You're The Sweetest
Cast : Song Jin Ah
Moon Jongup
Length : 7 pages - 1689
words
Teman-temanku bilang gulali yang paling manis, tapi adikku
bilang ice cream yang punya rasa paling manis, namun beda lagi untuk Shin Joo,
-kakak sepupuku-, menurutnya cokelatlah yang paling manis. Yahā¦mungkin
ketiganya memang manis dan ku akui aku menyukai ketiganya. Tapi jika ditanya
mana yang menurutku lebih manis? aku akan menjawab dirimu. Yah..kau. Pria yang
sering sekali ku pandangi diam-diam.
Beberapa waktu yang lalu saat Han seosangnim memintaku untuk
membawa berkas ke ruangannya, aku begitu kewalahan karena harus membawa barang
yang tingginya bahkan hampir menutupi mataku. Jujur itu sangat menyulitkanku.
Belum lagi aku harus menyusuri tangga, karena ruangan Han seosangnim berada di
lantai atas. Aku sudah sangat berhati-hati, tapi malang, segerombolan laki-laki
yang sedang bermain tak sengaja menyenggolku. Singkatnya semua berkas yang
harusnya bermuara di atas meja, kini berserakan begitu saja di lantai.
Aku mendengus kesal. Pertama karena anak-anak tadi dan yang
kedua karena aku harus membereskan semuanya sendiri. Tapi mau tak mau aku tetap
memungutinya seorang diri. Bayangkan seorang diri!. Aku terus mengumpulkan
lembaran demi lembaran yang tercecer, namun mataku langsung berpaling menyusuri
sebuah tangan yang menumpukkan lembaran yang lain.
Rasanya hampir lupa bernafas saat melihat senyummu. Tanpa
menghiraukanku, kau kembali mengumpulkan kertas-kertas yang niatnya ingin ku
bakar saja. Aku lantas melanjutkan pekerjaan yang sama denganmu. Dan akhirnya
aku tak memunguti semua ini seorang diri, karena ada kau yang membantuku. Pria
asing yang tak ku kenal, tapi dilihat dari seragam yang kau pakai, sepertinya
kau juga bersekolah di sini.
Entah karena sibuk memandangi parasmu, aku sampai tak sadar
jika dari tadi kau terus menjetikkan jarimu di depan wajahku. Lagi-lagi kau
tersenyum. Danā¦ARGGHHHHā¦.aku meleleh saat melihat hal indah itu. Jantungku
berdegup begitu kencang saat senyum manis itu terus tersungging di wajahmu.
Heiā¦darimana kau mendapat senyum semanis itu?.
ā Lain kali hati-hati ya!ā aku hanya mengangguk kikuk, tak
tahu harus berbuat apa. Yang jelas jika terus memperhatikan wajahmu, aku tak
jamin akan bertahan menjadi gadis waras.
ā Neā¦gomawo.ā Aku masih tak berani mengangkat kepala, hingga
akhirnya kau memutar langkah lantas pergi menjauh.
Debaran serta desiran aneh tak kunjung berhenti bahkan
disaat punggungmu mulai memudar dimakan jarak. Hahā¦lumayan gila bukan? Aku
terpesona pada seseorang hanya karena kejadian seperti itu. Aku bahkan tidak
tahu siapa namanya atau kelas dimana dia berada. Dari semua tentangnya aku
paling mengingat wajahnya. Mungkin juga punggungnya.
Terlalu lama mengikuti seseorang akan membuatmu hafal
bagaimana bentuk tubuhnya. Bahkan kau bisa tahu orang itu tanpa melihat
wajahnya, cukup melihat punggung atau tangannya saja kau akan tahu. Kendengaran
mengerikan memang. Aku terkesan seperti stalker yang senang mengintilinya
kemanapun ia pergi. Tapi bedanya aku dengan para stalker adalah aku tidak
tahu siapa orang yang ku perhatikan.
