus mengabari yang lain dulu kalau aku baik-baik saja.
Aku yakin mereka pasti khawatir. Coba hitung sudah berapa jam aku menghilang!
Mataku mulai berpencar, tanpa komando langsung menyipit ke
sisi-sisi jalan. Dan hasilnya, satu box telpon pun tak tertangkap indra
penglihatanku. Aishā¦.. lalu dimana aku bisa menemukan telpon? Aku kembali
melempar pandanganku jauh-jauh. Kali ini mencoba mencari bangunan yang masih
bersedia untuk diganggu.
Di detik berikutnya, bibirku langsung tertarik membentuk
senyum saat mataku menangkap bangunan berukuran sedang yang tampak gemerlapan.
Benarkah apa yang kulihat? Perlu diingat ini sudah lewat tengah malam, lantas
tempat macam apa yang masih terlihat seramai itu?
Dengan tergesa, kupercepat langkahku. Seketika terpaku
begitu melihat tulisan di papan berhiaskan lampu yang berkerlip secara bergantian
tepat di atas bangunan itu. Bangunan di depanku sekarang. Klub malam.
Untuk beberapa saat yang terasa begitu lama, aku membatu
di posisiku. Dalam hati menimbang-nimbang dengan bimbang. Apakah aku benar-benar
harus memasuki tempat ini demi sebuah panggilan telepon? Iya kalau ada yang mau
meminjamkan, tapi bagaimana jika tidak?
Aku tahu aku sudah cukup umur untuk memasuki tempat sejenis
ini. Tapiā¦.. jujur saja aku tak begitu nyaman dengan atmosfer asing yang
tercipta di dalam sana. Jika tak biasa, suasananya akan terasa rancu. Aku pernah
masuk ke dalam klub malam, dan 30 menit setelahnya aku sudah muak dan memutuskan
untuk pulang.
Setelah beberapa lama, keputusan pun terambil bersamaan
dengan napas yang terhembus berat. Aku memberanikan diri berjalan mendekati
pintu masuk, mengulurkan tangan pelan-pelan danā¦. BUUKKK
Pintu itu didorong dari dalam dan tanpa aba-aba menubruk
wajahku. Aishā¦ā¦Sial! Wajah adalah aset paling berharga yang kumiliki. Sambil
meringis aku memegangi dahiku dengan spontan. Menahan sakit akibat benturan
keras tadi. Aku tidak bercanda, dahiku sungguh tengah berdenyut-denyut
sekarang. Dan ini semua karena yeoja sialan yang sepertinya baru pertama kali
membuka pintu. Cihā¦ā¦ kenapa membuka pintu saja harus dengan tenaga sebesar itu?
Masih sambil mengelus dahi aku melirik yeoja gila yang
bahkan tak minta maaf itu. Gadis ini! Jinjja! Haruskah aku menegurnya dulu
untuk bisa mendengar kata maaf?
PRAANNGGGā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Refleks aku langsung berjengit. Bukannya
minta maaf, ia malah melempar botol di tangannya tepat ke sampingku. Ah Ya Tuhan!
Dia mau membunuhku atau bagaimana? Dengan syok aku menatapnya, terheran-heran
akan sikap dan wajahnya yang begitu bertolak belakang.
Demi Tuhan wajahnya benar-benar manis, makin cantik dengan
rambut panjangnya yang lurus. Aishā¦. cocok sekali dengan gambaran Miss Right di
albumku.
āWAE? KAU MAU IKUT MELECEHKANKU JUGA?ā bentaknya
mengagetkan. Sukses membuat bayangan manis itu hilang tak berbekas. Bodohā¦..
Miss Right apanya? Gadis ini terlalu jauh dari gambaran wanita sempurna itu, tidak hanya karena dia punya rambut lurus yang panjang maka ia bisa menjadi
Miss Right-ku kan?