Oh tuhanā¦terserah orang mau bilang aku gila atau apa. Yang
jelas aku tak bisa menghentikan kebiasaanku ini. Yahā¦mengikuti dirinya sudah
menjadi kebiasaan untukku. Mungkin sudah mendarah daging.
Memang siapa yang bisa berhenti jika akhirnya mereka akan
kehilangan kesempatan untuk melihat sesuatu yang membuat hatinya berdebar
kencang, merasa senang tanpa sebab?. Tentu aku tidak mau. Walau aku tahu selama
apapun aku mengikutinya, ia tak akan pernah tahu tentang diriku. Bisa jadi dia
juga tidak mengingatku sebagai gadis yang pernah ditolongnya.
Seperti biasa saat istirahat aku akan berkeliaran di sekitar
kantin. Mataku terus mengedar hingga akhirnya sesosok yang biasa ku tunggu
telah ku temukan. Ia sudah duduk bersama dua temannya. Bisa ku tebak
orang-orang itu adalah teman baiknya, setiap istirahat mereka selalu bersama.
Aku pun duduk di kursi yang cukup jauh namun masih cukup
jelas untuk memperhatikan gerak-geriknya. Senyumku tertarik melihat tingkahnya
yang nampak lebih pendiam dari kedua temannya. Dari tadi temannya itu berusaha
untuk membuatnya bereaksi lebih, tapi ia hanya membalas tersenyum sambil
menyenggol bahu temannya. Satu hal yang ku ketahui tentangnya, ia sangat
pendiam. Biasanya saat kedua temannya bertingkah konyol, ia hanya diam
memperhatikan sambil menertawai tingkah kawannya itu. Terkadang temannya juga
suka mendekap pria itu erat-erat hingga akhirnya merekapun bermain bersama.
Waktu serasa berjalan begitu cepat, tadi sepertinya aku baru
keluar dari kelas dan sekarang bel masuk sudah berbunyi. Menyebalkan! Tidak
bisakah pihak sekolah mentolerir waktu istirahat yang lebih lama? Setidaknya
biarkan sampai aku puas menatapinya dulu. Tapi tunggu! Memangnya kapan aku
merasa puas? Sepertinya yang terjadi malah sebaliknya, semakin aku menatapnya
aku malah ingin terus menatapnya tanpa berkedip.
*****
Sekarang aku bisa senang karena tak akan ada yang bisa
menggangguku lagi. Kini aku bisa bebas mengikutinya tanpa takut akan batas waktu
seperti sebelumnya. Sepulang sekolah biasanya aku memang mengikutinya.
Yahā¦itupun sudah menjadi rutinitasku saat bel pulang berbunyi.
Aku masih berdiri menunggu dirinya keluar. Beberapa
gerombolan orang nampak sudah berlalu lalang. Jumlah mereka begitu banyak
hingga aku tak bisa melihat keberadaan pria itu. Biasanya tak akan sesulit ini
menemukannya. Ahhā¦jangan bilang hari ini aku tak bisa melihatnya pulang dengan
mengayuh sepedanya. Ckkkā¦padahal itukan yang paling ku nantikan.
Kaki ini terus menghentak ke lantai, aku sudah menunggunya
tapi ia tak kelihatan juga. Dari arah lain aku hanya melihat beberapa orang
yang keluar, namun setelahnya tak begitu banyak orang yang melintas. Apa dia
sudah pulang? Hufttā¦
ā Sedang mencari seseorang?ā aku langsung membalikkan
badanku ke asal suara. Betapa kagetnya aku saat orang yang ku lihat justru
orang yang sedang ku tunggu.
Sumpah demi apapun aku tak bisa berkata-kata lagi. Orang
yang biasa ku perhatikan dari jauh, kini ada di hadapanku. Bahkan dia
mengajakku bicara! Aigoo!!! Kenapa dari jarak sedekat ini ia terlihat jauh
lebih manis??.
ā Kauā¦.ā tak ada kata lain yang keluar dari mulutku. Semua
serasa tertahan, hingga hanya suara
gumaman yang membuatku kelihatan seperti
orang bodoh.