āKENAPA? KENAPA MASIH MELIHATKU? KAU PIKIR AKU MANEKIN YANG
BISA KAU LIHAT DAN SENTUH SEPUASMU? SUDAH SANA! KAU MAU MASUK DAN
BERSENANG-SENANG DI TEMPAT LAKNAT ITU KAN? SUDAH SANA MASUK! BANYAK GADIS
BRENGSEK NYARIS TELANJANG DIDALAM SANA!ā tak ada yang kulakukan selama dia
bicara. Hanya diam dan menahan napas saking syoknya dengan pilihan kata yang ia
gunakan. Cihā¦. Gadis ini! Pernahkah ia belajar kaedah kesopanan? Apa ia tak bisa
memilah kata yang layak untuk diucapkan? Perlukah kubelikan kamus bahasa untuknya? Dia benar-benar harus mendalami bahasa agar bisa menggunakan
kata yang baik saat bicara.
āakuā¦ā aku baru ingin membela diri saat tanpa kutahu
penyebabnya gadis itu menangis. Dengan gerakan kilat yang begitu tiba-tiba ia
menjatuhkan diri di pinggir jalan. Lalu menutup wajahnya dan menangis
terisak-isak.
Melihatnya begitu, aku mengurungkan diri untuk meminjam
ponsel padanya dan mulai berbalik kembali menghadap pintu masuk klub. Ya..
benar. Daripada repot-repot mengurus gadis ini, lebih baik aku urus diriku
sendiri.
Bersamaan dengan itu, entah bagaimana orang-orang yang
tadinya tak terlihat barang satupun kini berlalu lalang didepan kami. Membuat
semua niatku untuk kabur dari gadis ini sirna. Aishā¦.. pasti mereka semua sudah
berpikiran macam-macam tentangku. Maksudkuā¦ā¦.. Ayolah, memangnya apa lagi yang
mampu dipersepsikan orang jika melihat seorang gadis menangis di tengah malam,
di pinggir jalan, didepan klub malam, dan hanya berdua dengan seorang namja.
Pasti rentetan hal brengsek yang mereka anggap mungkin kulakukan kepada gadis
ini sudah tersusun rapi diotak masing-masing.
Tckā¦ā¦ aku sebenarnya ingin meminjam ponsel kepada salah satu
dari orang-orang yang lewat. Tapiā¦ā¦ melihat tatapan sinis yang sudah mereka berikan
duluan terhadapku, kurasa lebih baik tidak sekarang meminjamnya. Aku tak mau
dibentak-bentak lagi.
Setelah memejam meratapi kesialan selama beberapa saat, aku
mendesah sembari melirik gadis yang masih terisak-isak itu. Melihat seorang
wanita menangis, tentu saja ada rasa ingin melindungi yang timbul. Entahlahā¦ā¦ā¦. Naluri pria
mungkin.
Perlahan aku menghampirinya, ikut duduk disisi jalan,
tepatnya persis di samping yeoja itu. āUljima!ā aku bicara dengan nada terlembut
yang mampu kukeluarkan. Dan di saat itu juga, isakannya berhenti. Lantas
mendongak dan memicing sadis ke arahku. Seolah aku baru saja mengucapkan sesuatu
yang salah. Aishā¦.. bagian mananya yang salah? Demi Tuhan, aku baru mengucapkan
satu kata.
Secepat mungkin kubuang pandanganku ke arah lain. Dengan
kikuk memegangi leher sambil pura-pura sibuk memperhatikan lampu jalan yang
berdiri kokoh tak jauh dari tempat kami berada. Diam-diam ketakutan hanya
karena tatapan tajam seorang wanita.
āDiam kau! Memangnya siapa yang mengizinkanmu duduk disini?ā
racaunya sinis. Aku kembali menoleh padanya, berbesar hati membalas omelannya
tadi dengan senyum simpul. āmianhae. Aku tak bermaksud mengganggumu. Kalau
begitu, apa boleh aku duduk disini?ā izinku.
Aku bisa melihat perubahan air muka gadis itu secara
signifikan. Wajah keras yang sejak tadi ia perlihatkan kian melunak. Dia
menatapku bingung lalu kembali menoleh ke depan dan mendesah. āaku yang
harusnya minta maaf. Maaf sejak tadi membentakmu tidak karuan. Sikapku
benar-benar barbar ya?ā gadis itu tersenyum pahit di akhir kalimatnya, senyuman yang jelas ditujukan untuk dirinya sendiri.