Dia tertawa kemudian menatapku lagi. Masih dengan semburat
ramahnya ia memutar langkahnya, berbalik memunggungiku. Melihat itu, aku tak
tinggal diam. Aku langsung mengambil langkah, meski belum berani untuk sejajar
dengannya.
ā Kenapa jauh sekali? Bukankah dari tadi kau menungguku?ā aku terkejut bukan main
saat ia menoleh ke belakang dan menembak dengan perkataannya yang seratus
persen benar.
Aku mengkaku kali ini benar-benar tak bisa bergerak.
Diaā¦kenapa dia bisa tahu? Ku rasa selama ini aku mengikutinya dengan sangat
hati-hati. Lalu bagaimana caranya ia tahu? Ya tuhan.. apa jangan-jangan dia
bisa membaca pikiran seseorang.
Ia melanjutkan langkahnya. Dan baru kali ini aku merasa ragu
untuk mengikutinya. Jelas aku sangat malu setelah tahu jika sebenarnya ia tahu apa
yang kulakukan selama ini. Bagaimana pandangannya tentangku nanti? Pasti ia
berpikir aku adalah gadis mengerikan yang senang mengganggu ketenangan orang
lain.
Oh..tapi, ini kesempatan langka!! Belum tentu lain hari aku
bisa mendapat kesempatan emas seperti ini. aisshhā¦sudahlah! Jangan pedulikan
tentang pandangannya terhadapku! Yang terpenting sekarang adalah melakukan apa
yang ada di depan mata. Bukankah ada yang bilang, kita harus menggunakan
kesempatan sebaik mungkin?.
Aku sudah ada di belakangnya, kira-kira dua langkah di
belakangnya. Walau sebenarnya ingin berjalan di sampingnya, tapi untuk saat ini
berada di belakangnya sudah lebih dari cukup.
ā Kau mengenalku?ā ia melirik ke arahku. Kali ini ia
terlihat lebih santai, walau sebenarnya ia sudah sangat santai dari tadi.
ā Tentu..kau kan orang yang membantuku mengambil kertas
waktu itu.ā jawabku apa adanya. Yah..jika ditanya kenal atau tidakā¦entahlah!
Aku juga tidak tahu apakah hal itu bisa dibilang mengenal.
Kami berjalan santai hingga aku tak sadar jika aku sudah
berada di sampingnya. Berada di garis yang
sama, tanpa ada kata lebih depan.
Kami beriringan seperti teman lama yang sedang pulang bersama.
ā Maksudku, apa kau tahu namaku?ā
ā Tidak.ā
Aku terkesiap saat tiba-tiba ia berhenti dan berbalik
melihatku. Ia menatapku dengan tak percaya atau mungkin terperangah atau bisa
jadi... kagum? Namun setelahnya ia tertawa begitu riang. Aku heran.. apa ada yang
lucu? Apa ucapanku tadi terdengar seperti guyonan. Seingatku aku hanya bilang
satu kata dan itu sama sekali tidak lucu.
ā Jadi selama kau mengikutiku, kau tidak tahu namaku?ā ia
kembali tertawa bahkan sampai menepuk tangannya.
Tak lama ia kembali menatapku meski masih dengan kekehan
yang tertinggal cukup banyak. Matanya menyipit, bibirnya juga tertarik kedua
sisi, melihatnya aku tak bisa bernafas. Sangat sesak. Melihat keindahan ini
dari jarak yang teramat dekat ternyata sangat membahayakan keselamatanku.
ā Song Jin Ahā¦kenapa bisa ada orang sepertimu?ā
Jika tadi aku mengkaku kini mataku hampir keluar, mungkin
jika aku bisa melotot lebih lebar lagi, pasti mataku sudah jatuh ke lantai.
Kenapa banyak sekali kejutan yang ia berikan padaku? Bisakah ini dibilang
hebat? Orang yang selama ini ku ikuti, menyadari keberadaanku bahkan ia tahu
namaku. Sungguh ajaib!.