ākalau boleh tahu memangnya kau kenapa? Sepertinya kesal
sekaliā gadis itu kembali mendesah, kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Matanya yang berkaca-kaca itu terlihat menerawang dengan sendu. āaku benci
pekerjaankuā dengan desisan penuh dendam, ia menggumam.
ākauā¦ bekerjaā¦ā¦.. di..disana?ā tanyaku hati-hati, sambil
sedikit bergerak ke samping dan menunjuk bangunan dibelakang kami dengan ragu.
āne.. aku pelayan di klub malam. Menjijikan ya?ā
ākenapa menjijikan?ā
ābekerja ditengah-tengah orang mabuk dan tak punya harga
diri itu menjijikanā
ātidak semua klub malam begitu. Terkadang ada juga klub
malam yang dipenuhi anak muda kreatif yang melakukan dance battle seru dilantai
dansaā
āaku sedang tidak membicarakan klub malam secara
keseluruhan. Yang sedang kubicarakan adalah bangunan setan dibelakangku ini. Aratsoyo?ā
tandas gadis itu ketus. Ya Tuhanā¦. aku kan cuma mau mencoba membantunya membuka
pikiran menjadi lebih positif.
āne..arasseoā jawabku sambil membuang muka. Agak kesal.
āaku Park Hyo Jinā ucapnya, tanpa diminta memperkenalkan
diri. āwa neo?ā ia menoleh padaku. Dengan gerakan lucu ia memiringkan
kepalanya. Ohā¦.. ternyata gadis sesinis dia bisa mengeluarkan aegyo juga. ākau artis
ya? Wajahmu tak asingā ucapnya sembari mengamati wajahku. Dengan senang aku
tersenyum, āmaja. Aku L.Joe, member Teen Topā
āTeen Top?ā ulangnya ragu. ātak pernah dengarāgumamnya
sambil menggeleng menatapku.
ālalalla lalallaā aku menyanyikan bagian paling fenomenal
dilagu terbaru kami, lengkap dengan tangan yang kukibas-kibaskan di atas kepala.
Namun Hyo Jin tak merespon, dahinya justru terlihat mengerut dan jelas semakin
bingung. Ah.. bodoh! Itu kan lagu baru kami. Mana mungkin dia bisa tahu?
āahā¦ To You! Kau pasti tahu lagu yang iniā seruku sambil
mengangkat telunjuk, menyuruhnya menunggu sebentar. Setelah menarik napas, aku
langsung āhuuuuu huuuuuā
BUUKKKKā¦.. āYAAA!!! APA YANG KAU LAKUKAN?ā pekikku saat
dengan bringasnya gadis bermarga Park ini memukul bahuku kemudian
mendorong-dorongnya sambil mengomel tak jelas. Jinjja! Memangnya aku salah apa?
padahal aku baru mulai bernyanyi, baru mulai membuka sebagian jaket dan
meliuk-liukkan tubuh kebawah khas To You selama satu detik.
āKAU MAU MENGGODAKU HUH?ā gadis itu menjerit tiba-tiba. āya
Tuhan, menggoda apanya? Kau benar-benar tak pernah menonton TV ya? Yang tadi
itu bagian koreo-kuā sungutku sambil meringis mengelus-elus bahu. Aishā¦..
sebenarnya dia gadis sungguhan atau bukan?
āgerakan menggelikan tadi bagian dari koreografimu?ā tanya
Hyo Jin sangsi.
āne.. dan biasanya gadis-gadis akan menjerit kagum melihat
gerakan ituā
āapa? Ya Tuhanā¦ā¦ā¦ā¦kenapa gadis-gadis
sekarang moralnya semakin rusak?ā aku langsung mendesis kesal begitu mendengar betapa entengnya dia merendahkanku.
āoke... terserah kau menyebutnya apa. Tapi bicara soal moral, oh.... tidak tidak bukan moral" aku memegangi bagian
belakang leherku. Mencari kalimat yang tepat untuk mengutarakan pikiranku tanpa membuatnnya tak nyaman,
"Apa? kenapa? sebenarnya kau mau bicara apa?"