ā Moon Jongupā¦kau bisa memanggilku Jongup. Aku kelas sebelas
bahasa, kau kelas ekonomi kan?ā katanya dengan santai.
Lagi dan lagi aku tak bisa bernafas dengan baik, setelah
tadi mengatakan namaku, ia juga tahu kelasku. Hebat! Bahkan aku tak tahu
namanya. Ckkā¦jadi sebenarnya dia lebih hebat dariku.Tapi aku heran, disini siapa yang penguntit, aku atau dia?.
ā Jongup kelas bahasa. Kau bisa mengingatnya kan?ā ia
menatapku dalam, seolah meminta jawaban yang konkrit. Aku hanya mengangguk.
Untuk saat ini aku tak bisa berkata-kata karena semua kata bak menghilang
bersama dengan senyumnya yang menerbangkan sebagian jiwaku.
ā Mau pulang bersama?ā
Dan diantara semua kejutan, inilah puncaknya. Ia mengajakku
pulang bersama! Mimpi apa aku semalam?. Aku menatapnya dengan ragu. Oh..ayolah!!
Dia tidak sedang mempermainkanku kan?.
ā Kajja! Nanti kita akan sampai terlalu sore!ā ia mengamit
lenganku tanpa permisi. Ia menggandengku tanpa peduli bagaimana tersiksanya
diriku. Aku bahkan tak bisa mengendalikan detakan jantung yang sepertinya akan
berhenti.
Namun meski faktanya aku sangat sesak aku tak berniat untuk
melepaskan tangannya. Walau aku merasa melayang karena sentuhannya seakan menyengat
tubuhku, aku tak lantas menjauh darinya. Dan jikapun ini hanya mimpi aku tak
akan bersedia untuk bangun, karena aku tak akan rela menutup kebahagiaan indah
ini. Tapi tatapan matanya yang meneduhkan mengembalikan jiwa yang hampir
berpisah dari raga. Senyumnya yang amat tulus menyadarkan bahwa ini terlalu
manis untuk disebut mimpi, karena kenyataannya ini memang yang terjadi. Moon
Jongup tengah mengayuh pedal sepedanya bersama Song Jin Ah di kursi
belakangnya.
Bersama semilir angin sore yang begitu lembut, momen indah
tak terbayangkan ini seolah tertutup dengan begitu sempurna. Si kerdil pengutit
pangeran akhirnya berhasil mendapatkan perhatian dari si tampan yang selama ini
ia perhatikan dari jarak yang amat jauh. Tanpa disangka bahkan pangeran sendiri
yang menawarkan tumpangan untuknya. Meski aku yakin jika akhir sebenarnya tak
semudah ini, tapi sudah seperti ini saja sudah membuatku senang.
Namun jika kesempatan itu datang. Jika waktu mengubah
perasaan kagum menjadi suka dan suka menjadi cinta. Aku tak bisa mengendalikan
diri untuk tak melihatmu dalam jarak pandangku. Walaupun nantinya hanya akan
berakhir dengan terus menjadi pengikutmu, rasanya tak masalah.
~ ~ END ~ ~
Puahahahahhaā¦ā¦aku balik lagi!!! *pegangin dada* jantung, jantung aku
berdebar begitu kencang. Nafaspun rasanya sangat sulit.#halah lebay#
Aduhhhā¦..ini seratus persen fluff ā¦gak ada konflik dan akhirnya amat
manis, semanis cinta Jongup buat aku*peluk Jongup*. Berawal dari ketertarikan
aku sama namja manis bernama Moon Jongup, akhirnya jadi deh ff ini. Sumpah
tangan ini beneran gemeter!!! Segini cintanyakah ama Jongup??..Hufftt*tarik
nafas-buang nafas.