"apa menurutmu rokmu tidak terlalu........................" dengan cepat Hyo Jin meletakkan kedua tangannya di atas rok. Mungkin bermaksud menutupi bagian pahanya yang terlalu terekspos. Dia mulai bergerak risih sambil menarik-narik roknya ke bawah. Ya.. itulah yang kumaksud. Sejak tadiā¦.. Yah.....sudahlah.
"Apa? kenapa? sebenarnya kau mau bicara apa?"
"apa menurutmu rokmu tidak terlalu........................" dengan cepat Hyo Jin meletakkan kedua tangannya di atas rok. Mungkin bermaksud menutupi bagian pahanya yang terlalu terekspos. Dia mulai bergerak risih sambil menarik-narik roknya ke bawah. Ya.. itulah yang kumaksud. Sejak tadiā¦.. Yah.....sudahlah.
Melihat Hyo Jin yang semakin tak nyaman, aku langsung
membuka jaketku, lantas mengulurkannya pada gadis itu. Hyo Jin menerimanya tanpa
berkomentar, kemudian menutupi kakinya dengan itu. āgomaptaā ucapnya pelan,
kemudian menggerakkan kepalanya ke arah lain dengan gerakan canggung.
āeumā¦.. kau bawa ponsel? Aku harus menghubungi managerkuā
ucapku, baru ingat tujuan utamaku disini.
āaniyaā¦.. ponselku di dalam. Dan aku sama sekali tak punya rencana untuk masuk kesana lagiā
aku mengangguk. Ya.. baiklah. Memangnya aku bisa apa? sepertinya aku harus
benar-benar masuk ke tempat ini dan meminjam ponsel pada seseorang.
ākau mau pulang?ā tanyanya saat aku hendak berdiri.
āne.. tapi aku tidak menemukan taksi di dekat siniā
ākau bercanda? Persis dibelakang klub ini ada pangkalan
taksi, kau tinggal berjalan 20 meter ke belakang dan kau akan menemukan
taksi-taksi yang berjejerā
āyang benar?ā
āiyaā¦ aku tidak bohong. Kau ingat alamat rumahmu kan?ā
ākeoreomā
āya sudah sana pulangā ujar Hyo Jin yang baru saja berdiri.
Ia menatapku sambil mendesah kesakitan, memegangi kepalanya lalu menunduk
dalam-dalam. āgwaenchana?ā tanyaku khawatir, dengan sigap menahan tubuhnya yang
nyaris jatuh.
āpulanglah! Ini sudah hampir pagiā tolaknya halus.
ābagaimana bisa aku pulang jika kau begini?ā
āaku baik-baik saja. Kalau sedang marah aku memang suka
pusing. Tapi benarā¦. Aku tidak apa-apa kok. Sungguhā
ākau yakin?ā dengan ragu aku melepasnya. Dan tepat saat itu,
Hyo Jin benar-benar kehilangan kesadaran dan nyaris terjatuh ke aspal jika saja
aku tak cepat-cepat menangkap tubuhnya. Sebenarnya di bawah lampu jalan yang redup, sejak tadi aku bisa melihat bibirnya yang pucat, tapi aku tak tahu kalau bibirnya pucat begitu karena dia sedang menahan sakit.
Tanpa buang waktu aku segera menggendongnya. Tadi Hyo Jin bilang 20 meter di belakang gedung ini ada taksi, jadinya tanpa pikir panjang aku
berjalan ke belakang. Dan benar saja, belum lama aku berjalan, jejeran taksi
itu tertangkap pandanganku.
***********
Karena kebingungan mau membawanya kemana, akhirnya aku
membawa Hyo Jin ke dorm kami. Dengan tertatih kakiku melangkah semakin dekat
dengan pintu apartemen. Karena tak dapat menggunakan kedua tangan untuk
mengetuk atau memasukkan kode pintu, aku menendang-nendang pintunya. Sekarang sudah nyaris
pagi dan aku yakin mereka semua tak akan dengar jika aku hanya membuat suara
pelan. Jadi, daripada menunggu dibukakan pintu lebih lama dan membuat kakiku berpotensi
patah, aku menendang-nendang pintu itu sekuat tenaga.