Okeā¦tadinya gak begitu engeh ada manusia bernama Jongup di BAP, krna
yang paling keliatan buat aku tuhā¦Zelo, Yongguk ama Daehyun. Awalnya juga aku
biasa-biasa aja ngeliat Jongup, tapi pas diliat dengan amat sangat, setelah
nongkrongin vid BAP. Sumpah itu kenapa orang manis banget????. Sebenernya mang
udh mau bikin ff-nya Jongup, tapi pas tadi baru pulang kerja kelompok, aku
dapet ide untuk buat ff ini.
Jadi ceritanya begini, aku buka laptop, terus nungguin laptopnya nyalah
dan berikutnya aku ngetik deh sampe gak kerasa jadi ff manis ini.. sumpah waktu
ngetik bawaannya seneng aja, pdhl yang didengerin lagu ballad KRY yg biasanya
bikin orang normal mewek. Emang cetar deh Jongup..*sorry aku gak mau manggil
dia oppa, kita Cuma beda setahun* lagian kan supaya lebih akrab, yah..jadi aku
manggilnya Jongup..
Aku mulai gila, tapi kayanya Jongup lebih gila karena tergila-gila sama
aku. Heheheā¦well ini gaje banget..oke..ada yg mau protes? Mangnya kalian
berani? Gak takut diomelin Jongup? Kekekekā¦aduhā¦udah gak bisa berenti seneng
skrg gk bisa berenti ketawa lagi. #kayanya udh gak waras#.
Emang deh kalo lagi jatuh cinta bawaannya seneng mulu..oke
dehā¦sepertinya cuap cuap kali ini udh sangat amat benar-benar panjang..
sebenrnya sih aku masih mau nulis byk hal terlebih tentang, ehemā¦Jongup. Tapi
udh kali ya, dripada kesel mending udhan sampe sini aja.
Oke makasih buat yg udh baca. Aku dan Jongup berharap semoga kalian
terhibur dengan cerita ini. sama seperti Jongup yang selalu menghibur hatiku.
Siphh..udh dulu yahā¦kata Jongup aku harus irit ngomong soalnya dia gak bisa
berenti ketawa kalo aku ngomong terus. Yah..maklumlah aku kan emang lucu dan
imut. Aduhā¦saking lucunya, Jongup nyubitin pipi aku!! *Jongup jangan nyubitin
aku terus dong!! Sakit tau!!*. aishhā¦ padahal udh aku omelin, knp dia masih
ketawa sih? Ahh..kayanya Jongup seneng bener ya deket-deket aku. ckkā¦udh dulu
yah..aku mau malem mingguan dulu nih ama Jongup.
Bye Byeā¦ #lambain tangan, tebar senyum, dan kabur bersama Jongup
tercinta*
Jongupās Heart
GSB
AAAA!!! AKU MENGGILA BACANYA!! TANGGUNG JAWAB THOR!!
ReplyDeleteAKU KAYAK ORANG SARAP SENYAM SENYUM DI DPN LAPTOP!!
/Caps Jebol lagi/
Ini sumpah apaaan? Bikin yang baca ikutan melayang!
Jongup tau Jinah, keren! Aku mau jadi Jinah.. MAU BANGET! Hahahaah XD
Aku bisa mati guling guling di kasur ini, tanganku rasanya gereget pengen garuk garuk hati (?)
INI BENER BENER BIKIN FLY! AAA! Ga puas serius! Jongup oppa T^T hiks,
Jempol buat kakak deh!
Aku aja masih blum sembuh ayannya gara" jongup. dan skrng kmu minta aku tanggung jwb. but sorry to say I CAN'T! kmu melayang? gmna aku yg ngetik, yg ngrasa gila gk waras, sarap, stiap ngbyanginnya! dan pliss...jangan digaruk ya hatinya..aku ngilu pas baca bagian itu..oke...kita sama-sama tau klo jongup itu...ngeselin...jdi..oke jgan ngasih jempol ke aku, mending kasih aku tiket pesawat ke korea buat nyusulin jongup gimana?*udh sarap tingkat akut*
Deletewell...however this is one of the most entertaining comment!! congrats!!! thanks udh komen yah...