Tckā¦ā¦. Mereka semua kemana? Kalau begini caranya pertumbuhan
badanku akan semakin terhambat. Huftā¦ā¦. Ya Tuhan, lima anak itu mati atau
bagaimana? Walaupun sebenarnya tubuh gadis ini tidak bisa dikatakan besar, tapi
tetap saja terasa berat untukku. Perlu diingat! Berat badanku cuma 51 Kg.
Sungguh.
Ceklekā¦..
Pintu itu dibuka langsung oleh C.A.P hyung. Jujur saja aku
semakin lemas begitu melihatnya membuka pintu. Bagaimanapun dia leader
group-ku. Dia pasti marah besar karena salah satu membernya tidak disiplin.
Pulang nyaris pagi dan parahnya membawa pulang seorang yeoja dalam keadaan
pingsan. Namun, aku langsung menutupi ekspresi terkejutku. Melenggang masuk
tanpa mempedulikan wajah syok C.A.P hyung yang masih berdiri tegap disamping
pintu. āYAA!!! BYUNG HUN~Aā¦ā¦ā¦. SIAPA YANG KAU BAWA?ā pekik namja yang sempat
membatu itu tiba-tiba.
Dengan beraninya aku tak menjawab, bahkan tanpa meminta
persetujuan segera membawa Hyo Jin masuk ke kamar C.A.P hyung yang langsung
memekik. āLJOE~A! siapa yang memperbolehkanmu meletakkan gadis ini disini?ā
desis pria itu sambil mengekor di belakangku.
āYang lain sudah tidur semua kan? aku tak mungkin
membangunkan merekaā ujarku pelan, sambil menyelimuti gadis itu dengan
hati-hati.
ādan mengorbankanku begitu?ā sambungnya.
āaish Hyung,ā¦. Cuma malam ini saja kokā bisikku seraya
mendorong namja itu keluar.
āhehā¦ Cepat jelaskan padaku siapa gadis itu!ā seru C.A.P
hyung begitu aku menutup pintu kamarnya. āceritanya panjang! Sudah ya.. aku
lelah sekali! siang ini kita ada comeback stage di Music Bank kan?ā C.A.P hyung
mengangguk, membiarkanku berlalu masuk ke kamar. āehā¦ changkam! Lalu aku tidur
dimana?ā
ākalau kau tak mau tidur di sofaā¦.. tidur saja di kamar
Chunji dan Rickyā
ātckā¦ā¦ merepotkan saja!ā
āya.. mau bagaimana lagi? ini semua juga bukan maukuā
āeiā¦. L.Joe~a, besok pagi Andy hyung pasti akan kesini lagi.
Jadiā¦.. siapkan telingamu ya!ā C.A.P hyung memperingati. āne.. arasseoā jawabku
pelan.
ādan gadis itu! pastikan dia sudah pulang sebelum Andy hyung
datang. Aku bisa digantung jika dia melihat ada perempuan dikamarkuā
āiyaā¦ iyaā¦. kau tenang saja! Malam hyungā
TBC
Yeahā¦..Salsa is backā¦. backā¦. *ljoe yang ngomong*
Lalalla~ lalalla~ *doing TEEN TOP shake*
Kyaaaaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Aku balik semuanyaaaaa /abaikan//. Sebelumnya pengumuman, ff ini tuh nyambung sama WTL, Maksudnya WTL n Get
Crazy itu berada di dunia yang sama. Ya pokoknya gitulah. Bingung
ngejelasinnya. Pokoknya ff ini bakalan nyantai, konfliknya bakal aku buat se-ringan
mungkin. Anggap aja ini ff buat refreshing setelah 8 bulan berkutat sama
konflik yg terlalu dewasa *tunjuk BM*
Ini asli imajinasi ya.. L.Joe nyanyiin bagian rapp-nya di M!countdowndengan mulus.
Makasih bg siapapun yg
udah baca. Promise Iāll publish the
second part soon.
hahahaha :D hyojin apa adanya ya,. :)
ReplyDeletedia tidak menghiraukan gengsinya,. :D salut aku,. :D